INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
37
PENGARUH PROFESIONALISME, METODE MENGAJAR, DISIPLIN DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI DENGAN MODERASI MOTIVASI (Studi Empirik SMK di Kota Semarang)
(The Influence of Professionalism, TeachingMethods, Discipline and Learning Media Toward the Achievement of Computer Accounting with Motivation Moderation) Empirical Study of Vocational High School in Semarang Wahjono (Dosen AMIK JTC Semarang) ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme guru, metode mengajar, disiplin dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran komputer akuntansi dengan moderasi motivasi. Dengan mengambil sampel siswa SMK kota Semarang secara quota sampling. Metode analisis yang digunakan reabilitas dan validitas untuk kuesioner, uji asumsi klasik dan fit untuk regresi, serta analisa regresi berganda model quasi moderasi untuk uji hipotesa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya disiplin dan media pembelajaran yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, dengan arah positif untuk disiplin dan arah negatif untuk media pembelajaran. Sedangkan profesionalisme guru berpengaruh negatif tidak signifikan, metode mengajar berpengaruh positif tidak signifikan dan motivasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap prestasi belajar. Adapun uji moderasi menunjukkan bahwa motivasi bukan merupakan variabel moderasi pengaruh metode mengajar dan disiplin terhadap prestasi belajar. Kata Kunci : Profesionalisme guru, metode mengajar, disiplin, media pembelajaran, motivasi 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Namun seperti diketahui, bahwa salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah mengenai rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat–alat pelajaran serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator kualitas pendidikan belum menunjukkan peningkatan kualitas sesuai dengan harapan. Kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan salah satunya dapat dilihat melalui prestasi belajar yang dicapai siswa karena prestasi tersebut menunjukkan sejauh mana tingkat penguasan siswa terhadap mata pelajaran yang telah ditempuh (Esti, 2012). Di era sekarang ini penggunaan peralatan komputer sangatlah diperlukan dalam segala hal, apalagi ditunjang dengan berbagai kemudahan-kemudahan pemakaian aplikasiaplikasi yang ditawarkan dan dijual dipasaran, Di dunia pendidikan, penggunaan aplikasi komputer akuntansi dalam proses belajar di sekolah bagi siswa sangatlah membantu pemahaman dan motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran komputer akuntansi. Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan tercapai dalam bentuk perubahan tingkah laku siswa. Melalui proses pendidikan kegiatan pembelajaran adalah hal yang utama. Pembelajaran merupakan kegiatan inti pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai apabila pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak berjalan dengan baik. Jadi, berhasil atau tidaknya pendidikan akan bergantung pada bagaimana pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tercapainya tujuan pendidikan, akan ditentukan oleh beberapa unsur yang menunjangnya. Makmun (1996: 3) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam
38
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 proses belajar mengajar yaitu: (1) Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar, (2) Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar, (3) Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar. Prestasi belajar komputer akuntansi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar materi komputer akuntansi yang dibuktikan melalui hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka. Untuk mendapatkan prestasi belajar komputer akuntansi yang tinggi bukanlah hal yang mudah, tetapi membutuhkan usaha. Oleh karena itu, perlu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar komputer akuntansi. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Adapun komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan diantaranya meliputi: sarana dan prasarana, guru, siswa dan metode pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan. Secara garis besar, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar siswa (Slameto, 2010: 54). Faktor internal, terdiri dari faktor psikis dan fisik. Faktor psikis meliputi inteligensi, kreativitas, bakat, perhatian, motivasi, disiplin, sikap, mental, cara belajar, keterampilan, sedangkan faktor fisik meliputi jasmani, indera dan syaraf. Faktor eksternal, meliputi rumah, sekolah, termasuk alat atau media pembelajaran, masyarakat dan alam sekitar. Apabila faktor internal dan eksternal tersebut dimaksimalkan fungsinya, maka prestasi belajar komputer akuntansi yang dicapai dapat tinggi. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar. Ibrahim dan Nana (2003: 112) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar”. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun para siswa. Media pembelajaran meliputi buku, tape recorder, kaset, video, kamera, film, slide (gambar bingkai), foto, televisi, komputer, dan sebagainya. Penggunaan media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi yang mungkin tidak dapat disampaikan hanya dengan lisan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Di samping faktor-faktor yang disebut di atas, motivasi juga perlu dipertimbangkan dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Vivi (2012) menyatakan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Puspitasari (2010) yang menyatakan tidak ada pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan utama dalam mendidik siswanya yaitu untuk menyiapkan siswa dalam memasuki lapangan kerja. (Mufida 2012). Sehubungan dengan itu maka materi pelajaran yang diajarkan pada SMK ini lebih bersifat aplikatif dibanding mata pelajaran di sekolah umum. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ini adalah komputer akuntansi. Tercapainya prestasi belajar komputer akuntansi maka dapat diartikan tercapainya juga tujuan pembelajaran komputer akuntansi siswa. Sekjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Mustaghfirin (http://www.antarasumbar.com/berita/pendidikan), menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini bisa menjadi alternatif pilihan pertama calon siswa. Prestasi siswasiswi SMK yang selama ini dianggap sebagai alternatif cadangan, sekarang bisa menjadi alternatif pertama. Prestasi yang dimaksud adalah keberhasilan siswa SMK dalam meraih medali emas, perak dan delapan Medallion of Excellence dari ajang WorldskillsCompetition (WSC) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan yang diselenggarakan di Leipziq, Jerman. Atas uraian tersebut diatas, maka prestasi belajar mata pelajaran komputer akuntansi perlu dikaji ulang dengan menggabungkan penelitian terdahulu yaitu Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa dan Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Sehingga penulis
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
39
tertarik untuk meneliti agar penelitian lebih luas cakupannya dengan judul “Pengaruh Profesionalisme, Metode Mengajar, Disiplin dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi dengan Moderasi Motivasi” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, masih terdapat keterbatasan riset mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar komputer akuntansi. Hasil riset terdahulu belum memberikan simpulan yang dapat diterima umum secara luas, dan masih menghubungkan secara langsung faktor-faktor tersebut terhadap prestasi siswa dengan hasil positip. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diuji dengan model regresi moderasi yang memberikan kekuatan atau kelemahan suatu variabel terhadap variabel terikat. Maka masalah utama dalam penelitian ini apakah motivasi memoderasi hubungan metode mengajar terhadap prestasi belajar komputer akuntansi dan apakah motivasi memoderasi hubungan disiplin terhadap prestasi belajar komputer akuntansi. sedangkan rumusan masalah penelitian disusun dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Apakah profesionalisme Guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. b. Apakah metode mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. c. Apakah disiplin berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. d. Apakah media pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. e. Apakah motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa f. Apakah motivasi memoderasi hubungan metode mengajar dengan prestasi belajar siswa. g. Apakah motivasi memoderasi hubungan disiplin dengan prestasi belajar siswa. 1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme Guru terhadap prestasi belajar siswa b. Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa c. Untuk mengetahui pengaruh disiplin guru terhadap prestasi belajar siswa d. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa e. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa f. Untuk mengetahui pengaruh motivasi memoderasi hubungan metode mengajar dengan prestasi belajar siswa. g. Untuk mengetahui pengaruh motivasi memoderasi hubungan Disiplin dengan prestasi belajar siswa. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi peneliti lain yang akan melakukan pengembangan lebih lanjut mengenai pengaruh persepsi siswa tentang profesionalisme, metode mengajar guru dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan motivasi belajar sebagai pemoderasi. b. Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Akuntansi Penelitian ini bermanfaat sebagai pertimbangan bagi guru mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi untuk lebih meningkatkan variasi penggunaan metode mengajar dan meningkatkan disiplin belajar siswa, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan efektif, dan lebih memperhatikan motivasi belajar siswa sehingga siswa selalu belajar dengan giat yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar komputer akuntansi siswa dengan menggunakan motivasi belajar sebagai pemoderasi.
40
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 2. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Telaah Pustaka a. Profesionalisme Guru Moh. Uzer Usman, (2005: 15) menyatakan, “Pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal”. Menurut Muhibbin Syah, (2007: 229) “kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan dalam menjalankan profesi keguruannya”. Dari berbagai pendapat yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang profesionalisme guru adalah cara pandang siswa atas apa yang diinderanya dalam hal ini guru yang profesional harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. b. Metode Mengajar Nana Sudjana (2010: 76) mengungkapkan “Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Metode mengajar adalah sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien (Daryanto, 2009: 389). Menurut Wina Sanjaya (2010: 147) “Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Berdasarkan uraian di atas, metode mengajar guru dapat diartikan sebagai cara yang dipilih atau digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa atau menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. c. Pengertian Disiplin Belajar Menurut Ali Imron (2004: 135) disiplin merupakan suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur, dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran secara langsung maupun tidak langsung. Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan” (Soedijarto, 1989: 163). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah sikap, perbuatan atau tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang menyebabkan seseorang dapat belajar secara teratur dan menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan dilingkungan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan Prestasi Belajar. d. Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha dari kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 138). Apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar (Tohirin, 2005: 151). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha dari kegiatan belajar dan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam suatu periode yang telah ditentukan. 2)
Pengertian Komputer Akuntansi Perkembangan teknologi khususnya dalam teknologi informasi dan komunikasi memacu perkembangan dalam dunia akuntansi. Salah satu yang berkembang dan telah umum diimplementasikan di dunia adalah aplikasi akuntansi komputer. Meigs et al (1998) mendefinisikan sistem komputerisasi akuntansi sebagai sistem yang menggunakan
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
41
komputer untuk input, proses, menyimpan dan informasi akuntansi keluaran menginformasikan laporan keuangan. Dia menambahkan bahwa sistem akuntansi mencatat semua transaksi yang secara rutin menghadapi kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Marivic (2009) menggambarkan sebuah sistem komputerisasi akuntansi sebagai metode atau skema dimana informasi keuangan pada transaksi bisnis dicatat, terorganisir, diringkas, dianalisis, ditafsirkan dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan melalui penggunaan komputer dan sistem berbasis komputer seperti paket akuntansi. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah Prestasi Belajar Komputer Akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka Prestasi Belajar Komputer Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran kompetensi kejuruan komputer akuntansi di mana siswa belajar untuk dapat mengolah data keuangan bagi organisasi, setelah melalui berbagai proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat dengan menggunakan aplikasi komputer. e. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (2010: 73) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut (Oemar Hamalik, 2004: 173). 2.2. Kerangka Pemikiran Atas dasar pola pikir dari penelitian terdahulu dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 2.1. Model Kerangka Pikir Penelitian Profesionalisme Guru (X1) Metode Mengajar (X2)
H1 H6 Motivasi (X5)
Disiplin (X3)
H7
H2 H5
Prestasi Belajar (Y)
H3 H4
Media Pembelajaran (X4) Sumber: Data yang diolah, 2013 Kerangka pikir tersebut di atas dapat diilustrasikan bahwa dengan adanya profesionalisme guru yang baik, metode mengajar yang tepat, disiplin siswa yang baik dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Komputer Akuntansi. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data Berdasarkan skala, jenis data yang digunakan untuk mengukur variable variabel yang diuji adalah data yang berskala ordinal. Ciri spesifik data ordinal
42
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 adalah data kualitatif kategorik berjenjang, misalnya sangat setuju, kurang setuju, dan tidak setuju, jika pertanyaannya ditujukan terhadap persetujuan tentang suatu event. b. Sumber Data Sumber data adalah tempat dimana data diperlukan dalam penelitian ini diperoleh. Atas dasar pengertian di atas, maka dalam penelitian ini mengacu pada sumber data primer dimana peneliti dapat memperoleh data secara langsung dari sumbernya (dalam hal ini adalah dari SMK di Kota Semarang). c. Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008). 2) Interview wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara (Drs. M. Ngalim Purwanto. M.p. 2008). Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaanpertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. 3) Kuesioner Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan (Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008). Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting. Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang dimaksud dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa responden ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cek (√) (Arikunto, 1998: l5l). Dalam hal ini, kuesioner untuk peserta didik dibagi jadi 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Bagian I berisi tentang pertanyaan mengenai data umum responden. 2. Bagian II berisi pertanyaan mengenai persepsi tentang profesionalisme guru, metode Mengajar, Disiplin, penggunaan media pembelajaran, dan Prestasi Belajar. Bentuk pertanyaan adalah tertutup dan responden menentukan pilihan jawaban berdasarkan apa yang sudah ditentukan. 4) Dokumentasi Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di objek penelitian ataupun yang berada di luar, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut (Arikunto, 2006:132), teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 3.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi adalah kumpulan seluruh elemen yang sejenis, tetapi berbeda-beda karakteristiknya sehingga dapat dibeda-bedakan, (Rasdiyan Rasyad, 2002:13). Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan populasi penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Bisnis Manajemen Program Studi Keahlian Keuangan, Kompetensi Keahlian Akuntansi di kota Semarang terdapat 27 SMK (sumber: http://datapokok.ditpsmk.net/). b. Teknik Pengambilan Sampel Sampel penelitian menurut Rasdiyan Rasyad (2002:13) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan Quota Sampling. Quota Sampling adalah jumlah tertinggi untuk setiap kategori dalam populasi sasaran (Ferdinand, 2006:231). Alasan peneliti menggunakan Quota Sampling
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
43
karena peneliti tidak memperoleh data terbaru siswa SMK di kota Semarang, hanya memperoleh data jumlah sekolah. Oleh karena itu peneliti menggunakan quota sampling, dengan memberikan jatah atau quota sebanyak 10 sampel untuk setiap Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bisnis Manajemen dengan Akuntansi. Pemberian jatah ini dimaksudkan agar setiap golongan sampel terwakili sampelnya. Di Semarang terdapat 27 SMK Swasta Maupun Negeri (sumber: http://datapokok.ditpsmk.net/). Atas dasar kriteria tersebut jumlah sampelnya sebesar 270 responden. 3.3. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel a. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat), variabel independen (tidak terikat) dan variabel moderasi. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Prestasi Belajar, Variabel tidak terikat (independent variabel) terdiri dari Profesionalisme Guru, Metode Mengajar, Disiplin Guru dan Media Pembelajaran. Adapun pengkodean variabel adalah PG= Profesionalisme Guru, MM = Metode Mengajar, D= Disiplin, MP= Media Pembelajaran, M= Motivasi, PB= Prestasi Belajar.
b. Pengukuran Variabel
skala likert umumnya digunakan untuk mengukur jawaban responden agar memberikan respon terhadap beberapa statemen dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, kurang setuju atau tidak setuju terhadap tiap-tiap statement (Sumanto, 1995:66). Pada setiap pertanyaan dalam kuesioner, metode respon yang digunakan adalah berskala likert 1 sampai 5. Skor 1,2,3,4 dan 5 mewakili jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju. Yang berarti semakin tinggi skor, semakin baik penilaian peserta didik tentang Profesionalisme, Metode Mengajar, Disiplin, Penggunaan Media Pembelajaran Guru dan motivasi terhadap prestasi Belajar mata pelajaran Komputer Akuntansi. Tabel 3.1. Bobot Penilaian Berdasarkan Skala Likert
Sangat Setuju (SS) 5
c.
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju(STS) 1
Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Profesionalisme Guru Profesionalisme guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan menyampaikan materi. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa profesionalisme guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, b. Metode Mengajar Nana Sudjana (2010: 76) mengungkapkan “Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. c. Disiplin Menurut Ali Imron (2004: 135) disiplin merupakan suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur, dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran secara langsung maupun tidak langsung.
44
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 d. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan proses pembelajaran (Hujair AH. Sanaky 2009: 4). Azhar Arsyad, ( 2010: 3) mengemukakan pengertian media pembelajaran merupakan alatalat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. e. Motivasi Fudyartanta (2002: 258) menyatakan: Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan termasuk kegiatan belajar. Jadi, jika dikatakan Motivasi Belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik. f. Prestasi Belajar Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha dari kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. 3.4. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur variable yang akan diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsinya. Valid tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Sugiono (1990 : 102), mengemukakan kriteria pengukuran validitas data adalah jika r hitung positif dan r hitung > table maka butir pertanyaan adalah valid. Jika r hitung negative dan r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir atau item pertanyaan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukur relative konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas konsistensi internal indikator dari variable dilakukan dengan menggunakan koefesien cronbach’s alpha. Secara umum besarnya skor cronbach’s alpha yang direkomendasikan di atas 0,7 (Imam Ghozali, 2011) 2. Uji Kelayakan Model Menurut Imam Ghozali (2005 : 85) uji kelayakan yang digunakan meliputi : a. Koefisien determinasi Koefisien determinasi (adjusted R 2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variable terikat. b. Uji F Kreteria yang digunakan : - Jika nilai F hitung > F tabel, maka signifikan dan jika nilai F hitung < F tabel, maka tidak signifikan. - Jika angka signifikan <=0,05, maka signifikan dan jika angka signifikan > 0,05, maka tidak signifikan. Berdasarkan pengujian diatas maka akan dapat diketahui apakah model layak atau tidak layak untuk digunakan. 3. Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Teknik analisa regresi dan korelasi untuk data matrik dengan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linier Unbiased Estimation (BLUE) jika memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2005:123). Uji asumsi yang digunakan meliputi : uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji linieritas (Ghozali, 2005:91-119).
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
45
a. Uji autokorelasi dengan Durbin Watson analisis dengan pengambilan keputusan ( Ghozali, 2005:96) Problem autokorelasi juga dapat dilihat dari patokan sebagai berikut (Singgih Santoso, 2000:219) 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif b. Uji multikolinieritas dengan korelasi variabel bebas dan nilai Tolerence dan nilai VIP analisis dengan keputusan bebas multikolinieriti jika : 1. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 2. Nilai VIF diatas 10 dan nilai Tolerence dibawah 0,1 menunjukkan adanya multikolinieritas. c. Uji Normalitas dengan grafik distribusi normal PP-Plot, dengan dasar pengambilan keputusan ( Singgih Santoso, 2000:214) 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. d. Uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot, dengan pengambilan keputusan (Singgih Santoso, 2000:210) 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heterosekdasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterosekdasitas. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan adalah uji signifikasi individual (t test) untuk menguji signifikasi variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel terikat. Kreteria yang digunakan adalah : a. Jika t hitung > t tabel H0 ditolak Ha diterima b. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima Ha ditolak c. Jika angka signifikan < =0,05 maka H0 ditolak Ha diterima d. Jika angka signifikan > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak. 3. Analisis Persamaan Model Regresi Moderasi Variabel moderating adalah variabel independen yang berfungsi menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan Regresi Moderasi : Y = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X2X5 + β7X3X5 + e Dimana : X1 = Profesionalisme Guru (PG) X2 = Metode Mengajar (MM) X3 = Disiplin (D) X4 = Media Pembelajaran (MP) X5 = Motivasi (M) X2X5 = Moderasi Motivasi dengan Metode Mengajar X3X5 = Moderasi Motivasi dengan Disiplin Y = Prestasi Belajar (PB) Metode moderasi yang digunakan, menggunakan interaksi β 1 – β7 : Koefisiensi Regresi e : Error / residu Uji Moderasi yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis berbeda dengan analisis sub kelompok, karena menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample dan memberikan dasar untuk
46
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 mengontrol pengaruh variabel moderator. Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor (X), maka kita harus membandingkan tiga persamaan regresi untuk menentukan jenis variabel moderator. Ketiga persamaan tersebut adalah (Imam Ghozali, 2011:229): Yi = α + β1X1 + e (1) Yi = α + β1X1 + β2Z1 + e (2) Yi = α + β1X1 + β2Z1 + β3X1 * Zi + e (3) Jika Persamaan (2) dan (3) tidak berbeda secara signifikan atau (β3=0; β2 ≠ 0) maka Z bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai variabel prediktor (independen) lihat kuadran 1. Variabel Z merupakan variabel pure moderator, maka persamaan (1) dan (2) tidak berbeda, tetapi harus berbeda dengan persamaan (3) atau (β2 = 0; β3 ≠ 0). Variabel Z merupakan variabel quasi moderator jika persamaan (1), (2), dan (3) harus berbeda satu dengan yang lainnya atau (β2 ≠ β3 ≠ 0.) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dari hasil penyebaran kuesioner sejumlah 270 kepada responden yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian sejumlah 80. Hal ini disebabkan adanya beberapa kuesioner yang tidak kembali, kurang lengkap dan hilang. Hasil kuesioner dari responden dapat diuraikan sebagai berikut : 4.1.1. Identitas Responden a. Jenis Kelamin Jenis kelamin dari responden terdiri dari yang berjenis kelamin Lakilaki dan Perempuan. Adapun frekuensinya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel. 4.1. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi(orang) Prosentase(%) Laki-laki 4 5 Perempuan 76 95 Jumlah 80 100 Sumber: data primer yang diolah, 2013 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 4 orang atau 5% dari responden sedangkan yang perempuan sejumlah 76 orang atau sebesar 95%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Siswa yang mengikuti mata pelajaran Komputer Akuntansi SMK se-kota Semarang kebanyakan adalah perempuan. 4.2. Proses dan Hasil Analisis 4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Hasil uji validitas untuk semua variabel disajikan dengan tabel-tabel berikut: a. Pengujian Validitas Variabel Profesional Guru b. Pengujian Validitas Variabel Metode Mengajar c. Pengujian Validitas Variabel Disiplin d. Pengujian Validitas Variabel Media Pembelajaran e. Pengujian Validitas Variabel Motivasi 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan jawaban dari suatu pertanyaan atau dengan kata lain untuk mengetahui derajat stabilitas alat ukur. 4.2.2. Uji Kelayakan Model Regresi a. Koefisien Determinasi Regresi
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
47
b. Uji F (Persamaan Regresi ) 4.2.3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Auto Korelasi Hasil auto korelasi secara empirik menunjukkan sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Pengujian Auto Korelasi Model Summaryb Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.460
.212
Std. Error of the Estimate
.158
Durbin-Watson
1.686
2.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Tabel diatas menunjukkan angka Durbin-Watson sebesar 2.000 hal ini berarti bebas problem autokorelasi karena diantara -2 sampai dengan 2. b. Uji multikolinierity Uji multikolinierity seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.15. Hasil Pengujian Auto Korelasi Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
94.638
2.564
TPG
-.064
.040
TMM
.152
TD
.091
TMP TM
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
36.909
.000
-.221
-1.587
.117
.550
1.818
.084
.378
1.814
.074
.246
4.069
.040
.360
2.248
.028
.416
2.404
-.180
.051
-.697
-3.517
.001
.272
3.683
.029
.045
.098
.642
.523
.457
2.188
a. Dependent Variable: PB
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Dari tabel 4.15 nilai VIF dibawah 10 dan nilai Tolerance diatas 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa bebas problem multikolineritas. c.
Uji Normalitas dengan Grafik PP plot dapat di lihat pada gambar berikut ini. Gambar 4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Persamaan Regresi
48
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13 Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
d.
Dari gambar grafik di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar gasis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji heterosekdasitas dengan grafik scatterplot dapat di lihat pada gambar berikut ini. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Persamaan Regresi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013 Dari gambar grafik di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterosekdasitas. 4.2.4. Uji Hipotesis a. Persamaan Regresi Uji hipotesis dari persamaan regresi dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini. Tabel 4.16. Hasil Pengujian Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Std. Error
94.638
2.564
TPG
-.064
.040
TMM
.152
TD
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
36.909
.000
-.221
-1.587
.117
.550
1.818
.084
.378
1.814
.074
.246
4.069
.091
.040
.360
2.248
.028
.416
2.404
TMP
-.180
.051
-.697
-3.517
.001
.272
3.683
TM
.029
.045
.098
.642
.523
.457
2.188
a. Dependent Variable: PB Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 4.16 maka persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut: PB= -0,221TPG + 0,378TMM + 0,360TD – 0,697TMP + 0,098TM
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
49
Atas dasar persamaan tersebut dapat di interprestasikan bahwa: 1) Bahwa Profesionalisme Guru (TPG) berpengaruh negatip terhadap Prestasi Belajar (TPB) 2) Bahwa Metode Mengajar (TMM) berpengaruh positip terhadap Prestasi Belajar (TPB) 3) Bahwa Disiplin (TD) berpengaruh positip terhadap prestasi Belajar (TPB) 4) Bahwa Media Pembelajaran (TMP) berpengaruh negatip terhadap Prestasi Belajar (TPB) 5) Bahwa Motivasi berpengaruh positip terhadap Prestasi Belajar (TPB)
b. Uji Hipotesis
Hasil uji signifikansi untuk menjawab hipotesis ditunjukkan pada kolom “t” dan “sig” dengan interpretasi sebagai berikut : 1) t hitung untuk Profesionalisme Guru (TPG) sebesar 1,587 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,117 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Atas dasar tersebut makahipotesa 1 yang menyatakan Profesionalisme Guru berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. 2) t hitung untuk Media Mengajar (TMM) sebesar 1,814 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,074 lebih besar dari 0,05 dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 2 yang menyatakan Media Mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. 3) t hitung untuk Disiplin ( TD) sebesar 2,248 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,028 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 3 yang menyatakan Disiplin berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. 4) t hitung untuk Media Pembelajaran (TMP) sebesar 3,517 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 4 yang menyatakan Media Pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. 5) t hitung untuk Motivasi (TM) sebesar 0,642 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,523 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Oleh karena ituhipotesa 5 yang menyatakan Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak.
Adapun pengaruh moderasi motivasi terhadap hubungan metode mengajar dengan prestasi belajar dan hubungan disiplin dengan prestasi belajar dapat dilihat dalam tabel berikut: Uji signifikasi untuk menjawab hipotesa dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) t hitung untuk moderasi Motivasi dan metode mengajar (X2X5) sebesar 0,65 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,948 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Oleh karena ituhipotesa 6 yang menyatakan Motivasi memoderasi pengaruh Metode Mengajar terhadap prestasi belajar ditolak. 2) t hitung untuk moderasi Motivasi dan Disiplin (X3X5) sebesar 1,559 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,123 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwahipotesa 7 yang menyatakan Motivasi memoderasi pengaruh Disiplin terhadap prestasi belajar ditolak. 5.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan a. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi Program Manajemen Bisnis di kota Semarang yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung untuk Profesionalisme Guru (TPG) sebesar 1,587 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,117 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
50
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Hipotesa 1 yang menyatakan Profesionalisme Guru berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak Terdapat pengaruh positif dan signifikan Penggunaan Media Mengajar terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Media Mengajar (TMM) sebesar 1,814 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,074 lebih besar dari 0,05 dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 2 yang menyatakan Media Mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Siswa Terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi Siswa yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Disiplin ( TD) sebesar 2,248 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,028 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 3 yang menyatakan Disiplin berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. Terdapat pengaruh negatif Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi Siswa yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Media Pembelajaran (TMP) sebesar 3,517 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 4 yang menyatakan Media Pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. Terdapat pengaruh positip Motivasi terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi Siswa yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Motivasi (TM) sebesar 0,642 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,523 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 5 yang menyatakan Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi memoderasi metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa dengan melihat hasil t hitung untuk moderasi Motivasi dan metode mengajar (X2X5) sebesar 0,65 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,948 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 6 yang menyatakan Motivasi memoderasi pengaruh Metode Mengajar terhadap prestasi belajar ditolak. Tidak terdapat Pengaruh Motivasi sebagai pemoderasi terhadap prestasi belajar siswa dengan hasil t hitung untuk moderasi Motivasi dan Disiplin (X3X5) sebesar 1,559 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,123 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesa 7 yang menyatakan Motivasi memoderasi pengaruh Disiplin terhadap prestasi belajar ditolak.
5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan pada penggolongan siswa berdasarkan prestasinya. Data prestasi belajar siswa berdasarkan nilai angka mata pelajaran komputer akuntansi. Siswa yang berprestasi baik akan memiliki persepsi yang baik terhadap variabel amatan (profesionalisme guru, metode mengajar, disiplin, media pembelajaran dan motivasi), berlawanan dengan siswa yang berprestasi kurang baik. Disamping keterbatasan diatas, juga terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, misalnya sumber belajar, Fasilitas dan kenyamanan lingkungan. 5.3. Saran a. Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru muncul karena adanya rasa ketertarikan terhadap mata pelajaran yang ditekuninya. Dalam hal ini guru hendaknya lebih memahami gaya belajar siswa sehingga muncul rasa ketertarikan yang mendorong siswa untuk berminat terhadap pelajaran Komputer akuntansi dan timbul keinginan yang kuat sertakemauan untuk belajar Komputer Akuntansi dengan baik bukan karena Guru terlalu mempertahankan idealisme dalam mengajar. b. Guru memperhatikan perilaku setiap siswa merupakan cerminan adanya Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru yang baik. Hal tersebut perlu dipertahankan, dengan cara guru memberi feedback atau pujian pada siswa.
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 13
51
c. Ada sebagian siswa yang menganggap guru masih kurang dalam menggunakan media
LKS guna memperdalam pemahaman siswa terhadap materi akuntansi. Hal ini dapat dijadikan masukan bagi guru untuk dapat mengembangkan metode yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran. d. Siswa merasa bahwa media yang digunakan guru memudahkan dalam belajar siswa. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan cara guru meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan berbagai media pembelajaran. e. Untuk penelitian berikutnya agar menggolongkan prestasi belajar siswa dan menambah variabel sumber belajar, fasilitas dan kenyamanan lingkungan, agar hasil penelitian lebih kemprehensif. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta Ali Imron. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta Daryanto, (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inopfatif, Jakarta: AU Publisher.