INFOKAM Nomor II/Th. X/September/14
13
PENGARUH MEDIASI BUDAYA ORGANISASI DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA ORGANISASI (Studi Empirik SMA di Kota Semarang)
( The influence of cultural mediation organisations in relation to budget preparation and participation of organizational commitment to organizational performance) Emperical Study of High School in Semarang Arini Novandalina (Dosen AMIK JTC Semarang)
ABSTRACT This research test influence mediation organization culture in relationship participation of composing a budget and organization commitment with organization performance.Samples of this research is teachers SMA City in Semarang, with a quota sampling. The method of analysis used to test a questionnaire is reliabilitas and validity test. While technique regression analysis using mediation, by fit model appropriateness and test assumption classic. The result showed that only participation of composing a budget and commitment of the organization that influential positive significantly affect the organizations cultural, and organization cultural significant positive influence on the performance of the organization. While the participation of composing a budget and commitment of the organization no significant positive on the performance of the organization. But organization cultural it is proven as variable mediation relations participation of composing a budget and commitment of the organization with the performance of the organization. Keywords : Cultural mediation, budget preparation, organinizational preparation.
1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia pendidikan saat ini menunjukkan persaingan yang semakin ketat, dan menuntut organisasi untuk mengevaluasi diri agar sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. Berbagai upaya dilakukan agar strategi organisasi yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik dan mencapai sasaran. Salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi adalah anggaran. Anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan dimasa datang, yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Sebuah organisasi membutuhkan anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi kedalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen,2001:76). Anggaran adalah suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen tentang rencana-rencana yang akan datang dalam suatu periode tertentu, yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut (Ana Sri Ekaningsih, 2012). Anggaran berperan sebagai perencanaan artinya bahwa anggaran tersebut berisikan ringkasan rencana keuangan organisasi di masa yang akan datang. Anggaran berperan sebagai kriteria kinerja artinya anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja organisasi (Ana Sri Ekaningsih, 2012:13). Budaya Organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya Organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan komperatif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat (Soedjono, 2005:23). Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan prestasi (kinerja) yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas suatu
14
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 14
organisasi. Adanya partisipasi mendorong setiap manajer untuk meningkatkan prestasinya dengan bekerja lebih keras dan menganggap bahwa target organisasi adalah merupakan target pribadinya juga (Bambang, 2002:5). Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, Sekolah Menengah Tingkat Atas dan juga perguruan tinggi. Demikian juga kinerja masuk dalam setiap aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Kondisi ini terlihat dari banyak organisasi yang memasukkan kata kinerja dalam visi dan misinya. Pencapaian kinerja tidak hanya diharapkan pada karyawan saja melainkan dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kinerja kelembagaan (Marbawi Adam, 2010:1133). Komitmen organisasi merupakan hasil yang berhubungan dengan pekerjaan pada tingkat individu yang telah dihubungkan dengan sejumlah hasil dari pekerjaan yang lain seperti absensi karyawan, turnover, job effort, dan kinerja (Randall, 1990, Mathieu dan Zajac, 1990). Komitmen organisasi merupakan identifikasi rasa, keterlibatan, loyalitas yang diperlihatkan oleh pekerja terhadap organisasinya atau unit organisasi (Gibson, 1996), jadi komitmen organisasional sebagai suatu keadaan seorang karyawan yang memihak pada suatu organisai tertentu beserta tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Organisasi sebagai tempat berkumpulnya beberapa individu yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, namun berasal dari latar belakang yang berbeda dipandang rentan dengan masalah relasional. Salah satu masalah relasional yang timbul adalah menyangkut masalah kepercayaan. Tidak jarang ketidakberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi disebabkan oleh masalah kepercayaan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa komitmen organisasi yang tinggi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, karena terciptanya komitmen yang tinggi akan mempengaruhi situasi kerja yang profesional. Berbicara mengenai komitmen organisasi tidak bisa dilepaskan dari sebuah loyalitas yang sering mengikuti kata komitmen. Adanya situasi kerja yang profesional akan berperan dalam mencapai tujuan dari instansi sehingga kinerja organisasi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
2. LANDASAN TEORI Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan yang didalamnya meliputi Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus saling berkaitan, karena keberlangsungan operasional sekolah terbentuknya dari hubungan keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen pembiayaan atau anggaran sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah (http:/sekolah-manajemen.html). Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staff TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal (http:/sekolahmanajemen.html). Suatu sekolah tidak akan berjalan tanpa adanya yang mengatur tentang anggaran sekolah, anggaran sekolah bersumber dari pusat berupa APBN, dari provinsi, dari kabupaten, dan dari orang tua siswa. Penggunaan dana-dana tersebut lebih ke belanja pegawai, belanja kantor, dan pengembangan sekolah yang di dalamnya mengandung 8 aspek yaitu : standar isi, standar proses, standar kelulusan, standar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian, dan standar pembiayaan. Sektor pengeluaran terbesar yaitu
INFOKAM Nomor II/Th. X/September/14
15
pada belanja pegawai yang mencapai lebih dari 50% pendapatan secara keseluruhan (http:/sekolah-manajemen.html). Sumber dana beasiswa diambil dari pusat dan operasional bulanan. Bentuk tanggung jawab dari pelaksanaan penggunaan anggaran tergantung pada sumber dana yang di dapat, dana yang di dapat dari pusat berarti harus dipertanggungjawabkan ke pemerintah pusat begitu pula dengan sumber dana yang diperoleh dari orang tua siswa berarti harus dipertanggungjawabkan ke orang tua siswa juga (http:/sekolah-manajemen.html).
3. METODE PENELITIAN Untuk memenuhi syarat sebagai penelitian, maka suatu penelitian tidak lepas dari apa yang disebut dengan metode penelitian atau metodologi penelitian untuk memperoleh bahan-bahan atau data-data yang diperlukan dan dalam melakukan penelitian suatu objek diperlukan juga adanya jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, teknik analisis yang digunakan. 3.1 Jenis Data: a. Jenis Data Berdasarkan skala, jenis data yang digunakan untuk mengukur variabelvariabel yang diuji adalah data yang berskala ordinal. Ciri spesifik data ordinal adalah data kualitatif kategori berjenjang, misalnya sangat setuju, kurang setuju, dan tidak setuju, jika pertanyaannya ditujukan terhadap persetujuan tentang suatu event. b. Sumber Data Sumber data adalah tempat di mana data diperlukan dalam penelitian ini diperoleh. Atas dasar pengertian diatas, maka dalam penelitian ini mengacu pada sumber data primer dimana peneliti dapat memperoleh data secara langsung dari sumbernya (dalam hal ini adalah dari SMA di Kota Semarang). Disamping data primer, data sekunder juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu dalam rangka memperoleh jumlah SMA di kota Semarang dan kasus anggaran. 3.2 Tehnik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Drs. M Ngalim Purwanto.M.P.2008) b. Interview Wawancara (bahasa inggris : interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara (Drs. M Ngalim Purwanto.M.P.2008). Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang memperkerjakan seorang calon kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi. c. Kuesioner Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan kedalam bentuk item atau pertanyaan (Drs. M Ngalim Purwanto.M.P.2008). Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting. Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Yang menjadi dasar pembatasan menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat dimengerti dan dirasakan manfaatnya. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud konkrit. Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang dimaksud dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa responden ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan sebelumnya,
16
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 14
sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cek () (Arikunto, 1998:151). 3.3. Teknik Analisa Data a. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur variable yang akan diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsinya. Valid tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Sugiyono (2005:102) kriteria pengukuran validitas data adalah jika r hitung positif dan r hitung > r table maka butir pertanyaan adalah valid. Jika r hitung negative dan r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir atau item pertanyaan tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukur relative konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas konsistensi internal indikator dari variabel dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Secara umum besarnya skor cronbach’s alpha yang direkomendasikan di atas 0,7 (Imam Ghozali,2011) b. Uji Kelayakan Model (Imam Ghozali, 2011) 1) Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (adjusted R 2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. 2) Uji F Kriteria yang digunakan : - Jika nilai F hitung > F tabel, maka signifikan dan jika nilai F hitung < F Tabel, maka tidak signifikan - Jika angka signifikan <=0,05, maka signifikan dan jika angka signifikan >0,05, maka tidak signifikan. Berdasarkan pengujian diatas maka akan dapat diketahui apakah model layak atau tidak layak untuk digunakan. c. Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Teknik analisa regresi dan korelasi untuk data matrik dengan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) akan memberikan hasil yang Best Unbiased Estimation (BLUE) jika memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2011). Uji asumsi yang digunakan meliputi : uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji linieritas. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan adalah uji signifikasi individual (t test) untuk menguji signifikasi variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel terikat (Imam Ghozali,2011). Kriteria yang digunakan adalah : a. Jika t hitung > t tabel H0 ditolak b. Jika t hitung < t tabel maka H0 ditolak c. Jika angka signifikan < =0,05 maka H 0 ditolak Ha diterima d. Jika angka signifikan >0,05 maka H0 diterima Ha ditolak e. Uji Efek Mediasi (Uji Sobel) Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening atau variabel mediasi, yaitu komitmen organisasional. Suatu variabel disebut sebagai variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Baron dan Kenny, 1986, dalam Imam Ghozali, 2011).
INFOKAM Nomor II/Th. X/September/14
17
Uji sobel dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara budaya organisasi dan keadilan organisasi terhadap OCB melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Uji sobel untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X – M (a) dengan jalur M – Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c-c’) dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini :Sab =
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien dengan rumus sebagai berikut : t= Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Imam Ghozali, 2011). f. Analisis Persamaan Model Regresi Mediasi Variabel adalah variabel independen yang berfungsi menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2011). Persamaan Regresi Mediasi : a. BO= β1PPA+β2KO+e b. KiO=β3PPA + β4KO + β5BO + e Dimana : PPA = Partisipasi Penyusunan Anggaran KO = Komitmen Organisasi BO = Budaya Organisasi KiO = Kinerja Organisasi β 1 – β 5 : Koefisiensi Regresi e : Error / residu Adapun hubungan mediasi dihitung dengan cara membandingkan hasil: a. Koefisien langsung PPAKiO dengan koefisien tidak langsung PPABOKiO b. Koefisien langsung KOKiO dengan koefisien tidak langsung KOBOKiO Kesimpulan tentang variabel mediasi : a. Jika pengaruh langsung PPA ke KiO signifikan, dan pengaruh tidak langsung PPA ke BO ke KiO signifikan tetapi koefisen turun, maka variabel mediasi dikatakan sebagai variabel mediasi partial / sebagian. b. Jika pengaruh langsung PPA ke KiO tidak signifikan, dan pengaruh tidak langsung PPA ke BO ke KiO signifikan, maka variabel mediasi dikatakan sebagai variabel mediasi full mediation / mediasi penuh. c. Jika pengaruh tidak langsung PPA ke BO atau BO ke KiO tidak signifikan, tidak ada mediasi.
18
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 14 p3 Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA)
Komitmen Organisasi (KO)
p1 p5
Budaya Organisasi (BO)
Kinerja Organisasi (KiO)
p2 p4
Keterangan : p = path Gambar 1: Jalur Path Sumber : Baron and Keny, (1986) dalam Ghazali, (2011)
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dari hasil penyebaran kuesioner sejumlah 125 kepada responden yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian sejumlah 56. Hal ini disebabkan adanya beberapa kuesioner yang tidak kembali, kurang lengkap dan hilang. Hasil kuesioner dari responden dapat diuraikan sebagai berikut : Jumlah kuesioner yang dibagi Yang tidak kembali atau hilang Yang kembali Jumlah kuesioner yang diolah
= = = =
125 69 56 56
4.2 Hasil Uji Hasil uji signifikansi untuk menjawab hipotesis ditunjukkan pada kolom “t” dan “sig” dengan interpretasi sebagai berikut : a. t hitung untuk Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) sebesar 4,050 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian signifikan. Atas dasar tersebut maka hipotesa 1 yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Budaya Organisasi diterima b. t hitung untuk Komitmen Organisasi (KO) sebesar 4,698 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 2 yang menyatakan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Budaya Organisasi diterima c. t hitung untuk Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) sebesar 1,049 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,299 lebih besar dari 0,05, dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 3 yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi ditolak. d. t hitung untuk Komitmen Organisasi (KO) sebesar 0,934 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,354 lebih besar dari 0,05 dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 4 yang menyatakan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi ditolak. e. t hitung untuk Budaya Organisasi (BO) sebesar 3,782 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian signifikan. Atas dasar hipotesa 5 yang menyatakan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi. 4.3. Uji Sobel Hasil uji signifikansi untuk menjawab Sobel ditunjukkan pada kolom Standar Error dan Coefisien Beta dengan interpretasi sebagai berikut :
INFOKAM Nomor II/Th. X/September/14
19
Tabel 1 Model Persamaan Sobel 1 Model Summary Model
R
R Square ,347
d1 ,589a i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), T.KO, T.PPA
Adjusted R Square ,322
Std. Error of the Estimate 1,935
ANOVAb Model
Sum of Squares 1 Regression 105,445 Residual 198,483 Total 303,929 a. Predictors: (Constant), T.KO, T.PPA b. Dependent Variable: T.BO
df 2 53 55
Mean Square 52,723 3,745
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 10,291 2,028 T.PPA ,213 ,053 ,485 T.KO ,183 ,039 ,563 a. Dependent Variable: T.BO
F 14,078
Sig. ,000a
t 5,074 4,050 4,698
Sig. ,000 ,000 ,000
Dari hasil tabel 1 di dapat persamaan Uji Sobelnya sebagai berikut : BO = PPA + KO + e1 BO = 0,485 PPA + 0,563 KO R2 = 0,347 e1 = √
20
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 14
Tabel 2 Model Persamaan Sobel 2 Model Summary Model
R
R Square Adjusted R Square ,377 ,341
d1 ,614a i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), T.BO, T.PPA, T.KO
Std. Error of the Estimate 2,546
ANOVAb Model
Sum of Mean Squares df Square F Sig. 1 Regression 203,810 3 67,937 10,481 ,000a Residual 337,047 52 6,482 Total 540,857 55 a. Predictors: (Constant), T.BO, T.PPA, T.KO b. Dependent Variable: T.KiO Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t 1 (Constant) 8,884 3,252 2,732 T.PPA ,083 ,079 ,142 1,049 T.KO ,057 ,061 ,131 ,934 T.BO ,683 ,181 ,512 3,782 a. Dependent Variable: T.KiO Dari hasil tabel 2 di dapat persamaan Uji Sobelnya sebagai berikut : KiO = PPA + KO + BO + e2 KiO = 0,142 PPA + 0,131 KO + 0,512 BO R2 = 0,377 e1 = √
Sig. ,009 ,299 ,354 ,000
INFOKAM Nomor II/Th. X/September/14
21
p3 Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA)
p1 0,485 (S)
Budaya Organisasi (BO)
0,563 (S)
Komitmen Organisasi (KO)
0,142 ( NS )
p2
p5 0,512 (S)
Kinerja Organisasi (KiO)
0,131 ( NS )
p4 Keterangan :
p = path
s = signifikan
ns = tidak signifikan
Gambar 2: Uji mediasi dikonfirmasi dengan uji Sobel Kesimpulan tentang tabel 2 variabel mediasi sebagai berikut : 1. Jika pengaruh langsung PPA ke KiO tidak signifikan, dan pengaruh tidak langsung PPA ke BO ke KiO signifikan tetapi koefisen turun, maka variabel BO dikatakan sebagai variabel mediasi full mediation / mediasi penuh 2. Jika pengaruh langsung KO ke KIO tidak signifikan, dan pengaruh tidak langsung PPA ke BO ke Kio signifikan, maka variabel mediasi diakatakan sebagai variabel mediasi full mediation / mediasi penuh.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap budaya organisasi yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung untuk Partisipasi Penyusunan Anggaran sebesar 4,050 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 1 yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Budaya Organisasi diterima 1.2 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Komitmen Organisasi terhadap Budaya Organisasi yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Komitmen Organisasi sebesar 4,698 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 2 yang menyatakan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Budaya Organisasi diterima 1.3 Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Organisasi yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Partisipasi Penyusunan Anggaran 1,049 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikasi 0,299 lebih besar dari 0,05 dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 3 yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi ditolak. 1.4 Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Organisasi yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Komitmen Organisasi 0,934 lebih kecil dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikasi 0,354 lebih besar dari 0,05 dengan demikian tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 4 yang menyatakan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi ditolak. 1.5 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi yang ditunjukkan dengan hasil t hitung untuk Budaya Organisasi 3,782 lebih besar dari t tabel 1,99 dan tingkat signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 5 yang menyatakan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi diterima 1.6 Budaya Organisasi terbukti merupakan variabel / mediasi dari hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Organisasi.
22
INFOKAM Nomor II / Th. IX/ September / 14
1.7 Atas dasar keterbatasan penelitian, maka disarankan untuk penelitian berikutnya agar jumlah amatan diperbesar diatas 100.
DAFTAR PUSTAKA Ana Sri Ekaningsih, (2012), Hubungan Struktur Desentralisasi dan Partisipasi Anggaran Dengan Komitmen Organisasi:Peran Orientasi Nilai Manajer pada Inovasi sebagai Pemoderasi , Jurnal Spread,Vol.2.No.1, April, 2012 Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Aneka Cipta : Jakarta Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek , PT. Rineka Cipta, Jakarta Bambang Sardjito dan Osmad Muthaher, (2007), Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating, Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 Juli 2007
Bambang Supomo, (2002), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE – Yogya Drs. M. Ngalim Purwanto, M.P, (2008), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Gibson, J.L, Ivancevich dan Donnely, JM, (2000), Organization : Behavior Stucture, Processes, Irwin; McGraw-hill. Hansen dan Mowen, (2001), Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta http://Daftar_sekolah_menengah_atas_di_Jawa_Tengah#Semarang http://datapokok ditpsma.net, september 2013 http://manajemen-sekolah-manajemen.html Imam Ghozali dan I Made Pradana Adiputra, (2002), Pengaruh Motivasi dan Pelimpahan
Wewenang Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusuanan Anggaran Dan Kinerja Manajerial, Journal Bisnis Strategi ,vol 10 Th VII, pp 48 – 61.
Imam Ghozali dan Yusfaningrum, Kusnasriyanti, (2005), Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) sebagai Variabel Intervening , (Penelitian terhadap Perusahaan Manufaktur di Indonesia), SNA VIII, Solo.
Imam Ghozali, (2011), Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, BP Undip, Semarang J. Sumarno, 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja, SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005