VISUALISASI KARAKTER GURITA DALAM SENI PATUNG
Oleh I Made Gunarta NIM: 200904019 Minat Seni Patung Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar 2013 E-mail Pencipta :
[email protected]
ABSTRAK Keindahan biota laut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi setiap insan manusia. Dari sekian banyaknya biota laut yang ada, gurita menjadi salah satu yang menarik untuk diteliti lebih jauh. Ketertarikan terhadap gurita berawal dari menonton film bajak laut yang berjudul “Pirates of Caribbean”. Cuplikan film tersebut menceritakan seekor gurita raksasa yang menghancurkan kapal bajak laut Jack Sparrow ditengah laut yang gelap. Hal tersebut menginspirasi pencipta untuk memvisualkannya dalam tugas akhir yang berjudul “Visualisasi Karakter Gurita Dalam Seni Patung”. Gurita adalah makluk invertebrata dari kelas Cephalopoda dengan terumbu karang sebagai habitat utamanya. Gurita memiliki berbagai macam karakter yang fleksibel. Melihat berbagai karakter yang dimiliki oleh gurita, sangat menarik untuk divisualkan menjadi karya seni patung. Gurita tersebut divisualkan dalam bentuk patung figuratif yang artistik. Dalam proses penciptaan karya ini, digunakan beberapa metode dan teknik tertentu sampai karya selesai. Dari proses penciptaan, menghasilkan 8 buah karya diantaranya : 1. Fleksibel, 2. Berenang, 3. Ibu, 4. Menyamar, 5. Diam-diam, 6. Kekuatanku, 7. Meluncur, 8. Tarian Gurita. Kata Kunci: Visualisasi, Karakter Gurita, Seni Patung
ABSTRACT The beauty of sea creatures become one interest to the human being. Knowing they are so many, octopus becomes one of them that is very interesting to research on. It all started when creator watched a movie “Pirates of the Caribbean” when one scene showed a humongous octopus destroyed Jack Sparrow’s ship in the middle of dark ocean. This inspired creator to visualise this thesis titled “Octopus Characters
Visualisation In Sculpture”. Octopus is an invertebrate from Cephalopoda class and coral is the main habitat. Octopus has many characters of flexibility. By looking on the various characters of octopus, it is really interesting to be visualized as sculpture. That octopus will be visualized into artistic figurative form. In visualizing process of this art works, several methods and specific techniques are used till those art works are being done. From the visualizing’s result there are eight pieces of sculptures such as: 1 st. flexible, 2nd. Swimming, 3rd. The Mother, 4th. Undercover, 5th. Noiseless, 6th. My Almighty, 7th. Lunching, 8th. Dance of octopus. Key Words: Visualization, Characters Octopus, Sculpture
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keindahan biota laut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi setiap insan manusia. Dari sekian banyaknya biota laut yang ada, gurita menjadi salah satu yang menarik untuk diamati lebih jauh. Ketertarikan terhadap gurita berawal dari menonton film bajak laut yang berjudul “Pirates of Caribbean”.Cuplikan film tersebut menceritakan seekor gurita raksasa yang menghancurkan kapal bajak laut Jack Sparrow ditengah laut yang gelap. Gurita tersebut terlihat sangat besar dan kuat. Kulitnya yang bertekstur kasar dengan mata yang besar menambah seram tampilan gurita tersebut. Lengan-lengan yang terlihat luwes ternyata sangat kuat dapat menghancurkan kapal bajak laut tersebut. Bermula dari ketidak sengajaan melihat gurita di film tersebut, kemudian timbul rasa penasaran pencipta terhadap gurita. Rasa penasaran tersebut tanpa disadari membuat pencipta terus mencari informasi tentang apa itu gurita, bagaimana kehidupannya dan segala macam tentang gurita. Pencipta mencari informasi lebih banyak lagi tentang gurita melalui internet maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan gurita. Gurita terdiri dari banyak spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda yang diantaranya adalah gurita cincin biru dan gurita pasifik raksasa. Secara umum bentuk fisik gurita memiliki 8 kaki atau tangan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada kaki atau tangan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar.( http://hewanair.blogspot.com/2010/10/gurita.html). Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan invertebrata. Untuk mempertahankan diri dari musuh, Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri, yaitu berupa kantong tinta, kamuflase dan memutuskan lengan. Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Gurita cincin biru (blue ringed octopus) dari spesies Hapalochlaenalunulata adalah salah satu jenis gurita paling menarik yang pernah diketahui oleh manusia. Nama "cincin biru" diberikan pada hewan ini karena adanya pola totol-totol menyerupai cincin berwarna biru di sekujur tubuhnya. Pewarnaannya yang unik tersebut, gurita cincin biru menjadi salah satu hewan laut paling menarik dan paling indah bila dilihat. Namun jangan tertipu dengan keindahannya karena faktanya, gurita cincin biru adalah salah satu hewan laut paling berbahaya bagi manusia. Kondisi dasar laut yang banyak dihuni oleh gurita ini biasanya berupa dasar laut yang berpasir atau berlumpur dengan batu-batu karang dan alga di dekatnya. Gurita pasifik raksasa (giant pacific octopus; enteroctopus dofleini) sesuai namanya adalah spesies gurita besar dari kawasan Samudera Pasifik bagian utara di mana panjangnya bisa mencapai 7 meter dan beratnya mencapai 71 kilogram sehingga membuatnya menjadi salah satu spesies gurita terbesar yang diketahui manusia. Ukurannya yang besar pula yang membuat gurita ini sanggup mengalahkan ikan hiu anjing yang panjangnya
mencapai 1 meter lebih. Gurita yang bisa ditemukan hingga kedalaman 1.500 meter ini sering bersembunyi di dalam liang dan hanya keluar dari liangnya saat ingin mencari makan atau beraktivitas. Untuk membantunya beraktivitas, gurita pasifik raksasa mengandalkan penglihatannya yang tajam dan penghisappenghisap di lengannya yang sangat sensitif akan sentuhan (http://republik-tawon.blogspot.com) Dari pemaparan tentang gurita diatas, penulis tertarik untuk memvisualisasikan karakter gurita tersebut kedalam seni patung. Dalam perwujudannya pencipta tidak mewujudkan gurita dengan bentuk yang realis, namun gurita tersebut akan diwujudkan kedalam bentuk patung figuratif dalam olahan penyederhanaan bentuk, menonjolkan permainan garis, ruang, bidang dan permainan tekstur pada beberapa bagian sehingga dapat menghasilkan figur gurita dengan karakter tertentu yang tidak terlepas dari ciri khas gurita tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Karakter Gurita yang bagaimana menarik untuk divisualisasikan kedalam seni patung figuratif ? 1.2.2 Bagaimana memvisualkan Karakter Gurita ke dalam seni patung figuratif?
C. BATASAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas terdapat berbagai macam gurita dengan segala gerak-gerik serta keindahannya menggambarkan permasalahan yang luas untuk dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan karya patung. Pencipta membatasi hanya pada bentuk visual karakter gurita .
D. TUJUAN 1.4.1 Dapat menemukan Karakter Gurita yang menarik untuk divisualisasikan kedalam seni patung figuratif. 1.4.2 Untuk dapat memvisualkan Karakter Gurita ke dalam seni patung figuratif.
E. MANFAAT 1.5.1 Bagi pencipta sendiri dari proses penciptaan karya seni patung yang bertemakan Gurita dapat dijadikan sebagai motifasi untuk berkreatifitas mencari ide-ide baru didalam proses berkarya seni patung. 1.5.2 Bagi lembaga ISI Denpasar dapat menambah keanekaragaman dalam pengungkapan ide, daya cipta dan kreasi, serta memperkaya referensi dalam penciptaan karya-karya seni patung. 1.5.3 Dengan terciptanya karya seni patung bertemakan Gurita diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.
2. METODE PENCIPTAAN Secara umum proses penciptaan meliputi tahap: eksplorasi, improvisasi, dan forming (pembentukan).
A. Eksplorasi Eksplorasi adalah langkah awal dari suatu penciptaan karya seni. Tahap ini termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan. Dalam kesempatan kali ini pencipta menjadikan gurita sebagai objek atau sumber inspirasi yang akan pencipta wujudkan ke dalam seni patung. Pencipta mencari informasi tentang gurita dari media cetak dan elektronik. Dari media cetak pencipta membaca buku, majalah yang membahas tentang gurita. Selain dari buku dan majalah, pencipta juga mencari informasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu dengan cara mencari di internet serta menonton televisi, dan dari siaran radio. Pencipta melihat dan mengamati tingkah laku gurita, warna, bentuk dari foto dan video. Sehingga terlihat berbagai macam karakter gurita yang menarik bagi pencipta untuk divisualisasikan ke dalam seni patung.
B. Improvisasi Tahap ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi untuk berkembang, karena dalam tahap improvisasi terdapat kebebasan yang tanpa batas, sehingga jumlah keterlibatan diri dapat ditingkatkan. Dalam tahap improvisasi memungkinkan untuk melakukan berbagai macam percobaan- percobaan (eksperimen) dengan berbagai seleksi material dan penemuan bentuk-bentuk yang indah. Pencipta mendapatkan ide melalui perenungan dari melihat dan mengamati gurita. Ide tersebut kemudian dituangkan ke dalam media kertas melalui coretan-coretan kecil sebagai gambaran awal dari bentuk yang ingin diwujudkan. Dari coretan-coretan ini muncul berbagai macam bentuk dan gerak gurita yang nantinya akan dipilih untuk diwujudkan ke dalam wujud tiga dimensi. Berikut ini adalah beberapa sketsa yang terpilih dan nantinya akan diwujudkan kedalam bentuk tiga dimensi. C. Forming (pembentukan) Tahap ini adalah suatu proses perwujudan dari berbagai percobaan yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan kelanjutan dari proses improvisasi sebelumnya yang telah menghasilkan maket atau bentuk awal yang akan diwujudkan. Pada proses pembentukan, maket sangatlah penting karena maket merupakan wujud tiga dimensi dalam ukuran yang kecil. Dalam proses pembentukan bisa terjadi perubahan pada beberapa bagian, karena dalam pembentukan sebuah karya seni sangat memungkinkan terjadinya perubahan tergantung mood saat proses pembentukan dilakukan. Dalam proses pembentukan ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan, diantaranya: a. Bahan Adapun bahan bahan yangdigunakan dalam perwujudan karya adalah : 1) Pasir 2) Semen 3) Mill 4) Besi 5) Kawat tali 6) Kawat jarring 7) Styrofoam
8) Kertas coklat 9) Lem putih 10) Resin 11) Catalis 12) Matt 13) Kalsium karbonat 14) Bubuk batupadas 15) Tanah taro 16) Semir lantai 17) Cat genteng 18) Perep 19) Pelapis anti air b. Alat Alat-alat yang digunakan dalam perwujudan karya ini adalah: 1) Tang 2) Cetok 3) Ompreng 4) Pisau 5) Gergaji 6) Kuas 7) Amplas 8) Grinda 9) Bor 10) Kompresor 11) Spraygun
c. Teknik Pengerjaan Secara umum dalam penciptaan karya seni patung terdapat tiga teknik yang bisa diterapkan diantaranya: 1) Teknik mengurangi media, teknik mengurangi media dapat diterapkan dalam proses pembuatan patung berbahan marmer, batu, batu padas, dan kayu dengan menggunakan alat manual maupun menggunakan mesin. 2) Teknik menambah media, teknik menambah media dapat diterapkan dalam proses pembuatan patung berbahan lunak seperti tanah liat, plastisin dan lain-lain. Media ini ditambahkan/disusun hingga mencapai bentuk-bentuk yang diinginkan dengan menggunakan alat butsir. 3) Teknik kombinasi menambah dan mengurangi, pada umumnya teknik ini diterapkan pada media beton bertulang, yang dimaksud media ini adalah campuran antara pasir, semen, mil, dan besi sebagai kerangkanya. Alat yang digunakan adalah cetok, palet, pahat, fleser dan tang. Dalam proses pembentukan pengetahuan dan juga pemahaman terhadap teknik yang akan digunakan sangatlah penting untuk kelancaran proses pembentukan. Berikut akan dijelaskan teknik yang digunakan dalam proses pembentukan: 1) Teknik mengurangi media, teknik mengurangi media dapat diterapkan dalam proses pembuatan patung berbahan, batu padas dengan menggunakan alat manual yaitu pahat dan juga kapak(patuk).
2) Teknik kombinasi, pada umumnya teknik ini diterapkan pada media fiberglass dan beton. Beton yang dimaksud adalah campuran antara pasir, semen, mil, dan besi sebagai kerangkanya. Alat yang digunakan dalam proses pembuatannya adalah cetok, palet, pahat, fleser dan tang. Dari uraian mengenai teknik diatas, dalam memvisualisasikan karakter gurita kedalam seni patung, penulis menggunakan kedua teknik tersebut yang disesuaikan dengan bahan yang pencipta gunakan. Dalam proses perwujudan karya pencipta menggunakan media beton bertulang, batu padas dan fiberglass. d. Proses Perwujudan Menggunakan Bahan Beton Bertulang Karya yang pencipta wujudkan dengan beton bertulang ada 6 buah karya. Dalam pembentukan menggunakan bahan beton bertulang ada beberapa tahap yang dilalui yaitu: Tahap pertama adalah pembuatan kerangka dengan menggunakan besi 5 mm sebagai rangka inti dan besi 2,6 mm sebagai gelanggelangnya. Setelah rangka selesai kemudian ditutup menggunakan kawat jaring. Dilanjutkan ketahap pengecoran adonan semen yang dicampur dengan pasir dengan perbandingan 1:2 dan diamkan selama 1 hari hingga cor-corannya kering. Setelah kering dilanjutkan dengan pembentukan menggunakan adonan semen yang dicampur pasir dengan perbandingan 1:3. Kemudian dilanjutkan dengan membuat bentuk detail dengan menggunakan adonan mill yang dicampur dengan semen dengan perbandingan 3:1 dan ditambahkan dengan perep/pewarna semen sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah karya terwujud dengan sempurna dilanjutkan ketahap finishing. Karya yang pertama, kedua dan keempat di finishing dengan diamplas dan terakhir dilapisi dengan menggunakan pelapis anti airuntuk memunculkan warna bahan yang digunakan. Kemudian untuk karya yang ke lima pencipta menampilkan kesan batu dengan menggunakan tanah taro yang dicampur dengan lem putih. Karya yang ke enam menampilkan tekstur kasar yang dibuat dengan cara menekan-nekan kuas atau mencokcok permukaan yang telah dilapisi adonan mill. Kemudian untuk karya kedelapan pencipta menggunakan teknik airbrush untuk menampilkan motif cincin biru.
e. Proses Perwujudan Menggunakan Bahan Fibreglass Perwujudan menggunakan bahan fibreglass diterapkan pada karya ke tujuh. Proses perwujudannya diawali dengan memindahkan sket ke styrofoam dan dibentuk menggunakan gergaji tangan yang biasa digunakan untuk memotong kayu untuk mendapatkan bentuk awal, dilanjutkan memotong dengan menggunakan gergaji besi untuk mendapatkan pola yang lebih spesifik, kemudian dilanjutkan membuat detail dengan menggunakan pisau khusus kemudian diamplas. Tahap selanjutnya ditempel dengan menggunakan kertas coklat yang dirobek kecil-kecil yang direkatkan menggunakan lem putih. Penempelan kertas dilakukan 2 sampai 3 kali kemudian dijemur hingga kering. Tahap berikutnya mencampur resin dengan talk/kalsium karbonat dan juga ditambahkan dengan pigmen orange kemudian diaduk hingga rata. Setelah adonan tercampur rata, kemudian adonan tersebut dituangkan sedikit ke wadah yang lebih kecil untuk dicampur dengan katalis, aduk sampai rata dan oleskan adonan fibreglass ke styrofoam yang telah di tempelkan kertas coklat. Pengolesan adonan fibreglass dilakukan 2 sampai 3 kali kemudian ditempelkan matt lalu dioleskan lagi dengan adonan fiberglass. Masuk pada tahap finising yang diawali dengan membersihkan seluruh permukaan kemudian dicat coklat dan diamplas sedikit-sedikit sehingga menimbulkan kombinasi warna yang menarik. f. Proses Perwujudan Menggunakan Bahan Batu Padas Tahap pertama adalah membuat batu padas cetak yang berbentuk persegi panjang dengan menggunakan alat cetak. Untuk campurannya pencipta menggunakan takaran 1:4, 1 ember semen : 4 ember serbuk padas. Campuran ini pencipta rasa sangat tepat, karena pada saat pembentukan batu padas tidak rapuh ataupun tidak terlalu keras. Pada proses pembakalan pencipta menggunakan kapak /patuk untuk
mendapatkan bentuk atau pola awalnya. Kemudian dilanjutkan dengan membuat detail dengan menggunakan pahat. Setelah mendapatkan bentuk detail kemudian diamplas dan difinishing dengan pelapis anti air.
3. ULASAN KARYA
Karya: I Nama: I Made Gunarta Judul Karya: fleksibel Ukuran: 68 cm x 50 cm x 44 cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Ideoplastis Kehidupan bawah laut yang sangat keras menuntut setiap mahluk untuk dapat bertahan hidup. Setiap mahluk sudah memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup. Gurita memiliki tubuh yang tidak bertulang belakang yang memungkinkan ia bergerak dengan sangat luwes. Gerakannya yang luwes sangat membantunya untuk bersembunyi dari predator dan juga untuk mencari mangsa di celah-celah batu karang. Hal tersebut memunculkan karakter luwes yang pencipta wujudkan dalam bentuk tiga dimensi dengan judul Fleksibel. Makna yang ingin pencipta sampaikan lewat karya ini adalah saat kita mendapatkan masalah kita tidak boleh menggunakan emosi untuk menyelesaikannya. Kita harus luwes dalam artian mencari ujung permasalahan dan mencari solusi yang tepat untuk kebaikan bersama.
Aspek Fisikoplastis Dari bentuk keseluruhan pencipta lebih banyak menampilkan garis lengkung yang dikomposisikan sedemikian rupa untuk menampilkan kesan luwes dari kaki/lengan gurita. Kaki/lengan yang pencipta buat tembus menggambarkan gurita bisa menjelajah karang-karang dibawah laut untuk mencari mangsa. Warna biru pada karya ini melambangkan ketenangan, karena gurita sangat tenang dalam bergerak ataupun pada saat mencari mangsa di dasar laut. Warna cincin biru pencipta buat dengan warna biru muda yang mencerminkan bahwa gurita tersebut berada dalam keadaan yang tenang.
Karya: II Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Berenang Ukuran: 60cm x 70 cm x 55cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Idioplastis Gerak gurita yang sedang berenang sangat menarik untuk diamati. Gurita terlihat sangat indah ketika berenang karena kaki/lengannya bergerak meliuk-liuk diterjang arus air. Kegiatan tersebut menimbulkan kesan dinamis dari gurita yang sedang berenang, hal tersebut menginspirasi pencipta untuk memvisualkan ke dalam seni patung dengan judul berenang. Makna yang ingin pencipta sampaikan adalah kita hidup harus bersemangat, jangan pernah putus asa dalam menghadapi masalah, karena masalah adalah vitamin dalam hidup. Cari solusinya dan lanjutkan hidup dengan bersemangat.
Aspek Fisikoplastis Wujud dari karya yang berjudul ” berenang” ini adalah seekor gurita yang sedang berenang didasar laut yang memiliki empat kaki/tangan. Garis yang pencipta tangkap dari hasil pengamatan terhadap gurita yang sedang berenang adalah garis yang tegas, garis tersebut dituangkan pada kaki/lengan. Kaki/langan yang berjumlah empat ini memiliki arti bahwa gurita bisa berenang kemana saja , keatas, kebawah dan juga kesamping. Gerak kaki/lengan yang dua buah ke depan dan dua lagi kebelakang menandakan gurita tersebut berada pada posisi siaga terhadap mangsa ataupun predator. Ruang yang terlihat dari hasil komposisi antara bidang satu dengan bidang yang lainnya menimbulkan adanya kesatuan yang utuh dari karya. Warna orange melambangkan semangat, karena pada saat bersemangat biasanya menimbulkan gerakan-gerakan yang dinamis yang sama seperti pada saat gurita berenang.
Karya: III Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Ibu Ukuran: 38 cm x 60 cm x 36 cm Bahan: Batu Padas Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Ideoplastis Karya yang berjudul “ibu” terinspirasi dari kehidupan gurita betina pada saat ia bertelur. Pada saat ia bertelur karakter yang pencipta tangkap adalah karakter pendiam. Gurita betina bertelur dibatu karang ataupun di kerang-kerang cekung yang sudah mati.Ia akan menjaga telur-telurnya sampai menetas. Pada saat menjaga telurnya gurita tidak makan sama sekali, hal ini menyebabkan gurita betina akan segera mati setelah telur-telurnya menetas. Makna yang terkandung dalam karya ini adalah seberapa besar kita bisa menghargai perempuan khususnya ibu. Ibu telah berjuang keras untuk anaknya, bahkan dari sebelum sang anak lahir. Maka dari itu kita seharusnya berbakti kepada orang tua jangan pernah menyakiti orang tua.
Aspek Fisikoplastis Wujud karya yang berjudul “ibu”menggambarkan gurita betina yang sedang menjaga telur-telurnya. Gurita pencipta wujudkan dengan menutupi hampir semua telurnya. Komposisi yang padat pada karya ini mencerminkan bahwa betapa kerasnya usaha sang ibu dalam menjaga telurnya. Kaki/lengannya pencipta buat kurus yang melambangkan perjuangan gurita pada saat menjaga telur-telurnya tanpa makan. Batu padas pencipta pilih sebagai bahan karena warna abu-abu dari batu padas melambangkan ketenangan gurita di dasar laut dalam menjaga telur-telurnya.
Karya IV Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Menyamar Ukuran: 80 cm x 65 cm x 70 cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Idioplastis Gurita memiliki tiga pertahanan diri yaitu: menyamar ”kamuflase” ,menyemprotkan tinta dan memutuskan lengan/kaki pada saat terdesak. Kehebatan gurita dalam menyamarkan dirinya menyerupai lingkungan sekitar mampu mengecoh mangsa ataupun predator yang ingin memangsanya. Ia juga bisa meniru warna terkadang juga bentuk menyerupai hewan predator yang beracun, hal ini digunakan untuk menakuti predator yang ingin memangsanya. Karakter yang pencipta tangkap dari penyamaran yang dilakukan oleh gurita tersebut adalah karakter lembut. Hal ini yang menginspirasi pencipta untuk memvisualkan kedalam seni patung. Demi keamanan dan kenyamanan banyak orang menyamar atau meniru orang lain. Hal ini menimbulkan keseragaman yang menjadikan orang-orang kehilangan jati diri mereka. Hidup tidaklah indah tanpa adanya perbedaan, jadilah diri sendiri dengan bangga agar hidup tidak sia-sia.
Aspek Fisikoplastis Wujud karya ini menggambarkan gurita yang sedang menyamar menyerupai tanaman yang berada di dasar laut. Warna kuning yang dikombinasikan dengan warna hijau mewakilkan warna dari tanaman yang ia tiru. Komposisi miring dengan kepala yang berada dibawah melambangkan pangkal tanaman ditambah dengan kaki/lengan yang meliuk-liuk keatas dengan garis lengkung yang menyerupai gerak tumbuhan yang diterjang arus. Komposisi kaki/lengan yang disusun sedemikian rupa bertujuan untuk menghasilkan irama yang harmonis dari bentuk masing-masing kaki/lengan tersebut.
Karya V Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Diam-Diam Ukuran: 85 cm x 50 cm x 52 cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Idioplastis Karya ini terinspirasi dari gerak-gerik gurita pada saat mencari mangsa dibawah laut. Gerak gurita yang sangat tenang dalam berenang menyusuri dasar laut sangat menarik perhatian pencipta. Karena pada saat mengamatinya timbul perasaan yang tenang dan misterius. Gurita akan mencengkram mangsanya kemudian melilitnya hingga kehabisan nafas dan mati lemas. Karakter tenang sekaligus misterius coba pencipta tampilkan dalam karya yang berjudul “ diam-diam”. Makna yang ingin pencipta sampaikan lewat karya ini adalah kita harus berhati-hati terhadap orang yang tenang dan pendiam, karena orang yang pendiam mempunyai hati ataupun pikiran yang susah ditebak.\
Aspek Fisikoplastis Karya yang berjudul “diam-diam” ini pencipta wujudkan dengan media beton yang menampilkan kesan batu. Kesan batu bermaksud untuk menampilkan kekuatan gurita.Warna dasar hitam yang dilapisi dengan warna hijau dan warna coklat dikombinasikan dengan garis lengkung yang pencipta tampilkan untuk menimbulkan perasaan tenang sekaligus misterius dari sosok gurita tersebut. Komposisi yang statis dengan kaki/tangan yang terjulur kebawah menambah kesan kuat/ kokoh gurita tersebut pada saat berjalan didasar laut ataupun pada saat mencengkram mangsanya.
Karya VI Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Kekuatanku Ukuran: 90 cm x 80 cm x 80 cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Ideoplastis Karya yang berjudul “kekuatanku” terinspirasi dari cerita rakyat di Yunani tentang gurita raksasa yang menghuni laut dalam. Gurita tersebut diceritakan bertubuh besar dan memiliki kekuatan yang luarbiasa yang mampu menenggelamkan kapal para pelaut. Dari cerita tersebut pencipta menangkap karakter gurita yang menyeramkan dan kuat. Setiap mahluk dilahirkan memiliki kekuatan. Kekuatan apa bila disalah gunakan akan menimbulkan mala petaka. Kalau kita merasa diri paling kuat, inagatlah apa kata pepatah “di atas langit masih ada langit” saat kita merasa terkuat pasti masih ada yang lebih kuat lagi, maka dari itu kita harus mampu mengendalikannya untuk bertahan hidup. Jangan sombong dan tetap rendah hati.
Aspek Fisikoplastis Pencipta memvisualisasikan karya ini kedalam media beton bertulang. Wujudnya berbentuk seekor gurita berwarna merah yang sedang membengkokkan jangkar. Warna merah pada gurita pencipta maksudkan untuk menampilkan kekuatan gurita yang sedang marah. Tekstur yang terdapat pada sekujur tubuhnya untuk memunculkan kesan gurita yang menyeramkan. Kemudian jangkar yang divisualkan dengan wujud yang melengkung menegaskan betapa kuatnya gurita tersebut. Pencipta juga memberi tekstur di beberapa bagian jangkar yang bermaksud untuk menampilkan kesan jangkar yang sudah lama tenggelam di dasar lautan.
Karya VII Nama: I Made Gunarta Judul Karya: meluncur Ukuran: 110 cm x 50 cm x 45 cm Bahan: Fiberglass Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Ideoplastis Gurita adalah salah satu perenang yang handal gurita bisa berenang hingga puluhan kilometer untuk mencari mangsa. Gurita bisa berenang pelan dan juga bisa berenang dengan cepat secepat mesin jet. Ia akan berenang sangat cepat saat merasa terancam. Gurita bisa berenang dengan cepat karena gurita memiliki tabung siphon yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya udara dan air. Tabung inilah yang berfungsi sebagai motor penggerak gurita untuk berenang dengan cepat. Tabung ini juga bisa terbuka dan tertutup dengan otomatis.Hidup di dunia ini berjalan sangat cepat. Seiring berjalannya waktu banyak cobaan yang kita hadapi.Janganlah kita berfikir terlalu lama. Berfikirlang dengan cepat, tepat dan selamat. Cepat dalam mengambil keputusan, tepat dalam mengambil keputusan dan selamat dalam menjalani kehidupan.
Aspek Fisikoplastis Wujud karya ini menampilkan sosok gurita yang sedang berenang terbalik dengan kepala dibawah. Pencipta mengkomposisikan sebuah bulatan besar yang berada pada bagian bawah dengan tiga buah kaki/lengan yang menjulur ke atas mewakilkan seekor gurita yang sedang meluncur dari atas ke bawah. Bagian kepala dibuat runcing untuk membelah air supaya bisa berenang dengan cepat. Kaki/lengannya yang berjumlah 3buah menyimbulkan 3 pertahanan diri gurita. Bentuk bulat yang muncul dari pangkal kaki mewakili bentuk tabung siphon yang digunakan sebagai peluncur pada saat berenang. Warna orange pencipta maksudkan untuk menimbulkan kesan dinamis gurita pada saat berenang.Tekstur kasar pada seluruh permukaan menyimbulkan gurita yang menyeramkan.
Karya VIII Nama: I Made Gunarta Judul Karya: Tarian Gurita Ukuran: 80 cm x 65 cm x 75 cm Bahan: Beton Bertulang Tahun: 2013 Foto: I Made Gunarta
Aspek Ideoplastis Setiap makluk hidup membutuhkan pasangan. Pada saat mencari pasangan tersebut setiap pejantan akan mengerahkan segala kemampuannya untuk menarik perhatian sang betina. sama halnya dengan gurita yang akan mencari pasangan untuk melanjutkan generasinya. Gurita jantan akan menarik perhatian sang betina dengan cara menampilkan warna-warni tubuhnya yang indah. Gurita juga akan menggerakkan tubuhnya seakan-akan melakukan sebuah tarian. Hal tersebut menginspirasi pencipta untuk memvisualisasikannya kedalam seni patung. Makna yang terkandung dalam karya ini adalah apabila kita sedang jatuh cinta pada seorang wanita, berjuanglah untuk mendapatkannya. Lakukan yang terbaik dan jadilah diri sendiri.
Aspek Fisioplastis Wujud karya ini menampilkan gurita yang sedang menari dengan bertumpu pada satu kaki. Pencipta mengkomposisikan garis lengkung yang meliuk-liuk pada bagian kaki dan garis tegas pada bagian kepala. Garis tegas yang berada pada bagian kepala menyimbulkan bahwa lelaki harus memiliki pemikiran yang jelas dan tegas. Kaki/lengan berjumlah 3 buah yang mencerminkan pertahanan diri dari gurita. Gerakan kaki yang meliuk-liuk keatas menampilkan kesan lembut . Satu kaki pencipta buat putus yang mewakili terjadinya suatu persaingan pada saat mendapatkan gurita betina. Warna merah muda sebagai simbul cinta. Mata gurita pencipta wujudkan dengan bulatan besar yang berada ditengah yang menyimbulkan bahwa gurita memiliki pengelihatan yang sangat baik. Cincin biru yang terdapat ditubuh gurita tersebut berwarna biru yang mengisyaratkan ia dalam bahaya.
4. SIMPULAN Dari pemaparan diatas pencipta dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: -
Karakter gurita sangat menarik untuk diwujudkan kedalam seni patung dengan berbagai macam media.
-
Masing-masing media tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
-
Diantara media yang telah diterapkan, media dengan teknik kombinasi sangat cocok dan fleksibel dibandingkan dengan media yang menggunakan teknik pengurangan.
5. PERSANTUNAN 1) Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum Sebagai Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar 2) Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar 3) Drs. I Wayan Kondra, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Institut Seni Indonesia Denpasar 4) Drs. I Wayan Sutha S, selaku Ketua Minat Seni Patung, Institut Seni Indonesia Denpasar dan selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dalam penulisan maupun berkarya. 5) I Made Jodog, S.Sn., MFA selaku pembimbing II yang telah membimbing dalam penulisan maupun berkarya. 6) Drs. I Ketut Mustika, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan moral. 7) Seluruh staff akademik dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberi dukungan moral. 8) I Ketut Wirata dan Ni Nyoman Sarni selaku orang tua yang telah memberikan segalanya kepada pencipta. 9) Seluruh teman, rekan, sahabat yang telah memberikan dukungan moral dan finansial.
6. DAFTAR RUJUKAN Buda I Ketut. (2010), Transformasi Bentuk Kekayonan/Gunungan Kedalam Bentuk Jantung, Fakultas Seni Rupa Dan Disain Institut Seni Indonesia, Denpasar. Djelantik, A.A.M, 2008, Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Jakarta Legg, Gerald.(2007), Makhluk Menakutkan Gurita Dan Cumi-Cumi, PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta Susanto Mikke, 2011, Diksi Rupa, Kanisius, Yogyakarta. Sutha S, I Wayan & Udiana N.P, Tjok. (2010), Buku Ajar Seni Patung I. Dasar-Dasar Memahami dan Berkarya Seni Patung, FSRD ISI Denpasar. Team Penyusun, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. http://hewan-air.blogspot.com/2010/10/gurita.html ( Diunduh : kamis, 18 april 2013) http://duniasoccer.com/Duniasoccer/Tribun/On-This-Day/26-Oktober-2010-Paul-Si-Gurita-Terbaring-diKotak-Pembeku( Diunduh : kamis, 18 april 2013) http://www.oceanwideimages.com ( Diunduhselasa 16 april 2013)
http://1.bp.blogspot.com/pJ4HAWRb0gU/TppuAEN1UI/AAAAAAAAARA/3I5mr7b0rF4/s1600/Octopus+ Shark.jpg ( Diunduhselasa 16 april 2013 ) http://anaamy.wordpress.com/2010/04/04/kamus-seni-rupa/ ( Diunduh 27 april 2013 ) http://archive.ivaa-online.org/archive/artworks/detail/6451 ( Diunduhsabtu 13 april 2013 ) http://en.wikipedia.org/wiki/Henry_Moore (Diunduhsabtu 13 april 2013 ) http://www.ancienttreasures.com/images/P-13.jpg(Diunduh 27 april 2013 ) http://blog.syracuse.com/arts/2009/07/medium_P1010012.JPG ( Diunduh 27 april 2013 ) http://2.bp.blogspot.com/_is4BOQr26v8/SQFRbyd7xwI/AAAAAAAAAM8/dqn_CkHX9I0/s320/wood_scul pture_baden_02.jpg ( Diunduh 27 april 2013 ) http://id.wikipedia.org/wiki/visualisasi (Diunduhsabtu 13 april 2013 ) http://www. pengertian-karakter.html (Diunduhsabtu 13 april 2013 ) http://sidongerti.blogspot.com/2012/07/makalah-si-unyuk-unsur-unsur-seni-rupa.html ( Diunduh 15 april 2013 ) http://www.blogster.com/ artbloggue/unsur-unsur-seni-rupa ( Diunduh 15 april 2013 ) http://www.youtube.com/watch?v=1kSvfM0xrB8&list=PLAE082EBAF1143007 ( diunduh 20 april 2013 ) http://www.youtube.com/watch?v=t-LTWFnGmeg ( Diunduh 20 april 2013 ) http://www.youtube.com/watch?v=9ClNSh3YEUw ( Diunduh 20 april 2013 )
7. LAMPIRAN
Gambar: 1 Keterangan: Membuat kerangka Foto: Ambara
Gambar: 2 Keterangan: Mengecor Foto: Ambara
Gambar: 3 Keterangan: Membentuk Foto: Ambara
Gambar: 4 Keterangan: Mengamplas Foto: Herman
Gambar: 5 Keterangan: Membuat bentuk awal Foto: I Made Gunarta
Gambar: 6 Keterangan: mengamplas Foto: I Made Gunarta
Gambar: 7 Keterangan: Menempel dengan kertas Foto: I Made Gunarta
Gambar: 9 Keterangan: Membentuk pola awal Foto: Ambara
Gambar: 8 Keterangan: Mengoleskan fiberglass Foto: I Made Gunarta
Gambar: 10 Keterangan: Finishing Foto: Herman