VISI MISI Visi : Menjadi Organisasi Profesi Perawat Anestesi yang Mandiri dan Profesional Misi : 1. Memberikan pelayanan keperawatan anestesi dan gawat darurat kepada masyarakat secara profesional 2. Meningkatkan kualitas SDM Perawat Anestesi melalui program Pendidikan dan Latihan secara berkesinambungan 3. Mengadakan penelitian keperawatan anestesi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. 4. Meningkatkan asas kemitraan dengan profesi terkait 5. Melakukan uji kompetensi para anggota secara periodik 6. Meningkatkan kesejahteraan para anggota 7. Berpartisipasi aktif dalam Forum Internasional
TUJUAN ORGANISASI Tujuan Organisasi : 1. Meningkatkan kualitas yang tinggi dari pelayanan pasien secara terus-menerus, khususnya dalam pelayanan anestesi. 2. Memajukan ilmu pengetahuan dan seni anestisialogi. 3. Mengembangkan dan meningkatkan standar pendidikan dalam bidang perawat anestesi. 4. Mengembangkan dan meningkatkan standar praktek dalam bidang perawat anetesi. 5. Menciptakan kerjasama yang efektif antara perawat anestesi, dokter ahli anestesi, dan anggota-anggota lain dari profesi medis, profesi keperawatan, rumah sakit, dan pihak lain yang mewakili kepentingan masyarakat terhadap perawat anestesi. 6. menerbitkan jurnal ilmu pengetahuan, bulletin, dan penerbitan lain mengenai hal yang berhubungan dengan organisasi. 7. Memelihara data-data informasi dan statistik untuk referensi dan bantuan dalam dal berkenaan dengan profesi atau pekerjaan profesi. 8. Memberikan kesempatan untuk pendidikan lanjutan dalam anestesi. 9. Memberikan petunjuk kepada para anggota berkenaan dengan kebijaksanaan pemerintah dan legislasi. 10. Memperjuangkan kesejahteraan bagi para anggotanya.
DASAR HUKUM Dasar Hukum : 1. Undang Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 3. Akte Notaris Terdaftar di Departemen Hukum dan HAM RI. No.C.194.HT.03.01.Tahun 2005 4. Berita Negara Republik Indonesia No. 83 selasa 17 Oktober TH 2006 SK Menteri Hukum dan HAM RI. No.C.21.HT.01.03.TH 2006 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 519 Tahun 2011 tentang Pedoman Standar pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit 6. Peraturan Menteri Kesehatan No.31 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Anestesi 7. Permenkes No.46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
SEJARAH PENDIDIKAN PERAWAT ANESTESI. Sejarah Pendidikan Perawat Anestesi 1. Sekolah Penata anestesi Kimia disahkan oleh Depkes Nomor 107/Pend/Sep 1962 tanggal 11 September 1962. 2. Akademi Anestesi Kimia disahkan Menkes nomor 92/Pend/1966 tanggal 5 Nopember 1966. 3. Akademi Anestesi Kimia disahkan oleh Kemendikbud RI nomor 37/1966 tanggal 10 Agustus 1966. (Tahun 1966-1985). 4. Akademi Keperawatan Anestesi Surabaya No.2082/Diknas/ BP/IX/1985 tanggal 12 Setember 1985 tentang penyelenggaraan Pendidikan Anestesi Surabaya (19851990). 5. Pendidikan Ahli Madya Keperawatan (Program Anestesi) tahun 1990-1998. 6. Akademi Perawatan (Program Anestesi) Depkes RI Tahun 1999-2001. 7. Program Study Keperawatan Anestesi Poltekkes Depkes Jakarta III dan Poltekkes depkes Surabaya tahun 2002-2004SK No : 130/MENKES/SK/II/2004. 8. Program Study Keperawatan Anestesi Poltekes Jakarta III Tahun 2007-2009. 9. Keputusan Menteri Kesehatan No. OT.01.0114006361 Tanggal 20 Maret 2008 tentang pembentukan Diploma IV Keperawatan Anestesi Reanimasi Poltekkes Yogyakarta.
RIWAYAT ORGANISASI IPAI Riwayat Organisasi IPAI : 1. Dibentuk di Jakarta, 1 Oktober 1986 oleh alumni AKNES 2. Tahun 1994 diadakan Munas 1 IPAI di Jakarta 3. Tahun 1999 diadakan Munas ke 2 IPAI di Surabaya 4. Tahun 2003 diadakan Munas ke 3 IPAI di Yogyakarta 5. Tahun 2006 diadakan Munas ke 4 IPAI di Medan 6. Tahun 2010 diadakan Munas ke 5 IPAI di Jakarta 7. Tahun 2014 diadakan Munas ke 6 IPAI Idi Solo
GAMBARAN UMUM IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA Organisasi Perawat Anestesi Indonesia awalnya bernama IKLUM AKNES yang merupakan singkatan dari Ikatan Alumni Akademi Anestesi, dibentuk atas prakarsa Bapak Amien Yussuf B Sc An ( Alm ) bersama dengan Bapak Drs I. Ketut Sangke, B Sc An, SH pada tahun 1980 sebagai wadah para alumnus Akademi Anestesi Dep. Kes. R.I. Jakarta yang tersebar diseluruh Indonesia. Namun, akibat dari terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga kurikulum pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi Anestesi menjadi Akademi Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus Pusat IKLUM AKNES mengambil inisiatif untuk mengadakan Musyawarah Nasional guna merubah nama organisasi yang dapat menjadi wadah seluruh alumni program Pendidikan Perawat Anestesi, karena IKLUM AKNES itu hanya menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi, sedangkan alumni program Akademi Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi dalam organisasi ini. Maka pada tanggal 01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES dirubah namanya menjadi IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA ( IPAI ). Saat ini IPAI merupakan satu-satunya organisasi profesi Perawat Anestesi yang sah dan berbadan hukum di Indonesia, yang secara nasional memiliki 33 ( tiga puluh tiga ) Dewan Pimpinan Daerah (DPD IPAI) yang merepresentasikan 34 ( tiga puluh empat ) Propinsi diseluruh Indonesia dengan jumlah anggota kurang-lebih3199 orang. IPAI dibentuk sebagai organisasi Perawat Anestesi yang anggotanya memiliki komitmen terhadap peningkatan standar pendidikan dan standar praktik Perawat Anestsesi di Indonesia guna peningkatan kwalitas pelayanan terhadap masyarakat serta
keanggotaannya tidak membedakan warna kulit, suku bangsa, agama, jenis kelamin dan status sosial. Dewan Pimpinan Pusat Organisasi berdomisili di Ibukota Negara, dengan alamat : Unit Bedah Sentral RSAB. Harapan Kita, Jalan Letjen S. Parman Kav. 87 Jakarta Barat 11420, (021)-5668284 psw. 1319. Fax.(021)-54213046; HP. 0817711860, dan sejak bulan Juni 2006 secara resmi menjadi anggota ke 34 dari IFNA ( International Federation of Nurse Anesthetists ). Eksistensi Profesi Perawat Anestesi di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan mendapat pengakuan dari masyararakat. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia sebagai wadah profesi perawat anestesi dalam menghadapi berbagai issue profesi baik dari dalam lingkungan internal dan eksternal maupun dalam skala lokal dan global memerlukan legislasi profesi yang bertujuan melindungi profesi dan masyarakat dari pelayanan kesehatan yang substandar. Definisi Profesional. Perawat anestesi adalah perawat yang telah diberi pendidikan formal secara teoritis dan praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan pelayanan dalam pelayanan anestesi. Perawat mahir anestesi adalah perawat yang telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi. Definisi Organisasi. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi perawat anestesi yang bebas pajak, dibentuk atas keinginan perawat anestesi sebagai wadah untuk mengelola kepentingan untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari perawat anestesi di seluruh Indonesia. Kualifikasi anggota biasa : Lulus dari program pendidikan perawat anestesi seperti Akademi Anestesi, Program Diploma III Keperawatan Anestesi, Program Ahli Madya Perawat Anestesi dan Diploma IV Keperewatan Anestesi dan Reanimasi. Telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi Mentaati semua peraturan, pedoman, standar-standar atau kualifikasi lainnya sesuai anggaran rumah tangga organisasi. Telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi Batasan dan Ruang Lingkup Organisasi Perawat Anestesi Indonesia. Organisasi IPAI merupakan organisasi yang profesional sebagai sarana untuk mengembangkan kepentingan angotanya, bergaul dengan masyarakat, menjaga hubungan dengan bagian-bagian di luar pelayanan kesehatan. Organisasi IPAI direncanakan dan didirikan oleh para anggota untuk mencari tujuan bersama yang dapat memenuhi kebutuhan dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri. Organisasi IPAI akan membantu dan menjalankan mandat dari para anggota, oleh karena itu, tujuan organisasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar, filosofi, dan nilai-nilai keanggotaan. Organisasi IPAI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, seperti dinyatakan oleh para ahli, bahwa profesi itu ada hanya karena ada pengakuan dari masyarakat, artinya hak-hak untuk berpraktek dan hak-hak istimewa yang diberikan kepada profesi itu karena masyarakat masih mengakuinya. Maka dalam melaksanakan tugasnya organisasi IPAI harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat. Untuk kedua hal inilah organisasi profesi IPAI bekerja dengan rasa percaya diri yang kuat.
Ruang Lingkup Pekerjaan Perawat Anestesi 1. Pelayanan Anestesi 2. Pelayanan Gawat Darurat 3. Terapi Intensif 4. Terapi Nyeri 5. Terapi Inhalasi
KOMPETENSI PERAWAT ANESTESI (Sesuai Permenkes No. 31 Tahun 2013) A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE ANESTESI 1. Pengkajian keperawatan pra-anestesia; 2. Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien; 3. Pemeriksaan tanda-tanda vital; 4. Persiapan administrasi pasien; 5. Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien; 6. Evaluasi tindakan keperawatan pra-anestesia, mengevaluasi secara mandiri maupun kolaboratif; 7. Mendokumentasikan hasil anamnesis/pengkajian. 8. Persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan digunakan dan memastikan bahwa mesin dan monitor alam keadaan baik dan siap pakai. 9. Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia maupun obat emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit. 10. Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal, waktu dan jenis operasi tersebut. B. MELAKUKAN KOLABORASI DENGAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI 1. Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan 2. Perencanaan teknik anestesia; 3. Membantu pelaksanaan anestesia sesuai dengan sesuai instruksi dokter spesialis anestesi; 4. Membantu pemasangan alat monitoring non invasif; 5. Membantu dokter melakukan pemasangan alat monitoring invasif; 6. Pemberian obat anestesi; 7. Mengatasi penyulit yang timbul; 8. Pemeliharaan jalan napas; 9. Pemasangan alat ventilasi mekanik; 10. Pemasangan alat nebulisasi; 11. Pengakhiran tindakan anestesia; 12. Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar 13. seluruh tindakan tercatat baik dan benar. C. MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASCA ANESTESI : 1. Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan anestesia; 2. Pelaksanaan tindakan dalam manajemen nyeri; 3. Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural dan pemberian obat anestetika regional; 4. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia regional; 5. Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi 6. Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang dipakai. 7. Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesia selanjutnya. 8. Data Perolehan SKP Perawat Anestesi
DATA PEROLEHAN SKP PERAWAT ANESTESI No.
JUMLAH SKP/
JUMLAH SKP/
PROSENTASE
1 TAHUN
5 TAHUN
%
KEGIATAN
1
Kinerja Pembelajaran
2
10
20
2
Kinerja Profesional
1
5
10
3
Kinerja Pengabdian Masyarakat/ Profesi
0,5
2,5
5
4
Publikasi Ilmiah
0,5
2,5
5
5
Kinerja Pengembangan Ilmu dan Pendidikan
1
5
10
TOTAL
5
25
100