VI.
PERUMUSAN STRATEGI
Seperti yang sudah sudah penulis paparkan di atas, dirasakan perlu untuk segem m e n 4 strategi untuk menangani masalah kemiskinan tersebut. Stmtegi
ini diperlukan dalam rangka mencari solusi yang tepat sehingga &pat dikembangkan sebuah program yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan. Perurnusan altematif strategi penanggdangan kemiskinan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap masukan dengan mclakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang diperoleh melalui wawancara, tahap pengabungan; serta tahap pengembian keputusan- Metode yang digunakan dalam merumuskan strategi adalah analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) 6.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan hasid wawancara diperoleh beberapa faktor strategis dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat Faktor strategis tersebut terdii dari falctor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman. 6.1.l.FaMor Internal Beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap pembangumn
infrastrukturjalan di Kabupaten Lampung Barat terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Faktor kekuatan meliputi : (1) Semangat gotong
royong masyarakat miskin (2) Usia Pmduktif (3) Jenis Pekerjaan Masyadcat Miskin (4) Relatif tingginya Tingkat Pendidikan Masyardcat. Faktor kelemahan meliputi : (1) Besamya jumlah Penduduk miskin (2) Rendahnya luas pengusahaan lahan (3) Rendahnya Pendapatan (4) Rendahnya akses masyardcat terhadap sumberdaya alam dan sosial. Adapun faktor-faktor tersebut terdiri dari : 1)
Tingginya Semangat Gotong Royong Slogan masyarakat Lampung Barat yaitu Bcguai Jejama mempunyai arti
rasa persatuan dan kesatuan antara berbagai unsur dan golongan untuk saling tolong mcnolong dan bcrgotong royong membangun daerahnya Banyaknya
waktu l u n g yang tersedia bagi masyarakat di Kecamatan Balii Bukit merupakan
hal positif yang bisa dijadikan sebagai satu kekuatan untuk mengembangkan dan memanfmtkan potensi yang ada di daerah. Masyarakat Balii Bukit sudah terbiasa hidup dan bekeja secara berkelompok, bahu=membahu dan d i g tolong menolong. Semangat gotong royong dan kebersamaan telah menjadi ha1 yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bennasyarakat.
2)
Usia Produktif Bdasarkan data yang diperoleh dari BPS Lampung Barat, sebagian besar
masyarakatnya menrpakan masyarakat yang masuk ke dalam golongan usia produktif, ha1 ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk yang berada di b a d usia 55 tahun yang mencapai 86 %. Hal ini merupakan sebuah kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkm produkivitas masyarakat itu sendiri melalui bidang usaha yang sudah ditekuninya maupun alternatif usaha yang lain. 3)
Jenis Pekejaan Masyaraka!Miskin Data BPS menunjukkan bahwa 70 % ~ m a tangga h di Kecamatan Balik
Bukit mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani. Hal ini merupakan suatu kekuatan dimana 68% PDRB Kabupaten Lampung Barat disumbang dari sektor ini. Berarti terdapat kesesuaian antara sektor unggulan daerah dengan pekejaan masyarakat. M e l i t kondisi seperti ini d i i k a n usaha pemerintah untuk memberdayakan masyarakat miskin tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
4)
Relatif tingginya tingkat pendidikan masyarakat Secara urnurn, kualitas pendidikan masyarakat di Kecamatan Balik Bukit
dirasakan tidak terlalu rendah. Hal ini tercermin dari hasil s w e y dimana
masyamkat miskin rata=ratamenikmati pendidkin selama 11 tahun lebih. Yang menjadi kekuatan dari faktor ini &ah
masyarakat diperkirakan akan lebih
mudah memahami dan menyikapi setiap adanya perubahan yang ditujukan untuk
memperbaiki tarafhidupnya. 5)
Tingginya Jumlah Penduduk Miskin Apabla kita melihat jumlah penduduk miskin di Kecamatan Balik Bukit
yang mencapai 43% dari jumlah nunah tangga yang ada, hal itu memang
menrpakan masalah besar bagi masyarakat maupun Pemerintah Daerah. Hal-ha1 yang s e h n y a bisa diarahkan untuk kepentingan yang lain namun karena keberadaaa jumlah masyarakat miskin dalam jumlah besat sudah barang tentu akan menyita perhatian dan memerlukaa dana yang cukup besar untuk menanganinya, bahkan bisa menghambat proses pembangumn sektor yang lain. 6)
Rendahnya luas pengusahaan lahan Berdasarkan data di lapangan, rata-rata masyarakat di Kecamatan Balik
Bukit mempunyai lahan budidaya tidak lebih dari 1 Hdmmah tangga miskin. Hal ini jelas menjadi suatu kelemahan bagi masyarakat untuk bisa mengoptimallcan dirinya Masyarakat perbni hidup dari lahan yang diolah, apabila lahan yang diolah hanya sedikit dan tidak has, maka akan menghasilkan pendapatan yang kecil sehingga kehidupan pe.tani akan sangat jauh dari sejahtera.
7)
Rendahnya Pendapatan Pezdapatan m e ~ p ~ k asebab I I den sekaligus akibat dari sebuah kemiskinau.
Pendapatan rnasyarakat miskin yang sudah jelas dibawah garis kerniskinan. Untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya saja mereka tidak mampu, apalagi
h a m menyisihkan sebagian pendapatnya untuk dapat berusaha. Sum ha1 yang tidak mungkin te.rjadi apabiia mengharapkan masyarakat miskin untuk dapat
berpartisipasi dalam kehidupan yang bemartabat. 8)
Rendahnya akses masyarakat terhadap sumberdaya dam dan sosial Dengan kesibukkanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
membuat masyarakat miskin tidak tertarik untuk dapat memanfaatkan berbgai sumberdaya yang ada, baik sumberdaya sosial maupun swnberdaya dam. Keterbatasan peluang, kesempatan clan kemampuannya membuat masyarakat miskin tidak mampu untuk mengaksesnya B e r h k a n hasil evaluasi dari 8 faktor internal ttrscbut, dipcrolch total skor sebesar 2,527 dengan rata-rata skor 0,3 16. Untuk membedakan faktor yang masuk ke dalam kekuatan dan kelemahan dilakukan dengan membaudiugkan skor faktor tersebut dengan rata-rata skor. Apabila nilainya di atas rata-rata maka faktor tmebut masuk ke dalam kekuatan dan apabila dibawah rata-rata akan menjadi kelemahan. Hasil evaluasi faktor internal dapat dilihat dalam tabel 16.
Tabel 16 :Mattik Evaluasi Faktor internal Faktor Internal
Bobot
Kekuatan : a Tingginya Semangat Gotong Royong b Usia produktif penduduk miskin c Jenis Pekerjaan Mesyarakat Miskin d Relatif tingginya Tingkat Pendidikan Masy. Kelemahan e Besarnya jumlah Penduduk miskin f Rendahnya luas pengusahaan lahan g Rendahnya Pendapatan h Rendahnya akses masyarabt terhadap Sumberdaya dam clan sosial Jumlah
Ratinp.
Skor
0,116
4
0,464
0,113 0,146 0,110
4 3 3
0,452 0,438 0,330
0,104 0,119 0,164 0,128
3 2 1
0,313 0,238 0,164 0,128
1
1.000
2,527
Dari hasil wawcara diperoleh beberapa faktor eksternal yang dianggap &pat berpengaruh terhadap usaha pengentasan kemiskinan yang terdiri dari : 1)
Program Pengembangan Hutan Kemasyarakatan , 2) Besarnya potensi SDA di daerah 3) Kornitmen Pemerintah Daerah dalam pengentasan kemiskinan, 4)
Pelaksanaan Program Pengentasan Kerniskinan (PNPM, BLT, RASKIN), 5) Terbatasnya lahan budidaya, 6) Krisis ekonomi, 7) Kurangnya peran lembaga swaskddunia usaha, dan 8) Pemanfaatan Telmologi Yang Tidak Tepat GUM. Beberapa faktor eksternal tersebut terdiri dari :
1)
Program Pengembangan Hutan Kemasyarakatan Lahirnya Peraturan Mentri tersebut memberikan kesempatan kepada
masyarakat dan pemerintah sebagai fasilitator untuk dapat mengusahakan
kawasan lmdung dan sekaligus menjaganya. Hal ini bemrti sebuah peluang dalam mgka pengembangan hasil pertanian clan perkebunan sekaligus sebagai wahana
penjngkatan pendapatan masyarakat. Berdasarkan pada Peraturan Menteri
tersebut,
penyelenggaraan
hutan
kemasyarakatan
dimaksudkan
untuk
pengembangan kapasitas dan pemberian akses terhadap masyarakat setempat
dalam mengelola hutan secara lestari guns menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempatuntuk memecalkan persoalan ekonomi dan sosial yang
terjadi di masyarakat pepartemen Kehutanan, 2007)
2)
Besarnya Potensi Sumber Daya Alam Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lampung Barat meliputi sektor
pertanian, perikanan, kehutanan dm pariwisata. Pada sektor pertanian, ada tiga sub sektor yang sangat menonjol potensinya terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Sub sektor tersebut adalah perkebunan, kehutanan dan hortikultura. Pada sub sektor perkebunan kopi &ah
komoditas unggulan
Kabupaten Lampung Barat. Kopi yang dihasilkan dari Kabupaten Lampung Barat merupakan d a h satu komoditas ekspor unggulan Propinsi Lampung. Sumberdaya potensial yang lain seperti pariwisata, perikanan, pertanian dan kehutanan juga merupakan sebuah potensi yang belum digarap. Hal ini me~p&aIIsebuah peluang apabila bisa dikembangkan dan diusahakan. 3)
Komitmen Pemerintah Daerah dalam pengentasan kemiskinan Banyalcnya program pemerintah yang diarahkan untuk pengentasan
kemiskinan sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah daemh dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini bisa dimanfmtkan dan diarahkan supaya program tersebut benar=benartepat sasaran. 4)
Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan (PNPM, BLT, USKIN) Berbagai Program dan kegiatan Pemerintah yang diklaim merupakan
Program Penanggulangan Kemiskinan telah banyak dilaksanakan di daerah temasuk Kabupaten Lampung Barat khususnya di Kecamatan Balik Bukit. Sebuah program yang membcrikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpemn aktif dalam pembangunan dan memkdayakan dirinya
5)
Luas lahan yang dapat dibudidayakan iabatas Berdasarkan hasil perhitungan D i Kehutanan Kabupaten Lampung
Barat, luas lahan di Kecamatan Balii Bukit yang dapat dibudidayakan hanya
sekitar 52% dan selebiiya merupalcan kawasan yang diliidungi. Lahan budidaya tersebut sebagian digunakan untuk lahan perurnahan, infrastruktur dan prasarana sosial lainnya sehingga lahan budidaya yang ada relatif sangat kecil, yaitu sebesar 35%. Keberadaan lahan tandus sebagai akibat hutan marga yang sudah rusak bukan menjadi p i l i i bagi warga untuk mengusahakmya, hal ini dikarenakau butuh investasi yang relatif cukup besar untuk mengolahnya menjadi
lahan yang lebih produktif.
6)
Krisis Ekonomi Dalam situasi perekonomian global yang mengalami krisis seperti sekarang
ini membuat beberapa produk lokal mengalami hambatan dalam pemasaraunya
baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini akan menghambat produktifitas masyarakat dan akan berakibat pada situasi perekonomian masyarakat yang stagnan. Harga komoditas yang cenderung terus menurun
dan tidak adanya
kepastian pasar akan membuat masyarakat semakin resah dengan situasi perekonomian seperti itu. Hal ini diperparah dengan naiknya harga barang kebutuhaa pokok masyarakat seperti harga beras, minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya 7)
Kurangnya Peran Lembaga SwastaIDunia Usaha Lembaga swasta dan dunia usaha yang ada di Lampung Barat dirasa belum
mendukung perekonomian masyarakat. Mereka lebii cenderung untuk mencari keuntungan sendii daripada membuat sebuah kemitraan dengan masyaralcat atau pemerintah daerah yang akan d i n g menguntmgkm kedua belah pibak. Keberadaan dunia usaha maupun lembaga swasta yang ada, selama ini belum mampu memberikan kontribusi yang jelas bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonorni di masyarakat. 8)
Pemanfaatan Teknologi Yang Tidak Tepat Gum. Adanya kemajuan teknologi dalam berbagai bidang belum dapat disikapi
secara positif oleh masyarakat Lampung Barat secara keseluruhan. Penggunaan
teknologi yang dinilai lebih efisien dikuatirkan justru aken menghambat proses pemberdayaan dan kmttifitas masyarakat karena ketidaktahuamya atas teknologi tersebut.
Dari hasil evaluasi terhadap 8 faktor eksternal tersebut, diperoleh total skor sebesar 2,667 dengan rata-rata skor 0,333. Untuk memisahkan faktor mana yang
masuk ke dalam peluang dan ancaman dilakukan dengan membandingkan skor
faktor tersebut dengan rata-rata skor. Apabila nilainya di atas rata~ratamaka faktor tersebut masuk ke dalam pcluang, sedangkan apabila di bawah rata-rata skor akan menjadi ancaman. Hasil evaluasi faktor eksternal secara keseluruhan dapat dilihat dalarn tabel 17.
Tabel 17 : Matrik Evduasi Faktor Eksternal Faktor ekstemal
Rata-rata Rating
Skor
Peluang a
Program Pengembangan Hutan
Kemasyarakatan b Besarnya potensi SDA di daerah c Komitmen Pemerintah D a d dalam pengentasan kemiskinan d Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan (PNPM,BLT, RASKIN)
0,149
4
0,595
0,134 0,158
4 3
0,536 0,473
0,137
3
0,411
0,074 0,080 0,149 0,1 1 .OW
3 2 1
0,223 0,161 0,149 0,119 2,667
Anaman
e Terbatasnya lahan budidaya f Krisis ekonomi g Kurangnya ueran lembaga - swastddunia usaha . h Pemanfaam Teknologi Ymg Tidak Tepat Guna Jumlah
--
63. Penentuan Prioritas Grand Strategi Sebelum melakukanperumusan strategi, terlebiih dahulu harus ditentukao ke mana arah strategi yang akan kita buat. Hal itu dapat kita Fiat dari posisi keberadaan di &lam kuadran. Apabila berada dalam kuadran antara S Penentuan grand strategi dilakukan dengan mengevaluasi faktor internal
dan ekstemd. Berdasarkan matriks IFE, skor untuk kekuatan adalah 1,652, sedangkan skor untuk kelemahan adalah 0,870 sehingga selisih antara keduanya adalah bernilai 0,782. Nilai tersebut ditempatkan pada sumbu X. Selanjutnya nilai peluang adalah 2,041 dan nilai ancaman adalah 0,663 dengan demikian selisihnya
adalah 1,378 yang kemudian nilai tersebut ditempatkan pada sumbu Y. Perpotongan antara X dan Y tersebut berada di kuadran I1 dengan tipe strategi aggressive. Berdasarkan analisis tersebut maka profil strategi yang muncul adalah strategi S-0 atau stratcgi agresif, yaitu menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatken peluang. Hasil dari penentuan grand strategi d i i u d dapat d i l i t dalam gambar 5 berikut.
0
Conservative
Agresissive
W
S
4,87 -0,66
Diversive
Defensive
T
Gambar 5 :Grand Strategi Penanggulangan Kemiskinan 6.4. Perurnusan Strategi
Langkah selanjutnya dalam penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan adalah tahep penggabungan (mafchingstage) dengan teknik matriks SWOT. Analis SWOT ini digunakan dengan menggabung antara faktor internal (kelemahan clan kekuatan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Hal
ini dimaksudkan untuk menentukaa stmtegi yang layak dalam penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan diperoleh 8 altematif strategi untuk dapat dikembangkan menjadi program yang dapat dilaksanakau. Keseluruhan strategi yang dihasilkan m e m p h strategi agresif seped yang sudab dihasilkan dalam penentuan grand strategi. Adapun hasil penggabungan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 18.
Tabel18: Matrik SWOT Kerniskinan
dalam
FAKTOR INTERNAL SI S2 S3 S4
FAKTOR EKSTERNAL
Perumusan
KEKUATAN (S) = TingginyaSemangat Gotong Royong = Usia pmdulrtif penduduk miskin = JenisPeke+m Masyaralcat Miskin = Relatiftingginya Tingkat Pendidikan
Strategi
KELEMAHAN (W) WI W2 W3 W4
Mary.
01
= Program
1.
PrmantsatanPmgram Hutan K u n a s y m bagi Penduduk miskin (Sl,SZ,S3,01.03)
3.
Pemanfaatan Pmgram HKm dalam ran@ perluasan lahan budidaya dan peningltatan akss terhadap SDA (Wl,W2, ,W4,01,02,03)
2.
Optirnaii pemanfaatan SDA bagi penduduk mislrin. (Si,S?,S3,02,03)
4.
PeningLatan kapasitas masyaralrst melalui Pmgram Pengentasan Kerniskinan (w1,W3,W4,03,04),
Pengembangan Hutan 02
-
-K Bsamya potcnsi SDA
di daerah
= KomitmenPdtah
03
04
Dawahdalam peO+ !en-! keradman
-
PClatsansanProgram pmmKemisldnan (F'NF'M, BLT, RASKIN)
-
ANCAMAN 0 TI
= Terbatasnyalahan
=
n
5.
Krisis ckonomi Krngnyaperan lembga pvaskdd@!ic,
usaha
T4
= PemanfaatsnTelm010pi Yang Tidak Tepat Guna
Stratcgi W - T
Stratcgi S T
budidaya'
T2
Besamyajumlah Penduduk miskin = Rendahnya luas pengusahaan lahan = Rendahg9 pmdapatan = Rendahnyaakses masyarakat terhadap Sumberdaya alam dan sosial =
Stratsgi W -0
Shrtcgi 9-0
PELUANG (0)
Penanggulangan
6.
Peningkatan peran swasta dalam pengembangan tclmologi tepat guna bagi masyarakat &kin (SZS3,T3,T4)
7
Peningkatan kerjasama 8. dengan dunia usaha dalam pembinaan dan penynagan tmaga i j a mfok mm@t%i kchgan lahan ( S f S3,Tl.n)
Pmingkatan peran masts untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumbcnlaya dan pedngkatan Wdapatsn.
(W3,W4,T3,T4) lnteosifikasi lahan dengan pemanfaatan teknoligi tepat guna melalui pihak sw&a dalam rangkn
pminghtm mdapatah masyarakaL (%T3,T4)
6.3.1.Strategi $0
Strategi S-0 merupakan penggabungan antara faktor internal kekuatan dengan faktor ekstemal peluang dengan cara memanfaatkan peluang dengan menggunalran kekuatan. Strategi S-0 dalam penanggulangan kerniskinan ini adalah :
1)
Pemanfaatan Program Hutan Kemasyarakatan bagi Penduduk miskin. (S1,S2,S3,01,02,03) Sumberdaya dam di Kecamatan Balk Bukit merupakan sebuah potensi yang j m g menjadi perhatian masyarakat. Kebemdaan sumber=sumber dam tersebut tidak menarik perhatian masyarakat yang sudah dininabobokkan oleh kopi yang sudah tidak bisa diiembangkan secara ekstensifii. Sempitnya lahan yang diusabkan oleh masyarakat tidak membuat mereka mengalihkan perhatiannya pada kegiatan yang lain. Keluarnya Peratucan Menteri Kehutanan Nomor : P. 371Menhut-II/2007 yang m e n g a m a n h bahwa Kawasan Sidung dapat d
i
d oleh
masyarakat dengan berbagai persyaratan yang sudah ditentukan memberikan kesempatan kepada kita untuk ikut mengelola lahan, memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan berbagai alternatif kegiatan yang lain. 2)
Optimalisasi Pemanfaatan SDA bagi penduduk miskin. (Sl,S2, S3,02,03) Selama ini sumberdaya dam banyak yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan oleh Pemerintah Daerah sendiri. Ddam ha1 ini Pemerintah Daerah bisa memfasilitasi dan memberdayakan masyarakat khususnya masyarakat miskin secara berkelompok untuk mengisi waktu
luangnya melalui p e d m t a n surnberdaye dam yang ada Melalui pemberian stimulan clan pembekalan ketrampilan dihacapkan masyarakat mampu meningkatkan bpasitasnya untuk menanbah penghasilan. Dengan demikian selain bisa meningkatkan pendapatan masyarakat strategi ini mampu memberikan kesibukan alternatif pekejaan kepada masyarakat yang bisa menghasillcan pendapataa
-
63.2.Strategi W 0
3)
Pemanfaatan Program HKm dalam rangka perluasan lahanbudidaya clan peningkatan akses terhadap SDA (Wl, W2, W4,01,02,03) Dalam rangka pemanfaatan berbagai sumberdaya dam yang ada dan untuk menumbuhkan ekonomi rakyat, maka diperlukan fasilitasi p e m e ~ t a huntuk
menggerakkannya. Jenis pekerjaan masyarakat miskin yang mayoritas ptani kopi memberikan kesempatan yang luas dari segi waktu untuk
m e h t k a n sumberdaya yang ada dan betusaha di bidang lainnya Dengan melibatkan masyarakat miskin strategi ini d i i k a n akan mengurangi angka kemiskinan melalui adanya kesempatan untuk memperluas lahan budidaya dan peluang benwha 4)
Peningkatan
kapasitas
masyarakat
melalui
Program
Pengentasan
Kemiskinan (W 1,W3,W4,03,04), Selma ini program pengentasan kemiskinan yang dijalankan oleh
pemerintah jarang sekali melibatkan masyarakat miskin.
Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan masyarakat miskin dalam mengakses informasi dan lembaga-lembaga sosial yang ada di masyarakat. Dengan kondisi seperti ini d i i k a n pemerintah m e m a n f a a h masyarakat miskin d a l m program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakannya. Tujuan dari Program Pengentasan Kemiskinan itu sendii juga hatus disesuaikan dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat. 633.Strategi S - T 5)
Peningkatan peran swasta dalam pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat miskin (S2,S3,T3,T4) Dalam melaksanakan aktifitas mata pencahariannya, masyarakat miskin pa& umumnya masih bekej a secara tradisional dan konvesional. IIal ini
dimungkinkan akibat rendahnya &ses masyarakat terhadap perkembangan teknologi yang ada. Pihak swasta dalam memasarkan produk-produk teknologinya bisa m e m a n f a a h situasi ini sekaligus meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin dalam pemanfaatan teknologi yang benarbenar tepat guna.
6)
Peningkatan kejasama dengan dunia usaha dalarn p e m b i dan penyerapan tenaga keja untuk mengatasi kekurangan lahan (S2,S3,Tl,T3) Melihat fakta di lapangan, masyarakat miskin bekerja dan b e ~ ~ a secara ha individual dan otodidak tanpa bantuan dan bibmgan dari pihak manapun. Melalui strategi ini diharapkan akan terbentuk pola kemitraan kepada
masyarakat miskin sehingga dapat memberikan jaminan dan kepastian
terhadap budidaya, pengolahan dan pemasaran produk pertanian yang dihasilkannya Keterlibatan swasta selain b i i memberdayakan masyarakat diharapkan juga dapat menyerap tenaga keja lokal melalui kegiatannya
63.4.ShPtegi W-T 7)
Peningkatan peran swasta untuk meningkatkau akses masyarakat terhadap sumberdaya d m peningkatan pendapatan. Hambatan untuk mengakses sumberdaya yang ada tidak hanya disebabkan oleh faktor manusia saja Kondisi dam di Lampung Barat pada umumnya mem-
sebuah hambatan yang cukup besar bagi masyarakat untuk
dapat memanfaatkau sumberdaya yang ada Masuknya pihak swasta untuk berinvestasi dengan permodalan dan teknologi yang dimilkinye diharapkan bisa memfasilitasi dan memanfaatkau keberadaaa masyarakat miskin untuk ikut terlibat di dalamnya
8)
I n t e n s i f i lahan dengan pemanfkitm teknoligi tepat guna melalui pihak swasta dalam rangka peningkatan pendapatan masyiuakat. Kesempatan perluasan lahan yang diberikan oleh Pemerintah melalui P m g m Hutan Kemasyarakatan bukan tanpa batas, mengingat berbagai persyaratan dan aturan yang harus dipenuhi. Hal ini juga memerlukan pemikiaran bahwa tidak semua masyarakat dengan mudahnya memperoleh
hak pengelolaan hutan tersebut. Solusi untuk mengatasi ha1 ini adalah melalui intensifhi terhadap pengelolaan lahm yang ada untuk meningkatkan hasil produksi yaitu meldui pemanfaatan teknologi tepat guna dengan melibatkan pihak swasta-
Dengan banyaknya altematif strategi yang dipero!eh, hatus dipilih beberapa strategi yang akan dijadikan prioritas. Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap selanjutnya dari perurnusan strategi dengan mcnggunakan analisis QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Analisis ini ditujukan untuk mencntukan prioritas strategi penanggulangan kerniskinan.
Analisis QSPM dilakukan dengan cara memberikan Nlai kemenarikan relatif (Attractive Score
=
AS) pada masing-masing faktor internal maupun
ekstemal. Strategi yang mempunyai total nilai kemenarikan relatif (Total
Attractive Score=TAS) yang tertinggi merupakan prioritas stmtegi. Setelah dilakukan perhitungan nilai TAS. maka diperoleh hasil QSPM seperti disajikan
pada Tabel 18 di bawah ini. Tabel 19 : Hasil Analisis QSPM Dalam Perurnusan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Balk Bukit Kabupaten Lampung Barat
W. PERANCANCAN PROGRAM Becdasackan hasil analisis pada bab terdahulu telah berhasil merumuskan
strategi yang dapat dijadikan sebagai strategi prioritas dalam menangani masalah penaggulangan kemiskinan di Kecamatan Balik Bukit. Namun sebuah stmtegi yang bagus tidak akan banyak bermanfaat tanpa didukung oleh program operasional sebagai motor penggeraknya Beberapa prognun yang dapat penulis
muskan berdasackan hasil evaluasi pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan dan hasil evaluasi dengan menggunakan analisis SWOT dan QSPM adalah sebagai berikut :
7.1. Pemanfaatan Program Hutan Kemasyarakatan bagi penduduk miskin a)
Program pengembangan h i l hutan non kqyu. Sebagaimana hasil analisis terhadap faktor penyebab kemiskinan yang diperoleh, program ini selain ditujukan untuk meningkatkan pendapatan tetapi yang lebih penting adalah program ini sebagi bentuk peluang altematif kegiatan atau pekejaan yang harus d i i a a t k a n oleh pemerintah dan masyarakat. Telah diuraikan di dalam bab terdahulu bahwa rata-rata masyarakat miskin mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dengan mengembangkan hasil hutan non kayu seperti pengembangan lebah madu, ulat sutera maupun pemanfaatan sumberdaya yang sudah a& akan menciptakan altematif lapangan keja bagi masyarakat. Kegiatan yang bisa dilaksanakan antara lain :
1. Pengembangan budidaya hasil hutan non kayu (lebah madu, ulat sutera, buah-buahan)
2. Pemanfaatan hasil hutan non kayu (rotan, tanaman hias) 7.2. Optimaliiasi Pemanfaatan SDA bagi penduduk miskin a)
Program Pemanfaatan sumberdqya alum. Sumberdaya dam yang ada di Kecamatan Balik Bukit, selama inibelum dimanfaatkan secara optimal. Keberadaan hutan bambu, sungai-sungai besar, keindahan dam maupun potensi dam lainnya selama ini tidak menjadi perhatian masyarakat.
Sudah
saatnya
sumber-surnber
dam
tersebut
dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat. Pemanfaatan dari sumberdaya tersebut akan dapat menciptakan lapangan pekejaan baru bagi masyarakat untuk mengisi waktu kosongnya dengan kegiatan yang menghasilkan. Program ini dapat dilaksanakan dengan kegiatan: 1. Pelatihan dan p e m b i i pemanfaatan hasil-hail alam untuk kegiatan ekonomi rakyat b)
Program Pengembangan Kewirausahaan bagi masyarakat miski, Dengan melihat berbagai potensi yang ada di sekitar masyarakat, perlu dikembangkan jiwa kewirausahaan. Dengan tumbuhnya jiwa kewirausahaan tersebut bukan hanya menciptakan lapangan keja baru, tetapi juga memungkjnkan untuk penyerapan tenaga kej a bagi masyarakat 1ainnyaProgram ini dapat dilaksanakan dengan kegiatan :
1. Pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat miskin 2. Pemberian Stimulan dan pendampingan bagi masy&
miskin.
73. Peningkatan peran swasta dalam pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat miskin a)
Pemanfaotan Teknologi Tepat Guna bagipengolahan hasilpertanian. Masyarakat petani pada umumnya menjual hasil panen secara langsung tanpa diolah lebii lanjut untuk menciptakan nilai tambah. Dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang, diharapkan waktu luang masyarakat dapat dimanfaatkaE untuk memperoleh penghasilan dari penciptaan nilai tambah hasid panen tersebut. Secara otomatis, sudah tercipta pekejaan baru bagi masyarakat yang selama ini hanya menunggu waktu dari panen ke panen berikutnya Kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam program ini adalah : 1. Bantuan alat pengolahan kopi bubuk
2. Pelatihan pengolahan h a i l produksi pasca panen
3. Bantuan Alat Pengering Kopi
7.4. PemanfsPtan Program HKm dalam rangka perluasan lahan budidaya dan peningkatan akses terhadap SDA
a)
Program ekstensifikasi lahan pertanian dun perkebu~n.Seperti telah diuraikan sebelumnya, luas lahan yang dapat diusahakan sangat terbatas. Masyarakat hanya bergantung kepada lahan yang ada, sedangkan kondisi yang ada menuntut adanya perluasan laha
budidaya. Program hutan Kemasyarakatan dapat dhaniiaatkan sebagai sarana perluasan lahan. Banyaknya hutan yang disinyalir sudah mengaIami kerusakan mempakan sebuah potensi untuk dimanfaatkin melalui progran hutan kemasyarakatan tersebut. Alokasi lahan seluas 35 hektar per kelompok bisa menjadi solusi perluasan
lahan budidaya untuk dimanfaatkan melalui penanaman hutan dengan tanaman keras yang m e n g h a s i i dan memanfaatkan sistem turnpang sari dengan tanaman lainnya yang lebii cepat menghasilkan. Kegiatan
ini harus difasilitasi oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dikarenakan masyarakat miskin pada khususnya tidak mempunyai akses sampai dengan pemerintah pusat dalam rangka mereatisasikan program ini untuknya. Dalam kaitannya dengan program ini, pemerintah daerah bisa merealisasikannya melalui kegiatan : 1. Fasilitasi
dan
koordiii
peqatan
program
Kemasyarakatan
2. Bantuan Operasional Perluasan dan pemanfaatan lahan.
hutan
Tabel 19 : Prioritas Straegi dan Perancangm Program dan Kegiatan Strategi Penanggulangan Kerniskinan PROGRAM
hasil hutan non kayu
percepatan program hutan Kemasyarakatan