“ Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia “ Untuk memenuhi tugas akhir Mata kuliah pendidikan pancasila Dosen : Tahajudin Sudibyo, Drs
Di Susun Oleh : Nama
: Noviyar Firdaus
NPM
: 11.11.4783
Program
: S1
Jurusan
: Teknik Informatika
Kelompok
:C
Sekolah Tinggi Managemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2001
BAB I ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, agama, dan suku yang berbeda dan beraneka ragam, dari perbedaan itulah maka muncunnya konflik sosial. Namun dari banyaknya perbedaan yang kebudayaan, agama, dan suku, ada juga yang menimbulkan jiwa persatuan dan kesatuan sesama rakyat Indonesia. Tentu kita masih ingat dengan penjajahan bangsa belanda pada bangsa Indonesia selama 350 tahun, dari waktu yang lama itu akhirnya menimbulkan adanya rasa kesamaan nasib sebagai bangsa terjajah, dan melahirkan beberapa pergerakan diantaranya : sumpah pemuda, kebangkitan nasional, dan proklamasi.
Konflik terjadi tentu karna ada sebab dan akibat, hal-hal yang dapat menyebankan konflik antar individu dan masyarakat sosial, di antaranya yaitu : a. perbedaan kebudayaan b. perbedaan pendapat c. perbedaan agama d. perbedaan suku e. salah paham antar individu atau kelompok f. ada pihak yang dirugikan, dan g. ada perasaan sensitive
Jiwa persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia di dasari oleh beberapa unsur, diantaranya yaitu : a. persaan senasib sebagai bangsa terjajah b. lahirnya pergerakan sumpah pemuda c. kebangkitan nasional
BAB II LATAR BELAKANG MASALAH Kerukunan dalam hal persatuan masyarakat Indonesia memang agak sulit terbentuk sampai sekarang, karena bangsa Indonesia yang memiliki beranekaragam suku, budaya dan agama. Dari keanekaragaman itulah maka munculnya adat-istiadat kebiasaan yang berbeda, sehingga ada sebagian yang memiliki sifat egoisme, ekstremisme, sukuisme, acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap lingkungan. Masih ingat di pikiran kita dengan berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya konflik yang terjadi di Kalimantan, Ambon, dan Aceh. Mengapa perpecahan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia bisa terjadi ? Bagaimana persatuan dan kesatuan yang telah susah payah di bangun oleh para pejuang dulu dalam kemerdekaan Republik Indonesia ?
Rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang telah kita rasakan ini, itu terjadi dalam waktu yang tidak singkat dan membutuhkan waktu yang lama, karena rasa persatuan dan kesatuan yang kita rasakan ini tercipta dari beberapa unsur, yaitu suku, budaya, dan agama masyarakat Indonesia yang beranekaragam.
Kita semua tentu sudah mengetahui kalau dulu bangsa Indonesia pernah di jajah oleh bangsa Portugis, bangsa Belanda, dan bangsa Jepang dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu 350 tahun lamanya, dan dalam kurun waktu yang lama itu rakyat Indonesia telah merasakan banyak penderitaan.Dalam waktu yang sangat lama itulah rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia di tempa, karena rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia terbentuk dari proses social dan budaya masyarakat Indonesia, dan adanya perasaan senasip sebagai daerah jajahan bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang. Karena Negara Indonesia terdiri dari banyak pulau-pulau yang tersebar dari sabang sampai marauke sehingga terciptanya beragam suku, budaya, dan agama masyarakat Indonesia yang beranekaragam.
Keharmonisan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia adalah tujuan dibuatnya pancasila pada sila ke tiga yang berbunyi “ Persatuan Indonesia “, dan agar dapat terciptanya masyarakat Indonesia yang harmonis, saling bersatu dalam menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia, serta tidak ada lagi konflik yang terjadi di antara masyarakat Indonesia.
RUMUSAN MASALAH Mengapa bisa terjadinya perselisihan dan konflik antar masyarakat Indonesia ? Hal apa yang mendasari persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia ?
BAB III PENDEKATAN SECARA HISTORIS a. Masa Pergerakan Kebangsaan. Masa penjajahan yang sangat panjang oleh bangsa‐bangsa Eropa dan Jepang, disamping telah berdampak pada penderitaan rakyat, ternyata juga telah menyemai kesadaran baru di kalangan rakyat dari berbagai daerah, di seluruh wilayah Nusantara. Melalui gelombang pasang surut perjuangannya, berbagai pergerakan kebangsaan tersebut akhirnya membulatkan tekad untuk menyatukan segenap potensi perjuangan demi terciptanya satu kekuatan yang lebih besar untuk merealisasikan segala impian kebangsaan dan kemerdekaan. Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 merupakan wujud tekad seluruh komponen masyarakat Nusantara untuk menyatukan diri sebagai satu bangsa, dalam satu wadah kesatuan tanah air, serta menjunjung tinggi bahasa persatuan, Indonesia.
b. Masa perjuangan kemerdekaan (1945‐1949) Masa ini ditandai dengan gerakan perjuangan rakyat yang makin luas, semesta, makin terarah dan masif. Perjuangan tidak terbatas pada aspek militer, melainkan juga lewat aspek politik dan budaya. Diberbagai daerah terjadi perlawanan dengan bermacam cara serta intensitas yang berbeda terhadap tentara penjajahan.
Para tokoh nasional dengan cepat dan tepat
memanfaatkan momentum proklamasi kemerdekaan ini dengan menetapkan bentuk negara, sistem kenegaraan serta menyusun dan meletakkan dasar‐dasar fundamental bagi penyelenggara negara, berikut susunan dan perlengkapannya. Eksistensi Indonesia ditentukan melalui suatu proses perjalanan sejarah yang panjang, penuh pengorbanan dalam menjaga momentum perjuangan menuju cita‐cita kemerdekaan.
BAB III PEMBAHASAN A. RASA PERSATUAN DAN KONFLIK SOSIAL Rasa persatuan dan kesatuan sangat perlu di tanamkan di dalam hati setiap manusia, karna dengan adanya rasa persatuan dan kesatuan, maka tidak akan muncul konflik antar individu maupun antar masyarakat sosial. Dengan rasa persatuan dan kesatuan diantara masyarakat
Indonesia
maka
akan
muncul
nilai
kegotong-royongan,
kekerabatan,dan
kebersamaan, sehingga meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.
Kita sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan peran orang lain dalam menjalankan hidup kita, karna tanpa orang lain kita tidak akan merasa lengkap dalam menjalani kehidupan. Dari pergaulan sosial inilah kita memiliki sifat dasar dari manusia, yaitu : kekeluargaan, solidaritas, tolong-menolong, gotong royong, egoisme, sombong, sukuisme, dll. Dari kesemua sifat dasar manusia itu dapat menimbulkan rasa persatuan & kesatuan masyarakat sosial dan juga menimbulkan rasa perpecahan antar masyarakat atau konflik sosial.
B. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK
Suatu konflik dapat terjadi jika ada timbul rasa Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker (1989:86), berpendapat bahwa ada beberapa hal yang dapat menyebabkan konflik individu ataupun konflik sosial antar masyarakat sosial, diantaranya yaitu :
a. Perbedaan Kebudayaan
Indoenesia memiliki banyak ragam kebudayaan yang berasal dari berbagai daerah. Kebudayaan yang melekat pada seseorang mampu memunculkan konflik manakala kebudayaankebudayaan tersebut berbenturan dengan kebudayaan lain. Kepribadian seseorang berbeda satu dengan lainnya, kepribadian antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda. Karna perbedaan ini sering kali menimbulkan konflik antar suku dari kebudayaan yang sama maupun berbeda suku. b. Perbedaan pendapat Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya. Dimana masing-masing pihak lebih mementingkan ego dirinya masing-masing, dan menyalahkan pendapat orang lain, sehingga menimbulkan ketegangan diantara masing-masing pihak yang bersitegang. c. Salah paham Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain. Kurang tepatnya penyampaian informasi adalah salah satu penyebab terjadinya kesalahpahaman di antara individu dan sosial, karena kurang tepatnya penyampaian informasi ini membuat salah satu pihak tidak mengerti akan penyampaian yang di sampaikan oleh pihak lainnya.
d. Ada pihak yang dirugikan Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci. Salah satu contoh dalam kasus ini adalah penipuan, di mana orang yang kena tipu sangat dirugikan oleh tindakan si penipu, sehingga menimbulkan rasa benci kepada si penipu yang dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik individu maupun konflik
sosial.
e. Perasaan sensitive Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain, sehingga muncul salah paham diantara orang tersebut. Orang yang selalu menyalah artikan tindakan orang lain ini dapat menimbulkan konflik secara individu, karna ia menganggap tindakan yang orang lain lakukan itu salah. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan. Jika orang yang dianggap tindakannya itu salah mungkin akan merasa ketidaknyamanan hatinya sehingga akan memunculkan konflik diantara mereka. f. Perbedaan suku Indonesia memiliki banyak suku dan budaya yang berbeda-beda di setiap daerahnya, tentu setiap daerah juga memiliki tradisi yang berbeda-beda dengan suku lainnya. Kebanyakan konflik yang terjadi antar suku di Indonesia adalah karena perbedaan tradisi dan hukum adat yang berlaku di daerah masing-masing. dan juga penyebab sumber konflik
antarsuku bangsa atau golongan antara lain:
1. Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama. 2. Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suku bangsa lain.
3. Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya bisa terjadi kalau suatu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama. 4. Konflik juga akan terjadi kalau suatu suku bangsa berusaha mendominasi suatu bangsa lain secara politis. 5. Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Jadi dapat di simpulkan bahwa konflik itu bisa terjadi karena adanya perbedaan, baik perbedaan pendapat, keyakinan, suku, ras, dan budaya. karna dari perbedaan itu membuat salah satu pihak merasa benar dengan agrumennya dan menyalahkan agrumen orang lain.
C. HAL YANG MENDASARI PERSATUAN RAKYAT INDONESIA
Tentu kita masih ingat tentang konflik-konflik yang terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia, tapi kita juga harus mengetahui kalau di setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai rasa persatuan dan kesatuan. Contohnya saat terjadi bencana alam di salah satu daerah di Indonesia dan daerah-daerah lain ikut membantu menangani bencana tersebut, misalnya tsunami di aceh, letusan gunung merapi di Yogyakarta, hampir seluruh relawan berasal dari segala penjuru tanah air untuk membantu saudara setanah air yang mengalami bencana. Hal yang mendasari rasa persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia di antaranya yaitu :
1. Kesatuan sejarah yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah, dimana dulu Indonesia mempunyai sejarah yang besar dengan kesatuan rakyatnya. contohnya pada pemerintahan kerajaan majapahit.
2. Kesatuan nasib yaitu berda dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama. Rakyat Indonesia menjalani penderitaan yang sama sebagai rakyat dari bangsa yang di jajah oleh bangsa portugis, belanda, dan jepang.
3. Kesatuan kebudayaan yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional, munculnya kebudayaan baru yang berasal dari keanekaragaman budaya Indonesia, kebudayaan baru yang terbentuk dari pengaruh bercampurnya budaya lokal dan budaya asing, sehingga menjadi suatu kebudayaan bagi sebagian besar rakyat Indonesia yang berada di kota-kota besar sampai di pelosok desa.
Adapun tahapan-tahapan pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut: a. Perasaan senasib b. Kebangkitan Nasional c. Sumpah Pemuda d. Proklamasi Kemerdekaan Kebulatan tekad untuk mewujudkan “ Persatuan Indonesia “ kemudian tercermin dalam ikrar “ Sumpah Pemuda “ yang dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang berbunyi :
a. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah Air Indonesia.
b. KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.
c. KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.
Kalau kita lihat, Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia maka ada tiga aspek Persatuan Indonesia yaitu : 1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia Belanda yang saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para pejuang kemerdekaan meng-klaim wilyah yang akan dijadikan wilayah Indonesia merdeka.
2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada da wilayah yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajh oleh Belanda memplokamirkan satu nama baru sebagai Bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada di wilayah sabang sampai Merauke.
3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa baru yang bterdiri dari berbagai suku dan bahasa bisa berkomunikasi dengan baik maka dipakailah sarana bahasa Indonesia yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan pergerakan kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk pertama kali para pejuang kemerdekaan memplokamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia merdeka yaitu bahasa Indonesia.
Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 itulah pangkal tumpuan cita-cita menuju Indonesia merdeka. Jadi makna “ Persatuan Indonesia “ adalah bahwa sifat dan keadaan negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat satu. Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai dengan hakikat satu berarti mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa dan negara Indonesia yang menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah dari negara lain di dunia ini. Sehingga negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi. Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang cukup panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara.
D. POLA PENYELESAIAN KONFLIK Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, pengelolaan konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam mengontrol, mengarahkan, dan menyelesaikan konflik, dalam hal ini adalah konflik interpersonal.
Perbedaan
kepentingan
antara
individu
atau
kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Dengan membudayakan dan melestarikan budaya indonesia itu selain bisa membuat Indonesia menjadi negara yang penuh dengan tradisi budaya,indonesia juga bisa bersatu karna adanya budaya budaya Indonesia tersebut.bisa kita ambil dari lingkungan yang dekat dengan kita,yaitu budaya kerja bakti untuk membersihkan lingkungan.sejak dulu budaya kerja bakti membersihkan lingkungan sudah ada di Indonesia,dengan bekerja bakti orang orang menjadi lebih mengenal satu dengan yang lain nya.banyak maanfaat dari kerja bakti disamping lingkungan kita menjadi bersih,kita juga bisa bersosialisasi dengan masyarakat sekitar,dan dengan begitu persatuan dan kesatuan akan terus terjaga dan indonesia bisa terus aman tentram.
BAB IV A. Kesimpulan
Pada dasarnya manusia memiliki jiwa persatuan dan kesatuan di dalam dirinya masing-masing, tapi karena adanya perbedaan yang ada dalam kehidupan makhluk sosial. Sebagai masyarakat sosial tentu kita memiliki perbedaan dengan individu atau makhluk sosial lainnya.Indonesia banyak memiliki pulau-pulau yang terpisahkan oleh lautan, dan dari pulaupulau tersebut memiliki budaya yang perbedaan dari pulau satu dengan pulau lainnya. Perbedaan itu baik berupa agama, suku, ras, budaya, tradisi, hukum adat, dll, karna dari perbedaan itulah munculnya konflik antar individu ataupun konflik antar masyarakat sosial.
Indonesia terbentang luas dari sabang sampai marauke, mempunyai banyak perbedaan budaya dan tradisi di setiap daerahnya. bangsa kita pernah terjajah selama 350 tahun lamanya, sehingga memunculkan perasaan senasib sebagai rakyat dari bangsa yang terjajah. Dari perasaan senasib inilah maka akan melahirkan sumpah pemuda, kebangkitan nasional, dan proklamasi kemerdekaan, karna rakyak Indonesia dulu memiliki jiwa persatuan dan kesatuan yang kuat untuk merdeka, dan membantu sesama saudara setanah air.
B. Saran & Penutup Alhamdulillah, akhirnya sudah terselesaikannya tugas akhir pancasila yang berjudul “ Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia “, di sini penulis meminta saran kepada para pembaca berupa saran dan kritik yang positif dan membangun, agar di kedepannya dapat membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya.
BAB V DAFTAR REFERENSI
Pranarka, A.M.W. 1985 Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: CSIS.
Soekarno.t.th. Lahirnya Pancasila. Jakarta: Deppen.
Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua, ketiga, keempat. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII.
YAmin, Muhammad. 1971. Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta: Siguntang.
Djoened Poesponegoro, Marwati dan Notosusanto, Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia II Edisi ke‐4 , PN. Balai Pustaka Jakarta, 1984 Kartodidjo, Sartono, “Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah”, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1994. Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia.