OLAHRAGA DAN POLITIK STUDI KASUS PERAN PEMERINTAH DALAM KONFLIK PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : AGAM DLIYA ULHAQ NIM :106033201157
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
ABSTRAKSI
Skripsi yang berjudul Olahraga dan Politik, Studi Kasus Peran Pemerintah dalam Konflik PSSI, diangkat dari pengamatan penulis terhadap fenomena yang terjadi dalam kekisruhan organisasi PSSI yang terjadi mulai tahun 2010- 2013 yang membuat masyarakat pecinta sepakbola dan pelaku sepakbola cemas dengan keberadaan konflik tersebut, karena melibatkan beberapa tokoh politik, pengusaha dan lain-lain. Konflik semakin berkembang yang akhirnya mengorbankan prestasi Indonesia, kekalahan demi kekalahan dialami tim nasional Indonesia dan Indonesia pada saat itu berada di urutan 170 rangking FIFA. Pemerintah mengambil beberapa kebijakan dalam mengatasi konflik PSSI namun ada hambatan antara lain Statuta FIFA yang melarang keterlibatan pihak luar dalam mengatasi urusan assosiasi. Disisi lain pemerintah juga mempunyai aturan dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang mengatur peran pemerintah dalam dunia keolahragaan. Sikap kurang kooperatif PSSI dengan pemerintah menjadikan konflik semakin tajam dan banyak pihak-pihak yang akhirnya tidak puas dengan kepengurusan PSSI membuat kompetisi tandingan PSSI yaitu LPI yang dibentuk oleh pengusaha Arifin Panigoro,berlanjut dengan kisruh pemilihan ketua umum PSSI, konflik KPSI dan PSSI. Konflik yang berkepanjangan dan berlarut-larut dan ancaman sanksi FIFA semakin dekat membuat pemerintah melakukan tindakan intervensi secara langsung yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik PSSI. Banyak langkah yang dilakukan pemerintah mulai dari pembekuan fasilitas pemerintah kepada PSSI pada periode Nurdin Halid. Proses abritasi oleh Komite Normalisasi dan Komite Banding PSSI yang melibatkan pemerintah. Terakhir konflik PSSI versus KPSI yang berakhir tanggal 17 maret dalam KLB (Kongres Luar Biasa) PSSI yang diinsiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.Skripsi ini menggunakan teori konflik karena teori tersebut berkaitan dengan fokus masalah yaitu peran pemerintah dalam konflik PSSI. Penulis menggunakan metode penelitian kulaitatif dan analisis deskripstif.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang selalu mencurahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada para hamba yang serius dalam urusan dunia dan akhiratnya. Dialah source of all my power dalam penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan untuk junjungan Nabi agung Muhammad SAW sebagai penebar cinta dan kasih sayang pada semua makhluk yang dinantikan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis berikan untuk kedua orang tua penulis Abdul Wahib dan Dra. Nihlatin Nisa, kakek penulis KH. Multazam, bapak Anwar, paman dan bibi penulis Anisatin Nufus, Lailatin Na’ma dan Ahmad Chotib, yang tak pernah lelah mendoakan dan memotivasi penulis selama ini dan seterusnya yang selalu sabar merawat dan membimbing penulis, semoga Allah SWT selalu menurunkan segala rahmat, ampunan dan syurga-nya untuk mereka di sini (dunia) dan di sana nanti (akhirat). Saudara penulis Dzihan Khilmi Ayu Firdausi, Ghulam Zaki NF, Rizkia Dinul Ulya F, Aulia Ulfiana F, Ath’aul Malikul Haq yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu menuntut ilmu. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. DR. Komarudin Hidayat. MA 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA. v
3. Bapak. Dr. Ali Munhanif selaku Ketua Prodi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Ali Munhanif atas bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Dosen Penguji Skripsi Bapak Zaki Mubarak dan Ibu Suryani, yang memberi banyak masukan tentang skripsi. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis. Staf Akademik Fakultas yang selalu siap membantu mahasiswa. 8. Staf kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga bapak Ardiansyah Nico yang membantu penulis dalam mengembangkan skripsi. 9. Seluruh teman-teman yang tak pernah lelah untuk membantu dan memotivasi dalam meneyelasikan skrpisi (M. Thoriq, Fikri Adrian, Ridho Abdi Winahyu S.Sos, Ihwanuddin S. Sos, Mayang Widya Putri, Syifa Resky F, Silmi NF, Lina S. S.Sos) 10. Keluarga Taekwondo Modus Club. Baik pengurus pelatih, atlit, senior, junior dan siswa keluarga Modus Club. Keluarga besar M-Academy para Pelatih (Sabeum Nim Ardiansyah Nico, Sabeum Nim Iptu. Ali Musofa.ST.MM, Sabeum Nim Novian Alim), orang tua dan atlit M-Academy (Ibu Rennisa, Ibu Asnaria Hutapea, Rizki Adimas, Raja Naliansyah, Okki Setiawan, Gunawan, Syahril Akmal, Rizkia, Rouline, Aulia, Annisa, Bagas, Meiditha dan lain-lain). Keluarga besar Teater El-Na’ma. Keluarga Besar Taekwondo UTI Pro Bangka
vi
Belitung. Dan yang terakhir semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga segala bentuk bantuan dan kontribusi yang diberikan dinilai ibadah oleh Allah SWT, Jazakumullahu Khairal Jaza. Amiin
Jakarta, 03 Desember 2013
Agam Dliya Ulhaq
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...........................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
9
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................
10
E. Metodologi Penelitian ..............................................................
11
F. Sistematika Penulisan ..............................................................
12
LANDASAN TEORI ....................................................................
14
Teori Konflik ............................................................................
14
A. Definisi Konflik .......................................................................
15
B. Jenis Konflik ...........................................................................
21
C. Karakteristik Konflik................................................................
24
D. Penyebab dan Pendukung Terjadinya Konflik .........................
24
E. Akibat Dari Konflik .................................................................
26
viii
F. Penanganan Konflik .................................................................
BAB III
28
PROFIL ASSOSIASI SEPAKBOLA DAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA ...................................................
36
A. Sejarah Sepakbola ....................................................................
37
1. Sejarah Sepakbola Dunia ...................................................
37
2. Sejarah Sepakbola Indonesia .............................................
39
B. Profil FIFA (Federation International Football Assosiation)
41
1. Sejarah FIFA......................................................................
42
2. Assosiasi ............................................................................
43
3. Wewenang FIFA................................................................
44
C. Profil PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) ...........
48
1.
Sejarah PSSI .....................................................................
48
2.
Perkembangan PSSI..........................................................
51
3.
Kontroversi PSSI ..............................................................
53
D. Profil Kementerian Pemuda dan Olahraga .............................
58
1. Sejarah Kementerian Pemuda dan Olahraga ....................
58
2. Wewenang Kementerian Pemuda dan Olahraga ..............
59
BAB IV KRONOLOGI KONFLIK DAN PERAN PEMERINTAH DALAM KONFLIK PSSI .........................................................
62
A. Periode Nurdin Halid (2003-2011) ..........................................
67
B. Periode Komite Normalisasi (2011) .........................................
83
C. Periode Djohar Arifin Hussein (2011-2015) ............................
87
ix
D. Proses Penyelesaian Konflik PSSI dan KPSI ...........................
93
E. Babak Akhir Konflik PSSI dan KPSI ...................................... 100 BAB V
PENUTUP ..................................................................................... 103 A. Kesimpulan .............................................................................. 103 B. Saran ........................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA
x
BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Dalam sistem demokrasi sebuah bangsa selalu dihadapkan oleh peristiwaperistiwa politik dan kepentingan yang akhirnya berbuah menjadi konflik. Adapun peristiwa tersebut seringkali berdampak pada perkembangan masyarakat, tidak terkecuali dalam dunia olahraga salah satunya adalah sepakbola. Alasan sepakbola sarat kepentingan karena saat ini sepakbola menjadi sebuah kekuatan yang sangat dahsyat. Sepakbola bukan hanya sekedar permainan saja tetapi sudah mulai merasuk ke bidang politik, ekonomi, teknologi informasi dan hiburan. Sepakbola adalah
olahraga yang paling digemari masyarakat dunia, hampir setiap
pertandingan euforia penggemar terhadap tim yang dibelanya sangat terlihat. Dikarenakan banyak kepentingan kemudian memancing konflik yang terjadi di dalam olahraga paling digemari di dunia tersebut. Di Indonesia menjadi sebuah headline di berita tentang konflik yang terjadi dalam kubu PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) baik konflik yang berasal dari dalam atau luar organisasi PSSI. PSSI yang sejatinya sebagai pemegang amanah tertinggi sepakbola Indonesia dan organisasi kemasyarakatan dan independen yang didirikan berdasarkan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan berdasarkan statuta FIFA yang bersifat internasional, bertugas mengembangkan dan mempromosikan sepakbola secara terus menerus, mengatur dan mengawasinya di seluruh wilayah 1
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan semangat fair play. Pada kenyataanya berkembang menjadi konflik yang sarat kepentingan berbagai pihak baik secara politik, bisnis ataupun kekuasaan dan mempengaruh prestasi Indonesia anjlok bahkan kalah 10-0 melawan Bahrain dalam pertandingan Pra Piala Dunia.1 Perkembangan konflik sepakbola menjadikan Indonensia sebagai satu-satunya negara di dunia yang memiliki dua tim nasional dan dua Liga sepakbola yang membuat konflik semakin berkepanjangan prestasi timnas merosot tajam. Banyaknya tekanan masyarakat dan pecinta sepakbola akhirnya memaksa pemerintah turun tangan mengatasi dan memediasi konflik yang berkepanjangan tersebut. Namun, hal tersebut dihalanghalangi oleh PSSI karena berlawanan terhadap statuta FIFA yang mengakibatkan PSSI akan di hukum FIFA karena keterlibatan pihak luar termasuk pemerintah dalam urusan rumah tangga PSSI. Sikap tidak kooperatif PSSI dengan pemerintah menyebabkan memanasnya hubungan kedua belah pihak. FIFA (Federation International Football Assosiation)
memiliki aturan
tersendiri dalam mengatur organisasinya. Pada Statuta FIFA pasal 13 tentang kewajiban anggota, huruf G disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi secara independen, dan wajib memastikan bahwa seluruh aktivitas organisasi tidak diintervensi atau bebas dari campur tangan pihak ketiga. To manage their affairs independently and ensure that their own affairs are not influenced by any third parties.2 Kewajiban menjaga independensi organisasi itu kembali ditekankan pada statuta FIFA pasal 17 ayat
1
Lihat, http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/ 0 /29/203916/1854953/76/indonesiadipermalukan-bahrain-0-10 (diakses tanggal 7 Mei 2013) pukul 18.00 WIB. 2 Statusta FIFA pasal 13.
2
dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini diatur bahwa Setiap anggota harus mengelola semua urusannya secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga. “Each Member shall manage its affairs independently and with no influence from third parties”.3 Berdasarkan statuta FIFA tentu bertolak belakang dengan apa yang terjadi di dalam konflik di tubuh PSSI. Pihak ketiga atau pihak di luar organisasi PSSI sangat terlihat perannya di dalam saga PSSI. Pemerintah terlibat dan berperan sentral dalam konflik PSSI. Periode Andi Malarangeng dan Roy Suryo menjabat sebagai Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) yang aktif melibatkan diri dalam konflik PSSI. Berdasarkan statuta FIFA maupun electoral code FIFA, intervensi pemerintah terhadap proses pelaksanaan kongres PSSI maupun permasalahan di dalam PSSI dapat menyebabkan FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan keanggotaan. Sebab, sesuai pasal-pasal tersebut, intervensi itu telah mengakibatkan terganggunya independensi PSSI. Dalam electoral code FIFA pada bagian prinsip, kewajiban dan hak-hak pihak, campur tangan pemerintah. Karena adanya pelanggaran atas azas independensi itulah, maka berdasarkan statuta FIFA, PSSI dapat dihukum pembekuan sementara keanggotan FIFA. Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, Kongres FIFA bertanggung jawab untuk membekukan status keanggotaan. Komite Eksekutif FIFA dapat membekukan anggota yang melanggar kewajiban secara serius dan berulang-ulang dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is responsible for suspending a Member. The Executive Committee may, however,
3
Statuta FIFA pasal 17.
3
suspend a Member that seriously and repeatedly violates its obligations as a Member with immediate effect”.4 Dampak bagi PSSI bila status keanggotannya dibekukan oleh FIFA adalah Berdasarkan Statuta FIFA pasal 14 ayat tiga ditentukan bahwa anggota FIFA yang telah dibekukan akan kehilangan hak-hak keanggotaannya. Selain itu, anggota FIFA yang lainnya dilarang melakukan hubungan olahraga maupun kompetisi dengan anggota yang sedang dibekukan keanggotaannya. Komite Disiplin FIFA dapat mengenakan sanksi lebih lanjut terhadap anggota yang dibekukan maupun anggota lain yang melakukan hubungan olahraga atau kompetisi dengan anggota tersebut. “A suspended Member shall lose its membership rights. Other Members may not entertain sporting contact with a suspended Member. The Disciplinary Committee may impose further sanctions”.5 Jika status keanggotannya dibekukan, otomatis PSSI tidak dapat mengikuti agenda-agenda kompetisi resmi yang dilaksanakan sesuai kalender yang diakui atau dilaksanakan oleh FIFA. Pembekuan tersebut berlaku sampai PSSI telah dapat memenuhi kewajiban mereka. “Members which do not participate in at least two of all FIFA competitions over a period of four consecutive years shall be suspended from violating at the Congress until they have fulfilled their obligations in this respect”. Di sisi lain pemerintah Indonesia mempunyai landasan tersendiri dalam terlibat dalam kisruh organisasi PSSI dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 4 5
Statuta FIFA pasal 14 ayat 1. Statuta FIFA pasal 14 ayat 3
4
menjelaskan bahwa peran pemerintah dan kewajiban pemerintah dalam sistem keolahragaan nasional seperti yang disebutkan pada Pasal 13 ayat 1: Pemerintah mempunyai
kewenangan
untuk
mengatur,
membina,
mengembangkan,
melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional. Undang-undang tersebut bersebrangan dengan Statuta FIFA karena wakil FIFA di negara bukanlah pemerintah melainkan Assosiasi Sepakbola, di Indonesia diwakili oleh PSSI. Nurdin Halid menggunakan statuta FIFA untuk membatasi peran pemerintah terlibat dalam konflik PSSI yang menyebabkan berlarut-larutnya proses penyelesaian kisruh PSSI. Pemerintah beranggapan bahwa, pemerintah harus ikut terlibat karena dalam program kerja PSSI masih menggunakan fasilitas negara dan menggunakan APBN dan APBD. Konflik yang berkepanjangan memaksa pemerintah turun tangan mengatasi konflik tersebut, walaupun dalam statuta FIFA pemerintah tidak diperkenankan pihak selain organisasi untuk ikut campur dan mengintervensi PSSI. Menpora Andi Malarangeng dan Roy Suryo memberanikan diri dalam mengatasi konflik karena bependapat kalau tidak diselesaikan maka PSSI pun akan dibekukan dan hanya menunggu waktu lebih baik pemerintah intervensi langsung dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi konflik PSSI.6 FIFA mengetatkan peraturan tersebut karena sepakbola dianggap menjadi olahraga dunia dan di penjuru dunia sepakbola merupakan olahraga tradisional walalupun akhirnya Inggris diklaim menjadi negara asal sepakbola. Menghindari
6
Lihat, http://makassar .tribunnews.com /2013/01/11/menpora-sebut-dua-pengusahabesar-penyebab-konflik-pssi (diakses tanggla 5 mei 2013) pukul 15.30 WIB.
5
politisasi olahraga dan menjunjung tinggi sportifitas merupakan alasan utama FIFA untuk menegakkan peraturan tersebut. Statuta tersebut tentu sulit dijalankan dijalankan oleh negara dunia ketiga seperti Indonesia dan negara yang lain berbeda dengan negara-negara di Eropa. Indonesia merupakan negara yang berkembang dan baru terlepas dari bayang-bayang Orde Baru. Contoh kasus Nurdin Halid yang mampu memimpin PSSI dalam beberapa periode walaupun terjerat hukum yang berlanjut menjadi konflik besar PSSI yang menyebabkan merosotnya prestasi Tim Nasional merupakan contoh bahwa di Indonesia Assosiasi sepakbola Indonesia belum bisa mandiri, maka diperlukan peran pemerintah didalamnya dalam mengawasi peran PSSI. PSSI dan klub di Indonesia juga masih menggunakan dana APBN dan APBD dalam menjalankan kompetisi berbeda dengan negara-negara Eropa yang mengelola sepakbola secara professional tanpa menggunakan dana dan fasilitas pemerintah. Dari beberapa pemaparan di atas dijelaskan membuktikan bahwa konflik PSSI bukan hanya konflik internal PSSI, tapi melibatkan banyak tokoh nasional. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa banyak pihak yang mempunyai obesesi kuat untuk menguasai PSSI? Apakah pihak yang berkonflik bertujuan untuk perkembangan sepakbola Indonesia untuk berprestasi di tingkat internasional atau ada udang di balik batu perlu dipertanyakan. Ternyata di sepakbola juga sama dengan politik, praktik korupsi dan politisasi juga terjadi di dalam PSSI jadi semakin tinggi oknum yang berkepentingan memimpin praktek tersebut terealisasi.
6
PSSI semakin mudah
Berbeda dengan korupsi politik, korupsi sepakbola mecakup beberapa faktor seperti judi bola melalui pengaturan skor akhir, permainan terkait transfer pemain ke klub lain, di tingkat internasional melalui cara suap tuan rumah kompetisi sepakbola atau pemilihan ketua FIFA dan perangkat dibawahnya dan pemilihan tuan rumah kompetisi internasional, suap perangkat pertandingan seperti wasit dan badan pengawas pertandingan. Dalam praktek politik terjadi seperti halnya pemilik PSM Makassar yang menyebrang dari LSI (Liga Super Indonesia) ke LPI (Liga Premier Indonesia) karena pihak yang bersangkutan pindah dari partai Golongan Karya ke partai Demokrat. Pernyataan Nurdin Halid yang mengatakan keberhasilan Timnas Indonesia di Piala AFF karena jasa Partai Golongan Karya, dan banyak contoh yang lain. Di internasional politisasi digunakan beberapa penguasa diktator untuk pencitraan dirinya. Piala dunia 1978 di Argentina yang pada saat itu terjadi pro kontra pemilihan Argentina sebagai tuan rumah karena terjadinya kudeta politik yang dilakukan oleh militer terhadap presiden Isabel Martina de Peron. Pada saat itu dinyatakan 30.000 aktivis dinyatakan tewas di tangan Jendral Jorge Rafael Videla dan banyak contoh yang lain.Untuk mengetahui dan memahami lebih jelas apa yang terjadi dalam konflik PSSI di atas dan seberapa besar pengaruh, peran pemerintah dan campur tangan pemerintah dalam konflik PSSI dengan ketatnya peraturan FIFA tentang peran pemerintah atau pihak ketiga untuk terlibat dalam asosiasi, namun pemerintah tetap dapat terlibat dan berperan dalam menyelesaikan konflik PSSI yang merupakan langkah yang beresiko bagi persepakbolaan Indonesia. Namun, disisi lain FIFA menuntut dualisme kompetisi dan organisasi terselesaikan secepatnya dan FIFA
7
mengancam akan menghukum PSSI bila masalah tersebut tidak terselesaikan sampai batas waktu yang ditentukan. Pemerintah yakin kebijakan intervensi adalah yang terbaik bagi masa depan sepakbola Indonesia dengan berbagai cara dan agenda untuk menyelesaikan konflik. Untuk lebih memperdalam pembahasan di atas seperti peran pemerintah dalam mengatasi kasus dan beberapa kronologi konflik yang terjadi dalam kubu PSSI maka penulis menulis skripsi dengan judul: Olahraga dan Politik studi kasus Peran Pemerintah dalam Konflik PSSI. B. Perumusan Masalah Pada perkembangan persepakbolaan Indonesia penulis melihat banyaknya masalah dan kejadian yang terjadi dalam dunia persepakbolaan di Indonesia kepengurusan badan induk sepakbola yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Karena banyaknya masalah dalam persepakbolaan di Indonesia penulis mengambil fokus hanya pada peran dan pengaruh pemerintah serta manuver yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi konflik di PSSI. Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana keterlibatan pemerintah dalam konflik PSSI pada masa periode Nurdin Halid (2003-2011) dan Djohar Arifin (2011- Sekarang) ? 2. Bagaimana metode penyeleasian konflik yang dilakukan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Andi Malarangeng, Agung Laksono dan KRMT Roy Suryo dalam menyelesikan konflik PSSI?
8
C. Tujuan dan manfaat penelitian Dari perumusan di atas maka yang jadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Bertujuan untuk mengetahui fenomena-fenoma politik dalam perkembangan PSSI. 2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan, tindakan dan sikap pemerintah, DPR RI, Komite olahraga serta FIFA sebagai badan sepakbola tertinggi di dunia dalam menanggapi isu pergolakan di dalam kubu PSSI ? 3. Untuk mengetahui bagaimana dan apa saja proses-proses mediasi yang dilakukan walaupun itu berasal dari dalam PSSI sendiri ataupun d iluar badan PSSI seperti pemerintah dan FIFA. Manfaat penelitian dalam konflik PSSI adalah : 1. Memberikan sumbangan pada dunia akademik dan kepada masyarakat umum berupa pemahaman yang komprehensif tentang perpolitikan yang terjadi dalam dunia sepakbola di Indonesia. 2. Memberikan sumbangan kepada masyarakat pelaku sepakbola, baik pemilik, pengurus, pemain maupun penggemar berupa penjelasan yang komprehensif tentang konflik dalam tubuh PSSI dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalam kekisruhan sepakbola Indonesia serta peran pemerintah dalam mengatasi konflik dan campur tangan pemerintah. 3. Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah PSSI, kepentingan Politik di dalam tubuh PSSI dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses revolusi PSSI. 9
4. Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk menambah ilmu penegetahuan terkait dengan politik dan bisnis, politik dan kepentingan serta negara dan pemerintah dalam persepakbolaan di Indonesia. 5. Secara praktis untuk menambah pengetahuan politik tentang hubungan olahraga, politik dan negara dalam fenomena persepakbolaan di Indonesia 6. Manfaat bagi penulis, penelitian ini bermanfaat mengembangkan potensi dalam penulisan karya ilmian yang sistematis. D. Tinjauan Pustaka Dalam pembahasan kasus konflik PSSI penulis menemukan pembahasan yang sangat jelas mengenai konflik PSSI karya ketua komite banding PSSI Prof. DR. Tjipta Lesmana M.A yang mencabut wewenang Nurdin Halid Nirwan Bakrie serta pasangan Arifin Panigoro dan George Toisuta sebagai calon ketua PSSI Periode 2011-2016. Dalam bola politik, Tjipta bercerita bagaimana situasi menjelang kongres untuk memilih kepengurusan baru di PSSI tahun 2011. Tjipta juga berbagi pengalamannya sebagai ketua Komite Banding yang ia sebut selama bekerja timnya terus menerus mendapatkan intimidasi.Tjipta mengecam pihak-pihak yang ngotot menyuarakan kepentingannya sendiri dalam perebutan kursi PSSI-1 tahun 2011, secara khusus kepada GT-AP dan kelompok pendukungnya K78 yang begitu ngotot memaksakan jagoannya untuk maju, padahal sudah ditolak oleh Komite Banding. Tjipta menyebut bahwa sikap ngotot tersebut adalah keliru, karena K78 sudah berani head to head dengan FIFA. Padahal menurut Tjipta sepakbola adalah 10
olahraga yang unik, karena segala peraturan harus tunduk pada FIFA. Tjipta juga membahas kekuatan-kekuatan siapa saja yang berada di balik kubu GT-AP, termasuk pandangan bahwa adanya campur tangan oknum-oknum tentara.7 Tjipta menyampaikan kritik cukup pedas terhadap kubu GT-AP, termasuk kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Ia menyebut LPI yang digagas oleh AP sejak awal tidak diakui atau ditentang oleh FIFA, dituding sebagai breakaway league atau runaway league.8 Tjipta selanjutnya mengkritik kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin Husin mulai dari masalah pemecatan Alfred Riedl, melahirkan klub kembar
kontroversi pengangkatan Bernhard Limbong,
kontroversi Persipura Jayapura terkait keikut sertaan "Mutiara Hitam" di ajang kompetisi Asia, dan pemecatan empat anggota Exco. E. Metodologi Penelitian. Untuk menyempurnakan penelitian penulis mengumpulkan data-data yang telah diperoleh dari teknik penelitian kualitatif kemudian diolah menggunakan analisis kualitatif dan analisis deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, para peneliti tidak mencari kebenaran tentang moralistas tetapi dengan upaya mencari pemahaman. Sedangkan analisis deskriptif penulis penulis menggambarkan seatu fenomena permasalahan yang terjadi secara tepat, jelas, akurat dan sistematis berdasarkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan teknik deskriptif analisis penulis berharap dapat mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara
7
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013)hal .245 8 Ibid, hal. 257
11
olahraga dan politik, khususnya pada fenomena nuansa politik dalam konflik PSSI dan peran pemerintah di dalamnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dokumentasi. Untuk tindakan pengumpulan data lebih detail, penulis dapat menganalisi data yang sudah ada melalui tekhnik dokumentasi. Dokumentasi berasal dari dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Penulis juga menggunakan data pokok yaitu buku dan data penunjang seperti jurnal ilmiah. Dikarenakan fenomena pergolakan politik ini bersifat postulat yaitu pembicaraan masyarakat dan pemberitaan media lebih banyak, dan sangat mencuri perhatian banyak masyarakat Indonesia serta media massa, maka penulis lebih banyak menggunakan artikel media massa, media elekronik dan juga media internet sebagai sumber data. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menyusun pembahasan menjadi beberapa bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bab I : Pendahuluan, pada bab ini penulis berusaha menguraikan permasalahan yang melatar belakangi penulisan dengan pembahasan dan perumusan masalah serta tujuan terkait dalam penelitian peran pemerintah dalam konflik PSSI yang berdasarkan pada metode penelitian kualitatif. 2. Bab II : Pada bab ini berisi mengenai teori-teori sebagai pendekatan yang menjelaskan pokok permasalahan skripsi ini yaitu peran pemerintah dalam konflik PSSI.
12
3. Bab III : Pada bab ini penulis membahas sekilas tentang biografi dan profil dari Assosiasi sepakbola internasoinal yaitu FIFA dan nasional yaitu PSSI profil kementerian pemuda dan olahraga. Bab III juga menjelaskan kewenangan FIFA dan pemerintah dan beberapa kontroversi yang terjadi di dalam PSSI. 4. Bab IV : Pada bab ini merupakan bagian terpenting dari penulisan skripsi, karena berisikan tentang permasalahan yang penulis angkat. Penulis akan menjelaskan Kronrologi konflik PSSI dari isu awal sampai berakhirnya konflik akbar PSSI dan peran dan keterlibatan pemerintah dalam konflik PSSI. 5. Bab V : Pada bab ini penulis berupaya untuk menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan peran pemerintah dan keterlibatan pemerintah dalam konflik PSSI. Dan selanjutnya di bab penutup ini terdapat saran dan kritik bagi para pembaca.
13
BAB II LANDASAN TEORI
Teori Konflik Teori konflik dapat dihubungkan dengan dinamika yang terjadi dalam konflik di persepakbolaan Indonesia. Banyaknya kepentingan dan konflik yang berbau politik yang terjadi di Indonesia menyebabkan PSSI menjadi objek dalam kepentingan politik bagai para elite di tubuh organisasi PSSI. Teori ini dipaparkan dalam rangka untuk memahami dinamika yang terjadi di dalam konflik di kubu PSSI. Dengan adanya kepentingan politik dan kekuasaan dapat membangkitkan konflik di masyarakat. Kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda dalam sistem sosial akan saling mengejar tujuan yang berbeda dan saling bertanding. Hal ini sesuai dengan pandangan Lock Wood, bahwa kekuatan–kekuatan yang saling berlomba
dalam
mengejar
kepentingannya
akan
melahirkan
mekanisme
ketidakteraturan sosial.9 Besarnya organisasi PSSI melahirkan berbagai masalah dan kepentingan berbagai pihak, mengingat sepakbola adalah olahraga paling digemari di dunia yang mencakupi banyak aspek baik bisnis dan lain-lain. Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas
9
Maergareth M Poloma, ,Sosiologi Kotemporer, (Jakarta: PT Raja Grafrindo Persada1994) hal.117.
14
komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas pendelegasian wewenang dan sebagainya yang membuat organisasi PSSI sensitif dengan konflik. Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya manusia. Sehubungan dengan sumber daya manusia dapat diidentifikasi pula berbagai kompleksitas seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenang dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari sumber daya manusia dan kelompok kepentingan yang sebagian berada dalam kepengurusan PSSI. Pelaku konflik PSSI bukanlah pelaku sepakbola atau mantan atlit tetapi para tokoh politik, dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja. A. Definisi Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.10 Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.11 Stephen P Robbins menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif
10
Sefean Husein Dkk, Pentadbiran dalam Pembangunan Pendidikan (Pahang:Fakultas pendidikan Universitas Malaya, 2005) hal. 280. 11 Pauline Pudjiastuti,Sosiologi,(Jakarta(Grasindo Gramedia,2008) hal. 4
15
maupun pengaruh negatif. Sedangkan menurut Luthans konflik ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.12 Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutama bila ada persaingan yang menggunakan caracara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan.Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik.13 Konflik politik
merupakan bagian dari demokrasi, karena ciri dari
demokrasi adalah adanya peluang dari kemerdekann pemikiran, konsensus, dan perbedaan pendapat, serta partisipasi politik dan manajemen konflik secara damai serta luasnya kepercayaan dan loyalitas terhadap pemerintah yang konstitusional dan demokratis.14
12
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal.173. Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013) hal.159 14 Ronald.H.Chilcote.Teori Perbandingan Politik.Penelusuran Paradigma.(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003) hal. 475 13
16
Beberapa pengertian Konflik 1. Hubungan selain dapat
menciptakan kerjasama, hubungan saling
tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. 2. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk interaktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres. 3. Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. 4. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif. 5. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami. 6. Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara 17
berterusan. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat. Dari beberapa pengertian di atas dari para ahli disimpulkan konflik dibagi menjadi beberapa faktor dan pengertian. Ramlan Subakti menjelaskan tentang pegertian konflik politik terdapat lima penjelasan mengenai konflik politik yaitu sebagai berikut:15 1. Konflik politik adalah konflik yang berhubungan tentang pertentangan kepentingan publik. 2. Konflik politik yang berkenaan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah. Secara verikal konflik dapat terjadi karena antara pemerintah dan rakyat, secara horizontal terjadi antara masyarakat pendukung penguasa dan masyarakat yang ingin berganti penguasa. 3. Konflik politik merupakan konflik yang terjadi akibat dari adanya perebutan kekuasaan. Dalam arti luas pencakup memepertahankan kekuasaan, mencari dan menjalankan kekuasaan. 4. Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. dapat dicontohkan sebagai kebijakan PSSI yang menuai banyak kritik semasa zaman kepemimpinan Nurdin Halid dan Djohar Arifin seperti format pertandingan larangan kompetisi dan sanksi bagi pengikut organisasi atau pengurus yang dianggap tidak sah. 15
Ramalan Subakti,menahami Politik (Jakarta:Gramedia Mediasarana Indonesia ,1992)hal.1-2
18
5. Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting. Sumber yang dianggap penting dapat dicontohkan seperti materi pengaruh dan koneksi. Penjelasan Ramlan Subakti di atas mewakili beberapa nilai-nilai yang ada dalam konflik PSSI. Konflik antar pengurus PSSI, ketidakpercayaan masyarakat dengan Nurdih Halid serta dampak yang terjadi setelah konflik PSSI menjadikan konflik di PSSI semakin luas yang akhirnya memaksa pemerintah turun tangan serta FIFA membentuk Komite Normalisasi yang bertujuan untuk mengatasi konflik PSSI dan komite banding PSSI yang akhirnya hanya meredam sementara konflik PSSI. Robbins berpendapat adanya perkembangan pemikiran tentang konflik ada yang berpendapat bahwa konflik adalah sesuatu yang harus dihindari Karena konflik menunjukkan adanya hal yang tidak terjadi dalam suatu kelompok. Robbins menyebut pemikiran ini sebagai pandangan Tradisional. Aliran pemikiran lainnya adalah pandangan hubungan manusia, berpendapat konflik adalah gejala ilmiah yang tidak terhindarkan dalam suatu kelompok manapun konflik tidak selalu jahat tetapi konflik berpotensi sebagai daya positif untuk mendonrong sebuah kinerja. Pandangan ketiga dan yang paling modern menyatakan bahwa konflik tidak hanya menimbulkan daya positif tetapi secara eksplisit berpendapat bahwa konflik mutlak diperlukan oleh sebuah kelompok untuk dapat berkinerja
19
secara efektif. Robbins melabeli ketiga aliran ini sebagai pandangan Interaksionis. Penulis menjelaskan lebih dekat masalah masing pandangan tersebut : 16 1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah kekerasan, kerusakan dan irasionalistis. Dari definisi tersebut konflik sudah sangat berbahaya dan harus dihindari. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajemen. Pandangan bahwa semua konflik buruk merupakan pandangan yang sederhana dan kini banyak para ahli menganggap konflik tidak serta merta buruk tetapi banyak diantara kita masih mengevaluasi situasi konflik dengan standar yang masih using kini. 2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihapuskan karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi dan menguntungkan kinerja
16
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal.174
20
kelompok.pandangan ini mendominasi teori konflik dari akhir tahun 19401970. 3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif. Pandangan ini tidak serta merta mengatakan bahwa setiap konflik adalah baik, beberapa konflik memang bisa mendukukng pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja yaitu bentuk konflik yang fungsional selain itu juga terdapat konflik yang disfungsional. B. Jenis Konflik Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi. 1. Konflik Intrapersonal (inter individu) Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
21
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut: a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan. c.
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan. Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya seringkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu : a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik. b. Konflik pendekatan–penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan. c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. 2. Konflik Interpersonal Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara 22
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. 3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanantekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai normanorma produktivitas kelompok dimana ia berada. 4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja - manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik sepakbola antara PSSI dan KPSI adalah buah dari ketidakpuasan beberapa orang atas kinerja PSSI yang kemudian membentuk kelompok tandingan yang gunanya sebagai alat untuk menuntut keadilan. 5. Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang olahraga di Indonesia negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. 23
Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan kualitas atlit, manajemen dan program latihan, prestasi dan kontrak yang tinggi dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. C. Karakteristik Konflik Kejadian dapat disebut sebuah konflik ketika memiliki beebrapa karkteristik , Ted Robert Gurr membatasi konflik mempunyai empat karakteristik yaitu : 1. Kedua pihak saling menentang. 2. Melibatkan dua pihak atau lebih. 3. Kedua pihak melakukan tindakan pemaksaan yang di arahkan untuk menghancurkan melukai, merintangi dan untuk mengontol lawan-lawannya. 4. Interaksi dilakukan secara terang-terangan sehingga tindakan mereka dapat mudah dideteksi dan disepakati oleh pihak-pihak dan pengamat independen.17 D. Penyebab Konflik dan Kondisi yang medukung terjadinya Konflik Entah menampakkan gejala atau tidak kebanyakan konflik tidak tejadi tanpa ada kondisi yang mendukungnya dan kondisi tersebut merupakan benihbenih timbulnya konflik. Faktor yang mndukung terjadinya konflik antara lain adalah18 : 1. Antara pihak-pihak yang berkonflik telah memiliki sejarah berkonflik. 2. Terciptanya suasana persaingan dalam situasi ini sudah barang tentu setiap orang akan saling mengunggli satu sama lain bahkan saling menjatuhkan. 17 18
Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013) hal.162. Agus M Hardjana, Konflik di Tempat kerja (Yogyakarta:Kanisius,1994) hal 24.
24
3. Keterbatasan sumber tenaga, dan fasilitas. 4. Peraturan tata tertib yang terlalu ketat dan cenderung kaku. 5. Perbedaan personalitas atau kepribadian. 6. Kecenderungan manusia untuk mencapai keberhasilan, kedudukan, pangkat, dan mendapatkan imbalan serta fasilitas hidup. Kecenderungan ini dapat menciptakan tujuan dan kepentingan yang berlawanan, rasa cemburu dan iri merupakan sumber konflik. 7. Berbagai halangan berkomunikasi sehingga tidak tercapai saling pengertian anatara pihak yang satu kepada pihak yang lain19. Konflik dapat terjadi karena berbagai faktor berikut dijelaskan beberapa faktor secara umum yang menyebabkan konflik terjadi adalah:20 1. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi. 2. Perbedaan tujuan dan kepentingan karena perbedaan nilai hidup yang di pegang. 3. Persaingan untuk hal atau sumber-sumber yang terbatas seperti fasilitas koneksi dan lain-lain. 4. Masalah wewenang dan tanggung jawab, ketika setiap kelompok atau individu memilik wewenang yang berdekatan. 5. Penafsiran yang bebeda akan suatu hal, perkara dan peristiwa yang sama.karena penafsiran yang berbeda individu saling bedebat kemudian lahirlah hubungan yang tidak baik yang akhirnya berujung terhadap konflik.
19 20
Ibid, hal 26. Pauline Pudjiastuti, Sosiologi,(Jakarta(Grasindo Gramedia,2008) hal. 4
25
6. Kurangnya kerja sama dan kekompakan. 7. Tidak mentaati tata tertib atau peraturan. 8. Perbedaan pendirian dan permasalahan individu. 9. Perbedan latar belakang kebudayaan sehingga seseorang akan terpengaruh oleh pola pikir dan pendirian kelompok. 10. Perbahan nilai yang cepat dan medadak sehingga membuat culture shock dalam masyarakat. 11. Adanya usaha untuk menguasai dan merugikan dan tentu saja pihak yang merasa ingin dikuasai atau dirugikan akan melakukan perlawanan dan kemudian terjadilah konflik. 12. Perubahan dalam sasaran perosedur kerja dalam suatu kelompok sehingga individu merasa memiliki harapan yang tidak jelas.
E. Akibat Dari Konflik Berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional yang telah disebutkan di atas mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dihindari. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut21 : 1. Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
21
Bagja waluya, Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2004) hal. 40.
26
2. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan. 3. Konflik dapat menimbukan keretakan suatu kelompok dikarenakan pertentangan antar anggota dalam suatu kelompok. 4. Konflik
meneyebabkan
perubahan
kepribadian
individu
karena
pertentangan-pertentangan di dalam kelompok atau antar kelompok yang menyebabkan individu tertentu merasa tertekan. 5. Dominasi dan takluknya salah atu pihak. hal ini terjadi bila kekuatan pihak yang berkonflik tidak seimbang. 6. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi bahkan pemisahan kelompok dan menimbulkan kelompok-kelompok baru yang berpecah. 7. Banyaknya kerugian, harta benda maupun jiwa akibat kekerasan yang ditonjolkan dalam penyelesaian konflik. Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik. 2.
Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi.
27
3.
Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah. Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu organisasi.
4. Konflik dapat membangkitkan solidaritas di antara anggota kelompok. 5. Konflik merupakan alat perubahan sosial. 6. Munculnya pribadi-pribadi dan msyarakat yang tahan uji dalam menghadapi setiap tantangan dan permasalahan yang dihaapi sehingga dapat lebih mendewasakan masyarakat. 7. Dalam diskusi ilmiah, perbedaan pendapat justru diharapkan untuk melihat kelemahan suatu pendapat sehingga dapat ditemukan pilihan dan pemecahan suatu masalah. F. Penanganan Konflik Untuk menyelesaikan koflik diperlukan konsesnsus. Konflik dan konsensus merupakan gejala sosial yang selalu ada dalam masyarakat. Selama masyarakat ada selama itu pula konflik dan konsensus ada dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pandangan pendekatan konflik dan ilmu sosial, bahwa setiap masyarakat mengandung konflik dalam dirinya,atau konflik merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Konsensus diartikan sebagai penyelesaian konflik yaitu melalui proses interaksi pihak-pihak yang terlibat konflik untuk tercapainya titik temu atau kesepakatan bersama sehingga yang ada di dalamnya sama-sama mendapatkan manfaat dan keuntungan yang wajar. Konsesus dapat dilakukan secara tidak langsung atau melalui perantara (mediator) dan secara langsung, yang dilakukuan oleh pihak-pihak yang berkonflik dengan pendekatan persuasif yang yang 28
menyediakan berbagai berbagai kemungkinan alternatif atau koersif dengan pendekatan paksa baik berupa ancaman atau kekerasan fisik. Menurut Maswadi Rauf ada empat model konsensus atau penanganan konflik sebagai berikut:22 1. Menggabungkan butir-butir yang terdapat dari pihak yang terlibat konflik. Model ini disebut konsensus internal yang dilakukuan secara persuasif melalui butir-butir atau pendapat pihak-pihak yang berkonflik dan para pihak yang berkonflik saling menawar dari butir-butir yang tersedia yang akhirnya mencapai kesepakatan bersama. 2. Karena konflik terlalu tajam, salah satu pihak yang berkonflik mengambil butir-butir pendapat dominan untuk menjadi konsensus. 3. konsensus dibentuk dari pendapat pihak luar, karena sulit mendapat konsesnsus dari pihak yang berkonflik baik secara mediator maupun bukan mediator. 4. Konsensus gabungan yaitu menggunakan butir-butir pendapat dari pihakpihak yang berkonflik dan butir-butir pendapat dari pihak yang tidak terlibat konflik, apabila tidak mencapai konsensus, konflik dapat diselesaikan melalui proses hukum di pengadilan. Selain itu konsensus dapat dilakukan melalui pemungutan suara (voting). Jika satu pihak memperoleh suara terbanyak pendapat itu akan menjadi hasil dari penyelesaian konflik.
22
Maswardi Rauf, Konsensus Politik :Sebuah penjajakan Teoretis, (Jakarta: Dirjen pendidikan Tinggi DEPDIKNAS,2000) hal.2
29
Bagja waluya menegaskan penanganan konflik di dalam konflik memiliki dua kepntingan yang berbeda dan utama yaitu23 : 1. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi. 2. Kepentingan untuk menjcapai hubungan baik dengan kelompok lain. Pada dasarnya manusia selalu ingin menjaga keharmonisan terhadap orang lain atau kelompok namun dalam beberapa kesempatan setiap pihak memiliki keinginan pibadi. pihak yang berkonflik mempunyai tujuan yang berbeda dengan kelompok yang lain yang kemudian perbedaan keinginan inilah yang membuat pergesekan atau konflik terjadi. Adanya dua kepentingan yang berbeda dapat memepengaruhi seseorang bertindak dalam suatu konflik. Dengan melihat dua perbedaan tersebut terdapat lima cara dalam menangani konflik yaitu:24 1. Menghindar. Cara ini seolah-olah seperti kura-kura yang menarik kedalam tempurungnya untuk menghindari konflik. Tipe ini mengorbankan kepentingan pribadi dan hubungan antara orang lain karena tidak ada gunanya untuk berkonflik dan berusaha untuk menyelsaikan konflik. Dia memilih menghindari konflik dan orang yang bertentangan dengannya. 2. Memaksakan kehendak atau mendominasi (mendahulukan kemauan sendiri). Cara ini digunakan untuk menguasai lawan-lawannya dengan cara memaksa untuk menerima tawaran untuk menyelesaikan konlik seperti
23
Bagja waluya, Sosiologi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2004) hal. 41. 24 Ibid, hal. 42.
30
yang diinginkan. Kebutuhan pribadi dianggap sangat penting jadi menomor duakan kebutuhan dan kepentingan bersama. Tipe ini tidak membutuhkan pendapat orang lain, dia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak lain kalah. Ia berusaha untuk menang untuk menguasai, mengatasi dan mengintimidasi pihak yang kalah dan sebaliknya pihak yang kalah akan merasa lemah dan tidak berdaya. 3. Menyesuaikan dengan keinginan orang lain atau placticing. Pada metode ini hubungan dengan orang lain sangatlah penting. Orang tipe ini ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa konflik harus di hindari untuk menjaga keharmonisan dan ia yakin bahwa konflik tidak apat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia mengorbankan hubugan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.orang yang menggunakan cara ini seolah-olah mengatakan: aku mengorbankan tujuanku dan membiarkanmu mendapatkan apa yang kau inginkan agar kau menyukai diriku. Orang ini berusaha memperhalus situasi konflik yang terjadi. 4. Tawar menawar. Tawar menawar cukup memperhatikan tujuan bersama dan tujuan pribadi. Metode ini biasanya mencari kompromi yang mengorbnkan sebagian tujuan pribadi dan membujuk pihak lain yang berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Metode ini mencari penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak memperoleh sesuatu. Ia ingin mengorbankan sebgaian tujuan pribadinya dan sebagian hubungan dengan orang lain untuk mencapai persetujuan kearah kebaikan bersama.
31
5. Kolaborasi. Metode ini menghargai tujuan pribadi dan hubungannya dengan orang lain. Ia memandang konflik sebagai permasalahan yang harus diselesaikan. Metode ini memandang bahwa konflik untuk meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. ia tidak puas sampai menemukan suatu penyelesaian yang dapat mencapai tujuan pribadinya dan tujuan orang lain, ia juga tidak puas sampai ketegangan dan perasaan negatif sepenuhnya selesai. Dari kelima metode tersebut semuanya dapat dijalankan tergantung situasi dan kondisi. Adakalanya bila kebutuhan pribadi tidak begitu penting dan tidak perlu menjaga keharmonisan dengan orang lain lebih baik menghindar seperti masalah yang terjadi di tempat umum dengan menghindari permusuhan dengan orang yang tidak kita kenal. Ketika kebutuhan pribadi sangat penting metode pemaksaan dilakukan karena dapat merugikan kepentingan pribadi, seperti tindakan perventif yang dilakukan PSSI yang melarang para pemain liga yang tidak diakui oleh PSSI untuk mengikuti timnas dan pencekalan. Metode yang lain seperti tawar-menawar dan kolaborasi dilakukan oleh pemerintah dan FIFA dalam penanganan kasus PSSI dengan dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar yang bertugas mengatasi konflik PSSI yang kemudian dibetuknya komite banding PSSI yamg bertugas mengiring konflik PSSI kearah kesepakatan yang bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara serta peran pemerintah yang terjun langsung dalam mengatasi konflik PSSI yang di lain pihak melanggar statuta FIFA tetapi pemerintah bersikukuh untuk intervensi langsung proses mediasi PSSI dan KPSI.
32
Dalam penenyelesaian konflik dapat dibantu pihak
ketiga untuk
menyelesaikan konflik. Dibentuk tim intervensi dapat disebut mediator, arbitrator, konsiliator dan konsultan, yang yang bersikap netral dalam mengtasi konflik dan tidak terlibat konflik. Tim intervensi dapat memainkan peran negosiasi, mediasi dan arbitrari. Robbins dalam buku perilaku organisasi menjelaskan tentang mediator, arbitrator, konsiliator dan konsultan.25 1. Mediator adalah pihak ketiga yang bersifat netral yang memfasilitasi negosiasi solusi dengan menggunakan penalaran dan persuasi yang menyodorkan alternatif dan semacamnya. 2. Arbitrator menentukan
adalah pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk kesepakatan.
Kelebihan
abritrasi
adalah
selelu
menghasilkan peneyelesaian walaupun hasil kesepakatan berdampak negatif maupun positif. 3. Konsiliator adalah pihak ketiga yang dipercaya untuk membangun relasi komunikasi informal antara perunding dengan lawannya dalam praktiknya, konsiliator bertindak lebih dari sekedar saluran komunikasi, tetapi mereka terlibat dalam pencarian fakta, penafsiran pesan dan usaha untuk membujuk pihak-pihak yang berkonflik untuk membentuk kesepakatan. 4. Konsultan adalah pihak ketiga yang terlatih dan tidak berpihak yang berupaya memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan 25
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal. 203.
33
analisis, dengan dibantu oleh pengetahuan mereka menegenai manajemen konflik. Berbeda dengan peran-peran sebelumnya, peran konsultan bukanlah penyelesaian persoalan, melainkan memperbaiki hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik sehingga mereka dapat mencapai penyelesaian sendiri. Alih-alih menawarkan solusi-solusi yang spesifik, konsultan membantu para pihak yang berkonflik saling belajar memahami dan bekerjasama. Taktik yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian konflik melalui pihak ketiga dijelaskan Peg Pickering dalam buku How to Manage Conflict menjelaskan metode yang dilakukan pihak ketiga antara lain:26 1. Negoisasi, dengan cara meminta pihak-pihak yang terlibat duduk berhadaphadapan dan berupaya bersama-sama mencari pemecahan dengan disaksikan pihak luar. 2. Mediasi ,dengan cara kedua tim membeberkan persoalan kepada tim intervensi. Metode ini akan mendorong diskusi dan mengusahakan agar pihak-pihak yang bertikai terus berupaya mencari jalan keluar yang disepakati bersama. Dalam proses mediasi biasanya pihak-pihak yang bertikai bertanggung jawab mencari landasan yang sama dan jalan keluarnya. 3. Arbirtari, metode ini menggunakan cara setiap pihak membeberkan argumen terbaik tim abitrase memenangkan salah satu pihak. taktik ini jelas membawa kerugian besar terhadap kedua belah pihak. namun, konflik 26
Peg Pickering, How To Manage Conflict, (Jakarta:Erlangga, 2006) hal. 31.
34
tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrasi, terutama yang mengikat harus ditegakkan. Semua pihak harus mematuhi dan menerima keputusan tim arbitrasi. Beberapa metode di atas dapat digunankan dalam mengatasi konflik sebagaimana proses penyelesaian konflik PSSI yang menggunakan pihak ketiga yaitu dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar karena PSSI dianggap oleh FIFA tidak bisa mengatasi persepakbolaan di Indonesia.dan juga Banding yang memutuskan dijegalnya Arifin Panigoro George Toisuta dan pasangan Nurdin Halid Nirwan Bakrie.
35
BAB III PROFIL ASSOSIASI SEPAKBOLA DAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Pertandingan sepak bola selalu menyedot perhatian banyak orang, dari kelas bawah sampai atas, dari pedagang sampai politisi. Pertandingan sepak bola profesional yang dikelola dengan baik dapat menjadi sarana memajukan kesejahteraan umum. Karena itu, negara kerap tergoda untuk melakukan intervensi atas sepak bola dengan menerapkan hukum nasionalnya. Negara, dan para pihak yang berkepentingan, lupa bahwa sepakbola itu milik FIFA, sama sekali bukan milik negara. Jika negara mengintervensi, FIFA bisa dan berhak melarang sepakbola dipertandingakan di negara itu. Intervensi negara bisa membuat sepakbola tidak pernah ada di negara tersebut. Sepak bola adalah permainan yang dikuasai dan dikontrol FIFA secara penuh dan berdaulat, maka kompetisi sepak bola pun dikelola dan dimiliki oleh FIFA. Tetapi karena pertandingan sepak bola membutuhkan lapangan yang merupakan milik dan ada di bawah kedaulatan sebuah negara, maka tak ada pertandingan sepak bola tanpa izin negara27.Di Indonesia perjalan sepakbola melaui pasang surut karena banyaknya pengaruh yang terjadi dalam organisasi PSSI ataupun dalam kompetisi itu sendiri. Dalam bab III penulis memfokuskan pada profil dan sejarah sepak bola dan perilaku yang terjadi dalam perkembangan sepakbola internasional yaitu FIFA asosiasi 27
Dr.Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan FIFA,(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011) back cover.
36
perwakilannya di Indonesia yaitu PSSI, serta pemerintah yakni Kementrian Pemuda dan Olahraga yang melibatkan diri dan berperan dalam mengatasi konflik PSSI . A. Sejarah Sepakbola 1. Sejarah sepakbola dunia. Awal mula sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepakbola lahir sejak masa Romawi, sebagian lagi menjelaskan bahwa sepak bola berasal dari Tiongkok. FIFA sebagai badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu “.28 Dalam salah satu dokumen militer menyebutkan, pada tahun 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, masyarakat Cina telah memainkan bola yang disebut tsu chu. Tsu sendiri artinya menerjang bola dengan kaki. sedangkan chu, berarti “bola dari kulit dan ada isinya. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang.29 Versi sejarah kuno tentang sepak bola yang lain datangnya dari negara Jepang, sejak abad ke-8, masyarakat disana telah mengenal permainan bola. Masyarakat disana menyebutnya dengan Kemari. Sedangkan bola yang
28
Lihat, http://www.sportsknowhow.com/soccer/history/soccer-history.shtml tanggal 21 Agustur 2013) pukul 17.51wib 29 ibid
37
(diakses
dipergunakan adalah kulit kijang namun ditengahnya sudah lubang dan berisi udara. Menurut Bill Muray, salah seorang sejarawan sepakbola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, permainan sepakbola sudah dikenal sejak awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen. Sisi sejarah yang lain adalah di Yunani Purba juga mengenal sebuah permainan yang disebut episcuro yang tidak lain adalah permainan menggunakan bola.30 Bukti sejarah ini tergambar pada relief-relief museum yang melukiskan anak muda memegang bola dan memainkannya dengan pahanya.31 Di Inggris konon seribu tahun yang lalu awal mula sepakbola berasal dari kepala manusia dari para perompak yang tewas dibunuh masyarakat Britania kemudian kepalanya dipenggal dan dimainkan dengan kaki.32 Di Inggris dinamakan sepakbola karena menendang bola dengan kaki. Pada tahun 1600-an para pelajar bermain sepakbola melawan pelajar lainnya dan peraturannya berbedabeda bahkan dalam satu sekolah memeperbolehkan setiap
pemain saling
menendang satu sama lain. Peraturan dibuat ketika beberapa pemain mulai mengguanakan tangannya untuk menangkap bola. Akhirnya pdaa tahun 1846
30
Bill Murray,The Worlds Game,A History Of soccer,(Illions: university of illions,1996)
hal, 21. 31
Irwnsyah,Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan,(Jakarta:Grafindo, 2006) hal. 2. Diana stall helmer,Sports Throughout History,History of Soccer,(New York:Rosen Publicy Group,2000) hal.5. 32
38
kelompok sepakbola Camabridge University setuju untuk memberikan peraturan dalam permainan sepakbola.33 2. Sejarah sepakbola Indonesia Di Indonesia sepakbola barawal dari pemainan anak-anak jawa untuk meramaikan pasar malam dan ajang judi bagi para belanda dan meraup keuntungan dari sepakbola Lapangan banteng menjadi saksi dimana orang-orang belanda melaksananakan pertandingan. Sepakbola menjadi daya tarik ekonomi karenanya para penonton mulai diwajibkan membeli karcis saat pertandingan-pertandingan digelar. Reklame-reklame iklan dari berbagai macam toko pun mulai dipasang di sekeliling lapangan. Hasil dari bisnis sepakbola ternyata cukup menggiurkan. Meskipun dompet tipis, para penggemar bola ternyata tak sungkan mengeluarkan uangnya untuk sekedar menyaksikan hiburan bola. Dalam pertandingan ujicoba persahabatan di Bandung Tahun 1922, Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) berhasil meraup untung 12.425 Gulden dari 12.559 orang yang hadir di lapangan pertandingan. Jumlah ini sangatlah besar di zamannya. Berbeda dengan NIVB yang mengksploitasi sepakbola untuk keuntungan bisnis, hasil penjualan karcis pertandingan tim-tim pribumi
semuanya
diberikan
untuk
kegiatan
sosial
dan
pendidikan.
Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) berhasil menggalang dana Rp 32.000 dari turnamen sepakbola yang digelar untuk memeriahkan pasar malam untuk pelajar tahun 1924. Di tempat yang sama, tahun 1927, Muhammadiyah menggelar
33
Ibid, hal.6
39
pertandingan yang hasil keuntungan diserahkan kepada pedagang korban kebakaran di Pasar Baru. Di Indonesia klub sepak bola awal benama NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) yang merupakan klub sepakbola milik belanda serta organisasi sepakbola masyarakat pribumi yaitu Midle Javasche Voetbal Bond (MJVB) dan Javasche Voetbal Bond (JVB) di Surakarta walaupun kandas karena tidak ada resopn dari bond-bond diluar Surakarta kemudian membubarkan diri. Selang 3 tahun kemudian, 2 Oktober 1927, di Surabaya berdiri organisasi baru yang dinamai Indonesische Voetbal Bond (IVB) yang bermarkas di Surabaya, organisasi ini diinisiasi Soebroto, R.T Tjidarboemi, A.Soeroto dan Soedarboemi. Keempat orang ini merupakan perwakilan dari empat persatuan sepakbola, yaitu Soerabaja Indonesische Voetbal Bond (SIVB), Vorsterlansche Voetbal Bond (VVB), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) dan PS Hizboel Wathan (Jogja). Kondisi akurnya organisasi IVB dengan organisasi belanda membuat IVB melenceng dari tujuan semula yaitu perjuangan bangsa Indonesia. Dalam sejarah Indonesia pernah terpilih sebagai peserta putaran final piala dunia tahun 1938. Pada saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Tapi pada saat itu NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) ditunjuk FIFA sebagai satu-satunya induk organisasi sepakbola di Indonesia. Karena menurt peraturan FIFA hanya boleh ada satu induk olahraga Sepakbola dalam satu negara. NIVU dan PSSI sebenarnya sepakat tentang penyeleksian anggota tim yang ikut ke Piala Dunia tetapi NIVU melanggarnya dan hanya menggunakan tim dari NIVU yang bertanding. Sebenarnya alasan NIVU cukup beralasan karena apabila dari Tim40
Tim dari PSSI yang turun akan menambah semangat perjuangan bangsa Indonesia dan mengangkat pamor PSSI karena para pemain sepakboal binaan PSSI juga mempunyai kualitas yang bagus karena pada pertandingan persahabatan pada tauhn 1938 PSSI mampu menahan Men Hua yaitu tim yang sangat disegani di Asia pada masanya.34 Bagi NIVU, memberikan celah PSSI untuk tampil di Piala Dunia sama saja menaruh bom waktu. Masuknya aktifis pergerakan ke dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI, Otto Iskandardinata, MH Thamrin dan Ki Hajar Dewantoro bisa membuat sepakbola semakin kental aspek politisnya. NIVU sangat mengerti, jika kesempatan FIFA itu diberikan kepada PSSI, sebagai alat pergerakan nasional, nama PSSI tentunya akan terus melambung, terlebih pemainpemain PSSI yang berkualitas. Satu-satunya jalan dengan meninggalkan PSSI dalam ajang empat tahunan tersebut. Pada zaman jepang sepakbola dilarang oleh jepang . Pada masa kemerdekaan barulah sepakbola kembali dimainkan di Indonesia. B. Profil FIFA ( Federation International Football Assosiation) FIFA (Federation International Football Assosiation) Merupakan badan sepak bola tertinggi di Dunia yang bermarkas di Zurich Swiss yang kini anggota FIFA sebanyak 209 negara anggota FIFA yang kini dipimpin oleh Sepp Blatter. FIFA adalah organisasi pusat pengatur kompetisi dan keorganisasian sepakbola di dunia.
34
Arief Natakusumah, Drama Itu Bernama Sepakbola, (Jakarta :Elexmedia Komputindo,2008)hal, 88.
41
1. Sejarah FIFA Pertandingan pertama yang dilaksanakan antar Negara adalah pertandingan antara Inggris Menghadapi Skotlandia pada tahun 1872, hal itu kemudian diikuti oleh terciptanya badan sepakbola nasional kedua di dunia yaitu Scootish Football Assosiation pada tahun 1873. Sebelumnya asosiasi sepakbola telah tumbuh di Inggris. Karena penyebaran sepakbola telah berkembang ke berbagai negara dan jumlah pertandingan antar negara meningkat kebutuhan akan badan sepakbola internasional muncul. Awalnya inggris berniat untuk mengatur peraturan persepakbolaan global dan menunjukkan peran inggris dalam sejarah sepakbola. Keinginan tersebut ditolak oleh berbagai negara dan dipimpin oleh presiden sepakbola Lord Kinnaird, yang akhirnya negara-negara benua Eropa membentuk kelompok sendiri yang akhirnya disebut FIFA yang lahir di Paris pdada tanggal 21 mei 1904.35 Untuk menyatukan Asosiasi sepakbola Prancis, Belgia, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss.36 Statuta pertama FIFA adalah : 1. Hanya Asosiasi Nasional diwakili akan diakui. 2. Klub dan pemain hanya bisa bermain untuk dua Assosiasi sepakbola nasional. 3. Pertandingan itu akan dimainkan sesuai dengan Laws of the Game of the Football Association.
35
Joseph s. Blatter, All About FIFA ,Develope Game,Touch the future, (Zurich: FIFA, 2010) hal,15. 36 Lihat,http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html. (diakses tanggal 22 agustus 2013) pukul 16.14WIB
42
4.
Setiap assosiasi Negara membayar biaya tahunan sebesar 50 Franc.
5. Hanya FIFA bisa mengatur Pertandingan Internasional.37 Kongres FIFA pertama diadakan pada tanggal 23 Mei 1904 Robert Guérin terpilih menjadi Presiden, Victor E. Schneider dari Swiss dan Carl Wilhelm Anton Hirschmann dari Belanda menjadi Wakil Presiden, dan Louis Muhlinghaus Belgia ditunjuk sebagai Sekretaris dan Bendahara dengan bantuan Ludvig Sylow dari Denmark. Upaya awal melaksanakan pertandingan internasional tanpa Inggris gagal, walaupun pada akhirnya Inggris bergabung dengan FIFA pada tanggal 14 April 1905. Pada tahun 1906, Daniel Burley Woolfall didapuk sebagai presiden FIFA dan menyeragamkan peraturan sepakbola di seluruh dunia.38 2. Assosiasi Badan ini berfungsi bersama dengan asosiasi-asosiasi regional yang memantau perkembangan sepak bola di berbagai belahan dunia. Keenam konfederasi yang membentuk FIFA (dan wilayah yang di bawah pengawasan mereka) adalah:39
AFC - (Asia)
CAF - (Afrika)
CONMEBOL - (Amerika Selatan)
CONCACAF - (Amerika Utara, Tengah dan Karibia)
37
Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/FIFA. (diakses tanggal 22 agustus 2013) pukul 16.14
WIB. 38
Ibid. Dr. Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan FIFA,(Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011) hal. 39
43
OFC - (oceania)
UEFA - (Eropa) Jika digambarkan secara sederhana, maka bentuk kelembagaan struktur
organisasi. Jadi pondasi sepakbola yang sesungguhnya adalah pemain sepakbola itu sendiri sepakbola berbentuk piramida, dimana FIFA berada di bagian paling atas lalu diikuti dengan enam konfederasi di bagian tengah dan di bagian paling bawah adalah 208 asosiasi sepakbola. Namun demikian, piramida itu belum berhenti sampai pada level asosiasi sepakbola di masing-masing negara, sebab setiap klub-klub sepakbola baik, klub sepakbola amatir maupun klub sepakbola professional merupakan bagian dari FIFA dan merupakan pondasi dasar dari FIFA. 3. Wewenang FIFA FIFA merupakan badan hukum organisasi internasional yang berbadan hukum Swiss yang memiliki dan mengelola sepakbola professional secara tunggal di dunia, yang didirikan berdasarkan ketentuan Pasal 60 Swiss Civil Code. Dan diakui keberadaannya oleh negara-negara di dunia. Jumlah keanggotaan FIFA sebanyak 20940 lebih besar dibandingkan dengan keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang hanya 192 negara. Pasal 60 Swiss Civil Code mengatur FIFA adalah sebuah organisasi yang status badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional tunggal yang didirikan tanggal 21 Mei 1904 di Paris, Prancis dan didaftarkan berdasarkan Pasal 40
Lihat, http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html (diakses pada tanggal 22 Agustus 2013).pukul 19.23 WIB.
44
60 Swiss Civil code.41 FIFA berkantor di Zurich, Swiss, dimana lokasi Kantor FIFA ini dapat dipindahkan ke tempat lain berdasarkan keputusan kongres FIFA yang khusus dibuat untuk itu.42 Dengan demikian FIFA berbadan hukum Swiss. tentang pendirian sebuah society sebagai berikut : “Associations which have a political, religius, scientific, artistic, charitable, social, or any other than an industrial object, acquire the status of a person as soon as they show by their constitution their intention to have a corporate existence. They constitution must be drawn up in writing and state object, the capital and the organization of the society”.43 Keanggotaan FIFA bukanlah negara melainkan asosiasi sepakbola swasta tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub sepakbola yang berbadan hukum di negara yang bersangkutan sesuai dengan mekanisme dan sistem aturan yang ditetapkan Pasal 10 ayat (1) Statuta FIFA yang berbunyi : “Any Association Which is responsible for organizing and supervising football in its country may become a member of FIFA. In this context, the expression “country” shall refer to an independent state recognized by the international community. Subject to par. 5 and par. 6 below, only one Association shall be recognized in each country”.44 Di Indonesia, organisasi yang resmi dan satu-satunya yang memiliki kewenangan dan karenanya berdaulat penuh mengelola penyelenggaraan sepakbola adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
41
Lihat pasal 1 ayat 1 ststuta FIFA Lihat pasal 1 ayat 2 statuta FIFA 43 Swiss civil code pasal 60. 44 Ststusta FIFA pasal 10 ayat 1. 42
45
FIFA juga mengatur tentang tidak boleh adanya intervensi pihak ketiga dalam penyelesaian konflik PSSI. Bahkan ancaman bagi pelanggaran berupa pelarangan anggota assosiasi untuk mengikuti kegiatan FIFA serta menghukum anggota FIFA yang melakuakn kegiatan sepakbola dengan anggota FIFA yang di banned seperti dijelaskan dalam
Statuta FIFA pasal 13 tentang Kewajiban
Anggota, huruf G disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi secara independen, dan wajib memastikan bahwa seluruh aktivitas organisasi tidak diintervensi atau bebas dari campur tangan pihak ketiga. “To manage their affairs independently and ensure that their own affairs are not influenced by any third parties”.45 Kewajiban menjaga independensi organisasi itu kembali ditekankan pada statuta FIFA pasal 17 ayat dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini diatur bahwa Setiap anggota harus mengelola semua urusannya secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga. “Each Member shall manage its affairs independently and with no influence from third parties”.46 Bila ada asosiasi yang melanggar maka berdasarkan statuta FIFA asosiasi yang melanggar akan medapatkan hukuman pembekuan sementara keanggotan FIFA. Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, kongres FIFA bertanggung jawab untuk membekukan status keanggotaan. Komite Eksekutif FIFA dapat membekukan anggota yang melanggar kewajiban secara serius dan berulang-ulang dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is responsible for suspending a Member. The Executive Committee may, however, 45 46
Statute FIFA pasal 13 Huruf G Statute FIFA pasal 17 ayat 2.
46
suspend a Member that seriously and repeatedly violates its obligations as a Member with immediate effect”.47 Pada ayat 2 pasal 14 disebutkan bahwa, status pembekuan akan dikonfirmasi pada kongres FIFA berikutnya dengan persetujuan mayoritas minimal tiga perempat jumlah vooter. Jika pembekuan itu tidak dikonfirmasi, maka pembekuan akan berakhir secara otomatis. “A suspesion shall be confiremed at the next Congress by a three-quarter majority of the votes taken. If it is not confirmed, the suspensions is automatically lifted”.48 Peraturan lebih tegas adalah anggota FIFA yang terkena sanksi bukan hanya dilarang, bahkan terkesan dikucilkan oleh asosiasi yang lain. Bila ada asosiasi yang bekerja sama atau melaksanakan pertandingan atau hubungan olahraga serta kompetisi dengan anggota yang disanksi maka anggota tersebut akan terkena sanksi pula. “A suspended Member shall lose its membership rights. Other Members may not entertain sporting contact with a suspended Member. The Disciplinary Committee may impose”. Bagaikan sebuah negara yang memiliki lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif FIFA juga mempunyai lembaga tersebut. Penulis akan paparkan rincian tersebuat sesuai dengan beberapa sumber di antaranya sebagai berikut: 49
47
Statute FIFA pasal 14 ayat 1. Statute FIFA pasal 14 ayat 2. 49 Dr. Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan FIFA,(Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011 hal.
48
47
A. Legislatif FIFA memeliki kelembagaan yang terdiri dari : 1. Kongres sebagai lembaga legislatif tertinggi. 2. Komisi Eksekutif sebagai lembaga eksekutif. 3. Sekretariat Jenderal sebagai lembaga administratif. B. Yudikatif 1. Komisi Disiplin 2. Komisi Banding 3. CAS ( Court of Arbitration for sports) C. Eksekutif 1. Standing Committee 2. Ad-Hoc Committee 3. Expert Bodies. C. Profil PSSI ( persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) 1. Sejarah PSSI Soeratin Sosrosoegondo yang seorang sarjana teknik sipil Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). 48
Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai tindakan menentang Belanda. Kegagalan Indonesische Voetbal Bond (IVB)50 untuk mempersatukan sepakbola menjadi permasalahan yang mesti segera dievaluasi. Jika segera tak teratasi, maka agenda menyamakan gendang tarian antara sepakbola dengan perlawanan di dunia akan terhambat. Alasan terbentuknya PSSI yang lain didasari karena sakit hatinya masyarakat pribumi sebab PSM Mataram Yogyakarta yang ingin mengadakan pertandingan amal dan mengajak tim-tim dari NIVB yang berada dalam naungan Belanda untuk ikut dalam laga amal tersebut justru medapat hinaan dari pihak Belanda yang menyebut anggota NIVB dilarang bertanding melawan tim-tim Inlander51 yang belum teratur baik. Kemudian hinaan tersebut disikapi secara serius, tokoh–tokoh sepakbola Yogyakarta bersatu untuk mengundang para Bondbond Indonesia untuk merapatkan barisan menentang NIVB yang
semakin
keterlaluan. Akhirnya, pada tanggal 10-11 April 1933 di Gedung Hande Proyo dibentuklah panitia persiapan pembentukan organisasi yang diketuai HA Hamid dan sekretaris Ir. Soeratin serta anggota H.Anwar Noto dan M Daslam Hadiwasito. Keputusan rapat itu menghasilkan empat agenda yang harus dikerjakan dalam tempo waktu yang singkat: 1. Membentuk panitia konferensi. 50
Assosiasi sepakbola sebelum diidrikannya PSSI yang mewakili beberapa klub di pulau jawa yang tidak berafilifasi kepada NIVB. 51 Kelompok atau orang selain belanda atau sebutan bagi orang-orang pribumi jajahan Belanda, dalam konteks tertentu itu adalah hinaan
49
2.
Menyelenggarakan konfrensi untuk membentuk suatu badan organisasi bond-bond Indonesia untuk menyaingi keberadaan NIVB .
3. Menyiapkan konferensi tanggal 19 April 1930 di Gedung Sositet Hande Priyo Yogyakarta. 4. Mengundang semua bond-bond yang ada di pulau Jawa untuk datang. Pada awal kongres hanya tujuh Bond pribumi yang menyatakan akan hadir di antaranya adalah, Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoeng Voetbal Indonesische Bond (BIVB), Madioenshe Voetbal Bond (MVB), Soerabaja Voetbal Indonesische Bond (SIVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), Persis Solo dan tuan rumah PSM Mataram. Dalam kaitanya mengatasi permasalahan IVB dan hinaan dari pihak Belanda membuat Soeratin Sosroegondo bertolak ke Jakarta. Pengurus Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ) dan pelaku sepakbola lainnya kemudian mengadakan pertemuan di hotel Hotel Binnenhof Jalan Kramat no.17, semua orang yang hadir sepakat bahwa dalam waktu dekat akan segera dibentuk organisasi sepakbola bumiputera yang kepengelolaanya akan lebih serius dan professional yang berlandaskan kepada perjuangan. Sampai akhirnya, 30 April 1930 di Gedung Sositet Hande Pryo Jalan Yudonegara Yogyakarta, dengan sukarela IVB membubarkan diri dan muncul suatu organisasi baru, yang orang akan lebih sering menyebutnya dengan panggilan PSSI yang awalnya bernama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Nama PSSI ini diubah dalam
50
kongres PSSI di Solo 1950.52 Usai membentuk kepengurusan organisasi, rapat kemudian dilanjutkan membahas pertimbangan sikap PSSI terhadap NIVB yang selama ini sering merendahkan bond-bond bumiputera. Secara bergantian wakil dari Bandung, Jakarta dan Yogyakarta mengaduk sikap-sikap NIVB yang terkadang amat keterlaluan melarang para pemainnya untuk bergabung dengan bond bumiputera. Mereka sepakat untuk menolak berdamai dengan NIVB dan genderang perang akan terus ditabuh demi harga diri bangsa Indoensia. 2. Perkembangan PSSI Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia sepakbolaan Indonesia
mengalami pasang surut dalam
kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya, akan tetapi, olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk sepakbola nasional memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang masksimal. Peringkat terbaik Indonesia adalah peringkat 80 dunia dan kini berada di peringkat 169 dibawah Singapura, Malaysia,Vietnam, Thailand bahkan Myanmar.53 Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi Sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal oleh negara-negara Asia.
52
Dimas Wahab, 70 tahun PSSI, mengarungi Millenium Baru 1930-2000 (Jakarta: PSSI, 2000) hal.79. 53 Lihat http://www.fifa.com/worldranking/rankingtable/index.html (diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul 9.39 WIB.
51
Sesuatu yang lebih menarik adalah dapat dilihat sebagian besar ketua umum PSSI adalah tokoh politik ada pula memang pelaku sepak bola seperti contohnya Maladi yang menjadi ketua umum PSSI peride 1950-1959, beliau menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di era Soekarno dan pernah menjadi penjaga gawang Timnas Indonesia. Malui Saelan ketua umum PSSI 1964-1967 juga seorang pemain sepakbola legendaris PSSI. tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI juga banyak sebagai tokoh politik seperti Ali Sadikin yang memimpin PSSI periode 1977-1981. Beliau pernah menjabat sebagai menteri perhubungan di era Soekarno dan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 19661977. Azwar Anas ketua umu PSSI tahun1991-1999 di masa kepemimpinanya sebagai ketua PSSI beliau juga merangkap jabatan sebagai menteri perhubungan 1988-1993 dan Menkokesra 1993-1998. Disusul oleh Jend (Purn) TNI Agum gumelar seorang tokoh calon wakil presiden yang berpasangan dengan Hamzah Haz yang menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 1999-2003. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan serta ketua umu KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) pusat. Periode 2003-2011 adalah masa kepemimpinan Nurdin Halid, Pada masa ini wajah PSSI mulai melahirkan berbagai polemik dan kontoversi di dalamnya. Belum ada Peningkatan prestasi timnas Indonesia juga menjadi isu yang membuat gerah para supporter Indonesia karena Jebloknya prestasi timnas. Tiga kali gagal ke semifinal SEA Games yakni tahun 2003, 2007, dan 2009. Tahun 2005 lolos ke semifinal. Dan merosotnya prestasi Indonesia yang kini ke peringkat 170 versi 52
FIFA dibawah Thailand Vietnam dan Malaysia.54 Merupakan peringkat terendah dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Setelah masa Nurdin, Komite Normalisasi dan Komite Bading PSSI menunjuk Djohar Arifin Hussein sebagai ketua umum PSSI periode 2011 sampai sekarang. 3. Kontroversi PSSI Kontroversi Nurdin Halid Pada periode kepemimpinan Nurdin Halid kejadian dan keputusan kontoversial sering terjadi dalam penyelenggaraan PSSI. Beberapa kejadian tersebut bahkan mengindikasikan memanasnya konflik PSSI hingga menyentuh badan-badan yang berada di luar PSSI. Salah satu kejadian yang kontorversial tentu saja pada tahun 2006 Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, didakwa dengan berbagai tuduhan korupsi atas import gula dan pembagian minyak goreng.55 Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dinyatakan bersalah dan dihukum dua tahun penjara atas berbagai tuduhan tindak pidana korupsi. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adyaksa Dault dan Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Rita Subowo mendesak Nurdin mengundurkan diri demi alasan etika.56 Akan tetapi, Nurdin Halid menolak mundur dengan alasan pada tahun 2003 saat dan terpilih dia belum 54
Lilhat,http://www.fifa.com/associations/association=idn/ranking/gender=m/index.html, (diakses tanggal 21 agustus 2013) pukul 22.03WIB. 55 Lihat,http://www.antaranews.com/berita/77212/nurdin-halid-divonis-dua-tahun-penjara (diakses tanggal 24 agusutus 2013) pukul 10.37WIB. 56 Lihat, http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110615/Ketua-KONI-PSSIHarus-Pilih-Ketua-Baru.( diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 10.37WIB.
53
terlibat kasus kriminal serta pada tahun 2007 telah keluar dari penjara pada saat terpilih berikunya.57 PSSI pada masa periodenya juga memanipulasi Pasal 32 Statuta FIFA statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must not have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa Inggris: "... Must not found guilty of a criminal offense.....)58 Diselenggarakanya LPI (Liga Premier Indonesia) Konflik PSSI mencuat ke publik ketika dibentuknya LPI (Liga Premier Indonesia). Liga Primer Indonesia, disingkat LPI (bahasa Inggris: Indonesia Premier League) adalah kompetisi sepak bola antar klub di Indonesia yang diselenggarakan pada 8 Januari 2011 yang diselenggarakan oleh Konsorsium PT Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro dan tidak berafiliasi dengan PSSI, sehingga menjadi ajang tandingan terhadap Liga Super Indonesia (LSI) yang diselenggarakan oleh PSSI. Dukungan Andi Malarangeng dan kehadiran ketua umum partai Demokrat Anas Urbaingrum dalam pendirian LPI diartikan bahwa LPI mendapat dukungan dari pemerintah dan melalui BOPI pemerintah mengeluarkan surat ijin diselenggarakan LPI. Liga Primer Indonesia mulai berjalan, diikuti 19 klub. Tujuan utama Liga Primer Indonesia adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi besar liga sepak bola profesional 57
Lihat,http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110657/Nurdin-Halid-MenolakMundur-dari-PSSI (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 10.50 WIB. 58 Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapormerah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 11.09 WIB.
54
di tanah air sambil menggalang dukungan dari dunia usaha bagi perkembangan persepakbolaan nasional bukannya menggunakan dana masyarakat untuk membiayai klub sepakbola Indonesia. Desakan publik dan pecinta sepakbola akhirnya memaksa Menpora mengadakan mediasi dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri, akan tetapi tidak satu pun perwakilan PSSI hadir di pertemuan tersebut.59 Menpora kemudian menyatakan penyelenggaraan LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya membutuhkan izin Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan menurut Menpora semakin banyak kompetisi di Indonesia semakin baik karena timbul banyak persaingan antar klub-klub sepakbola.60 POLRI pun memberikan izin pertandingan setelah BOPI memberikan rekomendasi. Karena menurut menpora pendirian LPI sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut pengurus PSSI hal tersebut berlawanan dengan statuta FIFA. Statuta FIFA dengan jelas memberikan definisi mengenai liga sebagai” an organization that is subordinate to an association“ yang diterjemahkan sebagai sebuah organisasi yang berada di bawah naungan assosiasi, yang dimaksud assosiasi adalah FIFA dan perpanjangan dari FIFA di Indonesia adalah PSSI.61 Ancaman bagi para pemain, klub atau official juga berlaku bagi yang ikut terlibat dalam kompetsi LPI juga gencar didengungkan oleh PSSI. Di antara ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang terlibat LPI akan 59
Lihat, http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/01/07/156996mediasi-dengan-lpi-eh-pssi-tak-hadir (diakses tanggal 26 Agusutus 2013) pukul 07.53WIB. 60 Lihat, http://www.tempo.co/read/news/2011/01/05/099304037/Menpora-Siap-MediasiLPI-PSSI,(diaksese tanggal 26 Agustus 2013)pukul 07.58WIB. 61 Tjipta Lesmana, Bola Plolitik dan Politik Bola, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2013) h, 119.
55
didegradasi ke divisi satu yaitu PSM Makassar, Persema Malang dan Persibo Bojonegoro.62 Bagi para pemain yang terlibat di LPI tidak akan dipanggil ke Timnas Indonesia bahkan pelatih Alfred Riedl bersikukuh tidak akan memangil pemain dari liga di luar naungan PSSI karena menurutnya liga yang sah di bawah PSSI dan diakui FIFA adalah LSI (Liga Super Indonesia). Para pelatih dan wasit yang terlibat dari LPI tidak luput dari ancaman PSSI. Dibentuknya KPSI (komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) KPSI dibentuk atas ketidak percayaan terhadap PSSI yang digagas oleh Empat Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Apriliani Komite ini terbentuk pada 28 Desember 2011.63 La Nyala Mattalitti mengadakan rapat yang digagas anggota PSSI Komite Eksekutif menghasilkan rekomendasi untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), serta membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia. Awal konflik bermula Liga Premier Indonesia yang menjadi liga resmi kompetisi di bawah PSSI dan keputusan PSSI yang membuat 24 tim yang berlaga di LPI, serta hak siar ANTV yang menayangkan Liga resmi PSSI kemudian beralih ke MNC Grup sebagai pemegang hak siar.64
62
Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1391/superliga-indone sia/2010/1 2/30/2283443 /ik ut-lpi-tiga-klub-superliga-didegradasi (diakses tanggal 26 Agustus 2013)pukul 8.39WIB 63 Lihat,http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/03/19/m14r3zinilah-kronologi-lengkap-perseteruan-pssi-dan-kpsi (diakses tanggal 26 Agustus 2013) pukul 11.08 WIB. 64 Lihat, PSSI ingkar ANTV Tempuh jalur hukum.http://bola.viva.co.id/news/read/255023pssi-ingkar--antv-siap-tempuh-jalur-hukum (diakses tanggal 6 mei 2013)
56
Dibawah ini akan dijelaskan lima butir sikap dari KPSI dari rapat yang diklaim La Nyala dihadiri oleh 452 anggota PSSI dari 27 Pengurus Provinsi PSSI, di Hotel Pullman, Jakarta, Minggu 18 desember 2011 adalah :65 1. Menyatakan mosi tidak percaya pada PSSI, wakil anggota EXCO Sihar Sitorus, Widodo Santoso, Tuty Dau, dan Bob Hippy. 2.
Menyelenggarakan KLB dengan agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif, paling lambat 30 Maret 2012.
3.
Meminta PSSI untuk memberikan jawaban KLB selambat-lambatnya 23 Desember 2011.
4. Membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia dengan ketua Tony Apriliani, serta La Nyala Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan, Benhur Tomi Mano, M. Hasan, Dody Alex Noerdin, FX. Rudi Hadyatmo, Sumaryoto, Hardi Hasan, dan Benny Dollo sebagai anggota. Komite ini bertugas memastikan diselenggarakannya KLB PSSI. Dan apabila PSSI tidak bersedia, maka dengan ini kami memberikan kewenangan penuh pada Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia untuk menyelenggarakan KLB PSSI sesuai Statuta PSSI. 5. Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia juga akan bertugas menjalankan roda organisasi PSSI sesuai hasil Kongres II di Bali, termasuk memproteksi kredibilitas dan integritas PSSI dan anggotanya sampai terpilihnya Komite Eksekutif yang baru.
65
Lihat,http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/12/19/002218/1794059/76/dibentukkomite-penyelamat-sepakbola-indonesia (diakses 27 Agustus 2013)pukul 7.24WIB.
57
D. Profil KEMENPORA (Kementerian Pemuda dan Olahraga) Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur tentang kepemudaan dan keolahragaan. Lembaga ini dipimpin oleh Menteri Pemuda dan Olahraga yang sekarang diduduki oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau disingkat KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau lebih dikenal sebagai Roy Suryo yang menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri terkalit kasus Hambalang. 1. Sejarah Kementerian Pemuda dan Olahraga Pondasi sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat Presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang-cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945, yang menamakannya sebagai Kementrian kepemudaan .66
66
Lihat, http://kemenpora.go.id/index/profil (diakses tanggal 27 Agusutus 2013)pukuk 09.27WIB.
58
2. Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Kementrian Pemuda dan Olahraga. Wewenang dan tugas Kementrian Pemuda dan Olahraga diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 yang di sebutkan dalam pasal 12,13,14,15 dan 16 .yang berbunyi: Pasal 12 ayat 1 berbunyi: Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi bidang keolahragaan secara nasional. Ayat
2: Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk
melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan
serta
melaksanakan
standardisasi
bidang
keolahragaan
di
daerah.Pasal 13 ayat 1: Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional. Ayat 2 berbunyi: Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di daerah. Pasal 14 ayat 1 berbunyi : Pelaksanaaan tugas penyelenggaraan keolahragaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 pada tingkat nasional dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan yangdikoordinasikan oleh Menteri. Ayat 2: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah sesuai denganperaturan perundang-undangan. Ayat 3: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2,pemerintah daerah membentuk sebuah dinas yang menangani bidang keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Pasal 15 berbunyi : Pemerintah pusat dan pemerintah daerah 59
bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan keolahragaan nasional. Pasal 16 : Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 15 diaturdengan Peraturan Pemerintah. Seperti juga dijelaskan dalam peraturan menteri pemuda dan Olahraga nomor 193 tahun 2010 tentang organisasi dan taat kerja kementeria pemuda dan Olanraga kementerian pemuda dan olahraga mempuyai kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Sedangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemuda dan olahraga dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam pelaksanaanya, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pemuda dan olahraga. 2.
Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemuda dan olahraga.
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pemuda dan Olahraga. 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. 5. Penyelenggaraan
fungsi
operasionalisasi
kebijakan pembinaan dan
pengembangan kepemudaan dan keolahragaan sesuai dengan undangundang di bidang kepemudaan dan keolahragaan. 60
Dalam undang-undang Nomor 3 tahun 2005 juga dijelaskan wewenang pemerintah mengatasi sengketa dalam olahraga melalui pasal 88 ayat 1, 2 dan 3 yaitu melalui beberapa metode antara lain : 1. Penyelesaian sengketa keolahragaan diupayakan melalui musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga. 2. Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan yang sesuai dengan yurisdiksinya.
61
BAB IV KRONOLOGI KONFLIK DAN KETERLIBATAN PEMERINTAH DI DALAM KONFLIK PSSI
Dewasa ini, hubungan antara olahraga dan politik merupakan dua hal yang dapat saling berhubungan. Olahraga dalam peradaban modern bukan lagi sekedar kegiatan yang netral dan bernuansa sportif, melainkan kental dengan hal-hal di luar olahraga. Artinya, sepakbola bukan sekadar olahraga, melainkan telah lama menjadi alat politik sekaligus inspirasi dan pembelajaran dalam berpolitik. Dengan kata lain, sepakbola dalam perkembangannya digunakan sebagai alat politik atau legitimasi politik kekuasaan untuk tujuan pencitraan dan kepentingan yang lain. Karena faktor tersebut dapat menimbulkan perbedaan tujuan dan menyebabkan konflik di dalam tubuh asosiasi olahraga tersebut. Terjadinya perpecahan di organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi permasalahan yang sangat vital, permasalahan sangat kompleks dan sulit diselesaikan oleh PSSI itu sendiri, sehingga persepakbolaan di Indonesia terancam sanksi dari induk assosiasi sepakbola dunia Federation International Football Association (FIFA).67 Pertanyaan yang timbul adalah, mengapa banyak konflik terjadi di dalam tubuh PSSI dan banyak pihak yang ngotot untuk menguasai PSSI? Apakah karena bertujuan mengembangkan persepakolaan Indonesia? Atau ada udang di balik batu? Pertanyaan tersebut 67
Lihat,http://bola.kompas.com/read/2012/03/27/10541234/Kisruh.PSSI.Dibawa.ke.Rapat. Exco.FIFA (diakses tanggal 28 Agustus 2013)pukul 13.33WIB
62
muncul karena konflik PSSI yang melibatkan tokoh politik, partai politik, pemerintah dan pengusaha. Dalam teori konflik menurut Stephen P Robbins disebutkan bahwa konflik suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, Sedangkan menurut Luthans konflik ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.68 Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya
denga
konflik
karena
dalam
persaingan
beberapa
pihak
menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Proses interaksi dapat disebut konflik karena beberapa faktor antara lain: Melibatkan dua pihak atau lebih yang saling menentang. Kedua pihak melakukan tindakan pemaksaan yang di arahkan untuk menghancurkan melukai, merintangi dan untuk mengontol lawan-lawannya dan Interaksi dilakukan secara terangterangan sehingga, tindakan mereka dapat mudah dideteksi dan disepakati oleh pihak-pihak dan pengamat independen.69 Dalam permasalahan di PSSI perseteruan antara Nurdin Halid dan Arifin Panigoro terlihat dengan sangat jelas. Liga tandingan yang disebut LPI (Liga Premier Indonesia) dibentuk sebagai alat untuk menunjukan kekuatan Afrifin Panigoro dalam kelanjutan konflik PSSI. Serta
68
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) h.173. Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013)h.162.
69
63
konflik antara PSSI dan KPSI keterlibatan kelompok 78 yang menunjukkan karakteristik tersebut sebagai sebuah konflik. Indikasi politik bermain dalam kubu PSSI terlihat ketika Nurdin Halid tetap bersikukuh untuk tetap menjadi ketua umum PSSI walaupun terjerat kasus korupsi. Kunjugan yang dilakukan Tim Nasional Indonesia sebelum Piala AFF 2010 di kediaman Aburizal Bakrie, Pernyataan Nurdin tentang keberhasilan Indonesia di piala AFF karena jasa partai Golongan Karya, pemilik PSM Makassar yang menjabat sebagai walikota Makassar Arif Sirajudin yang menyebrang dari LSI (Liga Super Indonesia) ke LPI (Liga Premier Indonesia) karena pihak yang bersangkutan pindah dari partai Golongan Karya ke partai Demokrat. Kehadiran Anas Urbaningrum sebagai ketua umum partai Demokrat dalam laga pembuka IPL di stadion Manahan Surakarta, mengindikasikan ada bau politik dalam politisasi dalam IPL, mengingat Anas dalam sejarahnya tidak pernah terlibat dalam sepakbola sebagai pengurus ataupun penggemar sepakbola. Tidak bisa dipungkiri bahwa olahraga dapat menjadi alat pencitraan bagi para pelaku politik dan kepentingan bagi para pengusaha. Dalam teori disebutkan kelompok kepentingan (intersest group) adalah sekelompok manusia yang mengadakan persekutuan yang didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Kepentingan ini dapat berupa kepentingan umum atau masyarakat luas ataupun kepentingan untuk kelompok tertentu.70 Kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan sesuatu kepentingan dengan mempengaruhi lembaga-lembaga
70
Bambang S dan Sugianto.2007,Pendidikan Kewarganegaraan.Surakarta,Penerbit Grahadi, hal. 176
64
superior agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang merugikan.71 Bagi para pelaku politik, sepakbola dapat mendongkrak pamornya ketika pelaku politik tersebut memiliki klub sepakbola atau posisi strategis di pengurusan PSSI, kampanye Pilkada atau pemilu dapat menggunakan para pemain dan klub sepakbola yang diidolakan masyarakat, metode tersebut terbukti menjadi cara ampuh bagi para pelaku politik untuk mengambil hati para pemilih. Bagi para pengusaha yang memiliki klub sepakbola akan terlihat berwibawa bagi pemerintah daerah dan tidak jarang jajaran pengurus klub tersebut adalah orang yang memiliki posisi strategis di pemerintahan, bila mereka memiliki proyek di daerah tersebut akan lebih mudah untuk lolos karena pandangan pemerintah, pengusaha tersebut adalah figur yang membawa besar nama daerah. Di tingkat nasional faktor penyebab politisasi dan kepentingan dan memiliki cakupan lebih besar, ketika PSSI dikuasai oleh Nurdin Halid yang merupakan personifikasi dari partai Golkar dapat menjadi modal besar dalam berpolitik karena pemimpin pusat dapat mengatur assosiasi di Pengprov ( Pengurus Provinsi ) dan Pengcab (pengurus Cabang) di seluruh Indonesia. Bagi pengusaha dapat menggunakan sponsor atau hak siar untuk keuntungan perusahaan, sebagai contoh karena PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin Hussein mengganti hak siar dari ANTV ke MNC Group. Hal tersebut tentu merugikan ANTV, karena rating pertandingan ISL cukup tinggi dan sponsor harus membayar mahal untuk iklan dan sponsor program tersebut. 71
Eddi Wibowo dkk.2004 , Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta, YPAPI, hal. 69
65
Pertanyaan yang lain timbul, apakah sepakbola memilki banyak uang karena banyak pihak yang memperbutkan posisi pengurus pusat PSSI? Tentu saja sepakbola memancing banyak uang yang beredar dalam kompetisi dan assosiasi sebagai contoh RAPBN pemerintah tahun 2011, pemerintah menggelontorkan dana sebesar 20 milyar untuk kinerja PSSI. Dalam dunia sepakbola juga mengenal istilah korupsi. Berbeda dengan korupsi politik, korupsi sepakbola mecakup beberapa faktor seperti judi bola melalui pengaturan skor akhir, permainan terkait transfer pemain ke klub lain, di tingkat internasional melalui cara suap tuan rumah kompetisi sepakbola atau pemilihan ketua FIFA dan perangkat dibawahnya dan pemilihan tuan rumah kompetisi internasional, suap perangkat pertandingan seperti wasit dan badan pengawas pertandingan. Para pelaku korupsi tersebut adalah anggota EXCO (Eksecutive Committee), Pengurus Harian, Badan liga Indonesia, para makelar sepakbola, pada dunia sepakbola indonesia kasus suap dan korupsi sepakbola marak terjadi bebrapa penyebabnya antara lain72 : 1. Kebutuhan klub untuk naik peringkan dengan cara apapun karena desakan supporter. 2. Pemilik klub atau manajer klub seorang pejabat daerah yang menggunakan sarana sepakbola untuk kampanye, atau calon incumbent, pejabat akan mendapat pujian dari calon pemilih karena club yang dipimpinnya memenangkan kompetisi atau naik peringkat.
72
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2013, hal. 192.
66
3. Tidak professionalnya pengurus daerah yang menajdikannya sapi perah bagi pengurus pusat. 4. Dari sisi perangkat pertandingan, bila wasit atau perangkat pertandingan tidak mau mengikuti perangkat yang di atasnya maka merekan akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tugas selanjutnya, wasit juga akan susah naik tingkat. Karena nasib para wasit berada di tangan pengurus pusat PSSI. 5. Pelatih atau klub yang sengaja menjual poinnya (mengalah), karena permintaan klub lawan atau karena imbalan tertentu. Karena berbagai faktor tersebut sepakbola Indonesia sulit berkembang karena beberapa kepentingan pengurus pusat dan pihak-pihak yang menggunakan sepakbola untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Faktor tesebut subur di Indonesia karena hal tersebut dapat diindikasikan mengapa beberapa pihak selalu kompak baik di tingkat daerah atau pusat ketika ada pihak luar ada yang mau intervensi ke dalam assosiasi, karena hal tersebut merupakan aset berharga bagi oknum yang mencari keuntungan pribadi. Di bawah ini penulis akan menjelaskan konflik dan peran pemerintah di dalam konflik PSSI menurut periode kepemimpinan pengurus PSSI. A. Periode Nurdin Halid (2003-2011) Konflik PSSI pada masa Nurdin Halid termasuk jenis konflik Interpesonal yang berkembang menjadi konflik di dalam organisasi dan berkembang lagi menjadi konflik antar organisasi.
67
1. Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi karena dapat berkembang menjadi konflik besar tergantung pengaruh para pihak yang berkonflik. Pengaruh
konflik
antara
Nurdin
halid
dan
Arifin
Panigoro
mempengaruhi beberapa pihak yang berada dalam kepengurusan PSSI akhirnya terpecah mejadi kubu-kubu yang terpecah dan timbul konflik. 2. Konflik di dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik PSSI di era Nurdin ditandai dengan berjalannya LPI yang diprakarsai oleh penguasaha Arifin Panigoro. Ketidakpuasan beberapa orang atas kinerja PSSI yang kemudian membentuk kelompok tandingan yang gunanya sebagai alat untuk menuntut keadilan dan kualitas kompetisi. Konflik menjadi semakin panas, PSSI mulai membentengi dengan menggunkaan ancaman kepada pihak yang terlibat di IPL yaitu pembekuan dan pelarangan hak bagi pemain untuk memperkuat Tim Nasional. 3. Konflik antar organisasi. Terjadi antara organisasi yang berbeda, tidak padunya PSSI dan pemerintah dalam mengatasi konflik. PSSI menggunakan statuta FIFA yang berisi tidak boleh ada pihak ketiga yang ikut campur dalam masalah rumah tangga PSSI, baik pemerintah
68
atau lembaga yang lain. Ancaman pembekuan assosiasi selalu dilontarkan PSSI ketika pemerintah akan turun tangan dalam mengatasi konflik PSSI, sebagaimana yang diutarakan Nurdin dalam rapat dengar Komisi X DPR RI. Nurdin mengecam pemerintah yang mengusik indepensensi PSSI dan Menpora Andi Malarangeng yang terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri PSSI bahkan menggunakan Undang-Undang Pemerintah di dalam tubuh PSSI. Andi Malarangeng membantah melakukan intervensi terhadap PSSI pemerintah hanya menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang mengawasi keolahragaan di Indonesia.73 Sebagaimana dijelaskan diatur dalam undang-undang Nomor 3 tahun 2005 yang berisikan pemerintah bertugas dan mempunyai wewenang untuk membina, melaksanakan, mengatur, mengelola dan mengawasi keolahragaan nasional yang sebagaimana dijelaskan dalam pasal 13 ayat 1 yang berbunyi: “Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional”.74 Ramlan Subakti menjelaskan salah satu penyebab konflik karena konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber-sumber yang dibagikan, mencari mempertahankan atau menguasai sumber yang di anggap penting baik berupa kedudukan, materi ataupun
73
Lihat,http://bola.liputan6.com/read/322341/nurdin-tuding-pemerintah-intervensi-pssi, (diakses,28 Agustus 2013)pukul 18.46 WIB. 74 Undang-undang No 3 tahun 2005 Tentang Sistem keolahragaan nasional.
69
koneksi, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat dan permasalahan perebutan kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan.75 Penyebab konflik dalam tubuh PSSI awalnya terjadi karena penolakan Nurdin Halid untuk mengundurkan diri demi alasan etika dari pimpinan tertinggi PSSI ketika dirinya terjerat kasus korupsi. Himbauan tersebut diutarakan para tokoh nasional seperti, Jusuf Kalla ( wakil presiden ) dan Adyaksa Dault ( Menegpora ), serta Rita Sobowo ( ketua KONI Pusat ), akan tetapi alih-alih Nurdin mundur, Nurdin bahkan merubah statuta FIFA Pasal 32 mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must not have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa Inggris: "... Must not found guilty of a criminal offense...").76 Penyebab konflik juga dapat terjadi karena pihak atau kelompok yang mempunyai kewenangan yang berdekatan ketika terjadi perbedaan masalah ide atau keputusan, menyebabkan konflik terjadi. Peran pemrrintah dalam mengatasi kemunduran persepakbolaan Indonesia dengan mengadakan KSN (Kongres Spakbola Nasional). Kegagalan timnas Indonesia di Sea Games kalah oleh Myanmar 1-3 di Laos tahun 2009 menjadi acuan pemerintah untuk mengadakan kongres tersebut. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan rapat khusus kabinet membahas persepakbolaan nasional. Menteri
75
Ramalan Subakti,menahami Politik (Jakarta:Gramedia Mediasarana Indonesia ,1992)hal.1-2 76 Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapormerah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 11.09 WIB.
70
Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pemuda dan Olahraga mengumumkan rencana penyelenggaraan Kongres Sepak Bola Nasional. KSN (Kongres Sepakbola Nasional) yang diinisiasi SIWO (Seksi Wartawan Olahraga) yang dibuka resmi oleh presidan Susilo Bambang Yudhoyono di Malang 29 April 2010. Dalam KSN tersimpan ambisi untuk merombak total organisasi PSSI yang terpuruk dalam prestasi olahraga bahkan di wilayah Asia Tenggara. Sidang yang dipimpin oleh Agum Gumelar mengeluarkan tujuh Rekomendasi Malang yang mendesak PSSI melakukan reformasi organisasi dan programnya beberapa poin rekomendasi antara lain : 1. PSSI perlu segera melakukan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul, saran dan kritik serta harapan masyarakat, dan mengambil langkah-langkah kongkret sesuai aturan yang berlaku untuk mencapai prestasi yang diharapkan masyarakat. 2.
Perlu adanya pembangunan dan peningkatan infrastruktur olahraga khususnya sepakbola.
3. PSSI perlu meningkatkan komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi dengan seluruh stake holder terutama KONI dan pemerintah. 4. Dilakukan pembinaan sejak usia dini melalui penangan secara khusus melalui pendekatan IPTEK, dengan melibatkan tim yang terdiri dari dokter, psikolog, pemandu bakat, dan pakar olahraga, dan perlu segera disusun kurikulum standar nasional untuk penyelenggaraan Sekolah Sepakbola, PPLP dan PPLM sepakbola
71
5.
Metode pembinaan atlet pelajar atau muda agar memperhatikan pendidikan formalnya.
6.
Pemerintah menyediakan anggaran dari APBN dan APBD untuk mendukung dan menunjang target dan pencapaian sasaran untuk menuju prestasi (karena dana APBD masih diperlukan untuk stimulan).
7. Perlu segera disusun dan dilaksanakan program pembinaan prestasi yang fokus kepada pembentukan tim nasional untuk menjadi juara dalam SEA Games 2011 di Indonesia. Sorotan yang terjadi dalam sidang KSN adalah dibatalkannya rekomendasi yang kedelapan yang berisi: Pemerintah dan masyarakat perlu mengawal hasil rekomendasi yang konkret, dalam hal ini diminta kepada Presiden RI untuk membentuk Dewan Sepakbola Nasional yang bersifat Independen. Dihapusnya rekomendasi kedelapan
menandakan kegagalan pemerintah dalam upaya
mengawasi kinerja Nurdin Halid dan reformasi kepengurusan di PSSI.77 KSN yang awalnya bertujuan untuk mengawasi kinerja Nurdin Halid terlihat tidak sesuai rencana, padahal pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar lima milyar untuk menggelar KSN. Bila ditelaah hasil KSN yang merupakan
tujuh butir resolusi seperti hanya pemberian mandat baru yang
diberikan kepada Nurdin Halid. Rekomendasi ke delapan yang sangat krusial yang berisikan pembentukan Dewan PSSI untuk mengawasi pimpinan PSSI akhirnya gagal terealisasi karena ditolak oleh seluruh jajaran PSSI dengan alasan institusi itu 77
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2013, hal. 121.
72
tidak ada dalam AD/ART PSSI. Hegemoni Nurdin Halid ketika itu sulit digoyang. Seminggu sebelum KSN berlangsung Nurdin Halid mengumpulkan para 33 pengurus Pengprov se Indonesia di Surabaya untuk konsolidasi terkalit KSN. Hampir dipastikan seluruh pengurus Provinsi PSSI memberikan jaminannya untuk mendukung Nurdin Halid untuk menghadapi KSN hasil akhir KSN pun dapat ditebak kubu SIWO dan PWI tidak siap mengahadapi kekuatan pengurus PSSI. Konflik juga berkaitan dengan kepentingan publik dan perilaku pemimpin terhadap masyarakat, kekecewaan masyarakat karena kinerja yang buruk dan kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat. Kegagalan Timnas kompetisi piala AFF yang memaksa Indonesia puas hanya sebagai runner-up menjadikan Nurdin sebagai bulan-bulanan pecinta sepakbola. Alokasi tiket pertandingan yang carutmarut menyebabkan terjadi kericuhan di area Gelora Bung Karno menandakan kegagalan PSSI menangani persepakbolaan Indonesia terlihat jelas. Aksi damai dan demonstrasi anti Nurdin Halid berlangsung di Gelora Bung Karno menuntut Nurdin Halid mundur dari kepemimpinan PSSI. Dalam buku Dosa-Dosa Nurdin Halid
yang
ditulis
oleh
Erwiyantoro
membeberkan
permasalahan
dan
penyelewengan yang dilakukan Nurdin Halid ketika menjabat ketua PSSI yang disebut sebagai sepuluh dosa Nurdin halid antara lain adalah:78 1. Nurdin menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua Umum PSSI periode lalu (November 2003) dengan Sumaryoto dan Jacob Nuwa Wea.
78
Erwiyantoro, Dosa-Dosa nurdin Halid, (Yogyakarta: Galang Press Yogyakarta, 2011)
hal. 67
73
2. Nurdin dituding mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua wilayah dengan memberikan promosi gratis kepada 10 tim (Persegi Gianyar, Persiba Balikpapan, Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan, Persema, Persijap, dan Petrokimia Putra, PSPS, Pelita Jaya, serta Deltras). 3. Nurdin terindikasi melakukan jual beli trofi pada musim kompetisi 2003 lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik. Karena ketua atau manajer klub yang bersangkutan akan bertarung di pemilihan kepala daerah atau pilkada. 4. Jebloknya timnas yang tiga kali gagal ke semifinal SEA Games pada 2003, 2007, dan 2009. Tahun 2005 lolos ke semifinal, namun PSSI saat itu dipimpin Pjs (pejabat sementara) Agusman Effendi. 5. Nurdin membohongi Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dengan menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya. 6. Tak jelas laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA yang diberikan setiap tahunnya. 7. Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang melibatkan petinggi PSSI, seperti Kaharudinsyah dan Togar Manahan Nero. 8. Nurdin tak punya kekuatan untuk melobi polisi sehingga sejumlah pertandingan sering tidak mendapatkan izin atau digelar tanpa penonton. 9. Nurdin adalah satu-satunya Ketua Umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dari balik jeruji besi.
74
10. Terlalu banyak intervensi terhadap keputusan-keputusan Komisi Disiplin sebagai alat lobi untuk kepetingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai Ketua Umum PSSI. Pergesekan wewenang terjadi kembali di dunia persepakbolaan Indonesia ketika pemerintah dengan tangan terbuka mendukung digulirkan LPI, hal tersebut menuai protes dari PSSI karena melanggar statuta FIFA. LPI yang didirikan oleh Pengusaha Arifin Panigoro, visi dan misi LPI tidak menggunakan fasilitas negara seperti APBD dan APBN, LPI juga memberikan dana segar senilai 20 milyar rupiah bagi tim yang ikut ke LPI. PSM Makassar adalah klub pertama yang menunjukkan antusiasnya bergabung ke LPI, kemudian disusul Persema Malang, Persebaya Surabaya dan Persibo Bojonegoro. Nuansa Politik
kental dalam pendirian LPI, salah satunya adalah
perpindahan PSM Makasaar dari ISL ke LPI karena PSM dipimpin oleh Arif Sirajudin, walikota PSM Makassar yang baru pindah dari partai Golkar ke Demokrat, karena gagal mengalahkan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dalam pemilihan ketua DPD partai Golkar, Arif Sirajudin merasa di curangi karena dalam pemilihan ketua DPD seharusnya menggunakan voting namun tibatiba menggunakan aklamasi untuk memilih Yasin Limpo sebagai ketua DPD. Sidang yang dipimpin Nurdin Halid yang juga menjabat sebagai ketua wilayah Sulawesi mengecewakan pihak Arif Sirajudin, merasa dikhianati Arif akhirnya pindah ke Demokrat dan untuk menunjukkan loyalitasnya Arif membawa tim yang dipimpinnya menyebrang ke LPI.
75
Politik di kubu PSSI pun terlihat. Sosok Nirwan Bakrie sebagai adik kandung Aburizal Bakrie. Nurdin Halid sendiri duduk di DPP partai Golkar sebagai salah satu ketua, dengan demikian ada kekuatan politik besar di belakang Nurdin. Hal tersebut telah ditampilkan oleh Nurdin, walaupun tanpa disadarinya, membawa Tim Nasional dan pelatih Alfred Riedl lengkap dengan para asisten pelatihnya mengunjungi kediaman Aburizal Bakrie menjelang pertandingan final piala AFF 2010. Beberapa hari kemudian Nurdin Halid mengucapkan terima kasih kepada Aburizal Bakrie yang telah membantu PSSI selama ini. Bahkan Nurdin secara terang-terangan mengungkapkan alasan menurunkan tiket piala AFF karena himbauan ketua umum partai Galkar bukan karena himbauan presdien RI, pernyataan aneh karena Nurdin lebih loyal terhadap Aburizal Bakrie daripada Presiden RI.79 Partai Demokrat sebagai penguasa eksekutif memberikan dukungan kepada LPI, hal tersebut terlihat ketika pemerintah terkesan memaksakan bergulirnya LPI, walaupun PSSI menolak keras hal tersebut karena melanggar statuta FIFA yang menyebutkan hanya ada satu kompetisi di bawah naungan assosiasi. Pemerintah sejatinya telah membuka negosisasi dan siap untuk memediasi namun PSSI tidak hadir dalam proses mediasi yang dilakukan pemerintah. Menpora melalui BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) mengizinkan bergulirnya LPI. Sosok Arifin Panigoro sebagai pendiri LPI menjadi perhatian publik, selain seorang pengusaha, Arifin panigoro adalah seorang Politisi. Arifin pada masa Orde
79
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 2013 hal. 126
76
Baru menjadi kader partai Golkar, karena runtuhnya orde baru pada tahun 1998 Arifin menyebrang ke PDIP. Arifin mendapatkan posisi penting di DPP PDIP sebagai salah satu ketua. Aifin juga menjadi ketua Fraksi di DPR RI. Karena konflik internal PDIP Arifin membentuk partai PDP (Partai Demokrasi Pembaharu). Arifin juga sempat diisukan sempat merapat ke partai Demokrat. Pendirian LPI tidak mungkin terjadi bila tidak ada campur tangan pemerintah dan dukungan kuat partai Demokrat. Isu yang beredar LPI dapat digunakan untuk mengakhiri dominasi Nurdin Halid di PSSI, Nurdin dapat dikatakan perwakilan dari partai Golkar, ketika berhasil mengulingkan Nurdin dari kepemimpinan PSSI maka dominasi Golkar akan pupus di kepengurusan PSSI. Keputusan pengesahan LPI disesalkan PSSI karena menurut UU No 3 tahun 2005 pasal 51 menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pertandingan olahraga yang mendatangkan massa wajib mendapatkan rekomendasi induk olahraga yang bersangkutan. Tetapi pemaparan pihak kepolisian yang diwakili Komjen Wahyono menjelaskan bahwa kalau kompetisi tersebut bersifat amatir harus ada rekomendasi induk cabang olahraga, namun jika bersifat profesional harus ada izin pelenggaraan dari BOPI. Manakala BOPI memberikan izin, maka Polri akan memeberikan izin dan pelayanan. Atas diselenggarakannya LPI, PSSI melakukan berbagai cara dalam menjegal kompetisi LPI berupa ancaman bagi yang terlibat dalam LPI baik para pemain, wasit dan official berupa larangan memperkuat Tim Nasional dan pencabutan lisensi. Ancaman itupun ditanggapi dingin oleh pemerintah karena menurut pemerintah semua warga negara berhak untuk mendapatkan kesempatan membela Indonesia. 77
Ungkapan Nurdin Halid yang mengatakan lebih loyal kepada Aburizal bakrie secara tidak langsung dianggap pelecehan terhadap Presiden RI. Tahun 2011 berkenaan dengan pemilihan calonm ketua umum PSSI yang baru. Sosok Arfin belum kuat untuk mengalahkan Nurdin yang mendapat dukungan kuat dari semua jajaran PSSI, kubu Arifin Panigoro menggandeng KASAD Jendral George Toisutta sebagai pasangan Arifin Panigoro. Mengapa George Tosisutta yang diangkat menjadi pasangan Arifin Panogoro pun menjadi misteri, sosok yang puluhan tahun tidak terkait dengan sepakbola Indonesia tiba-tiba muncul sebagai calon ketua umum PSSI bahkan menggeser posisi Arifin Panigoro. Mantan wakil Presiden Jusuf Kalla pun berkomentar George sebagai figur yang cocok memimpin PSSI. George mengungkapkan alasan menerima tanggung jawab sebagai calon ketua umum PSSI merupakan amanah, amanah dari siapa? Amanah selalu datang dari orang yang berkuasa dan dihormati. Keberadaan George selalu menjadi misteri, karena sosok George tidak pernah terlibat di sepakbola nasioal walaupun dikabarkan sudah lama aktif di Persatuan Sepakbola Angkatan Darat (PSAD). Keberadaan George juga dinilai dapat menjadi bulldozer bagi kelompok Nurdin Halid seperti adanya indikasi kegagalan kongres di Pekanbaru dan Jakarta adanya peran TNI terlibat didalamnya. Kegagalan kongres Pekanbaru maret 2011, berubah ricuh dan bernuansa kekerasan karena keterlibatan oknum-oknum militer, kongres juga diambil alih oleh kelompok 78 yang mendukung duet GT-AP sebagai pemegang suara sah PSSI. Kegagalan tersebut dinilai pemerintah merupakan kegagalan kepemimpinan
78
Nurdin Halid, atas kegagalan tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai sikap antara lain :80 1. Menunggu sikap FIFA atas keputusan kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru yang diikuti oleh 78 anggota PSSI pemilik hak suara. 2. Jika keputusan kongres tersebut disikapi secara positif oleh FIFA, maka pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera dilaksanakannya kongres PSSI untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015 sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh FIFA yaitu sebelum tanggal 30 April 2011. 3. Apabila FIFA bersikap lain, maka Pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera diselenggarakannya kongres PSSI untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan yang baru, dan selanjutnya melaksanakan kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015. 4. Apabila situasi butir 3 yang terjadi, maka Pemerintah bersama KONI/KOI beranggapan bahwa Pengurus PSSI di bawah pimpinan ketua umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes tidak kompeten untuk memimpin organisasi PSSI, dan tidak kompeten untuk menyelenggarakan kongres PSSI. 5. Untuk mencegah hal-hal yang bisa menyebabkan terulangnya kegagalan kongres PSSI karena ketidak kompetenan pengurus PSSI, terutama ketidak tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan 80
Lihat, http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/03/28/163632/1602915/76/pemerintahtak-akui-lagi-pssi-di-bawah-nh-dan-nb (diakses tanggal 31 agustus 2013)pukul 11.14 WIB.
79
peraturan pemilihan, agenda kongres, serta ketidak bertanggung jawaban dalam penyelenggaraan kongres, maka dengan ini Pemerintah menyatakan tidak mengakui lagi pengurus PSSI di bawah pimpinan ketua umum Saudara Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI tersebut. 6. Kebijakan ini diambil berdasarkan kewenangan pemerintah yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007. Kebijakan ini juga diambil demi menyelamatkan organisasi PSSI dan melindungi kepentingan persepakbolaan nasional. 7. Dengan kebijakan ini, maka seluruh jajaran pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI di bawah pimpinan ketua umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaannya. 8. Dengan ini pula maka pemerintah menghentikan sementara penyaluran dana yang bersumber dari APBN, sampai terbentuk kepengurusan PSSI yang baru periode 2011-2015. 9. Demi kepentingan nasional, maka persiapan Tim Nasional sepakbola Indonesia untuk menghadapi SEA Games 2011 harus terus berjalan. Dalam hal ini Pemerintah bersama KONI/KOI sepakat bahwa KONI/ KOI bersama Program Indonesia Emas (PRIMA) akan menjalankan persiapan Tim Nasional.
80
10. Seluruh pertandingan LSI, Divisi Utama, Divisi I, II, dan III tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan supervisi KONI/KOI bersama Pengprov PSSI dan Klub setempat. 11. Pemerintah bersama KONI/KOI akan terus berkomunikasi dan bekerjasama dengan FIFA untuk mencari solusi terbaik dalam rangka penyelenggaraan kongres PSSI serta terpilihnya Komite Eksekutif PSSI Periode 2011-2015 yang kredibel. 12. Pemerintah bersama KONI/KOI meminta dukungan dan doa seluruh rakyat Indonesia, seluruh pecinta bola di manapun berada agar langkah-langkah yang diambil ini akan berujung pada terbentuknya Pengurus PSSI yang kredibel dan kemajuan sepakbola Indonesia. 13. Sudah saatnya sepakbola Indonesia kembali menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, menjadi salah satu Macan Asia, dan berbicara pada tingkat dunia. Dalam penanganan konflik yang dianggap lebih besar assosiasi tertinggi menggunakan lembaga abitrase, yaitu pihak ketiga yang menentukan wewenang dan mengambil keputusan.
Metode arbirtari menggunakan cara setiap pihak
membeberkan argumen terbaik tim abitrase memenangkan salah satu pihak. Taktik ini jelas membawa kerugian besar terhadap kedua belah pihak. Namun, konflik tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrasi, terutama yang mengikat harus ditegakkan. Semua pihak harus mematuhi dan menerima keputusan tim arbitrasi. Metode yang dianggap ampuh ini biasanya akan menimbulkan konflik baru karena ada pihak yang dikalahkan tidak puas dengan keputusan lembaga abitrase. 81
PSSI membentuk lembaga abitrase yaitu Komite Banding dan Komite Verifikasi, Komite Banding PSSI mecoret pasangan Arifin Panigoro dan Geogre Toisuta serta Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Dicoretnya duet GT-AP membuat kecaman dari kelompok 78. Himbauan dari Menpora untuk meninjau ulang pencoretan GT-AP juga merupakan tekanan yang dianggap mengganggu independensi Komite Banding karena melanggar statuta FIFA.81 Berikut keputusan lengkap Komite Banding PSSI pada tanggal 25 Februari 2011: 1. Komite Banding telah memeriksa dan meneliti berkas-berkas keberatan banding yang disampaikan para pembanding. Ada empat orang, yakni Arifin Panigoro, George Toisutta, Tuti Daud dan Sihar Sitor. 2. Untuk menjaga independensi dan obyektivitas yang diambilnya, Komite Banding dengan mengingat adanya ancaman, intimidasi, tekanan dan intervensi memutuskan mengambil keputusan atas keputusan Komite Pemilihan dan keberatan dari para pembanding, maka Komite Banding menolak banding Arifin Panigoro, Geogre Toisutta, pada waktu yang bersamaan Komite Banding menolak keputusan Komite Pemilihan yang memilih pasangan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon ketua umum PSSI. 3. Komite Banding menyerahkannya kepada PSSI sebagai pemberi mandat kepada Komite Banding.
81
Lihat,http://bola.inilah.com/read/detail/1271522/komite-banding-akui-diintimidasipemeri ntah /#.UiSRsdI0WuI
82
4. Komite Banding mengucapkan terima kasih kepada PSSI yang telah mempercayai kami sebagai anggota Komite Banding. Komite Banding juga mengucapkan terima kasih kepada media massa, pecinta sepakbola di seluruh Indonesia dan pihak-pihak yang turut memberi kontribusi pemikiran selama Komite Banding bekerja. Terkait sikap pemerintah dan intervensi pemerintah terhadap PSSI dan keputusan pemerintah menghentikan fasilitas yang diberkan kepada PSSI serta adanya TNI dalam kongres Pekanbaru, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) turun tangan untuk memediasi. Komisi X DPR RI memanggil Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng terkait pengambil alihan Kantor PSSI pasca kerusuhan saat kongres di Pekanbaru, 26 Maret 2011 lalu dan tentang kehadiran TNI dalam kongres Pekanbaru.
82
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah
menuai pro dan kontra. Satu pihak beranggapan pemerintah terlalu berani dan terlalu mengintervensi PSSI dan melanggar statuta FIFA di pihak yang lain memang itu adalah tugas pemerintah adalah mengatur dan mengawasi kegiatan olahraga di Indonesia. B. Periode Komite Normalisasi (2011) FIFA sebagai otoritas assosiasi tertinggi sepakbola dunia memiliki badan abitase yaitu Komte Banding, Komite Darurat, Komite Disiplin dan CAS ( Court of Arbitration for sports). FIFA melalui komite tersebut memutuskan untuk mengganti kepengurusan PSSI dengan Komite Normalisasi karena FIFA 82
Lihat,.http://bola.viva.co.id/news/read/212678-dpr-akan-panggil-menpora-terkait-pssi (diakses tanggal 5 mei 2013) pukul 11.14WIB
83
menganngap Nurdin Halid gagal dalam memimpin PSSI karen tidak bisa mengatasi LPI dan kekirsurah dalam kubu PSSI yang tidak bisa diselesaikan. Komite Normalisasi dibentuk untuk mengatasi kekisruhan di Indonesia, beberapa tugas Komite Normalisasi Pimpinan Agum Gumelar antara lain lain adalah :83 1. Menggelar kongres berdasarkan electoral code FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011. 2. Komite Normalisasi merangkap sebagai komite pemilihan dan memastikan duet Nurdin Halid, Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro, Geore Toisuta tidak dapat diajukan sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015 karena telah ditolak komite banding dan ditolak oleh FIFA. 3. Mengambil alih LPI di bawah kendali PSSI atau menghentikan kompetisi tersebut secepat mungkin. 4. Mengendalikan kegiatan PSSI dengan spirit rekonsiliasi untuk perbaikan sepakbola Indonesia. Kecenderungan manusia untuk mencapai keberhasilan, kedudukan, pangkat, dan mendapatkan imbalan serta fasilitas hidup. Kecenderungan ini dapat menciptakan tujuan dan kepentingan yang berlawanan dan merupakan sumber konflik. Kepentingan tersebut dapat dilihat dari kengototan kelompok 78 yang mengklaim dirinya sebagai pemegang suara terbanyak di PSSI dan sangat berambisi untuk memuluskan jalan duet GT-AP menjadi calon pimpinan PSSI. Dalam teori kelompok selain kelompok kepentingan ada kelompok yang disebut
83
Lihat, http://bola.viva.co.id/news/read/213028-fifa-komite-normalisasi-ambil-alih-tugaspssi (diakses tanggal 5 Agustus 2013) Pukul 08.22 WIB.
84
kelompok penekan. Kelompok penekan (Pressure group) merupakan sekelompok manusia yang berbentuk lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau kegiatannya memberikan tekanan kepada pihak penguasa agar keinginannya dapat diakomodasi oleh pemegang kekuasaan. Pada mulanya, kegiatan kelompokkelompok ini biasa-biasa saja, namun perkembangan situasi dan kondisi mengubahnya menjadi pressure group.84 Kelompok 78 dapat dikategorikan sebagai kelompok penekan karena berbagai tekanan yang dilakukan dalam periode Komite Normalisasi. Keputusan yang dibuat oleh Komite Normalisasi menuai kekecewaan dari kelompok 78 terkait penolakan George Toisutta dan Arifin panigoro sebagai calon ketua dan wakil ketua umum PSSI. Pada kongres 20 Mei 2011. Kongres yang dipimpin oleh Agum Gumelar dan dihadiri Direktur FIFA Heinry Regenass terjadi kericuhan dan hujan interupsi dari peserta kongres. Heinry Regenass sampai frustasi dengan sikap peserta kongres dan kengototan kelompok 78 dalam mengusung AP-GT walaupun sebelumnya Heinry Regenass menjelaskan alasan dicoretnya AP-GT serta NH-NB. Alasan dicoretnya Arifin Panogoro, Geogre Toisuta karena keterlibatannya dalam bergulirnya LPI yang merupakan faktor penyebab konflik PSSI. Dicoretnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie karena keduanya adalah tokoh sentral dalam kisruh PSSI dan Ketidakmampuan Nurdin Halid dalam memimpin PSSI. Akhinya sidang selama Tujuh jam pun berakhir tanpa hasil. Kongres pada tanggal 21 mei tersebut dianggap gagal oleh FIFA dan tidak menghasilkan keputusan apapun. 84
Bambang S dan Sugianto, Pendidikan Kewarganegaraan. (Surakarta: Penerbit Grahadi, 2007) hal. 177
85
Pasca kongres 20 Mei yang gagal, FIFA membeli pernyataan keras, Komite Eksekutif FIFA memberi kesempatan kembali kepada PSSI untuk menggelar pemilihan ketua umum sampai tanggal 30 Juni 2011. Untuk itu masa Komite Normalisasi diperpanjang sampai 30 Juni 2011. Komite Eksekutif FIFA kembali menegaskan kembali pencekalan empat kandidat yang telah dicoret dari bursa calon ketua dan wakil ketua umum PSSI yaitu duet GT-AP, NH-NB, FIFA juga menegaskan LPI harus berada di bawah kendali PSSI, jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi hingga tanggal yang ditentukan, PSSI secara otomatis akan dbekukan tanggal 1 juli 2011. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dinahkodai Komite Normalisasi kembali menyelenggarakan kongres luar biasa di kota Solo. Jika kongres ini mengalami kegagalan atau deadlock, FIFA sudah memastikan akan memberi sanksi sehari setelahnya. Pemerintah membangun komunikasi dengan kelompok 78 dan dan George Toisutta sebagai pihak yang dianggap dalang kericuhan di dua kongres sebelumnya yaitu di Pekanbaru dan Jakarta agar kongres di solo berjalan lancar. Pernyataan Andi Malarangeng bahwa keyakinanya kongres di Solo tidak akan ada lagi kebuntuan dan deadlock, keyakinannya Andi bahwa George adalah orang yang tunduk dengan putusan FIFA yangvmelarang dirinya sebagai ketua umum PSSI. Kongres PSSI yang digelar di Solo, Sabtu tanggal 9 Juli 2011, pernyataan Andi Malarangeng terbukti berjalan lancar tidak ada hujan interupsi dan kericuhan seperti kongres-kongres sebelumnya. Kongres digelar 4 minggu setelah surat undangan dikirim pada para peserta kongres, sesuai Statuta. Kongres PSSI ini 86
dihadiri utusan dari FIFA dan AFC, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, ketua KOI/KONI Rita Subowo. FIFA mengirim Primo Carvaro, Frank van Hattum dan Jay Singh Muthiah. Sementara delegasi AFC terdiri dari Alex Soosay, James Johnson dan Lazarus. Pada saat kongres berlangsung, PSSI akhirnya berhasil memilih ketua umum dan wakil ketua umum baru periode 2011-2015 yang terpilih dengan cara demokratis. Djohar Arifin Husin terpilih menjadi Ketua Umum PSSI dan Farid Rahman terpilih menjadi Wakil Ketua Umum dan sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI. Sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih periode 20112015 adalah Sihar Sitorus, La Nyala M. Mattalitti, Mawardy Nurdin, Robertho Rouw, Widodo Santoso, Erwin Dwi Budiawan, Tuty Dau, Tony Apriliani, dan Bob Hippy. Dengan hasil ini sepakbola Indonesia terhindar dari sanksi FIFA. C. Periode Djohar Arifin Hussein (2011-2015) Semangat sepakbola kembali berkobar dan harapan besar berada dalam pundak Djohar Arifin Hussein. Banyak janji yang diungkapkan oleh Djohar sesaat setelah ia terpilih. Salah satunya adalah membentuk kepengurusan yang ramping dan efektif. Janji lainnya adalah membenahi kompetisi agar mampu berjalan lebih professional. Selain itu Djohar juga berjanji akan mengaudit keuangan PSSI bahkan mantan staf ahli Menpora itu berjanji akan melibatkan auditor dari luar negeri untuk menciptakan sistem yang transparan. Namun dalam kinerjanya Djohar
Arifin
Hussein
membuat
keputusan
kepemimpinannya yang menimbulkan konflik baru. 87
yang
kontroversial
dalam
Konflik PSSI pada masa kepemimpinan Djohar Arifin termasuk jenis konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja - manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Berbeda dengan periode Nurdin Halid yang melibatkan banyak pihak dalam berkonflik dan berkepentingan di dalamnya berbeda pada era Djohar Arifin hanya melahirkan keputusan kontroversial yang menyebabkan perbedaan pendapat organisasi dapat menjadi fakotr penyebab konflik. Agus M Hardjana menyebutkan beberapa penyebab
konflik adalah, Perubahan nilai yang cepat dan medadak
sehingga membuat culture shock dalam organisasi.85 Perubahan dalam sasaran perosedur kerja dalam suatu kelompok sehingga individu merasa memiliki harapan yang tidak jelas. Konflik juga berkaitan dengan penetapan dan penetapan kebijakan yang dinilai merugikan salah satu pihak dapat pula memicu adanya konflik. Beberapa faktor pemicu konflik periode ini adalah : 1. Pemecatan Alfed Riedl Hanya dalam waktu empat hari memimpin, PSSI memecat pelatih asal Austria tersebut diganti dengan pelatih asal Belanda Wim Risjbergen. Alasan yang diungkapkan PSSI karena Alfred tidak pernah mendatangani kontrak resmi dengan PSSI dan hanya menggunakan kontrak pribadi dengan Nirwan Bakrie. PSSI tidak menemukan dokumen kontrak Alfred Riedl di kantor PSSI.86 Riedl pun menanggapi hal tersebut dengan dingin karena pemecatannya karena
85
Ibid. Lihat, http://bola.inilah.com/read/detail/1696742/inilah-alasan-pssi-pecat-riedl# lNI0W uI,(dia kses tanggal 5 Agustus 2013) pukul 09.15WIB 86
88
.Uifo
beralasan politik karena yang memimpin PSSI sekarang adalah Partai Politik yang berbeda dengan era sebelumnya. Riedl yang tidak terima mengadukan masalah ini ke FIFA. 2. Berubahnya Format 24 klub kompetisi tertinggi di Indonesia dan pergantian kompetisi LSI (Liga Super Indonesia) menjadi LPI (Liga Prima Indonesia). Kritikan tajam menerpa kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin karena perubahan format kompetisi dan kuota peserta kompetisi. Awalnya, PSSI melakukan verifikasi ulang tim-tim yang akan tampil di kompetisi profesional musim ini, agar tim yang berlaga di liga tertinggi ini bisa memenuhi syarat yang ditetapkan AFC untuk tampil di Liga Champions Asia. Ada lima aspek yang disyaratkan untuk dipenuhi klub - klub Divisi Utama dan Liga Super Indonesia (ISL) agar layak disebut tim profesional. Itu meliputi aspek legal, keuangan, infrastruktur, SDM (Sumber Daya manusia), dan supporting. PSSI sempat membuka wacana membagi kompetisi menjadi dua bagian, yakni Liga I dan Liga II. Liga I akan dibagi dalam dua wilayah dengan proyeksi jumlah kontestan sebanyak 36 klub. Tetapi dalam rapat Exco, format ini kembali berubah. Djohar mengatakan pihaknya akan mengikuti format liga yang digariskan Statuta PSSI. Artinya, tim-tim yang berlaga di liga level tertinggi akan tetap diikuti oleh 18 tim saja. Namun, keputusan ini tak bertahan lama. Meski keras ditentang beberapa anggota Exco, PSSI meralat keputusannya dan menambah jumlah peserta Indonesia Premier League (IPL) menjadi 24 tim. Rinciannya adalah14 tim peserta ISL, 4 tim promosi, dan 6 tim tambahan yang ditentukan oleh pengurus PSSI. 89
Keenam tim tersebut addalah PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Bontang FC, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan PSM Makassar. Pergantian nama kompetisi dan penyelanggara liga. Sebagai ganti PT LI Liga Indonesia, PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai penyelenggara liga. Hal itu disebabkan karena informasi dari AFC bahwa kompetisi
dan klub yang berlaga di Liga Super Indonesia. Indonesia tidak
melaksanakan Kriteria AFC mengenai klub sepak bola profesionalnya dan tenggat waktu untuk menjalankan kriteria ACL tersebut adalah 14 Oktober 2011. PSSI kemudian meminta pengelola PT LI menyerahkan laporan keuangan yang sudah diaudit, tetapi mereka menolak memberikannya. Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan Pasal 79 Statuta PSSI, Komite Eksekutif PSSI mengakhiri pelimpahan PT LI sebagai pengelola liga professional digantikan Liga Prima Indonesia yang dimulai tanggal 15 Oktober 2011.87 Karena hal itu Indonesia terbebas dari sanksi AFC. 3. Mengakhiri Kontrak Hak Siar Dengan ANTV Kontrak hak siar liga Indonesia dengan ANTV diakhiri oleh PSSI karena stasiun televisi yang lain berani membayar mahal, ANTV seharusnya memegang hak siar liga Indonesia sampai tahun 2017. PSSI dengan sepihak mengakhiri kontrak dan menggantinya dengan MNC Group dengan kontrak sepuluh milyar per musim. Pemutusan kontrak tersebut dianggap berbagai pihak karena ANTV adalah
87
Lihat, sport.detik.com/sepakbola/read/2011/09/29/175456/1733532/76/liga-indonesiakick of f-15-oktober (diakses 6 Septe,ber 2013)pukul 07.23 WIB.
90
stasiun televisi milik Aburizal Bakrie. PSSI ingin menghapus segala sesuatu yang berbau Nurdin Halid di program PSSI periode Djohar Arifin. 4. Pengangkatan Pejabat PSSI yang dianggap Kontroverisal PSSI mengangkat orang-orang yang memiliki loyalitas terhadap George Toisutta seperti Benhard Limbong, seorang Jenderal bintang satu TNI-AD yang berjuang dalam pengangkatan George Toisutta sebagai cvalon ketua umum PSS. Benhard pernah menuding Komite Normalisasi tidak bisa mandiri dan kedaulatan Indonesia di jajah karena menelan mentah-mentah keputusan FIFA yang mencekal George Toisutta sebagai calon ketua PSSI. Saleh Mukadar yang diangkat sebagai Deputi Sekretaris Jenderal PSSI yang menyulut kontroversi, pasalnya Saleh Mukadar sedang menjalani hukuman larangan berkecimpung di dunia sepakbola selama tiga tahun oleh Pengprov Jawa Timur. Keputusan tersebut diambil karena Saleh Mukadar adalah tokoh yang mati-matian mengusung Arifin Panigoro. 5. Kontrovesrsi Persipura Putusan PSSI untuk tidak menyertakan Persipura Jayapura sebagai wakil Indonesia untuk mengikuti Liga Champion Asia juga amat kontoversial. Dan membuat masyarakat Papua gusar. PSSI berkilah bahawa Persipura dicoret oleh AFC karena keikutsertaan Persipura ke ISL yang dianggap Liga Ilegal oleh FIFA. Menurut Roberto Rouw anggota Exco yang dipecat PSSI cerita sebenarnya adalah PSSI tidak mendaftarkan Persipura Jayapura bukan karena di larang AFC. 6. Pemecatan Anggota Exco Empat Komite Eksekutif, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Apriliani dipecat dari jabatannya karena mengkritisi dan
91
dianggap mbalelo oleh PSSI karena mengkritisi kinerja PSSI. Menurut statuta FIFA dan statuta PSSI pemberhentian anggota Exco hanya dapat dilakuakan melalui kongres bukan dengan keputusan pimpinan PSSI. Konflik terjadi karena adanya kegagalan kepemimpinan kelompok yang tidak puas dengan kepemimpinan, karena peraturan yang kaku dan pemimpin menggunakan kepemimpinannya untuk kepentingan tertentu. Pihak yang tidak puas akan membentuk kelompok perlawanan untuk revolusi organisasi atau kelompok.88 Banyak pihak berpendapat keputusan yang dibuat Djohar Arfin bukan dari dirinya karena ada sponsor yang bemain dang mengendalikan Djohar Arifin di balik layar. Kondisi PSSI semakin memanas. Anggota Exco yang dipecat membentuk kelompok baru yang disebut KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia). Awalnya kelompok ini tidak terlalu diperhitungkan tetapi kemudian berkembang. Empat Komite Eksekutif, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Apriliani, secara pro-aktif mendorong anggota PSSI untuk mendukung Indonesia Super League (ISL) di bawah PT LI. KPSI juga membentuk Timnas tandingan dengan menyertakan pelatih Alfred Riedl dan pemain timnas dari kompetisi ISL. KPSI menantang Timnas bentukan mereka untuk melawan timnas PSSI, kemudian Timnas yang memenangkan pertandingan tersebut akan membela Indonesia.89 Seperti kepengurusan PSSI periode Nurdin Halid, PSSI pun mengambil tindakan tegas kepada pemain dan klub terkait kompetisi illegal. KPSI menggelar kongres yang diikuti oleh 452 anggota PSSI di 88
Bagja waluya, Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2004) hal. 40. 89 Lihat,www.merdeka.com/sepakbola/kpsi-resmi-layangkan-tantangan-untuk-timnas.html (diakses 9 September 2013) pukul 6.54 WIB.
92
hotel Pullman Jakarta 18 Desember 2011 untuk mencabut legitimasi Djohar Arfin di PSSI. D. Proses Penyelesaian konflik PSSI dan KPSI Menurut Bagja waluya penanganan konflik di dalam konflik memiliki dua kepentingan yang berbeda dan utama yaitu : 3. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi. 4. Kepentingan untuk mencapai hubungan baik dengan kelompok lain. Pada dasarnya manusia selalu ingin menjaga keharmonisan terhadap orang lain atau kelompok namun dalam beberapa kesempatan setiap pihak meemliki keinginan pibadi. Pihak yang berkonflik mempunyai tujuan yang berbeda dengan kelompok yang lain yang kemudian perbedaan keinginan inilah yang membuat pergesekan atau konflik terjadi. Adanya dua kepentingan yang berbeda dapat memepengaruhi seseorang bertindak dalam suatu konflik. dengan melihat dua perbedaan tersebut terdapat berbagai cara dalam menangani konflik. Pihak yang berkonflik akan melakukan tindakan untuk mengatasi konflik atau dengan menggunakan pihak ketiga dalam penyelesaian konflik. Tawar menawar atau negoisasi. Metode ini biasanya mencari kompromi yang mengorbankan sebagian tujuan pribadi dan membujuk pihak lain yang berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Metode ini mencari penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak memperoleh sesuatu. Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadinya dan sebagian hubungan dengan orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan bersama. 93
Proses penyelesaian konflik PSSI mebuka negosisasi kepada KPSI untuk menyelesaikan konflik Dalam Proses negosisasi di Kuala Lumpur Malaysia PSSI memberikan Lima penawaran kepada KPSI antara lain: 1. PSSI akan merujuk AFC Club Licensing Regulation (CLS) sebagai dasar seleksi klub profesional. Semua peserta wajib mematuhi ketentuan CLR, namun PSSI menyadari kesulitan yang akan dihadapi sehubungan dengan status anggota klubnya saat ini dalam memenuhi ketentuan CLR tersebut. PSSI terus berupaya dan berkonsultasi dengan AFC agar semua klub peserta pada akhirnya dapat memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan. 2. PSSI mengajukan nama baru untuk tingkat tertinggi kompetisi sepak bola profesional. Untuk kompetisi selanjutnya nama ISL atau IPL tidak lagi digunakan. Dikhawatirkan pemakaian salah satu dari kedua nama tersebut dapat memicu resistensi klub peserta liga dalam upaya menggabungkan dua liga menjadi satu liga tunggal. 3. PSSI menawarkan agar pemilihan CEO baru penyelenggara Liga didasarkan pada kemampuan menguasai sistem. Calon harus memiliki pengalaman luas dalam mengelola kompetisi sepak bola rofessional dan jaringan internasional sehingga PSSI dapat bangkit kembali dan membangun kembali liga rofessional yang baru. 4. PSSI mengijinkan ISL dan IPL menyelesaikan kompetisi di musim yang berjalan sesuai jadwalnya masing-masing. Tetapi, PSSI harus memiliki wewenang penuh mengatur dan mengelola pertandingan-pertandingan ISL dengan menugaskan pengawas pertandingan. 94
5. PSSI akan menghargai dan menghormati penawaran tertinggi sebagai pemenang sponsor utama liga professional yang baru. Selain penyelesaian dengan dua pihak yang berkonflik, adakalanya konflik perlu diselesaikan oleh pihak ketiga. Beberapa kelompok yang disebut pihak ketiga antara lain adalah Mediator, Abritator, Konsiliator dan konsultan, yang yang bersikap netral dalam mengtasi konflik dan tidak terlibat konflik. Tim intervensi dapat memainkan peran negosiasi, mediasi dan arbitrari. Dari beberapa proses negosiasi dan mediasi yang dipimpin oleh tim task force bentukan FIFA. Tim Task Force dipimpin oleh Wakil Presiden AFC yaitu Pangeran HRH Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah dan anggota Komite Eksekutif AFC Datoí Worawi Makudithat, bertugas membantu PSSI mencari jalan keluar kekisruhan penyelengaraan liga sepakbola di Indonesia. Satuan Kerja (Task Force) AFC bertemu dengan PSSI dan wakil-wakil ISL. Pertemuan menghasilkan kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan diskusi lanjutan demi kepentingan persepakbolaan Indonesia. Tim Task Force AFC mengadakan pertemuan pada tanggal 6-7 Juni di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari pertemuan tersebut diperoleh kesepakatan antara PSSI dan KPSI untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Bentuk kesepakatan itu adalah dengan menandatangani nota kesepahaman, yakni MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani
95
oleh wakil-wakil dari PSSI, KPSI, dan diketahui oleh perwakilan AFC dan FIFA. Berikut isi MoU antara PSSI, ISL dan KPSI 90: 1. PSSI sepakat mengangkat kembali keempat anggota Komite Eksekutif PSSI yang sudah diberhentikan: La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan andi Tony Apriliani. Namun prosedur pengangkatannya kembali akan ditetapkan oleh Komite Gabungan PSSI. 2. ISL secepatnya menyatakan di bawah jurisdiksi PSSI, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kedisiplinan, administrasi dan transfer pemain dan penunjukkan pengawas pertandingan sampai satusatunya liga sepak bola profesional Indonesia terbentuk. Sambil menunggu, ISL diperbolehkan beroperasi secara mandiri. 3. Para pihak sepakat bahwa KPSI akan dibubarkan dan berhenti beroperasi sebagai badan penyelenggara sepak bola nasional. Selain itu, para pihak juga sepakat bahwa KPSI akan dilebur dan karena itu dibubarkan sebagai sebuah badan segera setelah diadakannya konggres PSSI yang akan datang. 4. Para pihak sepakat membentuk sebuah Komite Gabungan PSSI yang beranggotakan dari masing-masing pihak bertugas mengevaluasi IPL dan ISL dalam rangka membentuk sebuah dan satu-satunya liga sepak bola profesional di Indonesia secepatnya. Komite tersebut bekerja di bawah pengawasan dan kerjasama dengan Satuan Kerja (Task Force)
90
Surat MoU antara PSSI,ISL dan KPSI
96
AFC Indonesia dan bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan FIFA dan AFC mengenai kajian statuta PSSI dan hal-hal terkait lainnya. Komite Gabungan PSSI terdiri dari: I.
Ketua: ditunjuk oleh PSSI
II.
Wakil Ketua: ditunjuk oleh ISL/KPSI;
III.
Anggota: 3 anggota ditunjuk oleh IPL dan 3 anggota lainnya oleh ISL/KPSI;
5. Para pihak sepakat mengadakan Kongres PSSI paling lambat akhir 2012 termasuk adopsi statuta baru. Komposisi kongres PSSI tetap sama seperti kongres PSSI yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2011 dengan dihadiri FIFA dan AFC dan agenda kongres wajib mendapat persetujuan dari AFC Task Force Indonesia. Verifikasi komposisi kongres tersebut akan dibahas dan ditetapkan oleh Komite Gabungan PSSI untuk mencegah masuknya anggota illegal. MoU berjalan tidak lama karena PSSI dak KPSI terlibat perselisihan, di pihak yang lain pemerintah mendapat tamparah keras karena Menpora Andi Malarangeng terlibat kasus korupsi dana proyek Hambalang. Jabatan Menpora sementara dimandatkan kepada Menkokesra Agung Laksono sebagai pejabat sementara. Dalam periode singkat ini menpora melakukan berbagai sikap antara lain adalah mengesahkan digulirnya ISL (Liga Super Indonesia) yang sebelumnya dianggap PSSI sebagai kompetisi illegal karena ISL diikuti Tim papan atas Indonesia. Namun Pemerintah memberikan tiga syarat antara lain adalah: 97
1. Adanya komitmen untuk menghilangkan dualisme kepengurusan organisasi sepakbola nasional dan penyatuan kompetisi. 2. Komitmen untuk membentuk satu Timnas yang mewakili kekuatan nasional. Karena sebelumnya pihak KPSI membentuk timnas tandingan dan melarang para pemain dari ISL untuk memperkuat timnas PSSI. 3. Komitmen untuk menyelesaikan segala bentuk kewajiban klub-klub terhadap pemain, pelatih dan ofisial lainya yang tertunda pada kompetisi 2011-2012. Jika tiga syarat tersebut tidak bisa dipenuhi, maka pemerintah melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) bersama POLRI akan mencabut rekomendasi tersebut dan semua kompetisi wajib untuk dihentikan. Tanggal 11 januari 2013, Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh kader partai Demokrat Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau disingkat KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau lebih dikenal sebagai Roy Suryo. Roy Suryo lebih berani melakukuan intervensi langsung terhadap PSSI. Pada periode ini PSSI lebih koperatif terhadap pemerintah berbeda dengan periode Nurdin Halid yang menolak bentuk intervensi dari pihak manapun diluar PSSI. Pemerintah langsung dan cepat mencari solusi terbaik untuk mengatasi konflik PSSI jadi proses mediasi dan konsiliasi tidak menemui kendala yang berarti. Metode mediasi dan langkah awal periode Roy Suryo dalam mengatasi permasalahan Tim Nasional adalah membentuk BTN (Badan Tim Nasional). BTN dibentuk untuk memfasilitasi pembentukan Timnas dari PSSI dan KPSI agar dapat 98
bersatu membela Indonesia. Keputusan pembentukan BTN menuai Pro dan Kontra karena statuta FIFA dan PSSI tidak membahas tentang BTN bila pembentukan dipaksakan
akan
melanggar
Statuta.
Menpora
mengungkapkan
rencana
membentuk BTN bukan untuk mengintervensi PSSI. Badan ini hanya akan memfasilitasi pemanggilan pemain. Menpora juga mengaku sudah mendapat dukungan dari Presiden AFC Zhang Jilong untuk menyelesaikan polemik yang terjadi di sepak bola Indonesia.91 Pemerintah tidak peduli dengan perkataan pihak-pihak yang mengangggap Roy Suryo terlalu mengintervensi karena bila tidak secepatnya PSSI juga akan menunggu terkena sanksi dari FIFA dan mencoreng muka Indonesia di internasional. FIFA akhirnya secara langsung untuk meminta pemerintah melakukan mediasi dan konsiliasi untuk mengakhiri konflik PSSI. Alasan FIFA meminta pemerintah karena pemerintah sangat tahu dengan kondisi di Indonesia dan FIFA seakan tidak percaya lagi dengan pengurus PSSI dan pihak yang berkonflik di PSSI, dan untuk mengatas konflik dibutuhkan pihak ketiga yaitu pemerintah untuk membantu mengatasi konflik. Proses mediasi dimulai Tanggal 18 Februari Menpora mengadakan pertemuan dengan PSSI, KPSI dan KONI untuk membahas kongres tanggal 17 Maret 2013 serta kesepakatan PSSI dan KPSI empat solusi penyelesaian konflik rekomendasi FIFA antara lain : 1. Revisi Statuta PSSI. 2. Pengembalian empat EXCO.
91
Lihat, http://soccer.sindonews.com/read/2013/02/13/58/717416/pssi-btn-bentukintervensi pemerintah, (diakses tanggal 7 September 2013) pukul 08.04 WIB
99
3. Unifikasi Liga. 4. Kongres dengan voter Solo. E. Babak Akhir Konflik PSSI dan KPSI. PSSI dan KPSI sepakat menggelar KLB (Kongres Luar Biasa) pada tanggal 17 Maret 2013 di hotel Borobudur Jakarta, persiapan seratus voter yang telah disepakati sebagai peserta kongres. Kongres yang dibuka oleh menteri Pemuda dan Olahraga dihadiri pula dua orang perwakilan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) untuk hadir di Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia pada 17 Maret 2013. Mereka adalah Michael Van Praag yang menjabat Ketua Federasi Sepakbola Kerajaan Belanda (KNVB) dan Marco Leal yang menjabat Manajer Departemen Asosiasi FIFA. Kongres berjalan dengan lancar walaupun diwarnai aksi walk out enam anggota Exco yaitu Tuty Dau, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Widodo Santoso, Farid Rahman, dan Mawardi Nurdin. Agenda inti KLB adalah perubahan Statuta dan unifikasi liga terdapat beberapa perubahan antara lain adalah : 1. Pasal 31, menyangkut permintaan digelarnya KLB oleh anggota PSSI, jika sebelumnya harus diminta oleh 2/3 anggota, sekarang diubah menjadi harus mendapatkan setidaknya 50 persen plus 1 suara dari seluruh anggota PSSI. 2. Pasal 35 mengenai penambahan anggota Komite Eksekutif (Exco). Jika sebelumnya anggota Exco PSSI adalah 11 orang, maka kini menjadi 15 orang. Komposisinya adalah satu Ketua Umum, dua Wakil Ketua Umum, satu Sekjen, ditambah 11 anggota. 100
3. Menyangkut unifikasi liga, Penyatuan kompetisi baru akan dilakukan pada 2014 dengan 18 klub peserta ISL ditambah empat klub IPL dengan syarat bukan klub yang bermasalah dengan dualisme kepengurusan. Sistem degradasi ISL tetap diterapkan musim ini. Untuk berikutnya selama dua tahun sejak 2014 diberlakukan sistem dua promosi dan empat degradasi sehingga jumlah peserta liga profesional hanya diikuti 18 klub. Sistem promosi dan degradasi kembali menjadi tiga degradasi dan tiga promosi. Selain itu, KLB PSSI juga menghasilkan sejumlah keputusan, antara lain: 1. Memberikan sanksi skorsing pada enam anggota Exco PSSI, yaitu Farid Rahman, Tuti Dau, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Mawardi Nurdin, dan Widodo Santoso, yang melakukan aksi walk out. Keenam anggota Exco itu akan ditentukan nasibnya pada Kongres PSSI mendatang. 2.
Mengangkat empat anggota Exco PSSI yang baru, yakni La Siya, Zul Fadli, Hardi Hasan, dan Djamal Azis. Kehadiran mereka melengkapi anggota Exco PSSI saat ini, sehingga keseluruhannya berjumlah 15 orang.
3. Mengangkat La Nyalla Mattalitti menjadi Wakil Ketua Umum PSSI mendampingi Djohar Arifin, menggantikan Farid Rahman yang terkena skorsing. 4. Membubarkan secara resmi Komite Penyelamat Sepakbola Seluruh Indonesia (KPSI). Sikap tegas pemerintah dan kerjasama yang baik antara pihak yang berkonflik menjadikan proses mediasi dan negosiasi berjalan lancar. Dalam sambutan di acara penutupan KLB di Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga Roy 101
Suryo mengungkapkan KPSI resmi dibubarkan setelah adanya kesepakatan yang ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, Sekjen PSSI Hadiyandra, La Nyalla Mahmud Mattalitti selaku Ketua Umum KPSI dan Hinca Panjaitan. Pembubaran KPSI diikuti dengan perombakan struktur organisasi PSSI, di antaranya komite banding, komite wasit, dan lain-lain. Pembubaran KPSI merupakan salah satu agenda Kongres Luar Biasa PSSI. La Nyalla Mattalitti yang diangkat menjadi wakil ketua umum PSSI meresmikan pembubaran KPSI. KLB menghasilkan penyelesaian dualisme persepakbolaan Indonesia. KPSI yang resmi bubar siap bahu membahu di dalam organisasi PSSI untuk memajukan persepakbolaan Indonesia. Hasil kongres yang diprakarsai Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo ini dilaporkan dalam rapat Exco FIFA 20-21 Maret, dan dilihat dari reaksi anggota delegasi FIFA bayang-bayang ancaman sanksi dibatalkan dan FIFA menyetujui hasil KLB. Indonesia sudah boleh bernafas lega, tetapi tugas berat menata sepakbola yang terus berlangsung perbaikan kualitas kompetisi, pembinaan atlit serta sportifitas menjadi tugas rumah PSSI dan pemerintah sebagai otoritas tertinggi sepakbola dan negara.
102
BAB V PENTUTUP
A. Kesimpulan Statuta, tujuh huruf yang selalu disebutkan dalam setiap konflik PSSI. Konflik bisa dihentikan kalau setiap yang berkonflik dapat mematuhi Statuta dan Undang-Undang. Statuta Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pasal 10 dan 13 menyebutkan, segala bentuk kegiatan sepak bola di suatu negara harus diawasi dan diorganisir oleh federasi resmi yaitu PSSI. Hal tersebut bahkan sudah dinyatakan FIFA pada surat tertanggal 26 November yang dikirimkan kepada Kemenpora saat masih dipimpin Andi Malarangeng. Sikap Nurdin Halid yang selalu menggunakan statuta untuk alasan melanggengkan kekuasaanya dan mengingatkan pemerintah untuk tidak ikut campur dalam rumah tangga PSSI karena menyebabkan Indonesia akan dibanned FIFA. Di lain pihak Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 pun menjelaskan bila pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi menyelenggarakan dan membina keolahragaan di Indonesia. Sikap tidak kooperatif Nurdi Halid terhadap pemerintah, tuntutan masyarakat yang menghendaki Nurdin turun dari jabatannya serta konflik internal PSSI membuat pemerintah melakukan berbagai tindakan seperti : 1.
KSN (Kongres Sepakbola Nasional) yang menghasilkan tujuh butir sikap.
2. Menanggapi kisruh LPI pemerintah mengesahkan digulirkannya LPI (Liga Premier Indonesia). 103
3. Pemerintah menghentikan dana serta menarik fasilitas yang diberikan kepada PSSI seperti kantor PSSI. Karena kegagalan PSSI dalam mengatasi konflik internal serta kericuhan kongres Pekanbaru 2011. 4. Terkait penarikan fasilitas yang diberikan pemerintah komisi X DPR RI memanggil Pengurus PSSI serta Menpora untuk mengikuti rapat dengar mengenai konflik PSSI. 5. Pemerintah menuntut pemain yang berkompetisi di LPI dan LSI dapat membela Tim Nasional Indonesia. 6. Pemerintah menuntut diturunkannya harga tiket piala AFF 2010. 7. Pemerintah menghimbau Komite Banding PSSI untuk meninjau ulang pencoretan pasangan Arifin Panigoro dan George Toisutta sebagai calon ketua dan wakil ketua PSSI. 8. Menteri Dalam Negeri menerbitkan undang-undang pelarangan klub sepakbola menggunakan dana APBD. Pada periode Djohar Arifin terdapat dualisme organisasi. Periode Nurdin hanya terdapat dualisme kompetisi, kini terdapat dualisme kompertisi dan organisiasi yaitu yang dikenal dengang KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) yang dibentuk oleh empat anggota EXCO PSSI yang tidak puas dengan kepemimpinan Djohar Arifin. Agung laksono menjabat sebagai Menopra sementara karena terseretnya status tersangka Andi Malarangeng dalam kasus Hambalang. Agung Laksono melakukan berbagai kebijakan mengenai konflik dualisme tersebut antar lain adalah :
104
1. Mengesahkan bergulirnya LSI (Liga Super Indonesia) yang dianggap Kompetisi illegal bagi PSSI karena PSSI menggunakan kompetisi LPI (Liga Prima Indonesia) dengan berbagai syarat akhirnya LSI dapat memulai kick off. 2. KONI sebagai badan tertinggi akan mengambil alih PSSI dan akan membawa kasus tersebet kepada BAORI (Badan Abitrase Olahraga Republik Indonesia). 3. Menuntut tidak adanya diskriminasi antara status pemain ISL dan IPL, karena Tim nasional adalah harkat dan martabat bangsa jadi pemain terbaiklah yang berhak membela tim nasional. Menpora resmi yang baru yaitu Roy Suryo memulai pekerjaanya sebagai Menpora dengan banyak masalah. Banyak pihak yang meragukan kemampuannya sebagai Menpora karena dasar seorang ahli telematika tentu bertolak belakang dengan olahraga. Walaupun begitu, Menpora yang baru bergerak lebih cepat dalam mengatasi konflik PSSI. Bahkan Roy Suryo lebih tegas dan berani terjun langsung dan siap mengintervensi PSSI polemik ini cukup sulit karena keduanya mengakui mereka yang sah PSSI secara de jure dan KPSI secara de facto. Pernyataan FIFA yang meminta bantuan pemerintah membuat pemerintah semakin percaya diri dalam mengintervensi PSSI. Berikut dijelaskan kinerja menpora dalam menanggulangi konflik PSSI : 1. Pemerintah siap membubarkan PSSI dan KPSI bila keduanya tidak dapat bersatu dan memgutamakan kepentingan kelompok bukannya prestasi Indonesia. 105
2. Membentuk BTN (Badan Tim Nasional) untuk mengakomodir pemain yang ada di kompetisi LPI atau ISL untuk membela Timnas Indonesia. 3. Menyatukan PSSI dan KPSI karena FIFA mengancam akan memberi sanksi kepada Indonesia terkalit dualisme organisasi dan kompetisi. Menpora mengadakan KLB untuk menyatukan PSSI dan KPSI 17 maret 2013 dan akhirnya dualisme berakhir. KPSI resmi dibubarkan oleh La Nyalla mattalitti. B. Saran Permasalahan yang terjadi dalam konflik PSSI menjadi sangat rumit karena banyak kepentingan bagi para pihak yang berkonflik. Dilema terjadi dalam tubuh pemerintah karena beberapa peraturan di Statuta FIFA tentang pelarangan pihak ketiga untuk ikut campur dalam penyelesaian konflik PSSI. Penerapan Statuta FIFA mungkin dengan mudah dilaksanakan oleh negara-negara maju di Eropa, berbeda di negara dunia ketiga seperti Indonesia yang negara yang sedang berkembang secara konstitusi dan politik yang perlu dukungan pemerintah dalam mengatasi permasalahan organisasi dan regulasi kompetisi sepakbola. Di Eropa klub sepakbola berkembang secara professional, menggunakan dana klub dalam menjalankan klubnya, berbeda dengan Indonesia karena beberapa pemerintah masih menggunakan dana APBD dan PSSI masih mengandalkan dana APBN dan pemerintah menandakan sistem sepakbola Indonesia masih belum mapan dan perlu pengawasan lebih dari pemerintah. Para pihak yang berkonflik juga harus bekerja sama untuk tujuan bersama yaitu kebangkitan persepakbolaan Indonesia dan mengesampingkan kepentingan 106
pribadi dan kelompok. Dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan. Tidak perlu adanya pembatas antara pemerintah dan PSSI. Dapat dibuktikan ketika pemerintah turun tangan mengatasi konflik KPSI dan PSSI keduanya menyatu kembali di dalam naungan PSSI. Pemerintah berani mengambil resiko sanksi FIFA, meskipun akan terkena sanksi jika pemerintah melakukan intevensi terhadap PSSI, menurut penulis lebih baik terkena skorsing 6 bulan sampai 1 tahun dan kita benahi persepakbolaan di Indonesia ini sehingga ke depan sepakbola Indonesia lebih baik lagi dari sekarang. Kini sepakbola Indonesia telah melewati masa sulit karena konflik organisasi berawal dari kasus Nurdin Halid, LPI, pemilihan ketua umum PSSI, konflik PSSI versus KPSI, Sepakbola Indonesia harus menunjukkan prestasi kompetisi internasional yang telah dibuktikan oleh skuad Timnas U-19 menjuarai piala AFF adalah sebuah pembuktikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kualitas sepakbola yang baik.
107
Daftar Pustaka
Bambang dan Sugianto. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: Penerbit Grahadi, 2007. Blatter, Joseph s. All About FIFA,Develope Game,Touch the future. Zurich: FIFA, 2010. Chilcote, Ronald.H. Teori Perbandaingan Politik.Penelusuran Paradigma. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Dr. Pandjaitan, Hinca Ip XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan FIFA. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011. Erwiyantoro, Dosa-Dosa nurdin Halid. Yogyakarta: Galang Press Yogyakarta, 2011. Halid, Nurdin, Membangun Sepakbola Indonesia Modern.Menuju Industri Sepakbola dan Pentas Dunia. Jakarta: PSSI, 2010. Hardjana, Agus M. Konflik di Tempat kerja. Yogyakarta: Kanisius, 1994. Helmer, Diana stall. Sports Throughout History,History of Soccer. New York: Rosen Publicy Group, 2000. Husein, Sefean. Pentadbiran dalam Pembangunan Pendidikan. Pahang: Fakultas pendidikan Universitas Malaya, 2005. Irwansyah. Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo, 2006.
1
Lesmana,Tjipta. Bola Politik dan Politik Bola, Kemana Arah tendangannya? Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013 Mufti, Muslim. Teori-Teori Politik. Bandung: CV pustaka Setia, 2013. Murray, Bill. The Worlds Game, A History Of soccer.Illions: university of illions, 1996. Natakusumah, Arief. Drama Itu Bernama Sepakbola.Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2008. Pickering, Peg. How To Manage Conflict. Jakarta: Erlangga, 2006. Poloma, Maergareth M. Sosiologi Kotemporer. Jakarta: PT Raja Grafrindo Persada 1994. Pudjiastuti, Pauline. Sosiologi. Jakarta: Grasindo Gramedia, 2008. Rauf, Maswardi. Konsensus Politik: Sebuah penjajakan Teoretis, Jakarta: Dirjen pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 2000. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2008. Subakti, Ramalan. Menahami Politik. Jakarta: Gramedia Mediasarana Indonesia, 1992. Statuta FIFA (Federation International Football Assosiation) Surat MoU antara PSSI,ISL dan KPSI. Undang-undang No 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
2
Wahab, Dimas. 70 tahun PSSI,Mengarungi Millenium Baru 1930-2000. Jakarta: PSSI, 2000. Waluya, Bagdja. Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves, 2004. Wahyudin. Manajemen Konflik Dalam Organisasi. Jakarta : Al Fabeta, 2008. Wibowo, Eddi dkk. Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta: YPAPI, 2004.
Internet http://bola.inilah.com/read/detail/1271522/komite-banding-akui-diintimidasi-pe merinta h /#.UiSRsdI0 (diakses tanggal 15 Oktober 2013) pukul 14.30 WIB. http://bola.inilah.com/read/detail/1696742/inilah-alasan-pssi-pecat-riedl#.UifolN I0W uI,(diakses tanggal 5 Agustus 2013) pukul 09.15 WIB. http://bola.kompas.com/read/2012/03/27/10541234/Kisruh.PSSI.Dibawa.ke.Rapat .Exco.FIFA (diakses tanggal 28 Agustus 2013) pukul 13.33 WIB. http://bola.liputan6.com/read/322341/nurdin-tuding-pemerintah-intervensi-pssi (diakses, 28 Agustus 2013) pukul 18.46 WIB. http://bola.viva.co.id/news/read/212678-dpr-akan-panggil-menpora-terkait-pssi (diakse s tanggal 5 Mei 2013) pukul 11.14WIB.
3
http://bola.viva.co.id/news/read/213028-fifa-komite-normalisasi-ambil-alih-tugaspssi (diakses tanggal 5 Agustus 2013 ) Pukul 18.00 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/FIFA. (diakses tanggal 22 Agustus 2013) pukul 16.14WIB .) Pukul 08.22 WIB. http://kemenpora.go.id/index/profil (diakses tanggal 27 Agustus 2013) pukul 09.27 WIB. http://makassar .tribunnews.com
/2013/01/11/menpora-sebut-dua-pengusaha-
besar-penyebab-konflik-pssi (diakses tanggal 5 Mei 2013) pukul 15.30 WIB. http://soccer.sindonews.com/read/2013/02/13/58/717416/pssi-btn-bentuk-interv ensi pemerintah, (diakses tanggal 7 September 2013) pukul 08.04 WIB. http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/03/28/163632/1602915/76/pemerintah -tak-akui-lagi-pssi-di-bawah-nh-dan-nb (diakses tanggal 31 Agustus 2013) pukul 11.14 WIB. sport.detik.com/sepakbola/read/2011/09/29/175456/1733532/76/liga-indonesiakic k off-15-oktober (diakses 6 September 2013) pukul 07.23 WIB. http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/12/19/002218/1794059/76/dibentukko mite-penyelamat-sepakbola-indonesia (diakses 27 Agustus2 013) pukul 7.24WIB. http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/ 0 /29/203916/1854953/76/indonesiadipermalukan-bahrain-0-10 (diakses tanggal 7 Mei 2013) pukul 18.00 WIB.
4
http://www.antaranews.com/berita/77212/nurdin-halid-divonis-dua-tahun-penjara (diakses pada tanggal 24 Agusutus 2013) pukul 10.37 WIB. http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html.(diakses pada tan gal 22 Agustus 2013) pukul 16.14 WIB. http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html (diakses pada tanggal 22 Agustus 2013 pukul 19.23 WIB. http://www.fifa.com/associations/association=idn/ranking/gender=m/index.html, (diakses tanggal 21 Agustus 2013) pukul 22.03WIB. http://www.fifa.com/worldranking/rankingtable/index.html (diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul 9.39 WIB. http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapor-m erah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 Agusrtus 2013) pukul 11.09 WIB. http://www.goal.com/id-ID/news/1391/superliga-indone sia/2010/1 2/30/2283443 /ik ut-lpi-tiga-klub-superliga-didegradasi (diakses tanggal 26 Agustus 2013) pukul 8.39WIB www.merdeka.com/sepakbola/kpsi-resmi-layangkan-tantangan-untuk-timnas.html -(diakses 9 September 2013) pukul 6.54 WIB. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/01/07/156996-me diasi-dengan-lpi-eh-pssi-tak-hadir (diakses tanggal 26 Agusutus 2013) pukul 07.53WIB.
5
http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/03/19/m14r3z-in ilah-kro nologi-lengkap-perseteruan-pssi-dan-kpsi (diakses tanggal 26 Agu stus 2013) pukul 11.08 WIB. http://www.sportsknowhow.com/soccer/history/soccer-history.shtml (diakses tan ggal 21 Agustus 2013) pukul 17.51WIB. http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110615/Ketua-KONI-PSSIHarus-Pili h-Ketua-Baru.( diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul 10.37WIB. http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110657/Nurdin-Halid-MenolakMundur-dari-PSSI (diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul 10.50 WIB. http://www.tempo.co/read/news/2011/01/05/099304037/Menpora-Siap-MediasiLPI-PS SI, (diakses tanggal 26 Agustus 2013) pukul 07.58WIB.
6