VI. PENUTUP Tuhan Yesus datang ke dunia agar manusia hidup dan hidup dalam kelimpahan (Cfr. Yohanes 10:10). Kenyataannya hidup dalam kelimpahan itu belum terwujud untuk semua orang. Ada yang melimpah ada yang berkekurangan. Gereja dipanggil untuk menjadi jembatan untuk hidup berkelimpahan itu, bukan hanya berlimpah Hosti Ekaristi, tetapi berlimpah semangat persaudaraan sejati yang menggerakkan seluruh umat beriman untuk berbagi, untuk melayani, agar hidup berkelimpahan itu menjadi semakin nyata. Semoga persatuan dalam Ekaristi menyemangati tugas untuk berbagi dan melayani itu. SELAMAT BERPUASA DAN BERAKSI‐PUASA Singkatan : MLKTD = orang miskin, lemah, kecil, tersingkir dan difabel
Hal. 16 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
Hal. 1 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
DAFTAR ISI KERANGKA DASAR TEMA APP 2012 KAJ “DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI” I. PENGANTAR
3
II.
III.
KEROHANIAN KATOLIK: SABDA MENJADI DAGING 1. Apa itu kerohanian/spiritualitas? 2. Kecenderungan `Pietisme' 3. Kembali ke Spiritualitas Penjelmaan 4. Spiritualitas Yesus, Spiritualitas murid‐murid Yesus 5. Yesus hidup dalam kasih, kita dipanggil mengasihi 6. Ekstrim lain: Aktivisme
4 5 5 6 6 7
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI 7. Visi dan Misi Tuhan Yesus 8. Ekaristi : Kehadiran Masa 'Kini yang mempersatukan 9. Ekaristi memberi dampak nyata dalam tingkah laku
7 8 9
IV.
DIUTUS UNTUK BERBAGI 10. Murid belajar dari Gurunya 11. Guru sudah berbagi, kita diutus untuk berbagi 12. Pentingnya berbagi berlandaskan Ekaristi
10 11 11
V.
APA YANG KITA PERLU BUAT DALAM MASA APP ? 13. Tujuan APP : membina, membimbing, memperkuat jiwa dan semangat tobat 12 14 14. APP 2012 di tahun Ekaristi 14 15. Berlatih murah hati 15 16. Memberikan diri untuk melayani
VI.
PENUTUP
16 Hal. 2 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
penitensi. Pelayanan kasih sebagai wujud berbagi adalah sekaligus pelayanan rohani karena pelayanan kasih itu merupakan kuasa rohani yang menjalankan tanggungjawab dasar Gereja, yang adalah wujud kasih akan sesama (Paus Benediktus XVI, ensiklik Deus Caritas Est, art. 21). Pelayanan kasih dengan berbagi merupakan bagian dari hakekat Gereja, ungkapan yang tak terpisahkan dari keberadaan Gereja (Paus Benediktus XVI, ensiklik Deus Caritas Est, art. 25). 16. Memberikan diri untuk melayani. Berikutnya, lebih dianjurkan lagi dalam menunjukkan kemurahan hati seperti Kristus adalah menyediakan diri sebagai sukarelawan pelayanan dan pengembangan sosial ekonomi di lingkungan dan paroki‐paroki agar kebutuhan orang miskin, lemah, kecil, tersingkir dan difabel dapat lebih ditanggapi secara berkesinambungan. Misalnya terlibat dalam kegiatan team "Ayo Sekolah Ayo Kuliah", terlibat dalam pelayanan kesehatan di poliklinik paroki, terlibat dalam pelayanan untuk team St. Yusup, terlibat dalam team tanggap darurat bencana di paroki, terlibat dalam seksi buruh, seksi kesehatan, seksi pendidikan, seksi pemberdayaan melalui Credit Union atau koperasi; seksi lingkungan hidup dll. "Berilah makan pada mereka yang lapar adalah perintah Gereja... Kelaparan bukan terutama soal kekurangan material, tetapi ketiadaan sumberdaya sosial dan institusional... Apa yang tidak terjadi dewasa ini adalah jaringan institusi ekonomi yang mampu menjamin akses teratur pada makanan dan air bagi kebutuhan nutrisi..., juga di saat krisis pangan.:." (Paus Benediktus XVI, ensiklik Caritas in Veritate, art. 27). Kualitas pertobatan umat di paroki dan seluruh KAJ bukan hanya banyaknya dana yang terkumpul atau didistribusikan. Kualitas pertobatan umat juga dan terutama tampak dalam semakin banyaknya orang yang terlibat dalam tindakan kasih atau berbagi sehingga pelayanan sosial ekonomi dapat dilaksanakan efektif, efisien, dan berkesinambungan. Selain pelayanan karitatif, sangat dibutuhkan orang‐orang yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat miskin, baik dalam hal pembekalan dan pengembangan kapasitas maupun dalam misalnya mendampingi kewirausahaan. Hal. 15 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
penitensi, dan kemudian sebagai kelandjutan atau tanda, pada wadah pengumpulan derma ". 14. APP 2012 di tahun Ekaristi. Bagaimana kita membina dan membimbing dan memperkuat jiwa dan semangat penitensi di tahun Ekaristi? Penitensi atau wujud pertobatan sejati dari orang kristiani mestilah didasari oleh semangat bahwa kita sudah lebih dahulu dicintai oleh Tuhan seperti apapun kita, siapapun kita. Pengalaman sungguh dicintai oleh Allah dalam diri Tuhan Yesus itu membuat kita semakin memiliki jiwa pertobatan sejati. Salah satu. pengalaman nyata akan kehadiran Tuhan yang mencintai kita adalah dalam Ekaristi. Ekaristi mempersatukan kita dengan Allah yang mencintai. Oleh karena itu, dianjurkan: • pertama‐tama selama masa APP orang kristiani memperdalam pengetahuan akan Ekaristi melalui studi pribadi dan pendalaman iman, makin menyadari kehadiran Tuhan selama ikut serta dalam Ekaristi, makin menyadari umat yang hadir dalam Ekaristi adalah saudarasaudari kita sendiri, semakin mencintai Ekaristi sebagai sumber persatuan dan kekuatan untuk menjalankan perutusan. • Kedua, dianjurkan selama masa APP memperdalam pengetahuan akan tugas perutusan orang kristiani dalam keluarga maupun dalam perjumpaan dengan orang miskin, lemah, kecil, tersingkir dan difabel (MLKTD). Namun pengetahuan saja tidak cukup. Iman sejati diuji dalam perbuatan. Oleh karena itu, kita perlu juga mencari cara praktis mewujudkan semangat persaudaraan dan cara praktis untuk menjalankan tugas perutusan yang sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi pribadi di tengah masalah sesama dan masalah bersama. 15. Berlatih murah hati: Selain itu, dianjurkan untuk mendidik diri agar lebih murah hati seperti Yesus yang sudah murah hati dengan memberikan dirinya sendiri. Caranya, selain memberi derma biasa kepada orang MLKTD yang dijumpai, juga menyisihkan derma dari kekurangan sebagai ungkapan Hal. 14 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
I. PENGANTAR Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2012 menjadi kesempatan seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) untuk melanjutkan dan lebih mendalami tema APP 2011 (Mari Berbagi) ‐dalam konteks tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dan menjadi sebagai sarana untuk semakin mewujudkan Arah Dasar Pastoral KAJ tahun 2011‐2015. Arah Dasar Pastoral KAJ adalah menjadi Umat Allah yang atas dorongan dan tuntunan Roh Kudus semakin memperdalam imannya akan Yesus Kristus membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat. Tema APP 20 12 juga tidak terlepas dari keprihatinan umat KAJ melalui pertemuan Seksi‐Seksi PSE atau SSP Paroki‐Paroki dan wakil‐wakil Dewan Paroki. Dalam temu karya PSE maupun lokakarya, kami berusaha menemukan inspirasi dasar tema APP 2012. Keprihatinannya adalah bahwa belum banyak perubahan yang terjadi dalam masa APP yang singkat, sehingga layaklah tema itu dilanjutkan dan didalami. Keprihatinan itu dibawa dalam pertemuan antar komisi penyelenggara APP, rapat kerja bersama komisi‐komisi dan rapat kuria keuskupan. Tema ini juga sejalan dengan program‐program strategis yang dibicarakan dalam temu pastores KAJ pada Agustus 2011 untuk mengimplementasikan Arah Dasar Pastoral KAJ APP 2012 membantu umat Allah di KAJ untuk semakin mewujudkan Arah Dasar Pastoral yaitu memperdalam imannya akan Yesus Kristus dalam renungan‐renungan pribadi dan komunitas, membangun persaudaraan sejati melalui pertemuan‐pertemuan dan kerjasama lintas batas, terlibat dalam pelayanan kasih melalui kegiatan‐kegiatan APP terutama bagi orang miskin, kecil, lemah, tersingkir dan difabel. Perlu diingat bahwa tema APP 2011 (Mari Berbagi) adalah tanggapan atas tema APP 2010 yaitu "Mari Bekerjasama Melawan Kemiskinan". Keprihatinan perwakilan paroki yang menyadari belum cukupnya tindakan kita melawan kemiskinan sangat masuk akal kalau mengingat jumlah orang miskin yang tidak menurun tajam. Salah satu sebab adalah karena korupsi, selain kebijakan politik yang kurang memihak orang kecil, melemahnya semangat sosial dan organisasi sosial, dll.
Hal. 3 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
Budaya korupsi yang berakar pada keserakahan perlu dilawan dengan budaya baru yaitu berbagi yang berakar pada kemurahan hati. Bagi orang katolik, tindakan sosial seperti berbagi dan bermurah hati adalah tindakan iman akan Allah yang murah hati dan mau membagikan dirinya dalam diri Tuhan Yesus. Kemurahan Allah yang mau berbagi dalam diri Yesus itu dirayakan dalam Ekaristi. Oleh karena itu, Ekaristi yang mempersatukan adalah sumber kekuatan atau landasan iman orang yang berbagi. Ekaristi landasan perutusan untuk berbagi. Dengan cara ini, orang katolik sebagai murid Tuhan Yesus mengikuti Gurunya. Berikut ini dijelaskan dasar Aksi Puasa 2012 yang meliputi: model kerohanian katolik, makna Ekaristi sebagai dasar perutusan, makna perutusan untuk berbagi dan aneka jalan aksi puasa yang kontekstual di KAJ. II. KEROHANIAN KATOLIK : SABDA MENJADI DAGING 1. Apa itu kerohanian/spiritualitas? Spiritualitas Kristiani adalah cara bertindak (a way of proceeding) yang meliputi dimensi (a) afektif‐devosional, (b) intelektual, (c) keterlibatan (sosial, politik, ekonomi, kultural, dsb). Model spiritualitas Katolik adalah Sabda yang menjadi Daging. `Spiritualitas' telah menjadi istilah yang disalahmengerti. Kini umumnya dipahami sebagai urusan doa, retret, devosi, segala kegiatan yang menyangkut kebatinan. Kalau demikian spiritualitas menjadi mirip klenik (kepercayaan tanpa bukti), tanpa kaitan dengan urusan material/fisik dan keterlibatan, lalu urusan material dan keterlibatan di luar spiritualitas. Bagaimana keterpisahan itu bisa terjadi? Dari sejarah pemikiran, pengertian tentang adanya spiritualitas yang tak terkait dengan urusan material dan urusan politik (a‐material dan a‐politis) itu berkembang kuat sejak abad ke‐17, ketika dunia pemikiran ditandai paham dualisme `roh' dan `materi'. Spiritualitas Kristiani selalu terkait dengan urusan material dan urusan politik. Hal. 4 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
"Para beriman jang tertjinta. Kami menjelenggarakan Aksi Puasa ini tidak bermasud terutama untuk minta-minta derma sebanjak mungkin, melainkan untuk membina dan membimbiug dan memperkuat djiwa dan semangat penitensi. Dari sebab itu Aksi kita ditempatkan dalam masa Puasa, masa jang khusus untuk penitensi. Oleh karenanja derma yang ingin kami tampung ialah derma jang keluar dari hati menjesal, karena telah berbuat dosa, dan dari hasrat memberi suatu pepulih, untuk sekedar membereskan apa jang terlanggar oleh karena perbuatan dosa. Di dalam surat Peraturan Puasa diandjurkan sebagai tindak penitensi, jakni, perbuatan perbuatan jang berkenan kepada Tuhan, seperti: Mengundjungi Misa Suci pada hari biasa; berdoa lebih dari biasa; mengundjungi orang sakit dan menolong orang yang berkekurangan; memberi derma dan sebagainja. Derma jang khusus diharapkan Aksi Puasa adalah berbeda sedikit daripada derma biasa. Dua-duanja diperoleh dari penghematan; tetapi penghematan bagi derma Aksi Puasa adalah lebih terasa daripada penghematan dari derma biasa. Tjontoh, derma biasa diambil dari apa jang turah/kelebihan: ... tidak begitu terasa. Sebaliknja penghematan jang keluar dari djiwa penitensi (diambil dari apa yang kurang/sedikit)... lebih dirasakan. ...Djadi dengan kata pendek, dalam rangka penitensi, menghemat berarti mengurangi barang sesuatu sehingga mendjadi di bawah yang lajak tetapi tanpa mengganggu kesehatan dan kekuatanjang diperlukan. Dan hasil dari penghematan itu didjadikan derma. Derma itulah jang terutama diharapkan Aksi Puasa. Akan tetapi derma biasa, yang diambil dari apa jang turah, sebab itu djuga berkenan pada Tuhan, dapat didjadikan suatu tindak penitensi. Oleh karenanja derma sema jam itu pula akan diterima dengan suka hati oleh Aksi Puasa. .............. ...................... ..... Boleh ditambah, bahwa seperti tertjantum dalam Kitab Sutji, di hadapan Tuhan tidak ada seorangpun jang tidak berdosa, maka kita semua seharusnja selalu berdjiwa penitensi. Dan djiwa itu akan menjadi kekuatan untuk mengekang keinginan nafsu kita yang selalu jenderung melampaui batas-batas. Sekali lagi, hasil Aksi Puasa hendaknja terutama diletakkan pada djiwa dan semangat Hal. 13 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
•
Oleh karena itu, setelah dipersatukan dan dikuatkan dalam Ekaristi, orang kristiani diutus untuk berbagi. Kedua, hidup berkelimpahan atau hidup dalam Kerajaan Sorga itu bagi banyak orang miskin, kecil, lemah, tersingkir dan difabel (MKLTD) masih jauh dari kenyataan. Salah satu sebabnya adalah korupsi karena selama ini dana untuk pelayanan publik ' selalu naik sangat tinggi, tetapi jumlah orang miskin tidak pernah turun sampai sangat rendah. Korupsi sudah menjadi budaya dalam negara, dan dengan berbagai cara mempengaruhi hidup gereja, lingkungan dan diri kita sendiri. Budaya korupsi yang berakar pada keserakahan hanya bisa diatasi dengan budaya tandingan yang baik, yaitu budaya berbagi. Sumber Menkokesra dan BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2004 ketika jumlah orang miskin 16,7 juta jiwa pemerintah menganggarkan Rp 18 triliun untuk pengentasan kemiskinan, setiap tahun anggaran itu dinaikkan sampai menjadi Rp. 94 triliun di tahun 2010. Berapa jumlah orang miskin tahun 2010? Masih ada 13,3 juta orang miskin di tahun 2010, dan itupun dengan standard yang tidak banyak berubah. Artinya, kenaikan tajam jumlah anggaran tidak mengakibatkan penurunan tajam jumlah orang miskin. Mengapa? Karena budaya korupsi. Hal itu juga terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh DEMOS pada tahun 2011.
V APA YANG KITA PERLU BUAT DALAM MASA APP? 13. Tujuan APP : membina, membimbing, memperkuat jiwa dan semangat tobat. Maksud atau tujuan APP adalah untuk membina dan membimbing serta memperkuat jiwa dan semangat tobat umat Allah. Marilah kita simak sejenak apa yang dimaksudkan,dengan APP sejak semula. Kita kutip Surat Gembala Puasa pertama Bapak Uskup Agung Jakarta, Mgr. A. Djajasepoetra, SJ, yang sejak tahun 1970 sampai sekarang tahun 2011, selama 40 tahun, tetap menjadi dasar dan pedoman penyelenggaraan APP‐KAJ. Beliau menegaskan:
Hal. 12 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
2.
3.
Kecenderungan `Pietisme'. Kini paham spiritualitas yang tak berurusan dengan yang material ataupun politik (a‐material dan a‐politis) itu sedang luas melanda Gereja seperti nyata dalam doa, meditasi, adorasi yang bersifat privat tanpa relasi dengan keterlibatan. Tentu hal‐hal itu bagian dari spiritualitas, tetapi pasti bukan keseluruhan Spiritualitas Kristiani. Spiritualitas pietisme itu kalau dimutlakkan sebagai spiritualitas sejati akan menghasilkan fundamentalisme agama. `Pietisme' yang melarikan diri dari keterlibatan membuat orang bersikap bahwa suka‐ duka dan masalah konkret bangsa ini lalu tak terkait dengan spiritualitas, bahwa spiritualitas tak terkait dengan "cara bertindak" di sini, di negeri ini, dengan masalah‐masalah konkret bangsa ini. Cuaca dan kecenderungan pietisme itu berlawanan dengan ciri pokok Spiritualitas Kristiani yang bersifat `menjelma' (inkarnatoris) atau "Sabda yang menjadi Daging", "Begitu besarnya kasih Allah kepada dunia hingga Ia memberikan Putra Tunggal-Nya " (Yohanes 3:16). Kembali ke Spiritualitas Penjelmaan. Teologi Penjelmaan menunjukkan bahwa bahkan Allah untuk menjadi Allah sejati masuk ke dalam keterlibatan dunia (Yesus menjadi manusia), dan bukan Roh murni. Maka, dunia pasti bukan kutuk, tetapi lokasi, situs, dan titik¬berangkat rahmat itu sendiri. Hal ini membawa kita pada sikap positif terhadap dunia, masalah‐masalah dunia, dan keterlibatan dunia. Keterlibatan sebagai tuntutan mutlak iman: Spiritualitas berkembang dan menjadi sejati melalui keterlibatan nyata dengan jerih‐payah kondisi manusiawi di mana kita hidup (ekonomi, politik, sosial, kultural, dsb). Jadi keterlibatan adalah "daging" dari "Sabda" iman. Tidak semua keterlibatan berasal dari iman, tapi keterlibatan Kristiani berasal dari iman. Keterlibatan, sarana, keahlian dan kepintaran untuk terlibat adalah bagian integral Spiritualitas Kristiani. "Sabda" yang tidak menjadi daging adalah klenik, "daging" yang tidak digerakkan oleh Sabda adalah robot. Kerohanian Katolik sejati adalah iman yang nyata dalam tindakan di dunia nyata atau kehidupan nyata yang dilibati dengan landasan imannya.
Hal. 5 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
"Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hekekatnya adalah mati" (Yakobus 2:17b). Kerohanian kato lik terwujud dalam relasi dengan sesama, Tuhan, dan seluruh alam ciptaan. 4.
5.
Spiritualitas Yesus, Spiritualitas murid‐murid Yesus. Oleh karena itu, kerohanian orang katolik semestinya mengikuti model kerohanian Tuhan Yesus Kristus sendiri. Seperti apa kerohanian Tuhan Yesus Kristus yang kita ikuti? Kerohanian atau spiritualitas Tuhan Yesus adalah kerohanian yang mendaging atau Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia. Kerohanian Penjelmaan Hidup sejati adalah hidup Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia, yang terlibat dalam hidup manusia dengan segala kerepotannya di dunia. Itulah yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus. Di dunia, Tuhan Yesus lahir, disusui, dibesarkan, diberi makan, dilatih bekerja, diajari solider, berani menghadapi orang yang merasa pandai, tetapi juga menghadapi mereka yang dianggap bodoh dan berdosa. Di dunia, Tuhan Yesus bersahabat dengan banyak orang, bergaul dengan berbagai golongan. Yesus memberi perhatian khusus pada orang miskin, lemah, kecil, tersingkir, dan difabel (MLKTD). Yesus hidup dalam kasih, kita dipanggil mengasihi. Di dunia, Yesus hidup dalam kesatuan dengan Allah yang disebut Bapa yang mengasihi‐Nya dan membalas kasih Bapa itu dengan mengasihi manusia bahkan menyerahkan nyawa‐Nya bagi kita. Ketika merenungkan kemurahan hati dan keberlimpahruahan karunia illahi berupa Sang Putra yang diwartakan dan dipersaksikan oleh Yesus dengan menyerahkan nyawa‐Nya bagi kita, Yohanes menangkap maknanya yang mendasar dan dampaknya yang masuk akal. Yohanes berkata, "Saudara-saudariku yang terkasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita " (1 Yohanes 4:11‐12). Cinta timbal balik itu dituntut oleh Tuhan Yesus dalam perintah baru, "Supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Hal. 6 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
11. Guru sudah berbagi, kita diutus untuk berbagi. Tuhan Yesus mengundang para murid merayakan Ekaristi untuk mengenangkan diri‐Nya yang sudah begitu mengasihi para murid dengan memberikan diri‐Nya agar manusia hidup dalam kelimpahan. Kata lain adalah agar hidup dalam Kerajaan Surga. Ekaristi ini membuat orang mengalami persatuan satu sama lain dan persatuan dengan Allah dalam kasih seperti terwujud dalam diri Tuhan Yesus. Apa tanggapan yang selayaknya bagi orang yang sudah begitu mencintai dengan cara menyerahkan nyawa bagi diri kita sebagai sahabat‐ sahabat? Apa tanggapan kita terhadap Tuhan Yesus yang sudah begitu mengasihi kita dengan cara berbagi dirinya supaya kita berkelimpahan? Apa yang sudah kubuat untuk Tuhan Yesus? Apa yang sedang kubuat untuk Tuhan Yesus? Apa yang akan kulakukan untuk Tuhan Yesus? Tuhan Yesus sudah berbagi untuk kita. Setelah mengalami kehadiran Tuhan Yesus yang mempersatukan dalam Ekaristi, kitapun diutus untuk berbagi. Ekaristi tidak berakhir dengan berkat melalui imam. Berkat adalah untuk kekuatan kita menjalankan perutusan yaitu berbagi seperti Tuhan Yesus juga sudah berbag i untuk kita. Kita berbagi kepada sesama manusia agar sesama manusia juga hidup, bahkan hidup berkelimpahan. 12. Pentingnya berbagi berlandaskan Ekaristi. Apa pentingnya hidup berbagi berlandaskan semangat Ekaristi (kehadiran nyata Tuhan sekarang ini) dalam konteks negara kita, keuskupan kita, lingkungan kita? • Pertama, agar kita dapat menghindari jatuh dalam semangat pietisme atau "yang penting ungkapan imanku dalam upacara‐ upacara agama beres" dan agar kita tidak jatuh dalam semangat aktivisme atau "yang penting saya bertindak baik menurut saya." Mengapa? "Sabda" atau iman yang tidak menjadi daging atau terwujud adalah iman yang tak teruji, sedangkan "daging" yang tidak digerakkan oleh Sabda adalah robot. Murid Kristus tentu tidak mau jadi robot atau hidup dalam klenik, bukan?
Hal. 11 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
menyenangkan Allah dan hidup pantas sambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan apa yang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam kesalehan. Ia pun akan siap menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, dalam menghadapi persoalan persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dengan semangat Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibangun, kecuali kalau berakar dan berporos pada perayaan Ekaristi Mahakudus." (no. 13). IV DIUTUS UNTUK BERBAGI 10. Murid belajar dari Gurunya. Kita adalah murid Tuhan Yesus. Maka kita belajar dari Tuhan Yesus sebagai Guru kita. Penentu kualitas hidup murid adalah gambaran yang jelas siapa dirinya dan apa tugas yang harus dijalankannya. Untuk itu kita belajar dari Sang Guru. Gambaran guru dan tugas perutusan guru kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus, adalah sebagai manusia yang hidup bersama Allah dan diutus untuk memberitakan kabar baik bagi orang‐ orang miskin, orang‐orang tawanan, orang‐orang buta, orang‐orang tertindas (Lukas 4:18‐19). Dengan kata lain, tujuan Sang Sabda menjadi manusia adalah agar manusia hidup dalam kelimpahan (Yohanes 10:10). Apa yang secara nyata dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah memberitakan kabar baik Kerajaan Surga, menunjukkan sikap belaskasihan kepada orang lemah, miskin, kecil, tersingkir, difabel dan melakukan tindakan pembebasan. Seperti apa pembebasan itu? Penyembuhan orang sakit, pembebasan yang terbelenggu dosa dan kuasa gelap, mencelikkan mata orang buta, membuat yang tuli mendengar, membuat si lumpuh berjalan, memberkati anak‐anak, membangkitkan anak j anda yang mati dan sebagainya. Puncaknya adalah membagikan dirinya sendiri sebagai rati hidup, agar orang bisa mengalami hidup dalam Allah yang adalah kasih seperti diri‐Nya. Hal. 10 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi " (Yohanes 13:34). Perintah untuk saling mengasihi menunjukkan bagaimana menghayati kerohanian sejati yaitu menghayati di dalam Kristus kehidupan Allah Tritunggal dalam Gereja, dalam Tubuh Kristus dan bagaimana membarui sejarah. Menjadi manusia berarti dipanggil kepada persekutuan antar pribadi karena gambar dan keserupaan Allah Tritunggal merupakan landasan seluruh etos manusia yang mencapai puncaknya dalam hukum cintakasih (Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Mulieris Dignitatem no.7). 6.
Ekstrim lain: Aktivisme. Ada satu ekstrim kehidupan lain, orang yang mementingkan kegiatan duniawi yang tidak dilandasi iman. Ini juga salah satu akibat dari pemisahan tajam antara kerohanian dan keduniawian yang sesat. Orang yang punya pandangan sesat, yang menganggap jasmani dan rohani terpisah ini bisa jatuh dalam kesibukan duniawi terus menerus. Sebabnya? Bisa jadi karena malas untuk mengikuti kegiatan untuk ungkapan iman, atau karena merasa puas dengan apa yang diperoleh walau tanpa kegiatan ungkapan iman, atau karena muak terhadap orang yang saleh dengan ungkapan iman tapi tidak memiliki kepedulian terhadap sesama dan kebersamaan, atau muak dengan tuntutan para pejabat Gereja yang dirasa terlalu banyak atau tidak menyapa. Orang yang mengakui diri sebagai orang katolik tetapi jatuh dalam situasi seperti ini (jatuh pada aktivisme) juga perlu mengalami perubahan agar hidupnya kembali kepada kerohanian katolik. Sekali lagi modelnya adalah Tuhan Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia, manusia yang hidup dalam kasih Tritunggal sekaligus mengasihi sesama sehabis‐habisnya, bahkan menyerahkan nyawa‐Nya.
III. DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI 7. Visi dan Misi Tuhan Yesus. Di masa lalu, Tuhan Yesus Kristus hadir sebagai Sabda yang menjadi daging, atau Sabda yang menjadi manusia. "F'irman itu menjadi manusia dan tinggal di antara kita " (Yohanes 1:14). Hal. 7 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
8.
Manusia Yesus adalah manusia yang diurapi Roh Allah, artinya disertai Allah. Untuk tugas apa? Untuk tugas pembebasan sebagaimana diimani oleh Gereja perdana melalui tulisan Injil Lukas, "Roh Tuhan ada padaKu oleh sebab Roh Tuhan telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang‐orang miskin; dan Roh Tuhan telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang‐ orang tawanan dan penglihatan bagi orang‐orang buta, untuk membebaskan orang‐orang yang tertindas, untuk memberitakan. tahun rahmat Tuhan telah datang. " (Lukas 4:18‐19). Dalam iman orang katolik, nubuat Nabi Yesaya ini mengungkapkan siapa Tuhan Yesus dan apa tugasnya. Maka ditulis dalam injil bahwa Tuhan Yesus berkata, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya. " Tuhan Yesus adalah manusia yang ada bersama Allah dan diutus untuk memberitakan kabar baik kepada orang‐orang miskin, orang‐ orang tawanan, orangorang buta, orang‐orang tertindas, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan. Kehadiran‐Nya menjadi tanda tahun sukacita karena Tuhan adalah Allah yang maharahim dengan rahmat pembebasan‐Nya. Dalam menjalankan tugas perutusan itu, Sabda Allah yang menjadi manusia itu menunjukkan kesetiakawanan (solidaritas) dengan manusia, dengan "mengosongkan diri‐Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia " (Filipi 2:7), menunjukkan semangat belarasa kepada mereka yang menderita serta memberitakan Injil Kerajaan Surga dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Matius 9:35‐36). Ekaristi : Kehadiran Masa 'Kini yang mempersatukan. Identitas Tuhan Yesus dan tugas perutusannya mengantar dia pada penderitaan, disiksa dan disalib, tetapi identitas dan perutusan itu pula yang mengantar Tuhan Yesus kepada kebangkitan dari kematian. Pelaksanaan tugas perutusan dengan segala kesulitan dan penderitaan Yesus adalah wujud konkret dari iman Tuhan Yesus kepada Bapa yang selalu menyertai sekaligus wujud cinta kasih dalam pemberian diri kepada umat manusia. Dalam memberikan diri pada manusia, Tuhan Yesus, Sang Sabda yang menjadi manusia itu, menyebut dirinya roti
Hal. 8 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI
9.
bagi manusia. Manusia yang menerima dirinya artinya menyantap roti itu, yang berarti juga ikut ambil bagian dalam kehidupan Yesus karena dia adalah roti hidup yang turun dari surga (Yohanes 6). Penerimaan akan Yesus sebagai roti hidup mempersatukan kita dengan Kristus dan mempersatukan semua orang yang menyantapnya. Dalam kisah Injil Markus, Matius dan Lukas, pemberian diri itu dirayakan pada malam perjamuan terakhir dimana Yesus menyerahkan diri nya dalam wujud roti dan anggur yang disebutnya sebagai tubuh dan darah‐Nya. Perjamuan ini disebut sebagai perjanjian baru dan kekal. Perjanjian sekali selamanya (kekal) ini mempersatukan Allah dan manusia dalam persekutuan baru karena kesetiaan Tuhan Yesus Kristus yang taat pada Allah sampai mati, bahkan mati di kayu salib (Filipi 2:8). Menurut St.Paulus, Tuhan Yesus berkata kepada para murid yang hadir dalam perjamuan yang mempersatukan itu, "Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku. " (1 Korintus 11:24‐25). Ekaristi adalah apa yang dilakukan Gereja untuk mengenangkan Tuhan Yesus. Artinya, dengan Ekaristi orang katolik mengalami kehadiran Tuhan Yesus yang sungguh hadir dalam perjamuan, dengan kepenuhan kemanusiaan dan keilahian‐Nya. Kehadiran Yesus mempersatukan kita yang hadir satu sama lain dan mempersatukan umat dengan Allah. Ekaristi memberi dampak nyata dalam tingkah laku. Pada tahun 2012 akan diadakan Kongres Ekaristi Internasional yang ke‐ 50 di Dublin, Irlandia, dengan tema "Bersatu dengan Kristus, dan Bersatu Antara Kita." Ekaristi mesti berdampak dalam hidup sehari‐ hari, seperti dikatakan dalam dokumen tentang Ekaristi, Eucharisticum Mysterium yang dikeluarkan pada 25 Mei 1967, "Apa yang diterima umat dengan iman dan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi, harus memberikan dampak nyata dalam tingkah laku mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka berusaha menempuh seluruh hidup mereka dengan gembira dan penuh rasa syukur ditopang oleh santapan surgawi, sambil turut serta dalam wafat dan kebangkitan Tuhan. Dengan demikian setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi haruslah penuh gairah ingin berbuat baik,
Hal. 9 dari 16 Kerangka Dasar Tema APP 2012 – KAJ
DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI