e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL UN BAHASA INDONESIA TAHUN 2016 UNTUK JURUSAN IPS Rahayu Budianingsih1, I Dewa Gede Budi Utama2, I Made Sutama3. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan validitas dan reliabilitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosedur uji validitas isi dan reliabilitas pendekatan Alternate Form (Double Test – Double Trial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas isi dari 50 soal (100%) UN Bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS tergolong sangat tinggi dan reliabilitas soal sangat tinggi dengan hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦 0.8032895 atau 80%. Itu berarti, soal ujian nasional tersebut sudah valid. Soal UN ini dapat digunakan sebagai latihan di pembelajaran bahasa Indonesia. Kata Kunci : validitas reliabilitas, soal UN, bahasa Indonesia
ABSTRACT This study aimed to describe the validity and reliability of the Indonesian national final exam questions test in academic year 2016 for IPS department. To reach the purpose of the study, the researcher used descriptive qualitative design and descriptive quantitative design. The subject of this study is a matter of Indonesian national exam in 2016. The data of this research were collected by documentation method and analyzed by qualitative descriptive and quantitative descriptive technique by using test procedure of content validity and reliability of Alternate Form (Double Test - Double Trial) approach. The results showed that the content validity of 50 questions (100%) of Indonesia's national final examination in 2016 for IPS majors is very high and the reliability of the test is very high with the result of calculations 𝑟𝑥𝑦 is 0.8032895 or 80%. That means, the national exam question are valid. This national exam can be used as an exercise in Indonesian language learning. Keywords: validity, reliability, national exam question, Bahasa Indonesia
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya pendidikan, seseorang mampu mengembangkan bakat dan kreativitas yang dimilikinya. Melihat pesatnya perkembangan zaman dan pentingnya pendidikan di Indonesia, pemerintah pun melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Pemerintah tidak henti-hentinya melakukan pembaruan terhadap sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu bagian sistem pendidikan yang selalu menjadi pusat perhatian adalah kurikulum. Ragan (dalam Ismawati, 2015:2) menyatakan, “Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai siswa untuk mencapai tingkat atau ijazah tertentu”. Melalui kurikulum, segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran telah diatur, mulai dari perencananaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan, perlu adanya evaluasi. Evaluasi adalah hasil penilaian terhadap proses belajar mengajar. Sebagaimana yang disampaikan oleh Budhyani (2010:26), “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang yang selanjutnya digunakan untuk mengambil keputusan pencapaian belajar di kelas”. Selain itu, evaluasi secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan. Adapun dari segi istilah sebagaimana yang disampaikan oleh Edwind Wndt dan Gerald W. Brown (1977) “Evaluation refer to the act or process to determic the value of something”. Menurut devinisi tersebut maka evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2015:1). Dapat dikatakan bahwa tujuan umum evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para
peserta didik (Sudijono, 2015:16). Jadi, evaluasi hasil belajar dilakukan atas hasil pengukuran dan penilaian yang tidak hanya berguna untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah diberikan, melainkan juga untuk memberikan gambaran terhadap pencapaian program pendidikan secara menyeluruh. Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif untuk menafsirkan apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Sudijono (2015:4) menyatakan pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran yang dilakukan penjahit pakaian, pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran untuk menguji daya tahan perbaja terhadap tekanan berat, dan pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu, misalnya pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, dapat dikatakan bahwa penilaian memiliki beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan atau fungsi penilaian tersebut, yaitu : penilaian berfungsi selektif, penilaian berfungsi diagnostik, penilaian berfungsi penempatan, dan penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (Arikunto, 2012:10). Dalam dunia kependidikan untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah tes. Tes pada umunya digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan pembelajaran yang ada di sekolah. Arikunto (2012:67) menyatakan, “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditemukan”. Dari segi penyusunan tes, tes dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Yang kedua adalah tes buatan orang lain adalah tes yang tidak distandarisasikan. Seorang guru dapat mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik. Yang ketiga adalah tes standar adalah tes yang cukup valid dan reliabel berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup luas dan representatif. (Nurkancana, 1983: 25). Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibedakan menjadi lima”, yaitu : tes intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar. Tes intelegensi (intellegency test) adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Tes kemampuan (aptitude test) adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. Tes sikap (attitude test) adalah tes yang dipergunakan untuk mengungkap kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitar, baik berupa individu-individu maupun obyek tertentu. Tes kepribadian (personality test) adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lain. Tes hasil belajar (achievement test) adalah tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Sebagai alat pengumpulan data, tes bukan hanya ada dalam prosedur penelitian, tetapi juga ada dalam prosedur evaluasi. Dengan kata lain, untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu alat evaluasi.
Salah satu alat evaluasi yang digunakan pemerintah untuk mengukur keberhasilan pendidikan adalah ujian nasional. Ujian nasional yang biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional. Dengan kata lain, ujian nasional merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan pemerintah untuk mengukur dan menilai pengetahuan siswa yang sudah berada di tahun terakhir sekolah. Pemerintah menggunakan ujian nasional sebagai tolok ukur untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan selanjutnya dapat diambil kebijakan yang tepat untuk diterapkan sebagai solusi dari permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Sebelum melaksanakan ujian nasional, para siswa juga harus menjalani serangkaian bentuk ujian yang nantinya hasil dari ujian-ujian tersebut dapat digunakan sebagai acuan apakah siswa tersebut lulus atau tidak. Untuk mengetahui keefektifan sistem pembelajaran, baik menyangkut tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri, dilakukan evaluasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menentukan nilai atau kualitas dari kegiatan yang dilakukan. Agar evaluasi pembelajaran mampu mengukur apa yang ingin diukur atau mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan maka alat ukur atau alat evaluasi yang digunakan juga harus memenuhi kriteria standar pengukuran. Hal ini berlaku pula pada soal-soal yang terdapat pada ujian nasional. Agar mampu mengukur keberhasilan suatu pembelajaran dalam jenjang pendidikan, soal ujian nasional yang digunakan haruslah memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Tes dikatakan baik sebagai alat pengukur kalau memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Validitas adalah suatu alat pengukur yang dapat menunjukkan tingkat kebenaran, ketepatan, dan kesahihan. Reliabilitas berasal dari kata asal reliabel yang artinya dapat dipercaya. Tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Objektivitas
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
yaitu suatu tes dikatakan obyektif jika tes tersebut diajukan kepada beberapa penilai, tetapi memberikan skor yang sama, untuk disiapkan kunci jawaban. Praktikabilitas adalah tes yang dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama (Arikunto, 2012:57). Suatu alat pengukur dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang valid atau memiliki validitas tinggi apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Perlu dipahami terlebih dahulu perbedaan arti istilah “validitas” dan “valid”. “Validitas” merupakan sebuah kata benda, sedangkan “valid” merupakan kata sifat. Dari pengalaman sehari-hari tidak sedikit siswa atau guru mengatakan: “tes ini baik karena sudah validitas”, jelas kalimat tersebut tidak tepat. Yang benar adalah: “tes ini sudah baik karena sudah valid” atau “tes ini baik karena memiliki validitas yang tinggi”. Azwar (2002:8) menyatakan bahwa validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat digolongkan menjadi enam”, yaitu : tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Tes seleksi digunakan untuk memilih (menyeleksi) calon siswa baru. Hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak yang mengikuti tes. Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang
dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik “telah terbentuk” setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir). Selain itu, banyak faktor yang dapat memengaruhi validitas hasil tes evaluasi valid. Zahir (2011) mengemukakan beberapa faktor yang secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya. (1) Faktor yang berasal dari dalam tes diantaranya sebagai berikut: Arahan tes yang disusun dengan makna yang jelas sehingga dapat menambah validitas tes, kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi harus mudah, item-item dikonstruksikan dengan baik, tingkat kesulitan soal harus disesuaiakan dengan materi pembelajaran yang diterima oleh siswa, dan jumlah item dan waktu evaluasi harus disesuaikan dengan pelajaran yang diterima siswa. (2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor antara lain: waktu mengerjakan harus sesuai dengan jumlah soal yang diberikan pada siswa, agar siswa tidak tergesa-gesa menjawab soal tersebut pemberian petunjuk dari pengawas yang harus bisa dilakukan oleh semua siswa, dan teknik pemberian skor harus konsisten. (3) Faktor yang berasal dari jawaban siswa. Istilah valid sering diartikan dengan kata tepat, benar, dan sahih. Jadi, kata validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, dan kesahihan. Untuk menetapkan apakah sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas dapat dilakukan penganalisisan secara rasional dengan mencari validitas isi. Validitas isi suatu tes dapat menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes mampu mewakili secara keseluruhan materi yang diujikan. Wiersma dan Jurs (dalam Sujarwadi, 2011) menyatakan bahwa “Validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisis logika”.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Sudijono (2015:164), menyatakan “validitas isi adalah validitas yang diteliti dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pegukur hasil belajar peserta didik yang isinya telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan)”. Jadi, pembicaraan tentang validitas isi sebenarnya identik dengan pembicaraan populasi dan sampel. Kalau saja keseluruhan isi materi pelajaran yang telah diberikan kepada peserta didik atau sudah diperintahkan untuk dipelajari oleh peserta didik kita anggap sebagai populasi, dan isi tes hasil belajar dalam mata pelajaran yang sama kita anggap sebagai sampelnya, maka tes hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas isi, apabila isi tes tersebut (sebagai sempel), dapat menjadi wakil yang representatif (layak = memadai) bagi seluruh mata pelajaran yang telah diajarkan atau telah diperintahkan untuk dipelajari (sebagai populasi). Karena materi yang diajarkan itu pada umumnya tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang merupakan pemjabaran dari kurikulum yang telah ditentukan, validitas isi yang sedang dibicarakan ini juga sering disebut validitas kurikuler. Dalam praktik, validitas isi dari hasil belajar dapat diketahui dengan jalan membandingkan isi yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan intruksional khusus yang telah ditentukan untuk masingmasing mata pelajaran; apakah hal-hal yang tercantum dalam tujuan intruksional khusus sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar tersebut ataukah belum. Jika, penganalisisan secara rasional itu menunjukkan hasil yang membenarkan tentang telah tercerminnya tujuan intruksional khusus itu di dalam tes hasil belajar yang sedang diuji validitas isinya dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi. Selanjutnya, tes hasil belajar juga dapat dikatakan baik jika memiliki reliabilitas. Kata reliabilitas sering disebut dengan keajegan. Ketika dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai keberhasilan belajar peserta didik, maka sebuah tes dapat dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap atau ajeg jika
diteskan berkali-kali. “Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes (Arikunto, 2009:86)”. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan reliabilitas instrumen. Sehubungan dengan itu, Sudijono (2015:207) mengatakan, “Cara menentukan reliabilitas tes hasil belajar yaitu dengan menentukkan reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif”. Pungujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan (Sudijono, 2015:213). Ketiga macam pendekatan yang dimaksud adalah (1) Pendekatan Single Test - Single Trial (Single Test - Single Trial), (2) Pendekatan Test – Retest (Single Test – Double Trial), dan (3) Pendekatan Alternatif Form (Double Test – Double Trial). Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi tersebut, yaitu : panjang tes, penyebaran skor, kesulitan tes, dan objektivitas. Semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabel. Tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama (Sukardi, 2008:51). Untuk dapat mengetahui seberapa valid dan reliabel soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 sebagai bahan latihan siswa, perlu dilakukan pengujian. Peneliti tertarik melakukan uji tersebut di SMAK Soverdi. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena SMAK Soverdi tergolong sekolah swasta yang sudah memiliki akreditasi A. selain itu, di SMAK Soverdi hanya terdapat dua kelas untuk jurusan IPS. Jadi, akan lebih baik jika dilakukan di satu sekolah dan mencangkup kelas XII IPS secara keseluruhan. Kemudian siswa yang ada di sekolah tersebut dapat dikatakan mempunyai kemampuan yang tergolong baik bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
swasta lainnya yang ada di Kuta. Lalu dipilihnya jurusan IPS didasarkan oleh pendapat guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XII. Menurut pendapat salah satu guru bahasa Indonesia di SMAK Soverdi yaitu Ibu Dra.Victoria Sumartin, siswa yang ada di jurusan IPS lebih dominan atau banyak dibandingkan dengan siswa Jurusan IPA sehingga untuk mengetahui reliabel suatu soal ujian nasional akan lebih baik kiranya dilakukan di jurusan IPS. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul validitas dan reliabilitas soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Sepengetahuan penulis, penelitian sejenis ini sudah pernah dilakukan oleh Handani dan Prayitno (2015) yang berjudul Validitas dan Reliabilitas Soal Tengah Semester Genap Kaitannya dengan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014 dan penelitian yang kedua dilakukan oleh Anak Agung Sri Dwipayana tahun (2013), dengan judul Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas X.D SMA N 1 Bangli Terhadap Pencapaian Kompetensi. Penelitian yang dilakukan Handani dan prayitno berfokus pada penelitian deskriptif kuantitatif terkait dengan interpretasi validitas dan reliabilitas hasil UTS genap kelas VIII A bahasa Indonesia dengan bantuan rumus statistik Begitu juga penelitian yang dilakukan Dwipayana berfokus pada deskriptif kualitatif yang besifat evaluative dan metode tes. Untuk mengetahui apakah evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan menggunakan soal sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan kembali, setidaknya instrumen pengujiannya. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis menganggap perlu dilakukannya penelitian mengenai Validitas dan Reliabilitas Soal UN Bahasa Indonesia Tahun 2016 untuk Jurusan IPS. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui validitas soal UN Bahasa Indonesia tahun 2016 untuk Jurusan IPS,
(2) mengetahui reliabilitas soal UN Bahasa Indonesia tahun 2016 untuk Jurusan IPS. Penelitian ini memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoretisnya memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang evaluasi, yaitu validitas dan reliabilitas. Manfaat praktisnya, antara lain (1) bagi guru, hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran yang akan datang sebagai referensi dalam melihat terukur tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai melalui soal tersebut, sehingga dapat dijadikan umpan balik untuk meningkatkan atau perbaikan hasil belajar siswa pada periode berikutnya, (2) bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan evaluasi, serta memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan sekolah dalam bidang evaluasi terutama mengenai validitas isi dan reliabilitas, (3) bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai evaluasi terutama validitas isi dan reliabilitas menggunakan pendekatan Alternate Form (Double Test – Double Trial. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Wendra (2014:32) menyatakan “Rancangan penelitian adalah strategi penelitian untuk mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memeroleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian”. Rancangan penelitian deskriptif kualitatif digunakan peneliti untuk mendeskripsikan validitas isi soal UN Bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Sementara, rancangan kuantitatif digunakan untuk mengetahui reliabilitas soal UN Bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Subjek penelitian ini adalah soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016. Penentuan kelas di jurusan IPS dilakukan acak (random sampling). Objek penelitian ini mencangkup analisis validitas isi dan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
reliabilitas soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016. Guna mendapatkan data yang relevan, maka dalam pencarian data penelitian digunakan metode dokumentasi. Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu, validitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS, digunakan dokumen soal ujian nasional ujian nasional bahasa Indonesia 2016 dan silabus kelas X, XI, dan XII. Metode dokumentasi juga digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu reliabilitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti menggunakan uji validitas isi dan reliabilitas menggunakan pendekatan Alternate Form (Double Test – Double Trial). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mencakup (1) validitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS dan (2) reliabilitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Valid atau tidaknya soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS dapat diketahui melalui analisis validitas isi, salah satunya dengan menentukan kesesuaian isi silabus dan isi
soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016. Sebelum menganalisis kesesuaian antara isi silabus dengan isi soal, langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan silabus kelas X, XI, dan XII serta soal ulangan nasional bahasa Indonesia tahun 2016. Selanjutnya, peneliti menganalisis kesesuaian antara materi yang ada pada kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi dengan setiap butir soal yang ada pada soal ujian nasional tersebut. Berdasarkan analisis kesesuaian antara isi silabus dan soal ujian nasional dapat disimpulkan bahwa 50 soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 telah sesuai dengan isi silabus. Soal yang termasuk dalam silabus kelas X berjumlah 35 soal terdapat pada nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 44, dan 50. Soal yang termasuk dalam silabus kelas XI berjumlah 10 soal terdapat pada nomor soal 8, 13, 14, 22, 38, 43, 45, 46, 47, dan 48. Soal yang termasuk dalam silabus kelas XII berjumlah 5 soal terdapat pada nomor soal 12, 15, 20, 21, dan 49. Data di atas dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Setelah itu, hasil yang diperoleh dipersentasekan.
Rumus persentase validitas isi soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS a) Jumlah soal yang sesuai isi silabus dengan isi soal: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 50
× 100% = 100%
50 50
× 100% = 100%
Tabel 4.2 Rekapitulasi kriteria validitas isi soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS
No
Vc (validitas isi)
Kriteria validitas isi
Jumlah soal
Persentase
1 2 3 4 5
0,80 - 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0, 59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19
Validitas isi sangat tinggi Validitas isi tinggi Validitas isi sedang Validitas isi rendah Validitas isi sangat sedang
50 -
100% -
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Berdasarkan keterangan tabel di Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia atas, sebanyak 50 soal atau 100% dapat Kelas X.D SMA N 1 Bangli Terhadap dikategorikan ke dalam kriteria validitas isi Pencapaian Kompetensi. Hasil penelitian sangat tinggi. Hasil penelitian tersebut tersebut menunjukkan bahwa dari 25 butir menunjukkan bahwa sebanyak 50 soal soal ulangan akhir semester ganjil kelas telah sesuai dengan isi silabus. Hal ini X.D mata pelajaran bahasa Indonesia didukung oleh pendapat Surapranata terdapat 3 soal yang tidak sesuai dengan isi (2005:51), “Jika keseluruhan soal sesuai silabus atau isi kurikulum yang berarti soal dengan isi kurikulum, maka soal tersebut ulangan akhir semester ini tidak memiliki bisa disimpulkan mempunyai validitas isi validitas isi yang tinggi atau dengan kata yang tinggi, dan jika ada beberapa soal lain validitas isi soal tergolong rendah. yang tidak sesuai dengan isi kurikulum, Dengan demikian, ada perbedaan maka validitas isi soal tergolong rendah”. antara penelitian yang dilakukan Handani Berdasarkan pernyataan tersebut, soal dan Prayitno, serta penelitian yang ujian nasional bahasa Indonesia tahun dilakukan Dwipayana dengan penelitian 2016 untuk jurusan IPS tergolong sangat yang dilakukan oleh peneliti. Dalam tinggi sebagai soal yang baik karena penelitian tersebut soal dibuat oleh guru, keseluruhan soal atau 50 soal tersebut yaitu: soal tengah semester genap dan soal telah sesuai dengan isi silabus yang diukur ulangan akhir semester sehingga tingkat dengan menentukan materi yang ada pada kevalidannya sangat rendah. Jika, kompetensi dasar dan indikator pencapaian dibandingkan dengan hasil tersebut, soal kompetensi dasar. Berarti soal ujian ujian nasional bahasa Indonesia tahun nasional bahasa Indonesia tahun 2016 2016 untuk jurusan IPS dapat dikatakan untuk jurusan IPS dapat digunakan memiliki validitas isi tergolong sangat tinggi sebagai bahan latihan terhadap siswa yang karena jumlah soal dengan isi silabus dan berada pada tingkat terakhir sekolah. isi soal telah sesuai. Hal ini dikarenakan Temuan ini berbeda dengan hasil soal ujian nasional dibuat oleh tim penelitian, Handani dan prayitno (2015) pemerintah yang sudah memiliki standar yang berjudul Validitas dan Reliabilitas Soal tertentu dalam pembuatan soal, sehingga Tengah Semester Genap Kaitannya untuk tingkat kevalidan akan lebih tinggi dengan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dibandingkan dengan soal buatan guru. Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMP Negeri Untuk mengetahui reliabel tidaknya 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014. soal ulangan nasional bahasa Indonesia Hasil penelitian tersebut menunjukkan tahun 2016 untuk jurusan IPS, telah bahwa hasil uji validitas butir dengan dilakukan uji coba dua kali. Untuk mencari perhitungan korelasi point biserial (rpbis) koefisien antara variabel X (nilai hasil tes I) dan pearson product-moment dari 45 butir dengan variabel Y (nilai hasil tes II) pilihan ganda dan 5 butir uraian diggunakan teknik korelasi product moment menunjukkan bahwa 25 butir soal tergolong dari Person. Dapat diketahui : N = 82; ∑ 𝑋 = 6721; ∑ 𝑌 = 6742; ∑ 𝑋𝑌 = 553389; valid dan 25 butir soal tidak valid. Temuan kedua oleh penelitian, Dwipayana (2013) ∑ 𝑋 2 = 551995; ∑ 𝑌 2 = 555192. Setelah dengan judul penelitian Analisis Validitas dilakukan analisis diperoleh 𝑟𝑥𝑦 0,8032895. dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Tabel 4.4 Kriteria reliabilitas soal UN bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS Interval Koefisien Kriteria Reliabilitas 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,779 Tinggi 0,80 - 1.000 Sangat Tinggi
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017 Dengan 𝑟𝑥𝑦 atau 𝑟𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 (= 𝑟𝑜 ) 0.8032895, untuk taraf signifikansi 5%, terdapat korelasi positif yang signifikan, (hipotesis nihil ditolak), sedangkan pada taraf signifikansi 1% tidak terdapat korelasi positif yang signifikan (hipotesis nihil disetujui). Angka tersebut menunjukkan bahwa soal ujian nasional tersebut cukup ajeg setelah diujicobakan dua kali. Sebagaimana yang disampaikan oleh Arikunto (2009:86) bahwa “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Dari hasil uji reliabilitas soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS diperoleh kesimpulan bahwa tes hasil belajar menggunakan soal ujian nasional sudah memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Ini berarti soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 dapat dikatakan ajeg, tetap, atau reliabel. Sebagaimana yang disampaikan oleh Thoha (2003:118), “Reliabilitas diartikan dengan keajegan bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan”. Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian, Handani dan Prayitno (2015) yang berjudul Validitas dan Reliabilitas Soal Tengah Semester Genap Kaitannya dengan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas butir pilihan ganda dan uraian dengan rumus KR 20 dan alpha cronbach diperoleh koefisien sebesar -0,117 dan -0,495. Interpretasi hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa butir soal UTS tergolong tidak reliabel karena tidak memenuhi batas reliabel sebesar 0,6. Dwipayana (2013) dengan judul penelitian Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas X.D SMA N 1 Bangli Terhadap Pencapaian Kompetensi. Mengemukakan bahwa hasil uji reliabilitas siswa pada saat mengikuti tes I berbeda secara signifikan dengan hasil tes II.
Dengan demikian ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan Handani dan Prayitno, serta penelitian yang dilakukan Dwipayana dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kriteria reliabilitas tes yang dikembangkan oleh guru tergolong rendah, jika dibandingkan dengan kriteria reliabilitas soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. PENUTUP Ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, hasil penelitian dari segi validitas isi, soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS lebih didominasi oleh silabus kelas X. Dari 50 soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 terdapat 35 soal sesuai dengan isi silabus kelas X, 10 soal sesuai dengan isi silabus kelas XI, dan 5 soal yang sesuai dengan isi silabus kelas XII. Secara keseluruhan soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS telah sesuai dengan isi silabus yang diukur dengan menentukan materi yang ada pada kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi dasar terhadap isi soal ulang nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa validitas isi semua soal (50 butir atau 100%) tergolong ke dalam kriteria sangat tinggi. Dari hasil uji reliabilitas soal ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 diketahui bahwa tes hasil belajar tersebut sudah memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Ini berarti soal ujian nasional tersebut ajeg, tetap, atau sudah dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran. (1) Tes ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 untuk jurusan IPS secara umum telah sesuai dengan isi silabus saat ini. Meskipun, tes yang digunakan telah sesuai dengan isi silabus, guru juga harus memerhatikan soal-soal yang ada pada soal ujian nasional. Sebanyak 35 soal yang ada di ujian nasional bahasa Indonesia tahun 2016 lebih didominasi materi kelas X, sehingga
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
akan lebih baik apabila guru dapat memberikan penguasaan materi tambahan untuk mengingat kembali materi yang ada di kelas X dan kelas XI. (2) Hendaknya penelitian ini bisa dijadikan penelitian sejenis oleh peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai validitas konstruk, tingkat kesukaran, dan daya beda. Selain itu, perlu diteliti pula hubungan antara aspek-aspek tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 2002. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budhyani, I Dewa Ayu Made, dkk. 2010. Evaluasi dan Asessmen Hasil Belajar. Singaraja: Undiksha. Dwipayana, Agung Sri. 2013. “Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas X.D SMA N 1 Bangli Terhadap Pencapaian Kompetensi”. Skripsi (Tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Ssatra Indonesia. Handani dan prayitno. 2015. Validitas dan Reliabilitas Soal Tengah Semester
Genap Kaitannya dengan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII A SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea m/handle/11617/5200/20.pdf?sequence =1. Diakses pada tanggal 11 Juli 2017. Ismawati, Esti. 2015. Telaah Kurikulum.Yogyakarta: Ombak. Nurkancana, Wayan, dkk. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing. Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sujarwadi, Sri. 2011. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Surapranata, Sumarna. 2005. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Wendra, I Wayan. 2004. Penulisan Karya Ilmiah: Buku Ajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Zahir, Abdul 2011. Validitas Tes. https://hepimakassar.wordpress.com/20 11/11 /22/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.