1
2012 DMIT International Conference
^ w
/v
%
Issues and Challenges in Malay-Indonesian Studies September U (Friday), 2012 Academy for Global Education, Hankuk University of Foreign Studies organized by the Department of Malay-Indonesian Interpretation and Translation(DMIT), Hankuk University of Foreign Studies A> Sponsored by the Alumni Association of DMIT/Ministry of Higher Education, Malaysia,^-
l# ^ iW
W
m/\%
^'
W
M % W V
^|0|-2!El«A|0Jtf2|
M
%
%
w
w
»
' ^ w
0|£fl ES
^
%
)^
W
^
W
W
W
W
^
^
W
W
m \ /ffi
|U|: 2012^ 9 1 14U
>
W
W W
m W
W W
W W
W W
^
%
)^
w
^
¥
Prakata
Salam sejahtera, Kami ucapkan selamat datang pada acara Seminar Internasional Pengkajian Bahasa MelayuIndonesia dengan tema "Isu dan Cabaran dalam Pengajian Bahasa Melayu-Indonesia" yang diadakan di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Kampus Global, Yongin, Korea Selatan. Seminar ini diadakan dalam rangka menyambut ulang tahun jurusan kami, Jurusan Penterjemahan dan Pentafsiran Bahasa Melayu-Indonesia, yang ke 30 dan juga merayakan lima tahun 'Kursi Pengajian Melayu di HUFS'. Seminar ini terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, beribu terima kasih kami haturkan kepada segenap Pimpinan dan civitas akademika HUFS, Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia, Persatuan Alumni Jurusan Penterjemahan dan Pentafsiran Bahasa Melayu-Indonesia HUFS Kampus Global, Staf Pengajar Jurusan Penterjemahan dan Pentafsiran Bahasa Melayu-Indonesia HUFS Kampus Global, Mahasiswa Jurusan Penterjemahan dan Pentafsiran Bahasa Melayu-Indonesia HUFS Kampus Global, dan panitia yang telah menyukseskan acara seminar ini. Seminar ini tidak akan terlaksana tanpa partisipasi seluruh pemakalah dan peserta yang telah datang dari berbagai negara. Oleh karena itu. kami persembahkan ribuan terima kasih. Semoga, seminar ini dapat semakin merekatkan kerja sama yang telah kita bina dan hasil seminar ini dapat menjadi pedoman dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajian bahasa Melayu-Indonesia. Sebagai penutup prakata, saya ucapkan selamat berseminar!
Hormat saya, Kim Jang Gyem Ketua Jurusan Penterjemahan dan Pentafsiran Bahasa Melayu-Indonesia Hankuk University of Foreign Studies, Yongin, Korea Selatan
Kata Pengantar
Assalamualaikum wbh. dan salam sejahtera, Syukur kita ke hadrat Allah swt. kerana dengan limpah izinNya dapat kita semua bertemu di Kampus Global, Universiti Pengajian Asing Hankuk (Hankuk University of Foreign Studies (HUFS)), Yongin, Korea bagi bersama-sama menjayakan "Seminar Antarabangsa Pengajian Bahasa Melayu-Indonesia" dengan tema yang bertajuk Tsu dan Cabaran dalam Pengajian bahasa Melayu-Indonesia'.
Untuk makluman
semua,
seminar ini
diadakan sempena
menyambut perayaan ulang tahun ke-30 penubuhan Jabatan Pentafsiran dan Penterjemahan Bahasa Melayu-Indonesia (JPPBMI) di Kampus Global, dan juga meraikan penubuhan Kursi Pengajian Melayu yang kelima di HUFS. Sesungguhnya, seminar ini tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik dan terancang seperti yang direncanakan tanpa sokongan dan bantuan sama ada dari segi material mahupun moral daripada pelbagai pihak. Sehubungan itu, sekalung penghargaan dan ucapan jutaan terima kasih ditujukan kepada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia, Persatuan Alumni JPPBMI, pihak pengurusan HUFS, staf akademik dan pelajar JPPBMI, ahli jawatankuasa seminar dan tidak lupa juga kepada para pembentang yang sudi datang dari jauh untuk membentangkan kertas kerja masing-masing di seminar ini. Harapan saya semoga semua hasil dapatan yang dibincangkan dan dibahaskan di dalam seminar ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan rujukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan bagi tujuan menambah baik dan memantapkan lagi program pengajian bahasa Melayu-Indonesia di persada antarabangsa. Akhir kata, selamat berseminar dan selamat maju jaya kepada semua. Yang kurik itu kundi Yang merah itu saga Yang cantik itu budi Yang indah itu bahasa
Salam hormat Profesor Dr. Zaharani Ahmad Penyandang Kursi Pengajian Melayu Universiti Pengajian Asing Hankuk Seoul, Korea.
SUSUNAN PANITIA
Penasihat
: Chun Tai-Hyun
Ketua
: Kim Jang Gyem
Sekretariat
: Song Seung Won
Anggota
: Zaharani Ahmad Ikhwan M. Said Normaliza Abd Rahim Sonezza Ladyanna
Daftar Isi PRAKATA KATA PENGANTAR SUSUNAN PANITIA DAFTAR ISI
i iii v vii
Keynote Speech BAHASA MALAYSIA/INDONESIA SEBAGAI BAHASA RESMI ASIA TIMUR, Shin Yoon-Hwan
PADA KOMUNITAS 3
KEANTARABANGSAAN DAN PENGANTARABANGSAAN BAHASA MELAYU DAN PENDIDIKAN BAHASA MELAYU: CATATAN PERKEMBANGAN, ISU, DAN CADANGAN, Awang Sarian 15
Session I SASTRA LISAN SEBAGAI REFLEKSI KEMANUSIAAN DAN PEREKAT KESATUAN BANGSA, Burhanuddin Arafah 57 PANTUN MASYARAKAT BRUNEI SABAH, Asmiaty Amat, Lokman Abdul Samad
69
HISTORIOGRAFI MELAYU SUFISTIK SYAIR PERANG MENGKASAR, Bambang Sulistyo
89
RITUAL DALAM PERSEMBAHAN MAKYONG KELANTAN, Haron Daud
109
PENGARUH GLOBALISASI DAN KESANNYA TERHADAP PENYELIDIKAN BUDAYA MELAYU, Khairul Azam Bahari, Husna Faredza Mohamed Redzwan 143 THE TRADITIONAL SYSTEM OF SELF-NAMED FOR MAKASSAR PEOPLE - INDONESIA, Abbas 155 KESUSASTRAAN INDONESIA DAN MALAYSIA: MELAYU? Fathu Rahman
ADAKAH FOTRET BUDAYA 179
ANALISIS AMALAN ZIARAH-MENZIARAHI DALAM KALANGAN MASYARAKAT BERBILANG KAUM DI SELANGOR DARUL EHSAN, Amini Amir Abdullah 189 ASPEK KOGNITIF DALAM METAFORA MALAYSIA-INDONESIA, Anida Sarudin • 207 PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH DALAM KOMUNIKASI ANGGOTA KELOMPOK KELUARGA BESAR INDONESIA DI KOREA (PEKERJA, PELAJAR, DAN MTY MARRTED DT KOREA") PADA JEJARING SOSIAL FACEBOOK, Sonezza Ladyanna'
KONTRIBUSI BAHASA BUGIS MAKASSAR DALAM PENYEBARAN MISTIK ISLAM (TASAWWUF) DI SULAWESI SELATAN, Mardi Adi Armin 519 HEGEMONI BAHASA ASING TERHADAP BAHASA INDONESIA, Lukman
529
BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA ASING UNTUK PELAJAR DIPLOMAT, Kalthum Ibrahim 541 CABARAN MASA DEPAN PENGAJIAN MELAYU/INDONESIA: BERSIFAT MULTIDISIPLIN PROSODI, BAHASA DAN SASTERA, Indirawati Zahid
PENELITIAN 553
Session III TINJAUAN SEMULA KATA SIFAT TERBITAN BAHASA MELAYU, Norliza Jamaluddin, Dahlia Janan
591
PELUASAN MAKNA MAKAN DALAM BAHASA MELAYU DAN BAHASA KOREA: ANALISIS SEMANTIK KOGNITIF, Nor Hashimah Jalaluddin, Lee Yang Suk 603 ANAFORA DALAM TEKS ILMIAH: SATU PENDEKATAN ANALISIS KONTRASTIF, Midiyana binti Mohamad, Mohammad Fadzeli Jaafar 635 MAKNA IMBUHAN meN- BERBENTUK METAFORA: ANALISIS TEORI RELEVANS, Nurul Huda Mohd Saad, Nor Hashimah Jalaluddin 653 HUMOR DALAM LAKONAN MINI DRAMA DALAM KELAS BAHASA MELAYU DI UPSI, Norul Haida Reduzan 671 THE LEARNING PROCESS AND LINGUISTIC PHENOMENA ON PESANTREN SALAFIAH , IN WEST SUMATERA INDONESIA, Sawirman 685 JALINAN HUBUNGAN KEBAHASAAN MALAYSIA PERSPEKTIF MASA KINI DAN PROSPEK MASA HADAPAN, Raja Masittah Raja Ariffin, Siti Saniah Abu Bakar PENGGUNAAN KORPUS BERKOMPUTER DALAM MELAYU UNTUK PELAJAR ASING, Hamid Awang, Mohd Ra'in Shaari, Mohd Rashid Md Idris
KOREA
PENGAJARAN
SELATAN: 717 BAHASA 735
PERANAN SKRIP DRAMA PENTAS TERJEMAHAN DALAM PERKEMBANGAN TEATER MELAYU, Fazilah Husin, Maznah Akhyar 753 PENGANTARABANGSAAN BAHASA MELAYU DI KOREA PERKEMBANGAN DAN PERANCANGAN MASA DEPAN, Hajah Siti Khariah Mohd Zubir 775 PENINGKATAN DISIPLIN Nurhayati Syairuddin
BERBAHASA
- ix -
INDONESIA
KALANGAN
REMAIA \789J)
^
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin Email: nurhayatisyair@gmail .com
[email protected]
I.
PENDAHULUAN
Sejak dicetuskannya
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1945 dan sejak Indonesia
Merdeka Tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia telah menjalankan fungsi sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 'adalah sebagai lambang identitas bangsa, lambang kebanggaan bangsa, sebagai alat perhubungan,
dan
sebagai alat pengembangan IPTEKS.
Fungsi
bahasa Indonesia
kedudukannya sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa kenegaraan, sebagai bahasa Dengantar di sekolah dari taman kanak-kanak sampai di Perguruan Tinggi. Fungsi-fungsi bahasa Indonesia tersebut pada umumnya telah terlaksana. Sejak Indonesia merdeka perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat dimulai dengan menjalankan fungsi-fungsinya sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Kemudian, seberapa kali ejaan bahasa Indonesia diperbarui mulai dari Ejaan Republik atau Ejaan •ioewandi sampai dengan Ejaan yang Disempurnakan yang dipakai sekarang. Adanya Kamus Jmum Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Ba hasa ndonesia, dan tahun 2008 diluncurkan Peta Bahasa di Indonesia Penggunaan bahasa Indonesia telah maksimal digunakan orang Indonesia mulai dari >abang sampai Merauke. Penggunaannya, tentu saja dipengaruhi oleh bahasa daerah ehingga terjadi keberagaman bahasa Indonesia. Selain itu, tingkatan usia juga turut nemengaruhi bahasa Indonesia. Remaja salah satu tingkatan usia pengguna bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang tigunakan oleh remaja di Indonesia disebut ragam gaul. Ragam gaul ini memiliki karakteristis srsendiri, meskipun bahasa gaul ini adalah bahasa Indonesia yang dimodifikasi sedemikian upa. Remaja sangat senang (enjoy) menggunakan bahasa gaul ini. Alasannya, untuk erahasian komunikasi sesama remaja agar orang lain tidak mengetahui pembicaraan mereka, ntuk aksi-aksian atau untuk gaya-gayaan. Mereka menganggap bahasa gaul lebih aksi dan
- 789 -
2012 DMIT International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indoneslan Studies
gaya dibandingkan dengan bila menggunakan bahasa Indonesia baku. Hebatnya, lagi kamus ragam gaul sudah terbit sampai jilid ke-3. Sebagai contoh ragam gaul, kata ibu diganti nyokap, kata bapak diganti bokap, bro (teman dekat) coy (teman), lalo (lambat loading). Penggunaan ragam gaul bagi remaja ini terbawa ketika mereka belajar di sekolah yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal terlihat dari tugas-tugas mereka, percakapan mereka di kelas bahkan berbicara dengan guru, ragam gaul tersebut mereka pakai. Akibat dengan adanya ragam gaul ini menjadikan remaja tidak berdisiplin menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini terbawa ketika mereka memasuki bangku kuliah di Perguruan Tinggi. Apabila kondisi ini dibiarkan maka para remaja tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar terutama dalam kegiatan-kegiatan ilmiah. Selain bahasa bahasa gaul, ada bahasa daerah yang memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia remaja Indonesia. Bahasa daerah yang ada di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia memberitakan bahwa ada sekitar 600 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Banyaknya bahasa daerah ini jelas memengaruhi pengguna bahasa Indonesia. Akibatnya, pengguna bahasa Jawa akan dipengaruhi bahasa Jawa ketika berbahasa Indonesia, pengguna bahasa Makassar akan dipengaruhi bahasa Makassar ketika berbahasa Indonesia. Demikian pula pengguna bahasa daerah-daerah yang ada di daerah-daerah lainnya. Teknologi modern seperti televisi, handphone, internet sangat mempengaruhi bahasa remaja. Televisi banyak menyiarkan berita dan peristiwa dengan menggunakan istilah yang diambil dari bahasa asing. Demikian pula hand phone dan internet banyak menggunakan istilah-istilah berbahasa Inggris, misalnya darling, enjoy, you, download, dan lain-lain. Tak dapat dipungkiri bahwa bahasa memiliki variasi-variasi. Gleason (dalam Cahyono, 1995:410) menyatakan bahwa bahasa memiliki variasi. Kevariasian bahasa itu timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya.
II. PEMBAHASAN A. Bahasa, Remaja, dan Komuniksi Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia sejak jaman dahulu kala untuk berhubungan sesamanya. Bahasa hadir sejak adanya bangsa-
- 790 -
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin
bangsa, komunitas-komunitas masyarakat. Dengan demikian bahasa bahasa menjalankan fungsinya sebagai sarana bagi manusia untuk berinteraksi. Dalam
ilmu
sosiolinguistik
struktur
masyarakat
selalu
bersifat
hoterogen
memengaruhi struktur bahasa. Struktur masyarakat dipengaruhi berbagai faktor. Misalnya, siapa yang beribicara, dengan siapa berbicara, kapan berbicara, dimana, dan untuk apa (Wijana, 2005:5). Bahasa sebagai alat untuk menyatakan keberadaan diri untuk menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Ungkapan pikiran dan perasaan manusia dipengaruhi oleh dua hal yaitu keadaan pikiran dan perasaan itu sendiri. Eskpresi bahasa lisan dapat dilihat dari mimik, lagu dan intonasi, tekanan, dan lain-lain. Ekspresi bahasa tulis dapat dilihat dengan diksi, pemakaian tanda baca, dan gaya bahasa. Eskpresi diri dari pembicaraan seseorang memperlihatkan segala keinginannya, latar belakang pendidikannya, sosial, ekonomi. Selain itu, pemilihan kata dan ekspresi khusus dapat menandai identitas kelompok dalam suatu masyarakat (Asri, 2009:27). Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi sosial dan fungsi kultural. Sebagai fungsi sosial, bahasa sebagai alat perhubungan antaranggota masyarakat. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana pelestarian budaya. Budaya diturunkan dari generasi ke generasi melalui bahasa. Nababan (1986:38) menyatakan bahwa bahasa bagian kebuadayaan adalah bahasa. Kebudayaan dikembangkan melalui bahasa. Hasil karya cipta para leluhur kita dapat dinikmati sekarang karena adanya bahasa. Dalam hal berkomunikasi, bahasa digunakan berbagai kalangan. Salah satu di antaranya adalah kalangan remaja. Berbagai pendapat tentang remaja. Dalam Kamus Pelajar (2006:556), remaja adalah l."muda" 2. Pemuda: penerus generasi di masa depann. Kata remaja berasal daari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Oleh karena itu, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanan ke masa dewasa. Masa Remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Artinya, masa remaja
- 791 -
y
2012 DMIT International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indonesian Studies
adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Pengertian remaja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anak yang beranjak dewasa. Kata remaja berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Usia remaja terbagi atas tiga tingkatan: pra remaja (11-14), remaja (15-17 tahun) dan remaja lanjut (18-21). Pada usia remaja dalam pergaulannya mudah mendapat pengaruh, baik pengaruh dari teman-temannya maupun pengaruh lingkungan tempat mereka tumbuh dan berkembang. Batas usia remaja umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 1 2 - 1 5 tahun = masa remaja awal, 1 5 - 1 8 tahun = masa remaja pertengahan, dan 1 8 - 2 1 tahun = masa remaja akhir. Masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 1 0 - 1 2 tahun, masa remaja awal 1 2 - 1 5 tahun, masa remaja pertengahan 1 5 - 1 8 tahun, dan masa remaja akhir 1 8 - 2 1 tahun. Sumarsono (2002, 150-153) berpendapat bahwa masa remaja ditinjau dari segi perkembangan adalah masa yang paling menarik dan mengesankan. Masa remaja mempunyai ciri antara lain petualahan, pengelompokkan (klik), "kenakalan". Ciri ini tercermin pula dalam penggunaan bahasa mereka. Keinginan membentuk kelompok ekslusif menyebabkan mereka membentuk bahasa "rahasia" yang dapat dimengerti oleh kelompoknya sendiri. Misalnya, kata yang diucapkan disisipi konsonan V sehingga mata menjadi mavatava atau menambah suku akhir kata baku dengan sye, misalnya kunsye. Remaja menurut beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa mereka masih labil dalam bertindak termasuk dalam berbahasa. Masa remaja masa mencoba-coba, segala sesuatu yang ditangkap oleh pancaindra mereka pasti menanggapinya sehingga hal-hal baru selalu terdorong untuk mencobanya. Demikian pula yang terjadi ketika mereka berbicara sering merekayasa bahasa sehingga muncul bahasa yang dalam pergaulan seperti, bahasa gaul, bahasa slang, dan bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa gaul yang digunakan para preman untuk tujuan rahasia, namun perkembangan selanjutnya bahasa prokem menjadi bahasa gaul. Selain bahasa gaul prokem ada pula bahasa slang. Bahasa slang menurut Kridalaksana (1982:156) disimpulkan sebagai ragam bahasa tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja. Adapun menurut - 792 -
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin
Alwasilah (1986) menyatakan bahwa bahasa slang adalah
variasi ujaran yang bercirikan
kosakata baru yang cepat berubah dipakai oleh kaum muda. Kosakata bahasa prokem diambil
dari
berbagai
kosakata yang tumbuh dan
berkembang di sekitar remaja. Bentuk kata dan maknanya beragam yang disesuaikan dengan daerah. Kehadiran bahasa ini dianggap wajar karena sesuai dengan perkembangan usia remaja. Penggunaan bahasa prokem ini terbatas di kalangan remaja sehingga bila mereka keluar dari komunitasnya maka remaja akan berali ke bahasa lain. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ketika remaja beralih ke bahasa baku, maka bahasa prokemnya pun ikut. Penggunaan bahasa prokem bagi remaja adalah hal yang biasa karena sesuai dengan usia remaja yang memang masih sangat labil (mudah berubah-ubah). Akan tetapi, jangan sampai ketika para remaja berkomunikasi dalam situasi resmi bahasa ragam prokem pun ikut dalam komunikasinya. Penggunaan bahasa gaul, slang, dan prokem bagi remaja akan berbeda-beda di setiap daerah yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh bahasa daerah yang setempat. Bahasa ragam gaul yang ada di Jakarta akan berbeda dengan yang ada di daerah lainnya di Indonesia. Remaja Jakarta akan menggunakan kata bokap untuk bapak dan nyokap untuk ibu kagak untuk tidak nongkrong untuk kata kumpul jadul untuk jaman dulu telmi untuk telat mikir gue untuk saya. Di Makassar coddo untuk ikut campur, jappa-jappa untuk jalan-jalan. Banyak kosakata bahasa daerah maupun kosakata bahasa asing memengaruhi bahasa Indonesia remaja. Tentu saja ini terjadi karena latar belakang remaja itu sendiri dari berbagai daerah. Demikian pula bahasa asing turut memengaruhi penggunaan bahasa Indoensia remaja. Hal ini tidak dipiungkiri dari kemajuan teknologi yang banyak menggunakan bahasa asing terutama istilah yag digunakan pada telepon seluler, internet, dan komputer. Kata pulsa, disket, flasdisk, compact disk, hand phne, dll turut memengarhi penggunaan bahasa Indoensia remaja.
B. Upaya-upaya Mendisiplin Penggunaan Bahasa Para Remaja Bertolak dari GBHN dan TAP MPR No. 4 1988 memberikan arahan bahwa "Pembinaan
dan
Pengembangan
Bahasa
Indonesia
oerlu
terus
ditingkatkan,
serta
penggunaannyasecara baik dan benar penuh kebanggaan perlu makin dimasyarakatkan, sehingga
menjadi
wahana
komunikasi
sosial
dan
ilmu
pengetahuan
yang
mampu
memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mendukung pembangunan bangsa. Di samping itu,
- 793 -
2012 DMIT International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indonesian Studies
dalam rangka memperkaya bahasa dan kesusastraan Indonesia perlu dirangsang karya-karya sastra... (GBHN, 1988:100-101). Untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa yang baik dan benar para remaja diperlukan bersikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Sikap positif tersebut berupa: 1) Selalu merasa bangga dengan menggunakan bahasa baku. 2) Sikap bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia. 3) Sikap lebih suka menggunakan kosakata bahasa Indonesia dibandingkan dengan menggunaka koskata bahasa asing. 4) Berdisiplin menggunakan bahasa baku Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam mendisiplinkan penggunaan bahasa Indonesia para remaja di antaranya adalah: 1. Upaya Sekolah Sikap bangga, bertanggung jawab dan menumbuhkan rasa menggunakan bahasa baku adalah sikap yang positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Sikap ini harus ditanamkan kepada anak semenjak dini. Sikap ini bisa tertanam dalam jiwa anak apabila lingkungan mendukungnya seperti lingkungan sekolah. Guru-guru di sekolah sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia baku ketika berkomunikasi di sekolah. Demikian pula dalam acara-acara resmi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Situasi sekolah sangat memengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar bagi para remaja. Penataan kurikulum dalam hal ini materi yang disajikan dan memberikan penekatan akan pentingnya pelajaran bahasa Indonesia, guru yag mengajar haruslah yang bekompeten dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sebaiknya para guru sering diberikan pelatihan akan menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar materi yang didapatkan dapat ditularkan kepada anak didiknya. Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mendisiplinkan remaja sekolah untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah: 1.
Menyelenggarakan Lomba Menulis Karya Ilmiah
Menyelenggarankan berbagai lomba: lomba menulis karya ilmiah. Di Indonesia telah digalakkan lombah karya tulis ilmiah. Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari tingkat sekolah, kota, dan provinsi. Namun, sayang sekali kegiatan yang baik ini tidak diselenggarakan pada tingkat kabupaten, sehingga remaja-remaja kabupaten tidak mengikuti kegiatan ini. Untuk
- 794 -
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin
kegiatan ini banyak sekolah tidak mengikutinya disebabkan pembina dan pembinaan kegiatan ini kurang.
2. Pengadaan Majalah Dinding Kegiatan lain sebaiknya diselenggarakan oleh sekolah adalah pelenggaraan majalah dinding. Majalah dinding suatu kegiatan positif, karena majalah dinding tempat remaja menyalurkan bakat menulisnya. Namun, kegiatan sebaiknya dipantau oleh guru dan wakil kepala sekolah yang membidangi kesiswaan, agar materi yang ada di majalah dinding hal yang bisa membina kepribadian para remaja. Bahasa yang digunakan
di majalah dinding
adalah bahasa Indonesia baku. Pemantauan penggunaan bahasa di majalah dinding dilakukan oleh guru bahasa Indonesia. 3. Pengadaan Area Penggunaan Bahasa Indonesia di Sekolah Hal yang penting pula dillakukan oleh kepala sekolah adalah pengadaan area penggunaan bahasa Indonesia di sekolah. Siswa yang memasuki area ini harus menggunakan bahasa Indonesia baku. Apabila ada siswa kedapatan melanggar ketentuan tersebut boleh diberikan ganjaran pada mereka. Ganjaran yang bisa diberikan dengan membuat karya tulis ilmiah atau membayar yang ditentukan oleh osisnya. 4. Pelatihan Bahasa Indonesia bagi Guru-guru Untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa Indonesia para remaja sekolah, maka gurugurunya terlebih dulu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itu, sebaiknya guru-guru diberi pelatihan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar Mengadakan pelatihan bagi guru-guru bahasa Indonesia. Kepala sekolah sangat berperan aktif untuk menyelenggarakan pelatihan bahasa Indonesia bagi guru-guru. Hal ini tidak mudah sebab terbentur oleh biaya. 5. Pengadaan Perpustakaan yang Ditunjang oleh Pengadaan Buku-buku Berbahasa Indonesia
Perpustakaan adalah gudang ilmu yang sangat dibutuhkan oleh siswa. Pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang dalam rangka pembinaan bahasa Indonesia. Hal ini telah dianjurkan dalam kongres bahasa Indonesia dari tahun 1954 Kongres Bahasa
- 795 -
2012 DMIT International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indonesian Studies
Indonesia II. Dsusul dengan Kongres Bahasa Indonesia III 1978 dalam satu putusannya agar perpustakaan sekolah ditingkatkan.
Oleh karena itu,
sebuah sekolah harus memilki
perpustakaan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa situasi perpustakaan di sekolah-sekolah masih belum menggembirakan. Hal ini disebabkan belum banyak buku yang ada di perpustakaan.Pengadaan
perpustakaan
sekolah
yang
ditunjang
buku-buku
berbahasa
Indonesia akan memberikan pembinaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar para siswa. 2. Upaya Pemerintah Pemerintah dalam hal ini Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah banyak melakukan kegiatan yang mengarah pada pembinaan dan pengembangan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Menurut Anton M. Moeliono (mantan kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) bahwa tujuan akhir pembinaan pengembangan bahasa Indonesia adalah meningkatkan mutu kemampuan bahasa Indonesia sebagai
sarana komuikasi
sebagaimana digariskan dalam Garis Besar Haluan Negara. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan: 1. Pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan. 2. Penyusunan Kamus Bahasa Indonesia. 3. Penyusunan buku-buku berbahasa Indonesia. 4. Penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media antara lain melalui televisi dan radio. 5. Penerjemahan karya kebahasaan dan buku acuan ke dalam
bahasa Indonesia.
6. Pengembangan pusat informasi kebahasaan melalui penelitian, dokumentasi, dan pembinaan jaringan informasi kebahasaan. 7. Pengembangan tenaga, bakat, prestasi di bidang bahasa melalui lomba mengarang, pelatihan, dll. 8. Penyelenggaraan bulan bahasa setiap bulan Oktober. 9. Bekerja sama dengan pemrov, pemerintah kota, DPR untuk membuat undangundang penggunaan bahasa Indonesia (Kongres Bahasa Indonesia V, 1992). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah menyusun berbagai kamus baik Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu. Demikian pula penerjemahan dan penelitian bahasa telah banyak dihasilkan. Informasi-
- 796 -
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin
informasi kebahasaan telah banyak dilakukan dengan memberikan layanan kepada orangorang yang membutuhkan tentang informasi bahasa Indonesia. Kaitannya dengan pendisiplinan remaja dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka sebaiknya buku-buku atau tulisan yang telah dihasilkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa disebarkan ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
3. Upaya Masyarakat Masyarakat mempunyai
tanggung jawab dalam mendisiplinkan remaja dalam
menggunaan bahasa Indonesia. Masyarakat yang dimaksudkan di sini adalah lembaga, perkumpulan,
perseorangan turut membantu meningkatkan mutu penggunaan bahasa
Indonesia para remaja dengan jalan antara lain: 1. Menyelenggarakan berbagai lomba, seperti lomba menulis karya tulis ilmiah para remaja. 2. Menyelenggarakan berbagai diskusi, seminar, kongres bahasa Indonesia. 3. Media massa menyajikan berita dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4.
Penerbit memberikan penghargaan pada remaja yang berprestasi dalam penulisan karya ilmiah remaja.
Penyelenggaraan berbagai lomba dan seminar serta diskusi oleh kelompok masyarakat
seperti
lomba
penulisan
karya
ilmiah
dapat
mendorong
remaja
untuk
menggunakan bahasa Indoensia yang baik dan benar. Media masa dalam menyajikan beritanya sebainya menggunakan bahasa Indoensia yang baik dan benar. Demikian pula penerbit setiap tahun menganugerahkan penghargaan kepada remaja yang berprestasi dalam menulis. III. PENUTUP
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bagsa Indonesia. Sebagai bahasa persatuan maka kita bangsa Indonesia harus bangga menggunakannya. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara harus dijalankannya dengan baik, tak terkecuali remaja. Remaja sebagai pemuda penurus bangsa harus memiliki sikap positif terhadap penggunaan bahasa. Meskipun ada bahasa gaul, bahasa daerah, dan bahasa asing yang
- 797 -
2012 DMIT International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indonesian Studies
memengaruhi penggunaan bahasa mereka, namun penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus menjadi perioritas. Upaya-upaya untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa Indonesia remaja harus dilakukan secara bersama-sama sekolah, pemerintah, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasila, Chaedar. 1986. Sosiologi Bahasa. Surabaya: Budaya Angkasa.
Asri. 2009. "Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Gaul di Kalangan Pelajar di Kabupaten Kolaka," Tesis Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Astuti. 2010. "Pendidikan Holistik dan Kontekstual dalam Mengatasi Krisis karakter di Indonesia. Junal Kependidikan Edisi Khusus, tahun XXIX, 41-58.
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.
GBHN, Ketetapan MPR RI No. II/MPR 1988, Jakarta, Armas Duta Jaya.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
Pateda, mansyur. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Pelajar Sekolah Lajutan Tingkat Pertama. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sumarsono dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijana, I Dewa Outu, dan Muhammad Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik: kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- 798 -
2012 DMIT International Conference
CERTIFICATION To:Dr. Nurhayati Syairuddin, M. Hum. as presenter
4
Thank you^very much for ypur brilliant contribution to the 2012 DMIT (Department of Malay-Indonesian Interprétation, and Translation) International Conference, Issues and Challenges in Malay-Indonesian p e s * S^tember 14y 2042, Academy for Global Education, Global Campus, Hankuk University of South uiLoxea.. ..*:«,-. t*îf :<^.©-. J * *
Sa*
5*»