V. PERILAKU USAHA
5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Usaha
Sesuai dengan kerangka pemikiran operasional,
hubungan
struktur, perilaku dan kinerja RUD diduga dengan suatu s$stem persamaan. Keterkaitan struktur, perilaku, dan kinerja didasarkan atas pemahaman konseptual bahwa pengambilan keputusan dalam bisnis dilakukan dengan pertimbangan menyeluruh dan komprehensif serta saling mempengaruhi. Sehingga pendugaan yang terbaik adalah dengan membangun suatu sistem persamaan simultan yang diduga dengan menggunakan
metode
Two-Stage-Least-Square
(2-SLS)
dengan
menggunakan perangkat program komputasi SPSS 6.0. Analisa sistem persamaan struktur-perilaku-kinerja KUD dilakukan dengan menggunakan dua blok persamaan, dengan blok 'pertarna menggambarkan beberapa peubah perilaku (strategi) yang dipengaruhi oleh peubah struktur dan peubah perilaku lain, dan blok kedua menggarnbarkan beberapa peubah kinerja yang dipengaruhi oleh peubah perilaku. Peubah perilaku orientasi usaha, usaha utama, dan modal luar menjadi peubah endogen pada blok pertama, sedangkan pada blok kedua peubah-peubah tersebut menjadi peubah eksogen. Masing-masing persamaan disusun untuk setiap kelompok koperasi yang kemudian hasil pendugaannya diperbandingkan.
Tabel 15 sampai dengan tabel 17
menyajikan hasil pendugaan analisa perilaku usaha. Pada setiap tabel aspek persyaratan ekonometrika yang dibutuhkan, terutama ketentuan
mengenai derajat bebas dan pelanggaran asumsi, telah diperiksa. Seluruh persamaan juga telah menunjukkan keragaan yang cukup dapat diterima jika dilihat dari nilai koefisien determinasi (R'). Dalam analisa pelanggaran asumsi, terlihat adanya gejala rnasalah multikolinieritas. Namun tingkat keseriusan masalah tersebut masih berada pada arnbang untuk dapat diterima.
Kesemua ha1 tersebut terutarna dengan
*
mempertimbangkan bahwa data yang digunakan adalah data sosial ekonomi yang diperoleh dalam bentuk data sekunder.
Orientasi usaha KUD dinyatakan sebagai perbandingan antara transaksi KUD dengan anggotanya sendiri relatif terhadap total volume usaha. Sernakin besar transaksi usaha dengan anggota maka orientasi usaha KUD lebih bersifat internal, dan jika sebaliknya orientasi tersebut bersifat eksternal.
Pada kelompok KUD Pra Perusahaan
( ~ i b e 15) l
faktor yang rnernpengaruhi besarnya orientasi usaha adalah volume usaha pelayanan dan jurnlah anggota.
Kedua peubah tersebut
berpengaruh positif dan peningkatannya akan rneningkatkan volume usaha yang ditransaksikan secara internal oleh KUD.
Mengingat
kelompok ini mernang rnasih berada pada taraf baru rnemulai usaha, orientasi internal tersebut merupakan bentuk strategi yang tepat dalarn rangka penguatan kernarnpuan usaha. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan kegiatan usaha pelayanan kepada anggota disertai dengan usaha untuk rneningkatkan jurnlah anggota.
Tabel 15. Hasil Pendugaan Persamaan Simultan Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Usaha Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat
ASET
4,4532
0.352
0,0549
2,371
2.0901
4.293
0.0777
2,873
0,3253
0,354
0.0271
0.009
JUAN
0,0025
2,192
8,21E-3
2,111
5,94E-6
5,289
0,0342
2,362
1,9823
1,764
-2,3891
-2,431
MOSE
0,2319
0,352
0,0179
0,217
0,0887
4,775
6,29E-4
3,189
0,3428
. 0,004
0,0299
0,001
dDlN
7,7OE-5
0,661
0,2889
0,772
4,3892
0.045
-0,4922
-3.002
0,0444
0,993
4,2839
0,000
dPER
9,25E-4
0,629
0,0615
1,627
0,0059
1,998
0.2319
0,278
4,3948
1,805
2,9833
0.000
dKOM
4.2883
0,311
0,0044
0,002
3,2983
0.034
2,3099
0,339
3,99E-4
0,002
1,2337
0,102
dTEL
8.72E-6
0,128
5.4732
0.184
-4.47E-3
-1.726
-32.391
-2.831
0.0012
0.007
4.9203
0,021
-31,2781
23,1812
12,8172
3,2877
11,092
2,8910
0,5298
0,5973
0.8791
0,8125
0,5493
0,4238
61 t-tabel (db : 24, a :0,2) = 0,854
85
47
32
49
40
lntesep
R' n
.A
-4 4-
ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utama, MOLU 1 ~ i d aLuar, l VOLA = Volume Usaha Agribisn~s,VOLL = Volume Usaha Pelayanan, VOLN =Volume Usaha Non-Program, ASET = Nilal Aset, JUAN = Jumlah Anggota, MOSE = Modal Send~ri,dDlN = Kabupaten IndatrigPerdag, dPER = Kabupaten Pertanian, dKOM = Ketersediaan Komputer, dTEL = Ketersediaan Telepon
Pada kelompok KUD Transisi, volume usaha agribisnis, aset, kondis~ kabupaten pertanian, jumlah anggota, dan volume usaha pelayanan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap peningkatan orientasi internal KUD. Kelompok usaha ini memang masih berada pada taraf kegiatan usaha yang diarahkan untuk anggota, guna mendukung kegiatan usaha anggota atau kebutuhan hidup anggota. X
KUD pada kelompok Transis~ini merupakan bentuk kelembagaarl usaha yang belum banyak berubah d~bandingkan dengan rancangan &a1 pengembangan
KUD
untuk
mendukung
program
pernbangunan
pertanian, khususnya beras, pada pertengahan tahun 1970-an. Faktor kunci keberhasilannya adalah kesesuaian perilaku tersebut dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Jika masyarakat
memang masih
membutuhkan pelayanan dimaksud, maka pengembangan KUD dengan meningkatkan volume usaha kegiatan agribisnis, menarnbah jurnlah anggota, meningkatkan volume usaha pelayanan, serta meoyisihkan keuntungan untuk meningkatkan aset. Hal ini tepat dilakukan ierutama bagi KUD yang berada diwilayah berciri pertanian. Pada kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi harnpir seluruh peubah penjelas yang diajukan mempengaruhi orientasi usaha koperasi. Narnun demikian jika dibandingkan, pada kelompok KUD Perusahaan peningkatan faktor-faktor pengaruh tersebut seluruhnya akan mengarah pada peningkatan orientasi internal, kecuali ketersediaan sarana telepon. Hal ini disebabkan karena pada kelompok ini, KUD telah berlaku sebagai perusahaan dan dikelola oleh wirausahawan, tetapi pasar yang dianggap potensial
adalah
para
anggota
sendiri
dan
"dipertahankan" dari masuknya pelaku usaha lain.
cenderung
untuk
Dilain pihak KUD
Koalisi
terlihat berusaha untuk mendapatkan pasar yang baru.
Peningkatan
peubah-peubah yang
mempengaruhi
lebih
banyak
mendorong pengurangan orientasi internal. Peningkatan volume usaha utama, modal luar, dan volume kegiatan usaha agribisnis serta ketersediaan sarana telepon akan mengurangi porsi kegiatan transaksi internal.
Peluang yang ditimbulkan oleh perkembangan industri dan ii
perdagangan (dDIN) diusahakan untuk juga meningkatkan porsi kegiatan transaksi dengan non-anggota. Pada kelompok KUD Program peubah-peubah struktural yang mempengaruhi orientasi usaha cenderung untuk meningkatkan orientasi internal KUD, kecuali peubah volume usaha non-program. Hal ini juga menggambarkan bahwa kegiatan usaha program : KUT, pangan (beras), TRI, dan pupuk adalah keglatan yang berorientasi pada anggota KUD sebagai pasar. Program yang agak berbeda adalah usaha percengkehan namun mengingat adanya pengaturan pada kegiatan hilirnya maka KUD belum mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemarnpuan pemasarannya. Pada kelompok KUD Yang Menurun, faktor modal luar dan jumlah anggota berpengaruh negatif terhadap volume usaha yang ditransaksikan dengan anggota, sedangkan faktor volume usaha pelayanan berpengaruh positif. Hal ini terutama lebih disebabkan oleh penurunan kinerja usaha KUD pada kelompok ini secara keseluruhan, dan bukan secara khusus karena pengaruh peubah-peubah tersebut kecuali peubah modal luar yang kewajibannnya banyak tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Pada seluruh kelompok, kecuali kelompok KUD Koalisi, hubungan antar peubah yang ditunjukkan pada Tabel 15 mengindikasikan kuatnya 179
orientasi internal KUD.
Hal ini sangat erat hubungannya dengan
perancanganan dan ide dasar pembentukan KUD sebagai lembaga penunjang pembangunan pertanian dan pedesaan. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pengembangan KUD dimasa yang akan datang karena orientasi internal tersebut akan membatasi KUD pada pasar yang terbatas diantara anggota dan akan menyulitkan KUD jika diharapkan
*
untuk mampu menunjukkan daya saingnya pada era pasar bebas.
5.1.2. Kegiatan Usaha Utama
Usaha utama KUD dltunjukkan oleh besarnya porsi nilai usaha terbesar terhadap total nilai volume usaha. Semakin besar nilai usaha utama KUD menunjukkan semakin tinggi derajat spesialisasi KUD, dan semakin kecil nilai usaha utama KUD menunjukan semakin terdiversifikasinya usaha KUD. Tabel 16 menunjukkan bahwa pada volume usaha pelayanan dan kondisi wilayah kabupaten berciri pertanian memberikan pengaruh positif terhadap kecenderungan spesialisasi usaha. Jika dilihat kondisi pada kelompok KUD Transisi, pengaruh dari wilayah kabupaten pertanian menunjukkan berkembangnya kegiatan usaha spesifik yang sesuai dengan kondisi wilayah yang bersangkutan.
Pada kelompok
Transisi tersebut orientasi usaha dan jumlah anggota berpengaruh positif terhadap pengembangan kegiatan usaha utama. Semakin tinggi orientasi internal dan semakin banyak jumlah anggotanya maka akan semakin terspesialisasi KUD yang bersangkutan. Kondisi ini menegaskan kembali perilaku usaha KUD yang mengarah pada anggota sebagai pasar potensialnya.
Tabel 16. Hasil Pendugaan Penamaan Simultan Faktor Yang Mempengamhi Usaha Utama Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat Peubah Endogen : Usaha Utama (USUT) KUD Pra-t%?rusahaan
Peubah Penjelas
Koef,
KUD Transisi
t-hi
Koef.
t-hR
KUD Perusahaan Koef.
t-hit
KUD Koalisi Koef.
ORUS
0,3292
0,039
0,0321
1,525
1,2893
3,290
0,8827
MOLU
0,7182
1,14E-5
1,2732
0,329
1,0076
2,938
VOLA
0,0011
0,021
2,8893
0.572
0,2311
VOLL
4,39E-6
1,936 -12,3902
-0,000
VOLN
30,3E-6
0,673
4,32E-4
ASET
0,2388
0,029
JUAN
2,1005
MOSE
0,5238
dDlN
1
387,298
1
t-hit
KUD Program Koef.
I
t-hit
KUD Yg.Menurun Koef.
1
t-hit
4,892
3,2903
0,278
0,3221
0,036
0,2186
2,039
12,9300
0,033
-4,2877
-1,997
4,213
0,4457
1,997
2,0394
0,018
0,3211
0,032
0,0342
0,432
0,2187
0,008
5,4782
0,004
0,0364
0,000
0,332
0.2422
0.004
0.0463
5.892
-0.2189
-2.893
12.3478
0.043
4,3920
0,628
0,5543
2,227
0,0449
3,920
-0,0558
-3,997
0,0017
0,723
0,329
0,2119
2,983
4,2893
3,016
0,0267
4.298
-0.1164
-2,394
0.2819
0.193
0,082
7,3902
0.421
-0,5211
-0.611
2,0934
2,017
3,2091
0,420
-5,3892
-2,048
0,7938
0,001
4.2893
4,889
4,0298
3,277
2,9905
0,004
0.3562
0.672
0,014
1
'
dPER
89,2024
2,003
12,0322
1,997
21,3984
0,305
-0,0034
-0,011
0,8754
0,102
0,6627
0,023
dKOM
0,0293
0,001
0,3224
0,003
12.2874
0,072
0.2189
0,000
0,0186
0,000
2,1901
0,429
dTEL
38,2983
0,420
2,78E-6
0.000
5.2930
1,923
1,2890
0,021
3,6672
0,000
1,1178
0,243
lntesep
R*
I
1,9029
-12,8371
1,0834
2,9433
0,4498
-13,4329
0.71 14
0.4239
0.5182
0.5933
0.6342
0.2006
ORUS z'orientami ~saha(lnternal),USUT = Usaha Utama, MOLU= Modal Luar, VOLA = Volume Usaha Agribisnis, VOLL = Volume Usaha Pelayanan, VOLN dDlN = Kabupaten Ihd$stri&Perdag, dPER = Kabupaten =Volume Usaha Non-Program, ASET = Nilai Aset, JUAN = Jumlah Anggota, MOSE = Modal Send~r~, Peltanian, dKOM = Ketenediaan Komputer, dTEL = Ketersediaan Telepon
2
Dilihat dari persentase usaha terbesarnya, KUD-KUD pada kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi umumnya telah memiliki satu bisnis utama (core business) yang diandalkan.
Orientasi usaha,
modal luar, volume usaha agribisnis, aset, jumlah anggota, dan peluang dari wilayah industri dan perdagangan menjadi faktor yang memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan spesialisasi usaha pada kedua I.
kelompok.
Pada kelompok KUD Perusahaan ketersediaan sarana
telepon memberikan manfaat bagi pengembangan usahanya. SedangkBn pada KUD Koalisi, faktor volume usaha non-program dan modal sendiri juga menentukan tingkat spes~alisasi. KUD pada kelompok Program cenderung untuk tidak melakukan
.
spesialisasi. Penambahan volume usaha non-program, nilai aset, dan jumlah anggota justru akan mengurangi porsi nilai volume usaha utama. Hal ini berkaitan dengan konsep KUD sebagai koperasi serba usaha yang harus mengembangkan semua kegiatannya secara bersamaan. Pada KUD Yang Menurun, faktor modal sendiri dan modal luar menjadi faktor yang mengurangi tingkat spesialisasi usaha yang dilakukan.
5.1.3.Penggunaan Modal Luar Tabel 17 menunjukkan pengaruh berbagai faktor terhadap modal luar yang dipergunakan KUD. Pada kelompok KUD Transisi dan KUD Program, volume usaha non-program berpengaruh negatif terhadap pemupukan modal luar.
Hal ini mengindikasikan besarnya pengaruh
kegiatan program yang dikaitkan dengan berbagai fasilitas permodalan KUD. Pada kelompok KUD Program ha1 ini ditegaskan dengan pengaruh
Tabel 17. Hasil Pendugaan Persarnaan Simultan Faktor Yang Mernpengaruhi Modal Luar Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat I
Peubah Endogen : Modal Luar (MOLU)
I
Peubah Penjelas
VOLA VOLL VOLN ASET
0.0428
0,362
0.3122
3,001
0.2317
2,993
0.0182
3,209
0,5328
0,027
0,3339
0,531
JUAN
0,2318
0,666
0,4669
0,509
5,2993
0,001
0,4862
0,625
0,0049
7,037
0,0088
2,309
MOSE
0,1121
2,726
0.3779
0,036
0,2776
2,119
0,0422
3,999
0,3811
0,467
0.2061
0,411
dDlN
1,34E4
0,019
0,4273
0,462
3.46E4
1,997
31,982
3,209
13.8872
0.002
0,2899
0.429
dPER
0,66E4
0,382
3,88E4
0,000
49,3211
0,042
68,2319
0,672
5,29E3
1,902
16,7003
0,539
dKOM
12.3672
0,145
32.9001
0.034
2,3781
0,000
17,3213
0,021
43,920
0,001
34.2672
0,226
dTEL
0.2342
0,000
23.7783
0.271
4,9320
0,108
0,2732
0,044
12,669
0,000
12.9302
0,283
lntese~
n
2.093.1944
61 t-tabel (db : 24, a : 0.2) = 0.854
1
12.983.9100
119.677.9204
85
47
1
28.977.0923
41.920.8720
112.002.3042
32
49
40
ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utama, MOLU = Modal Luar, VOLA = Volume Usaha Agribisnis, VOLL = Volume Usaha Pelayanan, VOLN =Volume Usaha Non-Program. ASET = Nilai Aset, JUAN = Jumlah Anggota, MOSE = Modal Sendin, dDlN = Kabupaten Industri&Perdag, dPER = Kabupaten Pertanian, dKOM = Ketersediaan Kornputer, dTEL = Ketersediaan l'elepon
positif jumlah anggota dan wilayah pertanian. Banyak kegiatan usaha dengan dukungan permodalan yang dikaitkan dengan jumlah anggota dan umumnya berhubungan dengan berbagai kegiatan pertanian. Pada kelompok KUD Transisi, faktor yang lebih diperhatikan untuk mendapat dukungan dana modal dari luar adalah volume usaha KUD (kecuali nonprogram), baik volume usaha a g r ~ b ~ ~maupun nis usaha pelayanan. I)
Pada kelompok KUD Pra-Perusahaan faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai modal luar adalah modal sendiri, yang umumnya diharapkan dapat menjadi penyerta modal luar, disamping volume usaha KUD yang bersangkutan. Pada kelompok KUD Yang Menurun, orientasi usaha dan jumlah anggota berpengaruh positif terhadap penambahan
.
modal luar. Kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi menunjukkan perilaku yang serupa dalam kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi besarnya modal dari luar. Orientasi usaha internal yang semakin besar justru mengurangi jumlah modal luar yang digunakan. Sedangkan nilai volume usaha, terutama usaha agribisnis dan usaha non-program, serta nilai aset dan modal sendiri berpengaruh positif terhadap pemanfaatan modal luar. Kondisi wilayah kabupaten perdagangan dan industri juga turut memberikan peluang bagi kelompok koperasi ini untuk menambah modal luarnya, terutama berkaitan dengan berkembangnya berbagai kelembagaan perbankan pada wilayah tersebut. Kondisi perilaku usaha KUD yang tidak sepenuhnya menggambarkan penerapan jati-diri koperasi sangat dipengaruhi beberapa faktor utama yang menjadi ciri pokok pengembangan perkoperasian
dalam dua puluh lima tahun terakhir. diartikan sebagai badan usaha
Pertama, koperasi telah lebih
semata.
Lebih dari
itu proses
pengembangan yang selarna ini dilakukan, antara lain dengan hanya memberikan kesernpatan kepada KUD sebagai satu-satunya bentuk koperasi di pedesaan, telah sedemikian rnendalam sehingga mernberikan pemahaman bahwa koperasi adalah KUD. Pengertian tentang jati-diri It
koperasi telah sangat tipis, sehingga hampir tidak ada lagi doringan untuk mernbentuk suatu koperasi karena ketertarikan kepada prinsip-prinsip koperasi itu sendiri.
Pernbentukan koperasi akhirnya hanya untuk
memanfaatkan berbagai kemudahan dan fasilitas yang disediakan pernerintah. Pada gilirannya cita-cita untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan idealisme koperasi sebagai badan usaha yang paling tepat menurut cita-cita pembangunan bangsa menjadi kabur karena yang dibangun ternyata bukanlah lembaga yang memiliki jati diri koperasi walaupun bernama koperasi. Faktor kedua adalah besarnya campur tangan pemerintah dalam pengembangan KUD. Hal ini pada awalnya ditujukan untuk mendorong perkembangan koperasi. Narnun pendekatan pencapaian target jumlah KUD dan kriteria kualitas yang sangat berorientasi pada pelaksanaan tugas program serta pembenanan berbagai kegiatan program yang tidak langsung berkaitan dengan usaha anggota menyebabkan tujuan tersebut tidak tercapai. Cara menarik partisipasi melalui pemberian fasilitas pada akhirnya juga mengaburkan prinsip pengembangan koperasi dalam bentuk prakarsa anggotanya. Hal lain yang juga sangat mempengaruhi perilaku usaha KUD adalah kedudukannya sebagai koperasi pedesaan. Hal ini mengurangi
185
homogenitas kegiatan KUD dalam melayani kebutuhan anggotanya. Walaupun pada awalnya dirancang untuk menjadi koperasi pertanian, KUD telah mengernbangkan kegiatan yang sangat beragarn dengan orientasi masyarakat desa sebagai pasar tujuannya. Hal ini secara umurn rnenyebabkan lernahnya keterkaitan fungsional antara KUD dengan anggota, sehingga pada gilirannya pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi X
tidak tercerrnin dalam perilaku KUD.
5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
5.2.1. Produktivitas Anggota
Produktivitas anggota kelompok KUD Pra-Perusahaan dipengaruhi oleh orientasi usaha dan jumlah usaha (Tabel 18).
Semakin besar
kegiatan usaha yang berorientasi internal akan menurunkan produktivitas anggota, sedangkan semakin banyak jumlah usaha produktivitas anggota akan meningkat.
Pada ketompok KUD Transisi orientasi usaha
berpengaruh dengan arah yang berbeda. Peningkatan transaksi usaha dengan anggota akan menyebabkan peningkatan produktivitas anggota. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh pengaruh modal luar. Produktivitas anggota pada kelompok KUD Program dipengaruhi oleh orientasi usaha dan jumlah tempat pelayanan.
Orientasi usaha internal akan
meningkatkan produktivitas anggota, demikian pula dengan jumlah tempat pelayanan koperasi.
Pada kelompok KUD Yang Menurun,
produktivitas anggota dipengaruhi oleh produktivitas aset dan modal luar. Peningkatan kedua faktor tersebut berpengaruh negatif terhadap
Tabel 18. Hasil Pendugaan Penarnaan Sirnultan FaMor Yang Mernpengawhi ProduMivitas Anggota Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat
JUUS
14,2932
1,892
3,4200
0,043
23,2E4
2,302
0,5102
0,063
0,0045
. 0,002
0,4721
0,231
JUKA
88,9302
0.005
1,8774
0.142
2,3901
0,082
23,7E3
2,991
0,2891
0,000
0,2911
0,118
JUMA
4,2903
0,077
2.3901
0,000
3,2031
0.004
0,4921
0,298
0,4831
0,195
0,3166
0,001
dlNT
3,24E3
0,029
44,2112
0,023
98,4E4
1,271
71,4E4
3,298
37.5E3
0.428
31,9280
0,428
lntersep
I
12.988,0921
-13.900.2893
62.839.8299
-1.982.2873
97.882.2893
I
111.273.7789
1-tabel (db :24, a : 0.2) = 0,854 PRAN :ProduMiftas Anggota, PRAS = Produktivitas Aset, PRMO = ProduMivitas Modal. ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utama, MOLU = Modal Luar, JUTP = Jurnlah TPK, JUUO = Jumlah Unit Otonorn. JUUS = Jumlah Jenis Usaha, JUKA = Jumlah Karyawan, JUMA = Jumlah Manajer, dlNT =
I
produktivitas anggota. Keempat kelompok tersebut tidak menunjukkan adanya pola perilaku yang jelas dalam meningkatkan produktivitas anggota atau produktivitas faktor produktif lainnya. Pada
kelompok
Perusahaan,
KUD
dipengaruhi oleh berbagai faktor. modal
produktivitas
anggota
Produktivitas aset dan produktivitas
berhubungan negatif d'engan
produktivitas
anggota.. Jika
produktivitas aset dan modal ditingkatkan makan produktivitas anggota akan menurun.
Hal ini menegaskan kembali perilaku dan orientasi
kelompok ini yang lebih mengarah pada perilaku suatu perusahaan modal (IOF).
Produktivitas aset dan modal tidak diletakan sejalan dengan
kepentingan memberikan manfaat maksimal kepada anggota. Faktor lain yang berpengaruh pada produktivitas anggota adalah orientasi usaha internal, tingkat spesialisasi usaha, modal luar, jumlah usaha, dan integrasi usaha. Namun faktor-faktor tersebut diduga lebih mengarah pada peningkatan volume usaha secara keseluruhan, sesuar dengan kemampuan KUD pada kelompok ini sebagai suatu badan usaha tersebut, dari pada sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas anggota. Kondisi yang berbeda terjadi pada kelompok KUD Koalisi. Produktivitas aset dan modal tidak berpengaruh pada produktivitas anggota. Orientasi usaha internal justru memberikan pengaruh negatif pada produktivitas anggota.
Volume usaha utama yang meningkat,
modal luar, dan integrasi usaha akan meningkatkan produktivitas anggota.
Secara operasional ha1 tersebut kemudian didukung oleh
peningkatan jumlah tempat pelayanan koperasi (TPK) dan jumlah karyawan. Dua faktor yang terakhir ini menunjukkan penegasan perilaku
188
kelompok Koalisi yang berusaha mengkaitkan setiap kegiatan usaha yang dilakukan dengan anggota.
5.2.2. Produktivitas Aset
Tabel 19 rnenunjukkan bahwa pada kelompok KUD PraPerusahaan, produktivitas aset hanya dipengaruhi oleh produktivitas anggota. Pada kelornpok ini aset KUD memang masih terbatas dan pola pengembangannya masih belurn terlihat secara jelas karena kelompok ini umumnya belum rnenjalankan kegiatan sebagai suatu usaha sepenuhnya. Pada kelompok KUD Transisi produktivitas aset dipengaruhi oleh produktivitas anggota, jumlah tempat pelayanan usaha, dan jurnlah usaha. Dua ha1 yang terakhir ini memiliki tingkat korelasi yang relatif tinggi : pengembangan ternpat pelayanan koperasi umumnya berkaitan dengan suatu jenis usaha tertentu.
Kedua ha1 tersebut kernudian
berhubungan dengan aset koperasi terutama karena pada kelomp'ok KUD Transisi aset rnasih lebih banyak berbentuk bangunan dan fasilitas usaha tidak bergerak lainnya. Pada kelompok KUD Program produktivitas aset dipengaruhi oleh orientasi usaha internal dan jumlah ternpat pelayanan koperasi. Hal ini rnemiliki argurnentasi yang serupa dengan kelompok KUD Transisi.
Pada kelompok KUD Yang Menurun, peningkatan
produktivitas anggota dan jumlah tempat pelayanan koperasi justru menurunkan produktivitas aset. Kondisi ini diduga terutama disebabkan oleh kesalahan rnanajemen dan siklis hidup usaha (business life cycle) dari KUD-KUD pada kelompok ini yang memang sudah memasuki tahap penurunan tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Namun dernikian penyebab lain yang perlu pula diperhatikan adalah bahwa pada 189
eqesn !sw6a~ui = LNIP 'laleuem qeiwnr = vwnr ' u w e h e n qelwnr = wnr 'eqesn s!uar qelcunr = snnr 'uouo?o gun qetunr = onnr ' n d l qelwnr = dnr en^ lepow = mow ' e w n elresn = lnsn '(iewatu~)e w s n !se?ua!Jo= s n 8 o 'lepow sew!qnpoJd z owad 'psv se+!A!qnpoJd= s v a d 'ejo66uv seg!lynpoJd = N W ~ ~ ~ 8=' (2'0 0 : XJ 'PZ : 4 ~ 1a~e1-t ) u OP ZE 6P Lt 19 S8 ZPPE'O
1598'0
EL9L'O
C68P'O
8Z6E'O
Z199'0
ZH
Z6PP'Z
68ZL' 1
Z8E6'Zl-
186Z'E-
66ZO' C
6E8Z'O
dauatul
069'0
1 EOZ6'1
POO'O
I P6EO'Z
886'E
1 1016'2
OEE'P
I 19L8'Z
EPP'O
I SEEC'l
S9Z'O
I E86L'Z
92'9'0
OOPE'O
LZO'O
6ZZP'O
500'0
CEEO'Z
660'0
8E6Z40
E90'0
06EZ'O
SLL'O
188E'O
PLPE'O
PCO'O
OEGZ'P
181'0
ZPLE'O
E~Z'O
6~8z'o
~ ~ 9 ' 0 ZLEO'O
LNlP
6 9 ~ ~ 0 LEIP'O
OOZ'O
SSZ'O
6ZE0'0
LLZ'O
116E'Z
E88'Z
8Z66'1
8EZ'C
8100'Z
E6Z'8
168E'Z
OZC'O
18ZP'O
19~'o
LZZO'C
ESP'O
PEEC'Z
PSO'O
LEOZ'O
ZEO'O
COEG'Z
CCZ'O
6~00'1
~PP'O
LL~O'O
L8Z'P-
PPPl'l-
9LZ'E
E8Z6'1
CZ'E
Ol6E'Z
16Z'E
ZE00'0
sE9'Z
lP06'Z
000'0
ZL6Z'O
vimmnr ~nnf onnr dlnr
LLZ'O
86LPCO
LZZ'O
lP00'0
L6E'Z
LZOO'O
ZZZ'E
88P0'0
ZL9'O
ElOO'O
ZlO'O
9QLL'P
n10~
LCP'O
1EOO'O
OL9'0
6~02'0
P98'C
EPOO'O
61L'Z
lLL9'O
E6Z'O
Z61E'O
Z00'0
ZCQO'O
M S ~
~ ~ E P ' OB ~ C ' Z
LCEZ'O
LBZ'P
1~89'0
ZOO'O
EZCE'O
EZO'O
L~CO'O
sntlo
L-3L'Z9
ZlO'O
2262'1
06Z'S
9-3W'P
6Ll'E
9-31L'E
NWd
EEO'O
1 ZLES'O I 611'2
'
ZSL'Z-
1 1100'0-
( 590'0
LCOZ'E
i!q-i
'laon
?!Y-I
'laon
any
IJIU~IU~W~~~,
w e ~ 6 o ~any d
6PP'P
UU-1
I
!s!leon
'4aon
ann
i!u-l
'laon
ueeqesruad any
on ! s ! s u e ~arm l
1!4-1
UU-1
I
'laon selafuad
ueeqssiuad-wd any
ueqnad
beberapa KUD penurunan kinerja disebabkan oleh penetapan target yang berlebihan dan pemberian tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan usaha dan manajemen. Dalam ha1 ini peran pembina rnenjadi faktor yang sangat menentukan. Kajian terhadap produktivitas aset kembali perlu difokuskan pada kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi. Kedua kelompok ini telah u
rnenunjukkan kemampuannya sebagai lernbaga usaha.
Pada KUD
Perusahaan produktivitas aset dipengaruhi oleh orientasi usaha, niiai usaha utama, modal luar, jumlah tempat pelayanan, jumlah usaha, dan integrasi usaha. Faktor-faktor tersebut tampaknya merupakan perangkat strategis dalam rnenjalankan kegiatan usaha KUD. Pada kelompok KUD Koalisi faktor-faktor tersebut secara nyata juga memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas aset. Hanya saja produktivitas anggota rnenjadi faktor lain yang mempengaruhi kinerja aset.
Hal ini
timbul sebagai konsekwensi logis atas orientasi anggota dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan.
5.2.3.Produktivitas Modal Kelompok KUD Pra Perusahaan belum rnemiliki strategi yang jelas sehubungan dengan kinerja modalnya.
Hal ini ditunjukkan oleh tidak
adanya faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas modal pada KUD di kelornpok ini.
Pada kelompok KUD Transisi, produktivitas modal
Tabel 20. Hasil Pendugaan Persamaan Simultan FaMor Yang Mempengamhi Produktivitas Modal Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat Peubah Endogen : ProduMivitas Modal (PRMO) Peubah Penjelas
KUD Pm-Pe~sahaan
Koef,
t-hit
KUD PeNSahaan
KUD Transisi Koef.
Koef.
t-hit
t-hit
KUD Koalisi Koef.
1
KUD Program
t-hit
Koef.
t-hit
KUD Yg.MenuNn Koef.
t-hit
PRAN
0,0076
0,032
0,2703
0,211
2,9301
0,012
3,64E-5
'2,004
1,9923
0,133
-0,0418
-2,118
ORUS
3.28E-5
0,000
0,0043
0,423
-0,0781
-2,105
-1,7811
-1,899
0,0384
3,289
2,1763
0,412
USUT
0,0771
0.267
0,0712
0.312
3,2901
0.699
0,2839
3,110
0,3312
0,620
3,2930
0,203
MOLU
0.0384
0,472
3,87E-6
2,071
0,0522
3.984
0,0781
2,442
0,3792
0,066
-0,0293
-2,173
JUTP
2,8391
0,441
3,2033
0.522
3,2091
8,923
0,0663
0,182
2,8891
2.781
4,3592
JUUO
8,1902
0,582
2,0131
0,348
0,2781
11,922
2,9010
2,893
0,9211
0,129
0,5230
JUUS
12,8391
0.688
9.2301
0,092
0,0772
3.238
2,0139
0,100
4,2913
0,002
3,2499
JUKA
0,3810
0,023
0,2932
0,023
0.3129
0,521
1,0009
0,018
1,0024
1,767
-1.4732
JUMA
0.2843
0.001
0.2763
0.211
0.0047
0.666
3.2091
0.032
3.2001
0.021
0.7667
dlNT
1,9203
0,000
3,2988
0,423
0,3821
0,103
0,3129
1,997
0,0892
0,000
0,3899
lnteneo
-213728
0.0241
1
2.322
1
0.001 I
0.0288
1
0,025 7.291 1
61 85 47 n 49 40 32 t-tabel (db : 24, a : 0,2) = 0.854 PRAN = Produktifitas Anggota, PRAS = ProduktivitasAset, PRMO = Produktivitas Modal, ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utarna, MOLU = Modal Luar, JUTP = Jumtah TPK. JUUO = Jurnlah Unit Otonorn. JUUS = Jurnlah Jenis Usaha, JUKA = Jurnlah Karyawan, JUMA = Jurnlah Manajer, dlNT = lntegmsi Usaha
ditentukan oleh besarnya modal luar yang digunakan. Hal ini terutama karena KUD-KUD pada kelompok ini memang masih menghadapi keterbatasan modal, dan modal yang tersedia belum cukup jumlahnya untuk menjadi suatu sarana
yang produktif.
Pada kelompok KUD
Program produktivitas modal ditentukan oleh orientasi usaha internal, jumlah TPK, dan jumlah karyawan. Hal ini agak sulit untuk dijelaskan dalam konteks manajemen usaha.
$ !
Namun jika dikaitkan dengan
ketergantungan kelompok ini pada program pemerintah maka tinglcat pemanfaatan modalnyapun akan sangat ditentukan oleh pengaturan pemanfaatan bantuan modal pemerintah. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan menyebar modal yang diberikan pada berbagai kegiatan yang telah ditentukan, dan untuk itu dibutuhkan sarana (TPK) dan sumberdaya manusia untuk menjalankannya (karyawan). Kelompok KUD yang Menurun menunjukkan kinerja yang negatif terhadap produktivitas modal. Peningkatan produktivitas anggota, modal luar, dan jumlah karyawan justru akan mengurangi produktivitas aset.
'
1-la1 ini
terlihat konsisten dengan kondisi pada faktor kinerja lainnya. Produktivitas modal pada kelompok KUD Perusahaan ditentukan oleh orientas1 usaha eksternal, karena koefisien peubah orientasi internal bertanda negatif.
Dengan demikian semakin besar kegiatan usaha
eksternal KUD maka akan semakin besar pula produktivitas modalnya. Disamping itu, produktivitas modal juga ditentukan oleh besarnya modal luar yang digunakan, jumlah tempat pelayanan usaha, jumlah unit otonom, dan jumlah usaha. Khusus mengenai modal luar, produktivitas bagian modal ini menjadi perhatian yang utama pada KUD-KUD kelompok perusahaan (KUD Perusahaan dan KUD Koalisi), mengingat
.
sebagian dari modal tersebut adalah modal pinjaman yang memberi konsekwensi pengembalian berikut bunganya. Hal ini mendorong para pengambil keputusan di KUD untuk selalu berusaha agar dana yang telah diperoleh dapat rnenjadi dana yang produktif. Kondisi dikelompok KUD Koalisi serupa dengan kelompok KUD Perusahaan, hanya saja keterkaitan antara modal dengan anggota t
menjadi faktor pembedanya. Hal lain adalah bahwa usaha utama yang sernakin terspesialisasi ternyata akan meningkatkan produktivitas modal pada kelompok ini. Hal lain yang penting diperhatikan adalah pengaruh positif dari integrasi usaha KUD pada kinerja modalnya.
5.2.4. Produktivitas Usaha Produktivitas usaha didekati oleh perbandingan Sisa Hasil Usaha (SHU) dengan volume usaha. Besarnya nilai produktivitas usaha tersebut akan menunjukkan besarnya manfaat yang disisihkan oleh koperasi bagi anggotanya. Jika harga dan pelayanan koperasi (KUD) dapat disetarakan dengan pelaku usaha lain (non-koperasi) maka nilai produktivitas usaha inilah yang akan memberikan gambaran besarnya manfaat yang diterima anggota dari kegiatan lembaga yang turut dikembangkannya. Tabel 11 pada bab sebelumnya telah menunjukkan bahwa nilai produktivitas usaha (SHU total per volume usaha) rata-rata hanya mencapai 2,24 persen. Nilai tersebut dapat dikatakan sangat kecil dan menunjukkan tingkat produktivitas usaha yang rendah dalam perspektif anggota. Pada kelompok KUD Pra-Perusahaan, orientasi usaha internal berpengaruh positif terhadap produktivitas usaha (Tabel 21). Pada tahap 194
ini
KUD
masih berusaha
untuk
rnendapatkan pengakuan atas
keberadaannya sehingga berusaha mernaksirnumkan kegiatan yang langsung berkaitan dengan anggota. Disamping itu KUD dikelompok Pra Perusahaan rnemang masih memiliki kemarnpuan yang terbatas dalarn mengembangkan kegiatan produktif lainnya, dalam arti yang mampu memberi insentif langsung kepada anggota.
Pada kelornpok KUD 4 !
Program peningkatan porsi usaha utama, jumlah ternpat pelayanarl usaha dan jumlah karyawan justru mengurangi besarnya bagian nilai usaha yang dibagikan kembali dalam bentuk SHU. Orientasi usaha internal dan pengernbangan usaha utarna berpengaruh negatif terhadap produktivitas usaha di kelompok KUD yang Menurun.
Sedangkan pada kelompok
Koperasi Transisi selain orientasi usaha internal, modal luar juga berpengaruh negatif; sedangkan jumlah usaha berpengaruh positif terhadap produktivitas usaha. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kernungkinan.
Pertama, pengembangan kegiatan umumnya masih
rnerupakan biaya sehingga rnengurangi besarnya keuntungan dan SHU: Kedua, pengernbangan kegiatan yang mendukung pelayanan usaha tersebut dianggap sudah merupakan bentuk pernberian manfaat kepada anggota sehinga secara tidak langsung mengurangi SHU. Dan ketiga, nilai SHU rnemang dibuat relatif konstan sehingga peningkatan volume usaha justru akan menurunkan porsi SHU terhadap total nilai usaha. Hal yang terakhir ini merniliki peluang yang cukup besar dan dimungkinkan karena sistem target SHU yang umumnya dinyatakan secara nominal dan bukan persentase terhadap nilai usaha. Pada kelornpok KUD Perusahaan, produktivitas anggota dan jumlah usaha berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas
Tabel 21. Hasil Pendugaan Persamaan Simuitan Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat Peubah Endogen :Produktivitas Usaha (F'RUS) Peubah Penjelas
KUD Pra-Perusahaan
Koef.
KUD Pemsahaan
KUD Transisi Koef.
t-hit
t-hit
Koef.
t-hit
KUD Koalisi Koef.
KUD Program
t-hit
Koef.
KUD Yg.Menurun
t-hit
Koef.
t-hit
PRAN
4.79E-6
0.038
0,0062
0.277
6,81E-5
2,183
0.0772
. 0,513
2,49E-5
0,428
0,0011
0,424
ORUS
3,29E-6
3,411
-0,1007
-2,329
0,0277
0,220
1,59E-4
1,982
0,0222
0,032
-4,59E-4
-1,872
USUT
0,0296
0,112
0,0058
0,023
0,1892
0,671
4,09E-5
3,809
-0.0711
-3.298
-0.0274
-2,004
MOLU
0.071 1
0.026
-2.71E-5
-3.261
-6.32E-4
-1.829
3.37E-6
2.118
0.1002
0.248
0,3671
0.281
JUTP
1,2930
0,441
1,5440
0,667
1.0029
0,382
1,0023
0,477
-0,882
-2.111
0.2731
0,338
JUUO
0.3892
0.276
2.9301
0,392
2.0211
0,042
0,0667
0,503
0,0067
0.094
1,8293
0,573
JUUS
1,8392
0,102
3,7262
2,110
1,8870
2,877
0,8811
0,200
1,8111
0,276
0,2891
0,021
JUKA
0.3929
0.001
3.2901
0.402
0.3526
0.089
0.0762
0,027
-0.5286
-2.453
0.4629
0,000
JUMA
0,0028
0,000
1,2892
0,034
0,5516
0,107
2.0394
0,002
0,2981
0,328
0,4371
0,031
dlNT
2,3891
0,329
0,8273
0,028
0,6112
0,002
0,3621
1,429
0.7788
0,555
1,0062
0,002
1
lntersep
0,0231
8,28E-6
-0,0819
9,28E-4
2,3101
-2.78E-5
R~
0.3388
0.7261
0.7162
0.4921
0,3581
0,3477
61
85
47
32
49
40
n
1-tabel (db : 24, a :0.2) = 0,854 PRAN = Produktifitas Anggota, PRAS = ProduktivitasAset, PRMO = Produktivitas Modal, ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utama, MOLU = Modal Luar, JUTP = Jumlah TPK. JUUO = Jumlah Unit Otonom. JUUS = Jumlah Jen~sUsaha. JUKA = Jumlah Karyawan, JUMA = Jumlah Manajer, dlNT = lntegrasi Usaha
anggota, tetapi peningkatan modal luar memberikan pengaruh negatif. Hal ini diduga disebabkan oleh periiaku pengambil keputusan yang membebankan biaya-biaya kepada anggota, termasuk biaya modal. Pada beberapa kasus KUD di kelompok ini telah terjadi proses pengembangan modal luar yang cenderung manipulatif.
Beberapa
fasilitas perkreditan mensyaratkan,anggota KUD sebagai kreditur (bukan X
lembaga). Pengurus KUD kemudian menggunakan nama anggotanya untuk
mendapatkan kredit tersebut
dan
kepada anggota yang
bersangkutan diberikan uang jasa karena namanya telah digunakan KUD. Biaya. modal menjadi lebih tinggi dari tingkat bunga dan ha1 ini kemudian ditransmisikan kepada anggota dengan mengurangi nilai SHU yang dibagikan. Pada kelompok KUD Koalisi, nilai transaksi internal, volume usaha utama, dan modal luar, serta integrasi usaha merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas u s a h . Tiga faktor terakhir berhubungan dengan peningkatan volume usaha yang kemudian berpengaruh pada peningkatan SHU. Hal ini konsisten dengan berbagai analisa sebelumnya.
Secara khusus perlu diperhatikan dari
Tabel 21 tersebut terlihat bahwa integrasi merupakan faktor penentu dari kegiatan usaha kelompok Perusahaan Koperasi. Sedangkan faktor nilai transaksi internal berhubungan dengan tingkat partisipasi anggota yang kemudian berimplikasi pada besarnya nilai SHU yang diterima.
KUD-
KUD pada kelompok ini secara konsisten berusaha menjadikan tingkat partisipasi sebagai kriteria pembagian SHU.
5.2.5. Sisa Hasil Usaha per Anggota Jika produktivitas usaha (nilai SHU total dibagi volume usaha) rnerupakan gambaran atas besarnya bagian nilai finansial dari kegiatan usaha koperasi yang diterima oleh anggota secara keseluruhan, maka besarnya nilai SHU per anggota (nilai SHU total dibagi jumlah anggota) menunjukkan nilai finansial yang.diterirna oleh setiap anggota. Hal ini I
menjadi faktor yang penting karena SHU merupakan salah satu' insentif yang diterima anggota. Tabel 11 rnenunjukkan bahwa rata-rata nilai SHU yang diterima anggota KUD per tahun hanya Rp.3.356 dengan SHU per angg.ota terbesar diberikan oleh kelompok Perusahaan Koperasi (Rp. 8.599 per orang per tahun) dan yang terkecil diberikan oleh kelornpok
Koperasi Yang Menurun (Rp. 1.590 per orang per tahun).
Tabel 22
menunjukkan bahwa pada kelompok Pra-Perusahaan, nilai SHU per anggota ditentukan oleh produktivtas anggota dan orientasi usaha. Argurnentasi atas perilaku ini serupa dengan produktivitas usaha diatas. Koperasi Transisi meningkatkan SHU per anggota melalui peningkatan orientasi usaha.
Narnun peningkatan modal luar berpengaruh negatif
terhadap besarnya SHU per anggota.
Kelornpok KUD Perusahaan
umumnya menerapkan nilai nominal yang relatif tetap terhadap SHU per anggota, bahkan nilai SHU total lebih ditentukan oleh peningkatan jumlah anggota. yang menerima SHU tersebut. Orientasi usaha internal justru berpengaruh negatif terhadap SHU per anggota. Produktivitas anggota dan orientasi usaha berpengaruh positif terhadap SHU per anggota KUD di kelompok KUD Program.
Pada
kelompok KUD Yang Menurun kedua faktor tersebut justru berpengaruh negatif, ditambah lagi dengan pengaruh negatif dari faktor modal luar. 198
Tabel 22. Hasil Pendugaan Penamaan Simultan Faktor Yang ~empengaruhiSisa Hasil Usaha per Anggota Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat Peubah Endogen : Sisa hasil Usaha per Anggota (SHUA) peubah Penjelas
KUD Pra-Pe~sahaan
PRAN
2,89E-4
1.483
0,0017
0,012
6,llE-5
0,032
5.93E-4
ORUS
4,91E-4
2,009
3,94E-4
2,004
-8,75E-5
-3,291
USUT
0,0812
0,201
0,2781
0,203
0,2671
MOLU
0,0067
0.438
-41.8E-5
-2,909
0,9201
lntersep
R~
Koef.
t-hit
KUD Transisi Koef.
t-hit
KUD Perusahaan Koef.
t-hit
KUD Koalisi Koef.
t-hit
KUD Proaram Koef.
t-hit
KUD Ya.Menurun Koef.
t-hit
2,888
1,62E-4
1,782 -5,22E-4
-1,283
2,0019
0,328
3,98E-5
2,398
-2.67E-5
-1,999
0,290
3,88E-5
4,287
0,8813
0,127
9,21E-4
0,263
0,000
4.19E-4
4,890
0,2875
0.281
-3,88E-4
-2,187
'
1,202,8231
872,8394
662.8912
-3.398,2839
-19,2382
-3,923,1223
0,4219
0,6142
0,7821
0,6281
0,5244
0,4928
85 61 n 47 49 40 32 t-tabel (db : 24, a : 0,2) = 0,854 PRAN = Produktifitas Anggota, PRAS = ProduktivitasAset, PRMO = Produktivitas Modal, ORUS = Orientasi Usaha (Internal), USUT = Usaha Utama, MOLU = Modal Luar, JUTP = Jurnlah TPK, JUUO = Jumlah Unit Otonom, JUUS = Jumlah Jenis Usaha, JUKA = Jurnlah Karyawan, JUMA = Jumlah Manajer, dlNT = lntegrasi Usaha
Sedangkan pada kelompok KUD Koalisi SHU per anggota akan meningkat dengan peningkatan produktivitas anggota, peningkatan proporsi nilai usaha utama, jumlah modal luar yang digunakan, dan dengan semakin terintegrasinya kegiatan usaha KUD. Hal ini kembali menegaskan
usaha
KUD-KUD
pada
kelompok
Koalisi
untuk
mempertahankan orientasi usaha bagi peningkatan kesejahteraan It
anggota.
5.3. Rangkurnan Pernbahasan
Analisa yang telah dilakukan menunjukkan beberapa kesimpulan pokok tentang perilaku KUD. Pertama, KUD menunjukkan perilaku yang berbeda antar kelompok, baik dalam orientasi usaha, pengembangan kegiatan usaha utama, dan pengembangan modal luar.
Hal ini
.
mengindikasikan perlunya penanganan dan strategi yang berbeda menurut kelompok yang ada.
Kedua, orientasi usaha KUD umumnya
adalah orientasi internal, yaitu yang menjadikan anggota sebagai pasar utama kegiatan usahanya, kecuali pada kelompok KUD Koalisi yang telah memiliki nilai transaksi dengan non-anggota yang lebih besar. Faktor yang berpengaruh positif terhadap penguatan orientasi internal adalah peningkatan jumlah anggota d m peningkatan volume usaha pelayanan baik pelayanan konsumsi maupun pr oduksi. Ketiga, KUD pada kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi telah mulai mengembangkan kegiatan usaha terspesialisasi, sedangkan kelompok koperasi lain masih berorientasi diversifikasi usaha.
Faktor
yang mempengaruhi nilai usaha utama KUD tersebut beragam antar 200
kelompok. Keempat, KUD pada kelompok KUD Perusahaan dan KUD Koalisi mengem-bangkan permodalan dari luar yang telah dikaitkan dengan berbagai perangkat bisnis, sedangkan kelompok koperasi lain masih mengaitkan modal luar dengan program pemerintah, khususnya dibidang pertanian, dan jumlah anggota. Orientasi usaha internal akan berpengaruh negatif dalam pemanfaatan modal luar yang kompetitf. I#
Sebagai catatan, orientast usaha internal yang dimaksud dalam pembahasan ini tidak selalu berarti orientasi pada pelayanan anggofa; tetapi lebih kepada sasaran pemasaran kegiatan diarahkan dan landasan fundamental hubungan antara koperasi dengan anggotanya. Kelima, terdapat keragaman tingkat produktivitas tiap kelompok
.
koperasi dan faktor yang mempengaruhinya. Setiap kelompok memiliki orientasi yang berbeda terhadap produktivitas dan ha1 ini sekaligus menjadi penciri perbedaan masing-masing kelompok.
Oleh sebab itu
usaha untuk meningkatkan produktivitas pada masing-masing kelompok perlu dilakukan dengan strategi yang berbeda. Keenam, orientasi usaha eksternal
menjadi faktor
yang
perlu
diperhatikan dalam
usaha
peningkatan produktivitas, walaupun pengaruhnya berbeda (positif atau negatif) terhadap jenis produktivitas yang berbeda dan pada kelompok yang berbeda. lntegrasi usaha juga rnerupakan strategi penting yang perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan produktivitas terutama pada kelompok perusahaan koperasi dan koperasi semu.
Pada beberapa
kondisi pengembangan usaha utama juga menunjukkan pengaruh yang positif terutama terhadap nilai volume usaha KUD. Ketujuh, jika produktivitas dapat menjadi ukuran kinerja KUD rnaka menjadi kelompok Koperasi Koalisi dapat menjadi sasaran pengembangan kelompok
201
koperasi
lainnya,
mengingat
kelompok tersebut
rnemiliki
kinerja
produktivitas tertinggi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang konsisten satu dengan lainnya. Kelornpok Koperasi Koalisi mencerrninkan kondisi koperasi sebagai badan usaha dengan tetap rnempertahankan prinsipprinsip koperasi khususnya yang berkaitan dengan memberikan rnanfaat maksimal kepada anggota. X
Seperti telah dibahas, perilaku KUD pada dasarnya rnencerrninkan tidak berkembangnya jati-diri koperasi pada jenis koperasi pedesaan tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan lernahnya pembelajaran prinsipprinsip koperasi pada masyarakat, kesalahan pernaharnan yang timbul karena ketidak-sesuaian praktek pengembangan yang dilakukan, dan
.
carnpur tangann pemerintah yang besar, terutama dengan pemberian insentif fasilitas untuk rnendapatkan partisipasi anggota.