V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang telah berdiri sejak 6 April 1973. Sejak tahun 1975 perusahaan ini berlokasi di Moch. Toha Km. 6,8 Cisirung, Desa Pasawahan, Bandung yang merupakan pusat tekstil Indonesia. Perusahaan ini memilki pembangkit listrik tenaga uap yang berbasis batu bara dengan kapasitas daya sebesar 30 Mw. Sedangkan kapasitas daya listrik yang dimiliki perusahaan melebihi dari kebutuhan listrik perusahaan, sehingga pada bulan Desember 2009 PT Panasia menjual listrik pada PLN yang disambungkan dengan jaringan Jawa-Bali sebanyak 3 Mw. Selain itu, untuk memanfaatkan kelebihan uap yang dihasilkan mesin pembangkit tersebut maka PT Panasia Indosyntec Tbk mengembangkan usaha dibidang penyulingan minyak atsiri. PT Panafil Essential Oil dilengkapi dengan alat suling dengan kapasitas total alat sebesar 800 kg nilam kering yang terbuat dari stainless steel. Teknologi penyulingan yang digunakan pabrik ini adalah sistem penyulingan tidak langsung. Perusahaan melakukan satu kali kegiatan penyulingan minyak nilam per hari, dengan waktu penyulingan selama lima sampai enam jam. Rendemen minyak nilam yang dihasilkan perusahaan rata-rata sebesar 2,5 persen sehingga perusahaan dapat menghasilkan minyak nilam sebanyak 20 kg per hari. Banyaknya hari kerja PT Panafil Essential Oil dalam sebulan adalah sebanyak 24 hari. Minyak atsiri yang telah diproduksi PT Panafil Essential Oil salah satunya adalah minyak nilam, namun karena bahan baku minyak nilam yang terbatas dan sulit didapatkan sehingga produksi minyak nilam perusahaan menjadi terhambat. Berdasarkan hal tersebut untuk dapat memproduksi minyak nilam secara optimal, maka perusahaan berencana untuk melakukan usaha budidaya nilam dengan menerapkan system pola tanam agar kebutuhan bahan baku nilam perusahaan dapat terpenuhi secara kontinyu. Usaha budidaya nilam akan dilakukan di Desa Ciburuy Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Lokasi tersebut dipilih
37
karena perusahaan memiliki yang belum dimanfaatkan seluas 120 ha dan luas lahan yang rencananya akan digunakan untuk budidaya nilam adalah seluas 18 ha. Pemasaran minyak nilam dilakukan perusahaan dengan menjual minyak secara langsung kepada agen-agen pengumpul (distributor) dan eksportir minyak nilam. Umumnya agen-agen pengumpul (distributor) dan eksportir yang akan membeli minyak nilam kepada perusahaan ini mendatangi langsung pabrik nilam tersebut. Setelah agen-agen pengumpul atau eksportir tersebut menyetujui kualitas minyak nilam tersebut maka kemudian dilakukan transaksi pembelian atau bahkan melakukan kontrak kerjasama untuk jangka waktu tertentu. Kuota minimal agen pengumpul membelian minyak nilam dari perusahaan adalah sebanyak 400 kg. 5.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki PT Panafil Essential Oil sederhana, mengingat jenis usaha penyulingan minyak nilam ini hanya membutuhkan tenaga kerja yang relatif sedikit. Pembagian kerja yang dilakukan perusahaan ini terdiri atas empat bagian yaitu bagian keuangan, bagian produksi, bagian pemasaran, dan bagian pengadaan bahan baku. Pembagian kerja tersebut telah miliki tugas masing-masing antara lain: 1.
Bagian Keuangan, bertugas menangani berbagai aktivitas keuangan dan administrasi perusahaan. Bagian ini bertanggung jawab dalam pembuatan laporan laba rugi dan pencatatan arus kas.
2.
Bagian
Produksi,
bertugas
membuat
rencana
kegiatan
produksi
(penyulingan), mengontrol kegiatan penyulingan dan hasil produksi minyak, bertanggung jawab atas laporan hasil produksi. 3.
Bagian
Pemasaran,
bertugas
memperluas
jaringan
pemasaran
serta
bertanggung jawab atas kegiatan penjualan minyak yang dihasilkan perusahaan. 4.
Bagian Pengadaan Bahan Baku, bertanggung jawab atas ketersediaan dan kualitas bahan baku utama yang dibutuhkan untuk kegiatan penyulingan. Pada bagian ini terdapat bagian gudang yang bertanggung jawab atas penyimpanan bahan baku, dan selanjutnya akan dilengkapi dengan bagian
38
budidaya nilam yang bertanggung jawab atas rangkaian kegiatan budidaya dari mulai pembibitan, penyemaian, perawatan sampai panen. 5.3 Kegiatan Produksi Minyak Nilam Perusahaan 5.3.1 Proses Penyulingan Nilam Penyulingan
merupakan
proses
pemisahan
komponen-komponen
campuran dari dua atau lebih cairan, berdasarkan perbedaan tekanan uap masingmasing komponen tersebut. Sistem penyulingan minyak nilam yang digunakan PT Panafil Essential Oil adalah sistem penyulingan uap tidak langsung. Prinsip dasar sistem penyulingan ini yaitu penggunaan uap bertekanan tinggi. Menurut Mangun (2005) metode penyulingan uap tidak langsung merupakan metode yang paling baik, karena dapat menghasilkan minyak berkualitas dan rendemen yang tinggi. Selain itu proses penyulingannya berjalan relatif lebih cepat. Adapun tahapan proses penyulingan minyak nilam ini antara lain: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan baku daun nilam. Daun nilam basah yang terdiri dari daun, ranting, dahan dan batang yang berasal dari lahan budidaya terlebih dahulu dilakukan pemotongan atau dirajang sepanjang 10-15 cm. Pemotongan daun nilam bertujuan agar kadar minyak nilam yang dihasilkan lebih tinggi. Daun nilam yang telah dirajang kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari hingga daun menjadi layu. Daun yang telah layu selanjutnya diangin-anginkan, dengan cara dihamparkan diatas rak-rak bambu yang berada digudang dan dibolak-balikkan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Lama pengeringan biasanya membutuhkan waktu selama 2-3 hari. Proses pengeringan yang dilakukan menghasilkan daun nilam kering dengan perbandingan daun kering dan basah satu banding empat. 2. Tahap Destilasi Pada tahap ini, daun nilam kering dimasukkan kedalam ketel penyulingan, pengisian ketel dilakukan sesuai kapasitas ketel suling dan secara merata pada seluruh bagian, agar uap air dalam ketel dapat menyebar secara merata. Selanjutnya dilakukan penembakan tekanan uap dalam ketel tersebut yang
39
bertujuan untuk memisahkan minyak nilam dari daun melalui bawah ketel dengan tekanan uap 2 atm, sehingga minyak akan keluar melalui pipa bersama uap air. 3. Tahap Pendinginan Proses ini bertujuan untuk pengembunan campuran uap air dan minyak, serta mendinginkannya sampai suhu dibawah 300C sehingga minyak dan air menjadi bentuk cair dan dapat dipisahkan. Pada proses ini campuran minyak dan uap air dilewatkan pada pipa steinless yang berbentuk spiral dalam mesin pendingin ngin yang berisi air dingin yang disirkulasikan. Kemudian minyak dan uap air akan menjadi dingin dan mengembun disepanjang pipa pendingin dan ditampung dalam sebuah tangki pemisah. 4. Tahap Pemisahan Tahapan ini bertujuan untuk memisahkan minyak dan air. Minyak dan air dipisahkan dalam alat bernama separator (Florentine ( flask). ). Minyak nilam memiliki berat jenis lebih rendah daripada air sehingga minyak akan akan berada diatas permukaan air. 5. Tahap Pengemasan Minyak nilam yang telah dipisahkan, kemudian akan dikemas dalam botol kaca gelap dan drum--drum drum penyimpanan minyak nilam untuk dipasarkan.
Gambar 3. Sistem penyulingan uap tidak langsung
40
5.3.2 Kebutuhan Bahan Baku Nilam PT Panafil Essential Oil memiliki target produksi minyak nilam sebanyak 480 kilogram per bulan, dengan kapasitas bahan baku daun nilam kering yang dibutuhkan sebanyak 800 kilogram per hari atau setara dengan 3,2 ton daun nilam basah per hari, dengan kadar kekeringan sebesar 25 persen. Perusahaan untuk dapat menghasilkan minyak nilam yang berkualitas baik dan dapat memenuhi target produksi maka dibutuhkan bahan baku yang baik. Bahan baku yang baik tergantung pada pemilihan bibit unggul, pemeliharaan, pengelolaan, pola tanam, serta tingkat kesuburan tanah yang dimiliki. Bibit tanaman nilam yang digunakan dalam budidaya nilam ini adalah jenis Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth). Nilam jenis ini memiliki rendemen minyak nilam yang tinggi yaitu 2,5 sampai lima persen dibandingkan jenis nilam lainnya. Kelancaran persediaan dan mutu bahan baku nilam merupakan hal yang cukup penting untuk menjaga kontinuitas produksi serta kualitas produk yang dihasilkan. Karena itu perusahaan berencana memanfaatkan lahan yang dimilikinya yang belum dimanfaatkan untuk budidaya tanaman nilam guna memenuhi kebutuhan bahan baku minyak nilam dengan menerapkan sistem pola tanam. 5.4 Perencanaan Budidaya Luasan budidaya tanaman nilam yang akan dilakukan PT Panasia disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku daun nilam untuk kegiatan produksi. Kebutuhan bahan baku nilam dalam sehari adalah sebanyak 800 kilogram daun nilam kering atau setara dengan 3,2 ton daun nilam basah, sehingga kebutuhan daun nilam basah dalam satu bulan dengan jumlah hari kerja sebanyak 24 hari adalah sebesar 76,8 ton. Produksi daun nilam dalam satu kali panen diasumsikan sebanyak 13 ton daun nilam basah per ha. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku nilam per bulan dibutuhkan lahan seluas 5,908 ha atau 6 ha. Nilam dapat dipanen pertama kali setelah tanaman berusia enam bulan setelah waktu penanaman, sedangkan untuk panen berikutnya dibutuhkan selang waktu selama tiga bulan dari panen pertama.
41
Pengembangan unit usaha budidaya nilam yang akan dilakukan PT Panafil Essential Oil bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku produksi minyak nilam setiap bulan secara kotinyu, maka perusahaan akan menerapkan sistem pola tanam dengan melakukan tiga tahap penanaman sehingga waktu panen dilakukan setiap bulan. Hal tersebut mengakibatkan luasan lahan yang dibutuhkan menjadi tiga kali lipat yaitu seluas 18 ha. 5.4.1 Proses Budidaya Nilam Proses budidaya tanaman nilam memiliki beberapa tahap, tahapan tersebut terdiri dari: 1. Persiapan Lahan Tahap persiapan lahan untuk usaha budidaya nilam antara lain land clearing, pengolahan lahan, pembuatan bedengan dan lubang tanam, serta pemupukan lahan. Land clearing merupakan kegiatan membersihkan lahan dari rumput dan tanaman yang sebelumnya telah ada dilahan tersebut. Namun karena lahan yang akan digunakan untuk budidaya nilam di Desa Ciburuy ini sudah tidak terdapat tanaman dan pepohonan, maka tahapan land clearing tidak perlu dilakukan. Dan langsung pada tahap pengolahan lahan. Pengolahan lahan merupakan tahapan penting yang perlu dilakukan, karena dapat menentukan keberhasilan budidaya. Dalam tahapan ini, tanah terlebih dahulu melalui proses penggemuran dengan cara dicangkul. Kedalaman galian ini sekitar 30 cm, yang kemudian dilakukan pembalikan tanah yang berada dipermukaan. Setelah itu, didiamkan selama tiga hari agar terjadi proses penguapan dari tanah yang diolah. Tanah yang telah gembur lalu dibuat bedengan, setiap bedengan diberi jarak selebar 30 cm sebagai penampung air, sekaligus sebagai sarana jalan untuk mengontrol tanaman dengan kedalaman sekitar 15-25 cm. Bedengan tersebut dilubangi dengan jarak tanam 100 x 100 cm untuk ditanami nilam, sedangkan untuk tanaman jagung sebagai tanaman naungan jarak tanamnya adalah 100 x 100 cm. Setelah itu lahan tersebut diberi pupuk kandang. Tahapan ini membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Kemudian lahan didiamkan selama satu minggu sebelum dilakukan proses penanaman.
42
2. Penanaman Lahan yang telah didiamkan selama satu minggu, dapat ditanami bibit jagung. Setelah tanaman jagung berusia satu bulan, kemudian bibit nilam ditanam pada lahan tersebut. Proses penanaman bibit nilam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal tersebut agar tanaman tidak layu dan proses adaptasi tanaman terhadap lingkungan lahan budidaya tidak mengalami hambatan (Mangun 2005). Budidaya nilam yang akan dijalankan ini menerapkan sistem pola tanam sehingga penanaman akan dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak tiga tahap penanaman. Setiap tahapan penanaman dilakukan penanaman jagung yang berfungsi sebagai tanaman pelindung, dan setelah tanaman jagung berusia satu bulan lalu dilakukan penanaman nilam. Interval waktu penanaman dari masingmasing tahapan adalah satu bulan dengan luasan lahan pada masing-masing tahapan penanaman adalah enam hektar. 3. Pemeliharaan Tanaman Hasil produksi yang optimal sangat tergantung pada tata cara serta mekanisme pemeliharaan dan perawatan tanaman. Pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur tanaman hingga diatas 3 tahun, serta dapat meningkatkan kandungan minyak atsiri dan rendemen yang dimiliki tanaman (Mangun 2006). Pemeliharaan tanaman nilam terdiri atas pemupukan, penyulaman, penyiangan, pemangkasan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. a. Pemupukan Pemupukan pada tanaman nilam harus dilakukan secara tepat baik jenis, jumlah, waktu, dan cara. Jenis pupuk yang sesuai dengan tanaman nilam yaitu pupuk kandang dari domba dan ayam, dan pupuk penyubur tanaman (CPT) dengan jumlah pemberian pupuk disesuaikan dengan luasan lahan budidaya. Pupuk
kandang
dapat
digunakan
untuk
merangsang
terjadinya
proses
pertumbuhan daun agar lebih cepat dalam jumlah banyak. Jenis pupuk penyubur (perangsang) yang digunakan terdiri dari growmore N, P dan K. Waktu pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan pada saat awal proses penanaman dan saat pertumbuhan memasuki umur tiga bulan. Selain itu pada saat usia tanaman memasuki umur dua bulan diberi pupuk perangsang daun (growmore N). Pada umur tiga bulan diberi pupuk perangsang growmore P dan K,
43
untuk merangsang pembentukan minyak dan penyuburan tanah. Pemupukan pasca panen diberikan satu minggu setelah panen. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman lebih optimal. b. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan. Tingkat mortalitas dari tanaman nilam ini diperkirakan sebesar 10 persen, sehingga persediaan bibit untuk kegiatan penyulaman tanaman sebanyak 1.000 bibit per hektar. Penyulaman nilam dilakukan setiap minggu agar pertumbuhan tanaman seragam dan jadwal panen dilakukan sesuai target waktu pada awal penanam. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar dua bulan, yang terdiri dari dua cara, yaitu cara mekanis dan cara kimiawi. Penyiangan dengan cara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian umum berupa cangkul atau sabit. Sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dosis berdasarkan pertimbangan jarak tanam dan waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari. d. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, yaitu setelah terbentuk perdu yang saling menutupi satu sama lain diantara pohon atau tanaman. Pemangkasan dilakukan pada cabang tingkat tiga ke atas. Pemangkasan dan penjarangan dilakukan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, pemangkasan memberi ruang gerak lebih luas terhadap tanaman. Salah satu tujuan yang diinginkan dari pemangkasan atau penjarangan agar proses fotosintesis berjalan dengan baik sehingga kadar minyak nilam yang terkandung dalam daun, ranting, serta dahan dan batang menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan sinar matahari dapat leluasa masuk menyinari bagian-bagian tanaman. e. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan setelah proses panen selesai. Cabang dan dahan serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah
44
ditimbun setinggi 10 – 15 cm. Cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan bagian ujungnya dan bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Pembumbunan ini bertujuan agar diperoleh tunas dan dahan yang lebih banyak untuk pertumbuhan berikutnya. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor penting yang harus ditangani dalam usaha budidaya tanaman. Berdasarkan informasi dari petani nilam di daerah Subang, tanaman ini jarang sekali terkena penyakit sedangkan hama yang sering menyerang tanaman ini adalah ulat. Oleh karena itu untuk pengendalian hama dan penyakit, hal yang perlu dilakukan perusahaan antara lain dengan: •
Menggunakan bibit tanaman nilam yang sehat dan bebas penyakit.
•
Melakukan sortasi bibit sebelum penanaman, untuk menyakinkan bibit sehat dan bebas penyakit.
•
Melakukan teknis budidaya yang baik (khususnya pengolahan lahan, drainase).
•
Melakukan monitoring penyakit sehingga diketahui lebih dini gejala awal penyakit.
•
Bila tanaman sudah terserang, lakukan pencabutan dan pembakaran.
•
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida atau pestisida.
•
Pemberian pestisida pada tanaman setelah dilakukan pemanenan
4. Pemanenan Nilam dapat dipanen pada saat tanaman berumur enam bulan dan panen selanjutnya dapat dilakukan setiap bulan karena penanaman yang dilakukan menerapkan pola tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong ranting dan daun dengan menyisakan cabang dan daun setinggi minimal 15 cm. Pemotongan ranting dapat menumbuhkan tunas baru. Waktu pemanenan atau pemetikan daun nilam dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Karena jika pemetikan daun dilakukan siang hari dikhawatirkan sel-sel daun menjadi kurang elastis dan mudah sobek. Selain itu, pemanenan dilakukan sebelum daun nilam berwarna kecoklatan, sebab daun nilam yang sudah 45
berwarna coklat minyak nilam yang dikandungnya sudah berkurang. Sebagian besar bagian nilam mengandung minyak seperti akar, batang, dan daun. Namun kandungan minyak yang lebih banyak berada di bagian daunnya dibandingkan bagian lainnya. 5.4.2 Kebutuhan Input Produksi Budidaya Input produksi yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran perusahaan dalam melakukan budidaya tanaman nilam adalah: 1. Lahan yang akan digunakan untuk budidaya nilam seluas 18 ha, yang disewa dari perusahaan induk yaitu PT Panasia Indosyntec Tbk. 2. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya nilam ini terdiri dari sembilan unit cangkul, sembilan unit garpu, sembilan unit golok, sembilan unit sabit, sembilan alat semprot, satu unit timbangan duduk, 36 unit sepatu boot, dan tiga unit kereta sorong. 3. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan budidaya nilam terdiri dari 11.000 bibit nilam polibag per hektar termasuk untuk penyulaman tanaman yang layu dan mati, 3,5 kg bibit tanaman pelindung (bibit jagung) per hektar, 2.500 kg pupuk kandang per hektar per satu kali pemupukan, pupuk penyubur tanaman (CPT) yang terdiri dari tiga jenis growmore N, P dan K dengan kebutuhan masing sebanyak 2 kg per hektar per satu kali pemupukan, 18.000 kg kapur pertanian per hektar, dan 18 liter pestisida per triwulan. 4. Tenaga Kerja yang dibutuhkan terdiri dari seorang kepala kebun, seorang tenaga administrasi, tiga orang tenaga keamanan, dan 36 orang tenaga lapangan untuk proses budidaya yang kegiatannya antara lain land clearing, pengolahan lahan, pembuatan bedengan dan lubang tanam, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. 5. Instalasi listrik berasal dari PLN dan sumber air yang berasal dari mata air di sekitar lahan dan sumur bor buatan. 5.4.3 Pengendalian Produksi Pengendalian produksi ditujukan untuk terciptanya efisiensi dan efektivitas usaha budidaya nilam. Dalam melaksanakan budidaya nilam pengendalian
46
produksi dilakukan dengan menjalankan budidaya nilam sesuai jalur yang telah direncanakan, baik berupa ketetapan teknik budidaya ataupun dengan mengikuti jadwal perencanaan kegiatan budidaya. Jadwal perencanaan budidaya dapat dilihat pada Lampiran 1.
47