Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA Dino Caesaron1, Samuel2 1,2
Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol, Jakarta
ABSTRAK Perusahaan yang tidak melakukan pengembangan produk akan kalah bersaing dengan kompetitornya sehingga menyebabkan kehilangan pelanggan dan juga akan mengalami kerugian seperti membayar upah buruh, cost per unit, dan biaya maintanance mesin. Permasalahan yang muncul di Restoran Chakra adalah abu rokok berterbangan dari asbak lalu masuk ke makanan, mengibaskan tangan untuk mencegah abu rokok agar tidak masuk ke dalam makanan, menutup asbak rokok dengan tissue agar abu rokok tidak berterbangan. Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui keinginan customer dalam perancangan asbak yang diinginkan. Kuesioner dibagikan di restoran Chakra, Mall D’Breeze sebanyak 60 responden. Technical response sebagai tindakan teknis terhadap voice of customer membantu untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan pelanggan, antara lain: desain asbak berbentuk bulat pada bagian atas dan bawah, terbuat dari melamin, warna asbak tidak terlalu mencolok, terdapat cup pada bagian atas asbak, pada bagian atas asbak terdapat lubang, tinggi asbak dibuat lebih tinggi, pembuatan dan pengukuran asbak digunakan sesuai dengan ukuran asbak. Karena penelitian ini tidak sampai pada tahap produksi, peneliti hanya mampu memberikan informasi mengenai harga bahan dasar yang akan digunakan pada asbak yaitu melamin resin sebesar Rp 19,240 per kg. Kata kunci: Pengembangan Produk, Asbak, HOQ, Restoran Chakra
1. PENDAHULUAN Perusahaan tidak mampu mengembangkan produknya, maka secara perlahan konsumen akan berdalih pada brand yang telah melakukan pengembangan produk dan menjawab kebutuhan konsumen tersebut. Perusahaan yang tidak melakukan pengembangan produk akan kalah bersaing dengan kompetitornya sehingga menyebabkan kehilangan pelanggan dan juga akan mengalami kerugian seperti membayar upah buruh, cost per unit, dan biaya maintanance mesin. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan dan pengembangan produk secara kontinu. Permasalahan yang muncul di Restoran Chakra adalah abu rokok berterbangan dari asbak lalu masuk ke makanan, mengibaskan tangan untuk mencegah abu rokok agar tidak masuk ke dalam makanan, menutup asbak rokok dengan tissue agar abu rokok tidak berterbangan, dsb. Pada saat abu rokok masuk ke dalam hidangan yang telah dipesan, beberapa makanan menjadi kotor, tidak higienis, dan konsumen pun menjadi tidak nyaman pada saat menyantap makanan karena harus mencegah abu rokok itu agar tidak berterbangan. Jika makanan kotor karena abu rokok tentu mempengaruhi tingkat kenyamanan konsumen dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Oleh karena itu desain asbak perlu dikembangkan agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penelitian ini merancang dan mengembangkan produk asbak menjadi lebih berfungsi dibandingkan asbak konvensional. Asbak konvensional tidak mampu memberikan fungsi yang dibutuhkan oleh para konsumen sehingga asbak rokok tersebut perlu dikembangkan. Dalam perancangan dan pengembangan produk ini dibuat agar debu yang berada pada asbak tidak beterbangan seperti pada asbak konvensional, sehingga pelanggan tidak perlu direpotkan oleh hal-hal yang mengganggu seperti menutup asbak dengan tisu, mengibaskan tangan agar debu tidak masuk ke dalam makanan, mencari posisi yang nyaman untuk menyantap makanan,
TI-52
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 dsb. Tidak hanya dari segi pelayanan yang diberikan oleh Chakra namun pelanggan juga dapat terpuaskan dengan fasilitas yang telah disediakan Chakra seperti meja, kursi, asbak, dan perabotan lain yang dibutuhkan pelanggan. Penelitian Suhartini (2002) berpendapat bahwa asbak dan tempat lilin dapat digabungkan agar lebih menghemat tempat, sekaligus sebagai penghias di meja makan seperti pada kafe/restoran. Maka dari itu penelitian kali juga mencoba untuk membahas mengenai asbak karena sebelumnya sudah ada penelitian mengenai asbak tersebut. Diagram keterkaitan masalah ini menjelaskan tentang masalah utama yang saling berhubungan dengan penyebab dan juga solusi yang terkait pada produk yang akan dikembangkan. Berikut ini diagram keterkaitan masalah :
Gambar 1. Diagram Keterkaitan Masalah Masalah yang akan dibahas adalah peneliti akan membuat desain produk asbak yang akan dikembangkan dari asbak konvensional menjadi produk asbak yang inovatif dan mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi asbak tersebut. Dari masalah yang sudah dirumuskan, peneliti melakukan pembatasan masalah yang bertujuan membantu serta mengarahkan permasalahan tersebut agar tujuan dari penelitian ini menjadi lebih jelas. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di restoran Chakra yang terletak di mall D’Breeze, Tangerang, Banten 2. Responden berkisar antar umur 18–50 tahun 3. Periode penyebaran kuesioner dari tanggal 25 Maret–5 April 2016 dan 30 April–9 Mei 2016 2. METODOLOGI Peneliti akan melakukan pengambilan data berupa kuesioner di restoran Chakra yang terletak di mall D’Breeze, Tangerang, Banten, Indonesia. Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui keinginan customer dalam perancangan asbak yang diinginkan. Kuesioner dibagikan di restoran Chakra, Mall D’Breeze sebanyak 60 responden. Kemudian data tersebut akan diolah TI-53
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dimana validitas digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya suatu kuesioner. Sedangkan reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk, oleh karena itu perlu adanya perancangan dan pengembangan produk pada asbak konvensional itu dengan tujuan asbak yang dikembangkan dapat digunakan secara nyaman dan aman oleh para pelanggan yang berada di smoking area. Penelitian ini hanya menggunakan data primer karena pada objek penelitian tersebut tidak memiliki data sekunder. Data primer yang diambil adalah : 1. Data tingkat kepuasan pelanggan terhadap asbak tersebut 2. Data tingkat harapan pelanggan terhadap asbak tersebut 3. Saran pelanggan mengenai desain asbak yang dibutuhkan atau diingingkan oleh pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya 3.1 Voice of Customer Pengumpulan Voice of Customerdilakukan dengan melakukan wawancara terhadap beberapa responden. Wawancara dilakukan ketika responden selesai mengisi kuesioner awal dan inti. Setelah pertanyaan tersebut diajukan, maka didapatkan beberapa keinginan untuk perancangan asbak di restoran Chakra, daftar tersebut ada pada Tabel 1. Voice of Customer. Tabel 1. Voice of Customer No
Voice of Customer
1
Sebagai hiasan di meja makan
2
Mudah dipindahkan
3
Tidak berat
4
Tidak mudah pecah
5
Menyediakan tempat korek
6
Mudah dibersihkan
7
Tidak menghabiskan tempat di meja makan
8
Daya tahan lama
9
Menyediakan cup di atas asbak
10
Terbuat dari material yang aman
11
Desain tidak berbahaya bagi pengguna
12
Mampu menahan abu rokok dari angin
13
Dapat disimpan dimana saja
14
Tidak mengganggu pada saat makan
15
Mampu menampung sampah kecil
Dari informasi yang didapatkan melalui wawancara, peneliti mendapatkan 15 voice of customer yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan restoran Chakra. Hasil voice of customer ini membantu peneliti dalam melakukan perancangan dan pengembangan produk asbak.
TI-54
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 3.2 Technical Response Technical responses ini dibuat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Permintaan pelanggan yang sudah dikelompokkan, sudah mulai dapat ditentukan respon atau tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan dari pelanggan tersebut. Technical responses jumlahnya tidak harus sama dengan voice of customer, tetapi semua keinginan pelanggan dan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi oleh respon yang dibuat. Berikut technical responses yang dibuat untuk memenuhi voice of customer: 1. Desain asbak berbentuk bulat pada bagian atas dan bawah. 2. Terbuat dari melamin. 3. Warna asbak tidak terlalu mencolok. 4. Terdapat cup pada bagian atas asbak. 5. Pada bagian atas asbak terdapat lubang. 6. Tinggi asbak dibuat lebih tinggi. 7. Pembuatan dan pengukuran asbak digunakan sesuai dengan ukuran asbak pada restoran Chakra. Pemilihan respon–respon di atas telah mempertimbangkan semua keinginan pelanggan restoran Chakra. Sehingga keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi oleh respon tersebut. 3.3 Matriks Relationship Matriks ini merupakan matriks yang menghubungkan antara technical response dan voice of customer. Diantara technical response dan voice of customer memiliki hubungan dengan tingkat kepentingan yang masing–masing berbeda, sehingga semua keinginan konsumen yang berhubungan dengan technical response dinilai dapat dijadikan acuan dalam mendesain nantinya. 3.4 House of Quality (HOQ) Pada tahap terakhir HOQ ini adalah penggabungan dari semua proses. Dimana voice of customer, technical response, technical correlation, competitive assessment, dan priority score menjadi satu 1 bagan yang mencakup semua proses HOQ. Gambar 2 menjelaskan penggabungan dari setiap proses HOQ untuk membentuk HOQ. Dalam gambar tersebut sudah mencakup voice of customer, technical response, technical correlation, competitive assessment, dan priority score. Bertujuan agar pembaca mudah dalam memahami HOQ tersebut. Pada konsep produk yang akan dibuat ini sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Konsep produk ini juga merupakan gambaran dari desain yang akan dibuat, maka dari itu desain yang akan dibuat juga sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berikut spesifikasi berdasarkan kebutuhan pelaggan: 1. Desain tidak berbahaya bagi pengguna dan dapat disimpan dimana saja. Dalam menjawab kebutuhan pelanggan yang pertama, maka dibuat desain berbentuk bulat agar tidak membahayakan pelanggan dan pelayan yang bekerja di restoran CHAKRA. Karena berbentuk bulat, kemungkinan besar asbak tersebut dapat disimpan dimana saja. 2. Tidak mudah pecah. Dalam menjawab kebutuhan pelanggan ini asbak terbuat dari bahan melamin. Selain tidak mudah pecah, bahan melamin juga ringan sehingga mudah dipindahkan tanpa merepotkan siapapun.
TI-55
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 3. Menyediakan tempat korek. Pada kebutuhan pelanggan ini, desain asbak menyediakan tempat korek pada bagian atas asbak. Terdapat lubang pada bagian atas asbak sesuai dengan ukuran korek gas pada umumnya. 4. Daya tahan lama dan terbuat dari material yang aman. Material melamin juga merupakan material yang tahan lama dan aman untuk digunakan. Selain tahan banting, material melamin juga tahan terhadap panas. 5. Mampu menahan abu rokok dari angin. Dalam menjawab kebutuhan pelanggan ini, desain asbak memiliki cup pada bagian atas untuk menahan angin dari atas, sehingga abu rokok terlindungi dari angin yang melintas. 6. Mampu menampung sampah kecil. Desain asbak dibuat lebih tinggi dari pada asbak yang berada di Chakra, maka asbak tersebut mampu menahan sampah–sampah kecil seperti tisu dan bungkus permen.
Gambar 2. HOQ Asbak Chakra
TI-56
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Pada tahap terakhir penelitian ini adalah desain produk asbak. Setelah melakukan HOQ peneliti mampu menampung setiap Voice of Customer dan juga masukan–masukan dari responden pada saat pengisian kuesioner, sehingga membantu peneliti dalam merancang desain asbak pada restoran Chakra. Berikut usulan desain asbak untuk restoran Chakra:
Gambar 3. Tampak Atas Asbak Tampak atas asbak memperlihatkan bagian atau sisi asbak ketika asbak dilihat dari atas. Jika dilihat dari atas saja asbak tersebut terlihat seperti lingkaran dengan satu lingkaran kecil di tengahnya sebagai tempat korek. Selanjutnya adalah tampak samping asbak pada Gambar 4.
Gambar 4. Tampak Samping Asbak Pada tampak samping asbak terlihat seperti sebuah pondok tempat orang berteduh atau bersantai. Namun gambar tersebut menunjukkan bahwa asbak ini memiliki cup untuk melindungi abu rokok dari angin yang berhembus, sehingga mampu menahan abu rokok yang berada di dalam asbak tersebut tidak berterbangan kemana–mana. Gambar tersebut juga menunjukkan dimensi dari tiap–tiap sisi asbak dari tinggi, tebal maupun diameter asbak tersebut. Tinggi dari asbak adalah 15 cm, tebal dari asbak tiap sisi masing–masing 1 cm, dan diamter pada asbak bagian bawah adalah 14 cm. Setelah tampak samping, berikut adalah gambar kerangka asbak pada Gambar 5.
TI-57
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 5. Kerangka Asbak Pada gambar kerangka asbak ini menunjukkan bagian asbak yang transparan. Bagian atas asbak terdapat lubang untuk tempat korek berdiameter 2,5 cm dan 14 cm pada diameter asbak yang di bawah. Dari gambar kerangka asbak ini peneliti maupun pembaca dapat melihat isi pada asbak tersebut, sehingga pembaca mampu membayangkan bentuk asbak nantinya.
Gambar 6. Keseluruhan Asbak Gambar keseluruhan asbak ini memberitahukan bentuk asbak yang sebenarnya. Asbak tersebut dibuat berdasarkan voice of customer yang telah didapatkan oleh peneliti, sehingga voice of customer menjadi acuan dalam mendesain asbak tersebut. Maka dari itu tanpa adanya voice of customer desain asbak sulit untuk dilakukan. Seandainya desain bisa dilakukan belum tentu mampu menjawab kebutuhan pelanggan restoran Chakra. 3. KESIMPULAN
Dalam menentukan rancangan sebuah asbak rokok dibutuhkan voice of customer sebagai patokan atau acuan dalam mendesain sebuah asbak yang diinginkan pelanggan restoran Chakra. Technical response sebagai tindakan teknis terhadap voice of customer membantu untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan pelanggan: 1. Desain asbak berbentuk bulat pada bagian atas dan bawah. 2. Terbuat dari melamin. 3. Warna asbak tidak terlalu mencolok. 4. Terdapat cup pada bagian atas asbak. 5. Pada bagian atas asbak terdapat lubang.
TI-58
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 6. Tinggi asbak dibuat lebih tinggi. 7. Pembuatan dan pengukuran asbak digunakan sesuai dengan ukuran asbak Pembuatan prototype asbak ini menggunakan kayu pinus yang sudah dipernis sebagai bahan dasar asbak. Selama pembuatan prototype ini menggunakan mesin CNC. Ada beberapa bagian yang tidak dapat mesin lakukan, seperti membuat cup dan juga tiang yang berperan sebagai penyatu antara asbak dan cup. Karena menggunakan mesin CNC biaya yang dikeluarkan menjadi mahal untuk pembuatan 1 prototype saja. Dalam pembuatan asbak ini memerlukan biaya material yang dikeluarkan untuk pembuatan asbak. Karena penelitian ini tidak sampai pada tahap produksi, peneliti hanya mampu memberikan informasi mengenai harga bahan dasar yang akan digunakan pada asbak yaitu melamin resin sebesar Rp 19,240 per kg. 4. DAFTAR PUSTAKA
Suhartini. (2012). Pengembangan Produk Batu Onix Berdasarkan Persepsi dan Keinginan Konsumen. Jurnal Teknik Industri Vol. 3 No. 5 Hal 978 – 979.
TI-59