Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
USULAN PERBAIKAN TEKNOLOGI GELAS PADA PROSES PRODUKSI DI PT. IGLAS(Persero) BERDASARKAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK Sugeng Purnomo, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Managemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS _ Surabaya) Kampus : Jl. Cokroaminoto 12 A- Surabaya E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Kecanggihan teknologi di PT.Iglas(Persero) semakin tertinggal dengan munculnya beberapa inovasi teknologi gelas baru sekarang ini.Untuk itu perlu dilakukan managemen teknologi secara serius dengan beberapa inovasi agar industri yang berbasis teknologi dapat memenangkan persaingan secara global dengan cara meningkatkan tingkat kecanggihan(sophistication)teknologi yang mereka miliki dibandingkan dengan teknologi tercanggih (state-of- art)yang dimiliki oleh para kompetitor atau teknologi sejenis yang tercanggih saat ini. Pendekatan Teknometrik merupakan suatu prespektif bahwa teknologi bukan hanya dipandang sebagai satu entitas berupa Hard ware atau suatu mesin dalam industri, Namun teknologi merupakan suatu kesatuan dari beberapa komponen teknologi yang membentuk teknologi itu sendiri yang terdiri dari komponen Technoware,Humanware -Infoware danOrgware. Dengan memperhitungkan nilai dari TCC(Technology Contribution Coeficient ), akan dapat diketahui kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi tersebut yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Aplikasi metode AHP(Analytical Hierarchi Process),digunakan untuk menentukan posisi kemampuan teknologi dan menentukan pilihan teknologi gelas yang tepat berdasarkan atas pembobotan dan perbandingan berpasangan berdasarkan kriteria – kriteria yang diinginkan agar para decision makers dapat mengambil keputusan secara bijak dan tepat berdasarkan pertimbangan yang rasional baik secara kuantitif maupun kualitatif dari pendapat atau opini para experts yang ada di perusahaan tersebut. Kata kunci : Teknometrik, Technoware, Humanware, Infoware, Orgaware, Technology Contribution Coeddicient, AHP, Decision Maker, State of – art, sophisticated.
LATAR BELAKANG Menghadapi era pasar bebas sekarang ini , keunggulan bersaing disemua industri benar – benar diperhitungkan. PT. Iglas (Persero ) sebagai BUMN yang bergerak dalam bisnis glass packaging industry, dengan produknya botol – botol untuk kemasan minuman, makanan maupun obat – obatan,sedang menghadapi tantangan yang hebat sekarang ini dengan membanjirnya produk – produk botol import maupun botol – botol yang diproduksi oleh para kompetitor lokal dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga botol yang ditawarkan oleh PT. Iglas ke pasar selama ini.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Sebagai pioneer industri botol di Indonesia, PT. Iglas telah mampu menjalin loyalitas para pelanggan selama bertahun – tahun kepada produsen minuman maupun obat - obatan seperti halnya Coca – Cola Group, Pepsi Cola Group,Teh Sosro, Kimia Farma , Kalbe Farma dan sebagainya.Namun tidak menjamin bahwa mereka akan tetap loyal menjadikan PT. Iglas sebagai suppliernya Dalam bisnis di era globalisasi ini, ternyata prinsip loyalitas pada suatu produk dari vendor tertentu atau pada merk produk tertentu tidak lagi bisa dijaga konsistensinya. Kebebasan pasar akan menyediakan banyak pilihan produk yang lebih murah dengan kualitas yang cukup baik. Perkembangan teknologi gelas yang semakin canggih didunia, telah banyak dimiliki oleh para kompetitor PT. Iglas. Dengan kecanggihan teknologi yang mereka miliki,maka para kompetitor telah mampu memproduksi botol yang memiliki kualitas baik dengan tingkat efisiensi produksi mereka yang jauh lebih tinggi dari kemampuan efisiensi rata – rata yang dihasilkan oleh mesin – mesin produksi di PT. I glas dengan demikian harga pokok produksi dari botol produksi mereka jauh lebih rendah.Dengan demikian tentunya harga jual dipasar produk botol para kompetitor PT. Iglas jauh lebih murah. Jaminan kelangsungan pasokan botol sebagai produk pendukung untuk pengemasan produk – produk mereka , merupakan hal yang sangat penting bagi sebagai rantai pasok yang harus konsisten dan komitmen untuk mendukung bisnis dibidang minuman , makanan , dan obat – obatan berkemasan botol.Namun dalam kondisi PT. Iglas yang mengalami kesulitan dalam operasional pabrik , menyebabkan keraguan para pelanggan akan terganggunya proses produksi mereka karena tidak jaminan kemampuan supplier untuk memasok kebutuhan botolnya Selain dipacu oleh gejolak internal dalam managemen perusahaan,kemrosotan bisnis dari PT. Iglas dindikasikan dipengaruhi juga oleh rendahnya kecanggihan teknologi yang diaplikasikan di PT.Iglas,sehingga produktivitas perusahaan tersebut kurang bagus bila dibandingkan dengan produktivitas kompetitor. Munculnya beberapa pemain kompetitor di bidang industri kemas botol di Indonesia, seperti halnya KCI Glass, Mulya Glass, dan beberapa pesaing regional seperti Malaya Glass, Thai Glass dengan kecanggihan teknologi yang mereka miliki, semakin menambah parah kondisi PT. Iglas untuk bisa sekedar survive dalam bisnisnya. Peran penting managemen teknologi di era globalisasi Permasalahan teknologi memang akan terus menjadi isu utama bagi semua perusahaan yang berbasis teknologi sebagai keunggulan bersaing di dunia ini,seperti halnya PT. Iglas.Bila perusahaan tersebut ingin unggul dalam persaingan global. Up grading dan inovasi teknologi merupakan hal yang serius untuk diperhatikan agar suatu industri yang dioperasikan dengan mesin – mesin otomatis tetap mampu berproduksi secara efektif dan effisien.Inovasi teknologi menjadi keharusan agar industri kita tidak ketinggalan dari waktu ke waktu dari para pesaing kita. Ada tiga entitas dalam teknologi yang saling terkait dan saling mendukung, yaitu : hardware , software, dan brainware,kemudian apabila diklasifikasikan dalam suatu fungsi dari teknologi tersebut, maka teknologi memiliki empat komponen yang saling mendukung agar suatu teknologi dapat berfungsi secara optimal (ESCAP,1998b: 18;ADB,1995: 23 – 24 ) , komponen teknologi tersebut adalah : Technoware, Humanware, Orgaware dan Infoware. Definisi dari komponen teknologi ini adalah bahwa teknologi bukan entitas yang berdiri sendiri secara fisik namun teknologi
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
merupakan suatu kombinasi yang terintegrasi antara komponen fisik teknologi itu sendiri yang harus didukung oleh komponen pengetahuan lain yang berkaitan dengan penggunaan atau pengoperasian suatu teknologi yang dilakukan oleh manusia , dengan berdasarkan informasi yang benar, yang diintegrasikan dalam suatu organisasi kerja atau organisasi perusahaan. Teknometrik Pendekatan “ Teknometrik “ merupakan sebuah tool dalam managemen teknologi yang akan membantu menguraikan proporsi kontribusi dari masing–masing aspek dalam teknologi sehingga akan ditemukan gap yang terjadi antara tingkat kecanggihan(sophisticated)dari teknologi saat ini dengan teknologi sejenis tercanggih yang dimiliki oleh kompetitor atau teknologi yang menjadi acuan sebagai perbandingan ( state- of the art ). Dengan mengetahui koefisien kontribusi (Technology Contribution Coefficient) dari masing - masing komponen teknologi tersebut diatas. Maka hasil dari pengukuran komponen teknologi ini, diharapkan mampu menjadi pijakan dalam pemilihan dan adaptasi pengoperasian mesin maupun teknologi baru di PT. Iglas(Persero). Untuk mendukung suksesnya managemen teknologi dalam memberikan kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan, maka perlu adanya kejelian dan transparansi para decion makers di perusahaan untuk selalu mendasari keputusan mereka berdasarkan suatu analisa yang benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan jangka pendek maupun strategi jangka panjang perusahaan dalam memilih dan mengimplementasikan suatu teknologi. Penjelasan tentang prespektif pengukuran teknologi di tinjau dari pendekatan teknometrik , bisa di fahami secara diagram pada gambar 1 berikut ini :
Gambar : 1. Disclosing the Black – Box for Managerial Action Sumber: Sharif, 2008
Agar keempat komponen tersebut terintegrasi secara efektif , maka ada beberapa persyaratan yang harus mendukung dari keempat komponen tersebut, yaitu : 1. Technoware akan berfungsi secara optimal bila didukung oleh operator dengan tingkat kemampuan yang bagus atau memiliki keahlian tertentu. 2. Humanware, berfungsi dengan baik bila mampu mengembangkan operasional Technoware secara bertahap. 3. Infoware, berfungsi dengan baik apabila informasi yang ada selalu up to date dari waktu ke waktu.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
4. Orgaware, harus dikembangkan secara berkesinambungan untuk mengantisipasi perubahan di dalam dan di luar aktivitas transformasi produksi. Keempat komponen tersebut harus saling menunjang antara satu dengan yang lainnya yang saling melengkapi sebagai komplementer, namun demikian Technoware merupakan inti dari sistem tranformasi dalam industri. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan teknometrik sebagai alat untuk melakukan pengukuran komponen teknologi di perusahaan tersebut dengan didukung oleh suatu metode yang bisa digunakan untuk memperhitungkan suatu persepsi secara kualitatif dan kuantitatif dari para ahli dibidangnya (experts) dengan melakukan suatu perbandingan berpasangan dari beberapa kriteria. Metode ini lebih dikenal dengan metode AHP(Analytical Hierarki Process ) Pendekatan Teknometrik Pendekatan teknometrik merupakan suatu metode pengukuran kontribusi dari keempat komponen – komponen teknologi yang tersebut diatas terhadap proses transformasi in- put menjadi out- put pada suatu industri. Gabungan dari keempat komponen teknologi tersebut di sebut dengan kontribusi teknologi, yang mana koefisiennya dapat dihitung. Sedangkan besaran nilai koefisen kontribusi teknologi (Technology Contribution Coefficient (TCC) menurut ( Alkadri, et al., 2001),dapat diformulasikan sebagai berikut :
TCC Tt * Hh * Ii * Oo
........................................................( 1)
Dimana : Berturut – turut T, H, I, O merupakan kontribusi technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Sedangkan t, h, i, o merupakan intensitas kontribusi T, H, I, O terhadap TCC Untuk mendapatkan nilai dari TCC perlu terlebih dahulu memperkirakan nilai – nilai variabel yang ada dalam persamaan ( 1) dengan suatu prosedur estimasi sebagai berikut : Memperkirakan derajat kecanggihan dari kriteria komponen teknologi dari objek yang diteliti ( sophistication ) Menilai teknologi sejenis yang tercanggih saat ini ( state of the art ) Menentukan kontribusi komponen teknologi dan normalisasi Menghitung persamaan Technology Contribution Coefficient ( TCC ) Misalkan dari perhitungan keempat komponen teknologi didapatkan bobot masing – masing sebagai berikut : Komponen Technoware Humanware Orgaware Inforware
Nilai kontribusi 0.19 0.73 0.85 0.58
Intensitas kontribusi 0.333 0.086 0.291 0.291
TCC
0.45
Tabel 1: Contoh Hasil Pengukuran Teknometrik
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Dengan perhitungan Teknometrik ini maka diharapkan akan dapat diketahui suatu pemetaan posisi kekuatan maupun kelemahan teknologi di perusahaan tersebut, seperti terlihat pada contoh gambar 2 diagram THIO berikut ini : Humanware
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Inforware
0 Technoware 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0.2 0.4 0.6 0.8 1
Orgaware
Gambar 2. Diagram THIO
Pendekatan Teori AHP (Analitic Hierarchy Process) Analitycal Hierarchy Process , lebih dikenal dengan AHP merupakan sebuah konsep yang pertama kalinya ditemukan oleh Dr. Thomas Saaty pada tahun 1970, kemudian dikembangkan lebih lanjut bersama Dr. Ernest Forman untuk mempermudah penggunaanya dengan ditemukannya software Expert Choice . AHP sangat baik dan fleksibel digunakan untuk membantu para decision makers ,untuk mengambil keputusan berdasarkan atas informasi atau data secara kualitatif maupun kuantitatif. Kelebihan dari AHP ini adalah mampu memberikan suatu gambaran yang rasional dari keputusan yang diambil oleh para decision makers. Hirarki fungsional pada AHP ini menggunakan input utamanya persepsi manusia secara kualitatif, dengan tujuan dapat membuat permasalahan yang luas, komplek dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah difahami serta dapat memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. Pada umumnya, model-model pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para decision makers menggunakan input data yang bersifat kuantitatif atau berasal dari data sekunder. Namun pada model AHP , persepsi manusia yang dianggap ahli di bidangnya masing – masing lebih dipertimbangkan sebagai in-put utamanya. Prinsip metode AHP adalah : menyusun hirarki, menentukan prioritas , kemudian konsistensi logis. Langkah – langkah dalam menentukan keputusan AHP : 1.Menentukan permasalahan 2. Menentukan perbandingan setiap elemen dalam suatu matrik berpasangan 3. Menggabungkan setiap prioritas yang ada Untuk menentukan prioritas bisa digunakan acuan pada Skala Saaty untuk penilai perbandingan berpasangan pada tabel 2. Sedangkan untuk pengukuran konsistensi kita gunakan dengan cara membandingkan nilai CI( konsitensi Indek) dengan RI(Ratio Index 0 yang sudah ditabelkan . Penilaian dianggap konsisten bila Rasio Konsitensinya (CR)kurang atau sama dengan 10 %. Nilai 1 3 5 7 9
Definisi Tidak penting Kurang penting Cukup penting Penting Sangat penting
Tabel 2 Skala penilaian tingkat kepentingan
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
PENGOLAHAN DATA DAN HASILNYA Strategi Pemillihan Teknologi Gelas Apabila hasil pengukuran kandungan teknologi dengan pendekatan teknometrik tersebut diatas mengidentifikasikan bahwa komponen technoware merupakan komponen terlemah di PT. Iglas , maka selanjutnya sebagai upaya peningkatan kecanggihan teknologi gelas di PT. Iglas,perlu dilakukan inovasi ataupun adopsi teknologi yang lebih baik.Sedangkan untuk melakukan judgment dalam pemilihan teknologi gelas yang tepat untuk kondisi perusahaan saat ini maka dapat dilakukan perhitungan dengan pendekatan AHP Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih teknologi untuk PT. Iglas ini untuk menggantikan teknologi gelas existing yang saat ini dianggap sudah tidak efektif, meliputi : 1. Pertimbangan biaya (Cost) dengan beberapa subkriterianya 2. Pertimbangan faktor pengoperasian mesin baru (Operational) dan beberapa sub kriterianya 3. Pertimbangan kualitas mesin dan hasil produksinya (Quality),dan beberapa sub kriterianya. 4. Pertimbangan pelayanan dari vendor (Service) dan beberapa sub kriteria yang menjadi bagian dari kriteria pelayanan dari vendor yang diberikan kepada PT. Iglas. Sedangkan yang akan menjadi alternatif – alternatif teknologi gelas atau vendor yang akan dipercaya untuk menjadi supplier teknologi gelas untuk PT. Iglas adalah sebagai berikut : 1. Haye Glass Technology , merupakan vendor teknologi gelas dan perlengkapan industri gelas yang sudah terkenal dengan reputasinya dalam menyediakan teknologi gelas canggih di dunia PT. Iglas pernah menggunakan teknologi dari Haye Glass 2. Emhart Glass Technology, merupakan teknologi gelas yang sudah terkenal di Eropa,dengan induk perusahaan di Swedia, Emhart Glass selalu tampil dengan inovasi – inovasi baru dibidang Glass technology dan perlengkapannya . Banyak mesin dan perlengkapannya di gunakan di PT. Iglas 3. Shandong Jiafeng Glass Machinery, merupakan pemain baru dibidang industri manufaktur dibidang glass equipment dan machinery. Produk dari Jiafeng glass merupakan produk – produk tiruan dari jenis – jenis mesin produksi yang dikeluarkan dari Emhart Glass dengan model yang sama. PT. Iglas belum pernah menggunakan teknologi ini. Berdasarkan hasil studi banding di beberapa industri gelas di Cina dan Taiwan.Mesin produksi dari Jiafeng Glass mampu memproduksi dengan tingkat efisiensi yang cukup baik.Harga dari teknologi gelas dari Jiafeng Glass relatif jauh lebih murah dari vendor – vendor lain yang selama ini dikenal oleh PT. Iglas. Namun reputasi dari Jiafeng Glass masih diragukan.Secara umum masih ada keraguan terhadap performance dan kualitas teknologi buatan Cina
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009 Gambar 2. Struktur Hirarki Pemilihan Teknologi Gelas untuk PT. Iglas (Persero)
CHOOSE THE BEST GLASS TECHNOLOGY FOR PT. IGLAS (PERSERO)
H Heeyyee G Gllaassss T Teecchhnnoollooggyy (GERMANY)
JJiiaaffeenngg G Gllaassss T Teecchhnnoollooggyy (CHINA)
Struktur hirarki pada gambar 2, selanjutnya dilakukan pembombotan dengan perbandingan berpasangan, dan untuk penyelesainnya dapat dengan bantuan software expert choice, seperti out – put pada gambar 3 Gambar 3.Perhitungan pembobotan Kriteria pemilihan Teknologi Gelas
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-7
Consistence
Warranty
Returnable Spare
Technical assistance
Reputation Life time
Life Time
Specification
Reliability
Products Result
E Em mhhaarrtt G Gllaassss T Teecchhnnoollooggyy (SWEDEN)
Support System
Service
Quality
Performance
Speed Machine
Capability
Flexibility
Matching System
Operational
Operational Cost
Maintenance Cost
Spare –Part Price
Installment Cost
Machine Price
Cost
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Dari pengolahan data awal salah satu expert di PT. Iglas menyebutkan bahwa pertimbangan biaya ( Cost ) sangat dominan dibandingkan dengan pertimbangan kriteria yang lainnya dalam memilih teknologi gelas yang tepat untuk PT. Iglas, yaitu sebesar 0,718, kemudian disusul secara berturut – turut oleh kriteria Operational sebesar 0,112, Quality sebesar 0,114 dan Service sebesar 0,055
Gambar 4 . Grafik Rangking bobot Pemilihan Teknologi Gelas untuk PT. IGLAS
KESIMPULAN Dari analisa gambar grafik Out – put dari software Expert Choice pada gambar 4, didapatkan bahwa bobot rating alternative teknologi terpilih tertinggi adalah 0,374 yang merupakan mewakili dari teknologi Jiafeng Glass _ China, disusul oleh Haye Glass, dengan bobot sebesar 0,318 dan kemudian yang terendah adalah Emhart Glass sebesar 0,307. Sehingga bila pertimbangan dari satu expert ini sudah cukup mewakili, maka judgment yang bisa diberikan bahwa teknologi gelas dari Jiafeng Glass _ CHINA,merupakan pilihan yang tepat pada kondisi di PT. Iglas yang sedang mengalami kesulitan keuangan untuk operasional perusahaan. Secara lebih detail, maka bisa dilakukan analisa sensitivitas dengan memainkan bobot dari kriteria – kriteria yang dikehendaki untuk memastikan bahwa keputusan yang bisa diambil oleh decision makers merupakan pilihan yang tepat. Analisa Sensitivitas Kesimpulan diatas bukan merupakan keputusan final yang bersifat mutlak dalam menentukan pilihan teknologi yang sebenarnya, tetapi hanyalah sebagai rekomendasi berdasarkan perhitungan atas pembobotan pada beberapa kriteria dan sub kriteria yang diberikan oleh para experts .Karena itu ada kemungkina adanya perubahan terhadap bobot masing – masing kriteria sehingga akan mempengaruh skor dari masing – masing alternatif teknologi. Apalagi secara umum dilihat bahwa perbedaan skor dari masing – masing alternative teknologi tersebut diatas relatif kecil atau tidak ada alternatif teknologi yang paling dominan. Pada gambar 5. dibawah ini akan bisa dilihat dimana letak keunggulan dari masing – masing alternatif teknologi .
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009 Grafik 5. Sensitive Analysis dari masing – masing Kriteria dan Teknologi Gelas
DAFTAR PUSTAKA Ciptomulyono,U(2003),Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan Teknometrik Untuk Pengukuran dan Manajemen Teknologi di Sektor Industri, Jurusan Teknik Industri – FTI_ITS EmhartGlass(2008),Technical News Bulletin,ProductOverview. www.EmhartGlass. ESCAP ( 1989 )“, A Framework For Technology – Based Developmet “, Technology Content Assesment Vol.2, Bangalore, India.&,1998b: 18;ADB,1995: 23 – 24 Haryono( 2005), Analitycal Hierarchy Process . Lecture handout : MMT_ITS Prawesti E. Dyah(2003).Implementasi Metode Teknometrik Untuk Menganalisa Kandungan Teknologi Pada PT. Iglas (Persero), FTI_ITS Sharif
M. Nawaz(2008 ): “, Technology Innovation Management for Economic Development “, Proceeding One Day Seminar MMT_ITS.
Saaty, T.L.[1995],"How to make a Decision: the Analytic Hierarchy Process". Interfaces- Vol.24.No.6.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-38-9