Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
USULAN PERBAIKAN PERANCANGAN TATA LETAK MESIN LANTAI PRODUKSI PADA BAGIAN METAL WORKS (STUDI KASUS : PT NURINDA) Hendy Tannady1 dan Feni Sensia2 1
Jurusan Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 ncol Jakarta 14430 Email:
[email protected] 2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol Jakarta 14430 Email:
[email protected] ABSTRAK Pengaturan tata letak mesin memiliki keterkaitan kuat dengan efisiensi lantai produksi, oleh sebab itu diperlukan perencanaan terhadap isu tersebut. Berdasarkan observasi awal, ditemukan efisiensi tata letak yang masih tidak sesuai di PT Nurinda. Oleh sebab itu, metode Activity Relationship Diagram diterapkan untuk menghasilkan solusi tata letak yang baru. Metode ini memperlihatkan tingkat kepentingan antar mesin. Dengan mengetahui tingkat kepentingan hubungan tersebut, maka didapatkan perubahan tata letak mesin yang baru sehingga jarak antar mesin yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan lebih dekat. Penggunaan metode ini tentu ditunjang dengan data-data primer dan sekunder yang didapatkan selama penelitian. Data primer pada penelitian ini meliputi jumlah mesin yang terdapat pada lantai produksi pengerjaan metal work, jarak antar mesin, ukuran mesin, dan waktu siklus masing-masing mesin. Data sekunder yang didapatkan adalah routing sheet yang menjelaskan urutan kerja produk pada mesin-mesin di lantai produksi. Dengan pengolahan data primer dan sekunder tersebut, kemudian metode Activity Relationship Diagram diterapkan, maka didapatkan pengurangan jarak tempuh sebesar 36,7 m. Dengan demikian, tata letak mesin usulan dapat disimpulkan lebih baik dibanding dengan kondisi sekarang. Kata kunci: tata letak mesin, efisiensi, Activity Relationship Diagram
1. PENDAHULUAN Dalam industri manufaktur, perancangan tata letak fasilitas menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan produksi di dalam suatu perusahaan. Kesalahan tata letak dalam sebuah pabrik akan menyebabkan banyak kerugian, seperti waktu produksi yang berlebihan, tambahan biaya transportasi, dan lain-lain. PT Nurinda (produsen panel listrik) belum memiliki aliran unsur yang mempermudah perpindahan unsur yang efisien. Akibat ketidakefisienan proses produksi, maka diperlukan perancangan tata letak mesin yang baru. . Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk dapat memperoleh hasil perhitungan total efisiensi jarak antar mesin yang didapat dari layout usulan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi rancang fasilitas Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan. (Hadiguna, 2008:7)
TI-31
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Operation process chart (OPC) Peta ini melukiskan peta operasi dari seluruh komponen dan sub assembly sampai ke main assembly. (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004). Routing sheet Routing Sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004). Analisa aktivitas From to chart (FTC) Pada dasarnya, From To Chart adalah adaptasi dari mileage chart yang umumnya dijumpai pada sebuah peta perjalanan. (Prasetya S.A, 2008) Skala prioritas Menurut Nurhasanah, N dan Bima, P.S (2013) skala prioritas adalah suatu tabel yang menggambarkan suatu urutan prioritas antara departemen/mesin dalam suatu lintas/layout produksi. Dapat dilihat derajat kedeketan hubungannya pada From To Chart (FTC). Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut: A : Hubungan mutlak diperlukan dan berdekatan. E : Memiliki hubungan yang sangat penting dan sangat perlu berdekatan. I : Memiliki hubungan yang penting dan perlu berdekatan. O : Hubungan biasa/umum untuk aktivitas yang mempunyai hubungan biasa dan tidak jadi soal. U : Hubungan tidak penting atau tidak perlu berdekatan. X : Hubungan tidak diharapkan. (Siregar, R.M., Danci, S., dan Ukurta, T., 2013) Activity relationship chart (ARC) Pada Activity Relationship Chart ini digunakan untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling berhubungan satu sama lainnya (Chien Te-King, 2004). Activity relationship diagram (ARD) ARD adalah diagram blok yang menunjukkan keterkaitan kegiatan, dimana setiap kegiatan merupakan suatu model kegiatan tunggal. Menurut Tompskin (1996), ARD adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang tata letak suatu ruangan. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, perusahaan yang dijadikan tempat pengamatan ialah PT Nurinda yaitu perusahaan produsen panel listrik. Perusahaan ini terletak di Jln. Raya Serang KM 16.9, Cikupa, Tangerang. Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data dengan cara studi pustaka maupun wawancara pada pihak terkait. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah diamati, permintaan produk/barang di tahun 2015 yang paling terbesar adalah produk Panel Bagi (PHB) TR 250 A 2 Jurusan Outdoor. Oleh karena itu, produk Panel Bagi (PHB) TR 250 A 2 Jurusan Outdoor yang digunakan sebagai referensi analisis di penelitian ini. Berikut Operation Process Chart (OPC) PHB) TR 250 A 2 Jurusan Outdoor: TI-32
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 1. Operation Process Chart (OPC) PHB) TR 250 A 2 Jurusan Outdoor
TI-33
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Routing sheet Tabel 1. Routing Sheet Pembuatan PHB TR 250A 2 Jurusan Outdoor Bagian Body Body (B) - 153x115 cm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Proses Produksi pengukuran ventilasi udara bawah pembuatan ventilasi udara bawah membuat pola lipatan pemotongan pola lipatan pengukuran ventilasi udara atas pembuatan ventilasi udara atas membuat pola tekukan Penekukan Penghalusan
Mesin Produksi mesin punch mesin notching mesin punch mesin CNC bending Gerinda
Skala prioritas Tabel 2. Skala Prioritas Saat Ini No. Nama Mesin Bending Hydraulic 1 CNC
A
E
I
Bending Hydraulic Mesin Las Mesin Potong/Sheering Mesin Pound 25 Mekanis Notching Hydraulic Ton
2 Bending Hydraulic Mesin Potong/Sheering 3 Mekanis Sheering Hydraulic Notching Hydraulic 4 Sheering Hydraulic Notching Hydraulic Bor Mill Drill Mesin Potong/Sheering 5 Notching Hydraulic Manual Mesin Potong/Sheering 6 Bor Mill Drill Manual Mesin Mesin Potong/Sheering Mesin Pound 25 Potong/Sheering 7 Manual Ton Mekanis Mesin Pound 16 8 Mesin Pound 25 Ton Ton Notching Hydraulic 9 Mesin Pound 16 Ton Mesin Gerinda Mesin CNC Plasma Mesin Pound 10 10 Mesin Las Notching Manual Cutting Ton Multi Punch 11 Notching Manual Hydraulic 12 Multi Punch Hydraulic Mesin Las Mesin CNC Plasma 13 Cutting Notching Manual 14 Mesin Pound 10 Ton Mesin Cutting Well 15 Mesin Cutting Well Mesin Las 16 Mesin Gerinda Mesin Las Mesin Pound 25 17 Meja Trolly Bending Hydraulic Ton
TI-34
O
U
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 3. Usulan Skala Prioritas No. Nama Mesin Bending Hydraulic 1 CNC
A
E
I
O
U
Bending Hydraulic Mesin Gerinda
2 Bending Hydraulic
Mesin Potong/Sheering Mekanis
Notching Hydraulic
Mesin 3 Potong/Sheering Mekanis
Sheering Hydraulic
Notching Hydraulic
4 Sheering Hydraulic
Notching Hydraulic
Bor Mill Drill
Mesin Pound 25 Ton
5 Notching Hydraulic Bor Mill Drill 6 Bor Mill Drill Mesin 7 Potong/Sheering Manual Mesin Pound 25 8 Ton Mesin Pound 16 9 Ton 10 Mesin Las 11 Notching Manual Multi Punch Hydraulic Mesin CNC 13 Plasma Cutting Mesin Pound 10 14 Ton 15 Mesin Cutting Well 12
16 Mesin Gerinda 17 Meja Trolly
Mesin Pound 25 Ton
Mesin Potong/Sheering Mekanis
Bor Mill Drill Mesin Pound 16 Ton
Notching Hydraulic
Mesin Las Mesin Gerinda Multi Punch Hydraulic Mesin Gerinda Multi Punch Hydraulic Mesin Cutting Well Mesin Las Mesin CNC Plasma Cutting Mesin Pound 25 Bending Hydraulic Ton Notching Manual
Mesin Pound 10 Ton
ARD Peta ARD (Activity Relationship Diagram) saat ini yang digunakan di lantai produksi PT Nurinda digambarkan pada gambar 2, tidak ada aliran mesin yang bertabrakan tetapi dari segi jarak memperlihatkan ruang untuk melakukan improvement. Perubahan dilakukan dengan memperhatikan hubungan antarmesin sehingga menghasilkan tata letak usulan pada gambar 3. Analisis perbedaan tata letak saat ini dengan tata letak usulan Tata letak usulan diharapkan dapat memberikan keuntungan baik dari segi waktu, biaya, dan jarak. Beberapa kelebihan tata letak usulan jika dibandingkan dengan tata letak saat ini adalah bahwa pada tata letak, peletakan mesin-mesinnya lebih teratur sehingga dapat mengurangi jarak. Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti kebakaran, operator dapat memakai fire extinguisher di tempat terdekat untuk keamanan dan keselamatan pekerja, dan juga terdapat tempat sampah (recycle) untuk membuang sisa-sisa (scrap) bahan atau sampah lainnya guna kesehatan para pekerja.
TI-35
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 E-10
A-12
Mesin CNC Plasma Cutting (13) A-15 I
E
O
Mesin Pound 10 Ton (14)
I-10 A-10,11,13
O
E
A-14
Multi Punch Hydraulic (12)
I
E
Mesin Cutting Well (15)
O
A11,12, 15,16
I
E1,13
O
Mesin Las (10)
A-10,12
I-14
E
O
A-9,10
Mesin Gerindra (16)
Notching Manual (11)
I
E
I
O
A-2
O
A-8,16
E-10
Bending Hydraulic CNC (1)
I
Mesin Pound 16 Ton (9)
O
A1,3,17
I
E-5
A-2
Bending Hydraulic (2)
I-8
O
A-2,4
E-5,7
O
Meja Trolly (17)
I
E5,17
A-7,9
E-8
Mesin Pound 25 Ton (8)
O
I
O
E2,3,6 ,8
A-4,7
Mesin Potong/Sheering Mekanis (3)
I
E
A-5,6,8
Mesin Potong/Sheering Manual (7)
Notching Hydraulic (5)
O
I
A-3,5
O
E-6
I
A-7
Sheering Hydraulic (4)
I
O
E-3
O
E-4,5
Bor Mill Drill (6)
I
O
Gambar 2. Activity Relationship Diagram (ARD) Lantai Produksi Metal Works di PT Nurinda saat ini
TI-36
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 E-16
A-12
Mesin CNC Plasma Cutting (13) A-15 I
E
O
Mesin Pound 10 Ton (14)
I-16 A-11,13,16
O
E
A-14
Multi Punch Hydraulic (12)
I
E
Mesin Cutting Well (15)
O
I
E1,13
A11,12, 15,10
O
Mesin Gerinda (16)
A-12,16
I-14
E
O
A-9,16
Mesin Las (10)
Notching Manual (11)
I
E
I
O
A-2
O
A-8,10
E-10
Bending Hydraulic CNC (1)
I
Mesin Pound 16 Ton (9)
O
A1,3,17
I
E-5
A-2
Bending Hydraulic (2)
I-8
O
A-2,4
E-5,6
O
Meja Trolly (17)
I
E5,17
A-6,9
E-8
Mesin Pound 25 Ton (8)
O
I
O
E2,3,7 ,8
A-4,6
Mesin Potong/Sheering Mekanis (3)
I
E
A-5,7,8
Notching Hydraulic (5)
O
I
A-3,5
Bor Mill Drill (6)
O
E-7
I
A-6
O
O
E-4,5
Mesin Potong/Sheering Manual (7)
Sheering Hydraulic (4)
I
E-3
I
O
Gambar 3. Activity Relationship Diagram (ARD) Lantai Produksi Metal Works di PT Nurinda TI-37
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
KANTOR LANTAI PRODUKSI
KETERANGAN Mesin Sheering Hydraulic
Mesin Sheering Manual
Mesin Gerindra
Notching Manual
Multi Punch Hydraulic Mesin Sheering Mekanis Mesin Plasma CNC
Notching Hydraulic
Mesin Las
Bor Mill Drill
Mesin Pound 10 Ton
Mesin Pound 25 Ton Mesin Cutting Well Mesin Pound 16 Ton
Bending Hydraulic
Meja Trolly/Buffer
RUANG PENYIMPANAN MESIN Bending Hydraulic CNC
Operator Fire Extinguisher
TEMPAT PENGAWAS LANTAI PRODUKSI
STORAGE
Gambar 4. Layout Lantai Produksi Lantai Produksi Metal Works di PT Nurinda saat ini
KANTOR LANTAI PRODUKSI
KETERANGAN Mesin Sheering Hydraulic
Mesin Sheering Manual
Mesin Gerindra
Notching Manual
Multi Punch Hydraulic Mesin Sheering Mekanis Mesin Plasma CNC
Pintu masuk
Notching Hydraulic
Mesin Las
Bor Mill Drill
Mesin Pound 10 Ton
Mesin Pound 25 Ton Mesin Cutting Well Mesin Pound 16 Ton Meja Trolly/Buffer Bending Hydraulic Operator
RUANG PENYIMPANAN MESIN Bending Hydraulic CNC
Tempat Sampah Fire Extinguisher
TEMPAT PENGAWAS LANTAI PRODUKSI
STORAGE
Gambar 5. Usulan Layout Lantai Produksi Metal Works di PT Nurinda
TI-38
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 From to chart (FTC) Tabel 4. From To Chart (FTC) Jarak Perpindahan Bahan Saat ini
Tabel 5. From To Chart (FTC) Usulan Jarak Perpindahan Bahan
TI-39
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 6. From To Chart (FTC) Jumlah Perpindahan Bahan
Tabel 7. Analisa Hasil Perbandingan From To Chart (FTC) saat ini dan From To Chart (FTC) usulan dan Total Efisiensi Jarak Antar Mesin
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah perpindahan bahan mempengaruhi jarak perpindahan bahan di lantai produksi metal works PT Nurinda, sehingga menghasilkan total efisiensi jarak tempuh sebesar 36657.6 m atau 36.7 km. Dengan demikian, layout usulan dikatakan lebih efisien daripada layout saat ini. Saran Disarankan agar PT Nurinda dapat menerima usulan layout yang dibuat peneliti karena layout usulan jauh lebih efisien. DAFTAR RUJUKAN Allegri, T.M., 1984. Material Handling :Principles and Practices. Van Nostrand, New York, NY. Apple, J.M., 1990. Plant Layout and Material Handling. Diterjemahkan oleh : Mardiono, M.T. ITB : Bandung.
TI-40
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Canen, G. A., Geoff H. W., 1996. "Facility layout overview: towards competitive advantage". International Journal Fasilities, 14:10-11, 5 – 10. (University of Glasgow, Skotlandia) Chien, Te‐King., 2004. "An Empirical Study Of Facility Layout Using A Modified SLP Procedure", International Journal of Manufacturing Technology Management, 15:6, 455 – 465. (Associate Professor, Department of Information Management, National Huwei Institute of Technology, Yunlin, Republic of China). Faishol, M., Sri, H., dan Millatul, U., “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Tahu Srikandi Junok Bangkalan” dalam Jurnal Agrointek, 7:2, 57-64. (Madura, Agustus, 2013) Health and Safety Commision (1982) (U.K), Proposal for Health and Safety (Manual Handling of Loads). Regulation and guidance, HMSO, London. Nugroho, K.E., Dimas, R., Prayogo, A.D.,“Usulan Tata Letak Ulang MenggunakanSoftware Quantitave Syestems Untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan Di Lantai Produksi Departemen Mechanic PT Jefta Prakarsa Pratama” dalam Jurnal Tata Letak, 3:1, 543551. (Jakarta, Juni 2012). Nunung, N., Bima. P.S., “Perbaikan Rancangan Tata Letak Lantai Produksi di CV. XYZ” dalam Jurnal AL-AZHAR Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 2:2, 81-90. (Jakarta, September 2013). Prasetya, S.A., 2008. Usulan Tata Letak Lantai Produksi PT ITU Aircon Co. Dengan Metode Graph Based Construction [Skripsi]. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Santoso. dan Chanda Halim. “Usulan Tata Letak Fraktal Untuk Pabrik Baru Dari CV Prima Bangun Nusantara” dalam Jurnal Tata Letak, 13:2, 100-108. (Bandung, Oktober 2012). Siregar, R.M., Danci. S., Ukurta., T., “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Algoritma Blocplan Dan Algoritma Corelap Pada PT XYZ” dalam E-Jurnal Teknik Industri, 1:1, 35-44.(Universitas Sumatera Utara, Januari 2013) Sulistyani., 2003. Analisa Manual Material Handling Dengan Konsep NIOSH. Fakultas Teknik, UMS: Surakarta. Yang, T., Brett A. Peters., (1997) "A Spine Layout Design Method For Semiconductor Fabrication Facilities Containing Automated Material‐Handling Systems", International Journal of Operations & Production Management, 17:5, 490 – 501. (Texas A&M University, College Station, Texas, USA). Yang, T,. Chao-Ton Su ., dan Yuan-Ru Hsu., (2000) "Systematic Layout Planning: A Study On Semiconductor Wafer Fabrication Facilities", International Journal of Operations & Production Management, 20:11, 1359 – 1371. (National Cheng Kung University, Tainan, Taiwan). Sha, D.Y., dan Chien‐Wen Chen, (2001) "A New Approach To The Multiple Objective Facility Layout Problem", International Journal of Integrated Manufacturing Systems, 12:1, 59-66. (National Chiao Tung University, Taiwan, Republic of China). Sule, D.R., 1994. Manufacturing Facilities: Location, Planning and Design. 2nd ed, PWS Publishing Company , Boston, MA. Tompkins, J.A., White, J.A., Bozer, Y.A., Frazelle, E.H., Tanchoco, J.M.A. and Trevino, J. (1996), Facilities Planning, 2nd ed., John Wiley, New York, NY. Wignjosoebroto, S., 2003. Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Guna Widya, Jakarta.
TI-41