Bidang Unggulan PT: Pengembangan Metodologi dan Perangkat Pendidikan/ Pembelajaran 796/Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan
USULAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TIM PENGUSUL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA APRIL 2013
DAFTAR ISI halaman RINGKASAN
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Khusus Penelitian
3
1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
4
1.1 Temuan yang ditargetkan
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN
5
2.1 Karakter dan Pendidikan Karakter
5
2.2 Nilai-Nilai Karakter Sebagai Hasil Belajar Pendidikan Karakter
6
2.3 Asesmen Pendidikan Karakter
7
2.4 Metode Asesmen Pendidikan Karakter
8
2.5 Penelitian yang Relevan dan Rood Map Penelitian
9
BAB 3. METODE PENELITIAN
11
3.1 Jenis dan Tahapan Penelitian
11
3.2. Populasi dan Sampel
12
3.3. Metode Pengumpulan Data
14
3.4 Indikator Capaian
15
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
16
4.1 Anggaran Biaya
16
4.2 Jadwal Penelitian
16
DAFTAR PUSTAKA
19
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian
21
Lampiran 2 Dukungan Sarana Prasarana
25
Lampiran 3 Sususnan Organisasi Tim Pengusul Penelitian
26
Lampiran 4 Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
27
Lampiran 5 Surat Pernyataan
45 i
RINGKASAN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mengembangkan instrumen asesmen pendidikan karakter untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan khusus penelitian adalah (1) mengidentifikasi model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP di propinsi Bali, (2) mengidentifikasi dan merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar pendidikan karakter, (3) mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan Standar Proses, (4) mendeskripsikan korelasi antara Standar Kompetensi Lulusan dengan nilai-nilai karakter, (5) Menghasilkan perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter untuk siswa SMP, (6) mendeskripsikan respon guru-guru dan kepala sekolah SMP terhadap perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan. Adapaun tahapantahapannya adalah (1) need assessment, (2) pengembangan draft instrumen asesmen pendidikan karakter, (3) validasi ahli produk awal, (4) revisi produk awal, (5) validasi empiris, produk dan (6) finalisasi produk. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahun dengan tahapan sebagai berikut. Tahun I adalah penelitian need assessmen. Pada tahap ini kegiatan penelitian meliputi: (1) Studi pustaka mengidentifikasi hasil belajar (learning outcome), model-model dan perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter dari berbagai negara., (2) Survey untuk asesmen pendidikan karakter yang telah dilakukan oleh guru-guru di SMP di Bali, (3) Studi deskriptif ”korelasi antara nilai-nilai karakter dengan standar kompetensi lulusan, (4) Focus group discussion untuk merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar karakter dan indikator karakter untuk siswa SMP. Bertolak dari hasil need assessment pada tahun I, kemudian di tahun II dilanjutkan dengan pengembangan draft instrumen assessmen pendidikan karakter. kegiatan penelitian tahun II terdiri atas: (1) Diskusi kelompok menyusun draft instrumen pendidikan karakter untuk siswa SMP, (2) Expert Validation draft instrumen asesmen pendidikan karakter, (3) Rveisi draft perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter, (4) Melakukan uji coba terbatas produk (instrumen asesmen pendidikan karakter untuk siswa SMP, (5) Revisi draft Instrumen, (6) menyusun pedoman penggunaan perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter. Pada tahun III adalah tahap uji empiris model dan instrument asesmen pendidikan karakter secara luas . Kegaiatan-kegiatan penelitian tahun III adalah (1) uji coba secara luas instrumen asesmen pendidikan karakter. (2) revisi instrumen asesmen pendidikan karakter, (3) Finalisasi intrumen asesmen pendidikan akarakter, (4) Finalisasi draft buku teks tentang Pengembangan Instrumen Asesemen Pendidikan karakter untuk Siswa SMP. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskritif kualitatif dan kuantitatif. Kata-kata kunci: instrumen, asesmen, karakter, valid, reliabel
i
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Upaya pengembangan karakter peserta didik dalam sistem pendidikan nasional Indonesia telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak (karakter) serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pengembangan karakter peserta didik dipertegas lagi dalam Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan penyelenggaraan Pendidikan pasal 17 ayat (3) yang menyebutkan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri, toleran, peka sosial, demokratis dan bertanggung jawab. Kedua produk hukum ini mengisyaratkan pentingnya pengembangan pendidikan karakter bagi peserta didik. Sebagai respon terhadap ketententuan perundang-undangan di atas, Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama telah mengeluarkan Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Panduan tersebut menyebutkan bahwa cara pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan melalui pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran semua mata pelajaran, terpadu dengan manajemen sekolah, dan terpadu dengan kegiatan pembinaan kesiswaan (hal 30). Thomas Lickona (dalam Berkowitz dan Bier, 2005) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan karakter yang baik berlandasakan kepada kebajikan-kebajikan untuk individu dan masyarakat. Pendidikan karakter mengajarkan peserta didik tentang nilai-nilai dasar kemanusiaan (basic human values) yang meliputi kejujuran (honesty), kebaikan (kindness), kedermawanan (generosity), keteguhan hati/keberanian (courage), kebebasan (freedom), kesetaraann (equity), dan rasa hormat (respect). Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan kemampuan 1
peserta didik untuk menjadi bangsa yang bertanggungjawab secara moral dan menjadi warga yang memiliki disiplin diri (Assosian fore Supervision and Curriculum development). Dalam pendidikan karakter, karakter peserta didik merupakan salah satu bentuk hasil belajar (Cole,2004). Dengan kata lain karakter merupakan hasil dari proses pendidikan. Sebagai hasil belajar, perkembangan karakter peserta didik sebagai hasil proses pendidikan perlu diukur. Untuk dapat melakukan pengukuran perkembangan karakter peserta didik dengan tepat diperlukan instrumen asesmen yang valid dan reliabel. Sehubungan dengan itu, identifikasi nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter perlu dilakukan. Upaya identifikasi ini kemudian harus diikuti dengan pemilihan model-model asesmen dan dilanjutkan dengan pengembangan instrumen asesmen sesuai dengan nilai-nilai karakter yang akan diukur. Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, saat ini sekolah-sekolah telah mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pengajaran mata pelajaran. Namun demikian, perkembangan nilai-nilai karakter peserta didik sebagai dampak pembelajaran tidak pernah diukur secara berkesinambungan. Para guru sekadar mencantumkan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam RPP mereka, dan menganggap dengan pembelajaran yang dilakukannya, karakter peserta didik yang ingin dikembangkan akan berkembang dengan sendirinya. Perkembangan karakter peserta didik lebih dipandang sebagai dampak pengiring dari proses pembelajaran. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan asesmen pendidikan karakter di luar negeri telah banyak dilakukan seperti oleh Institut of Education Scciences dari U.S Department of Education (2009) tentang Survey of Outcomes Measurement in Research on Character Education Program; Strange (2004) telah melakukan penelitian dengan judul ”Measuring Up: Defining anda Assessing Outcomes of Character Education; Cole (2004) tentang Character Develompment as an Outcome of the Ohio Northern University Educational Experience; Park dan Peterson (2003) tentang Assessment of Character Strengths Among Youth: The Values in Action Inventory of Stengths for Youth, dan West Virginia Department of Education (2008) tentang Correlation of 21st Century Content Standar and Objective with Character Education Virtues. Namun, di Indonsia belum banyak dijumpai studi-studi, publikasi, dan sumber-sumber tentang berbagai aspek pendidikan karakter khususnya tentang asesmen pendidikan karakter. Oleh karena itu, studi mengenai pendidikan karakter pada berbagai aspek termasuk di dalamnya aspek asesmen pendidikan karakter masih merupakan isu yang sangat relevan untuk dilakukan. 2
Bertolak dari dasar pikiran di atas, penelitian tentang “Pengembangan Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan suatu kebutuhan. Penelitian ini diharapkan menghasilkan model-model asesmen pendidikan karakter dan instrumen asesmen kompetensi karakter yang valid dan reliabel.
1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah, pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama di Bali selama ini? 2) Kompetensi dan kompetensi dasar apa saja yang dapat dikembangkan dari pendidikan karakter? 3) Nilai-nilai karakter apa saja yang dapat dikembangkan dari kompetensi dan kompetensi dasar pendidikan karakter? 4) Bagaimana korelasi antara standar kompetensi lulusan yang dirumuskan oleh BNSP dengan nilai-nilai karakter dalam pendidikan karakter? 5) Model-model dan instrumen asesmen apa saja yang sesuai untuk mengukur pencapaian nilai-nilai karakter yang telah teridentifikasi? 6) Bagaimana validitas dan reliabilitas dari instrumen asesmen nilai-nilai karakter yang telah dikembangkan? 7) Bagaimana respon kepala sekolah terhadap model-model dan instrumen asesmen pendidikan karakter yang dikembangkan? 8) Bagaimana respon guru terhadap model-model dan perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter yang dikembangkan?
1.3 Tujuan Khusus Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model-model dan instrumen asesmen nilai-nilai karakter peserta didik dalam pendidikan karakter. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP di Bali selama ini; (2) Mengidentifikasi dan merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar karakter yang harus dicapai dalam pendidikan karakter; (3) Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pendidikan karakter; (4) Mendeskripsikan 3
korelasi antara standar kompetensi lulusan dalam standar nasional pendidikan Indonesia dengan nilai-nilai karakter yang teridentifikasi dari standar kompetensi dan kompetensi dasar pendidikan karakter; (5) Menghasilkan model-model asesmen pendidikan karakter sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan nilai-nilai karakter yang telah teridentifikasi; (6) Menghasilkan bentuk-bentuk instrumen asesmen nilai-nilai karakter yang valid dan reliable; (7) Mendeskripsikan respon guru-guru dan kepala-kepala sekolah SMP terhadap model dan instrumen asesmen pendidikan karakter yang dikembangkan.
1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian Model-model pembelajaran dan asesmen yang diterapkan guru di SMP di Bali selama ini dapat dijadikan sebagai baseline dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran dan asesemen pendidikan karakter di masa depan. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan nilai-nilai karakter yang berbasis pada kebudayaan nasional maupun kebudayaan lokal yang teridentifikasi dalam penelitian ini dapat memberi oreintasi kepada para teoritisi maupun praktisi pendidikan karakter untuk menghasilkan insan yang cerdas dan berkarakter. Berdasarkan standar kompetensi, komptensi dasar, dan nilai-nilai krakter yang teridentifikasi ini para pengembang pendidikan karakter dapat merancang model pendidikan, pembelajaran, serta asesmen pendidikan karakter yang sesuai. Macam-macam instrumen asesmen nilai-nilai karakter yang dihasilkan dalam penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan perbandingan oleh para peneliti dan pengembang pendidikan karakter baik dalam pengembangan instrumen maupun sebagai instrumen dalam penelitiannya. Macam-macam instrumen asesmen nilai-nilai karakter ini juga dapat digunakan oleh praktisi sebagai alternatif pilihan asesmen sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diukur dan model pendidikan karakter yang dipilih.
1.5 Temuan yang ditargetkan Sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian ini, maka luaran yang ditargetkan adalah sebagai berikut. 1) Daftar nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) siswa SMP dalam konteks budaya nasional dan budaya local. 2) Perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter bagi siswa SMP. 3) Buku teks tentang Asesmen Pendidikan Karakater 4) Artikel ilmiah yang dipbulikasikan pada jurnal nasional yang terakreditasi. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN
2.1 Karakter dan Pendidikan Karakter a. Pengertian Karakter Untuk dapat mengembangkan karakter secara optimum, terlebih dahulu perlu diketahui apa karakter itu. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2010) karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, keperibadian, budi pekerti, prilaku, personalitas,
sifat,
tabiat,
tempramen,
hhttp://media.hoover.org/sites/default/
watak”.
Berkowitz(tersedia
dalam
files/document/0817929622_43.pdfeducatio)
mendefinisikan karakter sebagai “an individual’s set of psychological caharacteristics that affect that person’s ability and inclination to function morally. Lebih lanjut dikatakan bahwa karakteristik-karakteristik psikologis itu akan mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik atau tidak melakukan sesuatu yang baik. Menurut Berkowitz, pembentukan karakter dapat berasal dari berbagai sumber antara lain: keluarga (kuhusnya orang tua), sekolah, teman sebaya, masyarakat (termasuk media), agama, dan biologi). Chao-Shun dan Lee Ro-Yu (2007) menegaskan bahwa karakter adalah sifat-sifat individu yang dibangun secara internal dan secara eksternal ditunjukan lewat prilakunya. Karakter seorang individu menunjukkan sifat-sifat (traits) yang baik dan ia dapat berprilaku dengan benar dan merupakan model sosial secara moralitas. Karakter trait individu telah dibentuk oleh kognisi moral, emosi, dan cinta dan semuanya diekspresikan dalam prilaku.
b. Pendidikan Karakter Karakter yang baik tidak akan terbentuk secara otomatis, ia harus dikembangkan secara terus-menerus melalui proses-proses pengajaran, contoh-contoh, belajar dan praktik secara berkelanjutan melalui pendidikan karakter (Pala, 2011). Character Education Partnership (dalam Berkowitz & Bier, 2005) menyatakan pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja dan proaktif untuk membangun nilai-nilai etika seperti kepedulian (caring), jujur (honesty), keadilan (fairness), tanggungjawab (responsibility), and hormat terhadap diri sendiri dan orang lain (respect for self and other). Association for Supervision and Curriculum Development (dalam Berkowitz & Bier, 2005) menyatakan “Character education is teaching children about basic human values, including honesty, kindness, generosity, courage, freedom, equity, and respect”. The goal is 5
to raise children to become morally responsible, self disciplined citizens. Chao-Sun dan Lee Ro-Yu (2007) menyatakan pendidikan karakter mengacu kepada kegiatan pengajaran yang membantu peserta didik untuk memperoleh “nilai-nilai universal”, “nila inti (core value)” dan “ pendidikan moral” dan memungkinkan peserta didik untuk berpikir dan bertindak dalam lingkup moral. Dengan demikian maka isi dari pendidikan karakter harus mencakup pengetahuan dan moral, kognisi dan emosi, dan emosi serta prilaku. Bertolak dari pengertian-pengertian pendidikan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwa secara lebih sempit pendidikan karakter dapat dipandang sebagai upaya pelatihan moral, konsep-konsep nilai-nilai tertentu dan program-program pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik melalui metode pendidikan tertentu. Secara lebih luas pendidikan karakter meliputi semua aktivitas pendidikan yang dilakukan di sekolah dan masyarakat untuk mendorong individu untuk mengetahui, berhasrat, dan berprilaku secara benar dan menginternalisasikan karakter trait yang positif. Pentingnya karakter telah ditegaskan oleh Martin Luther King Jr (Menon, 2011) yang menyatakan bahwa “Intelegnece plus character: that is the goal of true education”. Berkowitz & Bier (2005) juga menyatakan bahwa “good character education is good education. Dari kedua pandangan ini jelas bahwa, pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan lulusan yang pintar secara kademik tetapi juga menghasil insan yang berkarakter baik.
2.2 Nilai-Nilai Karakter Sebagai Hasil Belajar Pendidikan Karakter Untuk
dapat
menyukseskan
pendidikan
karakter
di
sekolah-sekolah
perlu
diidentifikasi nilai-nilai karakter yang akan dijadikan sebagai hasil belajar (learning outcome) pendidikan karakter. Salah satu hasil identifikasi yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan pendidikan karakter adalah identifikasi karakter yang dilakukan oleh Heritage Foundation (Mulyasa, 2011) yang mengidentifkasi sembilan karakter yaitu: (1) cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beserta alam isinya, (2) tanggungjawab, disiplin dan mandiri, (3) jujur, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, peduli, dan kerjasama, (6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7) keadilan dan kepemimpinan, (8) baik dan rendah hati, dan (9) toleransi, cinta damai dan persatuan. Cole (2004) membedakan dimensi karakter atas dua dimensi yaitu dimensi intelektual dan dimensi prilaku. Di dalam keseluruhan konsep karakter terdapat 1) nilai-nilai inti dan sistem keyakinan, dan 2) prilaku atau tindakan-tindakan yang terjadi yang mendukung sistem 6
inti tersebut. Bila diturunkan sebagai learning outcome karakter itu akan menjadi hasil belajar (learning outcome) atau suatu produk dari proses pendidikan karakter. Dalam mendeskripsikan karakter sebagai hasil belajar Nagara (dalam Cole, 2004) memberikan contoh yang mungkin sebagai character outcome seperti: rasa tanggungjawab social (sense of social responsibility), kesadaran akan identitas budaya dan apresiasi terhadap keragaman budaya, penerimaan dan apresiasi terhadap nilai-nilai prilaku etis, penerimaan terhadap perbedaan pandangan dan opini, semangat pelayanan dan perhatian, dan nilai-nilai spiritual.
2.3 Asesmen Pendidikan Karakter Asesmen merupakan komponen integral dari proses pembelajaran. Asesmen dapat menyediakan informasi bagi peningkatan kualitas belajar dan pembelajaran. Asesmen adalah prosedur sistematis untuk pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek (AERA et al., dalam Reynolds, Livingston, dan Wilson, 2010). Bertolak dari definisi di atas, asesmen pendidikan karakter dapat diartikan sebagai suatu prosedur sistematis untuk mengumpulkan informasi untuk menarik kesimpulan tentang karakter
peserta
didik.
Asesmen
pendidikan
karakter
harus
dilakukan
secara
berkesinambungan untuk mengetahui dan memantau perubahan dan kemajuan peserta didik maupun untuk memberi skor, angka atau nilai yang biasa dikonversi menjadi hasil belajar. Pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang sarat dengan pengembangan nilai-nilai karakter, oleh karena itu penilaian pendidikan karakter harus mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Asesmen proses pendidikan karakter dimaksudkan untuk menilai kualitas proses pendidikan karakter yaitu proses pembentukan kompetensi karakter peserta didik. Kualitas pendidikan karakter dapat dilihat dari sisi proses dan hasil belajar. Asesmen proses pendidikan karakter terutama ditujukan kepada asesmen terhadap keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran baik secara fisik, mental maupun social; kegairahan belajar; semanagat belajar; dan rasa percaya diri (Mulyasa, 2011). Sedangkan dari sisi hasil belajar, asesmen pendidikan karakter ditujukan untuk mengases terjadinya perubahan prilaku positif dari peserta didik khususnya yang berkaitan dengan pengembangkan nilai-nilai karakter yang ditetapkan sebagai hasil belajar (learning outcome). Mengukur karakter sebagai learning outcome proses pendidikan bukan hanya mengukur hal-hal yang berkaitan dengan etika, nilai-nilai dan moral yang dihasilkan dari 7
pengalaman pendidikan, tetapi juga harus menunjukkan bahwa tindakan peserta didik harus konsisten dengan etika, nilai-nilai dan moralnya (Cole, 2004).
2.4 Metode Asesmen Pendidikan Karakter Airasian (2000) membedakan metode asesmen menjadi tiga yaitu teknik tertulis (paper-pencil techniques), teknik observasi (observation techniques), dan teknik pertanyaan lisan (oral questioning techniques). Teknik tertulis (paper-pencil techniques) mengacu kepada metode asesmen dimana siswa menuliskan responnya terhadap pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah. Oberavsi adalah suatu proses
melihat atau mendengar individu
melakukan suatu aktivitas (observasi proses) atau untuk menilai suatu produk (observasi produk). Sedangkan teknik pertanyaan lisan adalah metode asesmen dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada individu. Metode asesmen pendidikan karakter dapat dibedakan atas aesemen kuantitatif (quantitative assessment) dan asesmen kualitatif (qualitative assessment). Asesmen kuantitatif dapat berbentuk: rubric asesmen diri sendiri (self assessment rubric), tes tertulis (paper and pencil test), skala bertingkat asesmen karakter (character assessment rating scale). Sementara itu, asesmen kualitatif dapat berupa: jurnal siswa, paper, dan unjuk kerja (Strange, 2004). Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
afektif
dan
ranah
psikomotor.
Menurut
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penilaian_karakter.pdf),
Mardapi karakter
(dalam merupakan
bagian darin ranah afektif. Oleh karenanya metode asesmen yang digunakan haruslah metode pngukuran ranah afektif. Anderson (dalam Mardapi) menyatakan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi didasarkan kepada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari prilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi psikologis, atau keduanya. Metode laporan diri didasarkan pada asumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri. Penilaian pada ranah afektif memerlukan data berupa data kuantitatif atau kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran atau pengamatan dan hasilnya berbentuk angka. Data kualitatif pada umumnya diperoleh melalui pengamatan. Untuk itu diperlukan instrumen nontes, yaitu instrumen yang hasilnya tidak ada yang benar atau salah. 8
Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
afektif
dan
ranah
psikomotor.
Menurut
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penilaian_karakter.pdf),
Mardapi karakter
(dalam merupakan
bagian darin ranah afektif. Oleh karenanya metode asesmen yang digunakan haruslah metode pngukuran ranah afektif. Anderson (dalam Mardapi) menyatakan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi didasarkan kepada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari prilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi psikologis, atau keduanya. Metode laporan diri didasarkan pada asumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri. Penilaian pada ranah afektif memerlukan data berupa data kuantitatif atau kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran atau pengamatan dan hasilnya berbentuk angka. Data kualitatif pada umumnya diperoleh melalui pengamatan. Untuk itu diperlukan instrumen nontes, yaitu instrumen yang hasilnya tidak ada yang benar atau salah. Menurut Person, Moidudin, Angus, dan Malone (2009) pengukuran karakter pada level-siswa dilakukan dengan berbagai metode yang secara garis besar dapat dibedakan atas dua cara yaitu asesmen secara langsung dan asesmen secara tidak langsung. Asesmen secara langsung dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa untuk melakukan tugas-tugas spesifik atau mendemonstrasikan pengetahuannya (contohnya melalui tes pengetahuan konten atau achievement test). Asesmen secara tidak langsung dilakukan dengan meminta siswa untuk merespon skenario tertentu dengan mendeskripsikan apa yang akan mereka kerjakan atau pikirkan terdapat situasi yang disajikan. Respon-respon siswa kemudian diskor dan dibandingkan dengan standar tertentu yang telah ditentukan.
2.5 Penelitian yang Relevan dan Rood Map Penelitian a. Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan asesmen pendidikan karakter telah banyak dilakukan di luar negeri. Park dan Peterson telah melakukan pengukuran terhadap kekuatan karakter dengan menggunakan instrumen berupa Value In Action Inventory of Strengths for Youth (VIA-Youth), dan self report inventory for children and youth.
Person, Moiduddin, Angus, dan Malone (2009) telah merview 36 program
pendidikan karakter
terpilih untuk mendeskripsikan taksonomi hasil belajar pendidikan 9
karakter (taxonomy of character education outcomes). Ia membedakan taksonomi hasil belajar pendidikan karakter pada Student- Level Outcome menjadi tiga yaitu taksonomi kognitif (cognitive taxonomy), taksonomi afektif (affective taxonomy) dan taksonomi prilaku (behavioral taxonomy). Disamping student-level aoutcome, mereka juga mengidentifikasi jenis outcome yang lainnya anata lain: Teacher/administrasion-level outcome, school level outcomes, dan paret-community level outcome. Sementara itu, west Virginia Departemen of Education (2008) telah meneliti korelasi antara standanr content dan tujuan-tujuan pembelajaran dengan kebajikan-kebanjikan pendidikan karakter (Character Education Virtues). b. Road Map Penelitian Di Indonesia penelitian tentang pendidikan karakter masih sangat terbatas. Salah satu penelitian tentang pendidikan karakter adalah yang dilakukan oleh Zuchdi, Pasetya, Masruri (2010) tentang pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi yang dilakukan di sekolah dasar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pendidikan karakter yang efektif adalah yang menggunakan pendekatan komprehensif. Penelitian lain tentang pendidikan karakter telah dilakukan oleh Purwanti (tersedia dalam http://keguruan.umm.ac.id/files/file/Abstrak_Bu_Endang.pdf),
tentang
“pengembangan
Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter di TK. Temuannya antara lain: (1) guru sudah mengembangkan pembelajaran berbasis karakter, meskipun tidak dinyatakan sebagai pendidikan karakter. (2) instrumen yang cocok untuk melakukan asesmen pendidikan karakter di TK adalah inventori yang diisi oleh guru, berupa rating scale pada 88 indikator pengetahuan, sikap, dan prilaku anak TK terkait nilai-nilai kebaikan. Secara umum skor total pendidikan karakter di sekolah sampel menunjukkan hasil yang baik. Penelitian ini akan mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dalam pengembangan instrumen asesmen pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama. Pertimbangannya adalah bahwa anak-anak SMP memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan anak-anak TK yang tentunya mempunyai tingkat hasil balajar (learning outcome) yang lebih tinggi, dengan demikian membutuhkan instrumen maupun metode asesmen yang berbeda pula. Selain itu jika Purwanti hanya mengukur outcome karakter hanya pada level siswa, maka pada penelitian ini pengukuran outcome karakter juga dilakukan pada level sekolah, guru, dan orang tua/masyarakat.
10
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tahapan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development R&D), dengan tahapan-tahapan yang tahapan-tahapan penelitian adalah sebagai barikut. TAHUN II (2015
TAHUN I (2014) Peenelitian Tahun I: Need Asesmen 1. Survey tentang pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang telah dilakukan oleh guruguru di SMP di Bali 2. Identifikasi nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dari SKL berbasis pada budaya nasional dan lokal. 3. Focus group discussion untuk merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar pendidikan, dan indikator nilai-nilai karakter untuk siswa SMP. 4. Analisis data hasil studi lapangan, penulisan laporan, artikel, dan draft buku teks Asesmen Pendidikan Karakter, seminar laporan
Penelitian Tahun II: Pengembangan Draft Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter 1.
2.
3.
4. 5.
6. 7.
Diskusi kelompok menyusun draft instrumen pendidikan karakter untuk siswa SMP Expert Validation draft instrumen asesmen pendidikan karakter. Revisi Draft Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter Melakukan uji coba terbatas Instrumen Analisis hasil validasi pakar, hasil uji coba terbatas. Revisi draft Instrumen Menyusun pedoman penggunaan perangkat instrumen asesmen pendidikan karakter.
Luaran Tahun I
Luaran Tahun II
1. Daftar nilai-nilai karakter ayng dpat dikembangkan dari SKL berbasis budaya nasional dan local 2. Artikel Ilmiah 3. Draft Buku teks tentang Asesmen Pendidikan Karakter
1. Draft Instrumen Pendidikan Karakter untuk siswa SMP. 2. Artikel ilmiah 3. Draft buku teks Asesmen Pendidikan Karakter untuk Siswa SMP
Bagan 01. Tahapan-Tahapan Penelitian 11
TAHUN 2016 Penelitian Tahun III: Uji Coba Secara Luas Produk (Instrumen Asesmen) 1. Uji coba secara luas instrumen asesmen pendidikan karakter. 2. Analisis data uji coba secara luas untuk mendapatkan indek reliabilitas dan validitas indtrumen. 3. Revisi instrumen asesmen pendidikan karakter 4. Finalisasi Intrumen asesmen pendidikan akarakter 5. Finalisasi buku teks Asesmen Penidikan Karakter 6. Penyusunan Laporan, dan artikel ilmiah, dan seminar laporan Luaran Tahun III 1. Perangkat Asesmen Pendidiakan Karakter Untuk siswa SMP. 2. Publikasi Ilmiah 3. Buku Teks tentang; Asesmen Pendidikan Karakter
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Bertolak dari tahap-tahapan penelitian seperti pada 3.1, maka pada penelitian tahun I yang menjadi populasi penelitian ini adalah (1) literatur/publikasi tentang asesmen pendidikan karakter, (2) Guru-guru dan kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Propinsi Bali, (3) buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika yang digunakan digunakan di SMP, (3) Daftar Standar Kompetensi Lulusan dalam Permendiknas No 23.tahun.2006.
3.2.2.Sampel a. Sampel Literatur dan Publikasi Internasional Asesmen Pendidikan Karakter. Untuk keperluan identifikasi model-model asesmen pendidikan karakter dari berbagai negara, dibutuhkan informasi dari berbagai literatur dan publikasi ilmiah. Mengingat jumlah literatur dan publikasi tentang asesmen pendidikan karakter di berbagai negara tidak dapat ditentukan, maka sampel dari leteratur dan publikasi ditentukan dengan teknik insidental sampling (sampling kebetulan). Jumlah literatur dan publikasi yang ditelaah bergantung kepada literatur dan publikasi yang berhasil dilacak/diunduh dari internet atau penerbit. Dari literatur dan publikasi yang berhasil dilacak inilah kemudian ditelaah model-model dan instrumen asesmen pendidikan karakter di berbagai negara. a. Sampel Guru-Guru dan Kepala SMP Negeri di Bali Informasi mengenai model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang dilaksanakan di propinsi Bali diperoleh dari guru-guru bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS di SMP Negeri di Bali. Untuk menentukan sampel guruguru yang dilibatkan dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage area proporsional random sampling dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Tahap pertama, menentukan sampel kabupaten kota. Di di Bali terdapat 9 kabupaten/kota dengan menepkan 50% kab/kota sebagai sampel akan diperoleh 4,5 dibulatkan menjadi 5 (empat) kabupaten/kota sebagai sampel. Dengan mempertimbangkan perbedaan karakteristik wilayah, maka keempat sekolah yang ditetapkan sebagai sampel mewakili wilayah Bali Barat, Wilayah Bali Utara, Wilayah Bali Selatan, dan Wilayah Bali Timur, dan Bali Tengah. Dilihat dari peta yang digolongkan wilayah Bali Barat adalah Kabupaten Jembrana, Wilayah Bali Utara Kabupaten Buleleng, Wilayah Bali Selatan Kodaya Denpasar dan Kabupaten Badung Wilayah Bali Timur Karang Asem dan 12
Klungkung, Wilayah Bali tengah adalah Tabanan, Gianyar dan Bangli. dengan teknik random sampling kabupaten/kota yang dijadikan sampel adalah: Kab Jembrana mewakili wilayah Bali Barat, kabupaten Bueleleng mewakili wilayah Bali utara, Kabupaten Karangasem mewakili Wilayah Bali Timur, Kodya Denpasar mewakili wilayah Bali selatan, dan Gianyar mewakili wilayah Bali tengah. 2) Tahap kedua, menentukan sampel sekolah di masing-masing kabupaten/kota dengan teknik proporsional ampling. Proporsinya mencakup proporsi terhadap status sekolah (negeri/swasta) dan jumlah sekolah. Di masing-masing kabupaten sampel jumlah sekolah yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 10%.
Persentase ini dipandang sudah
representatif untuk penelitian deskriptif. Gay (dalam Sevilla et.al, 1993) untuk penelitian deskriptif ukuran minimum sampel yang dapat diterima adalah 10%, untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimal 20%. Nama-nama sekolah yang akan dijadikan sampel pada masing-masing kabupaten ditentukan secara random. Berdasarkan teknik ini jumlah sekolah sampel di masing-masing kabupaten adalah seperti pada tabel 3.1 Tabel 3.1. Sampel Kabupaten dan Sekolah Kabupaten Sampel
Jumlah sekolah Negeri swasta Jembrana 20 11 Buleleng 33 10 Karangasem 37 6 Gianyar 20 23 Kodya 11 32 Denpasar Total 121 82
jumlah 31 43 43 43 43
Jumlah sampel Negeri Swasta 2 1 3 1 4 1 2 2 1 3
jumlah 3 4 5 4 4
203
12
20
8
Nama-nama sekolah pada tiap kabupaten kota ditentukan secara random 3) Tahap ketiga, menentukan jumlah guru bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS sebagai sampel masing-masing 50% dari jumlah guru. b. Sampel Buku Teks, Standar Isi, dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Informasi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, dan nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan hasil belajar (learning outcome) diperoleh dari konten mata pelajaran (yang dapat dirunut dari buku teks), Standar Isi, dan Daftar Standar Kompetensi Lulusan. Untuk mendapatkan informasi nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dari konten mata pelajaran yang dirunut dari buku teks, buku teks yang dijadikan sampel pada masing-masing mata pelajaran adalah buku teks yang direkomendasikan oleh kemendikbud. Sementara itu,
13
untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter dari Standar Isi dan SKL, semua daftar standar isi dan SKL ditelaah. Pada tahun II, uji coba terbatas draft instrumen asesmen pendidikan karakter dilakukan pada SMP-SMP Kota Singaraja. Untuk menentukan sekolah sampel dilakukan random proporsional random dengan mempertimbangkan status sekolah. Di kota Singaraja terdapat 4 SMP Negeri (yaitu SMP N 1 Singaraja, SMP N2 Singaraja, SMP N 3 Singaraja dan SMP N 6 Singaraja) dan 4 SMP swasta yaitu SMP Lab Undiksha, SMP Saraswati, SMP Dwijendra dan SMP Paulus. Dengan menetapkan 40% sekolah sebagai sampel maka diperoleh sampel 4 (empat) sekolah sebagai sampel yang terdiri dari 2 (dua) SMP Negeri dan 2 (dua) SMP Swasta. Pada uji coba secara luas pada tahun III, uji coba dilakukan di SMP di propinsi Bali. Kabupaten sampel sama dengan yang ditetapkan pada penelitian tahun I. Mengingat untuk uji coba instrumen asesmen pendidikan karakter ini perlu diawali dengan pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dengan pembelajaran mata pelajaran, maka dari masingmasing kabupaten sampel ditetapkan 2 sekolah sebagai sampel sekolah eksperimen yang terdiri atas 1 (satu) SMP negeri dan 1(satu) SMP Swasta. Dengan demikian secara keseluruhan akan dilabtakan 10 SMP di Bali yang terdiri atas 5 SMP Negeri dan 5 SMP Swasta.
3.3. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan,sumber data, metode pengumpulan, instrumen yang digunakan dan teknik analisisnya adalah seperti terangkum pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Jenis data, sumber data, metode pengumpulan, instrumen, dan metode analisis No
Jenis Data
Sumber data
Metode
Instrumen
1
Nilai-nilai karakter yang dijadikan sebagai hasil belajar pendidikan karakter di berbagai negara diperoleh dengan metode studi dokumen/pustaka. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan nilai-nilai karakter yang dapat digunakan sebagai hasil belajar.
Buku teks Journal
Studi dokumen
Format identifikasi
Permendiknas No .23 Tahun 2006. tentang SKL, Standar Isi Orang tua
Studi dokumen Angket Wawancar a
Format identifikasi Pedoman wawancara Angket.
2
14
Metode Analisis Deskriptif kualitatif
Deskriptif kualitatif
(1)
3
4
5.
(2)
Model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang telah dilakukan oleh guru-guru SMP di propinsi Bali dikumpulkan dengan metode tes, wawancara, dan observasi. Pendapat pakar terhadap validitas logis instrumen asesmen pendidikan karakter dkikumpulkan dengan kuisioner dan wawancara. skor siswa, skor guru, skor kepala sekolah, skor orangtua/masyarakat dikumpulkan dengan metode tes.
(3) siswa, dan pakar pendidikan Kepala sekolah Guru siswa
(4)
(5)
(6)
Angket Wawancar a observasi
Kuisioner Pedoman wawancara Pedoman observasi
Deskriptif kualitatif
Pakar pendidikan, bahasa, asesmen
Tes Kuisioner Wawancar Pedoman a wanacara
Deskriptif kualitatif dan kuantitatif
Siswa Guru Kepala sekolah Orangtua siswa.
tes
Deskriptif kuantitatif , untuk mencari reliabilitas isntrumen
Instrumen asesmen pendidikan karakter
3.4 Indikator Capaian Mengacu kepada tujuan khusus penelitian ini pada setiap tahapnya, dapat dirumuskan indikator capaian penelitian tiap tahap (tiap tahun) seperti pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Indikator Capain Penelitian Tiap Tahap Tahun/Tahap Penelitian Tahun I Need Asesmen
Indikator Capaian
Dihasilkannya Informasi tentang model-model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter yang telah dilakukan di SMP di Bali selama ini. Dihasilkannya Daftar standar kompetensi, kompetensi dasar, dan nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam pendidikan karakter untuk siswa SMP dalam konteks budaya nasional dan lokal. Dihasilkannya artikel tentang “ Nilai-nilai Karakter Sebagai Hasil Belajar Pendidiakn Karakter di SMP dan Korelasinya dengan SKL dan Standar Isi. Dihasilkannya Draft Buku Teks Asesmen Pendidikan Karakter Tahun II Dihasilkannya draft instrumen asesmen nilai-nilai karakter Perancangan untuk pendidikan karakter pada tingkat SMP yang telah Instrumen Asesmen mengalami validasi ahli dan praktisi, dan uji coba terbatas. Pendidikan Karakter
15
Target capaian 1 dokumen
1 dokumen
1 publikasi
1 dokumen 1 dokumen
Dihasilkannya publikasi ilmiah mengenai “: Model-Model Asesemen Pendidikan Karakter untuk Siswa SMP. Draft buku teks Asesmen Pendidikan Tahun III Dihasilkannya Perangkat Instrumen Asesmen Pendidiakan Uji coba instrumen Karakter Untuk siswa SMP. asesmen pendidikan karakter Publikasi Ilmiah tentang: Pengembangan Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter”. Dihasilkan buku teks Asesmen Pendidikan Karakter yang siap diterbitkan
1 Publikasi 1 publikasi 1 dokumen
1 Publikasi 1
doku men
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya Anggaran yang diusulkan dalam penelitian ini (selama 3 tahun) adalah Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Rincian anggaran pertahun untuk dua tahun adalah seperti pada table berikut 4.1. Table 4.1. Anggaran Penelitian No
Jenis Pengeluaran
1
Honor Peneliti
2
Peralatan Penunjang
2
Rincian anggaran yang diusulkan Tahun I Tahun II Tahun III (Rp) (Rp) (Rp) 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 4.500.000,00
4.500.000,00
Bahan habis/ATK
12.000.000,00 12.000.000,00
12.000.000,00
3
Perjalanan
12.500.000,00 12.500.000,00
12.500.000,00
4
Lain-lain Jumlah
4.500.000,00
6.000.000,00
6.000.000,00
6.000.000,00
50.000.000,00 50.000.000,00
50.000.000,00
4.2 Jadwal Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam waktu 3 tahun, tiap tahun dirancang untuk berlangsung selama 10 bulan dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Nopember Adapaun
jadwal
kegiatannya
adalah
16
seperti
pada
table
4.2.
No
Kegiatan
TABEL 4.2 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN Tahun I bulan ke Tahun II bulan ke 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 3
Mengurus izin ke dinas Pend 1 Prop Bali Study Pustaka Pendidikan 2 Karakter 3 Survey Pembelajaran Pend karakter di propinsi Bali 4
5
6 7 9 10 11 12 13
Identifikasi Nilai-nilai karakter dari SKL, Standar Isi, Buku Teks, dan Budaya Lokal dan nasional FGD merumuskan Kompetensi Dasar dan Indikator pendidikan karakter terintegrasi dengan pembelajaran mata pelajaran Analisis Data Penelitian Penulisan lapoan dan artikel Penulisan draft buku teks Asesmen Pendidiakan karakter Seminar draft laporan Mengirim laporan Seminar laporan ke Ditlitabmas Penysusunan Draft Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter 17
4 5 6
Tahun III bulan ke
7 8 9 10 11 2 3 4 5
6
7
8
9 10 11
14 15
Validasi Pakar dan Parktisi draft Instrumen asesmen pendidikan Karakter Revisi draft isntrumen Pendidikan Karakter
16
Menyusun Pedoman Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter 17 Uji coba terbatas instrumen asesmen Pendidikan Karakter
18
19
20
21
Revisi draft isntrumen Pendidikan Karakter hasil uji coba terbatas Uji coba secara luas instrumen asesmen Pendidikan Karakter Analisis Data Uji Coba secara luas instruemen Pendidikan karakater untuk mendeskripsikan reliabilitas dan validitasnya Revisi Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter
22
Finalisasi Instrumen asesmen Pendidikan karakter
23
Finaliasasi buku Teks Asesmen Pendidikan Karakter
18
DAFTAR PUSTAKA Airasian, P.W. (2000). Assessment in the Classroom. A Concise Approach. Boston: Mc Graw Hill. Aynur Pala. (2011). The Need for Character Education. International journal of Social Sciences and Humanity Studies. Vol. 3, 2011 ISSN:1309-8063 (online). Berkowitz, Martin W. (tanpa tahun). The Science of Character Education. Tersedia dalam http://media.hoover.org/sites/default/files/documents/0817929622_43.pdfeducation. diakses tanggal 6 Maret 2012. Barkowitz, M.W dan Melinda C. Bier. (2005). What Work In Character Education: A research-driven guide for educators. Character Education Partnership. John Templete Fondation. Benninga, J.S. dan Marvin W Berkowitz, Phyllis Kuehn, Karen Smith. (2003). The Relationship of Character Education Impementation and Academic Acheivement in Elementary Schools. Journal of Research in Character Education, 1(1) pp 19-32. Chao-Shun, Cheng and Lee Ro-Yu. (2007). Caharacter Education and Character Trai Development: An Enrichment for College Students. Paper Presented at the 2007 seminar of Kao Yunan University for General Education, May 25, 2007 at Kao-Yuan University. Kaohsiung County, ROC. Cole, C. (2004). Caharacter Developments as an Outcome of the Ohio Northern University Educational Experience. Journal of College and Character. Vol 5, Isuue 1. Hibbard, K.M. (1999). Performance Assessment in The Science Classroom. New York: Glencoe/McGraw-Hill. Kumar, M.K. Character Education, Teaching Effective Lessons to Build the Classroom Community
K-six.
Thesis
Project.
Tersedia
dalam
http://csusdspace.calstate.edu/xmlui/bitstream/handle/10211.9/1115/ Graduation%20thesis%20%28formatted%29%20new%20copy.pdf?sequence=1. Diakses tanggal 12 Maret 201. Mardapi. (tanpa tahun). Penilaian Pendidikan Karakter. tersedia dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penilaian_karakter.pdf. Diakses 12 Maret 2012.
19
Menon, Prateep. (2011) Educare Everywhere : Exploring Character Education. A Project Submited to the Faculty of Education in Partial Fulfillment of the requirements fo the degree of Master of Education. Mulyasa. H.E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara Person. A. E., Emily Moiduddin, Megan Hague-Angus, Lizabeth M. Malone. 2009. Survey of Outcome Measurement in Research on Character Education Programs. US Department of Education. National Education Evaluation and regional Assistance. Institut of Education Sciences. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No.23 Tahun 2006. Tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Purwanti, E. (tanpa tahun). Pengembangan Instrumen Asesmen Pendidikan Karakter di TK. Abstrak.
Tersedia
dalam
http://keguruan.umm.ac.id/files/file/
Abstrak_Bu_Endang.pdf . diakses 28 Maret 2012. Reynold, C.R., Livingston, R.B., dan Wilson, V. ( 2010). Measurement and Assessment in Education. Second Edition. New Jersey: Pearson Educational International. Sevilla, G., Jesus A. Ochave., Twila, G. Punsalan,. Belia P. Regala dan Gabriel G. Uriarte (terjemahan oleh Alimuddin Tuwu. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press Strange, C.C. (2004). Measuring Up: Defining and Assessing Outcomes of Character in College. New Directions for Institutional Research, No 122, Summer 2004. Suryanto.(tanpa
tahun).Urgensi
Pendidikan
Karakter.
Tersedia
uhttp://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/unrgensi.html.
dalam diakses
tanggal 10 Maret 2012. Zuchdi,D., Zuhdan Kun Prasetya, dan Muhsinatun Masruri. (2010). Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran Bidang Studi Di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan. Tahun XXIV. Edisi Khusus Dies Natalis UNY.
20
LAMPIRAN 1
JUSTIFIKASI ANGGARAN
1 Honor Honor
honor/jam (Rp)
satuan
waktu jam/mg
minggu Tahun I
honor pertahun Tahun II Tahun III
Ketua
35, 000
10
20
7,000,000
7,000,000
7,000,000
Anggota 1
25,000
8
20
4,000,000
4,000,000
4,000,000
Anggota 2
25,000
8
20
4,000,000
4,000,000
4,000,000
15,000,000
15,000,000
SUBTOTAL (Rp) Peralatan 2 Penunjang Materi
Sewa video SUBTOTAL (RP)
15,000,000
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
merekam proses pembelajaran
satuan
3 keg
21
harga satuan (Rp) 1,500,000
Harga Peralatan Penunjang (Rp) Tahun I 4,500,000 4,500,000
Tahun II
Tahun III
4,500,000 4,500,000
4,500,000 4,500,000
3
Bahan Habis Pakai Material
a. Kertas HVS b.sewa speedy
c. flashdisk d. Ctridge untuk printer laser jet block note
f. Ballpoint Zebra
Justifikasi Pemakaian
Memperbanyak soal Mengakses informasi/mengirim email
Kuantitas
untuk membuat catatancatatan pengamatan, Focus Group discussion, seminar draft laporan
harga satuan (Rp)
Biaya Pertahun Tahun I 1,000,000
Tahun II
Tahun III
1,000,000
1,000,000
20 rim
50,000
3 OB
300,000
900,000
900,000
900,000
6 bh
150,000
900,000
900,000
900,000
3 bh
1,500,000
4,500,000
4,500,000
Menyimpan data Mencetak instrumen, laporan, buku tek, artikel dll Untuk membuat catatancatatan pengamatan, Focus Group discussion, seminar draft laporan
satuan
4,500,000
100 bh
4,000
400,000
400,000
400,000
100 bh
6,000
600,000
600,000
600,000
22
g. kaset tape recorder
h. Bahan habis laboratorium, dan studio
merekam proses pembelajaran dalam rangka mengukur karakter lewat proses membantu sekolah yang kekurangan peralatan untuk menilai karakter dari kegiatan lab /studio
30 bh
1
pkt
5,000
3,550,000
SUB TOTAL(RP)
150,000
3,550,000
3,550,000
12,000,000
12,000,000
Perjalanan ke 20 SMP di Bali
150,000
3,550,000
12,000,000
Biaya Pertahun
4 Perjalanan Perjalanan Perjalanan 5 kabupaten di Bali
150,000
Justifikasi Perjalanan Mengurus Izin Penelitian ke 5 kabupaten di Bali Pengumpulan data
Kuantitas
Satuan
Harga satuan
Tahun I
Tahun II
Tahun III 2,500,000
10 OH
250,000
2,500,000
2,500,000
40 OH
250,000
10,000,000
10,000,000
12,500,000
12,500,000
SUBTOTAL(RP)
23
10,000,000 12,500,000
5 Lain-Lain Lain-Lain Biaya Focus Group Dsicussion (FGD)
Biaya Focus Group Discussion
Foto copy
Justifikasi konsumsi FGD penelahaan instrumen asesmen pendidikan karakter untuk 30 orang 1 hari Konsumsi FGD penelaan ghuku teks Asesmen Pendidikan Karakter untuk 30 orang 1 hari Copy draft buku teks 200 hal 10x copy laporan penelitian 200 hal, 15 eks Jilid laporan penelitian seminar hasil penelitian ke Jakarta
kuantitas satuan 30 OH
900,000 30,000
30 OH
900,000
900,000
900,000
900,000
900,000 30,000
2000 hal
150
300,000
300,000
300,000
3000 hal
150
450,000
450,000
450,000
20,000
300,000
300,000
300,000
3,150,000
3,150,000
3,150,000
SUBTOTAL (Rp)
6,000,000 Tahun I
6,000,000 Tahun II
6,000,000 Tahun III
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN
50,000,000
50,000,000
50,000,000
Foto copy Biaya Penjilidan Biaya Seminar
15 eks 1 keg
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN
24
3,150,000
150,000,000
LAMPIRAN 2
DUKUNGAN SARANA DAN PRASANA
Sarana prasarana yang mendukung penelitian ini adalah 1. Perpustakaan Undiksha dan perpustakaan Pasacasarjana Undiksha yang menyediakan sumber-sumber pustaka untuk pengembangan asesmen pendidikan karakter. 2. Laboratorium Pendidikan 3. Sekolah Laboratorium Undiksha yang dapat dijadikan tempat melakukan uji coba berbagai model pembelajaran dan asesmen pendidikan karakter. 4. Laboratorium Teknologi Pembelajaran yang menyediakan berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mewujudkan pembelajaran berbasis karakter dan asesmennya.
25
LAMPIRAN 3
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENGUSUL PENELITIAN
Adapun susunan Organisasi, tugas dan pembagian waktu ketua, anggota tim pelaksana, dan mahasiswa adalah sebagai berikut: NO
1.
Nama/NIP
Ketua
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIDN.0031125821
Instansi Asal
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (Jam/Mg) Jurusan Pendidikan 10 bulan Pendidikan Biologi 10 jam/ Biologi minggu Undiksha
2
Anggota 1 Jurusan Pendidikan 10 bulan Prof. Dr. Ketut Suma, Pendidikan Fisika 8 jam/ M.S. Fisika minggu NIDN.0001015913 Undiksha
3
Anggota 2
Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd. NIDN.0005084901
Jurusan Ekonomi Pendidikan dan Fisika Akuntansi Undiksha
26
10 bulan 8 Jam/ Minggu
Uraian Tugas
Bertanggungjawab terhadap keseluruhan aktivbitas penelitian Menyusun kerangka teori dan metodelogi Menganalisis data Menyusun draft instrumen asesmen yang dikebangkan Menyusun draft buku teks Menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, menyusun laporan Menyusun instrumen penelitian pengumpul data, menganalisis data, menyusun laporan, menyusun buku buku tesk