03
ASPERINFO OKTOBER 2013
Rocky J Pesik : Nomor Satu Membenahi Infrastruktur Kualanamu: Bandara Megah, Setumpuk Persoalan ASPERINDO Jalin Kerjasama dengan Garuda dan ICAC
Percepatan Infrastruktur
Urgent!
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
1
PANDU SIWI GROUP
PANDU L www.pandulogistics.com
GISTICS
Indonesia Leading Express & Logistics Provider Cargo Agen No. 8142
LU
MI
PE
DOMESTIC & INTERNATIONAL, COURIER, CARGO, MOVING & PACKING AIR, LAND & SEA TRANSPORTATION WAREHOUSING CUSTOMS CLEARANCE INVENTORY MANAGEMENT PROJECT LOGISTICS
PANDU SIWI SENTOSA
Kantor Administrasi & Keuangan Pandu Logistics Pusat
Cargo Agen
Domestic Express Courier Total Logistics
Domestic Sea, Land Transportation and Warehousing
INDAH JAYA EXPRESS
Domestic & International Courier
Kantor Pusat Pandu Logistics, Jakarta PT PANDU SIWI SENTOSA Head Office, Sales & Marketting: Jl. Raya Bekasi Timur KM 18, No 30, Klender, Pulogadung, Jakarta Timur - 13930, Indonesia Telp. : (62-21) 4602993, 4619588 | Faks. : (62-21) 46825712, 4619589 Email :
[email protected] Customer Service, Operation & Administration: Telp. : (62-21) 4616007, 4616008 | Faks. : (62-21) 47881756 Email :
[email protected]
Tim Operasional Pandu Logistics Jakarta
Tim Operasional Pandu Cabang Balikpapan
NETWORKING Jakarta • Tangerang • Bandung • Tasikmalaya • Bogor • Cianjur • Cikarang • Cilacap • Cirebon • Tegal • Denpasar • Semarang • Kudus • Klaten • Ungaran • Pekalongan • Yogyakarta • Purwokerto • Solo • Madiun • Surabaya • Malang • Kediri • Jember • Mojokerto • Tulungangung • Gresik • Jombang • Pasuruan • Probolinggo • Ponorogo • Tuban • Banda Aceh • Bandar Lampung • Batam • Bengkulu • Jambi • Lhoksemawe • Medan • Pangkalan Brandan •Tanjung Pinang • Tanjung Balai Karimun • Tanjung Pandan • Belitung • Pakanbaru • Dumai • Duri • Padang • Lubuk Lingau • Palembang • Prabumulih • Baturaja • Tanjung Enim • Pangkal Pinang • Balikpapan • Tanjung Tabalong • Banjarmasin • Banjarbaru • Bontang • Palangkaraya • Pangkalan Bun • Pontianak • Samarinda • Sampit • Sanggata • Tarakan • Tanjung Redeb • Kendari • Manado • Palu • Ternate • Makassar • Saraoko • Palopo • Kupang • Lombok • Mataram • Batu Hijau • Sumbawa • Sumbawa Besar • Bima • Biak • Jayapura • Timika • Sorong • Merauke.
PT TRITAMA BELLA TRANSINDO Head Office, Sales & Marketting: Jl. Raya Bekasi Timur KM 18, No 99, Klender, Pulogadung, Jakarta Timur - 13930, Indonesia Telp. : (62-21) 47881757, 47881760 | Faks. : (62-21) 47881756 Email :
[email protected] PT INDAH JAYA EXPRESS Head Office, Sales & Marketting: Jl. Raya Bekasi Timur KM 18, No 99, Klender, Pulogadung, Jakarta Timur - 13930, Indonesia Telp. : (62-21) 47881761, 47881763 | Faks. : (62-21) 47881764 Email :
[email protected]
contents
| OKTOBER 2013
4 hotissue
Percepatan Infrastruktur, URGENT! Infrastruktur merupakan prasyarat utama negara bisa berdaya saing. Namun di banyak negara berkembang, investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur tidak menunjukkan perkembangan yang stabil. Pada saat keuangan negara mengalami tekanan, pemerintah cenderung mengurangi anggaran untuk program pembangunan infrastruktur daripada mengurangi anggaran ‘rutin’.
Rocky J Pesik Direktur DHL Express
Nomor Satu Membenahi Infrastruktur
8 interview
Mengurai Benang Kusut RA
Bicara infrastruktur, maka akan melibatkan banyak pihak untuk bisa saling bersinerji, karena itu perlu pendekatan yang elegan dari semua pihak untuk bisa mewujudkan infrastruktur yang baik.
company
Benny Pribadi Dirut SPL Cargo
Pelayan Hotel jadi Bos Logistik
9 regulasi
20 - SPL CARGO : Graha SPL, Buah dari Melayani Customer
15 executive
news 16 - KUALANAMU, Bandara Megah, Setumpuk Persoalan 18 - ASPERINDO Jalin Kerjasama dengan Garuda dan ICAC 19 - DPW ASPERINDO Maluku Aktif Lagi
21 - PANDU LOGISTICS : 20 Tahun Change Improve Transform 22 - PT Dinamika Lintas Buana : Siap Layani Customer 24 Jam 23 - Pahala Express : Ekspansi Buka 50 Cabang Otonom
24 - OPINI : Investor Terbentur Infrastruktur MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
1
editorial
US$ 20 miliar untuk Benahi Infrastruktur PUJI DAN SYUKUR kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat-Nya, kita bisa beraktivitas dan berkarya dalam keseharian. Pembaca yang budiman, edisi September 2013 ini, redaksi mengupas seputar infrastruktur di negeri kepulauan ini, Indonesia. Persoalan infrastruktur masih menjadi kendala besar bagi para pengusaha untuk melakukan percepatan dalam pengembangan bisnis, terutama bisnis kurir dan logistik, yang sarat menggunakan infrastruktur di lapangan. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunaan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang digadang-gadang pemerintah juga mengalami kendala dalam pendanaan. Luas wilayah negara yang besar membutuhkan infrastruktur yang berskala raksasa pula. Promosi kepada investor asing pun sudah berkali-kali dilakukan oleh BKPM dan Kadin. Namun tetap semua belum menyelesaikan masalah infrastruktur. Pembaca yang budiman. Tahun 2013, Pemerintah telah menyiapkan US$ 20 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Dana ini akan difokuskan pada sektor energi dan transportasi. Di sektor transportasi, pemerintah akan menambah kapasitas jalanjalan nasional sepanjang 4.278 km dari yang sudah ada. Semoga program ini berjalan dengan baik. Selain isu infrastruktur, redaksi juga mengupas seputar bandara terbaru yang ada di Medan, Kualanamu. Konon, meski bandara ini diklaim sebagai bandara terbesar setelah Soekarno Hatta, ternyata bandara ini masih menyisakan persoalan karena infrastruktur ke arah bandara masih belum maksimal dan terbilang jauh dari pusat kota. Tak heran jika para pelaku bisnis kurir dan logistik di Medan menaikkan tarifnya untuk menutupi biaya operasionalnya. Pembaca yang budiman, semoga apa yang kami sajikan dalam edisi kali ini, bisa memberikan inspirasi dan pengetahuan untuk menambah wawasan kita, amin. Selamat membaca. REDAKSI
2
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
Dewan PenasihAT: M Kadrial Syarifuddin Pemimpin Redaksi: Jimmi Krismiardhi Redaktur pelaksana: Fathurroji Tim Redaksi: Ivan Rene Subhan Ramdhan Muhajir Desain & Lay out: Ali Abi Azra Marketing Iklan: Ratih Hartini Yuri Nadia Alamat Redaksi: Sekretariat DPP ASPERINDO Ruko Grand Bintaro Blok A5 Jl. Bintaro Permai Raya Bintaro - Pesanggrahan Jakarta Selatan Telp: 021 - 7351627 / 28 / 29 FAX: 021 - 7343191 EMAIL:
[email protected] [email protected] Website: www.asperindo.org PENGUMUMAN: Redaksi menerima tulisan dan foto kegiatan anggota ASPERINDO yang ada di Jakarta maupun di daerah melalui email, atau bisa mengundang tim redaksi untuk meliput acara.
ATC SIAP CETAK
SDM PROFESIONAL Dalam rangka meningkatkan SDM handal dan profesional, ASPERINDO membuka lembaga training yang diberi nama ASPERINDO Training Center (ATC). Kini, ASPERINDO membuka pendaftaran baru untuk Kurir Profesioanl Senior dan Customer Service Profesional. Dengan pengajar yang berpengalaman, modul yang lengkap akan melahirkan tenaga profesional sebagai aset perusahaan Anda. Bagi DPW ASPERINDO yang ingin membuka kelas, bisa langsung menghubungi Sekretariat DPP ASPERINDO. Alamat DPP ASPERINDO: Kompleks Ruko Grand Bintaro Blok A kav. 5 Jl. Bintaro Permai, Jakarta 12330 Telp.: 021-7351627 /28 Fax. : 021-7343191 Email :
[email protected]
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
3
hotissue
Percepatan Infrastruktur,
Urgent! FOTO ISTIMEWA
Infrastruktur merupakan prasyarat utama negara bisa berdaya saing. Namun di banyak negara berkembang, investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur tidak menunjukkan perkembangan yang stabil. Pada saat keuangan negara mengalami tekanan, pemerintah cenderung mengurangi anggaran untuk program pembangunan infrastruktur daripada mengurangi anggaran ‘rutin’.
4
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
M
aster Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunaan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang digadang-gadang pemerintah juga mengalami kendala dalam pendanaan. Luas wilayah negara yang besar membutuhkan infrastruktur yang berskala raksasa pula. Promosi kepada investor asing pun sudah berkali-kali dilakukan oleh BKPM dan Kadin. Lalu bagaimana infrastruktur negeri ini di bawah bayang-bayang MP3EI? Dalam sebuah pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2012 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui pembangunan di bidang infrastruktur masih kalah tertinggal dengan negara lain. “Akhir-akhir ini kita menyadari bahwa pembangunan infrastruktur kita di semua sektor tertinggal, dan sering menjadi penghambat kegiatan ekonomi,” ujarnya. Dalam kaitan itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) maupun Perhubungan bertekad mengejar ketertingalan pembangunan infrastruktur. Upaya percepatan ini telah ditetapkan melalui program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunaan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dengan pendekatan konektivitas Koridor Ekonomi.
masterplan ini, sebanyak 135 proyek pembangunan infrastruktur dan sektor riil telah dimulai, dengan nilai investasi lebih dari Rp 490 triliun rupiah atau setara dengan kurang lebih US$ 50 miliar,” paparnya. Melalui MP3EI lanjutnya, selain Pulau Jawa dan Sumatera yang relatif sudah lebih berkembang, kawasan-kawasan di Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku, serta di Kepulauan Nusa Tenggara juga menjadi perhatian utama. Tahun 2013, Pemerintah telah menyiapkan US$ 20 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Dana ini akan difokuskan pada sektor energi dan transportasi. Di sektor transportasi, pemerintah akan
infrastruktur, bukan cuma menghambat kinerja dunia usaha, namun juga kerap memicu terjadinya ekonomi biaya tinggi. Survei yang pernah dilakukan WEF -World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia) tahun 2011 berjudul Global Competitiveness Report menunjukkan bahwa tidak memadainya kualitas infrastruktur di Indonesia, menjadi masalah mendasar setelah birokrasi pemerintah yang dinilai masih belum efisien. Di banding negara lain di kawasan Asia Tenggara, infrastruktur Indonesia masih yang paling lemah.”Debottlenecking Infrastruktur” menjadi persoalan
Tahun 2013, Pemerintah telah menyiapkan US$ 20 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Dana ini akan difokuskan pada sektor energi dan transportasi. Di sektor transportasi, pemerintah akan menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari yang sudah ada. Pembangunan infrastruktur diyakini akan memiliki multiplier effect yang signifikan bagi ekonomi masyarakat. Saat ini, pembangunan infrastruktur masuk sebagai salah satu program prioritas pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi. SBY mengatakan, infrastruktur selain merupakan pilar utama dari pertumbuhan ekonomi, dan komponen penting bagi pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan, juga merupakan bagian dari konektivitas antardaerah. “Untuk tujuan itulah, saya telah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di bawah
menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari yang sudah ada. Di samping itu juga berencana untuk membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km, rel kereta api sepanjang 380 km, 15 pelabuhan udara baru. SBY mengakui, dana yang diperlukan untuk infrastruktur memang begitu besar, sementara anggaran belanja pemerintah yang terbatas. Indonesia memerlukan investasi tidak kurang dari 250 miliar dolar AS. Ketertinggalan pembangunan infrastruktur, masih jadi keluhan bagi pengusaha maupun calon investor yang akan membenamkan modalnya di negeri ini. Maklum, buruknya
nyata yang masih menjadi ganjalan di negeri ini. Tak dipungkiri, pembangunan infrastruktur transportasi dan jalan di tanah air masih berjalan lambat, bahkan nyaris stagnan. Di beberapa daerah, perbaikannya sangat lambat. Akibatnya bukan hanya macet namun juga menimbulkan biaya tinggi, baik karena bahan bakar yang terbuang sia-sia, waktu yang tidak produktif, yang ujungnya berdampak pada harga barang yang ikut melambung. Belum lagi akibat bencana, seperti banjir dan longsor yang terjadi di berbagai daerah. Bahkan di Ibukota Jakarta dan sekitarnya pun, masih banyak jumpai kerusakan infrastuktur
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
5
hotissue jalan. Kerusakan itu terjadi tak hanya di daerah pinggiran, namun juga banyak terjadi di jalan-jalan utama. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi juga telah berkali-kali menghimbau agar pemerintah memberikan perhatian besar terhadap peningkatan infrastruktur ini. Menurutnya jika pemerintah menginginkan industri tumbuh lebih tinggi lagi, kapasitas infrastruktur juga harus ditingkatkan lagi. Selain itu, ia juga meminta agar hambatan birokrasi yang selama ini menjadi sumber ekonomi biaya tinggi, juga harus dibenahi. Pengamat ekonomi dari FE UGM, Mudrajad Kuncoro seperti dalam lansiran web-nya mengungkapkan hal serupa. Masalah ”Debottlenecking Infrastruktur” masih persoalan nyata yang jadi ganjalan bagi akselerasi pertumbuhan dunia usaha dan ekonomi di Tanah Air. Ironisnya kondisi ini tak hanya terjadi di daerah yang miskin SDA, namun juga di daerah yang kaya sekalipun. Kuncoro menilai, di atas kertas, MP3EI ‘luar biasa’dan menumbuhkan optimisme akan masa depan jangka panjang. Rakyat katanya, mencatat banyak buku dan dokumen perencanaan, tetapi implementasi dan ukuran keberhasilan masih kurang jelas. Perencanaan sebagus MP3EI tak akan berdampak nyata apabila aspek spasial, pembiayaan, dan paradigma ”pembangunan inklusif” tak diintegrasikan dengan
6
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
Peringkat Logistic Performance Index ASEAN 2010
2012
Singapura
Negara
2
2
Malaysia
27
29
Thailand
35
38
Filipina
44
52
Vietnam
53
53
Indonesia
75
59
Myanmar
133
129
Peringkat Kualitas Infrastruktur Indonesia Infrastruktur
2010
2011
2012
Kualitas Infrastruktur Total
96
90
82
Infrastruktur Jalan
94
84
83
Infrastruktur Kereta Api
60
56
52
Infrastruktur Pelabuhan
95
96
103
Infrastruktur Bandara
68
69
80
Infrastruktur Listrik
96
97
98
Sumber: World Economic Forum, The Global Competitiveness Report 2010-2012
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) nasional dan daerah. “Pemerintah SBY perlu lebih serius menjalankan agenda untuk mengurai sumbatan permasalahan infrastruktur. Termasuk lebih serius memantau masalah mendasar yang kerap muncul di lapangan untuk segera dicarikan solusinya,” ungkapnya. Sulit dipungkiri, bahwa daya saing infrastruktur transportasi di negeri ini masih rendah, termasuk untuk angkutan kargo (barang). Bukan hanya fasilitas pelabuhan dan akses jalan yang terbatas, sistem logistik juga belum terpadu, sehingga sering memicu timbulnya high cost (biaya tinggi) angkutan dan distribusi. Kamar Dagang Indonesia (Kadin) juga senada, bahwa daya saing infrastruktur
Sebagai perbandingan, biaya logistik di beberapa negara, seperti: Malaysia
15 % Thailand
16 % Amerika
10 % dan Jepang
10%
Indonesia masih rendah. Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulistyo dari semua komponen infrastruktur yang diteliti, yang paling buruk adalah kondisi pelabuhan.“Pelabuhan masuk pada peringkat 104, sedangkan kondisi jalan di urutan ke-90,” katanya. Ia menambahkan, pembangunan jalan baru sangat sedikit. Perkembangan infrastruktur pelabuhan dan bandara juga sangat rendah tidak seimbang dengan perkembangan aktivitasnya. Selama ini jika swasta hendak membangun dengan dananya kerap terganjal persoalan pembebasan tanah, regulasi, birokrasi dan iklim usaha yang tidak kondusif. “Kelemahan konektivitas antar daerah juga mendorong tingginya biaya logistik di Indonesia yang saat ini berkisar antara 25-30 persen,” paparnya. Bambang membanding kan untuk biaya logistik dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand saja, Indonesia dianggap tinggi. Sebagai perbandingan, biaya logistik di Malaysia 15 persen, Thailand 16 persen, Amerika 10 persen, dan Jepang 10 persen. Sementara itu Ketua Departemen Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman tak memungkiri terkait buruknya infrastruktur angkutan logistik di Indonesia. Menurutnya, peringkat infrastruktur Indonesia masih rendah dibanding negara lain. Keadaan ini menyebabkan
Daeng meyakini, proyek infrastruktur merupakan salah satu sektor ekonomi yang menjadi rebutan investor internasional yang sasarannya adalah negaranegara berkembang. Untuk mengatasi masalah ini maka berbagai upaya dilakukan kapitalis internasional melalui negara-negara maju dengan merancang berbagai program untuk menguasai pasar infrastruktur, baik lewat IMF, World Bank, ADB dan lain-lain. Daeng menegaskan, Indonesia membutuhkan sekitar USD FOTO ISTIMEWA
ekonomi biaya tinggi. “Total ruas jalan tol Indonesia baru ada sepanjang 750 kilometer sejak 1978. Itu sangat kalah dibandingkan dengan Malaysia yang telah memiliki 3.500 kilometer,” ujar Irman di hadapan peserta Rapat Kerja Nasional Bidang Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri Nasional di Jakarta (26/3). Tak hanya jalur darat, kondisi pelabuhan di negara kepulauan dan maritim ini pun masih tergolong buruk. Indonesia baru memiliki 18 pelabuhan samudera, sedangkan Thailand saja sudah memiliki satu pelabuhan besar pada setiap 50 kilometer panjang pantainya. Tak heran, jika Global Competitiveness Index yang dikeluarkan World Economic Forum 2012-2013, ranking daya saing Indonesia berada pada posisi 59 dari 144 negara. Peringkat itu melemah dari posisi 46 pada tahun 2011. Irman menegaskan, kunci daya saing yang paling vital yaitu ada pada infrastruktur, yang di antaranya termasuk infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara. Jika tidak ada terobosan untuk perbaikan masalah ini, maka ke depan daya saing produk
pertanian maupun produk-produk lainnya, seperti perikanan, manufaktur dan lain sebagainya, akan semakin lemah. Jika untuk infrastruktur nasional saja kondisinya memprihatinkan, bagaimana dengan infrastruktur di daerahdaerah. Sejumlah kalangan meyakini, pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah SBY ini sengaja dilakukan, dengan harapan di kemudian hari muncul tuntutan emosional dari masyarakat agar infrastruktur diperbaiki segera dengan cara apa pun juga. Buktinya, cara penanganan pemerintah dengan membuat skema MP3EI. Program ini dicurigai sebagai akal-akalan pemerintah untuk lepas tanggung jawab atas modal pembiayaannya, karena program ini berskala besar. Jika pemerintah tidak sanggup, maka modal asing yang akan diandalkan dalam menangani program besar ini. Sinyalemen ini sudah diungkapkan oleh pemerintah berkali-kali, di mana investasi asing akan berperan besar dalam program yang turut digagas oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice, Salamuddin
FOTO ISTIMEWA
250 miliar untuk membangun infrastruktur sebagai salah satu cara mengakhiri hambatan investasi (botlenecks) dan pertumbuhan yang rendah. Dana besar ini tidak akan mampu ditanggung APBN, kemungkinan besar akan dibiayai dengan utang. Ke depan, program MP3EI dalam rangka pembangunan infrastruktur akan dikerjasamakan dengan pihak swasta, baik nasional maupun asing. Pertanyaannya, bagaimana mungkin infrastruktur yang merupakan hak publik yang seharusnya disediakan oleh Negara sebagai kompensasi atas pajak yang dibayar rakyat, diserahkan kepada pihak swasta? Kita tahu, pihak swasta yang filosofinya untuk keuntungan, bukan pelayanan. Lalu mana peran Negara? fathur/DBS
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
7
interview
Nomor Satu
Membenahi Infrastruktur
K
eberadaan infrastruktur yang kurang baik akan menjadi kendala besar di dunia bisnis, terutama bisnsi jasa pengiriman dan transportasi. Infrastruktur pula yang akan menjadi penentu investor mau menanamkan investasinya di negeri ini. Bila tidak baik infrastrukturnya, maka investor pun akan ragu untuk berbisnis di negeri ini. Karena itu, perbaikan infrastruktur adalah mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Bicara infrastruktur, maka akan melibatkan banyak pihak untuk bisa saling bersinerji, karena itu perlu pendekatan yang elegan dari semua pihak untuk bisa mewujudkan infrastruktur yang baik. Baik itu dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat. Misalnya saja, Bandung. Sebelum adanya jalan tol Cipularang, kondisinya biasa saja, tak banyak warga Jakarta yang berlibur ke Kota Kembang itu. Namun dibukanya akses tol menuju Bandung, menjadi starting point Bandung menjadi kota alternatif setelah Puncak. Bandung pun menjadi kota yang tumbuh dan berkembang dalam bisnis. Untuk menyorot kondisi infrastruktur di Indonesia saat ini, Majalah AsperInfo mewawancarai Direktur DHL Express, Rocky J Pesik di kantornya beberapa waktu lalu. Berikut hasil petikan wawancaranya:
FOTO ISTIMEWA
8
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
Bagaimana Bapak melihat infrastruktur di Indonesia? Membahas infrastruktur harus bicara mengenai multimoda yaitu udara, laut dan darat. Darat dibagi dua yaitu jalan raya dan jalur kereta. Kalau bicara pengiriman barang dari satu titik ke titik lain pasti menggunakan minimum satu atau dua moda. Kalau di Jawa bisa memilih jalur jalan raya atau kereta. Infrastruktur pelabuhan itu penting tapi sebaiknya dibatasi bekeradaannya jangan terlalu rapat. Sebetulnya pengembangan infrastruktur ini ada di program Sislognas, bahwa pelabuhan internasional kita yang 25 nanti akan difokuskan menjadi tiga yaitu Jakarta, Medan dan Bitung Sulawesi Utara. Begitu sudah terkonsentrasi di tiga titik itu, kita bisa menjadi pelabuhan kelas internasional dan di wilayah barat sendiri bisa bersaing dengan pelabuhan Singapura dan Malaysia. Keberadaan pelabuhan internasional ini harus didukung dengan jalur darat yang memadai. Supaya keluar masuk lancar dan dari pelabuhan menuju kota-kota sekitar dan daerah industri juga lancar. Sebetulnya ini berhubungan dengan perencanaan tata kota, karena mau dibuat selebar apapun jalannya kalau tidak ada tata kota yang baik tetap mengganggu. Seperti apa tata kelola infrastruktur yang ideal untuk mendukung logistik di Indonesia? Kalau melihat di Jakarta seharusnya masyarakat yang bekerja di Jakarta tidak tinggal di Bekasi. Jadi bukan karena jalan yang kurang lebar tapi harusnya orang bekerja di Jakarta juga tinggal di Jakarta
dengan membangun rumah susun dll. Kedua, mengenai jalur darat biasanya di negaranegara maju infrastruktur darat ini dibagi dua antara penumpang (orang) dengan barang. Kalau orang lewat jalur kereta maka barang lewat jalur darat. Jika barang lewat jalur kereta maka penumpang lewat jalur darat. Contohnya di Amerika dan Jepang ini adalah dua negara yang berbeda pendekatannya.
Bisa diberikan contoh yang di Amerika dan Jepang? Di Amerika untuk transportasi masal penumpang menggunakan jalur darat seperti bus, sedangkan cargo banyak menggunakan jalur kereta. Alasannya penduduk disana tidak terlalu padat dan daratannya luas. Sementara Jepang pendekatannya berbeda karena termasuk negara kepulauan yang sama seperti Indonesia dan penduduknya juga padat. Maka
FOTO ISTIMEWA
PROFIL SINGKAT
Nama : Rocky J Pesik Jabatan : - Chief Executive Officer of Caraka Group - Director of DHL Express - Ketua Komite Tetap Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN) - Konsulat Negara Republik Malta untuk Indonesia
di Jepang penumpang lewat jalur kereta dan barang lewat jalur darat. Di Indonesa, jalur darat dan jalur kereta campur aduk. Padahal seharusnya dipisahkan secara jelas supaya tidak menjadi masalah. Bagaimana bapak melihat airport di negeri ini? Air port kita setelah puluhan tahun tidak ada pengembangan berarti. Soekarno Hatta sudah 30 tahun tidak ada pengembangan berarti sehingga seperti terminal MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
9
interview bus. Di cargonya juga berebutan sehingga harganya tinggi, tapi tetap saja orang masuk. Air traffic control kita juga kurang sehingga kalau tidak hati-hati bisa terjadi tabrakan. Infrastruktur mana yang seharusnya dibenahi lebih dulu ? Kalau melihat potret sekarang menurut saya jalur darat yang harus dibenahi. Paling tidak ada aturan antara jarak tinggal dan jarak kerja. Di Jakarta juga harus diperbanyak rumah susun sehingga karyawan yang bekerja di Jakarta tinggalnya juga di Jakarta. Kantor-kantor pun harus ada intensif khusus kalau mereka buka di Bekasi, Tangerang, Bintaro sehingga memperbanyak lapangan pekerjaan di kota satelit itu. Kemudian pemisahan antara barang dan orang perlu dilakukan dengan menambah transportasi masal yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Saya pikir pendekatanya bisa meniru Jepang. Memang konsekuensinya harus ada infrastruktur monorel dan underground yang bisa menampung lalu lalang jutaan orang setiap hari. Apakah pengusaha di bawah ASPERINDO sudah mendorong pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur ? Kita sudah lakukan melalui berbagai jalur seperti dari Kadin, Sislognas dan asosiasi supaya berbagai infrastruktur ini segera diperbaiki. Sekarang tinggal komitmen pemerintah untuk melakukan hal tersebut. Paling tidak niat arah kesana sudah ada. Misalnya dari Pelindo II mau diperbesar bukan hanya pelabuhan tapi juga akses jalan menuju kawasan industri. Angkasa Pura II untuk
10
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
Bisa jadi di beberapa daerah belum ada potensi karena infrastrukturnya belum ada. Misalnya pariwisata daerah Belitung, semua orang tahu disana pantainya indah. Tapi kalau tidak ada jalan raya, hotel, seolah-oleh kesana sepi karena tidak ada infrastruktur. FOTO ISTIMEWA
Soekarno Hatta sudah ada niatan program menjadikan Soekarno Hatta sebagai bandara kelas dunia meskipun belum diketahui terlaksananya kapan. Untuk cargo saja masih menjadi persoalan mau membuat cargo village belum juga dimulai. Apa kendalanya selama ini? Dugaan saya, salah satunya adanya tuntutan dari pemerintah supaya BUMN ini untung. Jika sudah bicara laba berarti pendapatan harus lebih besar daripada pengeluaran termasuk investasi. Padahal untuk perbaikan infrastruktur ini harus ada investasi besar, misalnya pelabuhan akan diperbesar 3 kali lipat untuk bisa menampung 15 – 20 tahun yang akan datang. Otomatis pertumbuhan keuntungannya tidak langsung. Berbeda sekarang, tidak perlu menambah investasi, mereka cukup menaikkan tarif sudah untung. Bisnis oriented bisa dimengerti, tapi jangan melupakan fungsi infrastruktur untuk kepentingan masyarakat karena mereka bukan swasta. Perusahaan BUMN ini sekarang untungnya besar. Saran Bapak mengenai
pembangunan infrastruktur? Dua hal yang harus diperhatikan dalam infrastruktur bahwa dimana ada kegiatan dagang logistik pasti akan ikut tumbuh. Saat ini pengembangan infrastruktur pasti mengarah kesana. Daerah yang memiliki potensi besar juga harus meningkatkan infrastruktur sehingga akan semakin maju daerah tersebut. Bisa jadi di beberapa daerah belum ada potensi karena infrastrukturnya belum ada. Misalnya pariwisata daerah Belitung, semua orang tahu disana pantainya indah. Tapi kalau tidak ada jalan raya, hotel, seolah-oleh kesana sepi karena tidak ada infrastruktur. Begitu ada infrastrukturnya maka akan banyak yang kesana dan menjadi ramai. Berbeda dengan Bali yang sudah terkenal, infrastruktur apa yang kurang akan ditambah lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya Bandung, dulu sebelum ada tol Cipularang masih sepi begitu ada tolnya ramai dan macet. Seharusnya ada keberanian pemerintah untuk membangun infrastruktur dulu karena darisana menjadi pemula yang kedepan akan ramai. Sayangnya, BUMN kalau dibebani infrastruktur tidak mau karena mencari untung.
regulasi
Mengurai
Benang Kusut
Regulated Agent (RA)
FOTO ISTIMEWA
Masih ingat dengan kejadian aksi protes pemberlakuan Regulated Agent (RA) di Bandara Soekarno Hatta pada 4--5 Juli 2011 lalu, ternyata persoalan RA hingga kini tak kunjung usai. Bahkan perusahaan yang tergabung di bawah ASPERINDO merasa keberatan dengan pemberlakuan RA di bandara ini. Selain ongkos lebih mahal, prosesnya juga lebih lama.
P
erubahan kebijakan tanpa disertai sosialisasi yang memadai dan kesiapan di lapangan bisa menimbulkan ekses yang tidak dikehendaki. Bahkan tak jarang menimbulkan resistensi luas yang berujung pada kekacauan. Itulah yang terjadi pada uji coba penerapan kebijakan baru soal pemeriksaan barang kargo dan pos di
Bandara Soekarno-Hatta, pada 4-5 Juli 2011 lalu. Kasus muncul dipicu adanya Peraturan Ditjen Perhubungan Udara No SKEP/255/ IV/2011 yang menunjuk tiga agen inspeksi atau regulated agent (RA) untuk memeriksa kargo dan pos udara di Bandara Soekarno-Hatta sebelum dibawa pesawat. Sebelumnya, inspeksi kargo dan pos dilakukan oleh sejumlah operator gudang. Aturan baru ini menurut Kementerian Perhubungan dikeluarkan untuk memenuhi standar keselamatan penerbangan yang disyaratkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Aturan ini berlaku di semua negara. Dengan aturan ini, pemeriksaan menjadi lebih teliti karena barang diperiksa satu per satu. Alasan lainnya, untuk mengikis habis berbagai permainan oknum dalam pengiriman kargo di Bandara SoekarnoHatta. Pemerintah ingin membabat MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.ASPERINDO.org www.asperindo.org
11
regulasi berbagai pungli yang disinyalir bertebaran dalam mata rantai pengiriman kargo. Namun sayang, gagasan ideal pemerintah itu sulit terwujud di lapangan. Menurut Anggota ASPERINDO Edwardsyah, ada dua hal pokok yang memicu protes atas kebijakan ini. Pertama, tarif kargo yang diberlakukan jauh lebih mahal dibanding sistem lama. Kedua, proses pemeriksaan justru menjadi lebih lama. Selain itu, para inspeksi
itu perusahaan baru. Karena itu menjadi pertanyaan sistem seleksi yang dilakukan pemerintah, kendati diklaim paling memenuhi persyaratan dibanding sejumlah pelamar RA lainnya. Selain petugas RA yang masih kurang profesional, harga yang dibandrol pun juga memberatkan perusahaan jasa pengiriman. “Kita pernah berdiskusi kepada mereka supaya harganya jangan terlalu tinggi karena akan berdampak kepada pelanggan,” jelasnya kepada AsperInfo. Tak hanya itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pun mengendus adanya praktik persaingan usaha tidak sehat terkait penunjukan tiga perusahaan tersebut yang menjurus pada kartel harga.
12
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
“Ini menunjukkan setiap kebijakan baru seyogianya dipersiapkan secara matang. Sebelum diberlakukan, pemerintah harus berdiskusi mencari masukan dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya pelaku usaha,” katanya. Edwardsyah setuju sistem inspeksi baru ini mementingkan aspek keselamatan, namun jangan sampai justru menimbulkan debirokratisasi dan memicu ekonomi biaya tinggi. Pemerintah perlu mengatur,
Kami akan minta pemerintah untuk merundingkan soal tarif, harus ada yang mengatur agar harga pemeriksaan kargo tidak menambah biaya logistik nasional
setidaknya menetapkan tarif batas atas dan bawah. Akhirnya setelah mendapat desakan dari berbagai pihak, dan melalui rekomendasi tim kecil yang terdiri dari asosiasi pengiriman barang, maskapai, maupun Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, akhirnya Kementerian Perhubungan mencabut peraturan No. SKEP 255/IV/2011 tentang Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos dan menggantinya dengan KP 152/2012 yang di antaranya mengatur bahwa pemeriksa kargo udara bukan lagi hanya perusahaan regulated agent, maskapai penerbangan dan pabrikan juga berwenang. Ketua Umum ASPERINDO M. Kadrial mengpresiasi upaya Kemenhub yang merevisi SKEP
255 menjadi KP 152. “Kami mengapresiasi, karena revisi ini memberi perubahan yang lebih baik, artinya masukan dari sejumlah pihak akhirnya diakomodasi,” ujarnya. Perubahan yang paling menonjol, lanjut Kadrial, yakni memungkinkan pihak lain menjadi perusahaan RA tanpa mesti berbadan hukum baru. Selain itu, ada klausul yang memperbolehkan pemeriksaan kargo dapat dilakukan di lini 1 bandara. Dia mengatakan namun masih ada hal yang harus diatur ulang yakni mengenai ketentuan tarif. Dalam KP 152 belum diatur soal ketentuan tarif. “Kami akan minta pemerintah untuk merundingkan soal tarif, harus ada yang mengatur agar harga pemeriksaan kargo tidak menambah biaya logistik nasional,” ungkapnya. Seiring berjalannya waktu, ternyata banyak barang yang di RA lolos ternyata sampai di pemeriksaan Garuda tertangkap, yang ini akan berdampak terkena denda dan penutupan keagenan dari pihak Garuda. “Kita adalah pengguna jasa yang menggunakan jasa ini, tidak ada jalan lain, mau tidak mau kita terima,” kata Edwardsyah.
M. Kadrial
Banyak Dangerous Good (DG) yang lolos di RA, namun tertangkap di Xray Garuda. Bila terjadi seperti itu, seharusnya RA yang bertanggung jawab, karena agen tidak tahu barang yang dikirim itu mengandung DG. Selain RA yang masih kurang profesional, antara bandara satu dengan yang lain juga tidak sama penerapan jam kerjanya. Bila di bandara Cengkareng 24 jam, sementara bila barang sampai di bandara yang tidak 24 jam, maka barang akan tertahan. Harusnya seluruh bandara menerapkan jam kerja yang sama yaitu 24 jam. Edwardsyah mengatakan, seharusnya produk kargo tidak disamakan dengan passenger. Karena manusia bisa berjalan sendiri, sedangkan kargo harus ditarik. “Kalau dulu kita antri siapa duluan yang berangkat, sekarang siapa yang berangkat adalah yang booking duluan padahal belum tentu barangnya ada,” jelasnya. Sementara itu Hari Sugandhi, salah seorang pengurus DPP ASPERINDO mengatakan Garuda ini harus belajar atau
berkoordinasi dan berkomunikasi dengan ASPERINDO karena ketentuan yang dibuat hanya menguntungkan sepihak tanpa memikirkan pihak lain khususnya agen. Menurut Hari, penerapan SKEP 152 Tahun 2012 tentang Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos yang diangkut pesawat udara, belum sah karena belum disetujui oleh para pemangku pengusaha dan juga Ombudsman. Sesungguhnya RA menjadi tanggung jawab penerbangan dan keamanan wajib dijamin oleh negara. Mungkin sah-sah saja dibisniskan tapi berkolaborasi dengan pihak penerbangan harus dengan tanpa merugikan pihak eksportir, pengirim atau masyarakat banyak. Dalam kaitan ini, Garuda akan memberlakukan kebijakan “One bill” yaitu pembayaran jasa RA tidak dibayarkan kepada penyelenggara RA, akan tetapi langsung kepada Garuda. “Kami tidak mempermasalahkan RA. RA ini memang penting dalam
Edwarsyah
Banyak barang yang lolos di RA tapi di Garuda tidak lolos penerbangan untuk menjaga halhal yang tidak diiginkan tapi harus wajar. Keamanan ini bukan untuk perorangan, tapi untuk semua masyarakat,” tegasnya. Sebagaimana dinyatakan Edward, Hari juga mengatakan masih banyak barang yang lolos di RA, tapi di Garuda tidak lolos. Garuda menyalahkan RA, tapi mengapa agent yang dirugikan dengan denda yang besar. “Di sini jelas diperlukan adanya koordinasi yang baik dalam manajemen Garuda demi untuk kepentingan bersama,” tandasnya. fathur/ADNAN
Mimpi Angkasa Bangun Cargo Village Beragam persoalan menyangkut bandara Soekarno Hatta tak menyurutkan PT Angkasa Pura II berhenti membangun bandara, salah satunya rencana pembangunan terminal kargo baru (cargo village) Bandara Soekarno-Hatta akan dilakukan pada awal 2014 mendatang. Pembangunan cargo village diharapkan meningkatkan daya saing dan kinerja logistik nasional. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Tri Sunoko mengungkapkan terminal kargo baru tersebut berkapasitas 1,5 juta ton per tahun atau lebih besar dari kapasitas saat ini 500 ribu ton per tahun. Pembangunan cargo village akan selesai dalam waktu 1,5 tahun sehingga pada 2016 sudah bisa beroperasi. Dalam grand design pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, AP II masih memikirkan lokasi
pembangunan terminal kargo baru tersebut termasuk opsi menggunakan lokasi terminal kargo saat ini. Namun Tri menegaskan yang terpenting aksesibilitas jalan ke terminal kargo tersebut harus dibangun dengan baik melalui jalur berbeda dari jalur tengah yang digunakan penumpang. “Itu (jalur tengah) kan untuk penumpang. Bayangkan kontainer lewat tengah, habis jalannya, sudah rusak, macet, sekarang saja macet tiap sore,” ujarnya. Cargo village Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi pusat perkantoran bisnis angkutan udara, freigt forwarder, perusahaan pengurusan jasa kepabeanan, perusahaan transportasi, dan perusahaan jasa kurir. Cargo village akan dilengkapi berbagai fasilitas pergudangan dan bangunan untuk melayani aktivitas pengelolaan kargo. MAJALAH ASPERINFO MAJALAH ASPERINFO
13 13
Media Informasi &Media Komunikasi Informasi ASPERINDO & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org www.ASPERINDO.org
Garuda Indonesia Cargo Connecting Indonesia to The World. From small packages to specialist air cargo, Garuda Indonesia Cargo can handle all your air cargo needs throughout Indonesia as well as to Australia, Europe, Southeast Asia, North Asia and the Middle East. Our range of tailored services can satisfy your personal needs as well as those of small, medium, and large companies.
14
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
executive
FOTO ISTIMEWA
H BENNY PRIBADI
Direktur Utama SPL Cargo
P
ekerja keras dan mau melayani. Begitulah sosok lelaki bernama H Benny Pribadi, pemilik perusahaan jasa pengiriman PT Sinarmas Pelangi (SPL Cargo). Karena mau bekerja keras dan mau melayani customer, ia pun memetik hasil dari apa yang ia tanamkan. Kini, SPL tumbuh dan berkembang, bahkan berhasil membangun gedung bernama Graha SPL di bilangan Kemayoran Jakarta Pusat. Keberhasilan Benny ini tak lepas dari pengalamannya ketika ekonomi keluarganya terhimpit. Bayangkan, untuk sekolah tingkat SMA saja ia harus hijrah dari rumah untuk menetap di Kota Malang, tinggal di sebuah hotel. Di hotel inilah, ia habiskan waktunya untuk melayani para tamu yang datang ke hotel. “Pagi sekolah, siang pulang
salah seorang pengusaha dari Jakarta yang ingin membuka cabang perusahaan kurir di Manado. Akhirnya Benny pun menyanggupi untuk bergabung bekerja. Lalu ia pun berlanjut ke Palu bahkan Makassar mengembangkan cabang usaha dari Jakarta. Setelah beberapa tahun memiliki pengalaman di perusahaan kurir, ia memberanikan diri membuka usaha di bidang jasa pengiriman di Makassar tahun 1998. Karena hasilnya skurang maksimal, akhirnya ia hijrah ke Jakarta dengan bendera PT Sinarmas Pelangi (SPL Cargo). Benny menganggap Jakarta adalah medan pembelajaran bisnis yang berarti. Justru dengan adanya
Pelayan Hotel Jadi BOS LOGISTIK
ke hotel dan langsung bekerja jadi pelayan,” kisahnya kepada Majalah ASPERINFO. Kendati sekolah sambil bekerja, putra dari Sukardi dan Meisyah ini tak merasa terbebani. Ia bersyukur dirinya bisa sekolah sambil mencari uang dengan bekerja yang halal. Menjadi pelayan di hotel ia jalani hingga berkeluarga. “Saya jadi pelayan sampai punya anak satu,“ kenang Ketua Bidang Logistik ASPERINDO. Dalam sendiri, terkadang ia berpikir untuk mencari pekerjaan lain, namun niat itu terkubur lagi ketika melihat pengalamannya yang hanya seorang pelayan hotel. Akhirnya ia bersama istrinya ke Manado, ikut mertua dan mencari pekerjaan di tempat baru. Ia merasa tak nyaman bersama mertua karena ia masih menganggur. Lalu sang istri, Hj. Sri Handini diterima menjadi PNS di Manado, tak lama kemudian, Benny pun mendapatkan pekerjaan. Lagilagi ia menjadi pelayan hotel. Saat di hotel inilah, ia merasakan ada berkah peluang, ketika ada
tantangan itu Benny lebih siap mematangkan rencana bisnisnya. Namun itu tidak mudah karena rumah, mobil dan uang tabunganya habis untuk mengembangkan bisnisnya. “Persaingannya cukup keras dan menuntut kepercayaan serta profesionalitas,” ujarnya. Benny mengingat ketika perusahaannya didera musibah tahun 2004, 2005 dan 2008. Ia merasa tahun tersebut menjadi cambuk penyemangat untuk membesarkan SPL. Ia tetap optimis bisa melaluinya. “Jumlah karyawan kami sekitar 350 orang dengan didukung ratusan armada,” ujarnya. Ayah dari Novie Anista Puspitasari, SH, Endah Pindiariti, SH, MH dan Muhammad Yusril Pribadi ini mengakui, kalau apa yang dihasilkan ini selalu ditularkan kepada yang berhak dalam bentuk CSR perusahaan. Misalnya ikut dalam kegiatan sosial, santunan anak yatim, penyembelihan hewan qurban dan pengajian. “Kedepan kita akan melakukan pengkaderan supaya perusahaan ini lebih profesional,” tandasnya. fathur MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
15
news
KUALANAMU
Bandara Megah, Se
M
egah tidak jadi jaminan nyaman, itulah yang terjadi di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini diklaim sebagai salah satu Bandara termegah di Indonesia setelah SoekarnoHatta. Namun, di balik kemegahan bandara menyisakan persoalan bagi penggunanya. Ironisnya, petugas kargo terpaksa harus bolak-balik Kualanamu-Polonia karena pelayanan belum satu tempat. Itulah yang dialami Irawanto, seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman barang. Irwanto mengeluhkan gudang kargo yang sudah pindah ke Kualanamu, sementara Bea Cukai dan Karantina masih berada di Bandara Polonia, Medan. Ia pun harus bolak-balik KualanamuPolonia mengurus surat-surat administrasi pengiriman barang ke tempat tujuan. “Hari Sabtu kirim barang ke Jakarta lewat kargo di Kualanamu, tapi harus ke Polonia lagi hanya untuk urus surat-surat ke Bea
16
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / September Oktober 2013 2013
Cukai. Repot,” kata Irawanto sebagaimana dilansir di website shnews.co akhir Juli lalu. Ironisnya lagi, akses jalan menuju bandara tidak layak sebagai jalan akses menuju bandara internasional. Akses jalannya sempit, berlubang dan berdebu. Belum lagi bila malam hari penerangan sangat minim. Jalan yang terputus-putus menyebabkan waktu tempuh menuju lokasi bandara semakin lama. “Sejak bandara pindah ke Kualanamu, kami benar-benar dibuat kesulitan. Yang pertama jarak tempuh yang jauh, belum lagi jalan yang sempit dan berlubang, pengiriman harus berhadapan dengan preman yang minta setoran. Ini semakin menambah berat ongkos pengiriman,” tegasnya. Sementara itu, M Eka Tarigan Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) Sumatera Utara menjelaskan bahwa fasilitas di bandara Kualanamu cukup memprihatinkan. Pasalnya, bus angkutan Damri dan X Ray kargo yang ada bekas dari Bandara
Soekarno-Hatta. Eka meminta PT Angkasa Pura (AP) II untuk segera mengganti fasilitas x-ray kargo Kualanamu. Pasalnya, X-ray itu sudah berkarat dan sering rusak, karena bekas dari kargo Soekarno Hatta Cengkareng. ‘’Banyak sekali permasalahan di kargo KNIA kita ini. Pelayanan yang minus, tapi tarif pergudangan (warehousing) penumpukan barang sangat tinggi bahkan naik 100% dari tarif lama di Bandara Polonia Medan. Di Polonia hanya Rp 400/kg termasuk PPN. Sementara di KNIA, naik 100% menjadi Rp 800/kg termasuk PPN. Tapi pelayanannya minus,’’ tegasnya. Pengoperasian ini membuat terjadi berbagai penyesuaian, apalagi KNIA jauh lebih modern daripada Polonia. Terminal kargo termasuk yang harus melakukan penyesuaian besar-besaran, di mana akibatnya terjadi overload karena input data dan sistem atau prosedur masih kacau. Kondisi ini menyebabkan pengusaha jasa pengiriman mengeluh atas perubahan ini. Tarigan mengakui pihaknya
tumpuk Persoalan tidak mempermasalahkan jika tarif naik 100%, namun harus diimbangi dengan pelayanan yang prima dan memuaskan. Meski sebagai perusahaan jasa kiriman ekspres, pihaknya tetap bertindak sebagai pelanggan. Jadi, tetap saja pelanggan adalah raja, artinya pelayanan harus memuaskan pelanggan. “Pelayanan belum memadai; SDM Gapura Angkasa terlihat belum profesional. Angkat barang dari mobil ke mobil dan dari mobil ke gudang masih tetap menggunkan karyawan kami, bukan SDM Gapura,” sesalnya. Mengenai X-ray bekas yang dipakai AP II untuk kargo KNIA dari kargo Bandara Soetta Cengkareng ini GM PT AP II Cabang Medan HT Said Ridwan yang dikonfirmasi membenarkan. ‘’Memang bekas dari Cengkareng. Mesin X-ray yang baru masih belum datang. Kapan akan datang? Saya belum tahu, karena itu dari AP II Pusat yang kirim ke KNIA,’’ jawabnya singkat. Kerugian yang dialami pengusaha logistik akibat keterlambatan penyampaian barang yang rata-rata misalnya harus berangkat pukul 10.00 WIB pagi, harus tertunda hingga pukul 14.00 WIB. Dengan begitu, layanan paket pengiriman expres
satu hari tidak bisa terpenuhi. ‘’Pelanggan kami komplain, kerusakan dan keterlambatan ada di outbond atau barang keluar saja untuk keberangkatan domestik, tetapi inbond juga jadi terganggu karena barang menumpuk di gudang,’’ paparnya. Dia menegaskan terminal kargo di Bandara Kuala Namu dinilai tidak layak untuk digunakan. Pasalnya, fasilitas yang ada di terminal kargo KNIA tidak memenuhi standar termasuk pada
FOTO ISTIMEWA
sistem, SDM dan ruangan. Bandara KNIA dengan lahan seluas 1.365 hektar (ha) itu memiliki kapasitas 8,1 juta penumpang per tahun. Landasan pacu berukuran 3.750 x 60 meter itu mampu menampung pesawat terbesar A380. Adapun luas terminal 118.930 meter persegi, luas gudang kargo 13.000 meter persegi, dengan kapasitas pergerakan kargo ditargetkan 65.000 ton per tahun. fathur/DBS
Akses Bandara Sulit, Ongkos Pengiriman Naik Pihak ASPERINDO Wilayah Sumut telah menaikkan tarif pengiriman barang akhir Agustus lalu. Eka Tarigan, Ketua ASPERINDO Wilayah Sumut, mengatakan, wacana kenaikan tarif tersebut dilakukan pada akhir Agustus, hal ini dilatarbelakangi beberapa faktor termasuk jarak tempuh yang semakin jauh. Menurut Eka, kenaikan tarif pengiriman barang tersebut disebabkan oleh semakin besarnya biaya yang menjadi beban perusahaan dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM), serta jarak tempuh yang semakin jauh. “Bukan hanya jauh, tingkat kemacetan juga menjadi faktor kenaikan tersebut. Jauhnya jarak dan tingkat kemacetan menuju Kualanamu adalah faktor dasar kenaikan tarif tersebut,” katanya. Mengenai harga setelah kenaikan tarif, Eka mengatakan ASPERINDO menaikkan tarif pengiriman barang menjadi Rp25.000 per kilogram. “ASPERINDO awalnya mematok tarif per kilogram sebesar 15 ribu sampai 20 ribu, dengan adanya wacana tersebut ASPERINDO akan menaikkan menjadi 25 ribu untuk setiap kilogramnya,” ungkapnya.
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
17
news
FOTO ISTIMEWA
ASPERINDO Kerjasama Dengan Garuda dan ICAC
D
alam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di bidang kargo, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) mengambil langkah positif, melakukan kerjasama dengan Garuda Indonesia dan ICAC. Kerjasama ini salah satu bentuk persiapan ASPERINDO dalam menghadapi persaingan pasar global. Kerjasama ini ditandai dengan acara penandatanganan MoU yang dilakukan Ketua Umum ASPERINDO Muhammad Kadrial,
18
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan Ketua Umum ICAC Iman Wartomo serta disaksikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. Acara penandatanganan MoU berlangsung di Auditorium Garuda City Centre, Tangerang, Banten pada Senin (19/8/2013). Menurut Kadrial, perubahan adalah sebuah keniscayaan ketika perubahan itu bisa memiliki dampak bagi kemajuan bangsa. Memasuki pasar global, perusahaan jasa pengiriman tidak hanya berrebut pasar dengan sesama perusahaan jasa pengiriman dalam negeri, namun juga dengan perusahaan jasa
pengiriman dari luar negeri. Langkah penting yang mutlak dilakukan adalah pemantauan kepuasan pelanggan. Perusahaan jasa pengiriman harus terus melakukan inovasi dan perbaikan di segala lini baik dari segi pelayanan yang menyangkut soft skill seperti peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) maupun peralatan, sarana dan prasarana. Meskipun perusahaan jasa pegiriman logistik telah dilengkapi dengan berbagai peralatan yang canggih dan modern tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi dengan kemampuan dan kualitas SDM yang baik. Untuk itu pendidikan dan pelatihan SDM pun perlu dilakukan untuk membentuk teknisi-teknisi jasa pengiriman yang handal dan profesional. “Persaingan memang tidak bisa dihindari karena memang hal itu wajar di bidang bisnis,” paparnya. Sementara itu Krisnamurthi menegaskan, memasuki Masyarakat ekonomi ASEAN Indonesia harus siap menghadapi persaingan bisnis global. Untuk itu pemerintah siap memberi kemudahan berbisnis dan mendorong peningkatan kualitas SDM di dalam negeri. “Langkah ini penting untuk meningkatkan daya saing serta memperluas jaringan bisnis di luar negeri,” tandasnya. ADNAN
ASPERINDO Maluku Aktif Lagi
D
i usianya yang sudah lebih dari seperempat abad, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengirman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) semakin eksis di dalam memberdayakan roda organisasinya. Dalam rangka mengaktifkan kembali kepengurusan ASPERINDO Maluku, pada 14 Mei 2013, DPP ASPERINDO telah melantik kepengurusan Dewan Pengurus Wilayah ASPERINDO Maluku yang baru. Terpilih sebagai Ketua DPW ASPERINDO Maluku periode 2013-2016 Adyos Astan dari PT Maluku Express sebagai ketua dan Maria de Jong dari PT Pandu Siwi Sentosa sebagai sekretaris. Keduanya dilantik oleh Wakil Ketua Umum DPP ASPERINDO Budi Paryanto berdasarkan SK DPP ASPERINDO Nomor: 16/DPP. ASPER/SK/V/2013. Diaktifkannya kembali kepeng urusan DPW ASPERINDO Maluku juga mendapat respon positif dari pemerintah setempat. Gubernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Infokom Florence Sahusilawane, mengatakan sesuai Peraturan Pemerintah
peraturan yang berlaku dan menjujung tinggi kode etik ASPERINDO yang didasarkan pada semangat kebersamaan, kerjasama, saling komunikasi, saling koordinasi, sehingga hubungan baik antara sesama anggota senantiasa terjalin harmonis, terutama dalam mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat,” tandasnya. Sementara itu, Budi Paryanto Nomor: 15 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2009 tentang Pos, penyelenggaraan pos wajib menyediakan jaringan sesuai dengan ijin serta pelayanan yang baik dan efektif sebagai standar pelayanan yang merupakan tolok ukur agar dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan cepat, mudah, terjangkau dan terukur. “Dalam rangka mewujudkan harapan dan kebutuhan masyarakat, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang konkrit dan cukup populis guna mendukung penyelenggaraan pos sehingga terlaksana secara baik, efektif, efisien, dan akuntabel serta perlu melakukan pembinaan dan perlidungan terhadap penyelenggaraan pos,” ujarnya. Gubernur berharap pengurus DPW ASPERINDO Maluku yang baru dilantik dapat mengoptimalkan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam meletakan dasardasar penyelenggaraan pos, agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.“Kiranya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban senantiasa mentaati
FOTO ISTIMEWA
menjelaskan, selama ini industri jasa pengiriman turut memberikan andil besar bagi pemerintah, baik dalam hal penyerapan tenaga kerja, kontribusi pajak maupun dalam kaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan sistem logistik nasional menjadi tugas bersama dari pemerintah dan dunia usaha, dengan target sebagaimana yang diamanahkan melalui Kepres No 26 tahun 2013 tentang Sislognas yaitu antara lain menurunkan biaya logistik. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan ekonomi terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan. “Sesuai ruang gerak usaha yang dibenarkan oleh undangundang industri yang bersifat padat karya ini dapat bergerak dibidang pengiriman surat maupun dokumen, paket, logistik, jasa keuangan non bank dan keagenan,” paparnya. ADNAN
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
19
company
SPL CARGO
GRAHA SPL
Buah Melayani Customer
A
da yang berbeda di jalan Tanah Tinggi Timur No. 1A, Harapan Mulya Kemayoran Jakarta Pusat. Sebuah gedung baru di atas lahan 420 meter persegi ini bernuansa warna biru dengan garis orange nampak berbeda dibanding lainnya. Di epannya nampak tertulis dengan huruf tegas berwarna biru bertuliskan “Graha SPL”. Graha SPL yag dibangun oleh pengusaha sukses bernama H Benny Pribadi ini menjadi kantor pusat SPL Cargo. Rencananya, gedung Graha SPL ini diresmikan pada akhir September tahun ini. PT Sinarmas Pelangi (SPL Cargo) adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman. SPL mendapat kepercayaan dari para customer dari berbagai perusahaan besar negeri dan swasta untuk mengirimkan barang-barang elektronik, alat kesehatan dan obatobatan dari perusahaan farmasi, kontraktor, retail dan perusahaan multi level marketing. Benny bercerita, bahwa SPL awalnya berdiri di Makassar bernama PT Belolangi yang dalam bahasa Toraja berarti pelangi di langit tinggi yang terus bersinar
20
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013 2013
di ketinggian. Karena merasa tertantang di bisnis ini, ia pun hijrah ke Jakarta tahun 1999 untuk melakukan ekspansi dengan merk dagang PT Sinarmas Pelangi (SPL Cargo). Saat Benny diwawancara Majalah Asperinfo tahun 2006, dirinya tak terpikir untuk membangun gedung seperti saat ini. Karenanya, ia bersyukur kepada Allah ternyata bisnisnya berjalan lancar sehingga gedung yang awalnya tak terpikir, kini berdiri mengukir Tanah Tinggi Timur. Sebelum memiliki gedung, kantor SPL sempat pindah dari Jalan Haji Ung, Kamayoran ke Jalan Angkasa Blok B No 7 dan pindah lagi di Cempaka Putih Tengah. Seiring dengan peningkatan usaha di seluruh wilayah Indonesia, akhirnya SPL menancapkan domisilinya dengan membangun gedung megah bernama Graha SPL dengan dana sekitar 8,5 miliyar. “Sekarang cabang SPL ada di 27 kota-kota besar dan semuanya milik sendiri,” ujar Benny. Pria kelahiran Malang, 5 Desember 1958 ini mengakui
keberhasilan perusahaan ini karena didukung semangat kewirausahaan FOTO ISTIMEWA dan profesionalitas pelayanan. Manajemen SPL menyiapkan Sumber Daya Manusia yang handal dan profesional untuk mengawal pengiriman yang ratarata mencapai 25 ton per hari. Manajemen juga menjamin kepastian pengiriman barang dengan pelayanan customer service 24 jam. Customer service SPL selalu siaga membantu pelanggan mendapatkan informasi pengiriman yang diperlukan, sehingga mempermudah pengontrolan barang sampai tujuan. “Dengan pasar yang ada, SPL arahnya ingin lebih profesional melayani customer,” paparnya. Ditengah kesuksesannya, Benny terus berbagi kesuksesan. Selama ini ia tidak hanya berperan sebagai pemimpin perusahaan tapi juga menjalankan tugas marketing. Dalam kepemimpinan, Benny dikenal “keras” mengarahkan karyawannya bekerja sesuai SOP perusahaan. Baginya, karyawan adalah tulang punggung perusahaan sehingga harus dibimbing, dijaga dan diperhatikan kesejahteraannya. FATTHUR/ADNAN
PANDU LOGISTICS
20 Tahun, Change Improve Transform
T
ahun 2013 menjadi tahun yang bersejarah, sepanjang 20 tahun Pandu Logistics berdiri. Change, sure we can! Semboyan yang pernah digaungkan saat Annual Meeting XVI tahun 2011 telah menjadi daya dobrak untuk melakukan perubahan di seluruh bagian untuk bekerja lebih baik lagi. Tahun ini, tepatnya 18-19 Februari 2013 lalu, Pandu Logistics berhasil menggelar Annual Meeting XVII di sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Adapun tema yang diusung dalam gawe besar ini adalah Change, Improve, Transform. Dalam sambutan pembukaan yang disampaikan oleh Owner Pandu Logistics, DR HM Bhakty Kasry mengatakan, acara annual meeting ini gunanya untuk melakukan silaturahim sekaligus instropeksi diri atau evaluasi terhadap apa yang kita lakukan selama setahun ini. Evaluasi ini nantinya menjadi modal awal untuk melangkah lebih baik lagi dari sebelumnya. Bhakty mengatakan, bahwa untuk membangun bisnis jasa kurir ini tidak mudah, karena menyangkut jaringan, layanan,
teknologi dan lain sebagainya. “Alhamdulillah, Pandu Logistics sudah 20 tahun, dan sudah mengalami banyak perubahan,” paparnya. Bhakty merasa bersyukur, seiring dengan niatnya untuk menjadikan perusahaan Pandu Logistics sebagai perusahaan yang dikelola secara syariah, investor yang menjalin kerjasama juga dari perusahaan yang bergerak di bidang syariah juga, SBI Islamic Fund (SBIIF) dari Brunai Darussalam. SBIIF merupakan perusahaan hasil kerjasama SBI Holdings Inc, di Jepang dengan Kementerian Keuangan Brunei Darussalam, di mana salah satu programnya adalah meluncurkan dana investasi secara syariah di wilayah Asia. Hadirnya SBI Islamic Fund ini menjadikan permodalan Pandu Logistics semakin kuat untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih besar lagi. Di mana salah satu targetnya adalah Inital Public Offering (IPO) tahun 2015. “Semoga langkah menuju ke sana lancar dan membawa berkah,” tuturnya. Sementara itu, untuk pengembangan Pandu Logistics ke pasar internasional, pada April 2012 lalu Pandu mengakuisisi
FOTO ISTIMEWA
kepemelikian saham Aramex sebesar 50 persen. Aramex yang mempekerjakan lebih dari 10.300 karyawan di 334 lokasi dan 59 negara di seluruh dunia, dan memiliki jaringan kerjasama yang kuat di seluruh dunia. Sementara itu Wahyu Tunggono mengatakan, kerjasama Pandu Logistics dan Aramex ini harus menjadi tantangan tersendiri bagi marketing untuk meningkatkan jualannya. Aramex dengan brandnya yang sudah dikenal harus menjadi alat untuk mencari pasar di pengiriman luar negeri. Sistem real time tracking system yang dimiliki Aramex menjadi nilai plus untuk mendapatkan pasar yang lebih besar lagi. Dengan sistem teknologi yang ada, customer sudah bisa mampu melihat keberadaan barangnya melalui situs website www.aramex.com Menurut Wahyu, Pandu Logistics dengan cabang di seluruh kota besar di Indonesia menjadi peluang tersendiri untuk bisa menggaet pasar internasional. Ia berharap, para kepala cabang Pandu Logistics untuk bisa meningkatkan penjualannya, salah satunya dengan menjual pengiriman internasional. fathur
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
21
company
PT Dinamika Lintas Buana
Siap Layani Customer 24 Jam
K
alimat di atas menggambarkan semangat yang dimiliki PT Dinamika Lintas Buana (DLB) dalam mengembangkan bisnis di bidang jasa pengiriman dan logistik, terutama dalam meningkatkan kepuasan pelanggannya. Semangat ini menjadi spirit khusus bagi DLB yang berdiri tahun 2005. Tingginya kepercayaan masyarakat atas pelayanan DLB tidak lepas dari tiga orang perintisnya, yaitu Drs Budi Paryanto, Edwarsyah HR dan Tekad Sukatno. Ketiganya adalah sosok berpengalaman di dunia jasa pengiriman dan logistik serta memiliki pengetahuan dan pemahaman seluk beluk jasa pengiriman. Diakui oleh Direktur PT Dinamika Lintas Buana Drs Budi Paryanto, bahwa perjalanan DLB menapak bisnis dari dasar dengan hanya melayani pengiriman barang-barang partai kecil dengan karyawan 5 orang. Seiring dengan berjalannya waktu, kepercayaan itu terus tumbuh dari masyarakat sehingga DLB tidak hanya dipercaya mengantarkan barang kecil tapi juga mengirimkan barang dalam partai besar dan pergudangan. Budi menjelaskan, kini DLB memiliki 65 karyawan plus 5 karyawan magang di Kantor Pusat serta kurang lebih 160 karyawan di 45 Kantor Cabang/ Agen seluruh Indonesia. Dengan cabang yang tersebar
22
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
di 33 provinsi ini, DLB selalu mengutamakan kepentingan pelanggan. Disamping itu juga didukung daya manusia yang berpengalaman dan mau belajar, tidak membatasi untuk satu jenis pelayanan pengiriman (legal goods), harga yang kompetitif dan tetap mengutamakan ketepatan waktu, serta melayani 24 jam, sesuai permintaan pelanggan.
DLB awalnya hanya menyewa 1 buah mobil untuk mengangkut dan melayani user, tapi sekarang memiliki armada mobil operasional sebanyak 15 Mobil Box sekelas CDD dan Fuso serta menempati Areal Gudang seluas 1000 M2 ditambah kantor yang merangkap Operasional seluas 500 M2. Kantor DLB berada di Jalan Hankam dan di Kompleks Pergudangan Rudal TNI AU Sengon Pondok Gede. DLB merayakan hari jadinya setiap tanggal 11 April. Saat ini, tambah Budi
FOTO ISTIMEWA
pelanggannya sangat bervariasi, mulai dari perbankan, lembaga keuangan, asuransi, penerbit dan percetakan, farmasi, media serta sejumlah lembaga kementerian. “Kami percaya kehandalan kami dalam industri jasa menjadikan DLB sebagai pilihan yang tepat bagi kebutuhan jasa pengiriman barang perusahaan,” katanya. Diakui oleh Edwarsyah, DLB sejak lama bermitra dengan PT Garuda Indonesia untuk jasa pengiriman. Dengan terjalin hubungan ini DLB mampu memperluas jangkauan distribusi di 45 cabang dan agen, baik untuk pengiriman nasional dan internasional. Harus diakui sebagai mitra perusahaan BUMN, pihaknya tidak sembarangan menerima pengiriman dari customer demi menjaga keamanan dan keselamatan bersama. Setiap pengiriman barang harus dipastikan aman dan lolos dari pemeriksaan x ray dan alat detektor lainnya. “Misi kita menjadi perusahaan pengiriman terdepan dan terpercaya di dunia. Maka kita mengantisipasi jangan sampai ada barang-barang berbahaya yang diterbangkan demi kebaikan bersama,” ujarnya. Perusahaan yang memiliki motto Cepat, Tepat, dan Bertanggung Jawab ini banyak diapresiasi oleh para pelanggannya. Hubungan baik dan inovasi yang dilakukan DLB sematamata agar customer memperoleh pelayanan maksimal untuk kebutuhan logistik dan distribusi. “Prinsip ini terus memberikan keyakinan kepada kami untuk terus eksis dan mengembangkan usaha kami,” tandasnya. ADNAN
FOTO ISTIMEWA
Pahala Express
Ekspansi Buka 50 Cabang Otonom
M
endengar Pahala Kencana, pastinya kita akan teringat moda transportasi bus yang banyak berada di jalanan pulau Jawa; anggapan keliru, itu sudah tak berlaku lagi. Kini, Pahala Kencana telah membuka jasa titipan atau yang dikenal dengan Pahala Express. Menurut Ariawan Tedjokusumo Direktur Pahala Express, keinginan kami untuk menjadikan Pahala Express sebagai pilihan utama pelanggan telah terwujud. Bukan hal yang mudah bagi kami untuk mencapai itu semua. “Apa yang kami capai hingga saat ini merupakan peran dan dukungan dari orang-orang yang berkomitmen mengembangkan diri,” jelasnya. Ariawan berobsesi, bahwa dirinya akan terus berusaha untuk menjadikan Pahala Express sebagai perusahaan jasa titipan anak negeri terbaik. “Terima kasih kepada para pelanggan yang terus setia bersama kami, kami bangga dapat berperan di negara ini,” tuturnya. Menurut Leddy Hardianto
Manager Promosi Pahala Express, jasa titipan Pahala Kencana ini berdiri tahun 1993, bermula dari tumbuh kembangnya lalu lintas orang dan barang yang menggunakan jasa transportasi darat armada bus Pahala Kencana. Seiring meningkatnya kebutuhan pelanggan terhadap moda pengiriman barang secara cepat, Pahala Kencana mengadakan beberapa perubahan besar. Tahun 2003 kantor cabang dan perwakilan penjualan yang berlokasi di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Madura, hingga Bali pun mulai didirikan. “Saat ini jumlah karyawan 500 orang dengan jumlah armada mencapai 300 buah,” paparnya. Tahun 2006, Pahala Kencana merubah merek dagangnya menjadi Pahala Express dan mulai melaksanakan pengiriman barang melalui moda angkutan baik darat, udara maupun laut. Pengiriman tidak lagi terbatas pada kota-kota di rute-rute bus Pahala Kencana, tapi berkembang dengan tujuan ke lebih dari 200 kota besar dan kecil di Indonesia. Kini seiring dengan
perkembangan bisnisnya, Pahala Express tahun 2010 telah membangun kantor megah menempati lahan seluas 2000 meter, di atasnya berdiri gedung berlantai empat sebagai kantor pusat Pahala Express. “Di sinilah seluruh aktivitas bisnis Pahala Express digerakkan. Mulai dari konsep ide hingga aplikasi di lapangan,” katanya. Untuk mengembangkan ekspansi bisnisnya, menurut Leddy, Pahala Express sedang membuka peluang bagi siapa saja yang ingin bermitra sebagai cabang otonom di seluruh penjuru Nusantara. Dari target 50 cabang tahun ini, masih 16 cabang yang dibuka. “Jadi peluangnya masih sangat besar bagi yang ingin bermitra,” tegasnya. Tahun ini pula, divisi promosi tak pernah berhenti berinovasi melakukan promosi, untuk itu tim promosi didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki karakteristik sehingga promosi yang dilakukan bisa efektif dan efisien. Mulai dari sisi performance, service maupun armadanya. fathur
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
www.asperindo.org
23
opini
Investor Terbentur
Infrastruktur
B
irokrasi kita penuh dengan ketidakpastian hukum, karena terlalu banyak peraturan yang tumpang tindih dan saling menabrak, Dari sisi infrastruktur, salah satu masalahnya adalah power supply untuk energy yang masih banyak gangguan. Misalnya sarana jalan, pelabuhan, kendaraan yang masih sangat jauh dari harapan kita. Inilah salah satu yang menghambat masuknya investor ke Indonesia. Selama ini para pengusaha sudah memberi masukan kepada para pemangku kebijakan. Hanya saja, di internal penentu kebijakan itu masih belum bisa satu. Misalnya Regulated Agent (RA) atau sistem logistik. Presiden sudah menyatakan bahwa peringkat biaya logistik kita masih menempati rangking tinggi yaitu peringkat 59 dibanding negaranegara lain. Presiden juga tahu persis kendalanya ada di mana, melalui menterinya semestinya bisa melakukan kebijakan yang bisa memangkas biaya-biaya itu. Tapi justru yang muncul dipermukaan adalah kebijakan yang justru memperberat biaya logistik, contohnya RA. Padahal isunya adalah keamanan dan keselamatan penerbangan. Bicara keselamatan dan keamanan penerbangan harusnya ini menjadi domain pemerintah untuk melakukan itu tanpa menimbulkan biaya. Kalau ada biaya itu bisa diukur dan dikontrol dari APBN. Justru yang muncul kebijakan dari Kementerian Perhubungan “dikomersialkan” dengan ditunjuknya beberapa para pelaku
24
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013
usaha di bidang RA yang kemudian menimbulkan biaya RA tinggi. Akhirnya semua menimbulkan biaya dalam bentuk harga jual kita kepada customer. Padahal itu semua bisa dikoordinasikan dengan Menteri Koordinator Perekonomian, justru Kementerian Perhubungan membuat kebijakan sendiri, sementara di atasnya ada Keppres No 26 yang menyatakan sistem logistik nasional itu harus memangkas biaya logistik. Ini menjadi kontra produktif, satu sisi Presiden membuat analisa dan instruksi untuk menurunkan biaya logistik, tapi di lapangan kebijakannya menaikkan biaya logistik. Program pemerintah terkait Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonimi Indonesia (MP3EI) tahun 2011 – 2025 yang menganggarkan untuk infrastruktur 20 miliyar dolar itu adalah salah satu hal yang ditangkap pemerintah karena adanya masukan dari dunia usaha. Tapi apakah dengan besarnya anggaran itu benarbenar bisa mewujudkan infrastruktur yang sesuai kita harapkan. Isu terakhir, adanya proyek abadi misalnya jalur Pantura. Kita masih ragu apakah meningkatnya anggaran ini akan membuat infrastruktur tahan lama atau hanya akan menjadi bancakan partai. Apalagi tahun 2014 nanti saatnya partai berpesta pemilu, jangan-jangan anggaran besar itu larinya kesana bukan semangatnya memperbaiki infrastruktur kita. Kita akan selalu mengawal baik ASPERINDO dan asosiasi lain dengan memberikan masukan. Kita sudah menyampaikan secara resmi hal-hal yang harus diperbaiki pemerintah dalam hal infrastruktur.
Budi Paryanto Wakil Ketua Umum ASPERINDO
Sebenarnya yang dibutuhkan pengusaha, khususnya jasa kurir yang sebagian besar bersinggungan dengan kendaraan adalah adanya kebijakan yang mendukung penurunan biaya logistik itu. Justru yang kita dengar dari Kementerian Perbuhubungan dengan Angkasa Pura mulai merambah ke daerahdaerah untuk penerapan RA. Pergudangan mulai ditarik kelini dua dan ini berarti nantinya tidak hanya biaya di Cengkareng tapi juga di daerah-daerah akan naik. Kita tahu infrastruktur darat ini adalah jalur yang tinggi biayanya sehingga harus dibenahi. Sementara kalau infrastruktur udara masalahnya kurangnya armada khusus kargo di angkutan udara. Selama ini kita masih 100 % menggunakan armada penumpang (Passenger) sehingga berdampak negatif terhadap perebutan di bandara. Dampaknya pelaku usaha main kucing-kucingan, karena semua barangnya ingin diangkut. Kita butuh penataan infrastruktur untuk menghadapi pasar global. Para pengusaha jangan pernah underestimate, secara nasional pertumbuhan pasar kita cukup besar sampai 12 % dari nilai 1.734 triliun pada tahun 2012. Pertumbuhan ini harusnya disikapi pemerintah dengan kebijakan yang kondusif. Pembangunan infrastruktur memang tidak bisa cepat, paling tidak 5 tahun baru terasa dampaknya. Maka yang diperlukan adalah kebijakan jangka pendek yang sifatnya bisa mendukung persaingan kita supaya lebih baik. Misalnya ekspor kita sekarang jatuh bangun karena tekanan dolar.
DPW/DPD
PIC / ALAMAT SEKRETARIAT
MAJALAH ASPERINFO
www.asperindo.org
Telp. : (0761) 7073707 Fzx. : (0761) 7073707 Hp. : 08127545893 Email :
[email protected] [email protected]
Telp. : (0736) - 349329 Fax. : (0736) - 349329 Hp. : Email : -
Telp. : (0717) - 438610 Fax. : (0717) - 438610 Hp. : 08127373895 Email :
[email protected]
Telp. : (0711) 8026876 Fax. : (0711) 420700 Hp. : 08127556876/ 08127101132 Email : -
Telp. : (0751) 30290 Fax. : Hp. : Email : -
Telp. : (061) 4529981 Fax. : (061) 4516454 Hp. : 085262311516 Email :
[email protected]
Telp. : (0651) 33540 Fax. : (0651) Hp. : Email : -
Telp. : (0370) – 6686000 Fax. : (0370) - 632873 Hp. : 08123701260 Email :
[email protected]
Telp. : (0361) 8626333 Fax. : Hp. : 08123892389 Email :
[email protected]
Telp. : (031) 91179719 Fax. : (031) 8683359 Hp. : 08123120386 Email :
[email protected]
Telp. : (0274) 414292 Fax. : (0274) 385629 Hp. : 0811 266 096/08170425566 Email :
[email protected]
Telp. : (024) 7613800, 7625503, 7628800 Fax. : (024) 7607307 HP. : 08122861631 Email :
[email protected]
Telp. : (021) Hp. : 94005000/087878000800 Email :
[email protected] Email :
[email protected]
Telp. : (022) 70362209 Fax. : (022) 2005676 Hp. : 0813 2038 4848 Email :
[email protected]
TELP/FAX/HP/EMAIL.
29 DPW GORONTALO Bari Fritz Doku PT. TIKI JNE Jl. Kasuari No.80 Gorontalo 96114
15 DPW LAMPUNG Mursalin PT. Nusantara Card Semesta Jl. Hayam Wuruk No. 1 Tanjung Agung, Bandara Lampung 16 DPW JAMBI Sopianto, S.Sos PT Yapindo Transportama Jl Pattimura 30-31 (Depan Hotel Katan Jayo) Kota Jambi 17 DPW BATAM Sidhi Prasetyono SE Vicky Mandiri Express Courier Orchid Park Town House Block B No 2 Batam Center - Batam 18 DPW KEPULAUAN RIAU Salmayudi PT. Sentra Indologis Utama (Indologistik) Jl. Bintan No. 1 Tanjung Pinang, Riau 19 DPW KALIMANTAN SELATAN Achmad Suhanto PT. Kerta Gaya Pusaka Jl. Kamboja No. 10 Banjarmasin 20 DPW KALIMANTAN BARAT Dian Eka Muchairi PT. Dirgantara Khatulistiwa Express Jl. Puteri Daranante No 77 Pontianak 21 DPW KALIMANTAN TENGAH Chairul Anam PT. Kerta Gaya Pusaka Jl. Mangga No. 10/45 Palangkaraya 73111 22 DPW SAMARINDA Handry Setiawan PT. Citra Van Titipan Kilat Ruko Plaza Juanda - Lokal A-6 Jl. Ir. H. Juanda, Samarinda 23 DPW BALIKPAPAN Jose Junior PT TKI JNE Jl. Jend. Sudirman No. 499 (Istal Kuda) Balikpapan, Kalimantan Timur 24 DPW SULAWESI UTARA Zubair Kel. Karameh - Kec. Singkil No 30 Manado 25 DPW SULAWESI TENGAH H. Bakrie Abdullah PT. Citra Van Titipan Kilat Jl. Diponegoro 154 Palu, Sulawesi Tengah 26 DPW SULAWESI SELATAN Sugondo PT. Kerta Gaya Pusaka Jl. Macini Baru No. 57 Komp Pertokoan Petak 3 Makassar 90221 27 DPW SULAWESI TENGGARA Fuad A. Tasrief PT. Pandu Siwi Sentosa Jl. Mayjend Sutoyo No. 18 Kendari, Sulawesi Tenggara 28 DPW MALUKU Adyos Astan PT. Maluku Express Jl. Philips Latumahena No. 17 Maluku Ambon 97124
Telp. : (0435) 824026 / Fax. (0435) 827035 Hp. : 08124311602 Email :
[email protected]
Telp. : (0911) 310495 Fax. : (0911) 348082 Hp. : 081343007272 Email :
[email protected]
Telp. : (0401) 329007 Fax. : (0401) 322646 Hp. : 0811 401 771 Email :
[email protected]
Telp. : (0411) 5068148 Fax. : Hp. : 0811440851 Email : -
Telp. (0451) 422536 Fax. (0451) 421896 Hp. 0813 4102 8328 Email :
Telp. : Fax. : Hp. 08124400622 Email :
Telp. : (0542) 763368 Fax. : (0542) 763368 Hp. : 0811 547492 Email :
[email protected]
Telp. : (0541) 742610 Fax. : (0541) 766485 Hp. : 0811 555 830 Email :
Telp. : (0536) 3221056 Fax. : (0536) 3242438 Hp. : 0811 524 881 Email : -
Telp. : (0561) 764149 Fax. : (0561) 6589596 Hp. : 085252555777/085252177707 Email :
[email protected]
Telp. : (0511) 3358348 Fax. : (0511) 3358348 Hp. : 0811 512 405 / 0511 - 7595960 Email : -
Telp. : (0771) 313655 Fax. : (0771) 23389 Hp. 08127769625/08127007680 Email :
[email protected]
Telp. : (0778) 469172 Fax. : (0778) Hp. : 0811773357 Email :
[email protected]
Telp. : (0741) Fax. : (0741) Hp. : 085266572909 Email : -
Telp. : (0721) 240026 Fax. : (0721) 252602 Hp. : 0813 7928 2808 Email :
[email protected]
DAFTAR DPW ASPERINDO SELURUH INDONESIA
1 DPW JAWA BARAT Bintang Irawan Sarpingi Jl. Cipedes Tengah No. 196 Bandung 40162 2 DPW BANTEN Andy Wijayanto PT Avatar Express Indonesia Area Cargo Bandara Soekarno Hatta 3 DPW JAWA TENGAH Deasy Ariyani PT Repex Perdana International Jl. RE. Martadinata 168 Tawangmas - Semarang 50144 4 DPW YOGYAKARTA Marsudi PT. Tiki JNE Jl. Sorogenen No. 196 Yogyakarta 5 DPW JAWA TIMUR Suwandi PT. Pandusiwi Sentosa Perkantoran Pondok Candra TC 28 Raya Wadungsari, Waru - Sidoarjo 6 DPW BALI IBG Arsana Manuaba PT. Platinium Jl. Imam Bonjol Pertokoan Alpa Beta A 20 Denpasar - Bali 80119 7 DPW NUSA TENGGARA BARAT Agus Salim Harahap PT. Garda Lintas Sarana Jl. Sriwijaya No. 24 Lt. II, Cakranegara Mataram - NTB (Komp. Ruko Town Palace) 8 DPW NANGROE ACEH Zulyadin DARUSSALAM Jl Dr Muhammad Hasan No 10 Banda Aceh 23245 9 DPW SUMATERA UTARA M. Eka Tarigan PT. Pandu Siwi Sentosa Jl. Brigjend Katamso No. 301 A Medan 10 DPW SUMATERA BARAT Arief Rusdi Rusli Jl. Veteran No. 71 Padang 11 DPW SUMATERA SELATAN Haris Jumadi PT TIKI Palembang Jl Letjen Harun Sohar No 160 Kebun Bunga - Sukarami - Palembang 12 DPW PANGKAL PINANG Ridwan Nasrul (BABEL) PT. PCP Cargo Jl. Syailendra No. 23 Pangkal Pinang 13 DPW BENGKULU Bayu Rifwanda SE, MSi PT REX Indonesia (Depan Hotel Madelin) Jl. Bakti Husada No. 4A Lingkar Barat - Bengkulu 14 DPW RIAU Yandri Sandi Lubis PT. TIKI Jl. Teuku Umar No. 23 Pekanbaru - Riau
NO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
25
26
MAJALAH ASPERINFO
Media Informasi & Komunikasi ASPERINDO
Edisi 03 / Oktober 2013