eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2017, 5(1): 159-174 ISSN 2477-2623 (online), ISSN 2477-2615 (print), ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
UPAYA UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MENANGANI PENGUNGSI DI UKRAINA Adistira Jumarlin1 NIM.1102045062
Abstract This thesis aimed to determine the efforts undertaken by United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) as an IGO in addressing the internally displaced people in Ukraine started 2014 to 2015. The data will be presented in this research is secondary data, where the data are obtained through literature review of books, journals, reports, mass media, internet, and resources related to the subject matter. The technique of data analysis used in this study is qualitative data analysis technique in which the problems described by the facts that there is then correlation each other and then drawn a conclusion. The results showed that the efforts by UNHCR in addressing internally displaced people in Ukraine that began on June 2014 which be started with opened their field office for displaced people in Ukraine at Maripol, Lviv, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Kiev, Odesa, Vinnytsia, Zakarpattya, Zaporizhzhia, Kherson and Kirovohrad region. Then UNHCR’s activities continue with five efforts: providing basic needs, IDP registration, undertake the protection programs for IDP, improvement of health service and give cash assistance. UNHCR collaborated with IDP communities, UN actors, international and national NGOs, civil society, and central and local authorities to address identified protection concerns and humanitarian assistance gaps for internally displaced people in Ukraine. Keyword : UNHCR, Internally Displaced People, Refugees, Ukraine. Pendahuluan Pengungsi yang berada di Ukraina merupakan penduduk sipil dari wilayah Donetsk dan Luhansk, Ukraina Timur yang terpaksa mengungsi ke kota-kota lain di yang masih berada didalam wilayah kedaulatan Ukraina. Sebagian besar pengungsi tersebut adalah penduduk beretnis Rusia. Keberadaan pengungsi di Ukraina dimulai sejak bulan April 2014 yang dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis politik di Ukraina yang berlanjut pada kemunculan kelompok separatis di wilayah Ukraina Timur. (www.dw.com/id/fakta-mengapa-separatis-pro-rusia-kuat/g-18249732). Kelompok tersebut menginginkan Donetsk dan Luhansk untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung ke wilayah Rusia. Kemunculan kelompok separatis tersebut 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
menimbulkan kekhawatiran pemerintah Ukraina sehingga pemerintah Ukraina memutuskan untuk menurunkan pasukan di wilayah Donetsk dan Luhansk hingga terjadilah pertempuran di wilayah Donetsk dan Luhansk. Berdasarkan data United Nations Commission on Human Rights, jumlah korban tewas dalam pertempuran di Luhansk dan Donetsk pada tahun 2014 mencapai 4317 jiwa yang terdiri atas tentara Ukraina, warga sipil, dan anggota kelompok separatis (//m.detik.com/news/read/2015/02/27). Situasi yang tidak kondusif tersebut menyebabkan sebanyak 66.310 penduduk dari wilayah Donetsk dan Luhansk, Ukraina Timur mengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan tempat yang aman dari konflik (Ukraine Situation Report: 10 July 2014). Sekitar 75% pengungsi internal mengungsi ke wilayah yang masih berada di kawasan Ukraina Timur dimana penduduknya mayoritas beretnis Rusia seperti: Dnipropetrovsk, Kharkiv, Odesa, Zaporizhzhia, Kherson dan Kirovohrad. Sedangkan sebagian lagi mengungsi ke wilayah Ukraina Barat seperti Lviv, Kiev, Vinnytsia dan Zakartattya. (Ukraine Situation Report, 31 December 2014). Kondisi pengungsi di Ukraina sangat memprihatinkan. Sebagian besar rumah-rumah mereka telah hancur sehingga banyak dari pengungsi terpaksa tinggal di penampungan sementara yang merupakan bekas pabrik-pabrik tua dimana pasokan air dan listrik sering terganggu akibat pengeboman dan serangan roket (http://unicjakarta.org/2015/03/11). Pengungsi tersebut juga kekurangan makanan, alat-alat kebersihan, obat-obatan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari serta kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan akibat rusaknya sebagian besar prasarana medis (Koran Jakarta, 8 September 2014). Dalam menangani masalah yang dialami pengungsi di Ukraina, pada April 2014 pemerintah Ukraina melalui pemerintah-pemerintah daerah di wilayah Lviv, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Kiev, Odesa, Vinnytsia, Zakarpattya, Zaporizhzhia, Kherson dan Kirovohrad, mengorganisir sekitar 400 kamp pengungsi sebagai akomodasi sementara, memberikan bahan-bahan makanan, pakaian dan obat-obatan (jaringnews.com). Pemerintah Ukraina juga membantu mengungsikan lebih dari 11.000 orang (termasuk lebih dari 2.240 anak-anak, dan hampir 350 penyandang disibilitas) dari Donetsk dan Luhansk. Selain itu, terdapat lembaga-lembaga masyarakat yang turut menyumbangkan makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan serta menawarkan perumahan jangka pendek untuk para pengungsi (unhcr.org.ua/en/20110826065856/ newsarchive/ 1277). Ini merupakan pertama kalinya pemerintah Ukraina menangani pengungsi, sehingga pemerintah Ukraina masih mengalami banyak kesulitan dalam hal penanganan pengungsi. Kamp-kamp yang disediakan untuk pengungsi masih banyak yang kurang memadai, banyak dari kamp tersebut yang tidak memiliki pintu, atap, dan tempat tidur. Bantuan dari lembaga-lembaga masyarakat juga hanya bersifat sementara dan tidak memberikan solusi jangka panjang bagi pengungsi. Selain itu pemerintah daerah Ukraina juga tidak memiliki dana yang cukup untuk terus memenuhi kebutuhan para pengungsi yang terus bertambah. Selain itu pengungsi juga masih mengalami beberapa masalah; pertama tempat tinggal, pendanaan, pekerjaan, diskriminasi, dan masalah aksebilitas ke layanan kesehatan (highwayliberty.com/).
160
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
Sebagai langkah dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi pengungsi, pada Juni 2014 pemerintah Ukraina melalui kementrian sosial dan pemerintah daerah meminta bantuan UNHCR untuk membantu menangani pengungsi di Ukraina. Dalam menangani pengungsi di Ukraina, UNHCR berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga-lembaga masyarakat di Ukraina untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengungsi. Hal ini sebagaimana tugas dan fungsi UNHCR yang merupakan komisi tertinggi PBB untuk urusan pengungsi, yaitu untuk memenuhi hak-hak para pengungsi sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang mencakup hak untuk hidup, hak mendapatkan kebebasan dan keamanan pribadi dimana kondisi tersebut tidak mereka dapatkan di negaranya dan juga tidak mampu untuk diberikan oleh pemerintah (Wagiman, 2012:189). Kerangka Dasar Teori dan Konsep Organisasi Internasional Organisasi internasional diartikan sebagai wadah bagi negara-negara untuk mengadakan kerja sama, dimana wadah tersebut mempunyai wewenang atas negara anggota (Wiwin Yulianingsih, 2014:2). Organisasi internasional tumbuh karena adanya kebutuhan dan kepentingan masyarakat antarbangsa untuk adanya wadah serta alat untuk melaksanakan kerja sama internasional. Selain itu sebagai sarana untuk mengkoordinasikan kerja sama antarnegara dan antar bangsa kearah pencapaian tujuan yang sama dan perlu diusahakan secara bersama-sama (Teuku May Rudy, 1993:4) Dalam mendefinisikan organisasi internasional Teuku May Rudy berpendapat lebih lengkap dan menyeluruh. Organisasi internasional didefinisikan sebagai pola kerja sama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasarkan struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsug serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok nonpemerintah pada negara yang berbeda (Teuku May Rudy, 1993:3). Menurut Clive Archer, peranan organisasi internasional dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu (Anak Agung Banyu Perwita, 2006:95): a. Sebagai instrumen. Organisasi internasional digunakan oleh negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya. b. Sebagai arena. Organisasi Internasional merupakan tempat bertemu bagi anggotaanggotanya untuk membicarakan dan membahas masalah-masalah yang dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional digunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah dalam negerinya, ataupun masalah dalam negeri negara lain dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian internasional. c. Sebagai aktor independen. Organisasi internasional dapat membuat keputusankeputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau paksaan dari luar organisasi.
161
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
Organisasi internasional terdiri dari International Governmental Organization (IGO) dan International Non Governmental Organization (INGO). IGO bisa diklasifikasikan atas empat kategori berdasarkan keanggotaanya dan tujuannya, yaitu (Clive Archer, 1983:279): 1. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya bersifat umum, ruang lingkupnya global dan melakukan berbagai fungsi, seperti keamanan, kerjasama sosialekonomi, perlindungan hak-hak azasi manusia, dan pembangunan serta pertukaran kebudayaan. Contohnya PBB. 2. Organisasi yang keanggotaannya umum dan tujuannya terbatas, organisasi ini dikenal sebagai organisasi fungsional yang spesifik. Contohnya ILO, WHO, UNICEF, UNESCO, UNHCR. 3. Organisasi yang keanggotaannya terbatas dan tujuannya umum, organisasi ini merupakan organisasi regional yang fungsi dan tanggung jawab keamanan, politik, sosial, dan ekonomi berskala luas. Contohnya : OAS, OAU, EC. 4. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya juga terbatas, organisassi ini terbagi atas organisasi sosial, ekonomi dan militer. Contohnya : NATO. Berdasarkan kategori diatas, dapat dilihat bahwa UNHCR merupakan sebuah organisasi internasional yang tidak hanya mempunyai peranan sebagai arena atau forum untuk melahirkan tindakan bersama tetapi juga dapat dilihat sebagai instrumen suatu negara untuk memenuhi kepentingankepentingannya dan juga sebagai aktor yang berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh pihak-pihak lain.UNHCR termasuk dalam IGO yang didirikan pada 14 Desember 1950 bermarkas di Jenewa, Swiss. UNHCR merupakan salah satu Organisasi Internasional fungsional yang bersifat Low Politics. Organisasi fungsional adalah suatu organisasi yang didalamnya tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan macam fungsi yang dijalankan. Sebuah negara menjadi bagian dari IGO bukan berarti bahwa negara tersebut akan kehilangan kedaulatannya, hal ini berarti bahwa jika negara tidak mampu melindungi warga negaranya dari apa yang didefinisikan sebagai ancaman, maka warga tersebut akan jatuh di bawah perlindungan organisasi internasional. Organisasi internasional sebagian besar akan menangani isu-isu masalah ekonomi, budaya, dan salah satunya seperti UNHCR yang menangani masalah pengungsi di suatu negara. Human Security Osler Hampson mengelompokan macam-macam definisi human security kedalam sebuah segitiga kebebasan yang terdiri dari pertama, natural rights/rule of law, berdasarkan asumsi liberal dasar dari hak dasar bagi individu untuk hidup, merdeka dan bahagia dimana merupakan tanggung jawab masyarakat internasional untuk menyediakan dan mempromosikannya; kedua, humanitarian/kemanusiaan, yaitu upaya-upaya internasional untuk memerangi kejahatan, intervensi, memberikan perlindungan, membangun perdamaian dan mencegah konflik; ketiga, pembangunan berkelanjutan yaitu kelangsungan hidup dan kesehatan masyarakat. Selain itu, Hampson menyatakan bahwa meningkatkan upaya penelitian sangat penting dalam rangka memberikan bimbingan yang efektif untuk organisasi internasional atau lembaga-lembaga masyarakat. Disamping itu, pemerintah nasional
162
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
harus berusaha memasukan human security ke agenda mereka. Tindakan evektif untuk meningkatkan human security tersebut harus ditujukan dengan mengatur kembali institusi hukum, politik dan ekonomi (MacFarlane & Yuen Foong Khong, 2006:12). United Nations Development Program (UNDP) dalam laporan Human Development Report tahun 1994 menyatakan bahwa human security memiliki dua makna yang pertama, human security merupakan keamanan dari ancaman-ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit dan penindasan. Kedua, mengandung makna adanya perlindungan atas pola-pola kehidupan sehari-hari seseorang, baik dalam rumah, pekerjaan atau komunitas dari gangguan-gangguan yang datang secara tiba-tiba serta menyakitkan. Dalam Human Development Report 1994 terdapat tujuh kategori yang termasuk dalam konsep human security, yaitu: a. Economic security atau keamanan ekonomi, b. Food security atau keamanan pangan, c. Health security atau keamanan kesehatan, d. Environmental security atau keamanan lingkungan, e. Personal security atau kemanan pribadi, f. Community security atau keamanan komunitas/masyarakat g. Political security atau kemanan politik. (Human Security, UNDP). Konsep Pengungsi Internal Pengungsi internal (internally displaced persons/IDPs) adalah setiap individu atau sekelompok orang yang terpaksa meninggalkan wilayahnya untuk menghindari konflik bersenjata, kekerasan yang terjadi secara menyeluruh dan pelanggaran hak asasi manusia akan tetapi mereka masih berada di dalam wilayah negaranya sendiri (UNHCR, Pengungsi Internal, 2007:6). Dalam menghadapi situasi pengungsian, khususnya pengungsian internal PBB menetapkan prinsip-prinsip panduan yang harus dipatuhi dan diperhatikan oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi internasional, diantaranya: 1. Para pengungsi internal memiliki, dalam kesetaraan penuh, hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang dijamin oleh hukum internasional dan nasional, sama seperti orang-orang lain di negeri mereka. Mereka tidak boleh didiskriminasi secara merugikan dalam memperoleh hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang mana pun dengan alasan bahwa mereka adalah pengungsi internal (prinsip 1). 2. Para pengungsi internal memiliki hak untuk meminta dan menerima perlindungan serta bantuan kemanusiaan dari pihak-pihak berwenang tersebut. Mereka tidak boleh ditindas atau dihukum oleh karena mengajukan permintaan semacam itu (prinsip 3). 3. Pihak-pihak berwenang yang terkait harus menyediakan bagi para pengungsi internal, dan memastikan akses yang aman atas: a. Bahan pangan pokok dan air bersih; b. Tempat bernaung atau perumahan yang bersifat mendasar; c. Bahan sandang yang layak; dan d. Layanan kesehatan dan sanitasi yang penting (prinsip 18)
163
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
4. Para pengungsi internal, yang tinggal di dalam kamp atau pun tidak, tidak boleh didiskriminasi dalam hal mendapatkan kemerdekaan, pikiran, agama, mencari pekerjaan dan untuk berperanserta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi (prinsip 22). Selain prinsip-prinsip tersebut, pengungsi internal (IDPs) mempunyai hak-hak sebagai berikut: Hak untuk mencari keselamatan di daerah lain di negara yang bersangkutan; Hak untuk meninggalkan negaranya; Hak untuk mencari suaka di negara lain; dan Hak untuk dilindungi terhadap pemulangan secara paksa atau ditempatkan di daerah di mana nyawa, keselamatan, kebebasan dan/atau kesehatan mereka akan terancam. Perlindungan dan pemenuhan hak-hak pengungsi internak di suatu negara merupakan tanggung jawab negara, organisasi nasional maupun internasional dan masyarakat internasional. Dalam hal ini UNHCR mempunyai kewajiban serta tanggung jawab untuk menciptakan keadaan, sekaligus sarana yang memungkinkan pengungsi internal (IDPs) untuk kembali secara sukarela, dalam suasana yang aman dan terhormat, ke tempat tinggal sebelumnya, atau ditempatkan secara sukarela di wilayah lain di negara tersebut. UNHCR harus selalu membantu kemudahan reintegrasi bagi pengungsi yang memilih pulang ke wilayah asalnya maupun yang memilih untuk menetap di wilayah baru. Pengungsi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kemanusiaan sehingga penanganannya menjadi hal yang mendapat perhatian khusus dari PBB. Dalam upaya penanganan bencana kemanusiaan seperti pengungsi, khususnya pengungsi internal terdapat suatu mekanisme penanganan khusus yang disebut dengan pendekatan clusters (Global Protection Working Groups, 2010:1b). PBB memperkenalkan pendekatan cluster tersebut sejak tahun 2005 dan pernah diterapkan di beberapa negara diantaranya Republik Demokratik, Kongo, Uganda, Liberia, Somalia, Chad, Republik Afrika Tengah dan Pantai Gading. Clusters terdiri dari organisasi-organisasi kemanusiaan baik organisasi-organisasi PBB maupun non PBB dimana didalam prakteknya, mencakup segala panduan dan langkah dalam penanganan yang berhubungan dengan pemberian bantuan dan respon-respon kemanusiaan yang lebih terorganisir. Penanganan pengungsi dengan menggunakan mekanisme cluster ini terbagi menjadi beberapa sektor diantaranya Education cluster, Health cluster, Nutrition cluster, Protection cluster, Shelter cluster, Water, sanitation and hygiene cluster, Food security cluster. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif Case Study, yaitu metode yang menjelaskan penyelesaian sebuah studi kasus dengan mengaplikasikan teori, konsep dan informasi-informasi yang digunakan untuk dapat menggambarkan bagaimana upaya United Nations Commissioner for Refugees (UNHCR) dalam menangani pengungsi di Ukraina. Hasil Penelitian Pengungsian di Ukraina dimulai sejak April 2014 yang disebabkan oleh terjadinya pertempuran antara militer Ukraina dan kelompok separatis di wilayah Luhansk dan Donetsk, Ukraina Timur. Berdasarkan data United Nations Commission on Human
164
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
Rights, jumlah korban tewas dalam pertempuran tersebut pada tahun 2014 mencapai 4.317 jiwa, sebagian besar fasilitas di Donetsk dan Luhansk, termasuk lembaga pendidikan dan kesehatan serta sebagian rumah-rumah penduduk juga telah hancur (m.antaranews.com). Hal tersebut menyebabkan 66.310 jiwa penduduk dari wilayah Donetsk dan Luhansk yang mengungsi ke wilayah lain di Ukarina seperti Lviv, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Kiev, Odesa, Vinnytsia, Zakarpattya, Zaporizhzhia, Kherson dan Kirovohrad (UNHCR Operational Update, 31 Desember 2014). Dilaporkan pula bahwa mayoritas dari pengungsi tersebut adalah wanita, anak-anak dan lansia (UNHCR Situation Report, Juli 2014). Menghadapi situasi tersebut, Pemerintah Ukraina melalui pemerintah-pemerintah daerah, turut berupaya menangani pengungsi di Ukraina dengan memberikan bantuan berupa 400 tenda-tenda darurat obat-obatan, bahan makanan dan bahan-bahan kebutuhan lain bagi pengungsi akan tetapi pemerintah Ukraina mengalami kesulitan dalam menangani arus pengungsian tersebut. Hal ini disebabkan karena ini merupakan pertama kalinya Ukraina menangani keberadaan pengungsi internal disamping itu juga disebabkan karena jumlah pengungsi yang besar dan semakin bertambah serta karena keterbatasan dana pemerintah untuk menangani pengungsi (IDP’s) tersebut. Untuk itu, pada Juni 2014 pemerintah Ukraina meminta bantuan kepada UNHCR untuk membantu menangani masalah pengungsi di Ukraina. Dalam menjalankan misinya di Ukraina, UNHCR berkolaborasi dengan pemerintah, organisasi-organisasi internasional dan organisasi-organisasi nasional yang tergabung dalam sistem cluster. Adapun organisasi-organisasi yang menjadi partner UNHCR dalam menjalankan penanganan pengungsi di Ukraina antara lain Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), International Organization for Migration (IOM), United Nation Children’s Fund (UNICEF), UN Population Fund (UNFPA), World Health Organization (WHO), UN Development Programme (UNDP), International Committee of the Red Cross (ICRC), Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCHR), World Food Program (WFP), UN Food and Argiculture Organization (FAO), People in Need (PiN), Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE), Adventist Development and Relief Agency (ADRA), Danish Refugee Council (DRC), Norwegian Refugee Council (NRC), Stantia Kharkiv, Caritas Ukraine, Chesna i Svyata Kraina, Save the Children, The Ukrainian Parliament Commissioner for Human Rights, Vostok SOS, The Right to Protection (R2P), Crimean SOS, Crimean Diaspora, Save the Children UK, Dopomoga Dnipra, World Jewish Relief dan Donbas Reconstruction and Development Agency. UNHCR memulai upayanya di Ukraina sejak bulan Juni 2014, dan sejak Agustus 2014 UNHCR telah memiliki kantor pelayanan pengungsi di Maripol, Lviv, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Kiev, Odesa, Vinnytsia, Zakarpattya, Zaporizhzhia, Kherson dan Kirovohrad serta wilayah lainnya, yang digunakan untuk membantu upaya pemerintah Ukraina dalam mengkoordinasikan dan mendistribusikan bantuan kepada para pengungsi. Terhitung mulai bulan Juni tahun 2014 hingga tahun 2015 UNHCR telah memiliki 117 staff nasional dan 23 staff internasional yang bertugas untuk menangani pengungsi di Ukraina (Ukraine Fact Sheet, 2015:2).
165
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
Adapun upaya-upaya UNHCR dalam menangani pengungsi di Ukraina dibagi menjadi lima bidang yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar, pendataan pengungsi, menjalankan program perlindungan pengungsi, upaya peningkatan layanan kesehatan dan penyaluran bantuan dana khusus. 1. Penyediaan kebutuhan dasar Penyediaan kebutuhan dasar bagi pengungsi di Ukraina adalah upaya UNHCR dalam usaha menangani pengungsi dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar bagi pengungsi yang dilakukan sejak bulan Juni 2014 diseluruh wilayah tujuan pengungsian di Ukraina. Dalam menjalankan upaya ini UNHCR berkolaborasi bersama 37 partner yang terdiri dari pemerintah, organisasi PBB seperti IOM dan UNDP, UN Food and Argiculture Organization (FAO), World Food Program (WFP) serta organisasi lain seperti Save Ukraine, Caritas Ukraine, ADRA, PiN, R2P, DRC, NRC, LRC, Save Ukraine, Vostok SOS, World Jewish Relief, Norwegian Refugee Council dan lain-lain. Upaya UNHCR bersama partner-partner nya dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dijalankan di Ukraina meliputi dua bidang yaitu: a. Penyediaan dan Perbaikan Penampungan Darurat Sejak tahun 2014 penduduk Donetsk dan Luhansk yang telah terdaftar sebagai pengungsi internal memiliki hak untuk memperoleh tempat tinggal dari pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam resolusi 509 (Brooking-LSE, 2015:8). Dalam resolusi tersebut dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk yang telah memperoleh status sebagai pengungsi internal akan memperoleh tempat tinggal gratis yang dapat ditinggali selama jangka waktu 6 bulan (BrookingLSE, 2015:8). Akan tetapi jumlah perumahan gratis yang disediakan oleh pemerintah sangat terbatas sehingga tidak semua pengungsi dapat memperoleh fasilitas tersebut. Tercatat hanya sekitar 33% pengungsi yang mendapatkan perumahan gratis dari pemerintah sedangkan 38% lainnya menyewa, 15% menetap di rumah-rumah keluarga yang berada di lokasi pengungsian dan sebanyak 14% tinggal di penampungan-penampungan darurat (Global Shelter Cluster Ukraine, 2014:2). Pengungsi yang tinggal di penampungan darurat berada dibawah tanggung jawab dan penanganan UNHCR beserta partner lainnya. Dalam hal penyediaan dan perbaikan penampungan darurat ini UNHCR berkolaborasi bersama partner-partner utamanya antara lain: Badan Pembangunan Daerah Ukraina, Kementrian Kebijakan Sosial, Donbas Reconstruction and Development Agency , UNDP, DRC, NRC, Luxemburg Red Cross dan People in Need (UNHCR Situation Report December 2014). Pada 2014 UNHCR menargetkan untuk membangun penampungan-penampungan bagi 367.200 pengungsi khususnya di wilayah yang dekat dengan area konflik seperti Kharkiv, Luhansk, Donetsk, Dnipropetrovsk dan Zaporizhzhia. Selain itu UNHCR juga turut melakukan perbaikan-perbaikan pada kamp-kamp pengungsian yang sebelumnya telah disediakan oleh pemerintah Ukraina. Pada Desember 2014 UNHCR telah membangun sebanyak 12 pusat penampungan pengungsi di wilayah Kharkiv, Dnipropetrovsk dan
166
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
Zaporizhzhia, dimana diperkirakan sebanyak 30.000 hingga 40.000 pengungsi internal (6 sampai 7 persen dari total pengungsi internal) telah ditampung diwilayah tersebut. Selain membangun penampungan-penampungan darurat di wilayah tersebut, UNHCR beserta partner juga mendistribusikan sebanyak 47.000 meter persegi terpal plastik untuk digunakan sebagai penampungan darurat bagi 5.468 jiwa pengungsi yang masih berada di perbatasan Luhansk dan Donetsk (UNHCR Situation Report December 2014). Pada tahun 2015 jumlah pengungsi yang membutuhkan penanganan dalam hal tempat tinggal meningkat menjadi 473.000 (Global Shelter Cluster, 2015:1). Pada Februari 2015 UNHCR terus bekerjasama dengan Badan Pembangunan Daerah dalam melakukan perbaikan tempat tinggal bagi pengungsi. Selain itu, UNHCR juga bekerja bersama partnernya yaitu ADRA, DRC, NRC, Palang Merah Luksemburg dan People In Need dalam menyediakan sebanyak 856 panel atap, 809 kaca, 1.143 lembar kayu lapis dan kayu balok untuk perbaikan lanjut bagi penampungan-penampungan darurat. Selain melakukan perbaikan terhadap penampungan, UNHCR juga melakukan perbaikan terhadap 67 rumah pengungsi yang berada di wilayah Donetsk Utara (Ukraine Situation Report, 2015:4). Hingga akhir tahun 2015 UNHCR beserta partner dalam penyediaan penampungan darurat telah membangun sebanyak 143 pusat penampungan bagi pengungsi internal (Global Shelter Cluster December 2015). b. Mendistribusikan bantuan kemanusiaan Selain memberikan penampungan darurat, UNHCR juga memberikan bantuan kemanusiaan berupa bahan-bahan makanan dan bahan non makanan bagi pengungsi di Ukraina. Bahan-bahan makanan tersebut antara lain seperti gandum, makanan kaleng, roti, susu, minyak dan bumbu-bumbu dapur serta makanan bayi, sedangkan untuk bahan-bahan non makanan diantaranya yaitu: selimut, sprei, pakaian, matras, bantal, peralatan dapur, peralatan mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Pendistribusian bantuan kemanusiaan oleh UNHCR dilakukan sejak Juni 2014. Dalam melakukan distribusi bantuan kemanusiaan yang terdiri dari bahan makanan dan bahan-bahan non makanan tersebut UNHCR berkolaborasi bersama partner-partner lainnya, adapun yang menjadi partner utama UNHCR dalam pelaksanaan upaya ini adalah World Food Program (WFP), FAO, ADRA dan People in Need. UNHCR dan partner memperkirakan bahwa pada tahun 2014 terdapat setidaknya 140.000 pengungsi yang membutuhkan pasokan bahan makanan dan bahan non makanan (Ukraine: Humanitarian Dashboard-HRP Januari 2015) Tercatat pada Juni 2014, UNHCR telah mendistribusikan bantuan kepada 3.200 pengungsi yang bermukim di wilayah Kharkiv. Selain itu UNHCR memberikan bantuan kemanusiaan senilai 200.000 dolar Amerika untuk pengungsi di wilayah Kharkiv dan Kiev. Bantuan tersebut diantaranya adalah 400 paket makanan (termasuk makanan bayi), 500 buah selimut, 100 matras, 200 set tempat tidur, dan 100 bantal.
167
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
Pengiriman bantuan kemanusiaan bagi pengungsi di Ukraina terus dilakukan UNHCR dan partnernya hingga tahun 2015. UNHCR melaporkan terdapat 338.800 pengungsi yang diperkirakan akan menerima bantuan kemanusiaan dari UNHCR dan partnernya (Ukraine:Humanitarian Dashboard-HRP Achievment Oktober 2015). Pada Februari 2015 tercatat jumlah bantuan kemanusiaan yang dikirimkan UNHCR adalah sebanyak 200 metrik ton yang terdiri dari 500 paket makanan, 2.800 set handuk, 5000 set selimut, 4000 set seprei, dan 250 tempat tidur. Hingga akhir 2015, UNHCR dan partnernya tetap intensif mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi di Ukraina, adapun bantuan-bantuan tersebut diantaranya, paket bantuan kemanusiaan bagi 7.400 pengungsi dan tempat tidur untuk 1.970 pengungsi di wilayah Maripoul. Hingga akhir tahun 2015, total pengungsi yang menerima bantuan kemanusiaan dari UNHCR beserta partner dalam distribusi bantuan tersebut adalah sebanyak 203.800 pengungsi (Ukraine:Humanitarian Dashboard-HRP Achievment Oktober 2015). 2. Pendataan pengungsi Salah satu langkah penting dalam penanganan pengungsi adalah proses pendataan pengungsi. Pendataan pengungsi bertujuan untuk memudahkan pemerintah Ukraina dan UNHCR beserta partner lainnya untuk mendata para pengungsi sehingga dapat diketahui berapa banyak jumlah pengungsi di wilayah-wilayah Ukraina berdasarkan usia maupun jenis kelamin. Pendataan ini ditujukan agar penduduk dari Luhansk dan Donetsk terdaftar sebagai pengungsi internal. Setiap penduduk dari Luhansk dan Donetsk harus melalui proses pendataan dan registrasi agar dapat memperoleh hak-haknya sebagai pengungsi sebagaimana yang tertera dalam undang-undang Ukraina. Pendataan pengungsi internal (IDPs) di Ukraina dilakukan sejak bulan Juni 2014. Pemerintah Ukraina memperkirakan jumlah pengungsi internal yang terdapat di Ukraina lebih dari 2 juta jiwa (Brookings-LSE, 2015:8). Proses pendataan pengungsi dilakukan oleh UNHCR bersama-sama dengan Departemen Migrasi Ukraina, Departemen Perlindungan Sosial Ukraina, IOM, dan OCHA. Adapun lokasi-lokasi yang digunakan untuk pendataan pengungsi antara lain di yaitu di kantor layanan migrasi dan posko-posko pelayanan yang khusus disediakan untuk pendaftaran pengungsi yang terdapat di wilayah-wilayah yang menjadi tujuan pengungsian. Berdasarkan laporan UNHCR dan OCHA terdapat sekitar 241 pengungsi yang didata setiap harinya (helsinki.org.ua/en). Pada tahun 2014 tercatat jumlah penduduk dari Donetsk dan Luhansk yang telah menjalani proses pendataan sebagai pengungsi dan telah resmi memiliki status sebagai pengungsi internal Ukraina yaitu sebanyak 610.413 jiwa (Ukraine Operational Update 31 December 2014:1). Dari total jumlah pengungsi yang terdaftar tersebut sebanyak 65% diantaranya adalah perempuan, 35% laki-laki selain itu 25% diantaranya adalah
168
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
pengungsi anak-anak dan 27% lainnya merupakan pengungsi usia lanjut. (Ukraine Operational Update 31 December 2014:2). Pada tahun 2015 jumlah penduduk Donetsk dan Luhansk yang didata dan bersatus pengungsi internal meningkat hingga mencapai 1.505.600 jiwa. Dari total pengungsi yang telah terdaftar tersebut sebanyak 887.800 jiwa adalah pensiunan, 359.900 pekerja, 190.200 anak-anak dan sebanyak 62.600 merupakan penyandang disibilitas (Ukraine: Fact Sheet October 2015:1). Dalam laporan UNHCR, dalam kurun tahun 2014 hingga 2015 telah terdapat sebanyak 82.3% penduduk Donetsk dan Luhansk yang telah terdaftar sebagai pengungsi internal di Ukraina. 3. Menjalankan program perlindungan Program perlindungan merupakan suatu langkah penanganan pengungsi khususnya pengungsi internal yang dipimpin oleh UNHCR yang berfokus pada aspek perlindungan bagi pengungsi di Ukraina yang dilakukan berdasarkan pemantauan akan situasi di lapangan dan permintaan dari pengungsi. Upaya perlindungan terhadap pengungsi internal di Ukraina mulai dijalankan UNHCR sejak September 2014 dan terdapat sebanyak 65 partner UNHCR yang tergabung dan berkolaborasi dalam menjalankan program perlindungan ini. Partner-partner tersebut terdiri atas pemerintah lokal, organisasi nasional dan internasional serta LSM Ukraina. Dari 65 partner yang tergabung, terdapat beberapa organisasi yang khusus berperan sebagai partner utama UNHCR dalam pelaksanaan program perlindungan tersebut yaitu Danish Refugee Council (DRC) dan OHCHR serta Lembaga Perlindungan Wanita Ukraina. Adapun jenis-jenis perlindungan yang diberikan dalam program perlindungan bagi pengungsi di Ukraina yang dijalankan UNHCR bersama dengan partnerpartnernya meliputi beberapa aspek diantaranya: a. Penanganan dan Pencegahan tindak diskriminasi terhadap pengungsi b. Perlindungan dan penanganan korban tindak SGBV (Sexual and Gender Based Violence). c. Memberikan bantuan hukum 4. Meningkatkan layanan kesehatan Kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan merupakan salah satu aspek penting untuk dipenuhi khususnya bagi pengungsi di Ukraina. Situasi konflik yang terjadi di wilayah Donetsk dan Luhansk menyebabkan sulitnya memperoleh akses ke layanan kesehatan terutama di wilayah yang berdekatan dengan area konflik seperti Maripoul, Kharkiv dan Dnipropetrovsk. Hal ini disebabkan karena minimnya jumlah fasilitas kesehatan yang beroperasi di wilayah tersebut, kurangnya tenaga medis, kurangnya pasokan obat-obatan, minimnya jumlah peralatan-peralatan medis dan juga karena kurangnya anggaran dari pemerintah lokal untuk memberikan perbaikan dan peningkatan fasilitas kesehatan di wilayah tersebut (WHO Humanitarian Response, 2015:30). Berdasarkan pantauan WHO, anggaran yang disediakan pemerintah lokal Ukraina untuk kepentingan layanan kesehatan hanya mampu memenuhi sekitar 30% dari
169
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
total kebutuhan akan layanan kesehatan (WHO Humanitarian Response, 2015:30). Hal ini turut menjadi masalah bagi pengungsi di Ukraina hal ini disebabkan karena sebanyak 27% dari total pengungsi tersebut merupakan pengungsi lanjut usia dan penyandang disibilitas usia yang sangat membutuhkan layanan kesehatan. Selain itu terdapat pula pengungsi yang merupakan pengidap HIV, wanita hamil dan pasien anak-anak yang masih membutuhkan perawatan medis yang intensif. Dalam menangani permasalahan ini sejak bulan Juni 2014 UNHCR turut bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lain dalam melakukan langkah peningkatan layanan kesehatan bagi pengungsi di Ukraina (Ukraine Humanitarian Response Plan, 2015:14). Upaya peningkatan layanan kesehatan dalam penanganan pengungsi di Ukraina dipimpin oleh WHO, terdiri dari 43 partner termasuk UNHCR. UNHCR turut berperan aktif dalam menagani kebutuhan pengungsi akan layanan kesehatan, UNHCR dan partner-partnernya bersama-sama melakukan perbaikan dan pembangunan fasilitas-fasilitas medis bagi pengungsi. Kegiatan ini dilakukan khususnya di wilayah-wilayah dengan jumlah fasilitas medis yang sangat minim seperti Maripoul dan distrik Volnovakha (UNHCR, QIP Fact Sheet, 2015:17). Dalam upaya penyediaan layanan kesehatan bagi pengungsi, UNHCR dan partnernya bekerjasama dengan pemerintah lokal dengan melakukan pembagian tugas. UNHCR bersama-sama dengan partnernya bertugas dan bertanggung jawab dalam mendistribusikan material-material bangunan untuk kepentingan rekonstruksi klinik-klinik kesehatan, obat-obatan dan menyediakan peralatan medis ke klinik-klinik tersebut, sedangkan pemerintah lokal bertanggung jawab dalam membiayai perawatan fasilitas kesehatan dan pembayaran gaji bagi staffstaff klinik (UNHCR, QIP Fact Sheet, 2015:17). Adapun unit-unit layanan kesehatan yang telah telah ditingkatkan berkat kolaborasi antara UNHCR dan partnernya untuk kepentingan pengungsi di Ukraina antara lain Rumah Sakit Hranitne village, The Oncological Clinic di Mariupol dan The Greek Medical Center (UNHCR, QIP Fact Sheet, 2015:18). UNHCR bersama partner telah menangani dan menyediakan akses perawatan kesehatan bagi 26.678 pengungsi HIV/AIDS, menyediakan konsultasi medis bagi 57.036 pengungsi dan memberikan makanan pelengkap untuk pengungsi usia anak-anak (OCHA, Ukraine: Humanitarian Dashboard-HRP). 5. Menyalurkan bantuan dana khusus Upaya lain yang dilakukan UNHCR dalam penanganan pengungsi di Ukraina adalah dengan membantu menyalurkan bantuan dana kepada para pengungsi. Bantuan dana bagi pengungsi tersebut diperoleh melalui program bantuan keuangan yang dananya berasal dari donasi dari para donatur nasional maupun internasional yang dimobilisasi oleh UNHCR. Program bantuan dana merupakan suatu program yang dijalankan UNHCR dengan cara memberikan bantuan keuangan bagi setiap orang maupun keluarga yang berstatus pengungsi internal di Ukraina. Dalam melaksanakan program bantuan dana ini, UNHCR bekerja sama dengan Departemen Perlindungan Sosial Ukraina. Adapun program pemberian bantuan dana tersebut telah dilakukan UNHCR sejak Juni 2014. Program tersebut
170
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
diberikan guna mendukung kelangsungan hidup pengungsi yang sebagian besar telah kehilangan tempat tinggal dan harta benda di daerah asalnya. Pelaksanaan program penyaluran bantuan dana oleh UNHCR ini hanya terbatas pada kalangan-kalangan pengungsi tertentu yang dianggap rentan dan lebih membutuhkan (unhcr.org.ua/en). Selain itu bantuan ini lebih diutamakan bagi pengungsi yang masih tinggal di kamp-kamp pengungsian darurat dan telah terdaftar secara resmi (en.odfoundation.eu/).Adapun kategori pengungsi yang menjadi penerima bantuan dana dari UNHCR diantaranya adalah keluarga besar dengan 3 anak atau lebih, penyandang disibilitas, pengungsi lanjut usia, orang tua tunggal dan wanita hamil (en.odfoundation.eu/). UNHCR mengalokasikan dana kepada keluarga-keluarga pengungsi yang telah diidentifikasi oleh Departemen Perlindungan Sosial Ukraina, setiap pengungsi mendapatkan bantuan dana mulai dari 260 dolar hingga 540 dolar Amerika (UNHCR, Ukraine Situation Report September 2014). Menjelang akhir tahun 2014 UNHCR terus memperluas program bantuan dana bagi keluarga pengungsi di seluruh wilayah pengungsian di Ukraina seperti Dnipropetrovsk, Vinnyitsia, Zakarpaħa, Odesa, Kherson, Chernihiv, Cherkasy, Kirovograd dan Zaporizhzia. Hingga akhir 2014 UNHCR telah memberikan bantuan dana kepada 4.640 keluarga, 11.829 perseorangan di wilayah Lviv, Kiev, Dnipropetrovsk, Vinnyitsia, Zakarpaħa, Odesa, Kherson, Chernihiv, Cherkasy, Kirovograd dan Zaporizhzia. Selain itu bantuan juga diberikan kepada 4.278 keluarga dan 11.347 pengungsi perseorangan di wilayah Khmelnitskiy, Zhytomir, Ternopil, Kirovograd, Mykolayiv, Rivne dan Donetsk (UNHCR, Ukraine Situation December 2014). Hingga tahun 2015 program bantuan keuangan tetap dijalankan, UNHCR bekerjasama dengan lebih banyak organisasi dalam membantu memberikan bantuan keuangan bagi pengungsi di Ukraina.UNHCR bersama partner turut serta bekerjasama dalam memenuhi setiap kebutuhan para pengungsi melalui berbagai kegiatan bantuan. Kegiatan yang dilakukan oleh UNHCR beserta partnerpartnernya tersebut telah direncanakan sejak 12 Juni 2014 yang merupakan bagian dari upaya kesiapsiagaan dan respon kemanusiaan bagi pengungsi di Ukraina, hingga tahuun 2015 UNHCR juga telah memberikan bantuan keuangan bagi 91,8% pengungsi internal di Ukraina (Shelter and NFI Cluster Needs Assessment 2015). Kesimpulan Keberadaan pengungsi internal (IDP) di Ukraina dimulai sejak April 2014 yang disebabkan oleh terjadinya pertempuran antara militer Ukraina dan kelompok separatis di Luhansk dan Donetsk, Ukraina Timur. Situasi tersebut menyebabkan banyaknya penduduk dari wilayah Donetsk dan Luhansk, Ukraina Timur yang mengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan tempat yang aman dari konflik. Penduduk yang mengungsi tersebut tersebar pada wilayah lain di Ukraina, diantaranya: Lviv, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Kiev, Odesa, Vinnytsia, Zakarpattya, Zaporizhzhia, Kherson dan Kirovohrad. Pemerintah Ukraina yang mengalami
171
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
kesulitan dalam penanganan pengungsi yang terus bertambah pada Juni 2014 kemudian meminta bantuan kepada UNHCR dalam menangani keberadaan pengungsi di UkrainaAdapun upaya yang dilakukan UNHCR dalam menangani pengungsi di Ukraina mencakup beberapa aspek yaitu: 1. Penyediaan kebutuhan dasar Penyediaan kebutuhan dasar bagi pengungsi di Ukraina adalah upaya UNHCR dalam usaha menangani pengungsi dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar bagi pengungsi seperti memberikan penampungan darurat dan mendistribusikan bantuan-bantuan kemanusiaan seperti bahan makanan, selimut, peralatan dapur, peralatan mandi dan bahan-bahan bangunan. 2. Pendataan pengungsi Pendataan pengungsi bertujuan untuk memudahkan pemerintah Ukraina dan UNHCR beserta mitra lainnya untuk mendata para pengungsi sehingga dapat diketahui berapa banyak jumlah pengungsi di wilayah-wilayah Ukraina berdasarkan usia maupun jenis kelamin. Setiap penduduk dari Luhansk dan Donetsk harus melalui proses pendataan dan registrasi agar dapat memperoleh hak-haknya sebagai pengungsi sebagaimana yang tertera dalam undang-undang Ukraina. 3. Menjalankan program perlindungan Program perlindungan merupakan suatu langkah penanganan pengungsi khususnya pengungsi internal yang dipimpin oleh UNHCR yang berfokus pada aspek perlindungan bagi pengungsi di Ukraina yang dilakukan berdasarkan pemantauan akan situasi di lapangan dan permintaan dari pengungsi. Dalam upaya ini UNHCR melakukan penanganan dan pencegahan tindak diskriminasi terhadap pengungsi, perlindungan dan penanganan terhadap korban kasus SGBV serta memberikan bantuan hukum bagi pengungsi. 4. Meningkatkan pelayanan kesehatan Yaitu upaya UNHCR dan mitra-mitranya dalam memberikan dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi pengungsi terutama di wilayah-wilayah pengungsian dengan fasilitas kesehatan yang terbatas. 5. Menyalurkan bantuan dana khusus Yaitu upaya penanganan pengungsi yang dilakukan UNHCR dengan cara membantu menyalurkan bantuan dana kepada para pengungsi yang dianggap paling rentan seperti penyandang disibilitas, lanjut usia, wanita hamil dan keluarga yang memiliki lebih dari 3 anak. Daftar Pustaka Buku Archer, Clive. 1983. International Organization. London: Allen & Unwin Ltd. Coulumbis, Theodore dan James H. Wolfe. 1999. Pengantar Hubungan Internasional : Keadilan dan Power. Putra A. Badin.
172
Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi di Ukraina (Adistira Jumarlin)
MacFarlane, S. Neil & Yuen Foong Khong. 2006. Human security and The UN A Critical History. Bloomington: Indiana University Press. Muhtaj, Majda El. 2008. Dimensi – Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Jakarta: PT. Rajakfarindo Utama. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rudy, Teuku May. 1993. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Eresco.
PT.
Suherman, Ade Maman. 2003. Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Yulianingsih, Wiwin & Sholihin, Moch Firdaus. 2014 Hukum Organisasi Internasional. Yogyakarta: CV. Andi. Wagiman. 2012. Hukum Pengungsi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika. Media Online Antara News. 8 April 2015. Rusia: kesepakatan Minsk Satu-Satunya Cara Selesaikan Konflik di Ukraina. Tersedia di http://m.antaranews.com/berita/489107/rusiakesepakatan-minsk-satu-satunya-cara-selesaikan-konflik-ukraina. High Way Lyberty. 7 Agustus 2016. 5 Problem Ukrainian Internally Displaced Persons Are Facing Today, Tersedia di: highwayliberty.com/5-problemukrainian-iIternally-displaced-persons-arep-facing-today/ Humanitarian Response. 28 Desember 2015. Ukraine Shelter Cluster. Tersedia di http://www.unhcr.org/about-us.html Humanitarian Response. 28 Desember 2015. Ukraine Protection Cluster. Tersedia dihttps://www.humanitarianresponse.info/en/operations/ukraine/document/ukr aine-protection-cluster. Koran Jakarta. 8 September 2014. Derita Pengungsi Ukraina. Tersedia di http://www.koran-jakarta.com/?18340- derita-pengungsi ukraina. Ukraine Humanitarian Respon Plan www.un.org.ua/.../Ukraine_hrp_Final.1.
Final
2015,
Tersedia
di
United Nations High Commissioner for Refugees. 20 Agustus 2015. Legal Service in Ukraine. Tersedia di di http://unhcr.org.ua/en United Nations High Commissioner for Refugees. 28 Februari 2015. Ukraine Operational Update. Tersedia di http://unhcr.org.ua/en/who-wehelp/internally-displaced-people/unhcr-external-update
173
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 1, 2017: 159-174
United Nations High Commissioner for Refugees. 28 Februari 2015. Internally Displaced People. Tersedia di http://unhcr.org.ua/en/who-we-help/internallydisplaced-people United Nations High Commissioner for Refugees. 6 November 2015. Ukraine Fact Sheet October 2015. Tersedia di http://unhcr.org.ua/en/2011-08-26-06-5856/2011-08-26-06-58-26 WHO, Humanitarian Response Plan 2015. 25 Desember 2016. Tersedia di https://www.humanitarianresponse.info/en/operations/ukraine/document/2015 ukraine-humanitarian-response-plan
174