UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN MEMBACA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DENGAN BERBANTUAN TEKNIK COMPLETE SENTENCE PADA SISWA KELAS IX.B SMP NEGERI 3 TAMPAKSIRING TAHUN AJARAN 2010/2011 I Wayan Gede Punarbhawa SMP Negeri 3 Tampaksiring
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca dan untuk meningkatkan kompetensi hasil belajar siswa dalam pengajaran membaca berdasarkan penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan berbantuan Teknik Complete Sentence. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan tes membaca dan analisisnya mengunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatkan mutu pembelajaran membaca siswa yaitu nilai rata- rata awal 59,52 dengan ketuntasan 21,43% meningkat menjadi 69,05 dengan ketuntasan 61,90% pada siklus I dan 72,50 dengan ketuntasan 80,95% pada siklus II. Simpulannya adalah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan Berbantuan Teknik Complete Sentence dapat meningkatkan aktivitas dan kompetensi dalam memahami isi bacaan Siswa Kelas IX.B SMP Negeri 3 Tampaksiring Tahun Ajaran 2010/2011. Kata Kunci: Model Pembelajaran ARIAS, Teknik Complete Sentence, Pembelajaran Membaca
ABSTRACT This research aims to increase the activity of students in learning to read and to improve the competence of student learning outcomes in reading by applying ARIAS Learning Model assisted with Complete Sentence technique. Data collection is done through observation, interviews and reading tests. The results were then analyzed using descriptive analysis both qualitative and quantitative. From the results it showed that there was increasing quality of students in learning to read with the average beginning value mastery of 21.43% 59.52 increased to 69.05 by 61.90% completeness in the first cycle and 72.50 to 80.95% mastery on the second cycle. The conclusion is Implementation of the Assisted Learning Model ARIAS with Sentence Complete Technique can increase the activity and competence in understanding the content of reading texts of the IX.B grade students of SMP Negeri 3 Tampaksiring in Academic Year 2010/2011. Keywords: Learning Model ARIAS, Complete Sentence, Reading
85
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 2, September 2015
ISSN 2087-9016
berbagai mata pelajaran ditentukan
PENDAHULUAN Dalam Kurikulum 2004 yang
oleh kemampuan membaca. Sehingga
berbasis kompetensi (KBK), yang
benar
telah
menjadi
Soedarsono.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
mengakatan
(KTSP), pengajaran Bahasa dan Sastra
membaca memiliki nilai strategis bagi
Indonesia pada jenjang Pendidikan
seseorang dalam upaya pengembangan
Dasar
agar
diri. Tanpa memiliki keterampilan
subjek didik memiliki kemampuan
membaca seseorang akan buta terhadap
(kompetensi)
dan
segala informasi yang ada. Hidup
kompetensi bersastra. Baik kompetensi
seseorang seolah-olah tanpa cahaya
berbahasa
yang
disempurnakan
(SMP/MTs)
berbahasa
maupun
bersastra
mencakup
keterampilan aspek
menuntut
itu
kompetensi empat
berbahasa. adalah
aspek
apa
yang
dinyatakan
(2002
:
bahwa
menerangi
1).
oleh Beliau
keterampilan
jalan
sehingga
membuat celaka pada dirinya sendiri.
Keempat
Walaupun
pembelajaran
mendengarkan
keterampilan membaca sudah diajarkan
(menyimak), berbicara, membaca dan
lama sejak mulai adanya kurikulum
menulis (Depdiknas, 2004 : 79).
1968, 1975, 1984, 1994 hingga KTSP,
Sehubungan keterampilan Tingkat
dengan
membaca,
Satuan
aspek
dan berbagai pendekatan, teknik, serta
Kurikulum
model pembelajaran yang diterapkan,
Pendidikan
yang
siswa khususnya siswa tempat penulis
Berbasis Kompetensi menuntut agar
bertugas
siswa memiliki kompetensi membaca
keterampilan
secara
indikator, banyak rekan penulis pada
efektif
dan
efisien
dalam
masih
lemah
membaca.
mata
mengungkapkan
pikiran,
ketidakmampuan siswa memahami isi
gagasan, pendapat dan perasaan yang
bacaan pada buku sumber yang dipakai
tertuang dalam berbagai ragam tulisan
sumber
(Depdiknas, 2004 : 77).
indikator tersebut, refleksi awal yang
Maka
benar
apa
yang
lain
Sebagai
berbagai konteks, memiliki kompetensi berbagai
pelajaran
dalam
mengeluhkan
pembelajaran.
Memperkuat
penulis lakukan pada siswa ternyata
dikemukakan oleh Rahim ( 2007 : 99).
ditemukan
Mengemukakan bahwa siswa berhasil
membacanya
dalam
belum mencapai nilai KKM yang
86
proses
pembelajaran
dalam
bahwa 50,15.
rata-rata Rata-rata
nilai ini
I Wayan Gede Punarbhawa - Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran .....
diharapkan yaitu 70. Dari 44 siswa
memiliki
yang ikut dalam refleksi awal hanya 9
menghadapi bahan bacaan. Padahal,
orang mampu mencapai nilai KKM. Ini
menurut Nuriadi (2008 : 12) faktor
berarti
kemampuan berkonsentrasi merupakan
tingkat
21,43%.
ketuntasannya
Ketuntasan
ini
baru belum
mencapai target yang diharapkan yaitu
hal
yang
mutlak
dalam
bagi
seseorang
pembaca yang efesien dan efektif.
minimal ketuntasan yang diharapkan adalah 75%.
konsentrasi
Hal lain yang dapat diketahui berkaitan dengan prilaku guru bahwa
Jika dicermati, ada beberapa
dalam
pengelolaan
kelas
selama
faktor yang dapat diduga menyebabkan
mengasuh pembelajaran keterampilan
siswa rendah memahami isi bacaan.
membaca,
Satu diantaranya yang paling urgen
menjelaskan dengan metode ceramah,
adalah faktor minat baca siswa. Hal ini
lebih
diperkuat oleh apa yang dikemukakan
pembelajaran
oleh Sumadi bahwa faktor yang paling
Upaya yang selama ini dilakukan
kuat
siswa
cenderung menyuapi siswa dengan
mengalami kesulitan memahami isi
teori. Cara seperti itu berorientasi pada
bacaan adalah minat baca siswa itu
produk bukan proses. Pembelajaran
sendiri (dalam Soedarsono., 2002 : 44).
berpusat kepada guru dan pola interaksi
Ini bisa diartikan jika minat baca siswa
hanya satu arah. Padahal Kurikulum
tinggi kemungkinan besar siswa lebih
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mudah memahami isi bacaan daripada
yang berbasis kompetensi berorientasi
minat baca siswa rendah. Berkaitan
pada proses dan sekaligus produk serta
dengan
faktor
pola interaksi dalam pembelajaran
pengiringnya adalah faktor kesadaran
diharapkan multi arah. Upaya-upaya
siswa akan arti pentingnya membaca
guru semacam itu kurang membimbing
dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
dan memberi pengalaman langsung
siswa yang belum menyadari bahwa
kepada siswa. Selain itu, guru jarang
dengan membaca banyak memberikan
menyediakan
dampak positif bagi dirinya sendiri.
sebagai model bagi siswa. Guru kurang
Akibat dari kedua hal tadi siswa saat
menuntun
melakukan proses membaca kurang
membaca. Padahal guru diharapkan
yang
minat
menyebabkan
baca
ini
guru
banyak
lebih
otoriter berpusat
wacana
siswa
banyak
sehingga pada
yang
dalam
guru.
baik
proses
87
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 2, September 2015
ISSN 2087-9016
memiliki kompetensi untuk memilih
Namun, belum ditemukan salah satu
pendekatan, metode dan teknik serta
upaya tindakan yang harus diambilnya.
tindakan-tindakan yang tepat sehingga
(1)
proses pembelajaran dapat berlangsung
kondisi ini dibiarkan dampaknya akan
efektif dan efesien. Jika dicermati
buruk pada prestasi belajar siswa pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
setiap mata pelajaran. Karena itu,
(KTSP) yang Berbasis Kompetensi
kondisi di atas harus segera diatasi.
menyediakan
langkah
Dalam mengatasi permasalahan ini
pembaharuan di dalam pengajaran
peneliti berupaya untuk memecahkan
bahasa Indonesia. Pemahaman terhadap
masalah yang ada. Untuk itu peneliti
hal-hal yang terkandung di dalamnya
mencoba
membuat proses belajar mengajar di
Pembelajaran
kelas menjadi kegiatan yang menarik
berbantuan Teknik Complete Sentence
dan
untuk meningkatkan aktivitas siswa
sejumlah
menyenangkan
bagi
siswa.
Sehubungan dengan itu, jika
penggunaan ARIAS
Sehubungan dengan itu, guru mata
kelas
pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan
Tampaksiring
dapat
membaca?
menampilkan
setiap
materi
Model
IX
B
SMP dalam
dengan
Negeri
3
pembelajaran
pelajaran dengan pendekatan, metode
Berdasarkan
serta tindakan-tindakan agar menjadi
Satuan
sesuatu yang menarik bagi siswa
berbasis kompetensi, kompetensi dasar
sehingga apa yang menjadi indikator
yang mesti diajarkan kepada siswa
keberhasilan
dapat
mencakup empat komponen. Keempat
dicapai. Guru diharapkan mempunyai
komponen yang dimaksud adalah (1)
wawasan bahwa siswa belajar secara
mendengarkan,
aktif, siswa mempelajari berbagai hal
membaca, dan (4) menulis. Keempat
secara terus menerus dalam perjalanan
komponen tersebut diajarkan secara
hidupnya.
diharapkan
integratif dan alamiah (Depdiknas,
berpusat pada diri siswa dan multi arah.
2005 : 77). Sehubungan dengan aspek
Persoalan tersebut sudah berlarut-larut
membaca, standar kompetensi bahan
menjadi permasalahan oleh guru kolega
kajiannya
penulis di SMP Negeri 3 Tampaksiring.
efektif dan efisien dalam berbagai
pembelajaran
Pembelajaran
konteks,
88
Kurikulum
Pendidikan
(KTSP)
(2)
adalah
Tingkat yang
berbicara,
membaca
memiliki
(3)
secara
kompetensi
I Wayan Gede Punarbhawa - Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran .....
mengungkapkan
berbagai
pikiran,
ini didukung oleh Bandura. Oleh
gagasan, pendapat dan perasaan yang
Bandura dikatakan bahwa seseorang
tertuang dalam berbagai ragam tulisan
yang memiliki sikap pecaya diri tinggi
(Depdiknas, 2004 : 77).
cenderung akan berhasil bagaimanapun
Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance,
kecilnya kemampuan yang ia miliki.
Interest,
Sikap seseorang merasa yakin, penuh
Assesment, Satisfaction). Dalam kaitan
percaya diri dapat berhasil mencapai
pembelajaran membaca, siswa atau
sesuatu akan mempengaruhi mereka
pembaca
aktivitas
dalam bertingkah laku untuk mencapai
secara
keberhasilan (Gagne dan Driscoll ,
saat
membaca
melakukan
akan
berusaha
maksimal memahami isi teks bacaan.
1988
Tarjo/http
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/
bahwa
(2009) dalam
mengemukakan usahanya
siswa
:
70,
dalam
04/22/). Bahkan oleh Prayitno (1989 :
memahami isi teks bacaan, dalam
42,
proses pembelajaran perlu diterapkan
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/
beberapa teknik yang relevan. Salah
04/22/) dikatakan bahwa siswa yang
satu teknik yang bisa membantu model
memiliki
sikap
pembelajaran ARIAS ini adalah Teknik
memiliki
penilaian
Complete
dirinya
cenderung
Sentence
(dalam
dalam
positif
dan
tentang
menampilkan
prestasi
04/22).
menerus. Relevance merupakan hal
dalam
baik
diri
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/ Bahkan
yang
percaya
secara
terus
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/
berhubungan dengan kehidupan siswa
14) dikatakan bahwa Teknik Complete
baik
Sentence ini sangat cocok dalam
maupun yang telah dimilikinya ataupun
pembelajaran untuk mata pelajaran
yang berhubungan dengan kebutuhan
Bahasa Indonesia.
karier sekarang atau yang akan datang
Assurance (percaya diri) sangat diperlukan
siswa
dalam
berupa
pengalaman
sekarang
Interest adalah hal yang berkaitan
proses
dengan minat dan perhatian siswa
pembelajaran (Keller, 1987 : 2-9,
terhadap sesuatu yang dipelajarinya.
dalam
Menurut Woodruff seperti yang dikutip
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/
oleh Gredler, M.E.Bell (1991 : 23)
04/22/). Apa yang disampaikan Keller
dikatakan bahwa sesungguhnya proses
89
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 2, September 2015
ISSN 2087-9016
belajar tidak terjadi tanpa adanya minat
si pembaca akan memperoleh pesan
atau
atau
perhatian
dari
yang
belajar.
adalah
hal
yang
disampaikan penulis melalui media
berhubungan dengan evaluasi atau
tulisan (Tarigan, 1986 : 7). Berkenaan
penilaian
dengan ini, berarti dalam membaca
Assesment
terhadap
perkembangan
pemahaman
yang
hendak
belajar siswa . Perkembangan belajar
terjadi
proses
komunikasi
siswa tentunya wajib diketahui guru.
upaya
membagi
Evaluasi merupakan bagian pokok
informasi, pikiran, ide dan pengalaman
yang dapat memberi keuntungan bagi
penulis kepada pembaca.
guru dan siswa itu sendiri. Satisfaction
METODE
hasil
sebagai observasi,
adalah hal yang berhubungan dngan
Sebagai penelitian yang berbasis
rasa bangga, puas akan hasil yang
kelas dan bersifat siklikal, desain PTK
dicapai sekalipun hasil itu masih kecil.
ini mengikuti model Stephen Kemmis
).
yang pada prinsipnya setiap siklus
Siswa
yang
telah
berhasil
mengerjakan atau mencapai sesuatu
terdiri
merasa
akan
perencanaan
keberhasilannya itu. Keberhasilan dan
pelaksanaan
kebanggannya itu bagi siswa menurut
observasi dan evaluasi (observation
Gredler
and
puas
dan
bisa
bangga
mendorong
mencapai
keberhasilan
(1991
121).
:
untuk
berikutnya
Teknik
Complete
atas
4
tahapan
yaitu
(planning,) tindakan
evaluation)
(2)
(action),
dan
(4)
(1)
(3)
refleksi
(reflection) (Santyasa, 2006 : 10). Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
Sentence (Prosedure Cloze) dalam
menggunakan desain model Stephen
kaitannya
pembelajaran
membaca
Kemmis dengan memiliki ciri yaitu
merupakan
cara
melakukan
variabel tindakan berupa penerapan
siswa
kegiatan membaca untuk memahami
Model
isinya yang mana teks bacaan beberapa
(Assurance,
kalimatnya
Assesment,
belum
lengkap
atau
Pembelajaran
ARIAS
Relevance, Satisfaction
Interest, )
dengan
beberapa kata dari serangkaian kalimat
berbantuan Teknik Complete Sentence
dalam bacaan itu belum lengkap.
dan variabel hasil berupa meningkatnya
Sehingga siswa harus melengkapinya
kompetensi siswa dalam memahami
terlebih
bacaan. Sehubungan dengan penelitian
dahulu
Sebagai
proses
komunikasi, dalam kegiatan membaca,
90
I Wayan Gede Punarbhawa - Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran .....
ini, adapun penulis
melaksanakan
dalam dua siklus seperti bagan berikut. Bagan
01
Desain
Siklus
Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi awal
Siklus I Perencanaan
Tindakan
1
(2)
Penulis
menyusun
skenario
pembelajaran (RPP) Kompetensi Dasar membaca dengan mengikuti rancangan pembelajaran
berdasarkan
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Interest,
Assesment,
dengan
Berbantuan
Relevance, Satisfaction)
Model
Pelaksanaan Tindakan I Observasi
Teknik Complette Sentence.
dan evaluasi Refleksi Siklus I
(3)
Siklus II Perencanaan Tindakan 2
penelitian yaitu pedoman observasi,
angket wawancara, dan tes membaca.
Pelaksanaan Tindakan 2
Penulis menyusun instrumen
Observasi dan evaluasi Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Siklus II
(1)
memutuskan tindakan
Penulis memberikan orientasi
ataupun apersepsi
terbaik.
materi pelajaran
membaca dan strategi pembelajaran yang harus dilakukan serta menegaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang
Perencanaan Tindakan Berdasarkan
atas
estimasi
penyebab yang telah dikemukakan di atas, kemudian ditetapkan rencana tindakan
yang
mengatasinya. perencanaan
ini
digunakan
untuk
Dalam
tahap
adapun
langkah-
langkah yang dilakukan penulis adalah
Penulis menganalisis standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
indikator pembelajaran serta materi pelajaran yang harus diajarkan yang termuat Indonesia
dicapai
selama
proses
pembelajaran berlangsung. (2)
Penulis memberi pengarahan
dan penjelasan kepada siswa untuk selalu percaya diri, memiliki minat belajar, dan memiliki kebanggaan atas kebehasilan
yang
telah
diraihnya
melalui ilustrasi cerita, penayangan
sebagai berikut. (1)
ingin
dalam untuk
Kurikulum dijabarkan
skenario pembelajaran (RPP).
Bahasa dalam
model tokoh-tokoh besar dunia dan kata-kata motivasi dengan media power point. (3) 10
Penulis membagi siswa menjadi kelompok.
Tiap
kelompok
beranggotakan 4 orang sebanyak 8 kelompok dan 2 kelompok beranggotan
91
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 2, September 2015
ISSN 2087-9016
5 orang karena jumlah siswa 42 orang.
Pertemuan Kedua
Pembagian kelompok ini dilakukan
(1)
dengan teknik siswa menghitung dari
pertemuan
satu sampai sepuluh. Siswa yang
berkaitan
menghitung satu masuk kelompok satu
sentence dalam membaca.
begitu seterusnya sampai hitungan
(2)
sepuluh.
tes membaca kepada setiap siswa
(4) kepada
Penulis
yang
Refleksi
yang
dan
tujuan
Refleksi ini dilakukan berdasarkan
harus
dicapai.
hasil observasi, hasil wawancara, dan
Penulis memberi kesempatan tiap
proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
kelompok sesuai petunjuk dalam LKS.
kepada
terhadap
terkait
Selanjutnya, siswa berdiskusi dalam
(6)
complete
Setiap selesai satu siklus selalu dilakukan refleksi
menjelaskan
yang
Selanjutnya penulis memberi
kelompok
indikator
pembelajaran
teknik
sebagai bahan evaluasi.
teknik complete sentence.
dengan
dengan
terutama
LKS
seluruh
Penulis
pertama
membagikan
berkaitan dengan membaca dengan
(5)
Penulis mempertegas kembali
kelompok
menyampaikan
hasil
Masing-masing
kelompok
untuk
diskusinya.
hasil tes membaca. Jika
hasil
observasi,
hasil
wawancara, dan hasil tes membaca belum sesuai dengan harapan maka dilanjutkan
pada
tindakan
saling
pembelajaran pada siklus berikutnya.
menyanggah,
Jika ternyata belum ada peningkatan
memberi masukan dan penyempurnaan.
kompetensi membaca seperti yang
Dalam setting ini penulis memberi
diharapkan, tindakan-tindakan proses
penilaian kepada seluruh kelompok.
pembelajaran itu didaur ulang pada
(7) Penulis
siswa
siklus berikutnya dengan diadakan
melaksanakan refleksi terhadap proses
perbaikan (modifikasi), namun yang
pembelajaran yang telah berlangsung.
dipandang
Setelah itu, penulis menyampaikan
dipertahankan
format wawancara dan angket respon
refleksi sebelumnya sampai ditemukan
siswa terhadap pembelajaran yang
hasil peningkatan kompetensi siswa
dilaksanakan.
dalam
menanggapi,
bisa
bersama
sudah
baik
tetap
berdasarkan
hasil
membaca.
Sebaliknya,
bila
sudah memenuhi harapan maka dalam
92
I Wayan Gede Punarbhawa - Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran .....
refleksi
diambil
keputusan
atau
penyimpulan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa respon siswa positif dengan pola interaksi baik dalam pembelajaran. Hal
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini tampak pada hasil siklus I dan siklus II. Hal ini disebabkan oleh
Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, kemampuan siswa awal sebelum diberi tindakan baru mencapai nilai rata-rata 59,52 dengan persentase ketuntasan belajar 21,43%. meningkat menjadi 69,05 dengan ketuntasan 61,90% pada siklus I dan 72,50 dengan ketuntasan
model
pembelajaran
ARIAS yang memiliki komponenkomponen utama yang menantang dan membangkitkan rasa ingin tahu dan membangkitkan
kepercayaan
diri
sehingga juga membangkitkan aktivitas siswa. Hal ini juga disebabkan karena Model Pembelajaran ARIAS memacu
80,95% pada siklus II.
siswa untuk memiliki keyakinan dan
Tabel 1. Ringkasan Hasil Awal
karakteristik
Siklus I
Siklus II
sikap percaya diri untuk berhasil dalam pembelajaran
(Assurance),
Respon
29,05
29,69
pembelajaran
Siswa
(Positif)
(Positif)
dengan kehidupan nyata siswa baik
69,05
72,50
berupa pengalaman sekarang atau yang
59,52
Nilai Rata-
harus
berhubungan
akan datang (Relevance), keberhasilan
Rata Ketuntasa
21,43
n
%.
61,90%
80, 95%
dalam belajar harus adanya minat terhadap hal yang dipelajari (Interest), dalam belajar perlu adanya proses evaluasi
Pembahasan Hasil
penelitian
merupakan
baik
pembelajaran
selama
proses
berlangsung
maupun
permasalahan
pada akhir pembelajaran (Assesment),
penelitian. Hasil penelitian ini lebih
saat pembelajaran siswa harus memiliki
bermanfaat
jawaban
terhadap
dibahas
atau
rasa bangga terhadap keberhasilan yang
Pembahasan
ini
dicapainya, sekalipun keberhasilan itu
jika
didiskusikan.
didasarkan atas teori-teori yang relevan dan
kerangka berpikir yang telah
diuraian di depan.
kecil (Satisfaction). Keberhasilan siswa memahami isi bacaan melalui penggunaaan teknik
93
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 2, September 2015
ISSN 2087-9016
complete sentence ini mendukung teori
21,43%
belajar
Gestalt
dengan ketuntasan 61,90% pada siklus
kecenderungan
I dan 72,50 dengan ketuntasan 80,95%
Gestalt.
menyatakan
Teori
bahwa
meningkat
menjadi
69,05
seseorang adalah melengkapi bagian-
pada siklus II.
bagian yang belum lengkap dari sebuah
(3)
totalitas secara keseluruhan (Suherli,
atas, maka pembelajaran membaca
dkk., 2006 : 11). Ini berarti, siswa akan
dengan penerapan Model Pembelajaran
merasa
ARIAS
terbantu
melengkapi
kata
Atas simpulan (1) dan (2) di
dengan
berbantuan
terhadap kalimat-kalimat teks bacaan
Complete
Sentence
yang
meningkatkan
mutu
belum
akhirnya
lengkap
membantu
yang dalam
pada proses
Teknik dapat
pembelajaran
membaca.
pemahaman isi bacaan. Simpulan
Saran-Saran
Berdasarkan pemaparan laporan hasil
Berdasarkan simpulan di atas
penelitian ini, berikut disampaikan
maka penulis mengajukan beberapa
beberapa simpulan dan saran.
saran berikut.
(1)
(1)
Penerapan Model Pembelajaran
Guru-guru
ARIAS dengan berbantuan Teknik
Bahasa
Complete
Pendidikan
Sentence
dapat
mata
Indonesia
pelajaran
pada
SMP/MTs
Satuan
disarankan
meningkatkan respon dan aktivitas
untuk menerapkan hasil penelitian ini
siswa dalam pembelajaran membaca.
dalam pembelajaran membaca dengan
Hasil siklus I dan II menunjukkan
kemungkinan
respon
karakteristik kelas yang dihadapi.
siswa
positif
dalam
pembelajaran.
(2)
(2)
proses
ARIAS
Penerapan Model Pembelajaran dengan
Complete
berbantuan Sentence
Teknik
dikondisikan
dengan
Dalam penelitian ini, dalam pembelajaran
pemberian satu
baru
terbatas
model teks bacaan
dalam
yang
dapat
lengkap dalam tiap siklus, maka untuk
meningkatkan kompetensi siswa dalam
diperoleh hasil yang lebih valid perlu
memahami
dilakukan penelitian lanjutan dengan
pembelajaran
membaca
isi
bacaan.
Sebelum
tindakan atau pada tes awal nilai ratarata siswa 59,52 dengan ketuntasan
94
kalimat-kalimatnya
memperbanyak
memberikan
belum
model
I Wayan Gede Punarbhawa - Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran .....
teks bacaan yang kalimat-kalimatnya belum lengkap dengan beragam topik.
Tarigan, Henry Guntur. 1998. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Hakikat Membaca – Proses Membaca. Tersedia di http://tarjo 2009.blogspot.com/2009/03. Anonim. Model-Model Pembelajaran. Tersedia di http://wijayalabs. Wordpress.com/2008/04/22. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Kurikulum 2004 Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Gredler, M.E.Bell. 1991. Belajar dan Membelajarkan (penerjemah Munandir). Jakarta: Rajawali. Nuriadi. 2008. Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Santyasa, I Wayan. 2006. Penelitian Tindakan Kelas: Konsep Dasar, Teknik PenyusunanProposal, dan Sistematika Laporan Penelitian (Makalah). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Soedarsono. 2002. Speed Reeding Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Suherli, H. dkk. 2006. Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Sekolah Dasar (Laporan Penelitian). Jakarta: Pusat Perbukuan.
95