Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPONEN EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION DI KELAS VII-4 SMP NEGERI 37 MEDAN Jojor Marina
SMP Negeri 37 Medan Abstrak Metode yang digunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: Dengan menggunakan metode Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VII-4 SMP Negeri 37 Medan. Berdasarkan test awal (pre test) pada 39 siswa terdapat 0 orang siswa yang tuntas dengan batas KKM 75. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang terdiri dari permasalahan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, analisa data, dan tahap refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction, pada pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VII-4 SMP Negeri 37 Medan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai tes awal yaitu sebesar 47,17 dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 0,0%. Namun setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 di dapat rata-rata hasil belajar siswa sebesar 66,92 dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 46,15% . Dan pada siklus 2 di dapat nilai rata-rata siswa naik menjadi 83,33 dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 100%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction pada pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VII-4 SMP Negeri 37 Medan. Kata Kunci: Team Accelerated Instruction, Hasil Belajar Abstract The method used in this learning model is Team Accelerated Instruction. The hypothesis proposed in this research are: By using Team Accelerated Instruction it can improve the students’ learning outcomes in class VII-4 of SMP Negeri 37 Medan. Based on initial test (pre-test) to 39 students, there were no students who completed the KKM limitation in 75. The research consisted of two cycles, they are cycle I and cycle II which consists of the problems, the planning, the implementation, observation, data analysis and the stage of reflection. The results showed that the implementation of Team Accelerated Instruction learning model in science lesson can improve the student learning outcomes in class VII-4 SMP Negeri 37 Medan. It can be seen from the average value of the initial test that is equal to 47.17 with the learning completeness in 0.0%. However, after doing the action on the first cycle, it was found that the average student learning outcomes at 66.92 with learning completeness in the rate of 46.15%. Then, in cycle II it can be seen that the average value of the students rose up to 83.33 with learning completeness rate of 100%. It can be concluded that by using Team Accelerated Instruction model in science subjects can improve the learning outcomes of students in grades VII-4 SMP Negeri 37 Medan. Keywords: Team Accelerated Instruction, Learning Outcomes
memungkinkan
1. Pendahuluan Pembelajaran
belajar
untuk
proses
melakukan atau mempertunjukkan tingkah
pengelolaan lingkungan seseorang yang
laku tertentu pula, Sedangkan belajar
dengan
adalah suatu proses yang menyebabkan
sengaja
adalah
dia
dilakukan
sehingga 85
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
perubahan
tingkah
laku
yang
bukan
oleh kemampuan berfikir dalam proses
disebabkan oleh proses pertumbuhan yang
pemecahan
bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
pemecahan
masalah
kebiasaan,
membutuhkan
pemahaman
kecakapan,
bertambah,
masalah,
dan
tersebut konsep
berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.
(Shouksmith,1979).
(Soetomo, 1993: 120).
nyatakan
bahwa
tingkat
penguasaan
konsep
IPA
yang
rendahakan
IPA telah memberikan kontribusi
Jadi
proses
dapat
kita
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal
mempengaruhi proses berpikir matematika
yang sederhana seperti perhitungan dasar
dan proses berfikir kreatif, dimana hal ini
sampai hal yang kompleks dan abstrak
akan mengakibatkan proses pemecahan
seperti penerapan analisis numerik dalam
masalah IPA siswa akan rendah.
bidang teknik dan sebagainya. Namun kenyataan
di
lapangan
Selama
ini
proses
transfer
menunjukkan
pengetahuan IPA dari guru ke murid masih
bahwa sebagian besar lulusan sekolah
banyak mengandalkan buku yang terbatas
kurang mampu menyesuaikan diri dengan
bahkan tidak ada, sehingga IPA kurang
perubahan
perkembangan
diminat siswa, serta permasalahan yang
teknologi, sulit untuk dilatih kembali,
berkenaan dengan rendahnya kemampuan
kurang bisa mengembangkan diri dan
guru dalam mengelola proses pembelajaran
kurang dalam berkarya artinya tidak
yang efektif. Pembelajaran semacam itu
memiliki kreativitas (Trianto, 2010).
bukan saja membuat bosan para siswanya,
maupun
Saat ini, hampir setiap orang mulai
namun juga membuat pemikiran mereka
dari orang awam, pemimpin lembaga
kurang berkembang, siswa kurang dilatih
pendidikan
untuk peka terhadap permasalahan di
dan
manajer
perusahaan
berbicara tentang pentingnya kreativitas.
sekitar
Untuk
memecahkan
menghadapi
tantangan
perkembangan IPTEK diperlukan sumber
melibatkan
pemikiran
belajar
bagaimana
masalah
menurut
kemampuannya.
daya yang memiliki keterampilan tinggi yang
dan
Berdasarkan latar belakang
kritis,
masalah tersebut, maka identifikasi
sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan
masalah dalam Penelititan Tindakan Kelas
kerja sama yang efektif Depdiknas (2003).
(PTK) ini adalah:
Kreativitas
1. Penggunaan
adalah suatu produk dan
berpikir kreatif, sementara berfikir kreatif
Model
Pembelajaran
yang tidak bervariasi
merupakan proses yang digunakan untuk
2. Pembelajaran masih berpusat pada
memunculkan ide baru yang dikendalikan
guru sehingga aktivitas siswa rendah 86
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
3. Rendahnya hasil belajar siswa
Team Accelerated Instruction.
4. Kurangnya motivasi, keberanian siswa
2. Metode
bertanya dan menjawab pertanyaan
Penelitian ini dilakukan di SMP
yang masih rendah
Negeri 37 Medan yang beralamat di Jl.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi rumusan
masalah masalah
Timor No. 36 Medan selama 6 bulan yaitu
tersebut,maka
dalam
mulai Januari sampai dengan Juni 2016.
Penelititan
Subjek penelitian adalah siswa kelas
Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
VII SMP Negeri 37 Medan. Siswa Kelas
a. Bagaimana Hasil Belajar Komponen
VII-4 SMP Negeri 37 Medan yang
Ekosistem Dan Interaksinya Melalui Penerapan Kooperatif
Model Tipe
Team
berjumlah 36 orang. Penyebab kelas ini
Pembelajaran
menjadi subjek penelitian adalah karena
Accelerated
aktivitas dan hasil belajar yang rendah
Instruction Di Kelas VII-4 SMP Negeri
pada umumnya belum mencapai KKM 75.
37 Medan ?
Alasan penetapan objek penelitian di
b. Bagaimana Keaktifan Siswa Kelas VII-
kelas tersebut adalah karena Penelitian
4 setelah dilakukan Penerapan Model
Tindakan Kelas ini dilakukan di sekolah
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
tempat peneliti mengajar dan bertujuan
Accelerated Instruction ?
untuk memperbaiki dan meningkatkan
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas (PTK)
proses pembelajaran di SMP Negeri 37
ini adalah untuk :
Medan.
a. Meningkatkan hasil belajar komponen
Model
ekosistem dan interaksinya melalui penerapan kooperatif
model tipe
Team
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah Model Kemmis yang
pembelajaran
dirancang dengan proses siklus (cyclical)
Accelerated
yang terdiri dari 4 (empat) fase kegiatan
Instruction di Kelas VII-4 SMP Negeri
yaitu:
37 Medan.
merencanakan
(planning),
melakukan tindakan (action), mengamati
b. Meningkatkan keaktifan siswa Kelas
(observation), dan merefleksi (reflectif).
VII-4 setelah dilakukan penerapan
Tahap-tahapan ini terus berulang sampai
model pembelajaran kooperatif tipe
permasalahan dianggap telah teratasi.
(Sumber: Kemmis dalam Sukardi 2005)
87
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis
awal hasil belajar siswa seperti pada
3. Hasil dan Pembahasan Pada pengamatan awal yang
Tabel 1 berikut ini:
dilakukan oleh peneliti didapat data
No
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
ABDUL KADIR ADYTIA PRATAMA ALYA UMAYA BULAN AYU SUCI CUT FIRANDA CRISTOFER DAFA NAUFALDI DEVI TRIANA DIAN NUGRAHA DITYA SAFITRI DWI PUTRI BANILA ELSA KEZIA MAGDALENA FERRY FERNANDO SIAGIAN FIKA LUH CINTA GENEVI THEODORA GILANG WEZA JESICA AFPRILIA JOEL KENZHU JUANDA ANGKASA JULIANDO IGLESIAS KEVIN FRANS KRISTINAWATI MANURNG M.AKBAR FADILLAH MORIANA SIANTURI MUHAMMAD FAHRI MURI PRAMUDITA NST NANDA APRILIA NONIK AMANDA PUTRI FADHILLA RIKI JANUAR RUMTI ITARAWATI RUT CAHAYA LEONI SAYIDINA ALI SYAWAL FITRI DAULAY WAHYU DWI ANANDA WIRA YUDHA YESAYA SITORUS YOLANDA SRACIA YUDHA PRATAMA JUMLAH NILAI RATA-RATA
Tabel 1. Data awal hasil belajar siswa
NILAI AWAL (0-100) 40 40 60 60 40 30 50 50 60 60 40 50 50 60 40 50 40 60 30 50 40 50 50 60 50 60 60 60 60 30 60 60 40 30 30 50 30 30 30 1840 47,17
Catatan: KKM = 75 orang Berdasarkan
tabel
tersebut,
Prosentase
dapat
siswa
yang
telah
tuntas belajar = 0 : 39 x 100% =
disimpulkan bahwa kemampuan
0,0 %
awal siswa:
Siswa yang belum tuntas ada =
Banyaknya siswa = 39 orang
39 orang
Siswa tuntas belajar ada = 0
Prosentase siswa yang belum 88
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
tuntas = 39 : 39 x 100% = 100 %.
(pretes) baru mencapai 0,0%.
Secara klasikal kemampuan awal Pada pengamatan siklus 1 dan siklus 2
sebagai berikut :
yang
Siswa dengan hasil pre tes
dilakukan
oleh
peneliti
kolaborator selaku observer didapat data
menurut KKM harus mencapai
hasil belajar siswa seperti pada tabel 2
75% , sebagai hasil data awal
berikut ini: Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2 NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
NAMA SISWA ABDUL KADIR ADITYA PRATAMA ALYA UMAYA BULAN SUCI AYU CUT FIRANDA CHRISTOFER DAFA NAUFALDI DEVI TRIANA DIAN NUGRAHA DITYA SAFITRI DWI PUTRI BANILA ELSA KEZIA FERRY FERNANDO FIKA LUH CINTA GENEVI THEODORA GILANG WEZA JESICA AFRILIA JOEL KENZHU JUANDA ANGKASA JULIANDO IGLESIAS KEVIN FRANS KRISTINAWATI M.AKBAR FADILLA MORIANA SIANTURI MUHAMMAD FAHRI MURI PRAMUDITA NST NANDA APRILIA NONIK AMANDA PUTRI FADHILLA RIKI JANUAR RUMTI ITARAWATI RUT CAHAYA SAYIDINA SYAWAL FITRI WAHYU DWI ANANDA WIRA YUDA YESAYA SITORUS YOLANDA SRACIA YUDHA PRATAMA JUMLAH NILAI RATA-RATA
dan
DATA AWAL 40 40 60 60 40 30 50 50 60 60 40 50 50 60 40 50 40 60 30 50 40 50 50 60 50 60 60 60 60 30 60 60 40 40 30 50 30 30 30 1840 47,17
SIKLUS 1
SIKLUS 2
50 50 70 80 60 50 60 50 80 80 60 50 80 60 60 80 80 60 50 60 80 50 60 80 60 80 80 80 80 50 80 80 80 80 50 80 60 80 50 2610 66,92
80 80 80 100 80 80 90 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 100 80 80 80 80 90 100 100 80 80 80 80 90 90 80 80 80 80 80 3250 83,33
Catatan: KKM = 75 Berdasarkan Tabel 6 tersebut, dapat
siswa:
disimpulkan bahwa kemampuan
89
Secara individu.
KETERANGAN (TUNTAS/BELUM TUNTAS) TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Banyak siswa 39 orang
baru
Siswa tuntas belajar Siklus 1 = 18
sedangkan pada siklus 2 sudah
mencapai
46,15%,
menjadi 100%.
orang, meningkat pada siklus 2 = 39 orang
Prosentase
siswa
yang
Rata-rata hasil pretes = 47,17
telah
Rata-rata hasil postes siklus 1 =
tuntas pada siklus 1 = 18 : 39 x 100% = 46,15% meningkat pada
66,92
Rata-rata hasil postes siklus 2 =
siklus 2 = 100% -
Secara klasikal
Siswa karena
83,33
belum
tuntas
menurut
belajar
Pada pengamatan siklus 2 yang dilakukan
standar
oleh
peneliti
dan
kolaborator
selaku
ketuntasan belajar secara klasikal
observer didapat data hasil sikap siswa
harus mencapai 75%, sedangkan
seperti pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Sikap Siswa Siklus 1 dan 2
pencapaian hasil belajar siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NILAI SIKAP SIKLUS 1 SIKLUS 2 52 84 52 80 56 92 44 88 56 96 44 92 60 88 56 88 60 84 56 88 48 96 72 92 60 96 60 96 48 88 52 88 60 88 52 92 52 88 52 88 64 84 64 96 60 88 56 88 48 88 72 88 48 92 60 88 52 88 52 92 64 96 60 84 56 88 64 76 56 72
NAMA SISWA ABDUL KADIR ADITYA PRATAMA ALYA UMAYA BULAN AYU SUCI CUT FIRANDA CHISHTOFER DAFA NAUFALDI DEVI TRIANA DIAN NUGRAHA DITYA SAFITRI DWI PUTRI BANILA ELSA KEZIA MAGDALENA FERRY FERNANDO SIAGIAN FIKA LUH CINTA GENEVI THEODORA GILANG WEZA JESICA AFRILIA JOEL KENZHU JUANDA ANGKASA JULIANDO IGLESIAS KEVIN FRANS KRISTINAWATI MANULLANG M.AKBAR FADILLAH MORIANA SIANTURI MUHAMMAD FAHRI MURI PRAMUDITA NST NANDA APRILIA NONIK AMANDA PUTRI FADHILLA RIKI JANUAR RUMTI ITARAWATI RUT CAHAYA LEONI SAYIDINA ALI SYAWAL FITRI DAULAY WAHYU DWI ANANDA
90
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
36 37 38 39
WIRA YUDHA YESAYA SITORUS YOLANDA SRACIA YUDHA PRATAMA JUMLAH NILAI RATA-RATA
72 60 56 60 2216 56.82
88 96 80 84 3448 84.10
Catatan: KKM = 75 Berdasarkan Tabel 7 tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap
= 56,82; siklus 2 = 84,10
rata- rata
Daftar Pustaka Abdurrahman,, M., (2004), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Aqib, Z. ( 2006 )., Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama widya, Bandung Dimyati., dan Mudjiono., (1999), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtic1aiyah. Sidoarjo: Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Hamalik, 0 , (2009), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. Ibrahim, M, (2000), Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah. UENSA University Press,Surabaya. Makmun, A. S., (2004), Psikologi Kependidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung Nur, Mohamniad. 2003. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran sebagai Salah Satu Prasyarat Utama Pengimplementasian Kebijakan Inovatif. Depdiknas dalam Merespon Tuntutan dan Tantangan Masa Depan. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 20 Desember 2003.
siswa: Pada siklus 1 = 56,82 sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi = 84,10 Dari data hasil belajar dan aktivitas belajar siswa siklus 1 dan siklus 2 tersebut maka
Penelitian
Tindakan
kelas
ini
dinyatakan telah tuntas dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus 3. 4. Kesimpulan Dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan
hasil
belajar
siswa
pembelajaran komponen ekosistem dan interaksinya di kelas VII SMP Negeri 37 Medan
maka hasil belajar dan
keaktifan siswa meningkat, dimana nilai rata-rata kelas pada saat pre test = 47,17; siklus 1 = 66,92;
siklus 2 =
83,33 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction dapat menciptakan
suasana
pembelajaran
yang efektif, dan siswa aktif bekerja sama, hal ini ditunjukkan pada siklus 1
91