UPAYA PENCEGAHAN DAMPAK MENGANGKAT TERHADAP PEKERJA DI UNIT PENGANTONGAN PUPUK PT. PUSRI BELAWAN MEDAN Syamsul Gultom Abstrak Pemindahan material secara manual yang tidak ergonomi seperti yang dilakukan pekerja di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal terhadap pekerja. Responden dalam penelitian ini adalah 20 orang pekerja yang mengangkat pupuk dari conveyor ke truk di Unit Pengantongan Pupuk (UPP) Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan.Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan, dan untuk mengumpulkan data keluhan mulculoskeletal digunakan symptom survey ergonomics program, yang diberikan sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi.Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal adalah: perbaikan postur kerja dengan teknik mengangkat yang ergonomi, streching, latihan kekuatan otot dan melakukan cooling down pada saat istirahat dan setelah selesai bekerja.Hasil analisis symptom survey ergonomics program menunjukkan bahwa setelah intervensi, keluhan rasa sakit di setiap lokasi rata-rata menurun sebesar 52% dan rata-rata penurunan keluhan berdasarkan gambaran rasa sakit sebesar 34,26%. Uji statistik (uji-Wilcoxon) yang dilakukan pada data yang dikumpulkan dengan symptom survey ergonomics program menunjukkan hasil yang signifikan pada taraf keyakinan 95%. Kata kunci
: Pemindahan material, keluhan musculoskeletal, pelatihan
PENDAHULUAN Kesehatan kerja
kesehatan kerja dimaksudkan untuk merupakan
spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik maupun mental dengan usaha-usaha
prenventif
maupun
kuratif terhadap penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan
dan
linkungan
kerja.
Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86, ayat 2 menyatakan bahwa
upaya
keselamatan
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja/buruh
dengan
cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan , dan rehabilitasi. Pemindahan material secara manual jika tidak dilakukan secara ergonomis akan dapat menimbulkan kecelakaan.
Data
statistik
dan 50
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
kompensasi para pekerja di bagian
mempunyai kegiatan utama yaitu
New
Australia
pembongkaran, penyimpanan pupuk
menunjukan bahwa 93% kecelakaan
curah dari kapal ke bulg storage,
adalah diakibatkan oleh strain (rasa
pengantongan
nyeri yang berlebihan) dan data
pengiriman
strain
gudang maupun ke distiributor.
South
Wales,
61%
berada
di
bagian
pupuk pupuk
Sebelum
punggung. Untuk meningkatkan derajat
disimpan
urea,
dan
kantong
ke
pupuk
di
kantongan
gudang
dan
sebaiknya
didistribusikan ke konsumen ada
pekerjaan dilakukan dengan cara dan
kegiatan yang dilakukan pekerja
dalam
yaitu
kesehatan
pekerja,
lingkungan
kerja
yang
mengangkat
pupuk
dari
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
conveyor ke truk yang dilakukan
Salah
untuk
secara manual. Pada saat pekerja
kesehatan
mengangkat pupuk dari conveyor ke
adalah pemindahan material secara
truk terjadi kontraksi otot yang
ergonomis. Hal ini dilakukan dengan
berlebihan akibat pemberian beban
memperhatikan berat beban yang
kerja
harus diangkat, cara mengangkat
peredaran darah ke otot berkurang,
yang
suplai oksigen ke otot menurun,
satu
upaya
meningkatkan
derajat
benar,
pemindahan
dan
frekuensi
material.
Jika
yang
proses
berat
meyebabkan
metabolisme
karbohidrat
pemindahan material tidak dilakukan
terhambat dan sebagai akibatnya
dengan teknik mengangkat yang
terjadi penimbunan asam laktat yang
benar
menyebabkan timbulya rasa nyreri
akan
berdampak
terhadap
kesehatan pekerja yaitu berupa nyeri
otot.
di punggung, pinggang, bahkan dapat
Dampak beban angkat yang
menimbulkan rasa nyeri dan cedera
berlebih, postur kerja dengan teknik
di bagian tulang belakang.
mengangkat yang tidak ergonomis di
Unit
Pengantongan
Pupuk
Unit Pengantongan Pupuk (UPP) PT.
(UPP) PT. PUSRI Belawan yang
PUSRI
berkantor pusat di Palembang adalah
dicegah dengan menerapkan teknik
salah
mengangkat
satu
tempat
kerja
yang
Belawan yang
Medan benar
dapat dan 51
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
perbaikan postur kerja. Secara garis
dari conveyor ke truk secara manual
besar tehnik mengangkat dengan
dengan berat beban 50 kg. Frekuensi
postur kerja yang benar terdiri dari:
jumlah pengangkatan beban sekitar
pegangan terhadap material yang
16 kali per menit sejauh 2 meter.
harus diangkat harus tepat, lengan
Dalam waktu 30 menit jumlah pupuk
harus
mungkin
yang diangkat sekitar 500 sak untuk
dengan badan dan dalam posisi lurus,
satu truk (trado) yang dikerjakan
posisi tulang belakang harus tetap
oleh satu orang.
berada
sedekat
lurus, posisi kaki harus merenggang
Di samping berat beban dan
untuk membagi momentum dalam
frekuensi jumlah pengangkatan yang
posisi
tinggi
mengangkat,
diusahakan
dan
sedekat
beban
peneliti
juga
menemukan
mungkin
bahwa pekerja belum menerapkan
terhadap garis vertikal yang melalui
teknik mengangkat dengan postur
pusat gravitasi tubuh. (Thurman,
kerja yang benar. Hal ini dapat
Louzine, dan Kogi, 1998; Grandjean,
dilihat pada saat pekerja melakukan
1993 dan Helander, 1995)
pengangkatan pupuk dari conveyor
Menurut survey pendahuluan yang
dilakukan
bahwa
terhadap beban yang kurang tepat,
jumlah pekerja yang mengangkat
posisi lengan jauh dari badan, serta
pupuk sebanyak 42 orang dengan
posisi
rincian satu mesin terdapat 7 orang;
membungkuk.
terdapat
3
peneliti
ke truk dengan posisi pegangan
mesin
di
unit
tulang Akibat
belakang
mengangkat
agak pupuk
pengantongan dengan kegiataan yang
yang dilakukan tidak menerapkan
dilakukan secara bersamaan yang
teknik mengangkat dengan postur
terdiri dari dua grup yaitu grup A
kerja yang ergonomis, berat beban
sebanyak 21 orang dan grup B 21
melebihi ketentuan yang telah di
orang. Grup A mulai bekerja pada
tetapkan sesuai dengan yang di
pukul
rekomendsikan
07.00 WIB-15.00 WIB,
ILO
akan
dapat
sedangkan grup B bekerja pukul
menyebabkan
keluhan-keluhan
15.00-23.00 WIB. Kegiatan yang
musculoskeletal
dilakukan adalah mengangkat pupuk
Menurut hasil wawancara langsung
terhadap
pekerja.
52 Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
dengan pekerja yang berjumlah 21
pekerja
orang mengeluh rasa sakit pada
musculoskeletal.
musculoskeletal bekerja
setelah
yaitu
di
selesai punggung
berupa
keluhan
Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti hanya
selebihnya di leher serta di pinggang.
meneliti tentang postur kerja dengan
Dari permasalahan yang di timbulkan
teknik mengangkat yang benar dan
perlu dilakukan upaya pencegahan
bukan meneliti tentang desain
dampak berupa pelatihan yang terdiri
lingkungan kerja.
dari perbaikan postur kerja dengan
Adapun yang menjadi tujuan
penerapan teknik mengangkat yang
penelitian
benar, melakukan streching sebelum
mencegah keluhan musculoskeletal
melakukan kegiatan angkat serta
akibat pemindahan material ecara
latihan meningkatkan kekuatan otot
manual terhadap pekerja. Adapun
dan melakukan cooling down setelah
yang
selesai bekerja.
adalah:
Berdasarkan
uraian
latar
menjadi
a. Untuk
belakang dan survey pendahuluan
keluhan
dapat
dengan
dirumuskan
permasalahan
angkat
adalah
tujuan
khususnya
mengetahui pekerja
Untuk
keluhansehubungan gangguan
musculoskeletal.
sebagai berikut : a. Beban
ini
dan
frekuensi
b. Untuk
mengetahui
pengaruh
jumlah pengangkatan yang telah
intervensi
melebihi ketentuan yang telah
terhadap keluhan musculoskeletal
ditetapkan dapat menimbulkan
pada pekerja.
keluhan musculoskeletal terhadap
c. Untuk
yang
mengetahui
pekerja berupa rasa nyeri di
penurunan
punggung, bahu,leher serta di
musculoskeletal.
kerja
mengangkat ergonomis
persentase keluhan
Adapun yang menjadi manfaat
pinggang. b. Postur
diberikan
dengan
teknik
yang
tidak berpotensi
menimbulkan dampak terhadap
penelitian ini adalah: a. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan
untuk
mengambil
langkah dan kebijakan dalam 53
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
upaya pencegahan dampak yang
b. Jarak horizontal dari beban yang di angkat terhadap pekerja.
diakibatkan oleh beban angkat yang berlebih, postur kerja dan
c. Ketinggian beban yang harus
teknik mengangkat yang tidak
diangkat dan jarak perpindahan
ergonomis.
beban.
b. Untuk meningkatkan kesehatan
d. Jumlah frekuensi pengangkatan beban
pekerja khususnya pencegahan keluhan musculoskeletal.
e. Metoda angkat yang benar.
c. Untuk menambah wawasan dan
Kebutuhan untuk mengangkat
pengetahuan bagi peneliti.
secara manual harus benar-benar
Pemindahan Material Secara Manual
diteliti secara ergonomis. Penelitian
Pemindahan
ini
material secara
akan
mengakibatkan
adanya
standarisasi dalam aktivitas angkat
manual jika tidak dilakukan secara
manusia
ergonomis
menimbulkan
Beberapa faktor di atas menjadi
dampak terhadap pekerja. Dampak
parameter untuk melakukan upaya
tersebut
pencegahan terhadap dampak yang
akan ialah
muskulosekeletal,
gangguan
nyeri
di
ditimbulkan
punggung, bahu, leher serta
di
berlebih.
pinggang.
yaitu
pada
(Nurmianto,
Disamping
musculoskeletal
gangguan
dilaporkan
74%
cedera tulang belakang di sebabkan oleh
aktivitas
mengangkat
beban
1996).
angkat
yang
Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Musculoskeletal Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan
dalam
melakukan
(Grandjean, 1993). Faktor –faktor
evaluasi ergonomi untuk mengetahui
yang berpengaruh dalam pemindahan
hubungan
material (Nurmianto, 1996) sebagai
dengan
berikut:
musculoskeletal.
a. Berat beban yang harus diangkat
terhadap tekanan fisik ini cukup sulit
dan perbandingannya terhadap
karena melibatkan berbagai faktor
berat badan pekerja.
subjektif seperti kinerja, motivasi harapan
antara
tekanan
resiko
dan
fisik
keluhan Pengukuran
toleransi
kelelahan 54
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
(Water & Anderson, 1996). Alat ukur
ergonomi
dapat
Penelitian yang dilakukan yaitu
digunakan
penelitian
dengan metoda Cheklist. Cheklist
kelompok
merupakan alat ukur ergonomi yang
penelitian ini peneliti hanya meneliti
diarahkan
tentang postur kerja atau pun sikap
untuk
megidentifikasi
keluhan/ penyakit. Untuk
intervensi
pada
partisipan.
suatu Dalam
kerja dan tidak meneliti desain
mengetahui
sumber
maupun peralatan di lingkungan
keluhan otot, pada umumnya daftar
kerja.
pertanyaan
keberhasilan
yang
diajukan
Untuk
mengetahui
intervensi
dilakukan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah
pertanyaan yang bersifat umum dan
intervensi.
khusus. Pertanyaan yang bersifat
Populasi
umum
biasanya
Populasi dalam penelitian ini
mengarah
pengumpulan data tentang tingkat
ialah
beban
kesulitan
kegiatan mengangkat pupuk dari
pekerjaan, kondisi lingkungan kerja
conveyor ke truk sebanyak 42 orang
waktu dan sikap kerja. Sedangkan
di unit pengantongan pupuk PT.
pertanyaan khusus diarahkan untuk
PUSRI
memperoleh data yang lebih spesifik
2006
seperti berat beban, jarak angkat,
Sampel
kerja,
tingkat
jenis pekerjaan dan frekuensi kerja.
pekerja
yang
Belawan
Pengambilan
melakukan
Medan Tahun
sampel
dalam
METODE PENELITIAN.
penelitian ini adalah secara purposif
Tempat Penelitian
yaitu peneliti menentukan jumlah
Penelitian dilaksanakan di unit
sampel.
Adapun
kriteria
inklusi
pengantongan PT. PUSRI Belawan
dalam penelitian ini yaitu pekerja
Medan.
grup A yang bekerja di pagi hari,
Waktu Penelitian
yang mempunyai keluhan rasa sakit
Penelitian dilakukan selama
pada musculoskeletal, berat badan
enam bulan yaitu dari bulan januari
lebih dari 50 kg, berbadan sehat, dan
sampai dengan bulan juni.
bersedia menjadi sampel.
Rancangan Penelitian
sampel adalah sebanyak 20 orang .
Jumlah
55 Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
Variabel Penenelitian.
dapat
Variabel bebas adalah pelatihan.
signifikansi() lebih kecil dari 0,05.
Variabel terikat adalah penurunan
Hal
keluhan
intervensi
musculoskeletal
terhadap
dilihat ini
menunjukkan yang
pekerja.
menurunkan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
musculoskeletal
Dari hasil uji Wilcoxon pada rata-rata
keluhan
Musculoskeletal
bahwa
dilakukan
nilai bahwa dapat
keluhan-keluhan berdasarkan
gambaran rasa sakit pada taraf signifikansi 5%.
berdasarkan gambaran rasa sakit Persentase Keluhan Musculoskeletal Berdasarkan Keluhan Lokasi Rasa Sakit pada Responden Sebelum Dan Sesudah Intervensi di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan Tahun 2006 Lokasi rasa sakit
No 1 2 3 4 5 6 7
Sebelum Intervensi n 13 11 14 10 3 8 10
Bahu Pinggang Punggung Leher Paha Betis Lengan
% 65 60 70 50 15 40 50
Sesudah Intervensi n 8 7 5 6 0 6 4
Persentase Penurunan Keluhan (%)
% 40 35 25 30 0 30 20
38.5 36.4 64.3 40.0 100.0 25.0 60.0
Dari tabel di atas dapat dilihat
dengan intervensi yang diberikan.
bahwa pengaruh intervensi terhadap
Streching dan latihan kekuatan otot
penurunan keluhan musculoskeletal
yang
paling tinggi adalah di punggung
punggung, perut, leher, paha dan
(lokasi 1) yakni sebanyak 9 orang
tungkai menjadi lebih lentur, kuat,
(64%).
penurunan
dan memperbaiki penampilan dan
persentase rasa sakit yang dialami
kessehatan secara umum (Markusic,
responden
2003; Hedge 2003).
Rata-rata berdasarkan
lokasi
teratur
membuat
otot
intervensi
Selanjutnya menurut Kolettis
adalah 52%. Penurunan persentase
(2004), kelenturan otot pada daerah
keluhan ini sangat erat kaitannya
punggung, akan besar pengaruhnya
sebelum
dan
sesudah
56 Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
dalam menurunkan terjadinya cedera.
yang harus ditujukan pada kelompok
Streching pada sekelompok otot,
otot yang menyokong punggung dan
berpengaruh tehadap distribusi berat
menghindari
latihan
yang
badan dan perbaikan postur kerja dan
meningkatkan
tekanan
pada
menurunkan tekanan pada punggung
punggung. Menurut Dana (2003),
bawah.
latihan berupa penguatan otot dan
Keberhasilan latihan kekuatan
meningkatkan
kelenturan
tubuh
untuk meningkatkan kekuatan otot
selama 30 menit sebanyak 4 kali
baik di punggung maupun di lokasi
seminggu
lain tergantung kepada fokus latihan
kekuatan otot sampai 50%.
dapat
meningkatkan
Persentase Keluhan Musculoskeletal Berdasarkan Gambaran Rasa Sakit yang Dialami Responden Sebelum dan Sudah Intervensi di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan Tahun 2006 Gambaran Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Persentase penurunan No rasa sakit rasa sakit (%) n % n % 1 Kejang 2 10 1 5 50.0 2 Kebas 4 20 3 15 25.0 3 Nyeri 20 100 17 85 15.0 4 Bengkak 1 5 1 5 0.0 5 Ngilu 15 75 6 30 60.0 6 Kaku 9 45 4 20 55.6 Tabel di atas menunjukkan
gambaran rasa sakit adalah 34,3%.
keluhan yang dialami responden
Intervensi yang diberikan yakni,
berdasarkan gambaran keluhan rasa
streching dan cooling down akan
sakit
pada
memulihkan otot kembali sehingga
umumnya menurun pada semua jenis
penumpukan asam laktat di otot
keluhan yaitu, kejang menurun 50%,
dapat
kebas 25%, nyeri 15%, ngilu 60%
menyebabkan rasa sakit yang dialami
dan
responden menurun (Giam, 1993).
setelah
kaku
penurunan
intervensi
55,6%.
Rata-rata
berkurang.
Hal
ini
keluhan berdasarkan
Persentase Keluhan Musculoskeletal Berdasarkan Lamanya Rasa Sakit yang Dialami Responden Sebelum Dan Sudah Intervensi di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan Tahun 2006. Lamanya rasa sakit Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi 57 Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
No 1 2 3
< 1 hari 1-3 hari 4-7 hari Jumlah Tabel di atas menunjukkan
n
%
n
12 8 20
60 40 100
5 15 0 20
berpengaruh
% 25 75 0 100
terhadap
penurunan
bahwa sebelum dilakukan intervensi,
lamanya rasa sakit yang dialami
lama sakit yang dialami semua
responden.
responden di atas satu hari dan 40%
Menurunnya lama sakit yang
berada di atas empat hari. Setelah
dialami responden disebabkan oleh
diberikan intervensi 25% responden
pengaruh
mengalami lama sakit di bawah satu
diberikan setelah selesai bekerja.
hari, dan 75% responden mengalami
Pemberian
rasa sakit antara satu sampai tiga
mengurangi tumpukan asam laktat
hari. Hal ini menunjukkan bahawa
sehingga rasa sakit pada otot lebih
intervensi
cepat menurun (Giam, 1993)
yang
diberikan
cooling cooling
down down
yang dapat
Persentase Keluhan Musculoskeletal Berdasarkan Tingkat Keluhan Rasa Sakit yang Dialami Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan Medan Tahun 2006 Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Tingkat keluhan rasa No sakit n % n % 1 Ringan 2 10 9 45 2 Sedang 7 35 11 55 3 Berat 11 55 0 0 Jumlah 20 100 20 100 Sebelum dilakukan intervensi, pada
umumnya
tingkat
keluhan
keluhan responden dalam kategori berat. Hal ini menunjukkan bahwa
responden adalah dalam kategori
intervensi
sedang dan berat, yakni 35% sedang
menurunkan
dan 55% berat.
responden.
Setelah dilakukan
yang
diberikan tingkat
dapat keluhan
intervensi, kategori tingkat keluhan
Menurut Dana (2003) untuk
responden menjadi 45% ringan, 55%
menentukan kategori ringan, sedang,
sedang dan tidak ada lagi tingkat
berat maka pada saat post intervensi 58
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
melakukan
observasi
responden
dengan
terhadap
b. Sedang:
mengulang
Jika
mengeluh
responden
rasa
sakit
pada
pertanyaan dan tindakan yang sama
pinggang dalam posisi sedikit
pada saat pre intervensi yaitu sebagai
membungkuk belum menggapai
berikut:
kaki.
a. Ringan:
Jika
responden
c. Berat: Jika responden mengeluh
membungkuk menggapai kaki
rasa sakit pada pinggang dalam
mengeluh rasa sakit.
posisi sedikit membungkuk
Persentase Cara Menghilangkan Keluhan Musculoskeletal yang Dialami Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi di Unit Pengantongan Pupuk PT. PUSRI Belawan MedanTahun 2006. Sebelum Sesudah No Cara menghilangkan keluhan
Intervensi n
1
Istirahat
2
Intervensi
%
n
%
10
50
13
65
Berbaring meluruskan tubuh
5
25
5
25
3
Dikusuk
7
35
1
5
4
Digosok balsem
8
40
4
20
5
Streching dan cooling down
0
0
20
100
6
Perbaikan postur dan cara
0
0
20
100
mengangkat Tabel di atas menunjukkan bahwa
adanya
pengetahuan
peningkatan
responden
penerapan teknik mengangkat yang ergonomis. Setelah diberikan intervensi,
untuk
menghilangkan rasa sakit setelah
pengetahuan
dilakukan
Sebelum
menghilangkan rasa sakit bertambah.
semua
Hal ini dapat dilihat bahwa seluruh
diberikan
intervensi. intervensi,
responden
untuk
streching,
responden belum mengetahui cara
responden
memilih
menghilangkan keluhan rasa sakit
cooling down dan perbaikan postur
dengan streching dan cooling down
kerja
serta perbaikan postur kerja dengan
menghilangkan rasa sakit.
sebagai
cara
untuk 59
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Mengubah perilaku pekerja
Kesimpulan
untuk perbaikan postur kerja
Berdasarkan hasil pembahasan dapat
dengan teknik mengangkat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
yang ergonomis.
responden
b. Melakukan latihan streching,
mengalami keluhan rasa sakit di
latihan kekuatan otot dan
bagian musculoskeletal berupa:
cooling down secara teratur
rasa sakit di punggung 70%, bahu
sesuai
65%, pinggang 60%, leher 50%,
dianjurkan.
1. Sebelum
intervensi
lengan 50%, betis 40% dan paha 15%.
Setelah
dilakukan
intervensi
terjadi
penurunan
persentase
di
masing-masing
dengan
yang
2. Kepada pihakperusahaan. a. Memberikan perhatian lebih besar
terhadap
bahaya
ergonomi yang terdiri dari
lokasi yaitu di punggung sebesar
perbaikan
desain
kerja,
64%, di bahu 38,5%, di pinggang
sosialisasi
tentang
bahaya
36,4 %, di leher 40%,
mengangkat
lengan
60%, betis 25% dan paha 100%. 2. Pelatihan sebagai intervensi yang
dan pelatihan
penggunaan alat. b. Agar
pihak
perusahaan
dipilih
dapat
menurunkan
memberikan pelatihan yang
keluhan
pekerja
berdasarkan
berhubungan
dengan
lokasi rasa sakit, rata-rata sebesar
pencegahan dan penanggulan
52%.
dampak mengangkat terhadap
3. Intervensi yang diberikan dapat
pekerja.
menurunkan rata-rata persentase keluhan berdasarkan gambaran rasa sakit sebesar 34,26%. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada pekerja
Daftar Pustaka Adams, M.A. and Hutton, W.C(1981). The effect of posture on the strength of the lumbar spine, Engineering in Medicine, v10, pp.199-202. Barnes, W.S.(1980) The relationship between maximum isometric strength and intramuscular 60
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
circulatory occlusion, ergonomics, V23,351-357 Alter M, (1996) 300 Tehnik Peregangan Olahraga, Cetakan Pertama, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Arikunto, S.,(2002) Prosedur Penelitian- Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Penerbit Rinneka Cipta, Jakarta. Bernard, B. P.(1997) Muskuloskeletal Disorder and Work Place Factor, Center for Disease Control and Prevention, NIOSH, Cincinatti. Benezech, M. and L’Epee. (1983) Skeleton in I.L.O. Encyclopaedia of occupational health safety, Geneva. Chaffin, D.B., and Park K.S.(1973) A Longitudinal Study of low back pain as associated with occupational lifting factors, American Industrial Hygiene Association Journal, v 34,p.513. Dana, L.(2003) LD Preventive Injuris at work, http://www.spineuniverse.co m/ displayartticle.php/article 2026. Davidson, M., Keating, J.A.(2002) A Comporiso of Five Low Back Pain Disability Questionaire : Rehability and Responsiveness, Physical Therapy , Vol 82, No 1 Melbourne Australia. Eidelson,S.G, (1997) Sprain – Strain-Soft Tissue Injury, http://www. scuedu.au/1997.
Fessler, W. (2004) Low Back Pain What You Need to Know Spine, http://www. spineuniverse.com/displayarti cle.php/article 1932. Giam C.K dan Teh K.C (1993), Ilmu Kedokteran Olahraga, Cetakan Pertama, Binarupa Aksara, Jakarta. Grandjen, E. (1993) Fitting the task to the Man, 4th edr. Taylor & Francis Inc. London. Health and Safety Commision (U.K),(1982) Proposals for Health and Safety (Manuall Handling of Loads). Regulations and guidance, HMSO, London. Jhon W, (2001) Mencegah Nyeri Punggung. http://www.indomedia.com/ intisari/punggung.htm. Kolettis, G.J.(2000) Can Exercise Control Back Pain, http:www spineverse. Com/ displayarticle.php/article 1854. Kuorinka, I. Forcier, L.(1998), Training Elements, http://www.cdc.gov/niosh/tbrt 3. html. Lawrence, K.L., Your Aching B (1996): A Look at Back Strain in the Work Place, Job Safety and Health Quarterly. Markusic,J.(2003) Maintaning A Health Spine –Postur, http://www.spineuniverse.co m/ displayarticle.php/article 183. NIOSH, (1981) NIOSH Work practices guide to manual lifting. National Institute for Occupational Safety and Health, Cincinnati, Ohio 45226. 61
Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
NIOSH, Guidelines for Evaluation of Hospital Occuputional Health and Safety Program, http://www.cdc.gov/hcwold ,html., 1998. Nurmianto, E.(1991) Desain stasiun kerja industri : Tinjauan ergonomi dalam industri. Proccedings Seminar Nasional Desain Produk Industri. FTI-FTSP ITS. Surabaya 6011. Nurmianto, E.(1990) Biomechanics of Posture. M.Eng.Sc. Thesis, School of Mechanical and Industrial Engineering. UNSW, Sidney, Australia. Notoadmojo S, (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan ke-12,Rineka Cipta, Jakarta. Patel, T. A. ;Ogle, A. A, Diagnosis and Management of Accut Low Back Pain, Am, Fam
Physician 2000 ; 61 : 177986, 1789-90. Sonoda, T.(1962) Studies on the compression, tension and torsion strength of the human vertebral column, J.Kyoto Prefecture Med. Univ. v71, pp.963-985. Stevenson, M.G.(1987), Readings in RSI : The Ergonomic approach to repetition strain injuries, Sydney : UNSW Press. Snook, S.H.(1978) The design of manual handling tasks,Ergonomics, v21, pp.963-985. Thurman. J.E., Louzine, A.E. & Kogi, K.(1988) Higher Productivity and a Better Place to Work. Action manual. International Labour Office, Geneva. 25-32.
62 Syamsul Gultom adalah dosen Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan