UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh :
Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman nilam dikenal dengan nama minyak nilam (patchouli oil). Umumnya minyak nilam diperoleh dari proses destilasi daun nilam. Minyak nilam di Indonesia sudah dikenal 65 tahun yang lalu dan memenuhi kebutuhan minyak nilam dunia dengan pangsa pasar 80 – 90%. Minyak nilam di Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa terutama digunakan untuk bahan baku Industri pembuatan minyak wangi, Kosmetika, farmasi dan Industri yang lainnya. Selanjutnya pada beberapa tahun terakhir dipasaran minyak nilam mengalami fluktuasi harga yang sangat tajam dan posisinya mulai terancam oleh Brazil, Cina, India dan Vietnam (Dirjenbun 2006). Terancamnya produksi minyak nilam di Indonesia adalah rendahnya kualitas minyak nilam dan tidak tersedianya permintaan untuk pasar international., penyebabnya adalah spekulatif perdagangan, metode budidaya yang kurang benar, pertanian nomanden, penyakit , pengaruh harga komoditas pertanian lainnya dan pengaruh peningkatan biaya energi selama penyulingan (Asman, A 1996). Salah satu hal contoh spekulasi perdagangan adalah seringkali para petani dan pengusaha minyak nilam melakukan panen sebelum waktunya
untuk
memenuhi
permintaan
pasar
dan
mengakibatkan
kandungan komponen minyak nilam menjadi rendah (Sastrohamidhjoyo, 1994) pemanenan tanaman nilam siap diisolasi minyaknya paling ideal sudah berumur 6 – 8 bulan. Beberapa daerah di Kabupaten Malang dalam beberapa akhir tahun ini gagal melakukan pemanenan nilam karena penyakit tanaman nilam yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini menyerang batang tanaman nilam
yang berakibat bagian pangkal batang dari tanaman tersebut
daunnya layu dan tanaman mati (Disbun Prov Jatim, 2012). Syarat Tumbuh tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman herba lainnya. Namun untuk memperoleh produksi yang
maksimal
diperlukan
kondisi
ekologi
yang
sesuai
untuk 1
pertumbuhannya. Pada umumnya tanaman nilam dibudidayakan secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman lainnya (kopi, sengon dll). Disamping itu tanaman nilam dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.200 m dpl (dari permukaan laut) dan tumbuh optimal pada ketinggian 10 – 400 m dpl , pada dataran rendah rendemen minyak nilam tinggi sedangkan pada dataran tinggi rendemen minyaknya rendah. Curah hujan antara 2000- 2500 mm/th dan merata sepanjang tahun, tanaman nilam memerlukan suhu yang panas dan lembab. Suhu optimumnya 24 – 28 C dan kelembaban > 75 %. Tanaman nilam cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur, kaya humus dan tidak tergenang (Dwi styaningsih dkk, 2006). B. TUJUAN Upaya pemulihan tanah untuk meningkatkan ketersediaan bahan tanam nilam yaitu dengan cara budidaya yang benar. Hal ini terjadi di Kecamatan Dampit
dan kecamatan Dau, Kabupaten Malang mengalami Penurunan
hasil panen tanaman nilam hal ini disebabkan karena cara budidaya nilam yang kurang benar. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kami pada saat melaksanakan sertifikasi di lapangan petani didaerah tersebut masih menanam nilam secara terus menerus sehingga tanah akan mengalami penurunan kesuburan dan penurunan ini disebabkan oleh pola budidaya yang salah. C. PEMBIBITAN TANAMAN NILAM Tanaman nilam umumnya diperbanyak dengan vegetatif (stek batang dan stek cabang) 1)
Syarat tanaman yang distek untuk bibit : -
Berasal dari varietas unggul
-
Berproduksi tinggi
-
Sehat
-
Bebas hama dan penyakit
2)
Batang atau cabang yang diambil untuk stek : -
Berdiameter 0,8 – 1,0 cm
-
Berukuran 10 – 20 cm
-
Minimal mempunyai tiga atau empat mata tunas
3)
Pembuatan bibit nilam yang sehat dan bebas penyakit -
terbaik adalah stek pucuk yang mempunyai 4-5 buku
-
Daun tua stek dibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/ pucuk
2
-
Penyemaian : membenamkan 1 buku kedalam media Semai (tanah : pupuk kandang = 2: 1) pada polibag berlubang ukuran 14 x 10 cm.
-
Benih disungkup dengan plastik,kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 m, tinggi ½ m dan panjang sesuai kebutuhan. Dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu.
-
Pemberian pupuk daun dan penanggulangan hama dan penyakit dilakukan 1 X seminggu.
-
Naungan daun kelapa diletakkan pada para-para.
Naungan
menghadap ketimur, tinggi 180 cm (di timur) dan 150 cm di Barat. -
Setelah 5-6 minggu tanaman sudah mempunyai cukup akar , tunasnya sudah tumbuh dan berdaun
-
Benih dipindahkan ke kebun yang telah dipersiapkan.
Gambar Pembibitan Nilam di Kab. Malang
D. PEMELIHARAAN TANAMAN NILAM Tujuan pemeliharaan tanaman nilam adalah agar pertumbuhan tanaman berjalan baik, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun pemeliharaannya meliputi : - Penyiangan : membersihkan gulma pengganggu sebagai sarang hama. - Penyulaman : mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya jelek, dilakukan 2-4 minggu setelah tanam. - Pemupukan : menambah unsur hara kedalam tanah. Tanaman nilam dipupuk dengan pupuk kandang / kompos, pupuk kimia (Urea , TSP dan KCl) dan pupuk daun.
3
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 1) Hama Hama pada tanaman nilam adalah ulat penggulung daun, adapun cara pengendaliannya ulat-ulat tersebut dikumpulkan dan dimusnahkan. 2) Penyakit Penyakit pada tanaman nilam adalah budok, penyebabnya virus, gejala daun keriting, berwarna abu2 dan rontok. Pencegahan : sanitasi kebun, pengendalian : disemprot dengan insektisida Dithane M-45 dan fungisida nordox. Selain itu tanaman nilam sering diserang penyakit busuk batang, penyebabnya penyakit jamur fusarium sp. dan menyerang pada akar dan batang. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas dan hindari luka. F.
PANEN DAN PASCA PANEN -
Panen dapat dilakukan pada umur 6 – 8 bulan setelah tanam. Alat yang digunakan sabit, gunting, parang yang tajam dan bersih.
-
Panen pertama , bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan.
-
Selesai panen pertama , bila cabang cabang pertama Jauh dari tanah dirundukan tetapi tidak putus, Kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya.
-
Setelah tanaman umur 9 bulan , tanaman dapat Dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen Pertama, sehingga akan diperoleh cabang2 yang baru dan anakan yang baru.
-
Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke 12, 15, 18, 21, 24 dst
-
Panenan daun nilam di keringanginkan /dijemur sampai Kadar air 15 % kemudian di suling (Guenter, E. 1994).
G. LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN
KONDISI TANAH AGAR NILAM
TUMBUH SEHAT KEMBALI -
Eradikasi adalah pemusnahan tanaman nilam yang masih
tersisa
dikebun. -
Pemberian pupuk organik dan pupuk kompos dosis tinggi. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang yang telah matang. Pemberian pupuk jenis ini dimaksudkan agar dalam tanah terjadi proses alami penyediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. 4
-
Pemberian pupuk hayati rhizobium setelah pemberian pupuk organik sangat dianjurkan. Pemberian pupuk ini dimaksudkan agar kerja mikroba pada pupuk organik menjadi lebih efektif sehingga proses penyehatan tanah dapat berlangsung lebih cepat, mempermudah perakaran dalam menyerap unsur hara terutama N dan juga untuk menyediakan unsur hara sehingga cukup untuk tanaman dan berlangsung secara alami.
-
Pemberian Kapur Pertanian Tanah dapat menjadi terlalu asam akibat pemberian pupuk kimia yang mengandung asam secara terus menerus, pemberian kapur pertanian secukupnya akan menyebabkan pH tanah menjadi netral. Pemberian kapur pertanian dianjurkan 200 kg/Ha. Pengukuran pH tanah dapat menggunakan pH meter atau kertas lakmus (dapat dibeli di apotek).
-
Pergiliran Tanaman Tanah yang ditanami satu jenis tanaman secara terus menerus akan menyebabkan habisnya suatu unsur hara tertentu. Disamping itu akan menyebabkan habisnya suatu unsur hara tertentu. Disamping itu akan menyebabkan jenis penyakit maupun hama berkembang biak. Oleh karena itu, dianjurkan kepada petani yang lahannya digunakan untuk menanam nilam terus menerus , sebaiknya diganti dengan tanaman lain dulu agar tanah menjadi segar kembali dan bibit penyakit dapat terputus siklus hidupnya. Dianjurkan menanam kacang tanah atau jenis kacangkacangan lain. Setelah itu tanah dapat ditanami nilam kembali.
H. KESIMPULAN Tanaman nilam termasuk jenis tanaman yang sangat membutuhkan unsur hara yang banyak baik makro maupun mikro
oleh
karena itu diberbagai tempat di Kabupaten Malang dijumpai kasus tanaman nilam tumbuh tidak sehat meskipun diberi pupuk kimia yang banyak. Kasus yang sebenarnya terjadi adalah setelah tanah ditanami nilam secara terus menerus maka tanah menjadi miskin unsur hara terutama mikro. Pada tanah juga dijumpai kasus tanah menjadi asam akibat kebanyakan pupuk kimia
terutama yang banyak mengandung asam. Jika tanaman nilam
tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara mikro dan kondisi terlalu asam maka tanaman nilam menjadi kurang bagus pertumbuhannya dan mudah terserang penyakit. Untuk mengatasi hal ini diperlukan upaya pemulihan kondisi tanah
agar subur seperti semula. Upaya ini dilakukan secara
menyeluruh. Adapun langkah langkah pemulihan tanah adalah eradikasi, 5
pemberian pupuk organik dan kompos,pemberian pupuk hayati, pemberian kapur pertanian dan pergiliran tanaman. DAFTAR PUSTAKA Asman , A 1996. Proc . Seminar on Integrated Control on Main Disease Of industrial Crops. Bogor , 13 -14 March 1996. Monograf Nilam, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Ditjenbun, 2006. Nilam (patchouli) Tanaman Perkebunan Indonesia. Dwi Styaningsih, Erliza Hambali, Sri Windarwati 2006. Budidaya Nilam Departemen Teknologi Industri Pertanian . Fakultas Teknologi Pertanian . Institut Pertanian Bogor. Guenter, E. 1994. Minyak Atsiri. Jilid IV A . Universitas Indonesia Jakarta Sastrohamidhjoyo, 1994. Teknik Budidaya tanaman Nilam. Teknologi Pengolahan tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.
6