PENELITIAN INTERNAL UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH PENDIDIKAN BOLA BASKET MELALUI PEMBELAJARAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING AND INQUIRY (PBL) ( Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa PJKR Angkatan 2013 Tahun 2014 di Universitas Siliwangi Tasikmalaya)
Ajaran 2013-
KARYA ILMIAH
Oleh: H. Budi Indrawan, M.Pd Iman Rubiana, M.Pd Deni Nurhidayat, M.Pd
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI 2014
1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA Judul Penelitian
: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Kuliah Pendidikan Bola Basket Melalui Pembelajaran Scl (Student Centered Learning) Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning And Inquiry (Pbl)
Ketua Penelitian
:
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Nama lengkap dan gelar NIP/NIK NIDN Pangkat / Golongan Jabatan Fungsional Fakultas / jurusan Pusat Penelitian Alamat institusi Telepon/Fks/E-mail
Biaya yang diusulkan
: H. Budi Indrawan, M.Pd : 411290131 : 0401026401 : Penata Tk. I / III C : Lektor : FKIP / PJKR : Universitas Siliwangi : Jl. Siliwangi No. 24 tasikmalaya : 0265-323537 : Rp. 7.500.000 ( Tujuh Juta Lima Ratus Rupiah ) Tasikmalaya, 20 Juni 2014
Mengetahui,
Ketua Peneliti,
Ketua Program Studi
Dr. H. Iis Marwan, SH., M.Pd.
H. Budi Indrawan, M.Pd NIK. 411290131
NIP 19640818199021001 Ketua PLH Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengetahui Dekan FKIP
Dr. Hj. Sri Wurdani, Dra., M.Pd. NIP 196010061986032002
H. Edi Hernawan, M.Pd NIP. 195706121982031003
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang selalu melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahnya sepanjang masa. Berkat kekuatan Allah SWT jugalah karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini merupakan rangkaian penelitian tindakan kelas atau disebut juga dengan PTK, Penelitian ini diarahkan pada penerapan pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry di Universitas Silwangi Kota Tasikmalaya. Secara keseluruhan karya ilmiah ini terdiri dari lima bab. Bab I membahas tentang latar belakang masalah, sasaran tindakan, rumusan masalah, hipotesis tindakan, tujuan dan kegunaan penelitian. Bab II membahasa tentang kajian pustaka. Bab III membahas tentang metode penelitian yang akan dilakukan. Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan. Bab V menguraikan kesimpulan dan saran. Dalam penyususnan karya ilmiah ini penulis menyadari banyak mengalami hambatan maupun kesulitan, karena terbatasnya waktu dan kemampuan penulis sendiri, namun berkat bimbingan, saran dan petunjuk, pengarahan, dorongan serta bantuan berbagai pihak, maka semua kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan yang setinggi-tingginya serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tasikmalaya, Juni 2014
Tim Penulis
i
ABSTRAK “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Kuliah permainan bola basket Melalui Pembelajaran Student Centere Learning dengan Menggunakan Model problem based learning aand inquiry. Dalam mencapai kualitas pembelajaran, mata kuliah permainan bola basket dalam proses perkuliahan. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak, pengajar dituntut untuk memberikan pemahaman dan pengalaman yang kompleks kepada mahasiswa dalam mata kuliah permainan bola basket. Faktor lain yaitu mahasiswa cenderung hanya melihat dan mendengarkan praktek pelajaran yang disampaikan oleh dosen dengan kata lain metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen terbatas pada metode ceramah. Untuk memberikan pemahaman dan pengalaman yang lebih seperti tujuan di atas, Dengan pendekatan Student Center Learning dan model problem based learning and inqury tersebutlah solusi yang ingin diampuh oleh penulis. Karena dengan pembelajaran berpusat pada mahasiswa, mahasiswa akan lebih memahami dari apa yang mereka cari sendiri. Selain itu dengan menggunakan model problem based learning and inqury mahasiswa dituntut untuk bisa berpartisifasi aktif ddan kreatif didalam proses pembelajaran permainan bola basket karena siswa dituntut untuk mampu mengajarkan teknik dasar permainan bola basket. Setelah menerapkan pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inqury diperoleh data dari hasil evaluasi. Dapat disimpulkan bahwa awalnya dinyatakan belum mencapai KKM karena 12 mahasiswa hanya mencapai nilai di bawah 70. Sedangkan data hasil setelah menggunakan pembelajaran student center learning dengan menggunakan model problem based learning and inqury menunjukan adanya peningkatan pada hasil post test, dengan hasil 35 mahasiswa semuanya mencapai 100% di atas nilai KKM. Selain itu diperoleh penemuan-penemuan dari hasil wawancara kepada mahasiswa yang menunjukan sikap yang positif terhadap pembelajaran student center learning dengan cara problem based learning and inqury. Kata kunci: Permainan bola basket, Pembelajaran Student Center Learning, Model problem based learning and inqury.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ...................................................................................
i
ABSTRAK .....................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
vi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian..............................................................
1
B. Sasaran Tindakan ...........................................................................
5
C. Perumusan Masalah/Indentifikasi Masalah ...................................
5
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
6
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar ..............................................................................
8
B. Pendekatan Pembelajaran SCL dengan Problem Based Learning and Inquiry ..........................................................
9
C. Permainan Bola Basket ..................................................................
13
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ..........................................................................
15
B. Setting Penelitian ...........................................................................
19
C. Siklus Tindakan .............................................................................
19
D. Variabel Penelitian ........................................................................
22
E. Instrumen Pengumpul Data ..........................................................
22
F. Teknik Pengolahan Data ................................................................
24
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................
27
B. Pembahasan ...................................................................................
44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................
48
B. Saran .............................................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Kriteria Umum Persekoran .........................................
23
TABEL 3.2 Data Dan Alat Pengolah Data .....................................
24
TABEL 3.3 Klasifikasi Aktivitas Dosen Dan Mahasiwa ....................................................................
25
TABEL 4.1 Hasil Tes Awal Pembelajaran .....................................
27
TABEL 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen ..........................................................................
33
TABEL 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa ..................................................................
36
TABEL 4.4 Nilai Hasil Sebelum Perbaikan dan Hasil Post Test ............................................................
38
TABEL 4.5 Hasil Kegiatan Kelompok...........................................
40
TABEL 4.6 Nilai Gain (Selisih) .....................................................
41
TABEL 4.7 Pendapat Mahasiswa Tentang Pembelajaran Student Center Learning dengan Menggunakan problem based learning and inquiry ...................................................
v
43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) ..........
vi
17
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Observasi Aktivitas Dosen Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Model problem based learning and inquiry. ...................................................................
34
Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Observasi Aktivitas Mahasiswa Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry......................................................
37
Grafik 4.3 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan dan Hasil Post Test Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Mrnggunakan problem based learning and inquiry ...........................................
39
Grafik 4.4 Rekapitulasi Hasil Kegiatan Kelompok Dengan Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Menggunakan problem based learning and inquiry ....................................................................
vii
41
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN ANGGARAN BIAYA ...................................................
51
SILABUS ...........................................................................................
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ...............
55
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa didasari dengan adanya pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas pendidikan yang mampu memberikan
kontribusi dan hasil yang positif terhadap perubahan dalam segala aspek terutama perubahan perilaku dan pola pikir. Dilihat dari undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi menajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Tercapainya pendidikan yang diinginkan maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan dalam segala bidang. Faktor penunjang terhadap kualitas pendidikan bukan hanya pemerintah dan dinas pendidikan saja akan tetapi banyak faktor lain di antaranya, pendidik, peserta didik, lingkungan pendidikan dan sarana prasarana. Salah satu langkah pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara
memberikan
perubahan
terhadap
kurikulum,
perubahan
kurikulum
didasarkan pada perkembangan zaman pada saat ini. Kurikulum mengalami beberapa kali perubahan, dari mulai kurikulum sebelum 2004, KBK 2004, KTSP 2006 dan sekarang sedang digalang kurikulum
1
2
baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menitik beratkan pada standar kelulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian. Dampak perubahan kurikulum berdampak kepada peningkatan kualitas pendidik / guru, Dijelaskan pula apabila pendidikan berhasil dimana mampu menghasilkan peserta didik yang mempunyai keterampilan yang dapat digunakan oleh dirinya dan masyarakat. Untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas itu ditunjang dengan pendidik yang berkualitas dan profesional. Pendidik yang berkualitas dan profesional mampu memberikan proses pembelajaran yang diharapkan, yakni pembelajaran yang mampu menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik yang melibatkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor. Mencapai ranah kognitif, afektif maupun psikomotor dalam proses pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, diantaranya : pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. Semua hal itu harus dapat terangkum dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan apa yang diharapkan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Secara umum pendekatan pembelajaran terbagi kedalam dua bagian yaitu : pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
3
siswa ( student centered learning ) dan pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada guru ( teacher centered learning ). Pendekatan pembelajaran yang sering dipakai dalam proses pembelajaran saat ini adalah pendekatan yang berpusat pada guru ( TCL ) menyebabkan peserta didik mengalami kebuntuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatkan karena peserta didik bersifat pasif reseptif. Oleh karena itu pemerintah mengembangkan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ( SCL ), menurut Rogers (fairuzelsaid.wordpress.com, 2010) mengemukakan bahwa: SCL merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
Melalui pendekatan SCL ( student centered learning ) tentunya banyak perubahan paradigma, semula pemberian pengetahuan yang sudah jadi tinggal ditransfer dari pendidik ke siswa sekarang berubah pengetahuan itu didapatkan dari hasil kontruksi atau transformasi seseorang yang belajar. Demikian pula proses pembelajarannya pun mengalami perubahan, semula pembelajaran hanya mentrasfer dan menyampaikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik atau menjalankan sebuah intruksi yang telah terancang oleh pendidik kepada peserta didik, sekarang berubah baik pendidik maupun peserta didik berpatisipasi dalam pembentukan pengetahuan, dan pendidik mencari strategi yang dapat membantu peserta didik.
4
Pendekatan SCL ( student centered learning ) terdapat model - model pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh positif dalam pengembangan peserta didik ke arah yang lebih baik. Model – model pembelajaran SCL ini diharapkan dapat menumbuhkan Softskill terhadap peserta didik. Model – model pembelajaran SCL diantaranya (1) Small Group Discussion, (2) Role-play and Simulation, (3) Case Study, (4) Discovery Learning ( DL ), (5) Self-Directed Learning ( SDL ), (6) Cooperative Learning ( CL ), (7) Collaborative Learning ( CL ), (8) Contextual instruction ( CI ), (9) Project Based Learning ( PJBL ) (10) Problem Based Learning and Inquiry ( PBL ). penulis sebagai staf pengajar mata pelajaran praktek bola basket sangat tertarik dengan model-model pembelajaran SCL. Dari penjelasan-penjelasan yang ada model SCL mampu memberikan pengaruh positif terhadap perubahan peserta didik, namun Dari beberapa model pembelajaran SCL di atas belum terdapat penjelasan secara spesifik untuk model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran praktek. Mata pelajaran praktek adalah mata pelajaran yang dilakukan dilapangan dengan tujuan peserta didik dapat menguasai keterampilan gerak dan peserta didik diharapkan adanya perubahan dalam aspek afektif dan kognitif. Model pembelajaran yang sering diberikan selalu terpaku kepada perubahan aspek keterampilan gerak saja namun sedikit didalam memberikan perubahan aspek afektif dan kognitifnya. Berdasarkan pada uraian penjelasan di atas maka penulis menyusun sebuah penelittian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “ Upaya Meningkatkan
5
Prestasi Belajar Mata Kuliah Teori dan Praktek Bola Basket Melalui Pendekatan Pembelajaran SCL (Student Centered Learning) dengan Menggunakan Model Problem Based Learning and Inquiry (PBL)” Penelitian terhadap mahasiswa PJKR angkatan 2013.
B. Sasaran Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya. Subjek penelitiannya adalah mahaasiswa Pendidikan Jasmani dan Rekrerasi (PJKR) kelas A angkatan 2013 tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 35 orang. Mahasiswa tersebut sedang mengampuh mata kuliah Pendidikan Teori dan Praktek Permainan Bola Basket semester 1
C. Perumusan Masalah/Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran SCL (Student Centered Learning) dengan menggunakan model Problem Based Learning and Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa PJKR angkatan 2013? 2. Bagaimanakah
respon
mahasiswa
PJKR
angkatan
2013
setelah
menerapkan pendekatan pembelajarran SCL (Student Centered Learning) dengan menggunakan model Problem Based Learning and Inquiry?
6
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dengan demikian penelitian ini diduga bahwa:
1. Penerapan pembelajaran SCL (Student Centered Learning) dengan menggunakan model Problem Based Learning and Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013-2014”. 2. Respon mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013-2014 setelah menerapkan pembelajarran SCL (Student Centered Learning) dengan menggunakan model Problem Based Learning and Inquiry sangat baik.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Guru / Dosen pelaku penelitian tindakan kelas dapat : a.
memberikan pengalaman merancang pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam kegiatan pembelajaran mata kuliah Teori dan Praktek Bola Basket.
b.
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas ataupun dilapangan.
2. Bagi mahasiswa melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mereka dapat lebih memahami dan mempunyai pengalaman yang kompleks dalam
7
pembelajaran mata kuliah Teori dan Praktek Bola Basket,
sehingga
mampu mengaplikasikan atau mempraktekan dilapangan. 3. Bagi dosen bola basket khususnya dan dosen lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyususn rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan pembelajaran yang sesuai. 4. Bagi Universitas dapat dijadikan acuan sebagai salah satu upaya untuk pelayanan pendidikan kepada masyarakat. 5. Bagi pengembangan ilmu penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan pembendaharaan penelitiaan sebagai sumber inspirasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Menurut Poerwodarminto pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Prestasi belajar mengandung arti sebagai suatu bentuk keberhasilan belajar yang dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediket keberhasilan dan semacamnya Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai baik oleh siswa maupun mahasiswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa atau mahasiswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru atau dosen. Di samping itu guru atau dosen dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
8
9
Dengan kata lain menyangkut prestasi belajar dalam riilnya adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar.
B. Pendekatan Pembelajaran SCL dengan Problem Based Learning and Inquiry Factor-faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan bisa menjadi faktor yang baik apabila pendidik bisa menanamkan pendidikan dengan cara yang baik. Pendidik diharapkan mempunyai cara mempengaruhi dan merubah peserta didik menjadi manusia seutuhnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan pendidik dalam mempengaruhi peserta didik
diantaranya didalam penyampaian materi ajar,
pendidik dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan terhadap peserta didik. Penyampaian materi itu sangat penting didalam proses pembelajaran. Karena dengan penyampaian materi yang dikemas dengan baik dan sistematis akan mempengaruhi peserta didik. Penyampaian materi didukung oleh pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh pendidik, pendekatan pembelajaran tersebut ada yang berpusat pada pendidik dan adapula pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Dari ke dua pendekatan tersebut ada kelebihan dan kekurangannya masingmasing namun bila dilihat dari segi pendekatan pembelajaran yang efektif untuk sekarang terdapat pada pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik.
10
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik atau bisa juga disebut student centered learning ( SCL ) mengubah proses pembelajaran yang tadinya
proses
pembelajaran
berpusat
pada
pendidik
sekarang
proses
pembelajaran berpusat pada peserta didik, dengan hal ini diharapkan peserta didik mampu terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan peserta didik berarti pendidik tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses SCL maka peserta didik memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas prestasi peserta didik. Para ahli mengartikan SCL dengan pandangan yang berbeda-beda namun dengan tujuan yang sama. SCL menurut Rogers Rogers (www.fairuzelsaid. wordpress.com, 2011) mengemukakan bahwa: SCL merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
Adapun pengertian SCL menurut Kember (www.slideshare.net, 2010 ) “SCL merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan.” Pendekatan pembelajaran melalui SCL kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi saat ini. Karena peserta didik di tantang harus bisa lebih kreatif, harus berpatisipasi aktif, mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-
11
masalahnya sendiri. Dengan proses pembelajaran SCL pendidik harus mampu menjadi pendamping peserta didik, pendidik pun dituntut untuk dapat memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Maka dengan itu pendidik harus meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keahlian dan keterampilan pendidik sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Student Center learning (SCL) menekankan minat, kebutuhan, dan kemampuan individu, dalam menggali motivasi belajar secara intrinsik untuk membangun masyarakat agar suka dan selalu belajar. Pendekatan pembelajaran SCL dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kritis dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam TIM, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Dalam pendekatan pembelajaran SCL terdapat beberapa model-model yang dapat memberikan keluasan terhadap pendidik ataupun peserta didik. Pemilihan model pembelajaran dapat disesuaikan materi ajar yang akan diberikan dan melihat dari sarana / fasilitas, bahan ajar dan peserta didik. Model-model yang terdapat dalam SCL diantarannya : 1.
Small Group Discussion
2.
Role-play and Simulation
3.
Case Study
4.
Discovery Learning ( DL )
5.
Self-Directed Learning ( SDL )
12
6.
Cooperative Learning ( CL )
7.
Collaborative Learning ( CL )
8.
Contex tual instruction ( CI )
9.
Project Based Learning ( PJBL )
10. Problem Based Learning and Inquiry ( PBL ) Didalam penelitian ini tidak dibahas satu persatu mengenai semua modelmodel pembelajaran SCL, karena focus penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning and Inquiry ( PBL ). Model problem based learning and inquiry karena model pembelajaran ini menurut penulis dianggap cocok untuk menghadapi permasalahan penelitian. Penjelasan problem based learning and inquiry adalah Belajar dengan menggali / mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah factual / yang dirancang oleh dosen.. Dalam metode ini beberapa mahasiswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok dengan teknisnya dilapangan mahasiswa diberikan tugas berupa materi yang akan dipelajari secara praktek, materi tersebut berupa gambar atau penjelasan teknik-teknik dasar permainan bola basket. Dengan tugas tersebut diharapkan mahasiswa mencari, menggali informasi untuk memecahkan masalah sesuai dengan materi yang diberikan. Setelah mahasiswa mengetahui akan tugas yang diberikan maka mahasiswa harus mempraktekan dan menjelaskan kepada mahasiswa yang lainnya. Diharapkan dengan metode seperti ini akan mempermudah mahasiswa untuk melaksanakan proses pembelajaran dan akan memberikan pengalaman yang berharga.
13
C. Permainan Bola Basket Sejarah permainan bola basket ditemukan pada tahun 1891 oleh Dr. James Naismith,
seorang
anggota
sekolah
pelatihan
YMCA
di
Springfield
Massachusetts. Beliau merangcang bola basket sebagai jawaban atas tugas yang diberikan oleh Dr. Luther Gulick direktur departemen Pendidikan Fisik, yang menugaskan untuk membentuk permainan yang dapat dimainkan dalam ruangan selama musim dingin. Dengan tugas yang diembannya maka muncullah permainan baru, permainan baru tersebutu berkembang pesat dan menjadi suksek dikarenakan banyak masyarakat yang melakukan permainan tersebut. Karena permainan baru tersebut suksek maka permainan tersebut diberi nama dengan permainan bola basket. Dewasa ini permainan bola basket menjadi olahraga yang sangat berkembang pesat di dunia. Walaupun bola basket ditemukan sebagai olahraga dalam ruangan namun sekarang bola basket dapat dimainkan didalam ataupun luar ruangan. Permainan bola basket pada awalnya hanya dimainkan oleh anak muda namun sekarang permainan bola basket banyak dimainkan dari berbagai usia dan ukuran tubuh, bahkan penyandang cacat pun sekarang sudah mampu memainkan bola basket walaupun peraturannya dimodifikasi. Dari pembahasan diatas maka dapat diartikan bahwa permainan bola basket adalah satu cabang olahraga permainan yang dilaksanakan secara beregu (tim), dimana tiap tim terdiri dari 5 orang, baik putra maupun putri. Dengan tujuan permainan bola basket adalah menghasilkan angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukan bola ke ring lawan dan mencegah atau menghalangi permainan
14
lawan untuk mencetak poin. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, pemain haruslah menguasai teknik-teknik dasar bola basket dengan baik dan benar. Kurikulum pendidikan jasmani terdapat materi tentang permainan bola besar yang didalamnya berisi permainan bola basket. Dengan adanya permainan bola basket diharapkan ada perubahan secara aspek perilaku, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. perubahan aspek tersebut dilakukan dengan pembelajaran secara praktek. Perubahan aspek keterampilan sangat ditunjang dengan materi dan model pembelajaran yang diberikan terhadap peserta didik. Pemberian materi yang salah akan mengakibatkan perubahan aspek keterampilan yang salah pula, maka pemberian materi dan model pembelajaran haruslah sesuai dengan dasar-dasar permainan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. melalui pendekatan pembelajaran SCL dengan model problem based learning and inquiry diharapkan akan memberikan kemudahan dan jawaban kepada peserta didik dalam mempelajari permainan bola basket.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris dikenal Classroom Action Research (CAR).
Di Indonesia disebut Penelitian tindakan kelas, dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Selain memecahkan masalah, PTK juga bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoaalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Dengan PTK, guru dapat melihat, merasakan dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Dengan penghayatan ini, guru diharapkan menyadari bahwa beberapa praktik pembelajaran tertentu seperti pemilihan bahan bacaan, media pembelajaran yang kurang merangsang minat siswa dan pemilihan pendekatan dan metode kurang tepat, berdasarkan hal diatas maka diperlukan tindakan untuk memperbaiki keadaan tersebut melalui PTK. Menurut Asrori (2007:6) mendefinisikan PTK adalah Sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar lebih baik.
15
16
Selanjutnya
menurut
Kemmis
dari
buku
Wiriaatmadja
(2012:12)
menjelaskan bahwa: Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri refleksi yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu ( termasuk pendidikan) untuk meningkatkan resionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatankegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan prektek ini. Menurut Wiriaatmadja (2012:13) bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.
Dari definisi tersebut PTK merupakan usaha yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas belajar yang diawali dari penemuan masalah pada saat pembelajaran di kelas berlangsung, kemudian dianalisa, ditemukan solusinya, dan akhirnya dilakukan penelitian untuk memecahkan masaalah tersebut. Pada dasarnya PTK itu merupakan penelitian yang sering dilakukan di sekolah dasar, menengah pertama, ataupun menengah atas, namun penelitian kali ini PTK akan dilakukan di tingkat perguruan tinggi dan akan disajikan kepada mahasiswa sebagi sampelnya. Namun walaupun demikina tidak akan merobah tujuan utama dari PTK. Karena manfaat dari PTK pada dasarnya sebagai berikut: Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Arikunto,suhardjonodan Supardi (2007:107) dalam buku yang ditulis oleh Taniredja.et.al. menyebutkan bahwa “manfaat PTK antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan/atau pembelajaran dikelas, antara lain mencakup: (1) inovasi pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum ditingkat regional/ nasional; dan (3) peningkatan profesionalisme pendidikan”.
17
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dan telah dilaksanakan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya. Hasil refkleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian dan untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan para guru. Rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Kemmis dan Taggart.
PLAN
REFLECT OBSERVE ACT REFLECT
REVISED PLAN
OBSERVE
ACT
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
18
Model Kemmis dan Taggart ini merupakan suatu rangkaian lengkap (a spiralof steps) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu: 1. Perencanaan (planning) yaitu merupakan tindakan yang tersusun, dan dari segi definisi harus mengarah pada tindakan, yaitu bahwa rencana itu harus memandang ke depan. Beberapa hal yang dirancanakan sebagai berikut: a. Membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran di samping bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan. b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. c. Mempersiapkan instrumen penelitian. 2. Tindakan (acting) yaitu pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana serta mengandung pembaharuaan. 3. Pengamatan (observing) berfungsi untuk mendokumensikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya dan berorientasi kemasa yang akan datang untuk refleksi selanjtnya. 4. Refleksi (reflecting) adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang telah dicatat dalam observasi, berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi melalui diskusi antara peneliti, observer dan pembimbing skripsi.
19
B. Setting Penelitian 1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian a. Tempat Penilitian Tindakan kelas Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di FKIP PJKR Universitas Siliwangi. b. Waktu Penelitian Tidakan kelas Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. c. Siklus Penilitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan melalui satu siklus untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013/2014. d. Subjek Penilitian Subjek PTK ini adalah mahasiswa PJKR kelas A angkatan 2013 tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 35 orang.
C. Siklus Tindakan Prosedur PTK ini direncanakan untuk 1 (satu) siklus. Rencana tindakan pada 1 siklus dalam PTK ini dibagi 4 (empat) kegiatan yaitu: (1) Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah didapat pada saat pembelajaran, maka rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
20
1. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan untuk merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatan proses pembelajaran. a. Pra tindakan 1) Mendiskusikan dengan tim tentang rencana penelitian 2) Peneliti bersama dengan tim mendiskusikan dasar dasar teori pembelajaran student center learning dengan cara problem based learning and inquiry serta penerapannya dalam pembelajaran. 3) Merancang
pembelajaran
Permainan
Bola
Basket
dengan
menggunakan pembelajaran student center learning dengan cara problem based learning and inquiry. Sebelum tindakan perkuliahan dimulai, rancangan persiapan silabus dan SAP, pembuatan modul, lembar kerja siswa (LKS), dan media pembelajaran dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tim peneliti. 4) Rencana pelaksanaan yang akan dilakukan untuk 1 siklus dengan tiga pokok bahasan yaitu: a) Menjelaskan dan memberikan tugas yang akan di praktekan b) Melakukan sesi diskusi mengenai tugas yang diberikan c) Melakukan praktek mengajar sesuai tugas yang diberikan. b. Persiapan tindakan 1) Penentuan pelaku observasi 2) Penentuan fokus observasi
21
3) Penetapan waktu pengumpul data 4) Penetapan waktu dan cara pelaksanaan refleksi 2. Tindakan Tindakan adalah kegiatan melakukan tindakan berdasarkan rencana yang sudah dirumuskan sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang diinginkan. Untuk mempermudah melakukan tindakan dan tidak keluar jalur maka perlu dibuat skenario pembelajaran yaitu: a. Memeriksa kelengkapan peralatan yang dipakai b. Mengatur tempat simulasi mengajar c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan d. Memastikan mahasiswa fokus dan kondusif e. Menyampaikan tugas permainan bola basket f. Melakukan diskusi g. Melakukan praktek mengajar dengan teman kelompok h. Menyimpulkan pembelajaran i. Melaksanakan pos test 3. Observasi / Pengamatan Pengamatan adalah kegiatan mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang diberikan pada siswa. Observasi terhadap tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh tim dosen sebagai peneliti.
22
4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengkaji kelebihan dan kurangan yang ditemukan dalam tindakan agar bisa diperbaiki pada tindakan selanjutnya.
D. Variabel Penelitian “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2009:61). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Variabel bebas dan variabel terikat variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya yakni pembelajaran SCL (Student Centered Learning) dengan menggunakan model problem based learning and inquiry. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yakni prestasi belajar mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013/2014.
E. Instrumen Pengumpul Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini antara lain, adalah: 1. Lembar Observasi a. Lembar Observasi Aktivitas Dosen Lembar observasi digunakan untuk mengamati kesesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan proses pembelajaran. Adapun
23
kegiatan Dosen yang diamati dalam lembar observasi ini yaitu: pertama,
membuka
pelajaran;
kedua,
mengeksplorasi
konsepsi
mahasiswa; ketiga, membimbing dalam pembelajaran; keempat, mengarahkan untuk menyimpulkan materi; kelima, menutup pelajaran. Data ini menjadi pertimbangan untuk melakukan refleksi pada siklus berikutnya. b. Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. 2. Tes Tes diberikan pada akhir pembelajaran(post test). Tes ini dilakukan untuk memperoleh data pemahaman materi pembelajaran mahasiswa. Bentuk tes yang diberikan adalah tes praktek yang diambil dari setiap BAB materi pembelajaran. Untuk mengetahui penguasaan konsep materi mahasiswa digunakan kriteria penskoran tes sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Umum Persekoran SKOR JAWABAN SISWA A Baik Sekali B Baik C Cukup D Kurang
3. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpul data bagi peneliti untuk melakukan studi pendahuluan yaitu menemukan permasalahan yang harus diteliti, mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
24
Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan wawancara secara tidak struktur yakni dalam melakukan wawancara, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
F. Teknik Pengolahan Data 1. Pengumpulan data a.
Tes penguasaan konsep materi yang telah dipelajari mahasiswa
b.
Keterampilan dan aktifitas Dosen menggunakan pembelajaran SCL (Student Center Learning) dengan model problem based learning and inquiry.
c.
Keterampilan dan aktivitas mahasiswa menggunakan pembelajaran SCL (Student Center Learning) dengan model problem based learning and inquiry.
NO
DATA
1
Penguasaan konsep Materi Mahasiswa
2
Keterampilan dan aktivitas Dosen dalam pembelajaran Keterampilan dan aktivitas Mahasiswa dalam pembelajaran
3
TABEL 3.2 Data Dan Alat Pengolah Data ALAT PENGUMPUL KETERANGAN DATA Tes hasil belajar Dilakukan akhir perkuliahan Pedoman observasi
Pedoman observasi
Dilakukan pada saat perkuliahan berlangsung Dilakukan pada saat perkuliahan berlangsung
25
2. Pengolahan data Pengolahan
dan
analisis
data
dilakukan
selama
penelitian
berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan pembelajaran. Data yang dikumpulkan baik melalui observasi maupun teknik lain, diolah dan dianalisis agar data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan, hasil evaluasi individual (post tes). Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan diolah dengan membuat persentase, selanjutnya disusun laporan dalam bentuk deskripsi. Data observasi aktivitas guru dan siswa selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut: TABEL 3.3 Klasifikasi Aktivitas Dosen Dan Mahasiwa Persentasi Kategori 81 % atau 100% Sangat baik 61 % - 80 % Baik 41 % - 60 % Cukup 0 % - 40 % Kurang
Adapun data kuantatif diperoleh dari hasil tes (sebelum perbaikan dan post tes) penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif digunakan sebagai penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep materi mahasiswa.
26
Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan dan pengelohan data, dengan melihat rata-rata perolehan penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya digunakan rumus: x=
⅀
Dengan: x = rata-rata hitung, x = Skor, dan N = Banyaknya data. Adapun untuk melihat adanya peningkatan konsep mahasiswa adalah dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes penguasaan konsep sebelum perbaikan dan post tes setiap siklusnya. Adapun rumus untuk mencari gain adalah sebagai berikut: Gain = nilai postest – nilai sebelum perbaikan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini diawali dari kondisi awal pembelajaran mata kuliah permainan bola basket di Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya. Subjek penelitian tindakan kelas difokuskan pada mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013-2014 pada semester 1 kelas A yang berjumlah 35 orang. Kondisi kemampuan mahasiswa pada awal pembelajaran selama setengah semester dapat dilihat dari hasil ujian yang dilaksanakan para mahasiswa pada saat evaluasi. Hasil ujian evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL 4.1 Hasil Tes Awal Pembelajaran No. Nama Siswa Perolehan Nilai 69 1 ACEP ABDUL 45 2 ANA KUSUMAH W 77 3 PREDI SANJAYA 55 4 HILMI FAUZI ILAHI 75 5 RECKY FAJAR P 76 6 AVIP MAHRUZ A 78 7 ILHAM RABIULTSANI 79 8 AMANDA AZFAR Z 45 9 WIGA WIJAYA 40 10 RIZKI RIZAL 52 11 RANDI ANIP HANIPA 82 12 DENDRI RAMDHANI 75 13 GIAN LUCKA FAUZI 52 14 FUTRY GHANIA N 74 15 DENI NOPIANA 16 SATRIA WIDYA S 53 52 17 REGGI RUSTIANA R 72 18 DEDE ZAINI M 58 19 RAMADIY TRI S 74 20 TAUFIQ F
27
Keterangan
KKM 70%
28
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ERWAN GUNAWAN RAMDHANI SALIM MUHAMMAD N IMAM MAFTUHUL I I. DIMAS YANUAR R ARIEF ZAENUDIN SUHENDRA H GIA ANWAR SUBAGJA SANJAY HIDAYAT RIZKY MUNTKHA TRISNA ABDUL MUIZ RESSA RADIAN SITI NUNUNG N DEWI PRATIWI RAMDAN RAHAYU T
76 79 76 62 86 79 42 78 4 76 71 77 65 58 59
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang didapatkan oleh seluruh mahasiswa dalam memahami pembelajaran permainan bola basket adalah sebesar 68.35 % mahasiswa nilainya berada dibawah rata-rata dan dapat dikatakan rendah. Adapun tingkat keberhasilan siswa dinyatakan berhasil apabila siswa mampu memperoleh nilai KKM 70 %. Hasil pengamatan mahasiswa masih mengalami kesulitan terutama dalam memahami berbagai macam jenis teknik dasar yang kompleks, menentukan kombinasi pembelajaran yang cocok untuk setiap teknik dasar. Maka untuk mengatasi atau membantu siswa dalam melakukan praktek supaya lebih baik hasilnya, peneliti menggunakan strategi pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran student center learning dengan model problem based learning aand inquiry.
29
1. Deskripsi Pelaksanaan PTK Deskripsi data yang peneliti uraikan merupakan hasil observasi, tes hasil belajar dan wawancara kepada para mahasiswa yang terdiri dari satu siklus. Uraian dapat peneliti uraikan sebagai berikut: a. Siklus I 1) Perencanaan a) Skenario dilaksanakan 6 kali pertemuan pada siklus I b) Menggunakan lapangan yang biasa dipakai sehari-hari c) Menggunakan model pembelajaran problem based learning and inquiry yang di dalamnya praktek mengajar kepada teman dengan cara sebelum memberikan pengajaran pada teman harus mencari bahan jar yang akan di praktekan d) Mahasiswa membagi kelompok sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Tugas mahasiswa ada menjadi guru dan ada yang di tugaskan menjadi murid. e) Melakukan pembelajaran student center learning dengan model pembelajaran
problem
based
learning
and
inquiry.yang
dilaksanakan oleh para mahasiswa f) Mengadakan evaluasi g) Observer dilakukan oleh rekan mengajar pada mata kuliah lain yang dapat langsung mengamati jalannya pembelajaran sambil mengisi lembaran observasi.
30
b. Tindakan Tindakan yang dilaksanakan adalah: 1) Pembelajaran untuk kelas tindakan menggunakan lapangan basket untuk praktek mengajar. 2) Guru menerangkan cara pembelajaran menggunakan problem based learning and inquiry.. 3) Mahasiswa berkelompok, tiap kelompok masing-masing 5 atauu lebih dan kelompok tersebut masing-masing membahas tugas praktek yang telah diberikan. 4) Setiap kelompok menyiapkan rencana dan sekenario pembelajaran setelah itu ada yang ditugaskan menjadi guru dan ada yang di tugaskan menjadi murid. Yang bertugas menjadi Guru akan bertugas mengajar kepada temannya. Setiap kelompok diberikan waktu mempraktekan kegiatan belajar mengajar selama 30 menit. 5) Evaluasi dilakukan di akhir semester. c. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukakan bahwa kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran student center learning dengan model pembelajaran problem based learning and inquiry. dalam meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah permainan bola basket sudah sesuai dengan harapan. Adapun hasilnya selama tindakan yang diberikan adalah sebagai berikut:
31
1) Mahasiswa lebih berani, aktif dan kreatif melakukan praktek sesuai dengan tugas praktek yg diberikan. 2) Suasana pembelajaran lebih kondusif 3) Mahasiswa lebih kreatif dalam menentukan modifikasi dan kombinasii materi pembelajaran. 4) Mahasiswa banyak mengalami kemajuan ketika melakukan pembelajaran prarktek 2. Analisis Data Data yang diperoleh melalui observasi dalam satu siklus dianalisis untuk menemukan kelebihan dan kelemahannya dari tindakan yang dilakukan. Melalui kegiatan refleksi, setiap indikator atau sasaran penelitian dicermati sehingga diperoleh kesimpulan. Data yang diperoleh melalui tes praktek pada lembar evaluasi dikumpulkan dan dihitung untuk mengetahui ketuntasan belajar dan data ini dapat untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran permaiinan bola basket yang telah dipraktekan. a. Observasi Untuk memperjelas hasil analisis data, baik observasi maupun kemampuan mahasiswa dalam pemahaman konsep pembelajaran permainan bola basket akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
32
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Model problem based learning and inquiry. Nama Universitas
: Universitas Siliwangi
Jurusan
: Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Angkatan
: 2013
Tahun Ajaran
: 2013/2014
Kelas
:A
Nama Peneliti
: 1. H. Budi Indrawan, M.Pd 2. Iman Rubiana, M.Pd 3. Deni Nurhidayat, M.Pd
Nama Observasi
: 1. Haikal Milah, M.Pd 2. Resty A, M.Pd
Pelaksanaan
: Mengikuti Jadwal Perkuliahan Setiap Hari Selasa
Materi
: Permainan Bola Basket
33
TABEL 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen NO URAIAN AKTIVITAS PELAKSANAAN Ya Tidak 1 Pembukaan V Mengucapkan salam V Berdo’a V Memberitahukan tujuan yang hendak dicapai V Mengkondisikan kelas 2 Proses Pembelajaran V Menunjuk kelompok yang akan melakukan praktek V Memeriksa rencana pembelajaran yang akan dilakukan oleh setiap kelompok V Menyimak praktek yang dilakukan oleh setiap kelompok V Mempasilitasi adanya Tanya jawab V Memberikan evaluasi dan koreksi 3
Penutup Mengecek kehadiran Menyampaikan pesan-pesan Menutup pembelajaran Jumlah Persentase
V V V 12 100%
Data hasil lembar pengamatan observasi aktivitas dosen penerapan pembelajaran student center learning dengan problem based learning and inquiry.aktivitas keseluruhan ada 12 atau 100% jadi data hasil lembar pengamatan observasi aktivitas peneliti dapat disimpulkan sangat baik.
34
Hasil rekapitulasi lembar pengamatan observasi aktivitas dosen penerapan pembelajaran student center learning dengan problem based learning and inquiry.pada siklus I dalam grafik, sebagai berikut: Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Observasi Aktivitas Dosen Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Model problem based learning and inquiry. 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 Nilai SIKLUS I Persentase
35
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Observasi Aktivitas Mahasiswa Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry.
Nama Universitas
: Universitas Siliwangi
Jurusan
: Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Angkatan
: 2013
Tahun Ajaran
: 2013/2014
Kelas
:A
Nama Peneliti
: 1. H. Budi Indrawan, M.Pd 2. Iman Rubiana, M.Pd 3. Deni Nurhidayat, M.Pd
Nama Observasi
: 1. Hikal Milah, M.Pd 2. Resty A, M.Pd
Pelaksanaan
: Mengikuti Jadwal Perkuliahan Setiap Hari Selasa
Materi
: Permainan Bola Basket
36
NO
1
2
TABEL 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa URAIAN AKTIVITAS PELAKSANAAN SIKLUS I Ya Tidak Pendahuluan V Kelompok penyaji menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam praktek mengajar V Mahasiswa memusatkan perhatian pada saat topik yang dipelajari dengan menyimak pembuka dari pengajar V Mahasiswa berdo’a sebelum belajar Kegiatan inti Kelompok penyaji menjelaskan tema yang akan di sajikan Kelompok penyaji memberikan contoh praktek Mahasiswa yang bukan kelomok penyaji duduk rapih di pinggir lapangan memperhatikan kelompok penyaji yang sedang melaksanakan praktek mengajar Setelah kelompok penyaji selesai melakukan tanya jawab
Penutup Siswa menyimak pengajar memberikan koreksi dan evaluasi atau penguatan tentang materi Jumlah Persentase
KET
V
V
V
V
3
V
V 7 77,7%
2 22,2%
100%
37
Data hasil lembar pengamatan observasi aktivitas siswa penerapan pembelajaran student center learning dengan problem based learning and inquiry. aktivitas keseluruhan ada 9, hanya dapat melakukan aktivitas sebanyak 7 aktivitas atau 77,7% sedangkan yang tidak dilaksanakan sebanyak 2 aktivitas atau 22,2%. Jadi data hasil lembar pengamatan observasi aktivitas peneliti dapat disimpulkan baik. Hasil rekapitulasi lembar pengamatan observasi aktivitas siswa penerapan pembelajaran student center learning dengan problem based learning and inquiry. pada siklus I dalam grafik, sebagai berikut:
Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Observasi Aktivitas Mahasiswa Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry. 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 Nilai SIKLUS I Persentasi
38
1) Hasil Evaluasi Data dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa dinyatakan belum mencapai KKM karena 12 mahasiswa hanya mencapai nilai di bawah 70. Sedangkan data hasil setelah menggunakan pembelajaran student center learning dengan menggunakan metode problem based learning and inquiry. menunjukan adanya peningkatan pada hasil post test, dengan hasil 35 mahasiswa semuanya mencapai 100% di atas nilai KKM. TABEL 4.4 Nilai Hasil Sebelum Perbaikan dan Hasil Post Test NO Nama Nilai Keterangan Sebelum Post Test Perbaikan 69 1 ACEP ABDUL 80 KKM 70,73% 2 ANA KUSUMAH 45 71 77 3 PREDI SANJAYA 90 55 4 HILMI FAUZI 74 75 5 RECKY FAJAR P 87 76 6 AVIP MAHRUZ A 88 78 7 ILHAM R 85 8 AMANDA A 79 90 45 9 WIGA WIJAYA 70 40 10 RIZKI RIZAL 71 52 11 RANDI ANIP H 71 82 12 DENDRI R 95 75 13 GIAN LUCKA 79 52 14 FUTRY GHANIA 78 74 15 DENI NOPIANA 75 53 16 SATRIA WIDYA 80 52 17 REGGI R 70 72 18 DEDE ZAINI M 75 58 19 RAMADIY TRI S 70 74 20 TAUFIQ F 80 21 ERWAN 76 82 22 RAMDHANI 79 SALIM 79 76 23 MUHAMMAD N 75 62 24 IMAM M 71 86 25 I. DIMAS 89
39
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ARIEF Z SUHENDRA H GIA ANWAR S SANJAY H RIZKY M TRISNA ABDUL RESSA RADIAN SITI NUNUNG N DEWI PRATIWI RAMDAN RA Persentasi
Hasil
evaluasi
sebelum
79 42 78 4 76 71 77 65 58 59
Belum 100% mencapai KKM
perbaikan
80 70 80 80 85 75 87 86 85 79 100% yang mencapai KKM
dan
setelah
perbaikan
menggunakan penerapan pembelajaran student center learning dengan menggunakan metode based learning and inquiry dapat dilihat dalam grafik, sebagai berikut: Grafik 4.3 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan dan Hasil Post Test Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Mrnggunakan problem based learning and inquiry 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20
40
15 10 Nilai Rata-rata
Sebelum Perbaikan
SIKLUS I
Pada saat waktu kegiatan kelompok berlangsung mahasiswa mengerjakan dengan antusias karena sudah memahami bagaimana cara pengerjaannnya. Hasil pengerjaan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Kegiatan Kelompok NO Kelompok Nilai Waktu Kelompok Mengajar 1 Kelompok 1 80 30 Menit 2 Kelompok 2 75 30 Menit 3 Kelompok 3 80 30 Menit 4 Kelompok 4 80 30 Menit 5 Kelompok 5 75 30 Menit 6 Kelompok 6 90 30 Menit Rata-rata kelompok 80,3% 30 Menit
Data pada tabel dapat disimpulkan bahwa 6 kelompok tersebut hanya 80,3% rata-rata kelompok dan tidak mencapai waktu yang di tentukan. Pada saat waktu kegiatan kelompok berlangsung pada siklus ke I siswa mengerjakan dengan antusias karena sudah memahami bagaimana cara pengerjaannnya. Data pada tabel dapat disimpulkan bahwa semua kelompok bisa mengerjakan dalam batas dari waktu yang ditentukan. Hasil kegiatan kelompok dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
41
Grafik 4.4 Rekapitulasi Hasil Kegiatan Kelompok Dengan Penerapan Pembelajaran Student Center Learning dengan Menggunakan problem based learning and inquiry 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 Nilai Ratarata
SIKLUS I
Gain (selisih) hasil tes evaluasi sebelum perbaikan dan setelah perbaikan. Pada siklus I gainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 4.6 Nilai Gain (Selisih) No Nama Nilai Nilai Gain Sebelum Post Tes Perbaikan Siklus I 69 1 ACEP ABDUL 80 11 45 2 ANA KUSUMAH 71 26 77 3 PREDI SANJAYA 90 13 55 4 HILMI FAUZI 74 19 75 5 RECKY FAJAR P 87 12 6 AVIP MAHRUZ A 76 88 12 78 7 ILHAM R 85 7 79 8 AMANDA A 90 11
42
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
WIGA WIJAYA RIZKI RIZAL RANDI ANIP H DENDRI R GIAN LUCKA FUTRY GHANIA DENI NOPIANA SATRIA WIDYA REGGI R DEDE ZAINI M RAMADIY TRI S TAUFIQ F ERWAN RAMDHANI S MUHAMMAD N IMAM M I. DIMAS ARIEF Z SUHENDRA H GIA ANWAR S SANJAY H RIZKY M TRISNA ABDUL RESSA RADIAN SITI NUNUNG N DEWI PRATIWI RAMDAN RA
45 40 52 82 75 52 74 53 52 72 58 74 76 79 76 62 86 79 42 78 40 76 71 77 65 58 59
70 71 71 95 79 78 75 80 70 75 70 80 82 85 90 71 89 89 70 85 80 85 75 87 86 85 79
25 31 19 13 4 26 1 27 18 3 22 6 6 6 14 9 3 10 28 7 40 9 4 10 19 17 10
2) Wawancara Agar data yang diperoleh lebih lengkap, maka selain melalui hasil tes dilakukan juga wawancara kepada para mahasiswa. Wawancara yang diberikan kepada mahasiswa berupa pertanyaan secara lisan dan harus dijawab dengan alasan-alasannya. Semua mahasiswa yang diwawancara pada dasaranya mereka memberikan pernyataan yang sama yaitu sangat suka menggunakan pendekatan student center learning dangan problem based learning and inquiry
43
TABEL 4.7 Pendapat Mahasiswa Tentang Pembelajaran Student Center Learning dengan Menggunakan problem based learning and inquiry Nama Jawaban/Pendapat Mahasiswa Mahasiswa wiga Pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry sangat suka Karena bisa melatih pemahaman kita Menginginkan pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry diajarkan pada mata kuliah laian Sangat memberikan dorongan dan motivasi pada saat belajar Memberikan pengalaman yang baru saat belajar Mendapatkan pemahaman yang cepat Dapat berdiskusi dengan teman dalam memecahkan masalah Memberikan keberanian dalam mengungkapkan pendapat Memberikan keaktifan dalam berfikir satria Sangat senang Pembelajaran biasanya ceramah sekarang praktek, menjadi tidak jenuh Pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry ingin diterapkan pada mata kuliah yang lain Sangat memberikan dorongan dan motivasi Memberikan pengalaman baru Dapat cepat paham dalam pemahaman materi Membuat aktif berfikir sanjay Sangat Suka Pada saat berdiskusi mencari ide-ide untuk memecahkanmasalah Pengalaman yang baru Sangat memberikan motivasi dan dorongan saat belajar Dapat berdiskusi dengan teman Lebih berani mengungkapkan pendapat Lebih aktif berfikir muhhamad Suka proses pembelajarannya Suka pada saat berdiskusi tampil praktek Sangat memberikan dorongan dan motivasi Memperoleh pengalaman baru Cepat paham Dapat berdiskusi dengan teman Berani mengemukakan pendapat Aktif berpikir
44
dini
Suka Suka pada saat melakukan simulasi mengajar Sangat memberikan dorongan dan motivasi untuk tampil Memperoleh pengalaman baru Cepat paham Dapat berdiskusi dengan teman Berani mengemukakan pendapat Aktif berpikir
B. Pembahasan Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, mahasiswa kelas A semester 1 angkatan 2013 pada mata kuliah permainan bola basket semuanya belum mendapatkan nilai di atas nilai KKM (70%) masih di bawah nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 68,35%). Dari hasil analisis yang dilakukan terungkap bahwa masalah yang terjadi dalam mata kuliah Permainan bola basket tersebut adalah sulit memahami tntang teknik dasar dan kombinasi materi pembalajaran. Selain itu, tidak semua sekolahsekolah selalu memberikan teknik dasar semua dalam permainan bola basket. Sehingga untuk membantu mahasiswa dalam mengenali teknik dasar yang kompleks agar mudah diingat, menggunakan pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inquiry. Dengan menggunakan pembelajaran tersebut mahasiswa dengan kreatif mencari bahan ajar dan selalu menggali materi sesuai dengan tugas yang diberikan. Dengan model ini juga mahasiswa dapat leluasa didalam proses pembelajaran nmun tetap dalam pengawasan. Data hasil setelah menggunakan pembelajaran Student Senter Learning dengan menggunakan model problem based learning and inquiry menunjukan
45
adanya peningkatan pada hasil post test, dengan hasil 35 mahasiswa semuanya mencapai 100% di atas nilai KKM. Dari hasil tersebut terjadi peningkatan, nilai rata-rata yang awlanya 68,35 menjadi 80,3. Dari hasil observasi peneliti dan mahasiswa didapat hasil bahwa seluruh aspek nampak dalam pembelajaran dengan hasil yang baik, hal ini mengindikasikan terjadinya peningkatan keterlibatan Dosen dan mahasiswa dalam pembelajara Student Center Learning dengan menggunakan problem based learning and inquiry. Kesadaran perlunya pendekatan SCL dengan pendekatan menggunakan problem based learning and inquiry tersebut dalam pembelajaran didasarkan adanya
kenyataan
menghubungkan
bahwa
antara
apa
sebagian yang
besar
mereka
mahasiswa pelajari
tidak
dengan
mampu
bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. “Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak,belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka, baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat” (Masnur Muslich, 2007:40-41). Keberhasilan pembelajaran SCL didukung dengan keunikannya, yaitu bahwa belajar tidak sekedar menghapal tetapi menghubungkan pengetahuan dan keterampilan baru, lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupan nyata. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Nurhadi (Masnur Muslich, 2007:41) yaitu “Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.” Dari pernyataan di atas menujukan bahwa pembelajaran SCL mengisaratkan bahwa seseorang yang
46
belajar dengan menggunakan pendekatan problem based learning and inquiry tidak hanya sekedar tahu tapi juga paham melalui pengalamannya langsung. Pernyataan
di
atas
mengingatkan
penulis
dengan
teori
piramida
pembelajaran. Piramid pembelajara ini adalah suatu bentuk penjelasan bagaimana cara agar kita mampu menguasai materi pelajaran dengan cepat (lebih cerdas). Konsep utamanya diambil dari seorang pakar bernama Edgar Dale pada tahun 1969, yang kemudian diberikan bobot secara persen dalam penelitian-penelitian tentang efektivitas belajar belakangan ini. Jika kita perhatikan Gambar Piramida Pembelajaran, Kita dapat melihat bahwa secara garis besar, model pembelajaran itu terbagi menjadi 2: Aktif dan Pasif. Pada model pembelajaran pasif, rata-rata itulah model yang masih digunakan secara umum dalam model belajar saat ini. Membaca memberikan andil penguasaan materi 10%, mendengarkan 20%, dan melihatnya secara langsung memberikan kontribusi sebesar 30%. Tapi coba kemudian kita lihat dalam model pembelajaran aktif, dimana ketika kita 'mengatakan' atau 'mengajarkan orang' atau 'berdiskusi', maka itu bisa memberikan 70% pemahaman terhadap materi yang dikuasai, serta jika kita 'aktif melakukan/mengaplikasikan ilmu' maka hal tersebut berkontribusi 90% terhadap pemahaman kita terhadap materi pelajaran. Uraian diatas mengenai belajar dalam piramida pembelajaran disampaiakan oleh kepala bidang Perencanaan dan Pengembangan Pusdiklat Pajak, Ibu Ida Hamidah dalam Acara Penutupan DTSS Manajemen Ekstensifikasi Angkatan I di Gedung B BPPK. Diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Pajak mulai tanggal 22 April sampai tanggal 26 April 2013 (www.bppk.depkeu.go.id)
47
Walaupun uraian di atas bukan membahas tentang pembelajaran Student Ceter Learning, namun pernyataannya mengisyaratkan bahwa pembelajaran yang aktif lebih memberikan kontribusi terhadap pemahaman dalam belajar dan hal tersebut ada dalam pembelajaran SCL. Pernyataannya Ibu Hamidah pun mengatakan bahwa belajar yang kurang efektif adalah mengandalkan membaca dan mendengarkan saja, tanpa ditindak lanjuti oleh perbuatan apapun. Jika model belajarnya seperti ini, siap-siap untuk belajar keras sekeras-kerasnya agar bisa memahami materi dengan baik. Dengan adanya pembelajaran SCL dengan menggunakan pendekatan problem based learning and inquiry ini membuat anak lebih aktif dan mandiri sehingga hasil pembelajarannya lebih baik. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut 1. Pada umumnya mahasiswa PJKR angkatan 2013 tahun ajaran 2013-2014 pada semester 1 kelas A yang berjumlah 35 orang mengalami kendala mengenali dan memahami berbagai macam teknik dassar permainan bola basket. Maka dari itu, tim pengajar melakukan penelitin dengan menggunakan pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inquiry, dan hasilnya sangat baik. 2. Setelah menerapkan pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inquiry diperoleh data dari hasil evaluasi. Dapat disimpulkan bahwa awalnya
dinyatakan belum mencapai KKM
karena 12 mahasiswa hanya mencapai nilai di bawah 70. Sedangkan data hasil setelah menggunakan pembelajaran student center learning dengan menggunakan model problem based learning and inquiry menunjukan adanya peningkatan pada hasil post test, dengan hasil 35 mahasiswa semuanya mencapai 100% di atas nilai KKM. 3. Setelah menerapkan pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inquiry peningkatan pemahaman dan hasil belajar permainan bola basket membaik. Selain itu diperoleh penemuan-
48
49
penemuan dari hasil wawancara kepada mahasiswa yang menunjukan sikap yang positif terhadap pembelajaran student center learning dengan cara problem based learning and inquiry. Berikut ini adalah rangkuman pendapat dari mahasiswa terhadap pembelajaran Student Center Learning dengan model problem based learning and inquiry, diantaranya mahasiswa mengatakan (1) pembelajarannya sangat suka, (2) pembelajaran ini bisa melatih pemahaman kita, (3) menginginkan pembelajaran Student Center Learning dengan problem based learning and inquiry diajarkan pada mata kuliah lain, (4) sangat memberikan dorongan dan motivasi pada saat belajar, (5) memberikan pengalaman yang baru saat belajar, (6) mendapatkan pemahaman yang cepat, (7) dapat berdiskusi dengan teman dalam memecahkan masalah, (8) memberikan keberanian dalam mengungkapkan pendapat, (9) Merangsang munculnya kreativitas.
D. Saran Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Penjas adaptif dan tercapainya keberhasilan dalam pelajaran permainan bola basket di Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, hendaknya: 1. Diharapkan
para
pengajar
berupaya
untuk
menciptakan
dan
mengembangkan proses pembelajaran yang dapat menyenangkan peserta belajar, sehingga mereka mempunyai sikap positif dan pemahaman yang lebih terhadap apa yang diajarkan.
50
2. Diharapkan para pengajar khususnya dosen yang mengajar di Universitas Siliwangi, untuk lebih giat melakukan penelitian. Karena dengan melakukan penelitian kita bisa memecahkan masalah dari apa yang dihadapi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga akhirnya bisa meningkatkan kualitas mengajar dan meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi peluang kepada peneliti lainnya untuk dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut. Sehubungan dengan hal tersebut maka kiranya penelitian ini perlu dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadamrizal www.slideshare.net/2010/12/04/sistem-pendidikan-nasionalmenurut-uu-no-20-2003/. Diakses 19/05/2014, 10.30. Assrori, M. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima Arifuddin (2009) Penerapan Metode Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara. Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri No.1 Banjar Tegal Singaraja Fairuz www.fairuzelsaid.wordpress.com/2011/12/04/pembelajaran-SCLmenurut/Rogers/ Diakses 4/02/2014, 20.45. Monika (2012) Model Pembelajaran Student Center Learning. Di Sekolah Dasar Muhamadiyah (Plus) Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Malik Nasir ( 2006) Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi Mata Kuliah Rangkaian Listrik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Stugi Pendidikan Teknik Elektro. Universitas Negeri Makasar Muslich,M.(2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta: Bumi Aksara Suherman, Adang (2009), Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani, Bandung: CV. Bintang Warli Artika. Taniredja, T, et.al. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta Wiriaatmaja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rodsa www.bppk.depkeu.go.id/2012/04/1/teori-piramid-pembelajaran-menurut/edgardale/. Diakses 2013/07/12. 08.40
51
52
LAMPIRAN
Laporan Anggaran Biaya
No
Anggaran
Biaya
Total
1
Honorarium Peneliti
3 X @ Rp. 250.000
Rp.
750.000
2
Biaya Bahan dan Peralatan
Rp. 100.000
Rp.
100.000
3
Biaya Dokumentasi
Rp. 100.000
Rp.
100.000
4
Biaya Penyusunan Proposal
Rp. 100.000
Rp.
100.000
5
Biaya Laporan
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
6
Biaya penelusuran Pustaka
Rp. 100.000
Rp.
100.000
7
Biaya Seminar
Rp. 350.000
Rp.
400.000
8
Biaya Pelaksanaan Penelitian
Rp. 400.000
Rp.
450.000
TOTAL
Rp. 3.000.000
52
SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah
: Permainan bola basket
Jumlah SKS
: 2 SKS
Semester
: 1 (satu)
Kelompok Mata Kuliah
:
Program Studi
: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Nama Dosen
: H. Budi Indrawan, M.Pd Iman Rubiana, M.Pd Deni Nurhidayat, M.Pd
2. Tujuan Pembelajaran Umum : Pemberian mata kuliah ini untuk membekali mahasiswa mengetahui dan memahami tentang permaiinan bola basket dari mullai teknik dasar, game, perwasitan dan pelatiihan. Agar suatu saat nanti mereka siap mengajar mata pelajaran penjas disekolah dengan materi permainan bola baskket akan terbiasa dan mampu memberikan materi sesuai dengan harapannya. 3. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang teknik dasar, bermain bola basket yang baik, dan perwasitan dalam permainan bola basket. 4. Pendekatan Pembelajaran: Ekspositori dan inkuiri -
Metode : Ceramah, praktek, tanya jawab, diskusi, dan pemecahan masalah.
53
54
-
Tugas : Tugas evaluasi materi, pembuatan RPP dan silabus, mencari bahan untuk mengajar, simulasi praktek mengajar dengan menggunakan metode problem based learning and inquiry, diskusi.
-
Media : bola, lapangan bola basket,pluit, alat peraga dan papan tulis.
5. Evaluasi : -
Kehadiran
-
Tugas Evaluasi Materi
-
Praktek mengajar, Penyajian dan Diskusi
-
UTS
-
UAS
6. Rincian Materi Kuliah Tiap Pertemuan : Pertemuan 1
Pertemuan 2
: materi teknik dasar passing -
Passing chest pass
-
Passing bounce pass
-
Passing over head pass
: materi teknik dasar passing -
Passing side pass
-
Passing sofft ball pass
-
Passing jevelin pass
Pertemuan 3
: materi kombinasi teknik passing
Pertemuan 4
: materi teknik driblimg
Pertemuan 5
: kombinasi dribling dengan passing
55
Pertemuan 6
: permainan bola basket hanya menggunakan passing dan dribling
Pertemuan 7
: pengenalan teknik shooting
Pertemuan 8
: UTS
Pertemuan 9
: praktek mmengajar teknik shooting
Pertemuan 10
Pertemuan 11
-
Standing shoot
-
Shooting di garis free trowh
: praktek mmengajar teknik shooting -
Tree point shoot
-
Kombinasi shooting
: praktek mmengajar teknik shooting -
Pertemuan 12
Lay-up shoot
: praktek bermain dengan menggunakan teknik yang diberikan
Pertemuan 13
: praktek bermain dengan menggunakan teknik yang diberikan dan peraturaan permainan
Pertemuan 14
: belajar perwasitan
Pertemuan 15
: strategi dan pola bermain
Pertemuan 16
: UAS
7. Daftar Buku : Sherrill (1984), Hendrayana (2007), budi daan deni (2010), james (2006),
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Universitas
: Universitas Siliwangi
Fakultas
: FKIP
Jurusan
: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Mata Kuliah
: Permainan bola basket
Kelas
:A
Semester
:1
Jumlah SKS
: 2 SKS
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan pembelajaran teknik dasar dan memahami permainan bola basket B. Kompetensi Dasar Melakukan prraktek mengajar sesuai dengan tugas yang diberikan C. Indikator 1. Mencari tugas bahan ajar 2. Mempraktekan tugas yang telah diberikan dalam proses pembelajaran D. Tujuan Pembelajaran Melalui tugas belaja yang diiberikan diharapkan siswa mapu lebih kreattiff dan akttif ddalam proses pembembelajaran.
56
57
E. Materi Pokok Menyampaikan tugas mengajar dengan cara melakukan praktek langsung F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: Pembelajaran Student Center Learning
Metode
: problem based and inquiry
G. Langkah-langkah 1. Kegiatan Awal (20 menit) -
Mengucapkan salam
-
Berdo’a
-
Mengecek kehadiran siswa
-
Memberitahukan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
-
Mengkondisikan kelas
-
Apersepsi
2. Kegiatan Inti (60 menit) -
Setiap kelompok melakukan praktek mengajar sesuai dengan tugasnya
-
Setiap kelompok ada yang berperan menjadi guru dan ada yang berperan menjadi murid
-
Setelah melakukan simulasi mengajar melakukan diskusi untuk mengulas apa yang telah disajikan oleh setiap kelompok
3. Kegiatan Akhir ( 20 menit) -
membuat kesimpulan
-
Post test (Tes akhir)
-
Menyampaikan pesan-pesan
58
-
Menutup pembelajaran
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Peralatan olahraga yang dibutuhkan 2. Stop watch, peluit 3. Alat tulis 4. Buku sumber I. Penilaian 1. Prosedur
: Test akhir
2. Jenis Tes
: Test praktek
3. Bentuk tes
: mempraktekan materi yang telah diberikan
4. Alat Tes
: Tes passing Tes dribling Tes shooting
59
Kriteria Penilaian: SKOR 5
4
3
2
1
JAWABAN SISWA Sangat baik : melakukan teknik dasar dengan baik, waktu sesuai dengan yang ditentukan dan bola banyk yang masuk. Baik : melakukan teknik dasar dengan baik, waktu kurang sesuai dengan yang ditentukan dan bola banyak yang masuk. Cukup : melakukan teknik dasar dengan baik, waktu kurang sesuai dengan yang ditentukan dan bola tidak banyak yang masuk. Kurang : melakukan teknik dasar kurang baik, waktu kurang sesuai dengan yang ditentukan dan bola tidak banyak yang masuk Sangat Kurang : melakukan teknik dasar tidak baik, waktu sangat kurang dari yang ditentukan dan bola tidak ada yang masuk Tasikmalaya,………………. Ketua Peneliti
H. Budi Indrawan, M.Pd
60