Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum usia sekolah, biasanya orang tua adalah satu-satunya orang yang dipercaya, paling dekat sekaligus tempat bertanya bagi anak-anaknya, dan orang tua dengan sabar dan bijak mencuba menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh anak-anak yang secara alami akan membawa anak dari satu pertanyaan ke pertanyaan lain yang berkaitan dengan apa yang ingin diketahui olehnya. Kadang anak menolak bantuan dalam mengerjakan sesuatu hingga benarbenar tidak mampu mengerjakannya sendiri, mereka baru meminta bantuan kepada orang tua. Orang tua yang bijak akan membiarkan tetapi selalu siap sedia jika anak bertanya atau membutuhkan pertolongan. Suasana yang tergambarkan diatas, menunjukkan bahwa anak-lah yang memegang kontrol atas cara belajarnya sendiri (Student Centered). Mereka tidak belajar karena disuruh. Bimbingan secara individu, ketika dibutuhkan, adalah dasar dari pendidikan yang diterima anak sebelum masuk sekolah, sehingga mereka merasa sedang bermain, tidak merasa terpaksa untuk belajar. Dari proses itu, motivasi intrinsik anak untuk belajar akan tergali dan berkembang secara alami. Namun begitu anak siap untuk memasuki sekolah secara formal, antusiasme dan kesenangan dalam belajar menjadi hilang. Anak cepat menjadi bosan, lebih tertarik pada hal-hal lain seperti menonton televisi, bermain dan sebagainya. Motivasi untuk belajar menjadi hilang disebabkan oleh kenyataan bahwa anak diharuskan belajar menurut apa yang harus dipelajari. Sebagian peserta didik memang belajar ataupun mengerti materi yang diajarkan, tetapi sering sifatnya hanya jangka pendek, untuk keperluan menjawab ulangan atau memperoleh nilai bagus supaya naik kelas. Ilmu pengetahuan yang dipelajari sering tak dapat diingat ketika harus memecahkan persoalan nyata. Motivasi untuk belajar hanya bersifat terpaksa, karena datangnya dari luar dirinya, bukan dari dalam dirinya sendiri, padahal motivasi dari dalam diri sendiri adalah sangat dibutuhkan bagi seorang anak untuk terus dan suka belajar. Sementara itu, era globalisasi serta perkembangan teknologi informasi telah menimbulkan perubahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang. Batasan wilayah, bahasa dan budaya yang semakin tipis, serta akses informasi yang semakin mudah menyebabkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperoleh seseorang menjadi cepat usang. Persaingan yang semakin tajam akibat globalisasi serta kondisi perekonomian yang mengalami banyak kesulitan, terutama di Indonesia, membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, memiliki jiwa enterpreneur serta kepemimpinan. Pendidikan yang menekankan hanya pada proses transfer ilmu pengetahuan atau hanya berpusat pada pengajar (Teacher Centered) tidak lagi relevan, karena hanya akan
menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan masa lampau, tanpa dapat mengadaptasinya dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. B. Rumusan Masalah Membaca pada latar belakang di atas, kiranya ada beberapa hal yang perlu di bahas dan di urai agar menjadi lebih jelas. Yaitu,
Pengertian Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning
Perbedaan Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning
Kelebihan dan Kekurangan Student Centered Learning dan Teacher Centered Learning
Kelebihan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning 5. Tujuan dan Manfaat · Tujuan : Untuk mengetahui metode pembelajaran Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning, mengidentifikasi perbedaannya, kemudian memperbandingkan keduanya. · Manfaat : Setelah membaca, menelaah dan memahaminya kiranya dapat di aktualisasikan dalam pembelajaran di tempat-tempat mengajar. II. PEMBAHASAN 1. Pengertian Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning A. Pengertian Teacher Centered Learning Teacher Centered Learning, berasal dari kata Teacher yang berarti “Pengajar”, Centered artinya “Pusat” dan Learning artinya “Pembelajaran”. Maksudnya adalah suatu system pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Di sini ilmu di transfer secara cepat dari dosen kepada mahasiswa secara drill sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena hanya mendengarkan dari dosen.[1] B. Pengertian Student Centered Learning Student Centered Learning, berasal dari kata Student yang berarti “Pelajar”, Centered artinya “Pusat” dan Learning artinya “Pembelajaran”. Maksudnya adalah strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subyek/peserta didik yang aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult learner, bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya, serta mampu belajar beyond the classroom.[2] 2.Perbedaan Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning Perubahan dari TCL (Teacher Centered Learning) menuju SCL (Student-Centered Learning) di pendidikan tinggi merupakan tantangan terhadap administrator, dosen, dan mahasiswa. Tantangan tadi bersumber pada berbagai perbedaan yang ada sebagai akibat dari perubahan system pembelajaran. Perbedaannya ialah:
Teacher Centered Learning
Dosen berperan sebagai otoritas formal
Dosen memberi kuliah kepada mahasiswa
Belajar adalah kegiatan individualis dan kompetitif
Aktivitas mahasiswa bersifat pasif
Isi tidak bersifat kontekstual
Materi kuliah merupakan bagian terpenting
Pengetahuan diberikan secara terpisah oleh beberapa dosen
Waktu yang digunakan lebih singkat Student-Centered Learning
Dosen berperan sebagai fasilitator,motivator
Mahasiswa bertanggung jawab atas pembelajarannya
Mahasiswa belajar dalam suasana kolaboratif
Aktivitas bersifat aktif
Isi bersifat kontekstual dan relevan
Proses belajar dan isi yang dipelajari merupakan dua hal yang penting
Mahasiswa dihadapkan pada masalah yang otentik dan terintegrasi
Waktu yang digunakan cukup lama 3.Kelebihan dan Kekurangan Student Centered Learning dan Teacher Centered Learning Metode student centered adalah metode dimana focus utamanya adalah murid, ini berarti murid yang harus aktif, guru hanya akan membimbing murid. Sedangkan metode teacher centered adalah metode dimana guru yang aktif , murid hanya menjadi pendengar yang baik. Kedua metode pembelajaran ini memiliki kelemahan dan kelebihannya masing masing. Kebanyakan sekolah saat ini ingin memakai metode student centered namun apakah metode student centered jauh lebih baik dari pada teacher centered?. Dibawah akan dijelaskan karakteristik kedua metode tersebut. Teacher-Centered
Student-Centered
Terfokus pada guru, guru yang berperan Terfokus pada murid, murid yang berperan aktif aktif Lebih terikat pada tata bahasa (murid Kurang terikat dengan tata bahasa, murid menggunakan pengertian sesuai dengan memakai kata kata sesuai dengan penegertian dari guru) pengertiannya Guru yang berperan aktif, murid menjadi Guru hanya sebagai pembimbing, murid pendengar yang baik. yang aktif Murid mengerjakan tugas sendiri
Murid
mengerjakan
tugas
secara
berkelompok, berpasagan ataupun sendiri tergantung keadaaan
Guru memperhatikan siswa dengan seksama
Murid memecahkan masalah sendiri, guru hanya akan memberikan feed back dan perkembangan memjelaskan persoalan persoalan yang melenceng
Karena guru sangat berperan dalam keberhasilan siswa, maka guru yang Guru hanya sebagai pembimbing sehingga tidak berkualitas akan sangat guru yang kurang berkualitas tidak begitu mempengaruhi kepandaian murid mempengaruhi kepandaian murid Guru yang menentukan topic yang ingin Murid yang menentukan topic yang ingin di dipelajari bahas Guru mengevaluasi pembelajaran murid
Murid mengevaluasi pembelajarannya namun guru juga ikut mengevaluasi
Kelas tenang
Kelas bising
Kedua metode pengajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan, metode teacher centered lebih menekankan guru yang berperan aktif, murid menjadi pendengar yang baik,metode ini membuat murid lebih paham dengan materi dan ada penelitian yang dilakuakan diamerika. Penelitian dilakukan kepada murid SMA, setelah diteliti ternyata murid dengan metode teacher centered mendapat nilai yang lebih bagus dari pada murid dengan metode learner centered, Namun walaupun mendapat nilai yang lebih bagus murid yang menggunakan metode learner centered lebih mampu menghadapi mengahadapi masalah karena mereka terbiasa memecahkan masalah sendiri sehingga membuat mereka lebih mandiri. Sebaiknya dalam proses pembelajaran kedua metode ini dipakai agar kelebihan dan kekurangannya dapat diatasi.[3] 4. Kelebihan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning Dari kelebihan dan kekurangan di atas, tentunya dapat diambil benang merahnya, bahwa metode pembelajaran (Student-Centered Learning) inilah yang lebih mempunyai kelebihan. Karena pelaksanaan metode pembelajaran ini diarahkan pada integrasi knowledge management system sehingga diharapkan menghasilkan intellectual capital yang bermanfaat. Dengan konsep Student-Centered Learning, mahasiswa bukan lagi sebagai obyek dari pengembangan ilmu pengetahuan namun diharapkan menjadi pelaku aktif dari pengisi content di dalam proses pembelajaran. Dosen hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini tentunya akan lebih menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja
dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.[4] III. PENUTUP Simpulan Dengan adanya suatu system pembelajaran yang bersifat non konvensional, setiap mahasiswa dituntut aktif dalam system pembelajaran SCL (Student Centered Learning). Setiap pembelajarannya mahasiswa akan selalu dihadapkan pada suatu masalah yang terjadi di masyarakat. Dengan system ini mahasiswa harus dapat menguraikan masalah-masalah tersebut secara ilmiah dan sistematis melalui suatu metode. Pilihan SCL (Student Centered Learning) dalam menghadapi era globalisasi serta perkembangan teknologi informasi ini sangat bisa di harapkan terwujudnya sumber daya manusia yang kreatif, memiliki jiwa enterpreneur serta kepemimpinan, yang nantinya akan mampu membawa Indonesia kedepan menjadi lebih maju. DAFTAR PUSTAKA nEmaLz88_Blog (http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com) Robbin Yama Shita, ( http://robinys.blogspot.com/2013/06/teacher-centered-learning-tcldan.html ) Buku Panduan Pelaksanaan Student Centered Learning (SCL) Dan Student Teacher Aesthethic Role-Sharing (Star). (Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 2010). Prof. Dr. Aris Pongtuluran, dr., MPH. (STUDENT – CENTERED LEARNING: The Urgency and Possibilities)