SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS PENGUMUMAN MELALUI METODE PENUGASAN Pada siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2010
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : NASRODIN NIM : 11408165
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA 2009 /2010
1
2
NOTA PEMBIMBING Lamp ………. Eksemplar
Kepada YTH Ketua STAIN Salatiga Biro Skripsi STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb Setelah melakukan penelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikanperbaikan seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut dibawah ini siap untuk dimunaqosyahkan. Nama
: Nasrodin
NIM
: 11408165
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang Tahun 2010. Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamualaikum Wr. Wb Salatiga, 24 Agustus 2010
Ilyya Muhsin,S.HI.,M.Si NIP. 19790930 200312 1 001
3
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail
PENGESAHAN Skripsi Saudari : NASRODIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408165 yang berjudul : " Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan
Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Menulis Pengumuman Melalui Metode Penugasan Tahun 2010", telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. (S Salatiga, 25 September 201 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Machfudz, M.Ag.
Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si NIP. 19700529 200003 2 001
NIP. 19610210 198703 1 006 Pembimbing
llyya Muhsin,S.HI.,M.Si NIP. 19790930 200312 1 0
4
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi laporan hasil penelitian tindakan kelas saudara/I : Nama
: Nasrodin
NIM
: 11408165
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang Tahun 2010. Telah disahkan oleh dosen pembimbing skripsi (Ilyya Muhsin,S.HI.,M.Si) pada hari selasa 24 Agustus 2010
5
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Nasrodin
NIM
: 11408165
Jurusan
: Tarbiyah
Program setudi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Agustus 2010
Nasrodin
6
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO 1. Hasil kita sendiri lebih berharga dari bantuan orang lain. 2. Kunci kesuksesan ada pada diri kita sendiri. 3. Maknai hidup dengan beribadah dan berbuat kebajikan.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Ayahanda tercinta Marjono dan Ibunda tercinta Lulus Lestari terimakasih atas doa dan dukunganya hingga aku bisa menjadi begini. 2. Kakakku Ismanto, Istriyanti dan Adikku Agus Asruri tercinta. 3. Istriku Siti Zahroh dan Buah hatiku Muhamad Naufal Fatih Adinata tercinta 4. Bapak Bustanul Ariffin selaku kepala Madrsah dan M. Saefudin, M Asrori, Lilis W, Istokomah, Ramidi Selaku Guru MI Ma’arif Bandungrejo yang selalu memberi Suport.
7
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji sukur atas rahmat dan nkmat Allah SWT. Hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang Mengikutinya. Dalam penyusunan ini, penulis telah mengeluarkan segala kemampuan yang penulis miliki, dan dorongan dari semua pihak maka tersusunlah skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Menulis Pengumuman Melalui Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009 / 2010. Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada khususnya dan pada umat islam pada umumnya. Harapan penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan brjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuanya penulis mengharurkan banyak terima kasih kepada : 1. Ketua STAIN Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. Beserta dosen Fakultas Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN, Salatiga yang telah memberikan pendidikan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak
Ilyya
Muhsin,S.HI.,M.Si
selaku
pembimbing
yang
telah
memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan kesabaran dan ketlatenan sampai terselesainya skripsi ini.
8
3. Teman-teman guru serta teman-teman kampus senasip seperjuangan yang senantiasa ada dikala aku butuh bantuan. 4. Semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di STAIN Salatiga sampai penulis an skripsi ini. Harapan dari penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, dan skripsi ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar skripsi ini lebih sempurna. Akhirnya penulis menghaturkan banyak tyerima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat saya
Nasrodin
9
ABSTRAK
Nasrodin,2010, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis Pengumuman Melalui Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang Tahun 2010.
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktifitas yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan juga dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya, melalui pendidikan pula kita dapat memberikan informasi pengetahuan dan pembentukan ketrampilan. Lebih luas lagi pendidikan meliputi kepada usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi sosial yang memuaskan. Pembelajaran ketrampilan bahasa merupakan salah satu upaya pemberian informasi dalam bentuk ketrampilan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI merupakan pembelajaran yang utama, sebab dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta informasi yang diberikan oleh pendidik maupun yang diperolehnya sendiri dari membaca. Permasalahan dalam pembelajaran adalah Apakah metode penugasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumunan dapat meningkatkan motivasi ,keaktifan dan Prestasi belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo
10
tahun 2010, bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa, metode penugasan dapat membantu pemahaman dalam pembelajaran dan untuk mengerahui hasil prestasi belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis pengumuman. Hasil yang diperoleh dari serangkaian penelitian tindakan kelas dari siklus I 15 %, II 45 %, III 85 % Hal ini menunjukkan bahwa penelitian telah berhasil dan tidak perlu diadakan penelitian lagi.
11
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i LEMBAR BERLOGO…………………………………………………………….ii PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………..iii PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………………….iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………….v MOTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………...vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii ABSTRAK………………………………………………………………………...x DAFTAR ISI……………………………………………………………………...xi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang………………………………………………………..1 B. Rumuasan Masalah…………………………………………………..3 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………4 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...4 E. Hipotesis Tindakan………………………………………………….5 F. Definisi Istilah………………………………………………………5 G. Metode Penelitian…………………………………………………..10 H. Sistematika Penulisan………………………………………………17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pebgertian Prestasi Belajar ………………………………………..18 B. Pengertian Motivasi ……………………………………………….19 C. Pengertian Ketaktifan……………………………...……………….22 D. Pengertian Menulis ………………………………………………...25 E. Pengertian Metode Penugasan …………………………………….28 F. Pembelajaran Bahasa Indonesia …………………………………...30
12
G. Metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia …………………...48 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Keadaan Sekolah…………………………………………………...52 B. Diskripsi
Pelaksanaan
Siklus
I
(perencanaan,
pelaksanaan,
prngamatan/pengumpulan data dan refleksi)………………………61 C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………………………….68 D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III………………………………….73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Persiklus ………………………………………………...79 B. Pembahasan………………………………………………………..93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………...98 B. Saran...…………………………………………………………….101 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
13
BAB I PRNDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktifitas yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan juga dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya, melalui pendidikan pula kita dapat memberikan informasi pengetahuan dan pembentukan ketrampilan. Lebih luas lagi pendidikan meliputi kepada usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi sosial yang memuaskan. Pembelajaran ketrampilan bahasa merupakan salah satu upaya pemberian informasi dalam bentuk ketrampilan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI merupakan pembelajaran yang utama, sebab dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta informasi yang diberikan oleh pendidik maupun yang diperolehnya sendiri dari membaca. Pendidikan di sini merupakan pelayan. Pelayan disini dalam artian pelayan jasa bukan pelayan barang. Pendidik akan memberikan bentuk layanan, dalam bentuk perlakuan yang kurag lebih sama pada setiap murid, baik dari segi cinta kasih, bahan ajar maupun cara menyampaikan dan memberikan evaluasi pelajaran( Sanusi Uwes,2007;33 ) Berdasarkan hal tersebut di atas maka guru sebagai pelayan, pelaksana dan mengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam Bahasa Indonesia. Aspek-
14
aspek ketrampilan Bahasa Indonesia tersebut adalah menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Pada dasarnya keempat ketrampilan bahasa itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, ketrampilan menulisa merupakan kemampuan berkomunikasi secara produktif dan diekspresikan secara tulis. Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan bahasa, Kemampuan bahsa dalam arti luas kemampuan mengorganisasikan pemikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan atau tulis, kemampuan ini tergantung kepada frekuensi dan kualitas materi dengar, baca, tulis yang dilakukan seseorang dalam
kesehariannya, semakin sering seseorang mendengar, membaca, dan
menulis maka semakin komunikatif kalimat yang diturunkanya. Pembelajaran ketramilan berbahasa tidak ditafsirkan sebagai mengajarkan, memahami dan mengunakan bahasa tetapi harus dipahami sebagai
mengajak siswa berlatih
memahami dan megunakan bahasa terutama di Madrasah Ibtidaiyah ( MI ). Sehubungan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa, ditemukan bahwa siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang banyak yang belum memahami penerapan kalimat dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian aspek menulis, yaitu pada saat anak harus menulis pengumuman dengan mengunakan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaannya. Agar keberhasilan pembelajaran dan proses pengajaran efektif guru harus mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi tidak tertumpu pada satu metode. Metode yang berfariasi dapat merubah kejenuhan siswa sehingga lebih senang dan semangat dalam belajar. Pengunaan
15
metode disesuaikan dengan tujuan yang yang ingin dicapai materi yang disampaikan sesuai kemampuan siswa. Praktek pembelajaran Bahasa Indonesia membuat Pengumuman sering kurang efektif karena pada dasarnya peserta didik belum mampu menulis dan membaca dengan baik dan benar Berdasarkan permasalahan diatas perlu dikembangkan metode pembelajaran yang efektif dala pembelajara Bahasa Indonesia agar siswa dapat menulis pengumumen dengan baik dan benar maka penulis mengambil judul : “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang Tahun 2010”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan later belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah metode penugasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumunan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo tahun 2010? 2. Apakah metode penugasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumunan dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo tahun 2010?
16
C. Tujuan Penelitian Dari pokok permasalahan diatas maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu : 1. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan metode penugasan pada siswa MI Ma’arif bandungrejo Ngablak Magelang tahun ajaran 2010. 2. Dengan metode penugasan dapat membantu pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahas Indonesia tentang Menulis pengumuman
dengan
mengunakan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan pada siswa MI Ma’arif bandungrejo Ngablak Magelang tahun ajaran 2010. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran tentang menulis pengumuman dengan baik dan benar serta memperhatikan ejaannya. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa a. Penelitian ini dapat berguna bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahas Indonesia tentang penulisan pengumuman. b. Penelitian ini dapat berguna bagi siswa agar menjadi medel belajar siswa. 2. Bagi Guru a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Dapat berkembang secara profesional karena dapat nmenunjukkan bahwa ia memperbaiki pembelajaran yang dikelola.
17
c. Dapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan dan ketrampilan sendiri. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini dijadikan pola pengembangan strategi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI) kususnya kelas yang sedang menjadi obyek penelitian. E. Hipotesis Tindakan 1. Jika metode penugasan dilaksanakan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan serta prestasi belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo. 2. Metode penugasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumunan dapat meningkatkan Prestasi belajar
siswa kelas IV MI
Ma’arif Bandungrejo. Pemilihan metode penugasan digunakan mampu meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan menulis pengumman disekolah, dirumah, serta menambah penguasaan materi menulis dan membuat pengumuman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditunjukkan pada siswa kelas IV Mi Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang tahun ajaran 2010 F. Definisi Istilah Untuk menghindari berbagai interprensi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan kata yang terkandung dalam judul skripsi yaitu :
1. Pengertian Menigkat
18
Meningkat artinya meninggalkan taraf kedudukan martabat seseorang yang lebih tinggi dari sebelunnya (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;1198) dapat diartikan sebagai gambaran siswa untuk meningkatkan kemampuan dirinya yang belum mengerti atau mengetahui materi yang
disampaikan agar menjadi lebih baik sehingga dapat
mengangkat dirinya atau merubah sikap seseorang. 2. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan).Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,lazimnya situjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru(Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;895) Berkaitan dengan hal diatas guru berkedudukan sebagai orang yang mengerjakan pelajaran untuk mengupayakan kualitas yang dilakukan secara sistwmatis, dan rasional dalam pengajaran yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi pemasalahan yang tidak membawa nilai kepada apa yangdiharapkan di dalam kelas. 3. Pengertian Motivasi Motivasi artinya dorongan yang timbul dari seseorang secara sadar atau tidak sadar untk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001; 756) dapat diartikan suatu dorongan atau dukungan dari ornag lain terhadap siswa agar siswa tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari luar ataupun
dari
dalam
diriseseorang,
dapat
juga
diartikan
suatu
19
kecenderungan dalam diri seseorang untuk bertindak mencapai suatu tujuan kongkret guna memuaskan kebutuhan. Berkaitan dengan hal di atas guru berkedudukan sebagai orang yang paling utama memberi dorongan atau dukungan, dalam mengajarkan pelajaran untuk mengupayakan kualitas yang dilaukan secara sistematis tetapi juga sebagai orang yang memotivasi siswa yang, diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang tidak membawa nilai kepada apa yang diharapkan. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru harus mampu menjadi motivator, cara guru mengajar yang menarik, menantang siswa berfikir dan berperan aktif akan mempengaruhi motivasi siswa secara positif, sebaliknya seorang guru tidak semangat
tidak kreatif dalam
mengajar atau bahkan membosankan dalam mengajar maka tingkat motivasi siswa menjadi rendah. 3. Pengertian Keaktifan Keaktifan berasal dari kata aktif yang memiliki arti giat, gigih, dinamis dan mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan kaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;23). Keaktifan bisa diartikan suatu perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan ketartiban seseorang untuk aktif dalam kegiatan.
4. Pengertian Menulis Menulis diartikan melahirkan pikiran, perasaan dengan tulisan atau membuat huruf atau angka dengan pena (Tim Penyusun Kamus Besar
20
Bahasa Indonesia, 2001;1219) sedangkan menurut Ricard tames dkk tulisan diartikan Piktrografik, tidak mengunakan huruf dan kata dalam tulisan melainkan dengan gambar,bangsa sumeria tulisan menyebut canelform yang artinya berbentuk tajam (Buku Pintar Sejarah Dunia 2008; 4) sehingga anak-anak diusia dini dapat dikatakan mampu menulis walaupun masih dalam bentuk corat-coret atau goresan-goresan sudah disebut tulisan. 5. Pengertian Metode Penugasan Metode adalah cara yang teratur dalam pemikiran baik untuk mencapai maksud (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001; 740) dalam Ilmu Pengetahuan disebutkan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam Bahasa Indonesia metode penugasan didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Atau bisa juga diartikan sebagai sistem perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan dan menyajikan materi Bahasa Indonesia secara teratur. Dalam menyajikan materi pembelajaran guru hendaknya tdak terpaku pada satu metode saja, beberapa metode dapat dikombinasikan dalam satu proses pembelajaran. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya mengunakan langkah- langkah sebagi berikut : a.
Setelah guru menjelaskan tentang materi guru memberi tugas kepada siswa yang bisa mengundang rasa ingin tahu siswa.
21
b. Selanjutnya guru dapat memotivasi siswa untuk belajar. c.
Setelah siswa dapat melaksanakan kegiata tersebut guru dapat mengaktifkan mental siswa untuk melaksanakan tugas dari guru.
d. Siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya sendiri melalui tugastugas dari guru. e.
Mengembangkan
pemahaman
siswa
terhadap
meteri
yang
dipelajarinya. f.
Setelah selesai guru memberikan latihan secara idividu , latihan ini tidak hanya sekala dengan bimbingan guru.
g. Stelah siswa melakukan latihan guru melakukan evaluasi dengan nilai sekor, nilai yang diperoleh adalah yang bisa membuat pengumuman dengan baik dan benar serta memperhatikan ejaan. h. Setelah selesai dilanjutkan siklus I, II, III Penugasan sebagai salah satu metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilaksanakan dengan cara memberikan tugas membaca, mendengarkan cerita, menulis kembali cerita atau informasi yang telah dibaca atau didengarnya, mengambil dari majalah atau koran-koran untuk dijadikan kliping. Penugasan dapat dilakukan atau dapat diberikan didalam kelas pada saat proses belajar mengajar atau dapat juga sebagai pekerjaan rumah. Guru juga bisa mengunakan metode yang lain sebagai gabungan metode tersebut. G. Metode Penelitian Pada dasarnya banyak penelitian yang dapat dilakukan oleh guru. Namun dalam hal ini peneliti mengambil penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
22
tindakan kelas (PTK) dalam bahas inggris adalah classrom acton research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka pengertian tersebut dapat diterangkan . 1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sustu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan
menunjuk pada sustu gerak kegiatan yang sengaja yang
dilkukan dengan tujuan tertentu , dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk siswa. 3. Kelas sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan mengabungkan batasan pengerian tiga kata iti yaitu 1. Penelitia 2. Tindakan, 3. Kelas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.(Arikunto dkk, 2006;2-3) Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan langkah-langkag sebagai berikut : 1. Rancangan penelitian
23
Penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) maka secara terperincai tahapan-tahapan dalam penelitian tidakan kelas adalah sebagai berikut : a. Menyusun rancangan tindakan (Planning) Tindakan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan , dimana, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Pelaksanaan tindakan (Acting) Dalam penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam penerapan hal ini guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. c. Pengamatan (Observing) Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru yaitu mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi pada siswa agar memperoleh data yang akurat untuk melakukan siklus berikutnya. d. Refleksi (Reflecting) Refleksi
yaitu untuk mengemukakan kembaliapa yang sudah
dilakukan. Refleksi ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah melakukan tindakan. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut diatas adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun ynag kembali kelangkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahapan penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.
24
Ada beberapa ahli yan mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar tahapan di atas yang lazim dilalui. Tahapan itu meliputi
(1). Perencanaan,
(2)
Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi dapat digambarkan dengam model dan rancangan tindakan dalam gambaran berikut, (Arikunto,2006;16-19)
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus II
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 1 2. Tempat Waktu dan subyek Penelitian a. Tempat
penelitian dilakukan di MI
Ma;arif Bandungrejo
kecamatan Ngablak kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2010
25
b. Waktu Penelitian yaitu waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei – juni semester kedua c. Subyek penelitian yaitu semua siswa siswi kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun ajaran 2010 yang berjumlah 20 Siswa. 3. Langkah-langkah atau siklus penelitian Pada penelitian tindakan diupayaan langkah-langkah yang sama yang dapat dalam rancangan penelitian, selain itu pula langkahlangkah tersebut adalah tindakan praktis yang berupa penanggulangan masalah belajar siswa dan kesulitan dalam mengajar guru. Proses tindakan ini dilaksanakan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, dan refleksi dengan mengunakan siklus I, siklus II, dan Siklus III. 4. Instrumen Penelitian Instrumen prnrlitia yanag digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran kelas serta penelitian hasil belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yaaitu Mrupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran, masing-masing rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berisi Standar kopetensi,kopetensi dasar,Indikator penyampaian hasil
26
belajar, tujuan khusus, keiatan belajar mengajar dan beberapa soal latihan. c. Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa terdiri dari buku cemara, cermat dan buku paket Bahasa Indonesia. Lembar kerja siswa ini digunakan untuk membantu proses pengumpulkan data.
d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar 1. Lembar observasi pengolahan data pembelajaran metode penugasanberguna untuk mengamati guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. 2. Lembar observasi aktivita siswa dan guru selama proses pembelajaran. e. Tes Formatif Tes foematif ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif diberikan pada setiap putaran bentuk yang diberikan bisa tes secara lisan ataupun tertulis. 5. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya, pengumpulan data ini bersifat kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) tentang kemajuan siswa (nilai /prestasi) dengan metode penugasan serta aktivitas siswa dan guru serta tes formatif. 6. Teknis analisis data
27
Tahapan sesesudah pengumpulan data adalah analisis data. Kegiatan pengumpulan data merupakan inti dari penelitian tindakan, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam penelitian tindakan. Seorang peneliti perlu memeahami teknik analisis data yang tepat agar manfaat penelitianya memiliki nilai ilmiah. Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan : 1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat di analisis secara diskriptif. Dalam hal ini peneliti mengunakan analisis secara diskriptif
yaitu mencari nilai rerata, persentase
keberhasilan belajar. 2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa, tentang tingkat pemahaman terhadap sustu ,mata pelajaran yang baru (koknitif)Pandangan siswa terhadap materi atau sikap siswa mengikuti pelajaran, motivasi atau dukungan dapat di analisis secara kualitatif. Dari dua jenis bentuk pengumpulan data diatas peneliti menggunakan teknik data kuantitatif yaitu untuk mengetahui nilai rerata presentase keberhasilan belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV MI Ma’arif Bandunrejo
kecamatan Ngablak
kabupaten Magelang sebagai subyek penelitian. Dimana pada saat ini prestasi belajar yang dihasilkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum mencapai target nilai kreteria ketuntasan minimal dalam belajar
28
yang ditentukan oleh lembaga sekolah yang diharapkan yaitu untuk mencapai nilai 70. H. Sistematika Penulisan Skripsi. Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : 1. Bagian awal yang terdiri dari : Halam sampul, Lembar Logo, Halaman Judul, Lembar Persetujuan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi dan Daftar Lampiran. 2. Bagian inti skripsi terdiri dari : BAB I
Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi Istilah / Oprasional, Metode Penelitia dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Kajian pustaka terdiri dari pengartian Motivasi , Ketrampilan, menulis, Metode Penugasan, Pembelajaran Bahasa Indonesia, dan pengertian tentang pengumuman.
BAB III
Pelaksanaan penelitian siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan,/pengumpulan data dan refleksi, pelaksanaan siklus II dan siklus III
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari diskripsi tiap siklus dan pembahasan dari kesimpulan.
BAB V
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir terdiri dari Daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan daftar Riwayat Hidup.tilah?oprasional, Me
29
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;895) Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang brhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa. Menurut
W.J.S
Porwodarminto prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. (http//www.sobstbaru.blogspoot.com) Belajar
adalah
modifikasi
atau
memperteguh
kelakuan
melalui
pengalaman. (learning is defined as the modification: or streng thening of behavior though experiencing), dan juga merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan
suatu hasil atau tujuan. (Dr. Omar Hamalik, 2003;36).
Menurt para ahli psikologi pendidikan berbeda-beda pendapat. Menurut Crow dan crow dalam bukunya Educational Psicohologi (1958). Mengemukakan belajar learning is acquisition of habits knowledge and attitude yang berarti memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Belajar menurut Drs. Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperolehsuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Witherington belajar merupakan perubahan dalam kepribadian ynag dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang
30
berbentuk ketrampilan,
sikap,
kebiasaan pengetahuan,
kecakapan,dan
pengalaman. (http//www.cafestudion61.wordpress.com). Pengertian prestasi belajar diatas dapat disimpulkan sebagai hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki siswa dengan ditandai perkembangan serta perubahan tingkahlaku pada diri siswa yang dihasilkan dari belajar dengan waktu tertentu untuk mendapatkan pretasi yang baik. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. B. PENGERTIAN MOTIVASI Motivasi adalah dorongan yang timbul dari seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk mlakukan tindakan dengan tujuan tertentu (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;756) Kata “motif’,diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat dikatakan sebagai daya pengerak dari dalam diri dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi suatu tujuan. Bahkan motif dapat di artikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yangt elah menjadi aktif (Sardiman A.M, 2009;73), ada dua pendekatan yang digunkan untuk meninjau dan memahami motivasi yaitu pertama motivasi dipandang sebagai suatu proses, kedua menetukan karakteristik proses berdasarkan petunjuk- petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaanya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainya.
31
Menurut Mc. Donald (1959) merumuskan
bahwa “ Motivation is an
energy change within the persen characterize by affectiv arausal and anticipatory goal reaktion “ yang diartikan bahwa Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditndai ngan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Dr. Omar Hamalik, 2003;106) Motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar, tanpa ada motivasi proses belajar akan kurrang berhasil. Disekolah motivasi belajar peserta didik dapat diamati dari beberapa indikator yaitu : a. Ketekunan dalam belajar Peserta didik yang tekun meluangkan waktu
lama untuk belajar
menenemkan bahwa ia mempunyai motivasi yang tinggi. b. Keseringan belajar Peserta didik yang sering belajr dan terus menerus menandakan motivasinya kuat. c. Komitmenya dalam memenuhi tugas –tugas sekolah. Peserta didik yang motivasinya kuat akan selalu mengerjakan apapun tugas yng diberikannya dari sekolah. d. Frekuensi kehadiran disekolah Peserta didik yang motivasinya begitu besar akan tetep datang kesekolah meskipun agak sakit. (Iskandar Wassia, M.Pd, 2008;136) Dengan demikinan setelah melihat pengertian dan indikatornya, motivasi dapat berfungsi bagi peserta didik, ada tiga fungsi motivasi dalam belajar yaitu:
32
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tuajuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuanya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.(Sardiman A.M. 2009;85) Disamping itu motivsai dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi dalm belajar. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik akan menimbulakan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Melihat dari pengertian, indikator, fungsi motivasi diatas maka pengertian motivasi dapat disimpulkan sebagai suatu kecenderungan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan kongkrit guna memuaskan kebutuhan. Pengertian motivasi diatas dapat disimpulkan sebagai dorongan yang timbul dari seseorang yang berupa daya gerak dari dalam atau luar subyek untuk melakukan aktivitasndemi mencapai suatu tujuan, untuk melakukan perubahan dengan ditandai timbulnya perasaan dan reaksi sehingga tercapai apa yang dituju.
33
Motivasi sangat berperan penting dalam pembelajaran , maka perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan kepada siswa, motivasi ini dapat dinyatakan dalam penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia. C. Keaktifan Keaktifan berasal dari kata aktif yang memiliki arti giat, gigih, dinamis dan bertenaga atau sebagai lawan ststis atau lamban dan mempunyai kecenderungan menyebar atau brkembang (Suharso dan Retnoningsih, 2005;3) Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;23). Keaktifan bisa diartikan suatu perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan ketartiban seseorang untuk aktif dalam kegiatan. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan perilaku atau tindakan nyata yang biasa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang siswa dalam berbai pembelajaran maupun kegiatan lainya diluar pembelajaran. Belajar menurut Drs. Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperolehsuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Witherington belajar merupakan perubahan dalam kepribadian ynag dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang berbentuk ketrampilan,
sikap,
kebiasaan pengetahuan,
kecakapan,dan
pengalaman. Keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu dan tingkah laku maupun kpribadian yang bersifat
34
kecakapan,sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan belajar akan terjadi pada diri siswa apa bila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori, sehinggaperilaku siswa berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya stimulus tersebut.Guru hendaknya mampu membina rasa keberanian, keingintahuan siswa, untuk itu siswa hendaknya merasa aman, nyaman, dan kondusif dalam belajar, peranan guru dalam pembelajaran siswa aktif adalah sebagai fasilitator dan pembimbing siswa yang memberi berbagai kemudahan siswa dalam belajar serta mampu mendorong sisw untuk belajar seoktimal mungkin. Keaktifan belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman:2001:99). Selama kegiatan belajar kedua aktifitas tersebut harus terkait, sehingga akan menghasilkan aktifitas belajar yang oktimal. Macammacam keaktifan belajar yangdapat dilakukanoleh siswa disekolah antara lain: 1. Visual
Activities,
seperti
:
membca,
memperhatikan
gambar,
memperhatikan demontrasi orang lain. 2. Oral Activites, seperti : mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, intrupsi. 3. Listening Activites, seperti : mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, pidato. 4. Writing Activites, seperti : menulis : cerita, karangan, peta, diagram. 5. Drawing Activites, seperti : membuat : grafik, pete, diagram 6. Motor Activites, seperti : melakukan percobaan, membuat kontruksi model, mereparasi.
35
7. Mental Activites, seerti : menanggapi, mengingat, memecahkansoal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional Activites, seperti : menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira, gugup, senang. Sedangkan menurut Soemanto (2003:107). Macam-macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi adalah sebagai berikut : 1. Mendengarkan 2. Memandang 3. Meraba, mencium dan mencicipi 4. Menulis atau mencatat 5. Membaca 6. Membuat ringkasan 7. Mengamati tabel, diagram dan bagan 8. menyusun kertas kerja 9. Mengingat 10. Berfikir. 11. Latihan atau praktek. Keaktifan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran memilki pengaruh yang berbeda-beda terhadap daya ingat siswa. Menurut Vernon Magnesen (Anni : 2004 : 85) dalam penelitiannya menemukan bahwa ingatan yang diperolh dari belajar melalui membaca sebesar 20%, mendengar sbesar 30%, melihat sebesar 40%, mengucapkan sebesar 50%, melakukan sebesar
36
60%, dan gabungan dari melihat, mengucap, mendengar, dan melakukan sebesar 90%. D. Pengertian Menulis Menulis diartikan melahirkan pikiran, perasaan dengan tulisan atau membuat huruf atau angka dengan pena (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;1219) sedangkan menurut Ricard tames dkk tulisan diartikan Piktrografik, tidak menggunakan huruf dan kata dalam tulisan melainkan dengan gambar, bangsa sumeria tulisan menyebut canelform yang artinya berbentuk tajam (Buku Pintar Sejarah Dunia 2008;4) sehingga anak-anak diusia dini dapat dikatakan mampu menulis walaupun masih dalam bentuk corat-coret atau goresan-goresan sudah disebut tulisan. Sedangkan menurut Mc Crimmon dalam bukunya (Dr. St. Slamet, M.Pd 2007;141) menulis diartikan kegiatan mengali pikiran dan perasan mengenai suatu subyek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menulisnya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya ( Suparno dkk, 2007;13). Dari pengertian tersebut menulis tidak dapat berdiri sendiri melainkan menulis berkaitan dengan membaca, menlis dan membaca sebagai aktivitas yang saling melengkapi dimana anak dapat menulis belum tentu bisa membaca, berbeda dengan anak yang bisa membaca pastilah bisa menulis, sehingga keduanya saling melengkapi, kebiasaan menulis tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan membaca. Meskipun
belum tentu membawa
37
kebiasaan menulis, karen kebiasaan membaca akan membuka cakrawala pengetahuan dan wawasan yang luas sehinga menjadi dasar menulis. Dengan demikian menulis itu suatu hal yang mudah akan tetapi bila menulis tidak diperhatikan secara serius maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Ada beberapa alasan mengapa gemar menulis itu penting : 1. Rasa suka terhadap suatu kegiatan merupakan persyaratan untuk keberhasilan dibidang apa pun. Demikian pula halnya dalam menulis. 2. Hanya anak-anak yang suka menulis saja yang akan menulis dengan sering dan teliti _hal yang mereka butuhkan yang untuk menjadi penulis ulung. 3. Hanya siswa-siswa yang gemar menulis dan banyak menulis secara mandiri, yang akan mengembangkan irama dan gaya pribadi mereka. 4. Hanya anak yang terbiasa menulis mandiri sajalah yang akan belajar cara menulis dengan fokus yang tajam. 5. Anak-anak harus seringdengan bebas menulis (serta membaca), supaya prigel (Sangan trampil) dalam menggunakan struktur kalimat yang kompleks dan benar secara tata bahasa. 6. Anak-anak
yang
menikmati
tulis-menulis
jarang
menunda-nunda
menyaerahkan makalah dan laporan sekolah yang ditugaskan. 7. Anak-anak yang suka menulis, dan sering menulis untuk iseng, juga lebih memeahami hal-hal yang dibaca. 8. Anak-anak yang gemar menulis (dan membaca) menjadi murit yang mudah unggul dalam hampir semua mata pelajaran. 9. Anak-anak dengan kebiasaan menulis pribadi yang mandiri mempunyai cara yang mudah untuk mengatasi trauma emosional.
38
10. Penulis yang prigel dan fasih mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian bidang pekerjaan. ( Mary Leonhardt,2005;19) Dari beberapa alasan di atas menunjukan bahwa pesan adalah muatan yang terkandung dalam suatu tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaianya. Jadi dalam komunikasi dengan bahasa tulis terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai penyamai pesan, peasn atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Berkomunikasi dengan bahasa tulisan, gagasan atau pesan yang disampaikan harus digunakan dengan jelas. Gagasan yang jelas hanya dugunakan dengan kalimat yang jelas pula, yakni kalimat efektif. Kalimat efektif berguna menghindari kesalahan pemahaman pembaca. Jika dalam bahasa lisan, kesalahan pemahaman pendengar dapat dikontrol atau dikehendakai langsung oleh pembicara dengan melakukan koreksi atas kesalahan pemahaman. Hal ini tidak demikian jika kita menggunakan bahasa tulis. Ini menunjukkan betapa pentingnya unsur kalimat efektif dalam bahasa tulis. F. Pengertian Metode Penugasan Metode adalah cara yang teratur dalam pemikiran baik untuk mencapai maksud (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001; 740) dalam Ilmu Pengetahuan disebutkan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di inginkan. Metode menurut
Muhibbin Syah adalah sebagai cara atau jalan yang ditempuh
seseorang dalam melakukan sebuah kegiatan. (Muhibbin Syah,2000;27).
39
Metode merupakan cara untuk melakukan sesuatau pembelajaran agar lebih baik tepat dan sesuai situasi peserta didik.( Ismail SM,M.Ag.,2008;24). Penugasan berasal darikata “tugas” yang artinya sesuatu yang ditentukan untuk dilakukan atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Penugasan berasal dari kata tugas mendapatkan awalan pe dan akhiran an, penugasan adalah proses , cara, perbuatan menugasi atau menugaskan. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;1215) sedangkan Penugasan adalah metode yang digunakan guru dengan cara memberi tugas kepada murid baik membaca, menulis, menjawab soal dan sebagainya. menurut (Dr. H. Fahrudin, MA. 2006;128) penugasan juga bisa diartikan memberikan suatu pekerjaan untuk diselesaikan kepada siswa, hasilnya dapat dipertanggung jawabkan kepada si pemberi tugas. Guru memberikan tugas membaca, menulis bisa secara langsung menyuruh seorang diantara siswa atau guru terlebih dahulu membaca atau menulis kemudian guru memberikan tugas. Dalam pelaksanaan pengajaran bagasa Indonesia sesungguhnya memberikan tugas merupakan suatu hal yang sangat efektif karena menimbulkan keingin tauan sisawa terhadap apa yang diperintahkan. Metode penugasan adalah sesuatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakan nya, kemudian tugas
tersebut
dipertamnggung
jawabkan
kepada
guru.(Ismail
SM,M.Ag.2008;21) Dari beberapa pengertian metode dan penugasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penugasan dapat di artikan sebagai cara yang teratur dalam
40
berfikir untuk memudahkan pelaksanaan dalam melakukan kegiatan pembelajaran agar tercapai suatu tujuan dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya kepada guru. Dalam Bahasa Indonesia metode penugasan didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Atau bisa juga diartikan sebagai sistem perencanaan pembelajaran
Bahasa
Indonesia
secara
menyeluruh
untuk
memilih,
mengorganisasikan dan menyajikan materi Bahasa Indonesia secara teratur hasilya dapat dipertangung jawabkan. Dalam menyajikan materi pembelajaran bahas Indonesia guru hendaknya tdak terpaku pada satu metode saja, beberapa metode dapat dikombinasikan dalam satu proses pembelajaran. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya mengunakan langkah- langkah sebagi berikut : a.
Setelah guru menjelaskan tentang materi guru memberi tugas kepada siswa yang bisa mengundang rasa ingin tahu siswa.
b. Selanjutnya guru dapat memotivasi siswa untuk belajar. c.
Setelah siswa dapat
melaksanakan kegiata tersebut guru dapat
mengaktifkan mental siswa untuk melaksanakan tugas dari guru. d. Siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya sendiri melalui tugas-tugas dari guru. e. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap meteri yang dipelajarinya. e.
Setelah selesai guru memberikan latihan secara idividu , latihan ini tidak hanya sekali dengan bimbingan guru.
41
f.
Setelah siswa melakukan latihan guru melakukan evaluasi dengan nilai sekor, nilai yang diperoleh adalah yang bisa membuat pengumuman dengan baik dan benar serta memperhatikan ejaan. Penugasan sebagai salah satu metode dalam pembelajaran
Bahas
Indonesia dapat dilaksanakan dengan cara memberikan tugas membaca, mendengarkan cerita, menulis kembali cerita atau informasi yang telah dibaca atau didengarnya, mengambil dari majalah atau koran-koran untuk dijadikan kliping. Penugasan dapat dilakukan atau dapat berikan didalam kelas pada saat proses belajar mengajar, di perpustakaan atau dapat juga sebagai pekerjaan rumah, itu pun dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Guru juga
bisa mengunakan metode yang lain sebgai gabungan metode
tersebut. G. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.(Learning is defined as the modification or strengthening of behavior thhrough experiencing). Blajar menurut James O Whttaker dalam syaiful Bahri Djamarah adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah menjadi latihan atau pengalaman. Menurut Drs. Slameto belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungan nya, Menurut Witheringon belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai polapola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan dan pengalaman, (http//www.cafestudi61.wordpress.com).
42
Pembelajaran adalah merupakan proses komunikati-interaktif antara sumber belajar, guru dan siswa yaitu saling tukar informasi. Istilah ketrampilan dalam pembelajaran diambil dari kata terampil (skilfull) yang mengandung arti kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat dan tepat. Menurut pandangan Gangne dan Briggs Intruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya pembelajaran. Pembelajaran berasal dari bahasa inggris intruction. Kata intruction mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika pengajaran ada dalam konteks guru-murid dikelas (ruang) formal, pmbelajaran atau intruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar tidak mesti dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu dalam intruction yang ditekankan adalah proses belajar maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa yang disebut pembelajaran. Makna proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. (Prof. Dr. H. Muhamad Surya, 2004;13) Sdangkan makna pengajaran menurut Oemar Hamalik adalah a goal directed teaching process which is more orless pre planned. Sedangkan intruction dalam kamus asing juga terdapat padannya yaitu education dan training. Salah stu pendapat menyatakan “ Training is a kind to following a tighly fanced path, in order to reach a predeteerminet goal at the end or it. Perbedaan dari kedua istilah itu hendaknmya tidak dipertentangkan
43
sedemikian rupa, tetapi perlu dipadukan dalam satu sistem proses yang disebut pembelajaran (intruction ) sebagai sebuah perencanaan mengajar. Sedangkan ilmu pengetahuan menyajikan teori perencanaan yang secara khusus menitik beratkan pada apa yang seharusnya dikerjakan oleh guru. Regeluth (1983) menyatakan bahwa ilmu pembelajaran mengacu pada upaya pencapaian metode
atau
strategi
pembelajaran
yang
secara
optimal
mampu
membangkitkan dan mendorong prakarsa belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. (Syuaeb Kurdi, 2006;1) Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari kurikuler yang harus dicapai anak didik setelah mengiuti suatu pelajaran dan atau suatu bahasan. Tujuan pembelajaran adalah rumusan tujuan yang memberi arah dan makna kepada perencanaan kegiatan belajar mengajar yang masih bersifat umum dan merupakan acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
masyarakat
untuk
bekerja
sama
atau
berinteraksi,
dan
mengidentifikasi diri. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;89) sedangkan Indonesia adalah nama negara kepulauan di Asia Tengara yang terletak diantara benua Asia dan Australia. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001;431) jadi Bahas Indonesia adalah lambang bunyi yang digunakan dinegara benua Asia atau bisa diartikan sebagai Bahasa Nasional Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia diartikan program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemempuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia (Djeniah Alim, 1996;2). Dimana bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
44
1. Lambang Kebangsaan nasional 2. Sebagai lambang identitas nasional 3. Sebagai alat mempersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakangnya, budaya dan bahasanya 4. Sebagai alat perhubungan antar budaya dan antar daerah. Guru dan siswa harus membuktikan kecintaanya kepada Bahasa Indonesia dengan mengunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari melaikan tidak boleh meningalkan bahasa daerah masing-masing. Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa hal antara lain : 1. Unsur-unsur pembelajaran a. Guru, sebagai subyek dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b. Siswa, sebagai obyek dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan sebagai obyek Penelitian. c. Mata pelajaran bahasa Indonesi, sebagai salah satu mata pelajaran bahasa di Madrasah. 2. Metode Metode adalah cara yang teratur dalam pemikiran baik untuk mencapai maksud (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001; 740) Menurut Oemar Hamalik metode berasaldari bahasa Yunani “ methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah memahami obyek yang menjadi saranan ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagaian alat untuk mencapai tujuan. (http//www.ktipk.com).
45
Menurut Muhibbin Syah metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan dengan cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematik (Muhibbin Syah, 2000;26). Dalam pengertian mengajar Pendidikan Agama Islam metode adalah suatu cara mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Prof. Dr. Oemar Muhamad Al Taury Al Syaibani metode sebagai gambaran cara-cara mngajar untuk membangkitkan semangat dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. (Muhibbin Syah, 2000;27). Beberapa uraian tentang pengertian metode diatas para guru perlu mempelajari dan mengambil manfaat dari beberapa pengertian etode tersebut karena keberhasilan dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar hendaknya mampu membangkitkan gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid tersebut yang diperlukan sebagai motivasi belajar. (Muhibbin Syah, 2000;31). Berhasil
atau
tidaknya
metode
dalam
pembelajaran
tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Guru / Instruktur Seorang guru harus dapatmembuat penilaian yang rasional tentang kemampuan-kemampuan sendiri dan ia berusaha menggunakan metode-metode yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Siswa / Peserta didik
46
Dalam kegiatan pengajaran siswa / peserta didik selalu mendapat sorotan yang utama. Guru harus memperhitungkan siapa yang akan di hadapinya yang harus diperhatikannya adalah tingkat intelektual dan latar belakang pendidikan para peserta didik, tingkat usia, kelas berapa yang dihadapi serta lingkungan sosial dan budaya. Smua itu mempengaruhi metode yang akan dipilih. 3. Tujuan yang akan cicapai Guru pada waktu melakukan proses mengajar harus memperhatikan tujuan instruktional khusus yang akan dicapai oleh anak. Sebab pencapaian Tujuan Pembelajaran Khusus kaitanya dengan tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran dan sampai kepada tujuan nasional. 4. Bidang Studi / mata pelajaran yang diajarkan Tiap-tiap mata pelajaran, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu penekanan pemilihan metodetentu saja akan berbeda, tetapi tujuan yang diumuskan dapat dicapai dengan metode yang telah ditetapkan. 5. Situasi yang berbeda Kegiatan pembelajaran dan belajar memerlukan sarana atau fasilitas yang sesuai engan kegiatan yang akan dilakukan olh guru dan murid, semakin lengkap fasilitas yang tersedia maka akan semakin baik metode untuk mencapai tujuan pengajaran.(Mansur,1995;32-33). Pada dasarnya pencapaian tujuan pembelajaran ditantukan oleh kemampuan guru. Karena faktor pendidik sangat besar peranannya dalam pembelajaran sekiranya pendidik itu baik, maka hasil pembelajaran
47
juga baik dan sebaliknya jika pendidik yang belum siap dalam pembelajaran tidak akan berhasil dalam pelaksanaan pengajaran. Syarat-syarat dari pencapaian tujuan tersebut di perlukan komponenkomponen antara lain ; a. Perencanaan dalam pembelajaran meliputi ; 1) Menetapkan apa yang akan dilaksanakan, kapan dan cara bagaimana melakukanya. 2) Membatasi sarana dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target. 3) Mengembangkan alternatif-alternatif. 4) Mengumpulkan dan menganalisis informasi. 5) Mempersiapkan
mengomunikasikan
rencana-rencana
dan
keputusan-keputusan. b. Pengorganisasian, meliputi ; 1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dam tenaga kerja yang diperlukan. 2) Mengelompokkan kelompok kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur. 3) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme kordinasi. 4) Merumuskan dan menetapkan metode. 5) Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan. c.
Pengarahan meliputi ; 1) Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci.
48
2) Memprakarsai
dan
menampilkan
kepemimpinan
dalam
melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan. d. Pengawasan meliputi ; 1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibandingkan dengan rencana. 2) Melaporkan penyimpangan untuk tindakan , koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan. Untuk meningkatan hasil belajar guru harus pandai memilih isi pengajaran serta proses belajar itu harus dikelola dandilaksanakan disekolah dan tujuan pengajaran sebagai pangkal tolakkeberhasilan dalam pengajaran. 3. Kurikulum. Kurikulum menurut Oemar Hamalik kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa mata pelajaran pada hakekatnya pengalaman masa lampau, tujuanya adalah untuk memperoleh ijazah (Drs. H Khaeruddin, M.A 2007;24). Sedangkan kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman yang dialami dan yang dilakukan oleh anak didik dibawah tanggung jawab sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan (Drs. Nazhary,1993;2). Kurikulum menurut William B. Ragan dalam “Modern Elementary Curriculum (1996)” mengemukakan kurikulum berkembang dalam dunia pendidikan sebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
49
dalam rangka kenaikan kelas atau memproleh ijasah. Sedangkan Hilda Taba dalam bukunya “Curiculum Devlopment, Theory and Praktic, sering mengartikan kurikulum sebagai sustu yang direncanakan untuk dipelejari oleh anak idik. (Khoiron Rasyadi;2007;248). Pendapat David Alexander, dalam bukunya Curiculum Design and Development menyatakan bahwa : A curriculum is an organized set of formal educational an or training intention Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan (Drs. H. Khaeruddin,M.A dkk,2007;225) Sedangkan menurut Brown kurikulum merupakan situasi kelompok yang tersedia bagi guru dan pengurus sekolah (adminsitraror) untuk membuat tingkah laku yang berubah didalam arus yang tidak putus-putus dari anak-anak dan pemuda yang melalui pintu sekolah. Jadi kurukulum adalah situasi atau kondisi yang ada untuk mengubah sikap anak (Drs. H. Abu Ahmadi,2004; 129) Sedangkan kurikulum pada Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu komponen oprasional Pendidikan, Kurikulum mngandug pengertian bahwa materi yang diajarkan atau didikkan telah tersusun secara sistematik dengan tujuan yang hendak dicapai, tujuan dan saran pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan terseleksi secara baik dan tepat. Kurikulum bahasa Indonesia yang terdapat dalam kurikulum 2004 didesai untuk memungkin manusia saling berhubungan (berkomunikasi), selain berbagi pengalaman , saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual, sehingga mereka mampu hidup ditengah masyarakat. Mata pelajara bahasa
50
Indonesia
adalah
program
untuk
mengembangkan
pengetahuan,
mempertinggi kemempuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. 4. Tujuan dan fungsi kurikulum a. Tujuan kurikulum Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah tujuan setiap program pendidikan yang akan diberikan
kepada anak didik (Drs. H.
Khaeruddin, Mag. 2007;30) b. Fungsi Kurikulum Fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum iyu sendiri yang berorinentasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, fungsi kurikulum mempunyai arti sebagi berikut : 1) Sebagai pesoman penyelengaraan pendidikan pada sustu tingkat lembaga pendidikan tertentu dan untuk memungkinkan pencapaian tujuan dari lembaga pendidikan tersebut. 2) Sebagai batasan dari pada program kegiatan (bahan pengajaran) yang akan dijalankan pada suatu semester, kelas, maupun pada tingkat pendidikan tersebut. 3) Sebagai pedoman guru dalam menyelengarakan proses belajar mengajar, sehingga kegiatan yang dilakukan guru dengan murit terarah kepada tujuan yang ditentukan. Dengan demikian fungsi kurikulum pada dasarnya adalah program kegiatan yang tercantum dalam kurikulum yang akan mempengaruhi
51
atau menentukan bentuk pribadi murit yang diinginkan. (Drs. H. Khaeruddin, Mag. 2007;28) 5. Fungsi dan Tujuan Kurikulum Bahasa Indonesia. 1. Fungsi Bahasa Indonesia Sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia berfungsi sebagai sarana melakukan hal-hal berikut : a.) Membina kesatuan dan kesatua bangsa. b.) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya. c.) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d.) Menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah. e.) Mengembangkan penalaran. Dengan demikian fungsi bahasa Indonesia menyangkut pengembangan sikap, logika, dan ketrampilan. Ditinjau dari sudut pandang pisikologis, bahasa Indonesia mempercepat proses sosialisasi diri dan alat untuk pernyataan diri. 2. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia Pengajaran bahasa Indonesia dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. a.) Tujuan Umum Dalam tujuan umum dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
52
1. Siswa mnghargai dan membangakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara. 2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakan untuk bermacam tujuan atau kepertuan. 3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berfikir kreatif, menggunakan akal shat, menerapkan pengetahuan yang berguna
dan
memecahkan
masalah,
serta
kematangan
emosional dan sosial) 4. Siswa mampu menikmati dan memanfatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian,
memperluas
wawasan
kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. b.) Tujuan Khusus Tujuan khusus dibedakan atas tujuan lingkup kebahasaan dan tujuan lingkup penggunaan Bahasa. 1). Tujuan Khusus lingkup Kebahasaan (1) Siswa mampu memahami cara penulisan kata-kata dalam pengumuman dan tanda baca dalam kalimat. (2) Siswa mampu memahami bentuk dan makna pengumuman. (3) Siswa mampu memahami ciri-ciri penulisan pengumuman. (4) Siswa memahami perbedaan penulisan pengumuman dengan kalimat lainya.
53
(5)
Siswa
mampu
memahami
bagian-bagian
dalam
pengumuman. 2). Tujuan Khusus lingkup Kebahasaan (1) Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan (2)
Siswa
mampu
mengngkapkan
gagasan,
pendapat,
pengalaman, dan pesan secara tertulis. (3) Siswa mampu mengungkapkan informasi secara tertulis. (4) Siswa mampu berinteraksi dan menjalin kounikasi secara tertulis. (5) Siswa mampu mengungkapkan pengalaman dan gagasan secara tertlis dengan jelas. (6)
Siswa mampu mengungkapkan perasan secara tertulis dengan jelas. (Djeniah Alim:1996,2-5)
6. Pembelajaran Pengumuman Pengumuman adalah pemberitahuan yang ditempelkan di tempat yang dapat dilihat oleh orang banyak (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001; 1244)
Pengumuman adalah pesan yang disampaikan
dengan cara menempelkan di tempat-tempat umum atau tempat pengumuman yang dapat di baca atau diketahui oleh orang banyak bisa juga disampaikan / diumumkan langsung secara lesan. (Muh. Darisman, S.Pd. dkk :2006; 87) Pengumuman adalah Pemberitahuan tentang suatau hal kepada khalayak ramai atau orang banyak.(Suranto,A.Ma. dkk:4)
54
Pengumumam juga bisa diartika pemberitauhan informasi kepada orang lain melalui tulisan atau lesan untuk banyak orang secara langsung sehingga orang yang membaca mengetahui apa yang di informasikan. Setiap pengumuman harus memuat pokok-pokok pengumuman sebagai berikut : a. Alamat Kepada siapa pengumuman itu ditujukan sehingga orang yang membaca jelas siapa yang dituju b. Isi Apa Isi pengumuman yang disampaikan supaya orang yang membaca tau apa isinya dan tidak lain menanyakan secara langsung. c. Waktu Kapan waktu pelaksanaan acara dalam pengmuman tersebut sehingga jelas, tidak menimbulkan tanda tanya bagi yang membaca. d. Tempat dan tanggal pengumuman Tempat dan tanggal harus ditulis secara legkap supaya si pembaca tidak ragu dan tidak lagi bertanya apabila orang yang membaca berkeinginan menhadiri acara yang ada dalam pengumuman tersebut e. Pembuat pengumuman Pembuat pengumuman sebaiknya diterakan secara jelas sehingga pengumuman tersebut dapat dipertanggung jawabkan apabila kesalahan. Pembuatan
pengumuman
sebaikya
dibuat
secara
jelas
agar
pengumuman dapat dipahami maksudnya, pokok-pokok informasi yang
55
diumumkan harus lebih tegas, biasanya pengumuman berisi tetang suatu hal yang disampaikan untuk diketahui banyak orang. Ada beberapa cara berlatih dalam mempelajari pengumuman : 1. Mendengarkan Pengumuman Mndengarkan pengumuman disini adalah menekankan pada penilaian bagaimana siswa menangkap pelajaran melalui otak dan telinga. Sehingga
setelah
mengungkapkan
mendengarkan bagian-bagian
pengumuman atau
isi
siswa
pengumuman
mampu yang
disampaikan oleh si pembaca. Pokok-pokok informasi yang harus ditangkap adalah sebagai berikut : a) Kepada siapa pengumuman akan disampaikan. b) Informasi yang disampaikan apa (Isi) c) Kapan waktu pengumuman itu dibuat d) Siapa pembuat pengumuman tersebut. 2. Membaca Pengumuman Pengumuman harus dibuat dengan bahasa yang singkat, padat dan komunikatif agar maksudnya dapat dipahami dengan mudah. Sebelum membacakan pengumuman kepada orang lain terlebih dahulu dibuat kesimpulan isi pengumuman tersebut, untuk menghindari adanya kesalahan atau kekeliruan dengan apa yang akan disampaikan. Agar pengbacaan pengumuman sempurna bagian atau pokok-pokok pengumuman tidak boleh terlewatkan satu pun untuk disampaikan kepada banyak orang. 3. Menulis Pengumuman
56
Pengumuman dibuat untuk disebarkan kepada orang lain. Sebelum menulis pengumuman , sebaiknya si penulis menentukan topik nya terlebih dahulu.
Topik
pengumuman
adalah
hal
yang
akan
diberitahukan dalam pengumuman. Menulis pengumumana harus runtut dari : a. Kop Pengumuman b. Alamat Pengumuman c.
Isi Pengumuman
d. Waktu pembuatan pengumuman e. Atas nama pembuat pengumuman. Ketika menulis pengumuman, bahasa yang digunakan harus singkat, padat, serta memahami ejaan yang benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan mudah dipahami agar orang yang membaca atau mendengar pengumuman tersebut dapat memahami isi pengumuman tersebut. 7. Tujuan Pembelajaran Menulis pengumuman a. Memelihara kefasihan dalam membaca dan menulis pengumuman dari kesalahan. b. Untuk memberi tuntutan bagaimana cara membaca, mendengarkan dan menulis pengumuman yang tepat, sehingga lafal dan maknanya terpelihara. c. Mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari kedalam kehidupan seharihari.
57
Contoh pengumuman sebagai berikut : Pengumuman Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas IV, V, VI, MI al Iman. akan mengadakan tes IQ (taraf intelegensi. tes tersebut akan dilaksanakan pada : Hari
: Senin
Tanggal
: 14 Juni 2010
Waktu
: 08.00 WIB-Selesai
Untuk siswa kelas I, II dan II kegiatan belajar pada hari tersebut dapat dilakukan di rumah masing-masing. Demikian pengumuman ini disampaikan ,atas perhatianya di ucapkan terima kasih. Magelang, 7 Juni 2010 Mengetahui Kepala Madrasah Al Iman
Agus Kuncoro, S.Pd
Dari contoh tersebut peneliti coba membacakan kepada peserta didik ternyata masih banyak yang belum paham tentang pengumuman, penliti menanyakan kepada peserta didik tentang bagian-bagian atau pokokpokok pengumuman masih banyak siswa yang belum paham sehingga peneliti memberanikan diri untuk melakukan penelitian lebih dalam. H. Metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Metode yang lazim dan praktis digunakan dalam pembelajaran adalah.
58
a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap kelasnya. Peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang kemukakan oleh guru. b. Metode Tanya jawab. Yang dimaksud dengan tanya jawab dalam mengajar dan belajar adalah penggunaan pertanyaan sebagai stimulasi dan jawaban-jawabannya merupakan pengarahan dalam aktivitas belajar murid-murid. Dalam penggunaan metode tanya jawab pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau murid dan demikian pula jawabanya dapat diberikan guru atau siswa. c. Metode Diskusi Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat. Pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Metode dalam diskusi dalam proses mengajar dan belajar berarti metode mngemukakan, pendapat dalam musyawarah untuk mufakat. d. Metode Demontrasi Metode Demontrasi yaitu metode metode dipergunakan oleh guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk menunjukkan gerakan-gerakan atau suatuproses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan kepada seluruh kelas. Murid
59
mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi. e. Metode Drill Yang dimaksud metode dril adalah cara pembelajaran dengan melatih (kecakapan,Ketangkasan)
dengan
cara
mengulang-ulang(Mansur,
1995:107-119). Metode dril dapat juga digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepetan, kesempatan
dan ketrampilantentang suatau
yang dipelajari, jenis-jenis pengetahuan/ ketrampilan yang dapat dimiliki siswa meliputi penguasaan asosiasi, kecakapan motorik atau kemampuan ketrampilan jasmaniah dan kecakapan mental. Situasi belajar itu berubah-ubah kondisinya , sehingga menurut respon akan berubah. Namun penggunaan metode dril tidak cukup pada batas pengertianya saja tanpa ada latihan-latihan terlebih dahulu, sehingga memakan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan metode drill. Beberapa kelemahan pada metode drill tersebut antara lain : 1. Siswa cenderung belajar secara mekanis 2. Dapat menyebabkan kebosanan 3. Memetikan kreasi siswa 4. Menimbulkan verbalisme (tau kata-kata tetapi tidak tau artinya) (htt//www.yastaki56.space.live.com) Melihat adanya kelemahan dalam metode drill tersebut ada penolakan dari metode dril tersebut sebagai sistem dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Karena dapat menghilangkan pembelajaran alamiah langsung pada diri anak. Dengan kelemahan mtode drill tersebut
60
maka penelitimencoba merubah metode drill dengan metode Penugasan Untuk Meningkatka Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Menulis Pengumuman Melalui metode Penugasan kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo 2009/2010. 2. Penugasan Pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia a. Metode Penugasan Penugasan berasal darikata “tugas” yang artinya sesuatu yang ditentukan untuk dilakukan atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Penugasan berasal dari kata tugas mendapatkan awalan pe dan akhiran an, penugasan adalah proses , cara, perbuatan menugasi atau menugaskan.
(Tim Penyusun
Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
2001;1215) sedangkan Penugasan adalah metode yang digunakan guru dengan cara memberi tugas kepada murid baik membaca, menulis, menjawab soal dan sebagainya. menurut (Dr. H. Fahrudin, MA. 2006;128) penugasan juga bisa diartikan memberikan suatu pekerjaan untuk diselesaikan kepada siswa, hasilnya dapat dipertanggung jawabkan kepada si pemberi tugas. Adapun kegunaan metode Penugasan dalam pembelajaranpada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah : 1. Meningkatkan daya ingat dan kreatifitas siswa 2. Mendorong memecahan masalah dengan mengembangkan kreatifitas siswa. 3. Meningkatkan minat
mendengarkan,
membaca, dan menulis
pengumuman
61
4. Menyenagkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Penugasan adalah teknik menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara mandiri atau kelompok dan hasilnya dapat dipertanggung jawbkan kepada si pemberi tugas, penugasan dapat dikategorikan sebagai teknik kreatif karena pnyelesaian tugas membutuhkan pemanfaatan waktu dan pikiran secara mandiri, siswa yang rajin melaksanakan tugas atau menyelesaikan tugas dengan mencari jawaban diperpustakan akan menambah kreatifitas siswa dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. KEADAAN SEKOLAH 1. Letak Sekolah Letak sekolah yang diteliti tepatnya berada didusun Nayogaten Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang dengan nama Madrasah yaitu MI MAARIF BANDUNGREJO. Letak MI Maarif
62
Bandungrejo ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan dan disudut dusun atau ujung dusun Nayogaten. Meskipun madrasah ini letaknya dapat dikatakan strategis namun jumlah siswa yang ada hanyalah cukup dan tidak banyak. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah adanya Sekolah Dasar yang ada sehingga murid yang rumahnya dekat dengan madrasah oleh orang tuanya dimasukkan ke MI sedangkan yang menganggap dekat dengan Sekolah Dasar oleh orang tuanya dimasukkan ke SD karena sebagian besar masyarakatnya petani sehingga untuk mengantar dan menjemput anaknya tidak ada waktu karena harus menyelesaikan pekerjaannya disawah 2. Struktur Organisasi MI Ma’arif Bandungrejo
K.S. Bustanul Arifn, S.Ag.
Guru Kelas I sartini
Guru Kelas II Istikomah
Guru Kelas III M. Asrori
Komite Sekolah Sardi
Guru Kelas IV Ramidi
Guru Kelas V Lilies W
Guru Kelas VI M. Syaifudin
1) Kepala Madrasah Kepala madrasah berfungsi dan bertugas sebagai edukator manajer, administrasi dan supervisor, pemimpin/leader inovator, motivator. a) Kepala Madrasah selaku edukator
63
Kepala Madrasah sebagai edukator
bertugas melaksanakan
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien b) Kepala Madrasah Manager Mempunyai tugas : (1) Menyusun perencanaan (2) Mengorganisasikan kegiatan (3) Mengarahkan kegiatan (4) Mengkoordinasikan kegiatan (5) Melaksanakan pengawasan (6) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan Menentukan kebijaksanaan (7) Mengadakan rapat (8) Membuat keputusan (9)
Mengatur proses belajar
(10) Mengatur administrasi ketatausahaan siswa, ketenagaan sarana, prasarana dan keuangan (11) Mengatur organisasi intra madrasah (12) Mengatur hubungan siswa dengan masyarakat dan instansi terkait c) Kepala Madrasah Administrator Bertugas menyelenggarakan administrasi (1)
Perencanaan
(2)
Pengorganisasian
(3)
Pengamatan
64
(4)
Pengkoordinasi
(5)
Pengawasan
(6)
Kurikulum
(7)
Kesiswaan
(8)
Ketatausahaan
(9)
Ketenagaan
(10) Kantor (11) Keuangan (12) Perpustakaan (13) Laboratorium (14) Ruang ketrampilan/kesenian (15) Bimbingan konseling (16) OSIS (17) UKS (18) Serba guna (19) Media (20) Gudang (21) 7 K d) Kepala Sekolah selaku supervisor Bertugas melakukan supervisi mengenai (1)
Proses belajar mengajar
(2)
Kegiatan bimbingan dan konseling
(3)
Kegiatan ektrakurikuler
(4)
Kegiatan ketatausahaan
65
(5)
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat/instansi lain
(6)
Sarana dan prasarana
(7)
Kegiatan OSIS
(8)
Kegiatan 7 K
e) Kepala Sekolah selaku pemimpin (1)
Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab
(2)
Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa
(3)
Memiliki visi dan memahami misi madrasah
(4)
Mengambil keputusan urusan intern dan ekstra madrasah
(5)
Membuat, mencari dan memilih gagasan baru
f) Kepala Sekolah sebagai inovator (1)
Melakukan pembaharuan dibidang (a) KBM (b) BK (c) Ekstakurikuler (d) Pengadaan
(2)
Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan
(3)
Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite madrasah
g) Kepala Sekolah sebagai motivator (1)
Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja
(2)
Mengatur ruang kantor konsutif untuk KBM/BK
(3)
Mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar
66
(4)
Mengatur halaman madrasah yang sejuk dan teratur
(5)
Menciptakan
hubungan
yang
harmonis
dengan
lingkungan (6)
Menetapkan prinsip pengembangan dan hukuman dalam pelaksanaan tugasnya
2) Guru Guru
bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi : a) Membuat perangkat pelajaran (1) AMP (2) Program tahunan/semesteran (3) Program satuan pelajaran (4) Program rencana pengajaran (5) Program mingguan guru (6) LKS b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. d) Melaksanakan analisis ulangan harian e) Menyusun dan melaksanakan program pengayaan f) Mengisi daftar nilai siswa g) Membuat alat peraga
67
h) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa i) Mengatur kebersihan ruang kelas 3) Wali Kelas Wali kelas membantu KM dalam kegiatan sebagai berikut : a) Pengelolaan kelas b) Penyelenggaraan administrasi kelas c) Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa d) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (lengger) e) Pembuatan catatan khusus tentang siswa f) Pencatatan mutasi siswa g) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar h) Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar c. Keadaan Siswa Keadaan siswa MI Ma’arif Bandungrejo cukup baik dan menghormati terhadap semua guru d. Keadaan Subyek Penelitian Keadaan siswa MI Ma’arif Bandungrejo khususnya kelas II kurang begitu memuaskan diakibatkan cara membaca dan menulispun belum cepat sehingga menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas. 3. Komite Sekolah Komite sekolah disini tidak begitu berperan penting dalam kegiatan sekolah. Tetapi mereka tetap memperhatikan perkembangan madrasah ini. Salah satunya memberikan kritik dan saran yang baik untuk madrasah.
68
Pihak madrasah juga dalam memutuskan masalah madrasah juga meminta pertimbangan dari komite. Karena komite ini sebagai wakil dari para wali murid. Misalnya saja Madrasah menginginkan muridnya memakai seragam panjang. Pihak sekolah bermusyawarah dengan komite. Apakah keadaan wali murid mampu atau tidak jika disuruh membeli seragam panjang. 4. Siswa Jumlah siswa keseluruhan di MI Ma’arif Bandungrejo berjumlah 132 siswa dengan perincian sebagai berikut : Daftar Siswa MI Ma’arif Bandungrejo Tahun Pelajaran 2009/2010
Kls I L
P
Kls II J
L
P
Kls III J
16 16 32 12 11 23
L P 9
9
Kls IV
Kls V
Kls VI
Jumlah
J
L
P
J
L
P
J
L
P
J
L
P
J
18
11
9
20
14
7
21
16
4
20
76
56
134
5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh madrasah sangat minim dikarenakan anggaran atau dana yang dimiliki jumlahnya kecil. Tetapi alhamdulillah meskipun sarana dan prasarananya kurang tetapi kegiatan belajar mengajar masih berjalan. Adapaun sarana dan prasarana yang dimiliki diantaranya : a. Peralatan olah raga Peralatan olahraga ini meliputi : bola volly, bola kasti, bola takraw b. Perpustakaan
69
Didalam perpustakaan hanya terdiri dari beberapa macam buku bacaan saja dan beberapa buku mata pelajaran kurikulum lama. c. Halaman sekolah Dihalaman sekolah ini murid-murid melakukan aktifitas/bermain ketika istirahat 6. Bangunan Kondisi bangunan pada saat ini alhamdulillah sudah baik. Karena baru saja mendapat bantuan rehabilitasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki madrasah. Bangunan sewaktu direhab ada 2 kelas yang hanya menggunakan satu pintu. Dengan satu pintu itu menyebabkan konsentrasi siswa hilang karena harus melihat siswa kelas lain yang keluar masuk kelas, misalnya ke kamar kecil. 7. Keadaann Guru Tentang tenaga pengajarnya sudah mencukupi akan tetapi masih ada dua orang tenaga pengajar yang ijazahnya bukan keguruan. Akan tetapi pada saat ini kedua orang tersebut sedang menempuh kuliah pada kejuruan keguruan. DAFTAR NAMA GURU MI MA’ARIF BANDUNGREJO No.
Nama Guru
Pendidikan
Jabatan
1.
Bustanul Arifin, S.Ag.
S1 PAI
KS
2.
Istikomah
D2 PGSD/MI
Guru kls 2
3.
Sartini
D3 Akuntansi
Guru kls 1
4.
Lilies Widyawati
D2 PGSD/MI
Guru kls 4
70
5.
Ramidi
MAN
Guru kls 5
6.
M. Syaifudin, S.Pd.I.
S1 PAI
Guru kls 6
7.
Nasrodin
D2 PGSD/MI
Guru Penjaskes, SBK Dan Bahasa Indonesia Kls IV
8.
M. Asrori, S.Pd.I.
SI PAI
Guru kls 3
8. Ruangan Ruangan yang dimiliki MI Ma’arif Bandungrejo sementara ini hanya terdiri dari : a. 6 ruangan kelas yaitu dari ruang kelas 1 – 6 b. Satu ruang perpustakaan c. Satu ruang dapur d. Satu ruang kantor dan guru e. Satu ruang gudang f. Dua ruang kamar mandi untuk murid dan dua orang kamar mandi untuk guru 9. Agama Karena ini termasuk lembaga pendidikan Madrasah dibawah naugan departemen agama islam maka siswanya seratus persen islam. B. Diskripsi Awal Peneliti melakukan pre tes kepada semua siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang tentang penguasan dan kemampuan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan membuat pengumuman pada minggu pertama bulan Mei 2010, tetapi sebelumnya telah
71
dilakukan pengamatan pada tanggal 29 April 2009 sehingga hasil prestasi sebelum pre tes dapat diketahui, selanjutnya pada Minggu kedua bulan Mei guru mencatat kemajuan semangat siswa serta penguasaan dan kemampuan membuat pengumuman setelah ada gambaran dari materi tersebut guru memberikan tugas untuk membuat pengumuman disekolah. Pada awal bulan Juni 2010, semua siswa diberikan pre tes untuk mengetahui prestasi / hasil belajar pada pokok bahasan membuat pegumuman. Dalam penelitian ini dibantu oleh guru lainya sebagai pemantau dikelas untuk melihat secara jelas metode pembelajaran yang digunakan. Pada akhir peneliti menganalisis hasil pre tes untuk melihat perkembangan, kemajuan, semangat dan kemampuan membuat dan menguasai bagian-bagian dalam pembuatan pengumuman. Setelah peneliti mengamati selanjutnya memutuskan apakah sudah ada kemajuan dalam belajar atau belum, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakaan Kelas yang mengambil seting di MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang. Menurut Suharsini Arikunto Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Classroom Action Research) yang dilakukan dengen tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran didalam kelas.. Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, yang masingmasing siklus memuat : 1. Meliputi penetapan materi pembelajaran pengumuman dan penetapan alokasi waktu pelaksanaan yaitu pada semester II ( Mei- Juni) 2.. Pelaksanaan / tindakan
72
Meliputi seluruh proses kegiatan belajar penguasaan materi membuat pengumuman. 3. Observasi Dilaksanaakan bersama proses pembelajaran, meliputi aktifitas guru dan siswa, pengembangan materi dan pembelajaran siswa. 4. Refleksi Kegiatan pembelajaran dianalisis sekaligus menyusun rencana perbaikan berikutnya. B. Diskripsi Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran terdiri dari rencana pembelajaran menurut pedoman buku Bahasa Indonesia dan alat-alat peraga pendukung yang ada dalam metode penugasan, selain itu juga dipersiapkan : a. Rencana Pelaksanaan pembelajaran ( RPP) b. Menyusun alat evaluasi c. Menyiapkan bahan pembelajaran d. Menyiapkan alat observasi 1. Pelaksanaan Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2010 di MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu tata urutan dan memahami materi pembuatan pengumuman. Dalam hal ini peneliti
73
bertindak sebagai guru, adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu : a. Kegiatan pendahuluan 1) Memberi salam dan memulai belajar dengan membaca doa sebelum belajar. 2) Menerangkan
materi
pembelajaran
sehingga
kopetensi
yang
diharapkan dapat tercapai b. Kegiatan Inti 1) Guru
menjelaskan
materi
tentang
pokok
bahasan
menulis
pengumuman 2) Guru mengajak siswa ke Perpustakaan untuk mencari contoh pengumuman 3) Menyampaikan materi pembelajaran tentang pengertian pengumuman yang sebelumnya memberikan apresiasi secara klasikal sebagai persyaratan yang harus dikuasai. 4) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Hal ini untuk mengetahui aktifitas siswa. Pada siklus I ini, pembelajaran dilakukan secara klasikal, dengan bimbingan guru siswa menjelaskan bagian-bagian dalam membuat
pengumuman sesuai
kemampuan siswa untuk mengetahui kreatifitas siswa. 5) Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana materi yang diterima.
74
6) Membenarkan tanda baca yang ditulis siswa serta membenarkan susunan penulisan pengumuman yang belum sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. c. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini dilaksanakan evaluasi selama 20 menit untuk mengetahui hasil prestasi belajar pada siklus I, Kemudian guru dan siswa melakukan doa bersama sebagai penutup pelajaran. 2. Pengamatan / Observasi a. Pengamatan mengamati kegiatan guru dan menuliskan hasil untuk guru, dengan hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Guru
kurang
optimal
dalam
memotivasi
siswa
dalam
menyampaikan pembelajaran 2) Guru kurang optimal dalm peguasaan siswa waktu dikelas 3) Persiapan dan penggunaan media belum maxsimal 4) Siswa kurang menghargai guru dan kurang antusias selama pembelajaran 5) Siswa kurang kreatif dalam menjawab soal karena baru mengenal metode yang diberikan. 6) Guru belum mengadakan kegiatan perbaikan atau pengayaan karena masih banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diberikan, sehingga guru mengulas materi yang dianggap sulit. b. Pengamat mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran dikelas. Dan menuliskan untuk pengamatannya dalam lembar pengamatan
75
untuk siswa. Hasil pengamatan keaktifan siswa dan kretifitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut : 1. Siswa kurang menghargai guru dan kurang antusias selama pembelajaran berlangsung 2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum memahami dengan metode yang baru diberikan. 3. Susana di kelas masih gaduh siswa kurang memperhatikan pelajaran. c. Tangapan dari teman / guru sejawat 1) Guru belum dapat menghidupkan suasana kelas sehingga siswa kurang mengetahui dengan metode yang diberikan 2) Guru belum mampu menguaai siswa sepenuhnya selama pembelajaran berlangsung, sehingga siswa masih ada yang tidak memperhatikan 3) Waktu guru menerangkan dan memberi tugas masih ada siswa berbicara dengan temanya dan ada yang bermain sendiri 4) Suasana pembelajaran dengan metode baru membuat siswa tampak tenang walaupun anak belum paham. 3. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut : a. Pada proses pembelajaran diperlukan persiapan matang seperti media yang harus digunakan, guru telah mendalami materi
76
sebelumnya serta guru harus mampu mengelola kelas dengan membagi waktu yang baik dalam proses pembelajaran b. Guru belum optimal dalam memotivasai siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih trampi lagi dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan. c. Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu dan kelas, maka perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informsi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. d. Siswa kurang menghargai guru dan kurang antusias selama pembelajaran berlangsung, maka guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa, sehingga siswa lebih antusias dan menghargai guru. e. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum memahami dengan metode yang baru diberikan. Maka guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa sehingga siswa lebih mudah mengingat setiap materi yang diberikan dalam setiap pembelajaran.Dalam memberikan pertanyaan atau tugas guru harus tahu seberapa kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
77
f. Guru belum memberi perhatian pada siswa yang tidak aktif sehingga pada siklus II guru memberi perhatian lebih pada siswa tersebut. g. Siswa dalam pembelajarannya masih banyak bertanya kurang memperhatikan suasana kelas gaduh. Hasil belajar pada siklus I baru mencapai 15% menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai tolak ukur keberhasilan karena belum sesuai dengan indikator yang ingin dicapai yaitu 85%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus ini, dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya peningkatan yang signifikan, yang ditandai dengan aktifitas dan kreatifitas dari siswa. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan siklus II. C. Diskripsi Siklus II 1. Perencanaan Pada
tahap
perbaikan
ini
peneliti
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran terdiri dari rencana pembelajaran menurut pedoman buku Bahasa Indonesia dan alat-alat peraga pendukung yang ada dalam metode penugasan, selain itu juga dipersiapkan : a. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran (RPP) b. Menyusun alat evaluasi e. Menyiapkan bahan pembelajaran tentang menulis pengumuman f. Menyiapkan alat observasi 2. Pelaksanaan
78
Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
7 Juni
2010 di MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, adapun proses belajar mengajar mengacu kepada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan/kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II, kegiatan tersebut : a. Kegiatan Pendahuluan 1. Memberi salam dan memulai belajar dengan membaca doa sebelum belajar. 2. Menerangkan materi pembelajaran sehingga kopetensi yang diharapkan dapat tercapai b. Kegiatan inti 1) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu sebagai refleksi 2) Guru
menjelaskan
materi
tentang
pokok
bahasan
menulis
pengumuman 3) Guru mengajak siswa ke Perpustakaan untuk mencari contoh pengumuman 4) Menyampaikan
materi
pembelajaran
tentang
pengertian
pengumuman yang sebelumnya memberikan apresiasi secara klasikal sebagai persyaratan yang harus dikuasai. 5) Guru menjelaskan bagian-bagian dalam membuat pengumuman 6) Dua siswa bergantian tampil di depan secara acak untuk membaca sebuah pengumuman yang telah ditemukan di perpustakaan . 7) Guru mengulangi membacakan pengumuman
79
8) Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana materi yang diterima dimana untuk mengetahui anak yang belum bisa menulis pengumuman sesuai kaidah yang berlaku. 9) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang sulit dimengerti. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan ini dilaksanakan evaluasi selama 20 menit untuk mengetahui hasil prestasi belajar pada siklus II, Kemudian guru dan siswa melakukan doa bersama sebagai penutup pelajaran. 3. Pengamatan / observasi a. Pengamatan mengamati kegiatan guru dan menuliskan hasil untuk guru, dengan hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Guru sudah lebih optimal dalam memotivasi siswa dalam menyampaikan pembelajaran 2. Guru sudah lebih optimal dalm peguasaan siswa waktu dikelas 3. Persiapan dan penggunaan media sedikit lebih maxsimal 4. Setelah diberi bimbingan dari guru siswa lebih menghargai guru dan antusias selama pembelajaran 5. Siswa
kreatif dalam menjawab soal dengan metode yang
diberikan. 6. Guru mengadakan kegiatan perbaikan dan pengayaan karena masih banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diberikan, sehingga guru mengulas materi yang dianggap sulit.
80
2) Siswa sudah ada gambaran tentang materi yang disampaikan sehingga sudah sedikit
lancar dalam menbuat / menulis
pengumuman. 3) Dalam mengorganisasikan bahan pengajaran masih belum sesuai dengan rencana penagajaran b. Pengamatan terhadap kegiatan siswa adalah sebagai berikut : 1) Suasana kelas masih gaduh sewaktu diterangkan materi pelajaran. 2) Semangat dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik, karena setiap ada pelajaran bhasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas siswa sudah meningkat. c. Tanggapan dari teman / guru sejawat: 1) Guru telah bisa mengondisikan
suasana kelas sehingga siswa
sudah sedikit tenang dan menerima metode yang di sampaikan. 2) Guru masih terlalu menuntun siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. 3) Siswa dalam mengerjakan soal-soal masih kurang terkendali sehingga masih banyak kekeliruan dalam mengerjakan. 4) Suasana pelajaran dengan metode yang baru membuat siswa lebih mudah menerima materi, dibandingkan dengan metode yang sebelumnya. d. Tanggapan dari siswa 1) Guru terlalu cepat dalam mengajarkan materi 2) Metode Penugasan mudah dipahami dan dilaksanakan 3) Kreatifitas dari siswa sangat bervariatif sehingga hasilnya menarik
81
4) Menjadi menyenangkan belajar dengan metode Penugasan. 4. Refleksi Pengamat mengamati kegiatan guru dan menulis hasil pengamatannya pada lembar observsai. Hasil observasi untuk guru pada siklus II adalah sebagai berikut : a. Guru sudah ada perubahan dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih trampil lagi dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia meningkat. b. Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu dan kelas, maka perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasiinformasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. c. Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung, maka guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa, sehingga siswa lebih antusias. d. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum paham dengan metode yang baru pertama kali diberikan. Maka guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sehingga lebih mudah mengingat materi yang diberikan dalam setiap pembelajaran, dalam memberikan pertanyaan atau tugas guru harus tahu seberapa kemampuan siswa dalam mengajarkan tugas yang diberikan oleh guru.
82
Hasil belajar pada siklus II baru mencapai 45%. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai tolak ukur keberhasiilan. Untuk itu perlu diadakan siklus III yang merupakan perbaikan dari siklus II.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus ini, dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya peningkatan yang singnifikan, yang ditandai dengan aktifitas dan kreatifitas dari siswa. Oleh karena itu maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus III. D. Diskripsi Siklus III Siklus III ini dilaksanakan dengan langkah-langkah hampir sama dengan siklus sebelumnya dengan langkah perbaikan pada metode guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyajikan materi yang berkelanjutan yaitu : a. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran (RPP) b. Menyusun alat evaluasi c. Menyiapkan bahan pembelajaran tentang menulis pengumuman d. Menyiapkan alat observasi
2. Pelaksanaan Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan 12 Juni 2010 di MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Magelang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, adapun proses belajar mengajar mengacu kepada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II,
83
sehingga kesalahan/kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III, kegiatan tersebut : a. Kegiatan Pendahuluan 1) Memberi salam dan memulai belajar dengan membaca doa sebelum belajar. 2) Menerangkan materi pembelajaran sehingga kopetensi yang diharapkan dapat tercapai b. Kegiatan inti 1). Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu sebagai refleksi 2). Guru menjelaskan materi tentang pokok bahasan menulis pengumuman 3) Guru mengajak siswa ke Perpustakaan untuk mencari contoh pengumuman 4) Menyampaikan
materi
pembelajaran
tentang
pengertian
pengumuman yang sebelumnya memberikan apresiasi secara klasikal sebagai persyaratan yang harus dikuasai. 5) Guru menjelaskan bagian-bagian dalam membuat pengumuman 6) Dua siswa bergantian tampil di depan secara acak untuk membaca sebuah pengumuman yang telah ditemukan di perpustakaan . 7) Guru mengulangi membacakan pengumuman 8) Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana materi yang diterima dimana untuk mengetahui anak yang belum bisa menulis pengumuman sesuai kaidah yang berlaku.
84
9) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang sulit dimengerti. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan ini dilaksanakan evaluasi selama 20 menit untuk mengetahui hasil prestasi belajar pada siklus III, Kemudian guru dan siswa melakukan doa bersama sebagai penutup pelajaran. 3. Pengamatan / observasi a. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus III adalah sebagai berikut : 1) Pelajaran berjalan dengan baik 2) Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan awal pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode Penugasan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.. 3) Guru sudah optimal dalam pengelolaan kelas dan waktu 4) Pembelajaran terlaksana lebih baik, guru telah terampil melatih siswa mendemontrasikan tata cara melaksanakan sholat beserta bacaan-bacaan sholat. Guru juga sudah sepenuhnya bertindak sebagai fasilisator mendemontrasikan sholat beserta bacaannya. 5) Penggunaan media dan pengelolaan kelas sudah baik. 6) Siswa sudah paham dengan materi yang disampaikan sehingga siswa telah aktif , kreatif dan trampil dalam mengerjakan soal-soal yang ada. 7) Siswa dapat membuat / menulis pengumuman dengan baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 8) Dalam mengorganisasikan bahwa pengajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.
85
9) Adanya peningkatan pada siklus ini 10) Optimalnya hasil belajar siswa. b. Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut : 1). Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan setiap ada pertanyaan siswa langsung bisa menjawab meskipun jawabannya kurang benar. 2). Pengamtan yang dilakukan pada siswa dengan melihat cara siswa menulis pengumuman pada siklus III sebagai berikut : (a) Siswa sudah mampu menerima pelajaran dengan baik (b) Dalam menulis pengumuman siswa sering tergesa-gesa sehingga
tidak
memperhatikan
susunan
pembuatan
pengumuman, ejaan kurang diperhatikan c. Tanggapan dari teman / guru sejawat 1) Guru mampu mengoptimalkan suasana kelas sehingga siswa tertarik dengan metode yang diberikan. 2) Guru dapat melepaskan siswa ketika mengerjakan soal-soal sehingga tidak dituntun lagi 3) Siswa sudah aktif, kreatif dan trampil dalam mengerjakan soal sehingga kekeliruan dapat diatasi. 4) Metode penugasan yang diberikan oleh guru sangat membantu dan mempermudah siswa dalam mempelajari pembuatan / penulisan pengumuman. Metode Penugasan
dapat dipakai pada saat
86
pembelajaran mata pelajaran bahsa Indonesia khususnya tentang materi penulisan pengumuman. d. Tanggapan dari siswa 1) Guru bisa menghidupan suasana kelas 2) Metode penugasan yang diberikan guru mudah dipahami 3) Metode Penugasan membuat siswa merasa senang dalam belajar pembuatan / penulisan Pengumuman terutama bagian-bagian tentang pengumuman dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 4) Metode Penugasan sangat menarik untuk diterapkan pada mata pelajaran lain. 4. Refleksi Penelitian bersama pengamat mendiskusikan hasil pengamatan pada siklus III. Hasil refleksi pada siklus III adalah sebagai berikut : a.. Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik b. Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi Penulisan pengumuman telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. c. Guru sudah optimal dalam mengelola kelas dan waktu. d. Semua siswa aktif dan bersemangat tinggi dalam mengikuti pelajaran
bahasa Indonesia dikelas. e. Guru berhasil dalam upayanya mengalihkan keterbiasaan pada metode sebelumnya beralih pada metode yang baru sehingga siswa dalam
87
belajar membuat / menulis pengumuman dengan contoh-contohnya dapat diterapkan menggunakan metode penugasan. f.. Siswa menjadi bertambah aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
sehingga
prestasi
belajar
membuat
/menulis
pengumuman sesuai dengan tujuan. h. Hasil belajar pada siklus III sudah mencapai 85% menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai tolak ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu peneliti dinyatakan telah berhasil.
i.
Hasil belajar pada siklus III sudah mencapai 75% menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai tolak ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu peneliti dinyatakan telah berhasil.
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Prestasi
a. Data Hasil Prestasi Siklus I Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar metode yang telah dilakukan. Hasil pre tes pada kelas IV didapat nilai hasil prestasi kategori baik 1 anak (5%), kategori sedang 3 anak (15 %), kategori kurang 16 anak (80%) dan diperoleh rata-rata 4,0 hal ini disebabkan karena siswa belum paham sama sekali dengan metode yang akan digunakan dan nilai pre tes yang dihasilkan belum mencapai rata-rata yaitu 7,0. Maka peneliti mengadakan siklus I. Hasil pengamatan yang dicatat pada lembar pengamatan siswa. Hasil Pengamatan pada siklus I adalah : Tabel 1 : Hasil Belajar Siklus I NO
Nama Siswa
Menulis / membuat penumuman Baik Sedang Kurang √
1
Amanah
2
Anwari
√
3
Darul Sholikin
√
4
Eka Safitri
√
5
Eko Nurdiyanto
√
6
Faisol ‘Alau Zakariya
7
Harman
√
8
Indah Dwi Pangesti
√
√
89
9
Khoriyah
√
10
Linggar Safitri
11
Miftaurrohmah
√
12
Muhsoni
√
13
Muhyidin
√
14
Putri Nurhidayah
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
16
Rohani
√
17
Wahono
√
18
Wahyu Nurhaqiqi
√
19
Wahyu Nur Rifai
√
20
Yayuk Yuli Agustin
√
√
Keterangan Tabel : ·
Kategori Baik mendapat nilai 8-10
·
Kategori Sedang mendapat nilai 6-7
·
Kategori Kurang mendapat nilai kurang dari 5
Hasil siklus I : a) Kategori Baik adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 3 siswa. b) Kategori sedang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 4 siswa c) Kategori kurang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 13 siswa Tabel 2 : Hasil siklus I Katgori
Hasil siklus I Jumlah
Prosentase
90
a. Baik
3
15 %
b. Sedang
4
20 %
c. Kurang
13
65 %
Jadi tingkat keberhasilan siswa pada siklus I kategori baik 15 %, sedangkan siswa yang masih dalam kategori kurang sebanyak 65 %. Pada tabel hasil prestasi diatas menunjukkan terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran siklus I bila dibandingkan dengan hasil pre tes sebelumnya, dimana hasil pre tes yang mendapatkan nilai kategori baik 10%, kategori sedang 15 % dan kategori kurang 80 % hasil pre tes pada siswa kelas IV sebelum diadakan perbaikan diperoleh nilai rata-rata 4,0 hal ini disebabkan karena siswa belum paham sama sekali dengan metode yang akan digunakan, dan nilai tingkat keberhasilan siswa pada siklus I kategori baik 15 %, sedang 20 %, sedangkan siswa yang masih dalam kategori kurang sebanyak 65 %. Sehingga belum mencapai keberhasilan / ketuntasan jadi perlu diadakan penelitian dengan siklus II. b. Hasil Prestasi Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2010, materi yang diajarkan adalah adalah mendengarkan, membaca, memahami bagian-bagian pengumuman dan membuat pengumuman yang telah dijelaskan oleh guru. Peneliti melakukan revisi-revisi tindakan untuk peningkatan perbaikan dengan hasil pengamatan pada siklus I, dan pada siklus II ini di peroleh. Hasil Pengamatan pada siklus II adalah :
91
Tabel 3 : Hasil Belajar Siklus II
1
Amanah
Menulis / membuat penumuman Baik Sedang Kurang √
2
Anwari
√
3
Darul Sholikin
√
4
Eka Safitri
√
5
Eko Nurdiyanto
√
6
Faisol ‘Alau Zakariya
√
7
Harman
8
Indah Dwi Pangesti
9
Khoriyah
10
Linggar Safitri
11
Miftaurrohmah
12
Muhsoni
13
Muhyidin
14
Putri Nurhidayah
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
16
Rohani
√
17
Wahono
18
Wahyu Nurhaqiqi
√
19
Wahyu Nur Rifai
√
20
Yayuk Yuli Agustin
NO
Nama Siswa
√ √ √ √ √ √ √
√
√
Keterangan Tabel : ·
Kategori Baik mendapat nilai 8-10
·
Kategori Sedang mendapat nilai 6-7
·
Kategori Kurang mendapat nilai kurang dari 5
Hasil siklus II :
92
a) Kategori Baik adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 9 siswa. b) Kategori sedang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 8 siswa c) Kategori kurang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 3 siswa Tabel 4 : Hasil siklus II Katgori
Hasil siklus I Jumlah
Prosentase
a. Baik
9
45 %
b. Sedang
8
40 %
c. Kurang
3
15 %
Tingkat keberhasilan siswa pada siklus II adalah 45 %, kategori sedang 40 %, sedangkan kategori kurang 15 %. Pada tabel hasil prestasi di atas menunjukkan terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II bila dibandingkan dengan siklus I dimana hasil prestasi belajarnya adalah tingkat keberhasilan siswa pada siklus I kategori baik 15 %, sedang 20 %, kategori kurang sebanyak 65 %. Sedangkan hasil pada siklus II siswa yang mendapat nilai prestasi belajar kategori baik 45 %, kategori sedang 40 %, dan kategori kurang 15 % sehingga peningkatan siklus ini sudah ada bila dibandingkan dengan hasil siklus I tetapi pada siklus II ini belum mencapai ketuntasan sehingga peneliti perlu melanjutkan penelitian pada siklus ke III. c. Hasil Prestasi Siklus III
93
Siklus tiga ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2010 dengan kopetensi dasar mendengarkan, membaca, memahami bagian-bagian pengumuman dan membuat pengumuman, dengan menekankan siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Hasil penelitian siklus III adalah : Tabel 5 : Hasil Belajar siklus III Nama Siswa
Menulis / membuat penumuman Baik Sedang Kurang √
NO 1
Amanah
2
Anwari
3
Darul Sholikin
√
4
Eka Safitri
√
5
Eko Nurdiyanto
√
6
Faisol ‘Alau Zakariya
√
7
Harman
√
8
Indah Dwi Pangesti
√
9
Khoriyah
√
10
Linggar Safitri
√
11
Miftaurrohmah
√
12
Muhsoni
13
Muhyidin
√
14
Putri Nurhidayah
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
16
Rohani
√
17
Wahono
√
18
Wahyu Nurhaqiqi
√
19
Wahyu Nur Rifai
20
Yayuk Yuli Agustin
√
√
√ √
Keterangan Tabel : ·
Kategori Baik mendapat nilai 8-10
94
·
Kategori Sedang mendapat nilai 6-7
·
Kategori Kurang mendapat nilai kurang dari 5
Hasil siklus III : a) Kategori Baik adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 17 siswa. b) Kategori sedang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 0 siswa c) Kategori kurang adalah mendengarkan, membaca, memahami bagianbagian dan membuat pengumuman berjumlah 3 siswa Tabel 6 : Hasil siklus III Katgori
Hasil siklus III Jumlah
Prosentase
a. Baik
17
85 %
b. Sedang
0
0%
c. Kurang
3
15 %
Tingkat keberhasilan siswa pada siklus III adalah 85 %, kategori sedang 0 %, sedangkan kategori kurang 15 %. Dalam hal ini menunjukkan bahwa Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembe;lajaran melalui media pajang dan metode demonstrasi sehingga siswa sudah terbiasa dalam mengikuti dan menerapkan dalam pembelajaran ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Keberhasilan anak mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus ke III ada peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari ketrampilan dan keaktifan
95
siswa pada saat kegiatan pembelajaran mendengarkan, membaca dan menulis pengumuman setelah mendapat tugas dari guru.
Siswa yang
masuk kategori lancar 17 siswa 85 % menjadi sebuah keberhasilan dan meningkatkan keaktifan, dan ketrampilan siswa dalam belajar sehingga prestasi belajarnya baik. Pada siklus ke III ini menunjukkan peningkatan yang cukup sinifikan bila dibandingkan pada siklus II dimana hasil belajar siklus ke III adalah kategori baik 85 %, kategori sedang 0 %, kategori kurang 15 %,sehingga pada siklus ini sudah dikatakn berhasil atau dikatakan tuntas dan peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian lagi. 2. Hasil keaktifan a. Hasil keaktifan siklus I Sebelum dilakukan pengamatan keaktifan siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu sejauhmana keaktifan dalam pembelajaran ternyata keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, sehingga peneliti melakukan pengamatan lagi tentang keaktifan siswa pada siklus I Hasil pengamatan siklus I didapat hasil keaktifan siswa adalah, kategori Aktif 3 anak atau 15 %, Kurang Aktif 5 anak atau 25 %, Tidak aktif 12 anak atau 60 % sehingga dapat peningkatan dibandingkan pada sebelum di gunakannya metode penugasan, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.
96
Tabel keaktifan siklus I NO
Nama Siswa
Keaktifan Oral
Mata
Telinga
Tangan
√
√
√
berfikir
1
Amanah
2
Anwari
3
Darul Sholikin
4
Eka Safitri
√
√
5
Eko Nurdiyanto
√
√
√
6
Faisol ‘Alau Zakariya
√
√
√
√
7
Harman
8
Indah Dwi Pangesti
9
Khoriyah
10
Linggar Safitri
√
√
√
√
11
Miftaurrohmah
12
Muhsoni
13
Muhyidin
14
Putri Nurhidayah
√
√
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
√
√
√
√
16
Rohani
√
√
√
√
√
17
Wahono
18
Wahyu Nurhaqiqi
19
Wahyu Nur Rifai
20
Yayuk Yuli Agustin
√
√
Keterangan : · Kategori aktif
: 1-5
· Kategori kurang aktif
: 1-3
· Kategori tidak aktif
:0
1. Siswa yang aktif 3 anak atau 15 % 2. Siswa yang kurang aktif 5 anak atau 25 % 3. Siswa yang tidak aktif 12 atau 60 %
97
Grafik Keaktifan Siswa 20 18 16 Jml Siswa
14 12 10
Siklus I
8 6 4 2 0 Tidak Aktif Kurang Aktif (10%-50%) (60%-70%)
Aktif (80%-100%)
Prosentase Keaktifan
Dari grafik keaktifan diatas menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa masih sangat kurang, siswa yang aktif memperhatikan adalah 3 anak atau 15%, kurang aktif 5 anak atau 25% dan yangtidak aktif sama sekali 12 anak atau 60 % sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran terpaku pada pemberian materi dari guru tidak mau mengelmukakan pendapatnya dan guru hanya sebagai penceramah bukan sebagai fasilitator sehingga perlu dilanjutkan pada pengamatan keaktifan siklus II. b. Hasil Keaktifan siklus II Pada siklus ini peneliti merevisi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sehingga Hasil pengamatan siklus II didapat hasil keaktifan siswa sebagai berikut, kategori Aktif 3 anak atau 15 %, Kurang Aktif 5 anak atau 25 %, Tidak aktif 13 anak atau 65 % sehingga dapat peningkatan dibandingkan pada sebelumnya yaitu siklus I dengan mengunakan mtode penugasan, dapat dilihat pada tabel grafik dibawah ini
98
Tabel keaktifan siklus II NO
Nama Siswa
Keaktifan Oral
Mata
Telinga
Tangan
berfikir
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
Amanah
2
Anwari
3
Darul Sholikin
4
Eka Safitri
5
Eko Nurdiyanto
6
Faisol ‘Alau Zakariya
7
Harman
8
Indah Dwi Pangesti
9
Khoriyah
10
Linggar Safitri
11
Miftaurrohmah
12
Muhsoni
13
Muhyidin
14
Putri Nurhidayah
√
√
√
√
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
√
√
√
√
16
Rohani
√
√
√
√
√
17
Wahono
18
Wahyu Nurhaqiqi
√
√
√
√
√
19
Wahyu Nur Rifai
20
Yayuk Yuli Agustin
√
√
√
√
Keterangan : · Kategori aktif
: 1-5
· Kategori kurang aktif
: 1-3
· Kategori tidak aktif
:0
1. Siswa yang aktif 9 anak atau 45 % 2. Siswa yang kurang aktif 4 anak atau 20 % 3. Siswa yang tidak aktif 7 atau 35 %
99
Jml Siswa
Grafik Keaktifan Siswa 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Siklus I Siklus II
Tidak Aktif (10%-50%)
Kurang Aktif (60%-70%)
Aktif (80%-100%)
Prosentase Keaktifan
Pada grafk di atas menunjukkan terjadinya peningkatn keaktifan siswa, dibandingkan dengan siklus I, walaupun pada hasil ini mengalami peningkatan tetapi peneliti belum puas dengan hasil tersebut karena masih ada siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasilnya belum memuaskan/ belum tuntas, maka penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan keaktifasn dengan siklus III. c. Hasil Keaktifan siklus III Dalam plaksanaan pembelajaran siklus III penulis memotivasi siswa dan menambah kekurangan-kekurangan pola pembeklajaran yang ada pada siklus II agar keaktifan dlam pembelajaran peneliti mwngamati dan memantau langsung pada semua kegiatan siswa hal ini bertujuan agar siswa bear-benar memabhami materi pembelajaran. Tabel keaktifan siklus III NO
Nama Siswa
Keaktifan Oral
Mata
Telinga
Tangan
berfikir
100
√
√
√
√
√
Darul Sholikin
√
√
√
√
√
4
Eka Safitri
√
√
√
√
√
5
Eko Nurdiyanto
√
√
√
√
√
6
Faisol ‘Alau Zakariya
√
√
√
√
√
7
Harman
√
√
√
√
√
8
Indah Dwi Pangesti
√
√
√
√
√
9
Khoriyah
√
√
√
√
√
10
Linggar Safitri
√
√
√
√
√
11
Miftaurrohmah
√
√
√
√
√
12
Muhsoni
13
Muhyidin
√
√
√
√
√
14
Putri Nurhidayah
√
√
√
√
√
15
Rizka Amalia Zulfa
√
√
√
√
√
16
Rohani
√
√
√
√
√
17
Wahono
√
√
√
√
√
18
Wahyu Nurhaqiqi
√
√
√
√
√
19
Wahyu Nur Rifai
20
Yayuk Yuli Agustin
√
√
√
√
√
1
Amanah
2
Anwari
3
Keterangan : · Kategori aktif
: 1-5
· Kategori kurang aktif
: 1-3
· Kategori tidak aktif
:0
1. Siswa yang aktif 16 anak atau 80 % 2. Siswa yang kurang aktif 1 anak atau 10 % 3. Siswa yang tidk aktif 3 atau 15 %
101
Grafik keaktifan Siswa 20 18 16 Jml Siswa
14 12
Siklus II
10
Siklus III
8 6 4 2 0 Tidak Aktif (10%-50%)
Kurang Aktif (60%-70%)
Aktif (80%-100%)
Prosentase Keaktifan
Dari grafik diatas dapat dilihat menunjukkan bahwa hasil pada siklus III telah mengalami peningkatan dari siklus II, keaktifan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sudah memuaskan atau sudah tuntas hal ini bisa dilihat dari keaktifan siswa saat pembelajaran siklus III, sehingga peneliti memutuskan untuk tidak mengadakan penelitian kembali, walaupun masih ada siswa yang belum aktif / tidak aktif sama sekali, hal ini dikarenakan siswa tersebut memang mengalami kelambatan berfikir, dan termasuk siswa yang tinggal kelas. B. Pembahasan 1. Pola Pembelajaran Pola pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumuman membuat siswa semakin banyak berlatih, sehingga keaktifan dan ketrampilan siswa atas materi tersebut menigkat yang pada akhirnya meningkatkan pula prestasi belajar siswa. Penerapan metode yang baik dapat dilihat. dari data
102
yang diperoleh pada saat pelaksanaan siklus I, dimana pada siklus pertama diasilkan kategori baik baru 15 % sedang 20 kategori sedankan kategori kurang 65 %. Sehingga siklus pertam belum dikatakan berhasil maka perlu dilanjutkan pada siklus II Pada siklus II siswa mempelajari cara membuat penugasan dalam membuat
pengumuman,
setelah diadakan revisi dan
melengkapi
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I hasil siklus II menunjukkan adanya peningkatan, berdasarkan hasil siklus II pada siswa kelas IV MI Ma’arif Bandungrejo dari 20 siswa, mendapatkan hasil nilai prestasi belajar kategori baik 45 %, kategori sedang 40 %, dan kategori kurang 15 % sehingga peningkatan siklus II sudah lebih baik dibandingkan
bila
dengan hasil siklus I tetapi pada siklus II ini belum
mencapai ketuntasan sehingga perlu dilanjutkan pada siklus ke III. Pelaksanaan perbaikan permbelajaran pada siklus II ini masih berfokus pada pengunaan metode penugasan. Tetapi penulis juga menggunakan strategi agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada siswa dengan cara memberi tugas berlatih menyelesaikan pengumuman rumpang, menjelaskan isi pengumuman kemudian dilanjutkan menuliskan pengumuman dengan isi yang ditentukan guru, bahwa penugasan dapat dilakukan didalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan dan kolaborasi dengan teman sejawat serta memperhatikan hasil evaluasi, proses pembelajaran Siklus III telah benar-benar mengalami peningkatan yang memuaskan, dimana hasil prestasi belajar pada siklus III Tigkat
103
pemahaman siswa terhadap materi juga menigkat. Sehingga hasil prestasi belajar siswa pada siklus III adalah kategori baik 85 %,kategori sedang 0 %, kategori kurang 15 %,sehingga pada siklus ini sudah dikatakn berhasil atau dikatakan tuntas dan tidak perlu dilanjukan atau diteliti lagi. Secara keseluruhan perencanaan dan pelaksanaan perbaikan Siklus I siklus II dan Siklus III yang dilakukan guru dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada. Pada pembelajaran mendengarkan, membaca dan menulis pengumuman terdapat kelebihan kekurangan.
a. Kelebihan 1) Meningkatkan keaktifan, ketrampilan pembelajaran siswa aktif kreatif dalam melaksanakn metode penugasan dan guru aktif dan trampil dalam memberikan bimbingan kepada siswa terutama yang mengalami kesulitan belajar. 2) Memusatkan perhatian siswa pada pelajaran dengan menggunakan metode penugasan sehingga dapat menarik perhatian siswa. 3) Merangsang memotivasi belajar siswa. Dengan metode penugasan tercipta suasana pembelajaran yang menyenagkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatian pada pembelajaran. 4) Menghindari kebosanan Karena pembelajaran dengan penugasan seakan-akan diberikan secara kongkrit, sehingga siswa dapat merasakan pembelajaran secara variatif dan dapat terhindari kebosanan.
104
b. Kekurangan 1) Kekurangan pada siklus I diakibatkan siswa belum mengenal metode penugasan sehingga perhatian siswa kurang terpusat pada penggunaan metode penugasan. Kekurangan siswa terutama terletak pada bagaimana menggunakan metode penugasan dalam membuat pengumuman. 2) Pada lembar pengamatan siswa siklus I menunjukkan belajar siswa kurang memadai yaitu 65 % kemudian dipebaiki pada siklus II yaitu sebesar 45 %, kemudian dilanjutkan pada siklus III yaitu 15 %. 2. Ketuntasan a. Ketuntasan hasil belajar Hasil ktuntasan tindakan siklus I, II, III ada kenaikan ketuntasan belajar yaitu 15% menjadi 45 % dan 85 %. Dalam Siklus III ini daya serap dalam menerima pelajaran tidak sam karena ada 3 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran disebabkan karena anak tersebut tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, dan kurang aktif di kelas nilai kreteria ketuntasan minimal kurang dari 65 dan 3 anak tersebut termasuk anak yang tinggal kelas. Meskipun demikian 85 % menjadi ketuntasn dalam prestasi belajar karena kreteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran hanya. 70. Hasil refleksi pada siklus III deperoleh hasil sebagai berikut :
105
1) Ketuntasan belajar yang mendapat nilai 85 adalah 17 siswa atau 85 % 2) Ada 3 atau 15 % siswa yang masih belum tuntas disebabkan karena : a) Siswa tidak bisa membaca dan menulis dengan baik b) Siswa termasuk anak yang tinggal kelas c) Nilai kurang dari ketuntasan kriteria minimal (KKM) Kesimpulan dari hasil penelitian dalam pembelajaran, ternyata 3 siwa tersebut tersebut termasuk anak yang lamban dan di rumah jarang belajar Bahasa Indonesia karena tidak ada motivasi atau dorongan dari orang tuanya serta faktor dari lingkungan yang kurang mendukung. Belajar Bahasa Indonesia sepenuhnya hanya dari sekolah sehingga dalam membaca, menulis dan mendengarkan masih sangat minim. b. Ketuntasan Keaktifan Hasil ktuntasan keaktifan siklus I, II, III ada kenaikan ketuntasan belajar keaktifan yaitu 15% menjadi 45 % dan 80 %. Keaktifan Siklus III ini daya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak sama karena ada 3 siswa yang belum tuntas keaktifanya dalam pembelajaran disebabkan karena anak tersebut tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, dan kurang aktif di kelas, walaupun demikian peneliti menyatakan tuntas karena sudah mendapatkan hasil keaktifan siswa yaitu 80 %.
106
Menerapkan metode penugasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumuman membuat siswa semakin banyak berlatih, sehingga keaktifan dan ketrampilan siswa atas materi tersebut menigkat yang pada akhirnya meningkatkan pula prestasi belajar siswa. Penerapan metode yang baik dapat dilihat baik dalam proses pembelajaran maupun hasil pembelajarannya.
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan, aktifan dan juga prestasi belajar menulis pengumuman pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan metode Penugasan pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Bandungrejo Ngablak MagelangTahun Ajaran 2009/2010 dapat
disimpulkan : 1. Metode Penugasan memiliki dampak positif dalam meningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam penulisan Pengumuman. Siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan meetode penugasan juga dapat menjadikan
siswa
merasa
dirinya
mendapat
kesempatan
untuk
menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. Memahami dan memperhatikan karakterisik dan kebutuhan anak usia MI, dapat membantu meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumuman. 2. Motivasi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar dapat dibangkitkan antara lain dengan memberi pujian atau penghargaan. 3. Dengan memberitahukan pembelajaran pada siswa, akan mendorong siswa untuk mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar. 4. Menerapkan metode penugasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis pengumuman membuat siswa semakin banyak berlatih,
108
sehingga pemahaman siswa atas materi tersebut menjadi lebih baik. Penerapan metode yang baik dapat dilihat baik dalam proses pembelajaran maupun hasil belajarnya. 5. Minat dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama penelitian berlangsung hasilnya adalah : 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tentang variasi prestasi belajar pada siklus I kategori baik adalah 15%, kategori sedang adalah 20 % dan kategori kurang 65 %. 2. Pada siklus II kategori baik adalah 45%, kategori sedang adalah 40 % dan kategori kurang 15 %. 3. Pada siklus III kategori baik adalah 85%, kategori sedang adalah 0 % dan kategori kurang 15 %. Pada siklus III ini sudah tuntas dalam pembelajaran meskipun ada 3 siswa yang belum mencapai nilai 85 dan belum tuntas Dalam pembelajaran hal itu disebabkan karena
anak tersebut
belum bisa membaca dan menulis, nilai rata-rata siklus lebih rendah dari Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM). 4. Metode Penugasan dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tentang menulis pengumuman. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang semula gaduh menjadi penuh semangat serta tertarik pada materi yang disampaikan guru dan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 45% dan pada siklus III mencapai 85 %. Hal
109
itu
menunjukkan
pada
setiap
siklusnya
mengalami
kenaikan/peningkatan. B. Saran Saran yang ingin disampaikan penulis melalui tulisan ini, adalah agar proses belajar mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai adalah : 1. Saran Untuk Guru a. Hendaknya guru harus persiapan yang lebih matang sehingga pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih optimal. b. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa,hendaknya guru sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran sehingga siswa semakin bertambah wawasanya. c. Hendaknya guru mengembakan berbagai variasi metode dalam mengajar, tidak monoton pada satu metode sehingga siswa tidak bosan. d. Kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan menerapkan strategi pembelajaran dengan metode penugasan dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam preses pelaksanaan pembelajaran serta dalam memahami dan menguasai materi yang diajarkan. e. Metode penugasan dapat digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan ketrampilan siswa dalam belajar, tidak hanya pada
110
mata pelajaran bahasa Indonesia saja tetapi juga untuk mata pelajaran yang lain. f. Hendaknya diperlukan penelitian yang lebih sempurna karena penelitian ini baru dilaksankan di MI Ma’arif bandungrejo. g. Kerjasama antar komponen
di lingkungan pendidikan dapat
menunjang tercapainya out put yang diharapkan. 2. Saran untuk siswa a. Diharapkan dapat berbahasa
meningkatkan motivasi dan ketrampilan
Indonesia
agar
tidak
terjadi
kekeliruan
dalam
menggunakan kebahasan. b. Belajar bahasa Indonesia tidak hanya dilingkungan formal saja melainkan di berbagai lembaga non formal. c. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan harus dipelajari lebih dalam sehingga akan memberikan kemudahan dalam belajar berbahasa. d. Janganlah berputus asa dalam belajar dan mencari ilmu, karena Allah akan meninggikan derajatnya bagi orang-orang yang berilmu.
111
DAFTAR PUSTAKA Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi pendidikan,Jakarta, 2007. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2001. Slameto,Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Salatiga, 1987 Tames Richard, Buku Pintar Sejarah Dunia Yogyakarta, 2008. Arikunto, Suharsini,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, 2006. Sardiman , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009. Dr. Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara,2003. Wassid, Iskandar, Strategi Belajar Bahasa, Jakarta, PT Remaja Rosdakarya 2008. Guntur Tarigan ,Henry,
Berbicara sebagai suatau Ketrampilan berbahasa,
Bandung, PT Angkasa, 1987. Dr. St.Y Slamet,, Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar,2007. Mary Leonhardt,
Cara menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis,
Bandung,2005 Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, 2000 Ismail ., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis P.A.I. K.E.M, Semarang, ,2008. Fahrudin, MA. Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab,Yoyakarta 2006.
112
Kurdi, Syuaeb,
Model Pembelajaran
Efektif Pendidikan Agama Islam,
Cirebon, 2006 Djeniah Alim, Lancar Berbahasa Indonesia Petunjuk Guru, Jakarta,1996. Darisman, Muh, dkk, Mari Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV,Jakarta, 2006. Khaeruddin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Semarang, 2007. Drs. Nazhary, Pengorganisasian, Pembinaan dan Pengembangan kurikulum, Jakarta, Dermaga, 1993 Ahmadi, Abu , Sosiologi Pendidikan, Jakarta, 2004. http//www.sobstbaru.blogspoot.com http//www.cafestudion61.wordpress.com http//www.cafestudi61.wordpress.com http//www.ktipk.com
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / semester
: IV ( empat ) / 2 (dua)
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Pelaksanaan
: 2 Juni 2010
I. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
II. KOMPETENSI DASAR 8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan.
III. INDIKATOR Dengan memperhatikan penjelasan guru siswa dapat : 1. Menyebutkan bagian-bagian pengumuman. 2. Menulis sebuah pengumuman dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 1. Dengan memperhatikan penjelasan guru dan tanya jawab tentang pengumuman,
siswa
dapat
menyebutkan
bagian-bagian
sebuah
pengumuman. 2. Dengan memperhatikan penjelasan guru dan mengamati contoh sebuah pengumuman,
siswa
dapat
menyampaikan
kembali
isi
sebuah
menulis
sebuah
pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar. 3. Melalui
pengamatan
dan
latihan,
siswa
dapat
pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar.
V. MATERI PEMBELAJARAN
114
Materi pokok :Menulis sebuah pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan. Contoh : Pengumuman Dalam rangka memenuhi kebutuhan air di musim kemarau yang akan datang. Kami pengurus Tani Maju Makmur mengajak para anggota untuk membuat kincir air dari alat dan bahan sederhana. Kincir air sederhana tersebut akan dipasang di aliran air terjun dari bukit desa ini. Sehubungan hal tersebut dimohon para anggota untuk hadir bergotong royong membuat kincir air yang akan dilakukan pada : hari, tanggal
: Minggu, 2 Juni 2010
pukul
: 08.00 WIB
tempat
: Halaman Balai Desa Demikian pengumuman ini dibuat. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
Magelang, 29 Mei 2010 Ketua Kelompok Tani Makmur
Joko Purnomo
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN A . Metode : a. Ceramah b. Tanya jawab c. Penugasan d. Latihan B. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pra kegiatan ( ± 5 menit )
115
a. Guru menyiapkan perlengkapan pembelajaran b. Guru mengabsen siswa c. Guru mengkondisikan siswa 2. Kegiatan awal (± 5 menit ) a. Guru mengucapkan salam b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang akan
di
kembangkan. c. Sebagai apresiasi guru mengadakan tanya jawab : 1. anak-anak, kalian sudah pernah membaca sebuah pengumuman? 2. Pengumuman tentang apa yang kalian baca ? 3. Kegiatan inti (±40 menit ) a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran selesai. b. Guru membacakan sebuah pengumuman. c. Siswa diminta menyebutkan bagian-bagian pengumuman yang telah dibacakan guru. d. Guru
bertanya
jawab
dengan
siswa
tentang
bagian-bagian
pengumuman yang telah ditulis siswa. e. Guru
memberi
contoh
cara
menyampaikan
kembali
sebuah
pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar. f. Guru menjelaskan cara menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan. g. Siswa berlatih menyusun sebuah pengumuman acak pada lembar kerja yang dibagikan guru. h. Guru bersama siswa membahas hasil kerja dan menarik kesimpulan. 4. Kegiatan akhir (±20 menit) a. Guru mengadakan tes formatif. b. Secara individu siswa mengerjakan tes formatif. c. Guru bersama siswa mengoreksi hasil tes formatif. d. Guru menilai hasil tes formatif dan menganalisa. 5. Tindak lanjut
116
a. Diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai tes formatif kurang dari 70 (tujuh puluh ). Tugas perbaikan : menuliskan kembali sebuah pengumuman yang masih salah penulisannya. b. Program pengayaan Diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai tes formatif lebih dari 70 (tujuh puluh ). Tugas pengayaan : Mencari 2 (dua) contoh pengumuman yang berbeda.
VII. MEDIA DAN SUMBER BAHAN A. Media -
Contoh teka pengumuman
B. Sumber belajar a. Buku KurikulumTingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) – SD/MI Tahun 2007. b. Buku Bina Bahasa Indonesia unutuk Sekolah Dasar kelas IV, Muh Darisman dkk, Yudistira, halaman 87-95. c. Buku latihan soal-soal Cemara kelas IV semester 2 d. Pengembangan guru.
VIII. EVALUASI A. Prosedur Tes 1. Tes awal
:-
2. Tes dalam proses
: Ada, secara lisan
3. Tes akhir
: Ada, secara tertulis
B. Bentuk Tes 1. Uraian C. Jenis Tes 1. Tes lisan
: untuk tes dalam proses
2. Tes tertulis
: untuk tes formarif
D. Alat Tes 1. Tes akhir
: soal tes formatif
117
Ngablak, 2 Juni 2010
Kepala sekolah
Bustanul Arifin S.Ag NIP.196912192005011003
Guru Mapel
Nasrodin
118
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 8.1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara
tertulis
dalam
bentuk
karangan,
pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar
: 8.2. Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan.
Kelas/Semester
: IV (empat) / 2 (dua)
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Pelaksanaan
: .......................................
I. Petunjuk Umum 1. Kerjakan tugas berikut dengan kelompokmu 2. Bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk yang ada 3. Bila ada hal yang belum jelas tanyakan kepada Bapak / Ibu guru! II. Bacalah dengan cermat kalimat-kalimat berikut ini! Kalimat-kalimat berikut ini merupakan naskah pengumuman yang tersusun secara acak. Susunlah kembali sehingga menjadi sebuah pengumuman yang padu! Pengumuman 1. Pemenang kedua mendapatkan hadiah sebesar Rp 150.000,00 2. Misalnya botol bekas air mineral, gallon air, kaleng bekas minuman, ember plastik dan lain-lain menjadi barang yang berguna. 3. Pemenang pertama akan memperoleh hadiah sebesar Rp 200.000,00 4. Pemenang harapan 1, 2 dan 3 akan memperoleh piagam penghargaan. 5. Hasil pemenang 1, 2, dan 3 akan diikutsertakan dalam lomba Kreativitas siswa di tingkat kecamatan. 6. Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup, Desa Sidogede akan mengadakan loma membuat benda dari limbah sampah. Lomba dapat diikuti semua siswa kelas IV, V, dan VI. 7. Sedangkan pemenang ketiga mendapat hadiah sebesar Rp 100.000,00.
119
SOAL TES FORMATIF
Buatlah sebuah pengumuman . Kalian berperan sebagai Kepala Sekolah. Pengumuman tersebut ditujukan kepada semua siswa sekolah dasar di sekolahmu. Isinya pemberitahuan tentang lomba membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Lomba diadakan di sekolahmu. Waktu penyelenggaraan dapat kamu tentukan sendiri. Tulislah pengumuman itu dengan bahasa yang baik dan benar, serta mengunakan ejaan yang benar.
120
PROGRAM PERBAIKAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi
:8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
Kompetensi Dasar
:8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan.
Kelas / Semester
: IV (empat) / 2 (dua)
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Pelaksanaan
: ..............................................
I.
Tuliskan bagian-bagian sebuah pengumuman!
II.
Tulislah kembali bagian-bagian pengumuman yang masih salah penulisannya. Kumpulkan setelah selesai dan jangan lupa menuliskan namamu!
121
PROGRAM PENGAYAAN
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi
:8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
Kompetensi Dasar
: 8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan ejaan.
Kelas / Semester
: IV (empat) / 2 (dua)
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Pelaksanan
: .......................................
Carilah 2 (dua) contoh surat resmi yang berbeda jenisnya, misalnya surat perjanjian, surat keputusan, atau surat undangan. Tempelkan kedua surat tersebut di buku tugasmu! Bacalah dengan cermat kedua contoh surat tersebut! Kemudian tulislah persaman dan perbedaannya! Kerjakanlah di rumah dan kumpulkan hasilnya!
122
PEDOMAN PENILAIAN TES FORMATIF NO 1
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
ISI PENGUMUMAN : - LENGKAP
:- Memuat isi, sasaran, waktu,
tanggal
pembuatan, penanggung
80
jawab pembuatan KURANG LENGKAP
: - Memuat isi, sasaran, tempat, hari, dan tanggal, waktu,
tanggal
70
pembuatan KURANG LENGKAP
: - Memuat isi, sasaran, tempat, hari dan tanggal,
60
waktu KURANG LENGKAP
: - Memuat isi, sasaran, hari dan tanggal
TIDAK LENGKAP DAN TIDAK BENAR
50 40
2 KERAPIAN : - Rapi
20
- Kurang rapi
15
- Tidak rapi
10
Jumlah Skor Maksimal
100
123
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nasrodin
Tempat Tgl Lahir
: Magelang, 08 Agustus 1980
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Alamat
: Pondokan, Rt 01/ Rw 01 Madyogondo, Ngablak, Magelang.
No HP
: 08170401830
Pendidikan
: Tahun 1987-1993
SD N 1 Madyogondo, Ngablak,
Magelang Tahun 1993-1996
SMP N 2 Grabag, Magelang
Tahun 1996-1999
SMA N 1 Grabag, Magelang
Tahun 2000-2002
DII PGSD/MI UMM Magelang.
Tahun 2008-2010
S1 PAI-Ekstensi STAIN Salatiga
Demikian Daftar riwayat hidup ini disampaikan agar menjadi maklum.
Magelang.
Agustus 2010
Hormat Saya
Nasrodin
124
125
126
127
128
129
130
131