Nur Halimah | 21
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOUTOR SEBAYA Oleh Nur Halimah SMP Negeri 3 E-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilaksankan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3. Jenis penelitian ini adalah penlitian tindakan kelas, penelitian ini dilaksanakan selama II siklus. Dari hasil penelitian didapati hasil yaitu keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran tinggi, karena telah mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 100% Peserta didik terlibat aktif, frekuensi Peserta didik yang bertanya tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan, yakni 76%, sedangkan kriteria 75%, peserta didik yang mampu mengajukan pendapat sedang yaitu 72%, meskipun belum memenuhi kriteria 75%, tetapi dari segi kuantitas mengalami peningkatan, Peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan yakni 83%, sedangkan kriteria 80% dan Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu 100% sudah sesuai dengan criteria 100%. Kata Kunci : metode tutor sebaya, materi pokok lingkaran PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu regulasi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi KTSP di sekolah menuntut para guru dan siswa untuk lebih kreatif dan memiliki inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Ini berarti dalam pembelajaran matematika berpusat kepada siswa dan bukan lagi bersumber pada guru . Proses mengkonstruksi pengetahuan ini memerlukan kreatifitas guru untuk menciptakan “PAIKEM” (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot) sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif yang pada akhirnya mereka memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Namun pada kenyataan dilapangan pada kelas VIII masih banyak siswa yang terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode konvensional sebagai metode pengajaran. Penggunakan metode yang kurang tepat dapat menjadikan siswa kurang aktif dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru berinisiatif untuk menggunakan metode tutor sebaya sebagi upaya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan kondisi diatas menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan pembelajaran tutor sebaya dalam
22 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
rangka meningkatkan partisipasi siswa selama proses pembelajaran untuk mata pelajaran matematika dikelas VIII SMP Negeri 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 3 ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 3. Manfaat Penelitian 1) Untuk membantu siswa meningkatkan partisipasi dalam mengikuti Kegiatan Pembelajaran, Meningkatkan aktivitas belajar dalam membahas sebuah konsep matematika dan Untuk meningkatkan prestasi hasil pembelajaran matematika. 2) Untuk meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran matematika 3) Memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu proses maupun hasil pembelajaran matematika di sekolah. KAJIAN PUSTAKA Hakekat Belajar dan Pembelajaran Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau obyek belajar baik secara sengaja dirancang atau tanpa sengaja dirancang (Suliana,2005). Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Pada satu sisi, belajar yang di alami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak pengiring, selanjutnya, dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. (Dimyati & Mudjiono, 2002). Metode Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid - murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Hubungan antar murid terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan antara murid dengan guru. (Moh.Surya, 1985).
Nur Halimah | 23
M.Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran sejawat, dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai metode (multimetode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. (Kunandar, 2007). Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok - kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberitahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. (Trianto, 2007). Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalamanpengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu lebih logis. (Nur, dalam Trianto, 2007). Tutor sebaya dinamakan juga sebagai pembelajaran sejawat yang bekerja dalam kelompok - kelompok kecil. Kriteria dan Keuntungan Tutor Sebaya Penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akan mendukung pilar belajar tersebut di atas, jika siswa yang ditunjuk menjadi tutor memenuhi kriteria kriteria tertentu. Moh. Surya (1985), menyebutkan bahwa kriteria tutor sebaya adalah: 1) tutor membantu murid yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, 2) murid yang dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain, 3) dalam pelaksanaannya, tutor tutor ini dapat membantu teman - temannya baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, 4) tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan - kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai pengganti guru. Selanjutnya Moh. Surya (1985) juga mengatakan bahwa keuntungan metode tutor sebaya adalah: 1) adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu dengan murid sebagai tutor yang membantu, 2) bagi tutor sendiri sebagai kegiatan remedial yang merupakan kesempatan utuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivassi belajar, 3) bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak dibantu, dan 4) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Dari pendapat tersebut di atas, disimpulkan bahwa metode tutor sebaya dapat menimbulkan sebuah penguatan baik bagi siswa yang dibantu maupun siswa yang membantu dalam mengkonstruksi pengetahuan/konsep, karena tutor sebaya dibangun dengan jalinan kedekatan dan kasih sayang.
24 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
Pembelajaran Matematika di SMP Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan berusaha memecahkannya. (Hamzah B.Uno,2007). Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif (G.Polla, 2000). METODE PENELITIAN Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Analisis Data Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan analisis meliputi : 1. Tingkat partisipasi atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. 2. Hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian. 3. Tingkat keberhasilan metode tutor sebaya, dengan kategori berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I a. Tahap Perencanaan Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan ke-1 adalah menemukan rumus keliling lingkaran, dan pada pertemuan ke-2 menemukan rumus luas lingkaran. Kriteria keberhasilan siswa ditetapkan bila 100% dari jumlah siswa terlibat aktif dalam membahas materi pelajaran, 75% siswa mampu menyampaikan pendapat tentang materi yang sedang dibahas, 75% siswa berani bertanya, 80% siswa mampu menjawab pertanyaan, dan 100% penyelesaian tugas kelompok tepat waktu, sehingga rata - rata partisipasi siswa dalam pembelajaran diharapkan mencapai 86% b. Tahap Pelaksanaan Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Pertenuan ke-1 membahas pembuktian atau penemuan rumus keliling lingkaran melalui percobaan membandingkan keliling lingkaran dengan diameternya. c. Tahap Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap kinerja kelompok
Nur Halimah | 25
maupun pada saat pleno dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 . Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemuan ke-1 Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat Mengajukan Menjawab No. Kelompok Bertanya aktif Pendapat pertanyaan 1 Kubus 2 2 1 2 2 Balok 2 2 1 1 3 Trapesium 2 2 1 1 4 Jajargenjang 3 2 2 1 5 Belah Ketupat 2 2 2 1 6 Tabung 2 2 1 1 7 Segitiga 3 1 2 2 8 Limas 2 2 1 2 Jumlah 18 15 11 11 Persentase 53% 44% 32% 32% Sumber : Data Penelitian (2015) diolah Tabel 2 . Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemuan ke-2
Tepat waktu Ya Ya 2 25%
Banyak Siswa dan Aspek yang diamati No. Kelompok Terlibat Mengajukan Menjawab Tepat Bertanya aktif Pendapat pertanyaan waktu 1 Kubus 3 3 2 2 Ya 2 Balok 3 3 2 2 Ya 3 Trapesium 4 3 2 3 Ya 4 Jajargenjang 4 3 2 2 5 Belah Ketupat 2 3 2 2 6 Tabung 2 2 2 2 7 Segitiga 3 2 2 3 Ya 8 Limas 3 2 2 2 Ya Jumlah 24 21 16 18 5 Persentase 65% 57% 43% 49% 62% Sumber : Data Penelitian (2015) diolah Data tersebut di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 tingkat partisipasi siswa rata - rata dalam proses pembelajaran adalah 37,2%, dan pada pertemuan ke-2 tingkat partisipasi siswa mengalami kemajuan yakni 55,2%. Data ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus pertama pertemuan ke-1 dan ke-2 diperoleh rata - rata 46,2%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 59%, yang bertanya 50,5%, yang mengajukan pendapat 37,5%, yang menjawab pertanyaan 40,5%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu rata - rata 43,5% d. Tahap Refleksi Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:
26 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
1. Tingkat partisipasi siswa masih rendah, karena siswa belum terbiasa belajar dengan sebayanya, dan siswa yang menjadi tutor masih belum percaya diri. 2. Pekerjaan kelompok masih belum dapat menyesuaikan dengan waktu yang tersedia, karena waktu ditentukan oleh guru dan beban tugas terlalu berat Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, yaitu: 1. Metode tutor sebaya tetap dilaksanakn dengan fokus: siswa yang belum aktif diberi stimulus (misalnya diberi tugas oleh tutor untuk menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya), dan tutor diberi pemantapan penguasaan materi di luar jam pelajaran agar mereka lebih percaya diri. 2. Beban tugas kelompok dan waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan berdasarkan musyawarah ( koordinasi dengan siswa). b. Tahap Pelaksanaan Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran pada soal - soal pemahaman konsep, dan soal - soal penalaran dan komunikasi. c. Tahap Pengamatan Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang telah disediakan seperti pada siklus pertama. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung sama dengan pada siklus pertama yaitu kinerja kelompok (terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan kegiatan pleno (Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan). Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Pengamatan Pada Siklus II Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat Mengajukan Menjawab Tepat No. Kelompok Bertanya Aktif Pendapat pertanyaan Waktu 1 Kubus 4 3 3 3 Ya 2 Balok 3 3 3 2 Ya 3 Trapesium 3 2 3 3 Ya 4 Jajargenjang 3 2 2 3 Ya 5 Belah 3 3 2 2 Ya Ketupat
Nur Halimah | 27
Lanjutan Tabel 3. Hasil Pengamatan Pada Siklus II Banyak Siswa dan Aspek yang diamati No. Kelompok Terlibat Mengajukan Menjawab Tepat Bertanya Aktif Pendapat pertanyaan Waktu 6 Tabung 3 2 2 2 Ya 7 Segitiga 3 3 3 3 Ya 8 Limas 4 2 2 3 Ya Jumlah 26 20 20 21 8 Persentase 70,3% 54% 54% 56,8% 100% Sumber : Data Penelitian (2015) diolah Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus kedua rata - rata 67%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 70,3%, yang bertanya 54%, yang mengajukan pendapat 54%, yang menjawab pertanyaan 56,8%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100% d. Tahap Refleksi Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan - temuan sebagai berikut : 1. Terdapat peningkatan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 2. Tutor dan siswa mulai percaya diri, namun masih harus selalu diberi motivasi karena siswa yang terlibat aktif baru mencapai 26 orang, siswa yang mau bertanya baru 14 orang, dan siswa yang menjawab pertanyaan baru 18 orang. 3. Kinerja kelompok sangat bagus Siklus III a. Tahap Perencanaan Siklus ketiga rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan adalah untuk pertemuan ke-4 dan kriteria keberhasilan seperti yang ditetapkan pada siklus pertama dan siklus kedua. b. Tahap Pelaksanaan Siklus ketiga dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. proses pembelajaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutor pada setiap kelompok selama 30 menit, presentasi kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk membuat rangkuman dan refleksi terhadap pross pembelajaran yang baru saja dilakukan. c. Tahap Pengamatan Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus ketiga dilakukan oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang telah disediakan seperti pada siklus pertama dan siklus kedua. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung sama dengan pada siklus pertama dan kedua yaitu kinerja kelompok (terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan kegiatan pleno (Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan).
28 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
Hasil data menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus ketiga rata - rata 86,4%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 100%, yang bertanya 76%, yang mengajukan pendapat 83%, yang menjawab pertanyaan 57%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100%. d. Tahap Refleksi Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut : 1. Tigkat partisipasi siswa terlihat mengalami kemajuan, keinginan siswa untuk terlibat aktif mencapai 25 orang, bertanya 17 orang, mengajukan pendapat 20 orang, dan menjawab pertanyaan dengan benar 27 orang. 2. Kinerja kelompok sangat efektif, hal ini terlihat bahwa semua siswa dalam kelompok terlibat aktif dan memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas - tugas kelompok tepat waktu Analisis Data 1. Partisipasi Siswa Sebelum Tutor Sebaya Sebagaimana diuraikan pada latar belakang penelitian ini, bahwa aktivitas siswa atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga pembelajaran dirasakan kurang bermakna, dan kurang membangun potensi atau pengetahuan siswa yang telah dimilikinya. Rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ini terlihat dari kondisi-kondisi sebagai berikut: a. Keterlibatan siswa dalam membahas materi pelajaran rendah, karena siswa kurang diberi tanggung jawab. b. Kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapat rendah, karena siswa sering diperlakukan sebagai objek belajar. c. Kemampuan siswa untuk bertanya rendah, karena siswa tidak memahami konsep yang sedang dibahas sehingga ia tidak tahu apa yang harus ditanyakan. d. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan hanya terdapat pada siswa-siswa yang termasuk kategori pandai. Kurangnya berbagi pengalaman (sharing) antara siswa pandai dan kurang pandai menjadi pemicu semakin terpuruknya siswa siswa yang kurang pandai tersebut.atan kerja kelompok kurang be terkesan tidak kompak. 2. Partisipasi Siswa Sesudah Tutor Sebaya Penerapan metode tutor sebaya merupakan salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya tingkat partisipasi siswa sebagaimana diuraikan di atas dan ternyata hasil penelitian tentang partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dipresentasikan melalui tabel 4 berikut :
Nur Halimah | 29
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Banyak Siswa dan Aspek yang diamati No. Siklus Terlibat Mengajukan Menjawab Tepat RataBertanya Aktif Pendapat pertanyaan Waktu Rata 1 I 59 50,5% 37,5% 40,5% 43,5% 46,1% 2 II 70,3% 54% 54% 56,8% 100% 67% 3 III 100% 76% 73% 83% 100% 86,4% Sumber : Data Penelitian (2015) diolah Data tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan 20,9% dari siklus pertama ke siklus kedua, dan 19,4% dari siklus kedua ke siklus yang ketiga. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran sebesar 20,15%. Perbandingan tingkat ketercapaian partisipasi siswa dengan kriteria ideal yang ditetapkan terlihat pada table dan grafik sebagai berikut: Tabel 5. Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat Mengajukan Menjawab Tepat RataNo. Kondisi Bertanya Aktif Pendapat Pertanyaan Waktu Rata 1 Kriteria 100% 75% 75% 80% 100% 86% Ketercapaian 2 Siklus III 100% 76% 73% 83% 100% 86% Keterangan Tercapai Terlampaui Mendekati Terlampaui Tercapai Tercapai
Sumber : Data Penelitian (2015) diolah Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kondisi siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, dan tepat waktu dalam kerja kelompok telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dan dapat di katakan berhasil. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran tinggi, karena telah mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 100% Peserta didik terlibat aktif. Frekuensi Peserta didik yang bertanya tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan, yakni 76%, sedangkan kriteria 75%. Peserta didik yang mampu mengajukan pendapat sedang yaitu 72%, meskipun belum memenuhi kriteria 75%, tetapi dari segi kuantitas mengalami peningkatan. Peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan yakni 83%, sedangkan kriteria 80%. Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu 100% sudah sesuai dengan criteria 100%. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi Peserta didik dalam pembelajaran tergolong tinggi, dan penerapan metode tutor sebaya berhasil meningkatkan partisipasi Peserta didik dalam proses pembelajaran matematika.
30 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan dapat dikemukakan saran - saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah sebagai berikut : 1. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan Peserta Didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Mengingat pelaksanaan Penelitian ini hanya tiga siklus, dan validitas instrument penelitianya belum standar, maka kepada guru yang akan meneliti penerapan metode tutor sebaya dalam proses pembelajaran diharapkan dapat lebih ditingkatkan kualitasnya, baik frekuensi maupun instrument penelitiannya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi & Suhardjono & Supardi, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Polla, G, 2000, Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika yang Menyenangkan, Jakarta: UNJ. Trianto, 2007, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Uno, B., Hamzah,2007, Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksar Sutikno, Sobry, M.,2007, Menggagas Pembelajaran Efekti dan bermaknaf, Mataram: NTP Press Kunandar, 2007, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajagrafindo Persada. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, N. 2005. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya Sudjana, N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Suhito. 2000. Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang : FPMIPA IKIP Semarang. Suyitno, Amin. 2004. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang : Pendidikan Matematika FMIPA UNNES Adiawan, M, Cholik dan Sugiono. 2003. Matematika Untuk SLTP Kelas 2. Jakarta: Erlangga Surya, Muh., 1985, Psikologi Pendidikan, Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP. Putranti, Nurita, 2007, Tutor Sebaya, Jakarta: Internet