UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DISCOVERY LEARNING DI KELAS V MI TA’LIM MUBTADI CIPONDOH TANGERANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan dan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh SURYANIH NIM: 1811018300056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Suryanih, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Sedangkan model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Jhon Elliot. Model ini didasarkan atas empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 18 siswa. Penelitian siswa kelas V sebagai subjek penelitian dilakukan berdasarkan pengamatan penelitian selama 3 bulan dan hasil wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran PKn dengan penerapkan metode metode Inquiry Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan, Peningkatan ini ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang dicapai antara siklus I (68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan prosentase 12,58%. Pembelajaran dengan penerapkan metode Inquiry Discovery Learning berdampak positif bagi siswa yaitu: siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan siklus II (88,90%) peningkatan prosentase 72,20% Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama) dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%) peningkatan prosentase 70,8%. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 27,7%. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini ditunjukkan pada siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 65,5%. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt Rabb semesta alam, atas rahmat-Nya sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
”Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta”.
Skripsi
ini
merupakan
syarat
akademis
dalam
menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Program Studi PGMI Dual Mode Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Nurlena Rifa’i, M.Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, M.A. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga wawasan penulis semakin bertambah. 5. Kepala Sekolah beserta para guru, staf dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. 6. Sukayati, S.Pd. Selaku Observer yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
vi
7. Teristimewa kepada kedua orang tua yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing penulis. 8. Suami dan anak-anak tercinta yang terus mendukung dan memotivasi penyelesaian skripsi ini. 9. Rekan-rekan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Hanya Doa dan rasa terima kasih tak terhingga yang terlahir dari lubuk hati terdalam yang dapat penulis sampaikan, semoga semua yang telah diberikan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta orang lain pada umumnya. Amin
Tangerang, 27 Oktober 2014 M 03 Muharram 1436 H
Penulis,
Suryanih
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... BAB I
BAB II
v vi viii ix x xi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Identifikasi Masalah .............................................................. C. Pembatasan Masalah .............................................................. D. Perumusan Masalah ................................................................ E. Tujuan Penelitian .................................................................... F. Manfaat Penelitian ..................................................................
1 3 3 3 4 4
KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ............................................................................ 1. Motivasi ............................................................................. a. Pengertian Motivasi ......................................................... b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ........................................ c. Macam-macam Motivasi ................................................. d. Bentuk-bentuk Motivasi .................................................. e. Tujuan Motivasi .............................................................. f. Motivasi Belajar .............................................................. g. Indikator Motivasi ……………………………………. h. Teori-teori Motivasi ………………………………….. i. Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar .. j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar....... k. Tehnik-tehnik Motivasi dalam Pembelajaran ................. 2. Pembelajaran PKn ............................................................. a. Pengertian Pembelajaran PKn ........................................ b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn c. Tujuan Pembelajaran PKn .............................................. d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ............................... e. Karakteristik Pembelajaran PKn ................................... 3. Strategi Pembelajaran ........................................................ a. Pengertian Strategi Pembelajaran .................................... b. Komponen Strategi Pembelajaran ................................... c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran ....................... 4. Inquiry Discovery Learning ...............................................
5 5 5 6 7 8 11 11 11 11 11 11 13 17 17 17 18 19 20 21 21 21 22 22
viii
a. Pengertian Inquiry Discovery Learning ........................ b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Lerning ........................................................ B. Hasil Penelitan yang Relevan ................................................. C. Hipotesa Tindakan .................................................................. BAB III
BAB IV
BAB V
22 23 24 25
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............. C. Subyek Penelitian ................................................................... D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian............................. E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... G. Data dan Sumber Data ............................................................ H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ......................................... K. Analisa Data ...........................................................................
26 26 28 28 28 30 31 32 38 39 40
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....................................................................... 1. Pra Siklus .......................................................................... 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... B. Analisa Data ........................................................................... 1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa .............................. 2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa ..................... C. Pembahasan ............................................................................
42 42 43 55 65 65 68 68
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. B. Saran ......................................................................................
73 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
75
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ...............................................
26
Tabel 3.2 : Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Inquiry Discovery Learning .............................................................
32
Tabel 3.3 : Lembar Pengamatan Motivasi Siswa ..............................................
33
Tabel 3.4 : Instrumen Angket Motivasi Belajar ………………………………
35
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar .................................
38
Tabel 3.6 : Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket ..............
40
Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Pra Siklus ...........................................................
42
Tabel 4.2 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus I................................................
48
Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I.....................................
49
Tabel 4.4 : Keaktifan Siwa pada Siklus I ...........................................................
50
Tabel 4.5 : Kerjasama Siswa pada Siklus I ........................................................
51
Tabel 4.6 : Kedisiplinan Siwa pada Siklus I ......................................................
52
Tabel 4.7 : Perhatian Siswa pada Siklus I ..........................................................
53
Tabel 4.8 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ..............................................
59
Tabel 4.9 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II ...................................
60
Tabel 4.10 : Keaktifan Siwa pada Siklus II ..........................................................
61
Tabel 4.11 : Kerjasama Siswa pada Siklus II .......................................................
62
Tabel 4.12 : Kedisiplinan Siswa pada Siklus II....................................................
63
Tabel 4.13 : Perhatian Siswa pada Siklus II .........................................................
64
Tabel 4.14 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I..............................................
66
Tabel 4.15 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II ............................................
67
Tabel 4.16 : Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I – Siklus II ..............................
68
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas ..................................................
27
Gambar 4.1 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran ........
45
Gambar 4.2 : Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar ....
46
Gambar 4.3 : Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi ......................................
46
Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I............................................
47
Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I ..............
47
Gambar 4.6 : Grafik Keaktifan Siswa pada Siklus I ............................................
50
Gambar 4.7 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ..........................................
51
Gambar 4.8 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus I .......................................
52
Gambar 4.9 : Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I ..............................................
53
Gambar 4.10 : Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan............
56
Gambar 4.11 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II .........................
57
Gambar 4.12 : Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II .................
58
Gambar 4.13 : Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II ............................................
61
Gambar 4.14 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ..........................................
62
Gambar 4.15 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II ......................................
63
Gambar 4.16 : Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II ...........................................
64
Gambar 4.17 : Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II ............
70
Gambar 4.18 : Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II....................
70
Gambar 4.19 : Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ................
71
Gambar 4.20 : Grafik Perhatian Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ......................
71
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................
77
Lampiran 2
: Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I .................................
87
Lampiran 3
: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................
89
Lampiran 4
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................
91
Lampiran 5
: Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................
101
Lampiran 6
: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...............................
103
Lampiran 7
: Uji Validitas Angket ....................................................................
105
Lampiran 8
: Hasil Angket Siklus I ..................................................................
108
Lampiran 9
: Hasil Angket Siklus II .................................................................
109
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan seperangkat komponen saling bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan.1 Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru harus dapat mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran dengan baik secara efektif dan efisien. Karenanya guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, memilih metode alat dan sumber belajar yang akan digunakan serta menetapkan langkah-langkah dan prosedur atau scenario pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari masalah, problem yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kecenderungan para siswa yang kurang semangat, begitu pula dalam pembelajaran PKn yaitu kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PKn. Sama halnya yang dialami pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang variatif. Agar pembelajaran PKn ini bisa maksimal dan diminati oleh siswa‚ maka pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan dan menantang. Untuk itu para guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru‚ sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalamanya. Dengan demikian‚ diharapkan setiap siswa akan merasa senang mengikuti pelajaran PKn. Strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning merupakan
srtategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar 1
H.E. Syarifudin‚ dkk..‚Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚ 2010)‚ Cet. Ke-1 hal. 5 1
2
mencari dan menemukan sendiri.2 Dalam strategi
belajar mengajar ini
penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk final,tetapi siswa diberi peluang mencari penemuan-penemuan tentang mata pelajaran terkait dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto, bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilan pengetahuan yang benar-benar bermakna3. Teknik pendekatan ini merupakan medium yang luwes‚ sehingga berbagai maksud dan tujuan pembelajaran dapat tercapai‚ sebab teknik ini menyenangkan. Dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning diharapkan dapat mempengaruhi tingkat motivasi‚ konsentrasi kecepatan menyerap materi pelajaran‚ serta kematangan pemahaman terhadap materi pelajaran. Berdasarkan observasi awal dan wawancara langsung penulis pada siswa kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran terlihat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn sangat rendah. Kondisi ini terlihat dari sikap siswa yang kurang perhatian pada mata pelajaran tersebut. Hal ini disebabkan karena monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru dan minimnya media pembelajaran yang digunakan. Selain itu terbatasnya jam pelajaran untuk pembelajaran PKn juga berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, penulis berupaya mengatasi hal tersebut‚ dengan mencoba menerapkan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran PKn di kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. Karena itu penulis memberi judul penelitian ini yaitu: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang”. 2
Ibid.‚ hal. 14 Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,
3
2010), hal. 7
3
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas‚ maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran Pkn menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
2.
Monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru mengakibatkan kurang minatnya siswa dalam belajar
3.
Minimnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
C.
Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas‚ maka penulis hanya akan membatasinya pada: 1.
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kekuatan yang terdapat dalam
diri
individu
yang
menyebabkan
individu
tersebut
bertindak/berbuat. 2.
Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dimaksud yakni strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri.
3.
Siswa yang dimaksud ialah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang
4.
Materi PKn yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kompetensi dasar mendeskripsikan NKRI‚ menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI.
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry
4
Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang?” E.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.
F.
Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Praktis a.
Bagi Guru Memotivasi
guru
untuk
meningkatkan
keterampilan
memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi‚ guru lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran. b.
Bagi Siswa Dengan menggunakan Strategi
Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning memungkinkan siswa untuk memahami pelajaran lebih baik‚ karena pembelajaran yang bermakna. Memberi tantangan dan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar. c.
Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas dilapangan.
2.
Manfaat Teoritis Dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini‚ diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan dan meningkatkan aset ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran PKn.
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Motivasi merupakan suatu hal yang paling pokok didalam berbagai aktivitas/pekerjaan manusia. Tanpa adanya motivasi, manusia tidak dapat mengerjakan aktivitasnya dengan baik. Oleh karena itu perlunya motivasi harus dibangkitkan dalam diri manusia. Pengertian motivasi telah banyak dikemukakan dan dikembangkan oleh para tokoh terkemuka. Di bawah ini akan dikemukakan berbagai pengertian motivasi: Menurut Muhibbin Syah motivasi ialah keadaan internal organisme-baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini‚ motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.4 Menurut Purwanto, motivasi merupakan usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.5 Menurut Jeanne motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan (energize)‚ mengarahkan dan mempertahankan prilaku‚ motivasi membuat siswa bergerak‚ menentukan mereka dalam suatu arah tertentu dan menjaga mereka agar terus bergerak.6
4
Muhibbin Syah‚ Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚ (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya‚ 2010)‚ hal.134 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), Cet. Ke-5, hal. 73 6 Jeanne Ellis Ormrod‚ Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang‚ (Jakarta: Erlangga‚ 2008)‚ hal. 58
5
6
Menurut Nyanyu Khodijah motivasi adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi‚ arah dan intensitas perilaku individu.7 Menurut Sabri motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.8 Sedangkan menurut Hamzah B. Uno motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.9 Dari berbagai pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang disadari untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan tertentu yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi. b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Dalam perilaku belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan‚ akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensiatas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi‚ yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat‚ jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan‚ yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
7
Nyanyu Khodijah‚ Psikologi Pendidikan‚ (Jakarta: RajaGrafindo Persada‚
8
Alisuf Sabri‚ Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010)‚ Cet.
2014)‚ hal. 150 Ke- 4‚ hal. 85 9
Hamzah B. Uno‚ Teori Motivasi dan Pengukurannya‚ (Jakarta‚ Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet. Ke-3‚ hal. 3
7
3) Menyeleksi perbuatan‚ yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan‚ dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.10 c.
Macam-macam motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.11 Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang‚ yaitu: 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir‚ jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. b. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.12Adapun dilihat dari timbulnya‚ motivasi ada dua jenis yaitu: Intristic Motivation dan Exstrinsic Motivation. Di samping itu Frandsen‚ masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini: a. Cognitive Moties Yang menunjuk pada gejala intrinsic‚ yakni menyangkut kepuasan individual. Keputusan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dalam produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah‚ terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-expression Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi‚ tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.Untuk 10
Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada‚ 2004)‚ Cet. 11‚ hal. 85 11 Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚ Strategi Belajar Mengajar‚ (Bandung: Pustaka Setia‚ 2007)‚ hal. 109 12 Sardiman‚ op. cit.‚hal. 86
8
itu memang diperlukan kreativitas‚ penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.13 2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis. b. Motif-motif darurat. c. Motif-motif objektif. 3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi Jasmani terdiri dari: refleks‚ insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik a. Motivasi Intrinsik (Intrinsic Motivation) Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar‚ karena dari diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Motivation) Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.14
d. Bentuk-bentuk Motivasi Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intristik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi‚ pelajar dapat mengembangkan
aktivitas
dan
inisiatif‚
dapat
mengarahkan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. 13
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 87 Sardiman‚ op. cit.‚hal. 89-90
14
dan
9
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah‚ menurut Sardiman sebagai berikut: 1. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.Banyak siswa belajar‚ yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. 2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi‚ tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan‚ mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 3. Saingan/kompetesi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan‚ baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri‚ adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu‚ memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru‚ adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka‚ maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. 6.
Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan‚ apalagi kalau terjadi kemajuan‚akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat‚ maka ada motivasi pada diri siswa untuk harus belajar‚ dengan harapan hasilnya terus meningkat.
10
7.
Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik‚ perlu berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
8.
Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9.
Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar‚ berarti ada unsur kesengajaan‚ ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar‚ sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan‚ begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 11. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa‚ akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai‚ karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan‚ maka akan timbul gairah untuk terus belajar.15 Motivasi selalu mempunyai tujuan‚ jika tujuan berarti bagi siswa‚ akan berusaha untuk mencapainya. Tujuan yang menarik merupakan motivasi yang terbaik.
15
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 92-95
11
e.
Tujuan Motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mecapai tujuan tertentu.16
f.
Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.17 Menurut Hamzah B. Uno hakekat Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku‚ pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.18
g.
Indikator Motivasi Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif.19 Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan
motivasi-motivasi belajar tersebut ditangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain.20 h. Teori-teori Motivasi Elliot‚ dkk. (1986) mengemukakan empat teori motivasi‚ yaitu: teori hierarki kebutuhan Maslow‚ Teori Kognitif Bruner‚ teori Kebutuhan Berprestasi‚ dan teori Atribusi.
16
Ngalim Purwanto, Loc. Cit. Nyanyu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 151 18 Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 23 19 Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 20 Dimyati‚ Mudjiono‚ Belajar dan Pembelajaran‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚ 2013)‚ Cet. Ke-5, hal. 94 17
12
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Menurut teori ini‚ orang termotivasi terhadap sesuatu perilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan dalam teori Maslow‚ yaitu: kebutuhan fisiologis‚ kebutuhan akan rasa aman‚ kebutuhan akan cinta dan memiliki‚ kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization). 2. Teori Kognitif Bruner Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan‚ keterampilan‚ dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri. 3. Teori Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement Theory) McClelland (dalam Elliot‚ 1996) menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan‚ tugas-tugas yang cukup sulit‚ dan ia mampu melakukannya dengan baik‚ mengharapkan umpan balik yang mungkin‚ serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus. 4.
Teori Atribusi Teori ini berstandar pada tiga asumsi dasar (Petri‚ dalam Elloit‚ dkk.‚ 1996). Pertama orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku orang lain‚ terutama perilaku yang penting bagi mereka. Kedua‚ mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ketiga‚ penyebab perilaku yang ditetapkan individu mempengaruhi perilaku berikutnya. Jadi‚ menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama sebelumnya.21 Sedangkan Teori motivasi menurut Purwanto adalah sebagai
berikut: 1.
Teori Hedonisme‚ yaitu suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan‚ merekacenderung lebih suka melakukan yang mendatangkan kesenangan.
2.
Teori Naluri‚ pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri‚ yaitu: a) Naluri mempertahankan diri b) Naluri mengembangkan diri 21
Nyayu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 154
13
c) Naluri mengembangkan/mempertahankan jenis. Dengan memiliki ketiga naluri pokok tersebut maka kebiasaankebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya. 3.
Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri‚ tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
4.
Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri‚ tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.misalnya‚ suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.
5.
Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya‚ baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.22
i.
Peran Motivasi Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum‚ intelegensi‚ dan bakat minat.23 Dalam kegiatan belajar‚ motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar‚ yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar‚ dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai. Prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar‚ yaitu: 1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. 3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar. 22
Ngalim Purwanto‚ Op. Cit. hal. 74 Ibid.‚hal. 156
23
14
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.24 j.
Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan‚
artinya
pengaruh
oleh
kondisi
fisiologis
dan
kematangan psikologi siswa‚ sebagai ilustrasi‚ keinginan anak untuk membaca majalah misalnya‚ terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata25. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah sebagai berikut: 1) Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2) Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan anak kecakapan mencapainya. Latihan yang berulang-ulang akan membentuk suatu kemampuan yang diinginkannya‚ secara pelanpelan terjadilah kegemaran yang akan timbul dalam diri anak tersebut. Sehingga akan tercapainya keberhasilan yang akan memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3) Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi belajar.
24
Ibid.‚ Dimyati‚ Mudjiono Op.Cit.‚ hal. 97
25
15
4) Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam‚ lingkungan tempat tinggal‚ pergaulan sebaya‚ dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai
anggota masyarakat
siswa dapat
terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Dengna lingkungan yang aman‚ tentram‚ tertib‚ dan indah‚ maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya‚ lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun‚ merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar sekolah untuk memotivasi belajar. 6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan‚ seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah c) Membina belajar tertib pergaulan d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut‚ maka secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi: a) Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar. b) Pemanfaatan penguatan berupa hadiah‚ kritik‚ hukuman secara tepat guna.
16
c) Mendidik cinta belajar. k. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut: 1) Pernyataan penghargaan secara verbal 2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan 3) Menimbulkan rasa ingin tahu 4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa 5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa 6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar 7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami 8) Menuntut siswa untuk menggunaka hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya 9) Menggunakan simulasi dan permainan 10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum 11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar 12) Memahami iklim social dalam sekolah 13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat 14) Memperpadukan motif-motif yang kuat 15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara 17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai 18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa 19) Menyembangkan persaingan dengan diri sendiri 20) Memberikan contoh yang positif.26 26
Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 34-37
17
2.
Pembelajaran PKn a.
Pengertian Pembelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Civic Education mempunyai banyak pengertian dan istilah. Henry Randall Waiten (1988) sebagaimana dikutip oleh Ubaidillah (2006) merumuskan penegertian civics sebagai berikut: “The science of citizenship‚ the relation of man‚ the individual‚ to man in organized collections‚ the individual in his relation to the state”. (Ilmu pengetahuan kewarganegaraan‚ hubungan seseorang dengan orang lain dalam perkumpulanperkumpulan yang terorganisir‚ hubungan seorang individu dengan Negara).27 Muhammad Numan Soematri mengartikan civics sebagai ilmu kewarganegaraan
yang membicarakan hubungan manusia
dengan perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir (organisasi social‚ ekonomi‚ politik)‚ dan hubungan individu-individu dengan Negara.28 Disamping
itu
Pendidikan
Kewarganegaraan
juga
dimaksudkan sebagai usaha membekali siswa dengan budi pekerti‚ pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga Negara maupun antar warga Negara dengan Negara.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PKn antara lain adalah:
27
Junaidi‚ dkk.‚ Pendidikan Kewarganegaraan‚ (Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009)‚
paket 1‚ hal. 12 28
Ibid.
18
1.
Guru Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu‚ guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas‚cara berkomunikasi‚ berinteraksidengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Seorang guru harus menjadi orang yang special‚ namun lebih baik lagi jika ia menjadi special bagi semua siswanya.29
2.
Siswa Jika ditinjau dari siswa maka banyak factor-faktor yang perlu mendapat perhatian‚ lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn. PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini.
3.
Sarana dan Prasarana Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasarananya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.
4.
Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif‚ Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor‚ yaitu: (1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa (2) Berfungsi secara optimal
seluruh sence siswa yang meliputi
indera‚ emosi‚ karsa‚ dan nalar.
c.
Tujuan Pembelajaran PKn Berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional‚ tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 29
Jejen Musfah‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚ (Jakarta: Kencana‚ 2011)‚ hal.
54
19
1. 2.
3.
4.
Berpikir secara kritis‚ rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat‚ berbangsa dan bernegara serta anti-korupsi Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memnfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.30 Lebih lanjut‚ tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚ menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa dan siswi: 1. Mampu berpikir secara kritis‚rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. 2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan‚ secara aktif dan bertanggung jawab‚ sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan‚ dan 3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis‚ sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi‚ serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.31 Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warganegara yang baik‚ yaitu warganegara yang tahu‚ mau dan sadar akan hak dan kewajibannya.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn Ruang lingkup pembelajaran dinyatakan
pada
kurikulum
PKn MI sebagaimana
nasional
yang
tercantum
yang dalam
Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa‚ meliputi hidup rukun dalam perbedaan‚ cinta lingkungan‚ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia‚ sumpah pemuda‚ keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ partisipasi dalam pembelaan negara‚ sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ keterbukaan dan jaminan keadilan. 30
Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009)‚ hal. 8-9 paket 1 31 Ibid.‚
20
2. Norma‚ hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegardana, sistim hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional. 3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara. 5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kmerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara degan konstitusi. 6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamtan, pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi. 7. Kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila, dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka. 8. Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional, dan mengevaluasi globalisasi.32 e.
Karakteristik Pembelajaran PKn Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warga
Negara
yang
memahami
dan
mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas‚ terampil‚ dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam naskah Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran dalam mata pelajaran kewarganegaraan merupakan proses dan upaya 32
Ibid.‚ hal. 9-10 paket 1
21
dengan
menggunakan
pendekatan
belajar
kontekstual
untuk
mengembangkan dan meningzkatkan kecerdasan‚ keterampilan‚ dan karakter warga Negara Indonesia. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode: 1) Kooperatif 2) Penemuan (discovery) 3) Inkuiri (inquiry) 4) Interaktif 5) Eksploratif 6) Berpikir kritis 7) Pemecahan masalah (problem solving)
3. Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Hamzah B. Uno strategi pembelajaran adalah caracara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.33 Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.34 Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran harus digunakan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. b. Komponen Strategi Pembelajaran Dick dan Carey (1978) menyebutkan ada 5 komponen strategi
33
pembelajaran‚
yaitu
(1)
kegiatan
pembelajaran
Hamzah B. Uno‚ Model Pembelajaran‚ (Jakarta: Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet‚
ke-3‚ hal. 3 34
Wina Sanjaya‚ Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan‚ (Jakarta: Prenada media Group‚ 2006)‚ hal. 126
22
pendahuluan‚ (2) penyampaian informasi‚ (3) partisipasi peserta didik‚ (4) tes‚ dan (5) kegiatan lanjutan.35 c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran Mager (1977:54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi
pembelajaran‚ yaitu sebagai
berikut: 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran 2) Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja 3) Gunakan
media
pembelajaran
yang
sebanyak
mungkin
memberikan rangsangan pada indra peserta didik.36
4.
Inquiry Discovery Learning a.
Pengertian Inquiry Discovery Learning Inquiry Discovery Learning merupakan strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri37. Penyajian bahan dalam strategi pembelajaran ini tidak dalam bentuk final‚ tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Menurut Brunner discovery learning adalah merupakan belajar dengan menemukan sendiri menggunakan prinsip belajar induktif‚ yaitu dari khusus ke yang umum.38 Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.39 Proses pembelajaran strategi
ini berlangsung dengan cara
memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat medorong siswa 35
Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ Ibid.‚ hal. 8 37 H.E. Syarifudin‚dkk.‚ op. cit.‚ hal. 14 38 Junaidi‚ dkk.‚ Strategi Pembelajaran‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2008)‚ paket 36
3‚ hal. 11 39
Djamarah dan Aswan Zain‚Strategi Cipta‚ 2006)‚ Cet‚ ke-3‚ hal.19
Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Rineka
23
untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.
b. Langkah-langkah Strategi
Pembelajaran Inquiry Discovery
Learning Secara
garis
besar
lagkah-langkah
pokok
strategi
ini
dikemukakan oleh Djamarah meliputi: 1.
Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau sumber-sumber lainnya.
2.
Problem
Statement.
Siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat. 3.
Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah dibuat‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui kegiatan pengumpulan data (data collection) dengan mencari dan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan dengan cara membaca literature‚ mengamati objek‚ wawancara dengan nara sumber‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya.
4.
Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi yang telah diperoleh baik melalui bacaan‚ wawancara‚ observasi‚ dan sebagainya‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚ bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial.
5.
Verification‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan pentafsiran‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis statistic diskriptif dan analisis statistic inferensial‚ dugaan
24
sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau tidak. 6.
Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya.40
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan Alimun Sulkan dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang dicapai antara siklus I (16‚60%)‚ siklus II (45‚50%)‚ peningkatan prosentase 28‚90% dan siklus III (88‚80%) peningkatan prosentase 43‚30%. Mohammad Anis Choerul Basyar dalam penelitian: “Upaya meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan‚ 7 siswa kategori kurang dan 3 siswa katageri cukup (motivasi sebelum tindakan sebesar 43‚9%) Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar (68%) terjadi peningkatan sebesar 24‚1%. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar meningkat baik sebesar 84‚5% terjadi peningkatan sebesar 16‚5% dari siklus I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40‚5% dan semua siswa berada dalam kategori sangat baik. Sukron dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran 40
H.E. Syarifudin‚ dkk.‚ op. cit.‚ hal. 15-16
25
menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket.Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 65%‚ siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 80%.Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatan motivasi belajar siswa.
C.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas‚ maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: meningkatnya motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat Dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi yang beralamat di Jalan Maulana Hasanudin Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Adapun Waktu penelitian ini selama 5 bulan direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Untuk kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Bulan
No
Kegiatan
Agustus
September
Oktober
November
Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengajuan Judul
2
Bimbingan Proposal Seminar Proposal
3 4
Revisi Seminar
5
Pembuatan Instrumen Penelitian di sekolah
6 7
Siklus I
8
Siklus II
9
Pengolahan dan Analisis Data
10
Sidang Skripsi
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Sementara Mc Niff (2002:1) dalam bukunya yang berjudul “Action
26
27
Research: Principles and practice” memandang penelitian sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai
alat
untuk
mengembangkan
dan
perbaikan
pembelajaran.41 Jadi dapat disimpulkan PTK adalah kajian yang dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dan memiliki tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan. Komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi siswa kelas V‚ guru pengampu kelas V‚ materi pelajaran‚ serta motivasi belajar. Praktik pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan‚ yaitu kondisi awal‚ siklus I dan siklus II. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen‚ yaitu (1) perencanaan (planning)‚ (2) tindakan (acting)‚ (3) pengamatan (observing)‚ (4) refleksi (reflecting).42 Keempat tahap dalam PTK dapat digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Jhon Elliot Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi 41
M. Asrori‚ Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009)‚ hal. 4 Dadang Yudhistira‚ Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚ (Jakarta: Mulya Abadi‚ 2012)‚ hal. 46 42
28
Proses penelitian tindakan kelas dari setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C.
Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 18 siswa‚ yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sementara partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru kelas V yang bertindak sebagai pengamat yang dipercaya dapat bekerjasama untuk memberi masukan‚ kritik dan saran yang membangun dalam penelitian.
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti namun terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki kondisi belajar‚ mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran serta mencari alternatif permasalahan‚ dengan mengembangkan kemitraan dengan guru (teman sejawat) yang mengajar dikelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang. Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana utama yaitu keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif‚ peneliti sebagai pelaksana
tunggal
proses
pembelajaran/tindakan.
Peneliti
langsung
melakukan kegiatan pembelajaran berusaha mengumpulkan data sesuai focus penelitian.
E.
Tahapan Intervensi Tindakan Ciri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian jenis lainnya adalah tindakan. Tindakan yang dilakukan tentu saja berdasarkan atas kesadaran adanya masalah yang dirasakan mengganggu proses pembelajaran yang kemudian hendak dipecahkan melalui hipotesa yang diajukan.
29
Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencapai empat tahap yaitu: perencanaan‚ tindakan‚ pengamatan‚ refleksi. Rencana intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam dua siklus‚ dengan rincian siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan siklus kedua. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi‚ peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut: a.
Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan dan berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
b.
Peneliti merencanakan scenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakan dengan observer.
2. Tindakan (Acting) Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam scenario pembelajaran dengan materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjukpetunjuk yang telah disusun dalam scenario pembelajaran. Dalam penelitian ini juga melibatkan kolabolator. Kolabolator disini adalah teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.
3. Pengamatan (Observing) Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang sedang dan telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini‚ observer mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi yang meliputi motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar yang dapat dilihat dari semangat belajar‚ keberanian
30
bertanya dan menjawab pertanyaan‚ keteunan belajar‚ mengekspresikan diri dan sebagainya. Observasi dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya‚ serta mengetahui seberapa jauh pelaksaan tindakan yang
sedang
diharapkan
berlangsung yakni
dapat
menghasilkan
meningkatkan
motivasi
perubahan
belajar
yang
pendidikan
kewarganegaraan.
4. Refleksi (Reflecting) Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil observer‚ baik peneliti maupun kolaborator bersama-sama melakukan refleksi. Refleksi juga dilakukan untuk melihat hasil sementara penggunaan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery
Learning dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Diantara
proses
kegiatan
refleksi
adalah
peneliti
dengan
kolaborator mengadakan diskusi dan Tanya jawab dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada putaran berikutnya.
F.
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila: 1.
Melalui proses‚ tercapainya tujuan yang telah ditentukan‚ pelaksanaan program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun‚ bentuk kegiatan yang sesuai dengan apa yang telah dibuat‚ adanya kesesuaian antar strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dengan
materi yang diberikan pada siswa dan adanya keaktifan siswa secara langsung terhadap pembelajaran. Hal ini tercermin pada sikap antusias
31
siswa terhadap kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery
Learning‚ adanya motivasi dalam diri siswa serta sikap interaktif dan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok. 2.
Melalui angket motivasi‚ hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran
untuk
masing-masing
siklus,
digunakan
untuk
mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Penelitian dianggap berhasil apabila disetiap siklus memperlihatkan
peningkatan
motivasi
belajar
pendidikan
kewarganegaraan.
G.
Data dan Sumber Data 1.
Data penelitian Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning ada dua jenis‚ yaitu : pertama‚ data pemantau tindakan (akting) yang diperoleh untuk mengontrol kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. kedua‚ data penelitian (research) merupakan data yang diambil melalui hasil tindakan yang dilakukan‚ yaitu berupa peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn.
2.
Sumber Data a. Data pemantau diperoleh dari guru disaat guru melaksanakan pembelajaran (observer) b. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V MI Ta’lim mubtadi Cipondoh Kota Tangerang pada semester I Tahun Pelajaran 2014-2015.
32
H.
Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dalam penelitian ini intrumen pengumpulan data berbentuk pengamatan pelaksanaan tindakan kelas dan catatan lapangan.
Sedangkan instrument untuk mengukur
motivasi belajar siswa dengan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery
Learning berbentuk angket. Angket atau 1.
Instrument Pengamatan Tindakan Dalam penelitian ini skor diperoleh berdasarkan pengamatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning melalui format
observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi oleh observer selama penelitian berlangsung. Adapun pedoman observasi guru dan siswa sebagai berikut: Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Nama Guru : Hari / Tanggal : Sekolah : Kelas / Semester : Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai Dilakukan No 1 2 3 4 5 6
Aspek yang Dinilai Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Memberikan apersepsi Menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran Membagi kelompok Kemampuan guru memberikan motivasi Diskusi dan penjelasan konsep
Ya
Tidak
Skor 1
2
3
4
33
Dilakukan No
Aspek yang Dinilai
Ya
Tidak
Skor 1
2
3
4
7
Kemampuan menggunakan metode 8 Kemampuan mengarahkan siswa Jumlah Skor Total Rata-Rata Kriteria Penskoran Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik Mengetahui Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Observer
Ta’lim Mubtadi
(…………………………….)
(……………………….)
Tabel 3. 3 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa Nama Siswa : Hari / Tanggal : Sekolah : Kelas / Semester : Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai No
Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa
Dilakukan Ya
1.
2.
Keaktifan Siswa Aktif mengemukakan pendapat Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan Aktif mengerjakan evaluasi Kerja Sama Siswa mengkondisikan diri berkelompok
Tidak
Skor A
B
C
D
34
No
Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa
Dilakukan Ya
Tidak
Skor A
B
C
Mengolah data yang telah terkumpul Aktif berinteraksi dengan guru dan teman 3. Kedisiplinan Datang tepat waktu Menyelesaikan tugas dengan baik Tidak mengganggu teman ketika proses pembelajaran 4. Perhatian terhadap Pelajaran Mampu mengidentifikasi masalah Mampu Merumuskan kesimpulan hasil pembahasan materi Berani tampil di depan kelas Semangat mengerjakan tugas Jumlah Skor Total Persentase
Kriteria Penskoran Skor A : Sangat Baik Skor B : Baik Skor C : Cukup Skor D : Kurang Mengetahui Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Observer
Ta’lim Mubtadi
(…………………………….)
(……………………….)
2. Instrument Angket Motivasi Belajar a.
Skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh diberikan setelah tindakan kelas berlangsung. Melalui strategi
D
35
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dapat menjadikan siswa aktif‚ tertib‚ tekun‚ membuat daya ingat terhadap konsep yang diajarkan bertahan cukup lama‚ bekerja sama‚ meningkatkan daya imajinasi dan belajar
memecahkan
masalah
dalam
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan‚ sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tersebut. Adapun instrument angket motivasi belajar siswa dapat di lihat dibawah ini : Tabel 3.4 Instrument Angket Motivas Belajar ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DISCOVERY LEARNING Nama
: ……………..
Mata Pelajaran : PKn
Kelas
:V
Siklus
: …….
Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah Basmallah sebelum kalian mengerjakan soal-soal dibawah ini. 2. Jawaban kalian tidak akan mempengaruhi penilaian prestasi kalian 3. Jawablah dengan member tanda cek list (√) pada kolom dibawah yang sesuai dengan pendapat kalian 4. Pilihan jawaban terdiri dari : SS = Sangat Setuju
TS
S
STS = Sangat Tidak Setuju
= Setuju
No
SOAL PERTANYAAN
1.
Selalu memperhatikan pelajaran
2.
Semangat untuk mengikuti pelajaran
3.
Berusaha untuk tidak terlambat masuk kelas
= Tidak Setuju
PILIHAN JAWABAN SS
S
TS
STS
36
4.
Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
5.
Merasa terganggu kalau ada yang rebut
6.
Saya tidak dapat belajar ditempat yang ramai
7.
Saya merasa mengantuk ketika belajar
8.
Saya dapat belajar dalam keadaan apapun
9.
Saya lebih senang bermain dari pada belajar
10.
Senang apabila dipuji guru karena nilai bagus
11.
Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya
12.
Jika saya tidak paham dengan materi yang di ajarkan oleh guru, saya diam saja
13.
Saya tidak mencari sumber pelajaran yang lain untuk mata pelajaran PKn selain buku paket yang diberikan oleh sekolah
14.
Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi, saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi
15.
Jika guru memberikan tugas di kelas, saya lebih suka bergurau dengan teman dan mencotek jika akan dikumpulkan
16.
Semangat mengerjakan PR PKn
17.
Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru
18.
Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak mengetahuinya
19.
Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar
37
20.
Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar
21.
Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar PKn saya
22.
Saya merasa sangat malas untuk belajar
23.
Saya akan meminta remedial jika nilai saya jelek
24.
Saya sudah cukup puas dengan nilai saya yang jelek, yang penting memenuhi nilai KKM
25.
Bila guru memuji atas prestasi saya, saya merasa puas dan malas belajar
26.
Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani pikiran saya
27.
Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas
28.
Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu yang baru
29.
Saya merasa sudah cukup dengan ilmu yang saya miliki
30.
Saya senang belajar dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning
31.
Saya tidak suka belajar dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Presentasi hasil angket motivasi : NA = A x 100% Keterangan : NA = Nilai akhir presentasi motivasi A = Jumlah skor pencapain B = Skor mak
38
b.
Kisi-kisi Kisi-kisi lembar angket upaya meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang melalui strategi
pembelajaran Inquiry
Discovery Learning pada tabel dibawah ini: Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar No 1.
Indikator Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Butir Item Positif
Negatif
11‚ 16‚ 18‚
12‚ 15‚ 24‚
23 2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1‚ 2‚ 3‚ 13‚
7‚9‚ 22
17
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4.
Adanya penghargaan dalam belajar
5.
Adanya kegiatan yang menarik dalam
14‚ 19‚27
20‚ 26‚ 29
10‚ 21
25
4‚ 28‚ 31
31
5‚ 6
8‚25‚30
belajar 6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jumlah Rata-rata
I.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah dengan cara: a.
Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai fenomena‚ baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
39
situasi situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.43 Observasi digunakan ubtuk pengambilan data proses dengan mengumpulkan data melalui pengamatan langsung secara sistematis mengenai permasalahan yang akan diteliti‚ kemudian dibuat cacatan sesuai hasil tersebut. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi langsung
untuk
mengetahui
proses
penggunaan
strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dan motivasi belajar siswa. b.
Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.44 Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengukur tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi
pembelajarn
Inquiry Discovery Learning. Dilakukan melalui pengisian angket yang dilakukan siswa.
J.
Teknik Pemeriksaan Kepercayaan 1. Kredibilitas Proses pengumpulan data dan penyusunan instrument dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian tindakan kelas. peneliti juga telah menyusun rumusan yang tepat pada setiap indikator instrument. 2. Validitas Teknik meningkatkan validitas dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sesuai dengan keadaan tanpa ada perkiraan atau rekayasa dalam pengumpulan data.
43
Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajarn‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚ 2012)‚ cet. Ke-4‚ hal. 153 44 Arikunto‚ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik‚ (Jakarta: PT. Rineka Cipta‚ 2010)‚ hal 194
40
3. Realibilitas Reabilitas alat penilaian menurut Sudjana adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai‚ artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.45
K. Analisis Data Analisis data PTK ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif (statistic sederhana). Setelah diperoleh data kemudian dianalisis dan dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam prosentase
(%)‚
untuk
melihat
keberhasilan
penerapan
strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning didalam kelas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.
Tabel 3.6 Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket Persentasi yang diperoleh Keterangan 75% - 100 %
Sangat Baik
50% - 75%
Baik
25% – 50%
Cukup
0% - 25%
Kurang
Sebelum melakukan analisis‚ peneliti perlu mengolah seluruh data yang diperoleh yaitu : 1. Keterlaksanaan pembelajaran Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dihitung dengan:
NA
45
= prosentasi keterlaksanaan pembelajaran
Nuraida dan Halid Alkaf‚ Metodologi Penelitian Pendidikan‚ (Jakarta: Islamic Research Publishing‚ 2009)‚ hal. 120
41
A
= jumlah checklist pada tahapan pembelajaran
B
= jumlah keseluruhan tahap pembelajaran
2. Angket Motivasi Untuk menghitung angket motivasi belajar siswa menggunakan skala likert yang berupa pilihan alternative empat jawaban yang harus dipilih oleh subyek yaitu: sangat setuju (SS)‚ setuju (S)‚ tidak setuju (TS)‚ dan sangat tidak setuju (STS). Karena pilihan jawaban berjenjang‚ maka setiap jawaban bias diberi bobot sesuai dengan intensitasnya. Intensitas terendah akan diberi skor 1 dan yang tertinggi diberi skor 4. Analisis tingkat motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Setelah diketahui skor rata-ratanya kemudian dibuat prosentasenya‚ yaitu dengan rumus:
Prosentase hasil angket motivasi siswa secara keseluruhan:
NA = nilai akhir prosentase motivasi A
= Jumlah skor pencapaian
B
= Skor maksimun
42
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian, analisis data dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan secara garis besar adalah informasi pelaksanaan tindakan kelas yang direncanakan dilaksanakan dengan dua siklus pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Pembahasan merupakan uraian
hasil analisis informasi pelaksanaan tindakan
kelas persiklus, dan peningkatan motivasi siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran PKn dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan pembelajaran dari siklus pertama sampai siklus kedua dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Sebelum penerapan Strategi
pembelajaran inquiry discovery
learning, guru dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah. Dari dokumentasi pengamatan yang dilakukan oleh guru sebelum penerapan metode Inquiry Discovery Learning diperoleh data sebagai berikut: Table 4.1 Hasil Pengamatan Pra Siklus Aspek Yang Dinilai Kategori A
Keaktifan
Kerjasama
Kedisiplinan
Perhatian
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
2
11,11%
0
0,00%
3
16,67%
4
22,22%
42
43
Aspek Yang Dinilai Kategori
Keaktifan
Kerjasama
Kedisiplinan
Perhatian
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
Jumlah
Presentase
B
4
22,22%
4
22,22%
3
16,67%
6
33,33%
C D
5 7
27,78% 38,89%
6 8
33,33% 44,44%
7 5
38,89% 27,78%
8 0
44,44% 0,00%
Jumlah
18
100%
18
100%
18
100%
18
100%
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, tingkat keaktifan siswa dalam pelajaran PKn 2 siswa atau 11,2% yang tergolong sangat baik, 4 siswa atau 22,2% tergolong baik, 5 siswa atau 38,8% tergolong cukup,
dan
7
siswa
atau 38,8% tergolong kurang. Untuk aspek
kerjasama, 6 siswa atau 33,3% tergolong kurang, 8 siswa atau 44,5% tergolong cukup, dan 22,2% atau 4 siswa tergolong baik. Untuk aspek kedisiplinan 5 siswa atau 27,8% tergolong kurang, 7 siswa atau 38,8% tergolong cukup, sedangkan 3 siswa atau 16,7% tergolong baik, dan 3 siswa atau 16,7% yang tergolong sangat baik. Sedangkan untuk aspek perhatian, 8 siswa atau 44,44% tergolong cukup, sedangkan 6 siswa atau 33,3% tergolong baik, dan 4 siswa atau 22,2% tergolong sangat baik atau yang sudah terfokus dalam perhatiannya.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan Sebelum memberikan implementasi tindakan kepada siswa di kelas, guru dan observer menyusun rencana pembelajaran. Perencanaan pada siklus ini, guru akan melakukan pembelajaran PKn, dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Waktu pembelajaran dalam satu kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Rencana tindakan yang dilakukan guru dan observer pada siklus pertama meliputi:
44
1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dianggap paling efektif dalam upaya meningkatkan motivasi pembelajaran PKn siswa khususnya materi memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mula-mula siswa diajak berdiskusi tentang memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya
siswa
diberikan
materi
memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperkenalkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning; 2) Menyiapkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran; 3) Menyiapkan instrumen yang berupa buku paket dan buku-buku lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran, lembar pedoman pengamatan dan lembar kerja siswa; 4) Mengadakan
tes
penjajakan
(prasiklus)
untuk
mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Implementasi Tindakan Implementasi tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Wali kelas V hadir sebagai observer yang mengamati aktivitas siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar observasi. selain itu observer juga melakukan penilaian pada peneliti ketika mengajar dikelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Penerapan strategi pembelajaran inquiry discovery learning dalam kegiatan pembelajaran PKn terdiri dari apersepsi, eksplorasi, diskusi, pengumpulan tugas kelompok. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
45
Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
kegiatan
mengungkapkan
pembelajaran,
hal-hal
yang
guru
pernah
membawa
dipelajari
siswa
sebelumnya
untuk dan
menanyakan secara langsung tentang materi PKn memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 4.1 Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan membagikan soal yang digunakan untuk melakukan observasi serta diskusi pada penjelajahan. Tahap diskusi, Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan penjelajahan serta mengulas sedikit tentang konsep dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
46
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar Guru berusaha menjelaskan materi dengan sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan paham tentang konsep dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Gambar 4.3 Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi
47
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I Tahap pengumpulan tugas, setelah berdiskusi dengan kelompoknya dan mengerjakan tugas. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya terhadap pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I
c. Tahap Pengamatan (Observasi) Saat siswa belajar PKn dengan menggunakan Strategi
pembelajaran
inquiry discovery learning, guru bersama observer melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
jalannya perlakuan tindakan. Pengamatan
ini
meliputi: pertama, pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran dan kedua,
pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
proses pembelajaran. 1) Pengamatan Terhadap Guru Berikut tabel pengamatan terhadap guru melaksanakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dalam pembelajaran:
48
Tabel 4.2 Pengamatan Terhadap Guru Siklus I No
Aspek yang Dinilai
Skor
Persentase
Kriteria
1
Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
1
25%
Kurang
2
Memberikan apersepsi
4
100%
Sangat Baik
3
Menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran
2
50%
Cukup
4
Membagi kelompok
2
50%
Cukup
5
Kemampuan guru memberikan Motivasi
2
50%
Cukup
6
Diskusi dan penjelasan konsep
3
75%
Baik
7
Kemampuan menggunakan metode
3
75%
Baik
8
Kemampuan mengarahkan siswa
1
25%
Kurang
Jumlah
18
450%
Rata-Rata
2,3
56%
Cukup
Kriteria Penskoran Skor 1,0 – 1,4
: Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4
: Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4
: Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0
: Pembelajaran Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I mencapai rata-rata skor 2,3 dengan rata-rata persentase 56% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I tergolong dalam kategori cukup.
2) Pengamatan Terhadap Siswa
49
Selanjutnya terhadap
siswa
prosentase selama
menggunakan Strategi
penilaian
pelaksanakan
dari
hasil
pembelajaran
pengamatan PKn
dengan
pembelajaran inquiry discovery learning dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 3 Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I Keaktifan
N o
Nama Siswa
2
AM DA
3
DP
4
EE FN IS MF
1
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
A
B
C
Kerjasama D
A
B
Kriteria Penskoran Skor A
: Sangat Baik
Skor B
: Baik
Skor C
: Cukup
Skor D
: Kurang
4
27,8 22,2 38,9
7
5
33,3
16,7
D
C
B
A
D
6
C
B
3
A
Jumlah Persentase
D
Perhatian
MR M.RI MK NA AL PA RP SA SK WA RA
C
Kedisiplinan
4
6
1
10
3
4
1
5
8
3
2
22,2
33,3
5,6
55,6
16,7
22,2
5,6
27,8
44,4
16,7
11,1
50
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi belajar siswa di atas diketahui bahwa:
(1) Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Belajar Tabel 4.4 Keaktifan Siwa pada Siklus I No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
3
16,7
2
Baik
6
33,3
3
Cukup
5
27,8
4
Kurang
4
22,2
18
100
Jumlah
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 4 siswa atau 22,2% siswa kurang aktif dalam pembelajaran. 5 siswa atau 27,8% siswa keaktifannya cukup aktif. Sedangkan 6 siswa 33,3% siswa sudah aktif dalam memperhatikan pelajaran, dan 3 siswa atau 16,7% siswa telah fokus dalam
perhatiannya
(Sangat
baik
keaktifannya).
Gambaran
pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.6 Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus I
hasil
51
(2) Pengamatan Kerjasama Siswa dalam Belajar Tabel 4.5 Kerjasama Siswa pada Siklus I No 1 2 3 4
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
7 4 6 1 18
38,9 22,2 33,3 5,6 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 1 siswa atau 5,6% siswa kurang dalam kerjasamanya dalam pembelajaran. 6 siswa atau 33,3% siswa kerjasamanya cukup baik. Sedangkan 4 siswa 22,2% siswa sudah baik dalam bekerjasama memecahkan masalah. Dan 7 siswa atau 38,9% siswa sangat baik dalam bekerjasama memecahkan masalah. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.7 Grafik Kerjasama Siwa pada Siklus I
52
(3) Pengamatan Kedisiplinan Siswa dalam Belajar Tabel 4.6 Kedisiplinan Siwa pada Siklus I No 1 2 3 4
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
10 3 4 1 18
55,6 16,7 22,2 5,6 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 1 siswa atau 5,6% siswa kurang dalam kedisiplinannya dalam pembelajaran. 4 siswa atau 22,2% siswa kedisiplinannya cukup baik. Sedangkan 3 siswa 16,7% siswa sudah baik dalam kedisiplinannya. Dan 10 siswa atau 55,6% siswa sangat baik dalam kedisiplinannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.8 Grafik Kedisiplinan Siwa pada Siklus I
53
(4) Pengamatan Perhatian Siswa dalam Belajar
No 1 2 3 4
Tabel 4.7 Perhatian Siwa pada Siklus I Kategori Jumlah Siswa Sangat Baik 5 Baik 8 Cukup 3 Kurang 2 Jumlah 18
Persentase 27,8 44,4 16,7 11,1 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 2 siswa atau 11,1% siswa kurang perhatiannya dalam pembelajaran. 3 siswa atau 16,7% siswa perhatiannya cukup baik. Sedangkan 8 siswa 44,4% siswa sudah baik dalam perhatiannya. Dan 5 siswa atau 27,8% siswa sangat baik dan focus dalam memperhatikan pelajarannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.9 Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I
54
3) Pelaksanaan Refleksi Siklus I Dalam pembelajaran siklus I sudah sesuai dengan pembelajaran PKn yang menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Rencana pembelajaran siklus I ini sudah sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Kegiatan guru dalam pembelajaran ini sudah baik, ada beberapa aspek yang belum mencapai 100% antara lain Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran 25%, kemampuan mengelola waktu pembelajaran 50%, menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran 50%, membagi kelompok 50%, kemampuan guru memberikan motivasi 50%, diskusi dan penjelasan konsep 75%, kemampuan menggunakan metode 75% dan kemampuan mengarahkan siswa 25%. Inilah yang menjadi tindakan lebih lanjut ke siklus II agar lebih baik. Setelah
dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses
pembelajaran siklus I terjadi hambatan antara lain: a) Ada
beberapa
siswa
yang
nilainya
rendah,
tertinggal
dengan
temannya, disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru sedang memberikan pelajaran di kelas, seperti beberapa siswa ada yang bergurau sendiri, ada pula siswa yang mengantuk dikelas. b) Pada saat diskusi terlihat ada siswa yang pasif dan diam, disebabkan karena takut pada temannya yang lebih pandai, mungkin diri siswa tersebut merasa kurang pandai daripada temannya tersebut. c) Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya, dikarenakan jumlah kelompok yang terlalu besar, sehingga kerja kelompok tersebut kurang maksimal. d) Suasana kelas sedikit ramai bila ada waktu luang, karena siswa lebih banyak suka bergurau daripada belajar sendiri dikelas walau ada waktu luang yang diberikan oleh guru kelas pada waktu guru sedang meninggalkan kelas. Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus II.
55
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a) Guru dan observer menentukan materi dan lembar kerja siswa yang
nantinya akan diberikan kepada siswa; b) Menyediakan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan pada saat
pembelajaran; c) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar catatan lapangan
dan lembar kerja siswa menggunakan Strategi
pembelajaran inquiry
discovery learning ; d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan saat pembelajaran.
2) Implementasi Tindakan Implementasi tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Wali kelas V hadir sebagai observer yang mengamati aktivitas siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar observasi. selain itu observer juga melakukan penilaian pada peneliti ketika mengajar dikelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Implementasi tindakan pembelajaran PKn dengan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning
pada siklus II terdiri dari
apersepsi, eksplorasi, diskusi, pengumpulan tugas kelompok. langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
kegiatan
pembelajaran,
guru
membawa
siswa
untuk
mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari pada siklus sebelumnya dan menanyakan secara langsung tentang memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
56
Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang berdasarkan jenis kelamin siswa, dan membagikan soal yang digunakan untuk melakukan observasi dan diskusi pada penjelajahan.
Gambar 4.10 Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan
Tahap diskusi, Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan penjelajahan serta mengulas sedikit tentang memahami pentingnya keutuhan
57
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guru berusaha menjelaskan materi dengan sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan paham tentang memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Gambar 4.11 Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II
Tahap pengumpulan
tugas,
setelah
berdiskusi
dengan
kelompoknya dan mengerjakan tugas. Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya tentang pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
58
Gambar 4.12 Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II
3) Tahap Pengamatan (Observasi) Tindakan a) Pengamatan Terhadap Guru Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah sebagai motivator dan fasilitator. Kegiatan guru pada pembelajaran siklus II ini lebih baik daripada siklus I. Hasil presentase dapat dilihat di bawah ini:
59
Tabel 4.8 Pengamatan Terhadap Guru Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek yang Dinilai Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Memberikan apersepsi Menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran Membagi kelompok Kemampuan guru memberikan motivasi Diskusi dan penjelasan konsep Kemampuan menggunakan metode Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Rata-Rata
Skor
Persent ase
4
100%
Sangat Baik
4
100%
Sangat Baik
4
100%
Sangat Baik
3
75%
Baik
4
100%
Sangat Baik
4
100%
Sangat Baik
4
100%
Sangat Baik
3
75%
Baik
30
750
3,8
94%
Kriteria
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II mencapai rata-rata skor 3,8 dengan rata-rata persentase 94% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II tergolong dalam kategori Sangat Baik.
b) Pengamatan Terhadap Siswa Selanjutnya prosentase penilaian dari hasil pengamatan terhadap siswa selama pelaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
60
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II Keaktifan
N o
Nama Siswa
A
B
1
AM
2
DA
3
DP
4
EE
5
FN
6
IS
7
MF
8
MR
9
M.RI
10
MK
11
NA
12
AL
13
PA
14
RP
15
SA
16
SK
17
WA
18
RA
D
A
B
C
D
C
D
B
A
D
C
B
A
Perhatian
Kedisiplinan
Jumlah Persentase
C
Kerjasama
16
2
0
0
14
4
0
0
15
2
1
0
15
3
0
0
88,9
11,1
0,0
0,0
77,8
22,2
0,0
0,0
83,3
11,1
5,6
0,0
83,3
16,7
0,0
0,0
Kriteria Penskoran Skor A
: Sangat Baik
Skor B
: Baik
Skor C
: Cukup
Skor D
: Kurang
61
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi belajar siswa di atas diketahui bahwa: (1) Pengamatan Terhadap Kaktifan Siswa dalam Belajar Tabel 4.10 Keaktifan Siwa pada Siklus II No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
16
88,9
2
Baik
2
11,1
3
Cukup
-
4
Kurang
-
Jumlah
18
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 2 siswa atau 11,1% siswa sudah baik keaktifannya dalam memperhatikan pelajaran. Dan 8 siswa atau 44,4% siswa telah fokus dalam perhatiannya (Sangat baik keaktifannya). Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.13 Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II
62
(5) Pengamatan Terhadap Kerjasama Siswa dalam Belajar Tabel 4.11 Kerjasama Siswa pada Siklus II No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
14
77,8
2
Baik
4
22,2
3
Cukup
-
4
Kurang
-
Jumlah
18
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 4 siswa atau 22,2% siswa sudah baik kerjasamanya. Dan 14 siswa atau 50% siswa telah bekerjasama dengan sangat baik. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.14 Grafik Kerjasama Siwa pada Siklus II
63
(6) Pengamatan Kedisiplinan Siswa dalam Belajar Tabel 4.12 Kedisiplinan Siwa pada Siklus II No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
15
83,3
2
Baik
2
11,1
3
Cukup
1
5,6
4
Kurang Jumlah
18
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa 1 siswa atau 5,6% siswa kedisiplinannya cukup baik. Sedangkan 2 siswa 11,1% siswa sudah baik dalam kedisiplinannya. Dan 15 siswa atau 83,3% siswa sangat baik dalam kedisiplinannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.15 Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II
64
(7) Pengamatan Perhatian Siswa dalam Belajar Tabel 4.13 Perhatian Siswa pada Siklus II No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
15
83,3
2
Baik
3
16,7
3
Cukup
-
4
Kurang
-
Jumlah
18
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 3 siswa atau 16,7% siswa sudah baik dalam perhatiannya. Dan 8 siswa atau 44,4% siswa sangat baik dan focus dalam memperhatikan pelajarannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
83.3
100
Jumlah Siswa
80
Persentase
60 40 20
16.7 15 -
3
Persentase
0 Sangat Baik
Baik
Jumlah Siswa Cukup
Kurang
Gambar 4.16 Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II
65
4) Pelaksanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan siklus II berpedoman pada rencana pembelajaran sikus II yang telah dibuat. Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan kegiatan guru dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dalam kategori sangat baik yaitu mencapai rata-rata 3,7 atau 93%. Pengamatan terhadap siswa juga mengalami kemajuan dari siklus I. ke siklus II. Hal ini ditunjukkan pada siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mereka melakukan diskusi untuk memecahkan masalah dengan baik, mampu bekerjasama dengan kelompok serta disiplin yang tergolong baik. Kegiatan guru pada siklus II
juga
menunjukkan bahwa guru lebih aktif, mampu memotivasi siswa dan mampu menjelaskan materi dengan baik serta melaksanakan perannya yang utama sebagai fasilitator dan pendamping siswa dalam melakukan penjelajahan. Berdasarkan hasil pada siklus II, maka tindakan dalam siklus dihentikan, karena hasil yang diharapkan sudah maksimal dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
B. Analisis Data Pada bagian analisis data ini menjelaskan analisis data hasil penelitian yang meliputi skor motivasi belajar dan hasil observasi aktivitas belajar siswa. 1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa a. Skor Motivasi Belajar Siswa Siklus I Perolehan skor angket motivasi belajar siswa pada siklus I terlihat pada tabel di bawah ini:
66
Tabel 4.14 Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I No
Instrumen Motivasi
Skor
1
Semangat untuk mengikuti pelajaran
77,78
2
Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
66,67
3
Merasa terganggu kalau ada yang ribut
70,83
4
Saya dapat belajar dalam keadaan apapun
65,28
5
Saya lebih senang bermain daripada belajar
70,83
6
Jika saya tidak pahamdengan materi yang di ajarkan oleh guru‚saya diam saja Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak mengetahuinya Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar PKn saya Saya akan meminta remedial jika nilai saya jelek
70,83
Saya sudah cukup puas dengan nilais aya yang jelek‚ yang penting memenuhi nilai KKM Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani pikiran saya Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas
69,44
Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu yang baru Rata-Rata
69,44
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
62,50 69,44 69,44 61,11 62,50 70,83 65,28
77,78 61,11
68,30
Berdasarkan tabel 4.14 di atas perolehan skor motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 68,30. Skor ini belum mencapai target indikator keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
67
b. Skor Motivasi Belajar Siswa Siklus II Tabel 4.15 Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II No
Instrumen Motivasi
Skor
1
Semangat untuk mengikuti pelajaran
84,72
2
Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
76,39
3
Merasa terganggu kalau ada yang ribut
81,94
4
Saya dapat belajar dalam keadaan apapun
76,39
5
Saya lebih senang bermain daripada belajar
80,56
6
Jika saya tidak pahamdengan materi yang di ajarkan oleh guru‚saya diam saja Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak mengetahuinya Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar PKn saya Saya akan meminta remedial jika nilai saya jelek
79,17
Saya sudah cukup puas dengan nilais aya yang jelek‚ yang penting memenuhi nilai KKM Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani pikiran saya Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas
81,94
Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu yang baru Rata-Rata
80,56
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
76,39 81,94 80,56 81,94 81,94 79,17 81,94
86,11 83,33
80,88
Berdasarkan tabel 4.15 di atas perolehan skor motivasi belajar siswa pada siklu II sebesar 80,88. Jika dibandingkan dengan skor motivasi belajar siswa pada siklu I yang sebesar 68,30, maka skor motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan adanya
68
peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn dan indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada Siklus II sesuai dengan target yang direncanakan. 2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan
menerapkan
Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar. Berikut gambaran hasil penelitian dengan menerapkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa: Tabel 4.16 Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I – Siklus II No
Indikator
1
Kaeaktifan
2
Kerjasama
3
Kedisiplinan
4
Perhatian
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
16,7 33,3 27,8 22,2
88,9 11,1 -
7,0 4,0 6,0 1,0 55,6 16,7 22,2 5,6 27,8 44,4 16,7 11,1
77,8 22,2 83,3 11,1 5,6 83,3 16,7 -
C. Pembahasan Pembelajaran dengan Strategi
pembelajaran inquiry discovery
learning adalah kegiatan belajar dimana siswa menemukan pengalaman belajarnya dengan jelajah alam sekitarnya yang dianggap menyenangkan, dan dengan cara belajar yang menyenangkan, tetapi tetap berapa dalam koridor
69
kegiatan belajar dan mengajar. Siswa mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya
dengan
cara
mencari
dan
memecahkan
masalah,
mengungkapkan apa yang telah ia ketahui dengan suasana alam yang menyegarkan membuat siswa lebih semangat dalam pembelajaran, sehingga mereka menemukan pengalaman-pengalaman baru yang tidak diperoleh di dalam kelas. Sebagai sebuah metode, Strategi learning memanfaatkan
alam
sekitar
pembelajaran inquiry discovery kehidupan
peserta
didik
baik
lingkungan fisik, sosial, budaya sebagai obyek belajar dengan cara menemukan sendiri serta mempelajari fenomenanya melalui pemecahan masalah dengan kerja ilmiah. Metode ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, metode ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi kehidupannya. Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan
menerapkan
Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar. Berikut gambaran hasil penelitian dengan menerapkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa: 1.
Peningkatan Keaktifan Siswa Pra Siklus – Siklus II
70
Gambar 4.17 Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan siswa dari Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, jadi penerapan Strategi
pembelajaran inquiry discovery
learning dapat meningkatkan keaktifan siswa, itu terbukti dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A) terus meningkat. 2. Peningkatan Kerjasama Siswa Pra Siklus – Siklus II
Gambar 4.18 Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi
pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A) terus meningkat.
71
3. Peningkatan Kerjasama Siswa Pra Siklus – Siklus II Pra Siklus
83.3
Siklus I
100.00
Siklus II
55.6 11.1 16.7
50.00 0.11
5.6
0.17
Sangat Baik
22.25.6
0.28
Siklus II Siklus I
0.45
Pra Siklus
Baik
Cukup
Kurang
Gambar 4.19 Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II Dari gambar grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi
pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A) terus meningkat. 4. Peningkatan Perhatian Siswa Pra Siklus – Siklus II 83.3
Pra Siklus Siklus I Siklus II
100.00 55.6
11.1 16.7
50.00 0.11 -
Sangat Baik
0.17 Baik
22.25.6
5.6
0.28
0.45
Siklus II Siklus I Pra Siklus
Cukup
Kurang
Gambar 4.20 Grafik Perhatian Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II
72
Dari gambar grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi
pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A) terus meningkat.
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn dengan penerapkan metode Strategi pembelajaran inquiry discovery learning adalah sebagai berikut: 1. Motivasi
belajar
siswa
kelas
V
MI
Ta’lim Mubtadi Cipondoh
Tangerang meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan, Peningkatan ini ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang dicapai antara siklus I (68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan prosentase 12,58% 2. Pembelajaran dengan penerapkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning berdampak positif bagi siswa yaitu: a. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan
siklus
II
(88,90%)
peningkatan prosentase 72,20% b. Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama) dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%) peningkatan prosentase 70,8% c. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 27,7% d. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini ditunjukkan pada siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 65,5%
B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
73
74
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran PKn untuk menerapkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal. 2. Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik. 3. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang sedang dipelajarinya.
75
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚Strategi Belajar Mengajar‚(Bandung: Pustaka Setia‚ 2007) Arifin‚ Zainal, Evaluasi Pembelajarn‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚ 2012) Arikunto‚ Suharsemi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik‚ (Jakarta: PT. Rineka Cipta‚ 2010) Asrori‚ M., Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009) B. Uno, Hamzah‚ Teori Motivasi dan Pengukurannya‚(Jakarta‚ Bumi Aksara‚ 2008) Djamarah dan Zain‚ Aswan, Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚ 2006) Junaidi‚ dkk‚ Pendidikan Kewarganegaraan‚ (Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009) Khaeruddin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2007) Khodijah, Nyanyu‚ Psikologi Pendidikan‚(Jakarta: RajaGrafindo Persada‚ 2014) Mudjiono‚ Dimyati‚ Belajar dan Pembelajaran‚(Jakarta: Rineka Cipta‚ 2013) Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009) Musfah, Jejen‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚ (Jakarta: Kencana‚ 2011) Nuraida dan Alkaf‚ Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan‚ (Jakarta: Islamic Research Publishing‚ 2009) Ormrod, Jeanne Ellis ‚ Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang‚(Jakarta: Erlangga‚ 2008) Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) Sabri, Alisuf‚ Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010) Sanjaya‚
Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan‚(Jakarta: Prenada media Group‚ 2006) 75
Standar
Proses
76
Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada‚ 2004) Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya‚ 2010) Syarifudin‚ H.E. dkk..‚Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚ 2010) Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) Yudhistira‚ Dadang, Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚ (Jakarta: Mulya Abadi‚ 2012)
77
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu
: : : :
MI. TA’LIM MUBTADI I Pendidikan Kewarganegaraan V/I 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). I.
Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
II.
Indikator Menjelaskan pengertian NKRI Menyebutkan nama-nama provinsi yang menjadi wilayah NKRI pada awal kemerdekaan. Memahami batas-batas wilayah NKRI.
III. Tujuan Pembelajaran Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning siswa dapat menjelaskan pengertian NKRI‚ menyebutkan nama-nama provinsi yang menjadi wilayah NKRI pada awal kemerdekaan‚ dan memahami batas-batas wilayah NKRI. Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa kebangsaan, cinta tanah air, bertanggung jawab, kerja sama. IV. Materi Ajar Negara Kesatuan Republik Indonesia Batas wilayah NKRI V.
Metode Pembelajaran Information search Inquiri Discovery Learning
78
VI. Langkah-langkah Kegiatan A. Pendahuluan (5 Menit) KEGIATAN GURU
Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a untuk mengawali pelajaran Mengajukan pertanyaan hubungan materi sebelumnya dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari saat ini Menyampaikan tujuan atau indokator pembelajaran
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER Menjawab salam dan Religious berdo’a bersama mengawali kegiatan belajar Menjawab Ingin sepengetahuan siswa Rasa dan memahami tujuan tahu pembelajaran yang akan dipelajari Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru
B. Kegiatan Pembelajaran B.1. Eksplorasi (30 menit) KEGIATAN GURU
o
o
o o
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER Guru membagi peserta o Siswa mengkondisikan Kerjasama didik dalam 3 kelompok diri berkelompok dengan teman-teman yang sudah ditentukan guru Guru meminta peserta didik untuk membuka dan o Siswa membuka dan membaca buku siswa membaca buku pelajaran PKn yang Guru mempresentasikan diarahkan oleh guru secara singkat tentang o Siswa memperhatikan Cinta tanah pengertian NKRI penjelasan guru tentang air Guru menyiapkan peta pengertian NKRI buta dan menugaskan o Siswa mengamati peta kepada tiap kelompok untuk mencari dan untuk mencari dan menemukan provinsimenemukan provinsiprovinsi yang menjadi Tekun dan provinsi yang menjadi wilayah NKRI pada tanggung wilayah NKRI pada awal awal kemerdekaan. jawab kemerdekaan.
79
o Guru menugaskan kepada o Melalui tahapan masing-masing kelompok mengidentifikasi‚ untuk berdiskusi tentang merumuskan‚ batas-batas wilayah NKRI menyusun jawaban dengan mencari informasi sementara‚ dari buku LKS dan buku pengumpulan data‚ paket PKn kelas V serta mengolah data‚ buku dari sumber lain yang merumuskan sesuai dengan materi. kesimpulan hasil pembuktian‚dan melakukan pembuktian melalui buku LKS dan buku paket kelas V serta buku dari sumber lain yang mendukung dan sesuai dengan materi. B.2. Elaborasi (20 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru mengamati dan o Siswa menemukan membimbing proses belajar hasil pencarian tentang kelompok provinsi pada awal o Dalam kegiatan kemerdekaan dan membimbing‚ guru batas-batas wilayah membuka kesempatan untuk NKRI dari pencarian bertanya tentang hal-hal informasi melalui buku yang belum jelas berkenaan LKS dan paket PKn dengan batas wilayah Kelas V dan buku NKRI. sumber lain yang Tanggung o Setelah proses diskusi‚ guru sesuai dengan materi. jawab meminta perwakilan o Siswa mengajukan kelompok untuk pertanyaan tentang halmempresentasikan hasil hal yang belum jelas temuannya tentang propinsiprovinsi yang menjadi wilayah NKRI pada awal kemerdekaan dan batas-batas wilayah NKRI. o Wakil dari masingmasing kelompok mempresentasikan hasil temuannya
80
B.3. Konfirmasi (10 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER o Setelah perwakilan siswa o Siswa memperhatikan Rasa hormat dari setiap kelompok penguatan yang dan perhatian mempresentasikan hasil diberikan oleh guru diskusi‚ guru memberikan penguatan dan meluruskan yang salah tentang propinsiprovinsi yang menjadi wilayah NKRI pada awal kemerdekaan dan batasbatas wilayah NKRI. o Setelah proses konfirmasi‚ guru menjelaskan tentang pentingnya keutuhan NKRI C. Penutup (5 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER o Bersama siswa o Bersama guru siswa Disiplin menyimpulkan hasil menyimpulkan tentang kegiatan inti tentang propinsi-provinsi yang propinsi-provinsi yang menjadi wilayah NKRI menjadi wilayah NKRI pada pada awal Mandiri awal kemerdekaan dan kemerdekaan dan batas-batas wilayah NKRI. batas-batas wilayah o Guru mengajukan post test NKRI. kompetensi hasil pembelajaran dan meminta o Mengerjakan post test siswa mengangkat tangan kompetensi secara Gemar yang sanggup menjawab individu melalui teknik membaca o Guru memberikan acak apersepsi‚ dan motivasi setelah proses belajar berlangsung utamanya bagi o Bersama guru yang berpartisipasi dan aktif memberikan appersepsi selama pembelajaran juga dan meresapi motivasi guru meminta siswa untuk yang diberikan oleh membaca materi untuk guru serta membuat minggu depan dirumah catatan tugas membaca dirumah untuk materi minggu depan
81
VII. Sumber/Bahan Belajar Peta Indonesia. Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE Buku LKS Buku-buku perpustakaan VIII. Media Belajar Kertas HVS Peta IX. Penilaian Indikator Teknik Bentuk Pencapaian Instrumen/ Soal Penilaian Instrumen Kompetensi Menjelaskan Tugas Tes lisan Jelaskan pengertian pengertian NKRI kelompok NKRI! Menyebutkan Laporan sebutkan namanama-nama nama provinsi yang provinsi yang menjadi wilayah menjadi wilayah NKRI pada awal NKRI pada awal kemerdekaan dan kemerdekaan. nama-nama Memahami batasprovinsi hingga batas wilayah sekarang! NKRI. Sebutkan batasbatas wilayah geografis Indonesia !. Apa saja batasbatas wilayah NKRI! Jumlah skor Nilai
Skor Nilai 20 30
25
25
100
Cipondoh, 14 Agustus 2014 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN NIP :
SURYANIH NIP :
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu
: : : :
MI. TA’LIM MUBTADI I Pendidikan Kewarganegaraan V/I 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). I.
Kompetensi Dasar 1.2. Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
II.
Indikator Memahami arti penting keutuhan NKRI. Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa. Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanankeamanan).
III. Tujuan Pembelajaran Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat memahami arti penting keutuhan NKRI‚ menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat bangsa‚ menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan). Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa kebangsaan, cinta tanah air, bertanggung jawab, kerja sama. IV. Materi Ajar Arti penting keutuhan NKRI Fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa Makna kesatuan wilayah Indonesia V.
Metode Pembelajaran Information search Inquiri Discovery Learning
83
VI. Langkah-langkah Kegiatan A. Pendahuluan (5 Menit) KEGIATAN GURU
Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a untuk mengawali pelajaran Mengajukan pertanyaan hubungan materi sebelumnya dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari saat ini Menyampaikan tujuan atau indokator pembelajaran
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
Menjawab salam dan Religious berdo’a bersama mengawali kegiatan belajar Menjawab sepengetahuan siswa Rasa Ingin dan memahami tujuan tahu pembelajaran yang akan dipelajari Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru
B. Kegiatan Pembelajaran B.1. Eksplorasi (30 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru membagi peserta o Siswa mengkondisikan Kerjasama didik dalam 3 kelompok diri berkelompok dengan teman-teman yang sudah ditentukan guru o Siswa membuka dan membaca buku pelajaran o Guru meminta peserta PKn yang diarahkan didik untuk membuka dan oleh guru membaca buku siswa o Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pentingnya keutuhan o Guru mempresentasikan NKRI Cinta tanah secara singkat tentang keluar kelas air pentingnya menjaga o Siswa kemudian pergi keutuhan NKRI keperpustakaan untuk o Guru mengajak siswa melakukan keperpustakaan untuk tahapan mencari informasi dari mengidentifikasi‚ sumber buku selain buku merumuskan‚ menyusun PKn kelas V untuk
84
mengetahui fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan Bangsa.
jawaban sementara‚ Tekun dan pengumpulan data‚ tanggung mengolah data‚ jawab merumuskan kesimpulan hasil pembuktian‚dan melakukan pembuktian dengan panduan buku PKn kelas V dan buku sumber lain yang ada diperpustakaan sekolah.
B.2. Elaborasi (20 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru mengamati dan o Siswa menemukan membimbing proses belajar hasil pengamatan kelompok tentang pentingnya keutuhan NKRI dan o Dalam kegiatan fungsi pancasila membimbing‚ guru sebagai perekat membuka kesempatan untuk persatuan bangsa dari bertanya tentang hal-hal pencarian informasi yang belum jelas berkenaan melalui buku paket dengan pentingnya keutuhan PKn kelas V dan buku NKRI. sumber lain yang ada Tanggung o Setelah proses diskusi‚ guru diperpustakaan meminta perwakilan jawab sekolah. kelompok untuk mengajukan mempresentasikan hasil o Siswa pertanyaan tentang haltemuannya hal yang belum jelas tentang pentingnya keutuhan NKRI. o Wakil dari masingmasing kelompok mempresentasikan hasil penemuannya
85
B.3. Konfirmasi (10 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa o Siswa memperhatikan Rasa hormat penguatan yang dan perhatian dari setiap kelompok diberikan oleh guru mempresentasikan hasil diskusi‚ guru memberikan penguatan dan meluruskan yang salah tentang pentingnya keutuhan NKRI dan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan Bangsa. o Setelah proses konfirmasi‚ guru menjelaskan tentang pentingnya keutuhan NKRI C. Penutup (5 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Bersama siswa o Bersama guru siswa Disiplin menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil kegiatan inti tentang kegiatan inti tentang pentingnya keutuhan pentingnya keutuhan NKRI NKRI dan fungsi dan fungsi Pancasila Pancasila terhadap Mandiri terhadap keutuhan bangsa. keutuhan bangsa. o Guru mengajukan post test o Mengerjakan post test kompetensi hasil kompetensi secara pembelajaran dan meminta individu melalui teknik siswa mengangkat tangan acak yang sanggup menjawab Gemar o Bersama guru o Guru memberikan membaca memberikan appersepsi apersepsi‚ dan motivasi dan meresapi motivasi setelah proses belajar yang diberikan oleh berlangsung utamanya bagi guru serta membuat yang berpartisipasi dan aktif catatan tugas rumah selama pembelajaran‚ kepada tiap kelompok kemudian guru memberikan untuk memecahkan tugas rumah kepada tiap masalah melalui kelompok untuk pencarian informasi memecahkan masalah dari media internet melalui pencarian informasi serta media-media lain dari media internet serta mengenai apa saja media-media lain mengenai
86
apa saja makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara.
makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara.
VII. Sumber/Bahan Belajar Peta Indonesia. Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE Internet Lembar bahan diskusi VIII. Media Belajar Kertas HVS Peta IX. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tugas Tes lisan Menjelaskan pengertian NKRI kelompok Menunjukkan posisi garis lintang dan garis bujur NKRI. Laporan Memahami tujuan penetapan batasbatas fisik NKRI.
Instrumen/ Soal Jelaskan pengertian NKRI! Tunjukkan posisi garis lintang dan garis bujur NKRI pada peta! Sebutkan batas-batas wilayah geografis Indonesia ! . Apa saja tujuan penetapan batas-batas wilayah NKRI!
Jumlah skor Nilai
Skor Nilai 20 20
30
30 100
Cipondoh, 21 Agustus 2014 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN NIP :
SURYANIH NIP :
87
Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I Nama Guru : Suryanih Hari / Tanggal : Kamis/14 Agustus 2014 Sekolah : MI. Ta’lim Mubtadi Kelas / Semester : V/I Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai Dilakukan Skor No Aspek yang Dinilai Ya Tidak 1 2 3 4 Persiapan guru memulai kegiatan 1 pembelajaran 2 Kemampuan mengelola waktu 3
Memberikan apersepsi
4
Menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran
5
Membagi kelompok
6
Kemampuan guru memberikan motivasi
7
Diskusi dan penjelasan konsep
8
Pengembangan aplikasi
9
Kemampuan menggunakan metode
10
Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total Rata-Rata
2 20
8 80
6 60
8 80
88
Kriteria Penskoran Skor 1,0 – 1,4 Skor 1,5 – 2,4 Skor 2,5 – 3,4 Skor 3,5 – 4,0
: Pembelajaran Kurang Baik : Pembelajaran Cukup Baik : Pembelajaran Baik : Pembelajaran Sangat Baik
Perhitungan Aktivitas Guru = Keseimpulan : Aktivitas guru dalam kategori Cukup Baik Tangerang, 14 Agustus 2014 Observer
(………………………….)
89
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA ( Siklus I )
Mata Pelajaran
: PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Kelas / Semester
:V/I
Hari / Tanggal
: Kamis / 14 Agustus 2014
Fokus Observasi
: Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
N o
Keaktifan
Nama Siswa
A
B
C
AM
2
DA
3
DP
4
EE
5
FN
6
IS
7
MF
8
MR
9
M.RI
10
MK
11
NA
12
AL
13
PA
14
RP
15
SA
16
SK
17
WA
18
RA
Persentase
D
1
Jumlah
Kerjasama
A
B
C
Kedisiplinan D
33,3
4
27,8 22,2 38,9
7
5
16,7
6
D
C
B
A
D
C
B
3
A
Perhatian
4
6
1
10
3
4
1
5
8
3
2
22,2
33,3
5,6
55,6
16,7
22,2
5,6
27,8
44,4
16,7
11,1
90
Kriteria Penskoran Skor A : Sangat Baik Skor B : Baik Skor C : Cukup Skor D : Kurang Tangerang, 14 Agustus 2014 Observer
(……………………….)
Guru (Peneliti)
(Suryanih)
91
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu
: : : :
MI. TA’LIM MUBTADI I Pendidikan Kewarganegaraan V/I 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi** 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). I.
Kompetensi Dasar 1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II.
Indikator Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meneladani sikap kepahlawanan Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meneladani sikap pahlawan dan menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa kebangsaan, cinta tanah air, bertanggung jawab, kerja sama. IV. Materi Ajar Contoh-contoh atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga keutuhan NKRI.
92
V.
Metode Pembelajaran Information search Inquiri Discovery Learning
VI. Langkah-langkah Kegiatan A. Pendahuluan (5 Menit) KEGIATAN GURU
Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a untuk mengawali pelajaran Mengajukan pertanyaan hubungan materi sebelumnya dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari saat ini Menyampaikan tujuan atau indokator pembelajaran
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
Menjawab salam dan Religious berdo’a bersama mengawali kegiatan belajar Menjawab sepengetahuan siswa Rasa Ingin dan memahami tujuan tahu pembelajaran yang akan dipelajari Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru
B. Kegiatan Pembelajaran B.1. Eksplorasi (30 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru membagi peserta o Siswa mengkondisikan diri Kerjasama didik dalam 3 kelompok berkelompok dengan temanteman yang sudah ditentukan guru o Siswa membuka dan o Guru meminta peserta membaca buku pelajaran didik untuk membuka dan PKn yang diarahkan oleh membaca buku siswa guru o Siswa memperhatikan o Guru mempresentasikan penjelasan guru tentang secara singkat tentang pentingnya keutuhan NKRI pentingnya menjaga o Siswa keluar kelas keutuhan NKRI kemudian pergi Cinta tanah o Guru mengajak siswa keperpustakaan untuk air keperpustakaan untuk melakukan
93
mencari informasi dari sumber buku selain buku PKn kelas V untuk mengetahui peranan siswa dalam menjaga keutuhan NKRI
tahapan mengidentifikasi‚ merumuskan‚ menyusun jawaban sementara‚ pengumpulan data‚ mengolah data‚ dan merumuskan kesimpulan Tekun hasil pembuktian‚dan tanggung melakukan pembuktian jawab dengan panduan buku PKn kelas V dan buku sumber lain yang ada diperpustakaan sekolah.
B.2. Elaborasi (20 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru mengamati dan o Siswa menemukan hasil membimbing proses belajar pengamatan tentang kelompok pentingnya keutuhan NKRI dan peranan o Dalam kegiatan siswa dala menjaga membimbing‚ guru keutuhan NKRI dari membuka kesempatan untuk pencarian informasi bertanya tentang hal-hal melalui buku paket PKn yang belum jelas berkenaan kelas V dan buku dengan pentingnya keutuhan sumber lain yang ada NKRI. diperpustakaan sekolah. Tanggung o Setelah proses diskusi‚ guru mengajukan jawab meminta perwakilan o Siswa pertanyaan tentang halkelompok untuk hal yang belum jelas mempresentasikan hasil tentang pentingnya temuannya keutuhan NKRI. o Wakil dari masingmasing kelompok mempresentasikan hasil penemuannya B.3. Konfirmasi (10 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa o Siswa memperhatikan Rasa penguatan yang dari setiap kelompok
hormat
94
mempresentasikan hasil diskusi‚ guru memberikan penguatan dan meluruskan yang salah tentang pentingnya keutuhan NKRI dan peranan siswa dalam menjaga keutuhan NKRI. o Setelah proses konfirmasi‚ guru menjelaskan tentang pentingnya keutuhan NKRI
diberikan oleh guru
dan perhatian
C. Penutup (5 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Bersama siswa o Bersama guru siswa Disiplin menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil kegiatan inti tentang kegiatan inti tentang pentingnya keutuhan pentingnya keutuhan NKRI NKRI dan peran siswa dan peran siswa dalam dalam menjaga Mandiri menjaga keutuhan NKRI. keutuhan NKRI. o Guru mengajukan post test kompetensi hasil o Mengerjakan post test kompetensi secara pembelajaran dan meminta individu melalui teknik siswa mengangkat tangan acak yang sanggup menjawab o Bersama guru o Guru memberikan Gemar memberikan appersepsi apersepsi‚ dan motivasi dan meresapi motivasi membaca setelah proses belajar yang diberikan oleh berlangsung utamanya bagi guru serta membuat yang berpartisipasi dan aktif catatan tugas rumah selama pembelajaran‚ kepada tiap kelompok kemudian guru memberikan untuk memecahkan tugas rumah kepada tiap masalah melalui kelompok untuk pencarian informasi memecahkan masalah dari media internet melalui pencarian informasi serta media-media lain dari media internet serta mengenai apa saja media-media lain mengenai makna kesatuan apa saja makna kesatuan wilayah Indonesia dari wilayah Indonesia dari keempat segi keempat segi kehidupan kehidupan bernegara. bernegara.
95
VII. Sumber/Bahan Belajar Peta Indonesia. Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE Internet Lembar bahan diskusi VIII. Media Belajar Kertas HVS Peta IX. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Bentuk Penilaian Instrumen
Menjelaskan Tugas Tes lisan peranan siswa kelompok dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Laporan Indonesia. Meneladani sikap kepahlawanan Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Instrumen/ Soal Jelaskan apa saja perilaku yang harus kamu lakukan dalam menjaga keutuhan NKRI! Sebutkan sikap pahlawan yang patut diteladani ! . Sebutkan contohcontoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI!
Jumlah skor Nilai
Skor Nilai 40
30
30
100 Cipondoh, 28 Agustus 2014
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN NIP :
SURYANIH NIP :
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu
: : : :
MI. TA’LIM MUBTADI I Pendidikan Kewarganegaraan V/I 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi** 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). I.
Kompetensi Dasar 1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II.
Indikator Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meneladani sikap kepahlawanan Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meneladani sikap pahlawan dan menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa kebangsaan, cinta tanah air, bertanggung jawab, kerja sama. IV. Materi Ajar Contoh-contoh atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga keutuhan NKRI. V.
Metode Pembelajaran Information search Inquiri Discovery Learning
97
VI. Langkah-langkah Kegiatan A. Pendahuluan (5 Menit) KEGIATAN GURU
Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a untuk mengawali pelajaran Mengajukan pertanyaan hubungan materi sebelumnya dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari saat ini Menyampaikan tujuan atau indokator pembelajaran
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
Menjawab salam dan Religious berdo’a bersama mengawali kegiatan belajar Menjawab sepengetahuan siswa dan memahami Rasa Ingin tujuan pembelajaran yang tahu akan dipelajari Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru
B. Kegiatan Pembelajaran B.1. Eksplorasi (30 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
o Guru membagi peserta o Siswa mengkondisikan diri didik dalam 3 kelompok berkelompok dengan teman-teman yang sudah ditentukan guru o Siswa membuka dan membaca buku pelajaran o Guru meminta peserta PKn yang diarahkan oleh didik untuk membuka dan guru membaca buku siswa o Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang contoh-contoh perilaku o Guru mempresentasikan dalam menjaga keutuhan secara singkat tentang Negara Kesatuan Republik contoh-contoh perilaku Indonesia Siswa keluar dalam menjaga keutuhan kelas kemudian pergi Negara Kesatuan keperpustakaan untuk Republik Indonesia. melakukan Guru mengajak siswa tahapan mengidentifikasi‚ keperpustakaan untuk merumuskan‚ menyusun mencari informasi dari jawaban sementara‚ sumber buku selain buku pengumpulan data‚
NILAI KARAKTER Kerjasama
Cinta air
tanah
Tekun dan tanggung
98
PKn kelas V tentang contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
mengolah data‚ jawab merumuskan kesimpulan hasil pembuktian‚dan melakukan pembuktian dengan panduan buku PKn kelas V dan buku sumber lain yang ada diperpustakaan sekolah.
B.2. Elaborasi (20 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Guru mengamati dan o Siswa menemukan hasil membimbing proses belajar pengamatan tentang kelompok contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan o Dalam kegiatan Negara Kesatuan membimbing‚ guru Republik Indonesia dari membuka kesempatan untuk pencarian informasi bertanya tentang hal-hal melalui buku paket PKn yang belum jelas berkenaan kelas V dan buku sumber dengan contoh-contoh lain yang ada perilaku dalam menjaga diperpustakaan sekolah. keutuhan Negara Kesatuan Tanggung Republik Indonesia Setelah o Siswa mengajukan jawab proses diskusi‚ guru pertanyaan tentang hal-hal meminta perwakilan yang belum jelas tentang kelompok untuk contoh-contoh perilaku mempresentasikan hasil dalam menjaga keutuhan temuannya Negara Kesatuan Republik Indonesia. o Wakil dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penemuannya B.3. Konfirmasi (10 Menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa o Siswa memperhatikan Rasa hormat penguatan yang dan perhatian dari setiap kelompok diberikan oleh guru mempresentasikan hasil diskusi‚ guru memberikan
99
penguatan dan meluruskan yang salah tentang pentingnya keutuhan NKRI dan peranan siswa dalam menjaga keutuhan NKRI. o Setelah proses konfirmasi‚ guru menjelaskan tentang pentingnya keutuhan NKRI C. Penutup (5 menit) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
NILAI KARAKTER
o Bersama siswa o Bersama guru siswa Disiplin menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil kegiatan inti tentang kegiatan inti tentang contohpentingnya keutuhan contoh perilaku dalam NKRI dan peran siswa menjaga keutuhan Negara dalam menjaga Mandiri Kesatuan Republik keutuhan NKRI. Indonesia. o Guru mengajukan post test o Mengerjakan post test kompetensi secara kompetensi hasil individu melalui teknik pembelajaran dan meminta acak siswa mengangkat tangan o Bersama guru yang sanggup menjawab Gemar memberikan appersepsi o Guru memberikan dan meresapi motivasi membaca apersepsi‚ dan motivasi yang diberikan oleh setelah proses belajar guru serta membuat berlangsung utamanya bagi catatan tugas rumah yang berpartisipasi dan aktif kepada tiap kelompok selama pembelajaran‚ untuk memecahkan kemudian guru memberikan masalah melalui tugas rumah kepada tiap pencarian informasi kelompok untuk dari media internet memecahkan masalah serta media-media lain melalui pencarian informasi mengenai apa saja dari media internet serta makna kesatuan media-media lain mengenai wilayah Indonesia dari apa saja makna kesatuan keempat segi wilayah Indonesia dari kehidupan bernegara. keempat segi kehidupan bernegara.
100
VII. Sumber/Bahan Belajar Peta Indonesia. Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE Internet Lembar bahan diskusi VIII. Media Belajar Kertas HVS Peta IX. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Bentuk Penilaian Instrumen
Tugas Tes lisan kelompok
Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meneladani sikap kepahlawanan Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Laporan
Instrumen/ Soal Jelaskan apa saja perilaku yang harus kamu lakukan dalam menjaga keutuhan NKRI! Sebutkan sikap pahlawan yang patut diteladani ! . Sebutkan contohcontoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI!
Jumlah skor Nilai
Skor Nilai 40
30
30 100
Cipondoh, 04 September 2014 Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. KOMARUDDIN NIP : NIP :
Guru Mapel PKN.
SURYANIH
101
Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II Nama Guru
: Suryanih
Hari / Tanggal
: Kamis/21 Agustus 2014
Sekolah
: MI. Ta’lim Mubtadi
Kelas / Semester
: V/I
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai Dilakukan No
Aspek yang Dinilai
1
Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
2
Kemampuan mengelola waktu
3
Memberikan apersepsi
4
Menyampaikan pengarahan tentang pembelajaran
5
Membagi kelompok
6
Kemampuan guru memberikan motivasi
7
Diskusi dan penjelasan konsep
8
Pengembangan aplikasi
9
Kemampuan menggunakan metode
10
Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total Rata-Rata
Ya
Tidak
Skor 1
2
3
4
9 90
28 280
102
Kriteria Penskoran Skor 1,0 – 1,4 Skor 1,5 – 2,4 Skor 2,5 – 3,4 Skor 3,5 – 4,0
: Pembelajaran Kurang Baik : Pembelajaran Cukup Baik : Pembelajaran Baik : Pembelajaran Sangat Baik
Perhitungan Aktivitas Guru =
Keseimpulan : Aktivitas guru dalam kategori Sangat Baik Tangerang, 21 Agustus 2014 Observer
(………………………….)
103
Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA ( Siklus II )
Mata Pelajaran
: PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Kelas / Semester
:V/I
Hari / Tanggal
: Kamis / 21 Agustus 2014
Fokus Observasi
: Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
N o
Keaktifan
Nama Siswa
A
1
AM
2
DA
3
DP
4
EE
5
FN
6
IS
7
MF
8
MR
9
M.RI
10
MK
11
NA
12
AL
13
PA
14
RP
15
SA
16
SK
17
WA
18
RA
Jumlah
B
D
B
C
0
4
0
0
15
C
D
2
1
0
14
B
0
A
D
C
B
A
Perhatian
D
2
A
Kedisiplinan
16
C
Kerjasama
15
3
0
0
104
N o
Keaktifan
Nama Siswa
Persentase
Kerjasama
Kedisiplinan
Perhatian
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
88,9
11,1
0,0
0,0
77,8
22,2
0,0
0,0
83,3
11,1
5,6
0,0
83,3
16,7
0,0
0,0
Kriteria Penskoran Skor A : Sangat Baik Skor B : Baik Skor C : Cukup Skor D : Kurang Tangerang, 21 Agustus 2014 Observer
(……………………….)
Guru (Peneliti)
(Suryanih)
105
Lampiran 7
UJI VALIDITAS ANGKET JUMLAH Soal No. 1
Soal No. 2
Soal No. 3
Soal No. 4
Soal No. 5
Soal No. 6
Soal No. 7
Soal No. 8
Soal No. 9
Soal No. 10
Soal No. 11
Soal No. 12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
-,049 ,837 20 ,524* ,018 20 -,224 ,343 20 ,610** ,004 20 ,682** ,001 20 ,272 ,246 20 ,093 ,698 20 ,541* ,014 20 ,655** ,002 20 ,191 ,419 20 ,214 ,366 20 ,671** ,001
KETERANGAN TIDAK VALID
VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
TIDAK VALID VALID
106
JUMLAH Soal No. 13
Soal No. 14
Soal No. 15
Soal No. 16
Soal No. 17
Soal No. 18
Soal No. 19
Soal No. 20
Soal No. 21
Soal No. 22
Soal No. 23
Soal No. 24
Soal No. 25
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
20 -,110 ,643 20 ,614** ,004 20 ,135 ,570 20 ,219 ,354 20 ,656** ,002 20 ,519* ,019 20 ,529* ,017 20 ,478* ,033 20 ,655** ,002 20 -,148 ,534 20 ,478* ,033 20 ,704** ,001 20 -,309 ,185
KETERANGAN
TIDAK VALID
VALID
TIDAK VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID TIDAK VALID
107
JUMLAH Soal No. 26
Soal No. 27
Soal No. 28
Soal No. 29
Soal No. 30
Soal No. 31
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
20 ,485* ,030 20 ,692** ,001 20 ,530* ,016 20 ,397 ,083 20 ,049 ,836 20 -,063 ,792 20
KETERANGAN
VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
TIDAK VALID
TIDAK VALID
108
Lampiran 8 HASIL ANGKET SIKLUS I
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Rata-rata Skor rata-Rata Persentase
1 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4
56 3,11 0,78 77,78
2 3 4 5 6 7 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 5 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 48 51 47 51 51 45 2,67 2,83 2,61 2,83 2,83 2,50 0,67 0,71 0,65 0,71 0,71 0,63 66,67 70,83 65,28 70,83 70,83 62,50
No Pernyataan 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 5 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 1 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 50 50 44 45 51 47 50 56 44 50 2,78 2,78 2,44 2,50 2,83 2,61 2,78 3,11 2,44 2,78 0,69 0,69 0,61 0,63 0,71 0,65 0,69 0,78 0,61 0,69 69,44 69,44 61,11 62,50 70,83 65,28 69,44 77,78 61,11 69,44
Jumlah 35 46 45 53 46 42 44 46 52 44 45 49 48 49 45 46 54 47 836
109
Lampiran 9 HASIL ANGKET SIKLUS II
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Rata-rata Skor rata-Rata Persentase
1 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4
61 3,39 0,85 84,72
2 3 4 5 6 7 8 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 5 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 55 59 55 58 57 55 59 3,06 3,28 3,06 3,22 3,17 3,06 3,28 0,76 0,82 0,76 0,81 0,79 0,76 0,82 76,39 81,94 76,39 80,56 79,17 76,39 81,94
No Soal Jumlah 9 10 11 12 13 14 15 16 17 2 2 2 2 3 2 3 2 2 40 4 3 3 2 2 3 3 3 2 48 3 4 4 3 3 4 5 2 3 57 4 3 3 4 4 3 3 3 4 57 3 2 3 3 2 4 3 4 3 50 4 3 3 2 2 2 2 4 4 55 3 4 4 3 3 3 4 3 4 56 4 4 3 3 4 3 4 4 3 57 3 3 3 3 4 4 4 3 4 59 4 2 3 4 4 3 4 3 3 58 3 4 3 3 3 3 4 4 4 52 3 3 3 4 4 3 4 4 3 56 3 3 3 3 4 3 3 4 3 55 3 4 4 4 3 4 3 3 3 55 2 4 4 4 4 4 3 4 4 59 4 4 3 4 3 4 3 4 3 58 3 3 4 3 4 4 3 3 3 58 3 4 4 3 3 3 4 3 3 60 58 59 59 57 59 59 62 60 58 990 3,22 3,28 3,28 3,17 3,28 3,28 3,44 3,33 3,22 0,81 0,82 0,82 0,79 0,82 0,82 0,86 0,83 0,81 80,56 81,94 81,94 79,17 81,94 81,94 86,11 83,33 80,56