UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTOR DENGAN METODE PEER TEACHING KELAS VII SMP KRISTEN KANAAN Febrianti Wulandari, Agus Syahrani, Winda Istiandini email:
[email protected] Abstrak: Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan adalah kemampuan berpraktik tari yang rendah serta penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan psikomotor siswa dengan metode peer teaching. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan (action research) yang bersifat kolaboratif dengan mengikuti prosedur penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemampuan psikomotor siswa yang meningkat adalah kemampuan praktik menari siswa, penilaian psikomotor terlihat dari komponen-komponen psikomotor yaitu, peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, pengalamiahan, peneliti dalam metode ini menggunakan teman sebaya yang menyebabkan siswa lain dapat belajar dengan nyaman, didampingi oleh tutor yang memiliki kemampuan lebih dalam menari. Penggunaan metode peer teaching dapat meningkatkan kemampuan psikomotor dan hasil belajar siswa dengan peningkatan antara siklus satu dan siklus dua sebesar 15,89 dan ketuntasan belajar sekitar 100%. Kata Kunci :psikomotor, tari pinggan, Peer Teaching Abstract: The problems that occur to the seventh grade students of SMP Kristen Kanaan is the ability of dance practice which low and learning methods that used are inappropriate so that, the goal of this research is to improve students' psychomotor ability with peer teaching method. The method that used in this research was descriptive method with qualitative approach. The form of this research was action research which collaborative and follow action research procedure such as planning, implementation, observation, and reflection. Students’ psychomotor that increase is dance practice ability, Psychomotor scoring is known by psychomotor components, there are manipulation, imitation, articulation, accuration and naturalization. In this method researcher used peer, it cause another students can learn comfortably accompanied by tutor who has ability in dance. Using peer teaching method could increase psychomotor ability and students learning outcomes with increased between cycle one and cycle two as big as 15,89 dan completeness of learning around 100%. Keywords :psychomotor, pinggan dance, Peer Teaching
1
S
eni budaya dan keterampilan khususnya seni tari merupakan satu di antara mata pelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, seni tari ditampilkan dengan wirama, wiraga, wirasa yang benar-benar harus dihayati dan dijiwai oleh seseorang. Fungsi seni secara langsung dapat dirasakan ialah seni sebagai media untuk menyalurkan bakat yang dimiliki. Secara tidak langsung, fungsi seni yakni manusia dapat memperoleh manfaat pendidikan melalui pengembangan berbagai kemampuan dasarnya untuk belajar. Selain itu, melalui pendidikan seni manusia dapat memperoleh kehalusan budi pekerti, karena seni mengolah kepekaan manusia terhadap alam serta hal-hal yang berkaitan dengan keindahan. Guru sebaiknya memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran dikelas, menstransfer pengetahuan kepada siswa dalam belajar dengan metode yang tepat dan menyenangkan bagi siswa. Ada saatnya seorang guru mengalami kesulitan dalam memilih metode yang efektif untuk diterapkan, dikarenakan guru belum memahami metode yang tepat diajarkan kepada siswa pada proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Profesionalisme guru dituntut untuk mendidik, membimbing, dan mengajar. Berdasarkan observasi awal dari hasil wawancara dengan guru bidang studi SBK di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya, peneliti berhasil memperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran seni tari yang dilakukan di kelas masih belum efektif. Belum efektifnya karena pembelajaran terlalu didominasi pembelajaran teori saja sehingga minim sekali pembelajaran praktik tanpa menggunakan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kurang efektifnya pembelajaran seni di kelas berdampak pada hasil kemampuan praktik yang rendah. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 September 2013 terhadap hasil belajar siswa di peroleh informasi nilai rata-rata ulangan praktik siswa pada materi seni tari di kelas VII SMP Kanaan Kubu Raya tahun ajaran 2012/2013 yaitu sebesar 62,67 Nilai tersebut menunjukkan bahwa siswa pada materi seni tari masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah tahun ajaran 2012/2013 yaitu sebesar 70. Peneliti merancang metode pembelajaran peer teaching yakni pembelajaran yang memberikan tugas kepada siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam kegiatan praktik tari, untuk menjadi tutor. Menurut Arikunto (1996:62), tutor sebaya adalah metode belajar yang dilakukan oleh siswa yang lebih pandai dan dinilai memiliki kemampuan lebih untuk membantu teman sebayanya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan berfungsi sebagai tutor teman sebayanya. Dapat dikatakan tutor sebaya adalah mereka yang mempunyai usia yang hampir sebaya sesamanya. Tutor tersebut mengajarkan teman-temannya dalam menari dengan membentuk kelompok, agar siswa yang lain lebih aktif belajar dengan teman sebayanya. Melalui metode ini peneliti dapat meningkatkan kemampuan psikomotor siswa, khususnya pada penguasaan tari daerah setempat. Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Kemampuan psikomotor dapat terlihat dari keterampilan mereka bergerak dalam menari, khususnya dalam pelajaran seni tari. Menurut Kamrianti (2011), psikomotor memiliki komponen penting, adapun komponen dari kemampuan psikomotor adalah, peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, pengalamiahan. Peniruan terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan, mulai memberi respon serupa dengan yang diamati. Manipulasi yaitu menekankan perkembangan 2
kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Ketepatan yaitu memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Artikulasi yaitu menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal diantara gerakangerakan yang berbeda, Pengalamiahan menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Materi yang disampaikan dalam pembelajaran ini adalah tari daerah setempat, tari yang dimaksud adalah Tari Pinggan yang berasal dari daerah Sekadau. Tarian ini merupakan tari penyambutan tamu untuk acara tertentu. Tari Pinggan merupakan tarian untuk penyambutan tamu oleh Suku Dayak. Adapun ragam gerak dari Tari Pinggan satu diantaranya merupakan gerakan silat, kemudian properti yang digunakan adalah pinggan dan dua buah cincin tembaga. Alasan menggunakan materi ini ialah sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan bagi siswa kelas VII yakni mengekspresikan diri melalui karya seni tari. Sedangkan Kompetensi dasar yaitu memeragakan tari tunggal daerah setempat. Kompetensi dasar tersebut diarahkan kepada kompetensi siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan dalam pembelajaran seni tari melalui praktik Tari Pinggan. Hubungan antara metode peer teaching dengan Tari Pinggan adalah siswa belajar praktik Tari Pinggan dengan menggunakan tutor sebaya. Konsep yang peneliti lakukan dengan metode peer teaching di kelas VII SMP Kristen Kanaan adalah, pertama peneliti menyampaikan materi praktik yang akan diajarkan, membentuk kelompok, kemudian memilih tutor yang dianggap memiliki kemampuan lebih dalam praktik tari. Pemilihan tutor sesuai dengan keterampilan dan bakat siswa dalam menari, peneliti mengajari setiap tutor yang telah ditentukan. Selanjutnya, setiap tutor mengajarkan materi praktik yang telah didapat dari guru untuk diajarkan kepada siswa lain yang kurang menguasai praktik tari yang diajarkan. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan bentuk penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dimulai pada tanggal 17 Oktober 2013 sampai 31 Oktober 2013. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data sangat diperlukan dalam memecahkan masalah, memerlukan data yang benar-benar sesuai dengan ciri-ciri dengan apa yang ingin dikaji. Untuk itu, teknik yang dirasa tepat dalam mengumpulkan data-data tersebut adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Langkah setelah dilakukannya pengumpulan data adalah menganalisis data, penelitian ini menggunakan deskriptif analisis. Analisis dilaksanakan secara bersamaan pada saat penelitian berlangsung dan setelah penelitian selesai. Data dianalisis dengan mengurutkan data-data yang sudah terkumpul, mengatur secara sistematis berbagai data yang telah terhimpun untuk menambah pemahaman terhadap suatu objek yang diteliti lalu penyajian data dilakukan dengan memaparkan semua data yang diamati secara langsung oleh peneliti. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang berupa panduan wawancara, panduan observasi, dokumentasi, serta informasi dari guru seni budaya 3
tentang upaya meningkatkan kemampuan psikomotor siswa menggunakan metode peer teaching pada materi tari Pinggan di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya. Peneliti menggunakan cara teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber data. Cara mendapatkan data di lapangan ialah melalui tiga teknik yakni teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian perlu didukung data yang diperoleh dari hasil wawancara. Selanjutnya data perlu juga didukung dari hasil dokumentasi, yang berupa foto dan video. Berdasarkan langkah-langkah penelitian yang diuraikan di atas, peneliti merancang alur penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut. Diagnosis dan Rencana Tindakan Observasi Refleksi Tindakan Peneliti menyiapkan Peneliti Siklus 1 materi, menyeleksi mengamati beberapa siswa yang pandai berdasarkan ketrampilan menari siswa,memberi tugas kepada siswa yang pandai untuk mempelajari terlebih dahulu materi tari daerah setempat, membagi kelompok belajar dengan kemampuan siswa yang merata.
Diagnosis dan Refleksi Peneliti mendiagnosis penyebab kekurangan dan menemukan jawaban pada siklus 2, peneliti berhasil melakukan penyempurnaan pada siklus 2.
Berhasil
Observasi Peneliti memantau kegiatan dan hasil belajar dengan membandingkan perencanaan pada siklus 1, mengobservasi permasalahan dan menemukan jawaban dari permasalahan pada siklus 1.
kegiatan dan hasil belajar siswa, peneliti mengobservasi permasalahan yang ada pada siklus 1
Peneliti mendiagnosis penyebab kekurangan siklus 1, peneliti melakukan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Tindakan Peneliti menyiapkan materi praktik, menyiapkan lembar observasi, memberi tugas kepadasiswa yang pandai untuk mempelajari materi terlebih dahulu, membagi kelompok dengan kemampuan siswa yang merata.
Rencana Tindakan Siklus 2
Pelaporan HasilPenelitian Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan (Wulandari, 2013)
4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah keseluruhan penelitian yang diperoleh peneliti selama melakukan action research pada siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini terdiri dari kegiatan observasi, pelaksanaan siklus pertama, siklus kedua, dan pertemuan hasil. Penelitian ini melalui beberapa tahapan proses, tahap pertama adalah siklus pertama yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013, tahap kedua siklus kedua dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 24 Oktober 2013, dan 31 Oktober 2013. Dari hasil penelitian pada 2 siklus, penilaian kemampuan Tutor pada siklus 1 meningkat dari 81,7 dan pada siklus 2 meningkat sebesar 14,8 menjadi 96,5. Kemampuan psikomotor siklus 1 dan 2 adalah 72,28 menjadi 88,17. Terlihat dari komponen psikomotor yaitu siswa dapat meniru gerakan dari tutor sebaya dengan benar, siswa dapat memanipulasi gerakan tari Pinggan yang diajarkan tutor sebaya, siswa melakukan ketepatan tiap-tiap gerakan tari Pinggan, siswa melakukan artikulasi dengan benar, dan siswa dapat melakukan pengalamiahan gerak tari Pinggan dengan benar. Peningkatan hasil tes psikomotor diketahui dari hasil nilai rata-rata tes psikomotor pada siklus 1 yakni 72,28, setelah dilakukan siklus 2, peningkatan nilai rata-rata hasil tes psikomotor siswa sebesar 15, 89 menjadi 88,17. Penilaian dapat meningkat karena siswa lebih aktif belajar praktik tari dengan diajarkan oleh tutor sebayanya sendiri, serta siswa lebih antusias pada materi praktik tari Pinggan. Pembahasan Bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya dalam bab IV ini akan dipaparkan temuan-temuan yang diperoleh peneliti di lapangan. Penelitian yang dilakukan ialah peneliti memberikan serangkaian tindakan kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilah khususnya sub pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode peer teaching. Metode peer teaching digunakan untuk meningkatkan kemampuan psikomotor siswa pada materi tari Pinggan. Peran peneliti dalam penelitian ini ialah sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang mengajarkan materi gerak tari Pinggan. Seluruh hasil dari penelitian yang telah dilakukan terbagi menjadi proses pembelajaran (siklus I dan siklus II). Setelah melakukan serangkaian tindakan, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa orang peserta didik yang hasilnya peneliti deskripsikan pada bagian hasil wawancara. Siswa yang mengikuti pembelajaran tindakan pada siklus 1 tentang materi Seni tari kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya berjumlah 28 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Data yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari kemampuan tutor melaksanakan pembelajaran, penilaian hasil belajar serta penilaian praktik setiap siklus. Kemampuan tutor melaksanakan pembelajaran dianalisis dengan perhitungan rata-rata, sedangkan data yang diperoleh dari siswa berupa tes paktik akhir setiap siklus dihitung dengan rata-rata dan persentase. 5
Adapun pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas siklus 1 dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Siklus 1 a. Guru merumuskan strategi pembelajaran serta menyusun perangkat pembelajaran.. b. Mendiskusikan RPP bersama guru seni budaya. c. Peneliti berlatih tentang gerakan–gerakan dasar tari dan menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar siswa. d. Peneliti dan kolaborator bersepakat tentang langkah-langkah pembelajaran. Pelaksanaan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, tentang materi tari Pinggan di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Rayaberjumlah 28 orang. Pelaksanaan pembelajaran ini, pada saat guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah–langkah yang telah disusun sebagai berikut. 1. Peneliti memberikan apersepsi serta menyiapkan peralatan pembelajaran. 2. Peneliti menjelaskan tentang materi tari Pinggan, mempraktikkan gerak dasar tari, kemudian mempraktikkannya kepada siswa. 3. Peneliti membagi beberapa kelompok, disetiap kelompok memiliki tutor sebaya sebagai pemandu teman-teman sekelompoknya. Tutor sebaya yang dimaksud adalah siswa yang memiliki keterampilan lebih dalam menari. Kualifikasi pemilihan terhadap tutor adalah dilihat dari keterampilan serta keaktifan dalam berpraktik tari, namun pada siklus 1 ini tutor sebaya belum mengajarkan gerakan tari kepada kelompoknya, tetapi tutor membantu peneliti menjelaskan materi yang disampaikan oleh peneliti kepada setiap kelompoknya yang belum memahami materi seni tari. 4. Peneliti dan siswa merangkum pembelajaran, kemudian siswa bersama kelompok dan tutor mengerjakan tes teori yang diberikan peneliti. 2. Observasi dan Hasil Siklus 1 Observasi atau penilaian dilakukan oleh guru dari hasil tes individu terhadap tutor dan siswa lainya yang melaksanakan pembelajaran seni tari budaya. Observasi atau penilaian difokuskan terhadap langkah-langkah pembelajaran Seni tari budaya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran serta proses penilaian tes teori siswa secara individu sesuai dengan aspek–aspek yang dinilai. Hasil pembelajaran pada siklus 1 terhadap kemampuan tutor adalah 81,7, ini dikarenakan ada beberapa tutor yang belum paham tentang metode yang disampaikan. Penilaian hasil tes teori siswa pada siklus 1 adalah 72,28, ini disebabkan ada beberapa siswa yang nilainya belum mencapai ketuntasan minimal. 3. Diagnosis dan Refleksi Akhir Terhadap Pelaksanaan Siklus 1 Dari hasil pelaksanaan siklus 1 serta hasil tes yang dilakukan siswa, dilakukan refleksi kemudian dilaksanakan diskusi antara peneliti dan kolaborator. Dari hasil refleksi dan diskusi, diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 belum terlaksanakan dengan baik seperti apa yang telah direncanakan. Hal ini disebabkan karena tutor belum memahami metode yang digunakan, serta beberapa siswa belum memahami materi yang disampaikan, serta dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belum begitu optimal terutama pelaksanaan kegiatan inti dan hasil tes siswa karena masih ada nilai siswa yang belum mencapai ketuntasan. 6
Hasil penilaian terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, masih belum optimal, terutama pada indikator penguasaan materi, pendekatan/strategi pembelajaran, langkah-langkah menjelaskan materi serta metode pembelajaran, yang memicu keterlibatan siswa secara aktif, mengemukakan pendapat maupun melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 maka peneliti dan guru kelas membuat kesepakatan sebagai berikut. a. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama dalam proses dan metode pembelajaran. b. Hasil kesepakatan peneliti dengan kolaborator adalah penelitian tindakan kelas siklus 2 akan dilaksanakan, dengan menambah materi praktik dengan metode peer teaching. Siklus 2 Pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas siklus 2 dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Siklus 2 (pertemuan ke-1) Hasil yang diperoleh dari perencanaan tindakan siklus 2 sebagai berikut. a. Peneliti kembali berdiskusi kepada guru seni budaya. b. Peneliti menyempurnakan perangkat pembelajaran, dan menggunakan metode peer teaching. c. Peneliti dan kolaborator bersepakat tentang rencana pelaksanaan tindakan siklus 2. 2. Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2013 dan 31 Oktober 2013. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan sebagai dasar upaya untuk memperbaiki tindakan siklus 1, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan psikomotor siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya pada materi Tari Pinggan. Pada tahapan ini tindakan tetap dilakukan oleh peneliti yang mengajar seperti biasanya.. Jumlah pertemuan pada siklus 2 yaitu 2 kali pertemuan ( 4x 40menit ). Tahap pelaksanaan tindakan siklus 2, pada tanggal 24 oktober 2013 tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan seperti pada siklus 1 melalui beberapa tahapan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir (penutup). Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. 1. Peneliti melaksanakan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Peneliti mengulangi kembali materi praktik tari, serta membentuk kelompok sesuai dengan kelompok siswa pada siklus 1. Dalam setiap kelompok sudah ada tutor yang memiliki keterampilan lebih, dan mengajarkan teman-teman sekelompoknya gerakan tari Pinggan, sehingga diharapkan kemampuan siswa yang kurang dapat meningkat. Bedanya pada siklus pertama tutor membantu guru menjelaskan kembali kepada teman-teman tentang materi seni tari, dan pada siklus kedua, tutor mengajarkan langsung materi praktik yang diajarkan oleh peneliti.
7
3. Peneliti membimbing siswa untuk belajar dan berlatih dirumah, karena ada beberapa siswa yang belum bisa berpraktik tari Pinggan yang diajarkan tutor sebayanya. 3. Observasi dan Hasil Siklus 2 (pertemuan ke-1) Pengamatan atau observasi pada siklus 2 dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kemampuan tutor dan hasil kemampuan psikomotor siswa dengan menggunakan metode peer teaching di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya. Pada pelaksanaan pembelajaran di siklus 2 (pertemuan ke-1), belum berjalan sesuai dengan perencanaan dan hasil belajar siswa belum menunjukkan adanya peningkatan, dikarenakan ada beberapa siswa belum menguasai praktik tari yang diajarkan oleh tutor sebayanya. 4. Diagnosis dan Refleksi Akhir Terhadap Pelaksanaan Siklus 2 (pertemuan ke-1) Dari hasil refleksi siklus 2 diperoleh beberapa kesepakatan bahwa, pelaksanaan kegiatan pada siklus 2 pada pertemuan pertama belum berhasil sehingga perlu diadakan pertemuan kedua untuk mencapai hasil yang diinginkan. Di pertemuan kedua, pada tahap pelaksanaan tindakan siklus yang kedua, pada tanggal 31 oktober 2013 tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan seperti pada siklus 2 pada pertemuan yang pertama melalui beberapa tahapan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir (penutup). Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. 1. Peneliti melaksanakan apersepsi dan menyampaikan kembali tujuan pembelajaran. 2. Tutor kembali mengajarkan tiap-tiap kelompoknya gerakan tari Pinggan, pada pertemuan pertama siklus 2, tutor belum berhasil mengajarkan gerakan tari Pinggan, dikarenakan, siswa disetiap kelompok masih belum menguasai tari pinggan. Namun, pada pertemuan kedua siklus 2, tutor berhasil mengajarkan tari Pinggan kepada setiap teman kelompoknya. Sehingga ada peningkatan dari siklus 2 pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. 3. Pada tahap akhir, peneliti membimbing siswa dan membuat kesimpulan serta memotivasi siswa untuk selalu berlatih di rumah agar tidak lupa. Kemudian peneliti melakukan refleksi melalui hasil yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran di siklus 2. 3. Observasi dan Hasil Siklus 2 Pengamatan atau observasi pada siklus 2 dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kemampuan tutor dan hasil kemampuan psikomotor siswa dengan menggunakan metode peer teaching di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya pada siklus 2 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2013 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit atau 1 kali pertemuan. Pada pelaksanaan pembelajaran di siklus 2 sudah dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan hasil belajar siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. 4. Diagnosis Dan Refleksi Akhir Terhadap Pelaksanaan Siklus 2 Dari hasil refleksi siklus 2 diperoleh beberapa kesepakatan bahwa, pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti serta penutup sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan inti yang meliputi: penguasaan materi pelajaran, pelaksanaan metode pembelajaran, pemanfaatan properti, menggunakan metode peer taching yang sudah tepat. 8
Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan siklus 1 sampai siklus 2, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam gerakan Tari Pinggan dapat diperbaiki. Perbaikan ini dapat meningkatkan kemampuan psikomotor meningkat dan motivasi serta rasa senang siswa dalam pembelajaran semakin meningkat karena siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran tersebut.Penilaian pemahaman kemampuan psikomotor siswa meningkat ini dapat dilihat dari hasil penilaian praktik individu yaitu mencapai nilai ketuntasan dengan rata-rata 88,17. Peneliti telah melakukan serangkaian penelitian sebagai upaya untuk meningkatkan hasil kemampuan psikomotor siswa di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya dengan menggunakan metode peer teaching pada materi Tari Pinggan. Dari hasil kemampuan psikomotor tersebut, peneliti melakukan pembahasan atas hasil temuan yang ada. Pada bagian pembahasan ini peneliti menyampaikan tentang pelaksanaan metode peer teaching yang sudah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus 1 peneliti menyampaikan materi tentang tari,setelah itu peneliti memberikan tes teori kepada siswa. Pada siklus 1 ini metode peer teaching yang digunakan belum berhasil, dikarenakan banyak hasil tes siswa dibawah nilai KKM. Hal ini disebabkan banyak siswa belum menguasai gerakan yang disampaikan oleh tutor sebaya. Pelaksanaan siklus 2 peneliti kembali menggunakan metode peer teaching pada materi praktik tari Pinggan. Pada siklus ke 2 ini peneliti berhasil menggunakan metode peer teaching, dikarenakan hasil kemampuan praktik siswa banyak diatas KKM. Hal ini disebabkan siswa sudah memahami gerakan Tari Pinggan yang disampaikan oleh tutor sebayanya, yang membuat mereka belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai siswa yang meningkat dari 72,28 menjadi 88,17. Kemudian penilaian pada kemampuan psikomotor siswa dilihat pada proses siswa melakukan komponen-komponen psikomotor, yaitu: a. Siswa meniru, mengamati gerakan yang diajarkan oleh tutor sebayanya, dan mulai mengikuti gerakan-gerakan yang diamati. b. Siswa memanipulasi, menetapkan gerakan-gerakan tari pinggan yang diajarkan oleh tutor sebaya melalui latihan. c. Siswa melakukan ketetapan atau kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan, dalam setiap gerakan-gerakan tari pinggan dan tidak berubah-ubah. d. Siswa melakukan artikulasi dengan menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat, seperti setiap gerakan-gerakan tari Pinggan dari memutar badan, gerakan menendang seperti silat, menjijit, menundukkan badan dengan memegang pinggan, dan memutar Pinggan, sehingga siswa tetap konsisten pada tiap gerakan-gerakan yang berbeda. e. Pengalamiahan, yang dinilai pada siswa adalah menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan yang paling sedikit mengeluarkan energi dari fisik, maupun psikis. Penilaian dapat terlihat dari cara gerakan-gerakan yang tanpa direkayasa. Bagian dari pembahasan ini, peneliti juga akan menyampaikan hasil penelitian di kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya. Berdasarkan observasi/penilaian terhadap proses pembelajaran siswa pada siklus 1 terlihat siswa masih banyak yang belum memahami pembelajaran seni tari yang disampaikan Maka, 8 siswa atau 28% tidak tuntas dengan rata-rata nilai 72,28, dan 20 orang siswa atau 62% yang tuntas, dengan nilai rata-rata 88,17. Setelah dilaksanakan siklus 2,
9
siswa dinyatakan tuntas 100% dengan rata-rata 88,17. Berarti, adanya peningkatan rata-rata nilai siswa yaitu 15,89. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan tutor sebaya yang telah diterapakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian dan pengolahan data dari dua siklus yang dilaksanakan serta hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator maka peneliti berkesimpulan sebagai berikut. Dari hasil penelitian pada 2 siklus, penilaian kemampuan Tutor pada siklus 1 meningkat dari 81,7 menjadi 96,5 pada siklus 2, terlihat dari komponen psikomotor yaitu siswa dapat meniru gerkan dari tutor sebaya dengan benar, siswa dapat memanipulasi gerakan tari Pinggan yang diajarkan tutor sebaya, siswa melakukan ketepatan tiap-tiap gerakan tari Pinggan, siswa melakukan artikulasi dengan benar, dan siswa dapat melakukan pengalamiahan gerak tari Pinggan dengan benar. Proses pembelajaran seni tari dengan metode peer teaching dapat dilaksanakan dengan tepat, materi yang disampaikan oleh guru dengan metode peer teaching dapat dipahami oleh siswa terutama tutor sebaya, karena metode peer teaching merupakan metode yang disampaikan oleh guru kepada siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam praktik tari Pinggan, mengajarkan teman-teman sekelompoknya yang belum menguasai tari Pinggan. Peneliti menugaskan setiap tutor untuk mengajari masing-masing kelompok dalam setiap gerakan tari pinggan. Hasil tes praktik siswa meningkat setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching dari siklus 1 rata-rata 72,28 meningkat pada siklus 2 dengan rata-rata 88,17, atau mengalami peningkatan sebesar 15.89. Penilaian dapat meningkat karena siswa lebih aktif belajar praktik tari dengan diajarkan oleh tutor sebayanya sendiri, serta siswa lebih antusias pada materi praktik tari Pinggan. Saran Metode peer teaching sangat tepat digunakan untuk siswa SMP karena memiliki keunggulan yang dapat memotivasi siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengajarkan pembelajaran seni tari di kelas VII SMP tidak mudah, walaupun guru sudah menguasai materi pembelajaran. Namun untuk membimbing siswa agar lebih paham dan teliti guru harus mempunyai metode yang tepat untuk dapat membuat siswa belajar dengan aktif bahkan tidak takut untuk bertanya secara langsung kepada guru. Untuk itu bagi guru yang akan mengajarkan seni tari harus bisa menguasai situasi dan kondisi keadaan siswa dalam menyampaikan materi agar siswa bisa benar–benar fokus dengan apa yang disampaikan oleh guru. Guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dapat mengembangkan dan mempraktikkan metode peer teaching di sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan hasil kemampuan psikomotor siswa. Metode peer teaching dapat meningkatkan mutu bagi sekolah terutama dalam pembelajaran seni tari di SMP Kristen Kanaan Kubu Raya. Siswa hendaknya dapat termotivasi dengan adanya 10
metode pembelajaran yang menyenangkan, serta terus selalu berupaya untuk meningkatkan hasil yang baik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Jibrianti, A. 2006. Upaya Perbaikan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 39 Pontianak Utara Pada Pokok Bahasan Geometri Bangun Datar. Pontianak: Skripsi Universitas Tanjungpura. Mahmud. 2011 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Moeloeng, LJ. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Soli, Abimanyu. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukarya, Zakarias dkk. 2010. Pendidikan Seni. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sukmadinata, Nana Syaodih 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda. _____ (2011). Penilaian Psikomotorik. [3 April 2011]. Tersedia: http://kamriantiramli.wordpress.com/ [9 September 2013].
[Online].
11