UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA MELALUI PENDEKATAN PROSES Hartin Nurdin MTs. Negeri Model Limboto Kabupaten Goromtalo ABSTRACT: The purpose of this research is to describing writing news learning on students eighth class of Islamic State Junior High School model Limboto through approach Process, which include three stage, That is; Planning stage, implementation stage, and Evaluation Stage. The subject of this research on the eighthone students of Islamic State Junior High School Model Limboto in period 2011/ 2012 are thirty students, consist of seven boys students and twenty three girls students. Process approach writing consist of five stage that is pre-writing, draft writing, revise, to correct and to publication writing. In learning, the students must practice to passed the stages regulated. The date of this research is date process and measure result as the students writing, teacher activity and students. The analysis of date occurred in three stage, namely planning stage, implementation stage and research. To tested the reality of the result date to conducted with certainty of the researcher, and to control or to check the classmate ( college) . the result of the teaching news writing through the process approach in the pre-writing, editing, correcting, and editors to increasing show, from the result of evaluation to the last editing students, all students ability in writing news from the cycle one until cycle two are increasing. On the one cycle from the thirty students have result 63,33%, on the cycle two make increase 83,33% with criteria of result ( KKM) 75. So the given of process approach can increasing in writing news ability on the students eighth-one Islamic State Junior High School Model Limboto Key Words: Writing, News, Process Approach
I. Pendahuluan Menulis merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Pengembangan kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak tingkat pendidikan dasar. Dalam pelaksanaannnya pembelajaran menulis seharusnya diarahkan untuk membekali siswa terampil mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, pesan, pendapat, dan pertanyaan secara sistematis, logis, dan kreatif dalam bentuk tulisan. Kecakapan menulis sebetulnya dapat menjadi milik semua orang yang pernah menduduki bangku sekolah. Menulis pada hakekatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa. Orang menjadi penulis yang baik bila sebelumnya memiliki kemampuan menyimak dan membaca yang baik. Kegiatan menulis sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan menyimak dan membaca. Uraian di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran menulis sangat penting diajarkan kepada peserta didik karena banyak manfaatnya. Hal ini relevan dengan apa yang dikatakan oleh Akhadiah bahwa manfaat atau kegunaan menulis yakni (1) dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita; (2) melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan; (3) kegiatan menulis memaksa kita lebih menyerap, mencari, serta menguasai informasi; (4) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat; (5) melalui tulisan kita dapat menyimak serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif; dan (6) dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan masalah. Menuangkan gagasan ke dalam tulisan secara tertib dan sistematis sehingga pembaca dapat memahami jalan pikiran penulis tidaklah mudah. Hal itu memerlukan pelatihan dan bimbingan yang intensif. Tulisan yang baik harus didukung pemakaian ejaan yang diberlakukan. Untuk itu peserta didik harus betul-betul memahami dan mematuhi ketentuan yang digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Banyak penulis yang tidak berhasil menyusun paragraf yang efektif. Kegagalan itu disebabkan oleh tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat kalimat yang koheren. Paragraf yang baik dan efektif sangat dipengaruhi oleh kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan unsur penunjang paragraf. Sasaran pembelajaran yang sesuai dengan arah kurikulum Bahasa Indonesia yakni mengarahkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis dan mampu menerapkannya. Untuk mencapai sasaran dimaksud, banyak usaha yang telah dilakukan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis berita dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah dengan menggunakan pendekatan proses menulis. Dengan menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis berita di sekolah dapat memudahkan siswa lebih memahami bagaimana menulis berita yang baik. Sejalan dengan itu Barss (1983:829-831) menyatakan bahwa pendekatan proses dalam menulis mudah di ikuti oleh siswa karena pendekatan ini sangat membantu siswa dalam aktivitas menulis yang di peroleh secara bertahap sehingga dapat menghasilkan tulisan atau berita yang baik. Kemampuan menulis berita merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa baik itu di sekolah menengah pertama, maupun di sekolah menengah atas. Olehnya itu Seorang guru diharapkan tidak memandang aktifitas menulis berita sebagai suatu pekerjaan yang selesai dalam waktu satu kali duduk, tetapi dapat di pandang sebagai suatu proses secara bertahap dalam waktu tertentu untuk menyelesaikan tulisan yang baik. Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang menulis, maka guru dan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis berita dengan baik tanpa mengalami kesulitan. Dalam pembelajaran menulis perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa siswa dalam proses pembelajaran akan memperoleh suatu kesempatan untuk menemukan sesuatu ide atau gagasan dalam membuat suatu tulisan . Dengan demikian siswa lebih terarah dan terbimbing dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kenyataan yang dihadapi oleh peneliti yakni masih sebagian besar peserta didik Kelas VIII.1 belum mampu menulis berita . Ketidakmampuan mereka dalam hal ini disebabkan oleh kurangnya frekuensi latihan dan kurangnya pemahaman peserta didik dalam hal mampu menulis berita . Bila dipresentasikan peserta didik yang mampu menulis berita baru mencapai 63.33% dari jumlah 30 orang peserta didik yang ada di Kelas VIII.1. Hal ini perlu penanganan yang lebih khusus oleh guru untuk ketuntasan belajar. Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan cepat, akan berdampak buruk bagi siswa, dimana siswa tidak akan dapat menulis berita dengan baik, selain itu juga dapat berakibat pada rendanya
mutu dan kualitas pembelajaran bahasa Indonensia pada umumnya. Olehnya itu peneliti bersama guru bermaksud untuk mangatasi permasalahan di atas dengan melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Berita dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas VIII.1 MTs. Negeri Model Limboto”. Pendekatan proses adalah pendekatan yang bertujuan melatih siswa menulis dengan menggunakan tiga tahap, yaitu pramenulis, saat menulis dan pasca penulisan. (Akhadiah, 1998/1999). Dengan menggunakan pendekatan proses dapat membantu, mempermudah dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita. Sejalan dengan itu Barss (1983:829-831) menyatakan bahwa pendekatan proses dalam menulis mudah di ikuti oleh siswa karena pendekatan ini sangat membantu siswa dalam menulis berita yang di peroleh secara bertahap sehingga dapat menghasilkan tulisan atau berita yang baik. . II. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang merupakan prosedur penelitian, yang terdiri dari (1) perencanaan tindakan, (2) implementasi kegiatan, (3) pemantauan dan evaluasi, dan (4) analisis dan refleksi. Dalam siklus atau tahap persiapan meliputi refleksi awal, merancang awal tindakan, dan persiapan alat-alat yang terkait dengan pelaksanaan tindakan. Tahap implementasi tindakan meliputi penetapan waktu pelaksanaan, perumusan pencapaian tujuan pembelajaran, dan pelaksanaan kegiatan dengan inti kegiatan berdasarkan pendekatan proses . Tahap pemantauan dan evaluasi, siswa disuruh menulis berita dengan memperhatikan hal-hal yang mendukungnya seperti gambar kegiatan sekolah. Pada tahap analisis dan refleksi peneliti bersama guru mitra mengadakan analisis hasil evaluasi penelitian tindakan kelas. Refleksi diadakan pada awal siklus dengan maksud memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar yang dicapai pada siklus sebelumnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita melalui Pendekatan Proses Siklus I Pelaksanaan pembelajaran menulis khususnya menulis berita dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap pramenulis, tahap pengembangan tulisan, dan tahap perbaikan/ penyuntingan. Ketiga tahap tersebut dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama tahap pramenulis dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2012 jam pelajaran pertama dan kedua. Tahap menulis dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Maret 2012 jam pelajaran keempat dan kelima. Pertemuan ketiga tahap perbaikan dan penyuntingan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2012 jam pelajaran pertama dan kedua. Paparan ringkasan pelaksanaan tindakan tahap-tahapan dalam pembelajaran menulis berita siklus I dan Siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Tahap Pramenulis Siklus Pembelajaran tahap pramenulis ini difokuskan pada (1) upaya pengembangan pengetahuan dan pengalaman siswa terhadap tema kegiatan , (2) menulis topik/judul berita berdasarkan gambar/foto , (3) menuliskan kalimat tanya sesuai unsur 5W +1H (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) yang berhubungan dengan tema, dan (4) menulis berita sesuai jawaban atas pertanyaan yang telah ditulis. Pembelajaran pada tahap ini guru memilih metode tanya jawab, curah pendapat, diskusi dan pemberian tugas. Kegiatan tanya jawab digunakan untuk membangkitkan motivasi dan pengalaman siswa tentang jenis kegiatan yang mengarah kepada kegiatan sebagai model penulisan berita. Penentuan judul, dan pengembangan tulisan yang akan ditulis. Curah pendapat dilakukan untuk pengembangan tema menjadi beberap topik/judul, dan penulisan berita berdasarkan gambar/foto kegiatan sekolah yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan untuk memahami isi berita. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti pelajaran dalam kegiatan menulis berita melalui pendekatan proses, yakni siswa mampu menulis berita sesuai gambar/foto kegiatan yang terjadi di sekolah, menentukan judul berita, dan menyusun kalimat menjadi berita yang utuh. Selanjutnya guru secara klasikal menunjukkan gambar/foto salah satu kegiatan sekolah berupa lomba kelas PAKEM, dengan melakukan tanya jawab dengan siswa sehubungan dengan gambar/foto tersebut. Siswa menyatakan secara lisan. Arah pernyataan siswa diorientasikan pada detail gambar/foto tersebut. Guru mengadakan tanya
jawab dengan menggunakan kata tanya : apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana sesuai unsur 5W+1H. Secara klasikal guru menuliskan tema “Kegiatan” di papan tulis. Guru mengadakan curah pendapat dengan siswa untuk mengembangkan tema “Kegiatan” untuk menentukan topik dan judul berita. Curah pendapat diawali dengan kegiatan siswa mengemukakan gagasannya. Gagasangagasan siswa dituliskan guru di papan tulis berkaitan dengan tema kegiatan dengan topik Lomba Kelas PAKEM. Dalam proses pencurahan topik, siswa tampak antusias dalam mengemukakan topik, karena topik tersebut berkaitan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan di sekolah. Namun demikian, masih ada siswa yang tampak malu-malu dalam mengemukakan gagasannya. Guru mengarahkan siswa untuk mencermati gambar/foto kegiatan Lomba Kelas PAKEM kemudian menuliskan judul berita sesuai topik dan tema kegiatan. Siswa menuliskan judul yang berbeda-beda dengan topik yang sama yakni Lomba Kelas Pakem Hasil pembelajaran penulisan judul berdasarkan topik dikaitkan dengan siswa terteliti yang mewakili kelompok atas Moh. Yusuf Patamani, Putri Wahyuni Al Fazmi dan Sri Rezeki Monoarfa masing-masing menulis judul Kelas VII.3 Raih Piala Bergilir dalam Lomba Kelas Pakem MTs.Gelar Lomba Kelas Pakem, Lomba Kelas Pakem di MTs. Negeri Model Limboto”. Sedangkan yang mewakili kelompok sedang Hindun Hairinisa Koem, Dewi Pratiwi Ihsan, dan Yurina masing-masing menulis judul MTs. Gelar Kelas Pakem, Lomba kelas Pakem, dan Lomba Kelas Pakem di Mts. Negeri Model. Adapun yang mewakili kelompok bawah Ela Budiyati Bano, Miftahussaada Potale, dan Suryan Neli masing-masing menulis judul Lomba kelas pakem di MTs. Negeri Model Limboto, Lomba Pakem antar Kelas, dan Lomba Pakem yang akan ditulisnya. Setelah menentukan topik dan judul mereka menulikannya di lembar kertas yang telah disiapkan. Proses pembelajaran selanjutnya adalah menentukan topik/judul berita dengan cara curah pendapat atau temuan pikiran mereka sendiri yang berkaitan dengan gambar/foto kegiatan sekolah yang telah ditentukan. Melalui proses pengembangan topik/judul tersebut, siswa dapat memahami dan menguasai isi topik/judul yang akan dikembangkan untuk memulai menulis berita. Kondisi demikian itu dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan menulis berita. Hal ini tampak pada saat siswa berkelompok menganalisis berita dengan cara membuat kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ; apa, di mana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana. Kegiatan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang telah ditulis berkaitan dengan kegiatan yang ada dalam gambar/foto . Siswa merangkai jawaban atas pertanyaan yang telah disusun menjadi berita secara individu. Siswa lebih aktif melakukan tugasnya sambil bergurau. Pada data awal pengetahuan siswa tentang pengembangan kalimat menjadi berita belum tergambarkan, sehingga siswa mengalami kesulitan memulai menulis. Setelah diberikan penjelasan bahwa berita ditulis apa adanya sesuai jawaban pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya, akhirnya siswa dapat memahaminya. Langkah pembelajaran selanjutnya adalah merevisi draf awal menjadi berita yang utuh. Kaitannya dengan penulisan berita, para siswa mengalami kesulitan dalam pengurutan detail objek. Detail mana yang harus berada pada urutan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Sehingga kerangka tulisan tersebut tampak lebih sistematik. Kesulitan yang dialami siswa tersebut teratasi melalui proses bimbingan guru. Baik pada sebelum proses penyusunan berita maupun pada saat siswa sedang menyusun berita. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Tahap Pengedrafan Pembelajaran tahap ini difokuskan pada pengembangan gagasan menjadi draf tulisan dengan menampakkan gagasan pokok dan detail penjelasannya berdasarkan pokok-pokok berita. Pengembangan gagasan tersebut dengan memperhatikan (a) kerincian pengembagan detail sensoris, (b) kejelasan penggambaran detail sensoris, dan (c) penyusunan detail-detail penjelasannya dengan kata penghubungn yang tepat. Pembelajaran tahap ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan dan proses pembelajaran tahap pengedrafan. Selain itu, guru memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan sungguhsungguh. Secara klasikal guru bertanya jawab dengan siswa secara sepintas tentang topik/judul yang telah dibuat dan penyusunan kerangka tulisan sebelumnya. Proses selanjutnya siswa mulai menyusun draf secara individu berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang telah disusun bersama. Siswa menuangkan gagasannya dengan melengkapi dan menyusunnya menjadi berita. Pada proses pembelajaran tersebut masih ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam memulai menulis kalimat pertama. Guru memberikan bimbingan dan membantu siswa untuk membuat kalimat pertama untuk mengawali sebuah paragraf. Dalam proses penulisan berita tersebut, guru berkeliling memantau kegiatan siswa dan membantu mereka apabila ada yang mengalami kesulitan dalam proses menuangkan gagasannya. Guru mengarahkan agar menulis dengan menekankan aspek isi dengan tidak mengindahkan tata cara penulisan yang benar. Pada proses menulis tersebut, ada siswa yang menganggap pokok-pokok berita yang disusun sudah merupakan sebuah tulisan padahal masih perlu dikembangkan menjadi sebuah tulisan/berita yang sempurna. Ada juga siswa yang belum dapat mengembangkan tulisan yang telah disusunnya. Melihat kondisi yang demikian, guru membimbing siswa dengan memberikan contoh. Dengan demikian siswa termotivasi untuk menulis berita / menjadi tulisan yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Secara umum hasil penulisan draf dapat dipaparkan sebagai berikut (a) gagasan pokok-pokok berita sebagian besar telah dikembangkan ke dalam draf kasar, (b) topik/judul tulisan telah dikembangkan atara 1-3 paragraf, (c) jumlah kalimat setiap paragraf sekitar 3-6 kalimat, (d) detail sensoris belum dikembangkan secara rinci dan jelas. 3) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita Tahap Perbaikan dan Penyuntingan Proses pembelajaran selanjutnya adalah perbaikan dan penyuntingan. Kegiatan ini ditekankan pada pengecekan dan menata ulang draf yang telah disusun apakah pengembangan pokok-pokok berita menunjukkan kerincian gagasan, penggambaran detail sensoris menunjukkan kejelasan dan penggunaan ejaan dan tanda baca telah ditampilkan dengan baik. Guru memilih strategi perbaikan kesejawatan dan pemberian balikan langsung dari guru. Guru memberikan penjelasan singkat bahwa kegiatan perbaikan dan penyuntingan merupakan kegiatan integrasi pada proses menulis khususnya menulis berita . Oleh karena itu, aktivitasnya dilakukan secara bekerja sama. Guru membagi kelas menjadi lima kelompok dengan komposisi anggota termasuk siswa kategori atas, sedang dan bawah. Secara klasikal guru memberikan pengantar dan perbaikan dan penyuntingan secara singkat, yakni aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki, ditekankan, tatacara memberikan pernyataan, saran, dan pernyataan untuk perbaikan. Guru memberikan contoh atau model dengan memanfaatkan hasil kerja siswa dalam menerima respon atau pernyataan, saran perbaikan. Siswa menandai bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan disunting. Dalam kelompok, penulis membacakan beritanya dengan nyaring kepada kelompok penyimak. Selesai pembacaan, masing-masing penyimak meberikan pernyataan positif pada bagian-bagian yang menarik dari draf. Saran perbaikan isi draf maupun penulisan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat. Kemudian penulis memberikan respon dan menandai bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Secara bergilir anggota kelompok penulis melakukan hal dan kegiatan yang sama. Pada awalnya dalam memberikan saran perbaikan cenderung mencari kesalahan dan kelemahan dengan menunjukkan segi keburukan dari draf daripada segi positifnya. Masukan perbaikan yang diberikan anggota kelompok cenderung mengarah ke aspek mekanikal. Disamping itu, ada siswa yang malu membacakan drafnya. Guru memberikan contoh langsung cara memberikan pernyataan positif maupun saran perbaikan dengan mengambil salah satu tulisan siswa. Dengan cara ini siswa dapat memberikan masukan dengan memuji bagian-bagian yang menarik dari draf temannya maupun memberikan saran perbaikan. Siswa secara individual merencanakan perbaikan draf masing-masing berdasarkan saran dari kelompok lain dan balikan oleh guru. Paparan ringkas pelaksanaan tindakan tahap perbaikan dan penyuntingan sebagai berikut. b. Temuan dan Refleksi Penelitian Pembelajaran Menulis Berita melalui Pendekatan Proses Siklus I Temuan dan refleksi silus I ini meliputi (1) temuan dan refleksi perencanaan pembelajaran, (2) temuan dan refleksi perencanaan tahap pengedrafan, (3) temuan dan refleksi perencanaan tahap perbaikan dan penyuntingan, serta (4) temuan dan refleksi evaluasi pembelajaran. Kelima hal tersebut diuraikan sebagai berikut: Temuan dan Refleksi pada Tahap Perencanaan Pembelajaran Menulis Berita melaui Pendekatan Proses Siklus I Perencanaan pembelajaran siklus I memberikan pemahaman kepada guru tentang pentingnya proses menulis khususnya menulis berita .
Adapun temuan penelitian dalam perencanaan pembelajaran menulis berita melalui pendekatan proses sebagai berikut. 1. Perencanaan pembelajaran menulis berita memberikan wawasan baru bagi guru tentang hal-hal yang perlu dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu membuat perencanaan pembelajaran menulis berita. Tersedianya fasilitas yang mendukung pembelajaran menulis berita, yaitu menyediakan media gambar/foto kegiatan dan contoh berita.Perencanaan dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran sudah memuat kondisi, subjek belajar, kata operasional, target, dan kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dan guru dalam perencanaan pembelajaran ditemukan bahwa untuk peningkatan perencanaan pembelajaran, hal-hal berikut perlu diperhatikan pada siklus selanjutnya, (1) Media pembelajaran yang berupa gambar/foto yang mencerminkan kegiatan perlu divariasikan dengan benda konkret yang sesuai tema, agar siswa memperoleh pemahaman yang maksimal terhadap benda / objek konkret yang akan ditulis dalam berita. (2) Contoh tulisan perlu diperbanyak agar siswa tidak terpaku pada satu model tulisan dan cenderung mencontoh. 1) Temuan dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita melalui Pendekatan Proses Tahap Pramenulis Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis berita melalui pendekatan proses pada tahap pramenulis, peneliti dan guru menemukan beberapa hal. Hal yang ditemukan adalah sebagai berikut : a. Strategi yang diterapkan guru dalam membangkitkan motivasi siswa adalah curah pendapat untuk pengembangan topik melalui pendekatan proses yang diawali dengan pertanyaan dan jawaban, penulisan judul, dan penyusunan pokok-pokok berita. b. Pendekatan proses yang diterapkan guru dengan teknik curah pendapat mengarahkan siswa memfokuskan tulisannya pada satu topik. c. Pendekatan proses yang diterapkan guru memudahkan siswa untuk menulis berita. d. Upaya guru dalam menstimulus siswa tentang detail objek melalui gambar/foto sesuai dengan tema kegiatan . Berdasarkan refleksi peneliti dan guru disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran menulis berita tahap pramenulis melalui Pendekatan proses telah dilaksanakan oleh guru dengan baik. Agar pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya lebih baik beberapa hal berikut perlu diperhatikan. (1) Pada saat proses tanya jawab tentang detail gambar/foto siswa diarahkan bukan hanya menjawab pertanyaan guru juga menyusun pertanyaan tentang detail gambar/foto . (2) Dalam proses curah pendapat untuk mengembangkan tema menjadi beberapa topik/judul tampak didominasi oleh kelompok atas, guru hendaknya melibatkan siswa kelompok sedang dan bawah dengan banyak memberi kesempatan. (3) Dalam proses pengembangan topik, diawali dengan membuat pertanyaan yang berhubungan dengan gambar/foto kegiatan sekolah. Siswa perlu diberi kebebasan mengembangkan gagasannya. Dengan demikian siswa dapat mengembangkan daya berpikir dan kreativitasnya. (4) Dalam menentukan judul tulisan, pada umumnya siswa belum dapat menuliskan topik/judul yang tepat berdasarkan gambar yang ditentukan. Guru perlu melatih siswa menulis judul sehingga judul yang ditulisnya menarik. (5) Pada saat proses penyusunan pokok-pokok berita, siswa belum dapat mengurutkannya secara sistematis. Guru perlu memberikan contoh konkret, sehingga siswa dapat mengurutkannya dengan baik. 2) Temuan dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita melalui Pendekatan Proses Tahap Pengedrafan Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis berita melalui pendekatan proses pada tahap pengedrafan, guru dan peneliti menemukan hal sebagai barikut (1) Pembelajaran pengedrafan upaya yang dilakukan untuk menghasilkan tulisan, guru menggunakan model teks menulis berita yang sudah jadi. (2) Pemberian model teks berita sangat penting fungsinya dalam mengarahkan siswa menulis draf menurut bentuk tulisan yang telah ditentukan. (3) Ada kecenderungan siswa untuk meniru model teks yang diberikan (4) Siswa yang mengalami kesulitan memulai menulis draf, dimotivasi dan dibimbing oleh guru dengan menggunakan dialog tentang detail judul dan menuliskan kalimat pembuka paragraf.
(5) Strategi guru dalam menulis berita adalah melatih siswa mengembangkan pokok-pokok berita kebentuk draf. Guru bersama dengan peneliti mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pengedrafan yang telah dilaksanakan. Pada dasarnya pembelajaran pengedrafan telah terlaksana dengan baik. Namun demikian, masih ada beberapa kekurangan yang perlu disempurnakan pada pembelajaran pengedrafan siklus kedua. Kekurangan tersebut dipaparkan sebagai berikut. (1) Tanya jawab secara singkat tentang pokok-pokok berita yang telah disusun siswa perlu dilakukan dengan melibatkan beberapa siswa dalam kelompok agar siswa secara keseluruhan mempunyai kesiapan menulis draf. (2) Kerangka tulisan sebagai pedoman pengembangan draf, dan contoh menulis berita /kerangka tulisan ke bentuk draf perlu dilatihkan. (3) Siswa dalam mengembangkan tulisan banyak yang meniru model, siswa perlu dilatih mengembangkan menurut kreativitasnya sendiri, sehingga tulisannya bervariasi dan menarik. (4) Dalam proses penyusunan draf, masih ada siswa yang mengalami kesulitan mengembangkan pokok-pokok berita. Siswa yang demikian itu perlu diberi bimbingan dengan mengadakan dialog tentang penjabaran judul berita. Guru perlu memberikan contoh konkret dengan menulis kalimat awal, kemudian siswa disuruh melanjutkan sampai selesai yang diserai pengamatan secara kontinuitas. 3) Temuan dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Berita melalui PendekatanTProses tahap Perbaikan dan Penyuntingan Temuan peneliti pada pelaksanaan pembelajaran menulis berita pada tahap perbaikan dan penyuntingan sebagai berikut. (1) Pada tahap perbaikan, upaya guru untuk menghasilkan tulisan yang baik dengan menggunakan strategi perbaikan kesejawatan dengan pola pemberian pertanyaan, pernyataan, dan saran serta balikan langsung oleh guru. Kegiatan perbaikan kesejawatan ini masih sulit dilakukan siswa. (2) Balikan langsung (bimbingan yang diberikan guru pada saat pembelajaran perbaikan sangat membantu siswa dalam mengarahkan mereka dalam memperbaiki t dulisannya dengan baik. (3) Pada tahap penyuntingan, upaya guru untuk menghasilkan tulisan yang baik dengan menerapkan strategi sharing kesejawatan dan balikan langsung oleh guru. Dengan menerapkan dua strategi tersebut penyuntingan aspek mekanikal mudah dilaksanakan. Pada tahap pembelajaran ini, guru dan peneliti mengadakan refleksi secara bersama. Secara umum pembelajran perbaikan dan penyuntingan telah terlaksana dengan baik. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. (1) Guru perlu memberikan contoh yang jelas kepada siswa saat menjelaskan cara melakukan perbaikan, sehingga siswa memiliki pemahaman yang baik tentang perbaikan tulisan. (2) Pembelajaran perbaikan dengan strategi perbaikan kesejawatan dapat memberikan kemudahan bagi siswa, namun belum optimal karena pemahaman aspek-aspek yang perlu diperbaiki belum dikuasai dengan baik. (3) Dalam proses penggantian, penambahan, serta perbaikan mekaniknya siswa kurang teliti. Guru perlu mendampingi dan membimbing mereka agar perbaikan terlaksana dengan baik. (4) Dalam proses pemahaman tentan pemakaian tanda baca dan penulisan huruf/kata dengan tanya jawab perlu diikuti pemberian latihan secara langsung memperbaiki kesalahan mekanik di papan tulis. Hal itu dilakukan agar dapat terjalin interaksi antarsiswa secara aktif di kelas. (5) Strategi penyuntingan kesejawatan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca. Namun demikian, masih ada siswa yang kurang senang tulisannya telah diberi tanda penyuntingan. Dalam hal ini guru perlu memberi penjelasan bahwa penandaan itu harus diterima dengan senang hati. (6) Pada umumnya siswa tidak dapat membedakan di dan ke sebagai awalan serta di dan ke sebagai kata depan. Guru perlu menyediakan lembar yang berisi contoh kata-kata yang berawalan di dan ke serta di dan ke sebagai kata depan dipasang di papan tulis dan menjelaskan perbedaannya. 4) Temuan dan Refleksi Evaluasi Pembelajaran Menulis Berita melalui Pendekatan Proses Siklus I Temuan penelitian tahap evaluasi pembelajaran menulis berita adalah sebagai berikut (1) Evaluasi proses dengan mengadakan lembar observasi memberikan arahan kepada guru tentang aktivitas yang harus dilakukan dan dikuasai siswa.
(2) Evaluasi hasil peningkatan kemampuan guru dalam menganalisis perkembangan kemampuan siswa dalam menulis tulisan yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perbaikan pembelajaran masingmasing siswa. Temuan evaluasi hasil pembelajaran menulis berita melalui Pendekatan proses siswa sebagai berikut.:Dari 30 siswa terdapat 11 orang telah tuntas belajar dan 19 orang siswa yang masih memerlukan penanganan khusus. Setelah kegiatan evaluasi pembelajaran menulis berita dilaksanakan, guru dan peneliti mengadakan refleksi. Adapun hasil refleksinya sebagai berikut (1) Evaluasi proses dilaksanakan guru sesuai lembar observasi dan catatan lapangan yang dilaksanakan dengan baik. Guru dapat memanfaatkan daftar cek untuk memberikan catatan khusus tentang aktivitas siswa yang perlu diperbaiki untuk aktivitas menulis selanjutnya. (2) Dalam membuat catatan pengamatan, guru perlu lebih memprioritaskan pada aspek kekurangan siswa yang akan diperbaiki agar dapat dimanfaatkan untuk perencanaan selanjutnya. 2. Analisis Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi siklus I terdapat beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya. Pada siklus II ini langkah-langkah kegiatan penelitian sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang meliputi tiga tahapan yakni tahap perencanaan pembelajaran , evaluasi pembelajaran, dan refleksi penelitian. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran sebagaimana pada siklus I yakni tahap pramenulis, tahap tahap pengedrafan, dan tahap perbaikan atau penyuntingan semuanya dilaksanakan sebagaimana pada siklus I yakni 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan waktunya 2 x 45 menit. Tahap pramenulis dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012, tahap pengedrafan dilaksanakan pada tanggal 13 April 2012 dan tahap penyuntingan dilaksanakan pada tanggal 14 April 2012 Dalam siklus II media yang digunakan masih tetap media gambar kegiatan sekolakungan. Dalam proses pembelajaran siswa tidak diberikan contoh berita sebagaimana siklus I, tanpa contoh siswa sudah dapat membuat pokok-pokok berita dan mengembangkanya menjadi berita sesuai pengalamannya sebelumnya. Siswa langsung diberikan media gambar tentang Pelaksanaan Upacara Bendera. Siswa langsung menyusun pertanyaan berdasarkan unsur 5W + 1H sesuai dengan isi berita yang ada dalam gambar. Selanjutnya siswa menyusun jawaban berdasarkan pertanyaan yang telah disusun menjadi pokok-pokok berita. Pada tahapan terakhir siswa mengembangkan tulisannya menjadi berita yang utuh. Temuan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai dengan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada uraian berikut: (1) Siklus I siswa yang berkualifikasi amat baik 4 orang (13,33%), siswa yang berkualifikasi baik 4 orang (13,33), dan siswa yang berkualifikasi cukup 3 orang (10%), sedangkan siswa yang berkualifikasi kurang 19 orang (63,33%). Dari hasil penilaian terhadap draf akhir tulisan siswa, secara keseluruhan kemampuan siswa dalam menulis berita siklus II mengalami peningkatan. (2) Siklus II siswa yang berkualifikasi amat baik 6 orang (20%), siswa yang berkualifikasi baik 13 orang (43,33%), dan siswa yang berkualifikasi cukup 6 orang (20%), sedangkan siswa yang berkualifikasi kurang 5 orang (16,67). Dari hasil penilaian terhadap draf akhir tulisan siswa, secara keseluruhan kemampuan siswa dalam menulis berita siklus II mengalami peningkatan. Uraian di atas menggambarkan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis berita melalui pendekatan proses . Kegiatan menulis berita diarahkan pada menulis proses. IV. PENUTUP Peningkatan pembelajaran menulis berita dengan pendekatan proses pada tahap perencanaan difokuskan pada proses pembuatan RPP. Upaya peningkatan dilakukan melalui kegiatan praktis, yakni membuat perencanaan dengan mengimlementasikan pendekatan proses sesuai dengan panduan. Upaya yang dilakukan ini menghasilkan perencanaan yang memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaan yang disusun juga lebih baik dan lebih efektif. Hal ini dilihat dari setiap aspek, yakni (a) perencanaan disusun secara sistematis dan terorganisasi dengan baik, (b) indikator dirumuskan dengan jelas dan operasional, (c) pengorganisasian materi, media, dan sumber belajar dirumuskan secara jelas dengan memanfaatkan gambar kegiatan sekolah yang pernah dilaksanakan dan disaksikan oleh siswa, (d) langkah-langkah pembelajaran dijabarkan secara detil dan lengkap, serta (e) penilaian pembelajaran dilengkapi dengan alat dan tekniknya secara jelas dan lengkap. Hal ini menunjukkkan konstribusi pendekatan proses pada setiap aspek yang terdapat pada perencanaan. DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga. Anonious. 2008. Modul 3 Praktik yang Baik. Jakarta. Depdiknas Unicef. Anonimous. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Depdiknas. Ardiana. 2002. Menulis. Jakarta: Depdiknas. Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Nurchasanah. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang : Depdiknas. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung. Rajawali Pers. Sampurno. 2003. Menulis. Jakarta : Depdiknas. Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang : Angkasaraya. Susilana, Rudi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Syafi’ie, Imran. 1997. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.PT Remaja Rosdakarya (http://batrasiaku.blogspot.com/2009/04/pengertian-menulis.html) di dwoanload Rabu, http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2185169-pengertian-dan-jenisberita/#ixzz1wKusTZQ2