UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN STRATEGI PERMAINAN EDUKATIF PADA KELAS II SDN-2 PAHANDUT PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI OLEH:
FRIYATNO HADI 10.23.11394
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUIDI S1 PGSD TAHUN 2014
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN STRATEGI PERMAINAN EDUKATIF PADA KELAS II SDN-2 PAHANDUT PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Ditulis memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD
OLEH FRIYATNO HADI 10.23.11394
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa
: FRIYATNO HADI
Nomor Mahasiswa
: 10.23.11394
Program Studi
: PGSD
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dari sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Palangka Raya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan
FRIYATNO HADI
ABSTRAK
FRIYATNO HADI: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Strategi Permainan Edukatif Pada Kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Palangka Raya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Program Studi PGSD 2014. Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Strategi Permainan Eduaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif pada aspek membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014, dan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan menggunakan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya, yang berjumlah 25 orang peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dan observasi pada saat proses Pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus yaitu siklus I dan Siklus II. Dari hasil penelitian dan pelaksanaan pembelajaran dengan starategi permainan edukatif bahwa (1) ada peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan menggunakan strategi permainan edukatif pada aspek membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 dan (2) ada peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan menggunakan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014, hal ini dapat diketahui pada siklus I dengan nilai rata-rata yaitu 64,0, mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II yakni mencapai rata-rata 74,8. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil dan melebihi nilai ketuntasan klasikal yaitu 88%.
ABSTRACT
FRIYATNO HADI: Efforts to Improve Learning Outcomes Indonesian Strategy Using Educational Games Elementary School Students in Class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya academic year 2013/2014. Thesis. Palangkaraya: Faculty of Teacher Training and Education of University of Muhammadiyah Palangkaraya, PGSD Program 2014. Keywords: Improving Learning Outcomes Indonesian, Strategy Games Eduaktif. This study aims to determine the activity of learners in learning Indonesian in aspects of reading by using strategies of educational games on aspects of reading in class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya academic year 2013/2014, and to determine whether there is an increase in learning outcomes on aspects of Indonesian reading by using strategies of learners in educational games or class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya academic year 2013/2014. This study uses a type of Classroom Action Research (CAR). Subjects in this study were all students of class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya, which amounts to 25 learners. Data collection techniques in this study using written tests and observations during the learning process. The research was conducted by 2 cycles ie cycles I and Cycle II. From the research and implementation of learning using educational games starategi that (1) there is an increase in the activity of learners in learning Indonesian in reading by using the strategy aspect of educational games on aspects of reading in class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya Academic Year 2013/2014 and (2) there is an increase in learning outcomes Indonesian on aspects of reading by using strategies of learners in educational games or class II SDN-2 Pahandut Palangkaraya academic year 2013/2014, it can be seen in the first cycle with the average value is 64.0, an increase compared to the second cycle, reaching an average of 74.8. This suggests that learning had been successful and exceed the classical completeness is 88%.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan segenap perasaan bahagia serta ucapan syukur dan terima kasih, kupersembahkan
karya ini buat: 1. Tuhan Yang Maha Esa, atas puji dan syukur yang telah memberi kemudahan dalam setiap kesulitan. 2. Kedua orang tuaku, Ayah dan Ibuku yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbingku dalam setiap do’a yang penuh dengan kasih sayang menghantarkanku pada suatu keberhasilan dan kesuksesan. 3. Kakak, dengan segenap perasaan haru aku ucapkan terima kasih atas do’anya dan juga dukungan semangat yang telah diberikan selama ini. 4. Sahabat-sahabatku, terima kasih atas kebersamaan dan suka cita dalam menjalani hari-hari kehidupan dalam mencari dan menempuh ilmu pengetahuan dalam dunia perkuliahan. 5. Teman-teman seangkatan, terima kasih atas kekompakaan kekeluargaan dalam menjalani hari-hari sebagai mahasiswa. 6. Almamater, nusa dan bangsaku.
LEMBAR PERSETUJUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN STRATEGI PERMAINAN EDUKATIF PADA KELAS II SDN-2 PAHANDUT PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH:
FRIYATNO HADI 10.23.11394 Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Palangka Raya, Pembimbing I,
Juni 2014
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi NIP. 19660805 199412 1 001
Palangka Raya, Pembimbing II,
Juni 2014
Dian Lufia Rahmawati, M.Pd
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN STRATEGI PERMAINAN EDUKATIF PADA KELAS II SDN-2 PAHANDUT PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH:
FRIYATNO HADI 10.23.11394 Skripsi ini telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal, 24 Juni 2014. Dewan Penguji, Ahmad Sabur Karim, M.Pd
Ketua
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi
Sekretaris
Dian Lufia Rahmawati, M.Pd
Anggota
Ady Ferdian Noor, M.Pd
Anggota
Rita Rahmaniati, M.Pd
Anggota
Mengetahui, Ketua Program Studi PGSD
Diplan, M.Pd NIP. 198111162001001004
1...........................
2.........................
3............................
4...........................
5............................
Mengesahkan, Dekan FKIP
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi NIP. 19660805 199412 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Strategi Permainan Edukatif Pada Kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalamdalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan dan dorongan selama peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada yang terhormat: 1. Drs. Bulkani, M.Pd selaku rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 2. Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 3. Diplan, M.Pd selaku ketua Prodi beserta staf, atas segala kebijaksanaan, perhatian dan dorongan sehingga penulis selesai melaksanakan studi. 4. Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi selaku pembimbing I dan Dian Lufia Rahmawati, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu memberikan arahan dan bimbingan serta memberikan dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. 5. Kepala Sekolah dan semua guru serta peserta didik kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya yang telah membantu dalam kelancaran selama penelitian. 6. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan semua rekan-rekan yang telah memberikan dukungan sehingga penulis selesai melaksanakan studi. Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Palangka Raya,
Juni 2014
FRIYATNO HADI
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ B. Identifikasi Masalah ................................................................. C. Batasan Masalah ...................................................................... D. Rumusan Masalah .................................................................... E. Alternatif Pemecahan Masalah ................................................. F. Tujuan Penelitian ..................................................................... G. Manfaat Penelitian ..................................................................
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ........................................................................ 1. Hasil Belajar ...................................................................... a. Pengertian Belajar ........................................................ b. Tujuan Belajar .............................................................. c. Pengertian Hasil Belajar ............................................... d. Batas Minimal Hasil Belajar ......................................... e. Kriteria Hasil Belajar .................................................... f. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar............ 2. Bahasa Indonesia ............................................................... a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia .................. b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ......... c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ...................... d. Pentingnya Pelajaran Bahasa Indonesia ........................ e. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Bahasa Indonesia ............. f. Pengertian Membaca .................................................... g. Tujuan Membaca .......................................................... h. Indikator Hasil Belajar Bahasa Indonesia ...................... i. Penggunaan Alat Permainan Edukatif (Kartu Huruf) Terhadap Aspek Membaca ...........................................
i ii iii iv v vi vii ix x xi
1 4 5 5 5 6 6
8 8 8 9 10 10 11 13 14 14 15 16 17 18 19 20 21 22
3. Permainan Edukatif ........................................................... a. Pengertian Permainan Edukatif ..................................... b. Fungsi Alat Permainan Edukatif ................................... c. Tujuan Alat Permainan Edukatif ................................... d. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif ................................. e. Macam-macam Alat Permainan Edukatif ...................... f. Alat Permainan Edukatif Berupa Kartu Huruf Sebagai Strategi Pembelajaran ................................................... B. Penelitian yang Relevan ........................................................... C. Kerangka Berpikir.................................................................... D. Hipotesis Tindakan ..................................................................
23 23 25 26 27 28 30 32 33 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. B. Jenis Penelitian ........................................................................ C. Kehadiran dan Peran Peneliti ................................................... D. Subjek Penelitian ..................................................................... E. Rancanan Penelitian ................................................................. F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ................................ G. Teknik Analisis Data ............................................................... H. Indikator Keberhasilan Penelitian............................................. I. Jadwal Penelitian .....................................................................
36 36 37 37 38 41 47 49 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................... 1. Kegiatan Per Siklus ............................................................. B. Pengujian Hipotesis Tindakan .................................................. 1. Siklusi I ............................................................................... 2. Siklus II............................................................................... 3. Rekap Hasil Belajar Bahasa Indonesia ................................. C. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................
51 51 58 59 65 70 72
BAB V PENUTUP A. Simpulan.................................................................................. B. Rekomendasi ...........................................................................
75 75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Subjek Penelitian…………………………………. ..........................
38
Tabel 2. Kisi-kisi Tes ………………………... ..............................................
43
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Terhadap Aktivitas Guru ....................
44
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik .......
46
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .........................................................
50
Tabel 6. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I ....................
60
Tabel 7. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus I ............................
61
Tabel 8. Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus I ...........
63
Tabel 9. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II ..................
65
Tabel 10. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus II ..........................
67
Tabel 11. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus II..............
69
Tabel 12. Rekap Hasil Belajar Bahasa Indonesia..............................................
70
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Gambar 1. Kerangka Berpikir .....................................................
34
Gambar 2.
Bagan Rancangan Penelitian ……………. ..................................
39
Gambar 3.
Grafik Pencapaian Ketuntasan Kalsikal Siklus I dan Siklus II ....
71
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………………. .
79
Lampiran 2.
Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II…………………………
107
Lampiran 3.
Hasil Lembar Observasi Guru dan Peserta Didik ....................
109
Lampiran 4.
Surat-surat Penelitian .............................................................
125
Lampiran 5.
Foto Pelaksanaan Penelitian ...................................................
130
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat interaksi edukatif antara peserta didik dan guru merupakan interaksi unsur-unsur kemanusiaan, yang bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan yaitu kemampuan peserta didik membaca lancar dan fasih. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka guru harus mampu mengatur lingkungan belajar agar peserta didik bergairah dan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu usaha yang sangat penting agar proses pembelajaran membaca dapat mengantarkan peserta didik kepada kemampuan peserta didik untuk membaca lancar dan fasih, maka pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran harus diperhatikan oleh guru. Melalui strategi pembelajaran diharapkan tumbuhnya berbagai kegiatan proses pembelajaran yang dinamis dan peserta didik menjadi aktif belajar, sehingga akan mengantarkan kepada tercapainya prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pembelajaran membaca di kelas rendah pada sekolah dasar cenderung menggunakan metode konvensional yang monoton, dimana guru menjelaskan nama-nama huruf, mengeja huruf menjadi kata dan menyambung kata menjadi kalimat dengan menulisnya dipapan tulis.
1
Metode konvensional tersebut kurang mengikutsertakan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran membaca, akibatnya peserta didik menjadi jenuh dan bosan dalam pembelajaran membaca. Karena kejenuhan dan kebosanan tersebut, maka peserta didik belajar asal-asalan yang mengakibatkan sebagian peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca. Untuk mengatasi kesulitan membaca pada kelas rendah, maka guru hendaknya mempunyai terobosan baru dalam penggunaan strategi pembelajaran. Salah satu strstegi pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan peserta didik dalam membaca dan mengantarkan pencapaian hasil belajar belajar yang baik yaitu dengan strategi permainan edukatif. Selain itu strategi permainan edukatif ini diharapkan mengurangi kejenuhan dan kebosanan peserta didik dalam belajar dan mendorong peserta didik belajar aktif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang diperoleh dari SDN-2 Pahandut Palangka Raya Peserta didik kelas II masih ada sebagian peserta didik yang belum lancar membaca, sebagian peserta didik hasil belajarnya masih ada yang rendah belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah yaitu 60, dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah tanpa disertai dengan strtaegi dan model pembelajaran yang lainnya, sehingga membuat kurangnya peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian tugas guru harus mampu mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
peserta didik, sehingga pengajaran yang dilaksankan oleh guru mampu membelajarkan peserta didik secara fisik dan kejiwaan. Salah satu cara membelajarkan peserta didik kelas rendah yaitu dengan menggunakan strategi permainan edukatif yang berupa kartu huruf. Strategi permainan edukatif di desain untuk peserta didik kelas rendah, mengingat peserta didik kelas rendah menurut ilmu jiwa masih tergolong anak kecil sehingga cenderung menyukai permainan dan anak kecil banyak bergerak/beraktivitas. Menurut Piaget (dalam Akbar dan Hawadi, 2005: 54) anak usia 2-8 tahun berada dalam tahap perkembangan ini. Bermain simbolik ini merupakan ciri-ciri tahap praoperasional dan yang terjadi adalah: 1) Secara bertahap anak mulai makin berbahasa dengan kata-kata baru, seiring bertanya dan menjawab pertanyaan. 2) Anak-anak ingin sekali belajar dan tidak henti-hentinya bereksplorasi, memanipulasi benda-benda (memainkan dan menggerakkan) serta bereksperimen dengan lingkungannya agar dapat mempelajari lebih banyak hal lagi. 3) Anak mulai dapat menggunakan berbagai benda-benda sebagai simbol-simbol atau pengganti benda-benda lain dan bermain purapura. 4) Dalam perkembangannya kegiatan bermain simbolik ini akan semakin bersifat konstruktif, dalam arti lebih mendekati kenyataan, merupakan latihan berpikir dan mengarahkan anak untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Untuk mengatasi kesulitan membaca dan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, aspek membaca inilah maka perlu dilakukan terobosan baru dalam penggunaan strategi pembelajaran yaitu dengan suatu permainan. Salah satunya adalah alat permainan edukatif bagi anak melalui pengenalan cara-cara penggunakan alat tersebut dan memilih
alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak misalnya permainan edukatif yang berupa kartu kata. Kemampuan anak dalam mengenal huruf juga tergolong rendah dapat diketahui saat tanya jawab dengan peserta didik tentang nama huruf sebagian peserta didik kurang tepat menyebutkan nama huruf yang ditunjuk serta kurang memahami antara bunyi huruf dengan bentuk huruf, di samping itu anak juga kurang dapat membaca namanya sendiri secara benar pada buku tugas yang disediakan dari sekolah sering anak salah mengambil buku temanya karena anak masih kesulitan dalam membaca namanya sendiri. Kemudian ketika anak ditugaskan guru untuk mengabsen nama ternyata anak sering menolak karena anak belum bisa membaca. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Strategi Permainan Edukatif Peserta Didik Kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Pada saat proses pembelajaran guru cenderung menggunakan pembelajaran konvensional serta ceramah. 2. Kurangnya peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 3. Sebagian peserta didik masih ada yang belum lancar membaca.
4. Hasil belajar bahasa Indonesia sebagian besar peserta didik masih rendah yaitu belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. C. Batasan Masalah Untuk menghindari melebarnya pokok pembahasan dalam penelitian ini ada beberapa batasan masalah yakni sebagai berikut: 1. Pada saat proses pembelajaran guru cenderung menggunakan pembelajaran konvensional serta ceramah. 2. Hasil belajar bahasa Indonesia sebagian besar peserta didik masih rendah yaitu belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dibuat dan dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: 1. Bagaimana aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Alternatif Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang diteliti maka peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu:
1. Penggunaan strategi permainan edukatif untuk meningkatkan aktivitas belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca nyaring peserta didik kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Penggunaan strstegi permainan edukatif untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif pada aspek membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. G. Manfaat Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan harapan dapat bermanfaat: 1. Bagi kepala sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk membantu dalam memberikan tugas kepada guru dalam proses pembelajaran untuk menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Bagi guru sebagai bahan masukan, khususnya bagi guru bahasa Indonesia tentang pentingnya penggunaan strategi dalam suatu pembelajaran
3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lainnya yang akan meneliti ulang kajian yang sama yaitu tentang peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakanstrategi permainan edukatif. 4. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar agar menjadi lebih baik lagi. 5. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini memberikan sumbangan teoretis tentang penggunaan strategi permainan edukatif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam usaha untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi dirinya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tuntutan hidup. Slameto (2006:56) mengemukakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sementara itu Sudjana (2005: 154) menyatakan bahwa: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Menurut Witherington (Sudjana, 2005: 155) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
8
Dari beberapa teori tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar akan terjadi perubahan tingkah laku yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan melalui pengalaman dan latihan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Tujuan Belajar Menurut Nasution (2008:3) “Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari yakni membantu kita untuk dapat terus dengan cara yang lebih mudah”, sedangkan tujuan belajar menurut Sudjana (2005: 29) “adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan penghargaan”. Tujuan belajar menurut Sardiman (2008:28) adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan ialah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih menonjol. 2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. 3) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan
berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh. Berdasarkan pendapat tersebut, maka belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung, menjadi bisa karena belajar. c. Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2004:30) “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Dilain pihak menurut pendapat Dimyati dan Mujiono (2006:69) “Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan sisi guru”. Sanjaya (2008:39) berpendapat bahwa“Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman dari belajar. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. d. Batas Minimal Hasil Belajar Setelah mengetahui dan memperoleh skor penilaian hasil belajar, guru perlu pula mengetahui bagaian mana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para peserta didiknya. Hal ini penting karena
mempertimbangkan batas terendah prestasi peserta didik yang dianggap barhasil bukanlah perkara mudah. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar peserta didik selalu barkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Syah (2008:219) mengatakan bahwa beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1) Norma skala angka dari 0 sampai 10 2) Norma skala angka dari 0 sampai 100 Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0 sampai 10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0 sampai 100 adalah 55atau 60. e. Kriteria Hasil Belajar Menurut Daryanto (2009: 311) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan post tes buatan guru yang akan dilaksanakan diakhir pembelajaran diantaranya yaitu: 1) Penilaian dari tes akhir (post test) siswa, LKS. 2) Penilaian observasi siswa diantaranya penilaian siswa selama proses belajar mengajar penilaian aktivitas kelompok dan penilaian aktivitas siswa dalam kelompok Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Menurut Sanjaya
(2008:51) apabila merujuk pada rumusan keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila: 1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh peserta didik baik secara individual maupun kelompok. 3) Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial mengantarkan materi tahap berikutnya. Ketiga kriteria keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-mata keberhasilan dari segi kognitif, tetapi memuat aspek psikomotorik, seperti: a) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi merupakan harapan setiap guru kepada peserta didiknya terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini peserta didik diharapkan dapat menerima atau menangkap dengan baik materi yang disampaikan guru agar mendapat prestasi tinggi. b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai peserta didik. Dalam hal ini peserta didik harus mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun guru, karena keberhasilan proses belajar mengajar berpengaruh dari tercapai tidaknya tujuan pengajaran. c) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi terhadap materi terhadap berikutnya. Proses pembelajaran merupakan keiatan pembelajaran yang dijalani peserta didik. Oleh karena itu pemahaman terhadap materi merupakan tujuan pembelajaran yang diharapkan guru sehingga dengan begitu peserta didiknya akan mudah memahami materi berikutnya.
f. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar Unsur-unsur yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Tulus (2004:52) diantaranya adalah tujuan, guru, peserta didik, kegiatan pengajaran, dan evaluasi. a) Tujuan Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Semakin jelas dan operasional tujuan yang dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya, dan sebaliknya. b) Guru Terpenting bagi guru adalah mengetahui anak didik dengan segala potensi dan kekuatannya sehingga guru cukup melakukan proses drawing out, yakni proses mengeluarkan, membimbing, memotivasi, dan mengeluarkan berbagai potensi yang ada pada anak didik menjadi kekuatan belajar dan nyata (f'actual). c) Peserta didik Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah sistem di kelas. Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang wajib dikelola, diorganisir oleh guru, untuk mencapai tujuan yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi peserta didik maka sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan. d) Kegiatan pengajaran Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar akan terpenuhi. e) Evaluasi Evaluasi memiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetapi pada keseluruhan proses belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya evaluasi yang dilakukan sudah benarbenar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan dan proses yang dilakukan.
Adapun menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:15) ”unsurunsur yang mempengaruhi hasil belajar adalah: (1) Tujuan mengajar, (2) Guru, (3) Peserta didik, (4) Kegiatan Pengajaran, (5) Evaluasi”. Berdasrkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajarnya untuk pelajaran tersebut. Untuk mengetahui bahwa peserta didik telah mengalami proses belajar dan telah mengalami perubahan-perubahan baik perubahan dalam memiliki pengetahuan, keterampilan ataupun sikap maka dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar dapat menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang setelah melakukan proses belajar dalam melakukan perubahan dan perkembangannya. Hal ini disebabkan hasil belajar merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan, keterampilan-keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar. 2. Bahasa Indonesia a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonsia Menurut Depdiknas (2005:128) “Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah proses memberikan rangsangan belajar berbahasa Indonesia kepada peserta didik dalam upaya peserta didik mencapai kemampuan berbahasa Indonesia”. Menurut Aqib (2006:41) “Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
kesastraan Indonesia”. Sementara itu Basiran (2006:130) mengatakan bahwa “Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya”. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahas dan sastra Indonesia. Dan pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global. b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Adapun bahan kajian Bahasa Indonesia menurut Depdiknas (2005:135) yang merupakan pokok dari belajar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Mendengarkan yaitu meliputi, mendengarkan, memahami dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan dan perasaan orang lain dalam berbahasa. 2) Berbicara seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman. 3) Membaca seperti membaca huruf, suku, kata, kalimat, paragraf dan lain-lain. 4) Menulis seperti menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat, dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi sastra, berupa cerita dan puisi,
kompetensi menulis juga di arahkan menumbuhkan kebiasaan menulis. Menurut Aqib (2006:43) “ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi, menulis, mendengarkan, berbicara dan membaca”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan didasari oleh empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, menulis, membaca dan berbicara. Dengan adanya empat keterampilan tersebut peserta didik akan mudah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menurut Lampiran Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (2006:134) “adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa”.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu saling menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Dengan adanya Bahasa Indonesia peserta didik dengan mudah berkomunikasi antar sesame meskipun berbeda suku dan bahasanya. d. Pentingnya Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia tidak hanya sekedar merupakan alat komunikasi atau alat penyerap berbagai informasi. Bahasa itu juga merupakan kekayaan nasional yang sangat berharga yang mempersatukan suku-suku bangsa, serta menunjukan jati diri bangsa Indonesia. Menurut Basiran (2006:135) “Bahasa adalah wadah dan alat pembentukan kebudayaan suatu bangsa”. Menurut Halim dkk (Arifin, 2006:12) “pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari dengan adanya bahasa Indonesia seseorang akan mudah untuk melakukan komunikasi baik di lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat dan untuk mempermudah memperoleh dan memberi pengetahuan antar sesame individu”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahawa bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk menguasai mata pelajaran yang diajarkan. Semua bahan pengajaran, kecuali pengajaran bahasa daerah, ditulis dan diantarkan dalam bahasa Indonesia. Karena itu, jika peserta didik tidak berhasil menguasai kemampuan berbahasa Indonesia yang memadai, sulitlah bagi mereka untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria,
yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya. e. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Bahasa Indonesia Menurut Basiran (2006:135) fungsi bahasa adalah: 1) Sebagai bahasa kebangsaan, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: a) Lambang kebanggaan nasional, b) Lambang identitas nasioanl, c) Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial dan budaya, dan d) Alat perhubungan antar daerah. 2) Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : a) Bahasa resmi kenegaraan, b) Bahasa pengantar resmi disemua lembaga pendidikan, c) Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk pembangunan dan pemerintahan, dan d) Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Adapun Halim dkk (Arifin, 2006:14) mengatakan: Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu: 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan dan tulisan. 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3) Memahami bahasa Indosesia dan mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
Berdasarkan pendapat di atas, maka fungsi dan tujuan pelajaran bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar sesama untuk memperoleh pengetahuan baik secara lisan maupun tulisan dan untuk memperlancar suatu kegiatan terutama dalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan di Indonesia dapat tercapai dan terlaksana dengan sebaik mungkin. f. Pengertian Membaca Somadayo (dalam Wahid 2009: 8) mengungkapkan bahwa “membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis”. Menurut Nurhadi (dalam Wahid, 2009: 13) mengatakan bahwa: Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa alam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan. Menurut Tarigan (2009: 7) “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh para pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Menurut Rahim (2008: 10) “Kemampuan membaca adalah kemampuan yang diperoleh karena bakat, dari sebuah keterampilan”. Dalam berkomunikasi, si pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan mengunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain, dalam
proses (encoding) si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan. Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tulisannya dan sebagai pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses (encoding), si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima, aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima dalam proses (decoding) berupa secara utuh. g. Tujuan Membaca Menurut Rahim (2008: 11) tujuan membaca yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Membaca sebagai kesenangan Menyempurnakan membaca nyaring Menggunakan strategi tertentu Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dikaitkan
Ibrahim (2006: 42) mengemukakan tujuan membaca untuk anak adalah: 1) Megembangkan keterampilan dasar membaca seperti, mengenal huruf, mengenal kalimat memahami dan menjelaskan teks bacaan. 2) Memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh banyak pengalaman disaat membaca. 3) Anak dapat menikmati bacaanya dengan senang hati. 4) Menumbuhkan kegemaran anak dalam membaca. 5) Anak dapat meningkatkan kemampuan bahasanya
Berdasarkan pendapat tersebut, maka manfaat dan tujuan membaca adalah untuk mengembangkan ketrapilan dasar membaca seperti mengenal huruf, mengenal kalimat dan menjelaskan isi bacaan serta dapat meningkatkan kemampuan bahasanya. Dalam penelitian ini kemampuan membaca dengan menggunakan strategi permainan edukatif berupa kartui huruf. h. Indikator Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menurut Kusumah (2009:5) “Hasil belajar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yang dalam hal ini yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Demi mengungkap hasil belajar dalam ketiga ranah tersebut maka diperlukan patokan-patokan atau indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang elah berhasil meraih hasil belajar peserta didik pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut sebagaimana yang diungkap Syah (2008:139) bahwa “Kunci untuk memperoleh dan data mengenai hasil siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar ini indikator yang berfungsi sebagai penunjuk adanya hasil tertentu yang dikaitkan dengan hasil yang hendak diungkapkan atau diukur”. Hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan hasil akhir yang diharapkan dapat diraih setelah adanya usaha belajar peserta didik. Menurut Basiran (2006:144) hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan merupakan suatu target atau capaian yang ingin diraih yang meliputi beberapa aspek penting yang diantaranya yaitu:
1) Mengetahui (knowing); 2) Terampil melaksanakan atau mengerjakan apa yang diketahui (doing); dan 3) Melaksanakan apa yang diketahui secara kontinu dan konsekuen (being). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penilaian mengenai hasil belajar peserta didik yang selama ini menggunakan hasil akhir dari nilai tes dan evaluasi yang termasuk dalam penilaian ranah kognitif. Dalam penelitian ini hasil belajar bahasa Indonesia dilihat pada akhir setiap pertemuan dalam penelitian tindakan kelas. i. Penggunaan Alat Permainan Edukatif (Kartu Huruf) Terhadap Aspek Membaca Kartu huruf adalah suatu alat bantu dalam pembelajaran yang terbuat dari kertas karton dipotong dengan ukuran tertentu sehingga membentuk sebuah kartu yang salah satu bagiannya diberi tulisan berupa huruf (kapital atau kecil). Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Membaca secara umum adalah suatu proses yang dilakukan serta diperguanakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis, suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Proses pembelajaran terdapat banyak faktor pendukung untuk menuju suatu hasil yang diharapkan. Salah satu faktor tersebut adalah
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran sangat berpengaruh sekali dalam pencapaian suatu hasil pembelajaran. Tujuan yang telah dirancang pun akan dengan mudah terlaksana. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari bagaimana manfaat yang ditimbulkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran. Alat permaianan edukatif berupa kartu huruf dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan lebih menarik dan menyenangkan karena banyak mengaktipkan peserta didik saat pembelajaran berlangsung, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indoensia. Selain menyenangkan alat permainan edukatif berupa kartu huruf juga membantu peserta didik untuk memahami materi pelajaran dan meningkatkan kemampuan dan memecahkan masalah. Penjelasan di atas jelas tergambar bagaimana pengaruh penggunaan permainan edukatif berupa kartu huruf terhadap kemampuan membaca. 3. Permainan Edukatif a. Pengertian Permainan Edukatif Permainan berasal dari kata "main" yang artinya "melakukan suatu aktifitas atau kegiatan dengan tujuan untuk mendapatkan hiburan". Menurut Zulkifli (2007:18) “Permainan adalah kesibukan yang dipilih tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab. Permainan tidak mempunyai unsur tertentu. Tujuan permainan terletak dalam permainan itu sendiri dan dapat dicapai pada waktu bermain”.
Edukatif berasal dari bahasa inggris yaitu "educate" yang berarti "mendidik". “Edukatif adalah melakukan suatu hal dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu atau pengetahuan” (Zulkifli, 2007:18). Maka dapat disimpulkan bahwa permainan edukatif adalah tujuan yang dipilih tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak, rasa tanggung jawab yang pada akhirnya permainan tersebut menghasilkan ilmu atau pengetahuan. Zulkifli (2007:20) mengatakan bahwa: Alat permainan edukatif (APE) adalah alat yang digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar artinya alat dan bermain itu sendiri merupakan sarana belajar yang menyenangkan. Anak tidak akan bosan-bosan bermain, di samping itu dengan bermain akan membawa anak kepada pengalaman yang positif dalam segala aspek, seperti aspek pengembangan keimanan dan ketakwaan, daya pikir, daya cipta, kemampuan olah tubuh (jasmani). APE adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan edukatif dan dapat merangsang otak pengembangan seluruh aspek kemampuan (potensi) jarak. Salah satu alat permainan yang diberikan kepada anak yaitu Alat Permainan Edukatif (APE) yang bisa merangsang perkembangan anak. Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik yang berasal dari lingkungan sekitar (alam) maupun yang sudah dibuat (dibeli).
Menurut Andang (2006:10), “Permainan edukatif adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan suatu bentuk kegiatan yang mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau alat yang bersifat mendidik”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan, dan perkembangan anak. Alat permainan yang digunakan ada yang khusus dibuat untuk kegiatan bermain. Bermain dengan mainan dapat memberikan banyak manfaat kepada anak. Dengan bermain anak akan mampu mengembangkan akal pikir, meluaskan pengetahuan dan melatih alat indera serta perasaannya. Bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul, dengan teman sebaya, membina sikap positif dan menambah perbendaharaan kata, bahkan juga bisa merangsang perkembangan semua potensi kecerdasan anak. b. Fungsi Alat Permainan Edukatif (APE) Pemakaian Alat Permainan Edukatif (APE) dalam proses belajar anak dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Menurut Andang (2006:12) fungsi alat permainan edukatif yaitu: 1) Alat untuk membantu dan mendukung proses pembelajaran anak agar lebih baik, menarik dan jelas
2) Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak 3) Memberi kesempatan pada anak memperoleh pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan 4) Memberi kesempatan pada anak untuk mengenal lingkungan dan mengajarkan pada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya. Zulkifli (2007:20) mengemukakan fungsi alat permainan edukatif yaitu: 1) Penggugah perhatian, minat dan motivasi anak untuk mengikuti kegiatan belajar 2) Sumber pengetahuan, keterampilan baru yang perlu dipelajari anak 3) Medium pengembangan nalar dan kreativitas anak seperti berpikir menganalisa, memerahkan masalah sendiri, serta terkuat secara sistematik dan logis. Berdasarkan diri kedua fungsi alat permainan edukatif maka secara umum fungsi alat permainan edukatif (APE) dapat dijabarkan sebagai membangkitkan minat, sehingga mendorong anak untuk memainkannya dan memperkuat tingkat pemahaman dan daya ingat anak. c. Tujuan Alat Permainan Edukatif (APE) Tujuan APE dalam proses belajar peserta didik kelas rendah dini menurut Andang (2006:15) adalah sebagai berikut: 1) Memperjelas materi yang diberikan pada anak. 2) Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar kearah pertumbuhan dan mengembangkan bahasa, kecerdasan, fisik, sosial, emosional anak. 3) Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain (belajar). Tujuan penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam proses belajar anak menurut Badru dkk (2007: 15) yakni: 1) Memperjelas materi yang diberikan pada anak.
2) Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar kearah pertumbuhan dan mengembangkan bahasa, kecerdasan, fisik, sosial dan emosional anak. Berdasarkan pendapat tersebut maka tujuan Alat Permainan Edukatif dapat memberikan motivasi dan rangsangan dan mengembangkan bahasa, kecerdasan melalui bermain dan memberikan kesenangan bagi panak untuk memperoleh pengetahuan. d. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE) Adapun ciri-ciri permainan edukatif menurut Andang (2006:15) antara lain: 1) Ditujuk untuk anak usia (5-8 tahun) 2) Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangna anak 3) Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna. 4) Aman atau tidak berbahaya bagi anak 5) Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas 6) Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan 7) Mengandung nilai pendidikan Alat permainan yang baik diharapkan mampu menjadi sarana yang dapat mendorong anak bermain bersama, mengembangkan daya fantasi, multi fungsi, menarik, berukuran besar dan awet, tidak membahayakan, disesuaikan dengan kebutuhan, desain mudah dan sederhana, serta bahan-bahan yang digunakan murah dan mudah diperoleh. Adapun ciri-ciri permainan edukatif menurut Badru dkk (2007: 16) antara lain:
1) Ditujukan untuk anak usia dini. 2) Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. 3) Dapat digunakan dalam berbagai cara, bentuk untuk bermacam aspek perkembangan atau bermanfaat multiguna. 4) Aman atau tidak berbahaya bagi anak. 5) Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas. 6) Bermanfaat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan. 7) Mengandung nilai pendidikan. Berdasarkan pendapat tersebut maka ciri-ciri alat permainan edukatif salah satunya tidak berbahaya bagi peserta didik kelas rendah, mengandung nilai pendidikan serta mendorong aktivitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan dapat digunakan dengan berbagai cara. e. Macam-macam Alat Permainan Edukatif (APE) Macam-macam permainan Edukatif menurut Badru dkk (2007: 17) antara lain: 1) Permainan Aktif a) Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru. b) Drama Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media. c) Bermain musik Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, berdansa, atau memainkan alat musik.
d) Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing. e) Permainan olah raga Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif. 2) Permainan Pasif a) Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya. b) Mendengarkan radio Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya. c) Menonton televisi Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya. Macam-macam alat permainan edukatif (APE) untuk siswa kelas rendah yang telah dikembangkan diantaranya berdasarkan alat permainan edukatif menurut Andang (2006:22) yaitu: 1) Boneka jari. Boneka jari terbuat dari kain yang tidak mudah bertiras, kain di bentuk sesuai dengan figur cerita. Tujuan dari permainan boneka jari ini untuk mengembangkan bahasa anak dan mempertinggi kreativitas anak, mengajak bersosialisasi, dan bergotong royong di samping melatih keterampilan jari- jemari tangan. 2) Puzzle Besar. Puzzle adalah permainan teka- teki dari tripleks yang terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama, satu bagian dibuat lukisan sederhana tripleks yang dilukis dipotong menjadi 10 - 12 keping. Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi anak.
3) Kotak Alfabet (Kartu Kata). Kotak ini berisi huruf-huruf alfabet yang di buat di atas potongan kertas karton dupleks berukuran 5 x 5 cm. Permainan ini di buat untuk anak yang berumur 4- 8 tahun yang sedang belajar membaca. Tujuan dari peraminan in adalah agar anak dapat mengenal huruf, menumbuhan gairah atau semangat belajar ketika membentuk kata-kata dan belajar membaca. 4) Kartu lambang bilangan. Kartu berisi tulisan angka dari 1- 50 terbuat dari kertas dupleks berukuran 5 x 5 cm, tujuan permainan ini yaitu agar anak dapat mengenal lambang bilangan dalam belajar berhitung. 5) Loto warna. Permainan ini untuk anak usia 3- 6 tahun terdiri dari 9 kartu warna, tujuanya mengenalkan macam-macam warna kepada anak Berdasarkan pemaparan tersebut maka dalam penelitian ini pada permainan edukatif pasif yaitu pada membaca merupakan kegiatan yang sehat untuk memperluas dan menambah pengetahuan dan menumbuhkan kreativitas bagi peserta didik terutama kelas rendah. f. Alat Permainan Edukatif Berupa Kartu Huruf Sebagai Strategi Pembelajaran Menurut Sudono (2005:31) kartu kata adalah “Suatu media pembelajaran yang terbuat dari kertas karton dipotong dengan ukuran tertentu sehingga membentuk sebuah kartu yang salah satu bagiannya diberi tulisan berupa kata”. Adanya kartu yang bertuliskan huruf kapital dan bertuliskan kartu kecil adalah untuk mengenal kepada peserta didik tentang jenis huruf. Kartu tersebut dapat diberikan pewarnaan baik pada latar belakang maupun pada hurufnya agar memiliki daya tarik tersendiri bagi peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran membaca khususnya pada pokok bahasan mengenal huruf, merangkai kata dan
merangkai kalimat/Kata. Contohnya berupa abjad dari huruf A sampai huruf Z. Misalnya peserta didik maju ke depan kelas untuk menyusun kartu huruf yang terbuat dari kertas karton secara acak yang telah disediakan oleh pendidik, setelah tersusun maka peserta didik dapat membaca kartu tersebut. Selain huruf, kartu ini dilengkapi dengan gambar full color yang membantu peserta didik mengenalkan jenis huruf baik dalam Bahasa Indonesia. Jadi, banyak permainan yang bisa divariasikan untuk menarik minat peserta didik saat proses pembelajaran, seperti tebak huruf, tebak kata, hingga menyusun huruf menjadi kata. Dengan teknik penggunaan kartu kata yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1) Ciptakan suasana yang menyenangkan sebelum dan selama permainan berlangsung. 2) Setiap kartu terdiri atas satu huruf kapital (besar) dan sisanya huruf kecil. Utamakan memperkenalkan huruf kecil terlebih dahulu, lalu huruf kapital. 3) Tunjukkan bagian belakang kartu yang berisi abjad kepada peserta didik selama beberapa detik, lalu lafalkan secara jelas. Usahakan agar peserta didik merespon, seperti ikut mengucapkan huruf ''a'', ''b'', ''c'' dan seterusnya. 4) Tahap berikutnya, tunjukkan bagian depan kartu yang berisi gambar dan teks kepada peserta didik. Bimbing peserta didik mengucapkan kata yang tertulis di kartu tersebut.
5) Lalu bimbing anak untuk menyusun kata tersebut dari huruf yang ada, yakni b, a, d, a, dan k. Ajaklah peserta didik untuk melakukan hal serupa secara mandiri. 6) Tahap berikutnya, jelaskan kepada peserta didik dari benda yang ada di kartu beserta cara pelafalannya. Jika peserta didik mulai mahir, mulailah permainan dengan mengambil kartu secara acak, tunjukkan gambarnya, tetapi tutupi teksnya. Minta peserta didik untuk menebak nama gambar tersebut dalam bahasa Indonesia. 7) Berilah pujian atau hadiah kecil sebagai reward atas keberhasilan peserta didik karena menyelesaikan permainannya dengan baik dan benar. B. Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian dilakukan oleh Hariweni (2011) dengan judul Penggunaan Alat Permainan Edukatif Dakon Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Matematika Pada Kecepatan menghitung Dalam Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN-1 Gohonh Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dan permainan edukatif dakon dapat meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran (Mencapai hasil belajar tuntas) pada siswa kelas IV SDN-1 Gohong Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2010/2011. Parlan (2011) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Permulaan Melalui Permaianan Edukatif (Kartu Huruf) Pada
Siswa Kelas I SDN-2 Maliku Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas siklus I kesiklus II pengalami peningkatan rata-rata, begitu juga dari siklus II kesiklus III juga mengalami peningkatan rata-rata perolehan siswa, sehingga dapat membawa kearah peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan serta peningkatan kemampuan membaca permulaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SDN-2 Maliku. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Purdaningsih (2012) dengan judul peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan permainan edukatif pada kartu angka siswa kelas I SDN-1 Pulang Pisau Tahun Ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permainan edukatif dengan menggunakan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan pengenalan konsep pada siswa kelas rendah karena berdasarkan analisis data yang telah dilaksanakan mulai dari analisis data siklus I sampai dengan analisis data siklus II diketahui bahwa rata-rata peningkatan dari 40% menjadi 97%. Kemampuan pengenalan konsep melalui permainan edukatif dengan menggunakan kartu angka dapat mempermudah siswa mengenal angka terutama dalam hal menghitung baik penjumlahan maupun pengurangan. C. Kerangka Berpikir Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik yang berasal dari lingkungan sekitar (alam) maupun yang sudah dibuat (dibeli).
Membaca adalah kemampuan yang diperoleh karena bakat dari sebuah keterampilan. Kartu kata adalah suatu pembelajaran yang terbuat dari kertas karton dipotong dengan ukuran tertentu sehingga membentuk sebuah kartu yang salah satu bagiannya diberi tulisan berupa kata. Pengaruh penggunaan alat permainan edukatif terhadap kemampuan membaca yaitu kartu kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan lebih menarik dan menyenangkan karena banyak mengaktifkan peserta didik saat pembelajaran berlangsung, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia. Karena dengan menggunakan alat permainan berupa kartu huruf akan memudahkan peserta didik untuk menangkap suatu pelajaran yang telah diajarkan oleh pendidik atau guru di depan kelas. Sehingga peserta didik dapat memahami dan mengerti dengan alat bantu kartu huruf peserta didik akan lebih terarah dan hasil belajar peserta didikpun dapat meningkat dengan lebih baik dari yang seblumnya. Dengan demikian dapat digambarkan diagram upaya meningkatkah hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan permainan edukatif, yaitu sebagai berikut: Pelajaran Bahasa Indonesia
Siklus I
Strategi Edukatif
Siklus II
Hasil Belajara
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Menurut Arikunto (2006:17) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai bukti melalui data yang terkumpul”, sedangkan menurut Riduwan dan Akdon (2007:37) “Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah”. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dihipotesiskan: 1. Ada peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif pada aspek membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ada peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2014, untuk rancangan waktu penelitian dapat dilihat pada lampiran. Penelitian mengambil lokasi observasi di SDN-2 Pahandut Palangka Raya, yang berada di Jln. Langsat Palangka Raya. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pada sekolah tersebut ada permasalahan yang perlu untuk diteliti dan dikarenakan peneliti menemukan masalah atau fenomena yang akan diteliti ada di sekolah tersebut. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau yang lebih akrab didengar yaitu PTK. Menurut Wiriatmadja (2008:4) “penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat utnuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran”. Menurut Asrori (2007:5) “Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”. Penelitian tindakan kelas menurut Asrori (2007:5) mengatakan bahwa: Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
36
Jenis Penelitian Tindakan Kelas harus dinyatakan dan dipaparkan secara jelas. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan peserta didik melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. C. Kehadiran dan Peran Peneliti Pada waktu melakukan penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini bagaimana dinyatakan oleh Moleong (2006:154) “kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat peneliti di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian”. Dengan demikian, kehadiran peneliti di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalam keseluruhan kegiatan penelitian ini. Karena kedalaman serta ketajaman menganalisa data tergantung pada peneliti. Sedangkan yang menjadi observer (pengamat) yaitu meminta bantuan salah seorang guru yang ada di sekolah tersebut dan teman sejawat. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian menurut Tanzeh (2009:123) merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan, sedangkan Arikunto (2006:89) memeberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu, benda atau organism yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari peserta didik kelas II di SDN-2 Pahandut Palangka Raya yang terdiri dari 11 orang peserta didik laki-laki dan 14 orang peserta didik perempuan, sehingga total jumlah keseluruhannya adalah 25 orang peserta didik.
Kelas II
Tabel 1 Subjek Penelitian Laki-laki Perempuan 11
14
Jumlah 25
Data Sumber: TU SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 E.
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru matematika dan peneliti dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (2005:2) “pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi”. Jadi, setiap siklus melalui empat
tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk jelasnya dipaparkan melalui bagan sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan Tindakan Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Berhasil
Berhenti
Belum Berhasil
Siklus III
Gambar 2. Bagan Rancangan Penelitian Berdasarkan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2005:154).
1. Siklus I a. Perencanaan: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang pembelajaranm bahasa Indonesia pada aspek membaca teks bacaan tentang menjaga kesehatan dan belum menggunakan strategi permainan eduaktif berupa media kartu kata. Perencanaan tindakan dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran. b. Tindakan: pada tahap ini peneliti menerapkan strategi dan skenario pembelajaran yang telah disusun dan memberika evaluasi untuk mengetahui hasil belajar. c. Observasi: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan. d. Refleksi: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) melakukan tindakan sebelum menggunakan strategi permainan edukatif berupa kartu kata. 2. Siklus II a. Perencanaan: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang pernggunaan strategi permainan edukatif berupa kartu kata dengan materi menjaga kesehatan. Perencanaan tindakan dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran.
b. Tindakan: pada tahap ini peneliti menerapkan strategi dan skenario pembelajaran yang telah disusun. c. Observasi: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan. d. Refleksi: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil kemampuan membaca pada media kartu kata. Pada siklus II ternyata memperoleh hasil belajar yang diharapkan maka tidak melanjut ke siklus III. F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penelitian, digunakan teknik. a. Tes Untuk pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tes. Menurut Hasan (2006:28) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar bahasa Indonesia.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi permainan edukatif. Postest adalah tes yang dilakukan setelah seorang guru selesai menyampaikan materi. Maksud pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur daya serap dan kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tulisan pula. b. Observasi Menurut Soeratno dan Arsyad (2008:89) observasi adalah “Cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala-gejala atau fenomena yang sedang diteliti”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka observasi dalam penelitian ini berupa keantusiasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan sikap mereka terhadap penggunaan strategi permainan edukatif berupa kartu huruf. Dalam teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan aktivitas dan pencatatan secara langsung mengenai permasalahan yang ada di sekolah tersebut yang peneliti paparkan pada latar belakang.
Pada pembelajaran PTK, yang diukur keberhasilan tidak hanya dari hasil test, tetapi juga dari proses yang didapat dari hasil observasi. Adapun subjek yang diamati pada saat observasi, yaitu: 1) Aktivitas guru 2) Aktivitas peserta didik 2. Instrumen Penelitian a. Hasil Belajar (Postest) Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes tulisan. Untuk instrumen tes tulisan mempunyai 10 butir soal dengan kisi-kisi soal tes bahasa Indonesia sebagai berikut: Kisi-Kisi Soal Tes Bahasa Indonesia Tingkat
: SD
Kelas/Semester
: II/II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Kompetensi Dasar
: Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat
Tabel 2 Kisi-kisi Tes Aspek Membaca Nyaring No
Indikator Variabel
No. Item
1.
Membaca nyaring teks (15 – 20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat Menceritakan isi dalam teks
1,2,3,4,5
2.
Jumlah Item
6,7,8,9,10 10
b. Observasi Guru dan Peserta Didik Pada pembelajaran PTK, yang diukur keberhasilan tidak hanya dari hasil test, tetapi juga dari proses yang didapat dari hasil observasi. Adapun yang subjek yang diamati pada saat observasi, yaitu: 1) Aktivitas guru 2) Aktivitas peserta didik Adapun kisi-kisi observasi guru dan peserta didik, yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Kisi-kisi Pedoman Observasi Terhadap Aktivitas Guru Skor No
Aspek yang Diamati 1 Aktivitas Guru
1.
Apersepsi dalam pembelajaran
2.
Guru dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar Bahasa Indonesia Guru memberikan motivasi belajar dengan materi menjaga kesehatan Memberikan informasi/ menjelaskan materi dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif Guru memberikan rangsangan positif kepada peserta didik tentang materi dengan media kartu kata Penguasaan materi dan penguasaan strategi pembelajaran edukatif
3. 4. 5.
6. 7. 8.
Guru menjelaskan materi dengan jelas dan urut (sistematis) Guru memberikan petunjuk/ membimbing dalam kegiatan pembelajaran
2
3
4
9.
10
11. 12. 13. 14.
15.
16. 17
18.
Guru membuka interaksi dengan melakukan Tanya Jawab tentang materi yang dibahas Kemampuan guru membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan menantang dengan menggunkana strategi pembelajaran edukatif pada kartu kata Guru dapat melakukan komunikasi interaktif dengan peserta didik Kemampuan guru mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Pembinaan peserta didik selama proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan prertanyaan tentang materi yang Guru memberikan penguatan kepada peserta didik tentang materi yang telah diberikan Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran Guru melakukan evaluasi setelah penjelasan materi tentang menjaga kesehatan dan membagikan lembar soal kepada peserta didik Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar dan memberikan salam penutup Jumlah Rata-rata
Keterangan Penilaian: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Tabel 4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Skor No
Aspek yang Diamati 1 Aktivitas Peserta Didik
1.
Peserta didik masuk kelas tepat waktu
2.
Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia Peserta didik membawa buku dan
3.
alat tulis 4. 5.
Peserta didik bersikap antusias saat pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai Peserta didik respon terhadap pertanyaan guru
6.
7.
8.
9.
10.
Peserta didik memperhatikan guru ketika menjelaskan proses kegiatan dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media Pesertakartu didikkata merespon positif penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui Peserta didik tanggap terhadap penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu Peserta didikkata aktif melakukan Tanya jawab tentang materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran Suasana belajar peserta didik yang kondusif dan tertib
2
3
4
11.
12. 13.
14. 15. 16. 17.
Peserta didik mampu menerapkan dan mengikuti pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik terampil dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran Peserta didik menunjukkan antusias/minat terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif Peserta didik mengerjakan lembar soal yang diberikan oleh guru Peserta didik dapat menyelesaikan lembar soal dengan baik dan tepat waktu Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah Peserta didik mendengarkan nasehat yang berupa motivasi dari guru dan memberi Jumlah salam Rata-rata
G. Teknik Analisis Data Penganalisis data digunakan teknik analisis deskriptif, yakni bidang ilmu statistika yang digunakan untuk mendeskripsikan atau memaparkan data sehingga data tersebut lebih mudah diinterprestasikan. Indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dari penggunaan media kartu ada dua kriteria, yaitu indikator kualitatif dan indikator kuantitatif. Indikator kualitatif yaitu berupa keantusiasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan sikap mereka terhadap strategi permainan edukatif berupa media kartu kata pada aspek membaca teks bacaan yang digunakan oleh guru. Indikator kuantitatif yaitu besarnya nilai tes yang diperoleh
peserta didik setelah mengunakan strategi permainan edukatif berupa kartu huruf yang kemudian dibandingkan dengan nilai tes yang diperoleh peserta didik sebelum mengunakan strategi permainan edukatif berupa kartu huruf. Penggunaan strategi permainan edukatif berupa kartu kata dapat dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata lebih besar dari tes hasil belajar dan dapat dikatakan belum berhasil apabila nilai rata-rata lebih kecil dari tes hasil belajar. Data yang diperoleh dari nilai evaluasi peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi permainan edukatif yaitu menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Analisis ketuntasan hasil belajar: a. Ketuntasan Individual Individual dikatakan tuntas jika persentase (P) TPK dicapai sebesar 60. Untuk butir soal sebanyak n, rumus persentase: P=
Jumlah soal yang dijawab benar
╳ 100%
Jumlah Butir Soal b. Ketuntasan Klasikal Suatu pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal jika jumlah siswa yang tuntas untuk pembelajaran tersebut adalah 80% untuk jumlah peserta didik sebanyak n, maka rumus persentasenya adalah: P=
Jumlah peserta didik yang tuntas
╳ 100%
Jumlah peserta didik Widiyoko (dalam Neriwati 2010: 35)
H. Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator merupakan suatu patokan atau acuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program. Tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini ditentukan: a. Meningkatnya hasil belajar dengan nilai tes sesuai KKM 60 sebanyak 80% dari jumlah seluruh peserta didik. b. Meningkatnnya aktivitas peserta didik pada kategori aktif dan aktif sekali sebanyak 80% dari jumlah seluruh peserta didik.
I.
Jadwal Penelitian Penelitian ini rencananya dilakukan pada minggu ke 1 dan ke 2 bulan Mei 2014 dan diharapkan pada bulan Juli 2014 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah dijadwalkan. Adapun jadwal rencana penelitian secara terperinci adalah serbagai berikut:
Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Februari
No
Kegiatan
1. 2.
Observasi Penyusunan Proposal Seminar Revisi Proposal Konsultasi Bimbingan Pelaksanaan Penelitian
3. 4. 5. 6. 7.
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian (Skripsi)
8.
Ujian Skripsi
9.
Revisi Skripsi
Maret
April
Mei Juni Juli 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes dan observasi. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi permainan edukatif. Tes dalam penelitian ini adalah tes essay/isian yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam materi pokok tentang menjaga kesehatan pada peserta didik kelas II dengan KKM pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah 60 dan observasi untuk mengetahui tingakt aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran setiap kegiatan yang dibantu oleh pengamat 1 dan pengamat 2. Adapun deskripsi data hasil per siklus baik tes maupun observasi, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Per Siklus Siklus 1 a.
Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang kemampuan peserta didik dengan materi menjaga kesehatan dengan menggunakan startegi permainan edukatif. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran 1, lembar soal, dan alat-alat/media pengajaran yang mendukung yang berupa kartu kata. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi yang dibantu oleh pengamat 1 dan pengamat 2. 51
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014 jam 07.00 – 08.10 di kelas II dengan jumlah peserta didik 25 orang peserta didik. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pertemuan 1 a Kegiatan awal 1) Guru memasuki kelas sambil mengucapkan salam 2) Guru bersama peserta didik membaca doa 3) Guru mengkondisikan kelas 4) Guru mengecek kehadiran peserta didik 5) Guru mengapersepsi peserta didik, berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti 1) Peserta didik membaca nyaring teks tentang “Menjaga Kesehatan” 2) Peserta didik diminta untuk maju secara bergantian ke depan kelas untuk melengkapai kalimat mengenai isi cerita tanpa menggunakan media kartu kata 3) Peserta didik diberi kesempatan bertanya mengenai pelajaran yang belum dimengerti
4) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru 5) Peserta didik mengulagi kembali penjelasan dari guru c. Kegiatan Akhir 1) Guru membagikan lembar soal (Postest 1) 2) Siswa mengerjakan lembar evaluasi 3) Guru memberikan refleksi terhadap hasil evaluasi siswa 4) Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam c. Pengamatan (Observasi) Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh dua orang yaitu satu guru yang ada di sekolah tersebut dan satu orang lagi teman sejawat sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan kegiatan peserta didik cukup baik dengan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar serta suasana dalam kegiatan belajar mengajar tampak cukup kondusif meskipun belum maksimal. Selain itu pemberian tugas yang dapat menciptakan keikutsertaan peserta didik pada proses kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak hanya terpaku di bangku sebagai pendengar, tetapi berubah dengan kegiatan yaitu membaca teks bacaan yang sudah dipersiapkan oleh guru namun belum menggunakan strategi permainan edukatif berupa media kartu kata atau bisa dikatakan belum diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar peserta didik diberi tes evaluasi 1 (postest) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan, ketuntasan belajar klasikal sebanyak 17 orang yaitu sekitar 68%, yang tidak mencapai ketuntasan belajar klasikal sebanyak 8 orang yaitu sekitar 32%. Karena jumlah ketuntasan belajar klasikal kurang dari 80%, maka perlu diadakan proses pembelajaran ketahap berikutnya yaitu pembelajaran siklus II. d. Refleksi Dari hasil observasi tujuan digunakannya strategi permainan edukatif berupa media kartu kata dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dan aktivitas belajar peserta didik kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya tahun Pelajaran 2013/2014, sehingga diharapkan guru dapat menciptakan suasana pada saat proses pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan dan merasa terpaksa dan berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan karena guru mengajak peserta didik belajar sambil bermain dengan media kartu kata. Oleh karana itu perlu adanya langkahlangkah lanjutan diantaranya adalah membuat suasana dalam kelas menjadi menyenangkan dengan mengikut sertakan peserta didik selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, membuat rencana pembelajaran, memberikan motivasi sebelum pelajaran dimulai
agar peserta didik terlihat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan memberikan evaluasi diakhir pembelajaran. Siklus 2 a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengevalusai diri apa yang menjadi kekurangan pada siklus I, serta menetapkan pemecahan masalah tentang kemampuan peserta didik memahami materi dengan membaca dengan menggunakan strategi permainan edukatif beruapa media kartu kata. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah menyusun rencana perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, lembar soal postest 2 dan media pengajaran yang berupa kartu kata. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi yang dibantu oleh pengamat 1 dan pengamat 2 sebagai observer selama kegiatan siklus II dalam proses pembelajaran berlansgung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I dimana peserta didik masih kesulitan dan tidak memperhatikan bahan ajar tanpa menggunakan strategi permainan edukatif berupa media kartu kata yang peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan membaca teks bacaan dan mengerjakan lembar soal saja, maka guru mengatur strategi pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif yang berupa media kartu kata, sehingga semua peserta didik tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan dapat menerima materi pelajaran dengan baik
dan maksimal karena peserta didik terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan merasa senang dan tidak bosan dengan pembelajaran pada saat itu. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 16 Mei 2014 jam 07.00 – 08.10 di kelas II dengan jumlah peserta didik 25. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pertemuan 2 a. Kegiatan awal 1) Guru memasuki kelas sambil mengucapkan salam 2) Guru bersama peserta didik membaca doa 3) Guru mengkondisikan kelas 4) Guru mengecek kehadiran peserta didik 5) Guru mengapersepsi peserta didik, berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti 1) Peserta didik membaca teks tentang “Menjaga Kesehatan” 2) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi permainan eduaktif berupa media kartu kata dengan materi menjaga kesehatan
3) Peserta didik diminta untuk maju secara bergantian ke depan kelas untuk melengkapi kalimat mengenai isi cerita dengan menggunakan media kartu kata. 4) Peserta didik diberi kesempatan bertanya mengenai pelajaran yang belum dimengerti 5) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru 6) Peserta didik mengulagi kembali penjelasan dari guru c. Kegiatan Akhir 1) Guru membagikan lembar soal (Postest 2) 2) Peserta didik mengerjakan lembar evaluasi 3) Guru memberikan refleksi terhadap hasil evaluasi siswa 4) Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam c. Pengamatan (Observasi) Hasil pengamatan siklus II pertemuan ke-2 ini pada kegiatan pembelajaran. Dengan digunakannya strategi pembelajaran edukatif berupa kartu kata dalam kegiatan pembelajaran dengan materi menjaga kesehatan sedikit demi sedikit peserta didik dapat memahami isi materi dan dapat mengikuti proses pembelajaran edukatif berupa kartu kata. Penggunaan strategi tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia dan juga aktivitas belajar peserta didik kelas II. Karena dengan penggunaan strategi pembelajaran edukatif berupa kartu kata dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan atau jenuh dengan proses pembelajaran yang diberikan guru
karna peserta didik merasa diajak bermain sambil belajar yang belum pernah dilakukan oleh guru yang ada di sekolah tersebut. d. Refleksi Penggunaan strategi pembelajaran edukatif berupa kartu kata dengan diselingi metode tanya jawab dalam penyampaian materi, maka peserta didik akan merasa sangat senang dalam keterlibatan proses pembelajaran yang disampaikan guru, dan peserta didik secara tidak sadar akan berusaha atau termotivasi untuk mempelajari dan mengetahui menjaga kesehatan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil observasi pada siklus ke II pencapaian ketuntasan klasikal sudah melebihi standar ketuntasan yaitu 22 (88%) peserta didik yang tuntas dan 3 (12%) peserta didik yang belum tuntas. Karena jumlah ketuntasan klasikal sudah lebih dari target yang diinginkan, maka tidak perlu dilakukan ke siklus berikutnya. Untuk peserta didik yang belum tuntas akan diberikan pelajaran tambahan atau remedial dengan materi yang sama sampai tuntas dan dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah berakhir atau dilakukan dengan cara mendatangi ke rumah peserta didik di sore hari. B. Pengujian Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dihipotesiskan: 1. Ada peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif pada aspek
membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ada peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun analisis data hasil dari setiap kegiatan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama proses pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1. Siklus I (Postest) Postest adalah tes yang dilakukan setelah seorang guru selesai menyampaikan materi pokok tentang menjaga kesehatan dengan menggunakan strategi permainan edukatif pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Maksud pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur daya serap dan kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari pembelajaran siklus I hingga yang kedua menunjukkan adanya perubahan baik pada diri peserta didik yaitu hasil belajar. Perolehan hasil belajar yang dicapai peserta didik sebanyak 2 siklus untuk materi pokok tentang menjaga kesehatan dengan KKM pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah 60. Adapun hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus I yaitu sebagai berikut:
Tabel 6 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa
Nilai
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
40 60 70 60 50 80 70 80 50 80 60 50 70 70 80 50 80 70 40 70 50 80 50 80 60 1600 64,0 68%
Jumlah Rata-rata Ketuntasan Klasikal
Keterangan BT T T T BT T T T BT T T BT T T T BT T T BT T BT T BT T Ts
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 60. Dari hasil data pemerolehan nilai peserta didik hasil postest 1 peserta didik yang mendapat nilai 80 ada 7 orang (28%), peserta didik yang mendapat nilai 70 ada 6 orang (24%), peserta didik yang mendapat nilai 60 ada 4 orang (16%), peserta didik yang mendapat nilia 50
ada 6 orang (24%) dan peserta didik yang mendapat nilai 40 ada 2 orang (8%). Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus I maka maka dapat disimpulkankan bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar klasikal sebanyak 17 orang yaitu sekitar 68%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar klasikal sebanyak 8 orang yaitu sekitar 32%. Dengan demikian perlu dilakukan tindak lanjut kesiklus berikutnya yaitu siklus II untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik sesuai dengan ketuntasan klasikal sebesar 80%. Berikut adalah hasil observasi pengamatan teman sejawat dan guru kelas II pada siklus I yang disajikan dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 1 No
Aspek yang Diamati P1
1 2 3 4 5
Aktivitas Guru Apersepsi dalam pembelajaran Guru dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar Bahasa Indonesia Guru memberikan motivasi belajar dengan materi menjaga kesehatan Memberikan informasi/ menjelaskan materi dengan menggunakan strategi Guru memberikan rangsangan positif kepada peserta didik tentang materi dengan media kartu kata
Skor P2 X
Ket.
3
3
3
Baik
3
4
3,5
Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
6 7 8
9.
10
11 12 13 14
15
16 17
18
Penguasaan materi dan penguasaan strategi pembelajaran edukatif Guru menjelaskan materi dengan jelas dan urut (sistematis) Guru memberikan petunjuk/ membimbing dalam kegiatan pembelajaran Guru membuka interaksi dengan melakukan Tanya Jawab tentang materi yang dibahas Kemampuan guru membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan menantang dengan menggunkana strategi pembelajaran edukatif pada kartu kata Guru dapat melakukan komunikasi interaktif dengan peserta didik Kemampuan guru mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Pembinaan peserta didik selama proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan prertanyaan tentang materi yang Guru memberikan penguatan kepada peserta didik tentang materi yang telah diberikan Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi Guru melakukan evaluasi setelah penjelasan materi tentang menjaga kesehatan dan membagikan lembar soal kepada peserta didik Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar dan memberikan salam penutup Jumlah Rata-rata
2
3
2,5
Cukup Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
2
3
2,5
Baik
3
3
3
Baik
4
4
4
Sangat Baik
3
3
3
Baik
50 2,8
56 3,1
2,9
Berdasarkan hasil observasi siklus I pada saat kegiatan proises pembelajaran dengan strategi permainan edukatif berupa kartu kata pada aspek membaca peserta didik kelas II bahwa aktivitas guru 2,9 termasuk kategori cukup baik dalam pelaksanaan tindakan kelas, namun hal tersebut perlu adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus selanjutnya dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Tabel 8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 No
1. 2.
3. 4. 5. 6.
7.
Skor
Aspek yang Diamati Aktivitas Peserta Didik Peserta didik masuk kelas tepat waktu Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia Peserta didik membawa buku dan alat tulis Peserta didik bersikap antusias saat pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai Peserta didik respon terhadap pertanyaan guru Peserta didik memperhatikan guru ketika menjelaskan proses kegiatan dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik merespon positif penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata
P1
P2
X
Ket.
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
3
3
3
Sangat Baik Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
3
3
3
Baik
8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15. 16.
17.
Peserta didik tanggap terhadap penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik aktif melakukan Tanya jawab tentang materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran Suasana belajar peserta didik yang kondusif dan tertib
2
3
2,5
Cukup Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
2
3
2,5
Cukup Baik
4
4
4
Sangat Baik
Peserta didik dapat menyelesaikan lembar soal dengan tepat waktu Peserta baik didikdan bersama guru
3
3
3
Baik
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2
3
2,5
Cukup Baik
2
2
2
Cukup Baik
47 2,8
54 3,2
3,0
Peserta didik mampu menerapkan dan mengikuti pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik terampil dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran Peserta didik menunjukkan antusias/minat terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik mengerjakan lembar soal yang diberikan oleh guru
Peserta didik mendengarkan nasehat yang berupa motivasi dari guru dan memberi salam Jumlah Rata-rata
Berdasarkan hasil observasi siklus I pada saat kegiatan proses pembelajaran dengan strategi permainan edukatif berupa kartu kata pada aspek membaca peserta didik kelas II bahwa aktivitas peserta didik 3,0
termasuk kategori baik dalam pelaksanaan tindakan kelas, namun hal tersebut perlu adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus selanjutnya dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Siklus II Pada pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur daya serap dan kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari pembelajaran siklus pertama, terlihat ketuntasan klasikal belum mencapai 80% Pada siklus II ini diharapkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia sebesar 80% dibandingkan pada siklus I. Adapun perolehan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada siklus I dengan materi pokok menjaga kesehatan dengan KKM pada pelajaran bahasa Indonesia adalah 60. Tabel 9 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Nilai 40 70 80 70 60 90 80 100 50 100 70 60 80 80 90 70 90 80
Keterangan BT T T T T T T T BT T T T T T T T T T
19 20 21 22 23 24 25
S T U V W X Y Jumlah Rata-rata Ketuntasan Klasikal
50 80 70 90 60 90 70 1870 74,8 88%
BT T T T T T T
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 60. Dari hasil data pemerolehan nilai peserta didik hasil postest 1 peserta didik yang mendapat nilai 100 ada 2 orang (8%), peserta didik yang mendapat nilai 90 ada 5 orang (20%), peserta didik yang mendapat nilai 80 ada 6 orang (24%), peserta didik yang mendapat nilia 70 ada 6 orang (24%), peserta didik yang mendapat nilai 60 ada 3 orang (12%), peserta didik yang mendapat nilai 50 ada 2 orang (8%) dan peserta didik yang mendapat nilai 40 ada 1 orang (4%). Dari hasil yang dicapai pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar klasikal sebanyak 22 orang yaitu sekitar 88%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar klasikal sebanyak 3 orang yaitu sekitar 12%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan tindak lanjut ke siklus berikutnya karena pada siklus II ini sudah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik sesuai dengan ketuntasan klasikal sebesar 80%.
Berikut adalah hasil observasi pengamatan teman sejawat dan guru kelas II pada siklus II yang disajikan dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus II Skor No
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
9.
10.
11.
Aspek yang Diamati Aktivitas Guru Apersepsi dalam pembelajaran Guru dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar Bahasa Indonesia Guru memberikan motivasi belajar dengan materi menjaga kesehatan Memberikan informasi/ menjelaskan materi dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif Guru memberikan rangsangan positif kepada peserta didik tentang materi dengan media kartu kata Penguasaan materi dan penguasaan strategi pembelajaran edukatif Guru menjelaskan materi dengan jelas dan urut (sistematis) Guru memberikan petunjuk/ membimbing dalam kegiatan pembelajaran Guru membuka interaksi dengan melakukan Tanya Jawab tentang materi yang dibahas Kemampuan guru membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan menantang dengan menggunkana strategi pembelajaran edukatif pada kartu kata Guru dapat melakukan komunikasi interaktif dengan peserta didik
P1
P2
X
Ket.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
3
4
3,5
Baik
Sangat Baik Sangat Baik
12. 13. 14.
15.
16. 17
18.
Kemampuan guru mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Pembinaan peserta didik selama proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan prertanyaan tentang materi yang Guru memberikan penguatan kepada peserta didik tentang materi yang telah diberikan
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran Guru melakukan evaluasi setelah penjelasan materi tentang menjaga kesehatan dan membagikan lembar soal kepada peserta didik Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar dan memberikan salam penutup Jumlah
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
66
72
3,7
4,0
Rata-rata
3,9
Berdasarkan hasil observasi siklus II pada saat kegiatan proises pembelajaran dengan strategi permainan edukatif berupa kartu kata pada aspek membaca peserta didik kelas II bahwa aktivitas guru 3,9 termasuk kategori sangat baik dalam pelaksanaan tindakan kelas, dengan demikian adanya peningkatan aktivitas bealajar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 11 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Siklus II No
1. 2.
3. 4. 5.
Skor
Aspek yang Diamati Aktivitas Peserta Didik Peserta didik masuk kelas tepat waktu Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia Peserta didik membawa buku dan alat tulis Peserta didik bersikap antusias saat pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai Peserta didik respon terhadap
P1
P2
X
Ket.
4
4
4
4
4
4
Sangat Baik Sangat Baik
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
Sangat Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
pertanyaan guru 6.
7.
8.
9.
10. 11.
12.
Peserta didik memperhatikan guru ketika menjelaskan proses kegiatan dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik merespon positif penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik tanggap terhadap penjelasan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik aktif melakukan Tanya jawab tentang materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran Suasana belajar peserta didik yang kondusif dan tertib Peserta didik mampu menerapkan dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif merlalui media kartu kata Peserta didik terampil dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran
Sangat Baik Baik
13.
14. 15.
16.
17.
Peserta didik menunjukkan antusias/minat terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran edukatif melalui media kartu kata Peserta didik mengerjakan lembar soal yang diberikan oleh guru Peserta didik dapat menyelesaikan lembar soal dengan baik dan tepat waktu Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Peserta didik mendengarkan nasehat yang berupa motivasi dari guru dan memberi salam Jumlah Rata-rata
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
4
4
4
Sangat Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
60 3,5
68 4,0
3,8
Berdasarkan hasil observasi siklus II pada saat kegiatan proises pembelajaran dengan strategi permainan edukatif berupa kartu kata pada aspek membaca peserta didik kelas II bahwa aktivitas guru 3,8 termasuk kategori sangat baik dalam pelaksanaan tindakan kelasdengan demikian adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didikdalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. 3. Rekap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel 12 Rekap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Hasil Belajar Kognitif Nama Post Test Post Test Siklus I Siklus II A 40 40 B 60 70 C 70 80 D 60 70 E 50 60 F 80 90 G 70 80
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Jumlah Rata-rata Ketuntasan Klasikal
80 50 80 60 50 70 70 80 50 80 70 40 70 50 80 50 80 60 1600 64,0 68%
100 50 100 70 60 80 80 90 70 90 80 50 80 70 90 60 90 70 1870 74,8 88%
Grafik peningkatan nilai hasil dari Siklus I dan II digambarkan di bawah ini:
Tuntas
Belum Tuntas 88%
68%
32% 12%
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Grafik Pencapaian Ketuntasan Klasikal Siklus I dan II
Berdasarkan dari gambar grafik pencapaian ketuntasan klasikal dari setiap siklus bahwa pada siklus I ketunsan klasikal belum mencapai 80% yaitu untuk peserta didik yang tuntas hanya 68% dan yang belum tuntas 32%. Namun, pada siklus II terjadi peningkatan pencapaian ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik yaitu peserta didik yang tuntas 88% dan yang belum tuntas 12%. Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi permainan edukatif pada aspek membaca sudah berhasil dan tidak perlu lagi diadakan tindak lanjut ke siklus berikutnya. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data selama proses pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas belajar yai tu pada siklus I dengan rata-rata 3,0 dan pada siklus II dengan rata-rata 3,8. Sedangkan hasil belajara bahasa Indonesia dengan materi menjaga kesehatan pada aspek membaca peserta didik kelas II terjadi peningkatan yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata individual adalah 64,0 dan ketuntasan klasikal peserta didik hanya 17 orang (68%) dari 25 orang peserta didik dan 8 orang (36%) peserta didik yang belum tuntas . Hal tersebut belum mencapai ketuntasan klasikal yang sudah ditetapkan yaitu 80%. Sedangkan pada siklus II dengan nilai rata-rata individual peserta didik yang tuntas sebanyak 22 orang (88%) peserta didik dari 25 orang peserta didik dan yang tidak tuntas hanya 3 orang (12%). Berdasarkan dari hasil analisis data yang diperoleh, maka penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hariweni (2011) dengan judul Penggunaan Alat Permainan Edukatif Dakon Untuk Meningkatkan
Hasil Belajara Matematika Pada Kecepatan menghitung Dalam Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN-1 Gohonh Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dan permainan edukatif dakon dapat meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran (Mencapai hasil belajar tuntas) pada siswa kelas IV SDN-1 Gohong Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2010/2011. Parlan (2011) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Permulaan Melalui Permaianan Edukatif (Kartu Huruf) Pada Siswa Kelas I SDN-2 Maliku Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas siklus I kesiklus II pengalami peningkatan rata-rata, begitu juga dari siklus II kesiklus III juga mengalami peningkatan rata-rata perolehan siswa, sehingga dapat membawa kearah peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan serta peningkatan kemampuan membaca permulaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SDN-2 Maliku. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Purdaningsih (2012) dengan judul peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan permainan edukatif pada kartu angka siswa kelas I SDN-1 Pulang Pisau Tahun Ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permainan edukatif dengan menggunakan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan pengenalan konsep pada siswa kelas rendah karena berdasarkan analisis data yang telah dilaksanakan mulai dari analisis data siklus I sampai dengan analisis data siklus II diketahui bahwa rata-rata peningkatan dari 40% menjadi 97%.
Jadi, dengan demikian penggunaan strstegi permainan edukatif dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan menggunakan strategi permainan edukatif pada kelas rendah sangat cocok untuk menarik perhatian peserta didik karena dengan adanya permainan edukatif peserta diidk tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran terutama pelajaran bahasa Indonesia.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan strategi permainan edukatif berupa media kartu kata dengan materi menjaga kesehatan dapat menarik perhatian peserta didik, dan hipotesisi tindakan yang ada pada bab II dapat dibuktikan, yaitu sebagai berikut: 1. Ada peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permainan edukatif pada aspek membaca di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 yaiyu pada siklus I sebesar 3, 0 dan pada siklus II yaitu sebesar 3,8. 2. Ada peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan strategi permaianan edukatif peserta didik di kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan hasil analisis data dari siklus I nilai rata-rata individual yaitu 64,0 dan ketuntasan klasikal 68%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik yaitu 74 dan ketuntasan klasikal yaitu 88%. Hal tersebut sudah melebihi pencapaian dari kriteria ketuntasan klasikal yang sudah ditetapkan yaitu 80% B. Rekomendasi Sebagai rekomendasi dari peneliti yang diharapkan dapat membangun dan mendukung upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek 75
membaca dengan strategi permaianan edukatif pada kelas II SDN-2 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 khususnya dan seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, diantaranya adalah: 1.
Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi bahan dan alat ajar seperti media dan memberikan pelatihan dalam strategi pembelajaran kepada para guru agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajara peserta didik.
2.
Bagi Guru, diharapkan setiap pembelajaran perlu menggunakan adanya pendekatan, metode, startegi dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan materi yang disampaikan, sehingga dapat menarik perhatian dan minat peserta didik. Hal-hal tersebut hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan dan penentuan metode serta media yang akan dipakai, pembelajaran akan berjalan secara sistematis. Salah satu yang bisa digunakan oleh guru adalah strategi pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Andang, Ismail. 2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media Anggota IKPJ. Arifin, Zaenal. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima. Aqib, Zainal. 2006. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendekia. Badru, Zaman dkk., 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Basiran. 2006. GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum. Yogyakarta: Depdikbud. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher. Depdiknas, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. -------------, 2006. Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Tingkat SD/MI, Jakarta: Depdiknas. Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. Hamalik, Oemar, 2004, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hariweni, 2011. Penggunaan Alat Permainan Edukatif Dakon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Kecepatan Menghitung Dalam Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN-1 Gohong Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2010/2011. Palangka Raya: Skripsi UNPAR Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta PT Bumi Aksara. Hawadi, Reni & Akbar. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo. Ibrahim. 2006. Peningkatan Minat Baca. Jakarta: Erlangga. Kusumah, Wijaya. 2009, Belajar dan berbagi ilmu ptk di smpn 230 jaktim.http:// edukasi.kompasiana.com.Diakses pada tanggal 16/04/2014. 77
Mc Taggar & Kemmis. 2005. Rancangan Penelitian. Bandung: PT Raja Rosda Karya. Moleong, Lexy J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Askara. Neriwati. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi pembelajaran Kooperatif Tife Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan Modul di kelas VIII. 5 SMP Negeri Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Parlan, 2011. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Permulaan Melalui Permaianan Edukatif (Kartu Huruf) Pada Siswa Kelas I SDN-2 Maliku Tahun Pelajaran 2010/2011. Palangka Raya: Skripsi UNPAR. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Soeratno, & Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudono, Anggani. 2005. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT. Grasindo. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras. Tarigan, H. G, 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Tim Penyusun. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Palangkaraya: Universitas Muhammadiah Palangkaraya. Tulus, Tu’u. 2004. Peranan Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Wahid. 2009. Jenis-jenis Membaca dan Karakteristik. http://guruit 07.blogspot.com diakses 14 April 2014. Wiriatmadja, Rohiati. 2008 Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zulkifli. 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Wiwik Purdaningsih. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Permainan Edukatif Pada Kartu Angka Siswa Kelas I SDN-1 Pulang Pisau Tahun Ajaran 2011/2012. Palangka Raya: Skripsi UNPAR.