Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen Widayati (11261847) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masa Taman Kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Salah satu kemampuan yang di kembangkan adalah kemampuan belajar sains. Dengan eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains pada anak. Hal ini penting artinya mengingat pendidikan tidak hanya mengarah pada pembentukan ketrampilan dan kecerdasan, namun juga mengarah pada kemampuan sains. Berdasarkan pengamatan terhadap kemampuan belajar sains anak di TK Pertiwi Pateken pada kelompok B, ditemukan adanya masalah pada pembelajaran sains. Hal ini ditandai dengan ketika siswa atau siswi melakukan kegiatan eksperimen, hanya beberapa saja yang bisa melakukan pembelajaran dengan baik. Dari 25 siswa baru 6 anak yang mampu melakukan pembelajaran dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas anak usia dini melalui belajar sains dengan metode eksperimen di TK Pertiwi Pateken.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu dilakukan dengan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan belajar sains anak melalui metode eksperimen. Adapun yang dijadikan subyek penelitian adalah anak kelompok B TK Pertiwi Pateken dengan metode pengumpulan data, observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian membandingkan peningkatan kemampuan belajar sains anak dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan belajar sains melalui metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan sains anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas anak meningkat melalui metode eksperimen. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari peningkatan pra siklus 25% ke siklus I menjadi 33% dan pada akhir siklus II menjadi 76%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam meningkatkan belajar sains anak melalui metode eksperimen. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan belajar sains anak usia dini TK Pertiwi Pateken. Kata Kunci : belajar sains, metode eksperimen PENDAHULUAN Pembangunan Nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga akan menjadi bangsa yang beradab dan dapat bersaing di dunia internasional. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya pendidikan sejak dini saat masih kecil. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dunia yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekwal dalam kehidupan bermasyarakat (Aqib Zaenal, 2009).Dalam rangka mengenal pendidikan sekolah, sebelum memasuki pendidikan dasar langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan anak ke Taman Kanak-Kanak (TK). Sesuai PP No 27/1996, Taman Kanak-Kanak (TK) adalah pendidikan pra sekolah yang ditujukan bagi anak berusia 4 – 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar. Pada dasarnya Taman Kanak-Kanak menjembatani anak dari keluarga kependidikan di sekolah dasar. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, 46
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta anak didik untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu di TK perlu diciptakan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut, anak didik di TK mulai diberi pendidikan secara berencana dan sistematis agar pendidikan diberikan lebih bermakna dan berarti bagi anak didik. Namun demikian TK merupakan tempat yang menyenangkan kegiatannya berupa belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Program kegiatan Taman Kanak-Kanak merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang utuh. Program kegiatan tersebut berisikan kemampuan-kemampuan yang dapat dicapai, melalui pembahasan tema yang diambil mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak. Tema-tema tersebut merupakan pokok bahasan yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi Program kegiatan Pembelajaran. Operasional. Di TK guru dituntut meningkatkan profesinya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar, serta mengembangkan kreativitasnya dalam mengelola kelas, sumber belajar, penilaian dan memilih bahan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan minat dan kemampuan anak didik. Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, maka perlu dikenalkan “Experimens Sains” yaitu ilmu yang mempelajari fakta-fakta ilmiah dasar dalamkehidupan sehari-hari. Tujuan mendasar pendidikan sains itu sendiri adalah untuk mengembangkan individu melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri, serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk meningkatkan kreativitas pada anak usia dini yaitu usia anak pra sekolah, alangkah baiknya kita ajak anak didik kita untuk mengenal sains dengan mengenali lingkungannya dan alam sekitar kita. Karena Indonesia negara kita ini merupakan negara yang sangat kaya raya dibidang sumber alam. Kekayaan alam ini perlu digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Karena itu perlu pengenalan dan pemberian kesempatan untuk mengeksplorasi alam dan kekayaan sedini mungkin. Sesuai dengan tahapan perkembangannya, rasa ingin tahu anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut perlu difasilitasi oleh orang dewasa sehingga akan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Sebagaimana kata-kata bijak “teach less learn more”, yang maksudnya agar pendidikan tidak perlu mengajar banyak untuk memenuhi rasa ingin tahu anak. cukup dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk terus mempelajari semua yang ada disekitarnya untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Anak usia dini mulai dapat diperkenalkan dengan alam, bermain sambil belajar memahami dan peduli
terhadap
lingkungan
nyata.Anak
akan
belajar
bereksperimen,
bereksplorasi
dan
menginvestigasi lingkungan sekitarnya, sehingga mampu membangun suatu sikap, pengetahuan kesan yang mendalam yang akan dibawa dan digunakan pada masa dewasanya. 47
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Permainan sains dapat memberikan pengaruh terhadapperkembangan sosial emosional, fisik, kreativitas, dan kognitif. Tahapan disetiap usia kronologis (usia kalender) dan usia perkembangan sangat menentukan. Jenis dan tingkat kesulitan dalam permainan sains. Hal ini berarti bahwa permainan sanins harus diberikan dari kegiatan yang sederhana menuju tingkatan yang lebih kompleks. Kegiatan dalam konsep sains dapat dipelajari melalui pengamatan sehari-hari yang nyata dan sederhana. Suasana yang menarik dan menyenangkan anak memotivasi anak untuk terus menerus mencari jawaban apa yang dia pikirkan dan dia buktikan. Berbagai ketrampilan yang dapat dilakukan melalui permainan sains adalah ketrampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memperkirakan, melakukan percobaan dan komunikasi. Oleh karena itu guru khususnya guru TK dituntut lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan cara mengenalkan, memanfaatkan dan mengkreasikan bahan yang ada dilingkungan sekitar dengan memperhatikan tahap perkembangan anak. Di TK Pertiwi Pateken Wonoboyo yang terjadi, metode eksperimen jarang diterapkan karena sarana bermain yang kurang lengkap dan sistem mengajar yang monoton serta kurangnya kreativitas guru dalam mengenalkan dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Berdasarkan permasalahan diatas penulis bermaksud akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen Di TK Pertiwi Pateken Pada Kelompok B Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung.
TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Dini Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai delapan tahun (kurikulum berbasis kompetensi) sesuai dengan tingkat keunikannya, anak usia dini dikelompokkan dalam usia sebagai berikut: 1. Lahir – 12 bulan disebut masa bayi 2. Usia 1 – 3 tahun disebut masa balita 3. Usia 4 – 6 tahun disebut masa pra sekolah 4. Usia 6 – 8 tahun disebut masa kelas awal SD Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan
pengertian
atau
memberikan
informasi,
memberi
kesenangan,
maupun
mengembangkan imajinasi anak dan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang terjadi akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Kemampuan kognisi anak berkembang karena anak ingin memaknai apa yang telah dilihatnya. Anak-anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui interaksi dengan sebayanya atau orang dewasa lain selain ibunya. Mereka belajar mengenai peraturan-peraturan, belajar bekerja sama dan berbagi. Mereka membangun percaya diri dan menantang diri mereka sendiri mereka sendiri, 48
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
dengan berinteraksi dengan anak-anak lain dan dengan menguasai tantangan-tantangan pribadi, fisik, intelektual dan sosial. Pengertian Sains Sains diambil dari kata latin Scientia yang artinya adalah pengetahuan. Sains dan throwbridge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Secara etimologi sains memiliki pengertian pengetahuan yang bersusun atau terorganisasikan secara sistematis. Menurut James Conant, sains adalah deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu samalainnya yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut, sains bagi anak-anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan yang dianggap menarik serta memberi pengetahuan atau merangsangnya untuk mengetahui dan menyelidiki.
Pengertian Eksperimen Sains Eksperimen sains yaitu ilmu yang mempelajari fakta-fakta ilmiah dasar dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspekaspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi ada sebuah kelas. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi atau tempat penelitian adalah tempat dimana suatu penelitian dilakukan sehingga didapatkan data dari objek penelitian. Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi Pateken,Wonoboyo Temanggung. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester I yang diambil bulan Juli dan Agustus 2013. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh informasi yang dapat diperoleh dari seseorang maupun sesuatu yang mengenainya untuk diperoleh keterangan. Subyek yang akan diteliti adalah guru dan peserta didik kelompok B TK Pertiwi Pateken Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 25 anak yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. 49
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Data dan Sumber Data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan peningkatan belajar sains anak melalui metode eksperimen. Rentang perhatian yang panjang terhadap belajar
sains
mampu mengorganisasikan kemampuan diri yang terlihat pada saat kepercayaan diri anak untuk bereksperimen didepan kelas. Data penelitian diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Informan atau narasumber adalah peserta didik dan guru kelompok B TK Pertiwi Pateken. 2. Tempat dan peristiwa atau kejadian berlangsungnya pembelajaran Sains dengan metode eksperimen di TK Pertiwi Pateken. 3. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa satuan bidang pengembangan, pedoman observasi dan hasil penelitian anak. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. 1. Metode Observasi Observasi sering disebut sebagai metode pengamatan yang artinya memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata (secara langsung). Untuk mendapatkan hasil observasi yang sistematis peneliti harus mempunyai latar belakang tentang obyek penelitian, landasan teori dan sikap yang obyektif. Hal-hal yang perlu diobservasi antara lain: letak geografis, keadaan siswa, guru dan pegawai serta sarana prasarana yang ada di TK. 2. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen yang ada pada TK Pertiwi Pateken. Dokumentasi adalah instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadiankejadian masa lalu yang telah di dokumentasikan.
HASIL PENELITIAN Dari pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II. Tabel Prosentase kemampuan sains dan kreativitas pada kelompok B TK Pertiwi Pateken mengalami peningkatan melalui metode eksperimen tersebut. Tabel 1. Tabel Prosentase kemampuan sains dan kreativitas Siklus I dan Siklus II
50
No
Siklus
Baik
Cukup
Kurang
1
I
33%
51%
16%
2
II
76%
13%
11%
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
SIKLUS I : • = Baik
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 : 25 X 100 % = 33% 75
√ =Cukup
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 : 38 X 100 % = 51% 75
Ο =Kurang
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 : 12 X 100 % = 16% 75
SIKLUS II : • =Baik
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 : 57 X 100 % = 76% 75
√ =Cukup
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 :10 X 100 % = 13% 75
Ο =Kurang
: RKH 1 + RKH 2 + RKH 3 x 100% Jumlah siswa x 3 :8 X 100 % = 11% 75
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan mengenal sains dan kreativitas anak Kelompok B mengalami kenaikan dari perbaikan Siklus I yaitu33 % ke Siklus II yaitu 76 %. 51
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui adanya peningkatandalam perbaikan pembelajaran pengenalan Sains dan kreativitas dengan nilairata-rata 33% menjadi 76%, mengalami peningkatan sebesar 43% Dengan adanya penelitian tindakan kelas, peningkatan kemampuan mengenal sains dan kreativitas pada kelompok B dengan metode eksperimen tersebut, anak akan mengetahui sains dan juga meningkatkan kreativitas anak. Siswa tidak hanya tahu tapi juga mengerti cara pembuatan. Dari melalui metode eksperimen anak dapat mengetahui proses kejadian, . misalkan mengapa pesawat kertas bisa terbang, sedangkan kalau lembaran kertas diterbangkan tidak bisa terbang seperti kalau dibuat pesawat dan kertas. Dan setelah diadakan penelitian siswa tambah semangat dalam pembelajaran dan meningkatkan pengetahuannya dalam sains dan kreativitas. Dikemas secara menarik dan inovatif dapat memacu animo anak sehingga anak focus, tidak jenuh dengan berbagai pemainan dan alat peraga yang selalu berbeda dan warna yang menarik serta gambar yang bagus pada TK Pertiwi Pateken mulai meningkat pengetahuannya setelah diadakan penelitian khususnya pada siswa kelompok B, dalam mengenal sains, guru pun termotifasi semua dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dalam mengemas permainan guna menyisipkan pengetahuan khususnya sains dan anak pun tertarik ketika guru bisa memberikan demonstrasi dengan alat peraga / gambar yang menarik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kreativitas sains anak usia dini di TK Pertiwi Pateken. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase dari pra siklus sampai dengan siklus II, yakni sebelum tindakan atau pra siklus sebesar 25% atau 6 anak yang mampu melakukan eksperimen sains dengan lancar meningkat pada siklus I menjadi 33% atau 8 anak yang mampu melakukan eksperimen sains dengan lancar, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 76% atau 19 anak yang mampu melakukan eksperimen sains dengan lancar. Oleh karena itu metode eksperimen merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nugroho. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung. Barmin dan Sri Wahyuni. 2009. Seri Mari Bermain. Jakarta. Cucu Eliyawati. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikandan Kebudayaan2001. Dasar-dasar
mengembangkan kreaifitas anak
berbakat. Jakarta Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. 52
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Jakarta Depdiknas
Hamalik oemar. 2009. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta.Bumi Aksara Kurikulum berbasis Kompetensi.20l2. Pendidikan Anak (Usia Dini4-6
tahun)
Nugraha A. 2004. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Pedoman Kegiatan Belajar. 1995. Program Kegiatan Belajar Taman
Dini. Bandung Kanak-Kanak Jakarta. Dep
Dik Bud. Suharsini Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, universitas Negeri Yogyakarta. Bandung S.C Utami Munandar. 1995. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas
anak
sekolah.
Gramedia
Widia sarana. Indonesia. Jakarta Tim Editor ATLAS dan Geografis. 2007. Seri Bencana Alam di Indonesia. Erlangga Warno Teguh. dkk.2007. Materi Bintek guru TK/BA/RA. Semarang. Dinas Pendidikan dan KebudayaanPropinsi Jawa Tengah Yulianti.D.2005.
Mengenalkan
Sains
Pada
Anak
Usia
Dini.
http://www.Suaramerdeka.
com/harian/0511/07/ragam03.htm;(23/04/2007) Yulianti. D.2005. Pengembangan Model Pengajaran Sains Sederhana Untuk Menumbuhkan Minat Sains Siswa Taman Kanak-kanak. Makalah dalam Seminar Nasional FMIPA Unnes, Desember 2005.
53
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang