Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016
ISSN 2442-9775
UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Nelly Chandrawati Manalu SMA Negeri 19 Batam, Kepulauan Riau Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kedisiplinan masuk sekolah dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Subyek penelitian ini sebanyak 10 anak yang bermasalah dalam kedisiplinan masuk sekolah. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kedisiplinan masuk sekolah. ©2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Kedisiplinan; Layanan Bimbingan Kelompok; Teknik Sosiodrama
PENDAHULUAN Kehadiran siswa di sekolah sangat penting, karena kalau siswa sering tidak ikut dalam pembelajaran akan selalu ketinggalan materi yang diajarkan atau kena aturan yang menyatakan siswa harus ikut dalam proses belajar mengajar sembilan puluh persen harus masuk sekolah dan melaksanakan apa yang ditugaskan oleh guru bidang studi masing-masing, misalnya: mengerjakan tugas individu, tugas kelompok, pakerjaan rumah, mengerjakan ulangan yang diberikan maupun lainnya dan masih banyak lagi. Peneliti telah mengamati bahwa masih banyak siswa-siswi yang datang terlambat, dengan berbagai alasan seperti rumah jauh, karena menunggu angkot, menunggu teman untuk berangkat bersama, tidak punya kendaraan untuk berangkat sekolah, bangun kesiangan dan tidak ada yang membangunkan. Adanya permasalahan tersebut, maka perlu ada perhatian dan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain; guru mata pelajaran, guru piket, satpam, wali kelas, kesiswaan dan orang tua siswa. Tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak, maka siswa tidak akan timbul kesadaran tentang kepatuhannya datang tepat waktu, yang pada akhirnya harapan orang tua supaya siswa berhasil dalam pendidikan tidak tercapai. Dengan alasan yang dikemukakan oleh siswa di atas, menunjukan bahwa siswa tidak disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah, hal ini tidak bisa dibiarkan saja karena akan mempengaruhi siswa yang lain yang tidak pernah terlambat. Untuk mengatasi masalah keterlambatan datang sekolah diperlukan ketegasan dari pihak-pihak terkait diantaranya: guru BK, kesiswaan, guru piket wali kelas dan orang tua siswa untuk membina siswanya yang sering terlambat datang. Menurut The Liang Gie (dalam imron, 2012), Pengertian disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang. Kedisiplinan masuk kelas merupakan ketaatan dan ketepatan pada 54
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016
suatu aturan yang berlaku di sekolah yang dilakukan dengan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan dari pihak lain agar siswa berada dalam keadaan tertib, teratur pada saat masuk sekolah. Tujuan kedisiplinan masuk sekolah yaitu menciptakan kondisi yang aman dan nyaman dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan berlajar berjalan dengan lancar, dan agar peserta didik mampu mengenal dirinya untuk mewujudkan sesuatu yang baik dan berperilaku sesuai dengan peranperan yang ditetapkan kelompok. Peneliti pernah melakukan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan siswa tetapi hasilnya kurang begitu meningkat, hal ini disebabkan karena peneliti masih menggunakan cara konvensional dalam melakukan bimbingan kelompok, maka dari itu peneliti ingin meningkatkan kedisiplinan siswa dengan cara layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik sosiodrama dengan penambahan inovasi berupa pementasan drama dengan menggunakan kostum buatan peserta didik menggunakan barang tidak terpakai. Menurut Prayitno (2004) layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna untuk pengembangan pribadi, atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok melalui suasana dinamika kelompok yang inten dan konsertif. Diikuti oleh semua anggota dibawah bimbingan pemimpin kelompok (Konselor). Bimbingan Kelompok merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap dan menanggulangi sikap yang kurang baik. Teknik bimbingan kelompok sangat baik untuk mengajarkan ketrampilan sosial. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa yang siswa lakukan dan dikatakan, siswa juga dapat mencoba dan mendapat koreksi melalui balikan dari konselor atau peserta lain dengan segera dalam bentuk komentar atau saran. Menurut Bahri (2006) Metode Sosiodrama yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode Sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisirkan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kedisipinan masuk sekolah? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kedisipinan masuk sekolah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2015 pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 19 Batam yang berjumlah 33 Siswa dengan subjek penelitian ini sebanyak 10 anak yang bermasalah dalam kedisiplinan masuk sekolah. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus pertama dengan melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. 55
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan obsevasi yang dilakukan oleh guru BK pada kondisi awal sebelum penelitian, perilaku kedisiplinan masuk sekolah siswa pada subyek penelitian 10 siswa dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Kedisiplinan Masuk Sekolah (Kondisi Awal) Kategori Rendah Sedang Tinggi Jumlah
Frekuensi 6 4 0 10
% 60 40 0 100
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa yang kurang memiliki perilaku Kedisiplinan masuk sekolah dikarenakan lokasi tempat siswa yang jauh dari sekolah, sulitnya angkutan umum dan faktor dari dalam diri siswa seperti bangunnya kesiangan, dan malas untuk bangun pagi. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Tindakan pada siklus I direncanakan selama tiga pertemuan.Pertemuan dilakukan di ruang bimbingan kelompok dan dilaksanakan pada siang hari. Pertemuan pertama untuk menyusun jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, menentukan tempat untuk pelaksanaan tindakan, menyiapkan satuan layanan bimbingan kelompok, menyiapkan seluruh bahan dan sekenario, pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dan pertemuan ketiga membahas evaluasi dan tindak lanjut mengenai hasil yang dicapai. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I, hampir sama dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada umumnya, hanya yang membedakan pada penelitian ini adalah pada tahap kegiatan, dimana setelah tahap peralihan, siswa dikondisikan untuk membagi kelompok untuk melaksanakan kegiatan sosiodrama, yang mana teman dan tokoh sudah ditentukan pada proses perencanaan, tahaptahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a) Peneliti menanyakan kabar kepada anggota kelompok. b) Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Tujuan teknik sosiodrama yaitu siswa belajar berperilaku disiplin masuk sekolah dalam bentuk kegiatan memainkan sebuah peran di lingkungan sekolah. c) Peneliti melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana dan menyatukan anggota kelompok agar tercipta suasana yang kondusif untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok d) Peneliti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. e) Peneliti mengelompokkan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 2 kelompok dari 10 siswa memainkan sosiodrama. f) Tema sosiodrama sudah ditentukan, yaitu “Sekolahku, Tempat Belajarku”. Tema ini diambil untuk memberikan sebuah gambaran bagaimana berperilaku disiplin masuk sekolah di lingkungan skolah
56
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016
g) Pada kelompok I memainkan sosiodrama, maka kelompok II mengamati dan memberikan komentar serta pendapatnya berkaitan tema tersebut yang berkaitan dengan perilaku kedisiplinan masuk sekolah di lingkungan sekolah. h) Setelah sosiodrama selesai dimainkan, anggota kelompok diajak diskusi mengenai bagaimana harus bersikap disiplin yang baik di lingkungan sekolah dan bagaimana dampak negative yang terjadi ketika kita tidak bisa berperilaku disiplinan masuk sekolah di lingkungan sekolah. i) Kemudian kegiatan dilanjutkan ke tahap evaluasi dan refleksi mengenai kegiatan tersebut. j) Pada tahap evaluasi ini, peneliti dan anggota kelompok membahas mengenai hasil yang dicapai pada kegiatan yang dilakukan, dan kemudian direfleksikan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan pada siklus I dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kedisiplinan masuk sekolah. 4. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menggunakan hasil observasi dan menggunakan wawancara kepada siswa. Berdasar hasil pengamatan dan wawancara kepada siswa, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh sebagai berikut: Keberhasilan peneliti, yaitu: peneliti mampu mengelola kelompok, teknik yang digunakan mampu memberikan pembelajaran pada siswa mengenai bagaimana seharusnya berperilaku kedisiplinan masuk sekolah. Siswa terlihat cukup antusias melaksanakan layanan bimbingan kelompok meskipun awalnya masih banyak siswa yang canggung dalam memainkan peran. Hambatan yang dihadapi peneliti, yaitu masih terdapat 4 siswa yang belum aktif dan kurang antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok. Rencana perbaikan, peneliti merencanakan kembali melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Agar siswa lebih aktif dan antusias maka pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yaitu kelompok menentukan tema sendiri tentang disiplin sekolah dan siswa diminta lebih aktif. Perubahan perilaku kedisiplinan masuk sekolah siswa dari kondisi awal dan setelah siklus I berdasar pengamatan observer saat siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama meningkat dari rata-rata awal 2,1 menjadi 2,9. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Pertemuan siklus II direncanakan 3 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan kelompok dilakukan setelah pulang sekolah. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya ada perbedaan yaitu tema sosiodrama, tema pada siklus II diberikan kepada kelompok siswa untuk menentukan tema dan alurnya sendiri. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II, hampir sama dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I, hanya yang membedakan pada penelitian ini adalah penambahan inovasi yang membedakan dengan siklus I, agar hasil yang di dapat pada siklus II lebih mendapatkan hasil yang memuaskan, inovasi tersebut adalah dengan memberikan kebebasan kepada anggota kelompok untuk memberikan tema drama yang akan dipentaskan, dimana tema yang akan dipentaskan diserahkan kepada siswa untuk membuat alur pementasan drama, dan tokoh-tokoh siapa saja yang terlibat, hal ini dimaksudkan agar siswa berperan aktif dalam kegiatan tersebut dan siswa menjadi lebih menghayati dalam memerankan tokoh yang dimainkan dengan begitu siswa akan lebih memahami bagaimana disiplin masuk sekolah yang baik, tahap-tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a) Peneliti menanyakan kabar kepada anggota kelompok.
57
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016
b) Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Tujuan teknik sosiodrama yaitu siswa belajar berperilaku disiplin kepada orang lain dalam bentuk kegiatan memainkan sebuah peran di lingkungan sekolah. c) Peneliti melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana dan menyatukan anggota kelompok agar tercipta suasana yang kondusif untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok. d) Peneliti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. e) Peneliti mengelompokkan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 2 kelompok dari 10 siswa memainkan sosiodrama. f) Tema sosiodrama yang di inginkan anggota kelompok, yaitu “Disiplin Berlalu Lintas”. Tema ini diambil berdasarkan diskusi dari anggota kelompok dalam mengambil judul dan alur jalannya pementasan sosiodrama. g) Pada kelompok I memainkan sosiodrama, maka kelompok II mengamati dan memberikan komentar serta pendapatnya berkaitan tema tersebut yang berkaitan dengan perilaku kedisiplinan masuk sekolah. h) Setelah sosiodrama selesai dimainkan, anggota kelompok diajak diskusi mengenai bagaimana harus berperilaku disiplin masuk sekolah. i) Kemudian kegiatan dilanjutkan ke tahap evaluasi dan refleksi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan. j) Pada tahap evaluasi ini, peneliti dan anggota kelompok membahas mengenai hasil yang dicapai pada kegiatan yang dilakukan, dan kemudian direfleksikan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan pada siklus II dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kedisiplinan masuk sekolah. 4. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menggunakan hasil observasi dan menggunakan wawancara kepada siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada siswa, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh peneliti mampu memotivasi siswa agar mampu berperilaku disiplin, tema yang diberikan menjadi menarik karena tema yang dipilih adalah yang mereka inginkan, itu membuat siswa menjadi tertarik mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, serta anggota kelompok lain memberikan penilaian terhadap teman-temannya melakukan peran dalam sosiodrama. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan masuk sekolah pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Observasi Kedisiplinan Masuk Sekolah (Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II) Kategori Rendah Sedang Tinggi
Kond. Awal Frekuensi 6 4 0
% 60 40 0
Siklus I Frekuensi 4 4 2
58
% 40 40 20
Siklus II Frekuensi 0 6 4
% 0 60 40
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Kedisiplinan Masuk Sekolah 60
60
60 50
40
4040
40
40 30 20 10
20 64
0
0
442
Rendah 0
64
0
Kond. Awal
Siklus I
Tinggi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
0
Sedang
Siklus II
Gambar 1. Hasil Observasi Kedisiplinan Masuk Sekolah (Kond.Awal, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kedisiplinan masuk sekolah. Inovasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu dengan memberikan kebebasan kepada anggota kelompok untuk memberikan tema drama yang akan dipentaskan, dimana tema yang akan dipentaskan diserahkan kepada siswa untuk membuat alur pementasan drama, dan tokoh-tokoh siapa saja yang terlibat, hal ini dimaksudkan agar siswa berperan aktif dalam kegiatan tersebut dan siswa menjadi lebih menghayati dalam memerankan tokoh yang dimainkan dengan begitu siswa akan lebih memahami bagaimana disiplin masuk sekolah yang baik. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada Guru, Observer dan Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 19 Batam atas segala bantuan dan kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Bahri, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
59