UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM QOLBUS SALIM TAMBUN BEKASI
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SYARIPAH 809011000217
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai–Nilai Keagamaan Di Taman Kanak–Kanak Islam Qolbus Salim Kata kunci : Nilai Keagamaan, cerita. Pada dasarnya anak adalah anugerah yang diberikan oleh ALLAH. kepada ummatnya. Anak merupakan cerminan dari perbuatan kedua orangtuanya. Dimana segala nya merupakan fotokopi. Berasal dari keduanya, anak dapat didik dari inti sebuah keluarga. Upaya guru di sekolah sangat menentukan pendidikan dan masa depan siswa–siswanya. Mereka adalah guru kedua setelah dari orangtuanya. Setelah anak mengenal pendidikan di keluarga baru mereka mengenal pendidikan di sekolah, lingkungan, dan tempat di mana bumi dipijak. Tujuan dari pendidikan Islam adalah menanamkan nilai–nilai moral tradisional yang melengkapi anak – anak dengan pengertian yang jelas tentang identitas personal pribadi dan sosial. Pada setiap cara atau metode dalam penyampaian materi penanaman nilai-nilai keagamaan adalah antara lain : (1) Pembiasaan (2) Pengajaran (3) Keteladanan (4) Cerita. Dengan memilih cerita yang tepat dan bercerita dengan cara yang merebuthati anak, kita dapat menyelipkan berbagai informasi yang berguna untuk mendidik mereka. Cerita digunakan dalam pendidikan formal mulai dari pendidikan usia dini sampai dewasa. Melalui cerita secara langsung akan tertanam di dalam pikiran dan menjadi bahan pertimbanganya untuk melakukan nilai – nilai yang bisa kita berikan padanya. Dengan cerita adalah memberikan beragam informasi yang menjadi jembatan ke informasi lainnya. Hasil dari penyampaian materi cerita dapat menunjukkan metode cerita yang dilakukan oleh guru adalah jenis cerita Islami yang sesuai dengan agama Islam. Nilai–nilai edukatif yang terutama pada anak adalah: Nilai keimanan, Nilai Ibadah, Nilai Akhlak, Nilai Psikologis. Pada pertama nilai yang terdapat dari nilai keimanan adalah anak mampu mengetahui dan menanamkannya nilai–nilai keagamaan sehingga dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Pada nilai Ibadah anak dapat menunjukkannya pada keseriusannya dalam praktek sholat atau pada praktek manasik haji. Pada Akhlak anak dapat menujukkanya dengan berperilaku yang lebih sopan. Sedangkan pada nilai phiskologis anak dapat menceritakannya pada kedua orangtuanya dengan ceria, kreatif tentang bagaimana nilai–nilai Pendidikan Agama Islam.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,hidayah dan inayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusannya yang telah membawa manusia dari jalan yang sesat hingga menuju jalan yang terang benderang. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami halangan dan hambatan,namun berkat usaha sungguh-sungguh serta bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil, semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu sudah sepatutnya Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga terutama : 1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D. 2. Ketua
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. 3. Ibu Sururin. M.Ag. Dr yang telah meluangkan waktu,tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan dan membekali dengan penuh sayang kepada penulis di mana beliau dengan baik hati telah banyak membantu. Semoga Allah membalas segala kebaikan Ibu. 4. Ucapan terima kasih kepada Sekretariat Jurusan Prodi Ibu Marhamah Shaleh, Lc, MA. 5. Suami tersayang, Ahmad Sirojul Huda yang sabar dan setia menemani saat penulis melakukan pengetikan skripsi hingga malam dan anakku M.Dzaky dan Zainul majdi dengan segala pengertiannya, mudah-mudahan menjadi anak yang beriman. Amin.
ii
6. Orang tua kami yang tercinta (alm.Bapak Sarbini) yang telah berpulang ke rahmatullah, mungkin beliau bangga (bila masih ada) anaknya mencapai gelar sarjana. Karena beliau peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Semoga Bapak ditempatkan disisi Allah SWT.Amin. Serta Ibu 7. Ibu Hj. Halimah yang telah memberikan belai kasih sayangnya, dorongan dan doa. Mudah-mudahan ummi selalu sabar dalam menghadapi hidup. 8. Kepala Sekolah TK serta rekan-rekan guru, terutama yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman sekelas kami A.3.11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama Windarti, Suratni, Ratna, A.Arifin, Tursinah, dan dimana suka dan duka kita alami bersama.Ternyata skripsi itu mengasyikan dan menjadi memorial hidup. Semoga kalian sabar dan tabah dalam menjalani hidup ini.Semoga kalian sukses. Jakarta, 6 Mei 2014
Syaripah
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK .............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................
1
B. Identifikasi Masalah.....................................................
4
C. Pembatasan Masalah ....................................................
4
D. Perumusan Masalah .....................................................
5
E. Tujuan Penelitian .........................................................
5
F. Manfaat Penelitian .......................................................
5
KAJIAN TEORI A. Pendidikan Islam .........................................................
6
1. Pengertian Pendidikan Islam ..................................
6
2. Dasar Pendidikan Agama Islam..............................
9
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam ......................
11
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..............
12
B. Penanaman Nilai Keagamaan Di Sekolah....................
13
1. Pengertian Nilai Keagamaan ..................................
13
2. Pengamalan Religiusitas Anak ...............................
14
iv
C. Upaya yang Dilakukan Guru dalam Meningkatkan Nilai-nilia
BAB III
BAB IV
BAB V
Keagaman ....................................................................
17
D. Nilai-nilai Keagamaan Di Taman Kanak-kanak ...........
30
E. Kerangka Berfikir ........................................................
35
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................
37
B. Populasi dan Sampel ....................................................
37
C. Variabel Penelitian.......................................................
37
D. Teknik dan Pengumpulan Data ....................................
38
HASIL PENLITIAN A. Gambaran Umum TK Islam Qolbussalim ....................
39
B. Keadaan Pegawai .........................................................
41
C. Deskripsi Data .............................................................
42
PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................
52
B. Saran ...........................................................................
52
C. Untuk Kepala Sekolah .................................................
53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
54
v
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Investaris sekolah yang dimiliki oleh TK Islam Qolbussalim 40
Tabel
2
Nama-nama Guru TK Islam Qolbussalim ......................
40
Tabel
3
Keadaan Murid .............................................................
41
Tabel
4
Mengucapkan salam sebelum kegiatan belajar mengajar Di mulai yang dilakukan oleh guru ................................
43
Tabel
5
Menanamkan kebiasaan berbuat baik ............................
44
Tabel
6
Minta maaf bila melakukan kesalahan ...........................
44
Tabel
7
Menerima maaf seseorang bila ia berbuat salah .............
45
Tabel
8
Kasih sayang kepada orang tua atau teman ....................
46
Tabel
9
Guru menciptakan suasana sekolah supaya berhasilnya Proses belajar mengajar ................................................
46
Tabel
10
Kehadiran bapak atau ibu guru ke sekolah setiap hari ....
47
Tabel
11
Kedatangan guru tepat pada waktu ................................
48
Tabel
12
Guru menghargai, mencintai dan menjaga tugas dan Tanggung jawabnya ......................................................
Tabel
13
Keterampilan guru dalam membentuk perencanaan Pembelajaran sesuai program ........................................
Tabel
14
48
49
Guru dalam berbciara atau menyampaikan materi pelajaran Harus sopan ..................................................................
vi
50
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) dimasa depan. Dalam rangka mempersiapkan SDM yang berkualitas untuk masa depan, pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, sekolah dan masyarakat, bahkan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. karena dengan pendidikan seseorang itu akan mempunyai pengetahuan tentang suatu wawasan pendidikan. Pendidikan merupakan investasi masa depan yang diyakini dapat memperbaiki kehidupan suatu bangsa. Memberikan perhatian yang lebih kepada anak usia dini untuk mendapatkan pendidikan, merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menyiapkan generasi unggul yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Berdasarkan UUSPN tahun 2003 pasal 4 ( Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional ) pengertian pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dengan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan yang semakin hari semakin berubah membuat guru harus mewaspadai bagaimana cara atau kiat agar anak dapat memperoleh keagamaan yang baik. Hal ini banyak dibuktikannya banyak anak yang tidak lulus akan nilai yang rendah dan juga agama yang kurang dipahami anak. Usia dini merupakan masa keemasaan ( golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Masa ini sekaligus merupakan masa yang kritis dalam perkembangan anak. Jika pada masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal pendidikan, perawatan, pengasuhan dan layanan
1
2
kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai- nilai agama, maka perlu di dukung oleh unsure keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaanya guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara bertahap dan menyusun program kegiatan rutinitas, program kegiatan terinterigrasi dan program kegiatan khusus. Dengan demikian, pendidikan anak itu merupakan modal terbesar yang di miliki bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa kelak. Berhasil atau tidaknya langkah yang harus kita rintis ini sangat bergantung pada generasi penerus kita nanti. Oleh karena itu, kita seharusnya sedapat mungkin mengupayakan agar sipenerus ini tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin, sehingga mereka kelak akan mampu mewujudkan apa yang di inginkan bangsa dengan tepat bahkan lebih dari apa yang kita harapkan, dan karena itulah anak sejak kecil sudah harus diberikan pendidikan. Pendidikan agama islam merupakan segala usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agamanya serta menjadikannya sebagai way of life (Jalan Kehidupan) sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosail kemasyarakatan. Sangatlah tepat apabila usaha penanaman nilai-nilai keagamaan selain dari keluarga juga diberikan pada pendidikan sekolah. Pendidikan nilai disini tidak mudah dengan pendidikan ketrampilan (skill), karena pendidikan ketrampilan dan fakta-fakta. Oleh karena itu, guru di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim telah memberikan pembelajaran pendidikan agama islam pada anak usia dini melalui metode-metode pembelajaran yang berganti-ganti sesuai dengan tema pembelajaran. Lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim sudah berdiri sejak tahun 2005 mempunyai sarana dan prasarana yang telah menunjang keberhasilan program penanaman nilai-nilai keagamaan yang dilaksanakan setiap harinya awal pembelajaran dan diakhir pembelajaran, karena Taman Kanak-kanak
3
(TK) Islam Qolbussalim yang dilatar belakang ingin menanamkan pendidikan sejak dini, maka Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim menyiapkan generasi islam yang berkualitas dan bertujuan menyeimbangkan IMTAQ dan IPTEK. Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim Telah menerapkan metodemetode pembelajaran yang dapat manunjang keberhasilan program pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dalam proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa tidak disuruh diam selama kegiatan belajar. Metode-metode yang diterapkan diharapkan akan mampu mempersiapkan anak didik yang dapat menumbuhkan kehidupan religius dalam kehidupan sehari-hari. Metode-metode yang diterima di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim dapat cepat diserap oleh siswa karena metode yang diterapka untuk menarik siswa agar siswa antusias dalam proses perkembangan di kelas. Anak usia pra sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim baik TK A maupun TK B sudah diberikan materi mengafal doa sehari-hari dan menghafal surat-surat pendek dalam al-qur’an serta membaca iqra dengan fasih. Dari pemberian materi tersebut anak usia pra sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim sudah bisa membaca iqra dengan lancar dan hafal surat-surat pendek dalm al-qur’an serta terbiasa membaca doa dalam kehidupan sehari-hari. Dari sarana dan pra sarana yang ada juga menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim
bisa meraih
prestasi dan mendapatkan akreditasi “A”. Melihat realita yang ada penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbus Salim menanamkan nilainilai agama pada anak usia dini serta bagaimana upaya yang dilakukan guru denganpenanaman nilai-nilai agama pada anak didik berpengaruh pada perilaku dan kebiasaan seorang anak, sedangkan penanaman keagamaan pada peserta didik merupakan pengembangan kurikulum di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim. Berlatar belakang tersebut diatas dan dengan kenyataan yang ada, Dari latar belakang tersebut diatas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang bagaimana cara efektif yang mudah dan cepat untuk dapat
4
diterima dan difahami oleh anak didik, maka penulis dalam hal ini bermaksud menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai–Nilai Keagamaan di Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Qolbussalim”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut diatas,penulis melihat ada beberapa permasalahan yang dijumpai yaitu antara lain : 1. Siswa sulit memahami konsep-konsep materi nilai-nilai keagamaan yang diberikan. 2. Siswa kurang memperhatikan saat disampaikan materi dalam penanaman nilai-nilai keagamaan. 3. Siswa kurang berani berkomunikasi dan bertanya (tertutup). 4. Kurang memadai sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan. 5. Kurangnya guru dalam memahami sikap dan karakter tiap-tiap siswa. 6. Seorang guru tidak menciptakan suasan yang menyenangkan bagi siswa. 7. Upaya yang dihasilkan kurang dapat dipahami oleh siswa. C.
Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, penelitian dibatasi
tentang upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman kanakkanak. Adapun yang dimaksud adalah : 1. Kreatifitas guru dalam mengajar adalah kegiatan belajar yang direncanakan oleh guru dengan menggunakan metode belajar yang menarik dan mampu memotivasi siswa serta penggunaan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan. 2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah perubahan sikap, tingkah laku dan pengetahuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Objek penelitian adalah guru Taman Kanak-kanak Islam Qolbussalim dalam upaya menanamkan nilai-nilai keagamaan.
5
D.
Perumusan Masalah Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka Penulis merumuskan
masalah pada : Bagaimana upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-Kanak Islam Qolbussalim Tambun Bekasi? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian penulisna ini adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa melakukan atau menerapkan apa yang diupayakan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-kanak Islam Qolbussalim Tambun Bekasi.
F.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wahana dan masukan baru bagi perkembangan dan konsep pendidikan, terutama ilmu pengetahuan tentang perlunya lembaga pendidikan TK dan meningkatkan kualitas TK yang dalam hal ini perlu ada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan TK yang lebih penting hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan kekayaan khasanah keilmuan khususnya bidang PA. 2. Bagi Peneliti Sebagai perkembangan wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara penerapan yang mudah disampaikan dan mudah diterima oleh pendidikan agama islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim. 3. Akhirnya yang diharapkan penulis, semoga dari semuanya ini menjadi manfaat untuk Penulis-penulis selanjutnya yang menjadikan skripsi ini sebagai acuan atau referensi karya-karya tulis selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Istilah guru menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Dan seorang pendidik adalah orang yang mendidik dari kata dasar didik yang berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal dengan nama „‟tarbiyah‟‟. Didik, mendidik, dalam kamus bahasa Indonesia yang berarti mengajari seseorang menjadi pandai dan berakhalak yang baik adalah seorang guru. Ramayulis mendefinisikan pendidikan sebagai “ bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa “.1 Bertitik tolak pada pengertian guru menurut pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan kemampuan dasar anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembanganya. Agama Islam adalah agama yang sangat sempurna, kesempurnaan agama ini dapat dilihat dari inti agama Islam itu sendiri. Peran guru serta orang tua akan mendapat balasan dan pahala atas kebajikan yang telah diberikan kepada putra-putrinya. Demikian pula dengan seorang guru atau pendidik yang senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan anak bangsa. Karena para guru pendidik bagi peserta didik adalah langkah awal untuk melihat masa depannya. Menjadi seorang guru anak merupakan panggilan hati nurani. Dengan demikian pendidikan berarti interaksi dalam diri individu dengan masyarakat sekitarnya baik di lihat dari segi kecerdasan atau kemampuan, minat maupun pengalaman.Mendidik adalah usaha atau tindakan yang di lakukan secara
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 1994 ) hal. 1
6
7
sadar dengan bantuan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga terbentuk manusia yang bertanggung jawab. Menjadi seorang guru anak merupakan panggilan hati nurani. Seseorang guru yang ingin menjadikan seorang anak atau peserta didiknya menjadi seorang yang mampu untuk melihat masa depannya kelak. Menurut para ahli manapun, dan guru dapat mengatakan bahwa pendidikan yang paling baik berasal dari kedua orangtuanya. Sebelum penulisan mengemukakan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu di defisinikan kata pendidikan. Pendidikan dalam bahasa inggris di sebut dengan “ edukasion “ yang berarti pengembangan atau bimbingan, sedangkan dalam bahasa arab sering di terjemahkan dengan “ Tarbiyah “. Kata tarbiyah
lebih
luas
konotasinya,
yaitu
mengandung
arti
“memelihara,
membesarkan dan mendidik, sekaligus mengandung makna menggajar. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah “ Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama “.2 Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang pendidikan. Bahkan sumber daya pendidikan yang lain memadai seringkali kurang berari apabila tidak disertai oleh kualitas guru. Istilah guru menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaanya mengajar.Dan seorang pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam proses kependidikan Islam suatu lingkungan dapat pula menjadi guru yang langsung dilihat oleh anak tersebut. Dimana lingkungan tersebut dapat membuat nilai norma yang baik atau tidak baik. Nilai-nilai lingkungan dapat merupakan nilai yang langsung di rasakan secara langsung atau tidak langsung. Banyak ahli pendidikan mendefinisikan bagaimana pendidikan dalam arti kata yang sebenarnya. Tentang Pendidikan Islam para ahli mendefinisikan sebagai berikut;
2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al Ma‟rif 1986. Hal.19
8
Menurut Ahmad D. Marimba “Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani yang berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam”.3 Menurut Zakiyah Darajat, bahwa “pendidikan agama Islam adalah usaha terhadap anak didik agar kelak dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup”.4 Menurut Zuhairini menyatakan, bahwa “pendidikan Islam adalah usaha yang di arahkan kepada pembentukan kpribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam”.5 Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan agma Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang di yakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteran hidup di dunia dan akherat. Berdasarkan definisi-definisi tentang pendidikan yang di kemukakan di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha yang di lakukan oleh orang dewasa terhadap siterdidik, baik berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan ataupun latihan. Tujuan yang ingin di capai adalah membawa si terdidik kearah terbentuknya kepribadian yang utama, baik jasmani maupun rohani bagi perjalanan hidupnya di masa yang akan datang. Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang di yakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteran hidup di dunia dan akhirat.
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam ( Bandung: PT Al marif 1986) Cet 6 hal 19. 4 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1996) hal 86. 5 Zharini, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Cet ke 2. Hal 5.
9
2. Dasar Pendidikan Agama Islam Setiap kegiatan untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islamsebagai sebuah kejayaan juga harus mempunyai landasan atau dasar yang sejalan dengan ajaran Al-Qur‟an dan Hadist. Untuk lebih jelasnya mengenai dasar-dasar pendidikan Islam penulis akan menguraikan sebagai berikut : a.
Al-Qur’an Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat di
pahami dari ayat Al-Qur‟an itu sendiri, Firman Allah : Artinya : “dan kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (Al-Qur’an) ini, melainkanagar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itudan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman”. ( Q.s. An-Nahl (16) : 64 ). Al-Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu‟jizat (sebagai bukti kebenaran atas Nabi Muhammad SAW ) yang di turunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang di riwayatkan dengan jalan mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang membacanya.6 Sebagaimana dalam firman Allah Artinya : “ Hai orang –orang yang beriman, ta’atilah Rasul (nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pndapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an), dan Rasul ( sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( Q.S. An- Nissa[4] :59) 6
Rosihan Anwar, Ulumi Qur‟an (Bandung; Pusaka Setia, 2000 Cet-1 ) hal.3
10
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar atau sumber pertama pendidikan agama Islam adalah Al- Quran yaitu kumpulan firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab suci ini menjadi sumber hokum yang utama dan berlaku untuk sepanjang masa dalam lingkungan umat Islam. Al- Qur‟an sebagai sumber yang selalu digunakan oleh sahabat sejalan dengan firman Allah SWT dalam al- Qur‟an surat An-Nissa ayat 59 yang memerintahkan untuk berbakti kepada Allah dan Rasul Allah dan untuk mengembalikan hal- hal yang di perselisihkan kepada allah dan rosulnya. b. As-Sunnah Dasar kedua pendidikan Islam adalah As-Sunnah yang mempunyai arti „‟Segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW berupa perkataan, perbuataan dan ketetapan yang berkaitan dengan hukum.
As-sunnah
berisi
pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia seutuhnya dan muslim yang bertaqwa As-sunnah merupakan landasan dengan pembinaan pribadi manusia muslim‟‟.7 Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan menuntut ilmu maka akan mengetahui adanya Dzat Allah dan sifatnya, akan mengetahui bagaimana cara ibadah, mengetahui haram dan halal, dengan ilmu akan mengetahui adanya tingkah laku hati prilaku hati seperti akhlaq terpuji sabar, syukur, dermawan, budi pekerti, jujur ikhlas, akhlaq tercela, dendam, dengki, riya, marah, dan bermusuhan. Dimana maksud dari as sunah adalah; Artinya : Menuntut Ilmu wajib bagi setiap orang Islam. Sesungguhnya umat Islam akan kekal karena akhlaq, maka apabila akhlak mereka hilang maka bangsa akan musna, oleh karena itu yang menolong agama samawi adalah orang Islam. Umat-umat terdahulu selalu tertanamkan urusan yang paling besar adalah akhlak, oleh karena itu Nabi bersabda : Dari uraian
diatas dapat di simpulkan bahwa dasar pendidikan Islam
adalah al qur‟an dan As-sunnah yang memuat dua prinsip dasar yaitu aqidah dan
7
I
hal.23
Sapiuddin Shidiq, Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam ( Jakarta, AMRI.2005 ) cet
11
syariah. Wilayah syariah mencakup aspek ibadah, muamalah, akhlak dan keilmuan lainnya, sedangkan aqidah mencakup keimanan
dan keyakinan,
keimanan dengan rukun iman, Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman kepada kepada kitab–kitab Allah, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari akhir, Iman kepada Qadha dan Qadhar.
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun bahwa pendidikan setiap aktifitas yang di rencanakan, pasti mempunyai dasar dan tujuan.Begitu pula pendidikan Islam mempunyai dasar dan tujuan.Tujuan pendidikan itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang di yakini kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut.Pandangan hidup ini berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu. Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan masyarakat, oleh karenanya tujuan pendidikan haruslah individu maupun sebagai masyarakat, Islam mempunyai dua tujuan, yaitu : Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat sehingga ia menemui Tuhannya telah memurnikan hak–hak Allah yang telah diwajibkan atasnya. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh pendidikan modern dengan tujuan kemanfaataan atau persiapan untuk hidup. Tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah kepada Allah dan kesempurnaan insane yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. Sedangkan fungsi pendidikan agama bagi anak adalah membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, mempunyai akhlak yang luhur,
berilmu
pengetahuan
dan
memilik
keterampilan
yang
dapat
disalurkan.Agama benar-benar berfungsi sebagai pengendalian kepribadian dalam hidupnya dikemudian hari. Pendidikan agama harus diberikan sejak dini agar terbiasa melakukan ibadah dan menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan kesadaran sendiri. Dan menurut Rosihan Anwar yang terdapat didalam salah satu bukunya mengatakan: Al-Quran adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mujizat sebagai bukti atas Nabi Muhammad yang diturunkan kepadanya yang tertulis
12
dalam mushaf -mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang membacanya.‟‟
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Menurut Mahmud yunus bahwa inti pokok Islam meliputi masalah keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syariat), dan masalah ihsan (akhlak). Tiga inti ini pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiganya dilahirkan beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama itu kemudian
di lengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur‟an dan Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah Islam (tarikh), sehingga secara Mahmud secara berurutan adalah : a. Ilmu Tauhid/ keimanan Ilmu tauhid ini meliputi rukun yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab–kitab
Allah, iman kepada Rosul, iman
kepada hari akhir dan iman kepada Taqdir. b. Ilmu fiqih Ilmu fiqih ini meliputi : thaharah, shalat, puasa, haji dan umroh, muamalah, mawaris, munakahat, hudud, jinayat, jihad dan aqdhiyat. c. Al-Qur‟an d. Hadits e. Akhlak meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak kepada rosul, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada teman (sesama) dan akhlak kepada lingkungan hidup. f. Tarikh Islam Ruang lingkup pembahasan tergantung pada jenis lembaga pendidikan yang bersangkutan, tujuan dan tingkat kemampuan anak didik sebagai konsumen.
13
B. Penanaman Nilai Keagamaan Di Sekolah 1. Pengertian Nilai Keagamaan Menurut kamus bahasa Indonesia nilai sebenarnya tidak ada ukuran yang tentu untuk menentukan. Karena nilai itu berasal dari penilain dari suatu yang di anggap baik atau buruk dan pantas atau tidak untuk di nilai. Religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiusity dari akar kata
religionyang berarti agama.
Religiusity merupakan kata bentuk dari religius yang berarti agama. Istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau agama. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturanaturan atau kewajiban-kewajiban, sedangkan nilai menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu didalam hati. Penanaman Nilai
keagamaan Islam adalah suatu cara atau metode pada
pemberian arahan yang bertujuan untuk membentuk seseorang memiliki jiwa dan berkarakter Islami. Ada 3 unsur materi yang dipelajari dalam Penanaman Nilai keagamaan yaitu Iman, Islam dan Ihsan.dalam prosesnya seorang guru dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut melalui yaitu antara lain dengan pembiasaan, pengajaran dan teladan. Inti dari tema penulisan ini adalah “Bagaimana upaya seorang guru terhadap murid-muridnya” yaitu melalui proses pengajaran dengan menggunakan metode bercerita, hal ini diambil karena dapat dengan mudah difahami dan dimengerti oleh murid-murid Taman Kanak-kanak. Sebagai pengayaan dalam penulisan ini Metode dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan konseling, yaitu klien dapat diberi kesadaran terhadap adanya hubungan sebab akibat dalam rangkaian problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Dalam kaitannya dengan ini, maka bimbingan dan konseling Islam menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. dapat dibagi menjadi beberapa bidang yaitu:
a. Bidang Kependidikan Bidang kependidikan yaitu pemberian bimbingan yang menyangkut tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan study yang akan dipilih. Dalam hal ini ada hubungannya dengan kurikulum di sekolah-sekolah atau
14
perguruan tinggi serta fasilitas lainnya. Dalam bidang kependidikan ini menyediakan kesempatan sebaik- baiknya.‟‟8
b. Bidang Kesehatan Jiwa Yaitu suatu bimbingan atau penasehatan keagamaan yang bertujuan untuk menghilangkan faktor yang menimbulkan gangguan jiwa klien, sehingga dia memperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang baik.‟‟9
c. Bidang Sikap dan Nilai-Nilai Bidang
ini
menyediakan
kesempatan
bagi
anak
untuk
dapat
mengembangkan sikap dan nilai-nilai sesuai dengan idealitas Pancasila, berjiwa agama yang mendalam sehingga menjadi pola dasar hidup keagamaan yang dapat diharapkan menjadi pengontrol segala aktivitas hidupnya dalam masyarakat.Maka dari itu sikap berhubungan dengan Tuhan dan sikap berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan hidup perlu dikembangkan melalui wibawa seorang konselor dalam berbagai peristiwa dan lapangan hidup.Pendekatan psikologis pada anak terutama saat menghadapi kesulitan hidup sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap dan nilai-nilai dalam pribadi mereka masing-masing. 2. Pengamalan Religiusitas Anak 1. Pengertian Religiusitas Anak a. Religiusitas Religiusitas
berasal
dari
bahasa
Inggris
“religiusity”dari
akar
kata“religion”yang berarti agama.Religiusity merupakan kata bentuk dari “religius”yang berarti agama.Berdasarkan arti kata tersebut, dapat dipahami bahwareligiusitas berkaitan dengan keberagamaan seseorang. Dalam khasanah psikologi, istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau agama.
8
M.Arifin.M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan interdisipliner ( Jakarta, Bumi Aksara 1994, ce-3 ) hal.224
15
Dalam memilih tema cerita yang baik, aspek agama ini tidak diabaikan mengigat tema cerita yang di pilih merupakan sarana pembentukan moral. Jika aspek agama kurang di perhatikan keberadaannya, maka dikhawatirkan anak akan memperoleh informasi-informasi yang temanya tidak baik, bahkan ada kemungkinan cerita yang demikian dapat merusak moral anak yang sudah baik. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturanaturan atau kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu didalam hati.
b. Keagamaan anak. Menurut Bimo Walgito:“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.” 9 Seharusnya banyak cara-cara yang digunakan pada taman kanak – kanak bagaimana tujuan dari pendidikan agama itu sendiri. Penyampaian secara beraneka ragam agar terciptanya nilai agama pada anak tersebut. Sedangkan menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. Prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan agama meliputi : 1. Setiap individu adalah makhluk yang dinamis dengan kelainan-kelainan kepribadian yang bersifat individual serta masing-masing memiliki kemungkinan kemungkinan berkembang dam penyesuaian diri dengan situasi sekitar. 2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk dari dua faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan baik jasmaniah maupun rohaniah, dan faktor pengaruh yang diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan masa sekarang maupun lingkungan masa lampau.
9
hal.44
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah ( Yogyakarta; Andi Offset 1995)
16
3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan bertumbuh. Dalam keadaan yang senantiasa berubah, perkembangannya dapat dibimbing kearah pola hidup yang menguntungkan bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat sekitar. 4. Tiap individu dapat memperoleh keuntungan dengan pemberian bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan, dalam hal memajukan kemampuan penyelesaian diri serta dalam mengarahkan kepada kehidupan yang sukses.‟‟10 Berdasarkan pengalaman-pengalaman keagamaan pada anak agama, kemudian akan dipraktekkan dalam kesehariannya seperti berdo‟a setiap hari, membaca al-Qur‟an, jujur dan sebaginya. Akan tetapi, keagamaan anak tentang nilai-nilai religius yang diperolehnya tidak akan mampu berkembang dan terwujud dalam pengamalan secara nyata, apabila tanpa peran aktif orang tua dan lingkungan lainnya untuk membantu saudara atau anggota keluarga lain bahkan masyarakat sekitar atau guru-guru agamanya. Pada waktu itu. Pengalaman keagamaan tersebut merupakan unsur yang akan menjadi bagian dari pribadinya dikemudian hari. Menurut perhitungan kedokteran bahwa ibu yang sedang mengandung, gizi makanannya menentukan kecerdasan dan kemampuan anak dalam bidang kecakapan dan ketrampilannya nanti. Karena pada bulan-bulan terakhir dari janin tersebut, telah mulai terbentuk jaringan-jaringan otaknya, maka makanan ibu yang cukup akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi janin dalam kandungan ibu. Sehingga dapatlah tumbuh jaringan-jaringan otak secara wajar dan baik. Dengan demikian anak yang akan lahir dapat diharapkan mempunyai kemampuan otak yang anak mulai mengenal tuhan melalui orang tua dan lingkungannya. Sikap, tindakan dan perbuatan anak merupakan simbul kepercayaan pertama bagi anak dari ibu.Bapak, atau pengasuh penting lainnya, yang memberikan pengertian tentang Tuhan.Abin Syamsuddin Makmun, menjelaskan
10
M.Arifn, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di Luar Sekolah, Jakarta; Bulan Bintang 1976, hal.18
17
bahwa pada masa kanak-kanak, sikapkeagamaannya yang ditandai dengan sikap yang represif, meskipun banyak bertanya dan pengamalan anak tersebut.‟‟11
C. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan nilai- nilai keagamaan 1. Pembiasaan Anak merupakan individu yang unik, masing–masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan (auditori), ada yang melihat (visual) dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik ). Anak juga memiliki minat yang berbeda- beda terhadap alat atau bahan yang di pelajari digunakan, juga mempunyai
temperamen
yang
berbeda, bahasa yang berbeda, cara yang merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya mempertimbangkan perbedaan individual anak, dan mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing- masing anak. Untuk mendukung hal tersebut guru harus menggunakan cara yang beragam dalam membangun pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya, serta menyediakan ragam main yang cukup. Pembelajaran di lakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga tidak boleh terjadi pemaksaan (penekanan).Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek–aspek nilai–nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional. Permainan merupakan sarana dan aktifitas yang mencerminkan prilaku, pandangan, kecenderungan dan kualitas yang ada dalam diri anak. Maksudnya, bahwa permainan menunjukkan bukti kepribadian seseorang secara umum. Kita dapat melatih anak dengan berbagai aktifitas yang mengembangkan kecakapan sosial dan kemampuan berinteraksinya dengan orang lain, atau sebagai sarana membangun sebuah sistim yang memiliki nilai dan tradisi yang benar, mendorong anak untuk berprilaku yang tepat, dan memberinya peran yang sesuai dengan konsentrasi dan kecenderungannya, seiring dengan perkembangan usianya. 11
Abin Syamsuddin Makmun
18
Pembiasaan dan pembentukan karakter yang baik seperti tanggung jawab, kemandirian, sopan santun, dan lainnya di tanamkan melalui cara yang menyenangkan.
2. Keteladanan Pengaruh keteladanan pada masa pembentukan lebih efektif dari nasehat dan ceramah yang di sampaikan. Banyak pria berfrestasi yang dicontohkan dalam sejarah Islam, terutama dari suri tauladan kita nabi muhammad SWT yang telah mendidik generasi pemimpi, yang tiada bandingnya dimasa apapun, merekalah yang merubah tindak sejarah dan sebagai teladan dalam ilmu. Allah berfirman : Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Al-Ahzab : 21). Seorang anak membutuhkan keteladanan dan ia akan mencontoh dari kedua orang tua atau guru, karena dia memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan mengikuti. Apabila dia menyenangi seseorang dipun mengikuti dan berjalan sesuai dengan gayanya dan berupaya untuk dapat menirunya Oleh karena itu menjadi sebuah kewajiban untuk mendekatkanIslam kepada Rosulullah SWT dan para sahabat,dengan menjelaskan keteladanan yang selalu dikenang sepanjang masa dan memberikan kita cahaya Islam dan keadilannya. Untuk menanamkan disiplin agar anak terbiasa hidup dan melakukan segala sesuatu dengan tertib, baik dan teratur perlu di dukung oleh adanya contoh dan teladan dari pihak orang tua di rumah dan dari guru di sekolah. Tanpa adanya contoh dan teladan dari pihak orang tua dan guru maka pembiasaan yang di tanamkan kepada anak akan di lakukan dengan rasa terpaksa sehingga tidak mungkin dapat membentuk rasa disiplin dari dalam.
19
3. Pengajaran Pembelajaran di taman kanak- kanak hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan, oleh karena itu guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapatdan aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun pengetahuan sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja, bukan yang menentukan segala sesuatu yang akan di kerjakan anak. Anak bukanlah sebuah wadah kosong yang perlu di isi guru dengan berbagai pengetahuan. Tetapi anak merupakan subjek atau pelaku kegiatan dan guru merupakan fasilitator (membantu dan mengarahkan sesuai kebutuhan masing- masing anak). Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Ijinkanlah anak untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan berbagai bahan dan alat serta memberi kesempatan anak untuk memainkannya berbagai cara, dan memberikan waktu kepada anak untuk mengenal lingkungannya dengan caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang di lakukannya dalam waktu yang lama.
1. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial a. Anak
belajar mulai dari hal- hal yang paling konkrit yang dapat
dirasakan oleh inderanya ( dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar ) ke hal-hal yang bersifat abstrak atau imajinasi. b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai
buah
kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya. c. Kemampuan komunikasi anak di mulai dengan menggunakan bahasa tubuh lalu berkembang menggunakan bahasa lisan. Guru harus
20
memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan main. d. Anak memahami lingkungannyadi mulai dari hal- hal yang terkait dengan dirinya sendiri,kemudian ke lingkungandan orang–orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai berada lingkungan yang lebih luas.
2. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan fisik berupa penataan ruangan, penataan alat mainan, benda-benda yang ada di sekitar kita, perubahan benda (daun muda menjadi daun tua lalu menjadi daun kering, dan sebagai berikut) cara kerja benda (bola di dorong akan menggelinding, sedangkan kubus di dorong akan menggeser), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan orang- orang sekitar, suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu) dan interaksi guru dan anak yang berkualitas. Karena itu guru perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan yang menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru. Guru perlu memfasilitasianak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dalam dan di luarruangan secara seimgang dengan menggunakan benda- benda yang ada di lingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiasaan baik, nilai- nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.
3. Merangsang munculnya kreatifitas dan inovasi Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi kreatifitas yang sangat tinggi. Karena itu berikan anak kesempatan untuk menggunakan bahan dengan berbagai jenis, tekstur, bentuk, dan ukuran dalam kegiatan permainannya, dan kesempatan untuk belajar tentang berbagai sifat dari bahan-bahan, cara memainkan, bereksplorasi dan menemukan. Guru perlu menghargai setiap kreasi anak apapun bentuknya sebagai wujud karya
21
kreatif mereka. Dengan kreatifitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan dengan cara-cara yang kreatif.
Ide-ide kreatif dan inovatif
mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang wirausaha yang dapat meningkatkan perekonomian negara.
4. Mengembangkan kecakapan hidup anak Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan dasar yang perlu dimiliki anak melalui pengembangan karakter, yang berguna bagi kehidupannya kelak. Karakter yang
baik dapat dikembangkan dan
dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu membangun hubungan dengan orang lain. Guru harus memberikan kesempatan kepada anak melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya (sesuai dengan kemampuan anak), misalnya membuka sepatu dan meletakkan di tempatnya, membuka bungkus makanan, mengancingkan baju sendiri, dan lain-lain.
5. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar Sumber dan media belajar anak usia dini tidak terbatas pada alat dan media hasil pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia di lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi anak. Air, tanah liat, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botolbotol bekas, perca kain, baju bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai media belajar. Dengan menggunakan bahan dan benda yang ada di sekitar anak, maka kepedulian anak terhadap lingkungan terasah untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitarnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada guru tetapi orangorang lain yang ada di sekitar kita. Misalnya anak dapat belajar tentang
22
tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, dan lainnyadengan cara mengunjungi tempat kerja mereka ke sekolah untuk menunjukkan kepada anak bagaimana mereka bekerja dan menjadi sumber pengetahuan serta inspirasi.
6. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan Saat
anak
melakukan
sesuatu,
sesungguhnya
ia
sedang
mengembangkan berbagai aspek perkembangan atau kecerdasannya. Sebagai contoh saat anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan dan sebagai berikut), gerakan motorik halus (memegang sendok), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit), kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat, saling berbagi, saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral (berdoa sebelum dan sesudah makan), program pembelajaran dan kegiatan anak yang di kembangkan guru seharusnya
ditujukan
untuk
mencapai
kematangan
semua
aspek
perkembangan. Cendikawan dan sekaligus sebagai pengajar yang bersangkutan harus menguasai. Guru sebagai pengajar,pendidik dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat sebagai berikut : a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan sendinya,baik proses belajar. b. Memiliki pengetahuan dan pengertian alam dan masyarakat, yaitu proses belajar khususnya. c. Menguasainya sepenuhnya pengetahuan dan kepahaman tentang yang diajarkan. d. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar.
23
4. Cerita Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah.Kegiatan bercerita harus di usahakan menjadi pengalaman bagi anak di Taman Kanak-Kanak yang bersifat unik dan menarik yang menggantarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas. Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan cerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat di sampaikan pesanpesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka metode cerita merupakan suatu carayang di lakukan oleh guru untuk anak didiknya. Metode bercerita merupakan suatu cara yang di lakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang di sesuaikan dengan kondisi. Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai- nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukan perbedaan perbuatanbaik dan buruk serta ganjaran dari setiap perbuatan. Melalui metode bercerita anak di harapkan dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Asnelli Ilyas bahwa tujuan metode cerita dalam pendidikan anak adalah “menanamkan akhlak Islamiyah dan perasaan ketuhanan kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat menggugah anak untuk senantiasa merenung dan berfikir sehingga dapat terwujud dalam hehidupan sehari- hari.” Menurut Hapidin dan wanda Guranti, tujuan metode bercerita adalah sebagaiberikut : a. Melatih daya tangkap dan daya berpikir b. Melatih daya konsentrasi c. Membantu perkembangan fantasi d. Menciptakan suasana menyenangkan di kelas.”12 Menurut Abdul Aziz Majid, tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut : a. Menghibur anak dan menyenangkan mereka dengan bercerita yang baik
12
Hapidin dan Wanda Guranti, Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran di Taman Kanak-kanak, ( Jakarta; PGTK Darul Qolam, 1996. Hal.16
24
b. Membantu pengetahuan siswa secara umum c. Mengembangkan imajinasi d. Mendidik akhlak e. Mengasah rasa.‟‟13 Sedangkan menurut Moeslichatoen R, bahwa tujuan metode bercerita adalah “ salah satu cara yang di tempuh guru untuk member pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui metode bercerita maka anak akan menyerapkan pesan–pesan yang di tuturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai–nilai dapat di hayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari–hari.‟‟ 14 Dalam kegiataan bercerita anak di bimbing untuk mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita dari guru, degan jelas metode bercerita disajikan kepada anak didik bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–ajaran al Qur‟an dalam kehidupan sehari–hari dan menambahkan rasa cinta anak–anak kepada Allah, Rosul dan Al-Qur‟an”.
5. Aspek-aspek dan teknik-teknik Metode bercerita a. Aspek-aspek Bercerita Salah satu unsur penting dalam seluruh rangkaian dalam efektifitas yang di tempuh dalam upaya pembentukan moral anak melalui cerita adalah memilih tema cerita yang baik untuk di sampaikan kepada anak. Berikut ini beberapa definisi mengenai tema adalah sebagai berikut: Tema -tema yang terdapat di dalam cerita banyak dikenal oleh masyarakat dan tidak semuanya baik untuk di ceritakan kepada anak anak. Secara teoritis ada beberapa aspek yang harus di pertimbangkan
13
Abdul Azis Majid, Mendidik dengan Cerita, ( Bandung; Remaja Rosda Karya 2002 )
hal.12 14
Moeslichatoen R. Meode Pengajaran di Taman Kanak-kanak ( Jakarta, PT. Asdi Mahasatya 2004 ) hal.15
25
b. Aspek pedagogis (pendidikan) Pertimbangan aspek pendidikan dalam memilih tema cerita juga penting, sehingga dari tema cerita di peroleh dua keuntungan, yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu bersamaan. Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam cerita. Unsure mendidik, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam tema dongeng.
c. Aspek Psikologis Mempertimbangkan aspek spikologis dalam memilih tema cerita sangat membantu perkembangan jiwa anak. Mengigat anak adalah manusia yang sedang berkembang. Maka secara kejiwaan tema cerita pun di sesuaikan dengan kemampuan berfikir, kestabilan emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan pengetahuan anak dalam menghayati cerita tersebutcerita yang baik dapat mempengaruhi perkembangan anak.
d. Teknik-Teknik Bercerita Cerita sebaiknya di berikan secara menarik dan membuka kesempatan. Cerita sebaiknya di berikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika di laksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan anak. Adapun teknik penggunaan dari masing-masing bentuk metode bercerita tersebu dapat di jelaskan sebagai berikut:
e. Bercerita dengan alat peraga Dalam melaksanakan kegiatan digunakan alat paraga untuk memberikan kepada anak didik suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang di dengar dalam suatu cerita:
26
f. Bercerita dengan alat peraga langsung Alat peraga dalam pengertian ini adalah beberapa jenis hewan atau benda- benda yang sebenarnya bukan tiruan atau berupa gambargambar. Penggunaan alat peraga langsung untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang di dengar dalam cerita. Dalam bentuk cerita ini guru sebaiknya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Alat peraga di perhatikan dan di perkenalkan terlebih dahulu pada anak didik. 2) Guru menjelaskan dengan singkat melalui tanda tanya jawab dengan mengenalkan objek yang akan di ceritakan. 3) Alat peraga kemudian disimpan sebelum guru bercerita dan mengatur posisi duduk anak didik.
g. Bercerita dengan gambar Bercerita dengan gambar hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan anak, isinya menarik, mudah di mengerti dan membawa pesan, dalam hal pembentukan prilaku positif maupun pengembangan kemampuan dasar. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam bercerita dengan gambar adalah : 1)
Gambar harus jelas tidak terlalu kecil.
2)
Guru memperhatikan gambar tidak terlalu tinggi dan harus terlihat.
3)
Gambar yang digunakan harus menarik.
4)
Gambar yang ditutup setiap kali guru memulai kembali
h. Bercerita dengan mengunakan buku cerita Bercerita dengan buku dilakukan dengan membaca sebuah buku cerita bergambar. Dlama buku cerita bergambar biasanya terdapat tulidsan kalimat-kalimat pendek yang menceritakan secara singkat gambar tersebut. Kegiatan membacakan cerita ini dilakukan karena kebanyakan anak usia pra-sekolah gemar akan cerita yang dibacakan oleh
27
guru atau orang dewasa lainnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam membacakan cerita, seperti: 1) Buku cerita dipegang dengan posisi yang dapat dilihat semua anak. 2) Ketika memegang buku guru tidak boleh melakukan gerakan-gerakan seperti berceritatanpa alat peraga, inotasi dan nada serta mimik gurulah yang berperan di samping gambar-gambar dan kalimatkalimat dalam buku untuk membantu fantasi anak.
i. Bercerita dengan alat peraga Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode jika tidak ada alat peraga yang kongkrit. Dalam kegiatan berceritayang berperan adalah guru dengan cara bercerita melalui ekpresi yang tepat. Dalam menggunakan metode ini ada beberapa hal yang pelu diperhatkan di antaranya sebagai berikut: a. Guru harus menunjukan mimik muka, gerakan-gerakan tangan dan kaki serta suara sebagai pencerminan penghayatan secara sungguh sungguh trhadap isi dan alur cerita. b. Dalam bercerita harus menggunakan bahasa yang jelas, komunikasi dan mudah dimengerti anak. c. Sebelum bercerita aturlah posisi duduk anak dan guru.
6. Fungsi Metode Bercerita Secara umum metode berfungsi sebagai pemberi atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut. Bercerita bukan hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam mencapai sasaran–sasaran atau target pendidikan. Metode bercerita dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat dengan mudah di berikan. Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan beberapa fungsi metode cerita antara lain:
28
a. Menanamkan nilai–nilai pendidikan yang baik Melalui metode bercerita ini sedikit demi sedikit dapat di tanamkan hal-hal yang baik kepada anak didik, dapat berupa cerita para rosul atau umat-umat terdahulu yang memiliki kepatuhan dan keteladanan. Cerita hendaknya di pilih dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai dalam suatu pelajaran. b. Dapat mengembangkan imajinasi anak Kisah–kisah yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu anak didik dalam mengembangkan imajinasi mereka. Dengan hasil imajinasinya diharapkan mereka mampu bertindak seperti tokoh-tokoh dalam cerita yang disajikan oleh guru. c. Membangkitkan rasa ingin tahu Mengetahui hal–hal yang baik adalah harapan dari sebuah cerita sehinnga rasa ingin tahu tersebut membuat anak berupaya memahami isi cerita. Isi cerita yang di pahami tentu saja akan membawa pengaruh terhadap anak didik dalam menentukan sikapnya. d. Memahami konsep ajaran Islam secara emosional Cerita yang bersumber dari Al-Qur‟an dan kisah-kisah keluarga muslim di perdengarkan melalui cerita di harapkan anak didik tergerak hatinya untuk mengetahui lebih banyak agamanya dan pada akhirnya terdorong untuk beramal di jalan lurus. Cerita adalah cara paling ampuh untuk menanamkan suatu gagasan atau pikiran. Tampaknya sepele saja, tetapi cerita memiliki kekutan luar biasa. Di balik negara besar, memang ada legenda atau cerita. Sebut saja bangsa Romawi dan Yunani dengan kepahlawananya.Mahabrata dan ramayan dari India, Bangsa Cina dengan Sam kok, dan Persia dengan 1001 malamnya.Dan yang tak kala menarik hingga kini adalah Kisah Para Nabi yang ada hingga kini di dalam Al-quran.Kisah nabi-nabi yang selalu kita baca di riwayat para Rassul. Kekuatan cerita sudah sangat diakui menjadi cara yang paling ampuh pula untuk mengajarkan nilai-nilai moral, budi pekerti, konsep sebab akibat, dan konsep-konsep dunia lainnya. Kepada kita, kita masih ingat kisah si kancil yang
29
mengajarkan nilai moral dan kearifan loka. Memang akan jauh lebih mudah bagi anak untuk memahami aturan dunia yang sederhana daripada mendengar begitu banyak larangan atau aturan. Dari situ di ambil dan disimpulkan bahwa dengan bercerita kita dapat menanamkan nilai-nilai apa yang kita tanamkan kepada anak didik kita, Dalam proses belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode yang terbaik. Dengan adanya metode bercerita diharapkan menyentu jiwa jika didasari dengan ketulusan hati yang mendalam. Metode bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur‟an :
Artinya : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” ( Q.S. Yusuf [12] : 3 ). Kandungan ayat ini mencerminkanbahwa cerita yang ada dalam Al-Qur‟an merupakan cerita-cerita pilihan yang mengandung nilai pedagonis.Pertimbangan aspek pendidikan dalam memilih tema cerita juga penting, sehingga dari tema cerita di peroleh dua keuntungan, yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu bersamaan.Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam cerita.Unsure mendidik, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam tema dongeng. 7. Reward / panishment ( hadiah dan hukuman) di TK Mengigat anak adalah manusia yang sedang berkembang. Maka secara kejiwaan tema disesuaikan dengan kemampuan berfikir, kestabilan emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan pengetahuan anak dalam menghayati cerita tersebut. Untuk merangsang anak agar mau melakukan sesuatu biasanya seorang guru melakukan upaya dengan memberikan hadiah atau reward berupa stempel
30
berbentuk gambar bintang sedangkan bagi yang tidak mau mengikuti aturan maka akan di berikan sangsi berupa hukuman yang berbentuk membaca suratsurat pendek atau doa - doa sehari-hari. D. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak Pendidikan agama Islam di prasekolah Islam mencakup gagasan untuk perkembangan total pribadi anak. Pribadi Islami ini akan muncul hanya jika nilainilai agama dan pengetahuan Islam di gabungkan dengan program pelatihan dan pendidikan anak secara total. Setiap aspek kehidupan pribadi harus di bimbing oleh prinsip-prinsip abadi dalam Islam. Kurikulum pelajaran Islam prasekolah di lengkapi dengan pembelajaran yang lebih terfokus pada cara kehidupan dan prilaku Islami, dari pada pengajaran dan pembelajaran menenai Islam sebagai salah satu bidang pelajaran. Guru harus menggunakan cerita-cerita dan ilustrasi-ilustrasi dari sunah rosulullah sesering mungkin, agar bisa di jadikan contoh untuk anak-anak. 1. Disiplin Disiplin secara etimologi behasa berasal dari kata disciple (disiplime) yang mempuyai makna mengajari atau mengikuti pemimipin yang dihormati. Displin ialah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin berati adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Jadi disiplin adalah kesediaan untuk taat terhadap peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan dengan kesadaran tanpa adanya paksaan. Disiplin mempunyai beberapa fungsi: a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
31
b. Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat yang salah. c. Anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang. d. Disiplin menjadi motivasi pendorong kemauan yang akan mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dirinya Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani, pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Pentingnya menanamkan sikap disiplin apada anak sejak dini, sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Mujaadalah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2. Sopan Santun Sopan santun kerap disebut good manner oleh para ahli pendidikan, adalah adab atau etika yang kita pelihara ketika tengah bersama-sama orang lain. Berhubung pada setiap interaksi dengan masyarakat, dimana pun juga selalu ada semacam aturan-aturan yang tidak tertulis. Semisal bagaimana menyapa orang yang lebih tua, memanggil anak buah, menelpon seseorang, meminta tolong, makan di meja makan dan lain-lain. Jelaslah bahwa sopan santun adalah modal manusia bergaul. Kesopanan bersikap dan berprilaku merupakan
32
tuntutan universal dimanapun, kapanpun. Namun segala aturan tidak tertulis yang berkenaan dengan interaksi di tengah masyarakat yang kadangkala disebut etika ini ada pula yang bersifat amat khas dan ditentukan oleh nilai-nilai masyarakat setempat. Contoh nyata akhlaqul karimah umat Islam terpola dalam prilaku Rasulullah Saw sebagai panutan umat (qudwah hasanah) semisal memberi salam pada orang lain terlebih dahulu, menutup dengan tangan saat menguap, tidak menolok-olok dan mengintip saat bertamu, mengucapkan alhamdulilah saat bersin, dan lain-lain. Meningat sopan santun bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan hasil didikan lingkungan terutama orang tua, maka mulailah didik kesopanan sejak dini. Dengan kesopan santunan anak akan dihormati dan mudah diterima di lingkungannya. Permisi, maaf, tolong dan terima kasih adalah empat kata kesopansantunan sehari-hari. Namun, jangan hanya menuntut anak menggunakan empat kata tersebut, sementara orang tua maupun pendidik sendiri jarang mencontohkannya. Pengajaran tatakrama sebaiknya dimulai dari kehidupan sehari-hari dan dari hal yang kecil. Anak dikenalkan mengenai aturan-aturan atau adab sopan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Berikut contoh yang perlu ditularkan kepada anak untuk mengajarkan sopan santun:
33
a. Mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu atau ketika si prasekolah dibawakan sesuatu baik oleh orang tua maupun orang lain. Sekaligus mengajarkan menghargai jerih payah orang lain. b. Mengucapkan "maaf" jika bersalah. Mengajarkan sportivitas dan berani mengakui kesalahan. c. Mengucapkan tolong ketika meminta diambilkan sesuatu. d. Menyapa, memberi salam atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain. e. Mengajarkan
adab
menerima
telepon.
Sekaligus
mengajarkan
bagaimana berbudi bahasa yang baik. f. Etiket makan yang baik, tidak sambil jalan-jalan atau melakukan aktivitas lain. Sikap ketika makan di meja makan, tidak bersendawa atau makan sambil ngobrol. Langkah-langkah mengajarkan sopan santun pada anak sebagai berikut: ajarkan satu keterampilan sosial dalam satu waktu, berikan penghargaan atas kesuksesannya, toleransi yang proporsional, ingatkan mereka jika lupa, dan jadilah contoh yang baik. 3. Sabar Dalam kamus bahasa Indonesia sabar artinya tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati dan tidak lekas putus asa. Sabar menurut sufi ternama Dzun-nun Al-Mishri dalam Gattero, “Sabar ialah menjauhi perselisihan, bersikap tenang dalam menghadapi cobaan yang menyesakkan hati, dan menampakkan rasa kecukupan ketika ditimpa kesusahan dalam kehidupan.‟‟ Anak harus didik tentang kesabaran dan ketabahan. Allah Swt telah membuat kehidupan didunia ini sebuah rumah berbagai cobaan. Manusia muncul dari berbagai cobaan satu untuk masuk pada cobaan yang lain, dan dia diuji oleh keadaan yang menyenangkan dan yang menyedihkan. Sabar merupakan bentuk ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim oleh Al-Quran, sunnah, dan ijma para ulama. Perintah menanamkan sikap sabar sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surat AlBaqarah ayat 153 yang berbunyi:
34
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Faramax membagi sabar menjadi tiga kategori: sabar untuk mentaati apa yang diperintahkan Allah, sabar untuk menahan diri dari ketidaktaatan, dan sabar dalam menghadapi masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan. Orang tua dan pendidik harus mengajarkan dan menanamkan sifat-sifat sabar pada anak-anak. Orang tua dan pendidik harus mengingatkan anak-anak tentang pahala orang yang bersikap sabar. 4. Rendah Hati (tawadhu) Allah befirman sehubungan dengan tempat persinggahan tawadhu‟ (rendah hati) ini, dalam surat Al-Furqon ayat 63 yang berbunyi:
Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Sabar artinya, dengan tenang, berwibawa, rendah hati, tidak jahat, tidak congkak dan sombong. Menurut Al-Hasan, mereka adalah orangorang yang berilmu dan bersikap lemah lembut. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam senantiasa menunjukkan sikap tawadhu‟ kepada siapa pun. Jika beliau melewati sekumpulan anak-anak kecil, maka beliau mengucapkan salam kepada mereka. Ada seorang budak wanita yang menggandeng tangan beliau menuju tempat yang dikehendakinya. Jika beliau makan, maka beliau menjilat jari-jari tangannya tiga kali. Jika berada di rumah, maka beliau mengerjakan tugas tugas keluarganya. Manyanyangi anak-anak yatim, selalu mengucapkan salam terlebih dahulu
35
kepada mereka, memenuhi undangan siapa pun yang mengundangnya, sekalipun untuk keperluan yang sangat ringan dan reman. Akhlak beliau lembut, tabiat beliau mulia, pergaulan beliau baik, wajah senantiasa berseri, mudah tersenyum, rendah hati namun tidak menghinakan diri, dermawan tapi tidak boros, hatinya mudah tersentuh dan menyayangi setiap orang Muslim dan siap melindungi mereka. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik atau ciri-ciri dari seseorang yang memiliki sifat rendah hati: mau melayani, memandang setiap individu itu unik, istimewa dan penting, mau mendengar dan menerima kritik, berani mengakui kesalahan dan meminta maaf, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, mengutamakan kepentingan orang lain, dan rela memaafkan. E. Kerangka Berfikir Sikap keagamaan adalah perbuatan, tingkah laku, atau perangai yang didasarkan kepada kepercayaan kepada Allah, dan merupakan ajaran atau nilainilai yang terkandung dalam agama yang dianutnya. Dalam agama Islam terdapat tiga dimensi keagamaan yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Untuk siswa TK yang berusia 5-6 tahun ide keagamaan dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Sehingga kebiasaan mereka pelajari dari orang tua maupun guru. Sikap keagamaan yang tampak pada lingkungan Taman Kanak-kanak antara lain: jujur, disiplin, sopan santun, sabar, dan rendah hati. Prestasi belajar adalah hasil dari pekerjaan atau belajar yang diperoleh dengan keuletan bekerja, prestasi ini bisa dinyatakan dengan perubahan tingkah laku yang terbagi dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada jejang Taman Kanak-kanak Pendidikan Agama Islam adalah satu satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah. Pendidikan Agama Islam adalah usaha dalam pendidikan untuk mengubah tingkah laku manusia yang berorientasi pada nilai-nilai agama. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam pendidikan akhlak atau sikap sangat penting diterapkan, karena dengan akhlak atau sikap yang baik maka prestasi belajar siswa akan baik juga. Berdasarkan kajian teoritis diatas tentang sikap keagamaan dan prestasi belajar, maka sikap keagamaan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
36
Semakin tinggi dan bagus sikap kegamaan siswa maka prstasi belajarnya semakin baik. Hipotesis Penelitian Bertolak dari apa yang telah dilakukan dalam mencari landasan teori, peneliti memberikan jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian. Ada korelasi positif dan signifikan antara sikap keagamaan dengan prestasi belajar pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam Tidak ada korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sikap keagamaan siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang di perlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode ini untuk menentukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkap masalah yang diteliti. A Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah sekolah swasta yang terletak di pinggiran daerah Bekasi yaitu Taman Kanak-kanak Qolbus Salim. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2012-05 Maret 2014. B
Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,
tumbuhan-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.1 Dalam penelitian ini populasinya adalah guru TK Islam Qolbussalim. Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.2. Karena Populasi dalam penulisan ini adalah Sekolah maka penulis mengambil kelas tempat mengajar untuk Sampel dan beberapa orang guru. Yang jadi populasi adalah 8 guru kemudiaan jumlah karyawan 8 orang maka sampel penulis adalah selaku populasi. C
Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.3 Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah berdasarkan judul yaitu Bagaimana Upaya Guru ini merupakan variabel bebas ( X), dan nilainilai agama sebagai variabel terikat ( Y ). 1
Sotisno Hadi, Metedologi Research, ( Yogyakarta: Andi ofset,1990, cet-1 ) hal 3 2 Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka Cipta,1998, cet-11 ) hal 117 3 Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek ( Jakarta: Rineka Cipta,1998, cet-11 ) hal 119
37
38
D Teknik dan Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang akurat, data yang diperlukan dalam hal ilmiah, maka penulis memerlukan beberapa metode pengumpulan data yang tepat. Adapun metode yang peneliti gunakan untuk data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi salah satu cara untuk memperoleh informasi melalui pengamatan yang diteliti. 2. Wawancara dalam penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang suatu masalah dari responden. 3. Angket metode untuk mengumpulkan data dari obyek yang telah direncanakan melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan kepada guru dan anak. Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskrptif analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui: penelitian kepustakaan, yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas atau relevan dengan judul penulis. Penelitian lapangan, yaitu menghimpun data dan fakta dari obyek yang diteliti, yaitu Taman Kanak-kanak Qolbussalim. Adapun cara pengumpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik-teknik: analis data yang digunakan dalam penelitian ini “ analis Kualitatif”, dimana data hasil penelitian diatas Peran Guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan , dilakukan analisa deskritif dengan menggunakan rumus; FJ P = _______ NP
X 100%
Keterangan :
P = Persentase yang dicari FJ = Frekunsi jawaban N = Jumlah siswa atau sumber data Penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman penulisan skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Hidayatullah Jakarta 2011.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum TK Islam Qolbussalim TK Islam Qolbussalim di bangun di atas tanah seluas 400 M2 pada tahun 2005, TK Islam Qolbussalim berada di wilayah Jl. Sasak Tiga RT 05/ 06 No.10 Desa Tridaya sakti
Kecamatan
Tambun Selatan. Bila di lihat dari segi
kenyamanan proses belajar mengajar, di Taman Kanak-kanak
Islam Qolbus
Salim memiliki gedung yang letaknya dekat dengan rumah penduduk, kondisi jalan yang strategis dengan arah kendaraan, pekarangan yang luas dengan pagar besi dan taman bermain anak yang ditata dengan baik. Taman Knak-kanak Islam Qolbus Salim diresmikan pada tanggal 20 juli 2005
berdasarkan surat ijin
keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan tambun selatan No. 422/004/sktk/2005. Tujuan didirikannya TK Islam Qolbussalim yaitu untuk : Mencerdaskan dan mendidik anak- anak usia dini agar kelak berguna bagi bangsadan Negara serta menjadikan generasi penerus yang berkualitas.Menanamkan dasar-dasar nilai keagamaan untuk selalu bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlakul karimah. Setelah perjalanan yang pasti maka sekolah Taman Kanak-kanak Islam ini mengangkat sekolah-sekolah islam terutama Taman Kanak-kanak Islam yang berada di sekitar wilayah Tridaya Sakti Tambun Selatan, yang berpandangan bahwa sekolah islam itu terbelakang dalam kualitasnya. Sekarang menjadi yang baik yang insyallah akan menjadi yang terbaik di sekitarnya.
39
40
Tabel 1 Adapun investaris sekolah yang di miliki oleh TK Islam Qolbussalim ,yaitu NO
SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH
KONDISI
1.
Kursi anak
80
Baik
2.
Meja
80
Baik
3.
Ruang Kelas
5
Baik
4.
Kantor
4
Baik
5.
Ruang Bermain
2
Baik
6.
Mainan
9
Baik
7.
Gudang
1
Baik
8.
Aula
1
Baik
Tabel 2 Nama- nama Guru TK Islam Qolbussalim NO
Nama Guru
Tanggal lahir
Pendidikan terakhir
1.
Saidah Rosidah. S.pd.i
Bks, 02-05-74
S2
2.
Rusilah Rosyani
Bks, 07-03-73
D11
3.
Siti Aminah.H
Plores, 20-02-65
D1
4.
Nursih.S.pd.i
Bks, 02-04-75
S1
5.
Yayah Royanah
Bks, 30-07-65
SPG
6.
Karmilah
Bks, 08-08-83
D11
7.
Lilis Herlawati
Bks, 15-02-91
D1
8.
Syaripah
Bks, 08-09-80
D11
9.
Siti fatimah
Bks, 02-06-96
Smu
10.
Jumaroh
Bks, 26-04-93
smu
41
Tabel 3 Keadaan murid
NO
Rombongan Belajar
Jmlh kelas
Siswa L
P
Jumlah
1.
Kelas Play Grop
1
5
12
17
2.
Kelas A1
1
9
10
19
3.
Kelas A11
1
8
11
19
4.
Kelas B1
1
8
8
16
5.
Kelas B2
1
7
13
20
6.
Kelas B3
1
9
11
20
7.
Kelas B4
1
13
7
20
8.
Kelas B5
1
14
10
24
B. Keadaan Pegawai 1.
Pegawai Administrasi : 1 orang Untuk teraturnya proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, TK Islam
Qolbussalim memiliki administrasi sekolah sebagai berikut : a. Pedoman Pengajaran. ( Kurikulum TK Standar Kompetensi 2004 ) b. Program Tahunan. (Kegiatan Belajar Mengajar Dalam Satu Tahun) c. Program Semester. (Semester I dan II Berdasarkan Pengelompokkan Tema) d. Program Mingguan (SKM) e. Program Harian (SKH) f. Buku Induk Siswa g. Buku Keterangan Siswa Baru h. Surat Masuk dan Surat Keluar i. Buku Administrasi Siswa j. Buku Inventaris Kelas k. Buku Notulen Rapat
42
2. Pegawai sekolah : 1 orang Sebagaimana yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya bahwa salah satu tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, untuk memperoleh data mengenai upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-kanak Islam Qolbus Salim Dalam penelitian di sebuah lembaga pendidikan Sekolah Taman KanakKanak Islam Qolbussalim, penulis mengamati materi dan metedologi pendidikan yang di berikan kepada anak dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kemudian penlis menggunakan wawancara dengan guru kelas tentang pendidikan agama Islam yang di ajarkan kepada anak didik di sekolah dengan tujuan agar membentuk nilai- nilai keagamaan yang baik dalam kehidupan seharihari. Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti mengadakan kegiatan persiapan sebagai berikut: Memilih masalah yang akan diteliti dan merumuskannya dalam bentuk judul penelitian. Judul penelitian tersebut diajukan kepada ketua program studi pendidikan agama Islam.
C Deskripsi Data Sebagaimana yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya bahwa salah satu tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, untuk memperoleh data mengenai upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di sekolah TK Islam Qolbussalim di Bekasi. Data yang menjadi sampel adalah 8 orang guru di Taman Kanak – kanak tersebut. Angket tersebut terdiri dari dua variabel X mengenai upaya guru dan variabel Y yaitu menanamkan nilai keagamaan di sekolah, yang masing – masing berjumlah 10 pertanyaan.
43
Tabel 4 Mengucapkan salam sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai yang di lakukan oleh guru
Pertanyaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru
a. Selalu
7
99,9
mengucapkan salam
b. Sering
1
0,1
sebelum kegiatan belajar
c. Kadang- kadang
mengajar di mulai
d. Tidak pernah Jumlah
Pada
tabel
diatas
dapat diketahui
Keterangan
0 0 8
99,9 %
100
para guru selalu
mengucapkan salam sebelum kegiatan belajar di mulai. Dalam kegiatan belajar mengajar ada pembuka, inti dan penutup pelajaran, guru harus trampil dalam hal ini agar pembelajaran berlangsung dengan lancar. Setiap mulai mengajar guru senantiasa selalu mengucapkan salam, karena dengan salam segala sesuatu akan dimulai dengan hal yang baik. Karena salam membuka pahala untuk semua. Dengan ini para guru dapat menanamkan nilai keagamaan kepada siswa bagaimana segala sesuatu dimulai dengan mengucapkan salam. Secara langsung maupun tidak langsung seorang anak akan mulai terbiasa bila mengucapkan salam itu sangat baik dan berpahala. Nilai-nilai yang di ajarkan dalam mengucapkan salam adalah nilai yang berpengaruh terhadap perkembangan sikap seorang anak yang dapat membawa pada tingkah lakunya kelak
44
Tabel 5 Menanamkan kebiasaan berbuat baik Pertayaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru
a. Selalu
1
11,3
menyarankan agar siswa
b. Sering
5
66,6
menanamkan kebiasaan
c. Kadang-
2
22,1
0
0
8
100
yang selalu ingin berbuat baik kepada orang lain
kadang
Keteragan
d. Tidak pernah
Jumlah
Pada tabel diatas diketahui 66,6 % guru menyarankan siswa untuk selalu berbuat baik. Berbuat baik kepada orang lain ditanamkan dari sejak dini. Kepada orang tua, guru dan antar teman. Perbuatan ini menjadikan siswa untuk berhatihati dalam bertindak agar tidak menyakiti orang lain. Pada tabel ini siswa dapat memahami bagaimana sikap yang seharusnya diperbuat terhadap sesama umat manusia. Nilai yang ditanamkan pada siswa akan dapat diambil contoh dari lingkungan sekolah, rumah, tempat tinggal dan yang paling utama adalah sikap dari kedua orangtuanya.
Tabel 6 Minta maaf bila melakukan kesalahan Pertayaan
Alterntif jawaban
F
%
Apakah ibu guru
a. Selalu
5
66,6
menganjurkan untuk
b. Sering
1
11,3
minta maaf bila
c. Kadang-kadang
2
22,1
melakukan kesalahan
d. Tidak pernah
0
0
8
100
kepada orang lain Jumlah
Keterangan
45
Pada tabel di atas diketahui 66,6 % guru menyarankan untuk minta maaf bila melakukan kesalahan kepada orang lain. Sifat ini sangat baik dimana anak menyadari kesalahannya, tidak egois atau menang sendiri, lapang dada. Nilai yang ditanamkan pada seorang siswa secara langsung diberikan dan dapat dirasakan oleh siswa tersebut. Karena penanaman nilai secara langsung dirasakan oleh siswa tersebut. Sikap yang baik dan terpuji di mana kesalahan tidak hanya menimbulkan permusuhan, melaikan dapat menanamkan sikap budi pekerti yang baik.
Tabel 7 Menerima maaf seseorang bila ia berbuat salah
Pertayaan Apakah
ibu
Alternatif jawaban
F
%
guru
a. Selalu
3
38,95
siswa
b. Sering
2
22,1
untuk menerima maaf
c. Kadang- kadang
3
38,95
seseorang bila ia berbuat
d. Tidak pernah
0
0
8
100
menganjurkan
Keterangan
salah Jumlah
Pada tabel diatas diketahui bahwa 38,95 % guru menganjurkan siswa untuk menerima maaf dari orang lain menjadi orang pemaaf juga merupakan prilaku yang baik. Contoh yang dapat di ambil dari menerima maaf tersebut seperti perilaku nabi kita nabi Muhammad saw. Di mana beliau menerima maaf dari para musuh-musuhnya serta dengan tulus ikhlas. Nilai-nilai keagamaan yang dicontohkan oleh nabi kita dapat kita berikan kepada siswa-siswa bahwa dengan menerima maaf tersebut menjadikan kita sebagai para muslim untuk selalu bersikap rendah hati dan ikhlas.
46
Tabel 8 Kasih sayang kepada orang tua atau teman Pertayaan Pernahkah ibu guru
Alternatif jawaban a. Selalu
F 2
% 22,1
bercerita kepada siswa
b. Sering
4
55,8
berhubungan dengan
c. Kadang- kadang
2
22,1
kasih sayang terhadap
d. Tidak pernah
0
0
Keterangan
orang tua atau teman Jumlah
8
100
Pada tabel di atas di ketahui bahwa 55,8 % guru menceritakan kepada siswa tentang kasih sayang kepada orang lain. Di tanam dari diri siswa mempunyai rasa kasih sayang tidak semena-mena terhadap orang lain. Pada pertanyaan tersebut kita dapat menjelaskan bagaimana sikap orangtua kita dari dalam kandungan hingga kita beser tetap sayang kepada anaknya. Hal ini menunjukkan seperti kata peribahasa menggatakan bahwa kasih sayang orangtua sepanjang masa, sedanglkan kasih sayang seorang anak hanya sebatas jalan. Nilainilai yang terkandung dalam hal ini dapat membentuk seorang siswa memberikan kasih sayangnya kepada orangtua, teman, guru, sahabat, dan handaitaulannya. Tabel 9 Guru menciptakan suasana sekolah supaya berhasilnya proses belajar mengajar
Pertayaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru
a. Selalu
5
66,6
menciptakan suasana
b. Sering
3
33,4
sekolah yang baik guna
c. Kadang-kadang
0
0
menunjang berhasilnya
d. Tidak pernah
0
0
Jumlah
8
100
proses belajar mengajar
Keterangan
47
Pada tabel di atas dapat diketahui 66,6 % para guru menciptakan suasana sekolah yang baik. Guru menciptakan suasana sekolah yang baik untuk berhasilnya proses belajar mengajar hal ini sangat penting dan sangat menunjang. Pada tabel tersebut dinyatakan suasana belajar yang nyaman serta bersih merupakan pendidikan yang baik kepada siswa, dikarenakan bila suasana yang kurang baik tidak saja membuat kurang nyaman siswa untuk memulai pelajaran. Nilai-nilai yang dikembangkan menunjukkan bahwa sebagian keindahaan adalah separuh dari iman. Siswa-siswa akan merasakan bahwa suasana disekolah sama seperti suasana pada rumahnya.
Tabel 10 Kehadiran bapak atau ibu guru kesekolah setiap hari Pertayaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru hadir
a. Selalu
2
22,1
disekolah setiap hari
b. Sering
6
77,9
c. Kadang-kadang
0
0
d. Tidak sering
0
0
8
100
Jumlah
Pada tabel diatas dapat diketahui
77,9 %
Keterangan
guru sering hadir disekolah
setiap hari. Hal ini menandakan guru memberikan contoh yang baik dan menjadi tauladan untuk anak didik merupakan kedisiplinan waktu. Para guru selalu berusaha untuk hadir kesekolah ini menunjukkan bahwa siswa dapat menilai bagaimana seorang guru berusaha tepat waktunya untuk selalu datang kesekolah. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat menjadi contoh bagaimana seorang siswa menilai gurunya bahwa kehadiran di sekolah dapat menghasilkan suatu ilmu yang bermanfaat untuk akhirnya kelak.
48
Tabel 11 Kedatangan guru tepat pada waktu
Pertayaan
Alterntif jawaban
F
%
Apakah ibu guru selalu
a. Selalu
6
77,9
datang tepat waktu
b. Sering
2
22,1
c. Kadang- kadang
0
0
d. Tidak pernah
0
0
8
100
Jumlah
Keterangan
Pada tabel di atas diketahui 77,9 % selalu datang tepat waktu. Guru merupakan sosok yang di tiru oleh muridnya. Apabila guru tersebut melakukan sedikit saja kesalahan akan
berakibat fatal. Secara langsung guru telah
mengajarkan pada murid untuk selalu menghargai waktu. Banyak waktu-waktu yang dapat diisi dengan berbagai kegiatan. Seorang siswa akan menghargai waktu yang telah diberikan oleh gurunya untuk mengisi berbagai macam kegiatan. Nilai – nilai yang ditanamkan pada siswa dapat diambil berbagai sudut pandangan yang positip, dimana seoarang guru telah mengajarkan untuk siswa nya harga sangat baik menanamkan datang tepat pada waktunya.
Tabel 12 Guru menghargai, mencintai dan menjaga tugas dan tanggung jawabnya
Pertayaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru
a. Selalu
7
99,9
mencintai, menghargai
b. Sering
1
0,1
dan meningkatkan
c. Kadang- kadang
0
0
tugas dan tanggung
d. Tidak pernah
0
0
8
100
jawabnya Jumlah
Keterangan
49
Pada tabel diatas diketahui
99,9 % selalu guru mencintai tugas dan
tanggung jawabnya sebagai profesi. Menjadi guru tidaklah mudah ia harus mencintai, menghargai, menjaga meningkatkan tugas dan tanggung jawabnya, seoarang guru akan menjadi contoh yang sangat ditiru oleh muridnya. Mencintai, menyayangi seoarng murid dan menjadikan, membentuk seorang murid yang baik jauh lebih sulit di banding untuk mengajarkannya. Menyanyangi seorang murid serta mendidiknya dengan penuh cinta kasih membutuhkan perhatian khusus. Seorang guru akan di contoh, diguguh dan ditiru. Nilai- nilai yang ditanamkan pada siswa adalah bahwa sangat baik adalah kita sebagai umat manusia adalah untuk saling menyanyangi sesama makhluk ciptaan Allah.
Tabel 13 Keterampilan guru dalam membentuk perencanaan pembelajaran sesuai program Pertayaan
Alterntif jawaban
F
%
Apakah ibu guru trampil
a. Selalu
6
77,9
membentuk perencanaan
b. Sering
2
22,1
pembelajaran yang sesuai
c. Kadang –
0
0
0
0
8
100
dengan program dan kebutuhan siswa
kadang d. Tidak pernah Jumlah
Pada tabel diatas diketahui
Keterangan
77,9 % guru membentuk perencanaan
pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Bahwa mengajar itu yang menjadi pedoman adalah mengerti dan mengetahui administrasi guru dan ini perlu untuk menunjang proses belajar mengajar agar lebih efektif. Seoarng guru harus bisa memberikan pembelajaran yang sangat menyenangkan. Di tahun pembelajaran yang setiap tahunnya berubah-ubah membuat siswa banyak yang terbebani. Tetapi dengan kepiawaiannya seorang guru dapat membuat perencanaan dan pembelajaran yang sangat di senangi dan dikuasainya. Keterampilan yang dimiliki seorang guru sangat membantu dalam proses pembelajan. Seorang guru banyak
50
memperoleh kerampilan yang didapat dari pengalamannya sebagai guru. Nilan nilai yang terkandung di dalam ini dapat membuat seorang siswa trampil dan dapat pula seorang siswa menghasilkan suatu karya yang dibanggakannya.
Tabel 14 Guru dalam berbicara atau menyampaikan materi pelajaran harus sopan Pertayaan
Alternatif jawaban
F
%
Apakah ibu guru berbicara
a. Selalu
7
99,9
atau meyampaikan materi
b. Sering
1
0,1
pelajaran dengan sopan
c. Kadang –
0
0
0
0
8
100
kepada semua siswa
kadang
Ketrangan
d. Tidak pernah
Jumlah
Pada tabel diatas diketahui
99,9 % guru berbicara sopan kepada semua
siswa. Hal ini untuk menanamkan kepada setiap siswa untuk selalu bertutur kata dan bersikap sopan dan santun dalam kehidupan. Seorang guru akan senantiasa untuk berbuat yang lebih baik lagi. Berbicara sopan merupakan suatu yang dapat menimbulkan kebanggaan, dikarenaka guru merupakan sosok yang ditiru, di guguh dan contoh. Bila seorang guru tidak memberikan contoh kesopanan bagaimana ia akan dapat menjadi tokoh yang disukai oleh murid muridnya.. Dalam hal ini guru merupakan hal yang patuh dipelajarinya. Kesopanan akan menjadikannya patuh untuk diteladani oleh murid-muridnya. Nilai-nilai yang dikandung dalam hal ini adalah bahwa setiap perbuatab yang di perbuat oleh guru dapat menimbulkan pro dan kontra untuk murid muridnya. Bila seorang guru selalu berbuat tidak sopan maka ia akan dijauhi oleh murid-muridnya. Tetapi bila ia seorang yang sopan dan ramah, maka menjadi seorang guru yang patuh untuk hormati dan disegani. Pada bab sebelumnya mengenai deskripsi dan analisa data, penulis mengambil kesimpulan diatas bahwa pendidikan islam adalah wajib untuk seluruh muslim. Nilai-nilai keislaman itu harus dimiliki oleh semua pihak baik dari kecil
51
hingga dewasa. Nilai-nilai yang didapat oleh seorang anak dapat dilihat dari beberapa faktor tertentu. Ada dari rumah, dari lingkunganya, ataupun dari yang ada disekitarnya. Nilai-nilai keagamaan akan timbul bila dari kedua pihak saling bekerjasama. Berkaitan dengan tabel–tabel di atas figure guru sangat di harapkan oleh masyarakat. Pintar dalam ilmu pengetahuan, memiliki wawasan yang luas, terampil dalam metode, penguasaan kelas, media yang menunjang, prilaku dan sikap yang jadi contoh para siswa. Sabar, penyayang, mengerti keadaan siswa, berpenampilan sederhana, disegani, di harapkannya kehadirannya di sekolah. Menjadi guru tidaklah mudah, semua benar- benar timbul dari hati bukan karena yang lain. Dari hatilah terdapat rasa mencintai pekerjaannya, tanggung jawab,
solidaritas
tinggi,
disiplin
dan
pengabdian
yang
tinggi.Tidak
mengharapkan sesuatu yang lain. Ada kepuasan bila anak didik berhasil dengan baik, mendapat pekerjaan yang layak menunjang untuk masa depan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan bab-bab di atas, berikut akan dijelaskan beberapa pokok persoalan yang dapat diambil sebagai kesimpulan pembahasan ini yaitu sebagai berikut. 1. Nilai-nilai keagamaan Islam adalah suatu cara atau metode pada pemberian arahan yang bertujuan untuk membentuk seseorang memiliki jiwa dan berkarakter Islami. a. Iman 2. Upaya
b. Islam yang
dilakukan
c. Ikhsan guru
dalam
meningkatkan
nilai-nilai
keagamaan. a. Pembiasaan b. Keteladanan c. Pengajaran d. Cerita 3. Metode pengajaran nilai yang terkandung dalam nilai-nilai keagamaan adalah metode cerita pada pemberian arahan yang bertujuan untuk pembentukan seseorang memiliki jiwa dan karakter Islam.
B. Saran - Saran. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mencoba memberikan saran yang munkin bisa bermanfaat, antara lain : 1. Hendaknya seorang pendidik dan orang tua menjadi suritauladan yang baik untuk anak dalam membentuk generasi penerus yang berakhlakul karimah. 2. Peran orang tua dalam melindungi serta memasukkan anak-anaknya kesebuah lembaga pendidikan formal di sekolah, merupakan langkah awal
52
53
dalam proses kepedulian terhadap anak dalam hal pembentukan perilaku serta proses bersosialisasi sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam. 3. Hendaknya para pendidik
dalam
memberikan materi serta metode
pendidikan agama islam harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, sehingga anak terjadinya penyimpangan perilaku maupun sosial dalam proses pembelajaran di sekolah. 4. Bagi orang-orang yang sering berinteraksi dengan anak-anak, hendaknya terus memotivasi anak dalam pencapaian pengembangannya baik dalam pembentukan perilaku maupun perkembangan kemampuan dasar. 5. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya dengan tinjauan yang lebih mendalam.
C. Untuk Kepala Sekolah Kepala sekolah juga diharapkan untuk lebih memberikan dorongan dan kesempatan dalam meningkatkan KBM, dengan lebih sering lagi mengikutkan para guru untuk lebih memperdalam kegiatan keagamaan. Juga mengadakan kegiatan yang menampilkan kreasi anak-anak yang islami seperti pertunjukan drama tentang ketauladanan para shahabat Nabi, puisi, seni tari dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
AL.Quran dan Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia
Anwar, Rosihan, Ulumi Quran (Bandung: Pusaka Setia, 2000), cet- 1. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdispliner (Jakarta:Bumi Aksara,1994), cet-3) hal 224 ______, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan diluar Sekolah, (Jakarta, Bulan Bintang, 1976) Aziz, Abdul, Masjid Mendidik Dengan Cerita, Bandung: Remaja Rosda Karya 2002 Arikunto, Suharsim, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet-11 Darajat Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara), 1996. _____________ , Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta, Bulan Bintang, 1979). D.Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al Ma’rif 1986) Cet ke 6. Hadi Sotisno, Metedologi Research, (Yogyakarta: Andi ofset,1990), cet-1 Kamus Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarmita Pusat Bahasa Indonesia Departement Pendidikan Nasional, Edisi 3 Nata Abudin , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos, 2001) Shidiq Sapiuddin ,Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam (Jakarta: AMRI, 2005) cet ke 1 R Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak – Kanak, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mlia, 1994 ) hal 1
54
55
Walgito Bimo , Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995)
Wanda dan Hapidin Guranti, Pedoman Perencana Dan Evaluasi Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PGTK Darul Qolam,1996) YunusMahmud, Metode Khusus pendidikan Agama (Jakarta: PT,Hidakarya Agung,1983) Zharini , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1995) Cet ke 2.
Pengolahan Data Obyek penelitian ini adalah sekolah Taman Kanak-kanak Qolbus Salim di wilayah Bekasi. Denah Kelas TK Islam Qolbus Salim
Papan Tulis
Loker anak
Lemari
Loker anak
Rak Sepatu
Meja Belajar
Karpet
Meja Belajar
Meja Guru
HASIL OBSERVASI
Profil Sekolah TK Islam Qolbus Salim Nama TK
: TK Islam Qolbus Salim
Status TK
: Swasta
Alamat jalan
: Kp.Sasak Tiga Rt.05/06 no.10
Kecamatan
: Tambun Selatan
Kabupaten
: Bekasi 17518
No. Telp yang dapat dihubungi: 021 8830739, 081317246460 Nama Yayasan (bagi Swasta) : Qolbussalim NSS/NIS/NDS/NPSP
: 007306
Jenjang Akreditas
: Akreditasi A
Tahun Pendirian
: 2000
Tahun Beroperasi
: 2001/2002
Kepemilikan tanah (Swasta) : Pribadi Status Tanah
: Akte Jual Beli
Luas Tanah
: 410 m2
Status Bangunan
: Yayasan
Luas Seluruh Bangunan
: 250 m2
Visi Misi dan Tujuan Visi : Mendidik anak sejak dini, agar menjadi generasi islami yang berakhlak dan berilmu.
Misi dan Tujuan Sekolah : a. Menyelengarakan pendidikan yang
berkualiatas dengan biaya terjangkau
dalam mendukung usaha pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada peserta didik dan orang tua.
c. Melakukan pembinaan pada peserta didik untuk memasuki pendidikan dasar. d. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yang berwawasan Islami. e. Meningkat sarana prasarana pendidikan Sarana dan Prasarana TK Islam Qolbussalim memiliki gedung sendiri dan mempunyai kapasitas ruang yang terdiri dari : a. Gedung/ ruang belajar luas dan nyaman b. Ruang belajar dengan kipas angin c. Tempat bermain out door dan in door d. Tempat tunggu pengantar siswa siswa e. Tempat parkir f. Meja dan kursi siswa g. Ruang kantor h. Data sarana dan prasarana
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU DI TK ISLAM QOLBUSSALIM TAMBUN SELATAN Nama Guru
: Nursih S.Pd.I
Jabatan
: Guru
Tempat dan Waktu
: Ruang kelas B5, hari jum’at 05 Mei 2013
1. Sebagai guru dalam kegiatan di sekolah, saya mempunyai kewajiban untuk dapat memantau bagaimana perkembangan murid-murid saya untuk dapat sejauh mana menyerap materi-materi yang diterapkan di Sekolah TK Islam Qolbussalim baik yang berupa baca, tulis dan berhitung sampai dengan pola karakter tiap-tiap murid. 2. Dalam keseharian dimana tiap-tiap murid tidak lepas dari orang tua yang selalu mengantar anak-anaknya, maka saya pun dapat melakukan pendekatan dengan orang tua murid untuk dapat tahu lagi sejauh mana perkembangan murid
3. Dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah pun, saya bersama teman-teman guru yang lain mencoba memaksimalkan, bagaimana mengembangkan baik yang bersifat kretifitas anak-anak sampai pada penanaman nilai-nilai. Penanaman nilai-nilai disini misalnya penanaman nilai-nilai agama seperti berbuat baik, jujur tidak bohong, pandai dan berani, kita bercerita dengan contoh mengambil kisah ketauladanan para Nabi dan Rosul serta perjuangan para Sahabat Rosul, anak-anak senang akan cerita dan mereka pun akan dengan mudah menyerap dan memahami maksud yang disampaikan.
Sekolah pun suka mendatangkan atau mengundang pendongeng, pada saat-saat atau acara tertentu. Yang dengan senangnya anak-anak merespon, bahkan sampai selesainya acara, anak akan teringat dan bahkan mengidolakan satu karakter. Audio Visual ada juga disediakan pasilitas tersebut, tetapi jarang di gunakan.
YANG MEWAWANCARAI
SYARIPAH 809011000217
ANGKET ORANG TUA SISWA TK. ISLAM QOLBUS SALIM I. Identitas Responden 1. Nama
: Nurul
2. Usia
: 45 Tahun
3. Pendidikan Akhir
: Aliyah
4. Pekerjaan
: Ibu Rumah ta ngga
II. Petunjuk Pengisian Di bawah ini tertera
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan sikap guru di TK.
Islam Qolbus Salim. Berilah tanda ceklis (√) pada kolam yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Ya
KadangTidak kadang Selalu Sering Selalu Sering Selalu Sering
No
Pertanyaan
1.
Apakah ibu guru mengucapkan salam sebelum kegiatan belajar
√
mengajar di mulai
2.
Apakah ibu guru menyarankan agar siswa menanamkan kebiasaan yang selalu ingin berbuat baik kepada
√
orang lain
3.
Apakah
ibu guru menganjurkan
untuk minta maaf bila melakukan
√
kesalahan kepada orang lain
4.
Apakah ibu guru menganjurkan siswa
untuk
menerima
√
maaf
seseorang bila ia berbuat salah
5.
Pernahkah
ibu guru bercerita
kepada siswa berhubungan dengan kasih sayang terhadap orang tua atau teman
√
6.
Apakah
ibu guru menciptakan
suasana sekolah yang baik guna menunjang
berhasilnya
√
proses
belajar mengajar
7.
Apakah ibu guru hadir disekolah
√
setiap hari
8.
Apakah ibu guru selalu datang tepat
√
waktu
9.
Apakah
ibu guru
menghargai
mencintai,
dan meningkatkan
√
tugas dan tanggung jawabnya
10. Apakah
ibu
guru
membentuk
trampil
perencanaan
√
pembelajaran yang sesuai dengan program dan kebutuhan siswa
11. Apakah
ibu guru berbicara atau
meyampaikan
materi
pelajaran
dengan sopan kepada semua siswa
√
BIODATA PENULIS
Nama
: Syaripah
Tempat/Tanggal lahir : Bekasi, 08 September 1980 Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kompas Indah Gg. Damai Rt. 003/03 Kel. Mekarsari Kec. Tambun Selatan Bekasi
Ijazah Terakhir
: D-II PGSD STAI Darul Qolam Bekasi
Mulai mengajar
: 17 Juli 2008 di TK Islam Qolbussalim Tambun.
Sampai dengan saat ini masih aktif mengajar di TK Islam Qolbussalim