Upaya Balai Bahasa Provinsi Bali dalam Mengembangkan Pengajaran BIPA di Bali Sang Ayu Putu Eny Parwati, Balai Bahasa Provinsi Bali Jalan Trengguli I No. 34 Denpasar, Tlp. 0361 461714
[email protected]
1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 bab III, bagian keempat, pasal 44 ayat 1, 2 dan 3 mengamantakan beberapa hal, yaitu pelindungan bahasa Indonesia, penginternasionalan bahasa Indonesia, dan koordinasi kelembagaan. Secara rinci perhatikan kutipan UU RI No. 24 Tahun 2009 berikut ini. (1) Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. (2) Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh lembaga kebahasaan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah (UURI No. 24/2009 hal 17).
Ketiga hal tersebut sudah pasti mengacu pada upaya untuk menjadikan bahasa Indonesia mampu berperan dan berfungsi sebagai bahasa perhubungan luas, yang berarti juga berpotensi menjadi bahasa internasional. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia dituturkan oleh hampir seperempat milyar orang Indonesia. Di samping itu, meskipun negeri ini bukan termasuk negara maju dari sisi iptek, negara Indonesia memiliki kekayaan etnis, bahasa daerah, tradisi, seni dan budaya, kekayaan sumber daya alam, keindahan panorama alam, dan lain-lain yang dapat menarik perhatian warga dunia untuk datang ke Indonesia dengan tujuan berwisata, meneliti, berinvestasi sekaligus belajar tentang bahasa dan kebudayaan Indonesia. Mengingat dewasa ini minat untuk mempelajari bahasa Indonesia, baik untuk keperluan praktis maupun akademis, di kalangan penutur asing terus berkembang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan itu, banyak bermunculan kursuskursus bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) di beberapa negara di dunia serta di Tanah Air. Lembaga pemerintah yang menjadi koordinator pelaksanaan internasionalisasi bahasa Indonesia adalah lembaga kebahasaan yang terkait dengan penyelenggaraan Program BIPA, yakni Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang berada di bawah naungan Kementerian
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
1
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan UPT yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia, termasuk di Povinsi Bali. Balai Bahasa Provinsi Bali yang merupakan UPT Badan Bahasa telah berupaya sebagai penyambung lidah bagi lembaga-lembaga penyelenggara BIPA telah melakukan kerja sama dan mengadakan pendekatan-pendekatan dengan berbagai pihak dalam hal penyelenggaraan BIPA di provinsi Bali. Adapun program yang telah dilaksanakan oleh BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali, antara lain menangani masalah kebahasaan di Indonesia serta terus berupaya mengembangkan penyelenggaraan BIPA, khususnya di Provinsi Bali. Di provinsi Bali tercatat ada sebanyak 20 lembaga penganjaran BIPA, baik di sekolah-sekolah internasional maupun di perguruan tinggi dan sejumlah lembaga bahasa yang menyelenggarakan pengajaran BIPA yang belum terdata. Lembaga penyelenggara BIPA tersebut tersebar di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Singaraja. Penyelenggaraan pembelajaran BIPA (P-BIPA) memerlukan perencanaan program secara seksama. Perencanaan program yang dimaksud tidak hanya didasarkan pada keberadaan pebelajar BIPA yang berstatus sebagai pebelajar asing, melainkan juga berhubungan dengan penyikapan dan perlakuan terhadap pembelajaran BIPA sebagai sistem instruksional. Apalagi jika dikaitkan dengan urgensi dan fungsi program Pembelajaran BIPA, baik sebagai penanda identitas, acuan, panduan, maupun sebagai wahana pengontrol penyelenggaraan Pembelajaran BIPA. Untuk mewujudkan program Pembelajaran BIPA yang memadai, pihak pengelola seharusnya mengenal dengan baik komponen program, hubungan antarkomponen program, dan aspek lain yang terlibat dalam penyiapan program. Sebagian besar lembaga BIPA yang ada di Provinsi Bali menggunakan bahan ajar yang merupakan koleksi intern yang berbasiskan budaya lokal dengan mengenalkan budaya orang Bali dan hal-hal yang berkaitan dengan upacara keagamaan dan aspek-aspek lokal lainnya. Sematera itu, silabus pengajaran diciptakan oleh masing-masing lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan pengajaran pada setiap jenjangnya. Dalam rangka memberikan pelayanan tentang ke-BIPA-an di Provinsi Bali, program-program apakah yang telah diwujudkan oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali? Berikut pemaparan program yang telah dilaksanakan dalam beberapa periode.
1.1 Pembentukan Tim BIPA Provinsi Bali Dalam rangka melaksanakan program BIPA, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali memandang perlu membentuk tim pengelola program BIPA yang diemban oleh beberapa orang staf tiap tahunnya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Tim Pengelola Program BIPA. Untuk Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
2
meningkatkan kopetensi tim, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali senantiasa mengirim tim BIPA untuk mengikuti beberapa pelatihan dan lokakarya ke-BIPA-an, baik yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa maupun lembaga-lembaga BIPA lainnya. Tak jarang pula tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali mendapat undangan sebagai pembicara dan pengajar dalam kegiatan-kegiatan ke-BIPA-an yang diselenggarakan lembaga BIPA yang ada di Bali, seperti IALF Bali, Ubud festival, dan seminar yang diselenggarakan oleh lembaga BIPA lainnya.
1.2 Menjalin Kerja Sama dengan Lembaga Penyelenggara BIPA Kerja sama dengan lembaga Penyelenggara BIPA yang dimaksud dalam hal ini adalah kerja sama antarlembaga penyelenggara program BIPA, yaitu antara Bali Bahasa Provinsi Bali sebagai UPT Badan Bahasa dengan lembaga-lembaga penyelenggara BIPA yang ada di Provinsi Bali. Dengan harapan, terwujudnya kerja sama yang baik, baik vertikal maupun horizontal antara Badan bahasa dengan lembaga penyelenggara BIPA yang ada di Bali tersebut dapat menyatukan persepsi tentang ke-BIPA-an. Hal tersebut dianggap perlu mengingat bahwa Badan Bahasa merupakan perencana dan penentu kebijakan yang menjadi rujukan segala hal yang berhubungan dengan ke-BIPA-an di Indonesia dan di luar negeri, termasuk standardisasi dan sertifikasi pengajaran dan pengajar. Konsep kerja sama tersebut menyatakan bahwa Badan Bahasa memiliki peran penting dalam perencanaan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Kerja sama antarlembaga tersebut dapat terjalin secara tertulis maupun tidak tertulis. Hubungan kerja sama yang telah dilakukan secara tertulis seperti antara Balai Bahasa Provinsi Bali dengan IALF Bali dan lembaga penyelenggara BIPA yang lainya. Salah satu kerja sama yang telah dilakukan adalah IALF Bali sebagai pihak kedua sebagai penyelia bahasa Inggris dalam penyusunan bahan ajar pendukung BIPA dalam tiga bahasa yang telah berlangsung sejak tahun 2009 hingga saat ini. Selain itu, kerja sama yang terjalin antara Balai Bahasa Provinsi Bali dengan lembagalembaga yang telah ada dilakukan dengan mengadakan pendekatan dan melakukan kunjungan dalam rangka mengetahui lebih banyak tentang program ke-BIPA-an yang sedang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut. Dalam rangka menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga penyelenggara BIPA di Bali, tim BIPA Balai Bahasa bekerja sama dengan tim BIPA Badan Bahasa mengundang lembaga-lembaga tersebut dalam setiap kegiatan pelatihan ataupun lokakarya, baik sebagai peserta maupun sebagai narasumber dari beberapa lembaga yang dianggap mampu memberikan bimbingan dan menyumbangkan gagasan/ide/pikiran untuk pengembangan BIPA di Bali.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
3
Tim BIPA Balai Bahasa juga berperan sebagai fasilitator sekaligus penyambung lidah antarlembaga serta penyedia sarana dan prasarana bagi lembaga-lembaga penyelenggara BIPA yang ingin melakukan kegiatan ke-BIPA-an di Bali. Selain itu, Balai Bahasa Provinsi Bali juga sebagai penyedia bahan ajar BIPA dan literatur-literatur tentang kebahasaan yang diterbitkan oleh Badan Bahasa, serta penyedia bahan ajar pendukung pengajaran BIPA yang disusun oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali. Seperti telah disebutkan di atas bahwa hingga saat ini telah tercatat ada sebanyak 20 lembaga pendidikan nasional maupun swasta yang menyelenggarakan pengajaran BIPA di Bali. Namun, pendekatan yang diupayakan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali dengan beberapa sekolah internasional yang ada di Bali belum terjalin maksimal. Hal ini dikarenakan sulitnya birokrasi dan komunikasi yang bisa dilakukan dengan pihak pengelola sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan tidak dapat terwujud dengan baik.
1.3 Menyusun Bahan Ajar Penunjang Pengajaran BIPA Sebagai lembaga pemerintah yang mendukung penyelenggaraan program BIPA di Indonesia, Tim BIPA Balai Bahasa Provinsi memiliki program penyusunan bahan ajar penunjang pengajaran BIPA berupa cerita rakyat dan bacaan yang mengungkap adat dan budaya Bali dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Bali, dan bahasa Inggris. Bahan ajar pendukung tersebut disusun dalam tiga jenjang, yaitu untuk pebelajar tingkat Pemula, Madya, dan Lanjut yang disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain untuk keperluan BIPA, bahan ajar ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, para pelajar yang ingin belajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan bisa juga dimanfaatkan untuk mempelajari bahasa Bali. Adapun kriteria bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai acuan penyusunan bahan ajar penunjang yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
4
Pemula I 1. kalimat sederhana (SP-O) 2. verba/nomina dasar/ulang 3. Jumlah kata 75--100 lema dasar 4. Cerita rakyat sederhana
Pemula II 1. kalimat sederhana (S-PO-K) 2. verba/nomina imbuhan ber-, me-, pe-, se-, ter3. Jumlah kata 100—200 lema 4. Cerita rakyat panji
Lanjut I 1. Kalimat kompleks 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 275—350 lema 4. Budaya
Lanjut II 1. kalimat kompleks 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 350—400 lema 4. budaya
Madya I 1. kalimat sederhana (S-PO-K) dan sedikit kalimat kompleks (dan, atau, tetapi) 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. jumlah kata 200—275 lema 4. Cerita rakyat panji
Madya II 1. kalimat sederhana (SP-O-K-K) dan kalimat kompleks (dua klausa dalam satu kalimat, bertingkat) 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 225—300 lema 4. Cerita rakyat panji.
Berdasarkan kriteria di atas, hingga saat ini tim BIPA menghasilkan dua judul cerita rakyat untuk tingkat Mula I, yaitu Si Ancruk dan Si Kera Nakal, empat judul Tingkat Mula II, yaitu Mandaru, I Getem dan I Kebo, Ni Ketimun Emas, dan I Sukra dan Ni Sukreni, tiga judul untuk Tingkat Madya I, yaitu Manuk Dewata, Pan Balang Tamak, dan Men Tiwas, dua judul untuk Tingkat Madya II, yaitu Kripa dan Kripi dan Selat Bali, sedangkan untuk Tingkat Lanjut I tersusun 2 judul, yaitu Berkunjung ke Pura Besakih dan Kala Gerhana, tiga judul untuk Tingkat Lanjut II, yaitu Mecaru, Upacara Potong Gigi, dan Subak. Beberapa dari bahan ajar penunjang tersebut telah diuji coba pemanfaatannya dalam sebuah lokakarya maupun dalam pembelajaran di kelas BIPA, seperti bahan ajar penunjang untuk Tingkat Pemula I. Pada dasarnya pemanfaatan bahan ajar tersebut mendapat respon positif baik dari peserta maupun pebelajar BIPA. Untuk penyempurnaan bahan ajar tersebut, tim penyusun memandang perlu mengadakan revisi yang disesuaikan dengan kodisi pebelajar untuk masingmasing jenjang. Selain bahan ajar penunjang berupa cerita rakyat, tim juga menyusun buku bacaan yang memuat tentang budaya Bali, termasuk kuliner khas Bali yang penyusunannya telah dilakukan pada tahun 2013.
1.4 Menggelar Lokakarya Bekerja Sama Dengan Tim BIPA Badan Bahasa Kegiatan lokakarya yang bertema Peningkatan Kompetensi Pengajar BIPA ini hampir setiap tahun diselenggarakan oleh tim BIPA Bahan Bahasa bekerja sama dengan tim BIPA Balai Bahasa Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
5
Provinsi Bali dengan mengundang pengajar BIPA yang ada di Bali, baik dari perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah internasional dan lembaga-lembaga bahasa yang menyelenggarakan BIPA sebagai pesertanya. Lokakarya tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten dan memiliki pengalaman dalam pengajaran BIPA. Maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah: 1)
Memberikan fasilitasi terhadap lembaga BIPA dalam peningkatan kompetensi pengajar BIPA.
2)
Meningkatkan pemahaman pengajar BIPA dalam melaksanakan pengajaran BIPA.
3)
Mengumpulkan informasi mutakhir terkait dengan pengajaran bahasa Indonesia di dalam dan di luar negeri.
4)
Membuat jejaring pengajaran BIPA.
Adapun hasil yang diharapkan dalam lokakarya tersebut adalah dapat menghasilkan keluaran dengan indikator meningkatnya kompetensi pengajar BIPA yang memiliki pemahaman sebagai berikut: a.
Pengetahuan tentang Pengembangan Silabus dan Rencana Pengajaran,
b.
Pengembangan dan Penyusunan Bahan Ajar,
c.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pengembangan Bahan Ajar.
1.5 Sosialisasi pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali Dalam rangka menindaklanjuti progam yang digagas oleh Badan Bahasa melalui Bidang Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa dalam sebuah kegiatan yang diberi nama “Rumah BIPA” tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali melakukan sosialisasi pengajaran BIPA dengan merancang sebuah brosur dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tema ”Kursus Singkat Bahasa Indonesia Bersama Balai Bahasa Provinsi Bali atau Bahasa Indonesia Short Course with Balai Bahasa Provinsi Bali” Brosur tersebut bermaksud menawarkan pengajaran bahasa Indonesia bagi mereka warga negara asing, khususnya yang sedang berada di Bali (Denpasar dan sekitarnya) yang ingin belajar bahasa Indonesia dengan waktu yang singkat (minimal 10 kali pertemuan) untuk pemula. Sosialisasi pengajaran BIPA tersebut dilakukan dengan menyebarkan brosur di empat objek wisata, yaitu Sanur, Kuta, Nusa Dua, dan Ubud. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan melalui posel yang ditujukan ke beberapa keduataan besar negara-negara sahabat yang ada di Bali. Kegiatan sosialisasi program Kursus Singkat Pengajaran BIPA (Rumah BIPA) tersebut mendapat respon positif dari warga negara asing yang sedang tinggal sementara di Bali, khususnya Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
6
yang sedang tinggal di wilayah Jimbaran, Kuta, Legian, dan Seminyak. Sesuai dengan hal-hal pokok yang ditawarkan dan tertera pada brosur, peminat menghubungi tim BIPA Provinsi Bali dan mengadakan kesepakatan mengenai tempat, waktu, dan jumlah siswa yang ingin belajar bahasa Indonesia. Dengan berbekal SAP, RP, materi ajar, dan LKS yang telah disiapkan sebelumnya, tim BIPA memenuhi permintaan pertama, yaitu telah terkumpul sebanyak 10 orang warga Negara Rusia yang ingin belajar bahasa Indonesia. Pembelajaran pertama tersebut diadakan di sebuah vila yang ada di kawasan Seminyak, Kuta Utara. Jumlah peminat program ini semakin bertambah dari hari kehari dan hingga saat ini program Rumah BIPA dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
2. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari Program-program yang telah dilaksanakan oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali adalah 2.1 kegiatan Penyusunan Bahan Ajar Penunjang Pengajaran BIPA a) Bahan ajar penunjang yang disusun dalam setiap jenjangnya dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga penyelenggara BIPA dan oleh warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia serta bagi mereka yang ingin mengenal budaya Bali dalam bentuk cerita dan bahan bacaan. b) Selain bermanfaat bagi peminat BIPA, bahan ajar penunjang ini dapat pula bermanfaat bagi siswa sekolah dasar sebagai bahan tambahan dalam belajar bahasa asing (bahasa Inggris) dan bahasa daerah (bahasa Bali). c) Program BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali diharapkan dapat mendukung program Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya menginternasionalkan bahasa Indonesia. 2.2 Hasil yang diharapkan dari kegiatan Kursus Singkat Pengajaran BIPA yaitu mewujudkan program Badan Bahasa dalam menginternasionalkan bahasa dan budaya Indonesia, program ini sangat berarti dan berharap agar warga negara asing yang sedang berada di Indonesia, khususnya di Bali bisa berbahasa Indonesia, baik untuk keperluan praktis maupun akademis.
3. Kendala Kegiatan Kegiatan Penyusunan Bahan Penunjang Pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali hingga saat ini adalah hal yang berkaitan dengan percetakan. Selama ini, Balai Bahasa hanya mampu mencetak beberapa bahan ajar tersebut dalam jumlah terbatas untuk keperluan internal.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
7
Kedepannya, Balai Bahasa tidak menutup kemungkinan bagi lembaga-lembaga lain yang ingin membantu dalam hal percetakan bahan ajar yang telah kami susun. Kegiatan Kursus Singkat Pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali pada tahun 2013 ini dapat terselenggarakan dengan baik dan tidak mengalami kendala yang berarti. Kendala yang muncul dari pihak pebelajar (siswa) yaitu tempat diadakan proses belajar yang sering berpindahpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dan izin tinggal mereka yang terbatas sehingga diselasela proses belajar mengajar mereka harus meninggalkan Bali. Sementara itu, kendala yang dihadapi oleh tim BIPA Balai Bahasa yaitu (1) tenaga pengajar, (2) dana, dan (3) bahan ajar. Namun, pada umumnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan langkah dan upaya-upaya yang terbaik demi terwujudnya program-program tersebut.
4. Simpulan Seluruh Program ke-BIPA-an Balai Bahasa Provinsi Bali dari tahun ketahun, seperti Penyusunan Bahan Ajar Penunjang pengajaran BIPA dan Kursus Singkat Pengajaran BIPA untuk tahun 2013 yang dimulai sejak bulan Mei dan Oktober hingga Desember 2013 telah berjalan dengan baik dan lancar tanpa kendala yang berarti. Namun, untuk program serupa pada tahun-tahun berikutnya segala hal yang berkaitan dengan ke-BIPA-an di Provinsi Bali telah dilakukan perencanaan yang matang dan berkesinambungan dengan melakukan koordinasi, baik dengan Kepala Balai Bahasa maupun Badan Bahasa serta lembaga pengajaran BIPA yang ada di Provinsi Bali dalam rangka mewujudkan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
8