Kerjasama
ASEAN Partnership Oleh: Gatot Hari Priowirjanto
U
ntuk mendukung ASEAN Community yang akan dimulai pada 2015, SEAMOLEC mempersiapkan program ASEAN Partnership dengan fokus pada dunia pendidikan. ASEAN Partnership melibatkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Thailand, Kamboja, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam, dan di luar Asia Tenggara seperti New Zealand, Jerman, Australia, dan Cina untuk mempererat kerjasama dengan membangun komunitas belajar yang terdiri dari dua atau lebih nilai-nilai kebudayaan yang berbeda dan menyediakan forum untuk berbagi, bertukar ide, budaya, kearifan lokal, dan pengalaman terbaik dalam melaksanakan pembelajaran antar negara. ASEAN Partnersip dibentuk dengan tujuan untuk mempercepat sinergi dan kerjasama institusi pendidikan melalui e-collaborative learning di Asia Tenggara menggunakan platform Edmodo, termasuk di dalamnya adalah menyiapkan e-material untuk sinergi pembelajaran antar negara dan meningkatkan partnership antar siswa, guru, dan institusi antar negara.
SEAMOLEC
Kerjasama yang ditawarkan dalam program ini melingkupi empat hal, yang pertama adalah proses pengembangan pembelajaran untuk guru TIK/KKPI/IPA, yang konsentrasi pada pengembangan KTSP simulasi digital dan KTSP pemrograman android. Ke-dua tema lingkungan hidup yaitu dan dengan menyiapkan sekolah yang bersih berbasis pendidikan karakter, displin, tanggung jawab, dan kerjasama. Penilaian kelompok akan masuk raport. Program kewirausahaan adalah kerjasama ke-tiga dengan menyiapkan siswa SMK mengenal sinergi antara teori+kompetensi+rupiah melalui bimbingan daring selama enam bulan. Ke-empat adalah pembinaan karakter bagi anak-anak seperti; kepemimpinan, kerjasama, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kerjasama ke-lima adalah magang di negara di Asia Tenggara. Pola pelatihannya mengikuti magang satu minggu ditambah pelatihan secara dalam jaringan (daring) selama enam bulan di SEAMOLEC, dilanjutkan dengan pendampingan dan publikasi daring selama tiga-enam bulan. Kegiatan magang tidak terselenggara secara gratis. Biayanya sendiri sangat bervariasi tergantung negara tujuan.
Kerjasama
MoU Antara SEAMOLEC dengan Universitas Negeri Semarang Oleh: Novel Meilanie
s
EAMOLEC menerima kunjungan dari Fakultas Teknik, jurusan Elektro, Universitas Negeri Semarang/UNNES yang langsung dipimpin oleh Dekan Fakultas Teknik sendiri. Rombongan terdiri dari para dosen dari jurusan Elektro yang ingin melihat langsung kegiatan SEAMOLEC di Jakarta.
Sesi kunjungan diisi dengan saling menukar informasi kegiatan masing-masing institusi dilanjutkan dengan menyaksikan secara langsung kegiatan di studio SEAMOLEC, di mana para dosen melihat pembuatan dan hasil dari video pembelajaran produksi SEAMOLEC yang banyak diantaranya merupakan karya anak-anak magang dari SMK.
Selama ini kerjasama SEAMOLEC dengan UNNES sudah terjalin lama. Antar dua institusi sering terlibat dalam program-program pendidikan maupun pengembangan teknologi sebagai media yang sangat penting dalam memajukan pendidikan. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam kerjasama dua institusi ini adalah mengupayakan secara bersama peningkatan kualitas pendidikan. Rombongan dari UNNES terdiri dari sekitar 28 orang dosen beserta Dekan Fakultas Teknik.
Acara diakhiri dengan penandatangan MoU Antara SEAMOLEC dengan UNNES. Kedepan akan lebih banyak lagi kerjasama antar dua institusi yang bisa disinergikan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
OCTOBER
Workshop
SMK Negeri 3 Oku Palembang Menuju Eropa Oleh: Timbul Pardede
P
rogram-program SEAMOLEC dalam pengembangan capacity building penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini terpusatkan di wilayah Asia Tenggara sesuai dengan tupoksinya mulai mencoba menggandeng Eropa dalam pengembangan dan pelaksanaan program. Khususnya dalam penerapan ICT dalam pembelajaran dan partnership program. Tiga sekolah Indonesia di Eropa, Wassenar, Beograd dan Moscow menjadi bagian dari program “ecollaborative learning” yang dilaksanakan SEAMOLEC disamping negara-negara di Asia dan Indonesia sendiri. Tujuan utama program ini adalah menggandengkan sekolah-sekolah di Indonesia, Asia dan Eropa dalam sebuah program ecollaborative learning di mana pengembangan konten dikembangkan bersama untuk dapat diikuti oleh masing-masing siswa sekolah mereka. Salah satu strategi untuk suksesnya program tersebut, SEAMOLEC mengajak sekolah-sekolah di Indonesia untuk bersama-sama SEAMOLEC berkunjung ke negara-negara Asia dan Eropa dalam pelaksanaan workshop SEA EduNet 2.0.
SEAMOLEC
Salah satu di antaranya adalah mengajak SMKN 3 Oku Sumatera Selatan berkunjung ke Sekolah Indonesia Nederland (SIN) di Wassenaar, Belanda. Kunjungan SMKN 3 Oku ke Belanda bukan sebatas kunjungan biasa, namun guru mereka menjadi narasumber di workshop tersebut dalam penyampaian materi tentang Project-Based Learning (PBL). Pada akhir workshop, Pak Riadi, guru dari SMKN 3 Oku melakukan diskusi dan pengembangan konten bersama dengan guru-guru di Waissenaar untuk pelaksanaan e-collaborative learning antara SMKN 3 Oku dengan sekolah di Belanda. Dua konten yang dipilih adalah untuk mata pelajaran matematika dan IPA. Workshop yang dilaksanakan di SIN Wassenaar pada tanggal 17 sd 18 September 2013 tersebut mendapat dukungan dari Atdikbud KBRI di Den Haag serta Kepala SIN Wassenar baik dalam penyediaan fasilitas pelatihan dan fasilitas lainnya, sehingga tim SEAMOLEC yang terdiri dari empat orang, Timbul Pardede (SEAMOLEC Training Manager), Prayitno (SEAMOLEC IT Content Officer), John Pahar (Kepala Sekolah SMKN 3 Oku) dan Riadi (Guru SMKN 3 Oku) dapat melaksanakan pelatihan dengan baik dan lancar.
SMK Negeri 3 Oku Palembang Menuju Eropa
Workhshop
Cuaca yang dingin, sekitar 10 derajat celcius ditambah dengan hujan setiap hari, tidak mengurangi semangat tim SEAMOLEC untuk setiap harinya datang ke SIN melaksanakan workshop. Salah satu penyemangatnya adalah keaktifan peserta dalam mengikuti workshop dan Pak Budi, Kepala SIN yang juga turut aktif menjadi peserta dalam workshop yang diselenggarkan selama tiga hari tersebut. Setelah pelaksanaan workshop, SEAMOLEC bersama Kepala Sekolah SMKN 3 Oku, Kepala dan Wakil SIN Wassenar berkunjung ke kantor Pusat EUN (European SchoolNet) di Brussels, Belgia. Kunjungan yang menempuh jarak sekitar dua jam dari Wassenar tersebut diterima oleh Direktur Kerjasama EUN, Ms. Alexa. EUN sendiri adalah Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Eropa, dengan anggota 30 negara. Hal ini sama dengan SEAMEO yang merupakan organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara, dengan anggota 11 negara. Agenda pertemuan yang berlangsung selama empat jam tersebut, antara lain: 1. SEAMOLEC memaparkan program SEA EduNet 2.0 yang saat ini tengah dilaksanakan dan menyampaikan beberapa proposal kerjasama dengan EUN. 2. EUN memaparkan beberapa program melalui beberapa stafnya, di mana masing-masing program disampaikan oleh staf yang berbeda. Termasuk di dalamnya adalah demo IT learning product dan innovation class yang diantaranya juga menerapkan model pembelajaran Project-based Learning. 3. Kepala SIN Wassennar sangat tertarik dengan Program Twinning yang dimiliki EUN, karena program ini sama dengan program yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC melalui SEA EduNet 2.0 dalam pengembangan e-collaborative learning antar sekolah antar negara.
OCTOBER
Serba-serbi
Kompetensi Guru Dalam ICT di Sekolah Oleh: Novel Meilanie
ICT
S
alah satu dampak meningkatnya akses melalui perkembangan teknologi media adalah terbentuknya lingkungan yang dapat menjadi arena belajar, baik secara kognitif maupun afektif bagi generasi muda. Mereka tidak saja mendapatkan informasi baru dengan cepat, tetapi juga belajar bersikap terhadap materi dalam mediamedia baru tersebut. Positif atau negatif, tergantung pada lingkungan seperti apa yang dimasukinya.
Declaration pada 22 Januari 1982, bahwa kita hidup di dunia, di mana media hadir setiap saat. Lebih banyak orang yang menghabiskan waktu dengan menonton televisi, membaca koran dan majalah, mendengarkan kaset dan radio. Di beberapa negara, anak-anak bahkan lebih banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi daripada pergi ke sekolah.
Kekuatan media mau tidak mau harus kita terima sebagai kenyataan dan bisa menghargai kehadirannya sebagai elemen penting kebudayaan dunia. peran komunikasi dan media dalam proses pengembangan tidak bisa dianggap remeh termasuk fungsi media sebagai instrument bagi warga negara untuk aktif berpartisipasi dalam masyarakat. Sistem pendidikan perlu mengenal kewajiban-kewajibannya dalam mendukung masyarakat berpikir secara kritis menghadapi fenomena di era kemajuan komunikasi saat ini.
Penggunaan teknologi telepon genggam dan internet di kalangan siswa sudah tidak asing lagi. Hal yang harus diantisipasi oleh sekolah, dalam hal ini guru adalah mempersiapkan siswa tidak hanya menghadapi dampak buruk teknologi,misalnya isu penyebaran video porno, tetapi bisa menghadapi perkembangan teknologi. Dengan melek media dan informasi, siswa bisa diarahkan untuk menciptakan media-media ekspresi sebagai hasil pembelajaran, sehingga proses belajar tidak sekedar “menerima”, tetapi juga mengkonstruksinya menjadi pengetahuan baru bagi siswa.
Peran guru dan lembaga pendidikan dalam mengantarkan anak didiknya melek media dan informasi sangat besar. Frasa Melek Media dan Informasi, merujuk pada proses belajar mengajar, dan penerapan cara berpikir kritis dalam proses menerima dan mengirim informasi melalui media massa genre baru seperti twitter atau facebook. Proses ini akan berdampak pada pengetahuan seseorang, dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial, termasuk sikap bertanggung jawab dalam mempublikasikan sesuatu, dan mengambil sesuatu dari dunia maya. Seperti yang dikutip dari Grunwald
Materi yang diajarkan di sekolah tentang isu melek media dan informasi ini dapat diintegrasikan dengan kurikulum yang sudah ada. Dengan menerapkan melek media dan informasi di sekolah, dapat sekaligus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Untuk ini semua, guru-guru perlu mendapat penambahan wawasan dan kemampuan terlebih dahulu. Kompetensi melek media dan informasi yang harus dikuasai oleh sekolah atau guru, menurut UNESCO terbagi dalam lima: Comprehension, Critical thinking, Creativity, Crosscultural awareness and Citizenship.
SEAMOLEC
Kompetensi Guru Dalam ICT di Sekolah
Seperti apa gambaran kompetensi bagi guru dalam hal ICT di sekolah? Berikut ini kerangka kurikulum untuk meningkatkan kompetensi guru, seperti yang dicantumkan dalam dokumen UNESCO, UNESCO’s ICT Competency Standards for Teachers:
Serba-serbi
Seperti yang tertulis dalam Deklarasi Grundwald, untuk membangun kompetensi tersebut kita bisa melakukan hal-hal seperti: 1. Menginisiasi dan mendukung program pendidikan yang komprehensif dari pra sekolah sampai perguruan tinggi, dan pendidikan untuk orang dewasatujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang menumbuhkan kesadaran yang kritis dan kompetensi di antara pengguna perangkat elektronik dan media cetak. Idealnya, program-program tersebut memasukkan analisa dari produk-produk media penggunaan media sebagai sarana kreatif, kegunaan efektif dari kanal media, dan partisipasi dalam media.
Dalam dokumen tersebut, ICT bukan satu-satunya fokus kompetensi yang harus dikuasai, melainkan juga pada pendekatan komprehensif terhadap perubahan system pendidikan.karena dalam pandangan UNESCO upaya menggalakkan pendidikan melek media meliputi enak aspek yang harus berubah, kebijakan, kurikulum, aspek pedagogik, penggunaan teknologi, pengelolaan sekolah, dan pengembangan keprofesian guru. Selain sekolah atau dalam hal ini adalah guru yang memiliki tanggung jawab dalam penguasaan melek media dan informasi, orangtua atau keluarga juga memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyiapkan generasi muda untuk hidup di dunia yang penuh dengan kekuatan gambar, kata, dan suara. Baik anak-anak maupun orang dewasa harus mempunyai kemampuan literasi dalam tiga hal tersebut. Hal ini mensyarakatkan penilaian kembali akan prioritas pendidikan. Salah satu contohnya adalah pendekatan terintegrasi antara pengajaran bahasa dengan komunikasi.
2. Mengembangkan pelatihan-pelatihan bagi guru untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang media dan melatih mereka dengan metode pengajaran yang tepat. 3. Mendorong penelitan pengembangan kegiatan sebagai manfaat dari media pendidikan, misalnya dalam bidang psikologi, sosiologi, dan ilmu komunikasi. 4. Mendukung dan memperkuat kerjasama internasional dalam media pendidikan.
Media pendidikan menjadi efektif jika orangtua, guru, awak media, dan pembuat kebijakan mengetahui perannya masing-masing dalam mengembangkan kesadaran yang kritis bagi para pendengar, pengamat dan pembaca.
OCTOBER
Serba-serbi
Hubungan Diplomatik Yang Dapat Mempengaruhi Dunia Pariwisata Oleh: Nurbayunandes Yusup Manan
D
unia pariwisata menjadi bagian yang penting dalam kemajuan suatu negara, karena suatu bangsa yang maju salah satunya dapat dilihat dari kemajuannya dalam bidang pariwisata. Dalam pembangunan nasional, peranan penting pariwisata dapat dilihat dari banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke suatu negara, yang pada akhirnya memberikan potensi dalam kenaikan perekonomian negara tersebut. Para pelancong yang akan datang ke daerah-daerah yang terdapat berbagai tempat wisata pantai, gunung atau wisata sejarah akan ikut memberikan kemakmuran kepada penduduk di sana, sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat dan mengurangi jumlah pengangguran. Sebagai mahasiswa yang akan menempuh studi Magister di Southern Federal University Jurusan Tourism, saya melihat bahwa tingkat kemajuan sumber daya manusia (SDM) yang terdapat di daerah-daerah wisata di Indonesia masih kurang berimbang dengan banyaknya wisatawan mancanegara dari belahan dunia, terutama dari Rusia. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan statistik wisatawan yang berasal dari Rusia, yang hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan. SEAMOLEC
Kemampuan SDM yang masih kurang ini dikarenakan tidak adanya sistem yang memberikan kesempatan kepada penduduk sekitar tempat wisata untuk maju. Satu hal keberhasilan untuk menarik peminat wisatawan yang berasal dari Rusia untuk datang ke daerah wisata adalah dengan memberikan kemampuan individu dalam berkomunikasi dan dapat mandiri untuk mempromosikan daerah tempat mereka berada kepada Rusia. Dalam hal ini fungsi-fungsi ahli bahasa dan pemerintah memegang peranan penting. Bahasa Rusia sebagai salah satu bahasa penting dalam politik dunia, masih belum dipelajari secara merata dan meluas di Indonesia, termasuk di daerah-daerah wisata. Berangkat dari hal itu, muncullah ketertarikan saya untuk melanjutkan Program Master dalam bidang Tourism yang pada akhirnya terfokuskan pada hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dalam bidang pendidikan dunia pariwisata Indonesia. Saya merasa tertantang untuk membahas lebih jauh mengenai hubungan diplomatik IndonesiaRusia dalam bidang pendidikan sebagai salah satu gerbang untuk penduduk daerah wisata mendapatkan pendidikan, yang menunjang dalam persaingan
Hubungan Diplomatik yang dapat mempengaruhi Dunia Pariwisata
global dunia kepariwisataan, sehingga saya merasa tertantang untuk membahas lebih jauh mengenai hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dalam bidang pendidikan sebagai salah satu gerbang untuk penduduk daerah wisata mendapatkan pendidikan, yang menunjang dalam persaingan global dunia kepariwisataan, sehingga penduduk daerah dapat mengelola sendiri daerahnya masing-masing, contoh: penduduk asli daerah wisata bisa mempromosikan hasil karya seni dengan bahasa yang mereka kuasai, termasuk penguasaan bahasa Rusia. ! Salah satu contoh praktis adalah dengan memberikan kesempatan bagi mereka yang bekerja di obyek wisata dan bidang kepariwisataan dari kalangan non pemerintah untuk mengikuti program pelatihan, kebahasaan sekaligus promosi kesenian lokal. Saya juga berkeyakinan bahwa salah satu tolok ukur dalam kemajuan daerah wisata yang baik adalah bahwa SDM di daerah tersebut dapat berkomunikasi dengan baik. Sebagai penduduk asli, mereka mampu menjadi penghubung dalam pembangunan jaringan kerja sama dengan negara lain. Fokus pada peran potensi komunikasi dalam membangun kerjasama antar negara tentu diperlukan untuk mengangkat potensi alam yang mempesona. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sejauh ini pemerintah sudah melakukan langkah dan tindakan nyata sesuai tolok ukur yang dijabarkan di atas. Sejauh mana pemerintah telah mampu menjadi bagian dalam peningkatan kemampuan penduduk daerah dalam hal berkomunikasi dan penguasaan bahasa asing yang baik dan benar. Hal ini menjadikan saya berharap untuk juga membahasnya pada riset program master kelak.
Serba-serbi
Pada akhirnya, saya yakin bahwa kegiatan hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dalam bidang pendidikan yang menitikberatkan pada kemampuan berkomunikasi pada penduduk daerah wisata dapat membuka jaringan dan kerja sama dengan negara asing. Selanjutnya hal tersebut diharapkan akan berdampak positif bagi kemajuan daerah wisata, sehingga akan menaikkan taraf hidup masyarakat setempat. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak positif. Selain itu, pemerintah juga dituntut mampu menjadi fasilitator demi memajukan dunia pariwisata negara. Kita bersama tahu bahwa dunia pariwisata akan memberikan keuntungan yang sangat besar kepada negara, terutama daerah yang menjadi tempat tujuan liburan bagi wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, sangat besar kemungkinan bahwa kegiatan hubungan diplomatik ini dapat berjalan dan kerja sama antar negara membawa hasil positif dan signifikan bagi kemajuan negara. Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya adalah bahwa saya berharap ke depan akan ada angin segar kerja sama diplomatik Indonesia dengan Pemerintah Federasi Rusia melalui bidang pariwisata dan pendidikan dengan salah satu negara Eropa timur ini. Sama seperti proses belajar yang dapat membuka cakrawala keilmuwan dan pengalaman, begitu pula dengan hubungan kerja sama. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah mempunyai hubungan kerja sama yang baik dengan berbagai negara di dunia, tanpa ada diskriminasi, eksklusifitas atau keuntungan sepihak. Marilah kita lihat dari sudut ilmu, sehingga kapanpun dan bagaimanapun, kita akan mendapatkan dan memberikan manfaat, sekaligus merasa tertantang dan haus akan ilmu.
OCTOBER
Workshop
Kolaborasi Pembelajaran 7 Kota: Indonesia dan Filipina Oleh: Timbul Pardede
P
emanfaatan ICT dengan menyesuaikan pada kebutuhan menjadi salah satu tujuan program yang dikembangkan SEAMOLEC “SEA EduNet 2.0”. Kerjasama pembelajaran sekaligus menggunakan model pembelajaran berbasiskan teknologi “media networking and learning” ternyata dapat berjalan efektif khususnya dalam penerapan e-collaborative learning antar kota, antar region dan di level internasional. Model kerjasama pembelajaran dengan menggunakan platform SEA EduNet 2.0 disebut dengan e-Collaborative Learning Model pada tahun 2013 ini dilaksanakan di Indonesia, Asia (Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Jepang) dan Eropa (Belanda, Rusia dan Serbia). Tiga program utama tersebut adalah: 1) satu bulan pembelajaran daring, 2) tiga hari workshop tatap muka, dan 3) implementasi atau piloting ecollaborative learning selama tiga bulan. Konten pengembangan yang disepakati adalah ProjectBased Learning (PBL) dari mata pelajaran di sekolah. Hasil dari PBL yang dikembangkan akan diikuti oleh siswa antar sekolah yang berkolaborasi dalam pembelajaran. SEAMOLEC
Workshop tatap muka “e-Collaborative Learning Model” yang dilaksanakan SEAMOLEC di Filipina pada tanggal 19-21 Agustus 2013 dilaksanakan di dua kota, Manila dan Davao. Tujuh sekolah Indonesia (SMKN3 Banjarmasin, SMKN 3 Sinagaraja, SMKN 4 Malang dan SMKN 4 Jember) dan 10 sekolah Filipina yang berasal dari Manila, Dava dan Cotabato. Workshop yang mendapat dukungan penuh dari Atdikbud KBRI Manila dan Konjen KBRI di Davao berjalan dengan sukses dan mencapai target untuk pengembangan konten e-collaborative learning antar negara. Tiga materi pokok dalam workshop tersebut adalah 1) review materi PBL hasil satu bulan pembelajaran daring, 2) pengembangan konten PBL untuk ecollaborative learning, 3) pengembangan buku digital. Dalam workshop tiga hari juga dilaksanakan web conference dengan agenda utama presentasi dari pengembangan konten PBL yang rencananya akan dilaksanakan bersama oleh siswa antar sekolah. Konten PBL dikembangkan dari tiga mata pelajaran; matematika, bahasa, dan IPA.
Kerjasama
Kerjasama dengan Korea Educational Development Institute Oleh: Novel Meilanie
EAMOLEC menerima kunjungan dari Korean Educational Development Institute (KEDI) yang diwakili oleh Dr. Seok-Hee, Lee dan rekannya Jae Uk Kim. KEDI adalah lembaga Korea dengan fokus pada penelitian untuk kebijakan pendidikan pada tanggal 25 September 2013.
S
perwakilan dari KEDI menyampaikan rasa ketertarikannya terhadap program-program tersebut dan bermaksud untuk merekomendasikan kepada Kementerian Pendidikan Korea untuk mengembangkan berbagai program pendidikan bersama dengan SEAMOLEC.
Maksud kunjungan dari KEDI ini adalah mencari kemungkinan bisa menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia termasuk dengan SEAMOLEC. Saat ini Korea sedang giat melakukan kerjasama di segala bidang dengan negara-negara tetangganya di ASEAN.
Direktur SEAMOLEC, mengusulkan beberapa program pendidikan di antaranya; memperkuat kerjasama di bidang bahasa, kerjasama antar sekolah dan antar universitas dengan pertukaran bahan ajar, pertukaran guru, maupun kolaborasi kelas, membuat jaringan antar universitas dan sekolah misalnya dengan 25 universitas dan 25 sekolah, tidak lupa adalah kerjasama dari semua jenjang. Selain itu, Direktur menyampaikan harapannya untuk bisa mengirim seribu mahasiswa Indonesia ke Korea dalam lima tahun yang akan datang.
Setelah pemaparan mengenai program-program SEAMOLEC oleh Deputy Director for Administration, baik yang sudah berjalan, sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilakukan,
"Daging (qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu" (QS. Al-Haji ayat 37)
OCTOBER