Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Bantahan Lengkap Menjawab Keberatan Atas Beberapa Wahyu di Dalam Tadzkirah
&
Tabayyun ( Penjelasan )
Oleh : H. R. MUNIRUL ISLAM YUSUF, SHD
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Bantahan Lengkap (Menjawab Keberatan Atas Beberapa Wahyu di Dalam Tadzkirah) & Tabayyun (Penjelasan) © H. R. Munirul Islam Yusuf, Shd.
Penyusun H. R. Munirul Islam Yusuf, Shd. Perancang Sampul Arif Rahman Hakim Penataletak Arif Rahman Hakim Aris Rahmat Nugraha
Cetakan Pertama, Februari 2011
Yusuf, Munirul Islam, Shd., Bantahan Lengkap (Menjawab Keberatan Atas Beberapa Wahyu di Dalam Tadzkirah) & Tabayyun (Penjelasan). Bintang Grafika; Bogor, 2011 180 hlm.; 21,59 cm x 32,5 cm
Penerbitan buku ini sudah melalui proses penyuntingan oleh Dewan Naskah Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan telah disetujui oleh Ketua Dewan Naskah Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
2
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. ( Imam Mahdi dan Masih Mau’ud ) 1835 M – 1908 M
3
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ميحرلا نمحرلا هللا مسب نحمده ونصلى على رسوله الكريم وعلى عبده المسيح الموعود Dengan rahmat dan karunia serta inayah-Nya, Bapak Mln R. H. Munirul Islam Yusuf, Shd. mendapat karunia untuk merangkum sebuah buku kecil berjudul ―Bantahan Lengkap‖ dan ―Tabayyun‖ yang dalam hal ini beliau berusaha untuk memberikan jawaban atas selebaran dari pihak luar Jema‘at yang berisikan tuduhan-tuduhan terhadap beberapa Wahyu Hadhrat Imam Mahdi / Masih Mau‘uda.s.. ( Terlampir ) Buku ini yang sudah dilengkapi dengan kutipan-kutipan pendapat dari pendiri Jema‘at Ahmadiyah. Supaya menjadi lebih sempurna, Dewan Naskah Jema‘at Ahmadiyah Indonesia telah memeriksa dan mengoreksi buku ini. Harapan kami adalah kiranya buku ini dapat benar-benar memberikan jawaban yang jelas bagi pembaca dan pemerhati, sesuai dengan judul buku ini yaitu :
4
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Tabayyun Bogor, 2 Januari 2011 Ketua Dewan Naskah Jema‘at Ahmadiyah Indonesia Mln. Ahmad Hidayatullah, Shd.
5
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ميحرلا نمحرلا هللا مسب نحمده ونصلى على رسوله الكريم وعلى عبده المسيح الموعود MUQADIMAH 1 Segala puji bagi AllahSwt. yang telah menjadikan pada setiap zaman yang kosong dari seorang rasul, para Ulama yang sejati, (ػجَبَّ ِد ََِّّٖاٌْؼٍََُّ ََّّب ُء َّْ َ٠َّ; أَِّ َّب ِ َِِّٓ ََََّّّللاَٝخؾ ―Sesungguhnya dari antara hamba-hamba Allah, yang paling takut kepada Allah adalah Ulama‖ (QS. Fathir: 29)), yang mengajak orang-orang yang sesat ke jalan hidayah, memberikan hidayah dan pandangan hidup kepada mereka yang teraniaya, menghidupkan orang-orang yang mati dengan Kitabullah, mereka memberikan ilmu kepada orang-orang yang buta dengan cahaya Allah. Berapa banyak manusia yang mati karena iblis yang telah mereka hidupkan; berapa banyak orang-orang sesat yang telah mereka tunjukkan dan betapa bagusnya pengaruh mereka bagi manusia dan betapa jeleknya pengaruh orang-orang yang 1
Dikutip dari Mukadimah Imam Ahmad bin Hanbal rohimahullohuanhu dari bukunya, Ar-Raddu‗ala Az-zanadiqah wa al Jahmiyyah dengan sedikit perubahan.
6
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
mencelanya. Mereka adalah orang-orang yang membersihkan Kitabullah dari penyelewengan orang-orang yang melampaui batas, dari takwil orang–orang yang bodoh, yang mengibarkan bendera-bendera bid‘ah yang telah membuka kunci timbulnya fitnah, menipu orang-orang yang bodoh dengan apa yang mereka buat samar. Kami berlindung kepada Allah dari fitnah orang-orang yang sesat.
7
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ميحرلا نمحرلا هللا مسب نحمده ونصلى على رسوله الكريم وعلى عبده المسيح الموعود Seuntai Kata Untuk Pembaca Ikhwanul Muslimin rohimakumullah! Akhir-akhir ini di sekitar kita muncul penentangan terhadap Jema‘at Ahmadiyah yang difitnahkan memiliki Kitab Suci baru selain Kitab Suci Alqur‘an, bernama Tadzkirah, yang kandungannya berisikan wahyu-wahyu, kasysyaf, khabar-khabar gaib serta mimpi-mimpi yang diterima oleh Hadhrat Ahmada.s.2, pendiri Jema‘at Ahmadiyah, yang diturunkan dari AllahSwt.. Beberapa wahyu tersebut diantaranya menurut pengamatan mereka bertentangan dengan akidah Islamiyah; seperti wahyu tentang dinyatakannya beliau sebagai Imam Mahdi, sebagai Masihil Mau‘ud atau Isa ibnu Maryam yang dijanjikan, atau kejadiankejadian mimpi yang dianggap oleh para penentang itu tidak terbukti sempurna. Jika segelintir orang Islam dan beberapa kiyai / Ulama memerintahkan pengikut Jema‘at Ahmadiyah meninggalkan keyakinan terhadap Imam Zaman yang datang setelah Nabi Muhammad Shalallohu ‗alaihi wasallam, kehendak
2
Kata ―alaihissalam‖ yang digandengkan dengan nama Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jema‘at Ahmadiyah dalam buku ini berdasarkan pada hadis yang berbunyi,
َّ ََّاٌغالَِّٟٕٗمشئ١ٍَُّف٠َّثَِّٓشٝغ١ََِّّٓأدسنَِّٕىَُّػ:ٍُيَّللاَّفَّٛلبيَّسع:َّللاَّػَّٕٗلبيٝػَّٓأٔظَّسم Artinya: ―Dari Anasr.a. berkata, Rasulullahs.a.w. bersabda, ―Siapa saja di antara kalian yang berjumpa dengan Isa bin Maryam, maka sampaikanlah salamku kepadanya.‖ (Diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak 4/529)
Selain itu, tertera juga dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullahsaw. bersabda:
َََّّرطؼَُّاٌطؼب:ش؟َّلبي١َّاالعالََّخَّٜا:يَّللاَّملسو هيلع هللا ىلصّٛبَّاَّْسعالَّعأيَّسعَّٕٙللاَّػٟثَّٓاٌؼبؿَّسمَّٚػّشٟٕػَّٓػجذَّللاَّثٚ ف٠ٌَََُِّّّٓرؼشَّٚرمشأَّاٌغالََّػًََِّّٓػشفذٚ
Artinya : ―Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ashr.a. bahwasanya ada seseorang bertanya kepada Rasulullahsaw., ―Bagaimanakah Islam yang baik itu? Beliau menjawab, ―Yaitu kamu memberi makanan dan mengucapkan salam baik kepada orang yang telah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal!‖
8
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
seperti itu hanya akan mungkin, jika Umat Islam dan para Ulama tersebut dapat menghapuskan semua akidah dan dalil-dalil serta nash-nash di dalam Alqur‘an maupun di dalam hadis-hadis yang mendukung masih terbukanya kemungkinan akan datangnya Reformer, Imamuz Zaman yang dinanti-nantikan oleh agamaagama didunia dan di dalam Islam setelah Rasulullah Shalallohu ‗alaihi wasallam . Dalil-dalil mutsbit itu secara nyata didapati keberadaannya di dalam Alqur‘an dan hadis-hadis Rasulullah Shalallohu ‗alaihi wasallam. Jadi secara mutlak, pasti dan otomatis keyakinan diniyyah dan keyakinan Islamiyyah itu tidak akan dapat kita abaikan / kita tinggalkan begitu saja, apalagi Alqur‘an fii zaatihi menyatakan bahwa:
ََّٓ ١ِ َّ ٌِ ٍْ ُّزمًٞ َُِّٗ٘ذ١ْ ِ َتَّف٠ْ َّس ُ َ رَا ٌِهَ َّاٌ ِىز َ َبةَّال Artinya: ―Inilah Kitab yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.‖ (QS. Al Baqarah: 2) Begitu pula Alqur‘an menyatakan bahwa:
ََّٛٙ َ ػ َُّْٕٗفَب ْٔز َ َُّْ بَّ ُوََّٙ َََّّٔ َِبَّٚ ُ َِبا ََّر َب ُو َُُّاٌ ُّش َ ُٖاْٚ ُ َُّيَّفََّ ُخزْٛ ع Artinya: ―Apa yang diberikan Rasul itusaw., maka ambillah dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.‖ Jema‘at Ahmadiyah mendapatkan banyak hadis yang mengabar-gaibkan akan datangnya Imam Mahdi dan Isa Almasih yang dijanjikan, yang tidak bertentangan dengan janji-janji Allah di dalam Alqur‘an dan beliau muqaddar atau ditaqdirkan sebagai jalan keselamatan dan yang akan meraih kemenangan yang dijanjikan bagi Islam atas sekalian agama-agama di dunia. Jema‘at Ahmadiyah sependapat dengan kelompok Islam lainnya tentang akan datangnya Imam Mahdi dan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan dalam Islam di Akhir Zaman. Di antara golongan Islam terkuat di tanah air kita Indonesia, para Ulama Nahdhatul Ulama sepakat tentang akan datangnya Nabi Isa Almasih yang dijanjikan di Akhir Zaman itu wujud yang akan menghidupkan Agama Islam dan menegakkan syariat Nabi Besar kita Muhammad Shalallohu ‗alaihi wa sallam.
9
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Pendapat semacam itu kita dapati di dalam ―Kumpulan Fatwa Diniyyah Nahdhatul Ulama‖, sebagaimana disebutkan berikut ini:
اؽىبََّاٌفمٙبء فَِّٝمشسادَِّإرّشادَّٔٙنذَّاٌؼٍّبء ّ Kumpulan Masalah-Masalah Diniyah Dalam Mu‘tamar ke-1 s/d ke-15 1345-1351 H/1926-1932 M
عٛاي: ِبسا٠ىَُّفَّٟػ١غَّٝػٍَّٗ١اٌغالََّثؼذَّٔضٌَّٗٚاٌَّٝاالَّسمًََّّٔٛ٘ٙجَّٟللا ٚسعٌَّٗٛفبَّْ َّ ُّ لٍزَُّٔؼُ-و١فََّّٚلذَّوبَّْدمحمفٍ ٝللاَّػٍَّٚٗ١عٍَُّخبَّرَُّاالَّٔج١بءََّّٚاٌّشعًٍَََّّّ٘ٚٓ١ رىَّ ْٛاٌّزا٘ت َّاالسثؼخ َّصب َّثزخ َّثؼذ َّٔضٚي َّػ١غَّ ٝػٍَّ ٗ١اٌغالَ َّاَّ ٚال َّ؟ َّافجَّٝٔٛ ِأ’عٛسَّٓ٠ (فبسَّٜوذ٠شَّ )ٜ ط َّ٠َّ :غت َّػٍٕ١ب َّاْ َّٔؼزمذ ْ َّثبْ َّػ١غَّ ٝػٍَّ ٗ١اٌغالَ َّعٕضي َّفَّ ٝاالسك َّٔجَّ ٟللاَّ ٚسع١ٌٌَّٗٛظٌََّّٗؽشعؼخَّاالَّّؽش٠ؼخَّسعٛيَّللا َّملسو هيلع هللا ىلص َّٚالَّٕ٠بفَّٝوَّ ٗٔٛملسو هيلع هللا ىلصَّخبرَُّاالٔج١بءَّ َّ ٚاٌّشعٌٍَّ ٓ١ىَّ ٗٔٛػٍ ٗ١اٌغالَ َّػٍَّ ٝؽش٠ؼخ َِّؾ ّّذ َّفٍَّ ٝللا َّػٍَّٚ ٗ١عٍُّ َّٚاَّّْ اٌّزا٘تَّرٕذسطَّؽٕ١ئ ٍز َّوّبَّروشَّفَّٝاٌغضَّاٌضبٌَّشََِّّٓؽشػَّ اٌشٚكَّفَّٝوزبثبٌٕىبػَّ قََّّٗ:لبيَّرؼبٌٌََّّٚٝىَّٓسعٛيَّللاََّّٚخبرَُّإٌجَّٚٓ١١الَّ٠ؼبسمؼَِّٗبَّصجذََِّّٓٔضٚي ّ ٔٚ َِّمشسح ٌَّؾش٠ؼخَّ ػ١غَّ ٝػٍَّ ٗ١اٌغالَ َّاخش َّاٌضِبْ َّال َّّٔٗ َّال َّ٠ب َّرَّ ٝثطش٠م ٍخ َّٔبعخخ َّثً ّ قَّٗاعئًَّ ٔجّٕ١بَّفٍَّّٝللاَّػٍَّٚٗ١عٍَُّّػبَِّالَّثٙبََّّٚفَّٝاٌفزبََّّٜٚاٌؾذ٠ض١خَّ(َِّ)1بَّٔ ّ ٔفغَّللاَّثَّٗثّبٌَّفظَّٗاعّؼٛاػٍَّٝا ّْ َّػ١غ٠َّٝؾىَُّثؾش٠ؼزٕب فّبَّو١ف١خَّؽىَّّٗثزاٌهَّ ّ ثبَّعزؾبدَّ؟َّفبعبةَّثمٌَّٗٛػ١غَّٝػٍَّٗ١اٌغالََِّٕضح ت َّاؽذََِّّٓاٌّغزؾذَّٓ٠اَ ثّز٘ ٍ َّاٚيَّ ػٓ َّاْ َّ ٠مٍّذ َّغ١شٖ َِّٓ َّثم١خ َّاٌّغزؾذَّ ٓ٠ثً َّ٘ٛاَّ ٌٝٚثب َّالعزؾبد َّ– ََّّ ٚفّ ٟ اٌغضءاالٚي َِّٓ َِّ١ضاْ َّاٌؾؼبسأ ٟرؾذ فٛسحاٌؾغشح َّثؼذ َّث١بْ َِّؼَّٕ ٝاٌؾغشحَّ ثمَّ َّ :ٌٗٛفب َّٔظش َّ٠ب َّاخَّ ٝاٌَّ ٝاٌؼَّ ٓ١فَّ ٝاعفً َّاٌؾغشح ََّّ ٚاٌَّ ٝاٌفشٚع ََّّ ٚاالغقبَّْ 10
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّٞذٌّٙخشط َّا٠َّ ْ َّاٌٝ َّاْ َّلبي َّاٌٝؼخ َّا٠ٓ َّاٌؾش١َِّزفشػخ َِّٓ َّػ بٍٙاٌضّبس َّرغذ٘ب َّوٚ ّ َّيََِّّٓلجٍََِّّٗٓاٌّزا٘تَّوّبَّف ّشػّٛذَّثبٌَّؼًَّّثم١ َّػقشحاٌزّمٝجطًَّف١َّٗاٌغالََّف١ٍػ ََّّاِش ٍ ٌٝٗ َّاٌغالَ َّأزطً َّاٌؾىُ َّا١ٍ َّػٝغ١ َّص َُّّ َّارا َّٔضيَّػ: َّاْ َّلبيٌٝثٗ َّاً٘ َّاٌىؾف َّا ٍََُّّعَّٚٗ١ٍَّللاَّػٍٝؼخَّدمحمَّف٠َّٗاعالََّثؾش١ٍَّػٝغ١ّذػ١ََّّاٌغٌَّٝاٝؽٛ٠ََّّّٗٔاََّّٛ٘ٚاخش ََََّّّٗاٌغال١ًٍَّػ٠ٌَّغبَّْعجشٍٝػ Artinya: Soal: ―Bagaimana pendapat Mu‘tamar tentang Nabi Isa a.s. setelah turun kembali ke dunia? Apakah tetap sebagai nabi dan rasul? Padahal Nabi Muhammad Shalallohu ‗alaihi wasallam adalah nabi terakhir dan apakah Madzhab yang empat itu akan tetap ada pada waktu itu?‖ Jawab: ―Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isaa.s. itu akan diturunkan kembali pada Akhir Zaman nanti sebagai nabi dan rasul yang melaksanakan syari‘at Nabi Muhammad Shalallohu ‗alaihi wasallam dan hal itu tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad Shalallohu ‗alaihi wasallam sebagai nabi yang terakhir. Sebab, Nabi ‗Isaa.s. hanya akan melaksanakan syari‘at Nabi Muham mad Shalallohu ‗alaihi wasallam, sedang madzhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku). AllahSwt. berfirman (QS. Al-Ahzab: 40), ―… akan tetapi Rasulullah dan penutup nabi-nabi‖. Firman Allah tersebut tidak bertentangan dengan hadits yang menjelaskan tentang turunnya Isa a.s di Akhir Zaman, karena ia tidak akan datang dengan ajaran yang menghapuskan ajaran Nabi Muhammad Shalallohu ‗alaihi wasallam, namun justru akan menetapkannya dan mengamalkannya. Beliau ditanya mudah-mudahan Allah memberi manfaat terhadap ilmu beliau, dengan pernyataan, ―Para ulama sepakat bahwa Isa akan
11
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
melaksanakan hukum berdasarkan syariat kita (Islam), maka bagaimanakah cara pelaksanaan hukumnya? Apakah berdasarkan salah satu madzhab dari madzhab-madzhab yang ada ataukah berdasarkan ijtihad? Jawabnya adalah bahwa Isaa.s itu tersucikan dari ikut menjadi muqallid terhadap imam-imam mujtahid, bahkan ia lebih utama untuk berijtihad sendiri. Maka lihatlah wahai saudaraku! Apa yang ada di bawah pohon dan cabangnya, rantingnya serta buahnya, maka Anda akan mendapatkan semuanya bercabang dari inti syariat,…sampai keluarnya Imam Mahdi yang akan membatalkan amalan yang berdasarkan taklid pada madzhab-madzhab yang ada pada masanya seperti telah dijelaskan oleh para ahli kasysyaf,….sampai kemudian Isa a.s turun, maka bergantilah hukum ke yang lainnya dan bahwasanya ia mendapatkan wahyu untuk melaksana kan syariat MuhammadSaw melalui lisan Jibril a.s.. 3 Hal tersebut memang diperkuat pula oleh pernyataan sebelumnya oleh Imam Jalaluddin As Suyuthir.a., Mujaddid Islam abad ke-9. Beliau menyatakan sebagai berikut: ―Ya, benar demikian! Muslim, Ahmad bin Hanbal, Abu Dawud, AtTirmidzi, An-Nasai, dan lain-lain meriwayatkan hadis dari Nawas bin Sam‘an, Rasulullah Shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
َََّ َِّٗاٌغال١ْ ٍَػ َِّ ٌَََِّّٝللاَّاٟؽ َ ََّّٝغ١ْ ػ َ ْٚ َ اَّ َوزَا ٌِهَ َّاِ ْرَّاَٛ ََُّٕ٘ َُ ِِا١ْ َث ―Sementara keadaan demikian Allah memberi wahyu kepada Isaa.s...‖4 Dalam hadis di atas, Allah memberi wahyu kepada Isaa.s. setelah turun di bumi nanti dan tampaknya, yang menyampaikan wahyu adalah Malaikat Jibrila.s, (bahkan pasti dia) karena memang itu tugasnya, sebagai duta utusan
3
Solusi Problematika Aktual Hukum Islam; Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-1999), Cetakan ke-1, Thn. 2004, Penebit Lajnah Ta‘lif Wan Nasyr (LTN) NU dan Diantama Surabaya, hal. 50-51). 4 Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi, Turunnya Isa bin Maryam Pada Akhir Zaman, terjemahan AK. Hamd, CV. Haj Masagung Jakarta, 1989, hal 46-47.
12
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang mana tak ada malaikat lain menyandang tugas ini, sebagai mana dijelaskan dalam hadis Abu Na‘im dalam Kitab Dalāilun Nubuwwah. Orang yang berprasangka itu berkata, ―Tapi dalilnya adalah, ―Tidak ada wahyu setelahku.‖ Kami berkata, ―Hadis ini dengan lafazh seperti ini adalah tidak benar.‖ Kami mengatakan, ―Kasihan sekali engkau! Tidak ada dalil pada hadis ini dari sisi manapun, karena yang dimaksudkan oleh hadis ini adalah tidak muncul setelahku seorang nabi dengan syariat yang menghapus syari‘at-ku, sebagaimana yang ditafsirkan oleh para ulama.‖ 5 Masalah utama kita ialah pendapat serta keyakinan kita yang berkaitan dengan kewafatan Nabi Isaa.s, yang tentunya akan menjadikan penjelas bagi kedatangan beliau ―kedua kalinya‖ di dunia ini dan di Akhir Zaman. ***
ALASAN MENULIS BUKU INI Buku kecil ini khusus diterbitkan untuk memberikan ta‘lim dan tarbiyat sekaligus penjelasan bagi para anggota Jema‘at Ahmadiyah Indonesia yang harus tahu dan harus terus mencari hakikat dari suatu kebenaran yang diberikan AllahSwt kepada orang pilihan-Nya di Akhir Zaman ini, dalam bentuk wahyu, Ilham, rukya, kasysyaf yang diterima oleh pendiri Jema‘at Ahmadiyah yang dihimpun di dalam Tadzkirah dan juga keberatan-keberatan atas beberapa buah 5
Jalaluddin Abdurrahman as Suyuthi, Turunnya Isa bin Maryam di Akhir Zaman, terjemahan Abdurrahman Ahmad, Najla Press, Jakarta, 2008, hal 90-91.
13
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
wahyu dari buku tersebut, yang menurut pandangan lawan-lawan Jema‘at sebagai suatu yang mustahil untuk diimani dan diyakini kebenarannya. Di negeri kita ini, Tadzkirah berbahasa Urdu hanya dimiliki oleh beberapa anggota Jema‘at yang jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Oleh karena itu, penulis telah mencoba menterjemahkan sebagian jawaban atas keberatan lawan terhadap beberapa wahyu Hadhrat Masih Mau‘ud a.s.6 dari buku Mazhabi Encyclopedia yakni ‖Mukammal Tablighi Pocket Book‖, karangan Maulana Malik Abdur Rahman Shahib Khadim B.A, LLB, Advocate, Gujrat, India, edisi ke-6, tahun 1952. Mudah-mudahan dengan menelaah jawaban singkat ini, para pembaca dapat memahami kebenaran dan kesempurnaan wahyu Ilahi yang telah diturunkan Allah Swt. atas hamba pilihan-Nya di Akhir Zaman ini. Kesalahpahaman yang sekecil apapun sebenarnya tidak akan terjadi andaikan kita memahami ilmu keIslaman sejati, ilmu tafsir Al Qur‘an, bahasa Arab yang luas, termasuk qawaidush-sharf wa nahwi-nya, banyak mempelajari tawarikh / sejarah, ilmu mawazanah mazahib atau perbandingan agama, ilmu Tasawwuf, termasuk ilmu–ilmu makrifat dan hakikat, maka perbedaan pandangan tentang wahyu bagaimana pun bentuknya akan dapat diterima dengan hati yang bersih dan lapang dada. Kebenaran yang datang dari Allah Swt, Dzat Yang Maha Hidup dan Yang selalu berwawan-cakap dengan hamba-hamba pilihan-Nya yang lazim terjadi dalam sejarah perjalanan Agama, pada awalnya selalu mendapat penolakan. Ketidaktahuan menimbulkan reaksi negatif dan ta‘ashub. Kedangkalan ilmu dapat menimbulkan kesalahpahaman, kecemburuan yang buta atau kefanatikan Hadis Sunan Abu Daud,tentang tugas dan peran Al Masihil Mau‘ud meriwayatkan: ―Dari Abu Hurairahr.a. bahwa Nabisaw. bersabda: ―Tidak ada nabi di antara aku dan dia (Isa). Dan sesungguhnya dia itu akan turun. Bila kamu melihatnya maka kenalilah dia itu, dia seorang yang berperawakan sedang, putih kemerah-merahan berpakaian dua potong kekuning-kuningan, seolah-olah kepalanya meneteskan air walaupun tidak basah karena bersih mengkilat, dia memerangi orang-orang demi Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, meniadakan jizyah (upeti perang) dan akan melenyapkan semua aliran agama pada zaman itu kecuali agama Islam, dia membunuh Almasih Dajjal. Setelah 40 tahun berada di muka bumi, maka dia pun akan meninggal, kemudian jenazahnya akan dishalatkan oleh kaum Muslimin.‖ ( Abu Daud, Kitab Malaahim, Bab Khuruj al Dajjal, Nmr 4324, Darul Fikr Beirut, Lebanon, 2005 M.) 6.
14
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
yang semu, yang akhirnya membuat manusia mengambil kesimpulan yang emosional dan tidak proporsional. Sebagai umat setia Rasulullah s.a.w kita harus mengenal Imam Zaman, yang akan memenangkan Islam atas sekalian agama. 6 Mudah-mudahan buku ini dapat memenuhi pesan firman AllahSwt. yang menyatakan,
―Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.‖ (QS. Al Anbiya [21]: 7) Wamaa ‗alainaa illal balaghul mubiin. Wa billhi taufiq wal hidayah..
***
Daftar isi Muqadimah
7
Seuntai kata untuk pembaca
9
Alasan Menulis Buku Ini
15
15
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Daftar Isi
17
Keberatan-Keberatan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Menyatu Dengan Allah (?) Penjelmaan Sebagai Tauhid (?) Seperti ‗Arsy Ilahi Dan Anak Allah (?) Pencipta Langit Dan Bumi (?) Mengaku Sebagai Nabi dan Rasul serta Imam Mahdi dan Al-Masihil Mau‘ud Wahyu Turun Di Qadian (?) Tadzkirah Kitab Suci Ahmadiyah (?) Namamu Sempurna, Nama Allah Tidak Sempurna Jelmaan Nabi MuhammadS.A.W (?) Jelmaan Nabi Musa Kesaksian Ulama Salaf Tentang Kemutawattiran Hadis-Hadis Tentang Imam Mahdi Zamannya seperti zamannya Musa (?) Jelmaan Maryam Dan Isa (?) Seperti Alqur‘an Dan Furqan (?) Imam Yang Diberkati (?) Kafir Boleh Dibunuh Sehebat-hebatnya (?) Menghapus Jihad (?) Wajib Berterimakasih Kepada Inggris (?) Berkorban Nyawa & Darah Bagi Inggris (?) Sebagai Antek Inggris (?) Nabi Isa Seorang Pemabuk (?) Tentang Dzuriyyatul Baghaya Perkara Tsanaullah Amritsari Seputar Masalah Muhammadi Begum
Kesimpulan
19 24 25 29 31 51 53 57 58 69 82 83 87 92 95 96 101 122 126 129 130 134 143 152 166
16
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Appendix
169
Penutup
171
Daftar Pustaka
175
***
BANTAHAN LENGKAP KEBERATAN PERTAMA “MIRZA GHULAM AHMAD MENYATU DENGAN ALLAH DAN MENJADI DIA (?)”
17
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
(TADZKIRAH (URDU), Edisi 1969, hal. 189) Rangkaian kasysyaf beliau dikisahkan di dalam bahasa Arab, terdapat di dalam Tadzkirah edisi 1969 dari hal 189 s.d 192. Namun, bagian awal kalimat wahyunya telah dirubah kalimatnya. Dikarenakan niat jahat dan dengki, katakata dan mafhumnya dirubah dan disalahartikan sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa Hadhrat Ahmada.s. benar-benar secara fisik mengaku diri sebagai Tuhan. Bunyi wahyu yang dikutip sebagian saja itu berbunyi begini:
َّْٓ َِّ ََّ ِّ َِ ك َِّ َّ َٓ١ْ ػ ََّ َ َّ َالٌَٚ َّالَ َّ َخ ْط َشحَُّٚ َ َّ َِ َّا ٌْ َّ َٕبَِّٝفُِٕٝز٠ْ َ ِ َسأ ِ ًٌ َّ ػ َ َ ْج٠ٌَََُّّٚ َ َ١ََّرٚ للا َ َّ َّا َِسادَحٌِٝ َّ ك َ َٛ ََُِّٕ٘ٝٔ ْٔذُ َّا ََّّ َِبٝغ ََِّّٗ َؽز ِ ََّٔ ْفَّٝاَ ْخفَب ُٖ َّ ِفَّٚ ٍ ِف ْشدُ َّوَبَٔبءٍ َّ ُِ ْٕض َ ٍِ ٍَُّ َثًَّْوَِّٟٚ َ ٌءَّا َ َخ ُشَْٟ ءٍ َّدَ َِا َ ِّة َِ َهَُّٗؽْٟ٠ َِْؼ َ ِخَّ َٔ ْفغَٙ ِع َِّٗ ٍِ ف ْ َ َّاٌِٝ َ ٌَٚ ََّّسائِ َؾخ ِ َٝ ثَ ِم َ َِّ ُْٕٗ َّاَص َ ٌش َ ف َ َ َّالَّٚ َ ع َِ َّاٌظ ِ ًّ َّا ِ ْٛ ِٓ ِِ َّللاِ َّ ُس ُع١ْ َ َّثِؼِٕٝا ِػَٚ َّ -- ٓ٠ْ ِدْٛ ُبس َّوَب ٌْ َّ ْفم َ َٚ ََّّٕٗوّالد١ َّ(َّأئ-ٓ ََّ ٠َ ِْ ت ِ َ لبْٚ َل َّاْال ِ ََِّض ًُ َّ َ٘ ِز ِٖ َّاٌْ َؾبالٜ ِ َ ْغ ِش٠َّ ِٗ َّو َِّب١ْ ِ َثزََُّْٗفُٛج١ْ غ ِ َّثَ ْؼِٟد َّف ِ ّ َّاٌْ ُّ ِؾٍَٝ َ د َّػ )79ََّّّٗؿ٠َّوزبَّةَّاٌجبسَّٚ564َّاعالَََّّؿ Kata-kata wahyu tersebut oleh pengutip yang berhati bengkok itu secara sengaja telah diputarbalikkan dan dimanipulir supaya menimbulkan kebencian di hati orang banyak karena maknanya menjadi sesat dan total bertolak belakang. Untuk jelasnya saya cantumkan hasil kutipannya sebagai berikut: Arti wahyu aselinya; “Aku melihat َّ diriku sendiri di dalam mimpi, bahwa aku benar-benar Allah dan aku yakin bahwa aku adalah Dia. Aku sama sekali tidak punya hasrat / keinginan, tidak pula punya daya dan kemauan untuk berbuat sesuatu yang timbul dorongan dari diriku sendiri. Dan jadilah keadaanku ini bagaikan mangkuk yang sudah hancur, bahkan layaknya barang yang terhimpit oleh barang yang lain, hancur lumat, hilang seluruhnya tersembunyi, tanpa bekas, tak ada baunya.” 7 Secara panjang lebar beliau menjelaskan di dalam mimpi itu bagaimana wujud beliau diselimuti dan sepenuhnya lenyap dalam wujud-Nya, dan pada akhirnya secara total diri beliau lenyap didalamnya, tidak sedikit pun ada zarrah 7 Ainah
Kamalati Islam, hal 564 dan Kitabul-Bariyah, hal. 79.
18
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
yang tersisa. Tuhan menguasai wujud beliau, akhirnya lenyap segala keinginan beliau, qudrat dan kekuatan-Nya bergelora menguasai seluruh jiwa beliau. Dan hilang lenyaplah ananiyyah diri beliau tak satu zarrah pun yang tersisa. Bagaikan benda kosong, segala kekuatan ada pada-Nya. Dalam keadaan begitu dalam mimpi itu beliau berkata: “Kami akan membangun dunia dan langit yang baru dengan nizam dan tatanan yang baru.” (Itulah kandungan kasysyaf yang beliau terangkan dalam bahasa Arab yang sangat panjang, pent.) Namun, celakanya sebagian kata-kata wahyu itu sengaja diputarbalikkan sehingga maknanya pun menjadi negatif dan sangat bertolak belakang. Kalimatnya dirubah menjadi begini:
ََّّٚ َب١ْٔ َّ َّا َ ْْ َّاَفٍَ َؼ َّاٌ ُّذٌٝ َّ َخ َط َش َّ ِثجَبَّٚ َ ِٗ ِٕ١ْ ََّ َّللاُ َّ ِثؼَُّٛ٘ َّأَٔبِْٟٕٔ َ مَٓ ِْدُ َّا٠ْ َّاَّٚ َ ٌٌَِٗ َّأَّٟ َّا ٌْ ََّٕ ِبَ َّ ِثأْٟ ِْذُ َّف٠ََسأ َّا َ ْخٍُكَّاٌغ َّبءْٞ َ ذٍَّا٠ْ بَّ ِث ِٕ َظ ٍبَ ََِّ َع ِذَٙ َّ ا ُ ْٔ ِظ Artinya: ―Aku melihat dalam mimpi bahwa aku sungguh-sungguh Tuhan dan aku sepenuhnya yakin bahwa aku benar-benar adalah Dia, Allah Yang sejati. Timbullah benar-benar dorongan dari diriku untuk mereformasi dunia ini, dan merubah sistemnya dengan sistem dan tatanan yang baru, yakni kuciptakan langit yang baru.‖ Jawaban: Pemandangan ruhani yang dilihat dalam alam maya, alam mimpi, jika kemudian dianggap bahwa kasysyaf itu sebagai suatu yang lahiriyah adalah suatu kezhaliman, contohnya mimpi Nabi Yusufa.s.. Jika kalian nyatakan bahwa seorang nabi seperti Rasulul lahsaw. sekalipun tidak boleh mimpi dan melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama di waktu terjaga, jadi karena itukah kalian berkeberatan atas mimpi Hadhrat Ahmada.s. tersebut? Maka coba perhatikanlah hadis berikut ini:
َّ َّت َ ََُّّللاٍٝف ِ ِٓ ٠ْ اس َ َِّ َيَّللاْٛ ع ٍ َ٘ ََِّ َّْٓر َ َََّٞذ٠َِّْٝذُ َّف٠ََّسأ َ َّٚ ُ َّس َ ِٗ ١ْ ٍَ ػ َ َٛ ع َ ٌُ َِٓ َّأََٔبََّٔبئ١ْ َعٍ ََُّلَب َيَّث َ ِْئ Artinya:
19
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Sesungguhnya Rasulullahsaw. bersabda, ‗Di waktu tidur aku melihat dua gelang emas pada dua tanganku‘.‖ 8 Memakai emas bagi seorang laki-laki diharamkan untuk dipakaikan pada kedua belah tangan dan hal itu tidak terkecuali bagi Rasulullahsaw. Tetapi anehnya, di dalam mimpi, beliau saw malahan mengenakannya. Bagaimana itu? Mimpi bukan berarti mutlak seperti begitu adanya, melainkan pasti mengandung makna yang lain dan biasa ditakwilkan oleh orang-orang yang memahami takwil mimpi. 1.
Hadhrat Masih Mau‘uda.s menulis tentang ta‘bir mimpi itu:
َّت ْ َ ت َّأ ُ َ٘ َّ َِ ْزَٛ ََُّّ٘ثِزَ ٌِهَ َّ َِبِٟٕ َِبَُّٔ ْؼَّٚ َ ِدْٛ ُعُٛ ٌْ ْؽ َذ ِح َّاَّٚ َ ة ِ ف َؾب ِ ُ َّ ُوزَِّٝفَُٕٝ ْؼ٠َّالِؼَ ِخ َّ َو َّبَٛ ٌْ ِز ِٖ َّاَٙ َِّثِٟٕ َّالَ ََّٔ ْؼَٚ ُ ٠ْ َّثِزَ ٌِهَ َّ َؽ ِذِٟٕػ َِّ ّٞ ش َّا ٌْجُ َخ ِبس َّْ َ عٍ َُ َّأ َ ََّّللاٍٝف َ َّ ِّٝ َش َّإٌ ِج٠ْ ك َّ َؽ ِذ ُ ِافَٛ ُ الِؼَخُ َّرَٛ ٌْ َٓ َّثَ ًْ َّ َ٘ ِز ِٖ َّا١ْ ِ١ٌّ ِ ٍَُّٛا ٌْ ُؾ َ َّٚ َ ِٗ ١ْ ٍَػ ٓ١ْ افِ ًَِّ ٌِ ِؼجَبدَِّللاَِّاٌقب ٌِ ِؾَٛ ٌٕةَّا ِ بَّْ َِ ْشرَجَ ِخَّلُ ْش ِ َ١ََّثِٟف Artinya: ―Kami tidak memaknakan peristiwa ini sebagaimana yang dimaknakan dalam kitab-kitab para pengikut kitab Wihdatul-Wujud (yakni aku sendiri adalah Tuhan). Dan kami tidak memaknakan hal itu seperti pendapat para Huluyin (Tuhan menitis dalam diri, dalam sesuatu). Bahkan peristiwa ini sesuai dengan Hadis Nabisaw yaitu Hadis Bukhari tentang penjelasan martabat hamba-hamba Allah yang shaleh yang berusaha mendekatkan diri kepada AllahSwt dengan melakukan ibadah-ibadah nafal.‖ Maksud hadis tersebut adalah ―seorang hamba-Ku yang berusaha mendekat kepada-Ku dengan mengerjakan ibadah nafal, maka Aku akan mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi telinga-nya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi mata-nya yang
8
Dalam Riwayat Bukhari, Kitabur Ru‘yah, Babun-Nafhi Fil manam, jilid IV, Hal. 134, dan jilid II, Hal. 49, cetakan Ilahiriyah Mesir.
20
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dengannya ia melihat, Aku akan menjadi tangan-nya yang dengannya ia memegang, Aku akan menjadi kaki-nya yang dengan- nya ia berjalan‖.9 2. Juga terdapat dalam Ta‘tirul-Anam fi Ta‘biril-Manam, hal. 9, karya Allamah Sayid Abdul Ghani An-Nabsuli, cetakan Mesir. Kitab ini adalah yang terbaik dalam ta‘bir mimpi.
َُِّ ١ْ غز َ ِم ُّ بسَّا ٌْ َؾ َ َََُّّٗٔا ٌْ ََّٕ ِبََّ َوأَِّٝفََّٜسأ ْ ُّ ٌْ َّف َشا َهَّاٝ ُ َّك َ َُٗٔع ْج َؾب ِ ٌََّ ِئََّٜاِ ْ٘زَذٌَٝر َ َؼبَّٚ َ ف َ ْٓ َِ Artinya: “Seorang yang melihat dalam mimpi bahwa ia seolah-olah benar menjadi Tuhan, maka artinya AllahSwt akan segera menyampaikannya kepada petunjuk-Nya.” Arti nabi menurut lughat akar katanya adalah naba‘ artinya ‗kabar‘. Jadi, orang mendapat kabar gaib atau nubuatan, yaitu sesuatu yang diramalkan jauh sebelum suatu kejadian terjadi, itu datangnya dari Allah Swt. Dzat Yang Maha Mengetahui segala perkara yang gaib dan Dia tidak menzahirkan kegaiban-Nya, kecuali kepada seorang Utusan-Nya yang Dia ridhoi. Di dalam Alqur‘an, Allah Swt menjelaskan bahwa:
ْ َّ Artinya: ―Siapa yang ta‘at kepada Allah dan rasul-Nya itu (Nabi Muhammad Rasulullahsaw.), maka mereka itulah orang-orang yang akan disertakan dalam golongan orang-orang yang dianugerahi nikmat atas mereka yaitu, Nabi9
Bukhari, Kitabur-riqaq, Babut-Tawadih, jilid IV, hal. 80, cetakan Matabu‘llahiyah Mesir.
21
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
nabi, para Shiddiq, para Syuhada dan orang-orang yang Shaleh dan mereka itulah sebaik-baiknya teman. Itu adalah anugerah dari Allah dan cukuplah bagi Allah (Dzat) Yang Maha Mengetahui.‖ (QS. An Nisa [4]: 70) Sebagaimana di dalam Islam, siapa pun yang benar-benar ta‘at kepada Allah dan Rasulullahsaw., ia akan bisa menjadi orang yang shaleh, begitu pula derajat-derajat ruhani yang disebutkan di dalam ayat di atas. Jika Allah menghendaki, ia akan dapat memperoleh nikmat-nikmat ruhani yang paling tinggi sesuai kadar iman dan amal shaleh-nya.
KEBERATAN KEDUA “MIRZA GHULAM AHMAD SAMA DENGAN KETAUHIDAN DAN KEESAAN ALLAH (?)” Jawaban: Wahyu di dalam Tadzkirah:
ٞ َِّذ٠َََّّّْر َ َّْف َِّشَّٚٞ ََّ َِّذ١َّْؽ َِّ َّْٛ َ ذََّّر َِّ ٌَََّّثَِّ َََّّّْٕ َِّضََِِِّّّٟٕ َّذ ََّ ََّْٔ َّا 22
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: ―Engkau di sisi-Ku pada kedudukan Tauhid-Ku dan keEsaan-Ku.‖ (Tadzkirah (Urdu), edisi 1969, hal 66) Wahyu tersebut menunjukkan maqam kesucian Hadhrat Ahmada.s di dalam pandangan AllahSwt. Tauhid dan Tafrid artinya ‗Tunggal dan Esa‘. Hadhrat Ahmada.s menjelaskan makna wahyu tersebut sebagai berikut: ―Engkau begitu akrab di sisi-Ku. Yang Kuinginkan dari engkau adalah sebagaimana halnya Tauhid dan ke-Tunggalan-Ku.‖ (Arba‘in III, hal. 25) Hadhrat Bayazid Busthomi menulis sebagai berikut: ―AllahSwt telah meletakkan mahkota kehormatan di atas kepalaku dan membukakan pintu Tauhid-Nya bagiku. Maka Dia telah mempertemukan sifatku dengan sifat-sifat-Nya. Dia mempersenyawakan jati diri-Nya lalu menyatakan namaku di dalam hadirat-Nya. Maka dua hilang esa pun terbilang.‖ Selanjutnya beliau bersabda: ―Apa yang Engkau inginkan, itu pulalah yang menjadi keinginan-Ku. Keadaan menjadi sedemikian rupa sehingga zahir dan bathin pun lenyap, membuat segala ke-basyariat-an (unsur-unsur kemanusiaan, pen.) pun hilang sirna. Sebuah lubang di dalam rongga kegelapan di dada mulai terbuka. Kepadaku dianugerahkan lidah keTauhidan dan keEsaan, maka sekarang pastilah lidahku berkata dengan keunikan shomad-Nya dan kalbuku bergetar dengan nur Rabbani-Nya dan mataku melihat dengan keunikan Tuhan. Bila aku hidup dengan semua itu, maka aku tidak akan mati. Ketika aku sudah mencapai derajat itu, maka gerakan isyarah jariku bersifat azali, ibadahku menjadi langgeng abadi, lidahku menjadi lidah tauhid dan ruh ini menjadi ruh kemanunggalan. Aku tidak berkata dari diri sendiri ataupun berkata sendiri,
23
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
bahwa aku ini mengucap zikir dengan lidah ini, aku sebagai penterjemah perantara. Pada hakikatnya, aku adalah Dia dan bukanlah aku.‖ 10
KEBERATAN KE TIGA “KEDUDUKAN MIRZA GHULAM AHMAD SEPERTI ‘ARASY DAN ANAK ALLAH (?)”
―Engkau di sisi-Ku pada kedudukan ‗arsy-Ku. Engkau di sisi-Ku pada kedudukan anak-Ku.‖ 11 Di tempat lain di dalam bukunya, dituliskan:
َّْٜ الَ ِدْٚ َ َّ ِث َّ ْٕ ِضٌَ ِخَّأْٝ َِِّّٕ ِ َأ َ ْٔذ Artinya: ―Engkau disisi-Ku pada kedudukan anak anak-Ku.‖ Hadhrat Masih Mau‘uda.s. bersabda:
10
Dikutip dari Zahirul Asfiya (terjemahan Urdu dari Tazkiratul Auliya), Bab ke-14, Zikr Mijaz Syekh Bayazid Busthomi, cetakan Mathba‘ Islamiyah Lahore, hal. 156-157 dan Tazkiratul Auliya terbitan Syekh Barkat Ali & Sons, cetakan Mathba‘ Ilmi Lahore, hal. 130. Dapat juga disimak tentang ―Aku adalah Hajarul Aswad‖, hal. 662 dan 646. 11 Diambil dari teks asli Haqiqatul Wahyi, hal. 89.
24
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Allah Ta‘ala adalah suci dari mempunyai anak.‖ Hadhrat Ahmada.s menjelaskan wahyu ini: ―Ingatlah, bahwa AllahSwt suci dari mempunyai anak. Dia tidak mempunyai sekutu, tidak mempunyai anak dan tak seorang pun yang berhak mengatakan, ‗Aku Tuhan atau anak Allah‘, melainkan kalimat pada wahyu ini hanyalah merupakan suatu kiasan.‖ (Haqiqatul Wahyi, Catatan kaki hal. 89) Di satu sisi, penentang-penentang beliau menganggap beliau a.s adalah orang yang paling kotor, tidak berharga di dalam Islam dan menjijikkan bagaikan هّش (darah haid), maka wahyu tersebut menunjukkan betapa beliau itu tinggi derajatnya di sisi AllahSwt, setara bagaikan ―anak-anak Allah‖ di masa Nabi Isaa.s. Oleh karena itu, digunakan kata ٜالدٚ( اanak-anak-Ku) yaitu anak-anak ruhani AllahSwt. Di dalam Alqur‘an juga dikatakan:
Artinya: ―Maka ingatlah kalian kepada Allah seperti kalian ingat kepada bapakbapak kalian.‖ (QS. Al-Baqarah [2] : 201) Dari ayat ini kita bisa ambil makna bahwa, Allah Swt memerintahkan kepada orang yang beriman untuk mengingat-Nya seperti mengingat bapak mereka. Maksudnya adalah bukan Allah mengangkat kita seperti anak-Nya dan Dia bapak kita, tetapi sebegitu pentingnya untuk mengingat kepada Allah, sampai-sampai AllahSwt mengiaskan zikrullah itu seperti kita mengingat orang tua atau nenekmoyang kita sendiri, yang sangat dekat di hati kita. Dapat kita lihat secara jelas, bahwa bunyi wahyu Hadhrat Masih Mau‘ud a.s itu adalah yang berarti ―pada kedudukan putra-Ku‖ bukan ―anta waladi‖ yang berarti ―engkau adalah putra-Ku‖. Ini berarti bahwa bukanlah AllahSwt mengangkat beliau menjadi anak-Nya melainkan karena kecintaan beliau terhadap AllahSwt sehingga AllahSwt mengasihi beliau seperti halnya bapak mengasihi anaknya.
25
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Di dalam hadis Qudsi, dijelaskan bahwa Rasulullahsaw. bersabda:
ٌِٗ ب١َ َّ ِػٌَٝ ِغَٓ َّئ ُ ٍْ ا َ ٌْ َخ َ َّْللاَِّ َِ َّْٓأَؽٌٝ ِ ٍْ َب ُيَّللاَِّفَأ َ َؽ ُّتَّا ٌْ َخ١كَّ ِػ َ ِكَّئ
Artinya: ―Bahwa semua makhluk ciptaan Allah adalah keluarga Allah, maka sebaik-sebaik manusia adalah orang yang berbuat baik kepada keluargaNya.‖12 Menurut hadis tersebut bahwa semua manusia adalah keluarga Allah. Maka sebaik-baiknya manusia adalah orang yang berbuat baik kepada keluarga-Nya. Dalam hadis juga dijelaskan:
ب ُيَّللا١َ ِئَّْا ٌْفُمَ َشا َءَّ ِػ ―Sesungguhnya orang fakir itu adalah keluarga Allah.‖ 13 Syah Waliullah Sahib Muhadits Delhi menulis tentang kata ―ibnu Allah‖, sebagai berikut: ―Kalau ungkapan anak digunakan selain untuk menyatakan rasa kecintaan tentulah itu sesuatu yang aneh.‖ 14 Mausumah Bih Sumusullah Al-Bajighah, dalam Hujjatul Balighah, Bab XXXVI, Jilid I, Terjemahan Urdu, Cetakan Himayat-Islam Press Lahore, Jilid I, hal. 109 berkata:
َّمَ ًخ١ْ حََّ َؽ ِمَُْٕٛ َّا ٌْ َجْٛ ٍُ ْغ َؼ٠َ َّاُْٚ وَبدَّٚ ِ ف ْ ْعََّٗاٌزَٛ ٌْ ْف َطَٓ َّا٠َ َُّْ ٌََّف َ َخ١ِّ غ ٌ ٍْ َِّ َّْٓ َث ْؼ ِذ ِ٘ َُّْ َخ َ ٍفَ َخ Artinya: ―Yakni sesudah masa permulaan kaum آNasrani, muncullah generasi baru yang mana mereka tidak memahami sebab penamaan Almasih sebagai anak Allah dan mereka memahami ungkapan anak itu dalam arti harfiyah.‖
12
Misykat, Babus-Safaah Mathbu Nizhami, hal. 363 dan Mathbu Mujtba‘i, hal. 425. Tafsir Kabir Imam Razi, jilid 4 Hal. 673 cetakan Mesir 14 Al-Fauzul Kabir, hal. 8 13
26
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Jadi, jelaslah bahwa perkataan ―anak Allah‖ itu bukan arti yang sebenarnya, melainkan istilah bagi hamba-hamba yang sangat dicintai oleh Sang Khalik. Mereka itu disebut dengan sebutan ―anak-anak Allah‖, sebagaimana di dalam Alqur‘an AllahSwt. berfirman:
ُْٙ٠ْ ِذ٠ْ َ قَّا َ ْٛ َللاَّف ِ َُّذ٠َ ―Tangan Allah di atas tangan–tangan mereka.‖ Jadi ―tangan Allah‖ di sini bukan berarti tangan lahiriyyah melainkan makna KIASAN / ISTI‘ARAH. Dia berfirman kepada Nabi Muhammadsaw.
َِٜب َّ ِػجَبد٠َّ ًْ ُ( َّلKatakanlah! Wahai hamba-hamba-Ku), seharusnya َب َّ ِػجَب َد َّللا٠َّ ًْ ُل (Wahai hamba-hamba Allah). Maksudnya, ―Wahai Muhammad! Katakanlah kepada hamba-hamba Allah!‖ Di sini digambarkan betapa tingginya maqom rohani Rasulullahsaw., sehingga AllahSwt memerintahkan beliau untuk mengatakan, ―Wahai hambahamba-ku!‖ Namun hal tersebut bukanlah berarti beliau saw benar-benar sebagai Tuhan, melainkan sekedar kiasan semata
KEBERATAN KE EMPAT “HADHRAT MIRZA GHULAM AHMADa.s. MENGAKU SEBAGAI PENCIPTA LANGIT DAN BUMI (?)” Wahyu di dalam bahasa Urdu berbunyi sbb:
Jawaban:
27
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
1. Kalimat di atas merupakan bagian dari kasysyaf yang cukup panjang dan berkenaan dengan itu Hadhrat Masih Mau‘ud a.s. menulis: ―Aku (di dalam mimpi) telah menciptakan bumi dan langit.‖ Beliaua.s mena‘birkan mimpi tersebut dalam bukunya Chasyma-e-Masihi dan di dalam catatan kakinya, di samping mimpi tersebut, beliaua.s juga menulis:
َّ ٍخ١ا َ ْس ِمٍَّٚ َِّ ذَا١ْ ِ٠َّْرَبٌَِٝبسحًَّئ َ د َ ِّخ٠ِٚ ع َّب َ َ زَُُّٗئِ ِْض٠ْ َ َّسأِٞ َ أَِّْ َ٘زَاَّا ٌْ َخ ٍْكَ َّاٌز Artinya: ―Penciptaan bumi dan langit yang aku lihat di dalam mimpi, ini adalah isyarat tentang dukungan-dukungan langit dan bumi yang akan menyertaiku.‖ Beliaua.s menulis tentang sebuah kasysyaf yang beliau lihat, sebagai berikut: Artinya: ―Pada suatu kali dalam satu kasysyaf, aku melihat diriku menciptakan langit dan bumi baru. Kemudian aku mengatakan dalam kasysyaf itu, ‗Sekarang mari kita ciptakan manusia‘. Para Mullah (sebutan bagi para kiayi di India dan Pakistan,pent ) yang dangkal ilmu itu mereka menjadi heboh mengatakan: ―Lihatlah orang ini telah mendakwakan diri sebagai Tuhan!‖ Padahal arti dari kasysyaf ini adalah Tuhan akan mengadakan suatu perubahan melalui tangan-ku sedemikian rupa sehingga nampak langit dan bumi menjadi baru dan akan memunculkan insan ruhani yang hakiki.‖ 15 2.
Selanjutnya beliau menulis:
―…. Sekarang akan diciptakan langit baru dan bumi baru, maksudnya ialah bumi ini sudah mati, yakni kalbu manusia di muka bumi ini telah menjadi keras, seakan–akan telah mati, sebab wajah Allah telah tersembunyi dari mereka dan tanda-tanda samawi di zaman dahulu semuanya hanya tinggal kisah semata.‖
15
Diambil dari teks aslinya Chasyma-e-Masihi, hal 43-44, catatan kaki.
28
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Selanjutnya beliau menulis:
Artinya: ―Maka Tuhan pun beriradah untuk menciptakan langit baru dan bumi baru. Apakah langit baru itu dan apakah bumi baru itu? Bumi baru adalah hati yang suci, yang tengah disiapkan Tuhan dengan tangan-Nya sendiri, dimana mereka akan zahir dari Tuhan dan Tuhan akan ditampakkan melalui hati yang suci, sedangkan langit baru adalah tanda-tanda yang sedang ditampakkan melalui tangan hamba-Nya ini dengan seizin-Nya juga‖.16 Beliau juga menjelaskan bahwa: ―Pada setiap zaman pembaharu ruhani, langit baru dan bumi baru diciptakan secara rohani.‖17 3. Dalam pengertian ungkapan inilah seperti ini digunakan dalam kitab–kitab terdahulu seperti Injil, ―Sesuai dengan janji ini kami menantikan langit baru dan bumi baru yang di dalamnya terus menerus tinggal orang-orang suci dimana terdapat kebenaran.‖ 18 Sir Dr.Muhammad Iqbal berkata: ―Dari hati yang hidup tidak akan tersembunyi rahasia takdir. Di dalam mimpi, seseorang melihat gambar alam yang baru dan ketika suara adzan membangunkannya, dia membangun yang nampak di dalam mimpi.‖19
16
Kisty Nuh, hal. 7 Haqiqatul Wahyi, hal. 95 18 2 Petrus 3: 13 17
29
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
KEBERATAN KELIMA “HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD SEBAGAI NABI DAN RASUL SERTA SEBAGAI IMAM MAHDI DAN AL-MASIHIL MAU’UD (?)” Banyak sekali firman Allah dan hadis-hadis Nabis.a.w yang mendukung penda‘waan beliaua.s untuk itu marilah kita simak terlebih dahulu, pesan dan sabda Nabi Muhammad Rasulullahs.a.w bagi umat beliau yang tercinta tentang akan datangnya Imam Mahdi di Akhir Zaman dan beliau kepada kita semua untuk bai‘at kepadanya, sebagaimana sabdanya:
َّ ِ ِٞ َّّ ذْٙ َّ ٌْ َفخََُّّللاَِّا١ْ ٍِ ظَّفَبَُِّٔٗ َخ َ َّأًٛ َّ َؽ ْجْٛ ٌَََّّٚ َ ُٖاْٛ ُؼ٠َّْاَُّٖفجَبْٛ ُّ ُ َز٠َاَّسأ َ َّفبَر ِ ٍْ َ َّاٌضَٝ ٍَػ
Artinya: ―Jika kamu melihat dia (Imam Mahdi itu), maka bai‘atlah kepadanya, sekalipun kalian harus merangkak di atas salju, karena dia itu Khalifatullah AlMahdi.‖20 Rasulullahs.a.w, di dalam menafsirkan QS. Al-Jumuah: 3,
َّ .... َُّْ ِٙ ِكَّث ُ َ ٍْ َؾ٠َّ ٌََُّّْبُٙ ْٕ َِّ ِ َٓ٠ْ آ َخ ِشََّٚ Artinya: ―Dan Allah (juga akan mengutus seorang utusan-Nya ) dari golongan lain, yang belum berhubungan dengannya (kaum Ummiyyin).‖ Di dalam Hadis Bukhari Jilid III, Juz 6 Kitabut Tafsir Surah Al Jum‘ah Babَّ
َُّْ ِٙ ك َّ ِث ُ َ ٍْ َؾ٠َّ ُْ ٌََّّبُٙ ْٕ َِّ ِ َٓ٠ْ آ َخ ِشََّٚ :ٌٗٛ ل.... Nomor 4897, Darul Fiqr- Beirut-Lebanon 1994) meriwayatakan:
19
Dharrob Kalim Nazhm yang berjudul Alam-e-Nou.
20
Sunan Ibnu Majah, juz 2, Kitabul Fitn, Bab Khuruj al Mahdi, Hadis no.4084,Darul Fikr Beirut, Lebanon 2004 M.
30
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ َسحُ َّاٌْ ُغ ّْؼَ ِخْٛ ع َّّ عب َّ ِػ ْٕ َذ َّإٌ ِج َ َّ ْ ِ فؼٍُ َّفَب ُ ْٔ ِضٌَذٟ ُ َّ ِٗ ١ْ ٍَػ ً ْٛ ٍُ َش َح َّسك َّلَب َي َّ ُو ّٕب َّ ُع٠ْ َّ ُ٘ َشٝث ْ َػ َْٓ َّا َّ َيْٛ ع ُ بَّس َ ٠َ َّ ُْ ُٙ ْٕ َِ َّ َُّلُ ٍْذ:َّ َّلَب َي َّ":َّع ٍْ َّبَْ َّصََُّّلَبي َ ََُّٖ َذ٠ََِّّ ُيَّللاْٛ ع ِ ع ٍْ َّب َُّْاٌْفَ ْش َ َّْٝ ٍَػ ُ َّس َ ََّٕب١ْ ِفَّٚب َ َُّٝ َش ُع ْؼَُّٗ َؽز٠َُّْ ٍََللاََِّّف َ ُّٟ ع َ ً عأ َ َيَّصَالَص َ م ََغَّٚ َّ"َِّ َْٕٗ َِ ُؤالَ َِّء ِ َِّس َعب ٌيْٚ َ َّس ُع ًٌَّا ٌ ٍَ َّبُْ َّ ُِؼ٠ْ وبَََّْ َّاْ ِالْٛ ٌَ َ ٌُُٗبٌَََّٕب٠كَّ ِػ ْٕذََّاٌض ُّ َش Artinya: ‖Diriwayatkan oleh Abu Hurairahr.a dia berkata, ‗Selagi kami duduk bersama Rasulullahs.a.w maka turunlah surah Jum‗ah: ―Dan (Allah akan mengutus pula seorang utusan) kepada golongan lain yang belum berhubungan dengan mereka itu (kaum Ummi / bangsa Arab itu), dan Dia Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Ditanyakan, ‖Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?‖ Beliau tidak menjawabnya sampai pertanyaan itu diulang 3 kali. Waktu itu Salman al Farsi ada di tengah-tengah kami, kemudian Rasulullah meletakkan tangannya di atas Salman sambil bersabda: ―Kalau iman sudah terbang ke bintang Tsurayya, maka seorang atau beberapa orang dari mereka itu tentu akan mengembalikannya.‖ 21 Maka tepat pada waktunya Allah Swt mengutus Hadhrat Ahmad ditengahtengah umat Islam. Bunyi wahyu AllahSwt kepada beliau sebagai berikut:
ٓ١ْ ِِِٕ ْ ُيَّا ٌْ ُّإََّٚأََبَّاَّٚ َ َُّا ُ ِِ ْشدْٟ ِِّٔلًَّْا Artinya: ―Katakanlah! Sesungguhnya aku ini diperintah (Allah) dan aku seorang yang pertama-tama beriman.‖ 22
21
Bukhari jld III juz 6, Kitab Tafsir, surah al Jum‘ah, Bab ―Wa akhariina minhum‖ nomor 4897, darul Fikr, Beirut Lebanon, /1994 M. 22 Tadzkirah edisi thn 1969 hal 43 (Urdu), pada bln Maret 1883, yang kemudian disusul thn 1892,1893, Sept 1893, 1896, 1899, Juni dan Nopember 1900, Oktober 1903, dan Juli 1906 tertulis di dalam Tadzkirah edisi 1969 hal 196, 220, 238, 273, 331, 354,384,489 dan 627.
31
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Wahyu senada yang menyatakan bahwa beliau diutus Allah:
َّ ََّٓ ١ْ َّا َ ْع َّ ِؼْٝ ِْٔٛ ُ ََِّٓ َّاٌش ْؽ َّ َِّٓفََّأ َّْر ِ َُّا ُ ِِ ْشدْٝ ِِّٔا ―Sesungguhnya aku diperintahkan oleh Allah Yang Rahman, maka datanglah kamu sekalian kepadaku.‖ (Tadzkirah (Urdu), edisi 1969, hal. 498) Wahyu ini diturunkan pada tanggal 26 Nopember 1903 dan diulang sebanyak 3 kali pada waktu yang berbeda. Penjelasan: Memang benar jika dikatakan bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s dijadikan / diutus dan diangkat oleh AllahSwt sebagai utusan-Nya, karena yang berhak mengangkat seorang utusan itu hanyalah AllahSwt. Sekalipun beliau adalah pilihan Allah, tentu saja beliau tidak serta-merta dapat mengaku sebagai utusan AllahSwt tanpa dukungan nubuatan nabi dan rasul-rasul terdahulu dan pengukuhan dari Sang Khaliq, AllahSwt. Dan tidak serta merta pula pendakwaan beliau di masa itu dengan mudahnya dapat langsung diterima oleh umatnya. Pendakwaan suci Nabi Besar Muhammad Rasulullahsaw. sendiri, ketika beliau mengaku diutus Allah bagi umat manusia, maka kaum beliau –Quraisy– menolaknya bahkan menganggap beliau sebagai ْ ٌَّ ْٛ ُ ٕ ْ( ُِؼٍَ ٌُ َّ َِغMuallam Majnun) atau mendapat pelajaran dari orang lain; orang gila (QS. Ad-Dukhan: 14). Selain itu, Nabi Muhammadsaw itu oleh kaum-nya di katakan ْْٛ ُٕ ْأِٗ َّيََِ ِْ َِغ ―innahu lamajnuun‖, artinya, ―Ia benar-benar gila‖ (QS. Qalam: 51), tetapi tuduhan itu dibantah AllahSwt sebagaimana difirmankan dalam QS. At Takwir: 22,
َّ ََّْ ْٛ ُِٕ َُّو َََُِّّّْث ََّّ َّْغ َُّ ت َِّ ف ََّ ََِّبََّٚ ِ بؽ Artinya: ―Dan sahabatmu itu tidaklah gila.‖
32
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Di dalam QS. Al Qomar: 2, Nabi Muhammadsaw. dianggap sebagai penyihir. Kemudian di dalam ayat ke-9, AllahSwt berfirman:
َّ َّاص َُّد ِع َش َّْ ََّّْٚ ٌَّ َّْٛ َُّٕغ َّْ ََِّ َّاَّْٛ ٌََُّّ َّلَبََّٚ َّػَّْج ََّذََّٔب ََّ ََُّّٖاَّْٛ ُػَّ َّفَ ََّىزَََّّّث ٍَّ َّْٛ ََََُُّّّٔ َّْٛ َ ََُّّْ َّلَُّٙ ٍََّذَّ َّلََّْج َّْ َََّوزََّّث Artinya: ―Sebelum mereka itu, kaum Nabi Nuh telah mendustakan hamba Kami itu dan mereka mengatakan dia itu orang gila (majnun) dan sudah berkali kali diberi peringatan.‖ Begitu pula terjadi atas Rasulullahsaw. Namun demikian, AllahSwt memerintahkan beliau saw untuk terus menerus menyadarkan kaumnya, sebagaimana firman-Nya:
ٍَّْ َّْٛ َُّٕغ َّْ ََِّ ََّ َّالََّٚ َّٓ ٍَّ َِّ٘ هََِّّث ََّىب ََّ ّذَّ ََّسَِّث َِّ ََّّ َّفَ َّزََّ ِ َّّو َّْشَّفَ َّبَّا َ ْٔذَ ََِّّثَِّٕ َّْؼ Artinya: ―Wahai Muhammad, berilah terus (mereka itu) peringatan, dengan nikmat Tuhan-mu, engkau bukanlah penyihir dan bukan pula seorang yang gila.‖ (QS. At-Thur: 29) Dari sini kita dapat melihat bahwa sudah merupakan sunnatullah ketika seorang utusan AllahSwt datang menyeru kepada jalan Allah dan kebaikan, pasti ia akan mendapat tentangan dari umat manusia, terutama para penentang kebenaran. ط
َ َُّٖفَبَرْجَ ْؼَٕب ثَ ْؼَُّّٛ َُّب َُّ َوزَّّثَٙ ٍُع َّ َش٠ْ َّ َعؼَ ٍَْٕبُ٘ َُّْا َ َؽب ِدًَّٚب َُّ ع ٍَْٕبَّ ُس ُ َّس َ ص ُ َُُّا َ ْس َ َُّْثَ ْؼنُٙ ن ُ ًعٍَٕبَّرَزْ َشاَّوًَُّ َِبَّ َعبءَّاُِخ َّ ْْٛ َُِّْٕ ِ ُإ٠َََّّ ٍََّالْٛ َفَجُ ْؼذًاَّ ٌِم
Artinya: ―Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturutturut. Tiap seorang rasul datang kepada umatnya, mereka mendustakannya; maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami
33
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.‖ (QS. Al Mukminuun: 45) Gelar kepangkatan ruhani yang diterima oleh Hadhrat Ahmada.s. itu, beliau dapatkan sebagai buah ketakwaan, keta‘atan, kesetiaan dan keimanan beliau kepada AllahSwt dan Rasulullahsaw. seutuhnya sepanjang hayat-nya. AllahSwt telah berjanji akan menganugerahkan nikmat ruhani yang mulia, kepada hambahamba-Nya yang ta‘at kepada Rasul-Nyasaw itu sebagaimana firman-Nya:
Artinya: ―Katakanlah, jika kamu (benar-benar) ingin mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.‖ (QS. Ali Imran: 32) Dalam ayat lain, dijelaskan bentuk rasa kasih sayang AllahSwt. terhadap hamba yang menaati-Nya yaitu dengan menaikkan derajat ruhaninya, firmanNya:
Artinya: ―Dan barang siapa ta‘at kepada Allah dan rasul ini maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni: nabi-nabi, para shiddiq, para syuhada dan orang-orang yang shaleh dan mereka itulah sahabat yang sejati.‖ (QS. An Nisa: 70)
34
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Jadi, Hadhrat Ahmad mendakwakan diri beliau diutus oleh AllahSwt, bukanlah secara mendadak, tapi karena menjalani jalan ketakwaan yang sangat panjang, barulah beliau dinobatkan menjadi seorang utusan AllahSwt. Lebih lanjut dalam bukunya, Eik galthi ka izalah (Memperbaiki satu kesalahan), beliau menulis begini:
Artinya: ―Alhasil nubuwwat dan risalatku ini adalah karena keyakinan, kepercayaan akan Muhammad dan Ahmad dan sekali-kali bukan karena pribadi-ku sendiri; dan nama ini aku peroleh sebagai buah fana fir rasul.‖ (Eik galathi ka izalah (Urdu), hal. 4, dicopy dari naskah aslinya) Kawan dan lawan menjadi saksi bagaimana beliau a.s menjalani kehidupan beliau dengan keshalehan, perilaku dan perbuatan yang benar dan membimbing umat manusia dengan petunjuk AllahSwt, barulah beliau dinobatkan menjadi seorang utusan AllahSwt, sebagaimana beliau menulis begini:
Artinya : ―Alhasil nubuwwat dan risalatku ini adalah karena keyakinan, kepercayaanku yang penuh akan Muhammads.a.w dan Ahmads.a.w dan sekali – kali bukan dorongan diriku sendiri; dan nama ini aku peroleh sebagai buah dari fana fir Rasul.‖ (Eik galathi ka izalah (Urdu), hal. 4, dicopy dari naskah aslinya) Alqur‘an menjelaskan seorang mukmin sejati, sebagai berikut:
35
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ )٣١–٣١َّ:َُّ٠ (اٌزؾش )٣َّ:َّ (اٌٍّه Artinya: ―Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman seperti isteri Fir‘aun, ketika ia berkata: ―Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi–Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab–kitab–Nya, dan Dia adalah termasuk orang– orang yang taat.‖ (QS. At Tahrim: 12-13) ―Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.‖ (QS. Al Mulk: 2) Tahap pertama beliau menjalani sebagai matsil Maryam, di pandangan AllahSwt sebagai seorang Mukmin sejati sebagaimana wahyu yang beliau terima sebagai berikut:
36
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ َ ُعهَ َّا ٌْ َغٕ َّخْٚ َصَّٚ ْ ُ بََّآ َد ََُّأ٠ َ َعى َُّْٓأ َ ْٔذ َّ َ ُعهَ َّا ٌْ َغٕ َّخْٚ َصَّٚ ْ ُ َ َُُّا٠َّب ََّ َِ ْش٠ َ َعى َُّْٓا َ ْٔذ َّ َ ُعهَ َّا ٌْ َغٕ َّخْٚ َصََّٚ َبََّأ َ ْؽ َّذَُّأ ُ ْعى َُّْٓأ َ ْٔذ٠ (Dikutip dari Haqiqatul Wahyi, hal. 70-108, dalam Tadzkirah Edisi 1956, hal. 627-628) Artinya: ―Wahai Adam! Tinggallah engkau dan pasanganmu di sorga; Wahai Maryam! Tinggallah engkau dan pasanganmu di sorga; Wahai Ahmad! Tinggallah engkau dan pasanganmu di sorga.‖ Menurut kaidah bahasa Arab, karena Maryam itu adalah perempuan, maka fi‘il amrnya (kalimat perintahnya) seharusnya:
َّ ُع ِهَّا ٌْ َغٕ ََّخْٚ َصَِّٚ ْ ُ َ َُُّا٠َبَّ َِ ْش٠ َ َّا َ ْٔذِٟٕع ُى Apakah Allah itu telah salah dalam menyampaikan wahyu-Nya tersebut didalam bahasa Arab yang benar? Tidak, sebab kata Maryam yang dimaksud ini penerima wahyu laki-laki, bukanlah fi dzatiha (Maryam) melainkan matsilnya, fi sifatiha (berifat keMaryaman), maksudnya sifat mukmin bukan benar-benar pribadinya sempurna di sisi Allah seperti halnya Hadhrat Maryam dan ini sebagai mishdaq (pemenuhan) suatu nubuwatan bagi seseorang pribadi Hadhrat Ahmada.s yang di dalam pandangan Allah sudah mencapai kepribadian seorang mukmin sejati seperti Hadhrat Maryam, karena sifat dirinya itulah, maka beliau disebut sebagai Maryam, sebagaimana dengan jelas sekali di dalam Al qur‘an dikatakan:
َّ ََِّٓ ِ ِٗ َّ ُوز ُ ِجَّٚب َ ََّّٚب ِ ِٗ ١ْ بَّفَ َٕفَ ْخَٕبَّ ِفَٙ قَٕذْ َّفَ ْش َع َ َّأ َ ْؽْٝ ََُّا ْثَٕذَ َّ ِػ ّْ َشاَْ َّاٌ ِز٠َ َّ َِ ْشَٚ َ َٙ َِّسَِّّث َ َٕ ِؽْٚ َّس َ فذلَذْ َّ ِث َى ٍِ َّبد ُّ ْٓ َِّ َّ . َٓ١ْ ِا ٌْمَبِٔز ْArtinya: ―Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitab-Nya dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.‖ (QS. At Tahrim: 13)
37
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Sebagaimana Hadhrat Maryam atas kehendak AllahSwt melahirkan Isa ibnu Maryam, maka matsil Maryam (mukmin sejati itu) kemudian ―melahirkan‖ Isa Almasih yang dijanjikan. Tahap berikutnya beliaua.s sebagai seorang shiddiq banyak menerima wahyu, dan ber-mukallamah wa mukhatabah dengan AllahSwt dan sebagai seorang yang benar, beliau tidak terkena hukum Ilahi di dalam Alqur‘an sebagai berikut:
ْ ل َ ًِ ٠ْ ِٚ َّاْلَلَب .ِٓ ١ْ ِرَٛ ٌْ بَِّ َُّْٕٗا َ َّ َيََّٛرَمْٛ ٌََٚ ِ َٕ َِّٓص ُ ََُّ ٌَمَ َط ْؼ١ْ ِّ َ١ٌْ بَِّ َُّْٕٗثِب ِ ََّْٔل َ َخ ْز. َ َٕبَّثَ ْؼ١ْ ٍَػ Artinya: ―Seandainya dia (Muhammad) mengada–ada kan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar–benar Kami pegang dia dengan tangan kanan. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.‖ (QS. Al Haqqah: 45-47) Sebagaimana Rasulullahsaw menerima wahyu Ilahi selama 23 tahun dengan selamat sejahtera tanpa mendapat hukuman dari Allah Swt, maka di dalam ayat ―walau taqawwala‖ mengandung satu peringatan keras, siapa pun mengatakan sesuatu yang datang dari dirinya sendiri, tetapi ia menyatakan bahwa ia menerima wahyu dari AllahSwt, ia menambahi atau mengurangkan sesuatu huruf yang diwahyukan kepadanya, atau ia menyatakan menerima wahyu dari Allah padahal tidak, maka atas setiap pembohong itu Allah akan menghukum dan membunuhnya. Hadhrat Ahmad memperoleh banyak wahyu Ilahi dan melewati masa 23 tahun dengan tanpa hukuman apa–apa dari-Nya. Maka hal itu menunjukkan kebenaran beliaua.s sebagai Rasul Allah yang diutus dari sisi-Nya. Perlu para pembaca sekalian pahami, bahwa Rasulullahsaw. mengisyaratkan kita bahwa Imam Mahdi akan datang pada permulaan abad ke-14, sebagaimana diriwayatkan dalam riwayat berikut ini:
ََِّّبئ ٍَّخ َِّ ًّ ِ أطَّ ُو َُّ ْج َؼ٠َ ًََّّ َعَّٚ َ َّب ِر ََّٖاْالَُِّ ِخََّٙ ٌِ ش ِ َسٍَٝػ ُ َّس َ للاَّػَّض َ َِّْ ُيَّللاَّفؼٍَُّاْٛ ع َ َّلَب َي: َشحََّلَب ََّي٠ْ َُّ٘ َشْٟ ػ ََّْٓاَ ِث (ٍََُّّوزبةَّاٌؼ25َّحَِّٛؾىٚ242ََّّؿ2َّ ََّد عضْٚ َّدَا ُءْٛ ُ ب )َّاَثَٙ َٕ٠ْ بَّ ِدَٙ ٌَ ،غ ِ َّّذ َُّد َ ُ٠َّْٓ َِ ٍَّعَٕخ َ Artinya: ―Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullahsaw. bersabda: ―Sesungguhnya Allah Yang Maha Gagah Perkasa akan mengutus di dalam umat ini (Mujaddid-
38
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
mujaddid) pada setiap permulaan seratus tahun seorang reformer yang akan memperbarui / mereformasi agama–Nya.‖ (Abu Daud, juz 2 hal. 240 dan Misykat hal. 25 Kitabul Ilmi). Utusan Allah yang dijanjikan itu keturunan Salman Al Farisi itu sebagai Mujaddid Adzam, yang akan berstatus sebagai Imam Mahdi yang di bawah tangannya kita diwajibkan untuk bai‘at kepada beliau, sabdanya:
ِٞذْٙ َّ ٌْ َ للا ََِّا َ َّأًٛ َؽ ْجْٛ ٌََََّّّٚ ْ ِ٠َُّٖفَجَبْٛ ُّ ُ ز٠ْ اَّسأ ْ َُّفَخ١ْ ٍِ ظَّفَبَُِّٔٗ َخ َ ُٖٛؼ َ َفَ ِبر ِ ٍْ َّاٌضٍَٝػ
ْArtinya: ―Apabila kamu melihatnya, maka bai‘atlah kepadanya sekalipun untuk men jumpainya kita harus merangkak di atas salju, karena dia adalah Khalifatullah Almahdi.‖ (Musnad Ahmad bin Hanbal jld. 4, hal. 85 dan Ibnu Majah) Berikut ini saya sampaikan nama-nama Muijaddidin Islam yang datang untuk membimbing umat Nabi Muhammadsaw. dari abad pertama (I) sehingga abad keempat belas (XIV), sebagai berikut:
Abad
Nama Mujaddidin / Pembaharu23
IH
Umar bin Abdul Aziz r.a.
II H
Imam Muhammad bin Ismail Asy-Syafi‘ i rh.a.
III H
Abu Syarah / Abdul Hasan Asysyari rh.a.
IV H
Abu Ubaidullah Nasyarpuri / Abu Bakar Baqalani rh.a
VH
Imam Ghazali rh.a
VI H
Syeikh Abdul Qadir Jaelani rh.a
23
Nama-nama Mujaddidin dari abad I
39
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
VII H
Imam Abu Taimiyah / Khawajah Mu‘inuddin Chisyti rh.a
VIII H
Hafiz Ibnu Hajar Asyqalani / Shaleh bin Umar rh.a.
IX H
Imam Jalaluddin As Suyuthi rh.a.
XH
Imam Muhammah Tahir Gujrati rh.a
XI H
Mujaddid Alif Tsani Sarhindi rh.a
XII H
Syah Waliullah Muhaddits Dehlwi rh.a
XIII H
Sayyid Ahmad Bhrelwi rh.a
XIV H
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani a.s.
Untuk memenuhi hasrat dan keingintahuan pembaca akan wahyu-wahyu tentang pengangkatan beliau sebagai hamba yang dipilih dan diutus oleh AllahSwt, setelah keshalehan dan shiddiq, jenjang tahapan derajat ruhani yang beliau lalui sebagai berikut: 1. Mujaddid (Tahun 1884 M = 1305 H / permulaan abad ke-14 H) 2. Imam Mahdi (Tahun 1888 M = 1309 H) 3. Al Masihil Mau‘ud / Isa ibnu Maryam (1891 M)
Pada bulan Maret 1882 beliau menerima wahyu ilahi, yang menetapkan beliau: WAHYU SEBAGAI MUJADDID
ٓ١ْ ِِِٕ َّْ ُيَّاٌَّْ ُّإََّٚأََبَّْأَّٚ َ َُّا ُ ِِ ْشدَِِّّٝٔئ ―Sesungguhnya aku diperintah dan aku adalah yang pertama beriman.‖24 Selanjutnya, sebagai:
24
Maret 1882 s/d 10 Juli 190. Wahyu ini beliau terima sebanyak 10 X. (TADZKIRAH, Hal 44, 196, 220, 238, 273, 331, 354, 384, 489, dan 627, Edisi Urdu 1969).
40
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
MUJADDID ADZAM (Mujaddid Akbar) (diutus di permulaan abad ke-14 / 1305 H / 1884 M) Beliau mendapat wahyu dari AllahSwt:
َّ ًؼب١ْ ٍَّ ُى َُّْع١ْ ٌَِع ٍْذُ َّا َِّ َّٓلًَُّْا ُ ْس١ََِّّّْ ٌَََّّاٌ َؼبٍَٝ َّّْ ََّفَِِّّٝٔا َ ن ٍْز ُهَ َّػ
Artinya: ―Sesungguhnya Aku telah mengunggulkan engkau atas sekalian alam. Katakanlah! Aku telah diutus kepada kamu sekalian.‖ (Tadzkirah, hal. 125, edisi 1969 (Urdu), 30 Desember 1884) Tahun tersebut bertepatan dengan tahun 1305 H atau permulaan abad ke14, yang mana sudah diisyaratkan di dalam ayat ISTIKHLAF di dalam QS. An Nur : 55-56, sebagai berikut:
Artinya: ―Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka Khalifah-khalifah dimuka bumi, sebagai mana Dia telah menjadikan Khalifah-khalifah sebelum mereka dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
41
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ketakutan menjadi aman sentausa, mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan, barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.‖ (Q.S An Nur: 55-56) Kalimat :
َُّْ ُٙ َٕغز َ ْخ ٍِف ْ َ١ٌَ Artinya: ―Dia pasti akan menjadikan mereka khalifah-khalifah‖ dan di dalam kalimat berikutnya terdapat kata ―Dia akan menggantikan rasa takut mereka menjadi rasa aman‖, artinya Khalifah Allah di muka bumi ini akan dibangkitkan Allah guna melakukan reformasi sejati maka pastilah dia seorang reformer / Mujaddid agung sebagai bulan purnama malam ke-14 dalam kegelapan zaman akhir ini akan zahir sebagai pantulan cahaya Matahari rohani Rasulullah saw. Kunci rahasia di balik kalimat tersebut rincian nya sebagai berikut:
42
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
(Lihat Kamus Arab Al Munjid hal. 1. Beirut-Lebanon) Janji Rasulullahsaw. bahwa kedatangan Imam Mahdi, bukti kebenaran dakwanya itu AllahSwt. akan memberikan dukungan tanda-tanda agung-Nya di langit, sebagaimana sabdanya:
ََّّٚ ِ ٍَخ١ْ ٌَ َّ ِيٚ٢َِِّفَّاٌْمَ َّ َش ِ َّاْالَ ْسَِّٚ ّ ٌكَّا َ ٍَََِّْٓ َّاٌش ِْنَب ُ َ ْٕ َىغ٠َّك َ ادٚب َ َّ غ ِ ٍْ َْ َّ َُِّْٕزَُّ َخُْٛ َخًٌََّ َُّْرَى٠ََٓ َّأ١ْ ِّ٠ ِذْٙ َّ ٌِ َِّْا َُّْٕٗ َِّ ِ ْف ُ ِٕق١ِظَّف ُ ر َ ْٕ َىغ ُ ّْ ِفَّاٌؾ
WAHYU SEBAGAI IMAM MAHDI YANG DIJANJIKAN (Tahun 1888)
ََّٔ َهْٛ ُؼ٠ِ َُّ َجب٠َّ َٓ٠ْ ََِّٕبَّ– اٌََّز١ِ ْؽََّٚ ٚب َ ًََّّْوَٛ َ اِرَاَّػ ََض ِْذَ َّفَز ْ َّْاَٚ َّ–ََّّللاٍَٝػ َ َِٕٕ ُ١فَٕ ِغَّا ٌْفُ ٍْهَ ََِّّثبَّ ْػ َُّْ ِٙ ٠ْ ِذ٠ْ َ قَّا َ ْٛ ََذَُّللاَّف٠ َْ َّللاْٛ ُِؼ٠َُّجَب٠َّأِ َّب Artinya: ―Apabila engkau sudah bertekad bulat, maka bertawakallah kepada Allah. Dan, buatlah oleh engkau bahtera, di dalam pengawasan Kami dan di bawah
43
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
wahyu Kami. Orang-orang yang bai‘at kepada engkau sesungguhnya mereka itu bai‘at ditangan Allah; tangan Allah di atas tangan mereka.‖ 25 Di tempat lain, diwahyukan juga kepada beliau:
ُ َّأ ُ َؽب ِفِّٟٔ ََِّ َغَّأ َ ْ٘ ٍِهَ َّ ِئَّٚ َِّٓ َِّا َ َّ َٓ٠ْ َّاٌذ ِاسَّ ِئالاٌ ِزٟعَّوًَُّ َِ َّْٓ ِف ْ ِئ َ ََٕبَّأَُِّٗ َِ َؼه١ِ ْؽَٚ َٚ َُّ ِٕ َٕب١فَٕ ِغَّاٌْفُ ٍْهَ َّ ِثب َ ْػ َ ْٛ ٍَػ ُ ِأ ُ َؽبفَّٚا َُِّ ١ْ َِّ َّْٓس ِّةَّس ِؽ ِ ٌَ َعال ْ َ ًَّظهَ َّ َخبفخ َ بس ً ِعزِ ْىج Artinya: ―Buatlah olehmu bahtera di bawah pengawasan Kami dan di bawah wahyu Kami. Sesungguhnya Dia itu beserta denganmu dan beserta dengan keluargamu. Sesungguhnya Aku akan menyelamatkan secara khusus setiap orang yang ada di dalam rumahmu, salam sejahtera dari Rab-mu Yang Maha Penyayang.‖ (Tadzkirah, hal. 489, Edisi 1969)
WAHYU PENETAPAN SEBAGAI ISA IBNU MARYAM / AL MASIHIL MAU‟UD
Artinya: ―Almasih ibnu Maryam Rasul Allah sudah wafat. Dan dalam corak-nya; sesuai janji, engkau telah datang. Dan, sesungguhnya janji Allah itu pasti
25
Sabz Isytihaar, hal. 24 (Urdu) & Tabligh Risalah jilid I, hal. 145 (Urdu); Tadzkirah hal. 168, edisi 1969) Tahun 1903.
44
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dilaksanakan. Engkau beserta dengan Aku dan sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran yang nyata, engkau berada di atas jalan anugerah Ilahi dan engkau adalah pembela kebenaran.‖ (Izalah Auham, hal. 561, Edisi 1891; Tadzkirah, hal. 183, Edisi 1969) Selanjutnya AllahSwt. menegaskan lagi kepada beliau:
ءٍ َّ ُِ ْمزَذ ًِساَْٟ َّ ُو ِ ًَّّؽٍَٝػ َِّ َّ ََّ َعب ِػٍُهِِّٝٔئ َ َّوَبَْ َّللاَّٚ َ ١ْ ػ َ َُ َ٠َّا ْثَٓ َّ َِ ْشٝغ ْArtinya: ―Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau sebagai Isa ibnu Maryam. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.‖ (Ainah Kamalat-e-Islam, hal. 442-443; Tadzkirah hal. 219, Edisi 1969) Sekali lagi AllahSwt menegaskan penobatan-Nya atas beliau sebagai Al-Masihil Mau‘ud:
ََّٓٔ ُْٛ َّأ َ ْٔذَ َّ َٔ ْف َؼ ًَُّ َِبََّٔؾَب َُّء فَالََّرَىَٛ ُ٘ ََُّْٗٔٚ ُش١ْ ْٕز َ ِظ٠َ َِّٞ ْ َّ ٌْ َّاِٞ َ َُْٗٔٛ ُ ْشلَج٠َ َِّٞ ْ دَّاٌزْٛ ُغؼ ْ دََّاٌزُْٛ ػْٛ َّ ٌْؼََّا١ِئَّْا ٌْ َّغ ُّ ذْٙ َّ ٌْ اَّٚ َّ ٓ٠ْ َّٓا ٌْ ُّ ّْز َ ِش ََّ َِِّ Artinya: ―Sesungguhnya Al-Masihil Mau‘ud Al-Mahdi Al-Mas‘ud yang ditunggutunggu dan dinanti-nantikan kedatangannya; dia itu engkaulah orangnya. Kami melakukan apa yang Kami ke hendaki. Maka janganlah engkau menjadi (peragu) di antara orang–orang yang ragu.‖ (Atmamul Hujjah (Urdu), hal. 3, Tahun 1896) Selanjutnya dalam wahyu yang lain, AllahSwt berfirman:
َّبء ِ ١َ َِّ ُؽٍَ ًَِّاْْل َ ْٔجَِّٟللاَّفٞ َ ١ْ أ َ ْٔذَ َّ ِػ َ َنَبع٠ََّّالِٞ ْ َّاٌزٝغ ُّ ُنَبعَُّ َع ِش٠ََّ ْلزَُُّٗو َِّضْ ٍِهَ َّد ٌُّسَّالَُّٚ Artinya: ―Engkau adalah Isa, yang waktu-nya tidak disia-siakan. Misal engkau adalah mutiara yang tidak disia-siakan, pahlawan Allah di dalam jubah para nabi.‖ (Anjam-e-Atham (Urdu), hal. 77; Tadzkirah, hal. 288, Edisi 1969)
45
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
WAHYU TENTANG SALAH SATU TUGAS AL MASIHIL MAU‟UD YANG HARUS DIEMBAN
َّ َْ ْػ ََّذ َُّٖوَبَّٚ ِ َّ ٌْ َّإِّٝ َِّ ِ َػذَّٚب ِ أ ُ ْسَّٚ ِ َِئٔهَ َّأَ ْٔذ َ َّْس ُّثهَ َّاالَو َْشََّ ِئ َ َِ َُّ ِز١َ ٌِ َّ َع ٍْذ َ َُ ٠َ ؼَُّا ْث َُّٓ ََِْ س١ْ غ َ ًُ ََِّ َّْٓلَ ْج ً َّالْٛ َُِ ْفؼ َّ ٓ١َِّقَّاٌق ِذل ْ َ َّأَٛ َُ٘ٚ َ ف َذ Artinya: ‖Di sisi-Ku, engkau adalah Almasih ibnu Maryam dan Aku mengutus engkau guna menyempurnakan apa-apa yang telah dijanjikan sebelumnya oleh Allah, Rabb-mu Yang Maha Mulia. Sesungguhnya janji-Nya itu pasti dilaksanakan dan Dia itu Maha Benar dari semua yang benar.‖ (Anjam-eAtham, hal. 80; Tadzkirah, hal. 289, Edisi 1969) Selanjutnya, guna lebih menguatkan akan kebenaran pendakwaannya, pada tahun 1903, AllahSwt telah menurunkan wahyu-Nya sebagai berikut:
َُ٠ؼَُّا ْثَُّٓ َِ ْش١ْ غ ِ َّ ٌْ َّ َع َؼٍَهَ َّاِٜا ٌْ َؾ ّْذَُّهللَّاٌز Artinya: ―Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan engkau sebagai Almasih ibnu Maryam.‖ (Tadzkirah, hal. 488, Edisi 1969, Urdu) Umat Islam sepatutnya yakin sepenuhnya akan rencana AllahSwt yang termaktub di dalam Alqur‘an. Dikatakan bahwa Dia akan menampilkan seseorang sebagai misal Isa ibnu Maryam, namun kedatangan-nya itu pasti mendapatkan penolakan, protes serta penentangan keras dari lawan-lawannya, dari antara umat Rasulullahsaw. sendiri, sebagai mana firman-Nya:
Artinya: ―Manakala Kami kemukakan Isa ibnu Maryam sebagai misal, maka serta merta kaum engkau menjadi hingar bingar terhadapnya.‖ (QS. Az Zukhruf: 58)
46
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Rasulullahsaw., seorang rasul sempurna yang dibimbing langsung oleh AllahSwt, sangat paham bahwa setiap makhluk bernyawa akan mati dan semua nabi dan rasul sebelum beliau semua telah wafat dan sudah berlalu. Marilah kita simak sabda beliau menjelang kewafatan-nya dan tentang kewafatan Nabi Isaa.s menurut pernyataan beliau sendiri di dalam riwayat berikut ini:
ُ ِِ بَّس َّ َّاٌمُ ْشْٟ ِٕم ِ َ ِٗ َّ ٌِف١ْ َّ ِفٟفَٛ ُ َّرِٜ ِ َُؼ٠َّ َْ ًَ َّوَب٠ْ َّ َّع ْج ِش ِ ْبه َّ ََّخ ا ْ َّ َِ ْش ِم َٗ َّاٌزِٟػ َْٓ َّػَبَّئِؾ ََّخَ َّاَْ ََُِّٖ َّفٍؼَُّلَب َي َّف ُ َبَّس ََّبَّػ ََّ َّ ا ٌْمُ ْشَّاٝ َّْ ِٕم ٍ ََِ اَْ َّ ُو ِ ًَّّع َ ِٓ ١ْ َ َِّشَّر َ َِ ًاَََّّ َِشَّح َ َّاِالََّّػُّٟ َى ُْٓ َََّّٔ ِج٠ٌَََََََُّّّّْٗٔأَّٟاَ ْخجَشَّٚ َ ََ َََّّْاٌَؼَب ِ أَُِّٗػَّٚ ٍََّٝ ػ َ ََّّرَا٘جًبْٝ َِّٔالَََّّا َ َساٍَّٚ ِ َّٚ َ َِّبَّئ َََّخ َ ١ْ َّاََّْ ِػْٝ ْٔ َّا َ ْخجَ َشَّٚ َ عَٕخ َ َٓ٠ْ َبَّػَّ ِػؾ ِْش َ ٍََُّٗفَ ْجِِٜٔقْف اٌَز َ َُ ػ٠َّ ِا ْثَُّٓ َِ ْشٝغ )ذَّفبهّخ٠اَّٚس120ََّّؿ6َّوٕضيَّاٌؼّبَّيَّعٍذٚ 428ََّّٓ(ؽؾظَّاٌْىشاَِّٗؿ ََّ ١ْ ّ غ ِز ّ ِ ٌَساطَّا Artinya: ―Diriwayatkan oleh Aisyahr.a, bahwa Rasulullahsaw. bersabda kepada Fatimahr.a. ketika sakit, yang karena sakitnya itu beliau wafat, bahwa, ―Jibril setiap tahun datang kepadaku mengulangi Alqur‘an satu kali dalam setahun dan tahun ini, ia datang kepadaku mengulanginya 2x sambil memberitahukan kepadaku, bahwa seorang nabi itu tidaklah hidup melainkan separuh dari nabi sebelumnya dan mengabarkan kepadaku bahwa Isa ibnu Maryam hidup 120 tahun dan aku melihat diriku akan mangkat pada permulaan 60 tahun.‖ (Hujjajul Kiramah, hal, 428 dan Kanzul Ummal, jilid 6, hal, 120) Dari riwayat tersebut sangat jelas sekali dan di dalam Alqur‘an juga cukup banyak ayat yang menyatakan bahwa Nabi Isaa.s sudah wafat dan beliau yang sudah wafat itu tidak akan turun kembali ke alam dunia ini. Jadi, yang akan turun di Akhir Zaman itu bukan Nabi Isa Israili, melainkan seseorang dari umat Nabi Muhammadsaw yang akan dipilih Allah semisal Almasih Israili yang telah dijanjikan untuk memimpin umat Islam untuk memenangkan Islam di atas sekalian agama. Beberapa persamaan Almasih Isa Ibnu Maryam Israili dengan Almasihil Mau‘uda.s Muhammadi / umat Rasulullahsaw antara lain: 1.
Nabi Isa ibnu Maryam Bani Israil mengikuti syariat Nabi Musaa.s sedangkan Nabi Isaa.s yang dijanjikan akan mengikuti syariat Nabi
47
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Muhammadsaw., yakni sama-sama tidak membawa syariat baru melainkan beliau sepenuhnya mengikuti syariat sebelumnya. Nabi Isa Ibnu Maryam Bani Israil diutus 14 abad setelah Nabi Musaa.s, demikian juga Isa yang dijanjikan akan diutus 14 abad setelah Nabi Muhammadsaw. Nabi Isa Ibnu Maryam Bani Israil menyampaikan misinya dengan tanpa mengangkat pedang, demikian juga Almasihil Mau‘ud Muhammadi akan berdakwah dengan keelokan dan sifat jamali Rasulullahsaw dan kelemah-lembutan sifat Nabi Isaa.s. Isa Ibnu Maryam Bani Israil mengatakan bahwa beliau diutus tidak bertujuan untuk mengubah satu noktah pun dari hukum-hukum Taurat, begitu pula Almasih ibnu Maryam Muhammadi, sedikitpun tidak merubah syari‘at Nabi Muhammadsaw tetapi yuhyiddiina wa yuqiimusysyari‘ah (menghidupkan agama dan menegakkan syari‘at Muhammadsaw ). Nabi Isa Ibnu Maryam Bani Israil lahir dan datang ketika negerinya dijajah kerajaan asing (Kerajaan Romawi), demikian pula Nabi Isaa.s yang dijanjikan lahir dan tampil ketika negerinya dijajah oleh kerajaan asing (Kerajaan Inggris). Nabi Isa Ibnu Maryam Israili ditentang habis-habisan oleh ulama-ulama Yahudi dan berbagai fatwa ditimpakan kepada beliau, sehingga sebagai hukumannya, beliau divonis untuk dinaikkan ke tiang salib. Demikian pula Almasihil Mau‘ud, dijelaskan oleh sebagian Ulama salaf Islam bahwa beliaua.s itu akan dimusuhi oleh para fuqaha dan ulama Islam di zamannya. Mereka akan melontarkan berbagai macam fitnah atasnya dan memfatwakan kafir atasnya, murtad, dajjal, dan sebagainya, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Hujjajul Kiramah Maktubat Imam Robani dan Futuhu‘l Makiyyah. Syeikh Muhyidin ibnu Arabi pun berkata begini:
بَّ َخبفخَٙ ََّٓاِالَّاٌْفُم ٌَّ ١ْ َّ ُِ ِجَٚذ ُّ ظٌَََُّّٗػ َ ١ْ ٍَََِّفِٞ ّ ذْٙ َّ ٌَاِرَاَّ َخ َشطََّاِ َِب َََّا
Artinya: ‖Apabila muncul Imam Mahdi, tidak ada musuh yang lebih nyata baginya kecuali fuqaha khususnya.‖
48
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Salah satu persamaan Almasih Israili dengan Almasihil Mau‘ud yang pada dasarnya ditentang oleh para ulama dan fuqaha, alasannya adalah: Nabi Isa ibnu Maryam Israili dinanti-nantikan kedatangannya oleh umat Yahudi dari keturunan Nabi Dauda.s. Tetapi atas kehendak Ilahi, beliau datang dari Nazaret, Palestina dan bukan keturunan Daud. Begitu pula Almasihil Mau‘ud, dinantikan kedatangannya oleh umat Islam dari Ahlul Bait Rasulullahsaw. Padahal jelas-jelas AllahSwt dan Rasul-Nya menjanjikan kedatangan nya kelak bakal dari keturunan Salman Al-Farsi (golongan yang tidak pernah berhubungan dengan bangsa Arab). Dia akan mengembalikan iman umat manusia di masa itu yang telah terbang ke bintang tsurayya. 26
KEBERATAN KE ENAM “TADZKIRAH ADALAH WAHYU YANG DITURUNKAN KEPADA MIRZA GHULAM AHMAD DI QADIAN–INDIA (?)” Wahyu dalam Tadzkirah, hal. 369 berbunyi sebagai berikut:
ًَّالْٛ ُوَبَْ َّأ َ ِْ ُشللاَِّ َِ ْفؼَٚ ُ َّٗ ٌُْٛ ع َ فذ َ َّكَّ َٔ َض َي ِ ًج٠ْ ئِٔبَّأ َ ْٔ َض ٌَْٕبََُّّٖلَ ِش ُ َسَّٚ َ َُقَّللا َ ُٖكَّأ َ ْٔ َض ٌَْٕب َ ْب ِ َ٠بََِّٓ َّا ٌْمَب ِد ِ ّ ثِب ٌْ َؾَّٚ ِ ّ ثِب ٌْ َؾَّٚ Artinya: ―Kami telah menurunkan dia itu di dekat Qadian dan Kami turunkan dia itu dengan benar dan dia itu turun dengan benar. Perkataan-perkataan Allah
26
Simak saja Hadis Bukhari, Tafsir QS. Al Jumu‘ah: 3–4, pada ayat ―wa aakhoriina minhum lammaa yalhaquu bihim‖.
49
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dan Rasul-Nya telah menjadi sempurna. Perintah Allah pasti harus terlaksana.‖ Para penentang dengan niat buruk dan pandangan sempitnya telah mengartikan dhomir „hu‟ atau kata ganti nama , “nya” itu dinisbahkan kepada Tadzkirah. Menurut mereka, wahyu–wahyu dalam Tadzkirah, itu diturunkan Allah di Qadian. Tetapi, ―hu― sebenarnya ditujukan kepada diri Hadhrat Ahmad. Hadhrat Ahmada.s. –sebagai penerima wahyu tersebut– menjelaskannya sendiri sebagai berikut: ―Disebutkannya Qadian dalam wahyu itu adalah suatu petunjuk bahwa kebangkitanku di Qadian sudah disebutkan lebih dulu dalam wahyu-wahyu sebelumnya. Wahyu ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Allah, Qadian itu menyerupai Damsyik / Damaskus. Tafsir wahyu ini adalah: ―Kami telah turunkan dia itu dekat Damsyik di sebelah timur dekat menara putih. Hendaklah dicatat bahwa, tempat kelahiranku adalah di tepi timur Qadian. Bagian terakhir wahyu itu mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammadsaw menyebutkan pemunculan orang ini dalam hadis beliau. Dan AllahSwt menyebutkan pula hal itu dalam Kalam Suci-Nya. Isyarat dari Nabi Muhammadsaw telah disebutkan di antara wahyu-wahyu yang dikemukakan dalam bagian III dan isyarat dari Alqur‘an Suci adalah dalam ayat berikut ini:
َِّٗ ٍِّ َِّٓ ُو٠ْ َّاٌ ِ ّذٍَٝ َِّّ َِّٓا ٌْ َؾ٠ْ َّ ِدََّٜٚ ُ َّس َ َّا َ ْسَِّٜاٌزَٛ ُ٘ َ ذُٙ ٌْ ٌَُّٗث ِبَٛ ع َ ًَ ع َ َشَُّٖػِٙ ُ ْظ١ٌِ ك
Artinya: ―Dialah Yang telah mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama benar supaya Dia memenangkannya atas sekalian agama.‖ (QS. At Taubah: 33; Al Hujurat: 29; dan As Saff: 10) Pada hari ketika wahyu yang baru disebutkan tadi, (yang menunjuk pada Qadian) diterima, menampak padaku, saudaraku, Mirza Ghulam Qadir dalam suatu kasysyaf sedang membaca Alqur‘an dengan suara nyaring. Dalam pembacaan itu ia mengucapkan, ‗Kami telah turunkan dia itu di dekat Qadian.‘ Aku menyatakan keherananku (dalam mimpi itu,pent.), bahwa nama Qadian nampak disebutkan dalam Alqur‘an Suci yang sedang beliau baca itu. Lalu ia
50
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
berkata, ‗Ini dia, engkau sendiri dapat melihatnya.‘ Aku melihatnya dan menampak bahwa wahyu ini ditempatkan kira-kira di tengah halaman kanan dari Alqur‘an Suci, lalu aku berkata kepada diriku sendiri, ‗Iya ya, nama Qadian disebutkan dalam Alqur‘an Suci ini!‘ Dan aku berkata pula, ‗Tiga nama disebutkan dalam Alqur‘an dengan kemuliaan; Makkah, Madinah dan Qadian.‖ Dengan tampilnya saudaraku dalam kasysyaf-ku, itu adalah petunjuk bahwa nama beliau itu ada kaitan erat dengan tafsir kasysyaf-ku itu. Perkataan Qadir (Maha Kuasa) yang merupakan bagian dari namanya menunjukkan bahwa semua ini adalah keputusan dari Yang Maha Kuasa dan itu tidak perlu diherankan, karena dengan kekuasaan-Nya, Dia meninggikan yang lemah dan rendah dan menghempaskan yang besar dan berkedudukan tinggi itu ke tanah.‖ (Tadzkirah (Urdu), edisi 1969, hal. 61)
KEBERATAN KETUJUH “TADZKIRAH DIYAKINI SEBAGAI WAHYU SUCI DAN KITAB SUCI ORANG-ORANG AHMADI (?)” Jawaban: Ini adalah satu isapan jempol dan kebohongan yang besar, bahwa Kitab suci pengikut Jema‘at Ahmadiyah adalah Tadzkirah. Pengikut Jemaat Ahmadiyah sangat paham akan firman Allah:
َّ ََّْ َّْٛ َُّّ ٍََّ َّْؼ٠ََََََّّّّٓال ََّ ٠َّّْا ََّءاٌ َِّزََّٛ َّْ٘ ََّالََََّّّر َزََِّّج َُّغََّّاََّٚ َّبَٙ ٍََِّٓ ََّّاْالَََّّ ِْ ِشَّفَبر ِج ْؼ َ َّ َصُُ ََِّ َع َؼ ٍَْٕبَّن ِ َؼخ٠ْ َّؽ َِشٍَٝػ 51
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: ―Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.‖ (QS. Al Jatsiyah: 19) Lawan-lawan Jemaat Ahmadiyah, yang berjumlah banyak, bahkan Ijma‘ul Ulama Jamiul Majaami‘, Ulama Islam sedunia secara gegabah memvonis, bahwa syari‘at Ahmadiyah nau‘udzubillah bukan Alqur‘an melainkan kitab suci dan sumber pedoman-nya adalah Tadzkirah. Fatwa itu benar-benar irrational, isapan jempol dan sangat tidak masuk akal. Sejatinya bagi orang-orang Ahmadi, satu-satunya Kitab suci yang mutlak diimani dan yang dipegang kuat sebagai pedoman hidupnya selama-lamanya, tiada lain adalah Alqur‘an, sebagai mana firman-Nya:
ََّْ ْٛ ُّ اٌَؼٍَ ُى َُّْر ُ ْش َؽْٛ ُارمَُّٖٚاْٛ ُبسنٌ َّفَبَّر ِجؼ ََّ َبةَّا َ ْٔ َض ٌَْٕبَُّٖ ُِج ٌ َ َ٘زَاَّ ِوزَٚ Artinya: ―Inilah Kitab (Alqur‘an yang beberkat) mencakup segala ajaran Kitabkitab suci terdahulu, maka ikutilah dia dan bertakwalah supaya kamu dirahmati.‖ (QS. Al An‘am: 155) Memvonis seperti itu, nyata-nyata bertentangan dengan peringatan AllahSwt yaitu, ―Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang tidak engkau ketahui, sebab pancaindera itu akan ditanyai oleh-Nya‖. Dan menyuruh orang-orang Ahmadi memilih agama lain, anjuran macam itu bertolak belakang dengan firman AllahSwt, yaitu:
ََّٓ ٠َّْغ َِّش َِّ خ ََّ ٌََّّْٓا ََّ َِِّ َّخ ََّش َِّح َِّ ََََّّّاْالٟ َّْ َّ َِّفََّٛ ََََُّّّ٘ٚ ََُّّٗ ََِِّّْٕ ًَََّّ َّْمََّج٠َُّ َّٓ َّْ ٍَََََّّّٕب ًَّف٠َّْعالَََّّ ََََّّ َِّد َّْ ََّشََّّاْ َِّال١َّْغ ََّ ََّّْجَّز َ َِّغ٠َََّّٓ َّْ ََِّ ََّٚ Artinya: ―Dan siapapun yang menghendaki agama selain Islam maka tidak akan diterima atas keinginannya itu dan pada Hari Akhirat nanti mereka akan menjadi orang yang merugi.‖ (QS. Al Imran: 85) Sejatinya, sampul Kitab Tadzkirah itu sendiri telah menunjukkan alur pikir mereka yang bengkok itu, jika benar-benar mereka membaca apa yang tertera pada kulit depannya, yaitu ―Tadzkirah Majmu‘ah wahyu suci, ilham-ilham,
52
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
kasysyaf-kasysyaf dan rukya-rukya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s.‖. Jadi, itu bukanlah sebuah Kitab Suci. Kitab Suci orang-orang Ahmadi tiada lain adalah Alqur‘anul Karim, Syari‘at Islam yang terakhir, berisi 30 juz. Catatan: Tadzkirah sendiri mulai dirangkum pada tahun 1935, yaitu di masa Khalifatul Masih II, Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmadr.a yang diterbitkan oleh Ta‘lif wa Tasnif Jemaat Ahmadiyah Qadian. Tadzkirah adalah catatan harian yang berisi himpunan wahyu, ilham-ilham, kasysyaf-kasysyaf, mimpi-mimpi dan rukya-rukya yang diterima oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s dari AllahSwt yang dikumpulkan dari berbagai buku, karangan, tulisantulisan dan selebaran-selebaran yang pernah beliau tulis di masa hayatnya, yang secara serial dan bertahap disusun oleh Maulana Muhammad Ismail, H.A; Syekh Abdul Qadir, Shd. dan Maulana Abdul Rasyidr.a. Tadzkirah edisi pertama diterbitkan 36 tahun setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s wafat, secara bertahap, dengan didapatkannya temuantemuan wahyu atau kasysyaf-kasysyaf yang belum terdata, kemudian buku itu disempurnakan berdasarkan urutan temuan yang terdahulu, kemudian dimuat di dalam edisi berikutnya. Jadi, Tadzkirah bukanlah Kitab Suci orang Ahmadi dan bukan pula pedoman yang lebih tinggi dari Alqur‘an. Zuhairi Misrawi menyatakan: ―Secara Theologis, wahyu harus mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan sesuatu yang bukan wahyu. Wahyu tersebut melampaui kapasitas umatnya, baik dari segi bahasa maupun tema-tema yang diangkat, seperti Hari Kiamat, hal-hal ghaib dan yang berkaitan dengan dimensi ketuhanan.‖ 27 Predikat yang diberikan AllahSwt bagi para Ulama, sebagai hamba Allah yang terdekat kepada-Nya, dikatakan: 27
Alqur‘an Kitab Toleransi, hal. 41
53
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ََِّ َََِّّّٖاٌْ َّؼٍََُّ ََّّب ُء َِّ ػجَّب َد َِّ َّٓ َّْ َِِّ ََََّّّللاٟؾ ََّ خ َّْ ََّ٠َّأَِّ ََّّب Artinya: ―Di antara para hamba Allah, para ulamalah hamba yang paling takut kepada Allah.‖ Jadi, para Ulama harusnya mengadakan tinjauan kritis / judicial review atas kandungan wahyu dalam Tadzkirah. Namun sayang 1000 kali sayang, hal ini belum pernah dikaji secara ilmiah dan fakta-fakta mengenai sejauh mana kebenaran wahyu-wahyu dan khabar gaib tersebut dari masa ke masa, yang dengan menyaksikan kebenaran kalam samawi itu maka akan hilanglah segala syak wasangka, keraguan maupun buruk sangka terhadap kebenaran itu. Wa salaamun ‗alaa manit taba‘al huda, wa billahit taufiq wal hidayah. Yang jelas nampak kepada kita bahwa sifat-sifat AllahSwt itu adalah azali dan abadi dan sunnatullah itu tidak akan pernah berubah apa lagi terhapus, misalnya sifat Al-Mutakallim (sifat berkata-kata). Dengan sifat inilah, Allah akan terus berwawan-cakap dengan perantaraan wahyu kepada hamba yang Dia ridhai dan Dia kehendaki, sebagaimana firman-Nya:
Artinya: ―Dan tidaklah layak bagi seseorang manusia bahwa Allah berkata-kata dengannya kecuali dengan jalan wahyu (ilham atau mimpi), atau dari balik hijab (dengan mendengar suara saja), atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu utusan itu menyampaikan wahyu kepadanya dengan izin Allah sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi, lagi Maha Bijaksana.‖ (QS. Asy Syura: 51) Jadi, Allah masih tetap berkata-kata dengan hamba-Nya melalui 3 cara: a.
Melalui wahyu langsung
54
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
b. Melalui tabir-rukya, kasysyaf, atau c. Mengirim Malaikat suruhan / utusan untuk menyampaikan sabda-sabdaNya. Hadis Qudsi adalah wahyu Suci AllahSwt yang turun kepada Nabi Muhammadsaw dan itu bukanlah Alqur‘an. Hadis Qudsi itu bukan pula Kitab Suci-nya orang-orang Islam, sebagaimana yang diyakini terhadap Alqur‘an. Begitu pulalah Tadzkirah, oleh orang-orang Ahmadi tidak diyakini sebagai satu kitab suci, sebagaimana mulianya Alqur‘an. Wahyu Ilahi sesuai dengan hak prerogative-Nya, tidak diragukan lagi wahyu masih tetap berlangsung, sesuai dengan kehendak-Nya, namun bukan dalam bentuk wahyu syariat; sebab wahyu Syariat Islamiyyah telah berakhir dengan turunnya Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammadsaw, sebagaimana firman-Nya:
ًَّٕب٠َّْالَ ََََّّ َِّد َّ ع َّْ ذٌَََّّ َُّى َُُّ ا َِّال َُّ ١َّْم َّ ِ ََّسََّٚ ََِّّٟ َُّى َََُِّّّْٔ َّْؼ ََّّز١ٍَََّّْػ ََّ َّذ َُّ َّّْ ََّّ َّْا ََّرَّٚ َ ُُ َٕ ُى٠ْ َََّا َ ْو َّ ٍْذُ ٌََّ ُى َُّْدْٛ َ١ٌْ َ ا Artinya: ―Pada hari ini Aku sudah sempurnakan Agama-Ku bagi engkau dan Aku cukupkan nikmat-Ku atas engkau dan Aku meridhoi Islam sebagai agama-Ku bagi engkau.‖ (QS. Al Maidah: 4)
KEBERATAN KEDELAPAN “NAMA MIRZA GHULAM AHMAD SEMPURNA, NAMA ALLAH TIDAK SEMPURNA (?)” Wahyu dalam bahasa Arab dalam Tadzkirah, Edisi tahun 1969, hal. 51, berbunyi sebagai berikut:
ِّٝ ع ْ ِ ِز ُُّ َُِّا٠َ ََّالَّٚ ْ َ ِز َُُّّا٠َ َُّبَّا َ ْؽ َّذ٠َ َ َع ُّه Yang oleh penghasut itu diterjemahkan seperti berikut: “Wahai Ahmad, nama engkau sempurna dan nama-Ku tidak sempurna.” Hadhrat Ahmada.s sendiri menjelaskan wahyu ini sebagai berikut:
55
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ََّالَُّّٚ َّْ ِٙ َ َ ْٕز٠َّ َالَّٚ ِ َِ َؾٟ ْ َزِ ُُّ َّا٠َّ َالَّٚ ْ َِزِ َُُّّ َّا٠ََُّبَّأَؽْ َّذ٠ َ بَّالَ َّرُؼَذَٙ ٔبِ ُذللاِ َّفَ ِا َ َذُن١ْ ِّ َ ْٕمَ ِط ُغ َّرَ ْؾ٠َّ ْب َ َع ُّه ٍ َ َّأ َ ْٔذَ َّفٞ ْ َ َّأِّٝ ع ٝق َ ر ُ ْؾ Artinya: ―Wahai Ahmad nama engkau akan tamat (berakhir) dan nama-Ku tidak akan tamat, tetap abadi, yakni engkau akan punah, kesempurnaan dan pujian engkau akan habis, sedangkan pujian-pujian Allah, Tuhan engkau tidak terbatas dan tetap abadi, karena puji-pujian itu tidak terbatas dan tidak dapat dihitung banyaknya.‖ 28 Di dalam buku Khutbah Ilhamiyyah hal. 10, Hadhrat Ahmada.s menulis demikian:
ََُّّٗ ُؽَّٚس ْ َزِ َُُّّا٠ٍََّٕئِز١ْ َ ِخَّفَ ِؾ٠َّثٍَ َغَّاْْل ََ ِْ ُس ِثمَذ َِسَّا ٌْ ِىفَبْٚ َ َّس ِثّ َِّٗأ َ َُُُّّٖٗ َسثُْٛ َ ْذػ٠َّٚ َ ُُّٗ ع ُ ُ ْشفَ ُغ٠َّٚ َ ِسْٛ ُٕبطَّ ِث َ ٌٕبسَّا َ ََٔئِرَاَّا خ١َُِّٔ ْم َطزِ َِّٗإٌ ْفغٌَِٝئ Artinya: ―Ketika manusia telah disinari dengan cahaya Tuhan-nya atau urusan pertablighan telah menjadi sempurna dengan ukuran yang cukup, maka ketika itu nama-nya menjadi sempurna dan Tuhan-nya memanggilnya serta ruh-nya diangkat ke sisi-Nya.‖ (Khutbah Ilhamiyah, hal. 10) Yakni, ketika manusia dikenakan pakaian-pakaian khilafat secara sempurna dan setelah hamba ini tinggal di bumi sampai waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keinginan Tuhan, supaya manusia disinari cahaya petunjuk, dan ketika manusia telah disinari cahaya Tuhan-nya atau urusan pertablighan telah menjadi sempurna, maka ketika itu pula nama-nya menjadi sempurna dan Tuhan memanggilnya serta ruh-nya diangkat ke sisi-Nya. Jadi, maksud wahyu tersebut adalah: ―Engkau akan mati sedangkan Aku (Tuhan), tidak akan pernah mati dan akan tetap kekal abadi.‖
28
Barahin Ahmadiyah, jilid IV, hal. 242, di bawah catatan kaki.
56
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
KEBERATAN KESEMBILAN “MIRZA GHULAM AHMAD MENGAKU SEBAGAI JELMAAN NABI MUHAMMADSAW DAN SEBAGAI RASUL (?)” Kutipan wahyu berikut ini telah disimpulkan sendiri, sebagai pernyataan penjelmaan beliau sebagai Nabi Muhammadsaw, marilah kita simak dari tulisan aslinya, demikian:
Artinya: ―Dan orang-orang yang beserta dengannya (Nabi Muhammadsaw) sangat keras terhadap orang-orang kufar, (namun) sangat santun di antara mereka. Di dalam kalimat wahyu itu, AllahSwt telah menyebut nama-ku dengan Muhammad dan juga rasul. Sebagaimana disebutkan di dalam buku Barahin Ahmadiyah, halaman 557.‖ Sebuah Wahyu berbahasa Urdu bunyinya sebagai berikut:
Artinya:
57
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Di dunia ini telah datang seorang pemberi peringatan, dunia menolaknya, tetapi Allah akan menerimanya dan dengan serangan yang dahsyat Dia akan menzahirkan kebenarannya.‖ 29 Jawaban: Kalimat dalam Barahin Ahmadiyah, halaman 557 itu bukanlah berarti Hadhrat Ahmada.s tidak mempercayai Rasulullahsaw sebagai Khatamun Nabiyyin. Bahkan sebaliknya, beliau sangat menjunjung Rasulullahsaw.. Berkenaan dengan Rasulullah saw. beliau bersabda:
ٍََّٝ ػ َ َّٝ َلفَّٚ َ َّ َِٓ ََُِّّٞلِل َّاٌز ِ ّ ِ أ َ ٌْ َؾ ّْذ ُ َّاٌش َ َٕبَّثِ ِا ْس١ْ ٍَػ َ ت َ ت َ ًِ ع ِ ُٕ ِذ َّ ََّوبٌ ُّط١ ِؽْٛ َ ِبَ َّاٌز١َب َء َّ ٌِ ِخ١ِ َعؼَ ًَ َّاْْل َ ْٔجَّٚ ِ ُ ا ٌْ ُىزَّٚ ُّ عب ِي ُ َ َ َّ ٍت َّ ُِ َؾّذ َ َّ َُ َاٌغالَّٚ ِ َ١ٌِ ْٚ آص َ ِبس ِ٘ ُْ َّ ِثبْْل ُ ٌش َ ُاٌقالَحَّٚ َ ت ِ ع ًِ َُّٔ ْخجَخ َّإٌ َخ ُّ ِش َّا١ْ َّ َخٍَٝػ ِ َرَب ِد َّ ٌٍِغجْٚ اَّ َوبْْلَُُٛٔٛى١ٌِ َّ بء َ ْ َ ْ ْ ْ ْ ْ َٓ٠ َٓ٠ َٓ٠ َٓ١ َ َٓ١ َّ ِشٙآ ٌِ َِّٗاٌطب ِ٘ ِش َّاٌ ُّطَّٚ َ َّٚ ِ اَّٚ َ خ ِش٢ َ ٌِ ٚأفن ًَِّاْلَّٚ َ ِغَِّاٌ ُّزِٔج١ؽ ِف َ َٓ١١ِّ َِخبر َ َُِّإٌج Artinya: ―Segala puji bagi Allah yang telah berbuat baik kepada kami dengan mengutus para rasul dan Kitab-kitab dan telah menjadikan nabi-nabi itu sebagai tali untuk kemah-kemah tauhid dan menghubungkan dibelakang mereka wali-wali supaya menjadi paku bagi tali-tali. Shalawat dan salam kepada sebaik-baik dan semulia-mulia Rasul, yaitu Khaatamun-Nabiyyiin dan yang akan memberi syafa‘at untuk orang-orang yang berdosa dan beliau itu lebih utama dari semua orang dahulu dan kemudian dan pula shalawat dan salam bagi para pengikutnya yang suci dan yang disucikan.‖ (Anjaam-eAtham, hal. 73). Beliau bersabda lagi;
َّغَّا ٌْ ُّؾَف َغ١ َ َّْٓ َِّب ِ َٕع ِم ْ اَّٚ َ ا ْعؼَ ٌٍَََُّْٕٗبَّاٌؾ ِفَّٚب ُّ ٌبٌَََّٕبَّاَٙ ٍْ َاعْ ؼَّٚ َ َ١غ ْم َ ِٗ ِٕ١ْ ػ َ ِٗ َِّأُِزِٝا ْؽؾ َْشَٔبَّفَّٚ َ ِٗ َِّ ُص ِْ َشرٝفَٕبَّ ِفَٛ َ ر َّ َِّْٕبَّ َ٘زَاَّاٌ ُّذػَب ََّء ِ ًَّس ِّةَّفَزَمَج ِ ْاَّٚٝ َ ٌََُّٚاْْلِٝف َ خ َش ِح٢ 29
Ruhani Khazain. Jld. 18, Hal. 207; Eik Galathi Ka Izalah. hal.3
58
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: ―Matikanlah kami dalam golongannya Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam dan bangkitkanlah kami dalam umatnya dan berilah pada kami minuman dari mata airnya dan jadikanlah itu minuman kami yang tetap, dan jadikanlah ia Nabi Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam itu Syaafi‘ (yang memberi syafa‘at) dan Musyaffa‘ (yang pernah syafa‘atnya dikabulkan) bagi kami di dalam dunia dan di akhirat, wahai Tuhanku, kabulkanlah doa kami ini!‖ (Miratu Kamalatai Islam, hal. 366). Dalam kitab itu juga beliau a.s. telah menulis lagi:
َ َخَّٟٚ َ أَ ْفَّٚ َ أ َ ْفَّٚ َّ َّال ِ ًُ ن َ ن ًَُّا ٌْ ُّ ْش ُ َّاٌش ُ َّس َ َِأْر٠َّْٓ َِ ًَّّ ِ َِّ َّْٓ ُو َ َٓ١١ِّ َخبرَ َُُّإٌ ِجََّّٚ َ َٓ١ٍِ ع َ ًِ ع ُّ ُش١ْ ٌََٕبَّ َخٛع َ ََْٔ ْؼز َ ِمذَُّأَٚ Artinya: ―Dan kami beri‘tiqad bahwa Nabi kita Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam lebih utama daripada semua Rasul dan beliau berpangkat KhaatamanNabyyin dan lebih mulia daripada semua manusia yang akan datang nanti dan yang sudah berlalu ― (Miratu Kamalati Islam, hal. 387). Dalam memahami suatu pernyataan, kita harus mengetahui siak wa sibak dari kalimat tersebut. Artinya, jadi suatu perkataan itu tidak bisa kita tafsirkan sendiri atau pun tidak bisa kita pisahkan dari kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya. Sebab dengan memisahkannya, hal itu akan merubah arti dan tentunya dapat menimbulkan berbagai macam penafsiran. Kalau kita lihat dan cermati, di dalam kalimat-kalimat selanjutnya beliaua.s menjelaskan mengenai perkataan beliau tersebut. Beliau a.s benar-benar mengimani Rasulullah saw sebagai Khatamun Nabiyyin, sebagaimana beliaua.s telah menulis:
59
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: Artinya: ―Kami benar-benar percaya dan dengan keimanan yang penuh atas apa yang dikatakan dalam ayat, „Walakin Rasulallahi wa Khaataman Nabiyyiin‟. Dalam ayat ini tersimpan satu nubuatan yang tidak diketahui oleh orang-orang yang memusuhiku. AllahSwt berfirman dalam ayat ini bahwa sesudah yang mulia Rasulullahsaw. maka pintu-pintu nubuwwat sudah ditutup sampai Hari Kiamat. Sekarang sudah tidak akan lagi ada seorang Hindu, Yahudi atau Kristen atau Muslim yang sekedar nama saja membuktikan kata ―nabi‖ itu dinisbatkan bagi dirinya. Semua pintu nubuwwat sudah ditutup, kecuali satu, yaitu jalan siddiqiyyat yang masih terbuka yang dinamakan juga fana fir Rasul (dalam kecintaan dan ketakwaan benar-benar bersatu dengan Muhammad saw).‖ (Eik Galathi Ka Izalah, hal. 4)
Dan pada kalimat-kalimat yang lain dikatakan:
Artinya:
60
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Alhasil nubuwwat dan risalatku dan ini adalah karena dengan keimanan dan keyakinan Muhammad dan Ahmad dan sekali–kali bukan karena pribadiku sendiri. Dan julukan / sebutan itu aku peroleh disebabkan fana fir Rasul (dalam kecintaan, menjadi benar-benar bersatu dengan Nabi Muhammadsaw).‖ Jadi, nubuwwat dan risalat Masih Mau‘uda.s di sini adalah bersifat zhilli (bayangan, bukan asli), yang beliau dapat karena fana fir Rasul bukan nubuwat dan risalat yang berdiri sendiri / terlepas dari risalat Rasulullahsaw atau mempunyai syariat sendiri. Tidaklah begitu, seperti kata beliau:
Artinya: ―Bahwa aku ini bukanlah Rasul yang membawa Syariat baru.‖
Kedudukan Rasulullahsaw Dalam Pandangan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s.: “Nur akbar telah dianugrahkan kepada sesosok manusia yang sempurna, dan bukan kepada malaikat, bukan kepada bintangbintang, bukan kepada bulan, bukan kepada matahari, bukan kepada samudra atau sungai, tidak juga kepada batu mirah, emerald, mutiara atau jamrut, singkatnya bukan kepada benda lain di bumi atau langit. Nur tersebut hanya bagi wujud suci yang contoh kehidupannya demikian sempurna seba gai penghulu dan junjungan kita, Penghulu segala Nabi, Penghulu semua makhluk hidup, yang terpilih, Muhammadsaw..
61
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Nur tersebut dikaruniakan kepada manusia suci ini dan sejalan dengan derajat mereka, juga kepada mereka yang memiliki warna yang mendekati sama dengan beliau. Keagungan demikian terdapat dalam bentuknya yang paling sempurna dalam wujud penghulu, junjungan dan pembimbing kita, yang suci Rasulullah Muhammadsaw sebagai insan yang terpilih.” 30 Aku selama ini selalu menduga-duga sebenarnya berapa tingginya derajat nabi dari bangsa Arab yang bernama Muhammad saw ini. Tidak akan ada yang bisa mencapai ketinggian derajat beliau dan tidak ada manusia yang akan mampu menduga secara tepat keluhuran keruhanian beliau. Sayang sekali belum semua manusia mengakui hal itu sebagaimana mestinya. Beliau itulah pahlawan ruhani yang telah mengembalikan kepada dunia Ketauhidan Ilahi yang telah hilang. Beliau mencintai Tuhan-nya dengan sepenuh hati sedangkan hatinya luluh dalam kasih kepada umat manusia. Karena itu lah maka Allah yang mengetahui isi hati beliau, telah mengangkatnya di atas semua nabi dan umat manusia dari kelompok awal maupun kelompok akhir, serta menganugrahkan kepada beliau apa pun yang diinginkannya dalam masa hidupnya. Beliau adalah sumber mata air semua keberkatan dan jika ada manusia yang mengaku dirinya lebih tinggi tanpa mengakui derajat beliau, sesungguhnya ia itu bukan manusia tetapi anak Syaitan. Beliau telah dikaruniakan kunci kepada semua keagungan dan beliau telah dirahmati dengan khazanah dari setiap pemahaman. Mereka yang tidak memperoleh bimbingan melalui beliau, sama dengan orang yang kehilangan segalanya. Aku ini bukan apa-apa dan tidak memiliki apa pun. Aku akan menjadi orang yang tidak bersyukur jika aku tidak mengaku bahwa aku mendapat 30
Aina Kamalati Islam,Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 160-162, London, 1984.
62
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
pemahaman tentang keTauhidan Ilahi melalui rasul ini. Dengan Nur beliau, pengakuan akan adanya wujud dari Tuhan Yang Maha Hidup, aku peroleh melalui Rasul yang sempurna ini. Kehormatan untuk bisa berbicara dengan AllahSwt dimana aku bisa memandang Wujud-Nya adalah juga melalui Rasul akbar tersebut. Sinar dari matahari pembimbing ini menerpa tubuhku laiknya sinar surya dan aku akan memperoleh pencerahan terus menerus sepanjang aku tetap terarah kepadanya. 31 Wahai kalian yang bermukim di muka bumi dan wahai jiwa semuanya yang ada di barat atau di timur! Aku maklumkan secara tegas bahwa kebenaran hakiki di dunia ini hanyalah Islam, Tuhan yang benar adalah Allah sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran, sedangkan Rasul yang memiliki hidup keruhanian yang abadi dan sekarang bertahta di atas singgasana keagungan dan kesucian adalah wujud terpilih Muhammad saw.. Bukti dari hidup keruhanian dan keluhuran keagungannya adalah dengan mengikuti dan mencintai beliau maka kita akan menjadi penerima dari Rohul Kudus dan akan dikaruniai berkat bisa bercakap dengan Tuhan dan menyaksikan tandatanda samawi. 32 Manusia yang dalam wujud, perilaku dan sifat-sifatnya serta yang melalui fitrat keruhaniannya yang suci telah memberikan contoh kesempurnaan dalam ketulusan dan keteguhan, dan dikenal sebagai manusia yang sempurna adalah Hazrat Muhammad saw. Manusia yang paling sempurna, baik sebagai manusia maupun sebagai seorang Rasul, yang datang membawa berkat akbar, wujud siapa telah menimbulkan kebangkitan kembali keruhanian dan dengan demikian telah menghidupkan kembali dunia, Rasul yang berberkat itu, Khataman Nabiyin, penghulu para muttaqi, terbaik dari antara semua Rasul adalah Muhammad saw. Ya Allah, turunkanlah berkat dan rahmat yang belum pernah Engkau turunkan sebelum nya kepada siapa pun sejak awal masa dunia ini. Jika Rasul akbar ini tidak muncul di dunia maka kami tidak akan memiliki bukti 31
Haqiqatul Wahi, Qadian, Magazine Press, 1907; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 22, hal. 118-119, London, 1984. 32 Tiryaqul Qulub, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 15, hal. 141, London, 1984.
63
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
kebenaran dari Rasul-rasul yang berada di bawah derajat beliau seperti Yunus, Ayub, Isa Ibnu Maryam, Maleakhi, Yahya, Zakaria dan lain-lain. Walaupun mereka itu semuanya adalah sosok-sosok orang yang dihormati dan menjadi kekasih AllahSwt namun mereka berhutang budi kepada Rasul akbar ini bahwa mereka kemudian diakui sebagai nabi-nabi yang benar. Ya Allah! Turunkanlah berkat-Mu atas diri beliau dan para pengikut beliau serta para sahabat beliau. Semua puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. 33 Kalau kita pertimbangkan secara adil maka dari semua rangkaian para nabi, kita akan menemukan satu sosok yang paling gagah berani dan amat dikasihi AllahSwt penghulu segala Nabi, kebanggaan dan mahkota para Nabi yang bernama Muhammad Musthafa dan Ahmad Mujtaba. Jika seseorang berjalan di bawah naungan bayangan beliau selama sepuluh hari maka ia akan memperoleh Nur yang sebelumnya tidak akan pernah didapatnya dalam seribu tahun. Kami telah menemukan berbagai Nur dengan cara meneladani Nabi Suci ini dan siapa pun akan menemukan hal yang sama jika meneladani beliau, karena ia akan memperoleh keridhoan AllahSwt sehingga tidak ada sesuatu apa pun lagi yang tidak mungkin baginya. Allah yang Maha Hidup yang tersembunyi dari manusia, akan menjadi Tuhan-nya dan semua tuhan palsu akan diinjak-injak di bawah kakinya. Ia akan diberkati di mana-mana dan Kekuasaan Ilahi akan mengikutinya. Salam bagi mereka yang mengikuti bimbingan ini.‖ 34 Di bawah langit ini hanya ada satu Rasul dan hanya ada satu Kitab. Rasul itu adalah Hazrat Muhammad saw yang lebih luhur dan agung serta paling sempurna dibanding semua Rasul, beliau adalah Khataman Nabiyin, manusia yang terbaik dimana jika kita menteladaninya maka kita akan
33
Itmamul Hujjah, Gulzar Muhammadi Press, Lahore, 1311 H, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 8, hal. 308, London, 1984. 34 Siraj Munir, Ziaul Islam Press, Qadian, 1897, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 12, hal. 82-83, London, 1984.
64
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
bertemu dengan AllahSwt. dan semua tabir kegelapan akan terangkat serta kita akan bisa menyaksikan keselamatan hakiki bahkan ketika masih di dunia ini. Kitab tersebut adalah Alqur‘an yang merangkum bimbingan yang benar dan sempurna, melalui mana manusia bisa memperoleh pengetahuan dan pemahaman Ilahi dan hati menjadi bersih dari segala kelemahan manusiawi serta diangkat kerak kebodohan, keacuhan dan keraguannya sehingga ia mampu mencapai tingkat kepastian yang paling sempurna. 35 Ada berjuta-juta manusia yang berfitrat bersih di dunia ini dan masih akan banyak pula ditemui di masa depan, namun manusia terbaik yang pernah ditemui serta hamba Allah yang paling mulia adalah Muhammad saw. saja.
Artinya: ―Sesungguhnya Allah mengirimkan rahmat-Nya kepada nabi ini dan para malaikat-Nya mendoakan dia. Hai orang-orang mukmin, kamu pun harus mengirimkan shalawat atas dia, nabi ini, dan sampaikanlah salam kepadanya dengan doa keselamatan.‖ (QS. Al-Ahzab: 57) Kita sementara tidak perhatikan orang-orang suci yang penjelasannya tidak terlalu lengkap di dalam Alqur‘an. Kita konsentrasikan perhatian kepada para Rasul yang disebutkan di dalam Alqur‘an seperti Musa, Daud, Isa dan nabi-nabi lain, salam atas mereka semua. Kami bersumpah dengan memanggil Allah sebagai saksi bahwa jika Hazrat Rasulullah saw tidak turun di dunia ini dan Alqur‘an tidak diwahyukan, dan kami tidak ada menyaksikan segala berkat yang telah kami saksikan, maka kebenaran dari semua rasul-
35
Brahini Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 557-558, London, 1984.
65
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
rasul lainnya akan tetap merupakan suatu hal yang meragukan di kalbu kami. Tidak ada realitas yang bisa diungkapkan dari dongeng-dongeng yaqng beredar karena bisa jadi cerita itu tidak benar dan bisa saja semua mukjizat yang diakukan kepada masing-masing Rasul tersebut merupakan hal yang dilebih-lebihkan karena tidak ada tandanya yang tersisa di zaman ini. Dari Kitab-kitab lama tersebut kami pun tidak akan mungkin bisa meyakini secara pasti bahwa Tuhan itu benar ada, karena kami tidak diberi keyakinan bahwa Tuhan memang berbicara kepada manusia. Namun dengan kedatangan Hazrat Rasulullahsaw maka semua cerita tersebut menjadi kenyataan. Kita tidak meyakininya semata-mata sebagai suatu pernyataan saja tetapi sebagai hasil pengalaman dari apa yang namanya berbicara dengan Tuhan, bagaimana tanda-tanda Tuhan dimanifestasikan dan bagaimana doa-doa di kabulkan. Semua hal ini telah kami temui karena meneladani Hazrat Rasulullahsaw sedangkan apa yang diungkapkan orang-orang sebagai cerita, kami malah telah menyaksikannya. Kami telah melekatkan diri kami kepada seorang rasul yang telah memanifestasikan Tuhan kepada kami. Seorang penyair mengemukakannya sebagai: Muhammad dari Arab, Raja dua dunia, dengan perbatasan yang dijaga Rohul Kudus. Aku tak akan menyebutnya Tuhan, namun mengenali wujudnya adalah mengenal Tuhan. Bagaimana caranya kami bisa bersyukur kepada Allah s.wt yang telah mengaruniakan rezeki mulia untuk menjadi pengikut seorang Rasul yang menjadi matahari bagi kalbu manusia yang muttaqi sebagaimana laiknya sang surya bagi tubuh kita. Beliau muncul di saat kegelapan dan telah mencerahkan dunia dengan Nur beliau. Beliau tidak ada merasa lelah dan pegal sampai telah dibersihkannya jazirah Arab dari perbuatan menyekutukan AllahSwt.. Beliau adalah bukti dari kebenaran wujud beliau sendiri karena Nur beliau tetap kemilau di segala zaman, sedangkan kepatuhan sepenuhnya kepada beliau akan mensucikan seseorang
66
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
sebagaimana air jernih sebuah sungai membersihkan kain yang kotor. Siapakah yang telah datang kepada kami dengan hati yang tulus dan masih juga belum menyaksikan Nur tersebut, padahal sebelumnya ia telah mengetuk di pintu yang sama tanpa hasil? Hanya saja sayangnya kebanyakan manusia lebih memilih kehidupan akhlak yang rendah dan tidak menginginkan adanya Nur masuk ke dalam batinnya. 36 Bukan hanya Yesus saja yang telah menubuatkan bahwa kedatangan Hazrat Rasulullahsaw sebagai kemunculan dari Tuhan yang Maha Kuasa sendiri, karena nabi-nabi lain pun dalam nubuatan mereka menggunakan istilah yang sama dan secara metaforika menggambarkan kedatangan beliau sebagai munculnya Allah yang Maha Kuasa dan karena wujud beliau merupakan manifestasi sempurna dari Tuhan, lalu menyebut beliau sebagai Tuhan. Dalam Kitab Perjanjian Lama dalam Mazmur 42: 1 diutarakan: ―Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya. Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan, dalam keagunganmu dan semarakmu. Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan. Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat. Anak-anak panahmu tajam menembus jantung musuh raja, bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu. Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan, sebab itu Allah, Allahmu telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu‘.‖ Ungkapan ‗Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran‘ bermakna metaforika yang bermaksud memperlihatkan keluhuran derajat keruhanian 36
Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 301-303, London, 1984.
67
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
daripada Nabi Suci Muhammad s.a.w. Begitu pula dalam Perjanjian Lama pada Kitab Yesaya 42: 2 diungkapkan: ―… Tuhan keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang ia membangkitkan sema ngat-Nya untuk bertempur.‖ Ungkapan ‗Tuhan keluar berperang seperti pahlawan‘ merupakan deskripsi metaforika dari kegagahan kedatangan Nabi Sucisaw. Banyak lagi nabi-nabi lainnya yang telah menggunakan metaforika ini dalam nubuatan mereka menyangkut kabar kedatangan Hazrat Rasulullah saw.‖ 37
KEBERATAN KESEPULUH “KEDUDUKAN MIRZA GHULAM AHMAD SETARA KEDUDUKAN NABI MUSA (?)” (Tadzkirah, halaman 651) Permasalahan sebenarnya adalah dalam wahyu ini AllahSwt menyamakan zaman Hadhrat Ahmada.s dengan zaman Nabi Musaa.s, tetapi celakanya, para penentang Jemaat memplesetkannya dengan menyamakan dalam hal kesamaan fisik dan kepangkatan kenabian Musaa.s. Wahyu tentang kesamaan Hadhrat Ahmada.s dengan sifat-sifat Nabi Musaa.s yang beliau terima berbunyi sebagai berikut:
ََّْ ْٛ ٌُْٛ ُم٠َ ََّّ َِبٜ َٚ ٝع ََّ ْٔ َ ََُّّْاِٙ ٠ْ َِ ًَ اؽ ََُّّْ َػ ْ ِ َّر َ َشَّٚ َ ْٛ ُِ َّ َُّْ ِث َّ ْٕ ِضٌَ ِخِٙ ١ْ ذَّ ِف ِ ٌَّٕفَّ ِثب ْ رًَ َِه َ بط ِ ِْ َّاَّؿ َ َِ ًَ ة ِِ َّْسَّػ
Artinya: ―Bersikap lemah-lembutlah engkau terhadap orang-orang, dan berbelaskasihlah atas mereka itu. Engkau di tengah-tengah mereka berada pada
37 Tauzih
Maram, Amritsar, Riyaz Hind Press; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 3, hal. 65-67, London, 1984.
68
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
kedudukan Musa dan bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan.‖ (Tadzkirah, Edisi 1969, Urdu, hal. 83) Penjelasannya: Hadhrat Masih Mau‘uda.s diingatkan oleh AllahSwt bahwa seperti halnya banyak orang-orang yang menentang beliau dan melontarkan berbagai fitnah dan tuduhan, maka masa seperti itu akan menimpa beliau, maka beliau diperintahkan oleh Allah untuk berakhlak karimah, bersikap lemah-lembut dan harus banyak-banyak berbelas-kasih terhadap lawan-lawan beliau. Selanjutnya beliau menerima wahyu tentang kemiripan kedudukan beliau seperti kedudukan Nabi Musaa.s di tengah umatnya, wahyu tersebut berbunyi demikian
ََُّّ َّللاََّٛ ََُّّ٘ ًَّْ ُغجب ً َّ َّل ََّ ػ ََّ َّ بط َّ ِ ٌٍَََِّّّٕ ْب ََّ اََّ ََّوٜ َّْ ََّ َِّذ١ه َّ َِّث ََّ َ عذُ َّ ََّو ََّشا َََِّّز َّْ غ ََّش ََّ َّٝ َّ ََِّ َِّؼَّٜٚ ََّ ذ َّ َُِّ ََّشا َِّد ََّ ََّْٔ ََّّاَّٜ ؽ ََّّ َِّذ َّْ َ بََّّا٠ََّ َّ ه ََّ ٌََّ َّٜؾ ََّش َّْ ُ"َّث ََّّٓإٌَّب ََّ ١َّْبَََّّثََّٙ ٌََُِّّٚ َّب ََََُُّّّٔ ََّذا٠ََّهََّّاْال ََّ ٍَََِّّّْرََّٚ ْ ََّ َّْٛ ٍََُّ غَّئ َّْ ُ٠َََُّّّْ ًَََََُُّّّّ٘ٚ َّْف ََّؼ٠َََّّػَّّب ََّ ًََُّّ َ غَّئ َّْ ُ ٠ََََّّّػََّجبَّ َِّد ََِّّٖال َِّ َّٓ َّْ َِِّ َّؾب َُّء ََّ ٠َََِّّٓ َّْ َِّ َّْ ت َّْ ٠َََّّت ََّ ٌ ١َّْػغ ِ َ غَّز َُّْ ِٙ ١ْ ِ ََُّّْا َ ْٔذَ َّفِٙ ٠ْ َِ ًَ ػ ََّ ٠ََّّْع َِّذ َِّ َّؾب ََّ ٌَّْعؼََّ ًٌَََََّّّ ََُّّٗا ََّ ِ ََّ َّٓ ٍَّ َِِّ َّللاَُّاٌَّْ َُّّ َّْإ َّ َّق ََّش ََّ ََََّّّٔاِ َّرَاََّٚ َّ–َّط َّ ِ َ ََُّّْ اؽ ِ َّر َ َشَّٚ ِ ٌَّٕفَّثِب ْ َّٓرًَ َِه َ بط ْ ُ ُ َ ْ َّاََّّا ََّ ََِّٕبَّْٛ ٌََّّْٛ ََّ َّم٠َّ ْ َّْ َاََّّاَّْٛ َُّزْ ََّش َُّو٠ََّّ ْ َّْ َ بَّط ََّّا َُّ ٌَّٕت َّا ََّ غ َِّ ؽ ََّ ََّٓ ا ََّ ٠َّْغبئَِّ َِّش ََّ ٌَّائَِّ َِّش َّاَّٛع َّ ٝع ْ َ ْٛ ُِ َّ ثِ َّٕ ِضٌ ِخ َ ٜ ِ ِْ فبَّؿ َ َِ ًَ ة ِِ َّْس َّػ ٌ ََُُّّّ ُِز٠َّ َٚ َّ ه ََّ َّْٕ ػ ََّ َّٝم ََّ ُ َّْش٠ََّّ ََّٚ َّ ن ََّ ع َُّش َّْ َ َّللاَِّ ََّّاٟ َّْ َِّ َّفَّٚا ََّ ًِ ِّ َِ َُ ُ ِؾت َّ َؽت ًِاَّ َع١ٌِ َّ للا ََّ َّْٛ ََُّٕ َُّ َّْفَّز٠َّ ََّ َُّْ َّالَُّٙ ََّف ِ َّ َِِٓ َّ بَّفََِّّزََّْٕ َّخََّٙ َِّْٔ َّا َالََّ َّا َّلِل َِّ ِ َّؽ َّّْ َُّذ ََّ ِ َّْ َّا َ َي-ٓ ََّ ١ََّّْؽٝ َِّ َِّؽز َّْ ِ ََّٟبَّر٠َاَّاٚظ َّْش َُّ ُ َّٓفََّبََّّْٔز ََّ َّْ١ََِّّٓاٌقَّب َِّدل ََّ َِّٟ َِّ ِِّٔ ًِ ًِأًَّلًَُّْاُّٚ ََّٔهَ َّاالُّ٘ ُضْٚ َُز ِخز٠َِّْْ َّاَٚ َّه ََّ َُّّ ع َّْ ِا ُ َّْٓ َِِّٝ َِّّٟٔ َِّاَٚ َّة َِّ ٌخ َطب ََّ ِ ٟث َّْ ََّ َََُّّ–َّ َّلُ ًََّّْ ََّ٘زََّاَّف٠ََّثَّٓ ََِّ َّْش ََّ ْؼََّّا ََّ ١َّْغ َِّ ََّّ ٌَّْهَّا ََّ ٍََّع ََّؼ ََّ َّٞاٌَّ َِّز ِ ْةَّا ِ َِّا ُ َع ِ ّش ِِدََُّٔ ْفغٟٔ ِ ْٚ م ُش ّ َ ََّّاَّٚ ّ ن ًََُّّ ََّس )240 -239 اردو ص1969 ٓ" (تذكزه َِّ ١ْ ِّ ٍِ غ ِ ا َ َؽذ ْ ُّ ٌٌََِّْٓ َّا Artinya: ―Wahai Ahmad-Ku, selamatlah atas engkau. Engkau adalah maksud / tujuan-Ku dan engkau beserta dengan-Ku. Aku menanam kemuliaan engkau dengan tangan-Ku sendiri, apakah hal itu menjadikan keanehan bagi manusia? Katakanlah, ‗Dialah Allah, Dzat Yang Sangat Ajaib. Dia mengabulkan siapa yang Dia kehendaki dari antara hamba-hamba-Nya. Janganlah engkau bertanya tentang apa yang Dia lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanyai. Dan inilah hari yang Kami berputar-putar mencari di antara manusia dan manakala Allah ingin menolong seorang mukmin, maka Dia menjadikan baginya para pembenci. Bersikap lemah-lembutlah terhadap manusia dan berbelas-kasihlah terhadap mereka itu, (sebab) kedudukan engkau di tengahtengah mereka itu ada pada kedudukan Musa. Bersabarlah di atas kezaliman
69
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
orang-orang yang zalim. Apakah orang–orang mengira mereka itu akan dibiarkan untuk mengatakan, ‗Kami telah beriman‘, lalu mereka itu tidak akan diuji?‘ Ingatlah bahwa itu adalah satu ujian dari Allah, supaya Dia memberikan kecintaan yang luar biasa. Ingatlah, sesungguhnya pahala engkau ada padaNya dan Dia sangat mencintai engkau, Dia menamatkan nama engkau. Tiada lain yang akan mereka lontarkan kepada engkau melainkan hanyalah olok– olok dan cemoohan semata. Maka katakanlah, ‗Sesungguhnya aku adalah seorang yang benar diantara orang-orang yang benar! Maka kalian tunggulah tanda-tandaku sampai tiba saat yang telah ditentukan.‘ Segala puji bagi Allah Yang Telah menjadikan engkau sebagai Almasih ibnu Maryam. Katakanlah: ―Ini adalah karunia dari Tuhan-ku, aku menjauhkan diriku sendiri dari segala julukan-julukan (mulia) itu dan aku benar-benar salah seorang yang berserah diri.‖ (Tadzkirah, edisi 1969, Urdu, hal. 239-240) Penjelasan: Jelas sekali kepada kita, bahwa keberadaan para pengikut agama yang berdiri menentang Hadhrat Ahmada.s. akan bermunculan juga seperti yang tampil sebagai penentang pada zaman Nabi Musaa.s. Namun berkat Quwwat Qudsiyyah (daya pensucian diri) dan akhlaq karimah (budi pekerti yang luhur) yang beliaua.s miliki itu, maka ujian Ilahi yang ditimpakan atas beliau itu telah menanamkan kecintaan Allah dan kecintaan dalam hati insan-insan yang berfitrat suci terhadap beliau dengan kecintaan yang sangat luar biasa. AllahSwt terus-menerus akan menunjukkan tanda-tanda yang mendukung kebenaran beliau dan membuka hati mereka itu untuk dapat meraih karunia Ilahi atas tanda-tanda kebenaran yang terlihat oleh mereka itu. Setelah beliau mencapai tingkat kesabaran yang paripurna itu, kemudian AllahSwt menetapkan beliau sebagai Almasih Yang Dijanjikan. Dalam Surat Kabar Berkala, ―Akhbarul Alamul Islami, 21 Muharam 1400 H, hal. 7; terdapat karangan Ulama terkemuka dari Rabithah Alam Islami, Syekh Abdul Aziz bin Baas, dengan judul yang terjemahannya adalah ―Kejahatan yang terjadi di Masjidil Haram, pemikiran yang batil tentang Mahdi Al Muntazar.‖
70
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Berikut ini adalah guntingan bagian akhir dari karangan itu beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
َّش٠ي َّثبهً َّالْ َّاؽبدٛ َّلٛٙٓ َّف٠خ َّوّب َّصػُ َّراٌه َّثؼل َّاٌّزأخش١ٍ َّإٌّزظشثبٌىٞذٌّٙاِب َّأىبسا َّوضشدَّٚب٠ٕٛارشاَِّؼٛساَّلذَّرٛلغطبَّوّبٍَِّئذَّعَّّٚألَّاالسكَّػذال٠َّٗٔاََّّْٚاخشاٌضِبٟعَّٗفٚخش َََِّّّٓٝٔاٌغغغزبٜاٌؾغَّٓاالَّثشَُّٛاثٕٙ١افزفبفذَّوّبفشػَّثزاٌهَّعّبػخ ََِّّٓاٌؼٍّبء َّثَّٚعذا ًََُّّ٘٘وبالَّعّبعََِّّٓاَُّٚ٘ش١غَّٚٝٔلىبٛاٌؼالََِّّٗاٌؾَّٚٓ٠اٌؼالَِّؼَّاٌغفبسَّٚػٍّبؤَّاٌمشَّْ اٌشاثغ ََّّفٍَُّللاٟبإٌجٕٙ١َّثٝافشَّاٌؼالَِّبدَّاٌزَّٛرَّٟاالَّثؼٞذٌَّّٙاَّٛ٘صَّاٌغضََّثأَّْفالَّٔبٛغ٠ٌَّىَّٓالٍَُّٚاٌؼ َّػذالَّوّبٍَِّئذَّّٚألَّاالسكَّلغطب٠َّٗٔٛبَّوٙمؾٚاَّٚبّٙاػظَّٚشَّاٌضبثزخ٠َّاالَّؽذٟفٍَُّفَّٚٗ١ٍػ بَّْراٌه١ظٍّبَّوّبَّعجكَّثَّٚساٛع Artinya: ―Adapun mengingkari secara total kedatangan Mahdi yang dijanjikan, sebagaimana anggapan sementara golongan Mutaakhkhirin, adalah pendapat yang keliru. Karena hadis-hadis tentang kedatangannya di Akhir Zaman dan tentang ia akan mengisi bumi ini dengan keadilan dan kejujuran, karena telah penuh kezaliman adalah mutawattir dari segi isi, dari artinya dan terdapat dalam jumlah banyak. Hal ini seperti sudah dijelaskan oleh kalangan ulama, diantaranya Abdul Hasan Al-Abiri as Sajastani, seorang ‗alim abad ke-IV Hijrah, Allamah AsSafarini, Allamah As-Syaukani, dan lain-lain. Hal ini sudah menjadi semacam ijma‘ di kalangan para ahli ilmu. Memang tidak dapat dipastikan seorang adalah Al-Mahdi kecuali bila ia dipenuhi tanda-tanda sebagaimana diterangkan oleh Nabisaw. Dalam hadis-hadis yang teguh dan tanda paling besar dan jelas ialah bahwa ia (Al-Mahdi) akan mengisi bumi dengan kejujuran dan keadilan, karena telah dipenuhi oleh kekejaman dan kezaliman, seperti diterangkan di muka tadi.‖ Dalam wahyu berikut ini, AllahSwt juga menyebut kemiripan musuh-musuh Nabi Musaa.s yang ditenggelamkan di dasar laut, maka kepada para penentang beliaua.s pun (ketakaburan) mereka akan ditenggelamkan, sebagaimana firmanNya:
71
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ْ َ َّاَّٚ َّه ََّ ُ َّخز َ ْشر ٌَّ ٠ْ َّاَعْ ُشنَ َّ َّلَ ِشَّٚ ََّ ََُّّٔؽَبْٜ ع ِ ّش َّ َِ ِؼَّٚ ِ َّ ََّعشنٟ َ ََّأََ ْش َّر ُهَِِّّٝٔا-ت َ ت ٌ ١ْ ه َّػ َِغ َ ِٜ ُّ ْ َّا َ ْٔذَ َّ ُِ َشادَِٞبَّا َ ْؽ َّذ٠ َ َه١ْ ٍَ ػ ََّْ َّ (رزوشحْٛ ُ ُْ َّ ُِ ْغ َشلٙ ََّ ٠ْ ِْاٌ ِزٝف َ ََِّٝأْر٠ ُ ِٔاَّاُِٛ َِ ٓ َّ َظ َِ َي ِ الَ َّر ُ َخَّٚٝ َ ْٛ ُِ َّ ُْ َّص َِب َّ ٌْ َّوّضْ ًَِّ َّ َّ َص َِب َ ع ِ بَّه ْج ِٕ ْى
)488َّؿَّٚاسد1969 Artinya: ―Wahai Ahmad-Ku, engkau adalah maksud / tujuan-Ku, dan engkau bersama-Ku, keunikanmu / rahasia engkau adalah keunikan / rahasia-Ku. Keagungan engkau sangat ajaib / luar biasa dan pahala engkau sangat dekat. Aku menerangi engkau dan Aku memilih engkau. Akan tiba atas engkau zaman seperti zamannya Musa. Jangan engkau pertanyakan tentang orang–orang yang zalim itu. Sesungguhnya (keangkuhan) mereka itu akan ditenggelamkan.‖ (Tadzkirah, hal. 488) Lebih jelas lagi, di dalam wahyu tersebut beliau bukan hanya dipanggil sebagai Isa ibnu Maryam saja, tetapi disebutkan juga predikat beliau sebagai nabi Allah. Nabi Muhammad Rasulullahsaw pun pernah menyebutkan Isa yang dijanjikan itu sebagai Nabiullah sebanyak 4x di dalam Hadis Riwayat Muslim dan Misykat, hal. 4730:
َ َ ْش١َ… َّف..َّ ُٗف َؾبث ََُُّّ …َّص..……َّ َُّٗ ُف َؾبث َُّ ِت َّ َٔج َُّ غ ْ َ َّاَٚ َّ ٝغ ْ َ َّاَٚ َّ ٝغ َ ُْؾ٠َّ َٚ َ ١ْ َّ َّللاِ َّ ِػٟ َ ١ْ َّللاِ َّ ِػُٟ ِق ُش ََّٔج ُ ََِْٗ ِث٠ َ َ ْش١َ……… ف.َّ ك ٌَِّٝ ََّ ف َؾبثُ ََُّّٗا َّ ِ ِْ َّاْالَ ِسٌَِٝف َؾبثَُُّٗا ْ َ َّاَٚ َّٝغ ْ َ َّاَٚ َّٝغ َ ١ْ َّللاَِّ ِػُٟ تَّ َٔ ِج َ ١ْ َّللاَِّ ِػُٟ ؤََّ ِج ُ غ ٍَُّ ٍِ غ َِّ ُ ْٚ مجل َّ ُس١…… َّ َّ َّ َّ َّف..َّ ً َجخ١ِّ ًؾب َّ َه٠ْ للا َّ………… َّ َّاِ ْر َّ َث َؼ َش َّللاُ َِّس ْ ُِ َّ ًُّ َّ ُوَّٚ َ ٍٓ ِِ ػ َّ ُوً ِِْ َّ ُِ ْإ ُ ََُّاٌغبػ ََّخْٛ ُ َُّْرَمِٙ ١ْ ٍْ َبطَّفَؼ َّ ِ ٌٕؽ َشا ُسَّا ِ َََّٝ ْجم٠ََّٚ َّ…………. Bahwa, Nabiullah Isa akan diutus ke dunia ini untuk berhadapan dengan Dajjal, Ya‘juj Ma‘juj serta musuh-musuh yang menentang beliau dan kelak beliau akan mengalahkan mereka. Rasulullah saw. bersabda: ―Nabiullah Isa dan sahabat-sahabatnya akan dikepung, … Nabiullah Isa dan sahabat-sahabatnya bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah … Nabiullah Isa dan sahabat-sahabatnya akan turun ke bumi … Nabiullah Isa dan sahabat-sahabatnya akan sungguh–sungguh berdo‘a kepada Allah,…‖
72
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Sebagaimana AllahSwt dan Rasulullahsaw. menjanjikan bahwa Isa akan datang setelah Rasulullahsaw untuk memenangkan Islam, akan memegang peranan yang hebat menghadapi lawan-lawan Islam dan para penentangnya, disebutkan bahwa beliau itu berpredikat sebagai Nabiullah Isa. Maka sesuai dengan itu, AllahSwt pun telah menyebut Hadhrat Ahmada.s dengan sebutan Nabiullah Isa, sebagaimana disebutkan di dalam wahyu berikut ini:
–َّ ََ ْٛ َ١ٌْ ُى ُْ َّا١ْ ٍَػ َ َّ َّالَاَػ ِْشفُهَ َّ– َّالَ َّرَضْ ِش ْةَِِّّٝٔ َّللاَّاَٝ َبََّٔ ِج٠َّ -ْ ِِِْٟبَّهئ ِ ثََٕبَّأَّبَّوُٕبَّ َخْٛ َُُٔسثََٕبَّا ْغ ِف ْش َّ ٌََٓ َِاَّر َّ َُّْ َّ ِث َّ ْٕ ِضٌَ ِخِٙ ١ْ َُّْ َّا َ ْٔذَ َّ ِفِٙ ٠ْ َِ ًَ ػ َ َّ َُّْ اؽ ِ َّر َ َشَّٚ ِ َّا َ ْس َؽ ُُ َّاٌشَٛ َُّ٘ َّٚ ِ ٌَّٕ ف َّ ِثب ْ ٓ َّ– َّرًَ َِه١ْ ِّ َّؽ َ بط َ ُْ ْغ ِف َش َّللاُ ٌََّ ُى٠َ َ ًِ َّْص َِبٌَّْ َّوّض َ َه١ْ ٍَػ َّع ٍَْٕب َ َّ عالً َّؽَب ِ٘ذًا َ ََِّٝأْر٠َّٝع َ ُى ُْ َّ َو َّبَّا َ ْس١ْ ٍَػ ُ ََّٚ ُى ُْ َّس١ْ ٌَِع ٍَْٕبَّا َ َّأِبَّا َ ْس-ٝع َ ْٛ ُِ َّ ُْ َّص َِب َ ْٛ ُِ ّ َّٜش١ َّا َ ْخز َ ْشر ُهَ َّرَّٚ ُ َّس َ ََّأََ ْشاُنَِِّّٝٔ َّا-ٗرَّسوَِّّٛؾَّٝ٘دَّٖارشاٚذَّدَّٙثٝعالً َّ– َّأ ِّعّبَّْع َ ََْْٛ َّفِ ْشػٌَِٝا َّ-ب١َوََّّْٛ٘وبَّعبِبَٝصٔذو Artinya: ―Ya Allah, Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami. Sesungguhnya kami adalah pendosa. Wahai Nabiullah, sesunguhnya Aku tidak mengenal engkau. Hari ini tidak ada balas dendam, Allah telah mengampuni engkau dan Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang. Bersikap lemah lembutlah terhadap orangorang dan sayangilah mereka. Engkau disisi-Ku pada kedudukan Musa. Telah datang padamu zaman yang seperti zamannya Musa. Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul sebagai penyaksi, sebagaimana telah diutus seorang Rasul kepada Fir‘aun. Asmaan se bohut dudh utra he, mahmuz rekh! (Bahasa Urdu), artinya, ‗Dari langit banyak turun susu, tampunglah! Aku mencahayai engkau dan Aku telah memilih engkau. Teri zindegi ka saamaan ho geya (Urdu), artinya, ‗Maka terpenuhilah fasilitas hidup engkau‘.‖ Perlu diperhatikan, wahyu apapun yang diterima Pendiri Jemaat Ahmadiyah sedikit pun tidak ada ambisi beliau di dalamnya dan tidak atas keinginan beliau dan tidak pula mengada-ada. Sebab jika mengada-ada atas nama Tuhan, maka sesuai dengan undang-undang Tuhan atau ketetapan-Nya,
73
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
beliau akan dihancurkan sehancur-hancurnya, karena beliau berperkara langsung dengan AllahSwt. Sekarang marilah kita sejenak menyimak penafsiran seorang ‗alim besar yang terkenal di Indonesia, Prof. Dr Hamka, Ketua MUI Pertama di Indonesia, tentang QS. Al Imran: 55,
Artinya: ―(Ingatlah) tatkala Allah berkata, ‗Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku dan membersihkan engkau daripada orang-orang yang kafir.‖ (QS. Al Imran: 55) Artinya yang tepat dari ayat ini ialah, bahwa maksud orang-orang kafir itu hendak menjadikan Isa Almasih mati dihukum bunuh, sebagai yang dikenal Almasih akan dipalangkan dengan kayu, tidaklah akan berhasil. Tetapi Nabi Isa Almasih akan wafat dengan sewajarnya dan sesudah beliau wafat, beliau akan diangkat Tuhan ketempat yang mulia di sisi-Nya dan akan bersihlah beliau dari gangguan orang–orang kafir itu. Kata Mutawaffika telah kita artikan menurut loghatnya yang terpakai arti asal itu, diambillah arti mematikan, sehingga wafat itu berarti mati. Mewafatkan adalah mematikan. Apatah lagi bertambah kuat arti ―wafat‖ ialah ―mati‖. Mewafatkan ialah mematikan karena banyaknya ditemukan di dalam Alqur‘an ayat-ayat yang disana disebutkan, tawaffa humul malaikatu, yang semuanya itu bukan menurut arti asal yaitu ―mengambil sempurna ambil‖, melainkan berarti ―mati‖, sehingga sampai kepada pemakaian bahasa yang umumnya diartikan ―mati‖ juga. Maka dari itu, arti yang lebih dahulu dapat langsung dipahamkan apabila kita membaca ayat itu ialah: ―Wahai Isa, Aku akan mematikan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku dan membersihkan engkau daripada tipu daya orang yang kafir.‖
74
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Beliau akan diangkat ke sisi Tuhan ialah sebagai Nabi Idris yang diangkat derajatnya ke tempat yang tinggi sebagaimana tersebut di dalam Surah Maryam ayat 53. Sebagai orang yang mati syahid juga di dalam Surah Al Imran: 169, dikatakan bahwa ‖dia itu tetap hidup...‖ Satu golongan besar Ahli Tafsir mengatakan bahwa arti ayat di atas bukanlah sebagaimana yang mula-mula dipahamkan itu. Tetapi, inni mutawaffiika artinya ialah, ―Sesungguhnya Aku akan mengambil engkau‖. Jadi, bukannya mengartikan, ―Sesungguhnya Aku akan mematikan engkau‖. Tegasnya, Nabi Isaa.s. (tubuh dan ruhnya) dalam keadaan hidup-hidup diambil Tuhan dari dunia ini. ―Wa raafi‘uka ilayya‖ (dan mengangkat engkau kepadaKu) artinya sesudah beliau diambil dari dunia ini, lalu diangkat ke langit hiduphidup. Di langit itulah, beliau sampai sekarang ini dan di Akhir Zaman akan turun ke dunia membunuh Dajjal.
Selanjutnya di halaman berikutnya beliau menulis sebagai berikut: ―... Al Alusi, di dalam tafsirnya yang terkenal (Ruhul Ma‘ani), setelah memberikan keterangan beberapa pendapat tentang arti mutawaffiika, akhirnya menyatakan pendapatnya sendiri bahwa artinya, ―Telah mematikan engkau‖, yaitu menyempurnakan ajal engkau (mustaufi ajalika) dan ‗Mematikan engkau dengan ajalan biasa, tidak sampai dapat dikuasai oleh musuh yang hendak membunuh engkau.‖ Dan beliau menjelaskan lagi, bahwa arti wa raa fi‘uka ilayya (dan mengangkat engkau kepada-Ku) yaitu, ―Mengangkat derajat beliau, memuliakan beliau, mendudukkan beliau di tempat yang tinggi, yaitu ruh beliau sesudah mati, bukan mengangkat badannya.‖
75
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Lalu Al-Alusi mengemukakan beberapa kata rafa‘a yang berarti ―angkat‖ itu, terdapat pula dalam beberapa ayat Alqur‘an yang tiada lain artinya ―mengangkat kemuliaan ruhani sesudah me ninggal...‖ Syaikh Muhammad Abduh menerangkan tentang tafsir ayat ini demikian, ‖Ulama, di dalam menafsirkan ayat ini, menempuh dua jalan, yaitu: Yang pertama dan masyhur ialah bahwa dia diangkat Allah dalam keadaan hidup dan nanti dia akan turun kembali di Akhir Zaman dan meng hukum di antara manusia dengan syari‘at kita. Dan kata beliau selanjutnya,...‖ Penafsiran yang kedua ialah memahamkan ayat menurut asli yang tertulis, mengambil arti tawaffa dengan maknanya yang nyata, yaitu ―mati seperti biasa‖, dan rafa‘a (angkat) ialah ―rohnya diangkat sesudah mati...‖ Dan kata beliau pula, ―Golongan yang mengambil tafsir cara yang kedua ini terhadap hadis-hadis yang menyatakan Nabi Isa telah naik ke langit dan akan turun kembali, mereka mengeluarkan dua kesimpulan (Takhrij), yaitu:
Kesimpulan Pertama; Hadis-hadis itu ialah hadis-hadis Ahad yang bersangkutan dengan soal itikad (kepercayaan). Sedangkan, soal–soal yang bersangkutan dengan kepercayaan tidaklah dapat diambil kalau tidak Qath‘I (tegas), padahal dalam perkara ini tidak ada sama sekali hadis yang Mutawattir. Kemudian, beliau terangkan pula Takhrij (kesimpulan) golongan kedua ini tentang Nuzul Isa (akan turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman) itu. Menurut golongan ini, kata beliau, turunnya Isa bukan turun tubuhnya, tetapi akan datang masanya pengajaran Isa yang asli, bahwa intisari pelajaran beliau yang penuh rahmat, cinta dan damai dan mengambil maksud pokok dari syariat, bukan hanya semata-mata memang kulit, yang sangat beliau cela pada perbuatan kaum Yahudi seketika beliau datang terlebih dahulu, akan bangkit kembali.‖
76
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Demikian keterangan Syaikh Muhammad Abduh. Sayyid Rasyid Ridha pernah menjawab pertanyaan dari Tunisia. Bunyi pertanyaannya adalah: ―Bagaimana keadaan Nabi Isa sekarang? Di mana tubuh dan nyawanya? Bagaimana pen dapat tuan tentang ayat inni mutawaffika wa rafi‘uka? Kalau memang dia sekarang masih hidup, sebagai di dunia ini, dari mana dia mendapatkan makanan yang amat diperlukan bagi tubuh jasmani-haiwani itu? Sebagaimana yang telah menjadi Sunnatullah atas makhluk-Nya?‖ Sayyid Rasyid Ridha, sesudah menguraikan pendapat-pendapat ahli tafsir tentang ayat yang ditanyakan ini, mengambil kesimpulan: ―Jumlah kata, tidaklah ada nash yang sharih / tegas di dalam Alqur‘an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawanya ke langit dan hidup di sana seperti di dunia ini, sehingga perlu, menurut sunnatullah, tentang makan dan minum, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang makan beliau sehari-hari. Dan tidak pula ada nash yang sharih menyatakan beliau akan turun dari langit. Itu hanyalah akidah dari kebanyakan kaum Nasrani, sedang mereka itu telah berusaha sejak lahirnya Islam menyebarkan kepercayaan ini dalam kalangan kaum Muslimin.‖ Lalu beliau tegaskan lagi, ―Masalah ini adalah masalah khilafiyah sampai tentang Almasih diangkat ke langit dengan roh dan badan-nya itu.‖ Dan berkata pula Syaikh Mustafa Al-Maraghi, Syaikh Jami Al-Azhar yang terkenal sebelum Perang Dunia II, menjawab pertanyaan orang tentang ayat ini, ―Tidak ada dalam Alqur‘an suatu nash yang sharih dan putus tentang diangkat ke langit dengan tubuh dan nyawanya itu dan bahwa dia sampai sekarang masih hidup dengan tubuh dan nyawa-nya. Adapun sabda Tuhan yang mengatakan, ‖Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku dan membersih kan engkau daripada orang-orang yang kafir itu‖, jelaslah bahwa Allah mewafatkannya dan mematikannya dan Isaa.s.
77
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
mengangkatnya, zahirlah (nyata) dengan diangkatnya sesudah wafat itu, yaitu diangkat derajatnya di sisi Allah, sebagai mana Idrisa.s dikatakan Tuhan, ‗Dan Kami angkatkan dia ke tempat yang tinggi.‘ Dan ini pun jelas juga, yang menjadi pendapat sebagian ulama-ulama Muslimin, bahwa beliau di wafatkan Allah, wafat yang biasa. Kemudian diangkat derajat-nya. Maka hiduplah beliau dalam kehidupan rohani, sebagaimana hidupnya orang-orang yang mati syahid dan kehidupan nabinabi yang lain juga. Tetapi Jumhur Ulama menafsirkan bahwa beliau diangkat Allah dengan tubuh dan nyawa-nya, sehingga dia sekarang ini hidup dengan tubuh dan nyawa, karena berpegang kepada hadits yang memperkatakan ini, lalu mereka tafsirkan Alqur‘an dengan maksud hadis-hadis itu.‖ Lalu kata beliau; ―Tetapi, hadis-hadis ini tidaklah sampai kepada derajat hadis-hadis yang Mutawattir, yang wajib diterima sebagai Akidah. Sebab akidah tidaklah wajib melainkan dengan nash Alqur‘an dan hadis-hadis yang mutawattir. Oleh karena itu, maka tidaklah wajib seorang muslim beritikad bahwa Isa Almasih hidup sekarang dengan tubuh dan nyawanya, dan orang yang menjalani akidah itu tidaklah kafir dari Syari‘at Islam.‖ Berkata pula Syaikh Mahmoud Syaltout, Syaikh Jami‘ Al-Azhar (wafat pada tahun 1963), tentang hadis-hadis bahwa Nabi Isaa.s. akan turun. Demikian kata beliau: ―Riwayat-riwayat itu adalah kacau balau, berlain-lain saja lafadznya dan maknanya yang tidak dapat dipertemukan. Kekacau-balauan ini dijelaskan benar-benar oleh Ulama Hadis. Dan di atas dari itu semua, yang membawa riwayat ini adalah Wahab bin Munabbih dan Ka‘ab Al Ahbar. Keduanya itu adalah ahlul-kitab yang kemudian memeluk Islam dan sudahlah dikenal derajat keduanya dalam penilaian ahli-ahli Jarh dan Ta‘dil (ahli penyelidik nilai hadis).‖
78
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Meskipun hadis yang dirawikan Abu Hurairah tentang Nabi Isa akan turun pula, apabila hadis itu shahih, namun dia adalah hadis Ahad. Dan ulama telah Ijma‘ bahwasanya hadis Ahad tidak berfaedah untuk dijadikan dasar akidah dan tidak sah dipegang dalam urusan-urusan yang ghaib. Tentang Nabi Muhammmadsaw bertemu Nabi Isaa.s dan Yahyaa.s ketika Mi‘raj, bukanlah alasan yang kuat buat membuktikan bahwa Isaas hidup di langit, tetapi itu hanyalah pertemuan kerohanian belaka, bukan pertemuan tubuh jasmani. Keterangan tentang ini dapat dilihat dalam kitab Fathul-Bari dan Zadul Ma‘ad. Akhirnya Syaikh Syaltout menutup fatwanya demikian: 1.
―Tidaklah ada dalam Alqur‘an yang mulia dan tidak pula dalam Sunnah yang suci, suatu alasan yang jitu, yang baik untuk dijadikan dasar akidah, yang dapat menimbulkan ketentraman dalam hati bahwasanya Isa diangkat ke langit dengan tubuhnya, dan sampai sekarang dia masih hidup di langit dan bahwa dia akan turun ke bumi di Akhir Zaman.‖ 2. Kesimpulan yang didapat dari pada ayat yang berkenaan dengan soal ini adalah bahwa, ―Allah menjanjikan kepada Isa bahwa Dia akan mewafatkannya menurut ajalnya dan mengangkatnya kepada-Nya dan memelihara dari tipu daya orang kafir dan bahwa janji Tuhan ini memang telah terjadi. Maka tidaklah dia mati dibunuh oleh musuh-musuhnya dan tidaklah dia di salibkan, tetapi disempurnakan Allah ajalnya dan diangkat derajatnya.‖ 3. Barangsiapa yang tidak percaya bahwa Isa telah diangkat dengan tubuhnya ke langit dan bahwa ia mengingkari dalil yang Qath‘i (jelas dan nyata), maka tidaklah dia keluar dari Islam dan Iman, dan tidaklah boleh dia dihukum murtad, bahkan dia Muslim dan Mukmin; disembahyangkan sebagaimana menyembahyangkan orang beriman yang lain, dikuburkan di pekuburan orang Mukmin, dan tidaklah rusak imannya di sisi Allah. Dan Allah terhadap hamba-Nya adalah Maha Tahu, lagi Maha Memandang.‖38
38
Sekian kita salinkan pendapat Syaikh Syaltout dalam Kitab Al-Fatawa beliau (cetakan Al Azhar, tahun 1959)
79
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Adapun Ulama Indonesia yang menganut paham seperti demikian dan menyatakan pula paham itu dengan karangan ialah guru dan ayah hamba Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah di dalam bukunya, Al-Qaulush Shahih, pada tahun 1924. Beliau pun menyatakan paham beliau, bahwa Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat derajat beliau di sisi Allah. Jadi bukan tubuhnya yang dibawa ke langit. Demikianlah, oleh karena Alqur‘an selalu terbuka buat dipahamkan. Meskipun golongan yang menafsirkan ayat ini, bahwa Nabi Isaa.s diangkat dengan tubuhnya ke langit, disebut JUMHUR, tidaklah tertutup pintu buat menilai pokok pendirian orang yang menafsirkan ayat menurut lahiriyahnya itu, sehingga mungkin di satu waktu, tafsiran jumhur itu hanyalah sebagai catatan saja, bahwa pernah banyak orang menafsirkan demikian, tetapi tafsir yang kedua ini diterima oleh pendapat umum. Kaum AHMADIYAH, untuk menguatkan pendiriannya bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi dan dialah Isa Almasih yang dijanjikan akan turun di Akhir Zaman, maka mereka pun menguatkan pendapat bahwa Nabi Isaa.s telah mati. Mereka mau berdebat / bertukar pikiran berhari-hari, bermalam-malam untuk mempertahankan pendirian bahwa Nabi Isa telah mati, bukanlah diangkat ke langit dengan tubuh dan nyawanya. Namun, jika ada yang berpendapat bahwa Nabi Isa Almasih telah mati, bukan tubuh dan nyawanya yang diangkat ke langit, bukanlah berarti bahwa orang itu telah menganut paham Ahmadiyah. Syaikh Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridha, Syaikh Muhammad Mustafa al–Maraghi dan Syaikh Mahmud Syalout dan guru serta ayah saya, Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah bukanlah orang Ahmadiyah, malahan mereka itu menolak keras akidah Ahmadiyah yang mematikan Almasih untuk melapangkan jalan bagi menghidupkan Mirza Ghulam Ahmad buat menggantikan tempat Nabi Isa menjadi Almasih.‖ 39
39
Tafsir Al Azhar, Juz III, QS. Ali Imran: 55-57, dipetik dari halaman 181-185 edisi Desember 1994
80
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
“KESAKSIAN ULAMA RABITHAH TERKEMUKA TENTANG KEMUTAWATTIRAN HADIS-HADIS TENTANG IMAM MAHDI” Dalam Surat Kabar berkala, ―Akhbarul ‗Alamul Islami (21 Muharam 1400 H, hal. 7) terdapat kalangan Ulama terkemuka dari Rabithah ‗Alam Islami, Syekh Abdul Aziz bin Baas, dengan judul (yang telah diterjemahkan) ―Kejahatan yang terjadi di Masjidil Haram, pemikiran yang batil tentang Mahdi Al Muntazar‖. Berikut ini adalah guntingan bagian akhir dari karangan itu beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
َّش٠ي َّثبهً َّالْ َّاؽبدٛ َّلٛٙٓ َّف٠خ َّوّب َّصػُ َّراٌه َّثؼل َّاٌّزأخش١ٍ َّإٌّزظشثبٌىٞذٌّٙاِب َّأىبسا َّوضشدَّٚب٠ٕٛارشاَِّؼٛساَّلذَّرٛلغطبَّوّبٍَِّئذَّعَّّٚألَّاالسكَّػذال٠َّٗٔاََّّْٚاخشاٌضِبٟعَّٗفٚخش ََِّّٓ ٝٔ َّاٌغغغزبٜاٌؾغٓ َّاال َّثشُٛ َّاثٕٙ١افزفبفذ َّوّبفشػ َّثزاٌه َّعّبػخ َِّٓ َّاٌؼٍّبء َّثَّٚ عذا ًََُّّ٘٘وبالَّعّبعََِّّٓاَُّٚ٘ش١غَّٚٝٔلىبٛاٌؼالََِّّٗاٌؾَّٚٓ٠اٌؼالَِّؼَّاٌغفبسَّٚػٍّبؤَّاٌمشَّْ اٌشاثغ ََّّفٍَُّللاٟبإٌجٕٙ١َّثٝافشَّاٌؼالَِّبدَّاٌزَّٛرَّٟاالَّثؼٞذٌَّّٙاَّٛ٘صَّاٌغضََّثأَّْفالَّٔبٛغ٠ٌَّىَّٓالٍَُّٚاٌؼ َّػذالَّوّبٍَِّئذَّّٚألَّاالسكَّلغطب٠َّٗٔٛبَّوٙمؾٚاَّٚبّٙاػظَّٚشَّاٌضبثزخ٠َّاالَّؽذٟفٍَُّفَّٚٗ١ٍػ بَّْراٌه١ظٍّبَّوّبَّعجكَّثَّٚساٛع Artinya: ―Adapun mengingkari sama sekali kedatangan Mahdi yang dijanjikan, sebagaimana anggapan sementara golongan Mutaakhkhirin, adalah pendapat yang keliru. Karena hadis-hadis tentang kedatangannya di Akhir Zaman dan tentang ia akan mengisi bumi ini dengan keadilan dan kejujuran, karena telah penuh kezaliman adalah mutawattir dari segi isi dari artinya dan terdapat dalam jumlah banyak. Hal ini seperti sudah dijelaskan oleh kalangan ulama, diantaranya Abdul Hasan Al-Abiri As-Sajastani, seorang ulama abad ke-4 Hijriah, Allamah As-Safarini, Allamah As-Syaukani, dan lain-lain. Hal ini sudah menjadi semacam ijma‘ dikalangan para ahli ilmu. Memang tidak dapat dipastikan seseorang adalah Mahdi kecuali bila ia dipenuhi tanda-tanda sebagaimana diterangkan oleh Nabisaw.. Dalam hadis-hadis yang teguh dan tanda paling besar dan paling jelas ialah bahwa Mahdi akan mengisi bumi
81
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dengan kejujuran dan keadilan karena telah dipenuhi oleh kekejaman dan kezaliman, seperti diterangkan di muka tadi.‖
“Zaman Hadhrat Ahmad Seperti Zaman Nabi Musa (?)” Wahyu Ilahi bunyinya sebagai berikut:
َ ًِ ْهَ َّ َص ٌَِٓ َّو َِّض١ْ ٍَػ ٝع ََّ َّْٛ ُِ َِّٓ َِ َّص َ َّْٟ أ ْ ِر٠َ ―Suatu zaman akan datang atasmu seperti zaman Musa.‖ (Tadzkirah, hal. 446) Dalam wahyu tersebut, yang dijelaskan adalah zaman yang sedang beliau jalani itu semisal zamannya Musaa.s, bukan sosok beliau, pangkat dan derajat beliau semisal pangkat, derajat atau posturnya semisal Nabi Musaa.s. Dan wahyu di atas, yang turun lebih dahulu berkaitan dengan wahyu yang turun setelah itu, yakni:
ََّٜ َِ َّْٓػَبدَٜػَبدَّٚ َ َ ٌَُّر َ َّؼَّأ َ َِب َِه٠ْ ئِٔٗ‘َّو َِش Artinya: ―Dia Maha Mulia. Dia berjalan di depan engkau dan Dia akan menjadi musuh dari orang yang menjadi musuh engkau.‖ Sebagai seorang mulham ‗alaihi yakni penerima wahyu langsung dari Allah, Hadhrat Ahmada.s yang sangat paham akan maksudnya itu, telah menjelaskan perihal kemiripan wahyu yang diterima beliau yaitu, ―Akan datang atas engkau zaman seperti zaman Musa‖ dengan wahyu yang diterima Nabi Musaa.s dahulu. Di dalam Tadzkirah, edisi Urdu 1969, halaman 447, pada catatan kakinya beliau menjelaskan begini, ―Ini (wahyu yang ke-2 di atas) tampaknya lanjutan dari wahyu yang aku terima kemarin, ―Suatu zaman akan datang bagimu seperti zaman Musa.‖ Bila terdapat persesuaian sastra dari antara 2 wahyu, sekalipun keduanya dipisahkan oleh masa sampai 10 hari, aku yakin, di antara keduanya terdapat pertalian satu dengan lainnya. Di dalam Taurat juga terdapat hal yang serupa dengan itu, bahwa Tuhan berkata kepada Musa, ―Berjalanlah dan Aku
82
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
akan berjalan di depanmu. Dia akan menjadi musuh dari orang yang akan menjadi musuhmu.‖ (Al-Hakam, Jld. VI, no. 46, 24 Desember 1902, hal. 13) Bagi orang yang bijak, dengan adanya wahyu yang mengatakan bahwa zaman Hadhrat Ahmada.s ini seperti zamannya Musaa.s, seharusnya ia tidak perlu merasa keberatan atas hal tersebut, sebab AllahSwt., yang menurunkan wahyu ini, Dia itu Maha Mengetahui tentang zaman ini. Bagaimana corak wahyu yang Dia inginkan, itu merupakan hak prerogative-Nya untuk senantiasa menzahirkan sifat mutakalliman-Nya (berwawancakap) dengan hamba-hamba pilihan-Nya. Adapun kita, sebagai manusia, kita tidak punya kewenangan apapun untuk berkeberatan atas hal itu. Wahyu yang dimaksud begini bunyinya:
َُّْ َُّ٘ َّٚب َ َّفجِ ْش ْ َّفَبٝع َ ْٛ ُِ َّ َُّْثِ َّ ْٕ ِضٌَ ِخِٙ ١ْ ِأ َ ْٔذَ َّف َ َِٕ َ اَّأْٛ ٌَُّْٛ ُم٠َّْْ َ اَّأُْٛ ُّزْ َشو٠َّْْ َ بطَّأ َ َّأَ َؽغ. َٓ٠ْ ِسا ٌْ َغبئِ ِشْٛ َّ َعٍَٝػ ُ ٌِٕتَّا ََِّ ا ٌْؼَ ْضْٚ ُِ َّ ُيْٚ ُ فجَ َشَّأ ْ َْ َّأ َ ٌْ ِفزَْٕخَُُّ٘ َٕبَّفَبْٛ َُُٕ ْفز٠ََّال َ َّفجِ ْشَّ َو َّب Artinya: ―Engkau di tengah-tengah mereka dalam kedudukan Musa, maka bersabarlah terhadap perlakuan keras lawan-lawan. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan ditinggalkan begitu saja sementara ia berkata, ‗Kami sudah beriman lalu mereka tidak akan dicobai?‘ Inilah suatu cobaan, maka bersabarlah sebagaimana orang-orang yang teguh itu bersabar.‖ (Tadzkirah, hal. 446, cet. 1969) Wahyu AllahSwt kepada Hadhrat Masih Mau‘uda.s berbunyi,
َ ًِ َّْص ٌَِٓ َّو َِّض َ َه١ْ ٍَ ػ ٝع َ َّْٝ َِأْر٠ َ ْٛ ُِ َِّٓ َِ َّص
―Suatu zaman akan datang atas engkau, sebagaimana zamannya Musa.‖40 Kemudian disebutkan dalam nada yang hampir serupa di dalam Tadzkirah, Edisi Urdu tahun 1969, hal. 656-657, hal. 715, 718, 239-240 catatan kakinya, pada intinya ialah, 40 Tadzkirah, edisi
Urdu 1969, hal. 488
83
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
1.
2.
3.
Hadhrat Ahmada.s itu mendapatkan sebutan seperti Musaa.s. Hal itu bukanlah keinginan beliaua.s, akan tetapi karena memang beliau memiliki quwat qud siyah, kesucian jiwa, kepribadian dan ketinggian rohani seperti Nabi Musaa.s. Dalam Alqur‘an, dijelaskan bahwa AllahSwt menganugerahi hikmah dan ilmu kepada Nabi Musaa.s (QS. Al Qashash: 25) dan beliau menghadapi berbagai fitnah dari orang-orang Yahudi (QS. As Saff: 6) dan, Mengalami berbagai penderitaan lainnya. Akan tetapi beliau a.s termasuk seorang ―Rasul Ulul Azmi‖, Rasul yang bermental baja, rendah hati dan memiliki ketabahan yang luar biasa.
Di dalam Kitab Perjanjian Lama, tertulis: ―Musa adalah orang yang sangat rendah hati, melebihi semua orang yang hidup di bumi ini.‖ (Kitab Bilangan 12: 3) Permisalan di dalam sifat dan kepribadian inilah yang dimiliki kedua pribadi utusan pilihan AllahSwt. ini, baik dalam bentuk cobaan, jenis para penentang dan bentuk penentangan yang beliau-beliau hadapi juga akan banyak persamaannya sebagaimana di dalam beberapa riwayat berikut ini: 1.
Hadhrat Syeikh Muhyidin Ibnu Arabi berkata:
ًَِّ ًب ُءَّ َخبفخَٙ ٌََّٓاِالَّا ٌْفُم١ْ ِ ٌَِّ ُِجٌُّٚ ػذ َ ٌَََُّّٗظ َ ١ْ ٍََ َُِّفِٞ ُّ ذْٙ َّ ٌْ َّاِرَاَّ َخ َشطََّ َ٘زَاَّاْ ِال َِبَّ َََّاَٚ
Artinya: ―Bila Imam Mahdi muncul, tidak ada orang yang lebih nyata menentangnya kecuali para fuqaha khususnya.‖ 41 2. Syeikh Ahmad Sarhindi (Lahir 971 H / 1564 M; wafat 1034 H / 1624 M), Mujaddid abad ke-11 berkata: ―Ulama-ulama yang lebih memberikan tekanan pada kulit agama daripada isinya akan menolak menerima penafsiran-penafsirannya (Imam Mahdi), 41
Futuhatul Makiyyah, jld III, Bab. 366, hal 374
84
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
karena keluasan dan kedalamannya dan mencap penafsiran-penafsiran itu amat bertentangan dengan Alqur‘an Suci dan Sunnah Nabi Muhammadsaw.‖ 42 3. Nawwab Siddiq Khan (Lahir 1248 H / 1835 M; wafat 1307 H / 1889 M) menulis: ―Bila Mahdi akan sibuk dengan usaha menghidupkan kembali sunnah Nabi Muhammad dan membasmi bid‘ah-bid‘ah, maka ulama-ulama sezamannya menjadi pengikut buta kaum Fuqaha dan senang mencontoh pemuka-pemuka dan nenek moyang mereka akan berkata, ‗Orang ini menentang agama dan tradisi kita yang sudah ada.‘ Dengan sepakat mereka akan bangkit menentangnya dan sesuai dengan kebiasaan mereka yang sudah ada berabad– abad, mereka akan menghukumnya sebagai kafir dan melanggar hukum.‖ 43 Hadhrat Ahmada.s setelah mengumumkan kepada dunia bahwa beliau diutus AllahSwt sebagai Imam Zaman. Setelah itu, lebih dari 200 ulama di benua India telah mencap beliau sebagai Dajjal, nabi palsu, penipu, pembohong, murtad, kafir, dan sebagainya. Penentangan yang keras seperti itu bukan hanya di benua India dan Pakistan saja, bahkan meluas hingga ke seluruh dunia yang dilancarkan oleh kelompok tersebut. Walaupun demikian, beliau senantiasa bersabar dan bersabar, sesuai dengan perintah Allah Ta‘ala dan sesuai dengan kepribadian Nabi Musa a.s yang ternyata benar-benar beliau miliki.
KEBERATAN KESEBELAS “MIRZA GHULAM AHMAD SEBAGAI JELMAAN MARYAM DAN KEMUDIAN MENJADI PENJELMAAN ISA (?)” 42 Maktubati
Imam Rabbani, jld II, Maktub 55, hal. 107. hal. 363, dicetak 1291 H.
43 Hujjajul Kiramah,
85
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Jawaban: Kalau ada yang menghujat seperti keberatan ini, maka kita dapat menebak betapa dangkalnya orang tersebut dalam Ilmu Tafsir Alqur‘an, Hadis, ilmu Tassawuf ataupun tentang Tawarikh Islam-nya. Hakikat Hadhrat Ahmada.s menjadi Ibnu Maryam, Rasulullahsaw, di dalam Riwayat Bukhari sebagai berikut:
sebuah
hadis
ََُّ َ٠بَُّٖاِالََّّ َِ ْش٠ِبَّْا ِ ف ِبسَّ ًخ َ ًَُّّ ِٙ َ غز ِ َُٗ َّغ٠َُّْ َطب١ْ اٌؾَّٚ ِ ََِّ ْ َ١ٌََذَُّفْٛ ُ٠َّ َٓ١ْ َّؽ َ دٍَّاِالْٛ ٌُْٛ َِ َّْٓ ِب ّ ِ َِ َّْٓ ِب ِ َط١ْ ظَّاٌؾ 44 َّ بَٙ َٕا ْثَٚ Artinya: ―Tiada anak yang dilahirkan kecuali setan menyentuhnya. Sewaktu dilahirkan, maka ia menjerit karena sentuhan setan, kecuali Maryam dan anaknya tidak disentuh setan.‖ Dalam hal ini akan timbul pertanyaan, apabila hanya Maryam dan anaknya yang bebas dari sentuhan setan maka bagaimana dengan para nabi yang lain pada umumnya? Dan bagaimana sentuhan setan kepada Yang Mulia Rasulullahsaw.? Menjawab pertanya an ini, Az-Zamakhsari dalam Tafsir Kasysyafnya menjelaskan:
َّه ََّ ٌَِّ ََّو َّزَاََّٚ َّٓ ََّ ١ََِِّّْ َّْٛ ق َُّ ََّّب ََّوبََّٔبَّ ََِّ َّْؼَُّٙ ٔب َّفََِّبََّٙ ََّٕاَِّْثََّٚ ََُّ ََّ٠ػ ََِّّٗاِالَّ ََِّ َّْش َِّ اََّٛ غ َّْ َ ََّّاٟ َّْ َِّْ ف َُّ طب ََّ ١ََّّْط ََّّ َُّغ اٌؾ َّْ ََّ٠َّ ٍَّدَّْٛ ٌََُّّْٛ ََِّ َِّ ََّ ًَ َِّ َُّو ََّ َْ ََِّ َّْؼََّٕبَََُّّّٖا َّ ََّّبَِّٙ َِّففََّبَّر َّ ِ َّٟ َّْ َِّبَّْف ََّ َُّو ًََُّّّ َََِّّْٓ ََّو Artinya: ―Maksud hadis ini adalah setiap anak yang dilahirkan, setan menginginkan untuk menyesatkannya kecuali terhadap Maryam dan anaknya, karena mereka itu suci (ma‘shum). Dan demikian juga setiap anak yang memiliki sifat-sifat mereka, yaitu Maryam dan anaknya.‖ Dalam hadis Yang Mulia Rasulullah saw. bahwa yang dimaksud Maryam dan Ibnu Maryam tidak hanya dua macam manusia saja. Tetapi maksudnya kaum
44
Artikel A, hal. 12-14.
86
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
mukmin dan para nabi, yang mereka itu oleh lisan Yang Mulia Nabi saw. dijuluki dengan sebutan Maryam dan Ibnu Maryam. Lebih lanjut, sifat mereka itu dijelaskan dalam ayat Alqur‘an berikut:
Artinya: ―Dan Allah telah membuat perumpamaan bagi orang-orang beriman, istri Fir‘aun, ketika ia berdoa, ―Wahai Tuhanku, dirikanlah untukku satu rumah di sisi Engkau dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya dan peliharalah aku dari kaum yang aniaya, dan begitu juga Maryam binti Imran yang telah manjaga kesuciannya. Kemudian Kami meniupkan padanya ruh Kami dan membenarkan firman dan kitab Tuhannya dan dia termasuk orang yang patuh.‖ (QS. At-Tahrim: 12-13) Dalam ayat sebelumnya, orang-orang kafir dimisalkan dua perempuan, yaitu istri Nabi Nuha.s dan istri Nabi Lutha.s. Oleh karena kedua suami mereka adalah mukmin sejati, namun mereka sendiri adalah kafir. Ayat-ayat tersebut ini menjelaskan bahwa mukmin ini ada dua macam. Pertama adalah mukmin yang memiliki sifat Asia, istri Firaun. Kedua, mukmin yang memiliki sifat Maryam. Mukmin yang pertama, seorang yang berada di bawah kekuasaan seorang kafir dan ia memanjatkan doa untuk mendapatkan keselamatan dari kezhalimannya, sedangkan mukmin kedua adalah yang sejak semula keburukan tidak dapat menguasai dirinya. Potongan ayat yang berbunyi:
87
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
بَٙ اَؽقَٕذْ َّفَ ْش َع Artinya: ―Orang (perempuan) yang menjaga kesucian dirinya.‖ Mukmin bentuk inilah yang oleh Alqur‘an disebut dengan sebutan ―Maryam‖. Selanjutnya, dari status dan maqom Maryam, ia pun meningkat ke derajat Ibnu Maryam, sesuai dengan ayat Alqur‘an yang berbunyi: َّ
ِؽَٕبْٚ َِّ َّْٓ ُس ِ ِٗ ١ْ ِفََٕفَ ْخَٕبَّف
―Lalu Kami tiupkan kedalamnya ruh Kami.‖ (QS. Al-Anbiya: 92) Sebagaimana fil haqiqah, maqom Maryam adalah derajat Siddiqiyah, sedangkan maqom Ibnu Maryam adalah derajat kenabian. Ternyata setiap nabiullah mengalami 2 tahapan atau 2 maqom ruhaniyyah: Pertama, maqom Maryam, yang mana maqom ini diisyaratkan oleh ayat Alqur‘an yang berbunyi:
َّ َِّٗ ٍِ اَِّ َّْٓلَ ْج ََّ ِ َّْدَّ َي ََّ ق ََّ ف ُ َُّْ ُى١َِِّْثِضْذُ َّف ِ ػ ُّ ًش َ ِ َ َّ Artinya: ―Lalu, sesungguhnya aku hidup di tengah-tengah kamu bertahun-tahun lamanya sebelum itu.‖ (QS. Yunus: 17) Sesudah keadaan Maryam ini, kemudian meningkat ke maqom kenabian dan di dalam kedua keadaan ini dia suci dari sentuhan setan. Arti inilah yang dimaksudkan oleh hadis bukhari tersebut di atas. Ayat-ayat Surah At-Tahrim tersebut membuktikan bahwa sebagaimana Hadhrat Maryam Sidiqah mencapai maqom kesuciaan yang sangat tinggi, kemudian mengandung dan melahirkan Hadhrat Isaa.s yang menjadi Nabi Allah, demikian juga seorang mukmin laki-laki pun mengalami keadaan Maryam. Ia kemudian akan mengandung secara keruhaniaan dan mengandung secara kiasan yang menyebabkan kelahiran Ibnu Maryam secara majasi atau kiasan. Mukmin laki-laki itu disebut Maryam dalam majas dan istiarah.
88
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Demikian juga dia mengandung dalam makna majaz dan istiarah, dan dalam makna ini menyebabkan kelahiran Ibnu Maryam. Allah Swt telah membuat perumpamaan orang-orang kafir dan mukmin dengan 4 orang wanita. Memang laki-laki itu bukanlah sejatinya seorang perempuan, tapi dalam arti istiarah dan majas, mereka disamakan dengan perempuan. Inilah sebabnya Syekh Fariduddin Ath-Tharr.a telah mengutip perkataan Hadhrat Abbasiyah Thasir.a sebagai berikut: ―Pada Hari Kiamat ketika datang seruan, ―Wahai Laki-laki, kalian dari shaf laki-laki yang paling pertama harus mengikuti jejak langkah Maryam.‖ 45 Ke arah poin makrifat inilah, Hadhrat Masih Mau‘uda.s mengisyaratkan melaui syair-syair dalam bahasa Parsi, yang terjemahannya sebagai berikut: ―Sesudah mencapai maqom Maryam, sesudah mengalami jenjang yang sulit; kemudian AllahSwt, Yang Maha Kuasa pun meniupkan ruh Isa ke dalam Maryam.‖ (Haqiqatul-Wahyi, hal. 339) Kemudian beliau bersabda: ―Sifat-sifat Maryam pun telah berpindah kepada sifat-sifat Isa.‖ (Kisyti Nuh, hal. 4) Alqur‘an Syarif menerangkan kepada kita jenjang derajat ruhani yang diberikan AllahSwt kepada utusan-utusan pilihan-Nya sebagai berikut; kita simak ayat berikut ini:
45
Tadzkiratul Auliya, Dzikir Hadhrat Rabiah Bashra, Bab 9, hal. 51. cetakan Syeh Barkat Ali, Edisinal Lahore wa Zhahirul Asyifa, terjemahan Urdu, Tadzkiratul Auliya, hal. 55.
89
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: ―Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim), Ishaq dan Ya‘qub sebagai anugerah. Dan masing-masing, Kami jadikan orang-orang yang shaleh dan Kami menjadikan mereka itu sebagai Imam–imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami. Dan, Kami wahyukan kepada mereka amalanamalan yang baik, mendirikan shalat (berjamaah) dan membayar zakat. Dan hanya kepada Kami mereka itu menyembah.‖ (QS. Al Anbiya: 72- 74) Setelah derajat sholeh diraih, maka di dalam derajat Imam Mahdi (Imam yang mendapat petunjuk dengan perintah Kami) maka kepada mereka itu diberikan juga wahyu-wahyu untuk mengerjakan amal-amal yang sholeh. Jadi sebagaimana Nabi Ishaq dan Ya‘qub melalui tahapan demikian, begitu pula Mirza Ghulam Ahmad a.s, dalam kapasitasnya sebagai Imam Mahdi, (Imam yang mendapat petunjuk dari AllahSwt), beliau pun memiliki kapasitas untuk menerima wahyu dari AllahSwt, namun dalam batas tidak membawa syari‘at baru di luar syariat Islam. Jadi, sebenarnya Umat Islam tidak perlu merasa khawatir bila seorang Imam Mahdi menerima wahyu dari AllahSwt. Apalagi Islam adalah agama yang paripurna; Rasulullah saw sebagai Rasul terbaik, Umat Islam sebagai umat yang terbaik. Jenjang yang sangat mulia dan amat luhur itu harus dicapai dan tentunya buah yang dihasilkan pun harus lebih baik dari umat agama lain di luar Islam. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s sebagai Mujaddid Adzam, terpilih pada abad ke-14 sebagai perlambang "bulan purnama ruhani" yang mendapat cahaya pantulan Rasulullah sebagai ―matahari ruhani‖ (Sirojam Muniiro). Mengenai Mujaddidin Islam, dalam umat Islam yang akan dibangkitkan Allah Swt, Rasulul lahsaw bersabda:
90
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ُ ََ ْجؼ٠ًََّّع بَٙ َٕ٠ْ بَّ ِدَٙ ٌََُُّ َغ ِ ّذد٠َّْٓ َِ ٍَّعَٕخ َِّ ًّ ِ َّسأْ ِطَّ ُوٝ َ َّ ِز ََِّّٖاْ َّالَُِّ ِخَٙ ٌِ َّش َ َّٚ َ ٍََِّّبَّئ َخ َ اَّْللاَّػض َ ٍَػ Artinya: ―Sesungguhnya Allah, Dzat Yang Maha Gagah dan Maha Perkasa, akan mengutus pada setiap permulaan 100 tahun (satu abad) bagi umat ini (Islam), Mujaddid (pembaharu) yang akan memperbaharui (mereformasi) agamanya.‖46
KEBERATAN KEDUA BELAS “MIRZA GHULAM AHMAD SAMA SEPERTI AL QUR’AN DAN AKAN MENDAPATKAN AL FURQAN (?)” Wahyu di dalam bahasa Arab sebagai berikut:
َِْبَّأََٔبوَب ٌْمُ ْشآ Artinya: ―Aku adalah seperti Alqur‘an dan akan muncul segera dengan perantaraanku apa-apa yang telah muncul melalui Furqan.‖ Jawaban:
َّ ََِٓ آَّٚ َ َّ َع َّبٝ ْذ ُخ ًُ َّ ِف٠َ َّ َال ِ َّ بة ْ ٓ َّاْ ِإل٠ِ َ َّ ََٕٓع ُ َّٚ َ َ َِّش َّاْْلََٔ ِب١ْ ِذَٔبَّ َخ١ِّ ع َ للا َ َ ار َج َغ َّ ِوزَّٚ َ َِ َعال ِ َّدَّٝ َد َخ ًَ َّ ِفِٞػ ِزَٕبَّ ِئال َّاٌز ًَّٕب٠ِ َّدَٟ َ ْجز َ ِغ٠َّ ْٓ ٌََّ ‘َُٗٔ ِم ُّش َّثِأ٠َّٚ ُ َسَّٚ َ َ ِؼ ُذ٠َّٚ َ ُ١ َ ا ٌْ َغٕ ِخَّٚ َ إٌؾ ِْشَّٚ َ ثِب ٌْ َؾؾ ِْشَّٚ َ ُ١ َ ِثِبهلل ِ ا ٌْ َغ ِؾَّٚ ِ ُ َّاٌش ِؽ٠ ِ ٌِ َِّٗ َّا ٌْى َِشٛع ْ َ ْ ْ َ َ َّ ََِّ ةَّللاَِّاٌؼَال َ َّ ُدُّٛ َ٠َّٚ ْ َّٓاْ ِإل٠ِ ّ ِ َّ ََّٓاٌ ِفط َش ِحَّ ُِز٠ِ َ َِ َعال ِ غىًبَّثِ ِىزَب ِ َّٓد٠ّ ِ َّ َ٘زاَّاٌ ِذٍٝػ ِ َشَّد١ْ غ Artinya: ―Tidak boleh masuk ke dalam Jamaah kita ini melainkan orang yang telah masuk Islam dan telah mengikuti Kitab Allah Al-Quranul-Majid dan sunnah-sunnah penghulu segala makhluk (Muhammad shallallohu ‗alaihi wa sallam) dan telah yakin benar berkenaan dengan Allah dan Rasul-Nya Yang Maha-mulia dan Maha-pengasih dan Qiamat, Sorga dan Neraka, lagi dia 46
Hadis Abu Dawud, jilid II, hal. 21 dan Misykat, hal. 36.
91
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
berjanji dan berikrar benar-benar bahwa dia tidak akan mencari agama selain dari Islam dan bahwa dia akan mati di atas agama yang suci ini dengan berpegang teguh menurut Kitab (Al-Quranul-Majid), Allah Yang MahaTahu.‖ (Mawahibur-Rahman, hal. 96) Maksud dari wahyu Hadhrat Ahmada.s yang mengaku bahwa beliau a.s seperti halnya Alqur‘an, fi zaatihi adalah penuh dengan kebenaran, beliau itu adalah kebenaran datang dan turun dari AllahSwt. secara benar. Kitab yang pada jati dirinya tidak ada keraguan di dalamnya dan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, maka kebenaran beliaua.s pun telah menyatu pada diri beliau sendiri. Hadhrat Ahmada.s secara pribadi tidak berambisi serta berkeinginan ataupun berkehendak untuk menerima wahyu-wahyu dari-Nya, melainkan Allah Ta‘ala sendirilah yang menurunkan dan menyampaikan wahyu-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya, sebagaimana Dia nyatakan sendiri di dalam Alqur‘an:
ُ ١ْ اَهللََُّّا َ ْػٍَ َُُّ َؽ َُّٗ َ عبٌََّز َ َغْ ؼَ ًُ َِّس٠َّش Artinya: ―Allah itu lebih mengetahui bagaimana Dia menetapkan risalah-Nya sesuai kehendak-Nya.‖ (QS. Al An‘am: 125) Dengan beliau mengikuti perintah-perintah AllahSwt yang ada di dalam Alqur‘an dengan tanpa pamrih, maka muncul melalui beliaua.s, ―Furqon‖. ―Furqon‖ di sini adalah pembeda, hakim. Jadi beliau a.s sebagai pembeda bagi orang-orang yang ingkar / mengingkari perintah AllahSwt yang ada di dalam Alqur‘an dan beliau sebagai hakim bagi orang-orang yang mendustakan janjijanji AllahSwt yang ada di dalam Alqur‘an. Sebagaimana Rasulullahsaw telah memberitahukan kepada kita dari Jibrila.s dan Jibrila.s telah memperoleh berita dari AllahSwt, sebagaimana Dia berfirman:
غبًٔب َ َّ َضا ُي٠َ ََّال َ ٌِ ًَّٚا َ ٌَََُّّٗ َُّأَ ِؽ ُّجَُّٗفَ ِارَاَّأ َ ْؽ َج ْجزَُُّٗ ُو ْٕذٝا ِف ًَِّ َؽزَٛ ٌَّٕ ِثبٌَٟةَّ ِئ َ ذ٠َ ُِإَّٚا َ ََّثق ًْشًَّٚا َ ذ٠َ َّٚب َ ع ّْ ًؼ ُ زَمَش٠َ َِّٞػ ْجذ َ ْٕ ِطك٠َِّٟثَّٚ َ َ ْج٠َِّٟثَّٚ ْ َ٠َِّٟفَج َ ؼ َ ق ُش َ غ َّ ُغ ُ َ ْج ِط٠َِّٟثَّٚ Maksudnya:
92
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Hamba-Ku yang senantiasa mendekat kepada-Ku dengan menunaikan nawafil sehingga Aku mencintainya, maka ketika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengaran, tangan, penglihatan, pegangan, dan lidah baginya yang dengan itu, ia mendengar, ia melihat, ia bertindak dan dengan Aku, dia itu berbicara,‖ yakni kepada hamba-Nya yang bertaqarrub, berdzikr, fana dalam ibadah nawafil, maka AllahSwt akan menjadikan dia sebagai sahabatNya.
KEBERATAN KETIGA BELAS “HADHRAT AHMAD ADALAH IMAM YANG DIBERKAHI DAN LAKNAT ALLAH ATAS YANG MENGINGKARINYA (?)” (Tadzkirah, hal. 749, edisi 1969) Wahyu yang diterima oleh Hadhrat Ahmada.s:
َّ ه ََّ ٌَْٛ َِ َّْٓ َؽَّٚ ََّ ِسْٛ َُّ َوفَ ََّشََّّثَِّٜاٌزٍَٝػ َ َِّبسنٌ ٌََّ ْؼَٕخَُّللا َ َن َِ َّْٓ َِؼَه َ َا َ ْٔذَ َِّ َِب ٌََّ ُِج Artinya:
93
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Engkau adalah Imam yang diberkati. Laknat Allah atas orang-orang yang mengingkari. Akan diberkati orang-orang yang beserta dengan engkau dan mereka yang berada di sekeliling engkau.‖ Beliau memberi penjelasan atas wahyu-wahyu tersebut sebagai berikut: ―Ini menunjukan suatu kaum / kelompok yang ingin menghapus kebesaran Jemaatku dengan satu rencana pintas. Tetapi Allah Yang Maha Kuasa tidak akan membiarkan mereka berhasil. Sebaliknya, keluhuran dan kebenaran akan ditegakkan.‖ (Al-Hakam, jid XI, No.41, 30 Nopember 1907, hal. 11) Sudah menjadi sunatullah bahwasanya Dia akan menghukum para penentang utusan-utusan-Nya sebagaimana firman-Nya:
َّ ٌَُّ ١ْ ٌِ َ اةَّا َ َُّْ ُٙ ٌََِّ َيَّللاْٛ ع ُ َّس ٌ َػز َ َْْٚ ُ ْإ ُص٠َّ َٓ٠ْ اٌ ِزَٚ ―Dan orang-orang yang menyakiti rasul, bagi mereka itu ada azab yang pedih.‖ (QS. At-Taubah: 60)
KEBERATAN KEEMPAT BELAS “PARA PENENTANG JEMAAT AHMADIYAH ADALAH KAFIR. MEREKA AKAN DICEKAL DIMANAPUN MEREKA BERADA DAN AKAN DIBUNUHI (?)” Jawaban: Dasar alasan mereka berkenaan dengan pernyataan di atas adalah wahyu Hadhrat Ahmada.s yang beliau terima dari Allah Swt, yang berbunyi sebagai berikut:
94
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ ََّّ َّا َ ْٔذَ َّاِ َِب ٌََّ ُِجب َ ٌَّسن1 ―Engkau adalah Imam yang diberkati.‖
ََِّّٓوفشٌٍََّّٝؼٕذَّللاَّػ2 ―Laknat Allah orang orang yang ingkar.‖
َّ َِِّ ك ِ َّ َّاٌغَِّٝ َِ َؼهَ َّفَََِِّّّّٟٔا3 ِ َّاْالَ ْسَّٚ َ بء ―Aku (Allah) beserta denganmu di langit dan di bumi.‖
ِّ ََّّ4 َّ َّخ َش َِّح ِ ََّْاالَّٚ َ َ ب١ْٔ ََُّّّاٌذَِّٝ َِؼَهَ َّفِِٞ ْا ―Aku (Allah) beserta denganmu di dunia dan di akhirat.‖
َّ ََّْ ْٛ ُٕغ ِ َٓ َُّ٘ َُّْ ُِ ْؾ٠ْ َّّاٌ ِزَّٚا َ ْٛ ََٓ َّاٌزم٠ْ َِّّللاَّ َِ َغَّاٌز َ ََِّ َِّْ ا5 ―Sesungguhnya Allah itu beserta dengan orang-orang yang bertakwa dan mereka yang berbuat kebajikan.‖
ً ١ْ ِاَّرَ ْمزْٛ ٍَُِّر ُ ْمزَّٚا َّال ُ ْٚ ُاَّا ُ ِخزْٛ َُٕ َّبَّص ُ ِمف٠ْ َ ََّّا6 ―Dimanapun mereka ditemukan, mereka akan ditangkap dan dihabiskan dengan tuntas.‖ (Tadzkirah, Edisi 1969, hal 750-751, Tgl. 9 Febr 1908, Urdu)
Berkenaan dengan wahyu di atas, terdapat beberapa penjelasan: 1.
Wahyu ini menegaskan peran Ilahi yang telah mengutus beliau sebagai Imam Zaman, yang Dia sendiri menyatakan pemberkatannya. 2. Wahyu tersebut menyatakan status orang-orang yang mengingkari nikmat samawi di dalam pandangan-Nya. 3. Wahyu ke-4 dan ke-5 tersebut di atas menunjukkan janji Ilahi yang akan memberikan perlindungan-Nya terhadap Imam Zaman, baik itu di langit, di bumi, di dunia dan juga di akhirat. 4. Wahyu ke-6 khusus peringatan ditujukan bagi orang-orang yang memusuhi, memerangi atau mereka yang ingin melawan Imam Zaman yang diutus AllahSwt dan bukan ditujukan kepada khalayak ramai atau yang tidak percaya kepada keimaman atau kebenaran Hadhrat Ahmada.s
95
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
5.
Wahyu ini berisikan kabar suka dan janji dari Allah Ta‘ala kepada Hadhrat Ahmada.s bahwa Dia akan menyelamatkan beliau dan menghancurkan musuh-musuh beliau. Bukan orang-orang Ahmadi yang akan memerangi / menghukum mereka yang mengingkari beliau, namun perbuatan buruk merekalah yang akan menimpa atas mereka sendiri sebagaimana arti dari kalimat wahyu itu sendiri, yaitu:
ًالَّا١َِّْاَّر َ ْمزْٛ ٌُِِ َّْرُمذَٚ َّاْٚ ُا ُ ِخز Yakni: ―Mereka akan dicekal dan akan dihancurkan sehancur-hancurnya.‖ Kalimat ini bershigah Majhul / Pasive voice, yakni kalimat pasif; yang berarti mereka akan dicekal dan akan diperangi atau akan dihancurkan sehancurhancurnya. Siapa yang akan mencekal dan siapa yang akan memerangi? Tentu dan pastinya bukanlah orang-orang Ahmadi; melainkan, cepat atau lambat, akhirnya mereka akan dicekal / mati secara terhina / terbunuh sebagai akibat perbuatannya sendiri. Sejarah telah mencatat beberapa orang yang telah mengundang kematian mereka sendiri setelah me nantang mubahalah dengan Hadhrat Ahmada.s diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Cheraghudin dari Jammu Kasymir dengan 2 anaknya (1906), Ilahi Bakhs dari Lahore (1907), Dulmiyar (Ramadhan 1907), ketiganya mati karena pes, setelah bermubahalah; Hakim Abdul Kadir dari Talipur (1908) Muhammad Jan Abdul Hasan dari Pasrur (1908), Sa‘adullah dari Ludhianah Muhyidin dari Lakhoke (1893), Rasyid Ahmad dari Ganggoi, Syahin dari Ludhianah, menjadi gila Ghulam Dastagir, 3 bulan kemudian mati setelah menulis buku kotornya, Ismail dari Aligar, Rasul Baba, Muhammad Hassan dari Bien,
96
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
13. 14.
15. 16.
Abdullah, Abdul Aziz dan Muhammad ketiganya mati akibat membuat makar jahat. Achar Chaode, Sunardi dan Badgram dari golong an Hindu, sangat keras mencaci maki Hadhrat Ahmad dalam bukunya ‖Sabtiantik‖, mengata kan bahwa Mirza akan mati kena pes. Kenyata annya justru merekalah yang mati karena wabah pes tahun 1907. Alexander Dowie (Kristen) dari Amerika Pandit Lekhram (Hindu),
Selain itu ada beberapa pemimpin negara yang menentang Jemaat dan berusaha untuk membubarkannya. Mereka yang mendapat hukuman samawi diantaranya: 17.
Perdana Menteri Pakistan Zulfikar Ali Bhutto dia adalah salah seorang yang dengan kekuasaannya sangat memusuhi dan menentang Jemaat. Tentang kematian seseorang tersirat dalam sebuah wahyu yang diterima Hadhrat Ahmada.s di dalam Tazkirah halaman 185 tahun 1891, Edisi 1969 sebagai berikut:
َّت َ َّ ُدْٛ ُّ َ٠َّت ٌ ٍْ َّ َوٍِٝ ػ ٌ ٍْ َو ―Anjing akan mati di atas (nilai hejaiyyah
َّت ٌ ٍْ ) َوanjing.‖
Nilai huruf hijaiyah ت ٌَّ ٍْ َوadalah 52. Wahyu ini mengisyaratkan kepada seorang yang akan mati pada umur 52 tahun (Izalah Auham, hal. 187). Faktanya, dia mati dihukum gantung pada hari ulang tahunnya 52 tahun. 18.
Presiden Zia ul Haq, ambisinya hancur bersama pesawat Hercules yang hancur meledak di udara, telah menghancurkan diri dan kehidupannya.
Di antara mereka itu bersikeras ingin membubarkan Jemaat Ahmadiyah dari muka bumi ini. Akibatnya, ada yang mati gila, mati dipatuk ular, mati karena penyakit pes, mati ditembak, mati digantung dan ada pula mati karena tragedi pesawatnya meledak di udara. Tidak sedikit yang mati secara terhina, sebagaimana telah diwahyukan kepada beliau:
97
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّػبََّ َٔز َ َه َ ٌِٓ َّ َِ َّْٓا َ َساَّدََّا١ْ َِّ ِؼَِِّّٟٔاَّٚ َ ٌََّٓ َِ ََّّْٓا َ َساَّدََّاِ َ٘بَََّٔزَه١ْ ِٙ ُِ َِِّّٟٔا Artinya: ―Aku (AllahSwt) akan menghinakan dia yang beriradah menghinakan engkau dan Aku akan menolong dia yang beriradah menolong engkau.‖ Hadhrat Ahmad a.s menulis: ―Sebagaimana Allah Ta‘ala berfirman kepadaku, ‗Sesungguhnya Aku adalah Tuhan-mu Yang Rahman, Empunya Kemuliaan dan Kekuasaan. Orang yang memusuhi kawan-Ku adalah seakan-akan jatuh dari langit. Aku ada maka tunggulah. Azab dari Tuhan mereka akan menimpa mereka. Dan, Kami tidak akan menurunkan azab sebelum Kami menurunkan seorang Rasul. Sejahteralah orang yang mensucikan dirinya dan hancurlah orang-orang yang merusaknya. Katakan kepada mereka, ‗Aku telah diutus untuk kamu, maka lakukanlah seperti yang aku perintahkan. Hari ini adalah berkat. Wahai hamba-hamba Allah, Aku beserta engkau. Kami bersaksi pada cahaya siang yang kian cemerlang dan kami bersaksi kepada kesunyian malam hari, bahwa Tuhan-mu tidak meninggalkanmu dan tidak pula Dia tidak senang denganmu.‖ (Isytihar / Pengumuman, 5 Nopember 1907) Wahyu lain begini bunyinya: “Terhinanya dan hancurnya lawan-lawanmu sudah ditetapkan dengan tanganmu. Ini berarti bahwa orang-orang yang ingin menghinakan dan menghancurkan aku, akan terhina dan hancur sendiri.” (Isytihar / Pengumuman, 5 Nopember 1907) Kesimpulannya: Jadi, bukan Hadhrat Ahmada.s dan para pengikutnya yang akan menangkap dan membunuh mereka, tetapi Allah Ta‘ala sendirilah yang akan melakukannya, dikarenakan perbuatan mereka sendiri. Hadhrat Ahmada.s bersabda:
98
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Aku katakan kepada seluruh kaum Muslimin dan Muslimat, kaum Kristiani, kaum Hindu dan juga Arya, bahwa di dunia ini, aku tidak punya musuh. Aku mencintai umat manusia begitu rupa cintanya, tak ubahnya seperti seorang ibu yang dengan penuh kasih sayang menyayangi anak-anaknya, bahkan lebih dari itu. Aku menjadi musuh hanyalah terhadap akidah-akidah palsu, sipembunuh kebenaran itu. Berbuat kasih sayang terhadap umat manusia merupa kan kewajibanku. Asas hidupku adalah membenci kebohongan, syirik, kedzaliman, setiap pekerjaan buruk, ketidakadilan dan juga setiap keburukan akhlak.‖ (Rukhani Khazain, jilid 17; Arba‘in bag. I, hal
KEBERATAN KELIMA BELAS “HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD MENGHAPUS HUKUM JIHAD (?)
Jawaban: Hakikat Jihad Dalam Islam Pada Pandangan Pendiri Jemaat Ahmadiyah Para penentang Pendiri Jemaat Ahmadiyah juga telah melontarkan tuduhan ini kepada beliau bahwa beliau (na‘udzubillah) telah menghapuskan jihad yang
99
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
merupakan salah satu kewajiban dalam Islam. Tuduhan ini sama sekali tidak berdasar. Jihad adalah suatu kewajiban penting dalam Islam. Mengenai kedudukannya yang penting dan wajib itu, terdapat keterangan jelas dalam Alqur‘an Karim dan hadis-hadis Nabawi. Jihad adalah suatu kata mendalam yang mengandung makna yang luas. Para ulama dan fuqaha telah mengakui berbagai macam jihad, misalnya, jihad binafs, jihad bilmaal, jihad bil‘ilm, jihad akbar, jihad kabir, jihad ashgar dan sebagainya. Sejauh yang berkaitan dengan jihad ashgar, yakni jihad bissaif (jihad dengan pedang), para ulama dan fuqaha sebelum Pendiri Jemaat Ahmadiyah telah memberlakukan kondisi-kondisi khusus dan persyaratan untuk jihad jenis ini yang dalam istilah Alqur‘an disebut qitaal. Malangnya, beriringan dengan jangka masa yang panjang, di kalangan umat Islam telah timbul makna yang keliru tentang jihad, yakni jihad itu diartikan menyebarkan Islam melalui peperangan dan kekuatan pedang. Mengenai hakikat jihad Islami, berikut ini dipaparkan sabda-sabda penuh makrifat oleh Hadhrat Ahmada.s sebagai berikut: ―AllahSwt telah mengutus saya supaya saya mengangkat khazanah-khazanah yang telah terkubur itu. Dan supaya saya membersihkan lumpur kecamankecaman yang telah dilumurkan pada permata-permata yang berkilauan itu. Pada saat ini ghairat Allah Ta‘ala sedang sangat bergejolak untuk membersihkan kehormatan Alqur‘an Syarif dari noda kecaman setiap musuh yang kotor. Ringkasnya, dalam bentuk demikian, yakni para penentang ingin dan melakukan serangan melalui pena, maka betapa merupakan suatu kebodohan bila kita mau berkelahi dengan mereka menggunakan senjata. Saya katakan kepada ka lian dengan sejelas-jelasnya, dalam kondisi demi kian jika ada orang yang membawa nama Islam lalu menggunakan cara peperangan sebagai jawaban, berarti dia merusak nama baik Islam. Dan Islam tidak pernah punya keinginan untuk mengangkat pedang tanpa makna, tanpa perlu. Sekarang
100
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
tujuan-tujuan peperangan, sebagai mana saya telah katakan, telah beralih dalam bentuk makar, bukan lagi agama, melainkan yang menjadi pertimbangan adalah tujuan-tujuan duniawi. Jadi, betapa aniayanya apabila kepada para pengecam bukannya jawaban yang diberikan melainkan pedang yang diperlihatkan. Sekarang, beriringan dengan zaman, aspek peperangan telah berubah. Oleh karena itu, penting untuk pertama menggunakan kalbu dan pikiran. Dan lakukanlah pensucian terhadap jiwa jiwa. Dan mintalah bantuan serta kemenangan dari Allah Ta‘ala dengan kebenaran dan ketakwaan. Ini merupakan hukum yang tetap dan prinsip yang permanen dari Allah Ta‘ala. Jika orang-orang Islam Ingin berhasil dan menang dalam ‗pertempuran‘ dengan hanya mengandalkan mulut dan kata-kata saja, itu tidaklah mungkin. Allah Ta‘ala tidak menghendaki ucapan dan kata-kata kosong. Yang Dia inginkan adalah ketakwaan yang hakiki. Dan Dia menyukai kesucian sejati, sebagaimana firman-Nya: ―Sesunguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.‖47
Di buku yang lain, beliau menulis sebagai berikut: ―Jadi, hendaknya diketahui bahwa Alqur‘anul Majid tidak begitu saja memerintahkan untuk berperang, melainkan memerintahkan berperang itu untuk melawan orang-orang yang melarang para hamba Allah untuk beriman dan telah menghalangi mereka melaksanakan perintah-perintah Allah Ta‘ala dan melakukan peribadatan terhadap-Nya. Alqur‟an memerintahkan untuk berperang melawan orangorang yang telah memerangi umat Islam tanpa dasar, yang telah mengusir orang-orang mukmin dari rumah-rumah mereka dan dari negeri-negeri mereka dan yang secara paksa memasukkan manusia kedalam agama mereka, serta terhadap mereka yang ingin
47
QS. An Nahl: 128; Malfuzat, jld. 1, h. 60-61.
101
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
menghancurkan agama Islam dan mereka yang menghalangi orang-orang lain untuk tidak masuk Islam. Itulah orang-orang yang dimurkai Allah. Wajiblah atas orang-orang mukmin apabila mereka tidak berhenti memerangi mereka di jalan Allah.” (Nurul Haq, Jilid 2, hal. 62) Di dalam konteks yang sama, yaitu masalah pemahaman jihad di Akhir Zaman ini, beliau menulis sebagai berikut: ―Islam tidak memerintahkan mengangkat pedang kecuali untuk melawan orang-orang yang lebih dahulu telah mengangkat pedang dan memerintahkan membunuh hanya kepada orang-orang yang telah melakukan pembunuhan. Sama sekali tidak diperintahkan bahwa kalian hidup di bawah kekuasaan seorang kafir dan kalian mengambil manfaat dari sikapnya yang adil dan seimbang, kemudian lancarkanlah serangan pemberontakan terhadap raja itu. Menurut Alqur‘an, itu adalah cara orang-orang yang rusak akhlaknya dan bukan orang-orang yang baik. Namun Taurat tidak menjelaskan perbedaan tersebut. Dari itu tampak bahwa dalam hukum-hukumnya yang jalal dan jamaal, Alqur‘an Syarief berjalan di atas jalan yang lurus, adil, seimbang, kasih sayang dan ihsan. Tidak ada contoh yang menyerupai hal itu di dalam Kitab Suci lainnya kecuali Alqur‘an.‖ (Anjam-e-Atham, jilid 2, hal. 37) Hadhrat Ahmada.s menulis : ―Keutamaan yang ada pada masa ini, patut dipahami dengan seyakinyakinnya adalah pena dan bukannya pedang. Keraguan-keraguan yang dilontarkan lawan-lawan terhadap Islam dan keinginan mereka untuk melakukan serangan terhadap agama Allah Ta‘ala yang benar ini, mereka menggunakan dasar sains dan ilmu pengetahuan. Hal itu menarik perhatian saya untuk menggunakan pena. Lalu saya turun di arena pertempuran sains dan kemajuan ilmu pengetahuan dan menampilkan kharisma keberanian ruhaniah serta kekuatan ruhaniah Islam. Kapan saya sanggup untuk menghadapi pertempuran semacam ini? Ini semata-mata karunia AllahSwt. Dan merupakan anugerah-Nya yang tak terhingga bahwa Dia menghendaki agar kehormatan agama-Nya tampil melalui tangan seorang manusia, hamba
102
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
yang lemah ini. Sekali waktu saya pernah menghitung beraneka-ragam kecaman-kecaman dan serangan–serangan yang telah dilontarkan para penentang kita terhadap Islam. Menurut perkiraan saya, jumlahnya itu mencapai 3000 buah banyaknya, bahkan saat ini mungkin lebih banyak lagi. Jangan ada yang beranggapan bahwa landasan Islam adalah hal-hal yang begitu lemah sehingga 3000 kecaman dapat ditimpakan kepadanya. Tidak! Sama sekali tidak! Sebab kecaman-kecaman itu datangnya dari orangorang yang berpikiran dangkal dan bodoh. Dengan sebenar-benarnya saya katakan kepada kalian, bahwa dimana saya menghitung banyaknya kecaman kecaman itu, disana pula saya menyimak bahwa pada lapisan dasar kecamankecaman tersebut sebenarnya terdapat ‗shadaqat‘ (kebenaran-kebenaran) yang sangat langka. ‗Shadaqat‘ yang tidak terlihat oleh para pengecam itu karena mereka tidak memiliki ‗bashirat‘ (penglihatan ruhani) dan ini pada hakikatnya merupakan hikmah Allah Ta‘ala, yakni dimana saja seorang pengecam buta itu tampil, disitulah Dia langsung meletakkan khazanah-khazanah terselubungNya yang mengandung hakikat-hakikat dan makrifat.‖ (Malfuzaat, Jilid 1, hal. 59-60)
Satu kutipan lagi dari tulisan beliau: ―Di dalam Islam tidak ada campur tangan atau unsur paksaan sama sekali. Peperangan di dalam Islam tidak lebih dari 3 macam: (1) Sebagai pembelaan diri, yakni upaya pembelaan diri, (2) Sebagai hukuman, yakni darah dibalas dengan darah, (3) Sebagai (upaya) untuk menegakkan kebebasan, yakni dengan menghancurkan kekuatan para musuh yang membunuhi orang-orang yang masuk Islam. Jadi, dalam kondisi tidak adanya petunjuk kepada Islam supaya memasukkan seseorang ke dalam agama dengan paksaan dan ancaman pembunuhan, maka penantian terhadap Mahdi ‗penumpah darah‘ atau Almasih ‗penumpah darah‘ adalah (satu hal) yang siasia sama sekali dan tidak berguna. Sebab tidak mungkin, bertentangan dengan
103
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ajaran Alqur‘an ada pula manusia yang datang ke dunia ini memasukkan orang-orang kedalam agama Islam dengan menggunakan pedang.‖ (Almasih di India, hal. 10)
Jihad Pada Pandangan Tokoh-Tokoh Islam Setelah kutipan-kutipan yang berasal dari Hadhrat Ahmada.s, sekarang kami paparkan beberapa kutipan mengenai jihad yang berasal dari para tokoh Islam sebelum zaman beliau dan dari para ulama yang sezaman dengan beliau, serta dari para ulama terkenal sesudah zaman beliau. Kutipan-kutipan ini sepenuhnya mendukung pendirian Hadhrat Ahmada.s. Dan hakikat ini tampil dengan jelas bahwa para ulama dari golongan-golongan tertentu yang pada zaman sekarang ini melontarkan tuduhan pengingkaran jihad atas Hadhrat Ahmada.s, ternyata menurut tulisan-tulisan para ulama dari golongan mereka sendiri, keputusan / sikap Hadhrat Ahmada.s itu adalah sangat sesuai dengan Syariat Muhammadsaw dan sedikit pun padanya tidak dapat dilontarkan tuduhan menyimpang dari Syari‘at. 1) Pernyataan Sayyid Ahmad Bhrelwi, ―Walaupun Pemerintah Inggris mengingkari Islam, tetapi mereka itu sedikitpun tidak berbuat zalim dan aniaya terhadap umat Islam dan tidak pula mereka itu melarang umat Islam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama serta peribadatan-peribadatan pokoknya. Kita secara terbuka melakukan dakwah dan tabligh di kawasan pemerintahan mereka, tetapi mereka tidak melarang maupun menghalangi. Justru jika ada yang berbuat aniaya terhadap kita, adalah kewajiban mereka siap untuk menghukumnya. Tugas utama kita adalah menyebarkan Tauhid Ilahi dan menghidupkan Sunnah Sayyidul Mursaliin. Jadi, kita melakukan hal itu tanpa hambatan di negeri ini, lalu atas dalih dan alasan apa kita harus melakukan jihad terhadap mereka? Dan
104
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
bertentangan dengan ajaran agama, (dengan alasan apa) kita harus menumpahkan darah dikedua belah pihak?‖ 48 2) Fatwa Maulana Syah Ismail Syahid, Mengenai Maulana Ismail Syahid dituliskan: ―Maulana Islamil Syahid, dia selalu melakukan jihad terhadap orangorang Sikh karena campur-tangan mereka dalam agama Islam. Untuk menggalakkan jihad itulah, beliau telah membuat teks khutbah. Beliau tidak melancarkan jihad terhadap Pemerintah Inggris dan tidak pula di dalam khutbah tersebut terdapat uraian secara terbuka maupun secara isyarat untuk berjihad melawan pemerintah ini. Bahkan sebaliknya, beliau menganggap jihad terhadap pemerintah ini sebagai suatu yang tidak dibenarkan.‖49 3) Fatwa Maulwi Nadzir Hussein Dehlwi, ―Dikarenakan di negeri ini sudah tidak ada lagi syarat-syarat (yang mengharuskan) jihad, maka melakukan jihad di sini merupakan penyebab timbulnya kehancuran dan dosa.‖50
4) Fatwa Khalifatul Muslimin, Murtadha Ahmad Khan Mekah menuliskan di dalam ―Tarikh Aqwaame-‗Aalam‖ sebagai berikut: ―Khalifah telah menuliskan fatwa mengenai masalah ini memberikannya kepada Inggris, bahwa orang-orang Islam hendaknya
48
Suwanah Ahmadi, Maulwi Mauhammad Ja‘far Thanisry, hal.71 Isya‘ atus Sunnah, jld 9, No. 1, hal. 11-12. 50 Fatawa, jld 4, h. 472. 49
105
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
jangan berperang melawan Inggris, sebab mereka telah terbukti sebagai sahabat dan penolong bagi Khilafat Islam.‖51 5) Fatwa Ulama Islam, Cetakan Dukhaani, Lahore, pada halaman judul tertulis ayat:
ََُّّاْالَََّّ َِّْ َِّشَّ ََِِّّْٕ َُّىٌََِّّْٝٚ ُ ََّّاََّٚ َّ ََّيَّْٛ ع َُّ َّااٌشَّْٛ ُ َّؼ١َّْه َِّ َ ََّّاََّٚ َّللا ََّ َّاَّْٛ ُ َّؼ١َّْه َِّ َ َّا Maka di dalam penjelasannya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Ulil Amri minkum di sini adalah Inggris dan ketaatan pada mereka dinyatakan wajib. Fatwa tersebut ditanda-tangani oleh para Ulama terkenal di Benua India pada masa penjajahan Inggris dan nama para ulama tertera di bawah ini:
1.
Mufti Maulvi Muhammad Abdullah Thungki, (Ketua Majelis Mustasyaarul Ulama, Lahore)
2.
Maulvi Ghulam Muhammad Bagwi, (Imam Mesjid Syahi dan anggota inti Mustasyaarul Ulama, Lahore)
3.
Sayyid Maulvi Nadzir Hussein Muhaddits Dehlwi Abush Shafa Maulvi Qadhi Mir Ahmad Syah Ridhwani Peshawari.
4. 5.
Maulvi Muhammad Ludhianwi.
6.
Maulvi Abdul Hayyi Aminabadi Lakhnowi, (Pimpinan Darul ‗Uluum Nadwatul Ulama, Lucknow)
Maulvi Abu Muhammad Abdullah Al-Anshari, (Pimpinan Mahkamah Diniyah Madrasatul ‗Uluum, Aligarh)
7. Mufti Muhammad Abdurrahim Peshawari. 8. Maulana Ghulam Muhammad Hosyiarpuri, (anggota inti Nadwatul ‗Ulama, Lucknow)
9. 10. 11. 12.
Mullah Hafidz ‗Izzatullah, (warga Zakhi, Distrik Peshawar) Abdul Hamid Maulvi Abdul Hamid Lakhnowi. Qadhi Zhafaruddin, Gujranwala. Abu Sa‘id Maulvi Muhammad Hussein Batalwi.
51Tarikh
Aqwaam-e-‗Aalam. hal. 639, oleh Murtadha Ahmad Khan Mekash; Majelis Taraqq–e– Adab, 2 Nar Singh Daas Garden, Club Road, Lahore.
106
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
13. Mullah Hafidz Haamid Syah, (Khatib Mesjid Jami‘ Mahabbat Khan, Peshawar)
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Maulvi Abu Muhammad Ghulam Rasul Amritsari. Maulvi Abdurrahman ibnu Maulvi Ghulam Ali Qashuri. Maulvi Abdul Aziz Ludhianwi. Maulvi Ghulam Ahmad, (guru pertama Madrasah Nu‘maniyah, Lahore) Maulvi Muhammad Hussein Faidhi, (guru Madrasah Nu‘maniyah, Lahore) Maulvi Sayyid Ahmad, (Imam Mesjid Jami‘ Dehlwi) Qadhi Rafi‘ullah Baddani, Distrik Peshawar. Maulvi Abdul Jabar Ghaznawi Amritsari. Sayyid Muhammad Abdussalam Dehlwi, (cucu Maulana Syamsul‘Ulama Sayyid Muhammad Nadzir Hussein Dehlwi)
23. Maulvi Muhammad Ibrahim Dehlwi, (putra Maulvi Muhammad Hussein Faqir)
24. Sayyid Muhammad Abul Hasan Dehlwi, (cucu Maulana Syamsul‘Ulama Sayyid Muhammad Nadzir Hussein Dehlwi)
25. 26. 27. 28.
Maulvi Madah Basyir-wa-Nadzir, (putra Maulvi Muhammad Husein Faqir) Maulvi Khalil Ahmad, (guru pertama Madrasah Saharanpur) Maulvi Rasid Ridha Ganggohi. Muhammad Hasan, (guru pertama Madrasah Deoband)
Di dalam fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama tersebut atas permintaan Anjuman Islamiyah Punjab dengan jelas tertulis: a.
Berdasarkan agama Islam, membunuh seseorang tanpa alasan yang benar dan legal adalah haram dan termasuk dalam dosa yang paling buruk; tidak peduli apakah itu Muslim, non-Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Parsi dan sebagainya.
107
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
b.
c.
Antara Pemerintah Inggris dan segenap rakyatnya, secara explisit maupun implisit telah terjadi kesepakatan mengenai perlindungan dan keselamatan bersama. Ini sesuatu yang pasti, yakni barangsiapa membunuh salah seorang dari bangsa Pemerintah ini maupun dari rakyatnya, maka berdasarkan hadis ini dia akan luput dari aroma wanginya sorga, yaitu:
ََّّْساَّئِ َؾخَُّاٌ َغٕ ِخ َ َ َشػ٠َُّْ ٌَََِّ َّْٓلَز َ ًََّ ُِ َؼب َ٘ذًا Artinya: ―Siapa yang membunuh setelah mengikat tali perjanjian, maka yang melanggar itu tidak akan memperoleh baunya angin sorga.‖ 6) Fatwa Pimpinan Ahli Hadis Maulvi Muhammad Hussein Batalwi, ―Bagi warga Islam Hindustan, adalah haram untuk menentang dan memberontak terhadap Pemerintah Inggris.‖ (Isyaa‘atus Sunnah, jld. 6, No. 10, hal. 287) ―Pada masa kerusuhan tahun 1857 lalu, orang-orang Islam yang terlibat, mereka itu adalah orang-orang yang berdosa besar dan berdasarkan Alqur‘an serta hadis dinyatakan sebagai pembuat kekacauan, pemberontak dan berkelakuan buruk.‖ (Isya‘atus Sunnah, jld. 9, No. 10 ) ―Berperang melawan Pemerintah ini atau memberi bantuan apapun kepada orang-orang yang memerangi Pemerintah (tidak peduli apakah saudara-saudara mereka Muslim sekali pun), jelas-jelas merupakan pemberontakan dan haram hukumnya.‖ (Isya‘atus Sunnah, jld. 9, No. 10, hal. 3848) 7) Fatwa Maulvi Ahmad Ridha Khan Bherelwi ―Di dalam buku I‘laamul I‘laam Bi-anna Hindustan Daarus–Salaam, Faqir telah membuktikan dengan dalil-dalil yang kuat, bahwa Hindustan merupakan Daarus Salaam (kawasan yang aman dan damai) dan menyebutnya sebagai
108
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Daarul Darb (kawasan peperangan) itu sama sekali tidak benar.‖ (Nushratul Abraar, hal. 29, Matthba ‗Shahafi, Lahore) 8) Uraian Sir Sayyid Ahmad Khan Sir Sayyid Ahmad Khan, pendiri Universitas Aligarh menuliskan di dalam bukunya Asbaab Baghaawat-e-Hind: ―Ketika umat Islam memperoleh keamanan dari Pemerintah (Inggris) kita, maka umat Islam tidak boleh berjihad dalam bentuk apapun dalam (kawasan) kekuasaan Pemerintah ini. 20 atau 30 tahun silam, seorang tokoh ternama, Maulvi Muhammad Ismail telah menganjurkan untuk melakukan jihad di Hindustan dan mendorong orang-orang agar berjihad. Pada saat ini beliau dengan jelas mengatakan bahwa rakyat Hindustan yang hidup dengan aman di bawah Pemerintah Inggris, tidak boleh melakukan jihad di Hindustan.‖ 52 9) Uraian Maulvi Zhafar Ali Khan, editor S.K Zamindar, ―Dengan adanya kebebasan beragama dan keamanan serta kedamaian, jika ada seorang muslim yang rusak akhlaknya, berani melakukan kejahatan terhadap Pemerintah ini, dengan tegas kami mengatakan, bahwa dia itu bukan Muslim!‖53
10) Fatwa Para Mufti Mekkah Mu‟azzhamah a.
Jamaluddin bin Abdullah Syekh Umar, (Mufti mazhab Hanafi Mekkah Mukarramah), b. Hussein bin Ibrahim, (Mufti Maliki Mekkah Mu‘azzhamah), c. Ahmad bin Dzahini, (Mufti Syafi‘i Mekkah Mu‘azzhamah),
52 Asbaab Baghaawat-e-Hind,
hal. 104, terbitan Urdu Academy Sindh, Mission Road, Karachi Harian Zamindar, Lahore, 11 Nopember 1911, merujuk pada Zhafar Ali Khan ki griftaari, oleh Khan Kabuli. 53
109
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Mereka bertiga telah memberikan fatwa bahwa Hindustan adalah Daarus Salaam (kawasan aman damai). 54
Jihad Yang Dicanangkan Oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah Tuduhan pengingkaran Jihad yang dilontarkan terhadap Pendiri Jemaat Ahmadiyah itu sangatlah bertentangan dengan ajaran beliau, dan bertentangan dengan kehidupan beliau yang penuh dengan perjuangan beliau. Yang mana seluruh hidup beliau telah dikerahkan demi untuk membela Islam, demi untuk pertablighan Islam dan untuk jihad kabir, yakni jihad dengan menggunakan Alqur‘an. Di masa hayatnya, beliau telah melancarkan suatu jihad agung mendukung Islam dalam melawan serangan-serangan berbahaya yang dilakukan oleh Hindu dan Kristen. Dalam pemecahan salib, beliau telah berhasil menghancurkan propaganda menyesatkan yang dilakukan orang-orang Kristen dan telah meruntuhkan bangunan batil Trinitas dengan menggunakan dalil-dalil dan argumentasi. Di dalam kaitan itu, kami paparkan beberapa kutipan dari beliau yang akan nampak kepada anda sekalian bahwa jihad besar-besaran yang telah beliau lakukan dalam mendukung Islam melawan Kristen, betapa kuatnya dorongan gejolak yang bekerja di balik itu dan yang sangat dipenuhi oleh kecintaan terhadap kebenaran. Beliaua.s menulis sebagai berikut: “AllahSwt telah menamakan saya sebagai Almasih, untuk memecahkan salib, supaya salib yang dahulu telah mematahkan Almasih dan telah melukai beliau, maka pada kesempatan kedua ini, justru Almasih-lah yang mematahkannya, namun dengan tanda-tanda samawi, bukannya dengan tangan-tangan manusia, sebab Anbiyaullah itu tidak dapat dikalahkan. Oleh karena itu, pada abad ke-20 Masehi, Allah telah menghendaki agar salib itu
54
Buku Sayyid ‗Athaullah Syah Bukhari, h.31, oleh Shures Kashmiri.
110
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ditaklukkan melalui tangan Almasih.” (Haqiqatul Wahyi, suplemen hal. 84 ) Di tempat lain beliau a.s bersabda: ―Seorang muttaqi dapat memahami bahwa di penghujung abad ke-14 ini, dimana telah berlangsung ribuan serangan terhadap Islam; diperlukan seorang mujaddid yang dapat membuktikan hakikat Islam. Ya, mujaddid itu dinamakan Almasih ibnu Maryam, sebab dia datang untuk memecahkan salib. Dan, AllahSwt pada saat ini menghendaki, sebagaimana pada zaman dahulu Almasih diselamatkan dari salibnya orang-orang Yahudi, sekarang dia pun perlu diselamatkan dari salib orang-orang Kristen. Dikarenakan orang-orang Kristen telah melakukan banyak sekali kedustaan, untuk menjadikan manusia sebagai Tuhan, oleh sebab itu gairat Tuhan menghendaki untuk mengutus seseorang dengan nama Masih, guna menghancurkan kedustaan tersebut. Ini adalah pekerjaan Tuhan dan pada pandangan orang-orang, hal ini benarbenar aneh.‖ (Anjaam-e-Atham, hal. 320- 321) Golongan fanatik dari kalangan pendeta di zaman ini, yang semata-mata bermaksud menutupi kebenaran mereka itu selalu saja mengatakan bahwa nabi kita Muhammad Musthofasaw tidak menampilkan mukjizat apa pun. Ternyata AllahSwt telah memberikan jawaban yang membuat mereka sangat malu sebab Dia telah menampakkan tanda–tanda-Nya yang jelas guna mendukung hamba-hamba pilihan-Nya. Ada suatu zaman ketika para penginjil, dengan kata-kata yang sangat kotor dan penuh dengan kebohongan, melontarkan kata-kata dusta yang sangat memalukan di pasar-pasar dan di lorong-lorong mengenai junjungan kita yang mulia, Khatamul Anbiya, Afdholur Rusul wal Asyfiya, Sayyidul Ma‘sumiin wal Atqiya, Mahbub kita Yang Mulia Muhammad Musthofasaw, bahwa beliausaw sama sekali tidak menampilkan khabar ghaib maupun mukjizat-mukjizat. Namun kini, adalah merupakan satu zaman dimana mukjizat Rasulullahsaw yang ribuan jumlahnya terdapat di dalam Alqur‘an Suci serta hadis-hadis mutawattir yang memiliki derajat yang sangat tinggi, maka sekarang Allah Ta‘ala telah menampilkan ratusan tanda-tanda baru yang
111
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
sedemikian rupa segarnya sehingga tak seorang penentang dan pengingkar pun memiliki kekuatan untuk menentang ataupun menandinginya. Dengan sangat lembut dan rendah hati, saya selalu mengatakan kepada setiap orang Kristen dan para penentang lainnya, bahwa pada hakikatnya setiap agama yang benar-benar datang dari AllahSwt, lalu agama tersebut berdiri tegak di atas kebenarannya, maka adalah mutlak bagi agama itu agar didalamnya selalu lahir orang-orang yang menjadi wakil bagi para nabi itu, pembimbing dan rasulnya, yang kemudian membuktikan bahwa nabi tersebut masih hidup dan tidaklah mati dari segi keberkatan ruhaninya. Adalah mutlak bahwa nabi yang diikuti, yang diyakini sebagai pemberi syafa‘at dan keselamatan, dia itu senantiasa hidup dan langgeng dari keberkatankeberkatan ruhaninya. Nabi itu secara jelas harus menetap di langit dengan wajah kehormatan, ―Rif‘at‖ dan ke–Jalalan-nya berkilauan. Dengan nur-nur Ilahi harus terbukti dengan kuatnya bahwa dia itu duduk di sebelah kanan Tuhan yang Azali, langgeng dan abadi (Hayyu wa Qayyum Dzul Iqtidar) sedemikian rupa hebatnya sehingga siapa saja yang mencintai nabi itu secara sempurna dan mengikutinya secara penuh, maka secara mutlak akan membiaskan pengaruh dan akibat-akibat ini; yakni mereka itu akan memperoleh ruhul Qudus dan anugerah berkat-berkat samawi. Mereka itu, dengan memperoleh nur dan cahaya kecintaannya itu, akan menghilangkan kegelapan di zamannya. Dia memberikan keyakinan yang kuat, keyakinan yang sempurna, berkilauan dan bercahaya mengenai wujud AllahSwt kepada orang-orang yang telah siap (dengan kemampuan-kemampuan mereka). Dengan keyakinan tersebut membuat segenap keinginan dosa serta seluruh dorongan kehidupan hina dan rendah itu akan hangus terbakar. Inilah bukti bahwa nabi itu hidup dan berada di langit. Jadi, kita harus mensyukuri Allah Yang Maha Qudus dan Maha Perkasa, yang telah menganugerahkan karunia untuk mencintai dan mengikuti nabi yang tercintaNya, Muhammad Musthofasaw. Dan dengan dianugerahinya bagian-bagian sempurna berkat-berkat ruhani yang dicapai sebagai buah dari kecintaan dan sikap mencintai itu, yang merupakan ketakwaan dan tanda samawi yang hakiki, maka Dia telah membuktikan kepada kita bahwa Nabi Suci kesayangan kita, Muhammadsaw. itu belum wafat, melainkan beliau itu duduk di sebelah
112
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
kanan ‗Malik Muqtadar-nya di langit, di atas tahta keagungan dan keperkasaan.‖
َّاَّْٛ َََُِّّٕ َ ََّّٓا ََّ ٠ََّّْبَّاٌَّ َِّزََّٙ ٠ََُّّ َّب َََّّا٠َّ–َِّّٝ َّإٌََِِّّّجٍٝ ََّ ػ ََّ َّْ ََّ َّْٛ ٍَُّّق ََّ ٠َُّ ََُّّٗ َ َّ ََِّالََّ َِّء ََّوَّزََّٚ َّللا ََّ َِّْعٍَّْ ََُِّّ–َّا ََّ َََّّٚ َّن َّْ ثَّب ََّ َِّسََّٚ ََِّّٗ ١ٍَػ ََّ َََُُّّّٙ ٌٍَّا َ ًََِّّ ف )12َّ–َّ8َّةَّؿٍٛبَّقَّاٌم٠ ًَّّبًَّ(َّرش١ٍََِّّْغ َّْ َ اََّّرَّْٛ َُّّ ٍِّ ع ََّ َََّّٚ ََِّّٗ ١ٍَََّّْػ ََّ َّاَّْٚ ِ َُّ ًف ََّ
Pujian Terhadap Jihad Yang Dilancarkan Oleh Pendiri Jema’at Ahmadiyah Jihad pena luar biasa yang dilakukan oleh golongan-golongan lain dalam umat Islam – tidak ada suatu Jemaat pun untuk mendukung Agama Kebenaran yang dibawa junjungan kita Yang Mulia Muhammad Mushthafasaw dan untuk melawan agama Kristen, tidak ditemukan dimana pun tandingannya. Chaudry Afdhal Haq, tokoh pemikir Ahrar berkata, ―Sebelum kemunculan Arya Samaj, Islam merupakan jasad tidak bernyawa yang didalamnya tidak terdapat gerakan pertablighan di kalangan yang dapat timbul untuk tujuan-tujuan pertablighan. Ya, ada satu kalbu yang telah bangkit karena sangat gundah terhadap kelalaian umat Islam. Dia mengumpulkan sebuah Jemaat kecil di sekitarnya lalu telah maju untuk menyebarkan Islam. Dia telah menciptakan gejolak pertablighan di dalam Jemaatnya, yang tidak hanya bagi berbagai golongan di dalam umat Islam, melainkan juga merupakan suri tauladan bagi segenap kelompok pertabligan / missionaris di seluruh dunia.‖55 Beberapa pendapat pemimpin kaum muslimin berkenaan dengan usaha dan jasa Jemaat Ahmadiyah, sebagai golongan Islam yang kecil ini ditulis sebagai berikut:
55 Fitnah
Irtidad Aor Politikal Qalaabaazian, edisi kedua, hal. 24.
113
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
1.
Maulana Zhafar Ali Khan, pengarang ―Zamindar‖ di Bandar, Lahore, menulis:
surat
kabar
harian
―Jasa-jasa orang Islam Ahmadiyah bagi Islam tidak dapat dinilai harganya. Itsar (pengorbanan), kecerdasan, niatnya yang suci dan tawakkal kepada Allah yang terdapat dalam Jemaat ini, kalau tidak boleh dikatakan ‗tidak tertandingi‘ sekurang-kurangnya dapat dikatakan ‗sangat mulia dan sangat berharga‘. Syekh-syekh dan Ulama kita tidak berperasaan dan tidak bergerak sedikit pun, sedang Jemaat yang Ulul ‗Azmi ini sudah dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sangat mulia untuk Islam.‖ (Zamindar, 24 Juni 1923) 2. Maulana Muhammad Ali (saudara Maulana Syaukat Ali), pemimpin orang Islam yang sangat mulia di India berkata: ―Kita tidak akan bersyukur kepada Allah, jika dalam karangan kita ini, kita tidak menerangkan tentang sedikit kebaikan keadaan Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad dan Jemaatnya yang sangat teratur. Jemaat itu walaupun ada sedikit perselisihan dengan kita dalam beberapa pengakuan, mereka sudah mewaqafkan segala usahanya dan pikirannya untuk kebaikan semua orang Islam. Jema‘at ini sedang bekerja keras dalam siasat orang-orang Islam dan di samping itu, mereka bekerja keras untuk tabligh Islam, mempersatukan umat Islam dan memajukan mereka dalam hal pernikahan.‖ (S.K. Hamdardi Delhi, 26 September 1927)
3. Seorang pemimpin lagi menulis: ―Pada masa ini, semua partai Islam takut kepada pemerintah Inggris atau kepada orang-orang Hindu atau kepada lain-lain bangsa. Hanya Ahmadiyah saja yang seperti orang-orang Islam di masa dulu, tidak kenal takut kepada siapa pun juga dan sedang bekerja keras demi kemajuan Islam.‖ (Lihat Surat Kabar Masyriq, yang diterbitkan di Gur Kahpur, 12 September 1927)
114
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
4. Telah disebutkan juga pujian berikut ini: ―Duduk di rumah dan mencerca Ahmadiyah memang mudah. Akan tetapi tidak ada seorang pun yang boleh ingkar bahwa Jemaat inilah yang sudah mengirim utusan-utusannya di England dan Negara -negara Eropa yang lain. Apakah Nadwatul-Ulama, Deobandi, Peranggi Mahl dan pusat-pusat ilmu pengetahuan yang lain tidak sanggup bertabligh Islam dan menyiarkan kebenaran? Apakah tidak ada orang-orang Islam yang kaya yang sanggup menanggung biaya dan ongkos satu missi? Ada! Semuanya ada!! Akan tetapi sayang sekali, semangatlah yang tidak ada. Ya! Sia-siakan waktu dalam perselisihan yang tidak berguna dan menghina orang lain sajalah tanda kebaikan orang-orang Islam sekarang.‖ (Surat Kabar Zamindar, 7 Desember 1926) 5.
Meskipun Surat Kabar “Al-Fatah” di Mesir sangat memusuhi Ahmadiyah, namun dia telah menulis pula berkenaan dengan Ahmadiyah, begini:
َّة َ ْ٘ غٗ‘َّ َِِٓ َّاٌذ َ ّْ ٍِهُ َّ َٔ ْف٠َ َسَّ َؽكَّلَذ ِْس َ٘بَّالٛ َ ؾ ِخ َ َ َُّْا ٌْ ُّ ْذ َ٘ؾَخُٙ ٌََّأ َ ْػ َّبُٞ ِش٠َِّٞاٌزَٚ ِ اْْل َ ْػ َغبَّٚ َ ُِ ُ ُمَ ِ ّذ ُسَّاْأ٠َّٚ ََّ ِّ ٍِ غ ٓ١ ِ ِٓ ِ٠ََِّئ َبدُ َّا ٌْؼَال ِ ُٗغز َ ِط ْؼ ْ ُّ ٌْ ََِّٓ َّا ْ َ َّػ ٍََِّذْ َّ َِبٌََّ َُّْرٍَِٟ ِخَّاٌز١ٍِ َبدَِّ َ٘ ِزَِّٖا ٌْ ِف ْشلَ ِخَّا ٌْمَٙ ثِ ِغ Artinya: ―Orang yang memperhatikan pekerjaan Ahmadiyah yang mengherankan dan akan mempertimbangkan segala perkara dengan saksama, tentu akan heran melihat jihad partai kecil ini. Partai ini dapat mengerjakan apa yang tidak dapat dikerjakan oleh beratus–ratus miliun orang Islam yang lain.‖56 Saudara-saudara yang budiman! Dengan keterangan beberapa pemimpin yang bukan dari Ahmadiyah ini, dapatlah para pembaca menilai, apa yang telah dikerjakan oleh Ahmadiyah untuk Islam dan untuk saudara-saudara kaum muslimin?
56
Surat Kabar Al-Fatah, 20 Jumadil Akhir, thn. 1351 H, Al-Adad 315).
115
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Hadhrat Ahmada.s dituduh telah menghapuskan hukum jihad atas kehendak pribadinya. Pendapat itu sungguh adalah sebuah keberatan yang sering di lontarkan oleh orang-orang yang mendustakan beliau. Sebelum membahas secara lebih dalam mengenai jihad, mari kita simak terlebih dahulu, apa arti jihad itu? Kata jihad berasal dari bahasa Arab, ٜذٙ( عjahda) yang berarti: 1. Tahan uji dalam suasana gawat; 2. Berjuang sekuat tenaga untuk mencapai maksud dan tujuan, maka apapun akan dilakukan untuk meraihnya; dan, 3. Perang suci atau perang untuk membela agama. Menurut kamus terkenal, ―Taajul ‗Urus‖, makna jihad yang benar adalah tidak menahan-nahan apapun; menganugerahkan segala daya dalam mencapai suatu maksud dengan memaksakan diri. Sedangkan menurut Al Munjid (Kamus Arab yang sangat terkenal ) halaman 106, ―Jihad artinya mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki.‖ Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia, jihad adalah suatu usaha: a. b. c.
Berdaya upaya sekuat tenaga untuk mencapai kebaikan; Secara bersungguh-sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan harta benda dan jiwa raga; Melawan orang-orang kufar (dengan mengangkat senjata), semata-mata untuk mempertahankan agama Islam sesuai dengan izin dan perintah AllahSwt kepada Rasul / Nabi atau Imam, Utusan-Nya.
Jihad ada tiga macam, yaitu: 1.
Jihad ashghar (َّاْلفغبس kebebasan kata hati;
بدٙ )اٌغatau jihad kecil: Jihad terhadap musuh
2.
Jihad kabir (ش١بدَّاٌىجٙ )اٌغatau jihad besar: Jihad terhadap syaitan atas segala tipu dayanya, dan
3.
Jihad akbar (بدَّاْلوجشٙ )اٌغatau jihad terbesar: Jihad melawan hawa nafsu.
116
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Kekeliruan dan kepicikan sebagian umat Islam di zaman ini adalah dengan menyatakan bahwa jihad adalah perang dengan menggunakan senjata. Padahal Rasulullahsaw sendiri mengatakan bahwa, ―Jihad dengan senjata merupakan jihad yang tarafnya paling kecil‖57, dengan catatan bahwa Jihad dengan pedang itu, Rasulullahsaw lakukan karena diizinkan AllahSwt guna membela Islam dari kezaliman musuh-musuhnya. Seperti kita ketahui bersama dalam tarikh Islam, awal mula atau sebab diperbolehkannya berjihad bagi umat Islam di zaman Rasulullahsaw adalah karena kaum Quraisy pada waktu itu telah mengangkat pedang, melakukan pembunuhan dan berbuat aniaya dengan tanpa alasan yang jelas terhadap kaum Muslimin yang menganut agama Tauhid dengan keEsaan Tuhan. Penganiayaan itu terjadi ketika Rasulullahsaw berada di kota Mekah dan berlanjut setelah beliau hijrah ke Madinah. Setelah 13 tahun bersabar menahan diri dari kezaliman mereka, akhirnya AllahSwt mengizinkan Rasulullahsaw dan kaum Muslimin untuk mengangkat هsenjata melawan mereka, sebagaimana firman-Nya:
َّ ٓ٠ْ تَّاٌْ ُّ ْؼز َ ِذ َ َّْٝ ِاَّفْٛ ٍَُِّلَزَٚ ُ ُ ِؾ٠ََّاَّاَِّْللاََّالُْٚ الََّر َ ْؼزَذَّٚ َ ُْ َٔ ُىْٛ ٍُُِمَز٠َّ َٓ٠ْ ًَِّللاَِّاٌ ِز١ْ ع ِج Artinya: ―Dan perangilah di jalan Allah orang-orang sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.‖ Di dalam ayat lain juga disebutkan:
ُ َُّْ ُٙ ََْٔ َّثِبْٛ ٍَُ ُ َفَّز٠َّٓ٠ْ ا ُ ِرَْ َّ ٌٍَِّ ِز َّ ش٠ْ ََّٔق ِْش ِ٘ ٌََُّْمَ ِذٍَٝػ َ ََّاَِّْللاَٚ اْٛ ُّ ٍِ ظ Artinya: ―Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.‖ Dari ayat ini, dapat kita lihat bahwa anjuran berperang bagi umat Islam pada masa tertentu, semata-mata untuk membela dan melindungi diri karena 57
H.R. Al-Khatib dalam At-Tarikh
117
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
mereka terlebih dahulu mendapatkan penganiayaan. Inilah dasar yang pokok dalam masalah jihad, bukan seperti anggapan sebagian umat Islam saat ini, yang beranggapan bahwa kita wajib menyebarkan agama Islam sebagaimana yang dicontohkan Rasulullahsaw (na‘udzubillah), yakni dilancarkan dengan menggunakan pedang. Menurut Ahmadiyah, makna jihad yang benar sekarang ini adalah mendakwakan risalah Alqur‘an, dengan cara seperti tertulis dalam Alqur‘an Suci sebagai berikut:
Artinya: ―Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya (Alqur‘an) dengan jihad / perjuangan yang besar.‖ (QS. Al Furqon: 52) Di dalam bukunya, ―Tohfah Golarwiyah‖, Hadhrat Ahmada.s mengemukakan pendapatnya mengenai konsep jihad yang benar menurut Islam sebagai berikut: ―Tidak diragukan bahwa alasan berjihad tidak ada di negeri ini pada waktu sekarang. Karena itu, muslimin negeri ini terlarang, atas nama agama, memerangi dan membunuh mereka-mereka yang menolak hukum Islam. AllahSwt, Dzat Yang Maha Besar dengan jelas melarang jihad dengan pedang dalam suasana aman.‖ Jelaslah bahwa Hadhrat Ahmada.s tidak melarang jihad. Jihad itu bisa dilaksanakan, jika terpenuhi syarat-syaratnya, yaitu apabila kehidupan beragama dan agama Islam terancam bukan untuk memaksakan ajaran Islam agar diterima oleh umat lain. Di dalam Alqur‘an, AllahSwt berfirman:
َّ َِّٓ ٠ْ ََِّّاٌ ّذِٝالََّاِو َْشا ََّٖف ―Tidak ada paksaan dalam agama.‖ (QS. Al-Baqarah: 256)
118
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Jihad yang tidak diizinkan oleh beliaua.s adalah jihad dalam arti penumpahan darah, huru-hara, perampokan, perusakan dan pengkhianatan yang dilakukan atas nama Islam. Karena hal itu malah akan mencoreng nama Islam dihadapan penganut agama-agama lain. Apa yang beliaua.s kemukakan itu, ada tercantum dalam sebuah surat yang beliaua.s tujukan kepada Tuan Mir Nasir Nawab, yang isinya sebagai berikut: ―Jihad pada zaman sekarang adalah berjuang untuk meninggikan kalimah Islam, untuk menangkis sanggahan- sanggahan di atas tadi telah terpenuhi.‖ Mengenai kedatangan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan, lebih khas / spesifik lagi, yang mana Rasulullahsaw bersabda: ‖Demi jiwaku di tangan-Nya, sungguh Isa bin Maryam akan turun di antara kalian, sebagai Hakim yang adil. Ia akan memecahkan salib,
َ َ٠ٚ dan berlimpahlah harta, membunuh babi, menghabisi peperangan ؾ ْشة َ ٌْ ن َغَّا sehingga tak seorang pun yang mau menerimanya. Dan satu kali bersujud itu lebih baik dari pada dunia seisinya.‖ 58 Jadi, Rasulullahsaw jelas–jelas menubuwatkan bahwa Isa Almasihil Mau‘ud di Akhir Zaman nanti tidak akan mengangkat senjata, namun beliau akan berjihad dengan pena, burhan dan dengan dalil-dalil yang ampuh dari Alqur‘an. Lalu, mengapa kelompok ekstrim bersikeras bahwa jihad dengan pedang harus di gencarkan? Firman AllahSwt., ―Apa yang Rasul itu berikan kepadamu, ambillah dan apa yang dilarang, bagimu maka tinggalkanlah.‖ Yang jelas, Jemaat ini menjunjung tinggi motto ―LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE‖, artinya cintailah semua orang dan jangan membenci siapapun juga; sesuai dengan jalan yang sudah ditetapkan AllahSwt. dan Rasulullahsaw, yakni berdakwah dengan jalan damai tanpa perang, tanpa pedang dan tanpa kekerasan. Insya Allah, billahit taufiq wal hidayah.
58
Shahih Bukhari 4/356 dan dalam Shahih Muslim 2/189-192.
119
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Di Akhir Zaman ini, beberapa tokoh kelompok Islam memimpin penyerangan terhadap mesjid-mesjid Allah yang dibangun oleh Jemaat Ahmadiyah. Yang jelas, perbuatan itu bukanlah jihad, sebab urusan menyerang dan merusak rumah ibadah bukan saja dikecam, bahkan hal itu sangatlah dimurkai oleh AllahSwt., sebagaimana firman-Nya:
ٌََّئِهَ َّ َِبْٚ ُ بََّّاَٙ َّ َخ َشا ِثَِّٟفَٝعؼ ِ ُُ ٍَ َِ ََّّْْٓا ْظٚ ْ بَّاَٙ ١ْ ُِ ْزو ََش َّف٠َّ ْْ َ غ ِغذََّللاِ َّا َ َّ َّٚ َ َِ َّ َِّّ ْٓ َّ ََِٕ ََّغ َ ُُّٗ ع َّ ْ َّْ َ َُّْاُٙ ٌََّ َْوَب ََّّ ط ٌَُّ ١ْ ػ ِظ ََّ َّاَّة َ ََّّاْالَ ِخ َش ِحْٟ ِ َُّْفُٙ ٌََّٚ ِ َ١ْٔ َّاٌ ُّذْٝ ِ َُّْفُٙ ٌَ َّٓ١ْ َ٘بََّّاِالََّّ َخبَّئِ ِفْٛ ٍَُ ْذ ُخ٠ ٌ َػز َ ٜ ٌ بَّخ ْض ْArtinya: ―Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang menyebut nama-Nya di dalam mesjid-mesjid dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka itu akan mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat pun, mereka mendapat azab yang berat.‖ (QS. Al Baqarah: 114) Jemaat Ahmadiyah, setelah mesjid di Negeri Belanda dibom molotof, dengan karunia AllahSwt, kita sudah merenovasi kembali menjadi 10 kali lebih besar dan dengan dirusakannya 2 mesjid Jemaat kita di Pakistan, Hudhur Khalifatul Masih ke-IVrh.a mencanangkan tahun 1985 dan 1986 yang lalu sebagai: ―Tahun Pembangunan Mesjid-mesjid‖. Alhamdulillah, pada tahun itu kita berhasil membangun 400 mesjid di seluruh dunia. Selanjutnya pada program Bai‘at Internasional (mulai dari tahun 1993 hingga tahun 2004), mesjid-mesjid jemaah kita di seluruh dunia berjumlah lebih dari 10.000 buah, diantaranya ribuan mesjid diperoleh dari hasil pertablighan kita di berbagai negara, bersamaan dengan Imam-imam Mesjid dan Jemaatnya yang masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah, tokoh-tokoh agama, kepala-kepala suku dan raja-raja di Afrika yang masuk Islam dan bergabung ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Dalam puncak acara ―Tasyakkur 100 tahun Khilafat‖, Jemaat meresmikan mesjid yang megah di Calgary, Kanada Utara, senilai Rp. 160 Milyar. Juga di Britania Raya, Afrika, Jerman Timur, Bradford, Perancis, Belanda, termasuk di Tanah Air kita, banyak yang dibangun. Alhamdulillahi robbil ‗aalamiin.
120
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
KEBERATAN KEENAM BELAS “HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD MEWAJIBKAN BERTERIMA KASIH KEPADA INGGRIS (?)” Jawaban: Kerajaan Inggris menaklukkan Punjab dari tahun 1846 hingga tahun 1849. Ketika itu Hadhrat Masih Mau‘uda.s masih berusia antara 12 dan 14 tahun. Setelah Punjab ditaklukkan oleh Inggris, maka keamanan berdiri tegak di sana. Pembangunan infrastruktur diperbaiki dan usaha peningkatan untuk berbagai kemajuan mulai dirintis. Mengenai hal tersebut, Muhammad Jafar Shahib Thanisari Sayid, seorang penulis kenamaan, telah meriwayatkan tentang Sayid Ahmad Bhrelwir.a, seorang mujahid dan mujaddid abad ke-13 yang telah syahid tahun 1831, mengatakan bahwa: ―Walaupun kerajaan Inggris tidak mempercayai Islam, tetapi ia tidak menganiaya dan sedikit pun tidak pernah menindas orang-orang Islam dan tidak pernah menghalangi mereka untuk melakukan amal ibadah dan kewajiban agama lainnya. Di dalam pemerintah mereka itu, kita, dengan bebasnya, dapat memberikan pelajaran dan mengembangkan ajaran agama tanpa mendapat rintangan dari mereka. Bahkan jika ada seseorang yang berbuat aniaya kepada kita, maka orang itu akan dihukum.‖ Hadhrat Ahmada.s. menulis suatu kejadian yang menggelikan hati: ―Saya mendengar bahwa pada waktu mula-mula orang Inggris datang di negeri ini, ada seorang muazin di kota Khosyiarpur telah menyerukan azan dengan suara nyaring. Orang-orang Hindu dan orang Sikh menyangka bahwa
121
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
orang Inggris pasti akan melarang orang-orang Islam yang menyerukan azan dan akan memotong tangan mereka yang melukai sapi. Atas dasar dugaan itu, lalu mereka menangkap orang yang menyerukan azan tadi. Setelah banyak orang berkumpul, lalu mereka membawa muazin tersebut kepada Wakil Kepala Daerah Tingkat Dua berkebangsaan Inggris. Banyak sekali orang Hindu datang berkumpul sambil berkata, ―Yang mulia, tepung kami telah dikotori dan barang pecah belah kami telah dinajisi oleh penyeru azan ini. Mendengar pengaduan itu, pembesar Inggris tadi merasa heran lalu bertanya, ―Apakah azan itu berpengaruh sedemikian buruknya sehingga barang-barang makanan menjadi najis?‖ Selanjutnya ia berkata kepada pegawai Inggris bawahannya, ―Sebelum pengaduan ini coba dibuktikan kebenarannya, maka pengaduan itu janganlah dulu dijadikan perkara. ―Lalu muazin tadi disuruh azan lagi. Semula, muazin itu gentar untuk melakukannya, karena takut jangan-jangan hukuman atas dirinya akan bertambah berat. Setelah ditegaskan oleh pembesar Inggris itu kepadanya bahwa ia tidak akan mendapat kesusahan apa-apa dengan azan itu, barulah ia menyerukan azan dengan sekuat-kuatnya. Setelah mendengar azan, pembesar Inggris itu berkata, ―Kami tidak merasa ada pengaruh buruk apa pun dari azan itu!‖ Kemudian ia bertanya kepada pegawai bawahannya, ―Apakah anda merasa kesakitan karena azan itu?‖ Ia menjawab, ―Tentu saja tidak ada kerusakan apa-apa!‖ Akhirnya muazin tadi dilepaskan seraya berkata, ―Pergilah dan kumandangkanlah azan sesukamu!‖ (Verselag Pertemuan Mendoa, tahun 1900, hal. 16-18) Demikianlah gambaran keadaan di Negeri Punjab sebelum kedatangan orang-orang Inggris dan begitulah perubahan telah terjadi setelah Inggris memerintah di sana. Atas adanya kemerdekaan beragama dan kebebasan bertabligh itulah, Hadhrat Ahmada.s memuji dan berterima kasih kepada kerajaan Inggris. Mengenai hal memuji dan berterimakasih kepada Inggris karena terjaminnya kebebasan beragama di benua India, rasa syukur seperti itu bukan
122
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
hanya Hadhrat Ahmada.s saja yang merasakannya, melainkan ulama Islam besar lainnya juga menyatakan terima kasihnya atas hal itu; diantaranya: Maulwi Ali Muhammad Shahib Lucknow, Maulwi Abdul Haq, Maulwi Fazillah Shahib, Maulwi Muhammad Naim Shahib dan Maulwi Qutbudin Shahib Delhi. Beliau-beliau semua itu bukanlah dari golongan Ahmadiyah. Pada hari Rabu, 23 Nopember 1870, Muhammadan Litery Society of Calcuta telah mengadakan suatu pertemuan yang di dalam pertemuan tersebut, Karamatullah Sahib telah berpidato mengenai : ―Sikap apa yang harus diambil oleh kaum muslimin India terhadap Kerajaan Inggris?‖ Dalam pidatonya itu ditegaskan, ‖Sikap yang harus diambil oleh kaum Muslimin India yaitu bahwa mereka tidak boleh melakukan jihad dengan senjata terhadap Inggris.‖ Pada tahun 1871, Amir Ali Shahib menulis “Risalah Jihad‖, dimana beliau menerangkan bahwa: ―Menurut undang-undang, kaum Syi‘ah tidak boleh melakukan jihad dengan kekuatan senjata untuk melawan Ratu Inggris, karena jihad bersenjata itu harus dilakukan di bawah seorang Amir atau seorang Imam.‖ Demikian pendirian dan pendapat ‗Alim Ulama Islam India ketika itu terhadap Kerajaan Inggris, baik ‗Alim Ulama dari golongan Ahli Sunah Wal Jemaat ataupun dari golongan Syi‘ah. Semuanya mempunyai pandangan yang sama terhadap Kerajaan Inggris, berterima kasih atas kedatangannya, yang dalam menjalankan pemerintahannya, memberi kebebasan beragama, yang karenanya mereka berpendapat bahwa terhadap kerajaan semacam itu tidak diperbolehkan mengadakan jihad dengan kekerasan. Syekh Muhammad Abduh, di Mesir telah menulis:
123
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Kita tidak menyangkal bahwa di antara bangsa-bangsa Eropa, ada satu bangsa yang mengetahui bagaimana seharusnya memerintah bangsa lain yang tidak seagama dengannya; dan tahu pula bagaimana ia harus menghargai kepercayaan dan adat istiadat orang-orang yang dikuasainya. Bangsa itu tiada lain ialah bangsa Inggris. Dan itulah satu-satunya bangsa yang menjadi umat Kristen yang menghargai sifat toleransi yang hakiki dalam bidang keagamaan. Tidakkah kalian perhatikan bahwasanya peratur an mereka dalam hal itu sangat mendekati peraturan-peraturan kaum muslimin?‖ (Al-Islam Wa nasroniyah, h. 165) Ahmadiyah mempropagandakan keistimewaan-keistimewaan agama Islam dan terus berjuang guna menampakkan kebenaran Rasulullahsaw ke seantero dunia. Ini adalah jihad, sampai Allah Yang Maha Besar mendatangkan keadaan lain di dunia ini. Jelas bahwa beliaua.s. melarang jihad dengan menggunakan pedang, hanya bila syarat yang disebutkan.
Hadhrat Abdulah Ibnu Abbas pernah berkata:
بَٙ ١ْ ٌَِؾى َْشرَُُّٗا ََّ َ ًٌََّف ٍِ َؾخ َ َّذًا٠ِ ٌََِّٟعذََّا ِ ََْْٛ َّاََّْ ِف ْشػْٛ ٌِ ْ َ َِّق َْشَّا Artinya: ‖Sekiranya Fir‘aun Mesir berbuat baik kepada saya, sekalipun ia seorang musyrik, niscaya saya akan berterima kasih kepadanya atas kebaikannya itu.‖ (Al-Aqdul Farid, jilid 1, hal. 140)
KEBERATAN KETUJUH BELAS “MIRZA GHULAM AHMAD MENYATAKAN BERSEDIA BERKORBAN NYAWA DAN DARAH BAGI INGGRIS (?)” (Ruhani Khazain, juz 3, hal. 21)
124
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Setelah dicek dari sumber aslinya, yaitu ―Ruhani Khazain‖ jilid 3, hal. 21, apa yang dituduhkan tersebut ternyata tidak ada. Sebagai sesama kaum Muslim, hendaknya kita menerapkan prinsip-prinsip bersikap dalam menghadapi permasalahan sebagaimana yang diajarkan oleh Alqur‘an dan Sunnah Rasulullahsaw, yaitu jika suatu kabar yang sampai kepada mereka, sekalipun datangnya dari seorang yang fasik, mereka itu seharusnya menyelidiki kebenaran kabar itu secara objektif, adil dan berimbang dan tidak tergesa-gesa menyimpulkan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang dan penyelidikan yang benar. Alqur‘an telah menetapkan hal tersebut sebagaimana firman-Nya:
اُٛ قجِ ُؾ ْ ُ بٌَ ٍخ َّ َفزَٙ ًِبَّثِ َغْٛ اَّ ََّلُٛقج ْ ُ َّا َ ْْ َّرِِٞ ْٛ ُٕ١َك َّثَِٕجَأٍَّفَزَج ٌ ع ِ اَّا ِْْ َّ َعب َءوَُُّفَبْٛ َُِٕ َٓ َّ َءا٠ْ بَّا ّي ِّ ِِ ِّ ِّ ِّ ِرَٙ ُّ٠ََبَّا٠ ٓ١ْ ِِِ َّ ََِّبَّفَؼٍََز ُ ََُّْٔبدٍَٝػ َ Artinya: ―Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.‖ (QS. Al-Hujuraat: 7) Di sini kembali akan disampaikan jawaban sebagai bantahan atas tuduhan mereka itu, yang mana ini merupakan jawaban yang disampaikan oleh Maulana Abdul Hayye H.P., di dalam buku ―Ahmadiyah dan Inggris‖, hal. 33-35. Beliau menanggapi keberatan para ulama itu sebagai berikut: ―Di dalam risalah bahasa Arab, ‗Nurul Haqq‘, bahkan ia berkata bahwa dirinya ialah benteng dan jimat untuk membela pemerintah Inggris. Aku berkata bahwa aku mempunyai rasa hormat di dalam pekerjaan ini. Dan aku berkata bahwa aku adalah jimat dan benteng untuk membelanya dari pada gangguan, Tuhan telah memberi kabar yang menggembirakan dan telah berfirman:
ا Bahwa:
125
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Allah tidak akan menyiksa mereka selama engkau di antara mereka dan Allah tidak akan menyiksa mereka dengan azab selama mereka itu melakukan istighfar.‖ (QS. Al Anfal: 33) Dari ayat ini telah jelas, bahwa wujud Rasulullah saw. berlaku sebagai jimat dan benteng bagi musyrikin Mekkah, sekalipun mereka menentang Rasulullahsaw.. Tetapi begitu mulianya wujud beliau sehingga selama beliau di kota Mekkah, maka kota itu tidak akan ditimpa oleh siksaan, sekalipun orangorang Mekkah memusuhi Islam. Dan jika pun Rasululllahsaw. meninggalkan Mekkah, mereka tidak akan diazab, bila mereka beristighfar kepada Allah. Kami ulangi lagi, sekali pun penduduk Mekkah menentang Rasulullahsaw. dan Islam, selama wujud Rasulullah saw masih bersemayam di kota itu maka mereka tetap dilindungi oleh AllahSwt. Bandingkanlah sikap kaum musyrikin Mekkah dengan Inggris! Bagaimana pun zalimnya Inggris, tetapi sekurang-kurangnya mereka memberi kebebasan untuk mempertahankan agama Islam dan menyiarkannya. Jika wujud Rasulullahsaw dapat dijadikan sebagai jimat dan benteng oleh Tuhan bagi orangorang Mekkah, padahal mereka mengadakan perlawanan yang keras terhadap Islam, lalu apakah seorang khadim dari Rasulullahsaw. tidak boleh dijadikan jimat dan benteng bagi Inggris oleh Allah Swt, yang sekalipun anti-Islam, tetapi setidaktidaknya memberi kebebasan untuk mempertahankan dan menyiarkan Islam? Bagi Hadhrat Ahmada.s, ‗kebebasan‘ adalah untuk dunia dan kehormatan seluruh dunia. Beliau mabuk dalam kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah kekayaan terbesar beliau. Dan apa Tuhan juga salah, yang memberitahukan kepada Hadhrat Ahmada.s bahwa wujud Hadhrat Ahmada.s menjadi jimat dan benteng Inggris? Kami mohon dengan sangat kepada para pembaca yang mulia, janganlah kita mengukur Islam dan firman-firman Ilahi dengan ukuran kita dan dengan kacamata politik, tetapi harus dilihat dari kacamata ajaran Islam. Tetapi kini keadaan telah berubah. Hadhrat Ahmad gaib tentang Inggris dalam bahasa Farsi sebagai berikut:
126
a.s
menerima khabar
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
[:Saltanat Bartaniah tahasyt sal bad azan dh‘ufu fasadu ikhtilal] Artinya: ―Kerajaan Britania hanya tinggal delapan tahun lagi. Sesudah itu, akan nampak tanda-tanda kelemahan, kerusuhan dan kemunduran.‖ (Tadzkirah, edisi 1956, hal. 763) Kabar gaib ini diterima oleh beliau tahun 1892. Delapan tahun sesudah itu, yaitu pada tanggal 22 Januari 1901, wafatlah Ratu Victoria. Para cendikiawan Inggris berpendapat bahwa kemunduran Inggris dimulai sesudah wafatnya Ratu itu.
KEBERATAN KEDELAPAN BELAS “HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD MENGAKU SEBAGAI ANTEK INGGRIS” Jawaban: ―Kita mengetahui, bahwa pemerintah Inggris dengan rakyatnya itu, mereka rata-rata memeluk agama Kristen, yang menyekutukan Allah dengan Almasih putra Maryam. Atau juga pada umumnya mempunyai anggapan bahwa Almasih itu anak Allah dan masih hidup di langit, yang sampai sekarang duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16: 19), sedang Hadhrat Ahmada.s serta para pengikutnya dengan lantang mengatakan ke seluruh dunia yaitu:
127
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
a.
b.
c.
Bahwa Almasih bin Maryam adalah manusia biasa yang diangkat Allah menjadi Rasul, seperti rasul-rasul yang lainnya, bukan anak Allah dan bukan Tuhan. Bahwa Almasih Israili itu tidak hidup di langit tetapi beliau hanya hidup hingga umur 120 tahun dan sudah wafat dan dimakamkan di Srinagar, Kasymir, India. Bahwa yang akan datang di Akhir Zaman bukan Almasih bin Maryam Israili, melainkan Almasih bin Maryam Muhammadi, seorang pengikut Agama Islam, umat Nabi Muhammadsaw.
Dengan alasan ini kiranya sudah cukup bagi penuduh untuk berpikir bahwa mustahil Hadhrat Ahmada.s dimanjakan oleh pemerintah Inggris. Apakah dapat diterima akal sehat kalau pemerintah Inggris telah mengangkat Hadhrat Ahmada.s sebagai wali, sebagai Al-Hukumah atau sebagai kaki-tangannya? Lebih–lebih kalau tuan–tuan mengetahui bahwa Hadhrat Ahmada.s dengan terang-terangan menganggap dajjal terhadap bangsa Inggris serta rakyatnya yang menjadi bibit terganggunya ketentraman dan kesejahteraan bangsa-bangsa di dunia.
Inggris sendiri mengetahui akan adanya anggapan seperti itu dari pihak Ahmadiyah. Pastikah pemerintah Inggris menjadikan Ahmadiyah sebagai wali atau sebagai Al-Hukumah atau sebagai kaki-tangannya? Jika tuduhan tuan-tuan itu dituduhkan kepada golongan orang-orang yang beranggapan Nabi Isa Israili masih hidup sampai sekarang di langit sana, yang sama dengan pendirian umat Kristen Inggris tanpa pikun dan sebagainya, menurut hemat kami tidaklah masuk akal. Menurut surat kerajaan (Kerajaan Inggris) yang memeluk Agama Kristen, menyokong seseorang atau suatu
128
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
golongan yang jelas-jelas dan terang-terangan berusaha keras dan membatalkan kepercayaan yang menjadi sendi ajaran Agama-nya?‖ 59
KEBERATAN KESEMBILAN BELAS “MIRZA GHULAM AHMAD MENYATAKAN BAHWA NABI ISA SEBAGAI SEORANG PEMABUK (?)” Jawaban: Keberatan itu sama sekali tidak mendasar dan tidak benar, jika dikatakan bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat yang diucapkan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s. Sebaliknya, jika kita menyimak pandangan beliau terhadap Nabi Isaa.s di dalam bukunya berjudul Arba‘iin, Hadhrat Ahmada.s justru menjelaskan tentang kesucian Nabi Isaa.s. Pendapat beliau adalah sebagai berikut: ―Tidak diragukan lagi bahwa Hadhrat Isa Al-Masih adalah seorang nabi yang benar.‖ Di dalam bukunya yang lain, beliau mengatakan: ―Aku memanggilmu ya Allah, Yang Maha Agung sebagai saksi bahwa di dalam wahyu yang Engkau karuniakan kepadaku dengan penuh kasih sayang, Engkau telah memberikan pernyataan kepadaku bahwa Hadhrat Isa Almasih tanpa keraguan apa pun adalah seorang Nabi yang benar, seorang Rasul Allah dan pilihan-Mu.‖ (Hujjatul Islam, hal. 9) Di buku yang lain, beliau menulis bahwa: 59
Tuduhan Usang karya SADKAR. hal.188-189. cet ke-4 th. 2004
129
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Almasih Isa ibnu Maryam Israilia.s adalah seorang yang maqbul dan disayangi oleh AllahSwt dan barang siapa yang memfitnah beliaua.s maka dia itu adalah orang jahat.‖ (I‘jaz Ahmadi, hal. 25) Kemudian Hadhrat Ahmada.s menyatakan: ―Aku bersumpah bahwa aku memiliki kecintaan sejati kepada Almasih tidak seperti kecintaan yang kamu miliki. Dan padamu tidak terdapat cahaya yang dengan itu aku dapat mengenalinya. Tidak diragukan bahwa ia adalah nabi yang dikasihi dan disayangi AllahSwt.‖ (Da‘wat-e-Haq, lampiran pada Haqiqatul Wahyi (Urdu)) Dari keterangan di atas, tidak diragukan lagi bahwa Hadhrat Ahmada.s meyakini Hadhrat Isaa.s sebagai NABIYULLAH yang sangat Dia kasihi. Sangat tidak mungkin beliau telah mengatakan hal-hal yang tidak senonoh bahwa beliaua.s adalah peminum-minuman keras, pemabuk dan sebagainya. Sungguh beliaua.s tidak pernah berkata seperti itu melainkan beliau menafikan pendapat penulis Kitab Injil / Perjanjian Baru dengan menunjukkan riwayat di dalam Injil yang menyatakan bahwa Nabi Isaa.s., dengan mukjizatnya, dapat mengubah air menjadi minuman anggur.‖
Sehubungan dengan itu beliau menyatakan: ―Sekian banyak orang Barat telah menderita kerugian akibat minuman keras; sebabnya ialah karena suatu penyakit atau oleh kebiasaan meminum minuman keras dari dahulu.‖ (Kisyti Nuh / Urdu, hal. 101) Satu hal yang patut untuk dicatat bahwa mukjizat Yesus yang pertama kalinya, menurut Perjanjian Baru, adalah bahwa di dalam satu pesta perkawinan, Yesus telah mengubah air menjadi anggur sehingga minum anggur merupakan bagian dari akidah Kristen (Yohanes 2: 1-11); Jika oleh
130
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
para pengikut Kristiani, hal tersebut dianggap benar–benar merupakan suatu mukjizat, maka pernyataan Hadhrat Ahmada.s itu –dengan mengutip keyakinan mereka seperti itu– tidaklah salah dengan menyatakan (sesuai uraian Injil mereka) bahwa Yesus terlibat minuman keras, sebab anggur itu merupakan minuman yang memabukkan dan dilarang keras oleh agama. Selanjutnya, menurut orang–orang Kristen, Yesus Kristus selama hidupnya, suka minum minuman keras. Itulah sebabnya minuman anggur disajikan pada peristiwa perjamuan terakhir (Matius 26: 26-29, Markus 14: 22-25, Lukas 22: 15-20). Peristiwa itu selanjutnya dijadikan dasar bagi upacara keagamaan yang mereka anggap telah diprakarsai oleh Yesus. Upacara atau perayaan agama itu, 2 abad kemudian di kalangan Kristiani mulai dikenal sebagai ―Sekramen Ekaristi‖ (Korintus: 11-20), upacara syukuran utama yaitu Perjamuan Tuhan yang mereka rayakan secara bersama-sama. Dengan demikian, pernyataan penulis Al Kitab Injil seperti itulah yang sebenarnya telah merendahkan dan membuat penyataan yang salah terhadap kesucian Nabi Isaa.s dan jika Hadhrat Ahmada.s telah mengutip uraian yang tertulis di dalam Kitab Suci mereka seperti itu, dengan tujuan untuk menyangkal dan menafikannya, maka beliau mengatakan ungkapan seperti itu yang sebenarnya merupakan kutipan dari kalimat di dalam Injil dan hal tersebut tidak boleh dituduhkan benar–benar sebagai pernyataan beliau yang sebenarnya tentang Nabi Isaa.s. Sebaliknya, dengan cara yang lebih lembut, beliau menyatakan bahwa Yesus mungkin biasa minum anggur karena beberapa penyakit yang dideritanya pada masa itu. Begitu pula manakala beliau mengutip uraian tentang mukjizat Nabi Isaa.s menghidupkan yang mati, menyembuhkan yang kerasukan setan, menciptakan burung, dan sebagainya; beliau mengartikannya di dalam arti kiasan. Adapun tuduhan yang menyatakan bahwa Nabi Isaa.s berbuat keji, lancang lidah dan berdusta, (Yesus mengecam pohon Ara yang tidak berbuah, kemudian pohon itu menjadi kering dan mati) (Matius 21: 19-20), atau beliau (nau‘uzubillah) menghardik ibunya sendiri (Matius 21: 46-50). Juga silsilah keturunan beliau diantaranya ada beberapa orang nenek moyang Nabi Isaa.s yang
131
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dinyatakan oleh perawi Taurat sebagai pezina; (Ulangan 23: 2; Kejadian 38: 6 24; I Raja-Raja 15: 5) Semua itu bukanlah pernyataan atau tuduhan Hadhrat Ahmada.s, melainkan beliau telah mengutip penjelasan dari Kitab Taurat dan Injil mereka, kemudian beliau menyangkal tuduhan terhadap seorang Nabi kekasih Allah yang tidak mungkin bertentangan dengan derajat sebagai seorang Rasul pilihan-Nya.
***
TENTANG DZURIATUL BAGHAYA Keberatan bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s sebagai nabi dan rasul, mereka itu adalah babi dan anak pelacur. Nau‘uzubillahmindzalik. Jawaban:
132
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Berikut ini adalah terjemahan dari buku ―Ahmadiyah Pocket Book‖, karangan Mln. Malik Abdur Rahman Khadim B.A. L.L.B., Advocate Gujrat, India (20/12/52), yang dimulai dari sub-judul ―Babi Hutan‖ (Bahasa Urdu), halaman 567, penjelasannya sebagai berikut:
Janggel ke su‘er (Babi Hutan) Hadhrat Masih Mau‘uda.s. menulis sebuah syair di dalam buku beliau, ―Najmul Huda‖ sebagai berikut:
َّ َّٓ ََِّاْال ََّ ْوٍَ ُّتِٙ ُِْٔٚ َِّ َّْٓد ِ ُْ ُ٘غب ُء َ َّاَِّْاٌْؼََّذَا َ َِٔٚ َ َشَّاٌْفَال٠ْ اَّ َخَٕ ِبصْٚ فب ُس Artinya: ―Sesungguhnya musuh-musuh itu telah menjadi babi-babi dan perempuanperempuan mereka sudah menjadi anjing….‖ (Dipetik dari buku Najmul Huda, cetakan ke-1, hal. 10) Kalimat ini sebenarnya tidak berlaku untuk umum, melainkan kalimat itu beliau tujukan khusus terhadap laki-laki ataupun perempuan-perempuan Hindu dan Ahlul Kitab yang telah menyerang beliau dengan caci makian yang sangat kotor dan keras sekali. Di dalam bait syair tersebut, beliau menyatakan keheranannya, atas dasar kesalahan apa sampai mereka itu dengan lancangnya menyerang beliau dengan caci makian keras seperti itu? Beliau menulis demikian;
َّ َّ ٍخ٠ْ َِ ِّ َِِّ َع ِشِٜال ََّ ْٛ ُعج َ َ َّٜ َِبَّاَد ِْسَّٚا Artinya: ―Saya benar-benar tidak tahu, atas dasar / sebab kesalahan apa mereka itu telah melemparkan caci makian yang begitu kotornya terhadapku?‖ Hadhrat Ahmada.s telah menjelaskan sebagai berikut:
133
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Caci maki itu tidaklah sama dengan penjelasan fakta. Keduanya itu saling berbeda, walaupun isi dan kata-katanya itu betapapun keras artinya. Adalah merupakan hak dan tanggung jawab bagi Muhaqqiq (pihak yang benar) dan orang yang berkata benar (Haq goo / The True person) untuk menyampaikan kalimatul haq itu sampai di telinga penuduh atau orang yang semena–mena, mencaci maki tanpa alasan yang benar, agar orang tersebut sadar dan terbuka mata hatinya.‖ (Izalah Auham, cetakan awal Bahasa Urdu, hal 20) Guna meng-counter caci makian dan tuduhan-tuduhan kasar dari pihak lawan, di sini telah digunakan kata-kata kasar. Namun patut diingat, bahwa bukan kami yang mendahului, melainkan itu akibat adanya aksi seperti itulah maka timbullah reaksi sebagai jawaban atas tulisan tulisan kotor pihak lawan yang telah seringkali dikemukakan kepada beliau. Beliau telah mengumpulkan caci makian mereka itu dan sebagai jawabannya, maka beliau menuliskan bait syair tersebut pada muqadimah buku beliau dalam bentuk syair yang maknanya cukup keras. Buku tersebut bernama ―Kitabul Bariyyah‖. Jadi, perkataan kasar yang beliau tulis itu adalah sebagai jawaban yang berimbang. Mula mula, pihak lawan yang banyak melontarkan kata-kata kotor, yang beliau hadapi dengan penuh kesabaran dalam waktu yang sangat lama. Namun dua hal yang patut diingat, alasan sehingga beliau menulis jawaban seperti itu; pertama: agar di masa mendatang, mereka itu akan berbicara dengan adab dan lebih sopan santun; kedua: agar perkataan kotor lawan itu jangan sampai menyebar luas yang dapat menimbulkan emosi serta kemarahan kaum Muslimin dan orang awam lain yang lebih banyak. Dan dalam menimpali caci makian kotor semacam itu pun, layak digunakan kata-kata keras yang sepadan terhadap orangorang yang bertabi‘at kasar, arogan dan brutal itu supaya mereka itu menjadi sadar bahwa mereka pun mendapat jawaban kata-kata yang kasar dari pihak beliau. Maka dengan mendapat jawaban kata-kata yang keji sepadan itu, mereka menjadi sadar. Memang benar, dan mungkin saja kaum lain tidak memberikan reaksi dengan kata-kata yang keras atas caci makian seperti itu. Dan bisa saja mereka itu menggunakan cara lain guna menghadapi golongan orang-orang jahil yang
134
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
menggunakan kata-kata kasar seperti itu, untuk menurunkan panasnya emosi orang-orang yang emosional. Ini merupakan terapi yang berhikmah.‖60
Perbedaan Antara Caci-Makian Dan Kata-Kata Keras Caci maki itu tidaklah sama dengan menunjukkan fakta / kenyataan yang ada, sebagai contoh: ―Jika seseorang matanya buta lalu ia mengatakan bahwa orang lain matanya buta, maka orang lain itu tentu saja berhak mengatakan bahwa saya bukan orang buta, justru sebenarnya kamulah yang buta sebab kamu tidak dapat melihat kami.‖ Itulah yang disebut dengan menunjukkan fakta. Sebagaimana di dalam Alqur‘an bahwa orang-orang ingkar akan kebenaran itu disebut sebagai: 1.
Syarrul Bariyyah (ٗ٠ؽشاٌجش ُّ ) dalam QS. Al-Bay yinah: 71, artinya ―makhluk yang paling buruk‖.
2. Dan mereka itu dikatakan (َ)وبالٔؼب, artinya ―bagaikan binatang‖ di dalam QS. Al A‘raf: 180. 3. Bahkan dikatakan juga sebagai (ُ١ٔ( )صZaniim/anak haram/anak pelacur). Catatan: ―Zaniim‖ dikatakan sebagai anak pelacur, 1.
Lihat Tafsir Kabir Imam Razi, cetakan Mesir, jilid 8, hal. 265, di bawah tafsir QS. Al Qalam: 11,
ٓ١ْ ِٙ ُِ ََّّف ٍَّ الََّر ُ ِط ْغَّوًَُّ َؽال
60
Kitabul Bariyyah, hal. 11-12; Izalah Auham, hal. 34-35, cetakan I; Taqti‘ Kalaa, hal. 17, cetakan I bagian I; Kitabul Bariyyah, hal. 93, cetakan I, hal 111-118; Tablighi Risalah, jilid 7, hal. 97 dan Tatimmah Haqiqatul Wahyi, hal. 20-23, cetakan 1.
135
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah serapah dan suka menghina.‖
ٌذَّاٌضٔبََُّّٚٛ٘١ٔفبَّؽبَّفًَّاَّْاٌض ―Zanim artinya adalah anak pelacur / anak haram.‖ 2. Kemudian lihat Tafsir Husaini Qadri, cetakan Mesir, terjemahan bahasa Urdu, jld. 2, hal. 265, QS. Qalam: 14,
ُ١ٔػز ًٍَّثؼذَّراٌهَّص ―Zaniim adalah janin anak haram atau anak yang tidak diketahui siapa bapaknya.‖ 3. Begitu juga di dalam ―Kamus Arabi Lughot Ferozy‖, hal. 140, arti dari ―zanim‖ adalah anak haram. Di dalam ―Kamus Arab Al-Munjid‖, hal. 201, dituliskan bahwa kata ―zanim‖ itu artinya ―Al Laiim‖
ُ١اٌٍّئ.
Sedangkan arti dari ―Laiim‖ adalahَّ ً َّالفٝٔ اٌذartinya, ―yang asalusulnya tidak baik‖. Sedangkan menurut ―Kamus Arab Inggris Al Faraidi Durriyyati Fallons‖ dan begitu pula Kamus Arab Urdu yang berarti IGNOBLE yang artinya ‖anak haram atau yang asal usul-nya jelek‖. Di dalam catatan sejarah Sulh Hudaibiyyah, ketika Rasulullahsaw tengah berbincang-bincang dengan duta dari pihak kuffar, yang bernama Urwah bin Mas‘ud, Hadhrat Abu Bakar Siddiq mengatakan kepadanya dengan kata-kata:
َّد ِ ـَّ ِثجَ ْظ ِشَّاٌال ْ ق ُ ِْ ُ ا ―Ciumlah olehmu kemaluan (berhala) Laat.‖ Sebuah kata-kata caci makian yang sangat keras. Patut diingat, bahwa Abu Bakar Siddiq mengatakan itu di hadapan Rasulullahsaw dan beliausaw waktu itu tidak melarang / menegur atas ucapan seperti itu. Orang tersebut tidak sedang berkata-kata dengan Abu Bakarr.a
136
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
melainkan ia berbicara dengan Rasulullahsaw, itu pun tidak mencaci maki. Ia hanya mengatakan bahwa kalau perang berkecamuk dengan sedikit seru saja, tentunya pengikut engkau akan lari terbirit-birit dan akan meninggalkan engkau seorang diri.61 Perkataan Da‘watii (seruanku), maksudnya adalah dakwah ilal Islam / panggilan kepada Islam. 4. Selain itu, di dalam kalimat Dzuriatul Baghaya, di dalam kalimat:
Yaqbiluni wa yusaddiqu da‟watii Artinya: ―Ia menerimaku dan membenarkan dakwahku.‖ ―Maksudnya adalah supaya menerima seruan panggilanku ini dan membenarkan panggilanku kepada Islam.‖ (Ainah Kamalati Islam, hal. 389)
َّ َّ ُِ ْٕزٌََِّٟؽت ِِ َة َّاػَّاٝاؽّذََّّْاٌّقطف َّ َشَّاالٔب١َّفذاءَّؽنشحَّخَّٚ َك َّاالَّعال ُ َّػَبؽَِّٟٔ ْؼٍَ َُُّ َّا٠َُّ َّللاَٚ ُّ ََّّٚ َ َ َّفَب َ ْسٍٝ َ ً َّو ِ ًّ َّ ُِ َخٍِّفٍ َّوزبثبٌٝع ٍْذُ َّا َ َّٓللاَّاْالَ ْع٠َّاٌذٌَٝٓ َّا١ْ َّاٌْ ُّ َخ ٍِّ ِفَُٛ َّا َ ْْ َّا َ ْدػ- ََّّ َّاٌؾجبةٌٝدُ َّاْٛ َفج ًََّّ َّؽَبثَّبَّٚ ََّ ً خب١َّاالعالََّؽٌٝدُ َّاَْٛ َدػ Artinya: ―Demi Tuhan, aku adalah orang yang sangat asyik terhadap Islam dan ―fana fir rasul khairul anam‖. Dan aku adalah ghulam / khadim / hamba sahaya dari Hadhrat Ahmad Musthofa saw semenjak aku menginjak dewasa dan aku mendapat karunia untuk menulis buku-buku. Jiwaku penuh dengan hasrat agar supaya aku menyeru kepada para penentang dan musuh-musuh kepada agama AllahSwt. Maka tulisan itu aku kirimkan kepada setiap penentang-
)ٜذَّثخبس٠َّثغشََِّّٜٚقش81ََّّؿ2ََّّاٌّقبٌؾَّٗعٍذَّٚبدَّٙاٌغٟهَّفَّٚ ثبةَّاٌؾش-هَّٚوزبةَّاٌؾشٜ(َّثخبس (terjemahan Urdu Mlv. Ferozuddin & Son Lahore, jld. 2, hal 13) 61
137
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
penentang itu dan mengundang mereka satu persatu baik yang kecil maupun orang-orang penting mereka.‖ Kalimat ini tertera dalam buku ―Ainah Kamalati Islam‖, halaman 388-389. Sedangkan kalimat ―DZURIATUL BAGHAYA‖ atau orang-orang yang jauh dari hidayah itu ada di dalam halaman 547-548. Kalimat itu tertulis sebagai berikut:
ََّّٟلذََّاٌ ْفذُ َّفَٚ َّٓ ََّ ١ْ غ ََّ ٠ْ ق َشَّاٌ ِ ّذ ِ ١ْ غ ِ َّاٌ ِمََِّٚ ََّا ُ َعبدَِّ َيَّا ٌْجَ َشا َ٘ َّخَٚ َّٓ ُ ْٔ َ َّٓا َ َّْْا٠دُ َُِّاٌؼؾشْٛ ََّٔ ُِ ْٕزَّ َدٌٟلذَّ ُؽجتَّا َّ َذ ٍَّح٠ْ َِّػذ َ ٍَّق ِّٕفَبد َ ُِ َّ٘زَّٖإٌّبظشاد Artinya: ―Bahwa timbul hasrat dan keinginan yang sangat besar di dalam hatiku ketika umurku mencapai 20 tahun supaya aku menolong agama, berdiri melawan orang-orang Hindu Arya dan orang-orang Kristiani. Maka Aku tuangkan seluruh perhatianku di dalam munazarah / perdebatan ini dalam bentuk tulisan-tulisan,‖ Sekarang silahkan anda bandingkan bahwa ini adalah merupakan satu ulasan. Walhasil, terbuktilah bahwa dalam halaman 548, kata ―da‘wati‖ yang mana disebut kata ―da‘wat‖ pada halaman 389 itu disebutkan kata da‘wat Islam (seruan untuk Islam). Begitu pula lihatlah di dalam Izalah Auham, bagian pertama halaman 112 pada catatan kaki. 5.
Di dalam Taajul Urus dikatakan:
َّ َّبع َش ٍح ِ ََّوَبََّٔذْ َّفْٚ َ بع َشحًَّوَبََّٔذْ َّا ِ ََّْاالَ َِخَُّفُٟ ا َ ٌْجَ ْغ Yakni: ―Al-Baghyu berarti dia itu hamba sahaya, perempuan pembuat dosa, apakah dia itu pelacur atau ia tidak melacur.‖ Penjelasan: Jika dikatakan bahwa seseorang disebut ―ibnu baghiyah‖, maka artinya adalah orang itu jauh dari hidayah. Karena kata baghayah itu artinya perusuh,
138
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
pengacau, pembuat huru-hara, amalannya salah dan ghair shaleh. Jadi, ―Dzuriatul Baghaya‖ artinya orang-orang yang amalan-amalannya jauh dari hidayah dan jauh dari petunjuk, contoh ringan saja; melarang mengaji, melarang ibadah di mesjid, merusak mesjid itu adalah amal ghair shaleh. Padahal Alqur‘an (QS. Al-Baqarah: 114) meyatakan bahwa, bagi perusak mesjid diancam Allah dengan kehinaan dan di akhirat ada azab yang besar. Lalu, mengaji, ibadah haji, kita umat Islam wajib mengkaji dan wajib beriman kepada Imam Mahdi, serta mencintai Alqur‘an. Semua itu anjuran Rasulullahsaw dan seruan agama Islam. Jadi, amalan yang kebalikan dari itu adalah salah dan ghair shaleh. 6.
Hadhrat Ahmada.s menterjemahkan kata ―Dzuriat ul Baghaya‖ sebagai perusuh. Tentang Sa‘adullah dari Ludhiana, beliau mengatakan bahwa dalam qashidah di dalam buku Anjam-e-Atham, mengenai hal itu beliau menulis sebagai berikut:
7. (282 َُّؿٙبَّاثَّٓثغبءَّ) أغبَََّّار٠َّٞقَّاٌََُّّْر َ ُّذْ َّثبٌَّ ِغ ْض َ َّخجضبًَّفٍغذُ َّ ِثَِٟٕز٠ْ َّا َ َِر ٍ قب َِّد Artinya: ―Engkau telah menyakiti aku dengan hal-hal yang sangat kotor dan jorok. Maka kalau kamu tidak binasa karena kehinaan, maka dalam pendakwaanku ini, aku adalah pendusta, wahai manusia perusuh!‖ (Al-Hakam, jld. 11, hal. 13, tanggal 24 Febuari 1907) Kata ―Ibnul Baghi‖ artinya ―sebagai manusia perusuh‖. Kalimat itu tidak beliau terjemahkan sebagai anak pelacur. Maka dengan demikian tuduhan itu pun batal. Beberapa ghair Ahmadi telah mengutip terjemahan qashidah berbahasa Arab di dalam Rukhani Khazain, jilid 11, hal. 282; buku ―Anjam-eAtham‖ (terjemahan bahasa Parsi), yang mana kata ―ibnu baghaya‖ diartikan dengan ―anak pelacur‖. Adapun terjemahan syair bahasa Arab itu adalah terjemahan dari Mlv. Abdul Karim Sialkoti, sedangkan jawaban yang kami kemukakan ini merupakan terjemahan dari Hadhrat Ahmada.s yang pastinya jauh lebih afdhal. 8. Hadhrat Imam Abu Hanifah bersabda:
139
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ َّاٌضََّٔب َّّ ِ ٌَ َُّذََّٚ ََّٛ ُٙ َبٌضََّٔبَّ َّف َّّ ِ بََِّّثََّٙ ١ٍَََّّْػ ََّ َّ ََّذَِّٙ ؽ ََّ َّٓ َّْ ََِّ Artinya: ―Siapa yang menuduh dia (Siti Aisyahr.a) berzinah, dia adalah haram zadah atau anak haram / anak pelacur.‖62 Kesimpulannya adalah bahwa dengan menuduh Hadhrat Aisyahr.a telah berbuat zina, tuduhan itu tidak akan berpengaruh terhadap kelahiran yang sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Jawaban Anda, itu pula jawaban kami. 9.
َّْٓ َِ َّ ََّْْٛ ََُّ ْم ِزف٠َّ َّٚ َ َّ َّ َع ْؼفَ َشَِّٟ َؽ ّْ َضحَ َّػ َْٓ َّاَثِٟػ َْٓ َّاَث ْ َ ل َّا َ ِٗ َّاٌغالَ َُ َّلَب َي َّلُ ٍْذُ ٌََُّٗ َّاِْ َّثَ ْؼ١ْ ٍَ ػ َ َ َٔبْٚ َ ْفز َ ُش٠َّف َؾبَّثَِٕب َُّْ ُٙ ََخبٌَف ؼَزَِٕب١ْ ؽ َ َّف ِ َََّبَّ َِبَّ َخال٠الَدَُّاٌْجَغَبْٚ َ َُّْاُٙ ٍُّبطَّ ُو َ فَمَبَّ َيَّا َ ٌْ َى َ َُّْا َ ْع َّ ًَُّصَُّلَب َيُٙ ْٕ ػ ُ غ َ ٌَٕبَّا َ ِثبَّ َؽ ّْ َضحَََّّاَِّْا٠ََِّّللاَّٚ Di dalam buku-buku Syiah yang sangat terkenal, disebutkan bahwa Abu Hamzah berkata kepada Imam Bakir bahwa sebagian orang telah melontarkan berbagai macam tuduhan terhadap para penentang dan mendustakan mereka. Maka beliau berkata, ―Lebih baik engkau menghindarkan diri dari mereka.‖ Selanjutnya, beliau mengatakan, ―Wahai Abu Hamzah, Demi Tuhan! Selain orang-orang Syiah, kita semua adalah ‗Auladu Baghaya‘, yakni anak-anak pemberontak, perusuh, penentang.‖ 10. Hadhrat Imam Ja‟far Shadiq, coba kita simak kata-katanya:
َ ََّ َِ َّْٓا َ ْثغَٚ ََِّ َّْٓا َ َؽجَٕبَّوَبَْ َُّٔ ْطفَخََّا ٌْؼَ ْج َِّذ َّ ْ َطب١ْ نَٕبوَبَْ َُّٔ ْطفَخََّاٌؾ Artinya: ―Bahwa semua orang yang menuduh Hadhrat Aisyahr.a adalah anak haram.‖ Kemudian Hadhrat Imam Bakir, di dalam Furuqi Kafi, jld. 2, Kitab Nikah, hal. 216, cet. Lucknow, menulis: 62
ذسَّاثبد١ػَّٗؽَِّٛطج39َّذَّؿ١فٌٛوزبةَّا
140
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Orang-orang yang mencintai kita adalah benih orang–orang yang baik. Sedangkan orang–orang yang memusuhi kami adalah benih-benih syaitan.‖ Coba kita perhatikan, Imam Abu Hanifah berfatwa bahwa selain orangorang Syiah adalah anak haram dan semua yang membenci kita adalah benihbenih syaitan. Nah, kalau kalimat-kalimat itu diterjemahkan, apalah jadinya di seluruh dunia ini? Adakah orang yang terbebas / terselamatkan dari predikat anak haram? Sama sekali tidak mungkin! 11.
Surat Kabar Ahrar “Mujahid‖, Lahore, tanggal 4 Maret 1936 menyatakan dalam jawabannya itu: ―Waladul Baghaya, Ibnul Haram, Waladul Haram, Bintul Haram dan sebagainya adalah merupakan kiasan-kiasan bahasa Arab dan bahasa di dunia. Orang-orang yang meninggalkan kesucian diri dan cenderung kepada dosa dan kejahatan maka sekalipun silsilah keturunannya adalah benar, namun dikarenakan amalnya buruk, maka orang itu dinamakan Ibnul Haram atau Waladul Haram. Tetapi sebaliknya, orang-orang yang menentang Imam-Imam Zaman Ilahi itu layak dan benar bila mereka itu dikatakan Waladul Baghaya.‖
PERKARA MAULANA TSANAULLAH AMRITSARI Beberapa pamflet disebarluaskan di Jakarta, yang isinya menghasut tentang perkara Maulvi Tsanaullah Amritsari. Dikatakan bahwa ia telah bermubahalah dengan Hadhrat Ahmada.s dan akibat dari mubahalah itu, Hadhrat Ahmada.s telah wafat lebih dahulu dari Maulvi Tsaanaullah itu. Dan, kesimpulannya adalah Maulvi Tsanaullah orang benar dan Hadhrat Ahmad adalah seorang pendusta. Jawab:
141
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
1.
Tatkala Hadhrat Ahmada.s diizinkan untuk bermubahalah dengan Ulama di seluruh India, maka dalam bukunya yang bernama Anjam-e-Atham, beliau menyebutkan nama-nama ulama yang mendustakan beliau. Beliau mengajak mereka untuk bermubahalah. Nama Maulwi Tsanaullah pun disebutkan di antara para ulama itu. Pada intinya, beliau menulis: ―Bersaksilah wahai penduduk bumi dan wahai malaikat di langit! Laknat Allah bagi orangorang yang telah mendapatkan seruan ini, tapi tidak mau bermubahalah dan tidak mau berhenti dari mendustakan dan mengkafirkan dan juga tidak mau menjauhi orang-orang yang memperolok-olokkan.‖ 2. Buku tersebut sampai kepada Tsanaullah, tetapi dia berdiam diri saja. Ketika para pengikutnya mendesak, barulah dia memberanikan diri dan telah berjanji pula kepada orang-orang itu, bahwa sekarang dia bersedia untuk bermubahalah dengan Hadhrat Ahmada.s. Mendengar janjinya itu, Hadhrat Ahmada.s menulis, ―Kalau dia betul-betul akan bermubahalah denganku, agar orang yang dusta di antara kita mati lebih dahulu daripada yang benar, maka pastilah Tsanaullah akan mati lebih dulu daripada saya. Hendaknya janganlah dia berpaling dari janjinya ini.‖ (I‘jazu Ahmadi, hal. 14) Tatkala Tsanaullah membaca tulisan beliau itu, dia menulis: ―Dengan sedih, saya menyatakan bahwa saya tidak berani dalam perkara-perkara yang semacam ini.‖ (Ilhamat Mirza, hal. 85)
3.
Karena para pengikutnya protes keras, bahkan orang lain pun menyalahkan dia, maka terpaksa dia menulis lagi:
―Saya sanggup mengamalkan ayat ―Faqul ta‘alau nad‘u abna ana wa abna akum…(al-ayah)‖ itu dan sekarang juga saya berani bermubahalah.‖ (Surat kabar Ahli Hadis, 22 Juni 1906) Dan dia menulis begitu lagi dalam surat kabar ―Ahli Hadis‖, 29 Maret 1907. Sebagai jawabannya, surat kabar ―Badar‖, Qadian telah menyiarkan:
142
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Saya memberi kabar suka kepada Maulwi Tsanaullah bahwa Hadhrat Ahmada.s. telah mengabulkan tantangannya (yang berhubungan dengan mabahalah) itu.‖ (Surat Kabar Badar, 14 April 1907) Dalam surat kabar ―Ahli Hadis‖, 19 April 1907, Maulwi Tsanaullah menulis lagi: ―Saya bukan hendak bermubahalah. Saya hendak bersumpah saja atas kedustaan Mirza.‖ Heran bin ajaib! Maulwi Tsanaullah sendiri telah menyebutkan ayat mubahalah dan sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengamalkan ayat mubahalah itu. Akan tetapi sekarang dia telah memutar perkataannya lagi. Hendaklah diketahui bahwa dalam mubahalah, kedua belah pihak perlu bersama-sama berdoa dengan sungguh-sungguh bahwa pihak yang tidak benar akan dilaknat oleh Allah. Akan tetapi, kalau pihak yang satu bersedia sedang pihak lain menolak, maka mubahalah itu tidak dapat dilaksanakan, sebagaimana mubahalah kaum Kristen Najran tidak jadi bermubahalah dengan Nabi Muhammadsaw pada waktu itu. 4. Dengan keterangan tersebut nyatalah sudah, bahwa Tsanaullah berkali-kali menyeru Hadhrat Ahmada.s agar mau bermubahalah. Akan tetapi, tatkala beliaua.s menerima tantangannya, maka dia mencari jalan untuk lari. Akhirnya pada 15 April 1907, beliaua.s sendiri menulis sepucuk surat yang mengandung doa untuk Maulwi Tsanaullah bahwa barangsiapa di antara kita adalah seorang pendusta, agar dibinasakan oleh Allah Ta‘ala. Di dalam surat itu pula, beliau meminta kepada Tsanaullah agar surat itu disebarkan dalam surat kabarnya, ―Ahli Hadis‖. Surat itu ditanda- tangani pada bagian bawahnya, sebagai bukti persetujuan pilihannya, apakah dia akan menerima tantangan itu atau menolaknya. Surat beliau ini disebarkan oleh Tsanaullah dalam surat kabarnya, ―Ahli Hadis‖ pada tanggal 26 April 1907. Tahukah pembaca, apa yang dia tulis atas surat beliau itu? Dia menjawab surat itu begini: ―Tulisan Tuan (Ahmad Qadiani)
143
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
ini, saya tidak dapat menyetujuinya dan tidak ada orang yang berakal akan menyetujuinya.‖ Di dalam surat kabar Wathan, 26 April 1907, dia menulis begini, ―Wahai Ahmad! Tolonglah perlihatkan kepada kami suatu mukjizat agar kami dapat memperoleh nasehat. Kalau saya mati, lalu apa yang akan saya lihat dan bagaimana saya akan mendapatkan petunjuk?‖ Tiga keterangan Maulwi Tsanaullah ini menunjukkan kepada kita bahwa dia tidak berani bermubahalah dengan Hadhrat Ahmada.s dan dia tidak menyetujui ajakan mubahalah yang disebarkan oleh Hadhrat Ahmada.s. Sebaliknya, dia telah menulis bahwa pada kenyataannya, Nabi Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam yang benar itu telah wafat lebih dulu daripada Musailamah al Kazzab. Karena itulah mubahalah yang dianjurkan oleh Hadhrat Ahmad ‗alaihis salam itu tidak sampai terjadi. Jadi, dengan tidak terjadinya transaksi persetujuan mubahalah ini, perkara siapa yang mati lebih dahulu dan siapakah yang mati belakangan, hal itu sudah tidak menjadi soal lagi. Sebagai ilustrasi, agar pembaca tahu, betapa rendahnya martabat Tsanaullah Amritsari di dalam pandangan tokoh-tokoh terkemuka di Arab, yang sebenarnya sangat tidak layak dan sangat tidak selevel dengan Hadhrat Ahmada.s untuk tampil dalam mubahalah melawan beliaua.s. Jika anda tahu siapa dia, tentu anda tidak akan sudi menyebut namanya sekalipun. Marilah kita baca kutipan berikut ini: 5. Qadhi Riyadh, Darul Khilafa Kerajaan Nejad, Syeikh Muhammad bin Abdul Latif al Syeikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab menulis tentang Maulwi Tsanaullah Amritsari, sebagai berikut:
َّٗ١ٍَّالّذَّػٟٔالَّرقؼَّاِبِزَّٗفبٍََّّٚٗالَّٔمَّٚٗبَّدَّرٙالَّرمجًَّؽََّّٚٗااللزذاءَّثَّٕٚٗصَّاالخزَّػٛغ٠َّفال َّلذَّٚ …….ََّّٖ٘غشَّٚ ٌََّّٗاػزضاَّٚٗغتَّاعزٕبث١َّوفشَّٖفَِّٟمبٌَّزَّٗفال َّؽهَّفٍٝ َّ َّافشػَّٚاٌؾغخ ََِّّقشَََّّّٛ٘ٚر٘تًَّٚمج٠ٍَُّعَّفَّٛهٍجٕبََِّّٕٗاٌشعَّٚ ذَّٖللا٠ضَّا٠خبهجٕبَّٖثّغٍظَّاالِبََّػجذَّاٌؼض َّٗمالٌَّزََّّٚثذػخٍٝػ 144
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Maksudnya: ―Maka janganlah kalian belajar dari dia. Jangan pula ikuti dia, jangan menerima kesaksian apapun darinya baik secara lisan maupun tulisan. Dia tidak sah menjadi imam. Karena saya sudah berulang kali menghujat namun dia tetap bersikukuh dalam pendiriannya itu tentang kesesatan dirinya, maka jelas-jelas dia itu seorang kafir dan kita harus menjauh darinya dan meninggalkannya. Kalau ada yang memihak kepada Maulvi Tsanaullah, maka kita harus pula menjauhinya, karena kami sudah berdialog dengannya di hadapan Imam Abdul Aziz ibnu Sa‘ud ayyadahullahu, bahwa dia harus rujuk dari pendiriannya yang sesat itu. Tapi dia malah menolak dan ia hengkang dari Mekkah dan pulang ke negerinya dan ia bersikukuh di atas kesesatannya itu.‖63 Di Dalam buku Verslag Mekah, halaman 18, Guru Besar di Mekah, Syaikh Hasan Ibnu Yusuf Zakaria Damascus, menulis tentang Tsanaullah Amritsari sebagai berikut:
ََّّٗأغبَّْثذػزٚ شَّٔفظ١َّاعَََّّّٜٚٛ٘ػجذَّٚءٛةٌَّضّبءَّللاَّأَّٗسعًَّعٛشَِّٕق١َّاٌؾبيَّ٘زاَّاٌزفغٚ َّ َّثذػخَّٖٚاٌَّٛٙمب١َّوبَّْسفَّْٚطب١اَّٖاٌؾٛيَّثىالََّللاَّاالََِّّٓاغَّٛاٌمٍٝغشءَّػ٠َّالَّٔٗال Artinya: ―Status tafsir yang dimansubkan kepada Maulwi Tsanaullaah, dia itu benar-benar seorang yang kotor, budak hawa nafsu, sangat egois. Ia tukang bid‘ah, karena apa-apa yang dikatakannya, tidak selaras dengan apa yang dikatakan Kalam Ilahi, melainkan apa-apa yang telah diculik oleh syetan. Syetan benar-benar sudah menjadi sahabat kentalnya dalam hawa nafsunya dan bid‘ah.‖ Di dalam buku ―Verslag Mekkah‖, halaman 20 tertulis:
داَّٚذ٠ش٠ٌََّّّٓؾشََّإٌظشاال٠ًَّشَّث١ؾشَّ٘زاَّاٌزفغٙ٠ . فىزاَّ٘زاَّاٌّفغش Artinya: ―Sejauh ini saya sendiri sudah melihat tafsir Tsanaullah itu. Sebaiknya kita menjauhi tafsir itu, bahkan melihatnya pun haram, kecuali bila orang itu ingin 63 Diterbitkan
oleh Abdul Aziz, Sekretaris Jami‘ah Markaziyyah, Ahli Hadis, Lahore, hal 16
145
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
menjawabnya. Seperti itu juga kita harus menjauhi penafsirnya itu.‖ ( yakni Tsanaullah Amritsari) Patut dicatat bahwa di dalam daftar nama-nama calon yang ditantang mubahalah oleh Hadhrat Ahmad a.s, Tsanaullah Amritsari berada dalam nomor urutan ke-11 yang tertulis dalam buku Anjam-e-Atham, hal. 67. Namun dia telah menolak untuk menanda tangani persepakatan bermubahalah tersebut waktu itu. Jadi, batallah deal di antara keduanya itu. Hadhrat Ahmada.s wafat lebih dahulu dari Tsanaullah Amritsari, itu tidak menjadi masalah dan tidak menimbulkan keberatan. Tapi jika dikatakan bahwa na‘udzubillah, Mirza Sahib mati di WC karena terserang kolera di kakus dan tubuhnya berlumuran kotoran, apakah mereka melihat sendiri hal itu? ―Laysal khabaru kal mu‘aayanah‖, gosip itu tidaklah sama dengan yang disaksikan dengan mata kepala sendiri (Al Hadis). Rasulullahsaw. jauh sebelum kedatangan Imam Mahdi dan Masihil Mau‘ud, sudah mengkabar-gaibkan tentang beliau sebagai berikut:
َّٚ–َّٝغ١َّػٕٝؼ٠َّ–ََّّٟٕٗرج١َّثَّٟٕٚ١ظَّث١ٌَّ:َّفؼَُّلبي َّيَّللاَّٛللاَّػٕٗ اَّْسعٟشحَّسم٠َّ٘شَّٝػَّٓاث ٌّ ََّّْٓوَأ١ْ َ َِّّٓقشََّّر١َّث-َّنبء١َّاٌجَّٚ َّالٌؾّش َِّحٌٝعَّاَّٖٛصَّسع ًٌ َِّشثَّٖٛفبػشفّٛز٠ٔبصيَّصَّفبءرَا َّسأ َّ ّٗٔا ِ ُ ْم٠َ َّٗسأع َّ–َّ ََّش٠ٌَّْخَّْٕ َِّض َِّ ْ َّْمَّز ُ ًَُّ ََّّا٠َََّّ ََّٚ َّ ت ََّ ١ٍَََِّّّْق َّاٌق ُّ ذ١َّاالَّعالََّ– َّفٍٝمبرًَّإٌبطَّػ١ق ْجَّٗثٍ ًٌَّ َّ–ف٠ٌََُّّْ َّاَّٚ َ ط ُش َّش َُّ ََّ َّّْ َُّى١َعب ََّي َّ–َّ َّف ََّ َّؼَّاٌذ َُّ ١َّْغ َِّ ََّّ ٌَّْهَّا َُّ ٍََِّّْٙ ُ٠ََّّ ََّٚ َّ–ََََّّ َال َّ ع َّْ َِّ َِّ بَّاِالََّٙ ٌٍٍَََّّّ ًََُّّ َُّو َِّ َّْ ََّص ََِّبَِّٔ َََِّّّٗاٟ َّْ َِّهَّللاََُّّف َُّ ٍََِّّْٙ ُ٠ََََّّّٚ ََّّ–َّ َََّ َّخ٠غ َّْض َِّ ٌَّْن َُّغَّا َّ ِ ُ٠َََّّٚ ً َ ُ ْ َ ّ ََِّّغٕذَّٚ 117- 4َّدَّٚدا ُءٛ َّ(َّعَّٕٓاث-ْ ََّ َّْٛ َُّّ ٍَِّغ َّْ َُّّ ٌَّ َِّٗ َّا١ٍََّّْػ ََّ ٍَِّٝ ق ََّ ُ١َّف َّ َّفََّٛ َ َََّّز٠َّ ُعٕخََّ– ص ََّ َّ ٓ ََّ ١َّْك ََّّا َ َّْسثََّ َِّؼ َّ ِ ََّّاْالََّ َّْسٟ َّْ َِّف )457 – 2ًَّاؽّذَّثَّٓؽٕج Artinya: ―Dari Abu Hurairahr.a bahwa Nabisaw. bersabda: ―Tidak ada nabi di antara aku dan dia (Isa). Daْْْn sesungguhnya dia itu akan turun. Bila kamu melihatnya maka kenalilah dia itu, dia seorang yang berperawakan sedang, putih kemerah-merahan berpakaian dua potong kekuning-kuningan, seolaholah kepalanya meneteskan air walaupun tidak basah karena bersih mengkilat, dia memerangi orang-orang demi Islam, meng hancurkan salib, membunuh babi, meniadakan jizyah (upeti perang) dan akan melenyapkan semua aliran agama pada zaman itu kecuali agama Islam, dia membunuh Almasih Dajjal. Setelah 40 tahun berada di muka bumi, maka dia pun akan meninggal,
146
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
kemudian jenazahnya akan dishalatkan oleh kaum Muslimin.‖ (Sunan Abu Daud, 117; Musnad Ahmad 2 / 457) Hadhrat Ahmada.s sebagai Imam Mahdi dan Almasihil Mau‘ud, sekitar tahun 1835-1840 sebelum pendakwaannya, telah berjumpa Rasulullah saw di dalam kasysyaf beliau. Setelah itu, beliau menerima ribuan wahyu, ilham, rukya, mimpimimpi benar dan kemudian hidup sampai 40 tahun. Beliau dinubuatkan oleh Rasulullahsaw akan mengenakan ―dua jubah kuning‖. Takwilnya bahwa beliau akan mengidap dua jenis penyakit (migran—dalam menahan rasa sakit, kepala beliau sering basah oleh keringat—dan sering kena serangan maag ) hingga wafatnya. Namun sepanjang hayatnya, sekalipun beliau sering sakit berat, beliau banyak menulis buku-buku yang membela Islam. Sebagaimana dinubuatkan bahwa beliau akan mengajak manusia untuk memerangi orang-orang demi membela Islam, bukan melalui pedang melainkan dengan dalil, burhan dan bukti-bukti kebenaran, sebab beliau akan meniadakan peperangan. Guna menambah pengetahuan kita sebagai anggota Jemaat, perlu kita mengetahui buku-buku karya agung beliau yang pernah beliau tulis, di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Barahin Ahmadiyah (5 jilid), Hakikat Islam dan membantah paham golongan Arya Samaj, Hindu, Kristen dan golongan Atheis, Saurma Chasyma Arya, verses Arya, Nasiim–e-Da‘wat, bagi orang-orang Hindu, Sanatan dharm, bagi golongan Arya, Istifta (tentang Lekhram Pandith Hindu), Nurul Qur‘an (2 jilid), untuk Kristen & Arya, Sechai ka Izhar (untuk orang Kristen), Nurul Haq (2 jilid), penjelasan bagi Kristen, Hamamatul Busyro, Hujjah bagi Kristen tentang wafat Nabi Isaa.s., Izalah Auham, penjelasan tentang sudah wafatnya Nabi Isaa.s., Hujjajul Islam, ditujukan bagi kaum Nasrani, Syahnai Haq, ditujukaan bagi golongan Arya, Anjaam-e-Atham, bagi kaum Nasrani, Chasyma-e-Masihi, bagi kaum Nasrani,
147
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
15. Qadiyan ke Arya aur ham, untuk Hindu, 16. Dhia-ul-Haq, jawaban bagi Kristen, 17. Sirajuddin Isai ke char soalong ka Jawab, jawaban atas akidah golongan Kristen, 18. Saat Bachan, ditujukan bagi golongan Sikh, 19. Arya Dharm, ditujukan bagi golongan Arya, 20. Jangg-e-Muqaddas, ditujukan bagi kaum Nasrani, 21. Lecture Lahore, ditujukan bagi sekalian agama, 22. Almasih Hindustaan mein (Almasih di India), dalil / jawaban untuk orang Kristen, 23. Chasyma-e-Ma‘rifat, untuk orang Hindu, 24. Barakaatud Do‘a, 25. Aina Kamalaat-e-Islam, 26. Anwarul Islam, 27. Kitabul Bariyyah, 28. Ayyamus Sulh, 29. Arba‘iin, 30. Review, tentang Abdullah Chakralwi dan Muhammad Hussein Batalwi, 31. Rudiat Jalsa Do‘a, kumpulan do‘a-do‘a khusus, 32. Sitara-e-Kaisariyah dan Tohfah Kaisariyah, menyeru Ratu Vicoria kepada Islam, 33. Kramatus Shodiqin (Bhs. Arab), tafsir Surah Al-Fatihah, 34. Sirat ul Abdal (Bhs. Arab), 35. Tohfah Baghdad (Bhs. Arab), 36. Sirajum Munir (Bhs. Urdu), tentang Wahyu, 37. Haqiqatul Mahdi, hadis-hadis tentang Imam Mahdi, 38. I‘jazul Masih (Bhs. Arab & Farsi), tafsir Surah Al-Fatihah dan tantangan kepada dunia serta bagi orang Arab untuk menafsirkan surah Al-Fatihah, 39. Izalah Auhaam, penjelasan tentang wafat Nabi Isaa.s. dan tentang Ya‘juj Ma‘juj, 40. Hujajul Islam, jawaban bagi Kristen, 41. Syahnai Haq, ditujukan kepada Arya, 42. Fatah Islam, tentang Islam dan penda‘waan sebagai utusan Ilahi, 43. Taudhih Maram, tentang Malaikat dan tafsir Surah Asy Syamsi, 44. Itmaamul Hujjah (Bhs. Arab & Urdu), tentang penentang Islam,
148
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78.
Haqiqatul Wahyi, 208 Wahyu dan Tanda-tanda Ilahi sudah sempurna, Hujjatullah, verses golongan Rafi Syi‘ah, Falsafah Ajaran Islam, Aasman-i-Feslah (Keputusan Langit), Dafi‘ul Bala, akan berjanglkit pes, Nisaan Asmaani (Tanda-Tanda Langit), Sirrul Khilafat, verses golongan Syi‘ah, Syahadatul Qur‘an, kebenaran Hadhrat Ahmad menurut Alqur‘an, Dzaruratul Imam, kebagusan Islam, Raz-e-Haqiqat, pembuktian kuburan Nabi Isaa.s., Risalah Jihad, masalah tentang Jihad, Mawahiburrahman, tanda-tanda kebenaran kesempurnaan Wahyu, I‘jaaz Ahmadi, Kisyti Nuh (Bahtera Nuh), Khutbah Ilhamiyyah, hakikat ‗Idul Qurban, Tohfah Golorwiyyah, penda‘waan yang haqiqi dan yang palsu, Tohfah Gaznawiyyah, jawaban surat Abdul Haq Gaznawi, Tohfatun Nadwa, tabligh terhadap Ulama, Al Huda, jawaban atas Surat Kabar ―Al Manar‖, Taryaqul qulub, tentang Wahyu yang sudah sempurna, Al Haq, perdebatan dengan Maulwi Muhammad Hussein Batalwi, Tazakiratusy Syahadatain, Syeikh Abdul Latif yang dirajam dan para Muqarrabiin, Kasysyful Gita, tabligh Islam kepada para petinggi negara, Lecture Sialkot, da‘wah kebenaran Masih Mau‘uda.s., Lecture Lahore, perbandingan agama, Taqriirong ka Majmu‘ah, hakikat tobat dan hikmah Shalat, Najmul Huda, tentang Muhammad dan Ahmad, Nuzulul Masih, Peygham-e-Sulh, perdamaian antara Islam dan Hindu, Lujjatun Nur, surat untuk para Ulama Arab, Khurasan dan Syam, Minanurrahman, pembuktian bahwa Bhs. Arab adalah ibu segala bahasa, Al Balagh, tentang Umahatul Mukminiin, Tajalliyati Ilahiyyah, nubuatan tentang gempa yang akan melanda dunia., Targibul Mukminin, kebenaran Agama Islam.,
149
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
79. Nubuatan tentang putera yang dijanjikan sebagai khadim-khadim Islam, 80. Syarat Syarat Bai‘at. Dan banyak lagi kumpulan ceramah, khutbah-khutbah, Maktubat, Malfuzat serta wejangan-wejangan beliau yang dibukukan. Sebagian orang bertanya, berapa panjangkah usia beliau? Sejak permulaan wahyu yang beliau terima dari AllahSwt pada tahun 1865 menyatakan:
ً ذَّا١َّْغالََّثََّ َِّؼ َّْ َََََّّّّٜٔر َ ََّشَّٚ ََّ ً ٕب١ََِّّْٕع َِّ ََِّّٗ ١ٍَََّّْػ ََّ َُّذ٠َََّّْ َِّض٠ََّّْٚ َ هَّ–ََّّا ََّ ٌََِّّٓرََّا َّْ َِّ َِّ ً جب٠ََّّْلََّ َِّشَّْٚ َ الًََّّاَّْٛ ؽ ََّ َّٓ ََّ ١ََِِّّْٔا ََّ َُ ص Artinya: ―Usiamu sekitar 80 tahun beberapa tahun kurang dari itu atau lebih dari itu. Dan engkau akan melihat silsilah keturunanmu yang panjang lestari.‖ (Tadzkirah, Edisi Bhs. Urdu tahun 1969, hal. 7) Bahkan di saat menjelang kewafatan, beliau menerima beberapa kali wahyu yang isinya sebagai berikut:
َّ َِبد٠ََِّٓ َّاٌ ُّ ْخ ِض َّْ َّالَََُّّٔج ِمَّٚه ََّ ة َّا َ َعٍُهَ َّاٌْ ُّمَذ ُس ََّ لَ ُش ِ َب٠ََِّٓ َّا ٌْ ُّ ْخ ِض ِ َ ٌََّهٝ ِ ًَ َّل-د َّ ِر َّو ًْشا ِ َ ٌَهٝالََّ ََُّّٔ ْج ِمَّٚ َ َُِّّسث َ ؼَأَّد١ْ َِّ –َّئ ًب١ْ ؽ َ ََّ ١ْ ِّ ٌََّةَّا ٌْؼَب ٓ ِ َٚ ِ ِ ئٕبَّػ ََِّٓا ٌْ َؾ ّْذَّْٛأَّخ ُشَّ َدػ ِ ّ َّس َ َُّلِل Artinya: ―Waktu ajalmu yang sudah ditakdirkan itu sudah sangat dekat. Kami tidak akan meninggalkan sedikit pun sebutan yang akan menghinakan engkau. Tempo Tuhanmu itu benar-benar sudah sangat sedikit lagi dan tidak akan tinggalkan bagi engkau sesuatu yang akan menghinakan engkau. Dan seruan terakhir Kami adalah segala puji bagi Allah, seru sekalian alam.‖ Jadi, daripada mendengar ocehan dan tuduhan yang tidak-tidak, kita sebagai anggota Jemaat lebih meyakini sabda dan wahyu AllahSwt atas beliau.
PEMBAHASAN SEPUTAR MUHAMMADI BEGUM Sebagian orang yang tidak tahu menahu tentang Muhammadi Begum yang disebutkan didalam beberapa wahyu Hadhrat Ahmada.s secara gegabah telah
150
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
menuduh bahwa Hadhrat Ahmada.s berambisi ingin menikahi Muhammadi Begum karena cinta. Siapa yang menikahkan dia, akan dimatikan Allah dalam tempo hingga 3 tahun. Dan orang yang menikahinya maka AllahSwt akan mematikan dia dalam tempo 2 tahun setelah pernikahan berlangsung. Sehubungan dengan Muhammadi Begum, Hadhrat Ahmada.s menguraikan tentang permasalahan sebenarnya di dalam buku beliau Ainah Kamalati Islam, hal. 555-569; sebagai berikut: ―Ada beberapa orang dari keluarga saya (Ahmad Beg, ayah dari Muhammadi Begum) itu sangat durhaka terhadap AllahSwt dan terhadap Nabi Muhammadsaw, berakhlak buruk dan sering berbuat jahat, penganut keyakinan batil dan pengamal bid‘ah. Mereka terang-terangan mengingkari akan adanya Allah dan sering mencaci maki Nabi Muhammadsaw, bahkan dengan lancangnya ada yang berani menginjak-injak Alqur‘an. Di antara mereka itu, ada yang mengatakan, bahwa kawin dengan saudara ibu, saudara bapak atau sepupu, sekali-kali tidak dibenarkan. Mereka menganut adat istiadat Hindu. Bahkan mereka itu berani menyalahkan Rasulullahsaw yang telah menikahi Hadhrat Zainabr.a, saudara sepupu beliausaw.‖ Hadhrat Ahmada.s sering menasihati mereka. Namun, bukannya berhenti, mereka justru semakin menjadi-jadi dalam melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu. Pada suatu hari, di antara mereka ada yang datang meminta bukti dan tanda bahwa AllahSwt . Kemudian saya bermunajat dan berdo‘a ke hadirat AllahSwt Dan setelah berdo‘a, beliau mendapatkan wahyu (kabar gaib) dari Allah Swt yang mana wahyu tersebut beliau siarkan pada tanggal 20 Februari 1886, bahwa orang-orang ini dari keturunan nenek dan kakek beliau akan dibinasakan. Mereka akan mendapat azab dari AllahSwt. Perempuan-perempuan dari keluarga itu akan menjadi janda, anak-anak mereka akan menjadi yatim, rumah-rumah mereka akan rusak. Namun jika mereka bertobat, maka AllahSwt. akan menyelamatkan mereka itu dari kebinasaan. Akan tetapi di dalam wahyu itu dikatakan bahwa perkawinan beliau dengan perempuan itu tidak akan terjadi. AllahSwt Yang Maha Pengasih, Dia menunjukkan satu jalan, yang dapat membawa mereka ke dalam Rahmat Allah, yaitu mereka harus menjalin hubungan lebih dekat dengan beliaua.s. dan bersedia menikahkan Muhammadi
151
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Begum itu dengan beliau. Pada tanggal 10 Juli 1888, Hadhrat Ahmada.s yang benar-benar konsentrasi pada permasalahan ini, memperoleh wahyu yang berbunyi sebagai berikut:
َّ ًََِّّ ٌِ َى ٍِ َّذَِّللا٠ْ هَّالََّرَ ْج ِذ١ْ ٌََِ ُش ُّد َ٘بَّا٠َٚ َُُّللاُٙ َى١ْ َ ْى ِف١غ ْ َ٠َّبَٙ ِأَّثََُّّٛٔوَبَٚ ََّبرَِٕب٠َاَّثِبْٛ َُوزَّّث َ ََّف-ْْٚ غز َ ْؾ ِض ُء Artinya: ‖Mereka mendustakan tanda-tanda Kami dan dengan itu, mereka memperolok-olokkan. Untuk menghadapi mereka itu, cukuplah Allah bagimu, yakni mereka akan memperoleh azab. Dan perempuan itu akan dikembalikan kepadamu. Perkataan Tuhan tidak berubah.‖ Pada tanggal 15 Juli 1888, beliau menuliskan lagi sebuah rukya, yang mensyaratkan tentang kembalinya Muhammadi Begum kepada beliau a.s. Bahwa di dalam rukya itu, beliau melihat nenek dari Muhammadi Begum, yang di wajahnya tergambar tanda habis menangis. Beliau mengatakan kepada-nya,
َ َّو َّال َِّ ٠ْ َِ ًَ جَخٌََّٔ ِبصٌَ َّخٌَّػ١ْ َّا ٌْ ُّ ِقَّٚ ََّ ٍََّٝػ َّْ ِثْٛ ُ بَّاٌّشءحَّرٙز٠ا َ َّ َّفَبِْ ََِّا ٌْجَالَ ََّءْٟ ِثْٛ ُ َّرٟ ِ ُْٕٗ َِّ ِ َٝ َ ْجم٠َ ََّّٚ َ ُدْٛ ُّ َ٠َّه َ َػ ِم ِجه ٌ ةَّ ُِز َ َؼ ّذَِّ َد َّح ٌ )1888َّالبَّٛع12َّبسٙ(َّرز َّّّٗأؽز Artinya: ―Wahai perempuan, bertobatlah kamu! Bertobatlah kamu! Kemalangan sudah hampir tiba menimpamu, keturunanmu dan sekaligus juga akan menimpa keturunan mereka. Seseorang akan mati tanpa daya. Banyak kecaman akan tetap muncul pada siapa yang menurutkan ucapan yang lancang.‖ Di dalam wahyu itu disebutkan, bahwa bila mereka menolak ajakan ini dan Muhammadi Begum dinikahkan dengan orang lain, sejak hari pernikahannya itu sampai 3 tahun kemudian, maka mereka akan kehilangan nyawa ayahnya. Sedangkan suaminya juga akan mati 2 tahun sejak hari pernikahannya. Tetapi jika mereka itu bertobat kepada AllahSwt, maka Dia akan menyelamatkan mereka dari kehancuran itu. Maka pada tanggal 10 Juli 1888, di dalam satu Isytihar (Selebaran) Hadhrat Ahmada.s menyiarkan khabar gaib dari AllahSwt bahwa:
152
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
َّ ََُُّّ َُّٙ ََّى١َََّّْ َّْى َِّف١غ ََّ ََّف ُللا Artinya: ―Maka Allah pasti akan menganugerahi mereka kecukupan melalui engkau.‖ Dengan menganalisa wahyu tersebut secara seksama maka terbukalah secara nyata bahwa sebagian orang dari antara keluarga kami yang dikarenakan kosongnya mereka dalam beragama dan mereka itu pendukung bid‘ah-bid‘ah ingin menghalangi kebenaran wahyu Ilahi ini, maka Allah Ta‘ala akan menurunkan suatu tanda kegagahan-Nya atas mereka dan akan memerangi mereka dan akan menimpakan atas mereka itu berbagai macam bala bencana dan akan menimpakan musibah demi musibah atas mereka, yang benar-benar tak pernah mereka bayangkan sebelumnya, dan tidak aka nada seorang pun di antara mereka yang tidak kosong dari akibat semua itu. Hal ini disebabkan karena dasar penentangan mereka itu bukanlah karena sesuatu hal, melainkan semata-mata karena ketuna-agamaan mereka semata. (Dikutip dari Isytihar / Selebaran ke-15)64
NUBUATAN MENGENAI MUHAMMADI BEGUM Salah satu keberatan yang dimansubkan kepada Hadhrat Ahmada.s., pendiri Jemaat Ahmadiyah, atas sebuah nubuatan mengenai Muhammadi Begum, puteri dari Mirza Ahmad Beg, yang dijanjikan akan dinikahi oleh beliau. Namun, pernikahan itu tidak terjadi sehingga nubuatan itu, menurut penentang, terbukti palsu dan dusta.
64
Isytihar/Pengumuman 10 Juli 1888, dikutip dari Tadzkirah edisi 1969 Urdu hal 161 )
153
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Untuk menjelaskan perkara yang sebenarnya, kita simak saja tulisan B.A Rafiq, Imam Mesjid london di dalam tulisannya berikut ini:
Latar belakang turunnya wahyu tersebut: Latar belakang nubuatan itu adalah, bahwa beberapa kerabat Hadhrat Ahmada.s adalah golongan Atheis dan sering menghujat Islam. Allah Yang Maha Perkasa berkehendak menunjukkan suatu tanda kepada mereka, sehingga siapa yang mengambil manfaat dari tanda / peringatan Ilahi tersebut, maka diri mereka akan terselamatkan; dan siapa saja yang menolak dan menentang peringatan itu, maka mereka akan mendapatkan hukuman. Kondisi mereka telah digambarkan oleh beliau sebagai berikut: ―Allah Yang Maha Perkasa mengetahui beberapa sepupu saya dan beberapa kerabat saya telah menjadi korban akidah Atheis dan berperilaku buruk serta sering terlibat perbuatan kotor. Mereka terbelenggu oleh hawa nafsu, mengingkari keberadaan Allah dan sering berbuat onar.‖65 Sehubungan dengan wahyu yang menyatakan rencana Hadhrat Ahmada.s. akan menikahi Muhammadi Begum, beliau menjelaskan sebagai berikut: ―Pada suatu malam seseorang datang kepada saya sambil menangis tersedu–sedu. Ketika me nyaksikan hal itu, saya pun waktu itu menjadi sangat khawatir. Kemudian saya bertanya kepadanya, apakah dia telah mendapatkan berita sedih tentang kematian seseorang? Ia terdiam, kemudian ia mengatakan bahwa perkara itu jauh lebih berat lagi. Ia telah duduk bersama, berbicarabicara dengan beberapa orang yang ternyata mereka itu sangat mengingkari agama dan salah seorang dari mereka telah menyebutkan kata-kata yang sangat keji dan kotor terhadap junjungan kita Nabi Muhammad saw., perkataan yang tidak pernah ia dengar sebelumnya; sekali pun dari mulut orang kafir. Katanya, orang-orang tersebut telah menghina Alqur‘an dan mengatakan perkataan yang begitu kotornya sehingga ia tidak sanggup untuk mengucapkannya. Mendengar apa yang dituturkannya itu, maka saya 65 Ainah
Kamalat-e-Islam, hal. 566; B.A Rafiq, op. cit. hal. 75
154
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
menasihati dia agar ia jangan bergaul lagi dengan orang kotor seperti mereka itu.‖66. Lebih lanjut Hadhrat Ahmad a.s. menuliskan: ―Orang–orang itu telah melayangkan sepucuk surat kepada saya yang isinya sangat menghina Nabi Muhammadsaw. dan mengingkari keberadaan AllahSwt.. Ia menuntut bukti-bukti kebenaran saya. Ia mengirimkan surat ini dengan mendapat dukungan dari non-Muslim di India serta menampilkan keburukan–keburukan yang sangat keterlaluan.― (Ainah Kamalat Islam, hlm. 568; Ibid, hlm. 76) Atas tuntutan mereka yang meminta suatu tanda, Hadhrat Ahmada.s. memanjatkan do‘a dan memohon kehadirat-Nya untuk menampilkan tanda yang berhubungan dengan mereka. Do‘a beliau sebagai berikut:
ْ َّٚ َّاخ ُضيَّاَ ْػذَان َُّ ٍَِّْل َُّ ُ ْٔ ةَّا َ َق ْشَّ َػ ْجذَن ِ ّ بَّس َ َ٠َّذ Artinya: ―Aku berkata, ―Ya Tuhan-ku, tolonglah hamba-Mu ini dan hinakanlah musuh -musuh-Mu itu.‖ Ternyata Allah Ta‘ala Yang Maha Perkasa telah mendengar do‘a beliau dan memberikan wahyu sebagai berikut: ―Aku mengetahui kejahilan dan keburukan-keburukan mereka itu, maka Aku akan segera membinasakan mereka melalui bencana dengan cara yang berbeda dan engkau akan segera melihat dengan cara bagaimana Aku menangani mereka. Aku memiliki kekuatan untuk berbuat apa yang Aku kehendaki. Perempuan–perempuan itu akan Aku jadikan janda; anak-anak mereka menjadi yatim dan akan membuat rumah tangga mereka kacau balau dan mereka akan dihukum karena akibat perbuatan mereka. Aku akan menghancurkan mereka tidak secara sekaligus, melainkan secara bertahap, sehingga mereka dapat kembali dan bertobat. Azab-Ku akan turun melalui 66
ibid, hal. 568
155
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dinding-dinding rumah mereka, atas orang tua mereka, pemuda–pemuda mereka, pada perempuan-perempuan mereka, pada laki-laki dan juga atas tamu–tamu mereka. Semua akan diazab, kecuali dia yang percaya dan memisahkan diri dari mereka, maka mereka itu akan mendapatkan ampunan dari AllahSwt.‖ (Ainah Kamalat-e-Islam, hal. 569) Kronologi tentang Muhammadi Begum dan pernikahan yang disyaratkan itu dapat kita simak dari beberapa uraian berikut ini: Ketika Hadhrat Ahmad a.s. didatangi oleh kerabat beliau, Mirza Ahmad Beg, ayah dari Muhammadi Begum, demi untuk kepentingan anaknya, saat itu ia berkeinginan memperoleh kepemilikan akte tanah saudara perempuan Hadhrat Ahmada.s yang mana ipar beliau, suaminya, sudah beberapa tahun hilang tanpa berita, tidak tentu hutan rimbanya. Kebetulan suami saudaranya yaitu adalah sepupu kami; Menurut hukum adat kami, ia tidak dapat mengalihkan hak kepemilikan tanahnya itu tanpa persetujuan kami, sebagai pemegang jaminan dari suaminya. Untuk itulah kemudian Mirza Ahmad Beg datang kepada saya secara hormat dan sopan, meminta saya untuk memberikan persetujuan atas pengalihan kepemilikan (tanah) yang diminta سnya itu dan agar saya menanda tangani akte pemberian itu. Sebagaimana kebiasaan saya, pertama-tama, saya berdo‘a memohon petunjuk dari Allah Swt., kemudian saya pun menerima wahyu sebagai berikut: ―Katakanlah kepadanya, bahwa untuk membuat ikatan dengan engkau, ia harus menikahkan anak perempuan sulungnya dengan engkau, sehingga mereka akan menerima cahaya dari cahaya engkau. Katakanlah kepadanya, bahwa engkau akan menyetujui pengalihan akte kepemilikan tanah itu sebagaimana yang dimintanya dan akan memberikan pula bantuan lainnya saat pernikahan terjadi nanti. Katakanlah kepadanya bahwa ini merupakan perjanjian dengan engkau. Dan jika ia menerima (syarat) itu, ia akan mendapatkan engkau sebagai satu anugerah yang terbaik untuknya. Tetapi, jika ia menolaknya, lalu anaknya itu menikahi laki-laki lain, yang mana pernikahannya itu tidak akan membuahkan
156
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
keberkatan bagi anak perempuan tersulungnya itu dan juga bagi dirinya sendiri. Katakan juga kepadanya, jika ia tetap bersikukuh akan melakukan langkah yang berbeda, maka ia akan menerima serangkaian kemalangan. Dalam masa 3 tahun setelah pernikahan anak perempuannya itu dengan orang lain, maka ia akan mengalami kematian. Peringatkanlah kepadanya bahwa waktu kematian itu sangatlah dekat dan itu akan terjadi pada saat dia benar– benar tidak mengharapkannya. Lalu suami anak perempuannya itu juga akan mati dalam 2,5 tahun. Ini merupakan keputusan Ilahi. Sekarang terserah padanya, ia dapat melakukan apa yang ia kehendaki; yang penting, saya sudah menyampaikan peringatan AllahSwt. itu kepadanya.‖67 Di hari yang penuh perhatian tertuju pada masalah itu, pada suatu malam beliau menerima wahyu yang berbunyi sebagai berikut:
َِّ ًََّ ٌِ َى ٍِ َّذَِّللا٠ْ َّالََّر َ ْج ِذ-َّه١ْ ٌَِ َ٘بَّاَُّّٚ ْ َ٠َّبَٙ ِاَّثْٛ ََُّّٔوَبَّٚب ْ َ ُشد٠ََّّٚ َ ََّْ–َّفْٚ ِْض ُءَٙ غَّز َ ُ َُُّللاُٙ َى١ْ َ ْى ِف١غ َ ََِٕز٠ََّاَّثِبْٛ ُوَزَّث Artinya: ―Mereka telah mendustakan tanda-tanda Kami dan dengan itu mereka memperolok-olokkan. Untuk menghadapi mereka, maka cukuplah Allah bagi engkau (untuk menghukum mereka itu—pen.) dan Ia akan mengembalikan perempuan itu kepada engkau. Firman Allah tidak berubah.‖ (Isytihar, 10 Juli 1888) Maka pada tanggal 15 Juli-nya, beliau mengumumkan lagi sebuah rukya yang merupakan syarat untuk mengembalikan Muhammadi Begum kepada beliau, yang mana nubuatan itu merupakan satu nubuatan wa‘id / nubuatan bersyarat yaitu perlu adanya pertobatan. Faktanya adalah, pada nubuatan bersyarat itu berisikan satu peringatan hukuman syaratnya adalah harus bertobat (ada pertobatan). Wahyu yang diterima oleh Hadhrat Ahmada.s menjadi lebih jelas, dimana di dalam wahyu itu beliau melihat nenek dari Muhammadi Begum 67
Ainah Kamalat-e-Islam, hlm 572; Ibid hal. 76-77
157
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
dari pihak ibunya di wajahnya terlihat sembab di dalam kasysyaf itu beliau mengatakan:
َََِّّ َُّْٕٗ ِوال َِّ ٠ْ َِ ًَ َجخٌََّٔ ِبصٌَخٌػ١ْ َّا ٌْ ُّ ِقَّٚ َّْ ِثْٛ ُ بَّاٌّشءحَّرٙز٠ا َ ٍََّٝػ َ ََّّفَبِْ ََِّا ٌْ َجالَ ََّءْٟ ِثْٛ ُ َّرٟ ِ َٝ ْج َم٠َ ََّّٚ َ ُدْٛ ُّ ٠َ َّه َ َػ ِم ِجه ٌ ةَّ ُِزَؼَ ّذَِّ َد َّح ٌ Artinya: ―Wahai perempuan, bertobatlah kamu! Bertobatlah kamu! Kemalangan sudah hampir tiba menimpamu, keturunanmu dan sekaligus juga akan menimpa keturunan mereka. Seseorang akan mati tanpa daya. Banyak kecaman akan tetap muncul pada siapa yang menurutkan ucapan yang lancang.‖ (Isytihar / Pengumuman, 10 Juli 1888; Ibid, hal. 77) Dari ungkapan kabar suka tersebut jelas kepada kita, bahwa anak perempuan dari neneknya Muhammadi Begum dan cucu perempuannya, yakni Muhammadi Begum, bala akan turun bertubi-tubi, yang karenanya nenek Muhammadi Begum akan mengalami bencana dan musibah ini baru akan dapat dihapuskan hanya dengan bertobat. Ilham ini mengisyaratkan akan kematian seseorang. Kemudian akan bangkit seseorang dari antara para penentang itu yang akan mengangkat bicara dengan cara yang tidak selayaknya diucapkan. Jadi, masalah mendasar yang patut untuk diingat ialah bahwa perempuan itu akan dikembalikan kepadamu. Itu merupakan satu syarat yang harus dipenuhi dari wahyu yang berbunyi:
َِّ ًََّ ٌِ َى ٍِ َّبَّدَِّللا٠ْ هَّالََّرَ ْج ِذ ََّ ١ْ ٌََِ ُشَّ ُّد َ٘بَّا٠ Begitu tobat dia lakukan, maka bagian dari wahyu yang menyatakan bahwa Muhammadi Begum akan dikembalikan kepadamu, itu otomatis batal jadinya. Dan memang itulah yang terjadi. Ketika bapak dari Muhammadi Begum menikah lagi dengan seseorang perempuan yang lain, maka ayah dari Muhammadi Begum
158
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
itu yakni Mirza Ahmad Beg, sesuai dengan wahyu tersebut 6 bulan setelah pernikahannya itu di dalam tempo (3 tahun) yang ditetapkan kabar gaib tersebut, dia pun mati. Ternyata peristiwa kematian sang ayah tersebut memberikan dampak yang sangat hebat atas keluarga tersebut. Baik Muhammadi Begum, maupun suaminya, kemudian mereka segera bertobat dan ruju‘ ilalloh dan berkat bertobat dan ruju‘ ilalloh-nya itu, dia pun terselamatkan dari kematian. Karena kabar gaib tentang akan kembalinya Muhammadi Begum kepada Mirza Ghulam Ahmada.s. itu bersyarat dengan pertobatan dan hal itu baru mungkin terjadi bila suaminya Muhammadi Begum, Mirza Sultan Ahmad mati dan Muhammadi Begum sudah menjadi seorang janda. Oleh karena itu, kabar gaib pernikahan ini bukan merupakan syarat yang harus dipenuhi, sebab Mirza Sultan Muhammad sudah mengambil faedah dari syarat bertobat itu, jadi dia selamat dari kematian yang akan dialaminya dalam tempo yang ditetapkan kabar gaib mengenai dirinya itu. Maksud kandungan nubuatan ini menjadi lebih jelas lagi kepada kita dari pernyataan Hadhrat Ahmada.s sebagai berikut: ―Secara pribadi sejatinya saya tidak perlu menuntut ikatan ini, sebab AllahSwt Yang Maha Perkasa sudah memenuhi segala keperluan saya. Dia telah menganugerahkan anak–anak kepada saya, Dia telah berjanji pula bahwa Dia akan menganugerahi saya seorang anak laki-laki yang akan berkhidmat, sebagai pelita agama dan dia akan dinamai Mahmud Ahmad. Dia akan terbukti menjadi orang yang sangat teguh dalam menjalankan segala ikhtiarnya. Adapun permintaan untuk ikatan pernikahan ini hanya sebagai satu tanda saja, sehingga Allah Yang Maha Perkasa dapat mendemonstrasikan kekuatan-Nya yang sangat menakjubkan kepada para pembangkang yang tidak sepakat dalam keluarga ini. Sebaliknya, jika mereka mau menerima permintaan saya ini, maka Allah akan melimpahkan kepada mereka tandatanda keberkatan dan akan mengampuni mereka serta akan menjauhkan kemalangan yang akan segera menimpa mereka. Jika mereka menolak ikatan ini, maka Dia akan memperingatkan mereka melalui tanda-tanda kemurkaan Nya.‖ (Isytihar, 15 Juli 1888; Ibid, hal. 77-78)
159
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Jadi, jelas sekali di sini, bahwa kemalangan yang membayangi neneknya Muhammadi Begum dan juga Muhammadi Begum sendiri akan dapat dihindarkan jika dia melakukan pertobataan, sebagaimana telah disebutkan dalam kata–kata pada kalimat awal dari wahyu beliau itu, yaitu:
ََِّّٕٗٝجم٠ََّّٚدّٛهَّث١ٍجخَّٔبصيَّػ١َّاٌّقَّٚ ََّ َػ ْم ِجهٍَٝ َ َّفَبَِّْاٌْ َجالَ َءَّػٝ َِّْ َثُٛ ُ َّر-َِّْٝ َّ َثُٛ ُ بَّا ٌْ َّ ْش َءحَُّرَٙ ْز٠ُّ َ ا َّ )1888َّالبَّٛع12َّبسٙوالَّةَِّزؼ ّذِدح"َّ(رزَّّٗاؽز Artinya: ―Wahai perempuan! Bertobatlah kamu! Bertobatlah kamu!‖ Apa yang terjadi kemudian? Mirza Ahmad Beg, yang menikahkan Muhammadi Begum dengan laki-laki lain, sesuai dengan nubuatan wahyu Hadhrat Ahmad, maka ia menemui ajalnya (maksimal) 3 tahun dalam masa pernikahan anaknya itu. Ternyata nyawanya direnggut maut 6 bulan setelah pernikahan tersebut, yang mana Hadhrat Ahmada.s. di dalam bukunya Ainah Kamalaat-e-Islam, hal. 573, telah menulis peringatan kepada Mirza Ahmad Beg sebagai berikut:
َّت ََّ ُ رْٛ َِ َّقبَّئِت ِ ََّّصَالَسٌِٝ َ َّ ٌأَّ َِخ ُشَّا ٌ ٠ْ رُهَّ َل ِشْٛ َِ ًَّْ ََٓ َّث١ْ ِعز َ دُ َّاْٛ ُّ َ هَّر
Artinya : ―Musibah terakhir bagimu adalah kematianmu tiga tahun, bahkan lebih dekat lagi engkau akan mati!‖ Itu sebagai akibat mulutnya yang lancang dan pelanggarannya. Di dalam wahyu ini dijelaskan bahwa Mirza Sultan Muhammad akan mati dalam waktu 2 tahun. Jadi, semula mungkin saja menantunya akan mati lebih dahulu. Di dalam wahyu itu diisyaratkan bahwa kalau Mirza Ahmad Beg lebih dahulu mati dari mertuanya, maka Mirza Sultan Muhammad, dengan bertobat, maka nyawanya akan terselamatkan dan kabar gaib tentang hal ini (Muhammadi Begum harus menikah dengan Hadhrat Ahmad pun) jadi batal. Kalau setelah temponya habis, di masa hidup Hadhrat Ahmad dia mengingkari tobatnya, maka mengenai waktu datangnya kematiannya nantinya akan ada ketetapan yang baru, yang masih dalam tempo yang sudah ditetapkan yaitu 2 tahun.
160
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Perkataan dia akan menikah baik dalam keadaan perawan ataupun janda, itu bukan perkataan wahyu melainkan hanya penafsiran semata. Sebab, ketika beliau, setelah itu sakit keras (tahun 1891) dan seakan-akan beliau sudah mendekati ajal, maka AllahSwt menurunkan wahyu yang berbunyi:
ََّٓ ٠ْ ََُِّٓٓ َّاٌ ُّ ّْز َ ِش ِ َِّ َّْٓس ِّثهَّفَالََّرَى ِ ك ُّ أٌؾ Artinya: ―Kebenaran itu datangnya dari Rabb engkau, maka janganlah engkau merasa ragu sedikit pun.‖ (Maksudnya engkau tidak akan mati lantaran wahyu ada kematian lawan-lawan engkau pent) Kematian Mirza Ahmad Beg itu sangat mempengaruhi anggota keluarga lainnya, maka suami Muhammadi Begum, Sultan Ahmad pun segera bertobat dan kembali kepada Allah, maka dengan begitu kematian yang akan menimpanya pun dapat terhindarkan. Dengan demikian, pernikahan Muhammadi Begum dengan Hadhrat Ahmada.s tidak terjadi dan batal. Buktinya bertobat: Timbul sebuah pertanyaan, bukti apa yang dapat dikemukakan, bahwa Mirza Sultan Ahmad, suami dari Muhammdi Begum benar–benar sudah bertobat dan kembali kepada Tuhan? Hadhrat Ahmad a.s. menyatakan: Pertama: ―Untuk memutuskan itu sangatlah mudah; yaitu mintalah Mirza Sultan Muhammad, menantu Ahmad Beg, supaya dia menerbitkan satu penolakan (pernyataan mendustakan). Setelah itu, jika ia tidak mati dalam jangka waktu yang disebutkan Allah Yang Maha Perkasa itu, maka berarti saya adalah bohong.‖ Kedua:
161
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Tentu saja, janji kematian akan tetap ditangguhkan baginya sampai tiba waktunya ia tidak merasa takut. Jadi, jika kalian ingin cepat terbukti, maka bangkitlah dan buatlah ia tidak merasa gentar dan jadikan dia sebagai orang yang mendustakan kemudian suruh dia menyiarkannya. Silahkan saksikanlah pertunjukan kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa itu.‖ (Anjaam-e-Atham, hlm. 32) Andai kata setelah adanya peringatan itu, Mirza Sultan Muhammad menuliskan pembangkangan atau menyuruh orang lain untuk mengumumkan sangkalannya, maka kematian dalam tempo yang telah ditentukan itu pastilah tidak akan terhindarkan dan pernikahan Muhammadi Begum dengan Hadhrat Ahmad a.s. akan terjadi. Dengan adanya tantangan dan peringatan dari Hadhrat Ahmad a.s. yang beliau publikasikan di dalam bukunya Anjam-e-Atham, maka beberapa orang Kristen mendatangi Mirza Sultan Muhammad dan mereka berjanji akan membayar dengan imbalan uang yang banyak supaya ia dapat mencelakakan Hadhrat Ahmada.s sesuai dengan tantangannya itu. Namun mereka gagal untuk dapat membujuknya guna melakukan tindakan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pada tahun 1912, Mirza Sultan Muhammad menulis di dalam sepucuk surat yang mana isi surat tersebut telah dipublikasikan beberapa kali oleh Jemaat Ahmadiyah sebagai berikut: ―Saya selalu menjunjung tinggi almarhum Mirza Sahib dan masih menjunjung tinggi beliau sebagai seorang shaleh dan seorang khadim Islam yang terhormat, yang memiliki semangat yang mulia dan terus menerus mengingat Allah. Saya tidak menentang para pengikutnya dan untuk alasan tertentu, dengan sangat menyesal, saya tidak mendapat kehormatan untuk bertemu dengan beliau selama beliau hidup.‖
MIRZA SULTAN MUHAMMAD KETIKA DIWAWANCARA Hafiz Jamal Ahmad, seorang Muballigh Ahmadiyah, pada suatu kesempatan mewawancarai Mirza Sultan Muhammad, suami Muhammadi Begum, yang mana
162
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
hasil wawancara itu diterbitkan di dalam majalah ‗Al Fazl‘, 9-13 Juni 1921, di masa Sultan Muhammad hidup. Ia memaparkan begini, ―Jika anda tidak berkeberatan, saya ingin menanyakan mengenai nubuatan Hadhrat Mirza Sahib mengenai pernikahannya!‖ Ia menjawab, ―Silahkan, anda boleh bertanya sebebasnya!‖ Dan atas pertanyaan saya tersebut, ia menjawab, ―Mertua saya, Mirza Ahmad Beg, menemui ajalnya sesuai dengan nubuatan itu, namun Allah Yang Maha Perkasa adalah Maha Pema‘af dan Maha Pemurah dan mendengar permohonan hamba-hamba-Nya dan mereka telah dianugerahi ampunan-Nya.‖ Selanjutnya Mirza Sultan Muhammad ditanya: ―Apa anda punya komentar tentang nubuatan Mirza Sahib? Apakah nubuatan itu menimbulkan keraguan di hati anda?‖ Ia menjawab: ―Tidak muncul sedikit pun keraguan di dalam hati saya tentang nubuatan itu. Saya bersumpah bahwa keyakinan dan kepercayaan yang saya miliki kepada Hadhrat Sahib adalah, saya pahami, lebih kuat daripada kalian yang telah berbai‘at kepada beliau!‖ Ketika Hafiz Jamal Ahmad bertanya kepada beliau, ―Lalu mengapa anda waktu itu tidak bai‘at kepada Hadhrat Ahmad?‖ Mirza Sultan Muhammad menjawab: ―Ada alasan lain berkaitan dengan itu. Saya menganggap jika saya menjelaskan hal itu sekarang, maka hal ini bertentangan dengan kemaslahatan.‖
Sehubungan dengan itu beliau juga menjelaskan: ―Keadaan jiwa saya pada waktu itu, tentunya anda dapat bayangkan. Pada waktu kabar gaib itu, orang-orang Ariyah, karena akibat Lekhram, dan orang-orang Kristen, akibat dari Abdullah Atham, mereka siap untuk memberi
163
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
saya uang beratus-ratus ribu Rupees68 supaya saya dapat menjadikan Mirza Sahib sial. Kalau waktu itu saya mengambil uang itu, maka saya akan menjadi orang yang kaya raya. Namun toh pada akhirnya iman dan Itikad itu jugalah yang membuat saya menolak hal itu.‖69
***
KESIMPULAN Menurut nubuatan wahyu bersyarat itu, maka bagian yang tersisa setelah wafatnya Mirza Ahmad Beg dan disusul dengan pertobatan Muhammadi Begum dan juga suaminya yakni Mirza Sultan Muhammad, maka secara otomatis pernikahan yang dimintakan itu menjadi batal, tidak relevan dan tidak berlaku lagi. 68 69
Di awal tahun 1900-an, uang satu paisa / satu sen masih sangat berharga—Pen.) Ibid, hal 79-80.
164
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Mengenai hal itu, Hadhrat Ahmad a.s. bersabda: ―Ketika orang-orang tersebut telah memenuhi syarat (nubuatan itu) dan menantu Ahmad Beg menjadi gentar dan bertobat, maka tuntutan pernikahan pun batal dan tidak berlaku lagi.‖70 Bergabungnya keluarga Muhammadi Begum ke dalam Jemaat Ahmadiyah, putera Muhammadi Begum, yakni Mirza Ishaq Beg menyatakan sebagai berikut: ―Sesuai dengan nubuatan itu, kakek saya, Mirza Ahmad Beg wafat dan seluruh keluarga saya yang tersisa menjadi sangat ketakutan dan mereka cenderung berubah, yang hal itu merupakan satu bukti yang tak terbantahkan, yang menjadikan kebanyakan dari keluarga itu bergabung ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Allah Yang Maha Pengampun dan Pemurah merubah kemurkaan dengan ampunan.‖71 Hadhrat Ahmada.s. selanjutnya bersabda: ―Setiap orang yang mengetahui kisah Nabi Yunusa.s. dimana pada peristiwa itu tidak ada syarat dan tidak ada hukuman yang disangsikan bagi mereka dan mereka pun telah dihindarkan dari semua itu dikarenakan pertobatan dan permohonan ampun yang telah mereka panjatkan. Di dalam kasus ini, terdapat peringatan yang jelas, ‗Hai perempuan, bertobatlah kamu! Bertobatlah kamu! Sebab malapetaka hampir menimpa kamu‘, yang artinya segala sesuatu dapat dihindarkan dengan pertobatan. Mereka tercekam dalam ketakutan. Dengan pertobatan maka sebagian nubuatan yang seyogianya akan ditimpakan pun dapat dihindarkan.‖ (Badr, 23 April 1908) Dampak dari nubuatan wa‘iid (kabar gaib bersyarat) itu adalah, Allah Yang Maha Perkasa telah memberikan sejumlah besar keluarga itu dan membawa mereka bergabung ke dalam Jemaat Ahmadiyah serta menjadikan Muslim yang baik dan setia. Berikut ini adalah pernyataan dari Mirza Ishaq Beg, putera Muhammadi Begum, seorang yang menjadi Ahmadi, katanya: 70 Tatimmah 71 Al-Fazl,
Haqiqatul Wahyi, hal 32; Ibid. hal 30 26 Februari 1923
165
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Sesuai dengan nubuatan itu, kakek saya Mirza Ahmad Beg wafat dan semua keluarga yang tersisa mengalami ketakutan dan cenderung berubah; dengan perubahan yang signifikan ke arah kebaikan. Hal tersebut merupakan satu bukti yang tidak terbantahkan yang menjadikan kebanyakan dari keluarga mereka bergabung dengan Jemaat Ahmadiyah, sebagai konsekuensi dari Allah, Zat Yang Maha Pengampun dan Maha Pemurah, yang telah merubah kemurkaan-Nya dengan ampunan.‖ (Al Fazl, 26 Februari 1923) Demikianlah secara ringkas peristiwa sesungguhnya yang telah terjadi berkaitan dengan nubuatan rencana pernikahan Hadhrat Ahmada.s. dengan Muhammadi Begum yang menjadi batal terjadi.
Keluarga Muhammadi Begum yang bergabung ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah: 1. Isteri Mirza Ahmad Beg, Ibunda dari Muhammadi Begum. 2. Saudara kandung perempuan Muhammadi Begum. 3. Mirza Muhammad Ahsan Beg, menantu dan keponakan dari isteri Ahmad Beg. 4. Inayah Begum, saudara perempuan dari Muhammadi Begum. 5. Mirza Muhammad Beg, anak laki-laki Mirza Ahmad Beg; saudara Muhammadi Begum. 6. Mirza Mahmud Beg, cucu dari Mirza Ahmad Beg. 7. Mirza Gul Muhammad, putera Mirza Nizamud Din dan seluruh keluarga. 8. Mahmudah Begum, saudara perempuan Muhammadi Begum. 9. Mirza Muhammad Ishaq Beg, anak Muhamadi Begum. 10. Isteri Mirza Ghulam Qadir (musiyah) 11. Puteri Mirza Nizam Din dan seluruh keluarga. Sebagaimana Rasulullahsaw. di masa hidupnya menikahi keluarga kabilahkabilah yang belum masuk Islam, maka dengan melalui pernikahan itu, keluarga raja dan kepala-kepala suku serta rakyatnya akhirnya bergabung dengan Rasulullahsaw masuk ke dalam Islam.
166
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Kesimpulan! Tuduhan berjudul ―Ayat Cinta ditolak‖, yang mengatakan bahwa ketika Hadhrat Ahmada.s. berumur 60 tahun, ia jatuh cinta kepada wanita muslimah dari familinya bernama Muhammadi Begum. Beberapa kali beliau melamar tapi ditolak dan akhirnya ia menikah dengan pria lain. Suaminya dan ayahnya diramalkan akan mati dalam tempo 3 tahun. Tapi ternyata dalam tempo 3 tahun, Mirza Sultan Mahmud tidak mati dan Muhammadi Begum tidak jadi janda dan tidak jadi menikah dengan Hadhrat Ahmada.s Pada Akhirnya Allah Ta‘ala, dengan cara dan hikmah-Nya sendiri menyempurnakan wahyu peringatan-Nya itu. Fitnah lawan-lawan hanyalah tinggal fitnah belaka dan akhirnya firman Allah jualah yang terbukti benar adanya.
***
APPENDIX 1.
Cara AllahSwt menurunkan kabar-kabar gaib-Nya kepada Hadhrat Masih Mau‘uda.s tanpa perantaraan Jibrila.s, telah diragukan keabsahannya.
Jawab:
167
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Hal itu tidak benar sebab di dalam Alqur‘an dikatakan bagaimana caranya Allahswt. menyampaikan wahyu suci-Nya dengan cara yang khas dan yang Dia kehendaki, sebagaimana firman-Nya:
Artinya: ―Dan tidak ada bagi manusia bahwa Allah berkata–kata dengan manusia melainkan wahyu yang disampaikan atau dari balik tabir atau mengutus utusan (Malaikat), maka diwahyukannya dengan izin-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Sesungguhnya Dia itu Maha Luhur dan Maha Bijaksana.‖ (QS. Asy Syura: 51) Di dalam satu riwayat, Rasulullah saw. bersabda demikian:
َّظ َ َّْٓ ػ ِ ُْ بَِّ ْٕ ُى ِ َِ ََُّفٍؼ َ ََِّّ ُيَّللاْٚ ٌِ ط َ ١ْ ٌََُِّّٖ َّس ُّة َ َُّٗ ٌِ ُِوَبَّٞ ُ َّس َ َِّ ْث َِّٓ َخبرِ ٍَُّلَب َيَّ َلب َيِٞ ُ ِّ َِ ِّ َِّ ََّّْٓا َ َؽذٍَّاِال ّ ػذ ٌَُُّٗ ِغج٠ٌَِّ بة ِ َّٚ ٌ َّالَّؽ َغ َ ََُُّْٕٗر َ ْشط ُُِ َِب١ْ ََّثَّٚ َ َُٕٗ١ْ َث Artinya: ―Dari Adiy bin Khatim meriwayatakan, bahwa Rasulullahsaw. bersabda bahwa: ―Tidaklah salah seorang diantara kamu bila terjadi percakapan dengan Tuhan-Nya, maka diantara orang itu dan Dia tidak ada penterjemah dan tidak ada hijab yang menghalanginya.‖ (Bukhari) Ternyata, turunnya Wahyu Ilahi atas hamba-hamba pilihan-Nya, umumnya menimbulkan efek kecemburuan bagi para penentangnya, sebab dianggapnya perhubungan seperti itu mustahil dapat terjadi. Di dalam Alqur‘an, AllahSwt. berfirman sebagai berikut:
168
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Artinya: ―Dan apabila datang kepada mereka suatu tanda, berkata mereka, ‗Kami sekali-kali tidak akan beriman sebelum kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada Rasul–rasul Allah. AllahSwt. lebih mengetahui bagaimana Ia menempatkan risalah-Nya. Sesungguhnya kehinaan di sisi AllahSwt. dan siksaan yang keras akan menimpa orang-orang yang berbuat kejahatan. Itu disebabkan mereka telah melakukan tipu daya terhadap nabi.‖ (QS. Al An‘am: 124)
***
PENUTUP Patut digaris bawahi, bahwa penda‘waan Hadhrat Ahmad a.s sebagai utusan Allah dan Imam-uz-Zaman yang dijanjikan, secara fakta itu bukan terjadi secara instant atau tiba-tiba saja, melainkan melalui tahapan dan proses peraihan
169
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
tingkatan ruhani yang panjang dan berjenjang; bertahun-tahun lamanya seperti halnya dalam dunia pendidikan. Jika seseorang Proffesor, maka tentunya untuk keabsahan gelarnya ia harus menempuh jenjang, SD, SMP, SMA, Drs., S1, S2, PHD., dan sebagainya. Begitu pula Hadhrat Ahmad sebagai seorang Ummati Rasulullahsaw. dalam keta‘atannya kepada beliau saw melalui jenjang keShalehan, Shiddiq, Syuhada. Karena itu jenjang kematsilan beliau sebagai Adam, Ibrahim, Musa, Isa,beliau mendapat predikat sebagai Mujaddid, Imam Mahdi, Al Masihil Mau‘ud, dan sebagainya, termasuk juga sebutan sebagai Maryam (Mukmin sempurna) barulah menjadi Almasih ibnu Maryam semua itu beliau dapatkan. Kedatangan beliau di dunia ini. Kondisi Umat Islam pun di masa itu menurut Rasulullahsaw sama buruknya dengan keadaan ketika diutusnya Nabi Musa dan Nabi Isa, akan terpecah belah, keimanan mereka sudah terbang ke bintang tsurayya, sehingga tidak mengenal Islam yang hakiki lagi dan mereka merasa asing di zaman ini masih dapat turun wahyu dalam Islam, Imam Mahdi dan Almasihil Mau‘ud entah siapa dan dari mana datangnya padahal banyak hadishadis yang sudah menjelaskan tentang tugas, tanda langit dan bumi, akan turun dimana, siapa saja musuh-musuhnya, dan bagaimana ia akan unggul atas lawanlawannya dan sebagainya. Setelah pembahasan yang cukup panjang, sampailah kita kepada kesimpulan bahwa Ad Diinu Nashihah. Dan tidak semua orang tahu akan hakikat suatu kebenaran yang datangnya dari AllahSwt.. Kami berharap melalui buku yang kecil ini dapat memberikan pencerahan atas kegelapan dan kebekuan iman yang selama ini telah menyelimuti hati banyak orang yang secara tidak disadari, telah ditutupi oleh paham keduniawian dan politik yang sangat kotor di atas cakrawala keruhanian umat manusia. Sebuah nasihat untuk kita simak bersama: ―Janganlah sekali-kali merendahkan kehormatan mereka hanya sematamata untuk memenuhi hasrat rendah, sebab cukup AllahSWT sendiri yang akan menanyai pertanggungjawaban mereka di dunia dan juga di akhirat nanti, sebagaimana firman-Nya:
َّ َُّْ َ ِؼ ُذ ُو٠َّٞ َّْ لَّاٌَّ َِّز َُّ ُ ِق ْج ُى َُّْثَ ْؼ٠َّفب ً ِدلًب ََّ َّ َُه٠ََّّاِْءَٚ َُُّٗ َِّٗ َو ِزث١ْ ٍََهَّوَب ِرثًبَّفَؼ َُّ َ٠َِّْ َّْ اَٚ َّط
170
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
―Sekiranya dia itu pendusta, maka atas dialah kedustaannya dan jika dia itu benar, maka akan menimpa kamu sebagian dari apa yang dijanjikan kepada-mu.‖ (QS. Al Mukmin: 29) Kalau ada pihak yang memprovokasi kekerasan, sebab atau membuat kerusuhan, jauhilah! Jangan-jangan saat itu kita telah melanggar nasihat Rasulullahsaw kepada kita sebagai umat tersayangnya, sebagaimana nasihat beliau kepada Sayyidina Umar bin Khattabr.a yang ingin memenggal leher Hathib bin Balta‘ah karena suatu kesalahan yang dilakukannya, yaitu berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan umat Islam. Beliau bersabda: ―Wahai Umar! Apakah engkau tidak mengetahui bahwa AllahSwt. telah memberikan kebebasan kepada Ahli Badar?‖ Dia berfirman: ―Berbuatlah kalian sekehendak hatimu. Kalian berhak untuk memperoleh Jannah( sorga) atau Allah telah mengampuni kalian.‖ Lalu Sayyidina Umar pun meneteskan air mata dan berkata: ―Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.‖ Ini adalah Tarbiyyah Nabawi, nasihat bukan hanya untuk Sayyidina Umarr.a. saja, tetapi bagi kita seluruh umat Rasulullahsaw., juga setelahnya. Kesalahan tidaklah mengurangi kedudukan seseorang di sisi Allah Yang Maha Pengampun. Dan tidak menjadikan kehormatannya halal untuk di tumpahkan darahnya dan dihabiskan hak hidup-nya.‖ ―Wa salaamun ‗ala manit taba‘al huda; wa akhiiru da‘wanaa, ‗anil hamdulillahi robbil ‘aalamiiin.
171
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
172
Untuk Kalangan Anggota Jemaat
Daftar Pustaka 1.
Ahmadiyah Tablighi Pocket Book, Malik Khadim M.A. LLB. Advocate. Gujrat, India. 2. Ahmadiyah Ta‘limi Pocket Book, Maulana Kadhi Nazir Ahmad Nazir, Rabwah Pakistan 3. Mahzarnamah, Penjelasan / Pembuktian Akidah Jemaat Ahmadiyah; Islam International Publication 2002. 4. Tafsir Al Azhar Juz III, Prof. Dr. Haji Abdul Malik Abdul Karim Amarullah (Hamka); P.T. Pustaka Panji Mas , Jakarta. 5. Kebenaran Almasih Akhir Zaman, Maulana Rahmat Ali HAOT diterbitkan oleh Jema‘at Ahmadiyah Jakarta dan Bogor tahun 1947) 6. Turunnya Isa bin Maryam Pada Akhir Zaman, Imam Jalaluddin Abdur Rahman As Suyuthi; CV Haji Masagung. 7. Kebenaran Masih Mau‘ud a.s.,Mln. Muhammad Sadiq Barakatullah. 8. Penerangan Ahmadiyah, Mln. Muhammad Sadiq Barakatullah. 9. Jema‘at Ahmadiyah dan Inggris, Mln Mian Abdul Hayye H.P. 10. Menjawab Tuduhan Usang, M. Sadkar. 11. Beda Salaf dengan ―Salafi‖ harusnya sama, kenapa beda. Karangan Mut‘ab bin Suryan Al Ashimi, dengan memetik Muqadimah, Alasan menulis buku ini dan Penutupnya dengan sedikit perubahan. 12. ―Kupasan Kesesatan Ajaran Ahmadiyah Qadiani‖ disusun oleh Mlv. Shamsir Ali Sumatri, S. H., hal. 7-8. Pustaka Ansharullah Selangor, Batu Caves M‘sia.
173