PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI BLOSSOM FACTORY OUTLET
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Disusun Oleh: Nama : Yulia Shinta Dewi
NRP : 02 08 255
FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN -PT) Nomor : 010/BAN -PT/AK -X/S1/V/2007 Tanggal 19 Mei 2007
2013
PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI BLOSSOM FACTORY OUTLET
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Disusun Oleh: Nama
: Yulia Shinta Dewi NRP : 02 08 255 Menyetujui, Dosen Pembimbing,
(Dr. Mariana Rachmawati, S.E., M.M.)
Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen S1
(Hj. Wien Dyahrini, S.E., MSIE, M.Si)
ABSTRAK
Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan store atmosphere yang baik. store atmosphere merupakan suatu karakteristik fisik sangat penting dimiliki oleh suatu bisnis ritel untuk dapat mempertahankan konsumen agar merasa nyaman dan ingin berlama-lama berada ditoko yang dikunjungi sehingga dapat dengan tenang memilih produk yang dibutuhkan dan juga dapat merangsang keinginan membeli yang tidak direncanakan. Store atmosphere yang baik dapat menarik minat para konsumen untuk berbelanja bahkan memungkinkan mereka menjadi pelanggan yang setia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan Blossom factory outlet, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai minat beli di Blossom factory outlet dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Blossom factory outlet. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriftif dengan pengumpulan data melalui, wawancara, observasi dan kuesioner. Tanggapan responden mengenai pelaksanaan Store Atmosphere di Factory Outlet Blossom dapat dikatakan baik karena diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3.936, yang artinya baik karena berada pada interval 3,40 4,19. Tanggapan responden mengenai minat beli di Factory Outlet Blossom dapat dikatakan tinggi karena diperoleh hasil nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu sebesar 3,943 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40 4,19. Pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Factory Outlet Blossom sebesar 63,20% dan sisanya 36,80% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya, promosi, ragam produk. Hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs sebesar 0.795. Karena nilai rs berada diantara 0,60 0,799 maka hubungan antara store atmosphere dengan minat beli konsumen dapat dikatakan kuat. Hasil uji hipotesis bahwa nilai t tabel sebesar 1,663, sedangkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (12,97 > 1,663), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen pada Blossom Factory Outlet. Hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan pada Bab I yaitu Store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. , dapat diterima
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini
menjadi semakin ketat, terutama dalam bidang retail, dengan persaingan yang semakin ketat ini memungkinan persaingan itu datang dari luar negri yang melakukan retail di Indonesia. Para pengusaha saat ini secara agresif melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah usahanya, terutama dalam bidang retail. Seperti halnya yang terjadi pada industri ritel nasional dimana perkembangan jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat seperti factory outlet, outlet dan ritel lainya yang terus bermunculan.(www.infobelanja.com) Banyaknya perusahaan ritail di satu sisi memberikan keuntungan bagi pihak konsumen, karena hal ini menjadikan banyak pilihan bagi konsumen, sebaliknya bagi para pengusaha hal ini merupakan tantangan karena perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam melayani kebutuhan konsumen, hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut dapat bertahan. Hanya perusahaan yang dapat mengerti perilaku konsumenlah yang akan bertahan. (Info Bisnis, Edisi Maret 2007). Tak dapat dipungkiri beberapa tahun terakhir ini di Jawa Barat menjadi salah satu tujuan wisata belanja khususnya Bandung
dan sekitarnya, tak
sedikitnya bermunculan toko yang menjual pakaian seperti factory outlet, boutique, dan sebagainya, yang menjadikan toko tersebut berbeda dengan tokotoko yang telah ada sebelumnya adalah suasana toko (store atmosphere) yang dibuat semenarik mungkin sehingga konsumen akan merasa nyaman. Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri pakaian jadi dengan model-model yang unik dan sangat mengikuti trend masa kini. Banyak sekali orang-orang yang berasal dari luar kota sengaja menyempatkan diri hanya untuk mendapatkan pakaian-pakaian yang ada di Bandung dengan cara mengunjungi outlet-outlet di kota yang terkenal dengan sebutan Paris Van Java ini. Antusias masyarakat terhadap berdirinya factory outlet sangat besar. Tawaran
yang diberikan factory outlet yaitu barang impor dengan harga murah dan kualitas yang baik sangat mempengaruhi animo masyarakat untuk berkunjung dan membeli bahkan dengan jumlah yang banyak. Berikut ini merupakan jumlah dan nama Factory Outlet yang berada di Jl. Ir. H. Juanda (Dago) : Tabel 1.1 Daftar Factory Outlet di Kawasan Dago No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Factory Outlet Rich and Famous Happening Putri Dago VIP MnM Uptown Dago Stoct Export Victory Blossom Jetset Grande Level Rafless City Glamour Solution Episode Au let Stop N Shop Ba-joe Seximo
Alamat Jl. Ir. H. Juanda No.14 Jl. Ir. H. Juanda No.14 Jl. Ir. H. Juanda No. 18 Jl. Ir. H. Juanda No. 24 Jl. Ir. H. Juanda No. 81-83 Jl. Ir. H. Juanda No. 84 Jalan Sulanjana off Jalan Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda No. 111 Jl. Ir. H. Juanda No. 112 Jl. Ir. H. Juanda No. 116 Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda No. 138 Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ir. H. Juanda No. 141 Jl. Ir. H. Juanda No. 152 Jl. Sultan Tirtayasa No. 15 Jl. Ir. H. Juanda No. 106 Bandung
Sumber : Survey Lapangan 2012
Dari sekian banyak toko-toko yang ada, banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian di toko tersebut, masingmasing konsumen memiliki harapan yang berbeda mengenai produk apa yang akan mereka beli, dimana mereka akan membelinya, dengan harga berapa mereka akan membelinya, dan store atmosphere apa yang mereka harapkan. Memuaskan konsumen merupakan hal yang kritis, mengingat konsumen yang merasa puas, diharapkan akan melakukan pembelian, pembelian ulang dan
bahkan memberitahukan kepada konsumen yang lainya, hal ini akan membuat perusahaan dapat menempatkan pesaingnya di urutan rendah atau sebaliknya, yang tentu saja akan mempengaruhi hasil penjualan pada perusahaan tersebut. Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan store atmosphere yang baik, menurut Evan dan Berman dalam bukunya Retail Management (2004:545) menerangkan bahwa Atmosphere refers to the store s physical characteristics that project an image and draw customer dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa store atmosphere merupakan suatu karakteristik fisik sangat penting dimiliki oleh suatu bisnis ritel untuk dapat mempertahankan konsumen agar merasa nyaman dan ingin berlama-lama berada ditoko yang dikunjungi sehingga dapat dengan tenang memilih produk yang dibutuhkan dan juga dapat merangsang keinginan membeli yang tidak direncanakan. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Suatu proses pemasaran yang dilakukanya adalah retail dan bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi konsumen. Minimal konsumen akan merasa betah berada di saat berada di toko tersebut dan hal ini akan membuat konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut. Blossom merupakan salah satu factory outlet yang berdiri sejak tahun 2000 di Bandung dan sudah memiliki 9 cabang di lima kota besar, dalam memberikan pelayanannya Blossom Factory Outlet selalu mengupayakan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan memberikan harga yang terjangkau namun memiliki barang yang berkualitas, selain itu toko ini memiliki konsep masa kini dengan ciri khas gaya remaja, dimana didalamnya menjual pakaian. Blossom Factory Outlet memiliki store atmosphere yang enak dipandang. Oleh karena itu tempatnya pun di desain sedemikian rupa sehingga memberikan rasa nyaman, yang pada akhirnya akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian dan diharapkan berminat untuk berbelanja di Blossom pada masa yang akan datang.
Namun, untuk membuat pelanggan melakukan pembelian bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, walaupun semua produk dan fasilitas sudah disediakan, namun salah satu pemilik Factory Outlet Blossom yaitu Bapak Matthew Lukman masih merasa konsumennya belum maksimal dan ingin lebih meningkatkan jumlah konsumennya serta ingin menciptakan positioning brand dibenak masyarakat. Hal ini disebabkan karena menjamurnya factory outlet di Bandung terutama di kawasan Dago yang mencapai hingga kurang lebih 19 factory outlet yang nyatanya memang lokasi tersebut memang salah satu tempat yang terkenal untuk meraih customer loyal. Fenomena yang ada di Blossom factory outlet Bandung saat ini yaitu pengaturan cahaya yang kurang terang, hal ini untuk memudahkan konsumen untuk melihat-lihat barang yang ditawarkan, selain itu dengan penerangan yang baik akan menambah kesan luas pada toko, serta kurang lebarnya jalan/gang di dalam toko, hal ini untuk memudahkan konsumen berlalu lalang. Store atmosphere yang baik dapat menarik minat para konsumen untuk berbelanja bahkan memungkinkan mereka menjadi pelanggan yang setia. Dengan adanya Blossom factory outlet Bandung yang menyediakan berbagai macam kebutuhan seperti t-shirt, jacket atau sweater, boxer, hat (topi), wallet (dompet), shoes (sepatu), bag (tas), dan berbagai macam accecories lainnya, maka banyak konsumen tertarik dan menjadikan Blossom factory outlet Bandung sebagai salah satu tempat yang tepat untuk membeli berbagai macam kebutuhan pakaian dan sejenisnya. Mengingat Store Atmosphere merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi konsumen terhadap minat beli, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen di Blossom Factory Outlet
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian diatas, penulis mencoba
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan responden mengenai pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan Blossom factory outlet ? 2. Bagaimana tanggapan responden mengenai minat beli pada Blossom factory outlet? 3. Bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Blossom factory outlet ?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan
menganalisis data sebagai bahan atau masukan dalam rangka penyusunan suatu karya ilmiah guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana jurusan manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan Blossom factory outlet 2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai minat beli di Blossom factory outlet 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Blossom factory outlet.
1.4
Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan menfaat bagi
pihak-pihak berikut: 1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan
dan pengetahuan penulis
tentang konsep pemasaran, khususnya store atmosphere, serta dapat membandingkan teori-teori yang di dapat dari perkuliahan dengan praktek yang sesungguhnya di dalam perusahaan.
2. Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menangani masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan store atmosphere yang dilakukan perusahaan. 3. Bagi pihak lain, tambahan informasi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang meneliti pada bidang usaha yang sama maupun khalayak umum menambah pengetahuannya.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Dalam menghadapi persaingan bisnis para pengusaha ritel dalam
menjalankan kegiatannya memiliki bauran pemasaran yang penting untuk diperhatikan. Bauran pemasaran tersebut meliputi: place, product, price, promotion, store atmosphere, personalia, dan customer service. Bauran pemasaran yang di maksud sering dikenal dengan istilah store atmosphere Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa store atmosphere merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting untuk di kelola. Dalam upaya memuaskan kebutuhannya, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responnya terhadap lingkungan tempat pembelian, seperti yang dikemukakan oleh Hendri Ma ruf (2005: 201) bahwa:
Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembelian, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga. Store atmosphere yang nyaman akan membuat pembeli santai dan dapat berpikir barang apa yang dibutuhkannya, bahkan dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang yang tidak dibutuhkan atau tidak direncanakan. Dalam upaya memuaskan kebutuhanya pada suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan
responnya terhadap lingkungan tempat pembelian, menurut Utami dalam bukunya Manajemen Ritel
(2006:238) mengatakan bahwa :
Store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang Store atmosphere merupakan salah satu elemen penting dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses minat pembelian konsumen, karena dalam proses minat pembeliannya konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Pengertian atmosphere sangat luas seperti tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, bahanbahan rak, bahan-bahan dinding, aksesoris dan lain-lain. Toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman dan artistik, penggunaan cat dinding, ruangan yang sejuk, semua itu menunjukan adanya atmosphere kemewahan, dan berkelas. Jika di dalam toko terasa panas dan pengap, produk yang di pajang tidak tertata rapih, penggunaan cat yang berselera rendah, lantai yang tidak bersih maka hal itu akan menimbulkan atmosphere yang akan mencitrakan bahwa toko tersebut untuk kalangan rendah. Menurut Berman dan Evan dalam bukunya
Retail Management
(strategic approach) (2007:545) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam empat elemen, yaitu : Bagian depan toko (Exterior) Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko, didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan kontruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai sebuah toko dari bagian exteriornya.
2. Bagian dalam toko (General interior) Perasaan dan emosi konsumen di dalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendaknya dapat diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan gang-gang yang cukup lebar untuk menampung lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, loteng yang cukup tinggi, dan pajangan yang berwarna-warni. Berpengaruh disini adalah cat lantai, peralatan dan perabotan toko termasuk penerangan tangga berjalan dan lain-lain. 3. Tata letak (Store layout) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko. 4. Interior poin-of purchase Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display ialah: poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti hari raya dan tahun baru. Gambar 1.1 Elemen-elemen Store atmosphere Store Layout
Exterior
Store Atmosphere Created by The Retailer
General Interior
Interior Displays
Sumber : Berman dan Evans dalam bukunya Retail Management (2007:545)
Store atmosphere juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja pada suatu toko, seperti mood, komitmen dan tingkat keterampilan dan juga seperti yang telah disinggung sebelumnya dapat juga mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kenyamanan, lamanya waktu berkunjung pada suatu toko, minat pembelian dan keputusan konsumen. Perilaku konsumen (consumen behavior) dan perilaku pembelian (buyers behavior) berbeda menurut Djaslim Saladin (2005:2) bahwa perilaku konsumen merupakan aktivitas langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhannya, konsumen harus melakukan pembelian terhadap barang dan jasa yang mereka butuhkan. Adapun proses tersebut adalah : 1. Pengenalan Masalah (Needs Recognition) Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulus internal dan eksternal. 2. Pencarian Informasi (Information Search) Tahap dari proses keputusan pembelian yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, yaiitu : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan. c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen. d. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk. 3. Evaluasi alternatif (Evaluation of Alternative) Yaitu tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat penilaian. Pada tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan kebutuhan
mereka dan juga konsumen akan menggali kembali ingatannya pada suatu merek, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai citra merek tersebut. Persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan minat untuk membeli. 4. Keputusan membeli (Purchases Design) Yaitu tahap ketika konsumen benar-benar membeli produk tersebut. Keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, dan dua faktor mungkin dapat muncul yaitu antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli berdasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. 5. Perilaku pasca pembelian (Post Purchases Behaviour) Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan telibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasar. Ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual. a. Kepuasan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya. Kepuasan pembeli merupakan suatu fungsi kedekatan antara harapan pembeli terhadap suatu kinerja produk yang dirasakan. Apabila kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan maka pelanggan akan kecewa, tetapi bila kinerja produk sesuai dengan apa yang diharapkan maka pelanggan akan merasa puas. b. Tindakan pasca pembelian, yaitu tindakan yang akan diambil konsumen setelah melakukan pembelian. Apabila konsumen merasa puas maka kemungkinan besar mereka akan membeli produk itu lagi dan juga akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai merek tersebut pada orang lain. c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen menggunakan dan menghabiskan suatu produk. Jika konsumen menemukan
kegunaan
baru
produk
tersebut,
pemasar
harus
mengiklankaan kegunaan-kegunaan ini. Jika konsumen membuang
produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut merusak lingkungan. Adapun dalam memenuhi semua kebutuhannnya konsumen harus memiliki minat beli dan kemampuan untuk membeli produknya guna memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginannya. Untuk membeli produk-produknya tersebut konsumen harus mengetahui secara pasti produk apa saja yang ingin dibelinya. Untuk dapat mengetahui lebih dalam lagi mengenai minat beli berikut ini adalah definisi menurut Ajzen (2002: 102) : Minat beli (intention) digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan (over action) yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan Menurut Howard (2000;41) : Intention to buy is defined as a mental state that reflects the buyer s plant to buy some specified number of units of a particular brand in some specified time period Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu keinginan yang timbul dibenak konsumen untuk dapat memilki atau membeli suatu produk atau jasa yang baru dilihat, didengar atau dirasakannya. Minat beli merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Berikut adalah sebuah gambar1.2 yang menjelaskan hubungan antara keragaman produk (product assortment) dengan minat beli:
Gambar 1.2 Hubungan antara Product Assortment dengan minat beli: Product Assortment
Preferensi (pemilihan)
Evaluasi alternatif
Motivasi
Niat Membeli
Minat beli
Dalam melakukan proses pembeliannya konsumen biasanya menginginkan untuk membeli berbagai produknya disatu tempat sekaligus. Oleh karena itu factory outlet harus dapat menyediakan berbagai macam produk untuk memuaskan keinginan konsumen tersebut. Dengan beragamnya produk yang tersedia konsumen akan lebih banyak memiliki pilihan untuk membeli. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut penulis merumuskan hipotesis yaitu : Store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen
1.6
Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
metode penelitian deskriptif, menurut M.Nazir (2003:54), yaitu sebagai suatu metode yang berusaha menyimpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.
1.7
Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan ( Field Research) Yaitu pengumpulan data primer dengan melakukan peninjauan langsung ke perusahaan untuk mengadakan: a. Wawancara Yaitu mengadakan pembicaraan langsung dengan pihak perusahaan, baik pada pimpinan maupun karyawan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini. b. Kuisioner Yaitu membagikan daftar pertanyaan, dengan maksud untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan sejauh mana pelaksanaan store atmosphere berperan pada keputusan pembelian konsumen. c. Pengamatan Langsung ( Observasi ) Yaitu penulis mengadakan penelitian langsung terhadap objek yang akan diteliti. Selanjutnya data-data tersebut akan diproses, dianalisis dan kemudian akan ditarik kesipulan. 2.
Penelitian Kepustakaan ( library research ) Yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku literature serta sumber-sumber lainya yang ada hubunganya dengan objek penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dijadikan sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Sedangkan metode analisis yang dipakai adalah metode analisis korelasi
(correlational study). Menurut Husein Umar (2002,48), metode korelasi dipakai untuk menentukan tingkat hubungan variable-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi dan untuk menaksir hubungan antar variable. Dengan metode korelasi ini, dapat dipakai intuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan pada salah satu outlet yang bergerak
dibidang retail pakaian yang bernama Blossom Factory Outlet yang terletak di jl Ir. H. Djuanda No. 112 Bandung . Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan selesai.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen
2.1.1
Pengertian Manajemen Yang paling mendasar dalam setiap pekerjaan manajer adalah berhasil
dalam membantu suatu organisasi mencapai kinerja yang tinggi melalui pemanfaatan terbaik sumber daya material dan manusianya. Jika produktivitas dalam bentuk meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien adalah suatu ukuran dari tercapainya kesuksesan organisasi, para manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Itu pekerjaan mereka untuk mengerahkan bakat dan teknologi oleh lingkungan kreatif dimana orang-orang bekerja keras dan melaksanakannya sejauh kemampuan mereka. Semua akan tercapai melalui proses manajemen, yang secara formal menurut Schermerhorn (2005:19) diartikan sebagai berikut: Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the use of resources to accomplish performance goals Artinya: Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian menggunakan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Kreitner (2007:5) mendefinisikan manajemen yaitu sebagai berikut: Management is the process of working with and through other to achieve organizational objective in a changing environment . Artinya: Manajemen adalah suatu proses bekerjasama dengan dan melalui pihak lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam perubahan lingkungan.
Dan menurut Terry dan Rue ( 2003:1 ) mengemukakan bahwa: Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata .
Dari berbagai definisi diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus dapat menyatukan berbagai macam
fungsi-fungsi
manajemen
seperti
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian. Menurut Schermerhorn (2005:19) empat fungsi manajemen dan hubungan timbal balik ditunjukkan pada gambar 2.1
Planning Setting performance objective and desiding how to achieve them
Controlling Measuring performance and taking action to ensure desired results
The Management Process
Organizing Arranging tasks, people, and other resources to accomplish the word
Leading Inspiring people to work hard to achieve high performance
Planning Dalam manajemen, perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan dan menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mencapainya. Lewat perencanaan, seorang manajer mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan cara untuk mencapainya.
Organizing Bahkan rencana yang terbaik akan gagal tanpa implementasi yang kuat. Sukses mulai dengan pengorganisasian, proses dalam menugaskan tugas, pengalokasian sumber daya, dan mengkoordinir aktivitas individu dan kelompok untuk menerapkan rencana. Melalui pengorganisasian, para manajer mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, menugaskan personil, dan melengkapi mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain. Leading Dalam manajemen, kepemimpinan yaitu proses dalam membangkitkan orang-orang untuk bekerja keras serta membangkitkan semangat usaha mereka untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan. Melalui kepemimpinan, para manajer membangun kesanggupan untuk suatu visi umum; mendorong aktivitas yang mendukung tujuan, dan mempengaruhi karyawan untuk berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi Controlling Pengendalian merupakan proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta perubahan.
2.1.2
Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, serta untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik. Perusahaan tidak cukup hanya dengan menghasilkan produk tetapi juga harus memperhatikan pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dan pemasaran
berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, yang dikutip oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Manajemen Pemasaran yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya . Definisi lain mengenai Pemasaran menurut Stanton yang dikutip oleh Mursid dalam buku Manajemen Pemasaran edisi pertama (2003:26) adalah : Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang actual maupun yang potensial . Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan membuat, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang menggunakan prinsip pemberian harga, promosi hingga mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen untuk mencapai sasaran serta tujuan organisasi..
2.1.3
Pengertian Manajemen Pemasaran Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada
konsumen,
maka
setiap
perusahaan
harus
menganalisa,
merencanakan,
mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan melaksanakan manajemen pemasaran. Definisi Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Manajemen Pemasaran yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6) adalah:
Seni atau ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul .
Menurut Buchari Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa (2004:130), definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut: Manajemen Pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka tujuan organisasi. Jadi dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan memilih pasar sasaran dengan melaksanakan program-program yang diterapkan agar tercapai tujuannya.
2.2 Bauran pemasaran Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Manajemen Pemasaran dalam buku Marketing an Introduction (2007; 52), definisi bauran pemasaran adalah: Marketing mix is the of controllable, tactical Marketing tools that the firm to response it wants it wants in target market . Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa bauran pemasaran adalah rangkaian alat-alat yang dapat dikendalikan, yang berfungsi sebagai strategi pemasaran yang dibaurkan oleh perusahaan untuk membuat respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Philip Kotler dan Garry Armstrong dalam bukunya Dasar-dasar Pemasaran (2007;52), Alih Bahasa oleh Alexander Sindoro juga menjelaskan bahwa ada 4 konsep yang tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) yang terkenal dengan sebutan 4ps, yang tertera pada gambar berikut:
Gambar 2.2 The Four P Of The Marketing Price 1. List price 2. Discount 3. Allowance 4. Payment period 5. Credit terms
Product 1. Variety 2. Quality 3. Design 4. Features 5. Brand name 6. packaging
Target consumers Promotion a. Advertizing b. Personal selling c. Sales promotion d. Public relation
Intended positioning
Place Channels Coverage Assortments Location Inventory Transportati on logistic
Sumber : Kotler dan Amstrong (2007:53) 1. Product Produk (produk) adalah barang dan jasa yang dikombinasikan oleh perusahaan yang akan disampaikan kepada target market. 2. Price Harga (harga) adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan. 3. Place Place (tempat / saluran distribusi) termasuk aktifitas dari perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan sampai ketanggan konsumen. 4. Promotion Promotion (promosi) adalah aktifitas untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk tersebut. Berdasarkan definisi di atas bahwa bauran pemasaran adalah rangkaian alat-alat yang dapat dikendalikan, yang berfungsi sebagai strategi pemasaran yang
dibaurkan oleh perusahaan untuk membuat respon yang diinginkan dari pasar sasaran.
2.3 Saluran Pemasaran Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah place atau saluran pemasaran yang merupakan media bagi produsen untuk menyampaikan produknya kepada konsumen
2.3.1 Pengertian Saluran Pemasaran Pengertian saluran pemasaran menurut Djaslim Saladin (2004; 153) dalam bukunya Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian) adalah : Saluran pemasaran terdiri atas seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk atau jasa dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen . Pengertian di atas mencakup tiga unsur, yaitu : a) Adanya kelompok lembaga pemasaran. b) Adanya kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut. c) Adanya arah pergerakan produk serta pemiliknya dari produsen ke konsumen. 2.3.2 Fungsi Saluran Pemasaran Fungsi saluran pemasaran menurut Djaslim Saladin (2004; 153) adalah : a) Informasi Yaitu sebagai pengumpul dan penyebar informasi riset pemasaran tentang potensi dan kemampuan pasar, pesaing, dan kekuatan-kekuatan lain dalam lingkungan peasaran. b) Promosi Yaitu sebagi pengembangan dan penyebaran komunikasi. c) Negosiasi Yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perpindahan hak milik.
d) Pemesanan Yaitu komunikasi saluran ke belakang mengenai minat membeli oleh anggota saluran pemasaran ke produsen. e) Pembiayaan Yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya saluran pemasaran tersebut. f) Pengambilan risiko Yaitu perkiraan besar risiko berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. g) Kepemilikan Fisik Yaitu milik dari penyimpangan dan pergerakan barang secara fisik dar bahan mentah sampai ke konsumen akhir. h) Pembayaran Yaitu arus pembayaran atau uang kepada penjual atas jasa atau produk yang telah diserahkan. i) Kepemilikan Yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasran ke lembaga pemasran lainnya.
2.3.3 Tingkat Saluran Pemasaran Menurut Djaslim Saladin dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2004; 155), Tingkat Saluran Pemasaran terbagi atas beberapa macam, yaitu : a) Saluran Nol Tingkat Atau Saluran Pemasaran Langsung Produsen menjual langsung ke konsumen dilakukan dengan empat cara, yaitu : 1) Dari rumah ke rumah. 2) Arisan rumah. 3) Lewat pos 4) Lewat toko-toko perusahaan.
b) Saluran Satu Tingkat Penjualan melalui satu perantara. Di dalam saluran pemasaran barang konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedangkan di dalam saluran barang industri ini, mereka merupakan tenaga penjual yang representatif. c) Saluran Dua Tingkat Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam saluran pemasaran barang konsumsi mereka merupakan pedagang besar atau grosir dan pengecer, sedangkan dalam saluran pemasaran barang industri mereka merupakan sebuah penyalur tunggal dan distributor industri. d) Saluran Tiga Tingkat Penjualan yang mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang besar (grosir), pemborong, dan pengecer. Ada juga perusahaan yang menggunakan saluran banyak tingkat (higer level marketing channel), akan tetapi jarang terjadi. e) Saluran Aneka Tingkat Merupakan aluran distribusi lebih dari tiga tingkat.
2.4 Retailing Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer. Eceran (retailing)
mempunyai
peranan
penting
dalam
perekonomian
dengan
menyediakan banyak jenis dan keragaman barang maupun pelayanan.
2.4.1 Pengertian Retailing Pengertian eceran (retailing) menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2001; 70) dalam buku Pemasaran. Edisi Pertama. adalah : Semua aktivitas yang langsung berhubungan dengan penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis .
2.4.2 Klasifikasi Retailing Klasifikasi toko-toko eceran menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2001; 71) dalam buku Pemasaran adalah sebagai berikut : 1. Kepemilikan Pengecer dapat diklasifikasikan secara luas menurut bentuk kepemilikan independen, bagian dari rantai, atau toko waralaba. a) Pengecer independen adalah pengecer yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kemitraan dan tidak dioperasikan sebagai bagian dari lembaga eceran yang lebih besar. b) Toko berantai (chain store) adalah toko yang dimiliki dan dioperasikan sebagai satu kelompok oleh satu organisasi. c) Waralaba (franchise) dimiliki dan dioperasikan oleh individu tetapi memperoleh lisensi dari organisasi pendukung yang lebih besar. 2. Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengecer dapat diklasifikasikan sepanjang suatu rangkaian dari pelayanan penuh (full service) sampai self service (pelayanan sendiri). 3. Keragaman Produk Dasar ketiga untuk memposisikan atau mengklasifikasikan toko-toko adalah berdasarkan keluasan dan kedalaman lini produk mereka. Sebagai contoh adalah toko khusus (speciality store) merupakan toko-toko yang paling terkonsentrasi dalam keragaman produk mereka, biasanya menjual lini produk tunggal atau sempit tetapi dengan tingkat kedalaman yang tinggi. 4. Harga Harga merupakan cara keempat untuk memposisikan toko-toko eceran. Toko diskon, factory outlet, dan pengecer obral adalah toko yang menggunakan harga rendah.
2.4.3 Jenis Toko Eceran Menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel dalam buku Pemasaran (2001; 74) ada beberapa jenis toko eceran yang utama. Masing-masing menawarkan keragaman produk, jenis jasa dan tingkat harga yang berbeda-beda, sesuai dengan keinginan belanja pelanggan. 1. Department Store Menaungi beberapa bagian penjualan produk di bawah satu atap, sebuah department store menyediakan variasi produk belanja dan produk-produk khusus secara luas, termasuk pakaian, kosmetik, peralatan rumah tangga, alatalat elektronik, dan kadang-kadang meubel. Pembelian biasanya dilakukan di masing-masing bagian dari pada di satu area pintu keluar pusat. Masingmasing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah agar ekonomis dalam promosi, pembelian, pelayanan, dan pengawasan. 2. Toko Khusus Toko khusus adalah toko eceran yang mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. Format toko khusus memungkinkan pengecer memperhalus strategi segmentasi mereka dan menempatkan barang dagangan mereka di target pasar yang spesifik. Sebuah toko khusus tidak hanya merupakan sejenis toko tetapi juga merupakan metode operasi eceran, yaitu mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. 3. Pasar Swalayan Pasar swalayan merupakan sebuah pengecer pelayanan sendiri (self service) yang besar dan terbagi dalam beberapa departmen yang mengkhususkan diri dalam makanan dan produk non makanan. 4. Toko Obat Toko obat (drugstore) menawarkan produk-produk dan jasa yang berkaitan dengan farmasi sebagai daya tarik utama mereka. Konsumen paling sering tertarik dengan sebuah toko obat oleh farmasinya atau ahli farmasinya, kenyamanannya, atau karena ia mempertahankan rencana resep pihak ketiga mereka.
5. Toko Kebutuhan Sehari-hari Sebuah toko kebutuhan sehari-hari didefinisikan dapat didefinisikan sebagai suatu pasar swalayan mini, yang menjual hanya lini terbatas produk-produk kebutuhan sehari-hari yang perputaranya tinggi. Toko kebutuhan sehari-hari dengan pelayanan sendiri (self service) seperti ini secara fisik berlokasi dekat area tempat tinggal penduduk dan buka 24 jam, 7 hari setiap minggunya. Toko kebutuhan sehari-hari menawarkan produk-produk persis dengan arti dan namanya : lokasi yang mudah, jam panjang, pelayanan cepat. Namun, hargaharga barang biasanya lebih tinggi di toko kebutuhan sehari-hari daripada di pasar swalayan. Oleh karena itu, dapat dikatakan konsumen membayar untuk kemudahan yang ditawarkan. 6. Toko Diskon Sebuah toko diskon merupakan pengecer yang bersaing atas basis harga rendah, perputaran tinggi, dan volume tinggi. Pemberi diskon dapat diklasifikasi ke dalam empat kategori utama yaitu : a. Toko diskon lini penuh Dibandingkan dengan department store tradisional, toko diskon lini penuh menawarkan kepada para konsumen pelayanan yang sangat terbatas dan menyediakan keberagaman yang lebih luas dari produk-produk keras yang bermerek secara nasional termasuk peralatan rumah tangga, mainan anak-anak, suku cadang otomotif, perangkat keras, produk olah raga, dan barang-barang keperluan taman, serta pakaian, sprei, dan kain linen. Yang termasuk dalam toko diskon nilai penuh adalah : 1) Hypermarket, yaitu toko eceran yang mengkombinasikan dari pasar swalayan dan pemberi diskon lini penuh di dalam sebuah ruangan yang berukuran dari 200.000 hingga 300.000 meter persegi. 2) Supercenter, yaitu toko eceran yang mengkombinasikan barang bahan pangan dan barang dagangan umum dengan serangkaian luas pelayanan termasuk farmasi, dry cleaning, studio foto, cuci-cetak foto, salon rambut, toko optic, dan restoran dalm satu lokasi.
b. Toko Diskon Khusus Toko diskon khusus merupakan toko eceran yang menawarkan pilihan yang hampir lengkap dari lini produk tunggal dan menggunakan pelayanan sendiri, harga-harga diskon, volume tinggi, dan perputaran tinggi. c. Klub Keanggotaan Pergudangan. Klub anggota pergudangan merupakan pedagang dengan pelayanan terbatas yang menjual suatu pilihan terbatas untuk peralatan yang bermerek, barang-barang rumah tangga,dan barang-barang bahan pangan atas basis tunai dan langsung dibawa kepada anggota, biasanya bisnis kecil dan kelompok. d. Pengecer Pengurangan Harga Pengecer pengurangan harga merupakan pengecer yang menjual pada harga 25% atau lebih di bawah harga department store tradisional karena ia membayar tunai untuk persediaannya dan biasanya tidak meminta keistimewaan
pengembaliannya.
Yang
termasuk
dalam
pengecer
pengurangan harga adalah factory outlet, merupakan sebuah pengecer pengurangan harga dimiliki dan dikelola oleh sebuah pabrikan. 7. Restoran Restoran melangkahi garis antara pendirian bisnis eceran dan jasa. Restoran memang menjual produk-produk yang berwujud, makanan dan minuman, tetapi juga menyediakan pelayanan yang bernilai untuk konsumen dalam bentuk penyajian dan penyiapan makanan.
2.4.4 Kategori Eceran Bukan Toko Eceran bukan toko, yaitu berbelanja di luar lingkungan toko memiliki 3 (tiga) kategori utama yaitu : 1.
Automatic Vending Automatic vending merupakan bentuk eceran yang berprofil sederhana namun penting. Automatic vending merupakan penggunaan mesin untuk menawarkan produk untuk dijual, sebagai contoh mesin cola, permen, ataupun makanan kecil yang terdapat di cafeteria kampus atau perkantoran.
2. Eceran Langsung Dalam eceran langsung, pihak perwakilan perusahaan menjual dari pintu ke pintu, kantor-ke kantor, atau di pesta penjualan di rumah. 3. Pemasaran Langsung Pemasaran langsung kadang-kadang disebut pemasaran respons langsung, merujuk pada teknik-teknik yang digunakan untuk mengajak konsumen untuk membeli dari rumah, kantor, atau tempat-tempat bukan eceran lain. Teknikteknik ini mencakup : a) Surat Langsung Surat langsung mungkin merupakan metode eceran yang paling efisien atau sebaliknya, tergantung pada mutu daftar surat dan efektifitas lembaran surat. b) Katalog dan Mail Order Katalog-katalog yang berhasil biasanya diciptakan dan dirancang untuk market yang sangat tersegmentasi. c) Pemasaran Melalui Telepon Pemasaran melalui telepon merupakan penggunaan telepon untuk menjual secara langsung kepada konsumen. d) Jaringan Belanja di Rumah Jaringan belanja d rumah merupakan penggunaan jaringan televisi belanja di rumah untuk pemasaran respons langsung. e) Eceran On-line Merupakan pelayanan interaktif dua arah yang tersedia bagi konsumen yang memiliki computer dan akses internet.
2.4.5 Bauran Eceran Menurut Lamb, Hair dan Mc Daniel (2001; 96), para pengecer menggabungkan unsur-unsur retailing mix untuk menciptakan suatu metode tunggal untuk menarik pasar sasaran. Retailing mix terdiri dari : 1. Produk (Keluasan dan keragaman produk). 2. Promosi (Periklanan, publisitas, dan hubungan masyarakat). 3. Tempat / distribusi (Lokasi dan waktu).
4. Harga. 5. Presentasi (Tata letak dan suasana). 6. Personalia (Pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi). 2.5 Store Atmosphere Salah satu unsur dari retailing mix adalah presentasi yang meliputi tata letak dan suasana (store atmosphere).
2.5.1 Pengertian Store Atmosphere Pengertian store atmosphere menurut Berman dan Evans (2004; 454) : Atmosphere refers to the store s physical characteristics that project an image and draw customer . Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa store atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko, yang dapat mempengaruhi konsumen. Pengertian store atmosphere menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2001; 105) : Suasana (atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya . Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa store atmosphere dapat menciptakan kesan yang santai atau sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap ramah atau pun dingin, terorganisir atau kacau,dan suasana hati menyenangkan atau serius.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Suasana Toko Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2001; 108) adalah: 1. Jenis karyawan dan kepadatan Jenis karyawan mengacu kepada karakteristik umum karyawan. Sebagai contoh, rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan. Kepadatan adalah jumlah karyawan perseribu meter persegi ruangan
penjualan. Jumlah karyawan akan memberi kesan kesiapan melayani segala kebutuhan pelanggan. Namun, terlalu banyak karyawan dan tidak cukup banyak
pelanggan
dapat
menyampaikan
suasana
keputusasaan
dan
mengintimidasi pelanggan. 2. Jenis barang dagangan dan kepadatan Jenis barang dagangan yang dijual dan bagaimana barang tersebut dipajang.menentukan suasana yang ingin diciptakan. Pengecer pemberi diskon dan pemotong harga mungkin nmenjual beberapa merek tetapi banyak pula menjual barang bekas atau barang-barang yang sudah lewat musim. Baranbarang mereka mungkin ditumpuk begitu tinggi dan dibiarkan jatuh untuk menciptakan kesan baha
kami punya begitu banyak barang, dan untuk
praktisnya kami bagikan . 3. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari krom dan kaca tidak tembus pandang), atau terdiri dari meja-meja kuno seperti di toko antic. Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan. The Gap menciptakan suasana santai dan teratur dengan memajang barang dagangan di atas meja dan rak dari pada diatas rak-rak pipa tradisional, memungkinkan pelanggan lebih mudah melihat dan menyentuh barang dagangan
dengan
mudah.
Menambahkan
teknologi
sebagai
suatu
perlengkapan tetap merupakan trend yang sukses di coffe shop dan lounge. Contoh yang paling popular adalah menambah computer untuk menyediakan akses internet bagi pelanggan, dan yang akhiornya membuat mereka tinggal lebih lama dalam toko. 4. Bunyi suara Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik klasik di restoran Italia membantu menciptakan suasana yang pas bagi konsumen. Sama halnya dengan musik country yang diputar di pemberhentian truk (truck stop). Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko dan membeli lebih banyak atau makan dengan cepat dan meninggalkan meja untuk pelanggan lainnya. Sebagai contoh, para peneliti telah menemukan
bahwa musik beraliran cepat cenderung membuat orang makan lebih banyak, mengunyah lebih sedikit, dan menggigit dengan potongan lebih besar. Sedangkan musik slow membuat orang makan lebih santai dan lebih sedikit. Pengecer dapat menyesuaikan suasana musik mereka untuk disesuaikan dengan kondisi demografis pembelanja dan barang dagangan yang dijual. Musik dapat mengkontrol lalu-lintas di dalam toko, menciptakan suatu citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelanja. 5. Aroma Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Bau kue kering dan roti akan memikat konsumen roti. Sebaliknya, pelanggan dapat dipukul mundur oleh bau busuk seperti dari asap rokok, bau apek, aroma antiseptic, dan pengharum ruangan yang terlalu menyengat. Jika sebuah toko bahan pangan menggunakan bau harujm roti panggang, penjualan di departemen itu meningkat tiga kali lipat. Departemen toko yang menyemprotkan wangiwangian yang menyenangkan bagi pasar sasaran mereka, dan responya adalah menguntungkan. Tidak mengherankan apabila para pengecer meningksatkan pemakaian wangi-wangian sebagai kunci elemen desainnya, sama pentingnya dengan tata letak, pencahayaan dan musik latar belakang. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja, dan umumnya memiliki suasana hati yang lebih baikbila ada aroma yang yang dapat disetujui. 6. Faktor visual Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian dan oleh karena itu menjadi faktor yang penting dalam suasana. Warna merah, kuning, dan oranye dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan diinginkan. Warna-warna yang menyejukan seperti biru, dan violet digunakan untuk membuka tempat-tempat yang tertutup dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Warna-warna tertemtu lebih pas untuk barang-barang yang dipajang dengan beludru hitam atau biru tua. Pencahayaan juga bisa mempunyai pengaruh yang penting terhadap suasana toko. Banyak pengecer berpendapat bahwa penerangan alamiah, apakah itu melalui jendela atau
cahaya langit dapat mengarah pada peningkatan penjualan. Pnerangan dari luar dapat juga mempengaruhi pelanggan. Konsumen sering takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah-daerah tertentu, dan lebih merasa senang bila daerah itu memiliki penerangan yang kuat untuk alasan keselamatan.Tampak luar suatu toko juga mempunyai pengaruh terhadap suasana yang diinginkan dan dalam menciptakan kesan pertama yang menguntungkan bagi pembelanja.
2.5.3 Elemen Store Atmosphere Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen
store
atmosphere
menurut
Berman
dan
Evans
(2004;455) : Gambar 2.3 Elemen-elemen Store Atmosphere
Store layout
Exterior
General Interior
ATMOSPHERE CREATED BY THE RETAILER
Interior displays
1. Exterior Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap image toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari bagian depannya. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko. Yang termasuk dalam exterior adalah pintu masuk jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya.
Sebuah papan nama dapat dibuat dengan menggunakan cat atau lampu neon, yang diset secara terpisah atau bersama-sama dengan slogan (trademark) dan informasi lainnya. Papan nama toko juga harus dapat menarik perhatian. Berikutnya yang termasuk exterior toko adalah pintu masuk toko. Pintu masuk toko harus memperhatikan tiga hal utama yaitu : a) Yang pertama adalah jumlah pintu masuk yang dibutuhkan. Banyak toko kecil yang hanya mempunyai satu pintu masuk. Sebuah department store mungkin bisa memiliki pintu masuk antara empat sampai delapan buah atau lebih. Sebuah toko diharapkan dapat mengatur antara pintu keluar dan masuk toko, karena pintu keluar dan masuk toko memiliki tujuan berbeda sehingga memerlukan desain yang berbeda juga. Pintu sebuah toko juga harus dapat menanggulangi potensi terjadinya pencurian. b) Hal yang kedua adalah tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah yang dapat secara otomatis membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk dapat menggunakan semen, keramik atau karpet. c) Hal yang terakhir adalah jalan masuknya. Jalan yang lebar dan lapang dapat menciptakan atmosfir yang berbeda dibandingkan dengan jalan yang kecil dan sempit. Etalase yang besar mungkin sangat attraktif, tetapi hal ini dapat menimbulkan masalah apabila tidak cukup tempat bagi jalan masuk.
Etalase toko juga memiliki arti yang penting bagi exterior toko. Etalase toko memiliki dua tujuan utama yaitu : a) Sebagai identifikasi dari sebuah toko b) Sebagai alat untuk menarik orang agar masuk kedalam toko. Dibutuhkan perencanaan yang matang dalam membuata etalase toko. Halhal yang perlu diperhatikan antara lain adalah mengenai jumlah, ukuran, warna dan tema yang digunakan serta frekuensi pergantiannya pertahun. Dalam beberapa kasus, tercapainya tujuan store atmosphere adalah melalui penataan yang unik dan menarik perhatian. Bagian depan toko yang berbeda,
papan nama toko yang menarik, sirkulasi udara yang baik, dekorasi etalase yang baik, dan bangunan toko yang tidak biasa adalah merupakan kelengkapankelengkapan yang dapat menarik perhatian karena keunikannya. Lingkungan disekitar toko juga perlu diperhatikan. Lingkungan luar toko dapat berpengaruh terhadap citra mengenai harga produk, level, serta pelayanan toko dan sebagainnya. Lingkungan di sekitar toko menunjukkan keadaan demografi dan gaya hidup serta orang-orang yang tinggal disekitar toko. Fasilitas parkir juga berpengaruh terhadap atmosfir toko. Tempat parkir yang dekat dengan toko serta gratis mencitrakan kesan yang lebih positif daripada tempat parker yang memungut bayaran serta letaknya jauh dari pintu masuk toko. Pembeli potensial mungkin tidak akan mau memasuki toko apabila harus bersusah payah memarkirkan mobilnya. Atmosfir toko dapat berkurang kenyamanannya apabila tempat parkirnya sempit serta antrian masuknya padat. 2. General Interior Saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan kontribusi terhadap atmosfir yang berbeda daripada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat menggunakan aroma makanan untuk merangsang konsumen. Toko kosmetik dapat menggunakan aroma dari parfum untuk menarik konsumen. Salon kecantikan dapat memainkan musik yang slow atau rock tergantung permintaan pelanggannya. Musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang yang berada dalam supermarket bergerak lebih lambat. Perlengkapan toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikannya. Meja, rak barang, pintu, dan tiang merupakan bagian dari dekorasi interior.
Toko
untuk
kalangan
atas
akan
benar-benar
mendandani
perlengkapannya dengan berkelas. Dinding toko juga mempengaruhi atmosfir. Pemilihan wallpaper pada setiap toko berbeda sesuai dengan keadaan toko. Konsumen juga dipengaruhi oleh temperature udara di dalam toko. Kurangnya sejuknya udara dapat mempercepat keberadaan konsumen di dalam toko. Ruangan yang luas dan tidak padat menciptakan suasana yang berbeda
dengan ruangan yang sempit dan padat. Konsumen dapat berlama-lama di dalam toko apabila mereka tidak terganggu oleh orang lain ketika sedang melihat-lihat produk yang dijual. Toko dengan dengan bentuk bangunan yang moderen serta perlengkapan yang baru akan lebih mendukung atmosfir. Remodelling bangunan serta penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan yang baru dapat meningkatkan citra toko serta peningkatan penjualan dan keuntungan. Yang perlu diperhatikan dari semua hal di atas adalah bagaimana perawatannya agar dapat selalu terlihat bersih. Tidak peduli bagaimana mahalnya interior sebuah toko, tetapi apabila terlihat kotor maka akan menimbulkan kesan jelek. 3. Store Layout Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalu lintas di dalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruangan toko, dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu. Pembagian ruangan toko meliputi ruangan-ruangan sebagai berikut :: a) Ruang penjualan yang merupakan tempat produk-produk dipajang serta merupakan tempat interaksi antara pembeli dan penjual. b) Ruang merchandise yang merupakan ruang untuk produk-produk dengan kategori nondisplayed items. c) Ruang karyawan yang merupakan ruang yang khusus untuk karyawan. d) Ruang untuk konsumen yang meliputi kursi, rest room, restoran dan lainnya. Mengklasifikasi produk yang ditawarkan untuk menentukan penempatan produk, dilakukan berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk. Klasifikasi produk dilakukan berdasarkan pada pembagian sebagai berikut : a) Produk yang menjadi kebutuhan umum. b) Produk yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian. c) Produk untuk target pasar tertentu. d) Produk yang membutuhkan penanganan khusus.
Mengatur lalu lintas di dalam toko dilakukan dengan menggunakan dua pola yaitu straight (gridiron) traffic flow dan curving (free-flowing) traffic flow. Masing-masing pola memiliki kelebihan sendiri. Pola straight (gridiron) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut : a) Dapat menciptakan atmosfir yang efisien. b) Menciptakan ruang yang lebih banyak untuk memajang produk. c) Menghemat waktu belanja. d) Mempermudah mengontrol barang, dan dapat menerapkan self service. Pola curving (free-flowing) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut : a)
Dapat menciptakan atmosfir yang lebih bersahabat.
b)
Mengurangi rasa terburu-buru konsumen.
c) Konsumen dapat berjalan-jalan keliling toko dengan pola yang berbeda-beda. d) Merangsang pembelian yang tidak direncanakan. Pengaturan luas ruangan yang dibutuhkan diatur berdasarkan antara ruang penjualan dan ruang nonpenjualan. Pemetaan ruangan toko dimaksudkan untuk mempermudah penempatan produk yang ditawarkan. Hal terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produkproduk yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk. Produk dan merek yang paling menguntungkan harus ditempatkan di lokasi yang paling baik. Produk harus disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, merek, dan produk yang paling digemari konsumen. 4. Interior (Point-of-Purchased) Displays Poster, papan petunjuk, dan ragam interior displays lainnya dapat mempengaruhi atmosfir toko karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior displays juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Macam Interior displays antara lain adalah : a) Assortment displays Merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk berbagai macam produk yang berbeda dan dapat memperngaruhi konsumen untuk merasakan,
melihat, dan mencoba produk. Kartu ucapan, majalah, buku, dan produk sejenis lainnya merupakan produk-produk yang menggunakan assortment displays. b) Theme-setting displays Merupakan bentuk interior displays yang menggunakan tema-tema tertentu. Theme-setting displays digunakan dengan tujuan untuk membangkitkan suasana/nuansa tertentu. Biasanya, digunakan dalam even-even tertentu seperti menyambut hari kemerdekaan, valentine, dan hari-hari besar lainya. c) Ensemble displays Merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk satu setel produk yang merupakan gabungan dari berbagai macam produk. Biasanya digunakan untuk produk satu setel pakaian ( sepatu, kaos kaki, celana, baju, dan jaket ). d) Rack displays Merupakan bentuk interior displays yang memiliki fungsi utama sebagai tempat/gantungan untuk produk yang ditawarkan. Bentuk lain dari rack displays adalah case displays yang memiliki fungsi hampir sama dengan rack displays hanya saja case displays digunakan untuk produk-produk seperti catatan, buku, dan sejenisnya. e) Cut case Merupakan interior displays yang murah karena hanya menggunakan kertas biasa. Biasanya digunakan di supermarket atau oleh toko yang sedang menyelenggarakan diskon. Bentuk lain dari cut case adalah dump bin, merupakan tempat menumpuk pakaian-pakaian atau buku-buku yang sedang di diskon.
2.6 Pengertian Perilaku Konsumen Perusahaan yang ingin berhasil memasarkan produknya harus juga memperhatikan perilaku konsumennya. Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi (2003;2) :
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa . Sedangkan pengertian perilaku konsumen menurut Sciffman dan Kanuk dalam bukunya Perilaku Konsumen yang diterjemahkan oleh Sumarwan (2004;13) : Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditujukan dalam membeli, menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa, dan gagasan .
Dari definisi diatas menjelaskan, bahwa perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai serta menentukan produk, jasa, dan gagasan mana yang akan digunakan.
2.7 Pengambilan Keputusan Konsumen Sebelum mengkonsumsi produk bahkan sebelum konsumen membeli produk yang akan dikonsumsi, konsumen terlebih dahulu perlu untuk mengambil keputusan mengenai produk yang akan dibeli atau dikonsumsinya. Kemudian keputusan yang telah dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi.
2.7.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi (2003;16) menyatakan bahwa : Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengitegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan. Para pemasar harus memahami setiap sisi perilaku konsumen. Perusahaan yang cerdas akan mencoba
memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam memposisikan produk.
2.7.2 Model Rangsangan Tanggapan Keputusan Pembelian Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Manajemen Pemasaran yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:226), titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.4 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Pemasar yang menargetkan konsumen berdasarkan pada keyakinan nilai mereka dengan menarik bagi inner-selves orang sendiri, adalah mungkin untuk memengaruhi outer-selver perilaku pembelian mereka. Gambar 2.4 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk & jasa Harga Distribusi Komunikator
Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori
Karakteristik Konsumen
Proses Keputusan Pembeli
Keputusan Pembeli
Pengenalan masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku Pasca Pembelian
Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Metode pembayaran
Budaya Sosial Personal
Sumber : Kotler dan Keller dalam Manajemen Pemasaran yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:226) Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku Manajemen Pemasaran yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:235), proses keputusan konsumen diuraikan sebagai berikut:
1) Pengenalan masalah Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dsb) dan eksternal (menonton iklan televisi). Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2) Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari
informasi:
mencari
bahan
bacaan,
menelepon
teman,
dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok: 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3) Evaluasi alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4) Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk minat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima subkeputusan: merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran. 5) Perilaku pasca pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan
membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan penggunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.7.3 Minat Beli Untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian terhadap produk perusahaan maka pemasar harus berupaya membangkitkan minat beli yang dalam hal ini dikaitkan sebagai behavioural intentions. Mowen dan Minor (2001:125) mengatakan bahwa Behavioural intentions are defined as expectations to behave in a particular way with regard to acquisition, dispotition, and use of product and services. Sedangkan menurut Ajzen (2002; 102) : Minat beli (intention) digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan (over action) yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan
Menurut Davidson ( 1994 ; 140 ) minat beli konsumen dapat diartikan sebagai berikut : Minat beli konsumen merupakan serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan hasrat dan keinginan konsumen Serangkaian unsur tersebut meliputi: 1) Tersedianya ruang dan waktu (Convenience Location and Hours) Yaitu tingkat kemudahan konsumen untuk menjangkau lokasi toko dan waktu berbelanja. Bagi konsumen yang sibuk karena berharap efisien waktu berbelanja yang dapat meminimalkan waktu seperti fast check cost (proses pembayran cepat), kemudahan dalam memarkirkan kendaraan, mendapatkan pertolongan yang lebih dari petugas penjualan, adanya catalog produk, catalog service centre. Sedangkan konsumen yang memiliki banyak waktu berbelanja, mereka kan merespon baik penjualan khusus serta tingkat pelayanan dari petugas penjualan yang kurang tanggap. 2) Suasana toko (store atmosphere) Yaitu kesadaran penjual yang dirasakan konsumen pada saat berbelanja sehingga diharapkan menumbuhkan minat membeli. Suasana yang tepat mempengaruhi konsumen untuk berbelanja, artinya ada kesesuaian antara barang yang dijual dengan interior ruangan dan perbedaan suasana antara satu bagian dengan bagian lainnya. 3) Barang dagangan (merchandise) Yaitu kesesuaian kebutuhan konsumen dengan barang yang ditawarkan penjual. Konsumen biasanya menginginkan variasi atau adanya pilihan dari perbedaan macam-macam barang sesuai dengan tujuan dan pilihan konsumen. Konsumen berharap tidak hanya menemukan variasi dari perbedaan tipe barang, tetapi menemukan bermacam-macam perbedaan warna, merek, gaya, mode, dan ukuran masing-masing penilaiandan pilihan individu.
4) Harga (price) Yaitu harga jual yang diinginkan konsumen sesuai dengan nilai dan barang dan jasa yang ditawarkan penjual. Suatu barang dipandang mahal atau murah oleh konsumen atau penjual tergantung oleh masing-masing pihak perlu penyesuaian harga dengan nilai barang yang dijual oleh karena itu konsumen mengharapkan harga jual yang ditawrkan oleh penjual sesuai dengan nilai barang yang di belinya. Nilai sangat berkaitan dengan utilitas produk, harga produk, pelayanan, serta manfaat sehingga dapat menciptakan suatu minat beli konsumen. Dalam menetapkan harga harus sesuai dengan faktor tersebut. 5) Informasi dan interaksi pribadi (information and personal interaction) Yaitu
informasi
tentang
barang
yang
ditawarkan
sesui
dengankebutuhan dan hubungan sumber daya manisia yang dimiliki penjual denhan konsumen berlangsung dengan baik. Sebagian konsumen menginginkan penjual menyediakan informasi yang mendetail mengenai produk, karakteristik, dan penggunaanya. 6) Pelayanan (service) Yaitu jenis kegiatan pelayanan penjual yang diinginkan konsumen sesuai dengan barang, pemasangan dan cara-cara yang lain yang ditujukan supaya lebih menarik bagi konsumen. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa minat beli adalah suatu keinginan yang timbul dibenak konsumen untuk dapat memiliki atau membeli suatu produk atau jasa yang baru dilihat, didengar atau dirasakannya. Selain itu merupakan serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan hasrat dan keinginan konsumen. Minat beli merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.
2.8 Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen Sebagian besar konsumen akan pergi berbelanja dengan tujuan yang jeias akan kebutuhannya mereka karena sudah memiliki perencanaan pembelian sebelumnya. Tetapi ada sebagian konsumen yang berbelanja karena berdasarkan emosi mereka. Konsumen yang berbelanja karena didorong oleh emosi, mereka memiliki suasana hati yang berperan penting dalam pengambilan keputusan. Hal itu berdampak pada saat konsumen sedang berbelanja dan dimana mereka berbelanja. Emosi mereka itu juga berpengaruh pada bagaimana respon mereka terhadap lingkungan tempat berbelanja yang sebenarnya. Beberapa retailier berusaha untuk menciptakan emosi yang baik bagi konsumen, bahkan dimulai pada saat konsumen memasuki toko mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2003: 441), yakni: Research, suggest that a store's image or atmosphere can effect shopper's moods in turn, shoppers moods can influence how long they stay in (he store, as well as other behavior that retailer wish to encourage Penelitian, mengingatkan bahwa suatu gambaran atau suasana toko dapat mempengaruhi suasana hati atau emosi para konsumen. Sebaliknya suasana hati atau emosi konsumen yang tenang, dapat mempengaruhi beberapa lama mereka tinggal di dalam toko dan bagaimana perilaku lainnya yang ditimbulkan sebaik yang diharapkan dapat memberi semangat bagi retailer. Store atmosphere, seperti telah dibuktikan dalam penelitian, dapat mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan meningkatnya atau menurunnya perasaan senang dan membangkitkan keinginan, baik yang muncul dari psikological set ataupun keinginan yang bersifat mendadak (impulse). Ketika konsumen mengunjungi sebuah toko, tata letak rak pajangan di dalam toko akan mempengaruhi perilaku pengunjung, pembuatan gang atau jalan akan memudahkan alur lalu lintas pengunjung. Penempatan item produk secara berkesinambungan berdasarkan kategori produk juga akan mempengaruhi perilaku konsumen.
Penggunaan point of purchase display (POP) sebagai teknik penjualan, sesuai dengan kebiasaan konsumen dalam memutuskan produk mana yang akan dibelinya. Dengan demikian, keputusan produk apa yang akan dibeli dilakukan di tempat penjualan produk. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa 66% keputusan pembelian dibuat di dalam toko. (Sutisna, Komunikasi Pemasaran 2001:163)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada salah satu factory outlet yang terkenal di kota Bandung yaitu Blossom Factory Outlet yang berada di jalan Ir. H. Djuanda No. 112 Bandung.
3.1.1
Sejarah Perusahaan Blossom Factory Outlet didirikan pada tanggal 10 Oktober 2000, di kantor
pusat yang beralamat di Jl. Sriwijaya No.03 Bandung dengan misi ingin membantu program wisata kota Bandung. Factory Outlet saat ini menjadi salah satu tujuan wisata belanja bagi mereka yang berakhir pekan di kota Bandung dengan nama asal Kosmo Factory Outlet. Pada bulan Juli 2001, pihak Blossom melebarkan sayapnya ke daerah luar kota, dan kota yang dipilih adalah Yogyakarta yang terkenal dengan kota pelajar, sehingga sasarannya adalah para pelajar dan mahasiswa selain para turis yang berwisata ke Yogyakarta. Sementara itu nama outlet yang dipilihpun masih Kosmo Factory Outlet. Mengingat besarnya minat masyarakat untuk berbelanja di Factory Outlet, pada bulan November tahun 2003 pihak manajemen Blossom, membuka cabang baru yang kali ini memilih tempat yang lebih strategis sebagai tujuan wisata yaitu yang beralamatkan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 112 Bandung yang lebih dikenal dengan daerah Dago. Konsep yang disajikan pun berbeda dengan yang sebelumnya, yaitu lebih menekankan pada konsep kekeluargaan. Dengan nama toko Blossom Family Outlet, dimana outlet ini diharapkan akan menjadi tempat wisata untuk belanja dengan nyaman dan santai. Empat tahun kemudian tepatnya Agustus 2007 Blossom membuka cabangnya kembali di Bandung Barat tepatnya di Jl. Pasir Kaliki (Paskal) yang
berada di lokasi PASKAL HYPER SQUARE. Pada bulan Desember 2007, Blossom Family Outlet kembali membuka cabangnya di daerah Bogor yang beralamat di Jl. Pajajaran No.19, yang mana kota ini sering menjadi tempat pilihan untuk bersantai warga Jakarta. Pada bulan Desember tahun 2008, Blossom kembali menambah cabangnya di kota Bandung, kali ini lokasi yang dipilih adalah Jalan Riau Bandung dimana ditempat ini menjadi salah satu tempat yang banyak terdapat Factory Outlet selain Blossom. Dengan terus berkembangnya Blossom yang meramaikan dunia fashion, membuktikan keberadaan Blossom diminati oleh masyarakat Bandung dan luar kota, seiring dengan itu Blossom pun terus meningkatkan kualitas barang yang disajikan agar lebih memuaskan para konsumennya, sehingga terus diharapkan dapat membantu program Pemerintah untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota wisata, dan membantu program wisata di kota Indonesia.
3.1.2
Struktur Organisasi Setiap perusahaan-perusahaan yang akan di dirikan tentunya mempunyai
tujuan yang jelas demi kelangsungan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu dalam mencapai tujuanya perusahaan harus memiliki stuktur organisasi yang dapat mendukung dalam menjalankan oprasional perusahaan. Stuktur organisasi yang ada harus memungkinkan adanya
koordinasi
usaha antara semua satuan dan jenjang dalam mengambil tindakan agar tujuan umum perusahan dapat tercapai oleh karena itu penting sekali bagi satuan dan unit organisasi yang ada di perusahaan untuk mengetahui dan memahami tanggung jawab dan tugas yang di bebankan kepada mereka, bagaimana masing - masing pihak dapat lebih baik lagi dalam berkomunikasi dengan unit yang lainnya serta mengetahui apakah pendelegasian wewenang telah diterapkan sesuai dengan tugas yang di bebankan kepada masing-masing unit organisasi. Struktur organisasi yang digunakan oleh Blossom Factory Outlet ini merupakan struktur organisasi garis.
Supervisor
Staff Administrator
Staff IC
Koordinator SPG
Security
Cleaning Service
Kasir
SPG
Staff gudang
Gudang
Sumber : Blossom Factory Outlet Gambar 3.1 Struktur Organisasi
3.1.3
Deskripsi Tugas Berikut adalah uraian pekerjaan (job description) masing-masing jabatan
pada Blossom Factory Outlet Dago : 1. Supervisor a. Mengatur operasional toko b. Mengkoordinasi tugas kepada karyawan c. Pembentukan tim bagi program khusus d. Rolling daftar tugas (mengatur shift kerja) e. Koordinasi pelaksanaan stok f. Koordinasi dalam hal pengadaan barang dagangan 2. Staff Administrasi a. Menerima dan mengecek daftar faktur dari bagian komputerisasi b. Melakukan kegiatan administrasi perpajakan dan perbankan
c. Melakukan kegiatan pengembangan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan administrasi keuangan dan akuntasi 3. Staff IC (Coordinator Inventory Control) a. Menjamin kondisi produk yang prima b. Mengecek antara data yang input di komputer dengan faktur pemasaran c. Bersama-sama dengan supervisior mengkoordinasi pelaksanaan stock d. Menganalisa stock 4. Staff Gudang a. mengelola seluruh aktivitas karyawan di unit kerjanya untuk memastikan kelancaran proses masuk keluarnya barang ke dan dari gudang b. mengelola pendistribusian barang yang diorder dari gudang c. memastikan kebersihan dan kerapian area gudang d. mengawasi kerja karyawan bagian gudang 5. Pelaksana Gudang a. mengelola gudang produksi b. mengelola penyimpanan barang siap edar c. mengatur lalu lintas keluar masuk barang di gudang d. memberi informasi kepada Inventory Control tentang ada atu tidaknya barang 6. Koordinator SPG a. melakukan pengawasan kerja para SPG b. mengatur jadwal shift SPG 7. Security a. Melakukan pengawasan dan tata tertib di lingkungan toko terhadap para pembelian dan seluruh karyawan toko. b. Menangani masalah pencurian, penipuan dan perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
8. SPG (Salles Promotion Girl) a. melakukan dan memelihara proses pemajangan b. memastikan kualitas barang pajangan c. mengidentifikasi barang-barang over stock/out of stock dan melaporkannya kepada atsan yang bersangkutan d. Menjaga kebersihan dan kerapian area yang menjadi tanggung jawabnya. 9. Cleaning Service Bertugas untuk memelihara dan menjaga kebersihan kantor maupun toko. 10. Kasir a. Memastikan kesiapan sarana prasarana kerja untuk mendukung kelancaran proses transaksi b. Memeberikan layanan sesuai standar pelayanan kasir Blossom Factory Outlet untuk memastikan terciptanya kepuasan pelanggan c. Memastikan kebersihan dan kerapihan peralatan, meja, dan lingkungan kassa d. Memastikan keakuratan transaksi dari awal hingga akhir hari.
3.1.4
Aspek Kegiatan Perusahaan Blossom Factory Outlet adalah perusahaan yang kegiatan usahanya
dibidang pakaian jadi impor yang didatangkan langsung dari beberapa negara seperti Cina, Hongkong dan lain-lain. Blossom Factory Outlet memiliki tujuan selain ingin meningkatkan laba juga memiliki maksud ingin memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat akan pakaian jadi atau fashion yang tak pernah ada habisnya untuk dibahas terutama dijaman globalisasi seperti sekarang ini saat berbagai kebudayaan dari berbagai negara mudah keluar masuk ke negara kita. Awal mula pemilik berinisiatif untuk mendirikan Blossom factory outlet adalah dimulai dengan adanya fenomena meningkatnya kebutuhan pakaian jadi yang terjadi di Indonesia, setelah krisis moneter berlalu, kebutuhan masyarakat Indonesia semakin meningkat bukan hanya pada sandang, namun juga pangan dan
papan. Tingkat konsumsi masyarakat indonesia semakin meningkat. Maka dari itu pemilik Blossom Factory Outlet berinisiatif untuk membuat factory outlet untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sandang. Blossom Factory Outlet menjual jenis pakaian casual untuk sehari-hari seperti berbagai model T-shirt, kemeja lengan panjang dan lengan pendek, celana bahan casual, celana jeans panjang dan pendek, batik, sandal, sepatu, pernakpernik aksesoris (seperti kalung, gelang, gantungan handphone, dan lain-lain), tas, spray, dan lain-lain. Barang-barang yang ada di Blossom Factory Outlet selain pakaian jadi, hanya merupakan diferensiasi produk untuk memenuhi kebutuhan lain bagi konsumen. Namun sebenarnya fokus penjualan pada Blossom Factory Outlet adalah pakaian jadi. Blossom Factory Outlet melakukan impor pakaian jadi dari negara seperti Cina dan Hongkong untuk selanjutnya dijual dioutlet-outlet blossom yang berada di 9 cabangnya. Selain membeli dan mengimpor pakaian jadi dari luar negeri untuk dijual didalam negeri, Blossom juga memiliki konveksi sendiri, yaitu mendisain dan membuat pakaian-pakaian untuk dijual di outlet sendiri.
3.2 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. ( Moch. Nazir,
2003, Metode Penelitian, 2003:54). Secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama metode survey. Kerja peneliti bukan memberikan gambaran terhadap
fenomena
fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis
hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.
3.2.1 Operasionalisasi Variabel Sebelum hubungan antar Variabel diadakan pengujian, setiap Variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasional Variabel. Variabel
variabel ini
bersumber dari kerangka teoritik yang dijadikan sebagai dasar penyusunan konsep berrpikir, yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi dan nilai dari konsep disebut dengan Variabel, yang didalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional. Variabel
variabel
yang dioperasionalisasikan adalah semua Variabel yang terkandung didalam hipotesis penelitian yang dirumuskan, yakni dengan cara menjelaskan pengertian pengertian konkret di setiap Variabel, sehingga indikator
indikator dan
kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat diterapkan. Adapun definisi dari Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai bermacam
macam nilai. (Husein Umar, Metode Riset Bisnis. 2002;62).
Variabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi Variabel lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah Store Atmosphere. 2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable) Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independent. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel tidak bebas adalah Minat beli Konsumen.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran, (Variabel Independen) Variabel
Konsep Variabel
Variabel
Atmosphere
Independen:
Indikator
Sub Indikator -
Papan nama toko
refers to the
-
Pintu masuk toko
Store
store s
-
Etalase/pajangan
Atmosphere
physical
Exterior
Ordinal
toko
characteristics
-
Desain toko
that project an General interior
-
Luas bangunan
image
-
Suhu ruangan
draw
-
Pencahayaan
customer.
-
Warna dinding
-
Musik
Evan
-
Aroma
(2004:454)
-
Kebersihan
-
Lebar gang
-
Penataan barang
-
Cafetaria
-
Outlet (food court)
-
Tanda petunjuk
-
Label harga barang
-
Papan diskon
Berman
Skala
and
dan
Store layout
Interior display
Ordinal
Ordinal
Ordinal
7) Tersedianya
Minat Beli
Serangkaian
(Variabel Y)
unsur-unsur
ruang
yang
waktu
mencerminkan
lokasi strategis
Ordinal
mudah dicari
Ordinal
-
Daya tarik toko
Ordinal
-
Area
Ordinal
dan -
8) Suasana toko
hasrat dan
-
keinginan konsumen untuk membeli
toko
yang
cukup luas 9) Barang dagangan
-
Keanekaragaman
Ordinal
-
Sesuai design
Ordinal
-
Harga
produk tersebut.
10) Harga
(Davidson
yang
Ordinal
potongan
Ordinal
menarik -
1994; 140)
Adanya harga
11) Informasi dan interaksi
mendapatkan
pribadi
Informasi -
Ordinal
Kemudahan
Informasi
yang
Ordinal
disampaikan menarik 12) Pelayanan
-
Kepuasan layanan
Ordinal
-
Minat
Ordinal
pembelian
ulang
3.2.2
Jenis dan Sumber Data Data
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan sekunder: 1.
Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
3.2.3
Populasi dan Sampel Dalam melakukan penelitian, selalu dihadapkan pada sumber data tertentu
yang diharapkan dapat memberikan informasi serta keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengertian populasi menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:133) dalam bukunya Metode Penelitian Sosial dan Bisnis adalah : Populasi sebagai keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang menarik bagi peneliti untuk ditelaah. Pendapat lain di kemukakan oleh Sudjana (2000 : 6) dalam bukunya metode statistik mengatakan bahwa populasi adalah : Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap yang jelas dan yang ingin di pelajari sifat-sifatnya. Apabila dalam populasi terdapat jumlah yang besar yang mengakibatkan peneliti tidak mungkin dapat mempelajari semua yang ada pada populasi oleh karena terbatasnya waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti mengambil sebagian sampel untuk diteliti yang tentunya mewakili populasi tersebut. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah pelanggan yang mengunjungi Blossom Factory Outlet. Berdasarkan data jumlah pengunjung yang diperoleh dari Blossom Factory Outlet pada
setiap minggunya jumlah
pengunjung yang datang rata-rata sebanyak 950 orang, (sumber: Blossom Factory Outlet). Sedangkan definisi sampel menurut Zulganef (2008:134) adalah : Bagian atau subset dari populasi yang terdiri dari anggota-anggota populasi yang terpilih.
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan Non probability Sampling. Menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008;146) non probability sampling adalah sebagai berikut: Metode penarikan sampel yang dilakukan ketika unsur-unsur populasi tidak diketahui atau tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sample juga memperhatikan pendapat yang dikemukakan oleh Akdon (2008:210) bahwa: untuk persiapan yang baik untuk subjek kurang dari 100, maka diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10%15% atau 20%-25% atau lebih. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan Proporsional Random Sampling dengan menggunakan rumus propotional Slovin besarnya sampel:
Keterangan: n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
e
2
=Kelongggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sample sebagai berikut : n
950 1 950.0.12
n= 99,89 Dengan demikian ukuran sampel minimal yang dapat digunakan adalah 99,89 dibulatkan menjadi 100. Jadi sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Dimana 100 orang tersebut diambil dengan menggunakan persentase keseluruhan dari jumlah pelanggan yang pernah mengunjungi Blossom Factory Outlet.
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung ke perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung oleh peneliti ke objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan
data dan
mendapat gambaran
mengenai
perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak
pihak yang berkepentingan yang dapat
memberikan keterangan dan data - data yang diperlukan. c. Kuesioner Data diperoleh dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap tentang obyek yang diteliti pada responden. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari teori teori dari bahan
bahan literatur, catatan kuliah yang ada
hubungannya dengan masalah yang dibahas sebagai pendukung.
bahan
3.2.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Menurut sifatnya, data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dapat menjawab hipotesis yang diajukan. 2. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk numeric, dijabarkan untuk mendukung penelitian sehingga data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis.
Untuk keperluan analisis ini, penilaian responden dicatat dengan menggunakan Skala Likert untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang (Husein Umar, 2002,98). Bobot penilaian dalam skala likert adalah sebagai berikut: SS
= diberi skor 5
S
= diberi skor 4
KS
= diberi skor 3
TS
= diberi skor 2
STS
= diberi skor 1
Keterangan : SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
KS
= Kuarng Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5.
Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2000 : 79) adalah sebagai berikut: Rentang P= Banyak Kelas Interval Keterangan : p
: Panjang Interval Kelas
Rentang
: Data tertinggi
Data terendah
Banyak Kelas Interval : 5 Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah : (5 1) p=
= 0.8 5 Maka interval dari kriteria penilaian masing-masing variable adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Interval Penilaian Variabel Store Atmosphere
Minat Beli
Interval
Penilaian
Interval
Penilaian
1,00 - 1,79
Sangat Tidak Baik (STB)
1,00 - 1,79
Sangat Rendah (SR)
1,80 - 2,59
Tidak Baik (TB)
1,80 - 2,59
Rendah (R)
2,60 - 3,39
Cukup Baik (CB)
2,60 - 3,39
Sedang (Sd)
3,40 - 4,19
Baik (B)
3,40 - 4,19
Tinggi (T)
4,20 - 5,00
Sangat Baik (SB)
4,20 - 5,00
Sangat Tinggi (ST)
3.2.6
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
3.2.6.1 Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah / valid tidak suatu kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengujian validitas menurut Simamora ( 2004 :172) yaitu : Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang ingin di ukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang dapat dari variabel yang diteliti. Semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur store atmosphere dan minat beli, akan diuji validitasnya. Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Correct item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0.195 maka apabila data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item varibel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Kriteria pengujian validitas menurut Simamora (2004 : 174) keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut : Jika r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. Jika rhitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 3.2.6.2 Uji Reliabilitas Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul. Pengertian Reliabilitas menurut Simamora (2004 : 177), adalah : Tingkat kehandalan kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk
kuesioner
yang
mempunyai
item
banyak
(Multi
item
quetionnaire) umumnya diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas yang digunakan oleh penulis adalah one shoot atau pengukuran sekali saja yaitu pengukuran yang dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
skor total. SPSS memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0.6. Kriteria uji reliabilitis jika Cronbach s alpha > 0.6
3.2.7
Koefesien Korelasi Rank Spearman Analisis ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arah variabel
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel tidak bebas/terikat). Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat/lemahnya serta arah dan hubungan antara variabel x (store atmosphere) dengan variabel y (minat beli konsumen). Rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut: bila tidak terdapat angka yang kembar rs
1
6 d2 N3 N
bila terdapat angka kembar rs
x2
y2
di 2
2 ( x2 y2 )
dimana: x2
n3 n 12
Tx
y2
n3 n 12
Ty
n
= Banyaknya pasangan data
rs
= Koefisien korelasi
X
= Variabel bebas
Y
= Variabel terikat
di
= Selisih Rank X dan Rank Y
x2
= Jumlah kuadrat variabel X
y2
= Jumlah kuadrat variabel Y
Rank kembar dapat dikatakan berpengaruh terhadap rs namun apabila proporsi dari rank kembar ini cukup besar, maka dalam perhitungan (koefisien korelasi) perlu dimasukkan faktor koreksinya, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: T
t3 t 12
dimana: T
= faktor koreksi
Tx
= faktor koreksi x
Ty
= faktor koreksi y
t
= menunjukkan jumlah rank kembar dari penelitian
Interpretasi dari hasil perhitungan koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1. Apabila rs = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antar kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan berbalikkan (negative) 2. Apabila rs = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antar kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali, 3. Apabila rs = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antar kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan searah atau positif.
Dalam melakukan perhitungan korelasi rank spearman penulis menggunakan bantuan program SPSS. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y maka diperlukan tafsiran dengan batasan
batasan yang lebih sepesifik sebagaimana dikemukakan oleh:
Riduan, (2003:208).
Tabel 3.3 Interval Koefisien Interval koefisien
Tingkat hubungan
0,00
0,199
Sangat rendah
0,20
0,399
Rendah
0,40
0,559
Sedang
0,60
0,799
Kuat
0,80
1,000
Sangat kuat
Setelah koefisien korelasi diperoleh harus dilakukan pengujian atas keberartian (signifikansi) korelasi tersebut dengan pengujian satu arah (tingkat signifikansi 5%) menggunakan rumus berdistribusi student s t dengan derajat kebabasan (df) = n-2. dengan demikian harga rs dapat ditentukan dengan menghitung t yang berkaitan denga harga itu, yaitu dengan rumus: t 3.2.8
rs
( n 2) 1 rs 2
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel x (store atmosphere) terhadap variabel y (minat beli konsumen). Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus: Kd
rs2 x100%
dimana : Kd = Koefisien determinasi, yaitu persentase pengaruh variabel rs2 = nilai korelasi Spearman
3.2.9
Rancangan Uji Hipotesis Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan signifikan
atau tidak, maka harus dilakukan pengujian hipotesis di dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran adalah atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
Store
Pengujiannya sebagai berikut : -
Menentukan taraf signifikansi ( ) Menyatakan tingkat kekeliruan dalam pengujian hipotesis yang dapat ditolerir. Tingkat kesalahan ( ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% (0,05), karena dianggap sudah cukup mewakili.
-
Derajat Kebebasan (degree of freedom) df = n - (k+l) Dimana: df = degree of freedom n = Jumlah Sampel k = Variabel Independent 1 = Variabel Dependent
-
Untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) variabel x dengan variabel y digunakan statistik uji t dengan rumus :
t
(n 2) 1 rs 2
rs
Dimana: rs = Koefisien korelasi spearman rs2 = Koefisien determinasi n = Jumlah Sampel Untuk mendapatkan suatu kesimpulan apabila terdapat signifikan atau tidaknya pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli maka hasil t (hitung) dibandingkan dengan t (tabel), dengan kriteria sebagai berikut : -
t
hitung
< t
tabel
( , df); maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak
terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli -
t
hitung
t
tabel
( , df); maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat
pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli. Jika Ho dinyatakan dengan lebih kecil, maka Ha harus dinyatakan dengan lebih
besar.
Hipotesis
ini
disebut
hipotesis
direksional.
Pengujiannya
menggunakan uji satu pihak yaitu pihak kanan. Jika ingin memutuskan untuk mengadopsi suatu sistem baru atau metode baru, maka uji satu pihak yang lebih
cocok untuk dipilih. Oleh sebab itu, uji satu pihak dapat membantu untuk pengembangan suatu teori. (Usman, 2008:120). Sedangkan uji dua pihak disebut hipotesis nondireksional atau tidak langsung, karena keputusan yang akan diambil sebagai hasil dari penemuan penelitiannya. Jika ingin membuat suatu keputusan untuk memilih salah satu dari dua bentuk, maka uji dua pihak yang cocok untuk dipilih. Adapun pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis satu pihak yaitu pihak kanan: H0: > 0, Store Atmosphere tidak berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen di Blossom Factory Outlet. Ha:
< 0, Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen di Blossom Factory Outlet.
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak, penulis membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria: -
Jika thitung > ttabel : Ha ditolak dan Ho diterima
-
Jika thitung < ttabel : Ho ditolak dan Ha diterima
Gambar 3.2 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Blossom Factory Outlet, dipaparkan hasil penelitian yang meliputi uji instrumen, analisis deskriptif, dan analisis statistik.
4.1.1 Pengujian Instrumen 4.1.1.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur store atmosphere dan minat beli, akan diuji validitasnya. Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Correct item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0.195 maka apabila data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item varibel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid Hasil uji validitas masing - masing variabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Store atmosphere) Item-Total Statistics
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
rhitung 0.643 0.613 0.581 0.546 0.668 0.560 0.487 0.688 0.589 0.495 0.468
rtabel 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
Keputusan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
12 13 14 15 16 17 18
0.553 0.679 0.544 0.535 0.392 0.571 0.395
0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
valid valid valid valid valid valid valid
Sumber: Data kuesioner yang diolah
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Minat beli) Item-Total Statistics
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
rhitung 0.531 0.472 0.492 0.457 0.574 0.424 0.485 0.565 0.614 0.435 0.603 0.380
rtabel 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195 0.195
Keputusan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Sumber: Data kuesioner yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai korelasi tiap item pertanyaan dengan total skor yang diperoleh lebih besar dari 0,195 sehingga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya. Adapun hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan jumlah responden sebanyak 100 orang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,904
N of Items ,904
18
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,836
N of Items ,841
12
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap semua item dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua item penelitian dapat dikatakan reliabel (Nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,60, yaitu 0,904 dan 0,836 (Simamora, 2004;177), dengan demikian dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. 4.1.2 Analisis Deskriptif Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. 4.1.3 Deskriptif Hasil Jawaban Kuesioner Bagian ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang responden Blossom Factory Outlet. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang
oleh data sekunder yang didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. 4.2 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli di Blossom Factory Outlet Pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang Pengaruh Store atmosphere Terhadap Minat beli Pada Blossom Factory Outlet. Outlet. Adapun yang menjadi gambaran umum responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, informasi dan penghasilan rata-rata perbulan responden. Kuesioner disebarkan sebanyak 100 100 eksemplar. 4.2.1 Gambaran Umum Responden Untuk mendapatkan gambaran mengenai responden dalam penelitian ini, berikut akan diuraikan pengelompokkan responden berdasarkan: jenis kelamin, usia usia,, pendidikan, pekerjaan, informasi dan penghasilan rata-rata perbulan responden responden.. Dari 100 responden yang diteliti, maka dapat diketahui karakteristik responden yang datang ke Blossom Factory Outlet. Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%) 45 45 Pria 55 55 Wanita Jumlah 100 100
Grafik 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 60 50 40 Pria
30 Wanita
20 10 0
Sumber : Data primer yang telah di olah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat dari 100 responden yang ada terdiri dari 45 orang berjenis kelamin pria dan 55 orang berjenis kelamin wanita. Jumlah pria dan wanita terlihat tidak jauh berbeda, hal ini terlihat bahwa konsumen Blossom Factory Outlet lebih dominan ko konsumen nsumen wanita. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar konsumen Blossom Factory Outlet adalah wanita. Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah Responden
Persentase (%)
20-29 tahun 30-39 tahun > 40 tahun Jumlah
45 32 23 100
45 32 23 100
Grafik 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
20 20-29 thn 30-39 thn > 40 thn
Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa responden berusia antara 20-29 tahun sebesar 45%, usia antara 30-32 33%. Hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen Blossom Factory Outlet adalah berusia antara 20-29 tahun. Hal ini sesuai dengan segmen pasar Blossom Factory Outlet yang dipasarkan untuk usia produktif.
Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Mahasiswa Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta Jumlah
Jumlah Responden 38 11 15 36 100
Persentase (%) 38 11 15 36 100
Grafik 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Mahasiswa Pegawai Swasta PNS
Wiraswasta
Sumber : Data primer yang telah di olah Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa 38 atau sebesar 38% responden adalah mahasiswa, lalu 11 atau sebesar 11% responden adalah pegawai swasta, sejumlah 15 atau sebesar 15% respon responden den adalah pegawai negeri, sejumlah 36 atau sebesar 36% responden adalah wiraswasta. Dapat dilihat bahwa mahasiswa merupakan responden yang paling banyak memakai produk Blossom Factory Outlet.
Tabel 4.8 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%) SMA 15 15 Diploma 35 35 Strata I 47 47 Strata II 3 3 100 100 Jumlah
Grafik 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
SMA
Diploma Strata I
Strata II
Sumber : Data primer yang telah di olah Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa 15 orang atau sebesar 15% responden adalah SMA, lalu 35 orang atau sebesar 35% responden adalah diploma, sejumlah 47 orang atau sebesar 47% responden adalah strata I, dan sejumlah 3 atau sebesar 33% % responden adalah strata II. Dapat dilihat bahwa yang berpendidikan strata I mer merupakan upakan responden yang paling banyak memilih produk Blossom Factory Outlet. Tabel 4.9 Profil Responden Berdasarkan informasi Informasi Jumlah Responden Persentase (%) Teman saudara/keluarga 52 52 Iklan 15 15 Pengalaman pribadi 23 23 Lainnya 10 10 Jumlah 100 100
Grafik 4.5 Profil Responden Berdasarkan informasi 60 50 40
Teman/keluarga
30
Iklan Pengalaman pribadi
20
lainnya
10 0
Sumber : Data primer yang telah di olah Dari tabel 4.9 menunjukan bahwa 52 orang atau sebesar 52% responden menyatakan informasi Blossom Factory Outlet dari teman/keluarga, lalu 15 orang atau sebesar 15% responden dari iklan, sejumlah 23 atau sebesar 23% responden dari pengalaman pribadi, sejumlah 10 atau sebesar 10% responden adalah lainlain. Dapat dilihat bahwa informasi dari teman/keluarga merupakan responden yang paling banyak memakai produk Blossom Factory Outlet Tabel 4.10 Profil Responden Berdasarkan P Penghasilan enghasilan Penghasilan Jumlah Responden Persentase (%) 5 < 1.000.000 5 Rp.1.000.000 Rp.1.500.000 40 40 Rp.1.500.000 Rp.2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp 2.500.000 Lebih dari Rp.3.000.000 Jumlah
15 23 17 100
15 23 17 100
Grafik 4.6 Profil Responden Berdasarkan Penghasilan 40 35 30 < 1000000
25 20
1000000 - 1500000
15
1500000 - 2000000
10
2000000 - 2500000
5 0
Sumber : Data primer yang telah di olah Dari tabel 4.10 menunjukan bahwa 5 orang atau sebesar 5% responden menyatakan responden berpenghasilan < Rp 1.000.000 1.000.000,, lalu 40 orang atau sebesar 40 40% % responden berpenghasilan antara Rp.1.000.000
Rp.1.500.000, sejumlah 15
atau sebesar 15% responden berpenghasilan antara Rp.1.500.000
Rp.2.000.000,
sejumlah 23 atau sebesar 23% responden berpenghasilan antara Rp. 2.000.000 Rp 2.500.000 2.500.000,, dan 17 orang atau 17% responden yang berpenghasilan lebih dari Rp 3.000.000. Dapat dilihat bahwa yang berpenghasil berpenghasilan an antara Rp.1.000.000 Rp.1.500.000 merupakan responden yang paling banyak memakai produk Blossom Factory Outlet Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk keperluan penelitian ini dapat diketahui responden terhadap sstore tore atmosphere Blossom Factory Outlet Outlet.. Delapan belas pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap store atmosphere yang diberikan. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari jawaban responden dibuat sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju (S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju (CS)
diberi bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus menurut Sudjana (2000;79) sebagai berikut : P
Rentang Banyak Kelas Interval
Di mana : P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Data terbesar
data terkecil
Banyak kelas = 5 Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah : P=
5 1 5
= 0,8
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut : 1,00 1,79
= Sangat Buruk / Sangat Tidak Puas
1,80
2,59
= Buruk / Tidak Puas
2,60
3,39
= Cukup Baik /Cukup Puas
3,40
4,19
= Baik / Puas
4,20
5,00
= Sangat Baik / Sangat Puas
4.2.2
Tanggapan Responden Terhadap Store atmosphere di Blossom Factory Outlet Berikut tanggapan responden terhadap store atmosphere Blossom Factory
Outlet yang dituangkan dalam tabel berikut : Tabel 4.11 Papan Nama Toko Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 22 22 Setuju 63 63 Cukup setuju 14 14 Tidak setuju 1 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 Jumlah 100 100 Rata-rata
Skor 110 252 42 2 0 406 4.06
Grafik 4.7 Tanggapan Responden tentang Papan Nama Toko 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 22 orang responden, responden, diikuti responden yang menyatakan setuju
sebanyak 63 orang responden, dan yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 14 orang responden responden,, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Papan nama toko mudah terlihat dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 406/100 = 4,06 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya baik. Hal ini karena papan nama toko mudah terlihat, terlihat, hingga dapat memudahkan konsumen untuk melihatnya secara selintas. Tabel 4.12 Pintu Masuk Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 19 66 13 2 0 100
Persentase (%) Skor 19 95 66 264 13 39 2 4 0 0 100 402 4.02
Grafik 4.8 Tanggapan Responden Tentang Pintu Masuk Toko 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 66 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 13 orang responden dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Pintu masuk toko terlihat menarik dapat dikatakan baik baik,, dilihat dari rata-rata skor yaitu 402/100 = 4,02 karena berada pada interval 33,40 ,40
4,19 yang artinya baik. Hal
ini karena pintu masuk toko yang berbeda dengan pintu masuk toko lainnya yang berkesan klasik, selain lebar juga menarik Tabel 4.13 Etalase Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 18 69 11 2 0 100
Persentase (%) 18 69 11 2 0 100
Skor 90 276 33 4 0 403 4.03
Grafik 4.9 Tanggapan Responden tentang Etalase Toko 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 18 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 69 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 11 orang responden dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Etalase toko terawat dan rapi dinyatakan baik, baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 403/100 = 4,03 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini yang
karena etalase toko yang terlihat rapi dan terawat, serta selalu dirapihkan apabila penempatan pakaian terlihat tidak rapi. Tabel 4.14 Desain Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 17 66 16 1 0 100
Persentase (%) 17 66 16 1 0 100
Skor 85 264 48 2 0 399 3.99
Grafik 4.10 Tanggapan Responden Tentang Desain Toko 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 17 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 66 orang responden, sedangkan yang menjawab cukup setuju sebanyak 116 6 orang responden, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Desain toko terlihat menarik dinyatakan baik, dilihat dari ratarata skor yaitu 399/100 = 3,99 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya baik. Hal ini karena desain toko yang menarik berbeda dengan toko lainnya yang berada di sekitar jalan Dago. General Interior Tabel 4.15 Area Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 23 56 20 1 0 100
Persentase (%) 23 56 20 1 0 100
Skor 115 224 60 2 0 401 4.01
Grafik 4.11 Tanggapan Responden Tentang Area toko 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 23 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang responden, sedangkan yang cukup setuju sebanyak 20 orang responden dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Area toko luas dinyatakan baik baik,, dilihat dari rata-rata skor yaitu 401/100 = 4,01 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Area toko yang luas dapat
memudahkan konsumen untuk mencari barang yang diinginkan, selain itu dapat membuat konsumen lebih leluasa Tabel 4.16 Suhu Ruangan Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 21 63 15 1 0 100
Persentase (%) 21 63 15 1 0 100
Skor 105 252 45 2 0 404 4.04
Grafik 4.12 Tanggapan Responden Tentang Suhu Ruangan 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 21 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 63 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 15 orang responden, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden yang. Dari 100 orang responden hampir secara kkeseluruhan eseluruhan menyatakan bahwa Suhu ruangan toko sejuk dinyatakan baik, baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 404/100 = 4,04 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Suhu ruangan
toko yang sejuk dapat membuat konsumen menjadi betah untuk berlama-lama melihat barang yang ditawarkan. Tabel 4.17 Pengaturan Cahaya Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 12 59 26 3 0 100
Persentase (%) 12 59 26 3 0 100
Skor 60 236 78 6 0 380 3.8
Grafik 4.13 Tanggapan Responden Tentang Pengaturan Cahaya 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
mengenai adalah 12 orang responden, diikuti responden yang
menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, sedangkan yang menyatakan cukup setuju sebanyak 26 orang responden dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden. responden. Dari 100
orang responden hampir secara
keseluruhan menyatakan bahwa Pengaturan cahaya di dalam toko terang dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 380/100 = 3,80 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini karena pengaturan cahaya
yang baik dapat memudahkan konsumen untuk melihat-lihat barang yang diinginkannya. Tabel 4.18 Warna Dinding Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 27 52 19 2 0 100
Persentase (%) 27 52 19 2 0 100
Skor 135 208 57 4 0 404 4.04
Grafik 4.14 Tanggapan Responden Tentang Warna Dinding 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 27 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 52 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 19 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden responden.. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Warna dinding di dalam toko menarik dinyatakan baik, dilihat dari ratarata skor yaitu 404/100 = 4,04 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya baik. Hal ini karena warna dinding di dalam toko yang cerah dan menarik menambah kesan yang baik di mata pelanggan. Tabel 4.19 Musik yang Didengarkan Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 13 60 27 0 0 100
Persentase (%) 13 60 27 0 0 100
Skor 65 240 81 0 0 386 3.86
Grafik 4.15 Tanggapan Responden Tentang Musik yang Didengarkan 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 13 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 60 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 27 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Musik yang didengarkan mendukung suasana di dalam toko dinyatakan baik, baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 386/100 = 3,86 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini karena konsumen merasakan
kesesuaian antara suasana toko dengan musik yang diperdengarkan. Tabel 4.20 Aroma Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 12 64 22 2 0 100
Persentase (%) 12 64 22 2 0 100
Skor 60 256 66 4 0 386 3.86
Grafik 4.16 Tanggapan Responden Tentang Aroma Toko 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 12 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 64 orang responden, sedangkan yang menyatakan cukup setuju sebanyak 22 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Aroma toko segar dan wangi dinyatakan baik, dilihat dari ratarata skor yaitu 386/100 = 3,86 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya baik. Aroma toko yang segar dan wangi akan menambah kesan yang baik di mata konsumen bahwa manajemen toko selalu menjaga kesegaran ruangan agar tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap Tabel 4.21 Area Toko Terlihat Bersih
Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 11 59 28 2 0 100
Persentase (%) 11 59 28 2 0 100
Skor 55 236 84 4 0 379 3.79
Grafik 4.17 Tanggapan Responden Tentang Area Toko Terlihat Bersih 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 11 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 28 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden responden.. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Area toko terlihat bersih dan rapi dinyatakan baik, baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 379/100 = 3,79 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya
baik. Hal ini akan membuat konsumen merasa senang pada saat berbelanja karena ruangan toko yang bersih dan rapi. Store Layout
Tabel 4.22 Jalan/Gang Didalam Toko
Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 9 56 32 3 0 100
Persentase (%) 9 56 32 3 0 100
Skor 45 224 96 6 0 371 3.71
Grafik 4.18 Tanggapan Responden Tentang Jalan/Gang Didalam Toko 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 9 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden,. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Jalan/gang didalam toko lebar dan memudahkan konsumen berlalu-lalang dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 371/100 = 3,71 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini menunjukkan bahwa
jjalan/gang alan/gang didalam toko lebar dan memudahkan konsumen berlalu-lalang Tabel 4.23 Barang/Produk Barang/Produk Toko Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 21 57 20 2 0 100
Persentase (%) 21 57 20 2 0 100
Skor 105 228 60 4 0 397 3.97
Grafik 4.19 Tanggapan Responden Tentang Barang/Produk Toko 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 21 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 57 orang responden, responden yang menyatakan cukup setuju sebanyak 20 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Barang/produk toko tersusun dengan rapi dan tidak membingungkan dinyatakan baik, dilihat dilihat dari rata-rata skor yaitu 397/100 = 3,97 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini karena
bbarang/barang arang/barang toko sudah tersusun dengan rapi dan tidak membingungkan konsumen dalam memilih barang yang diinginkan Tabel 4.24 Posisi Cafetaria Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 17 68 13 2 0 100
Persentase (%) 17 68 13 2 0 100
Skor 85 272 39 4 0 400 4
Grafik 4.20 Tanggapan Responden Tentang Posisi Cafetaria 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 17 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 68 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 13 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden responden.. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Posisi cafetaria bersih dan mudah terlihat oleh konsumen dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 400/100 = 4,00 karena berada pada interval 3,40 4,19 yang artinya baik. Hal ini karena posisi cafetaria ditempatkan pada posisi yang mudah terlihat, selain itu cafetaria juga terjaga kebersihannya. Tabel 4.25 Penempatan Food Court Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 15 67 16 2 0 100
Persentase (%) 15 67 16 2 0 100
Skor 75 268 48 4 0 395 3.95
Grafik 4.21 Tanggapan Responden Tentang Penempatan Food Court 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 15 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju
sebanyak 67 orang responden, dan yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 116 6 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Penempatan food court teratur sehingga memudahkan konsumen dalam pembelian dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 395/100 = 3,95 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Hal ini
karena penempatan masing-masing stand sudah sesuai hingga tidak menyulitkan konsumen pada saat pemesanan makanan. Interior Displays Tabel 4.26 Tanda Petunjuk Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 10 75 13 2 0 100
Persentase (%) 10 75 13 2 0 100
Skor 50 300 39 4 0 393 3.93
Grafik 4.22 Tanggapan Responden Tentang Tanda Petunjuk 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.26 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 10 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju
sebanyak 75 orang responden, dan yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 13 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak se setuju tuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Semua tanda petunjuk yang ada di dalam toko jelas dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 393/100 = 3,93 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Tanda petunjuk yang jelas dan tepat
akan memudahkan konsumen pada saat belanja. Tabel 4.27 Lebel Harga Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 16 67 16 1 0 100
Persentase (%) 16 67 16 1 0 100
Skor 80 268 48 2 0 398 3.98
Grafik 4.23 Tanggapan Responden Tentang Lebel Harga 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 16 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju
sebanyak 67 orang responden, dan yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 16 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak se setuju tuju sebanyak 1 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Lebel harga yang tercantum pada rak sesuai dengan harga barang sebenarnya pada saat di bayar dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 398/100 = 3,98 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik.
Hal ini dianggap penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam pembayaran, selain lebel harga akan membantu konsumen itu sendiri untuk mempertimbangkan dalam pembelian barang. Tabel 4.28 Papan Diskon Pernyataan Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
Jumlah 10 62 27 1 0 100
Persentase (%) 10 62 27 1 0 100
Skor 50 248 81 2 0 381 3.81
Grafik 4.24 Tanggapan Responden Tentang Papan Diskon 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner Berdasarkan tabel 4.28 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 10 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju
sebanyak 62 orang responden, dan yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 2277 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa Papan diskon yang dipajang pada toko menarik perhatian dinyatakan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 381/100 = 3,81 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya baik. Penempatan papan diskon dipajang
pada posisi yang tepat dengan huruf yang menarik dan besar hingga memudahkan perhatian konsumen. Tabel 4.29 Analisis Responden Terhadap Store Atmosphere di Blossom Factory Outlet No 1 2 3 4
5 6
Pernyataan Exterior Papan nama toko mudah terlihat Pintu masuk toko terlihat menarik Etalase toko terawat dan rapi Desain toko terlihat menarik General Interior Area toko luas Suhu ruangan toko sejuk
SS
S
CS
TS
STS
Total
Ratarata
Ket
22
63
14
1
0
406
4.06
Baik
19
66
13
2
0
402
4.02
Baik
18
69
11
2
0
403
4.03
Baik
17
66
16
1
0
399
3.99
Baik
23
56
20
1
0
401
4.01
Baik
21
63
15
1
0
404
4.04
Baik
7
Pengaturan cahaya di 12 59 dalam toko terang 8 Warna dinding di 27 52 dalam toko menarik 9 Musik yang didengarkan 13 60 mendukung suasana di dalam toko 10 Aroma toko segar dan 12 64 wangi 11 Area toko terlihat 11 59 bersih dan rapi Store layout 12 Jalan/gang didalam toko lebar dan memudahkan 9 56 konsumen berlalulalang 13 Barang/produk toko tersusun dengan rapi 21 57 dan tidak membingungkan 14 Posisi cafetaria bersih dan mudah terlihat oleh 17 68 konsumen 15 Penempatan food court teratur sehingga memudahkan 15 67 konsumen dalam pembelian Interior Displays 16 Semua tanda petunjuk yang ada di dalam toko 10 75 jelas 17 Lebel harga yang tercantum pada rak sesuai dengan harga 16 67 barang sebenarnya pada saat di bayar. 18 Papan diskon yang dipajang pada toko 10 62 menarik perhatian. Jumlah 293 1129 Total 1465 4516 Persentase 20.68 63.74 Rata-rata Sumber: data Kuesioner yang telah diolah
26
3
0
380
3.80
Baik
19
2
0
404
4.04
Baik
27
0
0
386
3.86
Baik
22
2
0
386
3.86
Baik
28
2
0
379
3.79
Baik
32
3
0
371
3.71
Baik
20
2
0
397
3.97
Baik
13
2
0
400
4.00
Baik
16
2
0
395
3.95
Baik
13
2
0
393
3.93
Baik
16
1
0
398
3.98
Baik
27
1
0
381
3.81
Baik
348 1044 14.74
30 60 0.85
0 0 0
7085 7085 100
70.85
3.936
Baik
Grafik 4.25 Analisis Tanggapan Responden Mengenai Store Atmosphere di Blossom Factory Outlet
4.1 4 3.9 3.8 3.7 3.6
Papan Nama Pintu Masuk Etalase Toko Desain Toko Area Toko Suhu Ruangan Pengaturan Cahaya warna dinding Musik Aroma Toko Area Toko Bersih Jalan/Gang Produk Toko Cafetaria Foodcourt
3.5
Dari tabel 4.29 store atmosphere pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan baik karena diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3.936, yang artinya baik karena berada pada interval 3,40
4,19. Walaupun store atmosphere
pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan baik, tetapi masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan Pengaturan cahaya di dalam toko terang dan Jalan/gang didalam toko lebar dan memudahkan konsumen berlalu-lalang karena memiliki nilai dibawah rata-rata.
4.2.3 Tanggapan Responden atas Minat beli di Blossom Factory Outlet Berikut tanggapan responden terhadap minat beli Blossom Factory Outlet yang dituangkan dalam tabel berikut: Tabel 4.30 Lokasi Strategis Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
21 64 14 1 0 100
Persentase (%) 21 64 14 1 0 100
Skor 105 256 42 2 0 405 4.05
Grafik 4.26 Tanggapan Responden Tentang Lokasi Strategis 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.30 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 21 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 64 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 14 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden responden.. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet karena llokasi okasi toko yang cukup strategis dinyatakan tinggi, tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 4405 05/100 = 4,05 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya
tinggi. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena lokasi toko yang cukup strategis Tabel 4.31 Mudah Dilalui Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
17 67 14 2 0 100
Persentase (%) 17 67 14 2 0 100
Skor 85 268 42 4 0 399 3.99
Grafik 4.27 Tanggapan Responden Tentang Mudah Dilalui 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.31 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai adalah 17 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 67 orang responden responden,, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 14 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa responden berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet karena lokasi toko yang mudah dilalu dilaluii oleh angkutan umum dinyatakan tinggi, tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 399/100 = 3,99 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya
tinggi. Dengan demikian konsumen tinggi.
berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena dilalui oleh angkutan umum Tabel 4.32 Daya Tarik Toko Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
17 70 11 2 0 100
Persentase (%) 17 70 11 2 0 100
Skor 85 280 33 4 0 402 4.02
Grafik 4.28 Tanggapan Responden tentang Daya Tarik Toko 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.32 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 17 orang responden, responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 70 orang responden, responden yang menyatakan cukup setuju sebanyak 11 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa responden berminat melakukan pembelian karena suasana toko yang memiliki daya tarik dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 402/100 = 4.02 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya tinggi.
Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena suasana toko yang memiliki daya tarik Tabel 4.33 Area Toko yang Cukup Luas
Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
15 67 17 1 0 100
Persentase (%) 15 67 17 1 0 100
Skor 75 268 51 2 0 396 3.96
Grafik 4.29 Tanggapan Responden Tentang Area Toko yang Cukup Luas 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai keluhan konsumen, konsumen, dijanjikannya tepat waktu. adalah 15 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 67 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 17 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat melakukan pembelian karena area toko yang cukup luas serta banyaknya barang yang ditawarkan dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 396/100 = 3,96 karena berada ppada ada interval 3,40
4,19 yang artinya tinggi. Dengan
demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena area toko yang cukup luas serta banyaknya barang yang ditawarkan. Tabel 4.34 Keanekaragaman Pernyataan
Jumlah
22 Sangat Setuju 56 Setuju 21 Cukup setuju 1 Tidak setuju 0 Sangat Tidak Setuju 100 Jumlah Rata-rata Grafik 4.30
Persentase (%) 22 56 21 1 0 100
Skor 110 224 63 2 0 399 3.99
Tanggapan Responden tentang Keanekaragaman 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.34 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 22 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang responden, responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 21 orang responden responden,, sedangkan yang me menyatakan nyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden responden.. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan beraneka ragam dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 399/100 = 3,99 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya tinggi. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan beraneka ragam.
Tabel 4.35 Sesuai Design Pernyataan
Jumlah
12 Sangat Setuju 53 Setuju 32 Cukup setuju 3 Tidak setuju 0 Sangat Tidak Setuju 100 Jumlah Rata-rata Grafik 4.31
Persentase (%) 12 53 32 3 0 100
Skor 60 212 96 6 0 374 3.74
Tanggapan Responden tentang Sesuai Design 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.35 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 12 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 31 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan sesuai dengan design dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 374/100 = 3,74 karena berada pada interval 3,40
4,19
yang artinya tinggi. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan sesuai dengan desain.
Tabel 4.36 Harga yang Menarik Pernyataan
Jumlah
13 Sangat Setuju 59 Setuju 25 Cukup setuju 3 Tidak setuju 0 Sangat Tidak Setuju 100 Jumlah Rata-rata Grafik 4.32
Persentase (%) 13 59 25 3 0 100
Skor 65 236 75 6 0 382 3.82
Tanggapan Responden tentang Harga yang Menarik 60 50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.36 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 13 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 25 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet karena harga yang ditawarkan menarik dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 382/100 = 3,82 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya
tinggi. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet berdasarkan informasi yang didapatkan.
Tabel 4.37 Adanya Potongan Harga Pernyataan
Jumlah
10 Sangat Setuju 79 Setuju 9 Cukup setuju 2 Tidak setuju 0 Sangat Tidak Setuju 100 Jumlah Rata-rata Grafik 4.33
Persentase (%) 10 79 9 2 0 100
Skor 50 316 27 4 0 397 3.97
Tanggapan Responden tentang Adanya Potongan Harga 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.37 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 10 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 79 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 9 orang responden, sedangkan yang men menyatakan yatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa adanya potongan harga yang menarik membuat responden berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 397/100 = 3,97 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang artinya
tinggi tinggi.. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena harga yang ditawarkan menarik.
Tabel 4.38 Kemudahan Mendapatkan Informasi Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
12 76 12 0 0 100
Persentase (%) 12 76 12 0 0 100
Skor 60 304 36 0 0 400 4,00
Grafik 4.34 Tanggapan Responden tentang Kemudahan Mendapatkan Informasi 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.38 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 12 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 76 orang responden, yang menyatakan cukup cukup setuju sebanyak 12 orang responden responden.. Dari 100
orang responden hampir secara keseluruhan
menyatakan bahwa responden berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet berdasarkan informasi yang saya dapatkan dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 400/100 = 4,00 karena berada pada interval 3,40
4,19 yang
artinya tinggi. Dengan demikian konsumen berminat membeli barang di Blossom Factory Outlet karena informasi yang disampaikan menarik
Tabel 4.39 Informasi yang Disampaikan Menarik Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
10 75 13 2 0 100
Persentase (%) 10 75 13 2 0 100
Skor 50 300 39 4 0 393 3.93
Grafik 4.35 Tanggapan Responden tentang Informasi yang Disampaikan Menarik 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.39 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 10 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 75 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 13 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa Informasi yang disampaikan menarik responden untuk melakukan kunjungan ke Blossom Factory Outlet dinyatakan tinggi, dilihat dari rata-rata skor yaitu 393/100 = 3,93 karena berada pada interval 3,40 4,19 yang artinya tinggi
Tabel 4.40 Kepuasan Layanan Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
12 70 17 1 0 100
Persentase (%) 12 70 17 1 0 100
Skor 60 280 51 2 0 393 3.93
Grafik 4.36 Tanggapan Responden tentang Kepuasan Layanan 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.40 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 12 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 70 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 17 orang responden, sedangkan yang menyatakan tid tidak ak setuju sebanyak 1 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan dinyatakan tinggi, dilihat dari ratarata skor yaitu 393/100 = 3,93 karena berada pada interval 3,40 artinya tinggi
4,19 yang
Tabel 4.41 Minat Pembelian Ulang
Pernyataan
Jumlah
Sangat Setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Rata-rata
14 65 19 2 0 100
Persentase (%) 14 65 19 2 0 100
Skor 70 260 57 4 0 391 3.91
Grafik 4.37 Tanggapan Responden tentang Minat Pembelian Ulang 70 60 Sangat Setuju
50
Setuju
40 30
Cukup Setuju
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Sumber: data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.41 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju adalah 14 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 65 orang responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 19 orang responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dari 100 orang responden hampir secara keseluruhan menyatakan bahwa responden berminat melakukan pembelian karena fasilitas yang ditawarkan oleh toko dinyatakan tinggi, dilihat dari rata rata--rata rata skor yaitu 391/100 = 3,91 karena berada pada interval 3,40 4,19 yang artinya tinggi.
Tabel 4.42 Analisis Responden Terhadap Minat Beli di Blossom Factory Outlet No
Pernyataan
1
Saya berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet karena lokasi toko yang cukup strategis Saya berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet karena lokasi toko yang mudah dilalui oleh angkutan umum Saya berminat melakukan pembelian karena suasana toko yang memiliki daya tarik Saya berminat melakukan pembelian karena area toko yang cukup luas serta banyaknya barang yang ditawarkan Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan beraneka ragam Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan sesuai dengan design Saya berminat melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet karena harga yang ditawarkan menarik Adanya potongan harga yang menarik membuat saya berminat untuk membeli barang di Blossom Factory Outlet Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet berdasarkan informasi yang saya dapatkan. Informasi yang disampaikan menarik saya untuk melakukan kunjungan ke Blossom Factory Outlet Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan.
2
`3
4
5
6
7
8
9
10
11
SS
S
CS
TS
STS
Total
Ratarata
Ket.
21
64
14
1
0
405
4.05
Tinggi
17
67
14
2
0
399
3.99
Tinggi
17
70
11
2
0
402
4.02
Tinggi
15
67
17
1
0
396
3.96
Tinggi
22
56
21
1
0
399
3.99
Tinggi
12
53
32
3
0
374
3.74
Tinggi
13
59
25
3
0
382
3.82
Tinggi
10
79
9
2
0
397
3.97
Tinggi
12
76
12
0
0
400
4.00
Tinggi
10
75
13
2
0
393
3.93
Tinggi
12
70
17
1
0
393
3.93
Tinggi
12
Saya berminat melakukan pembelian karena fasilitas yang ditawarkan oleh toko Jumlah
14
65
19
2
0
391
3.91
175
801
204
20
0
4731
47.31
Total
875
3204
612
40
0
4731
18.50
67.72
12.94
0.85
0.00
100.00
Persentase Rata-rata
3,943
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Grafik 4.38 Analisis Tanggapan Responden Mengenai Minat Beli Konsumen di Blossom Factory Outlet lokasi strategis
4.05 4 3.95 3.9 3.85 3.8 3.75 3.7 3.65 3.6 3.55
mudah dicari daya tarik toko area toko yang luas keanekaragaman sesuai desain harga yang menarik adanya potongan harga kemudahan mendapat informasi informasi yang menarik kepuasan layanan minat beli ulang
Sumber: data kuesioner
Dari tabel 4.42 di atas, minat beli pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan tinggi karena diperoleh hasil nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu sebesar 3,943 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40
4,19.
Walaupun minat beli pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan tinggi, tetapi masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan ya yang ng ditawarkan
Tinggi
Tinggi
sesuai dengan design dan Saya berminat melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet karena harga yang ditawarkan menarik karena memiliki nilai dibawah rata-rata.
4.3 Analisis Pengaruh Store atmosphere Terhadap Minat Beli di Blossom Factory Outlet 4.3.1
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman Untuk mengetahui bagaimana hubungan store atmosphere dengan minat
beli pada Blossom Factory Outlet, perlu dilakukan uji korelasi (hubungan). Alat bantu statistik yang digunakan adalah analisis korelasi, yaitu mengukur derajat keeratan hubungan antara variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Korelasi yang digunakan yaitu Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman. Penulis
menggunakan
metode
analisis
korelasi
Rank
Spearman,
dimaksudkan karena kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal serta untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel independent (store atmosphere) terhadap variabel dependent (minat beli). Tujuan dilakukannya perhitungan korelasi Rank Spearman adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara store atmosphere dengan minat beli. Berikut tabel dibawah ini memperlihatkan hasil pengolahan data primer dari hasil kuesioner adalah sebagai berikut: Tabel 4.43 Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y Correlations Store Atmosphere Spearman's rho
StoreAtmosphere
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
**
.000
100
100
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
100
100
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner
.795
.
N MinatBeli
MinatBeli
.795
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka diperoleh nilai rs sebesar 0,795. Karena nilai rs berada diantara 0,600-0,799 maka hubungan antara store atmosphere dengan minat beli dapat dikatakan kuat, seperti yang tertera pada tabel 4.44 sebagai berikut : Tabel 4.44 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval koefisien
Tingkat Hubungan
0,000-0,199
Sangat Lemah
0,200-0,399
Lemah
0,400-0,599
Cukup Kuat
0,600-0,799
Kuat
0,800-1,000
Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2003:208) 4.3.2
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh store atmosphere terhadap minat
beli pada Blossom Factory Outlet dalam bentuk persentase, maka digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: Kd = rs2 x 100% = (0,795)2 x 100% = 63,20% Besarnya pengaruh store atmosphere terhadap minat beli Blossom Factory Outlet sebesar 63,20% dan sisanya 36,80% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya, promosi, ragam produk. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu Wibisana (2009) skripsi yang berjudul Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Victoria Factory Outlet menyatakan bahwa Store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada outlet Victoria sebesar 55,05%, sisanya sebesar 44.95% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terukur.
4.3.3
Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan uji
satu pihak dengan hipotesis sebagai berikut : H0:
> 0,
Store Atmosphere tidak berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen di Blossom Factory Outlet.
Ha: < 0,
Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen di Blossom Factory Outlet.
Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut: Jika t hitung t tabel maka Ho akan ditolak dan Ha diterima Jika t hitung < t tabel maka Ho akan diterima dan Ha ditolak. Dimana derajat keeratan ( df ) adalah : df = n
(k+1)
= 100
2
= 98 Dimana tingkat kekeliruan (
) yang digunakan sebesar 5 %. Untuk
menetapkan nilai t hitung dipergunakan rumus sebagai berikut : t hitung
rs
n 2
1 rs 0.795
2
100 2 1 0.795 2
12,97 ttabel
= t ( ; df ) = (0,05 ; 98) Karena dalam tabel distribusi tidak ditemukan df = 98 maka dicari melalui
perhitungan sebagai berikut : Diketahui t (0,05; 60 ) = 1,671 t (0,05; 120 ) = 1,658 maka untuk df = 98
98 60 x 1,671 120 98 1,658 x 38 x 22 x 63,004 36,762 60 x
99,766
x 1,663 jadi ttabel = ( ; df) = (0,05 ; 98) = 1,663 maka untuk t (0,05;98) adalah sebesar 1,663. Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa t
hitung
= 12,97 lebih besar dari
ttabel = 1,663 Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen pada Blossom Factory Outlet. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesis akan disajikan dalam gambar berikut ini: Gambar 4.1 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi Dengan Uji Satu Pihak
Daerah Penolakan Ho/ Penerimaan Ha Daerah Penerimaan Ho
0
1,658
12,97
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut, ttabel = 1,663 dan t hitung = 12,97 berada di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan pada Bab I yaitu Store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. , dapat diterima.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara literatur dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada Bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanggapan responden mengenai pelaksanaan Store Atmosphere di Factory Outlet Blossom dapat dikatakan baik karena diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3.936, yang artinya baik karena berada pada interval 3,40 4,19. Walaupun store atmosphere pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan baik, tetapi masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan Pengaturan cahaya di dalam toko terang dan Jalan/gang didalam toko lebar dan memudahkan konsumen berlalu-lalang karena memiliki nilai dibawah rata-rata.. 2. Tanggapan responden mengenai minat beli di Factory Outlet Blossom dapat dikatakan tinggi karena diperoleh hasil nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu sebesar 3,943 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40
4,19.
Walaupun minat beli pada Factory Outlet Blossom dapat dikatakan puas, tetapi masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan Saya berminat membeli produk di Blossom Factory Outlet karena barang dagangan yang ditawarkan sesuai dengan design dan Saya berminat melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet karena harga yang ditawarkan menarik
karena
memiliki nilai dibawah rata-rata. 3. Pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Factory Outlet Blossom sebesar 63,20% dan sisanya 36,80% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya, promosi, ragam produk. Hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs sebesar 0.795. Karena nilai rs berada diantara 0,60
0,799 maka hubungan antara store atmosphere
dengan minat beli konsumen dapat dikatakan kuat. Hasil uji hipotesis bahwa
nilai t tabel sebesar 1,663, sedangkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (12,97 > 1,663), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli Konsumen pada Blossom Factory Outlet. Hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan pada Bab I yaitu Store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. , dapat diterima.
5.2 Saran Setelah menguraikan kesimpulan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan minat beli konsumen. Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu : 1. Pengaturan cahaya di dalam toko sebaiknya di tata kembali agar pencahayaan di dalam ruangan lebih terang dan Jalan/gang didalam toko lebih lebar agar memudahkan konsumen berlalu-lalang untuk melihat-lihat barang yang ditawarkan, selain itu dengan penerangan yang baik akan menambah kesan luas pada toko. 2. Untuk menambah minat beli konsumen dalam melakukan pembelian, sebaiknya Factory Outlet Blossom memberikan penawaran sesuai dengan design dan memberikan harga yang menarik seperti diskon akhir pekan atau secara berkala. Hal ini untuk menyiasati persaingan antar bisnis yang sama.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuh. Bandung : CV Alfabeta. Berman, Berry, and Joel R Evans. 2007. Retail Management. Ninth Editions. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Charles W Lamb, Joseph F Hair, Carl McDaniel, 2001. Pemasaran. Edisi pertama. Jakarta; Selemba empat Christina Whidya Utami, 2006. Manajemen Retail dan Implementasi Retail, Jakarta, Salemba Empat Djaslim, Saladin. 2004. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian). Bandung : Linda Karya. Hendri Ma aruf, 2005, Pemasaran Ritel, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Husaini Usman dan R. Purmono Setiady Akbar, 2008, Pengantar Statistik, Salemba Empat, Jakarta Kotler, Philip dan Armstrong, 2007, Dasar-dasar Pemasaran, Alih Bahasa oleh Alexander Sindoro dan Tim Mark Plus, Jilid 1, Edisi Kesembilan. Jakarta : PT. Indeks Gramedia Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks. Kotler, Philip. (2007), Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa Oleh Drs. Benyamin Molan, Bambang Sarwiji, Jilid 2, Edisi Sebelas. Penerbit PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Mowen, J.C., dan Michael Minor. 2001. Consumer Behaviour : A Framework. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall Mursid, 2003, Manajemen Pemasaran, Edisi pertama, Jakarta; Penerbit Bumi Aksara. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Edisi Kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia Riduwan, 2003, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Bandung :Alfabeta Riduwan. 2008. Metode dan tekhnik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Schermerhorn, Jr., John R., 2005, Manajemen, diterjemahkan oleh M. Purnama Putranta dan Surya Dharma, Yogyakarta Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Indeks. Setiadi J. Nugroho 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama, Penerbit Prenada Media Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Cetakan Kedua. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum. Sudjana, 2000, Metode Statistika, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Bandung: Tarsito Terry, George R, 2003, Prinsip-prinsip Manajemen , PT. Bumi Aksara Umar, Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Zulganef, 2008, Metode Penelitian, Surabaya: Graha Ilmu Sumber lain: www.infobelanja.com Info Bisnis, Edisi Maret 2007.
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.