HASIL LAPORAN KUNJUNGAN KULIAH ‘‘PRODUKSI BERITA SUWAR SUWIR DI JTV JEMBER”
Oleh : Nama: Muh. Syarifudin Noor NIM : 10034100010
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Komunikasi
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER 2012
Kata Pengantar Mari kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah, sehingga Makalah tentang Laporan Kunjungan Kuliah ini dapat di susun dengan sebaik – baiknya. Kehadiran media massa di tengah perkembangan ilmu dan teknologi terasa penting. Informasi yang disajikan kepada khalayak pun harus semakin cepat dan tepat. Ketidaktepatan informasi yang sampai kepada khalayak akan menimbulkan ketidakpercayaan menyampaikan informasi akan mengurangi kepercayaan. Persaingan yang begitu ketat diantara media massa telah mendorong penggunaaan sarana yang semakin canggih. Namun kecanggihan saran (hardware) komunikasi tersebut harus diimbangi dengan kemampuan manusia yang menggunakannya ( software ). Untuk itu, dibutuhkan ketrampilan teknis bagi siapapun yang bergerak di bidang komunikasi. Khususnya dalam bidang media audio visual seperti Televisi yang ada JTV Jember, persyaratan yang diperlukan adalah secara visual dan kemapuan berkomunikasi. Sampai tidaknya suatu pesan atau informasi yang disampaikan kepada khalayak atau pemirsa, tergantung pada kemampuan penyaji. Harapan Kami, Mudah – mudahan Makalah ini dapat bermanfaat meskipun banyak kekurangan dalam penyusunannya. Karena kami hanyalah insan biasa yang memiliki kekurangan dan kesempuraan hanyalah milik Allah SWT. Makalah ini di susun dengan sedemikian rupa untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing Nawang Wulan Kusuma, S.TP, mata kuliah Isu – Isu Kontemporer Jurnalistik, yang mana Makalah ini mencakup tentang bagaimana proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi berita di JTV Jember. Demikian, harapan kami semoga Makalah ini berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita semua, serta mudah – mudahan mendapatkan hasil yang memuaskan. Amien. Jember, 26 April 2012
Penyusun
Muh. Syarifudin Noor
i
Daftar Isi 1. Kata Pengantar .....................................................................................i 2. Daftar Isi .............................................................................................ii 3. Daftar Tabel .......................................................................................iii 4. Daftar Gambar ..................................................................................iv 5. Bab I. Pendahuluan ..............................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Tujuan .............................................................................................1 6. Bab II. Isi/ Pembahasan .......................................................................2 A. Program yang di Produksi JTV Jember .......................................2 B. Proses Pra Produksi Berita Suwar – Suwir JTV Jember ...............2 a. Proses Pra Produksi .............................................................3 b. Struktur Penulisan Berita TV ................................................4 c. Rumus 5 C untuk Penulisan Berita di Media TV ....................5 C. Proses Produksi Berita Suwar – Suwir JTV Jember .....................6 D. Proses Pasca Produksi Berita Suwar – Suwir JTV Jember ..........10 a. Proses Dubbing ...................................................................11 b. Tune Berita ..........................................................................11 7. Bab III. Kesimpulan dan Rekomendasi ( Saran ) ..............................12 8. Daftar Pustaka ..................................................................................13
ii
Daftar Tabel
No.
Proses Pra Produksi
Proses Produksi
Proses Pasca Produksi
Brain Storming
Pengeditan Gambar
Eksekusi
Pengambilan Gambar Tune Berita
3.
Evaluasi
Perekaman Suara
4.
Editing
5.
Run Down
1.
2.
iii
Proses Dubbing
Daftar Gambar 1.
2.
3.
4.
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jurnalistik adalah ilmu yang terus berkembang berdasarkan norma – norma yang ada. Perkembangannya tentu disesuaikan dengan keadaan di mana ia berada. Di Indonesia, ilmu jurnalistik ini harus sesuai dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila dan kehidupan Budaya bangsanya. Inilah titik tolak dan landasan berpijak serta yang menggerakkan kehidupan Pers Pancasila, yang kita sebut dengan sistem Pers Pancasila. Sistem Pers Pancasila ini perlu dihayati dan diamalkan oleh setiap insan pers termasuk wartawan. Seorang wartawan harus memahami dan mengerti teknik jurnalistik, ia juga harus menghayati dan mengamalkan sistem Pers Pancasila. Untuk menegakkan martabat, integritas dan mutu jurnalis Televisi Indonesia, serta bertumpu kepada kepercayaan masyarakat, dengan ini Ikatan Jurnalis Televisi ( IJTI ), menetapkan Kode Etik Jurnalis, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh Televisi Indonesia. Jurnalis Televisi Indonesia mengumpulkan, menyajikan berita yang benar dan menarik minat masyarakat serta jujur dan bertanggung jawab. Dengan televisi khalayak akan mengetahui tentang apa yang belum diketahui khalayak, ataupun publik, misal informasi tentang banjir, gempa, tabrakan, sosial, masyarakat yang berada di sekitar atau diluar. Maka dengan informasi yang jelas dan akurat, kita dapat mengetahuinya dengan detil melalui media massa seperti Televisi ini. B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan khalayak ( warga ) melalui Televisi dan memberikan sesuatu apa yang belum diketahui oleh khalayak. 2. Menempatkan informasi dan fungsinya hakiki terhadap khalayak/ publik dengan menerapkan pembelajaran, pengetahuan, menerapakan informasi dan bermanfaat kepada khalayak.
1
BAB II PEMBAHASAN A. Program yang di Produksi JTV Jember Ada beberapa program yang termasuk perencanaan di dalam bekerja program televisi, sebagai pembentuk opini atau pendapat masyarakat, media massa mempengaruhi pikiran masyarakat secara cepat dan merata. Berita sangat memiliki kebenaran absolut dan final. Berita sangat dijadikan acuan masyarakat untuk menentukan masyarakat. Seperti halnya di televisi lokal yang dimiliki oleh Jember sendiri yaitu JTV Jember. Program yang disosialisasikan oleh JTV Jember sendiri adalah menyajikan sebuah informasi, pendidikan, hiburan, pelaksana kontrol sosial. Semua tugas – tugas yang diberikan kepada personalia JTV Jember ditentukan oleh Manager Produksi antara lain : 1. Memproduksi program lokal, iklan dan pelayanan umum serta pengumuman. 2. Memproduksi siaran langsung ( LIVE ). 3. Memproduksi dalam hal iklan dan liputan. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, media massa harus mampu merencanakan kerja yang ada di dalamnya secara tertib dan rapi. Perencanaan itu harus didukung oleh pemahaman yang mendalam tentang fungsinya. Suatu karya harus mengandung nilai berita daya tarik manusiawi. Dalam perencanaaan ada dua aspek yang harus diperhitungkan. Namun, untuk menentukan suatu kejadian mengandung nilai berita atau daya tarik manusiawi, diperlukan penciuman yang tajam pada setiap program yang ada. B. Pra Produksi Berita Suwar – Suwir di JTV Jember Perancangan Pra Produksi Penayangan Berita Suwar - Suwir dikemas dengan beberapa point dimulai dari pencarian berita atau berita yang akan diangkat dibutuhkan kecekatan tim kreatif dalam memilah dan memilih sebuah berita tersebut layak ditampilkan atau disajikan kepada pemirsa, dari situ ruang editing dan vo (voice over) berperan penting dan tidak lupa tugas BDP (Broadcasting Development Produksi) berperan penting dalam membuat skrip sebuah berita dikemas sehingga dapat menarik perhatian pemirsa dan ruang editing menempatkan antara skrip dengan video dan sound dari setiap berita yang akan ditayangkan, sedangkan tugas dari VO adalah sebagai sound Voice dari setiap penayangan berita yang ditayangkan sehingga berita yang diangkat bisa menarik untuk ditonton dengan lebih mendramatisir sebuah tayangan berita tersebut. Sedangkan tugas Produser dan Exe. Produser lebih ke bagian Finishing atau penyelesaian sebuah berita sehingga layak untuk ditayangkan atau menyeleksi bagian –bagian terpenting dalam berita tersebut dan selebihnya lebih kepada teknisi di bagian studio.
Gambar B. 1.1 “SUWAR SUWIR PAGI” adalah berita, features, program majalah udara yang berbahasa Indonesia yang memiliki humaniora tinggi serta bersifat universal. Program ini mengangkat berbagai ciri khas/ikon Kabupaten Jember, baik dilihat dari aspek historis, politik budaya, sosial, ekonomi, serta lingkungan hidup. Sehingga pada gilirannya program ini mampu menjadi etalase keragaman dan keeksotikan Kabupaten Jember dalam lingkup Provinsi maupun Nasional. Program ini ditayangkan setiap hari Senin s/d Sabtu jam 07.00 – 07.30 WIB. “SUWAR SUWIR SORE” adalah update berita Jember Hari Ini, features, program majalah udara yang berbahasa Indonesia yang memiliki humaniora tinggi serta bersifat universal. Program ini mengangkat berbagai ciri khas/ikon Kabupaten Jember, baik dilihat dari aspek historis, politik budaya, sosial, ekonomi, serta lingkungan hidup. Sehingga pada gilirannya program ini mampu menjadi etalase keragaman dan keeksotikan Kabupaten Jember dalam lingkup Propinsi maupun Nasional. Program ini ditayangkan setiap hari Senin s/d Sabtu jam 15:30 – 16:00 WIB. a. Proses Pra Produksi Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Proses menyiarkan berita televisi cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terlibat cukup banyak. Reporter, juru kamera (lightingman) maupunjuru suara (soundman) biasanya adalah kerabat kerja yang ditugaskan di lapangan untuk meliput berita. Para kerabat kerja yang telah berhasil meliput suatu peristiwa berbobot berita di suatu tempat, belumlah selesai, mereka harus bekerja untuk memprosesnya lagi setelah berada di studio. Reporter adalah juga seorang Produser bagi produksi berita yang ia liput, ia jualah yang bertanggung jawab untuk memproses hasil liputan tersebut sekembalinya ia ke studio dari tempat liputan. Pada tahap awal, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh reporter untuk mengolah hasil liputan. Pendekatan pertama, ia dapat menyusun atau
menulis naskah berita terlebih dahulu. Seorang reporter harus memiliki beberapa pertimbangan khusus : 1. Data yang ia kumpulkan dilapangan cukup memadai untuk disusun sebagai sebuah berita. 2. Gambar visual yang direkam oleh juru kamera cukup banyak sehingga dapat memenuhi durasi untuk berita yang akan disusun oleh reporter yang bersangkutan. Juru kamera akan membuat Shots List Reporter akan dapat mengetahui gambar apa yang akan memvisualisasikan komentar berita tersebut. Setelah dua pertimbangan tersebut, maka ia sudah dapat memulai untuk menyusun berita yang ia liput. Mengenai durasi lebih baik dibuat oleh reporter, ini perlu dikoordinasikan dengan editor-in-chief atau kepala redaksi, sesuai dengan kebutuhan secara total dari durasi bulletin berita. Biasanya sebuah berita berdurasi antara 1 hingga 2, 30 menit. Pendekatan kedua adalah mendampingi tape editor atau penyunting gambar untuk menyunting gambar hasil liputan di lapangan. Sebenarnya, penyunting gambar dapat bekerja sendiri, tanpa harus di dampingi oleh reporter. Tetapi perlunya reporter mendampingi penyunting gambar, maka tidak menuntut kemungkinan bahwa alur berita yang disusun oleh reporter tersebut tidak sesuai atau “ jumping ”. Yakni, apa yang diuraikan oleh reporter kedalam naskah berita disisispi soundbite yang isinya tidak sesuai dengan perihal yang diungkapkan di dalam komentar. b. Struktur Penulisan Berita TV : Ada perbedaan besar antara menulis naskah berita untuk didengar ( dengan telinga ) dan menulis untuk dibaca ( dengan mata ). Narasi berita yang baik memiliki awal ( pembuka ), pertengahan, dan akhir ( penutup ). Masing – masing bagian ini memiliki maksud tertentu. Awal ( pembuka ) Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook ) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awaal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita yang ingin disampaikan. Pertengahan Karena semua rincian berita/cerita tak bisa dijejalkan di kalimat – kalimat pertama, cerita dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini memberikan rincian dari Lead dan menjawab hal – hal yang ingin diketahui oleh pemirsa/ khalayak. Untuk memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diripada dua atau tiga hal saja dibagian tengah ini. Akhir ( penutup ) Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang butir terpenting dalam berita, manfaatnya bagi pemirsa, atau perkembangan peristiwa yang diharapkan akn terjadi.
c. Rumus 5 C untuk Penulisan Berita di Media TV : 1. Conversational : Ketika menulis naskah berita untuk media televisi, kita menulis untuk didengar. Ingat, televisi adalah media audio – visual, bukan media cetak. Pemirsa kita melihat ( gambar/ visual ) dan mendengar ( suara/ audio ), bukan membaca naskah berita seperti membaca koran. Kelemahan media televisi adalah berita yang ditayangkan di layar televisi umumnya muncul satu kali. Jika pemirsa tidak menangkap isi berita padatayangan pertama, ia tidak punya peluang untuk minta diulang. Kecuali mungkin untuk berita yang dianggap sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu selalu diulang dan perkembangannya di update oleh stasiun TV bersangkutan. Keterbatasan tersebut berlaku untuk media TV konvensional. Namun, saat ini sudah jenis media TV yang tidak konvensional. Sekarang di sejumlah negara maju mulai diperkenalkan IPTV ( Internet Protocol Television ), yang besifat interaktif. Pemirsa yang berminat bisa mengulang bagian dari tayangan TV yang ia inginkan, tentunya dengan membayar biaya tertentu. Untuk media televisi yang konvensional, sebuah tayangan beriat tidak bisa disimak dan dibaca berulang – berulang sepaerti kita membaca koran. Pemirsa hanya punya satu kesempatan untuk menangkap isi berita anda. Oleh karena itu, berit di TV dibuat dengan gaya bahasa tertutur, seperti percakapan sehari – hari, karena ini adalah gaya bahasa yang paling akrab dan bisa didengar orang. 2. Clear : Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini memudahkan para pendengar untuk menangkap dan memahami berita. Jangan menggunakan bahasa jargon atau slang, yang hanya dikenal kalangan tertentu. Hindari susunan kalimat yang rumit. Atribusi untuk narasumber disampaikan lebih dulu sebelum pernyataaannya, dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk menghindarkan kebingungan di pihak pemirsa, dalam membedakan mana narasi dari si reporter dan mana opini dari si narasumber. Ini bertolak belakang dengan praktik yang biasa dilakukan di media cetak. Jangan mengutamakan terlalu banyak angka. Penyebutan angka –angka sulit ditangkap oleh pemirsa ketika mendengarkan berita. Buatlah angka itu mudah dimengerti. Jangan menempatkan angka di awal kalimat, karena bisa membingungkan. 3. Concise : Gunakan kalimat – kalimat yang bersifat pernyataan ( deklaratif ). Tulislah kalimat – kalimat yang pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih mudah dipahami dan lebih kuat, ketimbang kalimat – kalimat panjang. Sebetulnya tidak ada aturan wajib tentang panjang kalimat yang dibolehkan. Namun, cobalah membatasi agar setiap kalimat yang anda tulis tidak lebih dari 20 kata. 4. Compelling : Tulislah dalm bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih pendek daripada kalimat pasif.
5. Cliche free : Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering digunakan di media. Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah, namun harus diakui, banyak reporter merasa sulit menghindari pernyataan klise seperti ini : Contoh kalimat klise untuk penutup berita : “ Kasus itu masih dalam penyelidikan “. Kalimat klise seperti ini bisa dibilang tidak memberi informasi tambahan apapun kepada pemirsa. Maka, kalimat klise ini sebaiknya diganti dengan yang lebih informatif. Misalnya : “ Polisi sam;pai hari ini masih belum mengetahui penyebab kecelakaan. Polisi mengharapkan, hasil penyelidikan akan dapat diungkapkan hari Jum’at besok. Reportase Trans TV akan melaporkan perkembangan iini besok untuk Anda “. C. Proses Produksi Berita Suwar – Suwir JTV Jember a. Pengeditan Gambar Pada produksi TV akan ditemukan editing dalam 3 bentuk :
Video switching in real time, mempergunakan production switcher ( video mixer) Post production videotape editing Film editing
Meskipun secara mekanis masing-masing prosesnya berbeda, efek artistiknya bisa jadi hampir sama.Yang perlu diperhatikan pada saat editing adalah : Moment yang dipilih untuk diganti dari satu shot ke shot lainnya. ( cutting point )
Bagaimana pergantian shot tersebut (cut, mix,dsb) dan kecepatan transisi.
Order of shots ( sequence ) dan durasinya ( cutting rhythm ).
Mempertahankan kualitas gambar yang baik dan kesinambungan audio. Menggabungkan adegan yang diambil pada waktu dan tempat berbeda, apabila adegan diambil dengan satu kamera. Sebelum gambar ditayangkan, langkah yang perlu dilakukan dengan mengedit gambar, kemudian melakukan pengolahan gambar dengan struktural, baik agar gambar itu seusaidengan naskah pemberitaan yang dibuat oleh redaksi. Dalam melakukan pengeditan type Video yang digunakan yaitu type MWV, type Video ini merupakan jenis yang sering digunakan oleh JTV Jember sendiri, ketika melakukan pengaploudan, mengirim file ke Biro 3 Surabaya yang melalui Email. 6
Yang bertugas dalam melakukan pengeditan mengambil gambar yang pantas, dan sesuai Kode Etik Jurnalistik, yang nantinya akan ditayangkan di Televisi. Untuk pengeditan video tersebut menggunakan program tertentu / khusus.
Gambar C. a. 1.1 Proses Pengeditan b. Pengambilan Gambar Dalam pemberitaaan harus ada yang namanya reporter dan personalianya. Sebelum pemberitaan dimulai, koordinator teknik mempersiapakan fasilitas studio yang digunakan dalam acara tersebut, mempersiapkan peralatan – peralatan Broadcasting, antara lain : Kamera Kamera yang digunakan adalh kamera yang standar digunakan oleh stasiun televisi lokal maupun internasional, sedangkan kamera yang digunakan oleh JTV Jember sendiri yaitu kamera standar yang ukurannya 1000 Megapixel type 3 CCD.
Gambar C. b. 1.1 Kamera
7
Teleprompter
Pengial baca atau yang disebut juga teleprompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum. Dengan alat ini, orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Awalnya alat ini digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca. Oleh karena itu, tulisan yang ditampilkan dalam teleprompter disusun menyerupai bahasa lisan, sehingga para penonton tidak merasa terganggu dengan aktivitas penyiar yang harus menundukkan kepalanya untuk membalikkan teks berita yang bersangkutan.
C. b. 1 .2 Telepromter
8
Naskah Naskah yang dibuat oleh seoarang produser harus jelas dan sangat bisa dipahami, agar tidak terjadi rumpang dalam penyampaian berita oleh Presenter. Adapun tugas –tugas dari seorang penulis naskah : 1. Menulis dan menyunting naskah berita. 2. Memanfaatkan sedemikian rupa sumber-sumber seperti internet, bahanbahan cetak, wawancara melalui telepon dan lain-lain untuk mengumpulkan informasi. 3. Memeriksa ketepatan fakta-fakta yang ditanyakan untuk siaran berita. 4. Mendapatkan data tambahan secara rinci, yang relevan untuk materi berita melalui riset dan pertanyaan melalui angket.
Lampu Lampu yang harus digunakan dan dipersiapkan oleh teknik adalah lampu studio dengan minimal sebanyak empat buah lampu dalam satu ruangan. Kemudian setelah tempat dan peralatan siap, maka bagian teknik menyiapkan pengambilan gambar setelah produser memberikan waktu untu kmelakukan penayangan suatu berita. Tugas yang dilaksanakan bagian teknik adalah melakukan tanggung jawab atas keberhasilan suatu kerja sama team dalam proses on air/ proses produks berita. Agar pengambilan gamar bisa disajikan sebagai suatu acara, baik acara hiburan,sosial, masyarakat, baik acara yang lebih serius. Secara umum ada dua jenis lampu :
Tungsten Day Light
C. b. 1. 3 Lampu 9
c.
Perekaman Suara
Perekaman naskah ini untuk menjelaskan kejadian dan keadaan dalam suatu kejadian. Perancangan Produksi Berita Suwar – Suwir di JTV Jember dikemas dengan beberapa point dimulai dari pencarian berita atau berita yang akan diangkat, membutuhkan kecekatan tim kreatif dalam memilah dan memilih sebuah berita tersebut layak ditampilkan atau disajikan kepada pemirsa, dari situ ruang editing dan VO ( Voice Over ) berperan penting. Tidak lupa tugas BDP ( Brodcashting Development Produksi ) berperan penting dalam membuat skrip sebuah berita dikemas, sehingga dapat menarik perhatian pemirsa dan ruang editing menepatkan antara skrip dengan video dan sound dari setiap berita yang akan ditayangkan, sedangkan tugas dari VO adalah sebagai sound Voice dari setiap penayangan berita yang ditayangkan sehingga berita yang diangkat bisa menarik untuk ditonton dengan lebih mendramatisir sebuah tayangan berita tersebut. Sedangkan tugas Produser dan Exe. Produser lebih ke bagian Finishing atau penyelesaian sebuah berita, sehingga layak untuk ditayangkan atau menyeleksi bagian –bagian terpenting dalam berita tersebut dan selebihnya lebih kepada teknisi di bagian studio. d.
Alat – Alat yang di gunakan :
Kamera Kamera sangat penting dan sangat diperlukan dalam pengambilan gambar, yang mana berita tersebut akan ditayangkan di televisi. Kamera yang digunakan dalam pengambilan berita biasanay menggunakan kamera digital dan lain –lain. Kecuali kamera yang digunakan dalam studio, yaitu kamera yang lebih besar daripada berita yang ada di luar. Komputer Fasilitas ini sangat dibutuhkan dalam penyajian berita, komputer digunakan untuk mengaploud gambar yang telah selesai, kemudian direkam, pengeditan gambar menyesuaikan berita yang akan disajikan.Didalamnya banyak program yang digunakan untuk mengedit seluruh berita yang akan disajikan atau ditayangkan di televisi, antara lain : a. Adobe Photoshop b. Vegas c. Program Video d. Program MP3 e. Adobe Primer f. Dll. Sound Alat ini digunakan untuk mengoperasikan suara presenter pada saat shoting di studio yang berada di luar studio televisi. 10
D. Proses Pasca Produksi Berita Suwar – Suwir JTV Jember Di dalam proses Pra Produksi yang bpaling bertanggung jawab dari sebuah acara yaitu, Pengarah Acara. Pengarah Acara Adalah seseorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis dalam pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. Pengarah acara bertugas di lapangan untuk mengendalikan produksi yang sedang ditanganinya. Tugas pokok: 1. Pra Produksi
Mengikuti dan mencatat hasil pertemuan perencanaan produksi. Melakukan pendekatan produksi dan mendiskusikan dengan produser. Bekerjasama dengan produser serta penulis naskah jika akan mengembangkan naskah. Mendiskusikan hasil pendekatan produksi (teknik dan artistik) dengan kerabat kerja produksi. Merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera dalam bentuk recording plan. Memimpin pertemuan produksi dan latihan. Mengarahkan dan melatih penempatan kamera. Mengintegrasikan unsure-unsur pendukung produksi.
2. Produksi
Memimpin rangkaian produksi dibantu Assisten PA/Pengarah Lapangan.
3. Paska Produksi
Memimpin pelaksana penyuntingan. Menentukan pemakaian ilustrasi musik dan jenis huruf dalam pelaksanaan mixing.
11
A. Proses Dubbing Merupakan kegiatan mengisi suara untuk paket reporter (cut spot) dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Cara yang pertama adalah dengan merekam suara reporter terlebih dahulu sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapannya adalah setelah naskah selesai disusun oleh reporter lalu diserahkan kepada editor-in-chief (kepala redaksi) untuk dikoreksi. Setelah itu, reporter, redaktur, atau writer (penulis) menulis naskah yang telah diperbaiki (rewriting) dan naskah pun siap untuk dibacakan. Reporter seringkali juga diminta menyiapkan pita kaset untuk merekam suaranya. Jika semuanya suah siap semua, reporter menuju ruang penyuntingan gambar dan minta kepada mereka untuk menyiapkan rekaman suara melalui pita kaset yang sudah disediakan oleh reporter. Apabila tahap ini selesai, reporter bisa meminta kepada penyunting gambar tersebut untuk menyunting gambar hasil liputan sebagi visualisasi dari komentar reporter yang baru saja direkam. Langkah ini akan lebih baik, karena suntingan gambar, akan dapat menyesuaikan isi berita yang baru saja direkam oleh reporter tersebut. Jika tidak sesuai, maka sebaiknya juru kamera membuat shot list yang beisikan jenis jenis shot dan uraian kegiatan yang berhasil direkam. 2. Cara yang kedua yakni dengan merekam suara secara langsung pada gambar yang sudah disunting kemudian membuat naskah komentarnya. Jika langkah kedua ini yang ingin ditempuh, maka ia hanya baru bisa mengisi suara (voicing over atau dubbing) setelah naskah dikoreksi oleh editor-in-chief dan gambar yang telah selesai disunting. Untuk selanjutnya proses perekaman sama dengan proses pertama yaitu ditangani oleh penyunting gambar. Jadi sekali lagi cara kedua inimemiliki kelemahan, terutama dalam hal sinkronisasi antara gambar dan komentar, demikian terhadap durasinya. B. Tune Berita Tune adalah kata benda yang arti luasnya adalah “lagu atau musik”. Dalam dunia penyiaran, tune digunakan sebagai identitas suatu program acara. Oleh karena itu tune digunakan sebagai pembuka acara dan disebut dengan Tune Buka atau “Opening Tune” dan untuk acara penutup disebut dengan Tune Tutup atau “Closing Tune”. Pemilihan lagu yang sangat spesifi biasanya berdasarkan pada, tempo, daya tarik, dan kesesuaian acara. Pada media radio, Tune hanya melalui musik, tetapi pada televisi, harus dilengkapi dengan visual (gambar). Tune tersebut akan terdiri dari musik, biasanya instrument yang divisualkan dengan gambar-gambar yang dapat dilakukan melalui hasil paduan (editing) antara gambar objek murni dan grafis computer secara simulta sesuai dengan tema dan durasi. Durasi untuk sebuat tune sangat bervariasi, tetapi pada umumnya berkisar antara 10 hingga 20 detik.
12
BAB III KESIMPULAN Jurnalistik adalah ilmu yang terus berkembang berdasarkan norma – norma yang ada. Untuk menegakkan martabat, integritas dan mutu jurnalis televisi Indonesia atau lainnya, serat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat, dengan ini JTV Jember menetapkan Kode Etik Jurnalis, yang harus ditaaati dan dilaksanakan oleh seluruh Televisi Indonesia. Jurnalis Televisi Indonesia mengumpulkan dan menyajikan berita yang benar dan menarik minat masyarakat, serta jujur dan tanggung jawab. Untuk melaksanakan fungsinya daripada kinerja Pers media Elektronik / Pertelevisian dengan baik, maka media Televisi yang ada di Jember mampu merencanakan kerja yang ada didalamnya sesuai Kode Etik yang ada. Perencanaaan itu telah didukung oleh pemahaman yang mendalam tentang fungsinya. REKOMENDASI ( SARAN ) Peranan pertelevisian di Indonesia memang tumbuh dengan pesat, mengupas tuntas dari sudut pandang pemberitaaan, mungkin dapat saya mengapresiasikan setinggi – tingginya kepada Pertelevisian Indonesia khususnya JTV Jember dalam perjaalanan waktu, walaupun eksistensinya TV Lokal yang belum lama muncul meramaikan belantika media informasi, saya sangat mendukung dengan program – program JTV Jember, khususnya Program Berita Suwar – Suwir yang mengangkat berbagai ciri khas / ikon Kabupaten Jember, baik dilihat dari aspek historis, politik budaya, sosial, ekonomi, serta lingkungan hidup. Sehingga pada gilirannya program ini mampu menjadi etalase keragaman dan keeksotikan Kabupaten Jember dalam lingkup Provinsi maupun Nasional, yang berkenan berita – berita, baik informasi berita dalam Jember, maupun luar Jember. Tapi di sisi lain, mungkin ini merupakan kritikan kepada jurnalis, salah satunya JTV Jember dan media Pertelevisian lainnya, baik dalam memandu acara lebih diperhatikan, kami yakin semua mata rakyat Jember tertuju dan berfokus setiap moment –moment penting dalm suatu program atau acara di Televis Jember khususnya, karena kami beranggapan jangan informasi yang dikupas dapat menimbulkan pro kontra yang menjurus kepada timbulnya gesekan – gesekan yang secara tidak langsung menimbulkan opini publik yang beragam “ suka tidak suka “, “ terima tidak terima “ pasti akan ada komentar yang beragam.
13
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi :Teori dan Praktik. Bandung :Simbiosa Rekatama Media. Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis Berita. Jakarta : PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Ishadi SK. 1999. Dunia Penyiaran : Prospek Bisnis Informasi di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ishadi S. 1999. Dunia Penyiaran : Prospek dan Tantangannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. http:/www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx/id=2821.19.00wib. http://www.google.co.id/imgres?q=teleprompter&hl=id&client=firefo x-a&hs=txh&sa=X&rls=org.mozilla:enUS:official&channel=np&biw=1366&bih=584&tbm=isch&prmd=im vns&tbnid=ZDNgqIbhze9OlM:&imgrefurl=http://www.made-inchina.com/showroom/maresaudio/productdetailMehJxQCoaPkp/China-Teleprompter.html&docid=QElftP1-IPAYM&imgurl=http://image.made-inchina.com/2f0j00MebatQnBYPkp/Teleprompter.jpg&w=347&h=238 &ei=rVyaT6LyEITMrQeToqGTDg&zoom=1&iact=hc&vpx=687&vp y=4&dur=265&hovh=186&hovw=271&tx=129&ty=63&sig=116506 710655925076726&page=2&tbnh=108&tbnw=158&start=23&ndsp= 28&ved=1t:429,r:25,s:23,i:169. www. Produksi Berita.com
14