UNIVERSITAS INDONESIA
REPRESENTASI IDENTITAS KAUM MUDA IMIGRAN DI PRANCIS DALAM LAGU RAP KARYA ROHFF
TESIS
DIAH KARTINI LASMAN 0706181990
Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip ataupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Diah Kartini Lasman
NPM
: 0706181990
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 8 Juli 2010
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis yang diajukan oleh Nama
: Diah Kartini Lasman
NPM
: 0706181990
Program Studi : Ilmu Susastra Judul
: Representasi Identitas Kaum Muda Imigran Prancis dalam Lagu Rap karya Rohff
ini telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Humaniora pada Program Studi Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
: Dr. Talha Bachmid
(....................................)
Pembimbing II
: Dr. Risa Permanadeli
(....................................)
Penguji
: Mursidah, M.Hum
(....................................)
Ditetapkan di : .................... Tanggal
: ........................
Oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Dr. Bambang Wibawarta NIP 131882265
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
KATA PENGANTAR Lagu menciptakan harmoni dalam kehidupan, menentramkan dan dapat juga menghidupkan suasana. Ia adalah sarana ekspresi dan juga sumber inspirasi.
Namun
demikian ada sebuah jenis lagu yang seringkali dipandang orang sebagai lagu yang “buruk” atau “membuat pusing” karena irama dan tutur kata yang terlalu cepat. Tesis ini akan mengkaji isi dari jenis lagu tersebut, yaitu lagu rap Prancis karya Rohff. Selain ketertarikan pribadi penulis atas genre musik ini, isu mengenai imigrasi di Prancis juga selalu menimbulkan keingintahuan yang besar dalam benak penulis. Dengan demikian terciptalah ide untuk mengkaji lebih dalam kedua isu tersebut. Tesis ini tidak akan rampung tanpa bantuan, dukungan dan doa dari banyak pihak, karena itu penulis menghaturkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Dr. Bambang Wibawarta selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya yang telah memberikan saya kesempatan untuk menempuh dan menyelesaikan studi di program Pascasarjana FIB UI. 2. Dr. Talha Bachmid, selaku pembimbing, yang telah membimbing saya sejak menyelesaikan skripsi S1. Terima kasih banyak atas waktu, saran dan dukungan yang telah ibu berikan kepada saya. 3. Dr. Risa Permanadeli, pembimbing dan pembaca tesis saya. Terima kasih telah menyempatkan diri berdiskusi dan memberi saran-saran yang sangat berharga bagi kelanjutan penulisan akademis saya. 4. Prof. Dr. Titik Pudjiastuti, ketua Departemen Susastra, berkat dorongan ibu menjelang akhir semester saya menjadi bersemangat kembali untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. 5. Ibu Mursidah, M.Hum, sekertaris Departemen Susastra. Tak ada kata yang bisa mewakili rasa terima kasih saya yang tak terhingga atas segala dukungan, doa dan saran yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini. Kebijaksanaan Mbak Ida akan senantiasa menjadi contoh bagi saya. 6. Prof.Dr. Ida Sundari Husen, guruku di Program Studi Prancis dan Dekan FIB ketika saya memulai studi S2 saya. Terima kasih atas dorongan dan bantuan yang Ibu berikan sehingga saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi saya. 7. Prof. Dr. Okke K.S. Zaimar, ibu dan guruku. Terima kasih banyak atas pengertian, saran-saran serta dukungan ibu di tengah kebingungan serta kekalutan yang menimpa dalam pergulatan menyelesaikan tesis ini.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
8. Ibu Joesana Tjahjani Tjhoa, M.Hum. Begitu banyak bantuan, doa, dukungan, saran dan diskusi yang telah diberikan, hanya ada satu kata yang bisa merangkum semuanya: Merci infiniment pour tout! Tanpa dukungan Mbak Ana, tak akan mungkin tesis ini selesai pada waktunya. 9. Keluargaku,
ibu
dan
kakakku
di Program
Studi Prancis,
terutama
ibu
Ayu.B.Harahap. Ibu Tresnati S. Solichin, Mbak Myrna Laksman, Mbak Suma Riella. Terima kasih banyak atas dukungan doa dan energi selama saya menempuh ujian tesis saya. Terima kasih banyak untuk semua sms serta telepon yang senantiasa menguatkan jiwa. Je vous aime! 10. Teman-teman seangkatan: Bunga, Gella, Ghita dan Marda, Cipe Silva, Donty betapa masa-masa kuliah (dan tentu saja jalan-jalan) begitu ramai dan menyenangkan bersama orang-orang yang tepat. 11. Malaikat-malaikat penjaga yang selalu siap menemani: Dik Galuh, Mas Caping dan Tatang, terimakasih banyak telah menyediakan pelarian dan persinggahan untuk sekedar melepas lelah dan penat. Telah mendampingi dan mendukung semua langkahku. 12. Sahabat-sahabat jiwaku, pendengar setia curhatku, penyemangat dan pelepas lelah serta penatku : Airin, Mbak Lina, Margie, Reza, Sonia dan Mas Syafiq. Terimakasih untuk selalu ada, terima kasih untuk semua hiburan, doa dan semangat yang diberikan. Bukan hanya tesis yang tak mungkin rampung tanpa kehadiran kalian semua, namun kehidupan juga menjadi pahit tanpa kebersamaan dengan kalian. 13. Keluargaku: ibunda Bea Banduarto, Ani Prananti dan Achmad Fauzi, yang tanpa doanya tak mungkin saya mampu menjalani dan melewati semua rintangan. Mohon maaf karena proses penulisan tesis ini telah menyita begitu banyak waktu kebersamaan dengan kalian. 14. Almarhum ayahanda, Banduarto Lasman, semua tulisan ilmiah dan karir saya adalah persembahan untuk Bapak. Sesuai janji saya dahulu, saya akan terus berjalan dalam cita-cita dan impian saya. 15. Terima kasih yang terakhir dan yang utama, untuk Sahabat, Pelindung, Penyelamat dan sumber dari segala sumber. Setiap hembus nafas adalah milikMu, setiap jengkal udara adalah kuasaMu. Tak ada yang tak mungkin jika Kau telah menghendaki.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih banyak untuk semua pihak yang telah terlibat baik langsung ataupun tidak langsung dalam pengerjaan tesis ini, mohon maaf atas segala Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kekurangan yang ada dalam tesis yang jauh dari kesempurnaan ini. Betapapun, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu cultural studies/susastra.
Depok, 8 Juli 2010
Penulis
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Diah Kartini Lasman
NPM
: 0706181990
Program Studi : Cultural Studies Departemen
: Ilmu Susastra
Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis Karya
: Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Representasi Identitas Kaum Muda Imigran Prancis dalam Lagu-lagu Rap Karya Rohff beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Neoneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Pada Tanggal :
Yang Menyatakan
Diah Kartini Lasman
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Masalah I.3 Tujuan I.4 Sasaran I.5 Metodologi Penelitian I.5.1 Metode Penelitian 1.5.2 Sumber Data I.6 Kerangka Teoretis I.6.1 Representasi I.6.2 Identitas I.7 Ruang Lingkup I.8 Penelitian Terdahulu
i ii iii iv vii viii ix x 1 7 7 7 7 7 8 8 9 12 17 17
BAB II ANAK MUDA IMIGRAN DI PRANCIS DAN PRODUK BUDAYA URBAN 20 II.1 Latar Budaya Kehidupan Anak Muda Imigran di Prancis 21 II.2Produk Budaya Urban Sebagai Sarana Ekspresi Anak Muda Imigran di Prancis 26 II.3 Rohff, Soldat du Rap et Porte-Parole de Banlieue 32 BAB III KONSTRUKSI IDENTITAS ANAK MUDA IMIGRAN DI PRANCIS DALAM LIRIK LAGU RAP KARYA ROHFF III.1 Identitas Anak Muda Prancis dalam Qui est l’Exemple III.2 Identitas Anak Muda Prancis dalam T.D.S.I III.3 Identitas Anak Muda Prancis dalam Charisme III.4 Identitas Anak Muda Prancis dalam Ca Fait Plaisir III.5 Identitas Anak Muda Prancis dalam La Puissance III.6 Identitas Anak Muda Prancis dalam Produk Budaya Urban BAB IV KESIMPULAN DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
38 38 43 49 54 58 61 65 70 72
ABSTRAK
Nama
: Diah Kartini Lasman
Program Studi : Susastra/ Cultural Studies Judul
: Representasi Identitas Kaum Muda Imigran di Prancis dalam Lagu-lagu Rap
karya Rohff
Imigrasi telah menjadi isu besar bagi negara Prancis sejak pasca perang dunia kedua, menimbulkan beragam permasalahan dan belum pernah ditemukan formula yang tepat untuk mengatasinya. Anak muda imigran di Prancis memiliki kekhasan sebagai generasi kedua atau ketiga yang dilahirkan dan dibesarkan di Prancis karena mengenyam pendidikan Prancis dalam suasana diskriminatif dan keterpinggiran. Lagu rap sebagai salah satu produk budaya urban menjadi salah satu sarana ekspresi mereka. Tesis ini akan mengkaji representasi identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu rap karya Rohff, seorang rapper terkenal di Prancis. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah mengenai representasi dan identitas dari Stuart Hall, didukung oleh konsep-konsep Kathryn Woodward mengenai identitas. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam lagu-lagu rap karya Rohff, anak muda imigran di Prancis direpresentasikan sebagai kaum yang tertindas dan terkurung oleh sistem yang melingkupi mereka, baik sistem pemerintahan ataupun sosial ekonomi. Kata Kunci : representasi, identitas, budaya urban, anak muda, imigran, rap
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
ABSTRACT
Name
: Diah Kartini Lasman
Program
: Susastra/ Cultural Studies
Title
: Representation of Young Immigrant Identity in France through Rohff’s Rap Songs
Immigration has been a big issue in France since post second world war. It has been the roots of many problems, such as riots, discrimination, racism,etc. Nebertheless,the formula to overtake this big issue has not been found yet. Young immigrant in France, has unique caracteristic for being the second or third immgrant generation in France. They were born and grew up in France in the heat of discrimination and marginalisation as an immigrant. They need space to express themselves and therefore street art or l’art de la rue was born. This tesis is focusing on representation of young immigrant identity in France through Rohff’s rap. Stuart Hall theory’s on representation and Cultural Identity, combined with Kathryn Woodward concept on Identity and Difference is the main theory employed. The result shows that young immigrant in France represent their identity as someone who is imprisoned by the discriminative system (government and/or social-economny).
Keywords : Representation, identity, urban culture, youth, immigrant, rap
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kedatangan imigran di Prancis terbagi atas beberapa gelombang besar. Gelombang pertama terjadi pada paruh kedua abad XIX. Perkembangan Prancis dalam bidang industri, terutama industri tekstil menarik minat para imigran untuk berimigrasi dan bekerja di sana. Gelombang kedua terjadi pada pasca perang dunia kedua. Prancis kembali membutuhkan banyak tenaga kerja dan pemerintah mengajak tenaga kerja asing untuk berpartisipasi dalam dunia industri Prancis yang sedang berkembang. Hasil dari perkembangan industri besarbesaran ini adalah
30 tahun masa kejayaan Prancis yang biasa disebut dengan Trente
Glorieuses. 1 Kondisi penuh kemakmuran ini harus diakhiri pada tahun 1974 akibat krisis minyak yang melanda Eropa. Perusahaan-perusahaan di Prancis menghadapi krisis keuangan dan akibatnya harus mengurangi pegawai. Tingkat pengangguran meningkat sebagai dampak dari semua itu. Kaum imigran yang sebagian besar adalah tenaga kerja tidak terdidik adalah pekerja yang harus menghadapi pemecatan dan akhirnya menganggur. Presiden Prancis kala itu, Valéry Giscad D’Estaing langsung mengeluarkan keputusan untuk membatasi imigrasi. 2 Keputusan ini cukup efektif dalam membatasi jumlah imigran di Prancis, yaitu hanya meningkat 300.000 antara tahun 1975 – 1982. Motif imigrasi juga ikut berubah, yaitu dari motif ekonomi menjadi motif imigrasi keluarga (regroupement familiale). (Vaillant, 2010: 17) Sementara itu, sebagai dampak langsung dari arus imigrasi dan industrialisi, ruang juga mengalami perubahan. Perubahan kehidupan ekonomi Prancis dari agraris menjadi industrial membuat desa-desa berkembang menjadi kota-kota industri. Masyarakat rural berganti menjadi masyarakat urban. (Borne, 1990: 47) Meledaknya populasi urban membuat kota tidak mampu lagi menampung mereka dan terciptalah pemukiman di sekitar kota-kota industri. Pemerintah ikut menangani masalah pemukiman ini dan membangun pemukiman 1
Trente Glorieuses berlangsung sejak pasca perang dunia kedua yaitu tahun 1945 hingga krisis minyak tahun 1974. 2 Pada 3 Juli 1974, Presiden Valery Giscard D’Estaing mengambil keputusan untuk membatasi masuknya imigran ke Prancis. Pada tahun berikutnya, negara-negara tetangga Prancis yaitu Jerman dan Belgia mengadopsi peraturan yang sama.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
besar-besaran di pinggiran perkotaan pada tahun 1960. Konsentrasi pembangunan mereka adalah akses transportasi karena hal inilah yang sangat menentukan bagi kondisi bekerja di pusat-pusat industri. Sementara itu masalah-masalah sosial tidak menjadi fokus utama bagi pemerintah (Borne, 1990 : 49). Pembagian pemukiman pinggir dan pusat ikut menentukan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Pemukiman di pinggir kota memiliki harga sewa yang lebih murah dari pemukiman di dalam kota. Dengan demikian, kaum pekerja imigran yang biasanya bekerja sebagai buruh lebih memilih untuk tinggal di pinggir kota. Pembagian pemukiman seperti inilah yang kemudian menciptakan kantong-kantong penduduk berupa daerah miskin (bidonville). Daerah-daerah miskin memiliki banyak permasalahan sosial, terutama masalah yang berkaitan dengan kriminalitas akibat ketidakmampuan para penghuninya secara ekonomi. Pemerintah mengambil jalan tengah dengan merancang kantong penduduk yang lebih layak huni, terutama dengan mendirikan bangunan tempat tinggal yang memenuhi standar sanitasi. Pada bulan Juni 1973 didirikan organisasi Habitat et vie sociale (HVS) yang terdiri atas para pegawai negeri bidang perlengkapan, sosial dan anak muda. Tugas mereka adalah mempelajari cara-cara memperbaiki hubungan sosial dalam kehidupan bermasayarakat. (Pironnet, 2006 : 1) Hasil dari HVS adalah pengadaan HLM (Habitation à Loyer Modéré – Tempat tinggal dengan sewa yang ringan). Namun demikian solusi ini tidak mengubah keadaan daerahdaerah miskin ini. Tiga tahun kemudian, daerah miskin (bidonville) terakhir dihancurkan di Nice dan pemerintah menciptakan “Les cités de transit” (kota perpindahan). Tingkat kriminalitas tetap tinggi terutama yang bersifat kenakalan remaja. Menyikapi hal ini, pada tahun 1976 pemerintah menciptakan “Comité d’études sur la violence, la criminalité et la délinquance (CEVCD)”(Komite yang mengkaji kekerasan, kriminalitas dan kenakalan remaja) dalam departemen hukum. (Pironnet, 2006: 1) Konsentrasi pemerintah atas pemukiman dilanjutkan pada tahun 1977 dengan peluncuran rencana pembangunan banlieue.3 Program bernama “Habitat et vie sociale” (HVS) (tempat tinggal dan kehidupan sosial) diluncurkan untuk memperbaiki HLM Sekretariat negara untuk urusan tempat tinggal, Jacques Barrot, mencanangkan rencana pembangunan banlieue. Kemudian sekitar 50 proyek pembangunan banlieue dilaksanakan hingga 1981.
3
Banlieue adalah daerah pemukiman di pinggiran kota-kota besar di Prancis
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Namun demikian para arsitek dan urbanis melupakan hal-hal penting mengenai tempat tinggal yaitu sarana bersosialisasi. Masyarakat yang tinggal di banlieue tidak hanya butuh untuk berangkat kerja melainkan juga membutuhkan sarana-sarana sosial seperti rumah sakit, sekolah, kafe dan restoran. (Goaziou, 2010: 14 – 17). Ketiadaan fasilitas umum ini membuat akses penghuni akan informasi menjadi terbatas dan secara tidak langsung membuat para penghuni banlieue ingin keluar, baik secara fisik maupun non fisik. Keluar secara fisik adalah meninggalkan banlieue, sementara keluar dengan non fisik adalah melalui beragam sarana ekspresi. Ekspresi masyarakat banlieue adalah sebuah produk budaya masyarakat urban. Mereka memiliki kode-kode yang khas. Kode-kode ini bisa berupa gaya berpakaian, gaya berbicara, atau kesenian seperti grafiti, musik raii dan rap. Budaya urban yang tumbuh di banlieue lebih banyak menyentuh anak muda, khususnya anak muda imigran. Anak-anak muda ini adalah generasi kedua atau ketiga dari orangtua atau kakek nenek yang berimigrasi ke Prancis. Mereka adalah generasi yang dipenuhi konflik, baik konflik dengan diri mereka sendiri sebagai individu, konflik dengan identitas mereka sebagai anak muda Prancis namun tidak pernah diakui sepenuhnya sebagai “orang Prancis” 4. Kehidupan anak-anak muda banlieue ini menciptakan culture des jeunes (budaya anak muda). Menurut Goaziou dalam Les Banlieues (2001: 99-103) : “ La culture Jeune vient des banlieues.” (budaya anak muda lahir dari banlieue). Pada dasarnya pengertian “kaum muda” tidak dapat didefinisikan secara pasti. Namun satu hal yang telah disepakati para peneliti Cultural Studies yaitu bahwa konsep “anak muda” tidak semata mengacu kepada usia tertentu. Menurut Talcott Parsons, tidak ada kategori universal akan definisi “anak muda”, namun sebuah perubahan bangun budaya (social construct) yang muncul pada waktu tertentu dan didasarkan atas beberapa persyaratan. Anak muda biasanya ditentukan dalam wacana gaya, citra, perbedaan dan identitas. Hal yang paling penting dalam pembicaraan mengenai anak muda adalah ketika mereka diartikulasikan dalam kaitannya dengan wacana lain misalnya musik, gaya, kekuasaan, tanggung jawab, harapan, masa depan dan lain sebagainya. (Barker, 2000: 320) Bagi anak muda banlieue, gaya berpakaian, lagu rap, lagu rai, grafiti adalah bentuk kreativitas mereka dan sebuah ciri pembeda antara mereka dan anak muda lainnya. Budaya urban yang diadopsi dari budaya urban masyarakat pinggiran Amerika ini memberikan anak4
Orang Prancis yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu kepada warganegera Prancis yang secara esensialis dimaknai sebagai ras kulit putih dan secara sosial ekonomi adalah kelompok terpelajar dengan status ekonomi menengah keatas.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
anak muda imigran Prancis kesempatan untuk menempatkan dirinya sebagai bagian dari konstruksi besar masyarakat sosial. Tidak hanya les blancs (kulit putih) yang bersuara, namun juga les blacks et les beurs (kulit hitam dan magribi). Diantara beberapa sarana ekspresi tersebut, lagu rap menjadi sarana untuk mengungkapkan ekspresi jiwa anak muda banlieue yang seringkali merasa terjebak dan tidak aman dalam dunia yang melingkupinya. (Goaziou, 2001: 101). Lagu rap dinyanyikan dengan cepat dan membawa kemungkinan untuk menampung lirik lebih banyak dari lagu-lagu lain. Lebih banyak hal dapat tersampaikan dalam lagu rap. Bentuk lagu rap menyerupai orang bercerita, bahkan seringkali dinyatakan bahwa rap adalah singkatan dari rhythme et poèsie (ritme dan puisi). Sifat rap yang demikian memungkinkan anak-anak muda untuk berbicara langsung dari hati, sebagaimana sifat puisi. Kelahiran rap sebagai budaya urban kaum muda, baik di Amerika atau di Prancis membuat genre musik ini lekat dengan potret kehidupan masyarakat pinggiran. Menurut Cyril Trimaille dalam artikelnya yang berjudul Rap Francais, Humour et Identité(s) yang diterbitkan dalam jurnal Ecarts d’Identité, lagu rap digemari anak muda banlieue karena hal berikut ini : “le rap offre des modes alternatifs de socialisation et de professionnalisation, qui permettent de sortir de la « galère », et propose à des jeunes des modèles d’identification positive autres que les stéréotypes négatifs de l’ouvrier ou des « racailles »” (hlmn. 53)
“lagu rap menawarkan model sosialisasi dan jalur profesional alternatif yang membuat pelakunya dapat keluar dari “kekacauan”. Lagu rap menawarkan model identifikasi positif terhadap anak-anak muda yang biasanya selalu digambarkan dalam stereotip negatif sebagai kelas buruh atau “pengacau”.
Dengan menjadi saksi kehidupan banlieue dan sarana berekspresi, lagu rap menjadi bagian dalam penciptaan sebuah identitas baru bagi anak-anak muda imigran, khususnya anak muda imigran Prancis. Lagu rap adalah milik komunitas mereka, yang membedakan mereka dengan others, lagu rap merupakan produk mereka sendiri dan tidak dapat dilakukan oleh others. Lagu rap juga memungkinkan mereka bermimpi akan kehidupan yang lebih baik jika suatu saat mereka bisa sukses berkarir di jalur rap sehingga lebih memiliki modal dalam perjuangan menampik stereotip negatif mengenai anak muda imigran dan kemiskinan serta pengangguran. Mereka memproduksi identitas baru melalui lagu rap dan dalam saaat yang bersamaan juga mengkonsumsi barang-barang material yang berkenaan dengan lagu rap Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
misalnya baju, sepatu, aksesoris dan album-album rap. Popularitas seorang penyanyi rap bisa dilihat dari angka penjualan albumnya yang tinggi dan gaya berpakaiaannya yang menjadi trendsetter. Salah satu penyanyi rap yang memiliki angka penjualan album tinggi adalah Rohff. Ia berulangkali meraih penghargaan platinum atau emas atas penjualan albumnya. Pada bulan September 2002 ia mengeluarkan album berjudul Rohff dengan dua lagu unggulan yaitu Qui est l’Exemple dan T.D.S.I. Album ini meraih penghargaan platinum untuk penjualan sebanyak 750.000 kopi. Pada tahun 2004 ia mengeluarkan album La Fierté des Notres dan mendapatkan penghargaan “disque d’or” (album emas) dengan lagu andalannya yang berjudul
a Fait Plaisir dan Charisme. Album Au dela Mes Limites keluar pada tahun
2005 dengan single unggulan La Puissance. Album ini juga mendapatkan “disque d’or” dan dalam 2 minggu sudah mampu terjual sebanyak 200.000 kopi. Seiring dengan kesuksesan album-albumnya, lagu-lagu andalan Rohff menjadi bagian dalam sebuah kompilasi rap internasional yang diterbitkan oleh radio khusus rap, hip hop dan R&B Prancis yaitu skyrock. Album kompilasi ini bernama Planète Rap dan merupakan perpanjangan dari majalah yang juga diterbitkan oleh skyrock serta acara khusus rap di radio ini yang telah ada sebelumnya. Dalam kurun waktu 2002 – 2007, lagu-lagu Rohff memiliki frekuensi paling banyak untuk muncul dalam kompilasi ini, yaitu sebanyak 8 kali sementara penyanyi rap lain meletakkan antara 1 – 7 lagu dalam kompilasi ini. Salah satu ciri khas Rohff adalah kesetiaannya untuk bercerita mengenai kehidupan anak muda banlieue dalam lagu-lagunya. Dalam situs resminya ia mengatakan : ““Qui d’autre peut résumer le slalom entre les tragedies et la loi qu’est la vie des jeunes banlieusard?” “siapa lagi yang dapat menceritakan intrik antara tragedi dan hukum yang merupakan kehidupan kaum muda banlieue? (www.Roh2f.com) Ia menempatkan dirinya sebagai porte-parole atau juru bicara bagi anak-anak muda imigran banlieue. Dengan lagu-lagu rapnya ia menjadi bagian dalam konstruksi identitas anak-anak muda imigran. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak akan pernah benar-benar pergi dari banlieue : “J’ai passé plus de temps dans la misère sociale que dans le luxe, c’est m’a marqué à vie, c’est mon caractère aussi. Je ne l’ai pas choisi, je suis né avec. Je suis toujours dans le 9-4, je ne suis jamais loin de ca.”
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Aku lebih banyak
berada dalam kesengsaraan sosial daripada kemewahan, itu
sangat bermakna dalam hidupku, itu adalah karakterku. Aku tidak memilihnya, aku dilahirkan dengan itu. Aku selalu dalam 9-4 (Vitry sur Seine), aku tidak pernah jauh dari tempat itu.” Dalam kesuksesan dan popularitasnya ia memposisikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat banlieue, khususnya sebagai bagian dari budaya anak muda urban. Dengan demikian ia turut diposisikan sebagai bagian dari banlieue yang lekat dengan stereotipstereotip negatif terutama kekerasan, kriminalitas dan délinquance (kenakalan remaja). I.2 Masalah Bagaimana lagu-lagu rap karya Rohff, sebagai salah satu produk budaya urban, merepresentasikan identitas anak-anak muda imigran di Prancis?
I.3 Tujuan Menemukan representasi identitas anak-anak muda imigran di Prancis dalam salah satu produk budaya urban yaitu lagu rap karya Rohff.
I. 4 Sasaran 1. Memperlihatkan tema-tema yang dominan dalam lagu-lagu Rohff 2.Memperlihatkan posisi dan penempatan diri anak muda imigran dalam lagu-lagu Rohff 3. Memperlihatkan lagu Rohff sebagai sarana ekspresi anak-anak muda imigran di Prancis 4. Memperlihatkan budaya anak muda imigran di Prancis melalui lagu-lagu Rohff
I.5 Metodologi Penelitian I.5.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Cultural Studies. Metode penelitian kualitatif terfokus pada pencarian makna yang didapatkan dari hasil analisis. Analisis data akan dilakukan dengan pemaknaan lirik lagu berdasarkan diksi lalu dikaitkan dengan teori representasi dan identitas dari Stuart Hall.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
I.5.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah 5 lirik lagu rap Prancis yang dibawakan oleh Rohff yaitu : Qui est l’Exemple, T.D.S.I , Charisme , Ca Fait Plaisir dan La Puissance. Semua lagu ini ada dalam pilihan kompilasi Planète Rap dan mendapatkan penghargaan dalam penjualan album atau single. Tahun peluncuran album dibatasi selama lima tahun yaitu dari 2002 sampai 2007. Tahun 2002 dipilih sebagai titik tolak karena tahun ini adalah tahun terakhir Planète Rap diluncurkan dalam satu volume setahun. Penambahan volume album kompilasi menunjukan pertambahan minat masyarakat dalam konsumsi lagu Rap. Dengan demikian pasca 2002 terlihat sebuah gejala baru dalam kehidupan kaum muda di Prancis. Sementara itu tahun 2007 diambil sebagai batas karena konteks sosial politik budaya Prancis yang berubah menjelang pemilihan Presiden. Lirik lagu rap diunduh dari situs-situs resmi rap. Lirik lagu rap tersebut disalin oleh para penggemar rap. Data-data sekunder adalah literatur mengenai musik rap, berbagai artikel mengenai kondisi aktual masyarakat Prancis terutama yang berkaitan dengan kehidupan imigran khususnya kehidupan anak-anak muda imigran di Prancis.
I.6 Kerangka Teoretis Penelitian ini akan melihat representasi identitas anak muda imigran di Prancis. Menurut Barker (2000: 8 – 12), representasi dan identitas adalah dua kata kunci dalam penelitian Cultural Studies. Kajian cultural studies adalah sebuah praktik pemaknaan, yaitu kajian mengenai makna yang didapat dari tanda-tanda. Tanda-tanda yang ada dalam berbagai bentuk yaitu simbol, bahasa, tingkah laku selalu memiliki makna. Pemaknaan dari tanda-tanda yang diartikulasikan dengan konteks yang melingkupinya inilah yang akan membentuk representasi. Sementara itu identitas dalam Cultural Studies memiliki konsep khusus. Identitas tidak hanya berkaitan mengenai informasi pribadi mengenai seseorang yang berkaitan dengan nama, tanggal lahir, tempat tinggal dan informasi-informasi lain yang ada dalam kartu identitas, melainkan identitas adalah sebuah konstruksi sosial. Identitas hadir dalam proses pemaknaan dan bukan hadir begitu saja dalam diri seseorang (Barker.2000 : 11-12). Stuart Hall menekankan konsep identitas pada cultural identity karena menurutnya identitas adalah sebuah produksi yang tidak pernah selesai melainkan selalu berada dalam proses (Hall. 1990: 222). Identitas terkait dengan masa lalu namun tidak terikat secara esensialis dengan masa lalu. Identitas seorang imigran misalnya, akan terkait dengan keberadaannya sebagai imigran namun eksistensinya tidak hanya terbatas pada identitasnya Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
sebagai imigran (being) melainkan pada proses becoming. Proses ini berkaitan dengan masa depan, karenanya identitas bukanlah sebuah proses yang sudah selesai. Teori mengenai representasi dan identitas akan dijelaskan lebih lanjut di bagian berikut ini.
I.6.1 Representasi Salah satu makna yang terkandung dalam kata representasi adalah to represent atau menghadirkan kembali sesuatu dan to stand in atau untuk mewakili sesuatu. (Hall. 2003: 15). Genre musik rap sendiri dapat dilihat sebagai sebuah tanda. Rap sebagai tanda diartikulasikan dengan masyarakat urban, yaitu masyarakat yang memproduksi dan mengkonsumsinya. Makna yang didapatkan dari genre ini adalah bahwa rap berkaitan erat dengan ekpsresi anak-anak muda imigran. Rap menjadi salah satu representasi dari anakanak muda imigran, dalam pengertian to stand in atau mewakili anak-anak muda imigran. Lagu rap karya Rohff bercerita mengenai kehidupan anak-anak muda imigran Prancis yang hidup di banlieue. Dalam konstruksi ini, lagu-lagu rap karya Rohff telah menghadirkan kembali (to represent) anak-anak muda imigran Prancis yang tinggal di banlieue. Sementara itu Stuart Hall juga mengatakan bahwa Representation is the production of the meaning of the concepts in our minds trough language.” (Hall. 2003 : 17) Representasi berkaitan erat dengan produksi makna dari konsep-konsep yang ada dalam pikiran seseorang. Dalam kaitannya dengan lirik lagu Rohff, our mind mengacu pada pikiran Rohff. Representasi sendiri merupakan sebuah sistem yang memiliki proses. Hall membagi prosesproses ini dalam dua hal yaitu representasi mental (mental representation) dan bahasa (language/sign). Representasi mental berada dalam konsep di kepala kita. Dalam representasi mental kita menghubungkan antara kenyataan dengan konsep yang kita miliki. Melalui hal-hal nyata yang kita lihat, dapat tercipta konsep akan hal tersebut tanpa benar-benar berada dalam situasi yang dimaksudkan atau melihat benda yang dibicarakan. Ketika mendengar lagu rap, konsep yang terbentuk adalah bahwa lagu rap adalah lagu yang berirama cepat. Isi lagu rap adalah omelan, kritik dalam bahasa yang vulgar. Berhenti di tahap representasi mental ini, kita sampai di tahap konsep, atau kesan dan benar-benar memaknai isi lagu rap. Kesan yang kita dapatkan ini sangat tergantung pada subjek yang memaknai sebuah produk. Representasi mental mengenai lagu rap pada anak muda imigran Prancis dan pada orangorang non imigran Prancis atau generasi tua/dewasa akan berbeda. Makna sangat tergantung pada siapa yang memaknai dan relasi antara subjek-objek dan karenanya bukan sesuatu yang tetap. Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Kesamaan dalam memaknai sesuatu sangat erat kaitannya dengan shared meanings atau shared conceptual map (Du Gay, Hall et.al,1997). Lagu-lagu Rohff akan dimaknai anak-anak muda imigran Prancis yang tinggal di banlieue sebagai suara hati mereka. Sementara maknanya akan menjadi lain bagi orang-orang yang tidak berbagi konteks sosial yang sama dengannya, misalnya orang-orang dari generasi yang berbeda. Sementara itu bagi orang-orang di luar komunitas anak imigran Prancis, atau non Prancis, lagu-lagu Rohff dapat dilihat sebagai acuan mengenai kehidupan di Prancis, khususnya kehidupan kaum muda. Dalam tataran ini, lagu-lagu rap karya Rohff dapat digunakan untuk membaca representasi identitas anak-anak muda imigran di Prancis. Tataran kedua dalam sistem representasi adalah bahasa. Semua konsep dalam representasi mental harus diwujudkan dengan bahasa agar kita dapat menghubungkannya dengan kenyataan dan mendapatkan makna. Bahasa dapat diuraikan dengan kode-kode. Kode yang dimaksud disini adalah kode bahasa dan budaya. Rohff dan anak-anak muda imigran di Prancis berbagi kode yang sama dalam produksi dan konsumsi lagu-lagu rap. Mereka berbahasa Prancis dan berada dalam konteks budaya yang sama. Lagu-lagu rap karya Rohff dapat dibongkar dengan memperhatikan kode bahasa Prancis anak muda dan pemahaman atas kehidupan urban banlieue yang melingkupi penciptaan lagu serta isi di dalam lagu. Grossberg dalam artikelnya yang berjudul “History, Politics and Postmodernism”, mengatakan bahwa Cultural practices are signifying practices. Praktik pemaknaan tanda adalah sebuah praktik budaya. Dalam praktik ini, konstruksi makna harus selalu dikaitkan dengan konteks. Dengan demikian representasi tidak pernah terlepas dari realita sosial yang melingkupi subjek dan objek. Representasi merekatkan semua tanda-tanda menjadi makna dan makna sendiri bersifat subjektif, tidak pernah tetap, selalu berubah dan selalu bergerak. Ada bermacammacam pendekatan untuk melihat bagaimana makna dapat tersampaikan. Dari beragam teori mengenai makna dan bahasa ada tiga pendekatan yang disimpulkan oleh Stuart Hall (2003: 24-25) yaitu : 1. Pendekatan Reflektif (reflective approach) Pendekatan reflektif memandang bahasa hanya sebagai refleksi atas makna yang telah terkandung dalam tanda. Makna terkandung dalam objek dan tidak terpisahkan dari dunia nyata. Dalam pendekatan inilah muncul istilah mimesis yaitu bahwa bahasa merefleksikan atau menirukan kenyataan. Dalam pengertian reflektif ini, lirik lagu rap karya Rohff menjadi refleksi atas kehidupan anak muda imigran di banlieue. Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
2.
Pendekatan Intensional (intensional approach) Pendekatan intensional memandang makna sebagai bagian dari penulis (author). Makna terletak pada intensi penulis karena itu kata-kata bermakna sesuai dengan kehendak penulis. Dalam pendekatan ini, lirik lagu rap karya Rohff memiliki makna tunggal, yaitu sesuai dengan tujuan Rohff menulis dan sesuai dengan biografi Rohff.
3.
Pendekatan konstruksionis (constructionist approach) Pendekatan ketiga, yaitu pendekatan konstruktivis mengatakan bahwa makna terkonstruksi dalam bahasa dan lewat bahasa. Makna tidak didapatkan hanya dari intensi pengarang namun didapatkan melalui sistem representasi.
Pendekatan yang ketiga inilah yang lebih dekat dengan Cultural Studies yang mengatakan bahwa meaning is constructed. Makna tidak terkandung begitu saja dalam sebuah tanda melainkan terbangun ketika makna tersebut ditafsirkan oleh penafsir yang juga telah memiliki serangkaian konsep sesuai dengan budaya yang ia miliki. Meaning does not inhere in thing. It is constructed, produced. It is the result of a signifying practice-a practice that producess meaning,that make things mean. (Hall.2003: 28). Dalam pendekatan ketiga ini, lirik lagu-lagu Rap karya Rohff dapat dimaknai oleh siapapun dalam kaitannya untuk memahami kehidupan anak-anak muda imigran Prancis yang diceritakan di dalam lagu. Makna dalam lirik lagu rap karya Rohff menjadi bagian dari sebuah bangun budaya besar, dan menjadi representasi dari budaya anak muda imigran di Prancis yang tinggal di banlieue. Namun demikian, representasi bukanlah sebuah kebenaran tunggal dan akan terus menjadi representasi berikutnya tanpa batas akhir. Representasi anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu Rohff akan memperlihatkan konsep mereka terhadap diri dan lingkungannya. Bagaimana mereka menyikapi stereotip-stereotip yang ada mengenai banlieue yang erat dengan konflik, persaingan, kekerasan, kemiskinan dan kriminalitas. Representasi ini akan berkaitan dengan representasi sistem yang ada di banlieue, pembentuknya dan pemegang kuasa dalam kehidupan masyarakat banlieue.
I.6.2 Identitas Identitas berkaitan erat dengan diri seseorang atau komunitas, menyangkut individu atau kelompok. Menurut Barker (2003: 165), identitas dibedakan menjadi self identity dan social identity. Pembedaan ini didasarkan dari sudut pandang melihat identitas. Bagaimana diri seseorang atau kelompok melihat dirinya adalah self identity, sementara bagaimana konstruksi masyarakat melihat mereka adalah social identity. Identitas seseorang atau Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kelompok ditentukan berdasarkan kesamaan dan perbedaan, mengenai diri pribadi dan sosial “about what you have in common with some people and what differentiate you from others” (weeks, 1990: 89). Kathryn Woodward (1999: 35) juga mengatakan bahwa konstruksi identitas diambil dari pemaknaan atas perbedaan: “ Identity is constructed in relation to other identities, to “the outsider” or in terms of others”. Dalam pengertian ini identitas merupakan hubungan yang bersifat oposisi biner dengan “yang lain”. Identitas seseorang dapat terkonstruksi atau dikonstruksikan melalui keberadaan yang lain. Bukan hanya individu yang penting, melainkan kaitan antara individu dengan komunitas atau orangorang lain juga memegang peranan. Emannuel Vaillant, dalam l’Immigration mengutip pendapat Christian Bromberger, seorang antropolog yang sependapat dengan Woodward. Ia menuliskan dalam L’Autre et le Semblable bahwa : “ l’identité se construit moins dans le rapport à soi et à l’identique que dans le rapport à l’autre et dans la différence, définie tout à la fois par l’autre et contre l’autre.” “Identitas lebih banyak terkonstruksi dalam hubungannya dengan yang lain dan dengan perbedaan daripada dalam hubungan dengan diri sendiri. Identitas seringkali didefinisikan oleh orang lain dan dikontraskan dengan orang lain. Dalam pengertian ini, individu diletakkan dalam konteks masyarakat. Tidak hanya dirinya yang menjadi pokok, namun juga posisinya di masyarakat. Identitas Rohf sebagai anak muda imigran Prancis adalah pembedaan terhadap kelompok anak muda non-imigran. Rohff sebagai penyanyi rap Prancis tercipta dari pembedaan dengan penyanyi genre musik lain. Identitas dari oposisi semacam ini bisa ditentukan oleh banyak faktor misalnya gender, profesi, etnis, pandangan politik dan lainlain. Namun demikian identitas bukanlah sebuah konstruksi yang bersifat tetap dan ada dengan sendirinya. Stuart Hall mengatakan dalam Identity and Diaspora (1990: 222 – 237) bahwa kita harus melihat identitas sebagai produksi yang tidak pernah selesai, selalu berada dalam proses dan selalu berada bersamaan dengan representasi. Menurut Hall, dalam pengertian inilah timbul permasalahan mengenai identitas budaya (cultural identity). Di satu sisi, identitas budaya berkaitan dengan budaya asal subjek, bisa dianggap sebagai one shared culture yang lekat dengan sejarah. Identitas Rohff dan anak-anak muda imigran di banlieue dalam sudut pandang ini adalah bahwa mereka bukan warganegara “asli” Prancis, memiliki Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
warna kulit yang berbeda dan latar belakang budaya yang berbeda. Pemaknaan identitas dari sudut pandang ini bersifat esensialis karena berarti tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Rohff yang berkulit hitam keturunan Comores akan selalu menjadi The Black. Stuart Hall memberikan refleksi kedua mengenai identitas budaya, yaitu bahwa identitas sebagai konstruksi yang tidak pernah selesai sangat erat berhubungan dengan masa depan, It is a matter of 'becoming' as well as of 'being'. It belongs to the future as much as to the past. Identitas budaya anak-anak muda imigran di Prancis, termasuk Rohff berada dalam sebuah proses “becoming”. Ekspresi mereka sebagai bagian dari representasi membawa menuju sebuah identitas baru yang di kemudian hari akan kembali berubah menuju identitas yang baru lagi. Pemilihan bahasa vulgar dalam rap dan kosakata bahasa sehari-hari anak muda imigran (langue de la cité), adalah bagian dari proses becoming mereka. Selain berfungsi sebagai ciri pembeda, bahasa ini mereka memberikan wilayah yang tegas antara anak muda imigran banlieue dengan non imigran. Mereka bukan lagi masyarakat terpinggir yang harus tunduk pada sistem bahasa Prancis baku namun memiliki kemampuan menciptakan bahasa sendiri di luar sistem yang ada. Dalam melihat cultural identity, Stuart Hall membaginya menjadi tiga cara konseptualisasi yaitu : 1. The enlightement subject Dalam konsep enlightment, identitas dipandang sebagai sesuatu yang inheren dalam diri seseorang: “the essential centre of the self was a person’s identity.” 2. The sociological subject Dalam konsep ini, identitas dilihat dalam hubungannya dengan konteks sosial tempat ia berada: “ the inner core of the subject was not autonomous and self sufficient, but was formed in relation to ‘significant others’, who mediated to the subject the values, meaning and symbols-the culture- of the world he/she inhabited.” Subjek dipandang sebagai bagian dari lingkungan, tidak dilihat dari sudut pandang individual. 3. The postmodern subject Dalam konsep posmodernis, identitas subjek dianggap selalu berbeda: “the subject assumes different identities at different times, identities which are not unified around coherent ‘self’.” Selalu ada kutub yang tarik menarik dan selalu ada pertentangan dalam konsep posmodernis mengenai identitas. Bahkan jika subjek merasa memiliki identitas yang selalu sama sejak lahir sampai mati, itu
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
dikarenakan subjek sendirilah yang mengkonstruksi identitasnya menjadi demikian. Dalam pembagian konsep yang erat kaitannya dengan zaman ini, Hall menjelaskan posisi identitas dalam pengertian esensialis dan non-esensialis. Pandangan non-esensialis melihat identitas sebagai sesuatu yang dikonstruksi dan terkonstruksi (constructed and being constructed). Subjek dan lingkungan memiliki peranan yang sama penting dalam konsep identitas. Konsep identitas sebagai suatu proses yang terus berlanjut dan karenanya harus dipandang dengan cara non-esensialis inilah yang akan dipakai dalam penelitian ini. Sementara itu Stuart Hall dan Du Gay menjabarkan bahwa representasi dan identitas berada dalam circuit of culture. Ada lima hal yang terus menerus berlangsung dalam interaksi sosial kehidupan sehari-hari yaitu proses representasi, identitas, produksi, konsumsi dan regulasi. Dalam kelima proses ini, bahasa menjadi medium yang dapat menjadikan suatu hal menjadi bermakna. Lima proses dalam Circuit of Culture saling berhubungan satu sama lain dan dapat digambarkan sebagai berikut :
Representasi
Regulasi Identitas
Konsumsi
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Produksi
Proses representasi akan membawa makna menuju konstruksi identitas. Proses ini juga dapat memproduksi makna baru dan sebaliknya, proses representasi dapat dipandang sebagai proses konsumsi makna. Proses representasi terkait dengan regulasi, yaitu dengan kode-kode dan peraturan yang ada dalam masyarakat dan mengantarkan sebuah hal menjadi bermakna. Representasi anak muda imigran di Prancis terkait dengan produksi mereka, yaitu lagu rap dan konsumsi mereka yaitu album rap dan gaya berpakaian hip hop. Representasi juga terkait dengan regulasi, misalnya kewajiban untuk sekolah, undang-undang integrasi dengan budaya dominan dan penempatan mereka di pemukiman pinggiran yang disebut banlieue. Identitas
sendiri
dapat
diproduksi
dan
dikonsumsi.
Identitas
juga
dapat
direpresentasikan serta tidak terpisahkan dari regulasi yang ada dalam masyarakat. Sebaliknya, regulasi juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan terbentuk dari interaksi antara proses konsumsi, produksi, representasi dan identitas. Identitas sebagai anak muda imigran di Prancis dapat diproduksi melalui persamaan dan perbedaan dengan others. Sementara itu identitas mereka juga dapat dikonsumsi melalui konsumsi produk-produk budaya anak muda urban misalnya saja lagu rap. Identitas mereka dapat direpresentasikan dalam produk budaya urban dan identitas mereka juga tidak lepas dari regulasi pemerintah Prancis. Dalam artikulasi inilah makna, konstruksi identitas dan representasi menjadi bagian dari sebuah siklus budaya.
I. 6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah lirik lima lagu rap Prancis karya Rohff dalam kurun waktu 2002 – 2007. Analisis makna lirik lagu rap Prancis akan dikaitkan dengan konteks sosial budaya & politik masyarakat Prancis, khususnya kaum imigran untuk melihat representasi identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu rap karya Rohff
I.7 Penelitian Terdahulu Lagu rap sudah beberapa kali diteliti. Beberapa contoh penelitian terdahulu adalah tesis yang ditulis oleh Schyler Chennault berjudul Je Vis donc Je Vois donc Je Dis, Banlieue Violences in French Rap (Aku hidup maka aku melihat maka aku bicara, Kekerasan Banlieue dalam Lagu Rap Prancis). Tesis ini diterbitkan oleh Department of French and Italian Brigham Young University pada bulan April tahun 2007. Penelitian dilakukan oleh El Haj Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Karima berjudul Rap Ta Politique, Ta Justice et Ta Police:Les représentation Sociales des jeunes rappeurs (Rap-kan Politikmu, Keadilanmu dan Polisimu: Representasi Sosial Rappeur-rappeur Muda). Penelitian ini diterbitkan oleh Université Catholique de Louvain, Faculté de Droit, École de Criminologie (Fakultas Hukum, Program Studi Kriminologi) pada tahun 2005. Dalam penelitiannya, Chennault menganalisis lirik lagu-lagu rap untuk melihat representasi kekerasan di banlieue dari perspektif para rappeur. Ia melihat kondisi penyebab kekerasan menurut para penghuni banlieue dan mencoba menjawab kritik bahwa lagu rap identik dengan kekerasan. Banlieue dalam lirik lagu rap digambarkan seperti sebuah dunia lain yang terasing serta jauh dari fasilitas yang terdapat di pusat. Para penyanyi rap ingin menyebrang keluar namun mereka merasa tidak mampu secara finansial ataupun secara pendidikan. Mereka seolah terkurung dalam lingkungan banlieue dan tak memiliki masa depan lalu mengekspresikan kemarahan terhadap pemerintahan terutama polisi dalam lirik lagu-lagu rap.
5
Chennault membaca lirik lagu rap dalam kaitannya dengan kekerasan
yang ada di banlieue dan berusaha menemukan jawabannya, sementara tesis ini akan menganalisis lirik lagu rap untuk menemukan representasi identitas anak muda imigran di Prancis. Penelitian kedua melihat rap dalam kaitannya dengan politik dan hukum menggunakan teori representasi sosial. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa para rappeurrappeur muda tersebut menggunakan lagu rap untuk melakukan protes terhadap sistem dan represi dari polisi serta hukum . Mereka merasakan sebuah kekosongan, kegelisahan, kebencian, pesimisme dan keinginan untuk memberontak. Mereka juga merasa ditolak serta ditinggalkan akibat stereotip negatif yang diberikan masyarakat kepada mereka. Tesis ini mengambil perspektif yang berbeda yaitu terfokus pada konstruksi identitas anak muda imigran di Prancis untuk menemukan representasi identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu Rohff.
I.8 Sistematika Penyajian Tesis ini dibagi dalan empat bagian yaitu : BAB I yang berisi pendahuluan, masalah, tujuan, sasaran, metode penelitian, sumber data, kerangka teori dan penelitian terdahulu. 5
Chennault, Schyler, 2007. Je Vis donc Je Vois donc Je Dis, Violence in French Rap. Tesis di Brigham Young University: Department of French and Italian Studies diunduh dari http://contentdm.lib.byu.edu/ETD/image/etd1787.pdf pada 9 September 2008 pukul 23.45
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Bab II yang berisi konteks sosial budaya anak muda imigran Prancis yaitu mengenai anak muda imigran Prancis dan produk budaya urban sebagai sarana ekspresi. Bab III berisi analisis mengenai konstruksi identitas anak muda Prancis dalam lagu-lagu rap karya Rohff sebagai produk budaya urban BAB IV yang berisi kesimpulan
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
BAB II
ANAK MUDA IMIGRAN DI PRANCIS DAN PRODUK BUDAYA URBAN
“ La culture Jeune vient des banlieues” (budaya anak muda lahir dari banlieue), Goaziou menjadikannya sebuah judul bab dalam Les Banlieues (2001: 99-103). Berbicara mengenai budaya anak muda adalah berbicara mengenai kehidupan mereka, gaya hidup, produk budaya, konflik dan semua hal yang menjadi kekhasan mereka. Jika berbicara mengenai budaya anak muda imigran di Prancis, ada satu hal yang tak mungkin dilepaskan, yaitu banlieue sebagai ruang interaksi mereka. Dalam ruang urban inilah mereka bersentuhan dengan sistem yang ada, mulai dari sekolah, institusi administratif negara (pemerintah daerah, kepolisian, Sécurité Sosial6), rumah sakit sampai institusi ekonomi dan sosial (pasar, café, toko-toko) dan penunjang-penunjang kehidupan lainnya. Pernyataan Goaziou (2001) di atas menunjukan secara spesifik bahwa budaya anak muda imigran di Prancis tidak hanya bersentuhan dengan banlieue, namun lahir di ruang ini. Kehidupan
banlieue, yang merupakan kehidupan di pinggiran, identik dengan
kemiskinan, pengangguran bahkan kekerasan dan kriminalitas. Dominique Borne dalam Histoire de la Société Francaise depuis 1945 mengungkapkan bahwa kesalahan pemerintah dalam pembangunan banlieue adalah konsentrasi pembangunan yang hanya memikirkan tempat tinggal, hanya membangun apartemen dalam jumlah banyak dan rapat antara satu gedung dengan lainnya namun tidak memikirkan interaksi sosial yang akan terjadi di dalamnya. (Borne, 1990: 44-47) Sementara itu Goaziou (2001: 27) mengkritik pemerintah dan masyarakat dengan “on a parqué des immigrés dans les ghettos” (kami menjejalkan para imigran dalam ghetto). Pada tahun 1970-an pemerintah memikirkan integrasi kaum imigran dengan meberikan kuota bagi populasi banlieue. Kebijakan ini berjalan lancar dan kaum imigran hidup berdampingan dengan masyarakat Prancis. Kelompok-kelompok etnis bercampur dan seolah menjanjikan integrasi dan perbaikan hidup, namun ternyata terjadi ghetoisasi kelas sosial. Kaum imigran tidak dapat benar-benar bercampur dengan “masyarakat Prancis.” Kondisi perbedaan kelas sosial tidak menyelesaikan masalah diskriminasi bahkan mempertajamnya. Keadaan ekonomi Prancis yang menghadapi krisis akibat krisis minyak juga membuat kebijakan kuota tidak lagi dijalankan. Para pengembang mendirikan kawasan6
Sécurité Social atau Sécu adalah lembaga yang mengatur kesejahteraan sosial. Mereka mengatyur distibusi pensiun, penggantian uang kesehatan serta berbagai tunjangan.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kawasan baru dengan apartemen yang lebih baik dan kelas menengah yang tadinya tinggal bersama-sama kaum imigran pindah menuju apartemen-apartemen baru yang juga dijual dengan harga miring tersebut. (Goaziou, 2001: 31) Kaum imigran kembali menjadi satu dalam kemiskinan dan interaksi antar etnis imigran sendiri. Generasi kedua imigran yang pada tahun 1980-an mulai berkeluarga juga tidak dapat keluar dari jeratan banlieue. Lahirlah generasi ketiga anak-anak imigran Prancis di banlieue yang sama, banlieue yang telah didera konflik rasial serta ketertinggalan ekonomi.
II.1 Latar Budaya Kehidupan Anak Muda Imigran di Prancis Generasi ketiga kaum imigran di Prancis lahir pada tahun 1980-an. Mereka diwajibkan untuk sekolah dan tentu saja tidak bersekolah di luar banlieue mereka. Permasalahan dengan sekolah timbul ketika dihadapkan dengan cartes scolaires, yaitu pemetaan sekolah yang mengharuskan bahwa seorang anak harus sekolah di tempat yang dekat dengan rumahnya. Mereka yang memiliki lebih banyak uang dapat memasukkan anaknya ke sekolah yang jauh dari banlieue mereka dan mendapatkan pendidikan yang baik. Namun bagi mereka yang tidak dapat pindah, anak-anak muda ini akan terkurung dalam lingkungan yang buruk. Menurut Goaziou(2001: 57), terjadi Ghetoisasi dalam sekolah dan hal ini lebih parah daripada ghetto dalam kelas sosial. Anak-anak muda imigran yang miskin terkonsentrasi dalam satu sekolah dan mengakibatkan lebih banyak kenakalan serta kekerasan. Sebagai akibat dari kondisi sekolah yang tidak kondusif ini, anak-anak muda imigran Prancis berhadapan dengan kemungkinan untuk gagal di sekolah. Pemerintah kemudian menciptakan Zones d’Éducation Prioritaire (ZEP) pada tahun 1981, yaitu Zona Prioritas Pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak-anak imigran untuk belajar dengan perhatian khusus(Pironnet, 2001: 3). Namun demikian program ini tidak berjalan sesuai rencana, para pengajar kewalahan menghadapi anak-anak muda imigran yang berasal dari beragam kelompok etnis dan seringkali bertingkah laku di luar norma (Racimora, 2007: 5).Kegagalan di ZEP ini lebih disebabkan oleh situasi sosial mereka daripada etnis asal mereka. Situasi sosial berkaitan dengan kemiskinan dan juga tingkat pendidikan orangtua mereka yang tidak dapat mendukung pendidikan anak-anaknya. Kekerasan dalam rumah tangga atau dibesarkan oleh orangtua tunggal juga menjadi faktor kesulitan anak-anak muda imigran ini di sekolah, (Vaillant, 2010: 45)
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Sekolah adalah institusi pertama yang dikenal seorang anak, salah satu faktor yang ikut menentukan pembentukan identitas. Bagi anak-anak muda imigran Prancis yang bermasalah di sekolah, institusi ini bisa diartikan sebagai situs kegagalan pertama mereka dalam
kehidupan.
Ghetoisasi
sekolah,
seperti
yang
diungkapkan
oleh
Goaziou
mengisyaratkan bahwa anak-anak imigran ini, terutama mereka yang mengalami kesulitan di sekolah, tidak memiliki jalan keluar dari kondisi depresif ini. Stigma negatif sebagai cas social (kasus sosial) juga muncul dalam kaitannya dengan kegagalan mereka di sekolah. Kasus sosial, atau cassos dalam bahasa sehari-hari anak muda imigran adalah mereka yang gagal di sekolah atau terlibat dalam délinquance (kenakalan remaja) bahkan tindak kriminal. Hall mengatakan bahwa stereotyping adalah praktik representasi dalam kaitannya dengan others (Hall, 2003: 225). Identitas sebagai cassos melekat pada anak-anak muda imigran Prancis dan menjadi salah satu stereotip ketika membicarakan mereka dalam kaitannya dengan pendidikan dan masyarakat. Anak-anak muda imigran di Prancis menangani situasi sosial yang tidak kondusif ini dengan berkumpul bersama komunitasnya dan membentuk geng. Pembentukan geng ini didasari oleh kesadaran atas identitas teritorial mereka. (Racimora, 2007: 4). Identitas teritorial ini adalah pemosisian anak muda imigran sebagai bagian dari banlieue A dan bukan banlieue B. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa antar geng melakukan kerjasama. Kerjasama ini bisa terjadi antar geng dalam satu banlieue atau geng di banlieue tetangga. Geng adalah bentuk interaksi sosial dalam banlieue, komunitas adalah bagian penting dalam “menjadi” anak muda imigran di Prancis. Konsep Cultural Identity dinyatakan oleh Hall sebagai bagian dari masa lalu (being) namun juga bagian dari masa depan (becoming). Anak muda imigran Prancis memiliki identitas esensialis sebagai keturunan imigran, yaitu keturunan pendatang di Prancis, namun dengan berada di Prancis, mereka memiliki identitas lain yang dikontestasikan dengan keberadaan others. Mereka mendapatkan proses “becoming” ini dengan berada dalam geng di banlieue. Komunitas yang di dalamnya memiliki solidaritas tinggi dan melakukan aktivitas bersama-sama. Untuk memperjelas klasifikasi sosial terhadap geng anak muda imigran di Prancis, berikut ini adalah definisi Goaziou (2001: 52) atas geng yang ada di banlieue: 1.
Bandes de la Cité, atau geng daerah, yang anggotanya sedikit dan setiap
hari
berkumpul di jalan. Mereka berkumpul di tempat-tempat strategis dalam cité dan seringkali menjadi pelaku tindakan perusakan seperti grafiti, corat-coret tembok dan aksi pemalakan.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
2.
Geng besar yang terdiri atas kumpulan geng daerah. Jumlahnya bisa mencapai 100 –
200 orang dan mereka terbentuk jika ada perkelahian antar banlieue atau perkelahian dengan aparat keamanan. Geng di banlieue, yang secara ruang adalah sebuah lingkungan yang sensitif, menjadikan interaksi anak-anak muda imigran ini tidak sehat. Seolah-olah mereka berada dalam sebuah kondisi “siap tempur”. Kesetiaan pada komunitas dapat memperuncing keadaan. Jika ada salah satu “anggota geng” yang tersakiti, akan tercipta balas dendam yang dapat mengakibatkan perkelahian antar geng. Perkelahian ini tidak hanya terbatas dalam lingkungan, namun juga bentrok dengan aparat negara. Pada 27 Oktober 2005, sejumlah kerusuhan melanda Prancis dan bahkan negara dinyatakan dalam keadaan siaga satu. Dua orang anak muda imigran meninggal karena tersengat listrik ketika sedang berada dalam kejaran polisi di banlieue Paris Peristiwa ini memicu kemarahan kaum imigran nyaris di seluruh Prancis. Kaum muda imigran turun ke jalan dan membakar mobil sebagai aksi protes dan polisi menjadi incaran mereka. Pada tanggal 8 November 2005 pemerintah Prancis menyatakan keadaan gawat darurat dan berakhir tanggal 17 November dengan daftar jumlah kerugian yang mencapai 200 milyar euro pada bulan Desember 20057. Peristiwa ini disebutsebut dalam berita sebagai peristiwa terbesar kedua dalam kerangka konflik pemerintah dengan warganegara khususnya kaum muda imigran semenjak Mei 1968. Dari peristiwa kerusuhan besar ini terlihat bahwa anak-anak muda imigran di banlieue memiliki kemarahan besar dalam diri mereka. Mereka butuh untuk meluapkan kemarahan dan kematian dua anak muda imigran di Clichy ini menjadi justifikasi untuk tindakan anarkis. Selain itu terlihat bahwa antar banlieue terdapat konsep yang sama dalam memandang dirinya. Identitas sebagai warga banlieue adalah sebuah kesamaan dan solidaritas muncul dari hal ini. Para pelaku kerusuhan juga merasa perlu untuk ikut menyuarakan penderitaan sesama komunitas banlieue. Terlihat jelas bahwa banlieue adalah ruang yang tak terpisahkan dari identitas mereka. Dampak lain dari kerusuhan besar ini adalah stereotip mengenai anak muda imigran di Prancis sebagai racaille, yang berarti sampah masyarakat. Nicolas Sarkozy yang pada tahun 2005 menjabat sebagai menteri dalam negeri, dalam acara televisi France 2 berjudul “A vous de juger”, menggambarkan bahwa anak-anak muda imigran di Prancis yang terkait dengan kerusuhan 2005 dengan
“Ce sont des voyous, des racailles”. (mereka adalah
berandalan, sampah masyarakat). 7
http://www.interieur.gouv.fr
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Menghadapi permasalahan sosial ini banyak sosiolog yang menulis artikel atau penelitian mengenai kehidupan anak muda imigran di banlieue. Stéphane Beaud dan Michel Pialoux menulis dalam jurnal Liens Sociaux pada tahun 2 November 2005 artikel yang berjudul “La Racaille” et “Les Vrais Jeunes” , Critique d’une Vision Binaire du Monde des Cités”. Ia mengulas mengenai pembedaan konsep anak muda imigran sebagai racaille yang dikontestasikan dengan anak muda lain yang “baik” atau les vrais jeunes (anak muda yang benar). Menurut Beaud dan Pialoux, mereka yang menyatakan anak muda Prancis sebagai sampah masyarakat telah melupakan keadaan sosial yang melingkupi anak muda imigran di ruang tinggal mereka yaitu banlieue. Pendidikan yang tidak sampai di tingkat tinggi, kondisi dalam keluarga yang kerap diwarnai dengan kekerasan akibat ayah yang pendidikannya rendah, tuduhan dari polisi terhadap anak laki-laki remaja bahwa mereka pasti kriminal, semua ini berdampak pada tingkah laku anak-anak muda imigran. Kondisi sosial yang melingkupinya menciptakan la désespérance sociale (keputusasaan sosial) dan kerusuhan 2005 adalah ledakan dari keputusasaan mereka. Sebuah luapan kemarahan atas kondisi kehidupan yang tak kunjung membaik. Artikel di atas memberikan kritik terhadap tuduhan racaille terhadap anak-anak muda imigran di Prancis. Dengan stereotip sebagai racaille, berarti anak muda imigran ditempatkan sebagai others dalam sudut pandang pemerintah. Mereka tidak termasuk dalam masyarakat, bukan bagian dari société francaise. Kondisi mereka yang sudah menjadi minoritas secara jumlah, terpinggirkan dari pusat secara lokasi tempat tinggal, bertambah buruk dengan dikeluarkan dari definisi masyarakat. Seolah-olah tidak ada tempat lagi bagi anak muda imigran di Prancis. Anak muda imigran di Prancis ditempatkan sebagai others dalam susunan masyarakat Prancis. Artikel lain ditulis oleh William Racimora, sosiolog dan peneliti dalam European Strategic Intelligence and Security Center dalam jurnal ESISC pada 1 Maret 2007 berjudul Banlieues et Violences Urabaines: Un État des Lieux. (Banlieues dan Kekerasan Urban : Kondisi Tempat-tempat ini). Menurutnya kekerasan benlieue terjadi karena perasaan tidak aman(insécurité) para penghuninya, yang adalah kaum imigran di Prancis. Perasaan tidak aman ini disebabkan disebabkan oleh meningkatnya angka kriminalitas, semakin mudanya pelaku kenakalan remaja dan ketidakmampuan anak-anak muda imigran untuk bersaing di bursa kerja akibat inkompetensi mereka. Ia menjabarkan bahwa anak-anak muda imigran di Prancis mengalami “crise d’adolescence collective”(krisis remaja secara kolektif). Krisis ini terjadi akibat konstruksi masyarakat yang menekan mereka: lingkungan penuh kekerasan, tingkat pengangguran yang Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
tinggi, bentrok dengan aparat keamanan. Mereka juga mengalami kekerasan simbolik dari tuduhan-tuduhan yang diluncurkan masyarakat, khususnya menteri negara kepada mereka. Mereka berkonflik dengan dirinya sendiri yang mereka definisikan secara ethno-religious padahal mereka lahir dari orangtua yang lahir di Prancis dan secara otomatis adalah warganegara Prancis. Menurut Mercer dalam artikel berjudul “Welcome To The Jungle” : “identity only becomes an issue when its in crisis, when something assumed to be fixed, coherent and stable is displaced by the experience of doubt and uncertainty.” (Mercer, 1990: 4) Krisis identitas mendera anak-anak muda imigran di Prancis. Kenyataan yang mereka lihat sehari-hari di banlieue tidak sesuai dengan posisi mereka sebagai warganegara Prancis. Kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang baik, bekerja dan memiliki penghasilan yang baik sangat terbatas. Mereka bahkan sulit mendapatkan kebebasan. Stereotip yang mengatakan bahwa mereka adalah berandalan membuat gerak-gerik mereka selalu diawasi. Dalam kerangka ini identitas menjadi masalah dalam kehidupan anak muda imigran di Prancis karena senantiasa diliputi oleh kegelisahan dan kekhawatiran akan masa depan mereka. II.2 Produk Budaya Urban Sebagai Sarana Ekspresi Anak Muda Imigran di Prancis Anak muda imigran di Prancis yang senantiasa diliputi kegelisahan membutuhkan sebuah ruang ekspresi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial mengenai dirinya. Menurut Woodward (1999: 14), representasi menciptakan makna dalam sebuah proses budaya dan ia dapat memberikan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas individu ataupun kolektif, yaitu pertanyaan seperti : “siapakah aku?”, “bisa jadi apa aku?” dan “ingin jadi apa aku kelak?”. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak-anak muda imigran telah menciptakan budaya anak muda, yaitu budaya yang diproduksi oleh mereka dan dikonsumsi oleh mereka. Secara garis besar, kekerasan menjadi bagian dari budaya urban. (Barker 2000:321). Namun kekerasan tidak dapat dilampiaskan terus menerus karena sangat berkaitan dengan hukum dan tindak kriminal. Anak muda imigran di Prancis mengambil media lain yaitu kesenian sebagai sarana ekspresi diri mereka. Salah satu sarana ekspresi yang tumbuh subur di kalangan anak muda imigran Prancis adalah budaya hip hop. Budaya ini muncul di Amerika pada tahun 1970-an. Budaya hip hop terbagi atas tiga sub divisi yaitu : -
Musik yang di dalamnya adalah rap, R&B, reggae dan beat box
-
Tubuh yang di dalamnya terdapat breakdance dan tari kontemporer
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
-
Grafis yang di dalamnya terdapat grafiti
Budaya hip hop adalah budaya yang tidak mengenal batasan etnis atau religi. Semua orang dapat masuk kesana, namun karena kelahirannya yang adalah di banlieue, menjadikan budaya ini identik dengan anak-anak muda imigran. Sebelum masuk ke dalam wilayah musik, khususnya budaya rap, anak-anak muda imigran lebih dulu mengadaptasi divisi budaya hip hop yang menyangkut tubuh, yaitu breakdance pada awal 1980-an. Mereka menirukan
gaya
breakdance
yang
dilakukan
anak-anak
muda
Amerika
namun
mengadaptasikan istilah breakdance Bahasa Prancis menjadi Smurf. Orang yang melakukan tarian ini disebut dengan smurfeur. Musik yang dipakai untuk mengiringi Smurf adalah bermacam-macam jenis musik Hip Hop. Dalam tarian ini, pemegang beat adalah DJ dan DJ menjadi sebuah profesi yang populer di kalangan anak muda imigran. Budaya hip hop ini “diimpor” dari Amerika dan disebarkan melalui televisi dan radio. Salah satu DJ yang populer pada masa ini, yaitu DJ Sydney memiliki acara Hip Hop dan Smurf di TF18.Namun acara televisi untuk anak muda ini tidak berlangsung lama, yaitu hanya dari 1984 – 1985. Pemberhentian acara ini dilakukan secara sepihak oleh pihak TF1 tanpa alasan yang jelas ataupun acara pengganti yang sejenis. Sebagai akibatnya, anak-anak muda imigran di Prancis kehilangan salah satu wadah ekspresi mereka di ruang publik yang bersifat audio-visual. Kehidupan mereka, budaya anak muda imigran tidak lagi direpresentasikan dalam dunia publik yang luas. Setelah tidak lagi terwakili di televisi, budaya hip hop, khususnya lagu rap, dipopulerkan melalui radio-radio. DJ Sydney memiliki acara di stasiun radio yang bernama Radio 7 yang menyiarkan budaya hip hop dan memperdengarkan lagu-lagu rap yang sedang populer di Amerika. Sayangnya anak-anak muda frankofon tidak dapat melantunkan rap Amerika dengan mudah karena kendala bahasa. Namun halangan ini tidak menghentikan mereka untuk berekspresi. Lionel D, salah satu smurfeur mulai melantunkan rap dalam bahasa Prancis on air untuk menyambut tantangan DJ Sydney dalam salah satu acaranya. Penampilan Lionel D ini menjadi marka dimulainya era rap Prancis. Para rappeur membuat demo dan memberikannya kepada para produser meskipun tanpa hasil. Pada tahun 1985 Dee Nasty mengeluarkan album pertamanya yang berjudul Panama Rapping. Album ini diproduksi secara independen dan dalam kurun waktu 1985 – 1989 banyak album rap Prancis diproduksi dengan cara yang sama.
8
TF1 adalah salah satu saluran televisi Prancis.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Gelombang kedua popularitas lagu rap di Prancis adalah Tahun 1990 ketika muncul album kompilasi rap pertama yang dibuat secara independen dengan judul Rappatitude. Artis-artis rap yang terjun di dalamnya berasal dari beragam etnis namun semuanya berasal dari banlieue Paris kecuali satu grup bernama IAM yang berasal dari banlieue Marseille. Mereka adalah Assasin, Dee Nasty, Lionel D, Little MC, Saliha de Bagneux, NTM, Johnygo, Nec Plus Ultra dan IAM. 9 Lagu rap sendiri merupakan produk budaya yang terbentuk dari hibriditas kaum migran Afrika yang difasilitasi kemajuan teknologi dalam bermusik. Tidak ada yang bisa melacak orisinalitas lagu rap karena bentuk rap adalah sebuah bentuk percampuran kebudayaan. (Barker, 2000 : 333). Rap adalah cara bertutur secara cepat, istilah ini diambil dari kata rapping atau to rap. Cara ini diadopsi para penyanyi rap untuk menyampaikan ideide mereka yang tertuang dalam lirik lagu berima tanpa melodi. Kesan melodius pertamatama tertangkap dari kekuatan rima dan dipadukan dengan unsur melodi kecil di belakang lagu yang biasanya diambil dari perangkat teknologi. Pendahulu lagu rap adalah lagu-lagu gospel, funk dan reggae yang bertutur mengenai permasalahan-permasalahan subkultur. Lagu rap diawali oleh gerakan dance yang khas di kawasan pinggiran New York dan diiringi lagu yang sekarang kita kenal dengan rap.10 (Shuker. 1998: 245-247) Para rapper memiliki gaya bernyanyi yang khas, busana dan gerakan-gerakan khusus. Mereka mengenakan baju yang besar, topi terbalik, celana yang terlalu besar dan sepatu olahraga. Gaya berbusana ini merepresentasikan komunitas hip hop, yang di Prancis adalah anak muda imigran banlieue. Gaya ini adalah ciri pembeda mereka dengan others, yaitu komunitas di luar banlieue. Lagu rap memungkinkan para rappeur untuk berbicara secara langsung dengan komunitasnya dengan kode bahasa anak muda. Anak muda imigran di Prancis berbicara dengan langue de la cité, yaitu bahasa anak muda. Separuh dari bahasa anak muda ini adalah verlan, yaitu bahasa Prancis yang dibalik pengucapannya, misalnya saja voiture yang berarti mobil dan diucapkan dengan vwa-tur, menjadi turvoi yang diucapkan dengan tur-vwa. Diksi langue de la cité juga memiliki perbedaan dengan bahasa Prancis standar. Laki-laki yang 9
Personil grup Assassin berasal dari magribi, korsika, Afrika Tengah, Karibia dan Irlandia. Dee Nasty adalah DJ asli Prancis yang dibesarkan di Banlieue. Lionel D berasal dari Vitry-sur-Seine dengan ibu Prancis dan ayah keturunan Afrika Selatan. Little MC memiliki dua orang personil yang berasal dari Antilles dan Afrika Selatan. Saliha de Bagneux adalah keturunan Italia dan Magribi. Anggota NTM adalah Kool Sheyn dan Joey Star dari Karibia. Johnygo berasal dari Afrika Selatan, Nec plus Ultra berasal dari daerah 19 di Paris. Sementara itu IAM memiliki lima orang anggota yang merupakan keturunan Italia, Prancis, Afrika Utara dan Afrika Selatan. 10
Shuker. 1998. Key Concepts in Popular Music. Routledge: London
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
dalam bahasa Prancis standar adalah garcon, menjadi gar atau mec dalam langue de la cité. Istilah-istilah baru juga bisa berasal dari bahasa asli etnis-etnis yang ada di banlieue, misalnya saja kata insya Allah yang dalam bahasa Arab berarti jika Tuhan menghendaki, dimaknai sebagai semoga oleh komunitas imigran non magribi sekalipun. Mereka menuliskannya dengan ala Prancis yaitu inch’ Allah. Langue de la cité melekat dalam diri anak muda imigran di Prancis dan merupakan salah satu komponen identitas mereka. Kehadiran bahasa anak muda dalam lirik lagu rap Prancis merepresentasikan komunitas yang memproduksi dan mengkonsumsinya. Stuart Hall mengatakan bahwa bahasa adalah sistem representasi dan kesamaan kode antara penutur dan penerima merupakan syarat agar bahasa dapat memiliki makna (2003, 21- 22). Kelahiran lagu rap di Prancis memiliki perbedaan mendasar dengan kelahiran rap di Amerika. Masyarakat imigran di Prancis diperkenalkan kepada lagu rap melalui televisi dan radio, bukan menciptakannya sendiri. (Bazin, 1997: 221). Penggunaan langue de la cité dalam lagu-lagu rap Prancis adalah proses yang penting dalam proses identifikasi lagu rap sebagai bagian dari budaya anak muda imigran di banlieue. Dengan menggunakan bahasa yang memang menjadi “milik” mereka inilah lagu rap menjadi sarana ekspresi yang juga merupakan representasi anak muda imigran di Prancis. Lirik lagu rap, sebagai wadah sarana ekspresi pribadi atau pribadi atas nama komunitas, membuat penutur selalu hadir secara eksplisit dalam teks. Bazin (1997: 125) mengatakan bahwa: “Le rap pose le locuteur comme sujet dans sa dimension subjective (dresseur de mots) et sociale (s’adresser à quelqu’un). Cette prise de parole, pour être efficace, doit satisfaire à plusieurs définitions. Le « je » et le « tu », le « nous » et le « vous » sont inséparables, ils ordonnent les conditions du dialogue. Le « eux » ou le « ils » déclarent une opposition entre le locuteur ou le groupe qu’il représente et les « autres »… « Eux » ce sont ceux qui n’appartiennent pas au hip-hop qui font partie du « système » (show business, médias, administrations, appareils d’Etat, politique, policier, juridique)”
Lagu rap menempatkan pembicara (rappeur) sebagai subjek dalam sebuah dimensi subjektif (orang yang berbicara) dan sosial (ditujukan kepada orang lain). Orang yang berbicara ini, agar efektif, harus dapat memuaskan banyak pihak. Atas asas efisiensi, kata “aku”, “kamu”, “kami” dan “kita” bukanlah hal yang terpisah dan menentukan kondisi dalam dialog-dialog yang tercipta. Kata “mereka” menyatakan sebuah oposisi Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
antara penutur atau grup yang diwakilinya dengan “others”...”Mereka” merujuk kepada orang-orang yang tidak menjadi bagian dari budaya hip hop dan menjadi bagian dari sistem (show business, media, administrasi, aparat negara, politik, polisi dan hukum) Melihat definisi Bazin ini, jelaslah sudah bahwa lagu rap bersifat subjektif, sebagai perorangan atau mewakili komunitas. Lagu rap adalah sarana ekspresi yang bersifat pribadi bagi anak-anak muda imigran di Prancis. Keberadaan mereka terepresentasikan dalam liriklirik lagu rap, dan tidak hanya dalam gaya hip hop yang mereka konsumsi. Tema-tema yang muncul dalam lagu rap Prancis pada dekade 80-an sama dengan lagu-lagu rap di Amerika yaitu sebagai pemersatu kelompok-kelompok etnis. Di Amerika, lagu rap menyatukan kumpulan anak muda keturunan kulit hitam yang tinggal di suatu tempat tertentu. Seiring dengan berkembangnya musik tersebut, lagu rap menghubungkan kaum kulit hitam di berbagai wilayah Amerika meskipun tetap mengusung idealisme regional11. (Forman.2000:68-70). Sementara itu pada tahun 1990-an tema dalam lagu-lagu rap Prancis berkembang menjadi oposisi dari tatanan sosial yang menekan kehidupan sosial ekonomi mereka, terutama di kalangan imigran magribi.12 Lagu-lagu rap pada masa ini mengkritik simbolsimbol pemerintahan secara langsung, misalnya dalam lirik lagu NTM yang berjudul Le Monde de Demain (Dunia di Masa Depan) “Ne vous étonnez pas Si quotidiennement l'expansion de la violence est telle,Car certains se sentent seulement concernés,Lorque leurs proches se font assassiner,Estce ceci la liberté-égalité-fraternité ? ,J'en ai bien peur.”
Jangan heran jika kekerasan terjadi di mana-mana, karena sebagian orang hanya betul-betul peduli ketika orang-orang terdekatnya terbunuh. Apakah ini yang disebut liberté, égalité, fraternité? Aku benar-benar takut Ciri khas lain dari lagu rap Prancis adalah tema mengenai identitas mereka. Lagu rap memiliki makna yang lebih dari sekedar kesenian yaitu sebagai strategi untuk masuk dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang luas (Trimaille, 2001). Anak-anak muda imigran Prancis selalu dikaitkan dengan kekerasan dan kekacauan, namun rap menwarkan sebuah representasi lain atas mereka, yaitu sebagai generasi muda yang “ada” atau “eksis” dengan 11
Forman, Murray. 2000. “Represent: Race, Space& Place in Rap Music. Popular Music, vol.19.No,1.Cambridge University Place.Hlm 65 – 90 12 Op cit
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
budaya milik mereka sendiri. Kata-kata kasar yang biasanya ada dalam lagu rap berjalan seiring dengan protes mereka terhadap keadaan. Lagu rap memungkinkan mereka untuk melakukan protes terhadap sistem. Lagu rap yang semula adalah musik komunitas tertentu telah masuk ke skala nasional bahkan dianggap berpotensi membahayakan kelangsungan bernegara. Pada akhir 2005, pasca kerusuhan Oktober 2005, 49 sénateurs13 dan 153 députés meminta agar tujuh penyanyi rap diperiksa oleh pemerintah Prancis karena liriknya dianggap rasis dan menyebarkan kebencian pada Prancis. Para rappeur tersebut terdiri atas empat grup musik, yaitu 113, Smala, Ministère Amer, Lunatic dengan tuduhan motif rasisme anti kulit putih dan tiga penyanyi rap yaitu Fabe, Salif dan Monsieur R dengan tuduhan penghinaan terhadap negara. 14 Para penyanyi rap berlindung di bawah semboyan liberté d’expression, yaitu kebebasan berekspresi terutama dalam kesenian. Lagu-lagu rap terus berkembang dibantu oleh radio-radio komunitas serta situs-situs internet. Skyrock, lastfm adalah beberapa contoh radio khusus pencinta rap dan hip hop. Rap2France adalah sebuah situs resmi berisi perkembangan dunia rap di Prancis. Penyanyi rap Prancis yang lagu-lagunya akan diteliti dalam tesis ini yaitu Rohff telah sukses menempatkan dirinya dalam kompilasi rap internasional yang dikeluarkan skyrock. Ia sendiri adalah keturunan imigran yang tinggal di Vitry-sur-Seine, salah satu banlieue Paris. Penjabaran mengenai Rohff dan lagu rapnya akan dijabarkan di bagian berikut ini.
II.3 Rohff, Soldat de Rap et Porte-parole de Banlieue Judul sub bab ini memiliki arti : Rohff, tentara rap dan corong suara banlieue. Rohff mendefinisikan dirinya sendiri sebagai soldat de rap (tentara rap) dalam situsnya : www.roh2f.com. Ia sendiri lahir di Comores pada tahun 1977 dengan nama asli Housni
Mkouboi. Orangtuanya bercerai lalu ia dibawa ke Paris oleh ibunya ketika berumur 8 tahun untuk tinggal di Vitry Sur Seine, yaitu banlieue Paris dengan kode 94, tepatnya di Cité Balzac15. Masa sekolah dasar dihabiskan dengan baik, namun ketika sampai di bangku sekolah lanjutan ia mulai terpengaruh kehidupan banlieue yang keras. Menurut Rohff ia bukanlah “berandalan” hanya merupakan “cas sociale” yaitu anak-anak bermasalah. 13
Sénateurs adalah anggota Sénat. Lembaga legislatif Prancis terdiri atas dua badan yaitu Assemblé Na-tionale dan Sénat. 14 Harian Le Monde edisi 24 November 2005 diunduh dari http://www. lemonde.fr/web /imprimer_ element/0,40-0@2-3224,50-713789,0.html Lafargue de Grangeneuve, Les enjeux Politique Les Émeutes Urbaines dibawakan dalam kongres AFSP Tolouse 2007 15 Cité Balzac adalah banlieue di Vitry-sur-Seine yang sering dilanda kerusuhan
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Ia menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan metalurgi, namun ia tidak pernah merasa bahwa hal itu adalah dirinya. Ia lebih suka menulis dan bermusik. Pertemuannya dengan lagu Rap diawali dari pertemanan dengan sesama komunitas Rap di Val de Marne16. Ia ikut serta dalam kompilasi independen berjudul Première Classe pada tahun 1998 dengan lagunya yang berjudul On fait les choses . Para rappeur dari daerah ini membentuk grup Mafia K1Fry, antara lain anggotanya adalah Kerry James dan Intouchables, dua rappeur yang pada akhirnya juga meraih sukses dalam karir solo. Karir solo Rohff dimulai dari album Le Code d’Honneur pada tahun 1999. Kemudian Rohff meluncurkan album keduanya berjudul Rohff pada tahun 2002 dan berhasil terjual sebanyak 300.000 kopi. Lagu-lagu Rohff seperti T.D.S.I, 5.9.1 diputar terus menerus di radio-radio anak muda. Pada bulan September 2002 ia mengeluarkan single berjudul Qui est l’Exemple dan lagu ini meraih penghargaan platinum untuk penjualan sebanyak 750.000 kopi. Popularitas Rohff terus naik dan penjualan albumnya menjadi semakin banyak. Pada tahun 2004 ia mengeluarkan album La Fierté des Notres dan mendapatkan penghargaan “disque d’or” (album emas). Rohff tidak hanya mengeluarkan album-album komersial. Ia seringkali ikut dalam kumpulan lagu (mixtape) komunitas banlieue misalnya kompilasi Fat Taf pada 2003, Talent Fâchés pada 2003, Street Lourd Hall Stars pada 2004, Rap Performance (kolaborasi dengan Sefyu) pada tahun 2004. Album-album ini diproduksi secara independen dan tidak diproduksi secara massal melainkan dipasarkan dalam komunitas rap, khususnya komunitas rap di Val de Marne. Album Au dela Mes Limites keluar pada tahun 2005 dengan single unggulan La Puissance. Album ini juga mendapatkan “disque d’or” dan dalam 2 minggu sudah mampu terjual sebanyak 200.000 kopi. Adik kandung Rohff ikut terjun dalam dunia rap sebagai produser atas rekaman independen dan Rohff selalu berpartisipasi dalam album yang diproduksi adiknya. Selain mendapatkan penghargaan atas penjualan albumnya, Rohff juga mendapatkan komentar positif dari penggemar rap. Salah satu situs komunitas membuat biografi Rohff dan menyatakan bahwa : “Rohff crée un rap bien à lui, représentatif de sa personnalité. En mélangeant des extraits plutôt hardcore et un rap percutant, le rappeur marque un style reconnaissable entre tous. Ses albums sont marqués par un style très rentre dedans,
16
Val de Marne adalah banlieue tetangga Vitry Sur Seine Paris.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
un
style
provocateur
au
son
lourd.”
(http://www.web-
libre.org/dossiers/rohff,490.html)
Rohff menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan dirinya, representatif sebagai bagian dari kepribadiannya. Dengan mencampurkan lirik yang lebih tepat disebut hardcore dan rap yang tajam, rappeur ini memiliki gaya yang mudah dikenali. Albumnya lekat dengan penjiwaan yang dalam, sebuah gaya provokatif dengan nada yang berat.
Namun demikian tidak semua komentar yang diluncurkan bernada positif mengenai Rohff, ia juga dikatakan sebagai “trop américanisé, le fameux style provoc !” (terlalu amerika, gaya provokatif yang terkenal!). Menurut Rohff sendiri, Rap Prancis tidak dapat dikatakan baik atau buruk, namun hanya berbeda dengan Rap Amerika. (La Ressurection du Rap Francais : http://www.web-libre.org/dossiers/rohff,490.html)). Untuk mendukung
popularitas dan kesuksesannya, Rohff tidak hanya meluncurkan album, namun juga meluncurkan merk pakaian yang diberi label “Distinct”. Ia menciptakan pakaian ini bersamaan dengan motonya yaitu : “Il y a ceux qui exhibent leurs tatouages, leurs trophées, leurs possessions matérielles. Rohff, soldat du rap venu de Vitry via les Comores, n'en fait pas partie. Découvrez la collection de T-Shirts et Sweats Rohff, l'un des plus grands rappeurs français du moment”
(http://www.laboutiqueofficielle.com/achat-tee-shirt/tee-shirt-rohff21_289.html?referer=adwords&ls=1&gclid=COXeh-iUtqICFQFB6wodxCLg4Q)
Ada orang-orang yang memamerkan tatonya, pialanya, hartanya. Rohff tentara rap yang datang dari Vitry melalui Komor bukan bagian dari itu semua. Temukan koleksi T-Shirts dan Sweater Rohff, salah satu rappeur Prancis yang paling terkenal saat ini.
Menurutnya ia adalah “soldat du rap” atau tentara musik rap. Ia berada dalam situasi peperangan. Situasi peperangan yang ia maksudkan bisa diartikan sebagai dunia industri musik dalam persaingannya dengan sesama rappeur, atau penyanyi dari genre musik lain. Situasi ini bisa juga diartikan sebagai peperangannya sebagai salah warga komunitas banlieue
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
yang berada di pinggir dan bukan di pusat pemerintahannya. Rap adalah identitas bagi Rohff, corong ekspresinya dan alat merepresentasikan dirinya serta komunitasnya. Sementara itu Rohff beberapa kali harus menghadapi masalah hukum karena mengeluarkan senjata api di tempat umum. Pada tahun 2002 ia terlibat perkelahian dan menembak lawannya di depan sebuah diskotik di Ivry-sur-Seine. Kasus ini membuatnya dipenjara selama 4 bulan. Pada tahun 2007 ia kembali masuk penjara selama 5 bulan akibat perkelahian yang melibatkan senjata api. Namun demikian ia tetap berkarya dan album rap nya selalu laku di pasaran. Bahkan pada 12 April 2009 ia memenuhi stadion Olympia17 dengan fans nya ketika ia mengadakan konser album Le Code de l’Horreur yang keluar pada akhir 2008. Nama Rohff sendiri merupakan singkatan dari Rimeur Offensif Honorant le Fond et la Forme yang berarti Pembuat Rima Serangan yang Menghormati Kedalaman dan Bentuk. Nama populer yang dipilihnya merepresentasikan dirinya sebagai rappeur yang bercerita dari jiwa. Dalam nama ini ia seolah menjamin bahwa lagu-lagunya, yang berisi potret sosial tidak pernah dangkal dan selalu dibuat dengan kedalaman isi serta memperhatikan keindahan bentuk. Ia juga mengatakan dalam namanya bahwa lagu-lagunya adalah serangan, dengan demikian kekerasan telah menjadi bagian dari identitasnya sebagai penyanyi rap. Dalam perjalanan karirnya, ia telah membuat 7 buah album dalam kurun waktu 1999 – 2008 yaitu : 1. Le Code d’Honneur (1999) 2. Rohff (2002) 3. LA fierté des Notres (2004) 4. Au dela des mes limites (2006) 5. LA Vie avant la Mort (2006) 6. Le Code de l’Horreur (2008) 7. Nord VS Sud (2008) Rohff telah berhasil menjadi terkenal dan dengan kata lain keluar dari lingkungan banlieue yang keras namun tidak pernah merasa jauh dari komunitasnya. Rohff selalu merasa terikat dengan banlieue tempat ia dibesarkan dan ia merasa harus selalu menyuarakan realita di banlieue terutama realita kehidupan kaum muda Banlieue. Ia menyatakan bahwa : 17
Stadion Olympia adalah stadion besar di Paris. Stadion ini menjadi lambang kesuksesan seorang artis. Mengadakan konser di Olympia berarti telah mendapatkan pengakuan bahwa ia tenar dan sukses.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
“Qui d’autre peut résumer le slalom entre les tragedies et la loi qu’est la vie des jeunes banlieusard?” “siapa lagi yang dapat menceritakan intrik antara tragedi dan hukum yang merupakan kehidupan kaum muda banlieue? Rohff, sang tentara rap adalah corong suara bagi banlieuenya dan juga bagi kaum muda imigran Prancis yang tinggal di banlieue.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
BAB III IDENTITAS ANAK MUDA IMIGRAN PRANCIS DALAM LIRIK LAGU RAP KARYA ROHFF
Lirik lagu rap adalah ekspresi, khususnya ekspresi anak-anak muda imigran di Prancis. Dalam lirik lagu rap tertuang cerita mengenai kehidupan mereka dalam bahasa yang sangat khas, yaitu langue de la cité. Lirik lagu rap mengandung muatan identitas penutur dan komunitasnya yang sangat kental. Lirik lagu rap karya Rohff adalah representasi anak-anak muda imigran Prancis yang hidup di Banlieue dalam kerangka “to-present” dan juga “to stand-in” yaitu menghadirkan kembali dan mewakili. Sementara itu Stuart Hall mengatakan bahwa representasi adalah sebuah proses yang di dalamnya terartikulasi makna yang didapat dari serangkaian tanda. Representasi merekatkan semua tanda-tanda menjadi makna dan makna sendiri bersifat subjektif, tidak pernah tetap, selalu berubah dan selalu bergerak (Hall, 2003: 24-25). Representasi anak muda imigran Prancis dalam lagu-lagu rap karya Rohff memiliki makna dan dalam pemaknaan tersebut dapat terlihat konstruksi identitas anak-anak muda imigran di Prancis. Konstruksi identitas pertama yang terlihat dari bentuk lirik lagu-lagu rap karya Rohff adalah diksi serta penulisan yang tidak sesuai dengan standar ortograf dan gramatikal Prancis. Cara ini bisa dimaknai sebagai pemenuhan atas kebutuhan rima lagu, namun juga bisa dilihat sebagai dobrakan atas kelaziman yang dibentuk oleh sistem. Dalam kerangka ini, komunitas rap sudah melakukan pembedaan terhadap others, yaitu komunitas non rap, yaitu non anak muda imigran Prancis. Untuk melihat konstruksi identitas anak-anak muda imigran Prancis dalam lagu-lagu Rohff, setiap lirik akan dibahas satu persatu.
III.1 Identitas Anak Muda Prancis dalam Qui Est l’Exemple Lagu Qui Est l’Exemple berarti Siapakah yang Menjadi Contoh? Lagu ini termasuk dalam album berjudul Rohff yang diterbitkan pada 2002 dan kompilasi Planète Rap 2002 Vol.2 yang diterbitkan pada 10 Maret 2003. Lagu ini terdiri atas 65 larik yang merupakan kalimat-kalimat yang berbeda. Lagu ini, sesuai judulnya, mempertanyakan siapa yang menjadi contoh? Rohff mengidentifikasi dirinya, dalam lagu ini sebagai orang yang suatu saat akan menjadi contoh bagi generasi muda. Ia mempertanyakan kelayakan anak-anak muda imigran untuk menjadi contoh suatu hari nanti: Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
“Mais qui est l’Exemple? A tous les grands frères les grandes sœurs, Servons de modèle à nos petits frère à nos petites sœurs (larik 36 – 38)
“Tapi siapa yang menjadi contoh? Kepada semua kakak laki-laki dan perempuan, Kita menjadi model bagi adik laki-laki dan perempuan kita. Dalam larik ini ia menekankan betapa pentingnya arti keluarga dalam konstruksi identitas seseorang. Seorang anak pada awalnya akan melihat kepada orang-orang lebih tua yang dekat dengannya dan memperlakukannya sebagai model. Jika seorang anak tidak mendapatkan contoh yang baik di tahap ini, ia bisa tumbuh sebagai anak yang buruk pula, sama seperti contoh yang ia lihat. Kegagalan di sekolah bagi anak-anak muda imigran lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan mereka memposisikan diri dalam lingkungan sosial daripada identitas mereka sebagai bagian dari komunitas etnis imigran tertentu. (Vaillant, 2010: 45) Agar bisa menjadi contoh, menurut Rohff, kaum muda imigran Prancis harus pergi sekolah, berhenti menggunakan narkoba dan tidak mencari uang haram : “Pour ta maman et ton avenir va a l'école ne déconnes pas, Ne traînes pas rien à gratter à part des problèmes d'argent sale (larik 46-47)” “demi ibumu dan masa depanmu pergilah sekolah jangan bodoh, jangan menyeret sesuatu yang tak berarti, bekerja mencari uang kotor/uang haram Keluarga lagi-lagi disebut Rohff sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan anak muda imigran di Prancis. Mereka harus kembali hidup di jalan yang benar demi kebahagiaan ibunya. Dengan kata lain, ibu menjadi motivasi utama yang menggerakkan anak-anak muda imigran untuk melakukan sesuatu. Sekolah menurut Rohff adalah institusi yang penting. Sekolah memang merupakan sistem yang dirancang oleh pemerintah, dan menurut Goaziou (2001: 57) merupakan sarana ghetoisasi, Akan tetapi, biar bagaimanapun, sekolah akan mengantarkan anak-anak muda imigran ini untuk mendapatkan pekerjaan dan dengan demikian kehidupan yang lebih baik. Sekolah adalah representasi dari kesuksesan di masa depan. Bekal yang menghindarkan anakanak imigran di Prancis dari mencari uang haram dengan risiko dipenjara. Disini Rohff tunduk pada sekolah sebagai bagian dari sistem. Namun demikian Rohff tidak mendewakan kaum intelektual, ia mengatakan Qui est l’exemple, celle qui s’instruit se détruit (siapakah yang menjadi contoh? orang-orang terpelajar yang saling merusak)(larik 32-33). Orang-orang terpelajar juga bisa saling merusak, bahkan kaum moralis pun harus dicurigai: Il faut se méfier du moraliste d’un jour Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
(kita harus mencurigai kaum moralis) (larik 56). Rohff menempatkan orang-orang terpelajar dan kaum moralis sebagai others. Meskipun sama-sama bersekolah, meraih sukses, namun mereka tidak perlu ditiru, anak-anak muda imigran harus meraih kesuksesan dengan cara mereka sendiri. Cara pandang Rohff terhadap others adalah cara pandang yang penuh kekerasan. Ia tidak hanya membedakan dirinya dengan “mereka”, namun melihat “mereka” sebagai lawan yang patut dicurigai. Dalam hal ini terlihat jelas social gap antara kaum imigran di Prancis dengan orang-orang di luar banlieue serta komunitasnya. Jurang sosial ini demikian besarnya sehingga harus saling menuduh dan berhati-hati dalam interaksi, apalagi jika mengambil mereka sebagai contoh. Rohff tidak memperlihatkan simpatinya terhadap kalangan di luar komunitas imigran, bahkan merepresentasikan mereka sebagai musuh. Rohff tidak hanya melakukan diferensiasi antara dirinya sebagai anak muda imigran dengan others di luar kelompoknya, namun juga membedakan dirinya dengan anak-anak muda imigran di Prancis yang masih berada dalam kebiasaan hidup yang penuh kebodohan. Kebodohan ini terkait dengan memadat dan mengkonsumsi ganja (larik 10, 11, 45,58), tidak pergi sekolah (larik 46), mencari uang haram (larik 47,58). Dengan mendeskripsikan semua ini sebagai kebodohan, Rohff menempatkan dirinya di luar kebodohan itu, yaitu bukan bagian dari anak muda imigran pada umumnya. Pernyataan bahwa ia telah meninggalkan kehidupan bodoh tersebut muncul pada larik 39 – 42, 55, 62-65 yaitu sebanyak 9 kali. Menurutnya berubah adalah sesuatu yang hyper dur, yaitu luar biasa sulit, namun suatu hari kita harus berubah (mais il faut bien qu’on change un jour- larik 41). Dalam perubahan ini, Rohff telah melakukan negosiasi dengan dirinya dan lingkungan sehingga mengkonstruksi identitas baru sebagai anak muda imigran yang tidak melakukan kebodohan lagi. Dalam pembedaan ini, anak muda imigran yang masih bodoh tidak dianggap sebagai musuh, namun tetap sebagai kawan yang sebaiknya mengikuti dirinya. Ia mengidentifikasi dirinya sebagai avertisseur (pemberi kabar – larik 39), dan informasi yang ia berikan ini adalah sebuah tanda bahaya (considère cette information comme une alerte-larik 23). Dalam mempertanyakan siapa yang menjadi contoh, Rohff telah meletakkan dirinya sendiri sebagai contoh. Rohff menganggap lagu rap yang dinyanyikannya berfungsi sebagai contoh, bahkan mengalahkan kaum terpelajar dan kaum moralis. Rohff mengemukakan alasan mengapa ia bisa menjadi contoh, yaitu karena ia mengalami tekanan yang sama dengan anak-anak muda imigran di banlieue namun ia berhasil keluar. Jadi ia tahu benar apa yang dialami oleh anak-anak imigran ini. (larik 14 – Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
23). Woodward (1999: 7-10) menyatakan bahwa identitas adalah mengenai persamaan dan perbedaan. Rohff menyamakan dirinya dengan anak muda imigran Prancis di banlieue namun di saat yang bersamaan ia membedakan diri dengan mereka. Identitas baru yang tercipta adalah sebagai orang yang tidak lagi bodoh dan memiliki kekuatan untuk bisa berbicara mengemukakan pendapatnya di jalan yang benar. Anak-anak muda imigran Prancis yang mengikuti jalannya akan mendapatkan identitas seperti ini dan meraih sukses serta kebahagiaan. Sementara itu Rohff memberikan contoh-contoh mengenai apa yang akan terjadi jika anak-anak muda imigran di Prancis tetap hidup di jalan yang sekarang (larik 3-4, 48, 57, 5859). Konsekuensi yang harus ditempuh anak-anak imigran itu adalah détrôner (turun tahta), memiliki kebencian, tuli, menjadi dealer, barter, dan dihukum. Turun tahta yang dimaksud Rohff berkaitan dengan posisi semu sebagai “orang penting” (larik 3-4). Meski seolah-olah telah mendapatkan posisi yang baik, mendapatkan uang berkat perdagangan narkoba, namun ketika ditangkap dan dihukum, mereka akan kembali ke posisi semula sebagai anak muda imigran pengangguran dan miskin, bahkan racaille. Kebencian juga akan terus melekat jika anak muda imigran tidak mau mengubah jalan hidupnya. Stereotip bahwa anak muda imigran memiliki begitu banyak kemarahan dalam dirinya memang benar, begitupula dengan analisis para sosiolog mengenai penyebab kemarahan ini yaitu problematika sosial, salah satunya yang terjadi di institusi sekolah. Jika saja anak-anak muda imigran memilih untuk pergi sekolah dengan benar, mereka tak akan dihantui oleh kebencian. Tuli yang dimaksudkan oleh Rohff adalah ketidakmampuan anak-anak imigran untuk mendengarkan diri mereka sendiri. Tuli akan datang jika mereka hanya mendengarkan kaum moralis, yaitu mereka yang membebankan stereotip-stereotip negatif terhadap anak muda imigran di Prancis. Jika mereka acuh dan percaya pada kekuatan mereka sendiri, anak-anak muda imigran bisa maju dan meraih sukses. Kepercayaan terhadap diri mereka sendiri harus menjadi salah satu konstruksi identitas anak muda imigran di Prancis jika ingin maju. Banlieue dalam lagu Rohff menjadi ruang yang dideskripsikan sebagai jalanan yang keras dengan frase aspal yang menjerat (bitume - larik 28), penampungan makhluk buruk rupa dan sumber kebencian (larik 49 – 51). Ia juga mengatakan bahwa ada rutinitas kegetiran sebagai korban sistem (larik 15 – 16). Banlieue dilihat dari interaksi sosial yang ada di dalamnya. Tingkat kekerasan, kenakalan remaja, kriminalitas, peredaran narkoba, diskriminasi, keterpinggiran adalah realita yang harus dihadapi anak-anak muda imigran
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
sehari-hari. Begitu lekatnya anak-anak muda imigran dengan banlieue, identitas mereka ditentukan oleh keberhasilan mereka menaklukan atau menegosiasi diri dengan ruang ini. Pemosisian Rohff sebagai contoh menempatkan egonya di posisi puncak dengan menyatakan bahwa kalimatku mahal (Chacune de mes phrases coûte cher, Si j' te raconte de la merde ça peut te coûter très cher - setiap kalimatku mahal, jika aku menceritakan omong kosong, hal itu akan membuatmu membayar mahal – larik 42-43). Selain dapat dimaknai sebagai ego Rohff, dua larik ini dapat memperlihatkan betapa sulitnya dan kerasnya pertarungan untuk menjadi contoh yang baik. Begitu mengakarnya tekanan sistem hingga untuk bisa menjadi orang yang berguna harus melewati perjuangan luar biasa beratnya. Identitas anak muda imigran Prancis dalam lagu Qui Est l’Exemple terkait pada kesiapan mereka untuk menjadi contoh bagi generasi penerus suatu hari nanti, sebuah proses becoming, dari anak muda imigran menjadi orangtua dan bagian dari masyarakat Prancis secara umum. Generasi penerus yang berhasil adalah mereka yang bisa mencari uang dengan jalur yang benar, bebas dari narkoba dan mampu bersikap kritis terhadap stereotip negatif yang ditimpakan oleh orang lain serta sistem yang ada. Lagu rap, para rappeur seperti Rohff adalah contoh yang bisa diikuti, tidak akan menyesatkan karena para rappeur bisa memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat imigran dan berkeinginan kuat untuk memperbaiki komunitas.
III.2 Konstruksi Identitas Anak Muda Prancis dalam T.D.S.I T.D.S.I adalah singkatan dari Turbo Diesel Sport Injection (Turbo Diesel Injeksi Sport). Lagu ini berada dalam album berjudul Rohff yang diterbitkan tahun 2002 dan termasuk dalam kompilasi Planète Rap 2002 Vol.1 yang diterbitkan pada 6 Februari 2002. Lagu ini memiliki 29 larik dan menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan kehidupan di banlieue. Simbol-simbol yang digunakan dalam lirik lagu ini adalah tokohtokoh dalam film, petinju, pemain bola dan artis dan penyanyi pop keturunan imigran. Tokoh dalam film adalah Robocop (larik 2), Robert de Niro (larik3), Batman (larik 13), Vince (larik 23). Petinju adalah Mike Tyson (larik 13), George Foreman (larik 13). Pemain bola adalah Trézéguet (larik 19). Artis adalah Rocco Sifredi (larik 22) dan Hélène Segara (larik 25). Robocop adalah tokoh robot dari masa depan, Rohff mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menghentikannya, baik rappeur atau Robocop (larik 2). Ketidakmampuan rappeur lain untuk menghentikan Rohff berarti keyakinan Rohff akan popularitasnya sebagai rappeur. Ia berjalan sangat cepat dan tak akan terhentikan. Kecepatan yang dimaksudkan disini dapat berarti kecepatan Rohff mengambil kesempatan yang ada di depan mata. Anak Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
muda imigran banlieue harus peka dan tidak boleh terlalu banyak menunggu demi masa depan mereka. Robocop memiliki kesan futuristis dan kuat, namun sebagai robot ia juga teratur dan tunduk pada sistem yang menjalankannya. Jika anak muda imigran di Prancis selalu tunduk pada sistem, mereka akan jadi robot seperti Robocop dan bisa dikalahkan oleh orang lain yang cepat menangkap kesempatan seperti Rohff. Bintang film yang ada dalam lirik lagu ini adalah Robert de Niro dalam film “heat”, yaitu sebuah film detektif, Vince, tokoh dalam film La Haine yang bercerita mengenai anak muda imigran di banlieue pasca terbunuhnya seorang anak imigran di Vitry akibat konflik rasial. Kisah kedua orang ini, meskipun dalam film adalah kisah keseharian kehidupan anak muda banlieue yang erat dengan kekerasan dan konflik dengan polisi. Lagu rap dibuat sebagai sarana komunikasi dengan komunitas, berbagi konteks adalah hal yang penting. Konteks bisa dilihat sebagai kode, dan dengan demikian Rohff yakin bahwa anak-anak muda imigran ini berbagi kode yang sama dengan dirinya mengenai film-film ini. Terlihat posisi Rohff yang meletakkan dirinya sebagai bagian dari publiknya yaitu anak-anak muda imigran di Prancis dan tidak jauh dari mereka. Rohff juga memposisikan dirinya sebagai pemberi kebebasan: “Sauf que je ne suis pas Robert De Niro, je t'affranchis, ça monte au cerveau”(larik 7) Hanya saja aku bukan Robert de Niro, aku akan membebaskanmu, naik hingga puncak Robert de Niro dalam film Heat berperan sebagai polisi. Rohff melihat polisi sebagai others, yang dapat mengambil kebebasan anak muda imigran. Ia lah, sang rappeur yang dapat membebaskan anak muda imigran dan membuat mereka meraih sukses. Kebebasan adalah konsep yang dianggap penting dalam kehidupan anak muda imigran di Prancis. Hal ini berarti bahwa kehidupan mereka sehari-hari jauh dari kebebasan. Kebebasan bisa diartikan sebagai oposisi dari penjara, makna pertama yang ada adalah penjara sebagai ruang tahanan. Namun penjara dan kebebasan dapat juga dimaknai sebagai keterkurungan anak muda imigran di Prancis dalam kehidupan yang penuh kesulitan dan kebebasan adalah keluar dari banlieue mereka. Kebebasan bisa juga dilihat sebagai kebebasan untuk berbicara dan berpendapat, tanpa tekanan dari faktor-faktor luar. Rohff juga menyebut tokoh Vince dan film La Haine di bait ke-23 : “Fais danser la haine comme Vince, on se multiplie comme les Gremlins” Menarikan kebencian seperti Vince, kita berkembangbiak seperti Gremlin
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Ia membuat permainan kata antara la Haine (kebencian) sebagai judul film dan perasaan kebencian yang sesungguhnya, namun makna yang dapat ditarik tetaplah berbicara mengenai kebencian, bahwa anak muda imigran memiliki begitu banyak kebencian, bahkan cenderung dendam terhadap sistem yang melingkupi mereka. Dalam film la Haine, anak-anak muda imigran, salah satunya Vince, adalah anak-anak yang merasa terkurung di banlieue. Mereka juga erat dengan kekerasan, dalam film La Haine, mereka memiliki pistol sebagai senjata dan kepemilikan ini ikut mewarnai konflik di sepanjang film. Kepemilikan pistol bagi anak-anak imigran dalam film ini adalah sama dengan memiliki kuasa. Kekerasan diartikan sebagai kekuasaan dalam larik ini. Anak-anak imigran di Prancis sangat merindukan kekuasaan, dan hal ini dapat dikaitkan dengan oposisi biner dari kekuasaan yaitu ketertindasan. Mereka begitu menginginkan kekuasaan karena selalu merasa tertindas dalam kehidupan sehari-harinya. Rohff juga menyebut makhluk gremlin, tokoh dalam film Night Before Christmas. Makhluk ini adalah makhluk kecil yang bisa berkembangbiak dengan cepat. Perkembangbiakan yang dimaksudkan dalam lagu ini adalah perkembangbiakan kebencian. Seolah-olah kebencian adalah hal yang menular di dalam banlieue. Dengan demikian bisa diartikan bahwa anak-anak muda imigran memang terlebih dahulu dekat dengan kebencian yang di dalamnya terkandung makna kekerasan dan ketertindasan. Tokoh berikutnya adalah Mike Tyson, George Foreman dan Trézéguet. Ketiganya adalah atlit, tepatnya atlit tinju di Amerika dan sepakbola di Prancis. Mereka bertiga juga adalah
imigran
yang
mendapatkan
sukses
di
bidangnya
masing-masing.
Rohff
menganalogikan kehidupannya seperti Mike Tyson pada awalnya dan bertahan seperti George Foreman dan Batman (larik 13). Ia mengatakan bahwa dirinya sekuat para petinju dan mampu bertahan lama di atas ring serta mampu menjadi jagoan seperti Batman. Ring tinju dijadikan acuan oleh Rohff. Ring tinju adalah tempat bertanding, tempat para petinju bertukar serangan, ring tinju adalah tempat yang penuh dengan kekerasan. Terlihat ada kesamaan antara banlieue dan ring tinju, yaitu ruang yang di dalamnya terjadi pertukaran kekerasan. Rohff memposisikan dirinya tetap sebagai jagoan yang kuat dan mampu bertahan, yaitu kuat dalam menjalani kehidupan di banlieue serta mampu mempertahankan dirinya, jiwanya, identitasnya di banlieue. Acuan lain yaitu Batman, memperlihatkan bahwa Rohff merasa dirinya adalah pahlawan yang penuh kekuatan. Batman disimbolkan dengan kelelawar, hitam, memiliki mobil yang super cepat, membasmi kejahatan di Gotham City yang penuh dengan pelaku
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kriminal. Batman juga merupakan super ego dari tokoh Bruce Wayne yang adalah milyuner di kota tersebut dan sahabat dekat komisaris polisi. Dengan mengatakan bahwa ia kuat seperti batman (comme batman -larik 13), ia mengkonsumsi identitas batman dan mereproduksinya sebagai identitas dirinya. Ia merasakan sebuah kesamaan dengan Batman, kuat dan memiliki dua sisi kehidupan. Di satu sisi ia kaya raya dan sukses sebagai penyanyi rap, meletakkan dirinya dalam kelas sosial ekonomi yang berbeda dengan anak-anak muda imigran di banlieue, di sisi lain ia adalah pejuang bagi banlieue. Tokoh berikutnya adalah Trézéguet, pemain bola yang menjadi bagian dari tim nasional Prancis, imigran dari Argentina. Kesuksesan Trezeguet dijadikan contoh bahwa anak muda imigran dapat sukses berkat kegigihannya dan ketekunannya: “C'est du direct, droit au but comme Trézéguet” (Berjalan langsung, mencetak gol seperti Trézéguet-larik 19). Kata “langsung” memiliki makna bahwa Trézéguet selalu langsung menyerang dan mencetak gol dalam pertandingan. Namun kata “langsung” juga bisa berarti kehidupan Trézéguet yang gigih, tak mengindahkan diskriminasi mengenai kaum imigran dan akhirnya ia mencetak gol, yaitu meraih kesuksesan. Rohff memberikan contoh bagi kaum muda imigran bahwa percaya pada diri sendiri, menggali potensi yang dimiliki adalah kunci bagi kesuksesan. Dua artis lain adalah Rocco Sifredi dan Hélène Segara. Rocco Sifredi adalah pembuat film porno, seorang sutradara Italia. Rohff memperlihatkan Rocco sebagai tokoh yang berada dalam penjara: “Pour Rocco sous écrou, avec les crocs et du cran” (Untuk Rocco di dalam penjara, dengan taring dan keberanian – larik 22). Di satu sisi ia memperlihatkan bahwa Rocco, yang berkecimpung dalam dunia film porno berakhir di penjara, namun ia juga memperlihatkan bahwa Rocco di dalam penjara tetap memiliki keberanian. Anak-anak muda imigran yang merasa terkurung di banlieue dapat mengambil yang baik dari Rocco, yaitu keberaniannya. Hélène Segara adalah artis yang dikritik Rohff, menurutnya ia menjual hidupnya ke media (larik 25). Bazin (1997: 125) mengatakan bahwa media dianggap para rappeur sebagai bagian dari sistem yang ada di luar dirinya. Rohff disini memposisikan dirinya tetap di luar sistem yang ada, tetap dekat dengan anak-anak muda imigran di banlieue. Dalam T.D.S.I Rohff juga memperlihatkan kekerasan secara umum (larik 1,20,22,23,28). Di larik 1 ia berbicara mengenai penodongan yang dialaminya semasa sekolah. Menyikapi kekerasan ini, ia justru meletakkannya di puncak, menjadikannya inspirasi untuk kemudian maju dan keluar dari budaya kekerasan tersebut. Ia tahu sekali bahwa kekerasan di sekolah juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak muda Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
imigran di banlieue, ia memperlihatkan sikapnya atas hal ini dan memperlihatkan bahwa justru tekanan itulah yang membuatnya jadi kuat. Rohff menolak untuk tunduk pada stereotip negatif yang diberikan ke anak muda imigran, bahwa mereka tunduk pada kekerasan yang ada di banlieue dan pada akhirnya ikut menjadi pelaku. Di larik 20 ia bicara mengenai persaingan, kehidupan di banlieue sudah terbentuk dalam kerangka persaingan. Ia memiliki injeksi sport dalam menghadapi persaingan. Ini berarti bahwa ia tidak pernah curang, selalu jujur dan bersikap sportif terhadap “musuhmusuhnya”. Ia merefleksikan apa yang terjadi di banlieue dalam lagu-lagunya, ia sebelumnya mengatakan: “tak perlu takut, ketika aku menguasai mikrofon, tak ada yang lewat dari laporanku” (larik 3). Ia menyajikan kehidupan banlieue apa adanya, “Rohff forever, Vitry fever, plutôt réaliste que rêveur”(Rohff selamanya, demam Vitry, lebih sebagai realis daripada pemimpi - larik 14). Ia adalah realis, semuanya disajikan apa adanya. Demam Vitry mengacu pada kecintaannya terhadap banlieuenya, mempertegas bahwa apapun yang ia ceritakan bersumber dari Vitry. Banlieue adalah sumber inspirasi, yang dapat mengantarkan anak-anak muda imigran Prancis menuju hidup yang lebih baik. Namun demikian keadaan banlieue diakui Rohff sebagai keadaan yang menekan. Ia menyebutnya sebagai “lingkaran setan” (larik 12), jika ia mengguanakan kata-kata yang kasar dan keras dalam lagu rapnya, itu adalah pengaruh dari kondisi sosial yang menekan di banlieue. Disini ia memperlihatkan betapa sulitnya memutus siklus kekerasan, namun ia bisa melakukannya, yaitu dengan mengalihkan kekerasan fisik menjadi kekerasan simbolis, yaitu lirik lagu rap. Pada larik 28 ia mengatakan “kita menodongkan rap”. Rohff melihat rap sebagai senjata, bukan sekedar lagu. Rap memiliki kekuatan, terutama untuk mencari uang (l’oseille –larik 28) dan memperbaiki status sosial ekonomi anak-anak muda imigran di Prancis. Lagu T.D.S.I berbicara juga mengenai kecepatan (larik 8, 15,17,20,21). Kecepatan melambangkan dinamika, tidak statis dan berarti selalu ada perubahan. Ia mula-mula menghubungkan kecepatan dengan banlieuenya (Un truc de dingue, l’engin 9-4, quatre cents chevaux – sesuatu yang gila, mesin 9.4, dengan 400 kuda-larik 8). Angka 9.4 adalah kode banlieue Vitry-sur-Seine, banlieue tempat Rohff dibesarkan. Kekuatan dari banlieue itu setara dengan 400 kuda, yaitu sangat kuat dan membuatnya bisa berjalan dengan cepat. Rohff merepresentasikan Vitry sebagai ruang yang memberi kekuatan, anak-anak muda imigran di banlieue ini semestinya juga memaknai diri mereka dengan kekuatan dan kecepatan yang sama. Kecepatan yang menjadi bagian dari identitas Rohff menurutnya membuat lagunya sering disalahartikan (larik 15). Menurutnya ia sudah cepat dan terus menerus menambah kecepatan. Identitas adalah sebuah proses yang tidak pernah selesai, kecepatan bagi Rohff juga harus selalu ditambah. Anak muda imigran di banlieue tidak pernah boleh statis dan menunggu, hal ini berkaitan dengan memanfaatkan kesempatan yang ada. Dengan terus menambah kecepatan, mereka akan Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
mendapatkan hasil yang luar biasa. Kecepatan ini berkaitan dengan banlieue nya, yang bagi Rohff adalah pusat dan bukan pinggiran (larik 16-17) : “Le rap c'est mon périph que je prends à sens
inverse, Avec les pleins phares la nuit, à 2002 kilomètres heure” (Rap adalah periferiku yang kumaknai secara terbalik, Dengan lampu besar yang terang di malam hari, pada 2002 kilometer per jam). Kegelisahan di banlieue, semestinya justru membukakan pikiran anak muda Prancis untuk berjalan lebih cepat, untuk membuat perubahan lebih besar dalam hidup mereka. Stereotip negatif yang ditimpakan others kepada mereka ini memiliki kemungkinan untuk membuahkan hasil yang positif bagi anak-anak muda imigran di banlieue. Rohff menjelaskan lebih lanjut lagi mengenai judul T.D.S.I, sebelumnya di larik 4 ia sudah mengatakan bahwa ia memiliki prinsip dan harapan. Di larik 20 ia menjelaskan bahwa ia turbo karena ia cepat, diesel karena kuat, injeksi sport untuk persaingan. Ia melihat dirinya sebagai orang yang cepat, kuat, sportif, memiliki prinsip dan harapan. Anak muda imigran Prancis yang belum seperti dia adalah others dan sudah jelas arah others menuju kehancuran serta bukan kesuksesan. Namun demikian ia sendiri juga berada di luar sistem yang ada : “Sans prendre des ailes, devant les cris désire” (Tanpa berada di bawah sayap siapapun, di depan teriakan penuh penghayatan-larik 29). Ia tidak takluk pada sistem manapun, sistem tetap dianggap sebagai others, sebuah realita di luar dirinya dan ia sendiri adalah sang teriakan dari kehidupan. Identitas anak muda imigran Prancis dalam lagu T.D.S.I berkaitan langsung dengan kekerasan dan bagaimana individu atau kelompok memaknai kekerasan ini agar dapat menciptakan sebuah identitas baru. Identitas baru ini sangat tergantung pada apa yang dipilih, bisa menuju kebaikan atau keburukan. Kecepatan menjadi kunci, tidak statis adalah hal yang dapat menyelamatkan anak muda imigran dari kehancuran. Rohff menyuarakan kenyataan, dengan demikian representasi dari anak muda imigran yang ia lihat adalah mereka yang statis, tidak (merasa) diri mereka kuat, tak berpegang teguh kepada prinsip dan keyakinan mereka.
III.3 Identitas Anak Muda Imigran dalam Charisme Lagu Charisme, yang berarti Kharisma adalah duet Rohff dengan Wallen, seorang penyanyi R&B. Lagu ini menjadi salah satu lagu dalam album La Fierté des Notres yang diterbitkan pada tahun 2004 dan menjadi salah satu lagu dalam Planète Rap 2005 Vol.1 yang diterbitkan pada 4 April 2005. Lagu ini terdiri atas 52 larik dan berbicara mengenai kharisma seorang penyanyi, baik rap ataupun R&B, yang dapat menjadi pemimpin jika sudah bermusik. Lagu rap dan R&B adalah genre musik dalam budaya hip hop, yang merupakan Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
budaya anak muda imigran Prancis. Lagu ini juga mengetengahkan persaingan dalam industri musik. Persaingan ini memberikan kesan bahwa anak-anak muda imigran selalu lekat dengan persaingan, tidak hanya di dalam banlieue namun juga di dunia luar. Bazin (1997 : 125) mengatakan bahwa show business juga dianggap sebagai sistem yang merupakan others bagi para rappeur Prancis. Dunia hiburan memberikan porsi terlalu banyak bagi ekonomi dan tidak lagi melihat bahwa produk-produknya, khususnya musik, memiliki misi politis yaitu sebagai corong suara sebuah komunitas terpinggirkan. Kata persaingan muncul sejak larik 1, yaitu persaingan antara rappeur dan penyanyi wanita. Persaingan ini bukan hanya persaingan gender, karena di larik 2 Rohff mengatakan “bahkan Wallen memakai pengaman di belakang hak tingginya”. Kedua larik ini menyiratkan persaingan yang ketat dan berat dalam semua unsur di dunia musik. Dalam menghadapi persaingan, semua orang pasti akan dengan sendirinya mempersenjatai diri, begitu pula dengan Rohff. Senjata dalam lagu ini diungkapkan dengan kata yang keras yaitu pena setajam pisau kau akan berdarah (larik 3). Kekerasan telah berpindah dari kekerasan fisik menjadi kekerasan simbolik. Rohff telah maju ke tingkatan yang lebih tinggi dari anak-anak muda imigran di Prancis yang berbuat kerusuhan dan terjun ke jalan. Ia menggunakan pena untuk menuliskan ide-idenya dan menyerang orang lain dengan kalimatnya. Kata “berdarah” yang disebut oleh Rohff bukan berdarah dalam arti fisik, namun juga bermakna simbolik. Katakata Rohff yang berupa serangan dapat menimbulkan efek bagi sasarannya. Efek yang terjadi ini akan menyentuh hati dan pemikiran lawannya dan bisa berdampak pada pemikiran lawan. Ada persaingan yang ketat mengenai saling mempengaruhi, dan ini berarti lekat dengan pemegang kuasa. Kekuasaan dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk didapatkan dan akan mengubah semuanya. Lagu adalah sesuatu yang politis karena dapat mengantarkan seseorang kepada posisi tertentu. Dalam kerangka politis ini, John Storey mengatakan bahwa: “Politics is about power and pop music can be powerful” (Storey, 2002 : 109) Rohff mengungkapkan bahwa kekuasaan yang ia miliki sekarang tidak datang dengan sendirinya melainkan diraih dari usaha serta kerja keras (larik 9, 10, 48-51). Ia mengatakan dalam larik 9-10 bahwa ia membutuhkan 12 tahun untuk mendaki kesuksesan, meskipun telah sukses, masalah tetap menanti namun akan selalu diselesaikannya dengan serius. Dalam larik-larik ini terbaca kegigihan Rohff sebagai anak muda imigran banlieue yang ingin meraih sukses. Keseriusan dalam menghadapi masalah adalah salah satu identitas dirinya. Rintangan bagi keseriusan dan kegigihan untuk mendapatkan kekuasaan datang dari banlieue (48-51). Ia bahkan mengatakan bahwa Vitry telah merusaknya. Kondisi ini sesuai dengan deskripsi banlieue, tidak hanya Vitry melainkan banlieue-banlieue lain di Prancis. Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Perbedaan Rohff dengan anak-anak imigran lainnya adalah bahwa ia tidak membiarkan dirinya rusak berlarut-larut dan berhasil mengubah kondisi represif menjadi kekuatan. Dalam hal ini Rohff telah melakukan negosiasi dengan dirinya, yaitu bahwa ia tidak boleh menyerah dan larut dalam keadaan yang ada, namun ia harus bisa maju dan berkembang. Rohff telah menempatkan dirinya sebagai others dari anak-anak muda imigran di Prancis yang masih terkurung dalam banlieue. Namun ia juga memposisikan bahwa dirinya akan selalu kembali ke banlieue. Hal ini berarti ia tidak mengizinkan anak-anak muda imigran Prancis untuk menyerah atas nama kebobrokan sistem yang ada di banlieue. Meskipun Rohff telah “dirusak” oleh banlieue nya, ia menjadikan semua yang didapatnya sebagai cambukan yang bermakna dalam penempaan diri. Karena itulah ia akan selalu kembali ke banlieue (larik 6) lingkungan keras yang justru telah membantunya untuk memiliki kegigihan dan keseriusan. Persaingan masih terus diungkapkan dalam lirik lagu ini. Persaingan yang ada meliputi persaingan dengan sesama penyanyi, terutama para penyanyi dadakan yang merupakan pemenang dari kontes menyanyi televisi (larik 29-33). Kontes-konstes musik yang ada disebut dalam lagu ini adalah adalah Star Academy dan Pop Star. Grup-grup yang disebut adalah L5 (pemenang pop satar sesi pertama) dan Whatfor (pemenang popstar sesi kedua). Dalam menjabarkan persaingan ini Rohff mengambil analogi kucing dan tikus, memasukkan pribahasa quand le chat n’est pas là les souris dansent (ketika kucing tidak ada, tikus-tikus berdansa). Dalam lagu ini pribahasa tersebut dapat diartikan sebagai : ketika para penyanyi besar (profesional) tidak ada, para penyanyi amatir (kecil) berpesta pora. Dirinya dan Wallen, para penyanyi profesional yang mendaki karir sejak awal, Rohff selama 12 tahun dan Wallen yang bernyanyi sejak bisa melangkah (larik 27) adalah kucing sementara para penyanyi dadakan berkat kontes televisi itu adalahg tikus-tikus. Rohff menempatkan dirinya sebagai pemegang kekuasaan, lebih besar dalam artian lebih bermutu. Menghadapi persaingan ia adalah pemenang. Pemosisian ini bertolakbelakang dengan stereotip-stereotip negatif mengenai anak muda imigran dan para rappeur yang ditudingkan oleh aparat negara, yaitu bahwa mereka adalah komunitas yang hanya dekat dengan kekerasan, dan sampah masyarakat. Ia menantang show business, yang merupakan bagian dari sistem, bahwa dirinya yang berasal dari kalangan terpinggir dan di luar sistem adalah lebih baik daripada hasil dari sistem industri musik. Meskipun sama-sama pelaku dalam dunia musik, ia menempatkan para pemenang kontes sebagai others. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, persaingan akan merujuk kepada senjata, yang pada akhirnya dimaknai sebagai kekerasan simbolik. Rohff mengungkapkan kekerasan Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
simbolik ini dalam larik 43, 44 dan 45. Ia mengatakan bahwa mikrofon adalah senjatanya yang lebih tajam dari pisau dan lebih menyentuh dari airmata karena berasal dari lubuk hati. Dengan semua ini ia mendobrak penghalang yang ada. Lagu rap adalah senjata, efektivitas rap tak perlu disangsikan lagi karena ia sangat tajam. Ketajaman rap adalah karena sumbernya berasal dari hati. Kritik yang diluncurkan oleh lagu rap jauh lebih tajam dari tindak kekerasan yang dilakukan anak muda banlieue, dan juga lebih tajam dari serangan sistem. Keterkurungan anak-anak muda imigran di banlieue sebenarnya memungkinkan untuk diatasi dengan lagu rap. Keterkurungan ini adalah barre (penghalang-larik 45) dan Rohff datang mendobraknya dengan rap nya yang tajam. Ia adalah porte-parole atau juru bicara dari diskriminasi yang terjadi di banlieue. Diskriminasi yang dimaksudkan disini bukan hanya menyangkut ras namun juga mengenai keterpinggiran yang berdampak pada kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik lagi. Ia sangat resah mengenai masa depannya dan anak muda imigran di banlieue karena ia tahu sekali bahwa dirinya, dan juga anak-anak muda imigran ini bukan turis (larik 15). Mereka menetap dan menjadi bagian dari Prancis sebagai negara, oleh karena itu harus berjuang dalam menghadapi represi sosial yang melingkupi mereka. Proses becoming adalah hal yang diperhatikan benar oleh Rohff dan menurutnya tidak tertutup kemungkinan bahwa kekuasaan bisa ada di tangannya, mewakili anak-anak imigran lain yang ada di banlieue. Agar dapat melakukan ini, ia menjabarkan dalam reffrain (larik 16 – 21) bahwa ia harus tampil dan meletakkan batu pada bangunan. Tampil disini adalah tampil dalam dunia industri musik yang berarti juga mendapatkan ketenaran, kekuasaan dan pengakuan. Ia ingin dirinya menjadi bagian dari sebuah bangunan besar (posé ma pierre à l’édifice – meletakkan batu pada bangunan-larik 17). Meskipun memiliki kekuasaan jika sudah berhasil tampil, Rohff tetap memposisikan dirinya sebagai sebongkah batu dalam sebuah bangunan besar. Ia tidak berada di luar bangunan namun menjadi bagian dari bangunan tersebut. Jika bangunan diartikan sebagai dunia industri musik, yang juga adalah sistem menurut definisi Bazin (1997: 125), Rohff melihat dirinya sebagai representasi dari para rappeur, dan sedang membela genre musik rap. Jika bangunan ini diartikan sebagai sistem besar negara Prancis, Rohff melihat dirinya sebagai warganegara, lepas dari keberadaannya sebagai imigran atau bukan. Ia tidak lagi mempermasalahkan keberadaannya sebagai imigran. Ketika mencapai sukses, ia adalah bagian dari sistem, namun bedanya dengan orang-orang lain adalah karena ia selalu menjadi bagian dari banlieue.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Cara untuk “tampil” adalah dengan setia pada diri sendiri (larik 20). Rohff lagi-lagi melihat ke dalam dirinya, ke dalam jiwanya dan tidak berusaha menjadi orang lain. Ia menemukan jatidirinya, bagaimana ia memaknai semua tamparan yang ada dalam hidupnya. Pandangan negatif mengenai dirinya sebagai bagian dari anak muda imigran di banlieue tidak membuatnya takluk. Bahkan ia mengatakan bahwa satu-satunya yang bisa dijual adalah albumnya (larik 21). Dirinya tidak bisa dijual, keyakinan dan jiwanya tidak bisa dijual. Takluk pada sistem adalah menjual diri, sehingga harus selalu bersikap kritis. Sementara itu takluk pada stigma negatif yang diberikan oleh sistem juga sama dengan menjual diri, sehingga usaha yang gigih diperlukan dan mencari uang adalah dengan menjual album. Rohff mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan luar biasa (larik 13 dan 44). Kekuatan yang pertama adalah kerosin di penyimpanan. Kerosin , yaitu bahan bakar adalah idenya, lagu rap yang ia tulis dan ia nyanyikan. Ia semakin mempertegas kekuatan rap dan di balik kekuatan rap ada kekuatan jiwanya yang membuatnya bisa menulis kritik dan didengar oleh orang lain. Sementara itu kekuatan yang kedua adalah ketika ia berada di atas panggung, ia sungguh kuat seperti zat asam. Apa yang ia katakan bisa menggerogoti dan menghancurkan others yang dianggap sebagai musuh. Identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu Charisme terkait dengan persaingan, kekerasan, kekuasaan, kegigihan dan kekuatan. Banlieue memberi konstruksi identitas yang buruk bagi anak muda imigran dan mereka harus mampu bernegosiasi dengan keadaan yang ada. Mengubah kelemahan menjadi kekuatan dan menjadikannya senjata untuk keluar dari diskriminasi sistem.
III.4 Identitas Anak Muda Imigran Prancis dalam Lagu
a Fait Plaisir
a fait Plaisir yang berarti Membahagiakan adalah duet Rohff dengan
Intouchable, yaitu penyanyi rap dari banlieue yang sama dengan dirinya. Lagu ini adalah salah satu lagu dalam album la Fierté des Notres yang terbit tahun 2004 dan termasuk dalam kompilasi Planète Rap 2005 Vol.2 yang diterbitkan pada 8 Agustus 2005. Lagu ini memiliki 58 larik dan menceritakan hal-hal yang menurut Rohff membuatnya bahagia sebagai bagian dari anak-anak muda imigran banlieue. Banlieue sebagai ruang ditampilkan sebagai pembawa kesengsaraan (larik 4). Ia menggunakan kata zèzère yaitu bahasa sehari-hari dari misère (kesengsaraan). Anak muda imigran di Prancis direpresentasikan sebagai orang-orang yang dekat dengan dirinya, dilihat sebagai semblable, mon frère, mon pote (mirip denganku, saudara laki-laki, teman -larik 3, 13, 57), dan others dalam lagu ini adalah aparat negara (presiden, menteri dalam negeri, polisi – larik 38, 48). Ia juga mengungkapkan beberapa Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
ruang tertutup di lirik lagu ini yaitu penjara (taulle-larik13, jaulle-larik14, tarmi-larik 18, maison d’arret – larik 57) dan kapal selam (sous-marin- larik 15). Banlieue
sebagai
pembawa
kesengsaraan
dan
ruang-ruang
tertutup
yang
melambangkan keterkurungan memiliki komponen makna yang sama. Penjara dan kapal selam bisa menjadi metafora dari banlieue. Keluar dari kesengsaraan ini diartikan sebagai oasis, yaitu penyejuk dan sumber kehidupan (larik 4), bisa memiliki jacuzzi yang menimbulkan kesan santai dan mewah (larik 14), membuat others menjadi panik (larik 15), membahagiakan ibu (larik 58). Keterkurungan menjadi sebuah isu yang melingkupi kehidupan banlieue. Rohff menceritakan kehidupan di luar suasana depresif banlieue dan memperlihatkan apa yang ia dapatkan dengan berada di luar. Lagu
a fait Plaisir, adalah lagu Rohff yang berbicara langsung ke masyarakat
imigran di banlieue. Ia menyatakan bahwa dalam lagunya terdapat peringatan-peringatan meskipun tidak berlebihan (larik 11). Realita yang diungkapkan Rohff dalam lagunya adalah peringatan bagi anak-anak muda imigran banlieue. Menjadi contoh agar mereka mendapatkan kekuatan dan tidak hanya terkurung di dalam kesengsaraan hidupnya dan membahayakan hidup mereka sendiri dengan prilaku sebagai berandalan. Konsep bahagia dalam lagu
a Fait Plaisir adalah:
1. Mendapatkan apa yang diinginkan (larik 2) 2. Melihat saudaranya berhasil keluar dari jeratan kesengsaraan banlieue, keluar dari penjara (larik 3-4, 13, 57 3. Bisa memilih (larik 6) 4. Bekerjasama dalam menyanyikan lagu rap (larik 9) 5. Tidak dianggap sebagai penyamar (larik 12) 6. Membuat panik others (larik 15) 7. Mendengar lagu rap nya dinyanyikan (larik 16) 8. Melihat miliknya ada pada tempatnya (larik 20) 9. Membawa seluruh banlieuenya dalam konser (larik 22) 10. Anak muda imigran berhenti memakai narkoba (larik 24, 47 11. Ia menjadi contoh bagi anak muda imigran di Prancis (larik 25) 12. Mengendarai mobil besar (larik 26) 13. Bisa membayar bon (larik 28) 14. Tidak disangsikan (larik 29) 15. Memiliki barang-barang kulit dan handphone yang baru (larik 30) 16. Nge-rap (larik 31) Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
17. Memasukan cek ke rekening (larik 32) 18. Menandatangani kontrak (larik 33) 19. Mendapatkan uang banyak (larik 34) 20. Mendapatkan dukungan (larik 37) 21. Presiden berhenti berbohong dan perdana menteri mundur (larik 38) 22. Dikendurkan borgolnya (larik 39) 23. Memberi manisan pada anak-anak yang mendapat nilai baik (larik 40) 24. Zidane memberikan kekuasaan oriental (larik 42) 25. Publik hafal teks lagunya (larik 43) 26. Dipikirkan oleh publiknya (larik 45) 27. Ada dalam keluarga yang utuh dengan orangtua (larik 46) 28. Polisi berdarah di ring tinju (larik 48) 29. Tidak ada yang iri pada harta miliknya (larik 49) 30. Menjadi papa yang bukan kriminal (larik 50) 31. Jauh dari kekerasan dan kesengsaraan (larik 51) 32. Dibantu dengan tulus (larik 53) 33. Melihat menara-menara di cat (larik 54) 34. Kerry James yang membuat berpikir (larik 55) 35. Rohhf yang senantiasa menyayat hati (larik 56) 36. Membahagiakan ibu (larik 58) Daftar panjang konsep kebahagiaan ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa tema besar yaitu kebahagiaan karena memiliki harta (8,12, 13, 15, 17, 18, 19, 29), mendapatkan pengakuan diri dan kekuasaan (7,9, 11, 14, 20, 25, 26, 24), memiliki kebebasan (1,2,3,31,16,34), komunitas dan keluarga (4, 3, 27, 30, 32, 36), lepas dari narkoba (10, 24, 27), kekerasan (6, 28) dan kehidupan politik (21, 33). Dari pengelompokan di atas terlihat bahwa harta dan posesi menjadi kunci kebahagiaan terbesar. Salah satu sebab terkurungnya anak-anak muda imigran Prancis di banlieue adalah ketidakmampuan mereka secara finansial. Ketidakmampuan ini membawa permasalahan sosial dan akhirnya berdampak menciptakan “amarah” yang begitu besar di diri anak-anak muda banlieue. Anak-anak muda imigran di banlieue adalah mereka yang memimpikan untuk memiliki uang banyak. Impian ini menandakan betapa kemiskinan sebenarnya menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari. Hal berikutnya yang membuat bahagia adalah mendapatkan pengakuan dan karenanya memiliki kekuasaan. Dalam keinginan ini tercermin kehidupan yang biasanya dipenuhi Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
dengan diskriminasi, dipinggirkan serta tidak diakui keberadaannya. Rohff mengkritik sistem yang tidak memberi ruang bagi anak-anak muda imigran banlieue untuk bisa didengar. Dalam hal inilah rap memiliki fungsi yaitu sebagai pembawa suara anak muda imigran di Prancis. Kebebasan dan kebahagiaan komunitas serta keluarga adalah kebahagiaan bagi Rohff. Keinginan untuk bebas menyiratkan keterkurungan yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan anak muda imigran di Prancis. Sementara komunitas dan keluarga memperjelas pemosisian anak-anak muda imigran Prancis sebagai bagian dari sebuah konstruksi sosial mereka sendiri. Narkoba, seperti yang dituduhkan oleh pemerintah dan masyarakat luar sebagai bagian dari kehidupan anak muda imigran di Prancis juga menjadi bagian dari identitas mereka. Namun dalam lirik lagu Rohff, narkoba digambarkan sebagai masa lalu. Anak muda imigran Prancis seharusnya berhenti menggunakan narkoba demi masa depan mereka dan itu sangat membahagiakan. Narkoba merupakan salah satu faktor penentu. Jika mereka berhasil berhenti, maka hasilnya akan membahagiakan, namun jika tidak, mereka akan tetap terpuruk. Konsep lain yang membahagiakan berkaitan dengan kekerasan serta kehidupan politik. Kekerasan yang dimaksudkan oleh Rohff adalah fisik dan simbolik. Kekerasan fisik berupa keinginan melihat polisi berdarah di ring tinju. Ia mengacu pada perkelahian yang sesungguhnya dengan aparat keamanan. Ring tinju bisa diartikan sebagai banlieue, yaitu ruang tempat perkelahian terjadi. Selain dideskripsikan sebagai ruang yang tertutup dan penuh kesengsaraan, banlieue juga dilihat sebagai ruang yang penuh kekerasan. Konsep others terlihat jelas disini, yaitu polisi. Hubungan antara Rohff dengan others adalah hubungan yang menyangkut permusuhan dan diwarnai kekerasan. Perebutan kekuasaan terjadi antara Rohff dengan polisi. Perebutan ini berkaitan dengan ring tinju yang apat diartikan sebagai banlieue. Terlihat keinginan kuat untuk keluar dari dominasi sistem dan memiliki kesempatan untuk menempatkan sistem mereka sendiri di banlieue. Konsep lain mengenai others adalah bahwa Rohff ingin membuat mereka panik. Lagu rap miliknya, adalah kekuatan yang bisa mengacak-acak sistem yang ada. Ia bisa saja berada tetap di banlieue, namun ia yakin lagunya akan sampai ke telinga para penguasa. Kehidupan politik tidak terlepas dari kehidupan anak muda imigran di Prancis. Rohff sadar betul bahwa para politisi adalah mereka yang memiliki kekuasaan. Dalam lagu ini Rohff mengambil sikap oposisi terhadap presiden dan menteri dalam negeri. Pada saat lagu ini dibuat, presidennya adalah Chirac, sementara menteri dalam negeri adalah Sarkozy.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Keduanya berasal dari partai kanan yang cenderung membuat stereotip-stereotip negatif terhadap kaum imigran. Berpartisipasi dalam politik juga merupakan hak sebagai warganegara. Dengan membicarakan politik dalam lagu-lagunya, Rohff telah menempatkan diri sebagai warganegara Prancis, dan tidak lagi mempersoalkan identitasnya dari sudut pandang etnis. Ia juga mengatakan bahwa ia senang ketika melihat menara-menara di cat. Menara-menara biasanya adalah peninggalan sejarah besar sebuah bangsa. Kebahagiaannya berkaitan juga dengan pelestarian sejarah bangsa Prancis, ia menempatkan dirinya sebagai bagian dari itu semua. Menara bisa juga diartikan sebagai tiang-tiang yang menyangga sebuah negara, misalnya konstitusi dan institusi-institusi di dalam sebuah negara. Mengecat ulang berarti memperbaharui. Ia menginginkan agar negara memberikan perspektif baru terhadap konstitusi dan institusi. Dengan kata lain ia mengkritik negara yang masih bertolak pada konstitusi serta institusi kuno sementara keadaan sosial masa kini sudah jauh berbeda dari Prancis masa revolusi atau awal Republik V. 18 Konstruksi identitas Rohff dalam lagu
a Fait Plaisir berkaitan dengan kepemilikan
harta dan popularitas. Ia juga memberi penekanan pada konsep kebebasan dan pentingnya untuk menjadi bagian dari komunitas serta keluarga. Kekerasan tetap mewarnai lagu ini, begitupula dengan narkoba. Namun narkoba ditampilkan sebagai perusak. Sementara itu kekerasan bersifat fisik dan simbolik, dan keinginan untuk melakukan kekerasan fisik terpancar di lagu ini.
III.5 Identitas Anak Muda Imigran di Prancis dalam La Puissance Lagu La Puissance yang berarti kekuatan terdiri atas 66 larik. Lagu ini berada dalam album Au delà de Mes Limites yang diterbitkan pada tahun 2005 dan merupakan salah satu lagu dalam kompilasi Planète Rap 2005 Vol.3 yang diterbitkan pada 12 Desember 2005. Definisi kekuatan bagi Rohff adalah musik rap (Larik 1-4, 9,35,37-42,48,57 ), jiwa (larik 20, 26,61), Tuhan(larik 33), kesengsaraan (larik 6, 12,14,28,30-32,34) Dalam larik 1-4, Rohff menjabarkan bahwa pada awalnya ia tidak memiliki keinginan untuk hidup, namun musik rap telah mengubahnya. Ia menggunakan kata “bertabrakan” dalam menjabarkan hubungan antara musik rap dan hidupnya. Kekuatan dalam pengertian ini diartikulasikan dengan kekerasan. Lagu rap adalah jatidiri bagi Rohff dan merupakan peninggalan abadi jika suatu saat ia pergi. Terlihat bahwa eksis adalah sebuah kebutuhan, meninggalkan jejak di dunia
18
Prancis saat ini berada di Republik V dengan Undang-Undang tahun 1958
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
adalah sesuatu yang penting. Kebutuhan untuk eksis ini menandakan sebuah konstruksi lain, yaitu yang biasanya menekan mereka sehingga merasa bahwa diri mereka bukan apa-apa. Anak-anak imigran sering mengalami kesulitan di sekolah, bisa jadi perasaan “bukan siapasiapa” in terbentuk pertama kali ketika mereka merasa gagal di sekolah. Musik rap sebagai kekuatan berkaitan dengan kejantanan dan kepuasan. Rohff mengatakan bahwa ia orgasme di depan mikrofon (larik 35). Karena dilantunkan oleh Rohff sebagai laki-laki, rap disini membawa kesan kekuatan yang maskulin. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa para rappeuse juga bisa merasakan hal yang sama dengan Rohff, sehingga orgasme di depan mikrofon tidak bisa langsung dikaitkan begitu saja sebagai kejantanan. Namun demikian, bahwa lagu rap membawa kepuasan dan dengan demikian kekuatan dan kepuasan sudah bisa dipastikan keterkaitannya. Kepuasan bisa didapat dari kesesuaian kenyataan dengan ekspektasi kita. Lagu rap menawarkan kesesuaian tersebut. Lagu rap adalah escapisme dari kehidupan banlieue yang jauh dari standar memuaskan. Dalam larik 37 – 42, Rohff mengemukakan kekuatan dalam kaitannya dengan perkelahian. Teman-temannya berada dalam posisi yang sama dengannya dan menyerang, musuh menangkis dan Rohff menjadi penyelamat berkat kekuatan super yang dimilikinya. Rohff memposisikan diri sebagai orang yang superior dari anak-anak muda imigran di Prancis dan memposisikan anak imigran di Prancis sebagai kaum yang bisa menyerang namun harus dibantu karena mereka masih tidak bisa menjawab tangkisan musuh. Kekuatan lain yang berkaitan dengan musik rap adalah bahwa Rohff lebih banyak memiliki ide daripada uang (Mon compte en banque est moins blindé Que mon bloc-notesuangku kurang banyak dibandingkan tulisanku-larik 48). Ide bagi Rohff adalah kehidupan di banlieue. Ia mengatakan di larik 13 bahwa “aku hanya datang setelah kepedihanmu yang menghantuimu”, dengan demikian kepedihan adalah sumber inspirasi. Begitu membuncahnya kepedihan di banlieue sampai-sampai ide nya tak habis-habis. Pernyataan ini adalah kritik bagi pemerintah, kritik bagi masyarakat yang telah memberikan begitu banyak kepedihan bagi kehidupan anak muda imigran di banlieue. Rohff telah dapat menyikapi kepedihan ini dan membuatnya sebagai inspirasi. Kekuatan Rohff, yaitu rap, dapat menghancurkan tembok (larik 57). Tembok bisa diartikan sebagai belenggu, sistem yang represif terhadap kehidupan imigran juga bisa dianggap sebagai tembok. Ia bisa bicara kepada negara melalui lagu rap nya dengan demikian ia membawa isu banlieue ke kancah nasional. Prestasi ini juga membawa para pelacur keluar dari gedung. Dalam kaitannya dengan pemerintah, gedung bisa menjadi representasi kantorkantor. Penghuni gedung-gedung tersebut adalah para pelacur, yang identik dengan menjual Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
dirinya. Ia memandang para pegawai, yang adalah others sebagai pelacur karena telah melacurkan ide mereka dan tidak berani meluncurkan kritik. Kekuatan lain bagi Rohff adalah jiwa. Ia menyatakan bahwa ia memiliki jiwa dan jika anak-anak muda imigran tidak mendengarkan jiwa mereka berarti telah terjadi kesalahpahaman (larik 20). Represi di banlieue, stigma bahwa mereka adalah generasi yang terbuang bisa menciptakan keragu-raguan bagi anak-anak muda imigran Prancis yang tinggal di banlieue. Rohff melihat kecenderungan ini, karena itu dalam lagunya yang selalu bertutur mengenai kenyataan ini, ia meminta anak-anak muda imigran untuk mendengarkan apa yang mereka miliki dalam hati masing-masing. Ia menegaskan bahwa satu-satunya yang bisa diandalkan di dunia ini adalah diri sendiri (larik 26). Anak-anak imigran di banlieue biasanya hidup dalam komunitas, hidup dalam geng. Rohff mengingatkan bahwa mereka tidak boleh mengandalkan orang lain. Diri sendirilah yang paling berpengaruh dalam pengembangan diri mereka. Rohff memberi contoh dirinya sendiri, yang diibaratkan dalam sebuah pertandingan bola ia memberi operan sendiri dan mencetak gol sendiri (larik 61). Semua tahu bahwa ini adalah hal yang mustahil, sama seperti ketertindasan anak muda imigran, yang juga mustahil untuk diatasi, apalagi sampai menempatkan mereka sejajar dengan warganegara tanpa menghiraukan etnis. Namun demikian Rohff mengatakan bahwa ia bisa melakukan itu berkat kepercayaan kepada dirinya sendiri. Kekuatan Rohff juga bersumber dari Tuhan. Dalam larik 33 ia mengatakan bahwa “Je prends tous ce que Dieu me donne.” (aku mengambil semua yang diberikan Tuhan kepadaku). Meskipun ia menegaskan bahwa kepercayaan pada jiwa adalah yang utama, namun ia mengakui bahwa ada yang lebih besar yang mengatur semuanya. Jika kedua konsep ini dikaitkan dalam sudut pandang religius, kepercayaan Rohff terhadap jiwanya berkaitan dengan jiwa (soul) sebagai perwujudan Tuhan di bumi. Dari sinilah inspirasi Rohff berasal. Tanpa ia sadari, pemahaman ethnico-religious sebagai ciri pembeda dalam cultural identity melekat erat pada diri dan pemikirannya. Kekuatan lain bersumber dari kesengsaraan. Rohff tidak memilih untuk terpuruk melainkan melakukan negosiasi dengan kondisi yang menyengsarakan. Menurutnya semakin ia mendapatkan kesengsaraan semakin ia bisa maju (larik 6) karena dalam hati yang terluka semua akan terungkap dengan sendirinya (larik 12).
Dalam melakukan hal ini, sarana
ekspresi dibutuhkan dan rap menjadi pilihan Rohff. Para sosiolog meneliti mengenai kaitan antara kehidupan keras di banlieue dengan rage yang ada di diri anak-anak muda imigran di Prancis serta komunitasnya. Rohff menawarkan cara untuk mengurangi rage yang berbentuk
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kemarahan dan kekerasan fisik. Berkesenian, yaitu dengan lagu rap adalah cara untuk mengeluarkan kemarahan yang begitu besar. Rohff menempatkan dirinya sebagai pengarang dan kadang-kadang korban (larik 28). Sebenarnya yang terjadi adalah ia menjadi korban dan dari identitasnya sebagai korban tercipta identitas baru sebagai pengarang. Kehidupan yang menjadikannya korban telah memberinya sumber kehidupan baru sebagai pengarang, yaitu penyanyi rap. Ia juga merupakan korban dari ketiadaan kasih sayang (larik 29-32) karena itu pada larik 7 ia telah mengatakan bahwa hanya sedikit kelembutan. Inilah potret kehidupan masyarakat banlieue yang berada dalam suasana depresif. Sumber pemberi kasih sayang adalah orangtua dan figur-figur ini pun kadang tidak berfungsi dengan baik akibat tekanan ekonomi atau juga karena kapasitas mereka yang terbatas dalam pemikiran. Namun demikian, segenap keberhasilan dan cobaan, bagi para MC (para rappeur) semua adalah inspirasi (larik 34). Rohff telah memperlihatkan bahwa inspirasi datang dari mana-mana, bahkan dari kemampatan sekalipun. Kreativitas dan dinamika menjadi kunci untuk kehidupan yang lebih baik dalam banlieue seperti kata Rohff di larik 66 yaitu “bahkan rutinitas pun tak mengikutiku lagi”. Dalam La Puissance, others adalah anak-anak muda imigran yang masih terpuruk dan juga para musuh, salah satunya industri musik yang diwakili oleh Mezzie entertainment, sebuah maison disque dari Amerika. Rohff memposisikan diri sebagai contoh, bahkan ia mengatakan “je rap mieux que toi” (aku nge-rap lebih baik darimu – larik 56). Ia menempatkan dirinya sebagai sumber inspirasi bagi anak-anak muda imigran di Prancis. Posisinya dengan others di luar kelompoknya adalah bahwa mereka dianggap sebagai musuh. Konstruksi identitas dalam lagu la puissance berkaitan dengan kekerasan, kepercayaan diri, kepuasan dan ketertindasan, kepedihan.
III.6 Identitas Anak Muda Imigran di Prancis dalam Produk Budaya Urban Konstruksi identitas dalam lagu-lagu Rohff telah diteliti satu persatu dalam analisis di atas. Rohff terlihat membuat dua perbedaan, dengan kata lain memiliki dua others dalam melihat identitas dirinya, yaitu anak muda imigran Prancis yang masih belum dapat lepas dari belenggu kehidupan banlieue dan sistem (aparat negara, kaum moralis dan industri musik). Dalam pembedaannya dengan anak muda imigran di banlieue secara umum, terlihat keinginan Rohff untuk menjadi contoh yang sangat kuat dalam kelima lagu tersebut. Hal ini menjadi ciri dari lagu-lagu Rohff. Secara ringkas, pembedaan konstruksi identitas tersebut bisa dilihat dalam tabel di bawah ini: Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Lagu
Qui est l’Exemple
T.D.S.I
Charisme
a Fait Plaisir
Rohff
Anak muda imigran di Prancis secara umum Contoh bagi generasi Tidak pantas menjadi muda contoh Berhenti narkoba Masih menggunakan narkoba Mencari uang dengan Mencari uang haram halal Bersekolah Sering tidak bersekolah dengan baik Telah melakukan Belum melakukan negosiasi identitas dan negosiasi identitas dan berhasil keluar dari masih terpuruk dalam tekanan stereotip buruk yang ditimpakan terhadap mereka Dinamis Penuh rutinitas Super cepat Kurang cepat dalam memanfaatkan memanfaatkan kesempatan kesempatan Memberikan kebebasan Terkurung Kekerasan simbolik Kekerasan fisik adalah adalah alat mendapatkan alat mendapatkan kekuasaan kekuasaan Kuat dan berprinsip Lemah dan kurang berprinsip Kaya Miskin Tekanan adalah sumber Tekanan adalah hal yang kekuatan mematikan Kekersan simbolik Kekerasan fisik dalam sebagai alat menghadapi persaingan memenangkan persaingan Bekerja keras / gigih Kurang gigih Sukses Belum sukses Tekanan adalah sumber Tekanan adalah hal yang kekuatan mematikan Pemegang kekuasaan Dipinggirkan oleh kekuasaan percaya pada Percaya serta setia pada Tidak diri sendiri dan jiwanya jiwanya Masih terpenjara Berhasil keluar dari keterpenjaraan di banlieue Berhenti narkoba Masih mencandu narkoba Kaya miskin Kuat Lemah Berpartisipasi dalam Belum berpartisipasi politik dalam politik
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
La Puissance
Memiliki kekuatan Kreatif dan dinamis Percaya diri
Masih lemah statis Belum percaya diri
Melalui sudut pandangnya terhadap anak muda imigran sebagai others, ia memposisikan dirinya sebagai juru bicara banlieue terhadap orang di luar banlieue dan sebagai contoh bagi anak muda imigran di banlieue. Rohff mengakui bahwa dalam masyarakat banlieue, anak-anak muda imigran masih terepresi oleh sistem, memakai narkoba, mengalami kesulitan di sekolah, bahkan putus sekolah. Dalam konstruksi ini mereka adalah anak-anak yang miskin, lemah dan belum percaya diri. Namun ia menghadirkan super ego dari semua stereotip tersebut. Ia menampilkan dirinya yang penuh kekuatan, bisa menegosiasi situasi sulit dan mengubahnya menjadi kekuatan, sangat percaya diri serta meraih sukses. Dirinya menjadi representasi anak muda imigran yang sukses, gigih dalam bekerja dan bisa berpartisipasi dalam politik. Ia melawan stereotip yang mengatakan bahwa anak-anak muda imigran banlieue terkurung dalam kesengsaraan dan kegelisahan di banlieue. Ia juga menampik stereotip bahwa anak muda banlieue memiliki kemarahan yang besar dan meluapkannya dalam kekerasan fisik. Rohff sudah mengenal kekerasan simbolik berkat sarana ekspresinya yaitu lagu rap Prancis. Ia memperlihatkan sebuah evolusi pemikiran dalam menyikapi sebuah permasalahan. Ia merasa dirinya adalah contoh, sesuai dengan prinsipnya sebagai tentara rap. Dengan melihat anak muda imigran sebagai others, apakah itu berarti Rohff telah menempatkan dirinya di luar dari banlieuenya? Sesuai dengan pernyataannya, ia tidak terlepas dari banlieue. Dalam lagu-lagunya jelas terlihat bahwa banlieue memberinya kekuatan dan membentuknya seperti sekarang ini. Ia masih menempatkan dirinya dalam komunitas banlieue namun dalam posisi yang berbeda dan dengan relasi kuasa yang berbeda dengan anak-anak muda imigran di Prancis. Tampaknya ia berada di antara anak muda imigran Prancis dan sistem yang melingkupi kehidupan di banlieue. Rohff juga membicarakan sistem sebagai others. Sistem dibicarakan Rohff dalam tiga institusi yaitu industri musik, aparat pemerintah dan kaum moralis yang terpelajar. Adapun hubungan Rohff dengan ketiga institusi tersebut adalah : 1. Rohff – Industri Musik Rohff dan lagu rap nya adalah bagian dari industri musik dalam kerangka persaingan yang ada di dalamnya. Ia juga mengkritik para penyanyi instan dan menempatkan dirinya di atas para penyanyi ini. Ia menempatkan diri sebagai yang terbaik dengan
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
lagu rap nya karena lagu rap adalah cerminan jiwa dan karakteristik ini tidak dimiliki oleh genre musik lainnya. 2. Rohff – Aparat pemerintah Rohff mengambil sikap yang berlawanan dari presiden, perdana menteri serta polisi. Rohff memposisikan diri sebagai lawan dari institusi negara. Ia menganggap negara adalah sumber dari diskriminasi yang ia lihat di banlieue. 3. Rohff – Kaum moralis yang terpelajar Rohff melihat mereka sebagai orang-orang yang sama rusaknya dengan anak-anak muda imigran di banlieue yang mereka sebut sebagai generasi yang rusak atau sampah masyarakat. Rohff bersikap waspada dan selalu bercuriga terhadap orangorang ini. Ia meminta anak-anak muda imigran di banlieue untuk bersekolah, tapi tidak mendewakan mereka yang terpelajar. Rohff mengembalikan semua ke jiwa, bahwa setiap orang harus mengikuti jiwanya dan tidak hanya mengikuti apa yang diminta oleh orang lain. Konstruksi identitas Rohff, konstruksi identitas anak muda imigran Prancis dalam lagu-lagu Rohff memperlihatkan sebuah kritik atas kondisi sosial budaya masyarakat urban yang diwarnai kekerasan. Lagu rap menjawab kerinduan akan kebutuhan untuk memiliki kuasa dan keluar dari diskriminasi yang melingkupi kehidupan anak muda imigran Prancis yang tinggal di banlieue.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
BAB IV
KESIMPULAN
Representasi identitas anak-anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu Rohff memperlihatkan anak-anak muda imigran Prancis yang lemah dan terpenjara dalam sistem yang melingkupinya. Sistem yang dimaksudkan dalam lagu-lagu Rohff bukan hanya sistem pemerintahan (lokalisasi kaum imigran dalam daerah pinggiran bernama banlieue) namun juga sistem ekonomi (industri musik). Kedua sistem ini terlihat menekan anak-anak muda imigran di Prancis dan anak-anak muda imigran Prancis direpresentasikan sebagai kaum yang dirugikan oleh sistem-sistem yang ada dalam masyarakat. Banlieue sebagai ruang yang penuh kekerasan, kegetiran, kegelisahan, diskriminasi turut memberikan tekanan pada eksistensi anak-anak muda imigran ini. Faktor-faktor luar seperti stereotip yang diberikan pada anak-anak muda ini juga sangat mempengaruhi konstruksi identitas mereka. Anak-anak muda imigran Prancis dalam lagu-lagu Rohff direpresentasikan sebagai korban dari sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat. Dalam mengkonstruksi identitasnya anak-anak muda imigran Prancis terbentur oleh semua keburukan yang ada dan tidak dapat membebaskan diri. Mereka adalah anak-anak muda yang terjerat dan mengalami krisis identitas akibat benturan-benturan terhadap dinding sistem yang membatasi langkah mereka. Masalah utama dalam konstruksi identitas anakanak muda imigran adalah ketidakmampuan mereka untuk percaya pada diri sendiri. Seolaholah jiwa mereka telah dikorupsi oleh keburukan yang ada di banlieue. Mereka seolah-olah tuli akibat selalu mendengarkan kaum moralis. Rohff memberikan jalan keluar bagi keadaan ini, yaitu dengan mengemukakan bahwa jiwa adalah bagian paling penting dalam identitas individu. Tekanan dari luar harus dinegosiasikan dan dicarikan jalan keluar dari kesulitan. Keburukan menjadi inspirasi dan kekuatan karena anak-anak muda imigran Prancis, termasuk Rohff sedang berada dalam suasana yang penuh persaingan serta memiliki musuh-musuh dalam eksistensi mereka. Rap sebagai sarana ekspresi adalah senjata bagi Rohff. Ia ingin agar anak-anak muda imigran mengikutinya untuk berkarya dan mengekspresikan diri. Namun ia sendiri juga mengatakan bahwa setiap individu harus mendengarkan jiwanya, ia tetap membebaskan anak-anak muda imigran Prancis yang ingin mencontoh dirinya. Ia menawarkan jalan keluar,
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
namun apakah mereka akan memilih rap sebagai sarana ekspresi atau bentuk lain dari produk-produk budaya urban, itu semua adalah pilihan bebas. Dengan memiliki sarana ekspresi, konsep terhadap kekerasan dapat teralihkan dari kekerasan fisik menjadi kekerasan simbolik. Serangan terhadap musuh dapat dilakukan dengan cara ini. Rohff membuktikan bahwa cara yang ia tempuh, yaitu dengan nge-rap dan menjadikan mikrofon sebagai senjata telah membuat dirinya didengar oleh Prancis. Ia telah mendapatkan perhatian dan kebebasan dari bermusik rap. Anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu Rohff juga direpresentasikan sebagai anak-anak yang berada dalam kesulitan ekonomi. Hal ini sama dengan deskripsi yang ada dalam membicarakan masyarakat banlieue, yaitu sebagai masyarakat imigran yang miskin dengan angka pengangguran yang tinggi. Rohff menunjukan bahwa ada sebuah jalan alternatif untuk mendapatkan uang, yaitu dengan berkesenian khususnya rap. Anak-anak muda imigran tidak perlu putus asa jika tidak bisa masuk dalam sistem. Mencari uang dengan berdagang narkoba bukan satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang. Mencari uang dengan cara bermusik bukan jalan yang mudah, namun dengan kegigihan dan kerja keras serta menjalani semuanya sesuai dengan jiwanya akan membawa kesuksesan. Lirik lagu rap karya Rohff merepresentasikan kedekatan anak muda imigran di Prancis dengan jiwa mereka. Percaya diri berasal dari jiwa dan jiwa adalah sumber kekuatan. Stereotip bahwa mereka menjadikan sudut pandang ethnico-religious sebagai bagian dari identitasnya terbukti benar. Institusi sekolah di Prancis dikatakan banyak menciptakan kegagalan dalam mendidik anak-anak muda imigran di Prancis. Kondisi sosial anak-anak imigran menimbulkan kesulitan para pengajar untuk mendidik para murid. Namun demikian sekolah direpresentasikan Rohff sebagai pembawa kesuksesan. Hal ini menunjukan bahwa institusi sekolah masih berfungsi. Baik diakui atau tidak, baik gagal atau sukses, kerangka sekolah di Prancis yang membina pemikiran kritis sejak sekolah dasar melekat erat dalam jiwa setiap warga termasuk kaum imigran di Prancis. Dunia politik juga merupakan dunia yang menjadi bagian dari identitas anak muda imigran di Prancis. Rohff memperlihatkan dalam lirik lagunya bahwa ia peduli pada situasi politik di Prancis. Ia ikut mengkritik situasi politik, terutama yang tidak menguntungkan kaum imigran. Representasi keikutsertaan anak muda imigran di Prancis dalam bidang politik memperlihatkan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi dalam negara. Ekspresi yang dipilih adalah musik, dan ini menandakan bahwa dalam wilayah lain suara mereka kurang atau bahkan tidak dihargai. Hanya melalui musik lah mereka bisa berbicara. Identitas mereka Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah terpinggirkan sehingga tidak dianggap serius. Karena itulah mereka memanfaatkan musik sebagai sarana aspirasi politik. Anak-anak muda imigran, terutama yang sudah memilih jalan untuk bermusik seperti Rohff telah sadar betul pengaruh musik dan manfaatnya bagi mereka. Jalur musik rap membuka kesempatan seluas-luasnya untuk memakai kosakata dengan langue de la cité. Ciri ini adalah identitas bagi anak-anak muda imigran di Prancis. Bahasa ini adalah milik mereka, hanya mereka yang berbicara dalam bahasa ini dan menjadi simbol dari pendobrakan terhadap sistem bahasa Prancis formal yang telah ada. Di sinilah para terpelajar dan para moralis juga mengkritik, yaitu bahwa mereka telah menodai bahasa Prancis. Namun demikian, bagi anak-anak imigran Prancis, bahasa ini adalah kekuatan, sebuah bukti atas eksistensi mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Langue de la cité membantu mereka untuk menjadi bagian dari masyarakat Prancis sekaligus membedakan diri mereka sebagai kelompok unik yang ada dalam masyarakat Prancis. Pembedaan yang dilakukan oleh Rohff atas dirinya dan anak imigran Prancis yang masih terkurung dalam sistem merupakan bukti bahwa identitas adalah sebuah proses. Dalam pembentukannya terdapat banyak faktor yang saling melengkapi atau bahkan tumpang tindih. Disinilah letak negosiasi, yaitu sebagai bagian dari konstruksi identitas. Ketika konstruksi identitas telah dimaknai disanalah tercipta representasi. Representasi identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu Rohff sedang berada dalam sebuah proses. Proses yang dimaksudkan disini adalah proses untuk menjadi diri mereka sendiri dan menjadi bagian dari masyarakatnya. Representasi identitas anak-anak muda imigran di Prancis bukanlah proses yang sudah selesai melainkan terus berubah dan semua ditentukan oleh konstruksi identitas yang pada dasarnya ditentukan oleh mereka sendiri dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Daftar Referensi Appiah, K.Anthony. 1994. “Identity, Authenticity, Survival: Multicultural Societies and Social Reproduction” dalam Multiculturalism ed.Amy Gutmann. Princeton University Press: New Jersey Barker, Chris. 2000. Cultural Studies : Theory and Practice. Sage Publications: London Baron, Hervé Vieillard, “Les Quartiers Sensibles, entre Disqualification Visible et Réseaux Invisibles”,
diunduh
dari
http://fig-st-die.education.fr/actes/actes_2005/viellard-
baron/article.htm
Borne, Dominique. 1990. La Société Francaise depuis 1945. Armand Collin: PAris Cadé, Michel.1993. “Ces Immigrés qui ont (aussi) fait la France,” dalam L’Histoire de France au Cinéma, edisi spesial cinémAction. Chow. Rey. 2001. “ Listening Otherwise, Music Miniaturized: A Different Type of Question About Revolution” dalam The Cultural Studies Reader. Routledge: London Dramé, Mamadou. 2000. Analyse Sociolinguistique de l’Argot Contenu dans Les Textes de Rap : L’Eexemple du Daara J. Université Cheikh Anta Diop de Dakar diunduh dari http://www.memoireonline.com/03/07/379/m_etude-linguistique sociolinguistique-
textes-rap-senegal0.html
Forman, Murray. 2000. “Represent: Race, Space& Place in Rap Music. Popular Music, vol.19.No,1.Cambridge University Place. Goaziou, Véronique, Charles Rojzman.2001. Les Banlieues. Le Cavalier Bleu: Paris Hall, Stuart. 1990. “Cultural Identity dan Diaspora” dalam Jonathan Rutherford(ed.), Identity, Community, Culture, Difference, Lpndon: Lawrence and Wishart, 1990 ----, Stuart. 2003. Representation – Cultural Representations and Signifying Practices. London: Sage Lafarque de Grangeneuve, Loïc. 2007. “Les enjeux Politiques des Émeutes Urbaines” dipresentasikan pada kongres AFSP Toulouse 2007 diunduh dari www.congres-
afsp.fr/ateliers/textes/at14lafargue.pdf pada 7 September 2008 pukul 23.35
Le Goff, Jean-Pierre.2008. La France Morcelée. Gallimard: Paris Looseley, David. 2003. Popular Music in Contemporary France. Berg: New York. Morley, David. Kuah-Hsing-Chen (ed). 1996. Stuart Hall, Critical Dialogues in Cultural Studies. Routledge : New York.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Pironnet, Olivier. “Banlieues” dalam edisi khusus Le Monde, Oktober 2006, diunduh dari http://www.monde-diplomatique.fr/mav/89/PIRONET/14098 pada 7 September 2008
pukul 22.10 Prévos, Andre.J.M. 1996. “The Evolution Of French Rap and Hip Hop Culture in 1980s and 1990s” dalam The French Review no.69 Vol.5. Racimora, William, Banlieues et Violences Urbaines: Un Étas des Lieux dalam jurnal ESISC terbitan 1 Maret 2007 Rowe, David. 1995. Popular Cultures. Sage: London Rudder, Véronique de, Christian poiret, Francois Vour’eh. 2000. L’Inégalité Raciste: L’Universalité républicaine à l’épreuve. PUF: Paris Sammasimo, Bruno. 1999. “La Scène Rap Francaise 1984 – 1998” diunduh dari http://membres.lycos.fr/discographies/le_rap_francais.htm pada 8 Oktober 2008
pukul 23.42 Schor, Ralph. 1996. Histoire de l’Immigration en France. Armand Colin: Paris Shuker. 1998. Key Concepts in Popular Music. Routledge: London Storey, John. 2002. Cultural Studies&The Study of Popular Culture: Theories and methodes. Edinburgh University Press. Straw, Will. 2001 “Characterizing Rock Music Culture: The Case of Heavy Metal” dalam The Cultural Studies Reader. Routledge: London Sullivn, E. Rachel. 2003. “Rap and Race: It’s got a nice beat, but what about a message?”. Journal of Black Studies. Vol 33. No. 5 Sutrisno, Mudji. 2007. Cultural Studies,Tantangan Bagi Teori-Teori Besar Kebudayaan. Koekoesan: Depok ---------, Mudji. Hendar Putranto. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Kanisius : Yogyakarta Sammasimo, Bruno. 1999. “La Scène Rap Francaise 1984 – 1998” diunduh dari http://membres.lycos.fr/discographies/le_rap_francais.htm pada 8 Oktober 2008
pukul 23.42 Taguieff, Pierre-Andre, 2010. Le Racisme, Milan: France
Trimaille, Cyrile. 2001. “Rap Français, Humour et Réalité” dalam Écarts d’identité no. 97. Université Stendhal : Grenoble. Woodward, Kathryn. 1999. Identity adn Difference. Sage Publication: London Vaillant, Emmanuel, 2010. “l’Immigration”. Milan: France
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Situs Internet http://www.interieur.gouv.fr www. Roh2f.com www.rap2france.com www.dictionnairedebanlieusard.skyrock.fr
Album Musik Planète Rap 2002 Vol.1 diterbitkan pada 6 Februari 2002 oleh Sony BMG France Planète Rap 2002 Vol.2 diterbitkan pada 10 Maret 2003 oleh Sony BMG France Planète Rap 2005 Vol.3 diterbitkan pada 12 Desember 2005 oleh Sony BMG France Planète Rap 2005 Vol.2 diterbitkan pada 8 Agustus 2005 oleh Sony BMG France Planète Rap 2005 Vol.1 diterbitkan 4 April 2005 oleh Sony BMG France
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
LAMPIRAN 1 Lagu 1 Qui est l’Exemple 1
Eh eh eh eh
Mais faut pas déconner Joues pas au gros bonnet Tu te feras détrôner 5
Faut même mieux raisonner
Non faut pas déconner M'la fais pas tu m' connais N'aies pas l'air étonné On sait que tu t' reconnais 10
Passer sa vie à zoner
A cailler, consommer On peut pas cautionner T'es pas un exemple à donner Reff
J'ai grandi en banlieue 15
Tu peux lire la routine l'amertume à travers la rétine de mes yeux
Parmi les victimes du système Je suis le narrateur du pourquoi Tes modes de vie on en connaît tous la cause mais voilà quoi ! Faut faire quelque chose pour nos rejetons 20
Et si je t'en parle c'est parce que nos mères ont les j'tons
Avis à la génération d' moutons dix à la vingtaine Tournez le bouton, faites attention message très important Considère ces information comme une alerte Toi t'es en pleine formation avant que mon pouls soit déclaré inerte 25
Et m'incombe d' t'éviter d' courir droit à ta perte
Dans ce monde blessé d'illusions la plaie bien ouverte En plus la télévision et l'influence que porte le mauvais exemple Le bitume, l'engrenage est de plus en plus ample Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Mais qui est l'exemple ? 30
Est -ce celui qui s'instruit s' détruit
En séjournant en tôle, en faisant du mal à autrui Mais qui est l'exemple ? Celle qui s'instruit s' détruit En pensant qu'à s' divertir d' mecs et d' boîtes de nuit 35
Eh eh eh eh oh oh oh oh oh !!!!
Mais qui est l'exemple ? A tous les grands frères les grandes sœurs Servons de modèle à nos petits frère à nos petites sœurs ROHFF l'avertisseur 40
J'ai fait des conneries de grandes envergures
Mais faut bien qu'on change un jour Même si c'est hyper dur
File dans le droit chemin trace ta route ne te retournes pas Chacun sa chance pour certains la roue ne tourne pas 45
Ne fume pas ne t' saoules pas
Pour ta maman et ton avenir va a l'école ne déconnes pas Ne traînes pas rien à gratter à part des problèmes d'argent sale et D'embrouilles qui viennent et vite t'as la haine Reff
La rue n'abrite que des bêtes féroces comme moi 50
Crois-en au moins mon expérience,
Je suis la philosophie de la haine Y a pas de destin en commun Fille ou garçon nous sommes les parents de demain (Inch 'Allah attention) 55
En fonction du bon exemple faut s'identifier,
Il faut s' méfier du moraliste d'un jour Une fois contaminé on devient sourd On t' fait dealer, troquer c'est pas une couverture Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Combien d'années dure la vie d'un voyou à moins de se faire condamner? 60
On donne de bons conseils aux nouvelles générations
Tandis qu 'les cons essaient de troubler nos opérations Chacune de mes phrases coûte cher, Si j' te raconte de la merde ça peut te coûter très cher J'compte pas passer ma vie sur le béton, faire des gosses les voir béton, pour 65
Quelques bâtons, à coups de bâton, de respecter les inspecteurs et autres!
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Lagu 1 Siapakah yang Menjadi Contoh?
Reff: 1
Tidak boleh berbuat kebodohan
jangan sok menjadi orang penting kau akan diminta turun tahta 5
lebih baik berlogika
tidak boleh berbuat kebodohan jangan berbuat itu kepadaku, kau kenal aku tak usah “terlihat” heran semua tahu kau mengenali dirimu sendiri 10
Menjalani hidupmu di pinggiran
Memadat, mengkonsumsi (ganja) Kita tidak bisa menjamin kau bukan contoh yang baik aku besar di banlieue 15
kau bisa melihat rutinitas kegetiran melalui retina mataku
di antara korban sistem aku adalah narator dari “mengapa” cara hidupmu , kita tahu semua sebabnya, tapi apa kau tahu ! Reff
Harus berbuat sesuatu untuk anak laki-laki kita 20
dan jika aku bicara ini padamu, itu karena ibu-ibu kita memiliki ketakutan
saran kepada generasi berusia 10 sampai 20 tahunan putar tombolnya, perhatikan pesan yang sangat penting anggap informasi ini sebagai tanda bahaya kau, kau berada dalam kondisi yang sangat prima sebelum detak jantungku dinyatakan berhenti 25
dan membuatku berkewajiban untuk menghindarimu, untuk langsung menuju ke
kerugianmu dalam hidup yang terlukai oleh ilusi ini , luka yang sangat terbuka Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
ditambah lagi televisi dan pengaruhnya yang membawa contoh buruk Aspal, jeratan ini menjadi semakin besar Tapi siapakah yang menjadi contoh? Apakah ia yang belajar merusak diri Dengan berada di penjara, dengan berbuat buruk pada sesamanya Tapi siapakah yang menjadi contoh? 30
Apakah ia yang terpelajar yang saling merusak
Sambil berpikir untuk menghibur cowok-cowok dan diskotik 35
Eh eh oh oh
Tapi siapa yang menjadi contoh? Kepada semua kakak laki-laki dan perempuan Jadilah contoh bagi adik laki-laki dan perempuan kita Rohff sang pemberi peringatan 40
Aku membuat kebodohan yang banyak sekali
tapi kita harus berubah suatu hari Meskipun itu luar biasa sulit berbarislah di jalan hukum menyusuri jalanmu jangan kau kembali setiap orang memiliki kesempatannya sendiri, untuk beberapa orang roda tidak berputar 45
jangan ngeganja, jangan mabok2an
demi ibumu dan masa depanmu pergilah sekolah jangan bodoh jangan menyeret sesuatu yang tak berarti, menjauh dari masalah uang haram kebingungan yang datang dan kau punya segera punya kebencian Reff
Jalanan hanya menaungi makhluk buruk rupa yang kasar sepertiku 50
percayalah, minimal pengalamanku
Aku adalah filsafat kebencian tidak ada takdir bersama perempuan atau laki-laki, kita adalah orangtua masa depan insya allah perhatikan! 55
Demi menjadi contoh yang baik, kita harus mengidentifikasi diri sendiri
Kita harus mencurigai kaum moralis sekali terkontaminasi kita menjadi tuli Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
kau dibuat menjadi dealer, barter, itu bukanlah sesuatu yang disembunyikan berapa lama kehidupan menjadi berandalan bisa bertahan sebelum di hukum? 60
kami memberikan saran2 yg baik unruk generasi baru
sementara orang2 bodoh berusaha menyusahkan usaha kami setiap kalimatku mahal jika aku menceritakan omong kosong, (*hal itu akan membuatmu membayar mahal) aku tak mau menghabiskan hidupku di penjara, membuat anak, melihatnya dari penjara 65
mengajarinya menulis dengan beberapa tongkat, satu pukulan, untuk menghormati
inspektur dan orang lain
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
LAMPIRAN 2 Lagu 2 T.D.S.I 1
Démarrage hold-up, de la première à la sixième, je viens mettre ça au top
Plus rien ne peut m'arrêter, ni rappeur ni Robocop N'aie pas peur, quand je pilote le mic, rien que j'passe des rapports Turbo diesel sport injection, avec principe, espoir 5
Sur un bon son, on cherche pas le hit,
On veut tout prendre sans se faire prendre, on allume comme dans 'Heat' Sauf que je ne suis pas Robert De Niro, je t'affranchis, ça monte au cerveau Un truc de dingue, l'engin 9.4, quatre cent chevaux Je passe le rapport de notre vie à l'oral 10
Selon l'humeur du jour, l'état du moral
Faut que je respire de l'air frais man, ce qui m'inspire est formel C'est la spirale infernale, qui m'aspire à faire mal au micro, Je suis fort man, j'ai débuté comme Mike Tyson, compte durer comme Georges Foreman, comme Batman Rohff forever, Vitry fever, plutôt réaliste que rêveur 15
Et si mes rimes sont mal comprises, c'est parce que rien que j'accélère, accélère, j'ai la
putain de reprise Le rap c'est mon périph que je prends à sens inverse Avec les pleins phares la nuit, à 2002 kilomètres heure Rohff, dernier BM, entrain de zigzaguer C'est du direct, droit au but comme Trézéguet 20
Turbo parce que je suis speed, diesel pour l'endurance, sportif injection pour la
concurrence Au rétro, un coup de gaz, tu disparais de l'écran Pour Rocco sous écrou, avec les crocs et du cran Fais danser la haine comme Vince, on se multiplie comme les Gremlins Bouge en sous-marin comme les Marin's 25
Je ne vendrais pas ma vie aux médias, comme Hélène Ségara
Qui elle-même s'égare quand elle entend ça Elle aime ses gars rares, comme toutes demoiselles On braque le rap, on prend l'oseille, on fait ce qu'on a à faire sans faire de zèle Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Sans prendre des ailes, devant les cris désire Lagu 2 T.D.I.S 1
Sentakan penodongan, sejak SMP sampai SMA, aku meletakkannya di puncak
Tak ada lagi yang dapat menghentikanku, tidak rappeur tidak juga Robocop Jangan takut, ketika aku menguasai mikrofon, tak ada yang lewat dari laporanku Turbo diesel injeksi sport dengan prinsip, harapan 5
Dalam lagu yang bagus, kita tidak mencari ketenaran
Kita ingin memiliki semuanya tanpa tertaklukan, kita menyala seperti dalam “Heat” Hanya saja aku bukan Robert de Niro, aku akan membebaskanmu, naik hingga puncak, Sesuatu yang gila, mesin 9.4, dengan 400 kuda Aku memberikan ulasan kehidupan kita dalam bentuk lisan 10
Berdasarkan apa yang terjadi di hari itu, sebuah kesadaran moral
Aku harus menhirup udara segar, man, hal yang menginspirasiku adalah hal yang formal Ini adalah lingkaran setan, yangmengaspirasiku untuk berbuat buruk di mikrofon Aku kuat,man, aku mengawali karir seperti Mike Tyson, bertahan seperti George Foreman, seperti Batman Rohff selamanya, demam Vitry, lebih sebagai realis daripada pemimpi 15
Dan jika rima-rimaku disalahartikan, itu karena aku menambah kecepatan, menambah
kecepatan, aku memiliki tarikan kecepatan yang luar biasa Rap adalah periferiku yang kumaknai secara terbalik Dengan lampu besar yang terang di malam hari, pada 2002 kilometer per jam Rohff, BMW yang terakhir, sedang berjalan zigzag Berjalan langsung, mencetak gol seperti Trézéguet 20
Turbo karena aku cepat, diesel karena kuat, injeksi sport untuk persaingan
Melihat kaca spion, menekan gas dengan kencang, kau hilang dari layar Untuk Rocco19 di dalam penjara, dengan taring dan keberanian Menarikan kebencian seperti Vince20, kita berkembangbiak seperti Gremlin.
19
Rocco mengacu pada Rocco Sifredi, produser besar film porno
20
Vince adalah tokoh dalam film la Haine, film yang dibuat Mathieu Kassovitz pada tahun 2001 dan bercerita mengenai banlieue pasca kematian abdelkadir, seorang anak imigran yang dibunuh oleh penjaga apartemen di Vitry-sur-Seine
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Bergerak dalam kapal selam seperti para pelaut 25
Aku tak menjual hidupku ke media seperti Helene Segara
Ia sendiri bahkan tersesat ketika mendengarnya Ia menyukai laki-laki yang langka, seperti juga semua perempuan Kita menodongkan lagu rap, kami mengambil uang, kami melakukan apapun yang kami bisa tanpa semangat Tanpa berada di bawah sayap siapapun, di depan teriakan penuh penghayatan
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
LAMPIRAN 3 Lagu 3
Charisme 1
Les rappeurs et les chanteuses se mangent des petit pont entre talents
même Wallen porte des crampons derrière ses talons Rohff l'exécuteur met dé stylo dé coups de cutter tu pisse le sang reste pas trop prés des boumer ou dé tuiter interprété hauteur pas de play-back que du live 5
sut vinyl pas d'orchestre pour pas que sa se barre en live
la cité a la scène jme télé porte par derrière fonky et tous mes pote sans back stage franchit toute lé porte devant ceux qui m’ont fermé lé porte je frime je le riz au nez pendant 12 piges j’ai grimpé a la corde pour enfin rayonné 10
malgré le succès je me sui pas remis une dent m’attendais pas moi au tournant moi je vais vous
rentré dedans j’suis un ouf moi vous le savez pas depuis le début ça va pas et tous ce que j’ai vécu wallah vous allé voir j’ai du kérozène dans l’réservoir je me voyais pas danseur ou choriste je voulais être seul comme un pianiste pas de calibre pour 2 15
j’suis pas venu en touriste
Reff: il me faut représenté posé ma pierre a l'édifice c'est ma manière d'existé il me faut représenté resté fidèle a ce que je suis la seule chose a vendre c'est mon cd 22
je veut pas que ce morceau me donne une raclé comme le talion
je lui rend ce kil me donne la musique est trop bonne la mélodie est mignonne 26
kan la basse ronronne je lui donne
Reff
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
je chante depuis mes premier soulier pose pas de question kan je fredonne la la la la la la la pendant mon absence la concurrence a pris confiance 30
kan le chat n'est pas la les souri dansent ya de l'ambiance
que se soi la star ac lé L5 les pop star les whatfor pour faire ce que vous faite ça a l’air dur ça fouète fort chanté que dé reprises ça demande beaucoup d'effort 35
sur lé plateau top single ils attendent Billy troford
mais tsé k'avek Rohff faut pas déconé ça fait zizir o mien il me serre la main en me disant bsartek wallah bien représenté sur le beat un challenge Rohff feat Wallen corrosif commel’acide représenté les jaloux veulent kané rohff plus efficace que le suicide tu m’reconné hip hop ma boeme Wallen Wallen t’entraîne dans ses rapides faut m’excusé dans la vie je reste timide (42) mais sur le beat j’ai le charisme d’un leader Reff
tranchant que lame plus touchant que l’arme mon micro mon arme je défouraille du plus profond de mon âme je vient cassé la barre j’attend pas mieux de ta place si tu conteste j’suis le best 47
j’suis venu prendre ma part et le reste qui tu veut teste ?
Vitry m’a construit défonce comme les instrus mon sort sans être instruit Rohff c'est désastreux j’apprend de mieux en mieux a utilisé mes pouvoirs (52) faut être bigleux pour pas le voir quand c’est Rohff ça a rien a voir Reff
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Lagu 3
Kharisma 1
Para rappeur dan penyanyi wanita saling bersaing
Bahkan Wallen memakai pengaman di belakang hak tingginya Rohff sang eksekutor memakai bolpen setajam pisau kau akan berdarah jangan terlalu dekat dengan speaker atau twitter Menginterpretasikan ketinggian tanpa play back hanya live 5
Ikuti vinyl bukan orkestra agar bisa pergi secara live
Dari cité ke panggung lalu kembali lagi Fonky dan semua temanku di belakang panggung, melewati pintu di depan mereka yang menutup pintu Aku bersandiwara, aku menertawakannya Selama 12 tahun aku mendaki tali/senar agar akhirnya bersinar 10
meskipun sukses aku tak menyerah, masalah menantiku,
tak perlu menunggu, aku akan benar-benar menyelesaikannya, aku adalah orang gila, aku... Anda tidak mengetahuinya bahwa sejak awal seluruh kehidupanku ini tidak berjalan baik
kau akan lihat bahwa aku memiliki kerosin dalam tempat penyimpanan. Aku tidak melihat diriku sebagai penari, choris, aku ingin sendirian seperti pianis tak bermutu jika berdua 15
Aku tak datang sebagai turis
Reff: Aku harus tampil Meletakkan batu pada bangunan Itulah caraku eksis Aku harus tampil Setia pada siapa diriku Satu-satunya yang bisa dijual adalah albumku 22
Aku tak ingin potongan ini memberiku tamparan seperti pembalasan dendam
Aku berikan kepadanya apa yang ia berikan Musik ini terlalu bagus Melodinya indah 26
Ketika bas mulai keras aku memberinya
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Reff
Aku bernyanyi sejak sepatu pertamaku Jangan bertanya ketika aku bernyanyi Ketika aku tak ada para saingan menjadi percaya diri 30
Ketika kucing tak ada tikus-tikus berdansa, ada suasana
Apakah itu bintang star academy21, L522 atau pop star Para Whatfor23 untuk melakukan apa yang kau lakukan tampaknya sulit Sebuah cambukan bernyanyi dengan lebih kencang daripada mengeluh Itu membutuhkan banyak usaha 35
Menjadi top single mereka menunggu Billy Traford24
Namun dengan Rohff tidak boleh berbuat bodoh, ia membuat senang Ia menjawab tanganku dengan mengatakan bsartek wallah bien25 Terwakili dengan beat, sebuah tantangan, Rohff featuring Wallen, sangat kuat seperti zat asam Tampil dan mereka yang iri ingin membunuh Rohff lebih efektif dari bunuh diri kau mengenalku Hip hop adalah bohemeku Wallen Wallen ia membawamu dalam kecepatannya, kau harus memaafkanku karena dalam kehidupan aku malu-malu 42
Tapi dalam beat aku memiliki kharisma sebagai pemimpin
Reff
Lebih tajam dari pisau, lebih menyentuh dari airmata, mikrofonku senjataku Aku mengeluarkan senjata dari lubuk hatiku Aku datang mendobrak penghalang Aku tak menunggu yang lebih baik lagi, dari tempatmu jika kau membandingkannya akulah yang terbaik 47
Aku telah datang mengambil bagianku dan sisanya apa kau mau mencoba?
Vitry telah membentukku rusak seperti penyusup Sejenisku tanpa pernah diberi pelajaran 21
Star academy dan pop star adalah reality show pencarian bintang musik
22
L5 adalah grup penyanyi wanita pemenang popstar sesi pertama
23
Whatfor adalah grup musik penyanyi pemenang popstar sesi kedua
24
Billy Trafford adalah vokalis ColdPlay (grup musik dari amerika)
25
ucapan selamat semoga baik-baik saja
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Rohff adalah malapetaka Aku semakin belajar menggunakan kekuatanku 52
Harus menjadi buta agar tidak melihat,
ketika itu adalah Rohff kau tak perlu lagi melihat kau tak akan sangsi.
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
LAMPIRAN 4 Lagu 4 a Fait Plaisir
Reff : Lagu 4 Menyenangkan 1
Ada banyak sekali hal yang menyenangkan
Super menyenangkan kala kau mendapat apa yang kau inginkan Ketika saudaraku berhasil, itu membuat senang Sebuah Oasis di Padang pasir ketika kau keluar dari kesengsaraan 5
Ada banyak sekali hal yang bisa membuatmu senang
Harusnya akan lebih baik jika kita bisa memilih Rohff Intouchable membuatmu senang Kami melarikan diri ketika kau punya kesempatan kau harus mengambilnya. 9
Menyenangkan ketika temanku Rohff
membangunkanku dari tempat tidur Untuk meletakkan pembunuhan ini dalam albumnya Disini tidak ada peringatan berlebihan hanya peringatan-peringatan Menyenangkan jika tidak dianggap sebagai penyamar Menyenangkan melihat saudara-saudara laki-laki keluar dari penjara 14
Berakhir dengan bersantai di jacuzzi, tidak lagi di penjara
Ketika aku membuat panik orang banyak dan persetan dengan yang ada di atas tanah ketika aku bahkan kadang-kadang ada di kapal selam Memang sungguh menyenangkan mendengar orang menyanyikan laguku Aku lihat kita bekerja dan Prancis memperhatikan kata-kataku Selalu sangat hati-hati agar tidak berakhir di penjara Karena jika kau jatuh, mereka yang iri lah yang akan mendapatkan keuntungan 20
Menyenangkan melihat milik-milikku pada tempatnya
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Semuanya bekas kasus sosial, bekas orang-orang yang menggemari uang banyak Aku membawa semua banlieue ku ke konser, itu membuat senang Kau tahu benar apa yang masih bisa dilakukan agar kami senang 24
Menyenangkan ketika kau tidak terlalu banyak
menghisap ganjaku Ketika aku dalam sebuah rencana yang sangat kacau tapi kau tetap mengikutiku Menyenangkan ketika mengendarai mobil besar Atau ketika kau menarik perhatian atau ketika kita beraksi Menyenangkan ketika kau yang membayar bon Bahwa kau tak membuatku pusing, bahwa kau tak bertanya apapun 30
Barang-barang kulit yang baru, handphone baru,
itu membuat senang Diriku adalahg ghetto, aku nge-rap, itu membuatku senang Menyenangkan ketika aku memasukkan cek ke rekeningku Atau ketika aku menandatangani kontrak dan bahwa setelah makan kau tidak diangkut polisi Kami menyelam kita memancing tanpa umpan dalam lautan uang 35
Itu membuat Afrika senang
Aku bisa senang karena hal-hal kecil itu membuat senang Ketika kau peduli pada pikiranku itu membuat senang Bahwa presiden berhenti berbohong bahwa menteri dalam negeri mengundurkan diri itu membuatku senang
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
39
Menyenangkan ketika borgolmu dilonggarkan
Memberikan makanan manis pada anak-anakmu ketika mereka membawa nilai yang baik Ketika mereka terarahkan dengan baik Menyenangkan ketika Zizou (Zidane) memberikan kita kekuasaan oriental Ketika publik menghafal teks ku, itu menghangatkan hati Itu membuatku ingin lompat diantara orang banyak seperti rocker 45
Menyenangkan ketika aku lihat bahwa
kau berpikir tentang ku Dan bahwa orangtuamu selalu bersama seperti anak kembar siam Ketika kau berhenti minum alkohol, narkoba, ganja dan kokain Ketika seorang polisi berdarah di ring tinju Ketika kau tidak iri pada mobilku kau tak membaretnya Ketika kau adalah papa dan ketika pistolmu tak berfungsi Menyenangkan ketika kau jauh dari aspal rumahmu Suaraku di matahari dalam skuter hebat 53
Ketika kau membantu tanpa mengharap balasan
Menyenangkan ketika mereka mengecat ulang menara-menara kita Kerry James membuatr senang itu membuat berpikir Rohff membuat takluk ia menyayat 58
Menemukan temanku melewati gerbang penjara
Pergi, menikah dan melihat ibunya bahagia
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Menyenangkan
Reff : Ada banyak sekali hal yang menyenangkan Super menyenangkan kala kau mendapat apa yang kau inginkan Ketika saudaraku berhasil, itu membuat senang Sebuah Oasis di Padang pasir ketika kau keluar dari kesengsaraan Harusnya akan lebih baik jika kita bisa memilih Rohff Intouchable membuatmu senang Kami melarikan diri ketika kau punya kesempatan kau harus mengambilnya.
Menyenangkan ketika temanku Rohff membangunkanku dari tempat tidur Untuk meletakkan pembunuhan ini dalam albumnya Disini tidak ada peringatan berlebihan hanya peringatan-peringatan Menyenangkan jika tidak dianggap sebagai penyamar Menyenangkan melihat saudara-saudara laki-laki keluar dari penjara Berakhir dengan bersantai di jacuzzi, tidak lagi di penjara Ketika aku membuat panik orang banyak dan persetan dengan yang ada di atas tanah ketika aku bahkan kadang-kadang ada di kapal selam Memang sungguh menyenangkan mendengar orang menyanyikan laguku Aku lihat kita bekerja dan Prancis memperhatikan kata-kataku Selalu sangat hati-hati agar tidak berakhir di penjara Karena jika kau jatuh, mereka yang iri lah yang akan mendapatkan keuntungan Menyenangkan melihat milik-milikku pada tempatnya Semuanya bekas kasus sosial, bekas orang-orang yang menggemari uang banyak
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Aku membawa semua banlieue ku ke konser, itu membuat senang Kau tahu benar apa yang masih bisa dilakukan agar kami senang
Menyenangkan ketika kau tidak terlalu banyak menghisap ganjaku Ketika aku dalam sebuah rencana yang sangat kacau tapi kau tetap mengikutiku Menyenangkan ketika mengendarai mobil besar Atau ketika kau menarik perhatian atau ketika kita beraksi Menyenangkan ketika kau yang membayar bon Bahwa kau tak membuatku pusing, bahwa kau tak bertanya apapun Barang-barang kulit yang baru, handphone baru, itu membuat senang Diriku adalahg ghetto, aku nge-rap, itu membuatku senang Menyenangkan ketika aku memasukkan cek ke rekeningku Atau ketika aku menandatangani kontrak dan bahwa setelah makan kau tidak diangkut polisi Kami menyelam kita memancing tanpa umpan dalam lautan uang Itu membuat Afrika senang Aku bisa senang karena hal-hal kecil itu membuat senang Ketika kau peduli pada pikiranku itu membuat senang Bahwa presiden berhenti berbohong bahwa menteri dalam negeri mengundurkan diri itu membuatku senang
Menyenangkan ketika borgolmu dilonggarkan
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
Memberikan makanan manis pada anak-anakmu ketika mereka membawa nilai yang baik Ketika mereka terarahkan dengan baik Menyenangkan ketika Zizou (Zidane) memberikan kita kekuasaan oriental Ketika publik menghafal teks ku, itu menghangatkan hati Itu membuatku ingin lompat diantara orang banyak seperti rocker Menyenangkan ketika aku lihat bahwa kau berpikir tentang ku Dan bahwa orangtuamu selalu bersama seperti anak kembar siam Ketika kau berhenti minum alkohol, narkoba, ganja dan kokain Ketika seorang polisi berdarah di ring tinju Ketika kau tidak iri pada mobilku kau tak membaretnya Ketika kau adalah papa dan ketika pistolmu tak berfungsi Menyenangkan ketika kau jauh dari aspal rumahmu Suaraku di matahari dalam skuter hebat Ketika kau membantu tanpa mengharap balasan Menyenangkan ketika mereka mengecat ulang menara-menara kita Kerry James membuatr senang itu membuat berpikir Rohff membuat takluk ia menyayat Menemukan temanku melewati gerbang penjara Pergi, menikah dan melihat ibunya bahagia
Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
92
LAMPIRAN 5 Lagu 5
La Puissance
Reff: 1
Ma puissance dès qu'jarrive
Sans ma rage de vivre J'respire mon époque Ma vie mon rap s'entrechoque 5
Qu'on maime , qu'on me deteste
Plus j'ai mal plus j'progresse Peu d'tendresse Le temps presse 9
Si j'par ma musik elle reste !!
J'parlais de vérité, ptet de la tienne Clin d'oeil au sourire Des coeurs qui saignent, cherche plus les mots ils viennent d'eux même J'viens qu'après ta douleur qui nous hantent Tristesse et joie, en nous se fait tant 15
Dans le miroir j'me vois, j'sens ton âme me reçoit
Ici chez toi, ou dans la turvoi Tous égaux avec ou sans égaux P'tet pas le même kilométrage de méchant On meurt pas exceaquo 20
S'ta pas la foi entre nous y'a quiproquo
Reff
Si le ghetto a des oreilles c'est pour kiffer mes propos J'ai pris mon public entre 4 yeux en concert Et pour vous tourner les pages
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
93
J'suis pas le genre de type conseille 25
Lorsqu'il me concerne, mal aimé pour ça qu'on s'aime
On n'est jamais mieux servit que par soi même Conscient que chaque jour que tu laisse Est une chance, j'suis auteur victime à la fois Pour l'ambulance, éduquer par l'absence de l'affection maternelle 30
Il s'agit de mendier l'amour, remboursé naturel
J'ai pleurer la mère en retrouvant le paternel Y'a que maintenant K' j'ai découvert le fond bloquer en moi-même Reff
J'prends tous ske Dieu me donne La réussite, les épreuves, les MC font s'kil peuvent 35
J'ai la bare au microphone
Sur ce sens, c'est pas le son, mais la vie qui sonne
Ma vie mon rap s'entrechoc Les amis ont les choc Les ennemis ont les parchoc 40
J'tombent sur du machoc
Trop choquant, les vieux chnoc Char et heurté, mon rap à mis la rue au cloc On connaît Mezzie qui veut m'mettre à l'amende Sa devient indexant tellement jleur rend fous 45
La jalousie t'invente des ces conneries
Quand ça chatte, sa tchatch, sa pas du succès J'en profite pas même quand ya de la chatte Mon compte en banque est moins blindé Que mon bloc-notes, pourtant j'ai assez d'euros 50
Pour être joyeux avec les menottes
Pour s'en faire des toc-shows, juste une converse
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
94
Sans cette partie j'reviens manger changer les couverts J'rap à visage découvert, le Parisien m'a grillé
Met des lunettes de soleil en concert 55
Sa va briller, plus que sa va crier
J'rap mieux que toi essaye pas dl'oublier J'casse des murs, les putin part de l'immobilier J'frappe toujours le premier, à quoi bon sert discuter On t'aime pour ske t'a, on te deteste pour ske t'es J'me suis fait tout seul, j'trainais pas tout seul 61
J'me fait la passe et marque tout seul
J'ai de leçon à reçevoir personne Pour m'en sortir y'a que la zik Les sport violents illicites, et j'enchainent les classic Y'a pas dit ''à surplus'', ske j'fait c'est du surplus 66
Et même les habitudes ne me suivent plus
Reff
Lagu 5 :
KEKUATAN
1
Kekuatanku sejak aku sampai
Tanpa keinginanku untuk hidup aku menghirup jamanku hiduku, rap ku saling bertabrakan 5
orang menyukaiku, orang membenciku
semakin aku buruk, semakin aku maju hanya sedikit kelembutan waktu terbatas 9
jika aku pergi , musikku akan bertahan
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
95
Aku bicara yang sesungguhnya, mungkin ini milikmu juga Hanya sekilas senyum hati2 yang terluka, tak usah mencari kata-kata lagi, semua terungkap dengan sendirinya aku hanya datang setelah kepedihanmu yang menghantuimu kesedihan dan kebahagiaan, kita membuat semuanya 15
Aku melihat diriku dalam cermin, aku merasakan jiwamu menerimaku
disini, di rumahmu atau di mobilmu Semua dengan ego atau tanpa ego mungkin tidak dengan kecepatan yang sama Kita tidak mati dengan cara yang sama 20
Jika kau tak punya jiwa diantara kita ada kesalahpahaman
Reff
Jika ghetto memiliki telinga itu adalah untuk mendukungku Aku berbicara empat mata dengan publikku di konser Dan untuk membalik halamanku Aku bukanlah tipe yang suka dinasehati 25
Ketika itu menyangkut diriku, aku tak disukai karena itu kita saling mencintai
Yang paling setia bersama kita adalah diri kita sendiri Sadar bahwa setiap hari yang kau tinggalkan Adalah sebuah kesempatan, aku adalah pengarang, kadang-kadang korban Untuk perpindahan, dididik oleh ketiadaan kasih sayang ibu 30
Terdiri atas mengemis cinta dan menerima secara wajar
Aku menangisi ibu dengan menemukan ayah Baru sekarang aku menemukan kemampatan dalam diriku Reff
Aku mengambil semua yang diberikan Tuhan Keberhasilan, cobaan, para MC melakukan yang nmereka bisa 35
Mikrofon membuatku orgasme
Dalam artian ini, ini bukanlah lagu tapi kehidupan yang bersuara
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
96
Hidupku dan rap bertubrukan Teman-teman menyerang Musuh-musuh menangkis 40
Aku menjadi Machoc26
Sungguh mengejutkan orangtua yang linglung Seperti lelucon dan kejutan, rap ku membuat jalanan ikut berdecak Kita mengenal Mezzie27 yang mau mendendaku Menjadi terdaftar, aku benar-benar membuat mereka gila 45
Kau menciptakan kecemburuan dari kebodohan ini
Ketika ada perempuan, dalam chatting, yang tidak sukses Aku tidak memanfaatkaannya meskipun perempuan itu ada Uangku kurang banyak dibandingkan tulisanku Padahal aku memiliki cukup banyak uang 50
Untuk tetap senang meski diborgol
Untuk berada dalam talk-show, meski hanya untuk berbincang-bincang Tanpa bagian ini aku akan kembali ke asal Aku nge-rap dengan terbuka, orang-orang paris memanggangku Kenakan kacamata hitam di konser Aku akan bersinar, lebih dahsyat dari mereka akan berteriak
56
Aku nge-rap lebih baik darimu jangan lupakan itu
Aku menghancurkan tembok, para pelacur keluar dari gedung Aku selalu memukul lebih dulu, untuk apa didiskusikan Kau dicintai untuk apa yang kau miliki, kau dibenci karena kepribadianmu Aku terbentuk dengan sendirinya, aku tidak merangkak sendiri 61
Aku melakukan operan dan mencetak gol sendiri
Aku sudah belajar untuk tidak menerima siapapun Agar bisa keluar hanya ada musik Olahraga yang keras dan tidak sportif dan aku merangkai yang klasik 66
Tidak ada yang memakai istilah pada surplus, yang kulakukan adalah surplus
dan bahkan rutinitas pun tak mengikutiku lagi
26 27
jagoan yang macho dan kuat dalam pokemon Mezzie : mezzie entertainment adalah label rap amerika
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010
97
Reff
Universitas Indonesia Representasi identitas..., Diah Kartini Lasman, FIB UI, 2010