UNIVERSITAS INDONESIA
RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL DENGAN BERBASIS WEB CLOUD
PROPOSAL TESIS
EKA MUSRIDHARTA NPM 1206192531
Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang diembannya, rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Berbagai pengalaman rumah sakit dalam menggunakan sistem administrasi konvensional menunjukan pihak manajemen kesulitan mengambil keputusan penting berbasis bukti terkini dan bahkan seringkali
kehilangan kesempatan
memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi. Pengelolaan pelayanan rumah sakit harus dilakukan dengan konsep manajemen yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan rumah sakit yang semakin kompetitif dan mengalami transformasi besar. Persaingan tidak hanya terhadap pelayanan kesehatan berbasis rumah sakit, namun juga pelayanan kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib. Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakitpenyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi
1
informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya. Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai. Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini baik dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan teknologi komputer. Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Informasi merupakan aktiva (aset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan atau komponen yang berkaitan satu dengan lainnya dalam mengolah data untuk mendapatkan informasi yang akurat, cepat, bermutu, tepat waktu dan berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
2
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah entitas yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang dikoordinasikan untuk mencapai satu atau lebih tujuan bersama yang meliputi pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan data serta penyebarluasan informasi dan pengetahuan sebagai hasil pengolahan data tersebut untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dengan tujuan mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data yang berhubungan dengan dunia kesehatan Indonesia, secara systematis, dan akurat, dan bahkan real time, menyebarluaskan informasi dan pengetahuan sebagai hasil pengolahan data kesehatan ke semua pihak yang membutuhkan dan berkepentingan, mendukung proses pengambilan keputusan dan mengoptimalkan penerapan unsur unsur managemen (Good Coorporate Governance). Dengan cara mengintegrasikan seluruh unit operasional rumah sakit baik front office maupun back office. Pengembangan System Informasi Manajemen di rumah sakit dengan teknologi informasi yang terpadu seringkali tidak dianggap prioritas oleh karena beberapa hal. Jadi bukan hanya masalah ketersediaan dana yang menjadi masalah, namun antara lain pemahaman bahwa dukungan teknologi informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dari manajemen tertinggi di rumah sakit tuntutan saat ini dalam pemenuhan kualitas layanan serta untuk pengambilan keputusan strategis berdasarkan data yang sahih dari semua lini beserta kajiannya merupakan faktor yang juga menonjol. Dukungan manajemen puncak yang merupakan faktor karakter organisasi mempunyai korelasi yang kuat secara bermakna terhadap aspek manfaat yang dirasakan oleh pengguna, demikian juga disimpulkan bahwa kompetensi tim teknologi informasi dan kualitas dari sistem informasi mempunyai korelasi secara bermakna dengan kemudahan penggunaan sistem informasi yang dirasakan oleh pengguna. Beberapa sistem yang sudah dibangun rumah sakit secara internal maupun eksternal seringkali belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di antaranya, karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan dan manfaat yang didapat oleh semua pihak melalui teknologi Informasi. Misalnya, saat ini masih terjadi otomasi pelayanan yang terputus karena dokter yang tidak mengerti transaksi rekam medik ke sistem informasi yang disediakan. Oleh karena itu, solusi yang dipikirkan, selain menggunakan media yang sangat mudah untuk
3
dioperasikan oleh orang yang sangat awam, seperti phablet diperlukan juga program peningkatan pemahaman teknologi Informasi dan kesadaran akan pentingnya teknologi Informasi bagi pencapaian tujuan bersama. Kondisi yang diinginkan ada di rumah sakit pada dasarnya harus terkait 3 kebutuhan pokok, yaitu : Mendukung pendidikan, pelatihan, dan penelitian. Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu. Mendukung kontinuitas informasi klinis Dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung rumah sakit yang bermutu, serta meningkatkan perlindungan pasien (patient safety). Sehingga untuk mendukung tercapainya harapan tersebut maka langkah manajemen seharusnya diawali dengan mengupayakan pembangunan sistem Informasi terpadu yang mendukung semua lini pelayanan di rumah sakit dan sangat diharapkan sistem informasi berbasis teknologi informasi yang bisa segera mendukung kegiatan ini. Mahal atau besarnya dana yang perlu disiapkan untuk membangun sistem informasi di rumah sakit karena Sistem Informasi harus merupakan : Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi dan Ubiquitous (Anytime Anywhere). Dari sisi internal, diharapkan semua sistem informasi dan proses bisnis utama yang berjalan dapat terintegrasi ke semua pihak. Sistem eksternal yang dimaksud di sini, antara lain, adalah untuk keperluan telemedicine dan customer relationship management, sistem manajemen supplier, sistem Kementerian Kesehatan, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, Penjamin/asuransi lainnya. Selain terintegrasi, diharapkan sistem informasi juga mendukung mobilitas personil-personil tertentu, seperti direksi dan dokter, dengan menciptakan sistem yang ubiquitous (anytime, anywhere). Informasi-informasi tertentu dapat diakses oleh personil- personil tertentu dari mana pun dan kapan pun diperlukan. Sistem Informasi yang dapat mendukung proses analisis dan pengambilan keputusan atau sebuah sistem yang dapat melakukan pengolahan data mentah menjadi informasi yang bersifat analitis untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, bagi dokter dibutuhkan data cepat dan akurat melalui sistem/teknologi
4
informasi yang serta merta (real-time) pada saat menghadapi pasien dalam pelayanan kesehatan. Keseluruhan data yang terpapar harus memberikan informasi klinis, data hasil pemeriksaan penunjang (dapat berupa text, gambar, grafik, numerik), misalnya data laboratorium, data radiologis, dan sejenisnya, serta data penggunaan obat-obatan. Data melalui sistem informasi ini ke depan harus dalam bentuk suatu catatan elektronik (electronic medical record). Secara umum, sistem/teknologi informasi yang diadakan harus dapat memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi di front-end (segala yang terkait atau berhubungan dengan pasien/ front office sampai dengan billing pasien) yang terintegrasi dengan back-end (pelaporan, keuangan/finance, dan inventory) serta aplikasi pendukung (kepegawaian, perangkat, dan sejenisnya). Sebagaimana kebutuhan tersebut maka sesuai roadmap pembangunan dan penataan system teknologi Informasi di rumah sakit sangat memerlukan dukungan alokasi dana dengan prioritas agar dapat melakukan integrasi sistem informasi dalam rangka menjalankan proses kegiatan rumah sakit. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah tipe A yang mengkhususkan penanganan pasien neurologi, masalah otak dan saraf. Permasalahan kesehatan otak dan saraf dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu: tingginya angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit otak dan saraf, semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia sehingga akan berdampak pada proses penuaan otak dan jaringan saraf tepi, masalah kesehatan otak lainnya seperti infeksi, trauma, tumor, kelainan bawaan, autoimun dan lain-lain. Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1.000 penduduk. Data Riskesdas (2007) menunjukkan penyebab kematian utama di rumah sakit adalah stroke yakni mencapai 15,4%. Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan tingkat kecacatan stroke mencapai 65% (Persi, 2009). Selain Stroke masih banyak lagi permasalahan dalam bidang neurologi, peningkatan jumlah penderita infeksi otak dan saraf seperti HIV dengan gejala awal dan lanjut pada otak dan saraf, infeksi bakteri, jamur, dan Virus lain. Peningkatan angka kecelakaan lalu
5
lintas yang berdampak terhadap trauma otak dan medulla spinalis maupun saraf tepi. Masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau gangguan pada perkembangan fungsi otak dan saraf anak. Prevalensi kasus kejang dan epilepsi yang tinggi, serta tumor otak dan medulla spinalis yang semakin meningkat. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Dalam perawatan pasienpun kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah secara dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien. Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar rumah sakit. Saat ini belum tersedianya pusat pelayanan otak dan saraf di Indonesia yang memberikan pelayanan kesehatan otak dan saraf yang lege-artis dan komprehensif, dengan dukungan teknologi canggih dan SDM yang berkualitas, serta sebagai pusat pendidikan dan latihan, sekaligus sebagai pusat penelitian pelayanan kesehatan otak dan saraf membuat RS Pusat Otak Nasional menjadi uji coba implementasi disain sistem berbasis web dan paperles.
1.2 Perumusan Masalah Masih terdapatnya kesenjangan antara jumlah dokter spesialis saraf dengan pasien-pasien yang memerlukan penanganan.
Mobilitas dokter yang tinggi
memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang dapat memberikan data medis pasien secara real time agar dapat segera di tindak lanjuti (telemedicine). Dalam kaitan dengan visi dan misi RS Pusat Otak Nasional, perlu direncanakan suatu peta jalan atau cetak biru Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang akan mengikuti perkembangan RS agar manajemen dapat melaksanakan programprogram yang akan dikembangkan di RS Pusat Otak Nasional dalam bentuk suatu Rencana Strategis.
6
1.3. Pertanyaan Penelitian 1.
Bagaimana analisis situasi terkait dengan kebutuhan Sistem Informasi RS Pusat Otak Nasional ? (tupoksi, analisis internal dan eksternal)
2.
Bagaimana kesesuaian visi, misi, dan tujuan 5 tahun ke depan berdasarkan analisis situasi saat ini ?
3.
Bagaimana penetapan Key Performance Indicator Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu dokumen Key Performance Indicator Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta. 1.4.2 Tujuan khusus 1.4.2.1 Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional 1.4.2.2 Adanya penyelarasan visi, misi dan tujuan RS Pusat Otak Nasional dengan kenyataan yang ada di lapangan. 1.4.2.3 Adanya Key Performance Indicator Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat bagi peneliti Bagi peneliti bermanfaat sebagai proses pengayaan ilmu pengetahuan dan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, dan memiliki kesempatan yang sangat berharga untuk membantu mengembangkan rumah sakit melalui rencana strategis yang baik. 1.5.2 Manfaat bagi rumah sakit 1. dapat mendokumentasikan secara menyeluruh proses perencanaan dan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
7
2. secara praktis dapat membantu jajaran direksi dan staf RS Pusat Otak Nasional dalam menyusun renstra dan sebagai masukan bagi pihak RS untuk upaya pengembangan RS 1.5.3 Manfaat bagi Kementerian Kesehatan Sebagai
masukan
bagi
penentu
kebijakan
dalam
perbaikan
dan
pengembangan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit khusus
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai perencanaan strategis ini dilakukan di RS Pusat Otak Nasional pada Juni 2013. Perencanaan strategis yang dimaksud pada penelitian ini meliputi proses analisa situasi, penetapan visi-misi sampai pada formulasi strategi. Penelitian dibatasi sampai dengan tahap menentukan inisiatif strategi dan Key Performance Indicator, namun tidak sampai pada tahap pengganggaran. Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research). Penyusunan rencana strategis ini melibatkan seluruh staf manajemen dan staf medik RS Pusat Otak Nasional dalam suatu Consensus Decision Making Group (CDMG), peranan peneliti sebagai fasilitator. Data-data bersumber pada data primer dan sekunder.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Data Data merupakan fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan tertentu dalam kondisi belum melalui proses pengolahan dan merupakan sumber dari informasi. Kemudian data juga merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Data diklasifikasikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya. Menurut jenisnya data terdiri dari: 1. Data hitung (enumeration/counting data) Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu, seperti persentase dari suatu jumlah tertentu. 2. Data ukur (measurement data) Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu, seperti angka yang ditunjukan alat hasil pengukuran. Menurut sifatnya, data terdiri dari: 1. Data kuantitatif Data mengenai penggolongan dalam
hubungannya
dengan
penjumlahan. 2. Data kualitatif Data mengenai penggologan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat tertentu. Kemudian klasifikasi data menurut sumber data, yaitu: 1. Data internal Data internal adalah data asli, artinya data sebagai hasil obervasi yang dilakukan sendiri, bukan dari hasil karya orang lain. 2. Data eksternal Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data eksternal di bagi menjadi dua, yaitu
9
(1) data eksternal primer yaitu data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri. (2) data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan sesorang atau sejumlah orang. Dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu (Burhanudin): 1. Pengamatan Langsung Hal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap catatan-catatan yang ada. Dalam hal ini yang harus diperhatikan yaitu diketahuinya tujuan dari suatu kepentingan yang terkait dengan masalah yang ada didalam catatan tersebut. Dengan kata lain harus ada kesesuaian antara tujuan pengumpulan data dengan data yang dikumpulkan. Keuntungan dari metode ini yaitu lebih akurat karena dikumpulkan oleh petugas yang mengetahui tujuan dari proses pengumpulan tersebut. Namun kerugian dari metode ini adalah adanya keterbatasan proses pencermatan, biaya mahal dan menjadi tidak efektif apabila banyak permasalahan yang akan diambil. 2. Wawancara Kualitas data dari metode ini sangat tergantung pada kemampuan pewawancara serta terwawancara. Subjektifitas antara pewawancara dan terwawancara akan mempengaruhi kualitas serta validitas data yang dikumpulkan. Keuntungan metode ini yaitu data yang terkumpul akan lebih akurat dan pemelihan sumber data akan sesuai dengan tujuan. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan biaya yang cukup banyak karena harus mengirimkan pewawancara untuk beberapa obyek masalah serta subyektifitas serta kemampuan pewawancara sangat mempengaruhi keakuratan data. 3. Perkiraan Koresponden Koresponden diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu koresponden tidak mempunyai kepentingan,
10
dimungkinkan
kualitas
data
dapat
terabaikan,
sehingga
keakuratannya sulit dipertanggungjawabkan. Namun metode ini mempunyai keuntungan yaitu murah dan dapat menjangkau dalam skala yang luas. 4. Daftar Pertanyaan Daftar pertanyaan diberikan kepada responden yang memiliki datadata yang dimungkinkan terkait dengan tujuan manajemen suatu organisasi. Metode ini dapat dilakukan dalam skala yang luas dan cukup efektif untuk mendapatkan data-data yang cukup banyak dan cepat.
2.2 Informasi Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Pangestu, 2003). Informasi merupakan data yang memiliki arti penting dalam pengambilan keputusan dan telah melalui proses pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan merupakan pengumpulan data dimana proses ini merupakan hal penting untuk tersedianya informasi yang berkualitas (Burhanudin). Informasi menurut Laudon & Laudon (1998) adalah data yang telah diolah menjadi bermakna dan berguna bagi manusia. Informasi menurut Hoffer, dkk (1995) adalah data yang diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Sedangkan menurut Davis (1999) adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimaannya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Bagi Ery informasi adalah suatu yang memberikan makna dan dan manfaat sebagai bahan pengambilan keputusan bagi para manajer. Agus Mulyanto menyatakan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Jogiyanto juga menyatakan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari beberapa data yang telah diolah
11
atau diproses dengan cara tertentu, sehingga sesuai dengan kebutuhan penerima informasi dan memiliki nilai manfaat bagi penerima informasi. Informasi merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan. Nilai sebuah informasi sangat bergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain, Informasi merupakan sekumpulan data yang berkaitan yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai dan mudah diakses. Informasi harus mempunyai nilai, memperkaya pengkajian, mengurangi ketidakpastian dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Beberapa data dapat dinyatakan sebagai sebuah informasi jika dari sedikit data tersebut sudah dapat ditarik sebuah kesimpulan.
2.2.1 Siklus Informasi Data merupakan suatu fakta yang belum diolah dan belum dapat memberikan informasi yang jelas, sehingga perlu untuk diolah lebih dahulu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut kemudian menentukan keputusan berdasarkan informasi yang telah diterimanya. Informasi memiliki sebuah siklus dimana data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui sebuah model. Siklus ini berlangsung secara terus-menerus. Konsep umpan balik informasi menjelaskan perihal pencarian sasaran dan saling mempengaruhi antar bagian yang terlibat dalam sistem. Keluaran dari satu bagian akan menjadi masukan untuk bagian yang lain. Konsep umpan balik berkaitan dengan cara informasi digunakan untuk keperluan pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti sistem sangat membutuhkan umpan balik informasi. Hal ini berguna untuk menjaga agar sistem mampu berjalan sesuan dengan rencana pencapaian sistem.
12
Proses
Input Data
Informasi
Sumber data
Hasil
Penerimaan
Tidakan
2.2.2 Kualitas Informasi Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan. Kualitas suatu informasi tergantung pada beberapa hal, yaitu : 1. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Komponen akurat meliputi : (1) Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. (2) Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memliki kebenaran. (3) Security, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan. 2. Tepat waktu Informasi harus tepat waktu dikarenakan informasi yang terlambat tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. 3. Relevan Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda.
13
4. Ekonomis Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksi keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. 5. Efisien Informasi ringkas, jelas dan sederhana namun memiliki makna yang mendalam bagi penerima informasi. 6. Dapat Dipercaya Informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber informasi telah teruji tingkat kejujurannya.
2.3 Sistem Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut Agus Mulyanto, Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan. Menurut Ery Rustiyanto, Sistem adalah sekumpulan unsur yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkungan tertentu. Jogiyanto memberikan definisi sistem dengan dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai faktor yang berhubungan atau diperkirakan berhubungan, serta satu sama yang lain saling mempengaruhi, yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara lebih sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
14
atau himpunan dari unsure, komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Berdasarkan definisi terhadap sistem yang dikemukakan oleh para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Dengan kata lain sistem dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan elemen atau komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama serta memiliki masukan (input) dan keluaran. Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang mendekatkan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan sebagai sebuah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan yang mengerjakan
dan
bagaimana
mengerjakannya
(Gerald.J,1991).
Penganut
pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung, satu sama lain dan terpadu.Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga Robert G. Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan yang sama. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Gerald. J. 1991) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, pengeluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan. Komponen Sistem Batasan Sistem Lingkungan Luar Sistem
15
Penghubung Sistem Masukan Sistem Pengeluaran Sistem Pengolahan Sistem Sasaran Sistem
2.4 Sistem Informasi Menurut Sutabri, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku Accounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Turban, McLean, dan Waterbe (1990) dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran.
16
Komponen-komponen tersebut adalah : 1.
Blok Masukan (Input Block) Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metodemetode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.
Blok Model (Model Block) Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran tertentu
3.
Blok keluaran (Output Block) Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output dan informasi yang berkualitas.
4.
Blok teknologi (Technology Block) Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
serta
membantu
pengendalian
dari
sistem
secara
keseluruhan. Blok teknologi merupakan komponen bantu yang memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam sistem 5.
Blok Basis Data (Database Block) Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan perangkat lunak untuk memanpulasinya.
6.
Blok Kendali (Controls Block) Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang berfungsi mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem
Sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut: 1.
Hardware Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem informasi modern memiliki perangkat keras seperti, computer, printer dan teknologi jaringan komputer
17
2.
Software Merupakan bagian lunak sistem informasi. Sistem informasi modern memiliki
perangkat
lunak
untuk
memerintahkan
computer
melaksanakan tugas yang harus dilakukannya. 3.
Data Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Contoh, dokumen bukti-bukti transaksi, nota, kuintasi dan sebagainya.
4.
Prosedur Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau prosesproses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku-buku penuntun operasional seperti prosedur sistem pengendalian intern atau buku penuntun teknis seperti buku manual menjalankan program computer.
5.
Manusia Merupakan bagian utama dalam sistem informasi dan yang terlibat dalam komponen manusia antara lain : a. Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator) b. First
lever manager, untuk mengelola pemrosesan data
didukung dengan perencanaan, penjadwalan, indentifikasi situasi out of control dan pengembilan keputusan level menengah kebawan c. Management, untuk pembuatan laporan berkas, permintaan khusus,
analisis
khusus,
laporan
khusus,
pendukung
indentifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis pengembalian keputusan level atas. Pengelola sistem informasi terorganisir dalam suatu struktur manajemen. Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya.
18
1.
Manajemen level atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan
2.
Manajemen level menengah, untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan
3.
Manajemen level bawah, untuk perencanaan dan pengawasan operasi dan pengambilan keputusan
4.
Operator, untuk pemrosesan transaks dan merespon permintaan.
Sistem informasi memiliki tiga unsur atau kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan (input), memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain dan memperoleh informasi sebagai keluaran.
2.5 Rumah Sakit. Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa: Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan. Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan ”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care both curative and whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for the training of health workers and for bio social research”. Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
19
masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Dalam Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 disebutkan bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan. Sedangkan pada Keputusan Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997 definisi ini sedikit berbeda yaitu rumah sakit didefiniskan sebagai sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2.6 Manajemen Manajemen merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Dalam penerapannya sehari-hari, kegiatan manajemen sangat membutuhkan pengalaman seorang manajer dalam melakukan kegiatan manajerialnya. Menurut Sutabri, Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi.
20
2.7 Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan bermanfaat bagi organisasi. Dengan memanfaatkan komputer, maka tujuan dari sistem informasi manajemen akan lebih mudah diwujudkan. Sistem informasi manajemen membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, dengan memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa mendatang. Sistem infomasi manajemen didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari, sehingga dapat memberi informasi untuk mengotrol kegiatan operasional organisasi dengan lebih baik. Menurut Gordon B Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Komaruddin, sistem informasi manajemen adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan berbagai sumber daya didalam organisasi yang akan mengumpulkan data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua tingkat manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam organisasi.
2.8 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, setiap Rumah Sakit (RS) wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dimana SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan RS kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi: a. Data identitas RS b. Data ketenagaan yang bekerja di RS c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan
21
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. Pelaksanaan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit bertujuan untuk merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan, menyajikan informasi RS secara nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan RS secara nasional. Pelaporan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit terdiri dari (1) pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update), yaitu ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan. (2) pelaporan yang bersifat periodic, yaitu dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu dapat memberikan informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian (evaluasi) di rumah sakit. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 3 komponen yaitu : 1. Input Sumber data / informasi untuk menunjang untuk kesehatan dan manajemen kesehatan. Instrumen pencatatan data Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)untuk pengelolaan untuk pemanfaatan data / informasi. 2. Proses Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data / informasi termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit pelayanan dan pengelolaan data Pengelolaan data / informasi rumah sakit 3. Output Pemanfaatan data / informasi untuk menunjang manajemen dan pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit
22
2.9 Rencana Strategi Rumah Sakit Rencana Strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang digunakan untuk menetapkan prioritas, memperkuat operasi, dan kemudian memastikan bahwa karyawan dan stakeholder lainnya bekerja menuju tujuan bersama, membangun kesepakatan hasil yang diharapkan, dan menilai serta menyesuaikan arah organisasi dalam respon terhadap peruabahan lingkungan. (BSC, 2013). Pada dasarnya rencana strategis merupakan rencana jangka panjgan yang disusun dengan telah mempertimbangkan kondisi lingkungan. Dalam seiring berjalannya waktu perkembangan terus terjadi sehingga terjadi perubahan baik bersifat eksternal maupun internal. Dengan demikian dibutuhkan evaluasi terhadap rencana strategi yang telah ditetapkan untuk melihat apakah rencana strategi tersebut masih relevan atau tidak untuk saat ini atau untuk melihat apakah rencana strategis sudah tercapai atau belum. Evaluasi yang dilakukan dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk saat pertama kali membangun RS ataupun pada saat akan melakukan penambahan unit/klinik atau cabang RS. Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Start, Daniel dan Ingie Hovland)
2.9.1 Perencanaan Strategis Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
strategi
atau
arahan,
serta
mengambil
keputusan
untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini (Carter M. Namara). Perencanaan strategis dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses sistematis dan berkelanjutan di mana orang-orang membuat keputusan-keputusan tentang hasilhasil masa depan yang diharapkan, bagaimana hasil-hasil ini dicapai, dan bagaimana kesuksesan dapat diukur dan dievaluasi (GC. Canada, Steps to Competitiveness)
23
Perencanaan strategis menjawab tiga pertanyaan, yaitu: 1. Di manakah posisi kita saat ini? Pertanyaan ini mengantar pada analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa eksternal, analisa internal dan analisa tentang kompetisi 2. Kemana dan kapan kita akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada logika mengapa suatu perusahaan (organisasi) didirikan. Mission statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran jangka pendek hadir dalam unit usaha (business unit direction) 3. Bagaimana cara kita bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok, level korporasi (corporate level), level unit usaha (business unit level), dan level fungsi manajemen (functional level). Fokus perencanaan strategis biasanya adalah pada keseluruhan organisasi, sedangkan fokus perencanaan bisnis adalah pada produk-produk yang kita hasilkan, pelayanan ataupun program. Perencanaan strategis berkembang sesuai dengan iklim dan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas organisasi, ukuran organisasi, kemampuan para pembuat rencana dan sebagainya. Begitu banyak perspektif, model dan pendekatan yang digunakan pada perencanaan strategis. Tujuan perencanaan strategis organik yang paling sering digunakan dan dimulai dengan fokus pada misi organisasi tersebut (visi dan atau nilai-nilai), tujuan dan bagaimana cara mencapainya. Isu dasar dari perencanaan strategis biasanya dimulai dengan melihat isu apa yang sedang dihadapi oleh organisasi tersebut, strategi tersebut kita lihat cocok untuk isu yang mana serta rencana kerja. Perencanaan strategis bisa dimulai dengan mengakumulasikan visi dan nilai-nilai dari organisasi tersebut kemudian bagaimana rencana kerja untuk mencapai visi tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada. Perencanaan strategis akan membantu kita untuk: memaksimalkan kekuatan-kekuatan organisasi, meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi, mengambil keuntungan dari peluang, dan
24
mengatasi ancaman-ancaman organisasi Perencanaan strategis sering dipandang sebagai suatu proses pembaharuan organisatoris. Perencanaan strategis menawarkan suatu hal yang sistematis dalam penganalisaan ekonomi dan kompetisi calon konsumen untuk organisasi anda dan menolong anda dalam merencanakan suatu tindakan jangka panjang. Proses perencanaan strategis harus dinamis. Proses perencanaan strategis dilaksanakan tergantung pada keadaan dan kebutuhan organisasi serta lingkungan eskternal organisasi. 1. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat organisasi dimulai. 2. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat mempersiapkan bagian-bagian/produk/layanan baru. Pada
saat
pengimplementasian
perencanaan
strategis,
proses
pengimplementasian harus ditinjau ulang oleh pimpinan organisasi. Penekanan, frekuensi dari peninjauan ulang perencanaan strategis yang telah dibuat bergantung pada perubahan dari dalam dan sekitar organisasi.
2.9.2 Sasaran dari Perencanaan Strategis Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah untuk memperkuat manajemen dalam proses membuat keputusan dengan mengerti, mengenali faktorfaktor kunci internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga sebagai dasar untuk tindakantindakan manajemen di masa depan termasuk rencana bisnis dan rencana operasional. Rencana strategis juga bermakna bagi organisasi dalam menyesuaikan pelayanan dan aktivitasnya untuk memenuhi perubahan kebutuhan terhadap lingkungan. Ia membantu organisasi yang berhubungan dengan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kliennya.
2.10 Balance Scorecard Balance Scorecard adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industry, pemerintah dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan kinerja
25
organisasi memantau terhadap tujuan. Kemudian balance scored juga merupakan sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk mengklarifikasi visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Ini memberikan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan hasil ekstenal untuk terus meningkatkan kinerja strategis dan hasil. Balance scorecard telah berkembang dari penggunaan awal sebagai kerangka pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan strategis dan sistem manajemen. Pada saat ini balance scored menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya menyedakan pengukuran kinerja tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan di ukur. Hal ini mengakibatkan para eksekutif untuk benar-benar menjalankan strategi mereka. Balance Scorecard tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia, Balance Scorecard membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan karyawan. Balanced Scorecard membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah fundamental:
mengukur
performa
organisasi
secara
efektif
dan
mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif menjadi
permasalahan
tersendiri.
Setidaknya
terdapat
empat
pembatas
implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas sumberdaya, dan pembatas manajemen. Balanced Scorecard memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar
26
tentang strategi yang dipunya. Balanced Scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan lebih dari sekedar ukuran finansial. Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard terkait pada tiga area berikut: 1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini. 2. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi.
Shareholder
dan
pelanggan
merepresentasikan
konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal. Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi. 3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan
27
menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
2.11 Cloud Computing Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi computer dan pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan dalam cloud computing
juga
merupakan
abstraksi
dari
infrastruktur
komples
yang
disembunyikan. Internet cloud adalah satuu model komputasi dimana kapabilitas terkait terknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet. Meskipun cloud computing adalah layanan teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui jaringan internet, namun tidak semua layanan yang ada di internet dapat dikategorikan sebagai layanan cloud computing. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar layanan yang ada di internet dikatakan sebagai layanan cloud computing, yaitu 1. Layanan bersifat on demand, yaitu pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja. 2. Layanan bersifat elastic/scalable, dimana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut. 3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider 4. Sumber daya terkelompok (resource pooling) 5. Akses pita lebar, layanan terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet. 6. Layanan yang terukur, sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber daya komputasi yang digunakan.
28
Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi informasi. Investasi untuk modal capital berubah menjadi biaya operasional dengan besaran yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan ini membuat para pengguna (user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center, processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual. Manfaat dari cloud computing yaitu : 1. Skalabilitas, mudah meningkatkan kapasitas, sebagai kebutuhan komputasi berubah, tanpa membeli peralatan tambahan 2. Accessibility, akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja 3. Mengurangi biaya 4. Shift bebas, free staf IT internal dari pembaruan dan isu-isu konstan. Cloud computing diperkirakan akan mengubah IT di perusahaan besar karena memungkinkan enterprise dari berbagai ukuran untuk memanfaatkan skala ekonomi dan mendapat keuntungan dari hanya membayar sumber daya yang digunakan saja. Dengan cloud computing, heterogenitas telah menjadi sebuah karakteristik utama dari komputansi. Sumber daya di awan bisa jadi proprietary atau open-source atau gabungan dari keduanya. Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan yaitu 1. Reduce cost Teknologi cloud
computing
memudahkan pengguna
untuk
menghemat biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan anggaran yang rendah untuk biaya sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi yang dianggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan Reability dan kritikan sistem yang dibangun. 2. Increase Storage Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat
29
menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan computer pribadi. 3. Highly Automated Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari seorang pengguna 4. Flexibility Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan perkembangan yang cepat dan berubah-ubah 5. More mobility Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda, cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung dalam satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses, memantau dan mengaturnya. 6. Allow IT to Shift Focus Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya.
30
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL
3.1 Sejarah singkat RS Pusat Otak Nasional Meningkatnya usia harapan hidup dan pola hidup yang berkembang saat ini diprediksi akan meningkatkan risiko dan kasus penyakit Neurologi. Berdasarkan hal tersebut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menimbang perlu untuk membangun sebuah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 491/Menkes/SK/V/2009 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital) dan selanjutnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 602/Menkes/SK/V/2010 tentang Tim Persiapan Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital) dimulailah persiapan pembangunan RS Pusat Otak Nasional. Pehimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) kemudian ditetapkan sebagai tim teknis dalam rangka persiapan pendirian RS Pusat Otak Nasional. Tim teknis ini kemudian diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1872/Menkes/SK/IX/2011 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital). Tim teknis mendapat tugas antara lain adalah menyusun Renstra dalam rangka pengadaan SDM, pemenuhan persyaratan operasional, serta perencanaan anggaran operasional RS Pusat Otak Nasional. Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009 dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011 dengan sumber pembiayaan berasal dari APBN Kementerian Kesehatan Tahun 2011 dan 2012. Kementerian Keuangan telah membantu dengan memberikan sebidang tanah seluas ± 1.2 ha ini kepada Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 151/KM.6/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada Menteri Kesehatan sebagai tempat berdirinya Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dan juga memberikan persetujuan kontrak tahun jamak (multi
31
years) untuk pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital) ini. Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini akan menjadi Center of Excellent, yang mencakup bidang antara lain (1) Advance Clinical; Restoration & Rehabilitation, (2) Education & Training, (3) Basic Clinical & Comprehensive Research, (4) Product Development, dan (5) Community Policy Development. Konsep tersebut dilakukan secara terpadu melalui proses pelayanan, pendidikan dan penelitian yang menjadi misi utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital), yang dapat bersaing di tingkat global. Rumah Sakit ini akan menjadi pelopor dalam pelaksanaan Brain Check Up yang komprehensif sebagai salah satu standar dalam pemeriksaan kesehatan. Dalam bidang pelayanan klinis, RS Pusat Otak Nasional akan dikembangkan menjadi pusat pelayanan terpadu dalam bidang Trauma Serebro Spinal, gangguan memori dan neurobehavior, infeksi SSP dan HIV,
epilepsi, neuro-onkologi yang
dikembangkan dengan penguatan dari kajian dan penelitian dibidang Neuroscience (Basic dan Clinical). Menteri Kesehatan mengharapkan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini dapat menjadi inspirator dan membangun jejaring kerjasama dengan pihak swasta nasional , rumah sakit lain, lembaga pendidikan, lembaga keuangan dan asuransi, Lembaga Swadaya Masyarakat didalam dan luar negeri dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia. Pemancangan tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang terletak Jalan MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal 01 Nopember 2011. Pada tanggal 1 Februari 2013, Menteri Kesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA berkenan melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.
32
3.2. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional
Gambar 3.1. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional
33
3.3. Fasilitas dan Layanan RS Saat ini luas tanah RS Pusat Otak Nasional 11.800 m2 dan luas bangunan 32.368 m2. terdiri atas 12 lantai. Bangunan ini diperuntukan sebagai bangunan rumah sakit dan akan dibangun gedung kedua yang diperuntukan untuk kantor manajemen, pusat penelitian, rumah singgah dan lahan parkir. Gedung kedua ini akan dibangun tahun ini dengan luas bangunan 18.000 m2 yang terdiri dari 14 lantai. Bangunan rumah sakit memiliki fasilitas sebagai berikut : Lantai 1 sampai 4 merupakan unit medis sentral yang memiliki fasilitas IGD dengan OK-IGD, 20 ruang poliklinik, 4 ruang bedah sentral, 2 cathlab, Laboratorium, Radiologi, Unit Stroke, Neuro ICU, Neuro HCU, pusat rehabilitasi, pusat Neurodiagnostik, farmasi, CSSD, loundry, dapur dan lain lain. Lantai 5 sampai 11 adalah ruang rawat inap yang memiliki fasilitas Presidential suite, VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3. Fasilitas ruangan, tempat tidur dan pelayanan di RS Pusat Otak Nasional, selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2
NO
KELAS
Jumlah Ruang
TT/Kamar
Jumlah TT
1
Presidential Suite
2
1 TT
2
0.6%
2
VVIP
8
1 TT
8
2.3%
3
VIP
36
1 TT
36
10.2%
4
Kelas 1
36
1 TT
36
10.2%
5
Kelas 2
26
2 TT
52
14.7%
6
Kelas 3
55
5TT
275
67.23%
Sub Total 1
409
7
Neuro HCU
9
8
Neuro ICU
17
9
Stroke Care Unit
11 Sub Total 2
TOTAL
37 446
tabel 3.1. Fasilitas Ruangan dan Tempat Tidur RS Pusat Otak Nasional
34
NO
LAYANAN
JUMLAH RUANG/TT
1
UGD
2
OK UGD
1 ruang
3
OK Sentral
4 ruang
4
Cath.lab.
2 ruang
5
Hemodialisis
2 ruang
6
Rehab Medik
1 set ruangan
7
Poliklinik Spesialis
8
Poliklinik Khusus Neurobehavior dewasa
3 ruang
9
Poliklinik Khusus Neurobehavior anak
3 ruang
12 TT
20 ruang
tabel 3.2. Fasilitas Pelayanan RS Pusat Otak Nasional
Untuk menfasilitasi pelayanan, Rumah sakit Pusat otak nasional dilengkapi dengan sumber listrik PLN dengan kapasitas 2770 KVA, genset 3 unit dengan kapasitas masing-maasing 1.000 KVA, dan UPS 259 KVA dengan sistem kelistrikan secara otomatis. Sistem pengolahan limbah bio filter dengan kapasitas 300 m3/ per hari. RS memiliki water treatment plant dengan sumber air PAM dan deep wel.
35
BAB IV KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
4.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada beberapa konsep teori perencanaan strategis oleh Fred R. David, Pearce & Robinson dan ditambah dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pada tiap-tiap perspektif ditentukan tujuan, program, target, dan indikator-indikator sehingga kinerja (performance) organisasi mudah dipantau dan dievaluasi.
Faktor Eksternal
Visi dan
Tujuan
Strategi SIMRS
Misi
5 tahun
(Balanced Scorecard)
Key Performance Indicators
Faktor Internal
Input Stage
Matching Stage
Decision Stage
(IFE dan EFE)
(Matrix IE dan SWOT)
(QSPM)
36
4.2 Definisi Operasional 1. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor di luar RS Pusat Otak Nasional yang tidak langsung berpengaruh sebagai peluang atau ancaman pada manajemen RS Pusat Otak Nasional. Faktor eksternal dalam lingkup ini dibatasi pada faktor geografi, sosio-demografi, sosio-ekonomi, life-style, politik, sisi supply (terbatasnya dokter spesialis neurology, maldistribusi, beban kerja) dan perkembangan teknologi kedokteran. Masing-masing akan dianalisis sehingga dapat diidentifikasikan faktor-faktor kritis apa saja yang menjadi ancaman atau peluang bagi manajemen RS Pusat Otak Nasional. 2. Faktor Internal Faktor internal RS Pusat Otak Nasional adalah faktor di dalam manajemen RS Pusat Otak Nasional yang langsung berpengaruh sebagai kekuatan atau ancaman pada manajemen RS Pusat Otak Nasional. Faktor internal terdiri dari perencanaan pelayanan, keuangan, SDM (pelatihan IT, brainware), organisasi (keamanan data, otorisasi), pendidikan (pelatihan) dan penelitian.
Masing-masing
akan
dianalisis
sehingga
dapat
diidentifikasikan faktor-faktor kritis apa saja yang kekuatan atau kelemahan bagi manajemen. 3. Visi dan Misi Visi RS Pusat Otak Nasional adalah pernyataan tentang cita-cita, ingin menjadi seperti apa RS Pusat Otak Nasional di masa depan. Misi RS Pusat Otak Nasional adalah yang menjadi alasan mendasar tentang keberadaan RS Pusat Otak Nasional, bisnis apa yang dikerjakan dan siapa saja yang dilayani oleh RS Pusat Otak Nasional 4. Tujuan 5 tahun Tujuan 5 tahun RS Pusat Otak Nasional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh RS Pusat Otak Nasional selaras dengan visi dan misi. 5. Strategi Strategi SIMRS RS Pusat Otak Nasional dengan Balanced Score Card Merupakan strategi sumber daya manusia untuk RS Pusat Otak Nasional yang ditetapkan oleh CDMG melalui proses perencanaan strategis yang
37
selaras dengan visi, misi, dan tujuan 5 tahun. Strategi ini akan lebih dipertajam dengan Balanced Score Card yang meliputi empat perspektif yaitu keuangan (Financial), pelanggan (Customer), proses bisnis internal (Internal Business Process), dan pembelajaran (Learning& Growth). Balanced Scorecard berdampak signifikan terhadap perencanaan strategis, dan
berperan dalam
memperluas
ukuran
kinerja
dalam tahap
implementasi. 6. Key Performance Indicators (KPI) Merupakan suatu sasaran terukur yang terdiri dari arahan, tolok ukur, target, serta kerangka waktu yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan.
38
BAB V METODE PENELITIAN
5.1. Disain Penelitian Penelitian ini adalah riset operasional (operational research) dengan menggunakan analitik strategik yang menggabungkan metode deskriptif analitik dan penilaian intuisi terbaik (good intuitive judgement) melalui pendekatan rancangan kualitatif. Secara keseluruhan penelitian ini menggambarkan apa yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang, dengan berbasis pada analisis masalah/situasi yang sedang dihadapi saat ini. Setelah itu, data yang didapatkan digunakan untuk menetapkan strategi apa yang harus dipilih untuk memecahkan masalah saat ini dan yang akan datang serta menyusun rencana strategisnya. Penggunaan teknik CDMG (Consensus Decision Making Group) dan teknik Delphi. Teknik Delphi yaitu dengan mengumpulkan pendapat dari orang-orang yang ikut aktif dalam analisis, kemudian dirangkum dan dikembalikan lagi ke peserta untuk meminta pendapat atas simpulan hasil diskusi. Teknik CDMG mempunyai keuntungan yaitu pihak manajemen mengetahui dan terlibat langsung dan pada tahapan tertentu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Teknik ini mengakomodir masukkan berbagai pihak dan menurunkan potensi bias terutama dari pihak luar. Namun teknik CDMG ini mempunyai kerugian yang disebabkan peserta dari CDMG terdiri dari jabatan yang berbeda sehingga tingkat pengetahuan dan penalarannya menjadi berbeda pula.
5.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di RS Pusat Otak Nasional Jakarta jalan MT Haryono, Jakarta Timur dengan waktu pelaksanaan penelitian pada Juni 2013.
5.3. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berbasis data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari CDMG dan wawancara mendalam dengan pihak manajemen dan pejabat berwenang terkait lainnya. Menurut rancangan penelitian kualitatif maka
39
teknik sampling yang dilakukan pada penelitian ini adalah Quota Sampling dimana informan terpilih adalah pihak-pihak yang diperkirakan dapat memberikan jawaban untuk dianalisis dan dikaji sesuai fenomena yang ada dari berbagai sudut pandang. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data atau dokumen internal RS Pusat Otak Nasional, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, hasil survey, hasil penelitian, dan berbagai data pendukung lainnya. Instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah dengan pedoman wawancara mendalam beserta matriks yang disusun berdasarkan tujuan penelitian, teori dan fakta yang mendukung. Dalam pelaksanaan wawancara, digunakan alat perekam data, dan alat tulis. Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip: 1. Kesesuaian (Appropriateness), yang berarti informan dipilih berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya serta pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. 2. Kecukupan (Adequacy) yang berarti informan merupakan orang yang mampu menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam CDMG, peneliti bertindak sebagai fasilitator. Adapun anggota CDMG meliputi seluruh jajaran manajemen dalam struktur organisasi , kelompok jabatan fungsional dan Instalasi.
5.4 Pengolahan Data Dalam penelitian ini validitas data merupakan hal penting yang harus diperhatikan seperti penelitian pada umumnya. Adapun teknik uji validitasnya disesuaikan dengan rancangan kualitatif yaitu metode triangulasi. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data hasil wawancara dari informan dengan dokumen yang berkaitan dengan kepentingan penelitianini. 2. Triangulasi metoda yaitu melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data secara bersamaan yaitu telaah dokumen serta wawancara mendalam.
40
5.5 Analisis Data Analisis data dilakukan setelah semua data primer dan sekunder terkumpul sesuai tahapan – tahapan penelitian. Dimulai dengan analisa situasi baik pada lingkungan eksternal untuk mengembangkan peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari maupun lingkungan internal untuk menilai kekuatan dan kelemahan. Untuk menetapkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dilakukan dengan kuesioner, diskusi dan CDMG. Rencana strategi sampai lima tahun ke depan dan KPI dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah data, dan CDMG.
5.6 Penyajian Data Dalam penelitian ini analisis data akan disajikan dengan berbagai bentuk baik tabel, matriks maupun narasi. Adapun susunan dalam penyajian data akan mengikuti kerangka konsep yang ada seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
41
Kepustakaan
42