UNIVERSITAS INDONESIA
KALAH ATAU MENANG, SAMA-SAMA SENANG? LINGUISTIC POSITIVITY BIAS PADA BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK INDONESIA (ARE WE HAPPY WHETHER IT’S WIN OR LOSE? LINGUISTIC POSITIVITY BIAS ON SPORT COVERAGE IN THE INDONESIAN PRINT MEDIA)
SKRIPSI
JACQUELINE ELIZABETH 0806344944
FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI SARJANA REGULER DEPOK JULI 2012
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
KALAH ATAU MENANG, SAMA-SAMA SENANG? LINGUISTIC POSITIVITY BIAS PADA BERITA OLAHRAGA DI MEDIA CETAK INDONESIA (ARE WE HAPPY WHETHER IT’S WIN OR LOSE? LINGUISTIC POSITIVITY BIAS ON SPORT COVERAGE IN THE INDONESIAN PRINT MEDIA)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
JACQUELINE ELIZABETH 0806344944
FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI SARJANA REGULER DEPOK JULI 2012
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Jacqueline Elizabeth
NPM
: 0806344944
Tanda Tangan :
Tanggal
: 11 Juni 2012
ii Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Jacqueline Elizabeth NPM : 0806344944 Program Studi : Psikologi Judul Skripsi : Kalah atau Menang, Sama-sama Senang? Linguistic Positivity Bias pada Berita Olahraga di Media Cetak Indonesia Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Program Studi Sarjana Reguler Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI Pembimbing 1:
Pembimbing 2:
Drs. Harry Susianto Ph.D. NIP. 196002131987031002
Roby Muhamad Ph.D. NUP. 081003004
Penguji 1:
Penguji 2:
Dra. Amarina A. Ariyanto M.Psi., Ph.D. NIP. 195303171979022001
Drs. Gagan Hartana Tupah Brama M.Psi NIP. 195101171977021002
Depok, Juli 2012 Disahkan Oleh, Ketua Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Prof. Dr. Frieda M. Mangunsong Siahaan M.Ed. NIP. 195408291980032001
iii Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala hormat, pujian dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan penulis. Terima kasih untuk segala penguatan dan kuasa-Mu yang memampukan penulis melalui berbagai tahap dalam proses penulisan skripsi ini. Sungguh luar biasa pertolongan yang Engkau berikan, terutama untuk orang-orang yang boleh Engkau kirimkan ke sekitar penulis dan membantu penulis memalui segala proses ini. Oleh karena itu, izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada: 1) Kedua pembimbing skripsi penulis yang sudah bersedia membimbing selama proses pengerjaan skripsi, yaitu Drs. Harry Susianto Ph.D. dan Roby Muhamad Ph. D. Terima kasih atas segala pengetahuan, bantuan, dan didikan yang boleh diberikan selama pengerjaan skripsi ini. Sungguh luar biasa bisa belajar di bawah bimbingan Anda. Terima kasih juga kepada Dra. Amarina A. Ariyanto M.Psi., Ph.D. dan Drs. Gagan Hartana M.Psi sebagai penguji, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan berbagai masukan berharga bagi penulis. 2) Seluruh dosen dan staff pengajar di Psikologi UI yang sudah membimbing dan mengajar saya selama empat tahun, serta karyawan Subagakad yang memfasilitasi penulis dalam pembuatan surat-surat serta keperluan administratif lainnya. 3) Kedua orangtua penulis, yang tidak lelah-lelahnya memberikan dukungan baik dalam doa, semangat, maupun bantuan finansial. Terima kasih telah mau terus mendoakan penulis selama proses pengerjaan
skripsi,
serta
selalu
mendorong
penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini. 4) Teman-teman seperjuangan penulis, terutama Jehan Amanda sebagai partner setia penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk diskusi-diskusi dan pengetahuan yang boleh dibagikan, serta dukungan dan semangatnya. Terima kasih juga untuk Thifa, Aisha, Vyani, dan Bagus, yang juga selalu bersedia memberikan bantuan, dukungan, serta informasi. iv Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
5) Solita, Jana, Anin, Theta, Ady, dan Astri, yang telah menjadi teman setia penulis di sepanjang kehidupan perkuliahan. Terima kasih untuk dukungan dan semangat tiada henti yang telah diberikan, terima kasih untuk segala canda dan tawa yang boleh kita alami bersama. Terima kasih juga kepada Alita untuk kesediannya mencarikan jurnal, juga untuk Ella, Angel, Herman, Lunardi, Putra, Ina, Putu, Nendra, Anil, Kitty, Indah, Sapto, Melissa, Via, dan seluruh keluarga besar PSIKOMPLIT yang telah menjadi bagian hidup penulis selama perkuliahan. 6) Seluruh teman-teman tim FC08 putri, terutama Ella, Keke, Imbi, Kara, Teya, Rara, Cethe, Tiker, dan Ka Jenggo. Terima kasih telah menjadi teman dan sumber kebahagiaan penulis, serta selalu menjadi tempat nomor satu untuk melepas stres. Terima kasih juga untuk para pelatih, Ka Hobert, Ucup, Nikki, Tely, Kyko, dan Bang Naim, yang tidak hanya mengajarkan bermain futsal, tapi juga mengajarkan penulis untuk selalu menjadi lebih baik sebagai individu. Terima kasih untuk para manajer, Ka Tazki, Gisca, Kinan, serta keluarga besar FC08 yang setia memberikan semangat. 7) PKK-ku tersayang, Rachel, juga untuk para TKK (Flocha, Anggra, Eda, Sylvia), untuk segala doa dan pelajaran yang boleh penulis dapatkan. Juga terima kasih sebesar-besarnya untuk kedua AKK, Rahel dan Niken, yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi. Terima kasih untuk keluarga besar PO Psikologi UI atas doa-doa serta semangatnya. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat. Penulis juga sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap segala kritik dan saran, agar penelitian ini pun dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Depok, Juni 2012
Jacqueline Elizabeth v Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NPM Program Studi Fakultas Jenis karya
: Jacqueline Elizabeth : 0806344944 : Sarjana Reguler : Psikologi : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Kalah atau Menang, Sama-sama Senang? Linguistic Positivity Bias pada Berita Olahraga di Media Cetak Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Depok Pada tanggal: 11 Juli 2012 Yang menyatakan
(Jacqueline Elizabeth) vi Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
ABSTRAK Nama : Jacqueline Elizabeth Program Studi : Psikologi Judul : Kalah atau Menang, Sama-sama Senang? Linguistic Positivity Bias pada Berita Olahraga di Media Cetak Indonesia Dunia olahraga merupakan salah satu bidang yang melibatkan banyak pengalaman emosional. Seseorang akan mengalami emosi yang positif ketika menang, dan mengalami emosi negatif ketika kalah. Dalam menyampaikan emosi yang dialaminya, manusia kerap kali menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Namun, adanya linguistic positivity bias memungkinkan terjadinya perbedaan antara emosi yang timbul dengan emosi yang disampaikan melalui media. Hal ini terjadi ketika kekalahan (kondisi negatif) diberitakan secara positif, yaitu dengan menggunakan kata-kata bersifat positif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah linguistic positivity bias terjadi pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap pemberitaan media cetak mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia pada SEA Games XXVI/2011. Sementara itu, positif atau negatifnya pemberitaan dilihat dari nilai valensinya (pleasure/displeasure dalam skala 1-5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks kemenangan memiliki valensi yang lebih positif dibanding teks kekalahan. Meskipun begitu, baik kelompok teks menang maupun kalah memiliki valensi di bawah netral, yang cenderung mengarah ke valensi positif. Hal ini menunjukkan adanya linguistic positivity bias dalam pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Kata kunci: linguistic positivity bias, emosi, kemenangan, kekalahan, valensi
vii
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
ABSTRACT Name : Jacqueline Elizabeth Study Program : Psychology Title : Are We Happy Whether It’s Win or Lose? Linguistic Positivity Bias on Sport Coverage in the Indonesian Print Media Emotions are experienced frequently in the world of sport. In a winning condition, one will experienced a range of positive emotions, and negative emotions will accompany a losing condition. In conveying the emotions experienced, one usually uses language as a way of communicating. But, the linguistic positivity bias enables a difference between the emotions that emerge from certain conditions and the emotions conveyed through the media. This bias happens when losing (negative condition) is reported positively, that is, by using positive words. So, a study were conducted in attempt to know if the linguistic positivity bias phenomenon can be found on sport coverage in the Indonesian print media. The study involves articles in the print media reporting the wins and losses of Indonesia in the SEA Games XXVI/2011. The positivity or negativity of the articles are measured in terms of valence (pleasure/displeasure on a scale of 1-5). The result shows that the winning articles are more positively valenced than the losing articles. Nevertheless, the valence in both the winning and losing articles are below neutral, which means they tend to be positively valenced. It shows that there is a linguistic positivity bias on sport coverage in the Indonesian print media. Keywords: linguistic positivity bias, emotion, win, lose, valence
viii
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ABSTRAK ........................................................................................................ ABSTRACT ....................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR BAGAN ............................................................................................ DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
i ii iii iv vi vii viii ix xi xii xiii xiv
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1.2 Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................
1 1 5 5 5 5
2. TINJAUAN LITERATUR ....................................................................... 2.1 Definisi Emosi ................................................................................... 2.2 Core Affect ......................................................................................... 2.2.1 Arousal ................................................................................... 2.2.2 Valensi ................................................................................... 2.3 Pengukuran Valensi ........................................................................... 2.4 Emosi pada Kondisi Keberhasilan dan Kegagalan ............................ 2.4.1 Keberhasilan dan Kegagalan dalam Konteks Olahraga ......... 2.5 Linguistic Positivity Bias (Bias Positif dalam Bahasa) ..................... 2.5.1 Regulasi Emosi ...................................................................... 2.5.2 Self-serving Attributional Bias .............................................. 2.6 Hipotesis Penelitian ...........................................................................
7 7 8 10 11 13 14 15 17 19 20 21
3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 3.2 Obyek Penelitian ............................................................................... 3.2.1 Korpora Teks Berita .............................................................. 3.2.2 Responden Survei Valensi ..................................................... 3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 3.3.1 Variabel Satu: Hasil Pertandingan ......................................... 3.3.2 Variabel Dua: Valensi Teks ................................................... 3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................ 3.4.1 Tahap Pertama: Pengumpulan dan Seleksi Artikel ............... 3.4.2 Tahap Kedua .......................................................................... 3.4.3 Tahap Ketiga ..........................................................................
23 23 23 23 24 24 25 25 25 25 26 33
ix
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
3.4.4 3.4.5
Tahap Keempat: Perhitungan Valensi Rata-rata Kata ........... Tahap Kelima: Perhitungan Valensi untuk Setiap Kategori Teks ................................................... Analisis Statistik ................................................................................ 3.5.1 Inter-coder Agreement ........................................................... 3.5.2 Pengujian Hipotesis ...............................................................
35 36 36 36
4. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ............................................ 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................. 4.1.1 Korpora Teks Berita .............................................................. 4.1.2 Survei Valensi ........................................................................ 4.2 Inter-coder Agreement dan Kategorisasi Artikel .............................. 4.3 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 4.4 Analisis Perbedaan Mean Mengacu pada Teks Netral ......................
38 38 38 40 42 47 48
5. DISKUSI DAN SARAN ............................................................................ 5.1 Diskusi ............................................................................................... 5.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya ................................................... 5.3 Implikasi Praktis ................................................................................
50 50 52 55
3.5
35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57 LAMPIRAN A. DAFTAR KODE KATEGORISASI TEKS B. DAFTAR ARTIKEL C. DAFTAR VALENSI TEKS
x
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kategori dan subkategori penggolongan teks ............................. 27
Tabel 4.1
Proporsi artikel berdasarkan jenis media dan letaknya dalam surat kabar/tabloid ........................................................... 39
Tabel 4.2
Proporsi artikel berdasarkan bagiannya ...................................... 40
Tabel 4.3
Daftar kata dari artikel koran yang bervalensi kurang dari 2 dan lebih dari 4 ..................................................... 42
Tabel 4.4
Pembagian artikel untuk masing-masing kelompok koder ........ 43
Tabel 4.5
Perhitungan inter-coder agreement index untuk masing-masing kelompok koder ...................................... 44
Tabel 4.6
Kategorisasi setelah diskusi ........................................................ 45
Tabel 4.7
Gambaran umum hasil kategorisasi artikel ................................ 47
Tabel 4.8
Mean dan standar deviasi masing-masing kelompok teks ......... 48
xi
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model circumplex dari emosi, atau core affect ..........................
9
Gambar 3.1 Contoh artikel ............................................................................. 31 Gambar 3.2 Contoh borang penilaian untuk kategorisasi artikel ................... 32 Gambar 3.3 Halaman depan survei internet di SalingSilang .......................... 34 Gambar 3.4 Contoh soal dalam survei valensi ............................................... 34
xii
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1
Prosedur penelitian ..................................................................... 25
xiii
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Persebaran valensi beserta frekuensinya .................................... 41
xiv
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Emosi yang muncul pada diri seseroang bergantung pada pemaknaan
individu terhadap situasi atau kejadian, dan situasi yang berbeda dapat memicu timbulnya emosi yang berbeda pula (Frijda, 1988). Situasi yang sesuai dengan tujuan, harapan, atau keinginan individu akan memunculkan emosi yang positif, sementara hal-hal yang bertentangan atau mengancam kepentingkan individu akan memunculkan emosi yang negatif (Frijda, 1988). Sejalan dengan hal ini, kondisi kegagalan dan kesuksesan pun akan memunculkan emosi yang berbeda pada individu. Kondisi kegagalan memicu timbulnya emosi negatif, sementara kondisi keberhasilan memicu timbulnya emosi positif. Hasil ini berlaku pada kondisi keberhasilan dan kegagalan dalam konteks yang umum (Zhang & Cross, 2011), juga dalam konteks yang lebih khusus seperti kemenangan dan kekalahan dalam pertandingan olahraga (Kerr, Wilson, Nakamura, & Sudo, 2005; Jones, Coffee, Sheffield, Yanguez, & Barker, 2011). Kerr dkk (2005) misalnya, melakukan penelitian terhadap reaksi emosi dari pendukung tim sepakbola Jepang. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pendukung tim yang mengalami kekalahan memiliki skor yang lebih tinggi dalam hal kebosanan (boredom), amarah (anger), kemurungan (sullenness), perasaan dipermalukan (humiliation) dan kekesalan (resentment). Dengan kata lain, pendukung tim yang mengalami kekalahan memiliki emosi yang lebih negatif dibandingkan dengan pendukung tim yang mengalami kemenangan. Emosi
sebagai
respon
individu
terhadap
suatu
kejadian
dapat
dikomunikasikan kepada orang lain melalui bahasa. Bahasa digunakan oleh manusia untuk menyampaikan berbagai pesan dan informasi, termasuk salah satunya adalah informasi mengenai emosi yang dialami individu (Kloumann, Danforth, Harris, Bliss, & Dodds, 2012). Kata-kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan emosi pun tidak terbatas pada kata-kata emosi seperti ‘senang’, ‘sedih’, ‘takut’, dan sebagainya (Augustine, Mehl, & Larsen, 2011). Melainkan, kata-kata seperti ‘mendung’, yang bukan merupakan kata emosi negatif, atau kata 1
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
2
‘cerah’, yang bukan merupakan kata emosi positif, memiliki makna konotasi yang dapat menggambarkan emosi seseorang. Dengan kata lain, kata-kata selain katakata emosi pun memiliki muatan emosi atau valensi. Valensi sendiri dapat didefinisikan sebagai muatan positif atau negatif dari emosi, yang merupakan hasil evaluasi terhadap suatu objek (Charland, 2005). Istilah ‘valensi’ pada umumnya diinterpretasikan sebagai penilaian apakah suatu objek dianggap sebagai menyenangkan (pleasant) atau tidak menyenangkan (unpleasant; Russell, 1980). Jika suatu objek dinilai sebagai menyenangkan (pleasant), berarti objek tersebut memiliki valensi yang positif. Sementara jika suatu objek dinilai sebagai tidak menyenangkan (unpleasant), maka objek tersebut memiliki valensi yang negatif. Valensi merupakan dasar dari kehidupan emosional individu, karena semua orang tanpa terkecuali dapat membedakan antara perasaan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan (Barrett, 2006c). Hal yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apabila bahasa memang merupakan sarana untuk menyampaikan informasi emosi, seperti apakah gambaran emosi yang tersampaikan melalui pemberitaan di surat kabar mengenai kondisi keberhasilan dan kegagalan? Jika kondisi keberhasilan menimbulkan emosi positif dan kegagalan menimbulkan emosi negatif, sepertinya jawaban atas pertanyaan ini sudah jelas. Sebut saja kondisi keberhasilan dan kegagalan digambarkan melalui kemenangan dan kekalahan dalam suatu kompetisi olahraga. Tentunya pemberitaan mengenai kemenangan akan memiliki muatan emosi yang lebih positif dibandingkan dengan pemberitaan mengenai kekalahan. Namun, apakah benar demikian? Keraguan penulis terhadap jawaban dari pertanyaan tersebut timbul dari hasil pengamatan penulis terhadap pemberitaan mengenai SEA Games XXVI di surat kabar sepanjang bulan November 2011 yang lalu. Dari sekian banyaknya artikel di surat kabar mengenai SEA Games XXVI, salah satu yang menarik perhatian penulis adalah artikel yang diterbitkan oleh Kompas, pada tanggal 22 November 2011, dengan judul “Garuda Muda Berjuang Hingga Tuntas.” Artikel ini merupakan liputan pertandingan final sepakbola antara Indonesia melawan Malaysia, dimana pada akhirnya Indonesia mengalami kekalahan dengan skor 3-4
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
3
lewat adu penalti, setelah memperoleh hasil seri 1-1 hingga perpanjangan waktu. Beberapa kalimat yang terdapat dalam artikel di antaranya adalah: “Meski kalah dan harus puas dengan medali perak, mereka telah menunjukkan spirit bertarung yang membanggakan bangsa.” (par. 1) “Kekalahan mereka dalam adu penalti ini pun tidak mengurangi kebanggaan pada tim nasional.” (par. 6) “Kekalahan ini kontras dengan permainan menawan skuad Garuda Muda dalam pertarungan partai final.” (par. 7) “Penampilan memukau pemain Garuda Muda tidak lepas dari polesan Rahmad Darmawan.” (par. 9) Artikel ini penulis katakan menarik karena meskipun memberitakan mengenai kekalahan Indonesia, artikel ini tidak menimbulkan kesan yang negatif, dan justru malah sebaliknya. Seperti yang dapat dilihat, kalimat-kalimat tersebut di atas cenderung memiliki nada yang positif. Penulis artikel menggunakan katakata seperti membanggakan, memukau, dan menawan, yang merupakan kata-kata yang bersifat positif, untuk memberitakan mengenai kekalahan Indonesia. Mengapa pertentangan ini dapat terjadi? Dalam berkomunikasi, manusia cenderung menggunakan kata-kata yang dievaluasi secara positif lebih sering daripada kata-kata yang dievaluasi secara negatif, suatu fenomena yang biasa dikenal dengan istilah Pollyanna Hypothesis (Boucher & Osgood, 1969). Hal inilah yang memungkinkan terjadinya pertentangan di atas. Istilah Pollyanna Hypothesis muncul dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Boucher dan Osgood (1969) terhadap 13 bahasa/komunitas budaya, yang menunjukkan bahwa kata-kata yang dievaluasi secara positif memiliki frekuensi penggunaan yang lebih tinggi daripada kata-kata yang dievaluasi secara negatif. Dengan kata lain, manusia cenderung untuk melihat dan membicarakan sisi positif dari kehidupan. Rozin, Berman, dan Royzman (2010) kemudian menemukan hal yang serupa dan menamakannya sebagai linguistic positivity bias (LPB). Rozin dkk (2010) melakukan penelitian terhadap tujuh kata sifat (pleasant, sad, dirty, bad, sincere, pure, beautiful) yang diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kata sifat positif lebih sering digunakan daripada lawan Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
4
katanya yang bersifat negatif. Misalnya, kata beautiful lebih sering digunakan daripada kata ugly, atau kata happy lebih sering digunakan daripada kata sad. Penelitian Rozin dkk (2010) ini kemudian dikembangkan oleh Augustine, Mehl, dan Larsen (2011) yang melakukan studi terhadap kata-kata dalam bahasa Inggris. Kata-kata yang diteliti tidak terbatas pada kata sifat seperti dalam penelitian Rozin dkk (2010), tetapi juga mencakup kata benda dan dan kata kerja, baik yang digunakan secara tertulis maupun dalam percakapan. Sama seperti dua penelitian sebelumnya, Augustine dkk (2011) juga menemukan adanya kecenderungan manusia untuk menggunakan kata-kata yang bersifat positif lebih sering daripada kata-kata yang bersifat negatif. Kloumann dkk (2012) selanjutnya melakukan penelitian terhadap empat korpora teks berskala besar dalam bahasa Inggris, yaitu Twitter, The Google Books Project, The New York Times, dan lirik lagu. Pada penelitian ini, partisipan diminta untuk memberikan nilai valensi pada kata-kata dalam skala 1 sampai 9, dimana 1 = paling tidak menyenangkan (least happy), 5 = netral, dan 9 = paling menyenangkan (most happy). Kloumann dkk (2012) menemukan bahwa pada setiap korpora, kata-kata positif memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan kata-kata negatif. Sekali lagi, penemuan ini sejalan dengan Pollyanna Hypothesis yang diajukan oleh Boucher dan Osgood (1969), atau language positivity bias oleh Rozin dkk (2010) dan Augustine dkk (2011). Pada penelitian ini, penulis ingin melihat apakah linguistic positivity bias dapat ditemukan pada pemberitaan olahraga di media cetak di Indonesia, khususnya surat kabar dan tabloid. Mengapa berita olahraga? Karena olahraga dipenuhi dengan berbagai kondisi keberhasilan dan kegagalan yang melibatkan emosi (Jones, 2003). Selain itu, kondisi keberhasilan dan kegagalan dalam konteks olahraga memiliki batasan yang jelas, yaitu jika suatu pihak memenangkan pertandingan maka dikatakan ia mengalami keberhasilan, sementara ketika ia kalah dalam pertandingan maka dikatakan ia mengalami kegagalan. Jika surat kabar Indonesia tidak dipengaruhi oleh bias positif dalam bahasa, maka artikel yang meliput kemenangan Indonesia akan memiliki valensi yang positif, dan artikel yang meliput kekalahan Indonesia akan memiliki valensi yang negatif.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
5
1.2
Pertanyaan Penelitian Pertanyaan utama yang akan dijawab pada penelitian ini adalah: “Apakah terdapat fenomena linguistic positivity bias pada pemberitaan
olahraga di media cetak Indonesia?”
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya fenomena linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini merupakan langkah awal untuk menyusun database valensi
dari sejumlah kata dalam bahasa Indonesia. Penulis berharap bahwa database ini kemudian dapat digunakan untuk penelitian dalam berbagai bidang, yang menggunakan valensi pada kata sebagai media ukurnya. Database ini juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi emosi masyarakat dengan mengacu pada kata-kata yang digunakan dalam berbagai media (misal Twitter, Facebook, blog, dan sebagainya). Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan program intervensi dan pelatihan, baik bagi atlet maupun pelatih dalam hal meregulasi emosi yang mungkin timbul sebagai akibat dari berita yang beredar di masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai “batasan” bagi jurnalis ketika menuliskan berita di media massa. Hal ini menjadi penting karena kondisi emosi seorang atlet dapat mempengaruhi performa seorang atlet baik dalam latihan maupun saat berkompetisi, dan pada akhirnya dapat berdampak pada hasil akhir dari kompetisi itu sendiri.
1.5
Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab 1 berisi latar belakang mengapa
penelitian ini dilakukan, masalah penelitian, serta tujuan dan manfaat penelitian. Bab 2 merupakan tinjauan pustaka, dimana penulis menjabarkan literatur yang digunakan sebagai landasan skripsi, beserta hipotesis penelitian. Bab 3 berisi
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
6
metode penelitian, yang terdiri dari desain, variabel, obyek penelitian, dan prosedur penelitian, serta metode analisis hasil. Bab 4 merupakan bab yang menjelaskan analisa dan interpretasi hasil penelitian. Terakhir, Bab 5, berisi kesimpulan, diskusi, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
Bab ini terdiri dari 6 subbab, yang menguraikan literatur yang melandasi penulisan skripsi. Subbab yang pertama akan menguraikan mengenai definisi dari emosi. Subbab kedua membahas struktur emosi yang terdiri dari dimensi valensi dan arousal, atau yang kemudian dikenal dengan istilah core affect. Berikutnya, penulis akan memberikan beberapa contoh mengenai pengukuran valensi pada kata. Pada subbab keempat, penulis akan menguraikan mengenai perbedaan emosi pada kondisi keberhasilan dan kegagalan pada kondisi sehari-hari, dan pada konteks olahraga. Pada subbab kelima, penulis akan menjelaskan adanya bias positif dalam bahasa. Menutup tinjauan pustaka, penulis mengajukan hipotesis penelitian pada subbab 2.6.
2.1
Definisi Emosi Hingga saat ini, belum terdapat suatu kesepakatan mengenai definisi dari
istilah “emosi” di antara para peneliti (Barrett, 2006b). Kebanyakan definisi yang diajukan biasanya memberikan penekanan terhadap aspek-aspek tertentu seperti aspek afektif, kognitif, atau fisiologis. Pada tahun 1981, Kleinginna dan Kleinginna melakukan analisa terhadap 92 definisi dan sembilan pernyataan skeptis mengenai emosi. Berbagai definisi dan pernyataan ini diperoleh dari beberapa jenis sumber seperti kamus psikologi dan artikel-artikel mengenai emosi, motivasi, dan psikologi. Sebanyak 38 sumber data berasal dari sebelum tahun 1970, dan 63 data sisanya berasal dari setelah tahun 1970. Berdasarkan analisa yang dilakukan, Kleinginna dan Kleinginna (1981) mengajukan sebuah definisi yang berusaha mencakup sebanyak mungkin aspek dari emosi, yaitu sebagai berikut: Emotion is a complex set of interactions among subjective and objective factors, mediated by neural-hormonal systems, which can (a) give rise to affective experience such as feelings of arousal, pleasure/displeasure; (b) generate cognitive processes such as emotionally relevant perceptual effects, appraisals, labelling process; (c) activate widespread physiological adjusments to the arousing conditions; and (d) lead to 7
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
8
behavior that is often, but not alwasys, expressive, goal directed, and adaptive. (hal. 255) Definisi oleh Kleinginna dan Kleinginna (1981) tersebut, emosi dapat memicu timbulnya arousal (gairah) dan perasaan senang (pleasure) atau tidak senang (displeasure), serta proses-proses kognitif seperti appraisal dan labelling. Selain itu, emosi juga dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis sesuai dengan keadaan yang dialami, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi perilaku. Sebagai contoh, ketika seseorang dipukul oleh orang lain, maka pada diri orang tersebut akan terbangkitkan rasa marah (arousal dan displeasure). Kemudian, wajahnya pun memerah dan nafasnya semakin cepat (perubahan fisiologis), dan pada akhirnya ia mengejar orang yang memukulnya untuk membalas (perilaku lanjutan). Seperti yang dapat dilihat pada definisi di atas pula, pengalaman afektif seseorang melibatkan adanya arousal (gairah) dan pleasure (senang)/displeasure (tidak senang). Russell (1980) juga menemukan bahwa struktur emosi dapat dijelaskan berdasarkan dua dimensi, yaitu pleasure (valensi) dan arousal. Struktur ini dikenal dengan nama circumplex, dan kemudian dalam perkembangannya dikenal sebagai core affect (Russell, 2003). Penjelasan lebih lanjut mengenai model circumplex dari emosi dan core affect dapat dilihat pada subbab berikut.
2.2
Struktur Emosi dan Core Affect Struktur atau model circumplex menyebutkan bahwa emosi terdiri dari dua
dimensi, yaitu valensi dan arousal (Russell, 1980). Kedua dimensi ini digambarkan sebagai dua buah sumbu yang saling tegak lurus, yang membelah suatu bentuk lingkaran menjadi empat bagian (lihat Gambar 2.1). Bentuk lingkaran terbentuk karena kategori-kategori emosi seperti takut, marah, sedih, dan sebagainya, tidak terpusat di sumbu-sumbu, melainkan dapat berada di area manapun di antara kedua sumbu ini.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
9
Gambar 2.1
Model circumplex dari emosi, atau yang kemudian dikenal dengan istilah core affect (Russell, 2003)
Meskipun terdiri dari valensi dan arousal, kedua dimensi ini terintegrasi menjadi satu sehingga individu mengalami satu emosi (Russell & Barrett, 1999). Misalnya, ketika individu berada dalam kondisi valensi dan tingkat arousal yang tinggi, maka individu tersebut berada dalam kondisi gembira (elated). Sementara ketika individu berada dalam kondisi valensi rendah dan tingkat arousal yang tinggi, maka individu tersebut berada dalam kondisi tegang (jittery; lihat Gambar 2.1). Pada perkembangan selanjutnya, Russell dan Barrett (1999) menyatakan bahwa terdapat komponen-komponen lain dari suatu pengalaman emosi selain valensi dan arousal. Hal ini disebabkan karena jika emosi dapat dijelaskan melalui dimensi valensi dan arousal, maka seharusnya masing-masing kategori berada di titik yang berbeda pada circumplex. Namun, ternyata bisa terdapat dua kategori emosi berbeda yang berada di satu titik yang sama. Contohnya adalah ketika seseorang merasa takut hingga lari secepat mungkin, dan ketika seseorang merasa marah hingga memukul tembok. Kedua kategori ini (marah dan takut) menunjukkan valensi yang rendah (displeasure) dan arousal yang tinggi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa valensi dan arousal serta struktur circumplex-nya hanya menjelaskan salah satu komponen dari pengalaman emosi, yaitu komponen
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
10
yang dinamakan core affect (Russell & Barrett, 1999). Komponen-komponen emosi lainnya meliputi kejadian yang menjadi penyebab munculnya emosi (antecedent event), atribusi, penilaian (appraisal), tindakan/aksi, perubahan fisiologis dan ekspresi, pengalaman subjektif, emotional meta-experience, dan regulasi emosi (Russell, 2003). Core affect sendiri merupakan suatu bentuk respon afektif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar individu (Russell, 2003; Barrett, 2006c). Russell (2003) mendefinisikan core affect sebagai berikut: Core affect is a neurophysiological state that is consciously accessible as a simple, nonreflective feeling that is an integral blend of hedonic (pleasure-displeasure) and arousal (sleepy-deactivated) values. (hal. 147) Core affect seringkali dikatakan sebagai pusat atau dasar dari kehidupan emosional seseorang (Russell, 2003; Barrett, 2006c). Hal ini disebabkan karena tiga hal. Pertama, core affect merupakan suatu bentuk respon afektif yang dipengaruhi oleh mekanisme pemaknaan yang paling sederhana, yaitu apakah suatu stimulus dinilai membantu atau berbahaya, bermanfaat atau mengancam, dan apakah diperlukan adanya respon tingkah laku (Barrett, 2006c). Disebut sebagai pemaknaan yang paling sederhana karena setiap orang dapat mengkomunikasikan kesenangan dan penderitaan, serta reward atau ancaman. Kedua, core affect merupakan suatu respon afektif yang melibatkan bentuk tingkah laku yang mendasar, yaitu mendekati atau menjauhi stimulus. Ketiga, core affect membentuk inti dari pengalaman emosi. Disebut sebagai inti karena ketika seseorang diminta untuk menceritakan pengalaman emosinya, ia akan menceritakan mengenai seberapa baik atau buruk (valensi) perasaan yang dialaminya, serta seberapa suatu kejadian meningkatkan arousal-nya (Barrett, 2004). Valensi dan arousal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan dimensi dari core affect. 2.2.1 Arousal Arousal, atau yang biasa juga sering disebut dengan activation, mengacu pada perasaan bertenaga (sense of mobilization or energy), yang bisa berubahubah bergantung pada kondisi internal dan eksternal individu (Russell & Barrett, 1999). Seseorang bisa berada di salah satu titik dalam kontinuum ini, berkisar dari Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
11
keadaan tidur, mengantuk, rileks, waspada, teraktivasi, hiperaktif, dan akhirnya semangat yang berlebihan (frenetic excitement). Dibandingkan dengan valensi, dimensi arousal ini lebih berfokus pada keadaan fisiologis individu. 2.2.2 Valensi Charland (2005) mendefinisikan valensi sebagai berikut: For now, valence will simply be defined as the positive or negative ‘charge’ that is said to accompany emotions and their associated feelings. At its core, valence is an evaluative notion. It is the central normative feature in emotion. (hal. 84) Pada pendekatan dimensional terhadap emosi (Russell, 1980), dimensi valensi biasanya diinterpretasikan sebagai keadaan menyenangkan (pleasantness)tidak menyenangkan (unpleasantness). Sebuah emosi dikatakan sebagai “positif” karena dikaitkan dengan kesenangan (pleasure), sementara emosi dikatakan sebagai “negatif” karena dikaitkan dengan lawan dari kesenangan (pleasure), yaitu keadaan yang tidak menyenangkan (unpleasantness), perasaan tidak enak (displeasure), atau rasa sakit/sedih (pain). Oleh karena seringkali dikaitkan dengan keadaan menyenangkan (pleasantness) dan tidak menyenangkan (unpleasantness), istilah ‘valensi’ sering pula dianggap sebagai tingkat kesenangan (hedonicity; Lambie & Marcel, 2002). Barrett (1996) juga menyatakan hal yang senada, yaitu bahwa dimensi valensi biasanya mengacu pada tingkat kesenangan (hedonic quality) dari sebuah pengalaman afektif, yang bisa berkisar dari menyenangkan (pleasant) hingga tidak menyenangkan (unpleasant). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, valensi dan arousal, yang merupakan dimensi dari core affect, dianggap sebagai inti dari pengalaman emosi karena pada umumnya seseorang akan menceritakan pengalaman emosinya tersebut berdasarkan kedua dimensi ini (Barrett, 2004). Meskipun begitu, Barrett (1998) menemukan adanya perbedaan pada laporan pengalaman emosi, dimana terdapat orang-orang yang menjelaskan emosinya secara jelas dan spesifik, sementara ada pula orang-orang yang menjelaskan pengalamannya dengan istilahistilah yang bersifat umum dan luas. Perbedaan ini kemudian dikenal dengan istilah emotional granularity (Barrett, 2004).
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
12
Individu dengan emotional granularity yang rendah melaporkan pengalaman emosinya menggunakan istilah yang luas. Mereka menggunakan istilah emosi yang spesifik seperti bahagia (happy) dan gembira (excited), atau marah (angry) dan sedih (sad), hanya untuk menggambarkan kondisi kesenangan dan ketidaksenangan. Misalnya, sebagai respon terhadap peristiwa 11 September 2001, seorang mahasiswa dengan emotional granularity yang rendah berkata, “I felt a bunch of things I couldn’t put my finger on. Maybe anger, confusion, fear. I just felt bad on September 11th, really bad.” (“Saya merasakan berbagai hal yang tidak dapat saya pahami. Mungkin marah, bingung, takut. Saya hanya merasa buruk pada tanggal 11 September, sangat buruk.”) Dapat dilihat bahwa individu ini menggunakan kategori emosi yang spesifik (anger, confusion, fear) untuk mengkomunikasikan ketidaksenangan (unpleasantness) atau kondisi yang negatif (Barrett, 2006c). Sementara itu, individu dengan emotional granularity yang tinggi melaporkan pengalamannya dengan menggunakan istilah-istilah emosi yang lebih spesifik, yang memang benar-benar menggambarkan emosi yang dialaminya. Misalnya, seorang mahasiswa dengan tingkah emotional granularity yang tinggi berkata,”My first reaction was terrible sadness... But the second reaction was that of anger, because you can’t do anything with the sadness.” (“Reaksi pertama saya adalah kesedihan yang sangat mendalam... Tetapi reaksi kedua adalah amarah, karena kamu tidak bisa melakukan apa-apa terhadap kesedihan itu.”) Dapat dilihat bahwa individu ini menggunakan istilah emosi yang spesifik dan membedakannya berdasarkan tindakan yang ditimbulkannya (Barrett, 2006c). Melalui kedua contoh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua individu dapat mengidentifikasi emosi spesifik apa yang sedang dialaminya, namun setiap individu, tanpa terkecuali, dapat membedakan antara perasaan yang menyenangkan dan perasaan yang tidak menyenangkan (Barrett, 2006a). Sementara itu, tidak semua individu dapat mengkategorikan apakah emosi yang dialaminya memiliki tingkat arousal yang tinggi atau rendah. Oleh karena itu, selain core affect, valensi seringkali disebut sebagai dasar dari kehidupan emosional individu (Barrett, 2006a).
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
13
2.3
Pengukuran Valensi Bradley dan Lang (1999) melakukan pengukuran respon emosi terhadap
1.034 kata dalam bahasa Inggris, dan menghasilkan suatu database yang diberi nama Affective Norms for English Words (ANEW). Pengukuran dilakukan dengan meminta sejumlah mahasiswa dalam kelas Introductory Psychology untuk memberikan penilaian terhadap 1.034 kata-kata tersebut. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 8 sampai 25 orang, dan masingmasing partisipan dalam masing-masing kelompok memberikan penilaian terhadap 100-150 kata. Penilaian diberikan terhadap tiga dimensi, yaitu valensi, arousal, dan dominance, dalam bentuk skala 9 poin yang direpresentasikan dalam bentuk gambar. Untuk pengukuran valensi, disebutkan bahwa skala menunjukkan perasaan dari senang hingga tidak senang. Nilai ekstrim pertama (skala 1) menggambarkan perasaan bahagia (happy), senang (pleased), puas (satisfied), terpenuhi (contented), atau penuh harapan (hopeful). Titik tengah (skala 5) menggambarkan posisi netral. Sementara itu, nilai ekstrim lainnya (skala 9) menggambarkan perasaan tidak bahagia (unhappy), jengkel (annoyed), tidak puas (unsatisfied), murung (melancholic), putus asa (despaired), atau bosan (bored). Semakin kecil nilai skalanya, berarti penilaian valensi yang diberikan semakin positif, dan semakin besar nilai skalanya, penilaian valensi yang diberikan semakin negatif. Dalam proses penilaian, tidak ada batas waktu pengerjaan, melainkan partisipan diminta untuk mengerjakan secara cepat dan menilai sesuai dengan reaksi pertama yang muncul terhadap masing-masing kata. Menggunakan data dari ANEW, Dodds dan Danforth (2009) melakukan penelitian terhadap tingkat kebahagiaan manusia, dilihat dari judul dan lirik lagu, blog, dan pidato State of the Union. Secara lebih detil, analisa dilakukan terhadap 232.574 lagu dari tahun 1960 hingga 2007; 2,3 juta blog dengan 9.113.772 kalimat dari tanggal 26 Agustus 2005 hingga 30 Juni 2009, dan pidato State of the Union dari 43 presiden. Penelitian yang dilakukan Dodds dan Danforth (2009) ini berusaha mengukur kebahagiaan, sehingga dimensi penilaian pada ANEW yang digunakan hanya dimensi valensi. Valensi keseluruhan dari teks dihitung dengan menghitung rata-rata valensi dari kata-kata yang ada. Penelitian ini menunjukkan bahwa data ANEW berguna untuk mengukur kebahagiaan dalam skala besar.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
14
2.4
Emosi pada Kondisi Keberhasilan dan Kegagalan Keberhasilan dan kegagalan dialami oleh individu pada berbagai situasi
sehari-hari, dan pada umumnya, kondisi ini berdampak pada munculnya emosi tertentu. Nummenmaa dan Niemi (2004) melakukan meta-analisis untuk melihat apakah kondisi keberhasilan dan kegagalan dapat digunakan untuk mempengaruhi keadaan afektif individu dalam konteks eksperimen. Studi meta-analisis ini menggunakan data dari 32 penelitian yang dipublikasikan sepanjang akhir bulan Agustus tahun 2002, dengan total 2.468 partisipan. Berdasarkan 32 data penelitian yang diikutsertakan dalam analisis, ditemukan bahwa kondisi keberhasilan dan kegagalan dapat digunakan untuk mempengaruhi keadaan afektif individu. Kesimpulan ini berdasarkan pada penemuan bahwa kondisi kemenangan dan kegagalan memicu timbulnya emosi dengan valensi yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Kondisi keberhasilan menyebabkan munculnya emosi bervalensi positif seperti kegembiraan (joviality), kesenangan hati (gladness), kebahagiaan (happiness), kebanggaan (pride), kepercayaan
terhadap
kemampuan
diri
(self-assurance),
rasa
perhatian
(attentiveness), rasa penasaran (curiosity), dan rasa syukur/berterima kasih (gratefulness). Sementara itu, kondisi kegagalan menyebabkan munculnya emosi bervalensi negatif seperti depresi, kecemasan (anxiety), hostilitas, dan rasa malu (shame). Selanjutnya, Zhang dan Cross (2011) melakukan penelitian untuk melihat perbedaan respon emosi terhadap kondisi keberhasilan dan kegagalan, di antara budaya Amerika dan Cina. Pada penelitian ini, partisipan terdiri dari dua kelompok, yaitu 146 mahasiswa Amerika dan 94 mahasiswa Cina, di Iowa State University. Pertama-tama, partisipan diminta untuk mengingat-ingat pengalaman pribadinya semenjak tingkat SMA, yang merupakan keberhasilan dan kegagalan, bisa dalam lingkup akademik maupun yang lainnya. Partisipan diminta untuk mengingat sebanyak mungkin pengalaman dalam waktu lima menit. Setelah itu, partisipan diminta untuk menuliskan beberapa kata atau frase yang dapat mengingatkannya kepada memori tersebut. Partisipan kemudian diminta untuk memilih kondisi keberhasilan dan kegagalan yang paling penting untuk dirinya, dan memberikan informasi detil mengenai kejadian-kejadian tersebut dengan
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
15
menjawab beberapa pertanyaan seperti “Siapa saja yang terlibat? Apakah kejadian tersebut diketahui secara umum atau hanya oleh dirimu sendiri?”; “Apa perasaan yang ditimbulkan oleh kejadian ini?”; “Apa pendapatmu mengenai kejadian ini?”; “Menurutmu, mengapa kejadian ini terjadi kepadamu?”; “Apa reaksimu terhadap kejadian ini?”; “Apa konsekuensi dari kejadian ini?”; “Apakah kejadian ini tergolong signifikan dalam hidupmu? Mengapa? Mengapa tidak?” Kemudian, untuk masing-masing kondisi keberhasilan dan kegagalan, partisipan diminta untuk menuliskan valensi dan intensitas emosinya. Pengukuran valensi dilakukan dengan meminta partisipan untuk memilih di antara empat kategori, yaitu positif, negatif, netral, atau campuran. Sementara untuk intensitas, partisipan diminta untuk menjawab dalam skala tujuh poin, berkisar dari 1 = sedikit (a little) hingga 7 = sangat kuat/banyak (very much). Sebagai tambahan partisipan juga diminta untuk melaporkan seberapa sering mereka memikirkan dan membicarakan kejadian ini, dari skala 1 = tidak pernah (none) hingga 5 = sangat sering (very much). Hal ini dilakukan untuk melihat intensitas emosi partisipan secara tidak langsung. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa kebanyakan partisipan, baik partisipan Cina maupun Amerika, mengalami emosi yang positif pada kondisi keberhasilan, dan emosi yang negatif pada kondisi kegagalan. Meskipun begitu, partisipan Cina juga mengalami emosi campuran, netral, dan emosi positif pada kondisi kegagalan. Selain itu, ditemukan pula bahwa partisipan Amerika mengalami intensitas emosi yang lebih besar, dan lebih sering membicarakan dan memikirkan mengenai emosi yang dialaminya, terutama pada kondisi kegagalan. Sementara pada kondisi keberhasilan, intensitas emosi yang dialami oleh kedua kelompok partisipan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. 2.4.1 Keberhasilan dan Kegagalan dalam Konteks Olahraga Penelitian mengenai kondisi emosi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan juga dilakukan dalam konteks olahraga, terutama karena olahraga melibatkan berbagai pengalaman emosional. Misalnya, sebuah kemenangan dapat berdampak pada munculnya rasa bahagia, sementara kekalahan dapat berdampak pada rasa putus asa dan kecewa (Jones, 2003). Penelitian yang ada di antaranya dilakukan pada pendukung tim sepakbola (Kerr dkk, 2005; Jones dkk, 2011).
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
16
Penelitian yang dilakukan oleh Kerr dkk (2005) bertujuan untuk melihat reaksi emosi dari pendukung tim yang menang dan kalah pada dua pertandingan sepakbola profesional. Partisipan merupakan penggemar sepakbola Jepang, dengan jumlah 187 orang laki-laki dan 146 orang perempuan. Partisipan ini juga merupakan pendukung empat tim sepakbola Jepang di dua pertandingan (Jef United vs Nagoya Grampus, hasil 1-2; Urawa Reds vs Gamba Osaka, hasil 1-4). Pengukuran afek dilakukan menggunakan TESI, dan data diambil pada saat sebelum pertandingan, istirahat antar babak, dan setelah pertandingan selesai. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan emosi antara pendukung tim yang menang dan kalah, terutama setelah pertandingan selesai. Ditemukan bahwa pendukung tim yang kalah memiliki skor yang lebih tinggi dalam hal kebosanan (boredom), amarah (anger), kemurungan (sullenness), dipermalukan (humiliation) dan kekesalan (resentment), serta memiliki tingkat relaksasi yang lebih rendah. Secara umum, emosi yang dialami pendukung tim yang menang dapat dikatakan lebih positif dibanding emosi yang dialami pendukung tim yang kalah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jones dkk (2011) terhadap pendukung dari kesebelasan Inggris dan Spanyol pada Piala Dunia 2010. Pada turnamen ini, kesebelasan Inggris tereliminasi semenjak babak penyisihan dan kesebelasan Spanyol menjadi juara dari turnamen tersebut. Data dari pendukung kesebalasan Inggris diambil sebanyak enam kali, yaitu sebelum turnamen (baseline), empat kali setelah masing-masing pertandingan, dan setelah turnamen berakhir. Sementara itu, data dari pendukung Spanyol diambil sebanyak sembilan kali, yaitu sebelum turnamen (baseline), tujuh kali setelah masing-masing pertandingan, dan setelah turnamen berakhir. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengalami kekalahan, pendukung berada dalam kondisi emosi yang negatif, sementara kondisi emosi yang positif terjadi setelah mengalami kemenangan. Selain itu, ditemukan pula bahwa kondisi emosi yang positif yang dialami oleh para pendukung Spanyol bertahan lebih lama dibanding emosi negatif yang dialami oleh pendukung kesebelasan Inggris.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
17
2.5
Linguistic Positivity Bias (Bias Positif dalam Bahasa) Penelitian mengenai bias positif dalam bahasa diawali oleh penelitian yang
dilakukan oleh Boucher dan Osgood (1969), yang pada akhirnya melahirkan konsep Pollyanna Hypothesis. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 kata benda yang diterjemahkan ke dalam 13 bahasa (Afghan Farsi, American English, Belgian Flemish, Cantonese Chinese, Finnish, French, Iranian Farsi, Italian, Mexican Spanish, Netherlands Dutch, Swedish, Turkish, Yugoslav SerboCroatian). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kata-kata yang dievaluasi secara positif memiliki frekuensi penggunaan yang lebih tinggi daripada kata-kata yang dievaluasi secara negatif. Dari hasil penelitian ini, Boucher dan Osgood (1969) menarik kesimpulan bahwa manusia cenderung untuk melihat dan membicarakan sisi positif dari kehidupan. Selanjutnya, Rozin dkk (2010) juga menemukan hal yang serupa dan menamakannya sebagai linguistic positivity bias (LPB). Rozin dkk (2010) melakukan penelitian terhadap tujuh kata sifat (pleasant, sad, dirty, bad, sincere, pure, beautiful) dalam 20 bahasa (Mandarin, Cantonese, Japanese, Korean, Vietnamese, Thai, Tagalog, Ibo, Arabic, Turkish, Tamil, Hindi, German, Icelandic, Swedish, French, Portuguese, Spanish, Russian, dan Polish). Dari penelitian ini ditemukan bahwa kata sifat positif lebih sering digunakan daripada lawan katanya yang bersifat negatif. Misalnya, kata beautiful lebih sering digunakan daripada kata ugly, atau kata happy lebih sering digunakan daripada kata sad. Rozin dkk (2010) berpendapat bahwa hal ini merepresentasikan fakta bahwa kejadian-kejadian positif lebih sering terjadi dalam hidup dibanding dengan kejadian-kejadian negatif, sehingga hal positif lebih banyak dibicarakan daripada hal negatif. Penelitian Rozin dkk (2010) ini kemudian dikembangkan oleh Augustine dkk (2011) yang melakukan studi terhadap kata-kata dalam bahasa Inggris. Katakata yang diteliti tidak terbatas pada kata sifat seperti dalam penelitian Rozin dkk (2010), tetapi juga mencakup kata benda dan dan kata kerja, baik yang digunakan secara tertulis maupun dalam percakapan. Kata-kata ini diperoleh dari English Lexicon Project (ELP), yaitu sebuah databse di internet yang menyediakan informasi mengenai karakteristik (kata sifat, kata benda, kata kerja) serta
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
18
frekuensi penggunaan dari lebih dari 40.000 kata. Penilaian kata sebagai positif atau negatif dilakukan dengan menggunakan data valensi dari ANEW (Bradley & Lang, 1999). Dari 1.034 data pada ANEW, ditemukan sebanyak 1.021 kata terdapat pada ELP, sehingga kata-kata inilah yang bisa dibandingkan antara valensi dan frekuensi penggunaannya. Sama seperti dua penelitian sebelumnya, Augustine dkk (2011) juga menemukan adanya kecenderungan manusia untuk menggunakan kata-kata yang bersifat positif lebih sering daripada kata-kata yang bersifat negatif. Selanjutnya, Kloumann dkk (2012) melakukan penelitian untuk melihat apakah bias positif juga terdapat pada empat korpora teks bahasa Inggris berskala besar, yaitu Twitter, The Google Books Project, The New York Times, dan lirik lagu. Kata-kata dari Twitter diambil dalam periode waktu semenjak 9 September 2008 hingga 3 Maret 2010; The Google Books Project dari tahun 1520 hingga 2008; The New York Times semenjak 1 Januari 1987 hingga 30 Juni 2007; dan lirik lagu dari tahun 1960 hingga 2007. Peneliti kemudian mengambil 5.000 kata dengan frekuensi terbanyak dari masing-masing korpora, sehingga dihasilkan suatu daftar kata yang terdiri dari 10.222 kata. Selanjutnya, peneliti melakukan penilaian valensi terhadap kata-kata tersebut melalui Mechanical Turk (http://mturk.com/), yaitu sebuah situs dalam internet yang dapat digunakan sebagai tempat untuk memberikan pekerjaan-pekerjaan sederhana kepada sejumlah besar, dimana pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilakukan melalui internet. Peneliti meminta sejumlah orang untuk menilai valensi dari kata-kata tersebut, sehingga diperoleh 50 penilaian untuk masing-masing kata, dengan total 501.110 penilaian. Penilaian valensi dilakukan menggunakan skala 1 sampai 9, dimana 1 = paling tidak menyenangkan (least happy), 5 = netral, dan 9 = paling menyenangkan (most happy). Setelah itu, peneliti menghitung nilai rata-rata valensi dari setiap kata. Dari data yang diperoleh, ditemukan bahwa kata ‘laughter’ memiliki ratarata nilai valensi emosi yang paling positif, kata ‘terrorist’ memiliki valensi emosi yang paling negatif, sementara kata-kata yang bersifat netral di ataranya adalah kata ‘the’ dan ‘it’. Selain itu, Kloumann dkk (2012) juga menemukan adanya kecenderungan positif dalam bahasa Inggris, dimana kata-kata positif memiliki
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
19
persentase yang lebih besar daripada kata-kata negatif di masing-masing korpora. Di Twitter, kata-kata positif memiliki persentase sebesar 72%; sebesar 78,80% di The Google Books Project; 78,38% dari The New York Times; dan 64,14% dari lirik lagu. Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa fenomena linguistic positivity bias dapat terjadi? Sejauh tinjauan literatur yang dilakukan oleh penulis, belum ada penjelasan mengenai mengapa hal ini dapat terjadi. Namun, beberapa faktor yang diperkirakan dapat menimbulkan hal ini di antaranya adalah regulasi afek dan self-serving attributional bias. Kedua hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut. 2.5.1 Regulasi Emosi Seseorang seringkali berusaha untuk merubah emosi yang sedang dialaminya, atau dengan kata lain melakukan regulasi emosi. Baumeister, Heatherton, dan Tice (1994) menyebutkan bahwa terdapat berbagai cara untuk melakukan hal
ini,
yang meliputi
usaha-usaha untuk
memperpanjang,
menghilangkan, atau memicu timbulnya kondisi menyenangkan atau tidak menyenangkan. Dari berbagai cara ini, ditemukan bahwa usaha untuk menghilangkan kondisi yang tidak menyenangkan merupakan bentuk regulasi yang paling sering dilakukan, dibandingkan dengan usaha-usaha untuk menimbulkan atau memperpanjang emosi yang menyenangkan. Baumeister, Bratslavsky, Finkenauer, dan Vohs (2001) menyatakan bahwa hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk alasan kesenangan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa keinginan seseorang untuk terlepas dari emosi yang bersifat negatif lebih besar daripada keinginan seseorang untuk mengalami emosi yang bersifat positif. Faktor regulasi emosi ini penulis katakan dapat mendasari terjadinya linguistic positivity bias karena sesuai dengan pernyataan Boucher dan Osgood (1969) bahwa manusia cenderung melihat sisi positif dari kehidupan, yaitu bahwa hal ini dilakukan sebagai usaha untuk lepas dari emosi negatif. Misalnya, ketika seorang penggemar sepakbola mengalami emosi negatif karena tim yang didukungnya mengalami kekalahan, ia akan berusaha untuk lepas dari emosi negatif ini. Hal ini dapat ia lakukan dengan cara berfokus pada hal-hal yang sifatnya lebih positif, misalnya bahwa meskipun kalah timnya berhasil mencapai
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
20
babak final, atau bahwa meskipun kalah timnya telah menunjukkan permainan yang baik dan pantang menyerah. Kemudian ketika ia menceritakan mengenai kekalahan tim yang didukungnya ini, ia akan berfokus pada hal-hal positif ini, dan tentunya menggunakan kata-kata yang bersifat positif pula. 2.5.2 Self-serving Attributional Bias Self-serving attributional bias (Taylor, 1991) atau positivity bias (Hallahan, Lee, & Herzog, 1997) merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan atribusi internal terhadap keberhasilan yang diraihnya, dan melakukan atribusi eksternal terhadap kegagalan yang dialaminya. Hallahan dkk (1997) menyebutkan bahwa terdapat dua komponen self-serving attributional bias, yaitu face-enhancing bias, yang merupakan kecenderungan untuk melakukan atribusi internal terhadap keberhasilan, serta face-protecting bias, yang merupakan kecenderungan untuk melakukan atribusi eksternal terhadap kegagalan. Sebagai contoh, seorang atlet yang mengalami kemenangan melakukan atribusi internal dengan menyatakan bahwa kemenangan itu berhasil diraihnya karena hasil latihannya yang keras, kemampuannya yang hebat, dan sebagainya. Sementara itu, atlet yang mengalami kekalahan melakukan atribusi eksternal dengan menyatakan bahwa kekalahannya disebabkan karena faktor cuaca yang kurang baik, lapangan yang tidak memadai, dan sebagainya. Hallahan dkk (1997) melakukan penelitian pada berita olahraga dalam surat kabar di Hong Kong dan Amerika Serikat untuk mengetahui apakah terdapat self-serving attributional bias. Dari penelitian ini ditemukan bahwa penulis artikel surat kabar di Amerika Serikat cenderung melakukan face-enhancement dengan menekankan bahwa kemenangan memiliki penyebab yang internal, sementara penulis surat kabar di Hong Kong cenderung melakukan face-protection dengan menekankan bahwa kekalahan disebabkan karena faktor eksternal. Meskipun begitu, pada kedua surat kabar ini ditemukan adanya self-serving attributional bias, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan universal untuk mempertahankan “nama baik”. Faktor self-serving attributional bias ini penulis katakan dapat mendasari terjadinya linguistic positivity bias karena seseorang akan terus berusaha menonjolkan sisi positif dan menutupi sisi negatif yang ada pada dirinya.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
21
Misalnya, ketika seorang atlet mengalami kemenangan, ia akan berusaha untuk menonjolkan kemenangan yang berhasil diraihnya tersebut. Sementara ketika seorang atlet mengalami kekalahan, ia akan berusaha melindungi “nama baik”nya. Kedua hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang untuk cenderung menggunakan kata-kata yang sifatnya positif, baik ketika ia mengalami kemenangan maupun kekalahan.
2.6
Hipotesis Penelitian Dalam skripsi ini, penulis ingin mengetahui apakah terdapat fenomena
linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Untuk itu, penulis akan melakukan perbandingan terhadap artikel yang meliput kemenangan Indonesia dan artikel yang meliput kekalahan Indonesia. Kriteria untuk masing-masing kelompok artikel akan dijelaskan pada bab berikutnya. Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa emosi yang dialami individu dapat diukur melalui dua dimensi yang mendasari kehidupan emosional individu, yaitu valensi (pleasure-displeasure) dan arousal (Russell, 2003). Skripsi ini berfokus pada pengukuran dimensi valensi, yang dilakukan dengan meminta sejumlah responden untuk memberikan penilaian senang-tidak senang terhadap kata-kata. Nilai valensi yang semakin tinggi menggambarkan emosi yang semakin negatif, dan nilai valensi yang semakin rendah menggambarkan emosi yang semakin positif. Sementara itu, nilai valensi 3 menunjukkan keadaan netral. Dalam konteks olahraga, kondisi keberhasilan dapat berupa kemenangan dalam suatu pertandingan atau kompetisi, dan kondisi kegagalan dapat berupa kekalahan. Seperti pada kehidupan sehari-hari, kemenangan pada konteks olahraga pun menyebabkan timbulnya reaksi emosi yang positif, dan kekalahan menyebabkan timbulnya reaksi emosi yang negatif. Hal ini berlaku tidak hanya bagi atlet yang mengalaminya langsung, tapi juga berlaku bagi pendukung tim yang bertanding (Kerr dkk, 2005; Jones dkk, 2011). Namun, ketika individu menyampaikan emosi yang dirasakannya, belum tentu ia menyampaikannya benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya, ketika seseorang menggunakan bahasa untuk menyampaikan emosinya, bisa jadi dipengaruhi oleh adanya linguistic positivity bias, atau kecenderungan
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
22
untuk menggunakan kata-kata yang dievaluasi secara positif lebih sering daripada kata-kata yang dievaluasi secara negatif (Boucher & Osgood, 1969; Rozin dkk, 2010; Augustine dkk, 2011; Kloumann dkk, 2012). Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang penulis ajukan adalah:
(1) Valensi teks yang meliput kemenangan Indonesia akan lebih rendah dibandingkan valensi teks yang meliput kekalahan Indonesia. (2) Valensi teks yang meliput kemenangan dan kekalahan Indonesia akan berada di bawah nilai netral, yang menunjukkan adanya linguistic positivity bias.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
BAB 3 METODE PENELITIAN
Skripsi ini merupakan sebuah studi deskriptif untuk melihat ada atau tidaknya fenomena linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Dalam bab ini akan dijelaskan desain, obyek penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, serta teknik analisis statistik yang digunakan dalam pengolahan data.
3.1
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental, karena pada
penelitian ini tidak dilakukan manipulasi terhadap variabel-variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, penulis ingin melihat ada atau tidaknya fenomena linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Hal ini dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap valensi dua kelompok teks liputan olahraga di media cetak Indonesia, yaitu teks yang meliput kemenangan dan kekalahan Indonesia pada suatu kompetisi olahraga.
3.2
Obyek Penelitian
3.2.1 Korpora Teks Berita Artikel liputan olahraga yang diikutsertakan dalam penelitian ini berasal dari media massa cetak, dimana dua diantaranya merupakan surat kabar umum (Kompas dan Jawa Pos), satu merupakan surat kabar yang mengkhusukan dirinya pada pemberitaan olahraga (TopSkor), dan satu merupakan tabloid olahraga (BOLA). Surat kabar KOMPAS, Jawa Pos, dan TopSkor dipilih karena menduduki tiga peringkat teratas surat kabar dengan jumlah pembaca terbanyak di Indonesia, berdasarkan studi oleh Nielsen Media pada akhir tahun 2010. KOMPAS, di peringkat pertama, dengan 1.213.000 pembaca, Jawa Pos di peringkat kedua dengan 1.013.000 pembaca, dan TopSkor di peringkat ketiga dengan 758.000 pembaca (Nielsen Media Research, 2010). Sementara itu, tabloid BOLA dipilih karena merupakan tabloid olahraga dengan jumlah pembaca terbanyak di Jakarta, berdasarkan studi oleh The Nielsen Company pada awal 23 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
Universitas Indonesia
24
tahun 2012. Tabloid BOLA memiliki sebanyak 152.000 pembaca di Jakarta, sementara tabloid SOCCER di posisi kedua hanya memiliki 90.000 pembaca (The Nielsen Company, 2012). Selain itu, lingkup kompetisi olahraga yang diambil dibatasi pada SEA Games XXVI/2011. Kompetisi ini berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu dari tanggal 3-22 November 2011, atau sepanjang 20 hari. Selain itu, kompetisi ini juga mencakup cabang olahraga yang bervariasi, yaitu 48 cabang olahraga dengan total 554 nomor pertandingan. Artikel dapat berada di berbagai rubrik dalam surat kabar, bisa berada pada bagian halaman berita utama, bagian olahraga, maupun dalam bagian khusus SEA Games. Artikel yang diambil merupakan artikel yang melaporkan jalannya pertandingan atau melaporkan hasil pertandingan pada SEA Games XXVI/2011. Sementara artikel-artikel yang tidak berkaitan dengan hasil pertandingan (misal berupa profil atlet, persiapan SEA Games, sejarah SEA Games, dan sebagainya), tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk melihat respon emosi dalam menanggapi kemenangan dan kekalahan Indonesia pada pertandingan olahraga. 3.2.2
Responden Survei Valensi Seperti yang telah disebutkan di atas, nilai valensi untuk masing-masing
kelompok teks dapat dihitung berdasarkan nilai valensi dari kata-kata yang terdapat dalam masing-masing kelompok teks tersebut. Nilai valensi per kata diperoleh dengan melakukan survei terhadap 1.500 kata dengan frekuensi tertinggi, yang terdapat dalam artikel berita. Survei ini bersifat terbuka dan dapat diisi oleh semua orang. Satu-satunya kriteria yang harus dimiliki oleh responden survei ini adalah responden harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-harinya.
3.3
Variabel Penelitian Variabel-variabel yang terkait di dalam penelitian ini adalah jenis berita
dan valensi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua variabel tersebut.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
25
3.3.1
Variabel Satu: Jenis Liputan Pertandingan Dalam
penelitian
ini,
jenis
berita
dibedakan
berdasarkan
hasil
pertandingan yang diliputnya. Artikel liputan pertandingan olahraga yang diterbitkan di surat kabar dan tabloid olahraga ini digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu kategori menang, kalah, kalah dan menang, netral, serta kategori lainnya. Penjelasan untuk masing-masing kategori secara lebih lanjut akan dijelaskan pada subbab 3.4.2. 3.3.2 Variabel Dua: Valensi Teks Valensi diukur dengan meminta sejumlah orang untuk memberikan penilaian terhadap kata-kata yang terdapat dalam teks berita. Nilai valensi per kata inilah yang kemudian akan diakumulasikan sehingga diperoleh nilai valensi untuk masing-masing kelompok teks.
Prosedur Penelitian
3.4
Tahap 1: Pengumpulan dan seleksi artikel surat kabar
Tahap 2a: Penyusunan kategori dan subkategori
Tahap 3a: Seleksi 1.500 kata dengan frekuensi tertinggi
Tahap 2b: Kategorisasi teks oleh koder
Tahap 3b: Survei nilai valensi kata-kata menggunakan survei internet
Tahap 4: Perhitungan valensi rata-rata untuk setiap kata
Tahap 5: Perhitungan valensi rata-rata untuk masing-masing kelompok teks
Bagan 3.1
3.4.1
Prosedur penelitian
Tahap Pertama: Pengumpulan dan Seleksi Artikel Pengumpulan artikel dilakukan sepanjang berlangsungnya SEA Games
XXVI/2011. Meskipun SEA Games XXVI/2011 dibuka secara resmi pada tanggal Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
26
11 November 2011, sudah ada beberapa cabang yang memulai pertandingannya pada tanggal 3 November 2011. Oleh karena itu, pengumpulan artikel dimulai pada tanggal 4 November 2011 hingga 24 November 2011. Artikel dikumpulkan dari empat buah media cetak, yaitu Kompas, Jawa Pos, TopSkor, dan BOLA. Artikel yang diambil merupakan artikel yang melaporkan jalannya pertandingan atau melaporkan hasil pertandingan pada kompetisi SEA Games XXVI/2011. Artikel-artikel ini berada pada halaman berita utama, bagian olahraga, dan bagian khusus SEA Games. Penulis kemudian melakukan penomoran dan pendataan untuk masingmasing artikel. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam
mengidentifikasi artikel jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Informasi-informasi yang dicatat untuk masing-masing artikel meliputi nomor artikel, judul artikel, tanggal berita dikeluarkan, surat kabar yang menerbitkan, halaman berita, serta penulis artikel. Selain itu, penulis juga merubah artikel ke dalam bentuk digital (format .txt), dengan satu dokumen untuk masing-masing artikel. Hal ini dilakukan agar memudahkan proses selanjutnya, yaitu proses perhitungan frekuensi kata-kata. 3.4.2
Tahap Kedua Penyusunan Kategori Proses kategorisasi teks dilakukan mengacu pada kategori yang disusun
oleh penulis. Untuk menyusun kategori ini, penulis pertama-tama mengambil secara acak sebanyak 10% dari keseluruhan artikel, yang digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan agar dapat diketahui perkiraan berbagai jenis konten artikel, sehingga dapat disusun kategori penggolongan artikel. Sebagai contoh, terdapat paragraf yang memberitakan mengenai kemenangan Indonesia. Sementara itu, ada pula paragraf yang memberitakan mengenai besarnya bonus yang diperoleh atlet. Kedua paragraf ini jelas berada di dua kategori yang berbeda. Contoh lainnya, terdapat paragraf yang memberitakan mengenai kemenangan Indonesia di babak final. Sementara itu, terdapat pula paragraf yang memberitakan mengenai kemenangan Indonesia di babak penyisihan. Meskipun kedua paragraf ini memberitakan mengenai kemenangan Indonesia, terdapat perbedaan dalam tahapan babaknya. Oleh karena itu, kedua
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
27
paragraf ini digolongkan ke satu kategori yang sama, namun berada di subkategori yang berbeda. Berdasarkan hasil pembacaan terhadap artikel-artikel sampel, dihasilkan lima kategori besar, yaitu kategori menang, kalah, kalah dan menang, netral, serta kategori
lainnya.
Kategori
menang
merupakan
pemberitaan
mengenai
kemenangan Indonesia; kategori kalah merupakan pemberitaan mengenai kekalahan Indonesia; kategori kalah dan menang merupakan pemberitaan mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia yang terdapat dalam satu paragraf; kategori netral merupakan pemberitaan mengenai pertandingan yang tidak diikuti Indonesia, pertandingan dimana Indonesia bertanding namun memperoleh hasil seri, atau pemberitaan mengenai pertandingan namun tidak menyebutkan hasilnya; sementara kategori lainnya merupakan liputan mengenai hal-hal yang tidak berkaitan dengan hasil pertandingan. Selain kelima kategori ini, setiap kategori memiliki subkategorinya masing-masing. Subkategori ini didasarkan pada perbedaan karakteristik yang lebih spesifik, misalnya perbedaan babak pertandingan, jenis olahraga, dan sebagainya. Kategori dan subkategori secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kategori dan subkategori penggolongan teks
KATEGORI
SUBKATEGORI 1)
Menang
Indonesia berhasil meraih medali emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur dan dinilai) 2) Indonesia menang di babak final dan meraih medali emas dalam cabang olahraga pertandingan 3) Indonesia menang pada perebutan juara ketiga 4) Indonesia menang di babak semifinal 5) Indonesia menang di babak penyisihan 6) Indonesia menang pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu 7) Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) 8) Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event SEA Games XXVI/2011, di nomor pertandingan yang sama) 9) Indonesia berhasil menjadi juara umum cabang 10) Indonesia berhasil menyapu bersih emas dalam suatu cabang
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
28
Tabel 3.1
Kategori dan subkategori penggolongan teks
KATEGORI 1) 2)
Kalah
3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
SUBKATEGORI Indonesia gagal meraih emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur dan dinilai) Indonesia kalah di babak final dalam cabang olahraga pertandingan (meraih medali perak) Indonesia kalah pada perebutan juara ketiga Indonesia kalah di babak semifinal Indonesia kalah di babak penyisihan Indonesia kalah pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event Games XXVI/2011, di cabang/nomor yang sama) Indonesia gagal menjadi juara umum cabang Indonesia gagal menyapu bersih emas dalam suatu cabang
Kalah dan Menang
1) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia (tanpa menyebutkan jumlah medali) 2) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia (menyebutkan jumlah medali yang diperoleh)
Netral
1) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak final 2) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan perebutan juara ketiga 3) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak semifinal 4) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak penyisihan 5) Indonesia bertanding dan memperoleh hasil seri 6) Pertandingan yang sudah berlangsung, namun tidak ada informasi mengenai siapa pemenangnya 7) Pendapat mengenai pihak yang kalah (Indonesia tidak bertanding) 8) Pendapat mengenai pihak yang menang (Indonesia tidak bertanding)
Lainnya
1) 2) 3) 4)
Harapan/rencana untuk masa depan Informasi mengenai pertandingan yang akan datang Prediksi hasil pertandingan Informasi yang tidak berkaitan dengan pertandingan (misal dedikasi medali, atlet mendapat bonus) 5) Lain-lain
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
29
Kategorisasi Teks Setelah kategori tersusun, dilakukan kategorisasi terhadap teks berita menggunakan koder. Bagian artikel yang termasuk dalam proses kategorisasi adalah judul dan isi artikel, keterangan gambar, dan/atau kutipan yang ada pada artikel. Sementara itu, kata-kata pada tabel tidak perlu diikutsertakan. Oleh karena satu artikel bisa meliput lebih dari satu pertandingan, dan memungkinkan adanya pemberitaan mengenai kemenangan dan kekalahan dalam satu artikel, maka penggolongan dilakukan dalam unit paragraf. Penggolongan untuk masing-masing artikel dilakukan oleh enam pasang koder, dimana setiap pasang penilai melakukan penggolongan terhadap 75 artikel berita. Koder merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Indonesia, yang sedang berada pada semester dua, empat, dan enam. Proses penggolongan dilakukan sesuai dengan instruksi pada pedoman pengisian yang disusun dan dijelaskan oleh penulis. Penulis mengumpulkan semua koder dan kemudian menjelaskan mengenai tata cara pengisian borang. Selain dijelaskan secara lisan, tata cara pengisian borang ini juga penulis berikan dalam bentuk tertulis. Tata cara pengisian borang adalah sebagai berikut. Pertama-tama, koder diminta untuk melengkapi data artikel pada BAGIAN 1 dari borang penilaian. Pada bagian ini, koder diminta untuk menuliskan tanggal pengisian borang, nama koder, serta kode teks yang sedang dikategorisasikan. Setelah itu, koder diminta untuk melengkapi BAGIAN 2, yang merupakan informasi mengenai artikel yang sedang dikategorisasi. Informasi ini mencakup judul artikel, nama koran/tabloid yang menerbitkan, tanggal penerbitan, nama rubrik, halaman artikel, serta jumlah paragraf yang terdapat pada artikel. Setelah kedua bagian ini dilengkapi, koder diminta untuk melanjutkan ke BAGIAN 3. Pada bagian ini, koder diminta untuk untuk memberikan kode pada lima bagian artikel, yaitu judul, sub-judul, paragraf, keterangan gambar, dan kutipan. Kode diberikan sesuai dengan karakteristik masing-masing bagian artikel, dengan mengacu pada daftar kode yang penulis berikan. Daftar kode dapat dilihat pada Lampiran 1. Proses pemberian kode dimulai dari judul artikel. Koder diminta untuk menentukan satu kode yang menurutnya paling sesuai untuk judul tersebut,
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
30
dengan mengacu pada daftar kode yang ada. Setelah itu, koder diminta untuk menuliskannya pada tempat yang disediakan di BAGIAN 3 borang penilaian (bagian Kode Judul: Judul utama). Apabila pada artikel terdapat sub-judul, maka koder diminta untuk melakukan hal yang sama seperti pada judul, dan menuliskan kode untuk sub-judul di bagian Kode Judul: Sub-judul 1, dan seterusnya. Selanjutnya, koder diminta untuk membaca paragraf pertama dari artikel, dan menentukan satu kode yang paling sesuai untuk menggambarkan isi paragraf tersebut. Kode kemudian dituliskan pada bagian yang tersedia pada borang penilaian, yaitu pada BAGIAN 3 (bagian Kode Paragraf: Paragraf 1). Hal yang sama dilakukan untuk paragraf-paragraf berikutnya hingga sehingga masingmasing paragraf dalam artikel memiliki kodenya masing-masing. Jika pada artikel terdapat keterangan gambar dan/atau kutipan di luar isi utama artikel, koder diminta untuk melakukan proses pemberian kode pada bagianbagian ini. Untuk keterangan gambar, kode dituliskan pada bagian Kode Keterangan Gambar: Keterangan gambar 1, dan seterusnya. Untuk kutipan, penulisan kode dilakukan pada bagian Kode Kutipan: Kutipan 1, dan seterusnya. Setelah penjelasan ini, apabila masih ada hal-hal yang belum jelas, koder boleh menanyakannya kepada penulis untuk kemudian dijelaskan kembali. Setelah itu, penulis meminta koder untuk mencoba melakukan penilaian terhadap salah satu artikelnya untuk memastikan bahwa seluruh rater memahami cara penilaian beserta tata cara pengisiannya pada borang. Contoh artikel yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 3.1, sementara contoh borang penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.2. Setelah hasil penilaian dari masing-masing koder diperoleh, dilakukan perhitungan inter-coder agreement untuk mengetahui seberapa sama atau berbeda penilaian yang diberikan oleh masing-masing pasangan koder. Cara perhitungan inter-coder agreement akan dijelaskan pada subbab 3.6. Selanjutnya, apabila terdapat perbedaan pendapat antara kedua penilai, maka penulis bersama dengan kedua penilai yang bersangkutan akan melakukan diskusi untuk menentukan kategorisasi yang sesuai untuk item yang bersangkutan. Keputusan akhir pengkategorian berada di tangan penulis.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
31
Gambar 3.1
Contoh artikel
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
32
Gambar 3.2
Contoh borang penilaian untuk kategorisasi artikel Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
33
3.4.3 Tahap Ketiga Seleksi Kata dengan Frekuensi Tertinggi Perhitungan frekuensi masing-masing kata yang muncul pada teks dilakukan dengan bantuan programmer profesional, sehingga penulis dapat langsung memperoleh daftar kata-kata yang terkandung dalam artikel beserta frekuensinya. Setelah diperoleh frekuensi dari masing-masing kata, kata-kata yang merupakan nama orang, nama lembaga, nama tempat, nama kota, nama hari, nama bulan, serta kata-kata berbahasa Inggris (kecuali istilah olahraga) dieliminasi dari daftar. Dari daftar kata yang sudah “bersih” ini, dipilihlah 1.500 kata dengan frekuensi yang paling tinggi. Kata-kata inilah yang kemudian akan disebarkan sehingga dapat dinilai valensinya. Pembatasan jumlah kata sebanyak 1.500 ini dilakukan karena survei terhadap seluruh kata yang muncul di dalam artikel dirasa tidak memungkinkan. Survei terhadap seluruh kata tentunya akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan survei hanya pada 1.500 kata saja. Pemilihan kata-kata dilakukan hanya berdasarkan pada frekuensinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penilaian subjektif terhadap nilai valensi masing-masing kata. Sebagai contoh, kata-kata penghubung seperti “dan”, “atau”, “tetapi”, dan sebagainya mungkin diperkirakan akan memiliki valensi yang netral. Namun bukan tidak mungkin jika kata-kata ini memiliki valensi yang tidak netral. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk menggunakan frekuensi sebagai dasar pemilihan kata-kata, dan tidak mengutamakan kata-kata yang diprediksi akan memiliki nilai valensi yang tidak netral. Survei Valensi Kata-kata Survei valensi kata-kata dilakukan melalui internet menggunakan situs SalingSilang(www.salingsilang.com). Halaman depan survei dapat dilihat pada Gambar 3.3. Survei ini dilakukan di bawah payung penelitian yang dilakukan oleh Human Dynamics and New Media Lab, Lembaga Penelitian Psikologi Universitas Indonesia. Oleh karena itu, selain 1.500 kata dari artikel berita seperti yang telah penulis sebutkan di atas, kata-kata survei ini juga berasal dari sumber-sumber lainnya seperti Twitter dan blogs. Pada akhirnya, survei ini menilai lebih dari 5.000 kata yang berbeda.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
34
Gambar 3.3
Halaman depan survei internet di SalingSilang
Pada survei ini, masing-masing responden diminta untuk memberikan respon penilaian terhadap minimal 200 kata. Penilaian diberikan dengan memilih satu dari antara lima emoticon yang tersedia (Gambar 3.4), dimana kelima emoticon ini menggambarkan perasaan yang berkisar dari emosi negatif atau sedih, netral, hingga emosi positif atau senang/bahagia. Skala yang diberikan memiliki jumlah yang ganjil (lima) agar terdapat titik netral. Hal ini berdasar pada sifat valensi yang memang dapat bersifat netral. Apabila skala diberikan dalam jumlah genap, maka responden secara tidak langsung “dipaksa” untuk memilih valensi positif atau negatif. Pengisian survei tidak harus dilakukan secara langsung sepenuhnya, melainkan bisa dilakukan sedikit demi sedikit, tergantung dari kemampuan responden. Survei dilakukan sehingga diperoleh minimal empat penilaian untuk masing-masing kata.
Bersemangat
Gambar 3.4
Contoh soal dalam survei valensi Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
35
3.4.4
Tahap Keempat: Perhitungan Valensi Rata-rata Kata Penilaian yang diberikan oleh responden survei terekam dalam bentuk
skala 1 sampai 5. Skala 1 merupakan emosi positif atau senang/bahagia, skala 3 merupakan keadaan netral, dan skala 5 merupakan emosi negatif atau sedih. Masing-masing nilai yang diberikan responden untuk setiap kata pada survei kemudian dirata-rata sehingga diperoleh satu nilai valensi untuk masing-masing kata. Nilai valensi rata-rata inilah yang akan dijadikan dasar untuk menghitung valensi kategori teks. 3.4.5
Tahap Kelima: Perhitungan Valensi untuk Setiap Kategori Teks Setelah diperoleh nilai valensi untuk masing-masing kata, langkah
selanjutnya adalah menghitung valensi dari masing-masing kategori teks. Perhitungan valensi teks (vtext) dilakukan dengan melakukan perhitungan rata-rata dari valensi kata-kata yang terkandung dalam teks. Karena terdapat kata-kata yang tidak disurvei nilai valensinya, maka kata tersebut tidak dimasukkan dalam perhitungan. Contoh perhitungan valensi teks adalah seagai berikut. Misalnya kita ingin dihitung valensi teks dari kalimat “Timnas sepakbola Indonesia gagal mengalahkan Malaysia dan gagal pula meraih emas, tetapi mereka tetap menjadi kebanggaan bangsa.” Misalnya, nilai valensi untuk masing-masing kata adalah sebagai berikut: timnas = 2,73; sepakbola = 2,75; Indonesia = 2,38; gagal = 4,13; mengalahkan = 2,25; Malaysia = 3,38; dan = 2,81; pula = 3; meraih = 2,78; emas = 2,38; tetapi = 3,38; mereka = 2,83; tetap = 2,81; menjadi = 2,75; bangsa = 2,75. Maka perhitungan nilai valensi teksnya adalah sebagai berikut:
(1x2,73) + (1x2,75) + (1x2,38) + (2x4,13) + (1x2,25) + (1x3,38) + (1x2,81) + (1x3) + (1x2,78) + (1x2,38) + vtext = (1x3,38) + (1x2,83) + (1x2,81) + (1x2,75) + (1x2,75)
= 2,95
16
Nilai 2,95 merupakan nilai valensi dari kalimat tersebut. Perhitungan ini akan dilakukan kepada masing-masing kelompok teks sehingga diperoleh nilai valensi dari masing-masing kelompok.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
36
3.5
Analisis Statistik
3.5.1
Inter-coder Agreement Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis statistik terhadap data yang
diperoleh. Analisis statistik pertama yang dilakukan adalah untuk menghitung tingkat kesepakatan antar koder dalam melakukan kategorisasi artikel. Hal ini dilakukan dengan menghitung intercoder agreement index (Reis & Judd, 2000, hal. 325) sebagai berikut:
inter-coder agreement index = 2 (# of agreements between coders on presence of category) (# scored present by coder 1) + (# scored present by coder 2)
Tingkat
agreement
antar
penilai
dikatakan
memuaskan
apabila
persentasenya mencapai 85% atau lebih, atau memiliki nilai korelasi sebesar 0,85. 3.5.2
Pengujian Hipotesis Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang pertama
adalah independent samples t-test. Pada analisis ini, penulis akan membandingkan nilai mean valensi teks menang dengan nilai mean valensi teks kalah. Hal ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa valensi teks kemenangan akan lebih rendah dibandingkan valensi teks kekalahan. Jika dioperasionalisasikan, hipotesis pertama yang penulis ajukan adalah bahwa mean valensi teks menang akan lebih rendah daripada mean valensi teks kalah. M vmenang < M vkalah
Selanjutnya, hipotesis kedua yang penulis ajukan adalah bahwa mean valensi teks menang dan kalah akan memiliki nilai di bawah 3, yang menunjukkan adanya linguistic positivity bias. Untuk menguji hipotesis ini, penulis menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu untuk mengetahui mean valensi dari masingmasing kelompok teks. M vmenang < 3 M vkalah < 3 Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
37
Keterangan: M vmenang = mean valensi teks menang M vkalah = mean valensi teks kalah Setelah mendapatkan hasil uji hipotesis, penulis akan menghitung effect size dengan menggunakan Cohen’s d sebagai berikut:
Keterangan: M1 = mean valensi teks kalah M2 = mean valensi teks menang
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
BAB 4 ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai proses analisis data dan hasil penelitian. Pada bagian pertama, penulis akan menguraikan mengenai gambar umum subyek. Selanjutnya, penulis akan menjelaskan mengenai penggolongan artikel yang dilakukan oleh 6 pasang koder. Terakhir, penulis akan menjelaskan mengenai pengujian hipotesis dalam skripsi ini, yang terkait pada perbedaan valensi antar kelompok teks.
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1
Korpora Teks Berita Pada penelitian ini, artikel diambil dari media massa cetak yaitu surat
kabar umum, surat kabar yang mengkhususkan dirinya pada pemberitaan olahraga, dan tabloid olahraga. Kriteria artikel yang diikutsertakan adalah artikel mengenai liputan pertandingan atau mengenai hasil pertandingan pada SEA Games XXVI/2011. Sementara itu, artikel-artikel yang tidak berkaitan dengan jalannya pertandingan tidak diikutsertakan, misalnya seperti artikel yang membahas mengenai persiapan SEA Games XXVI/2011 atau meriahnya upacara pembukaan SEA Games XXVI/2011. Total artikel dalam penelitian ini berjumlah 433 artikel, yang berasal dari empat buah media cetak, dari jangka waktu penerbitan tanggal 4 November 2011 hingga 24 November 2011. Keempat media cetak tersebut adalah harian KOMPAS, Jawa Pos, dan TopSkor, serta tabloid BOLA. Harian KOMPAS dan Jawa Pos terbit setiap hari kecuali hari libur, TopSkor terbit setiap hari kecuali hari Minggu, sementara tabloid BOLA terbit setiap hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Gambaran mengenai proporsi artikel berdasarkan jenis media dan letaknya dalam surat kabar/tabloid dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 mengenai persebaran artikel berdasarkan jenis medianya, terlihat bahwa artikel dari KOMPAS memiliki komposisi yang paling besar, yaitu dengan proporsi sebanyak 153 artikel (35,33 %). Sementara itu, tabloid BOLA memiliki komposisi yang paling sedikit, yaitu dengan proporsi 38 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
Universitas Indonesia
39
sebanyak 78 artikel (18,01%). Secara umum, artikel-artikel ini terdapat pada tiga jenis bagian dalam surat kabar atau tabloid, yaitu pada bagian halaman berita utama, bagian olahraga, dan bagian khusus SEA Games XXVI/2011. Bagian khusus SEA Games XXVI/2011 memiliki komposisi yang paling besar pada keempat media, yaitu pada KOMPAS (80,39%), Jawa Pos (88,89%), TopSkor (89,29%), dan BOLA (80,77%).
Tabel 4.1
Proporsi artikel berdasarkan jenis media dan letaknya dalam surat kabar/tabloid Sumber
Jumlah
%
KOMPAS Halaman Utama (Olahraga; Umum) Olahraga SEA Games XXVI
153 12 18 123
35.33 7,84 11,76 80,39
Jawa Pos Halaman Utama (Berita Utama) Sportainment Sportainment (SEA Games 2011)
90 8 2 80
20,79 8,89 2,22 88,89
TopSkor Halaman Utama Olahraga Nasional SEA Games 2011
112 6 4 2 100
25,87 5,36 3,57 1,79 89,29
BOLA Ole! Nasional OLIMPIK SEA Games XXVI
78 7 8 63
18,01 8,97 10,26 80,77
Total
433
100
Selain informasi mengenai proporsi artikel berdasarkan jenis media dan letak artikel, berikut ini dipaparkan pula mengenai proporsi artikel berdasarkan bagian-bagiannya. Bagian dari artikel yang diikutsertakan dalam penelitian ini mencakup judul utama, sub judul artikel, paragraf, keterangan gambar, serta kutipan yang terdapat dalam artikel. Gambaran proporsi artikel berdasarkan bagiannya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
40
Tabel 4.2
Proporsi artikel berdasarkan bagiannya Judul Utama
Sub-Judul
Paragraf
Ket. Gambar
Kutipan
KOMPAS
153
27
1.822
65
12
Jawa Pos
90
32
671
74
-
TopSkor
112
19
719
98
19
BOLA
78
-
659
68
-
433
78
3.871
306
31
Total
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa bagian paragraf artikel memiliki proporsi yang paling banyak dibandingkan bagian artikel lainnya, dengan jumlah sebanyak 3.871 item dari total keseluruhan 4.718 item. Hal ini juga berlaku untuk masing-masing jenis media, yaitu KOMPAS (1.822 dari 2.079 item), Jawa Pos (671 dari 867 item), TopSkor (719 dari 967 item), dan BOLA (659 dari 805 item). Sementara itu, bagian dari artikel yang memiliki proporsi paling kecil secara keseluruhan adalah bagian kutipan, yaitu 31 item dari 4.718 item, 12 item kutipan berasal dari KOMPAS, dan 19 item kutipan berasal dari TopSkor. Sementara itu, Jawa Pos dan BOLA tidak memiliki item kutipan. 4.1.2
Survei Valensi Seperti yang telah disebutkan di atas, penelitian ini menggunakan 433
artikel, dan artikel-artikel ini terdiri dari 9.206 kata yang berbeda. Dari kata-kata ini, kata-kata berupa nama orang, nama lembaga, nama tempat, nama kota, nama hari, nama bulan, serta kata-kata berbahasa Inggris (kecuali istilah olahraga) tidak diikutsertakan. Setelah itu, dipilih 1.521 kata dengan frekuensi yang paling tinggi untuk dinilai valensinya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, survei ini dilakukan di bawah payung penelitian yang dilakukan oleh Human Dynamics and New Media Lab, Lembaga Penelitian Psikologi Universitas Indonesia. Oleh karena itu, selain berita, kata-kata survei ini juga berasal dari sumber-sumber lainnya seperti Twitter dan blogs. Pada akhirnya, jumlah kata yang diikutsertakan dalam survei ini adalah sebanyak 5.572 kata. Survei ini diisi oleh 667 orang responden, dan masing-
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
41
masing kata dinilai oleh antara 4 sampai 20 orang responden. Persebaran valensi beserta frekuensinya dapat dilihat pada Grafik 4.1.
Grafik 4.1
Persebaran valensi beserta frekuensinya
Seperti yang dapat dilihat pada Grafik 4.1.2, kata dengan frekuensi tertinggi berada di sekitar daerah bervalensi 3. Lebih tepatnya, kata-kata dengan valensi 3 berjumlah 1.574 kata. Beberapa nilai valensi lainnya yang juga memiliki frekuensi cukup tinggi antara lain adalah kata-kata bervalensi 2,75 (340 kata); 2,50 (216 kata); 2,80 (167 kata); 3,25 (161 kata); 3,50 (159 kata); 2,00 (134 kata); 4,00 (116 kata); dan 2,25 (106 kata). Selain itu, dapat dilihat pula dari grafik bahwa persebaran kata cenderung berpusat pada titik netral. Dengan kata lain, semakin menjauh dari titik netral (valensi 3), maka frekuensi akan semakin rendah. Kata-kata bervalensi 1
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
42
berjumlah 7 kata dan kata bervalensi 5 berjumlah 21 kata, sangat jauh berbeda dari jumlah kata bervalensi 3 yang berjumlah 1.574 kata. Selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 4.3 bahwa terdapat lebih banyak kata yang berada dalam rentang valensi 1 sampai 2 dibandingkan dengan kata yang berada dalam rentang valensi 4 sampai 5. Hal yang serupa juga ditemukan ketika dilihat frekuensi kata secara keseluruhan. Apabila kata-kata dibagi menjadi 3 kelompok (kata-kata bervalensi di bawah 3, kata-kata bervalensi 3, dan kata-kata bervalensi di atas 3), maka jumlah jumlah kata-kata bervalensi di bawah 3 adalah 2.548 kata dan jumlah kata-kata bervalensi di atas tiga adalah 1.450 kata.
Tabel 4.3 Rentang Valensi
1
4
4.2
Daftar kata dari artikel koran yang bervalensi kurang dari 2 dan lebih dari 4 Kata Gembira Mantap Bahagia Berjaya Bonus Positif Semangat Selamat Beruntung Diperkuat Diterima Kuasa Gagal Cedera Dipaksa
Nilai Valensi 1,20 1,40 1,47 1,50 1,50 1,50 1,71 1,73 1,75 1,75 1,75 1,75 4,13 4,14 4,20
Kata
Nilai Valensi
Pemenang Sempurna Sukses Sayang Bersemangat Hebat Seru Kemenangan Menarik Bagus Bisa
1,75 1,75 1,76 1,77 1,80 1,80 1,81 1,88 1,88 1,91 1,99
Emosi Payah
4,27 4,75
Inter-coder Agreement dan Kategorisasi Artikel Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Metode (Bab 3), setelah seluruh
artikel yang sesuai dengan kriteria terkumpul, artikel-artikel tersebut dibagi ke dalam lima kategori, yaitu kategori menang, kalah, kalah dan menang, netral, serta kategori lainnya. Proses penggolongan ini dilakukan oleh 12 koder, yang kemudian dibagi ke dalam enam kelompok. Lima pasang koder melakukan penilaian terhadap 72 artikel dan satu pasang rater melakukan penilaian terhadap 73 artikel. Koder erupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
43
dimana lima orang merupakan mahasiswa semester dua, tiga orang merupakan mahasiswa semester empat, dan empat orang merupakan mahasiswa semester enam. Pembagian artikel untuk masing-masing kelompok koder dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Kelompok Koder
Pembagian artikel untuk masing-masing kelompok koder
Kode Artikel
Jumlah Artikel
Jumlah Total Penilaian yang Diberikan
Jumlah Item
Koder 1
Koder 2
Kelompok 1
K.001 – K.072
72
1.017
1.009
1.001
Kelompok 2
K.073 – K.144
72
951
940
860
Kelompok 3
K.145 – K.153; J.001 – J.063
72
730
713
712
Kelompok 4
J.064 – J.090; T.001 – T.045
72
680
675
645
Kelompok 5
T.046 – T.112; B.001 – B.006
73
535
528
531
Kelompok 6
B.007 – B.078
72
805
782
788
Pada Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa item yang tidak dinilai oleh koder. Misalnya, pada Kelompok 1, koder 1 memberikan penilaian terhadap 1.009 item dan koder 2 memberikan penilaian terhadap 1.001 item. Padahal, seharusnya Kelompok 1 memberikan penilaian terhadap 1.017 item. Hal ini juga terjadi pada kelompok koder lainnya. Oleh karena itu, item-item yang tidak dinilai ini juga akan didiskusikan sehingga diperoleh kategorisasinya. Selanjutnya, ditemukan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan mengenai kategorisasi bagian artikel. Penulis kemudian melakukan perhitungan reliabilitas inter-coder agreement agar dapat diketahui seberapa sama atau berbeda penilaian yang diberikan masing-masing koder dalam satu kelompok. Tingkat agreement antar penilai dikatakan memuaskan apabila persentasenya mencapai 85% atau lebih, atau memiliki nilai sebesar 0.85 (Reis &
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
44
Judd, 2000, hal. 325). Hasil perhitungan inter-coder agreement pada masingmasing kelompok koder dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Perhitungan inter-coder agreement index untuk masing-masing kelompok koder
Kelompok Koder
Agreement/ Disagreement
Jumlah
Jumlah (%)
Agreement Disagreement Agreement Disagreement
725 302 394 557
70,3 29,7 41,4 58,6
Kelompok 3
Agreement Disagreement
385 345
52,7 47,3
0,54
Kelompok 4
Agreement Disagreement
407 273
59,9 40,1
0,62
Kelompok 5
Agreement Disagreement
356 179
66,5 33,5
0,67
Kelompok 6
Agreement Disagreement
465 340
57,8 42,2
0,59
Kelompok 1 Kelompok 2
Inter-coder Agreement
Rata-rata
0,72 0,44
0,60
Seperti dapat dilihat pada Tabel 4.5, diperoleh hasil bahwa inter-coder agreement adalah 0,72 (Kelompok 1); 0,44 (Kelompok 2); 0,54 (Kelompok 3); 0,62 (Kelompok 4); 0,67 (Kelompok 5); dan 0,59 (Kelompok 6). Mengacu pada Reis dan Judd (2000, hal. 325), tingkat agreement ini belum dapat dikatakan sebagai memuaskan karena skor agreement berada di bawah nilai 0,85. Oleh karena adanya perbedaan penilaian, maka penulis meminta masingmasing koder untuk mendiskusikan kembali kategorisasi yang berbeda sehingga dapat diperoleh satu kategorisasi yang disetujui oleh kedua koder. Selain itu, paragraf-paragraf yang digolongkan dalam subkategori lain-lain juga didiskusikan kembali sehingga dapat ditentukan secara lebih spesifik karakteristik paragraf tersebut. Dari hasil diskusi ini, muncul 13 subkategori baru sehingga dihasilkan kategorisasi seperti pada Tabel 4.6. Kategorisasi setelah diskusi inilah yang kemudian akan digunakan dalam analisis selanjutnya.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
45
Tabel 4.6
Kategorisasi setelah diskusi
KATEGORI
SUBKATEGORI 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Menang 8)
9) 10) 11) 12) 13) 1) 2) 3) 4) 5) 6) Kalah
7) 8) 9) 10) 11) 12) 13)
Indonesia berhasil meraih medali emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur dan dinilai) Indonesia menang di babak final dan meraih medali emas dalam cabang olahraga pertandingan Indonesia menang pada perebutan juara ketiga Indonesia menang di babak semifinal Indonesia menang di babak penyisihan Indonesia menang pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event SEA Games XXVI/2011, di nomor pertandingan yang sama) Indonesia berhasil menjadi juara umum cabang Indonesia berhasil menyapu bersih emas dalam suatu cabang Indonesia memimpin klasemen sementara Indonesia memimpin perolehan medali secara keseluruhan Indonesia memimpin di babak kualifikasi Indonesia gagal meraih emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur dan dinilai) Indonesia kalah di babak final dalam cabang olahraga pertandingan (meraih medali perak) Indonesia kalah pada perebutan juara ketiga Indonesia kalah di babak semifinal Indonesia kalah di babak penyisihan Indonesia kalah pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event Games XXVI/2011, di cabang/nomor yang sama) Indonesia gagal menjadi juara umum cabang Indonesia gagal menyapu bersih emas dalam suatu cabang Indonesia gagal memimpin klasemen sementara Indonesia gagal memimpin perolehan medali secara keseluruhan Indonesia gagal memimpin di babak kualifikasi
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
46
Tabel 4.6
Kategorisasi setelah diskusi
KATEGORI
SUBKATEGORI
Kalah dan Menang
1) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di SEA Games XXVI/2011 (tanpa menyebutkan jumlah medali) 2) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di SEA Games XXVI/2011 (menyebutkan jumlah medali yang diperoleh) 3) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di luar SEA Games XXVI/2011 (tanpa menyebutkan jumlah medali) 4) Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di luar SEA Games XXVI/2011 (menyebutkan jumlah medali yang diperoleh)
Netral
1) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak final 2) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan perebutan juara ketiga 3) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak semifinal 4) Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak penyisihan 5) Indonesia bertanding dan memperoleh hasil seri 6) Pertandingan yang sudah berlangsung, namun tidak ada informasi mengenai siapa pemenangnya 7) Pendapat mengenai pihak yang kalah (Indonesia tidak bertanding) 8) Pendapat mengenai pihak yang menang (Indonesia tidak bertanding) 9) Pendapat mengenai kedua pihak yang bertanding (Indonesia tidak bertanding) 10) Informasi mengenai klasemen sementara tanpa ada keterangan mengenai urutannya 1) 2) 3) 4)
Lainnya
Harapan/rencana untuk masa depan Informasi mengenai pertandingan yang akan datang Prediksi hasil pertandingan Informasi yang tidak berkaitan dengan pertandingan (misal dedikasi medali, atlet mendapat bonus) 5) Lain-lain 6) Informasi mengenai sistem dan tata cara pertandingan 7) Target medali yang ingin dicapai Indonesia, baik untuk masing-masing cabang maupun secara keseluruhan
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
47
Setelah diskusi, diperoleh gambaran umum hasil kategorisasi artikel seperti dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Gambaran umum hasil kategorisasi artikel
Kategori
KOMPAS
Jawa Pos
TopSkor
BOLA
Menang
969
466
467
349
Kalah
619
172
250
193
Menang dan Kalah
48
19
21
19
Netral
125
77
98
78
Lainnya
318
133
131
166
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan kategori menang memiliki proporsi yang paling besar dibandingkan dengan kategori lainnya, yaitu sebanyak 2.251 item. Sementara itu, kategori yang memiliki proporsi paling kecil adalah kategori menang dan kalah, yaitu berjumlah 107 item. Urutan proporsi secara keseluruhan juga berlaku pada masing-masing media, dimana kategori menang memiliki proporsi paling besar, kemudian kategori kalah, lainnya, netral, dan terakhir kategori menang dan kalah memiliki proporsi yang paling kecil.
4.3
Pengujian Hipotesis Hipotesis pertama yang penulis ajukan adalah bahwa valensi teks
kemenangan akan lebih rendah dibandingkan valensi teks kekalahan. Untuk menguji hipotesis ini, penulis menggunakan independent samples t-test untuk membandingkan mean antara valensi teks menang dan teks kalah. Nilai mean untuk masing-masing kelompok teks dapat dilihat pada Tabel 4.8. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa mean valensi teks menang lebih rendah daripada mean valensi teks kalah secara signifikan (t(566,15) = -14,14; p (1-tailed) = 0,00; d = 1,00). Pada Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa teks menang memiliki mean valensi yang lebih rendah (M=2,72; SD=0,06) dibandingkan dengan valensi teks kalah (M=2,80; SD=0,08). Hasil membuktikan hipotesis pertama yang penulis ajukan, yaitu bahwa valensi teks yang melaporkan Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
48
mengenai kemenangan Indonesia akan lebih rendah dibandingkan dengan valensi teks yang melaporkan mengenai kekalahan Indonesia. Atau dengan kata lain, teks yang melaporkan mengenai kemenangan Indonesia memiliki valensi yang lebih positif dibandingkan dengan teks yang melaporkan mengenai kekalahan Indonesia. Hasil perhitungan effect size menunjukkan nilai sebesar 1,10, dimana nilai ini termasuk dalam kategori large effect.
Tabel 4.8
Mean dan standar deviasi masing-masing kelompok teks Kelompok teks
Mean
Standar Deviasi
Menang (N=445)
2,72
0,06
Kalah (N=304)
2,80
0,08
Menang dan Kalah (N=86)
2,75
0,07
Netral (N=134)
2,75
0,10
Lainnya (N=441)
2,72
0,10
Selanjutnya, dari tabel 4.8, dapat dilihat bahwa mean valensi teks menang adalah sebesar 2,72 (SD=0,06) dan mean valensi teks kalah adalah sebesar 2,80 (SD=0,08). Hal ini membuktikan hipotesis kedua yang diajukan penulis, yaitu bahwa baik kelompok teks menang maupun kalah akan memiliki valensi di bawah nilai 3 (nilai netral), dan keduanya cenderung memiliki valensi yang positif. Dari hasil ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia.
4.4
Analisis Perbedaan Mean Mengacu pada Teks Netral Dalam analisis lanjutan ini, penulis ingin melihat perbedaan selisih valensi
antara teks menang dan teks kalah dengan selisih valensi antara teks netral. Hal ini dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap mean selisih valensi teks menang dengan mean valensi teks netral (valensi teks menang dikurangi mean valensi teks netral) dan mean selisih valensi teks kalah dengan mean valensi teks kalah (mean valensi teks netral dikurangi valensi teks kalah), dengan menggunakan independent samples t-test.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
49
Karena mean valensi teks netral (M=2,75; SD=0,10) lebih besar dari mean valensi teks menang (M=2,72; SD=0,06), maka diasumsikan mean valensi teks netral juga akan lebih besar daripada valensi masing-masing teks menang. Sementara itu, mean valensi teks netral (M=2,75; SD=0,10) lebih kecil dari mean valensi teks kalah (M=2,80; SD=0,08) sehingga diasumsikan bahwa mean valensi teks netral juga akan lebih kecil daripada valensi masing-masing teks kalah. Namun berdasarkan hasil perhitungan, valensi pada 25,84% teks menang lebih tinggi daripada valensi teks netral dan 23,03% valensi teks kalah lebih rendah daripada valensi teks netral, sehingga menghasilkan hasil yang negatif ketika diselisihkan. Hasil-hasil yang negatif ini tidak diikutsertakan dalam analisis lanjutan ini. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa mean selisih antara valensi teks menang dan mean valensi teks netral berbeda secara signifikan dengan mean selisih valensi teks kalah dengan mean valensi teks kalah (t(437,30) = -2,89; p (1tailed) = 0,00; d = 0,17). Selanjutnya, diketahui bahwa mean selisih antara teks menang dengan teks netral (M=0,06; SD=0,05) lebih kecil daripada mean selisih teks kalah dengan teks netral (M=0,07; SD=0,06). Namun, hasil perhitungan effect size menunjukkan nilai sebesar 0,17, dimana nilai ini termasuk dalam kategori small effect.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
BAB 5 DISKUSI DAN SARAN
Bab ini terdiri dari tiga bagian. Pada bagian pertama, penulis akan menjelaskan mengenai temuan dari penelitian ini, dan mengaitkannya pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai respon emosi terhadap kondisikondisi yang berbeda (keberhasilan dan kegagalan). Pada bagian kedua, penulis akan mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian ketiga, penulis akan menguraikan implikasi praktis dari penelitian ini.
5.1
Diskusi Pada penelitian ini, penulis melakukan perbandingan terhadap valensi teks
yang meliput kemenangan dan kekalahan Indonesia dalam kompetisi olahraga, yang diterbitkan di surat kabar dan tabloid. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan valensi antara kedua jenis teks ini, dan pada akhirnya mengetahui ada atau tidaknya fenomena linguistic positivity bias pada pemberitaan olahraga di media cetak Indonesia. Dalam peneltian ini, semakin kecilnya nilai valensi berarti valensi semakin positif, sementara nilai valensi yang semakin besar menunjukkan valensi yang semakin negatif. Penulis berhipotesis bahwa valensi teks yang meliput kemenangan akan lebih rendah daripada valensi teks yang meliput kekalahan Indonesia, dan kedua kelompok teks ini akan memiliki valensi di bawah nilai netral. Melalui analisis yang telah dilakukan dibahas pada Bab 4, diketahui bahwa valensi teks kemenangan berbeda secara signifikan dengan valensi teks kekalahan, dimana valensi teks kemenangan lebih rendah daripada valensi teks kekalahan. Hal ini membuktikan hipotesis yang diajukan oleh penulis, dan menunjukkan bahwa teks kemenangan mengandung emosi yang lebih postitif daripada valensi teks kekalahan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kerr dkk (2005) dan Jones dkk (2011), yang menemukan bahwa pendukung tim olahraga yang mengalami kemenangan memiliki emosi yang lebih positif dibandingkan dengan pendukung tim olahraga yang mengalami kekalahan.
50 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
Universitas Indonesia
51
Meskipun berbeda, kedua mean valensi teks ini berada di bawah nilai 3, yang merupakan nilai netral. Hasil ini sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu (Boucher & Osgood, 1969; Rozin dkk, 2010; Augustine dkk, 2011; Kloumann dkk, 2012) yang menunjukkan adanya fenomena linguistic positivity bias. Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia cenderung menggunakan katakata bervalensi positif dibandingkan kata-kata yang bervalensi negatif, bahkan untuk menceritakan mengenai kekalahan yang dialaminya. Penemuan akan adanya fenomena linguistic positivity bias di koran dan tabloid ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2012) terhadap penggunaan kata-kata di Twitter. Penelitian ini dilakukan terhadap Twitter mahasiswa semester 2 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penemuan penelitian menyebutkan bahwa valensi Tweet berada di bawah nilai 3, atau lebih tepatnya berkisar dari antara 2,55 sampai 2,99. Hal ini menunjukkan bahwa Tweet yang dianalisa cenderung memiliki valensi yang positif. Selanjutnya, penulis juga melakukan perhitungan terhadap selisih antara valensi teks kemenangan dengan rata-rata valensi teks netral, dan kemudian membandingkannya dengan selisih antara valensi teks kekalahan dengan rata-rata valensi teks netral. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat seberapa positif atau
seberapa
negatif
valensi
masing-masing
kelompok
teks,
dengan
menggunakan teks netral sebagai titik acuan atau titik nol. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa kedua nilai selisih berbeda secara signifikan, dimana rata-rata selisih valensi teks kemenangan dengan rata-rata valensi teks netral lebih besar daripada rata-rata selisih valensi teks kekalahan dengan rata-rata valensi teks netral. Hal ini menunjukkan bahwa valensi teks kekalahan bersifat lebih negatif daripada valensi teks kemenangan bersifat positif. Bias dalam pemberitaan di surat kabar dan tabloid ini harus diwaspadai karena bisa jadi mempengaruhi performa atlet yang membacanya. Sebagai contoh, seorang atlet membaca liputan di surat kabar mengenai kemenangan-kemenangan yang diperolehnya
bisa jadi semakin
termotivasi
untuk
meningkatkan
performanya. Namun, bisa juga yang justru terjadi adalah atlet tersebut merasa puas diri sehingga motivasinya untuk memperbaiki diri pun menurun. Jones (2003) menyatakan bahwa kondisi emosi seorang atlet dapat mempengaruhi
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
52
performa seorang atlet baik dalam latihan maupun saat berkompetisi, dan pada akhirnya dapat berdampak pada hasil akhir dari kompetisi itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kondisi emosi seseorang dapat mempengaruhi motivasinya untuk melakukan suatu hal (Vallerand & Blanchard, 2000). Jones (2003) selanjutnya menyatakan bahwa emosi yang optimal akan membangkitkan tenaga yang sesuai untuk memulai dan mempertahankan usaha yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Sementara itu, emosi yang tidak tepat dapat berdampak pada jumlah tenaga yang tidak tepat pula untuk melakukan suatu tugas. Ketidaktepatan pemberitaan di media massa dapat memunculkan emosi yang tidak optimal ini. Sebagai contoh, pada ajang AFF Suzuki Cup 2010 yang lalu, pemberitaan media massa mengenai kemenangan Indonesia di babak penyisihan dan semifinal dilakukan dengan sangat menggebu-gebu, sehingga memberikan kesan seakan-akan tim nasional sepakbola Indonesia sudah menjadi juara, bahkan sebelum babak final dilakukan. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan kalahnya Indonesia di babak final. Bambang Pamungkas, salah seorang pemain senior timnas Indonesia menyatakan bahwa perhatian yang terlalu besar membuat timnas merasa menjadi juara sebelum waktunya, dan kondisi ini jelas mempengaruhi performa. Para pemain timnas menjadi sudah terlebih dahulu merasa menjadi juara, padahal sesungguhnya jalan yang harus ditempuh masih panjang.
5.2
Saran untuk Penelitian Selanjutnya Terdapat lima keterbatasan yang penulis temukan dalam penelitian ini.
Pertama, pada penelitian ini, nilai inter-coder agreement dalam melakukan kategorisasi terhadap teks belum dapat dikatakan memuaskan. Hal ini mungkin terjadi karena koder masih kurang paham mengenai penjelasan untuk masingmasing subkategori. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pedoman penilaian dibuat dengan lebih jelas dan mendetail. Misalnya, dengan memberikan contoh paragraf untuk masing-masing subkategori, atau dengan memberikan daftar secara jelas pertandingan dengan nomor-nomor olahraga apa saja tergolong dalam subkategori tertentu. Selain itu, nilai intercoder agreement juga dapat ditingkatkan dengan mengurangi jumlah koder,
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
53
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam kategorisasi. Penulis menyarankan, untuk penelitian selanjutnya, kategorisasi artikel hanya dilakukan oleh dua orang koder. Kedua, perhitungan valensi teks pada penelitian ini didasarkan pada nilai valensi per kata yang diperoleh dari survei internet, dimana masing-masing kata dinilai oleh empat orang responden. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan waktu, dimana survei dilakukan hanya selama tiga minggu, dan ada kurang lebih 5.000 kata yang harus dinilai. Jumlah penilaian ini masih terlalu sedikit untuk dapat digunakan sebagai data yang valid, apalagi jika dibandingkan dengan penelitian oleh Kloumann dkk (2012) yang memperoleh rata-rata valensinya berdasarkan penilaian dari 50 orang responden untuk masing-masing kata. Oleh karena itu, survei dapat dibuka untuk jangka waktu yang lebih panjang sehingga dapat meningkatkan jumlah responden. Langkah alternatif lainnya yang juga dapat dilakukan untuk dapat memperoleh gambaran nilai valensi yang lebih valid adalah dengan menggunakan responden survei dengan karakteristik yang lebih beragam. Kebanyakan responden survei pada penelitian ini adalah mahasiswa sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa respon yang diberikan akan cenderung bersifat seragam. Untuk penelitian selanjutnya, responden dapat lebih bervariasi, misalnya dengan mengikutsertakan berbagai kelompok umur, pekerjaan, daerah tempat tinggal, dan sebagainya. Ketiga, dari 9.206 kata yang muncul pada teks liputan, hanya sebanyak 1.521 kata (16,51%) dengan frekuensi tertinggi yang dimasukkan ke dalam survei untuk dinilai valensinya. Hal ini memungkinkan adanya kata-kata dengan nilai valensi ekstrim yang tidak diikutsertakan dalam perhitungan karena tidak ada nilai valensinya. Pada akhirnya hal ini dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Oleh karena itu, sebaiknya survei dilakukan terhadap lebih banyak kata sehingga analisis terjadi secara lebih menyeluruh. Meskipun begitu, penelitian ini merupakan langkah awal untuk mencapai hal tersebut. Keterbatasan lain terkait dengan metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah ditiadakannya konteks dalam perhitungan nilai valensi. Valensi teks diketahui hanya dengan menghitung rata-rata valensi dari kata-kata yang terdapat dalam teks, dimana masing-masing kata dilihat secara terpisah dan
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
54
independen. Padahal, penggunaan kata-kata selalu terkait dengan konteksnya, baik dalam kalimat maupun paragraf. Sebagai contoh, kalimat “Indonesia tidak berhasil menjadi juara” dan “Indonesia gagal menjadi juara” memiliki arti yang sama, dan keduanya cenderung bervalensi negatif. Namun jika dilihat secara terpisah kata per kata, pada kalimat pertama terdapat kata “berhasil” yang bervalensi positif, sehingga memungkinkan semakin positifnya nilai valensi kalimat pertama. Sementara itu, pada kalimat kedua digunakan kata “gagal” yang bervalensi negatif. Dapat dilihat bahwa dua kalimat yang memiliki arti yang sama, dapat memiliki valensi yang berbeda karena pemilihan kata yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena kata-kata tersebut dilihat tidak berdasarkan konteksnya. Meskipun begitu, metode yang digunakan pada penelitian ini dapat menjadi metode alternatif dalam pengukuran emosi. Salah satu metode pengukuran emosi yang biasa digunakan adalah dengan self-report. Pengukuran menggunakan metode ini bisa jadi kurang tepat karena adanya faktor social desirability, atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi partisipan (misalnya sakit, cuaca panas, keadaan sekitar yang berisik, dan sebagainya). Dengan melakukan pengukuran melalui nilai valensi, hal-hal tersebut dapat diatasi karena partisipan tidak diminta untuk melaporkan emosi mereka secara langsung. Metode ini memanfaatkan data yang memang sudah tersedia di lapangan untuk kemudian diolah dan memperoleh hasil. Sebagai contoh, para wartawan yang meliput pertandingan SEA Games tidak diminta untuk melaporkan emosi mereka mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di SEA Games XXVI. Melainkan, secara tidak langsung, mereka telah melaporkan emosi mereka melalui artikel yang ditulisnya. Selain itu, pengukuran dengan valensi kata ini juga memungkinkan dilakukannya pengukuran secara longitudinal, berbeda dengan self-report yang cenderung mengukur emosi pada satu kondisi. Seperti dalam skripsi ini, pengukuran dilakukan sepanjang SEA Games berlangsung, dan hal ini akan sulit dilakukan jika menggunakan metode self-report. Selanjutnya, hasil penelitian ini, yang menyebutkan bahwa seluruh kelompok berita memiliki valensi yang cenderung positif, bisa jadi juga dipengaruhi oleh adanya ingroup bias. Meskipun kebanyakan jurnalis mencoba untuk bersikap objektif, tidak memihak dan adil, pekerjaan mereka dilakukan
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
55
dalam sebuah konteks sosio-kultural tertentu. Sebuah rasa ketergabungan dalam suatu kelompok tertentu (misalnya tim olahraga atau negara tertentu), selalu melatarbelakangi pekerjaan jurnalis (Sonwalkar, 2005). Rasa ketergabungan dengan kelompok tertentu ini dapat menimbulkan kecenderungan seseorang untuk menilai kelompoknya secara lebih positif dibandingkan dengan kelompok lain, atau yang biasa disebut dengan ingroup bias (Forsyth, 2010). Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, kemungkinan akan adanya ingroup bias ini sebaiknya diminimalisasi. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui pemilihan kompetisi yang dianalisa. Event SEA Games memungkinkan munculnya ingroup bias karena penulis berita berasal dari Indonesia. Untuk menanggulangi hal ini, dapat dipilih kompetisi seperti Pekan Olahraga Nasional, dimana seluruh pesertanya berasal dari Indonesia, atau kejuaraan internasional dimana Indonesia tidak menjadi pesertanya, seperti UEFA Champions League (kompetisi sepakbola untuk klub-klub di Eropa). Penelitian selanjutnya mengenai perbandingan valensi juga dapat dilakukan untuk melihat respons emosi individu yang terlibat langsung dalam kemenangan dan kekalahan dalam konteks olahraga, misalnya atlet atau pelatih. Hal ini dapat dilakukan mengambil kata-kata dari hasil wawancara kepada atlet atau pelatih, yang disiarkan di televisi atau radio. Dengan begitu, dapat diketahui valensi dari individu-individu yang terlibat langsung dalam kemenangan dan kekalahan, tanpa harus melakukan proses wawancara langsung yang tentunya lebih sulit untuk dilakukan.
5.3
Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa artikel dalam surat kabar dapat
digunakan sebagai media untuk mengekspresikan emosi yang dirasakan ketika mengalami kemenangan dan kekalahan, dimana kemenangan memunculkan emosi yang positif dan kekalahan memunculkan emosi yang negatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa emosi dapat dipersepsi melalui kata-kata yang digunakan oleh seseorang dalam menyampaikan informasi (Kloumann dkk, 2012). Oleh karena itu, media massa seperti koran atau surat kabar merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan berbagai
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
56
pesan dan informasi, termasuk salah satunya adalah informasi mengenai emosi yang dialami individu. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam penyusunan program latihan bagi para atlet yang akan atau sedang menjalani pertandingan. Misalnya, atlet-atlet sebisa mungkin disterilisasikan dari pemberitaan media agar tidak mempengaruhi emosi, dan pada akhirnya, performanya ketika bertanding. Dengan diminimalisasinya pemberitaan media yang penuh dengan bias, hal-hal seperti euforia dini pada AFF Suzuki Cup 2010 kemarin mungkin dapat dihindari.
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, J. (2012). Distribusi valensi dalam pertemanan berdasarkan status updates di Twitter. (Unpublished Thesis). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok. Augustine, A. A., & Mehl, M. R., & Larsen, R. J. (2011). A positivity bias in written and spoken English and its moderation by personality and gender. Social Psychological and Personality Science, 2, 508-515. doi:10.1177/ 194855 0611399154 Barrett, L. F. (1996). Hedonic tone, perceived arousal, and item desirability: Three components of affective experience. Cognition and Emotion, 10, 4768. doi:10.1080/026999396380385 Barrett, L. F. (1998). Discrete emotions or dimensions? The role of valence focus and arousal focus. Cognition and Emotion, 12, 579-599. doi: 10.1080/0269 99398379574 Barrett, L. F. (2004). Feelings or words? Understanding the content in self-report ratings of experienced emotion. Journal of Personality and Social Psychology, 87, 266-281. doi:10.1037/0022-3514.87.2.266 Barrett, L. F. (2006a). Valence is a building block of emotional life. Journal of Research in Personality, 40, 35-55. doi:10.1016/j.jrp.2005.08.006 Barrett, L. F. (2006b). Are emotions natural kinds? Perspectives in Psychological Science, 1¸ 28-58. doi:10.1111/j.1745-6916.2006.00003.x Barrett, L. F. (2006c). Solving the emotion paradox: Categorization and the experience of emotion. Personality and Social Psychology Review, 10, 2046. doi:10.1207/s15327957pspr1001_2 Baumeister, R. F., Heatherton, T. F., & Tice, D. M. (1994). Losing control: How and why people fail at self-regulation. San Diego, CA: Academic Press. Baumeister, R. F., Bratslavsky, E., Finkenauer, C., & Vohs, K. D. (2001). Bad is stronger than good. Review of General Psychology, 5, 323-370. doi:10.1037//1089-2680.5.4.323 Boucher, J., & Osgood, C. E. (1969). The Pollyanna Hypothesis. Journal of Verbal Learning and Verbal Behavior, 8, 1-8. doi:10.1016/S00225371(69)80002-2 Bradley, M. M., & Lang, P. J. (1999). Affective Norms for English Words (ANEW): Instruction manual and affective ratings. Technical Report C-1, The Center for Research in Psychophysiology, University of Florida. 57 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
Universitas Indonesia
58
Charland, L. C. (2005). The heat of emotion: Valence and the demarcation problem. Journal of Consciousness Studies, 12, 82-102. Diunduh dari http://www.ingentaconnect.com/content/imp/jcs/2005/00000012/F003000 8/art00005 Dodds, P. S., & Danforth, C. M. (2009). Measuring the happiness of large-scale written expression: Songs, blogs, and presidents. Journal of Happiness Studies, 11, 441-456. doi:10.1007/s10902-009-9150-9 Forsyth, D. R. (2010). Group dynamics (5th ed.). USA: Wadsworth, Cengage Learning. Frijda, N. H. (1988). The laws of emotion. American Psychologist, 43, 349-358. doi: 10.1037/0003-066X.43.5.349 Hallahan, M., Lee, F., & Herzog, T. (1997). It’s not just whether you win or lose, it’s also where you play the game. Journal of Cross-cultural Psychology, 28, 768-778. doi:10.1177/0022022197286007 Jones, M. V., Coffee, P., Sheffield, D., Yanguez, M., & Barker, J. B. (2011). Just a game? Changes in English and Spanish soccer fans’ emotions in the 2010 World Cup. Psychology of Sport and Exercise, 13, 162-169. doi:10.1016/j.psychsport.2011.10.008 Kerr, J. H., Wilson, G. V., Nakamura, I., & Sudo, Y. (2005). Emotional dynamics of soccer fans at winning and losing games. Personality and Individual Differences, 38, 1855-1866. doi:10.1016/j.paid.2004.10.002 Kleinginna, P. R., & Kleinginna, A. M. (1981). A categorized list of emotion definitions, with suggestions for a consensual definition. Motivation and Emotion, 5, 345-379. doi:10.1007/BF00992553 Kloumann, I.M., Danforth, C.M., Harris, K.D., Bliss, C.A., & Dodds, P.S. (2012). Positivity of the English language. PLoS ONE, 7, e29484. doi:10.1371/journal.pone.0029484 Lambie, J. A., & Marcel, A. A. (2002). Consciousness and the varieties of emotion experience: A theoretical framework. Psychological Review, 109, 219-259. doi:10.1037/0033-295X.109.2.219 Nielsen Media Research (2010). The most read newspaper in Indonesia. Diunduh dari http://jawapos.com/profile/index.php Nummenmaa, L., & Niemi, P. (2004). Inducing affective states with successfailure manipulations: A meta-analysis. Emotion, 4, 207-214. doi:10.1037/1528-3542.4.2.207
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
59
Rozin, P., Berman, L., & Royzman, E. (2010). Biases in use of positive and negative words across twenty natural languages. Cognition and Emotion, 24, 536-548. doi:10.1080/02699930902793462 Russell, J. A. (1980). A circumplex model of affect. Journal of Personality and Social Psychology, 39, 1161-1178. doi:10.1037/h0077714 Russell, J. A. (2003). Core affect and the psychological construction of emotion. Psychological Review, 110, 145-172. doi:10.1037/0033-295X.110.1.145 Russell, J. A., & Barrett, L. F. (1999). Core affect, prototypical emotional episodes, and other things called emotion: Dissecting the elephant. Journal of Personality and Social Psychology, 76, 805-819. doi:10.1037/00223514.76.5.805 Sonwalkar, P. (2005). Banal journalism: The centrality of the ‘us-them’ binary in news discourse. Dalam S. Allan (Ed.), Journalism: Critical issues (pp. 261273). NY, USA: Open University Press, McGraw-Hill Education. Taylor, S. E. (1991). Asymmetrical effects of positive and negative events: The mobilization-minimization hypothesis. Psychological Bulletin, 110, 67-85. doi:10.1037/0033-2909.110.1.67 The Nielsen Company (2012). TOP 10 TABLOID – 10 years and above, Jakarta WAVE I 2012. (Komunikasi pribadi, Juni 4, 2012). Vallerand, R. J., & Blanchard, C. M. (2000). The study of emotion in sport and exercise: Historical, definitional, and conceptual perspectives. Dalam Y. L. Hanin (Ed.), Emotions in sport (pp. 3-37). Champaign, IL: Human Kinetics. Zhang, M., & Cross, S. E. (2011). Emotions in memories of success and failure: A cultural perspective. Emotion, 11, 866-880. doi:10.1037/a0024025
Universitas Indonesia
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN
60 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
A. DAFTAR KODE KATEGORISASI TEKS
61 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
62
1) Kode Artikel Menang 1.01 = Keberhasilan Indonesia meraih medali emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur1 dan dinilai2) 1.02 = Kemenangan Indonesia di babak final dan meraih medali emas dalam cabang olahraga pertandingan3 1.03 = Kemenangan Indonesia pada perebutan juara ketiga 1.04 = Kemenangan Indonesia di babak semifinal 1.05 = Kemenangan Indonesia di babak penyisihan 1.06 = Kemenangan Indonesia pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu 1.07 = Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) 1.08 = Pengalaman kemenangan Indonesia di masa lalu (pada event SEA Games XXVI/2011, di nomor pertandingan yang sama) 1.09 = Keberhasilan Indonesia menjadi juara umum cabang 1.10 = Keberhasilan Indonesia menyapu bersih emas dalam suatu cabang 1.11 = Keberhasilan Indonesia memimpin klasemen sementara 1.12 = Keberhasilan Indonesia memimpin perolehan medali secara keseluruhan 1.13= Keberhasilan Indonesia memimpin di babak kualifikasi 2) Kode Artikel Kalah 2.01 = Kegagalan Indonesia meraih emas dalam cabang olahraga perlombaan (terukur2 dan dinilai3) 2.02 = Kekalahan Indonesia di babak final dalam cabang olahraga pertandingan (meraih medali perak) 2.03 = Kekalahan Indonesia pada perebutan juara ketiga 2.04 = Kekalahan Indonesia di babak semifinal 2.05 = Kekalahan Indonesia di babak penyisihan 2.06 = Kekalahan Indonesia pada partai dalam cabang olahraga pertandingan nomor beregu 2.07 = Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event selain SEA Games XXVI/2011) 2.08 = Pengalaman kekalahan Indonesia di masa lalu (pada event Games XXVI/2011, di cabang/nomor yang sama) 2.09 = Kegagalan Indonesia menjadi juara umum cabang 2.10 = Kegagalan Indonesia menyapu bersih emas dalam suatu cabang 2.11 = Kegagalan Indonesia memimpin klasemen sementara 2.12 = Kegagalan Indonesia memimpin perolehan medali secara keseluruhan 2.13= Kegagalan Indonesia memimpin di babak kualifikasi
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
63
3) Kode Artikel Menang dan Kalah 3.01 = Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia (tanpa menyebutkan jumlah medali yang diperoleh) 3.02 = Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia (dengan menyebutkan jumlah medali yang diperoleh) 3.03 = Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di luar SEA Games XXVI/2011 (tanpa menyebutkan jumlah medali) 3.04 = Informasi mengenai kemenangan dan kekalahan Indonesia di luar SEA Games XXVI/2011 (menyebutkan jumlah medali yang diperoleh) 4) Kode Artikel Netral 4.01 = Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak final 4.02 = Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan perebutan juara ketiga 4.03 = Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak semifinal 4.04 = Indonesia tidak bertanding (pertandingan antar negara selain Indonesia); pertandingan babak penyisihan 4.05 = Indonesia bertanding dan memperoleh hasil seri 4.06 = Pertandingan yang sudah berlangsung, namun tidak ada informasi mengenai siapa pemenangnya 4.07 = Pendapat mengenai pihak yang kalah 4.08 = Pendapat mengenai pihak yang menang 4.09 = Pendapat mengenai kedua pihak yang bertanding (Indonesia tidak bertanding) 4.10 = Informasi mengenai klasemen sementara tanpa ada keterangan mengenai urutannya 5) Kode Artikel Lainnya 5.01 = Harapan/rencana untuk masa depan 5.02 = Informasi mengenai pertandingan yang akan datang 5.03 = Prediksi hasil pertandingan 5.04 = Informasi yang tidak berkaitan dengan pertandingan (mis. dedikasi medali, atlet mendapat bonus, dan sebagainya) 5.05 = Lain-lain 5.06 = Informasi mengenai sistem dan tata cara pertandingan 5.07 = Target medali yang ingin dicapai Indonesia, baik untuk masing-masing cabang maupun secara keseluruhan
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
64
Keterangan 1 Cabang olahraga perlombaan terukur adalah cabang olahraga dimana penentuan pemenang dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap aspekaspek tertentu seperti kecepatan, waktu, jarak, dan sebagainya. Contoh cabang olahraga perlombaan terukur adalah balap sepeda, atletik, renang, sepatu roda, dan sebagainya. 2
Cabang olahraga perlombaan dinilai adalah cabang olahraga dimana penentuan pemenang dilakukan berdasarkan penilaian dari juri, terhadap aspek-aspek tertentu seperti keindahan, ketepatan, dan sebagainya. Contoh cabang olahraga perlombaan dinilai adalah loncat indah, renang indah, senam ritmik, dan sebagainya.
3
Cabang olahraga pertandingan adalah cabang olahraga dimana terdapat dua pihak yang saling berlawanan langsung. Contoh cabang olahraga pertandingan adalah bola basket, sepakbola, bela diri, futsal, bola voli, dan sebagainya.
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
B. DAFTAR ARTIKEL
65 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.001
Myanmar Layak Diperhitungkan
NAMA KORAN KOMPAS
K.002
Vietnam Buktikan Ketangguhan
KOMPAS
Jumat. 4 November 2011
K.003
Garuda Atas Grogi
KOMPAS
Selasa. 8 November 2011
K.004
Timor Leste Mulai Lirik Tiket Semifinal
KOMPAS
Selasa. 8 November 2011
K.005
Persaingan Makin Ketat
KOMPAS
K.006
Vietnam-Myanmar Berpeluang ke Semifinal
KOMPAS
K.007
Indonesia Libas Malaysia
K.008
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Jumat. 4 November 2011
Headline (Olahraga)
1 dan 31
ANG/OTW
Olahraga
31
ANG/OTW
Headline (Olahraga)
1 dan 31
OTW/ANG
Olahraga
31
SAM
Kamis. 10 November 2011
Olahraga
31
ANG/OTW
Kamis. 10 November 2011
Olagraha
31
SAM
KOMPAS
Jumat. 11 November 2011
SEA Games XXVI
53
Emas Perdana Setelah 8 Tahun
KOMPAS
Sabtu. 12 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
K.009
Satu Langkah ke Semifinal
KOMPAS
Sabtu. 12 November 2011
SEA Games XXVI
31
IVV MHF/ECA/WAD/ OKI/ADP ANG/SAM
K.010
Hari Ke-2 Milik Indonesia
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 11
WAD/HLN/IRE/INK/ MHD/ECA/MHF
K.011
Emas dari Nonunggulan
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
8
MHD/IRE
K.012
Kayak K4 Putri Sumbang Emas
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
8
OKI/MHF
K.013
Emas Segar dari Gunung Pancar
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
8
INK
K.014
Denny ke Semifinal Bertemu Duy Phuong
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
8
NIC
K.015
Singapura Jagoan. Li Tau Ukir Rekor
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
9
ADP/ECA
K.016
Antara Anang & Norman
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
9
ECA
K.017
Karateka Kita Paling Memukau
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
33
HLN
K.018
Perak dari Hermanto & Maria Londa
KOMPAS
Minggu. 13 November 2011
SEA Games XXVI
35
K.019
Panen Emas Terus Berlangsung
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
K.020
Awal yang Baik untuk Indonesia
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
Olahraga
29
IVV/WAD HLN/ECA/WAD/ MHF/YNS IVV
K.021
Syahrul Gagal ke Semifinal Tarung Derajat
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
Olahraga
28
NIC
K.022
Tim Putri Hantam Thailand 7-3
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
30
OKI
K.023
Pertarungan Dramatis Imam
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
30
HLN
K.024
Indonesia Habis-habisan Bendung Thailand
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
30
MHD
K.025
Medali Emas Lepas dari Tuan Rumah
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
30
INK
66 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.026
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Kembali Menambah 4 Emas
NAMA KORAN KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
30
ADP/IRE
K.027
Laos Loloskan Vietnam & Myanmar
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
31
SAM
K.028
Pelajaran dari Thailand
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
31
ANG
K.029
Putra Indonesia Lawan Thailand di Final
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
31
IVV
K.030
Trio Macan' Berkibar di Perbukitan
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
33
INK
K.031
Tim Putra & Putri Melaju ke Semifinal
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
34
OKI
K.032
Indonesia Unggul dengan 6 Keping Emas
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
34
MHF
K.033
Vietnam Mendominasi. Rebut 2 Emas & 1 Perak
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
34
ECA
K.034
Hendro Jalan Cepat. Menyumbang Perak
KOMPAS
Senin. 14 November 2011
SEA Games XXVI
35
WAD
K.035
Hasil Indonesia Sesuai Kalkulasi
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
WAD/ECA/YNS
K.036
Putra dan Putri Indonesia Perkasa
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
Olahraga
28
OKI
K.037
Persembahan Terakhir Basuki
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
30
MHD/IRE/WAD
K.038
Tonton Sumbang Medali Emas
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
30
MHF
K.039
Indonesia Sapu Bersih Medali Emas
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
30
IRE
K.040
Kekuatan Peserta Merata
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
30
MKN
K.041
Tim Putra Raih Medali Perak
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
31
IVV
K.042
Emas Lolos dari Istora
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
31
OTW
K.043
Kristina/Suci Persembahkan Emas
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
31
IVV/ECA
K.044
Sepertiga Kans Raih Medali Hilang
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
31
INK
K.045
Bergulat Habis-Habisan
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
33
IVV
K.046
Indonesa Raja Tatami Asia Tenggara
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
33
HLN
K.047
Indonesia Sapu Bersih Medali Emas
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
34
IRE/WAD
K.048
Perak Sudah di Tangan Indonesia
KOMPAS
Selasa. 15 November 2011
SEA Games XXVI
34
OKI
K.049
Kian Mantap dengan Atletik dan Renang
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
IVV/WAD/ECA/YNS
K.050
Indonesia Ditekuk Filipina
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
Olahraga
28
OKI
K.051
Tuan Rumah Terjungkal
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
Olahraga
29
INK
K.052
Kejutan Emas Erwina Safitri
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
30
HLN
67 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.053
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Tim Putra Tekuk Myanmar
NAMA KORAN KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
30
K.054
Emas Setelah Delapan Tahun
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
30
OKI
K.055
Indonesia Dominasi Nomor Beregu
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
30
MKN
K.056
Indonesia Lanjutkan Dominasi
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
31
OTW
K.057
Thailand Lebih Cepat di Subang
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
31
MHF
K.058
Ficky & Christine Lolos ke Babak Semifinal
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
31
NIC
K.059
Voli Pantai Tampil Cemerlang
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
33
IVV
K.060
Kristie Alora Gagalkan Emas Indonesia
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
33
MHD
K.061
Tim Putri Kembali Rebut Emas
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
34
IVV/ECA
K.062
Vietnam dan Malaysia Berbagi Emas
KOMPAS
Rabu. 16 November 2011
SEA Games XXVI
34
ECA
K.063
Siman. Pangeran Tim Renang Indonesia
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
ECA/IVV/WAD/ADP
K.064
Atlet Indonesia Masih Tertidur
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
Olahraga
28
INK
K.065
Indonesia Gagal Maju ke Final
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
Olahraga
28
OKI
K.066
Putra ke Perempat Final
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
30
IVV
K.067
Indonesia Hadapi Thailand
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
30
OTW
K.068
Adit Rebut Emas Ketiga Indonesia
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
30
HLN
K.069
Lima Petinju Melaju ke Semifinal
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
30
IRE
K.070
Regu Sabel Putri Raih Medali Emas
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
30
NIC
K.071
Indonesia Gagal dalam Perebutan Emas
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
31
INK
K.072
Indonesa Raih Satu Emas dan Satu Perak
KOMPAS
Kamis. 17 November 2011
SEA Games XXVI
31
WAD
K.073
Oka dan Rio Terus Memimpin di Ancol
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
31
INK
K.074
Sapu Bersih di Maraton
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
33
WAD
K.075
Perak dari Jamjami, Perunggu oleh Della
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
33
ECA
K.076
Emas dari Perahu Pinjaman Peluang Tunggal Putri Meraih Emas Semakin Tipis Anang Gagal Rebut Emas, Vietnam Masih Dominan
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
34
MKN/MHD
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
34
OTW
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
34
ECA
K.077 K.078
IRE/IVV
68 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.079 K.080
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Yanthi Juarai "Individual Road Race" Putri
NAMA KORAN KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
35
Indonesia Masih Terlalu Perkasa
KOMPAS
Kamis, 17 November 2011
SEA Games XXVI
35
OKI
MHF
K.081
Juara Umum Asal 136 Emas di Tangan
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
MHD/YNS/ECA/NIC/ MHF/MBA/ADP
K.082
Lawan Thailand di Final
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
Olahraga
29
IVV
K.083
Emas Lepas dari Indonesia
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
Olahraga
29
INK
K.084
Target Empat Emas Terpenuhi
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
30
IVV
K.085
Ski Air Tambah 4 Emas
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
30
WAD/OKI
K.086
Dominasi Indonesia di Semifinal
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
30
OTW
K.087
Petenis Indonesia Melangkah Mantap
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
30
OKI
K.088
Emas Nomor Sabel Milik Vietnam
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
30
NIC
K.089
Vietnam: Indonesia-Malaysia Sama Berat
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
31
SAM
K.090
Simpan Tenaga ke Semifinal
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
31
ANG/OTW
K.091
Dua Emas Lagi dari Jalan Raya
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
41
MHF
K.092
Masih Banyak yang Harus Dibenahi
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
41
MAHDI MUHAMMAD
K.093
Beregu Putri Rebut Emas
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
43
HLN
K.094
Berharap Hujan Terlambat Datang
KOMPAS
Jumat, 18 November 2011
SEA Games XXVI
43
MOHAMMAD HILMI FAIQ
K.095
Angkat Besi Dongkrak Indonesia
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
Headline
1
YNS/OTW/MHD/ADP
K.096
Atlet Indonesia Peraih Medali Terbanyak
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
Olahraga
28
IRE
K.097
Putra "All Indonesian Final"
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
Olahraga
29
IVV
K.098
Atlet Indonesia Akhiri Paceklik Medali
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
30
INK
K.099
Target Tiga Medali Emas Tercapai
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
30
INK
K.100
Erwina Cetak Emas Ketiga
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
30
HLN
K.101
Berlomba untuk Perunggu
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
30
IVV
K.102
Emas dari Embu Berpasangan
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
30
NIC
K.103
Dua Emas Pertama di Tangan Indonesia
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
31
OKI
K.104
Tiga Kali Juara, Tiga Kali Pecahkan Rekor
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
45
YNS
69 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.105
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Tim Indonesia Hanya Raih Perak
NAMA KORAN KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
45
ECA
K.106
Emas Penawar Rindu dari Wushu
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
45
HLN
K.107
Buamin dan Elga Terbaik di BMX
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
46
HLN
K.108
Atlet Indonesia Meraih 9 Medali Emas
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
46
WAD
K.109
Vietnam Dominan, Indonesia Tertinggal
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
46
CAESAR ALEXEY
K.110
Merah Putih Tak Mampu Tambah Emas Lagi
KOMPAS
Sabtu, 19 November 2011
SEA Games XXVI
47
NIC
Indonesia Pastikan Diri Juara Umum
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 11
INK/ECA/HLN/ MHD/OKI/ANG
K.112
Indonesia Gagal Sapu Bersih
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
6
OTW
K.113
Emas Diraih di Laga Hari Terakhir
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
6
IRE
K.114
Emas Hari Pertama untuk Myanmar
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
6
MHF
K.115
Satu Emas dari Renang Sirip
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
6
ECA
K.116
"Garuda Muda" Bikin Bangga
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
8
ANG/OTW
K.117
Wukirasih dan Sawondari Sumbang Emas
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
8
OKI
K.118
Andy/Koko Pertahankan Emas
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
8
IVV
K.119
Lindswell, Tarian Bangau Medali Emas
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
33
INK
K.120
Kalahkan Thailand, Putra Raih Perak
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
33
IVV
K.121
Harus Puas dengan Perunggu
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
34
HLN
K.122
Bergelut Mengimbangi Kekuatan Vietnam
KOMPAS
Minggu, 20 November 2011
SEA Games XXVI
34
IVV
K.123
Kejutan, Hamdani Raih Medali Perak
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
Olahraga
28
WAD
K.124
Emas Putra Setelah 18 Tahun
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
OKI
K.125
Dobel Putri Gagal ke Final
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
IVV
K.126
Larasati Rebut Emas Kedua
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
ECA
K.127
Kalah Kualitas dari Malaysia, Indonesia Gaet Perak dan Perunggu
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
ECA
K.128
Tiga Emas dari GOR Ciracas
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
OTW
K.129
Horas Menutup dengan Emas
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
30
MHD
K.130
Gagal Pertahankan Emas
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
31
IVV
K.111
70 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
K.131
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Margaretha Pecah Rekor SEA Games
NAMA KORAN KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
31
K.132
Gagal Menambah Medali Emas
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
31
OKI
K.133
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
33
MHF
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
33
INK
K.135
Hujan Kepedihan di Danau Cipule Dua Emas Tambahan Bawa Indonesia Lampaui Target Tiga Emas Paralayang
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
34
WAD
K.136
Perak Projo Lengkapi Perunggu Uyun
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
35
HLN
K.137
Pasangan Putra Tambah Satu Emas
KOMPAS
Senin, 21 November 2011
SEA Games XXVI
35
TIA
K.138
Garuda Muda Berjuang Hingga Tuntas
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
Headline (Umum)
1 dan 15
ANG/OTW
K.139
Indonesia Raih Juara Umum
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
Olahraga
29
ECA
K.140
Tambah 2 Emas Lagi, Indonesia Kuasai Arena
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
Olahraga
29
INK
K.141
Elbert/Christo Elegan
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
30
OKI
K.142
Pecatur Putri Tambah Medali
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
30
WAD
K.143
Perunggu Sumbangan Ardi Hapsoro
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
30
ECA
K.144
Emas Pertama Indonesia Sejak 1977
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
30
IVV
K.145
Atlet Tak Henti Meraup Emas
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
31
YNS
K.146
Emas Ketiga Uyun dari Trek
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
31
HLN
K.147
Perunggu dari Trio Pesenam Aerobik
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
31
WAD
K.148
Uyun Jadi Ratu Velodrom
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
33
HLN
K.149
Sang Naga ke Titik Nol
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
34
MHF
K.150
Satu Medali Emas dari Susanto
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
34
WAD
K.151
Novita Sherly Tambah Satu Emas
KOMPAS
Selasa, 22 November 2011
SEA Games XXVI
35
OKI
K.152
Indonesia Hanya Raih Perunggu
KOMPAS
Rabu, 23 November 2011
SEA Games XXVI
31
INK
K.134
ECA
K.153
Putra Tambah Dua Emas
KOMPAS
Rabu, 23 November 2011
SEA Games XXVI
31
IRE
J.001
Pembuktian Vietnam-Myanmar
Jawa Pos
Jumat, 4 November 2011
Sportainment
26
ali/c7/ko
J.002
Myanmar Paksa Seri Vietnam
Jawa Pos
Minggu, 6 November 2011
Sportainment
16
ali/c9/ko
J.003
Start Sempurna Garuda Muda
Jawa Pos
Selasa, 8 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 11
ali/c9/ttg
J.004
Kejutan Timor Lester Berlanjut
Jawa Pos
Selasa, 8 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
15
ali/jpnn/c9/tom
71 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
KODE TEKS J.005
Jangan Cepat Puas
Jawa Pos
Selasa, 8 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
15
ali/c8/tom
J.006
Juara Bertahan Mulai Panas
Jawa Pos
Selasa, 8 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ali/c8/tom
J.007
Kejutan Timor Leste Terhenti
Jawa Pos
Kamis, 10 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ali/jpnn/c11/tom
J.008
Ganyang Malaysia 19-3
Jawa Pos
Jumat, 11 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
aam/c7/tom
J.009
Cabor Dayung Sumbang Emas Pertama
Jawa Pos
Sabtu, 12 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 19
ru/c5/ttg
J.010
Jawa Pos
Sabtu, 12 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
36
ali/c10/tom
Jawa Pos
Sabtu, 12 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
36
ali/c9/tom
J.012
Kamboja Langsung Tersingkir Butuh Satu Kemenangan untuk Lolos ke Semifinal Kali Pertama Kawinkan Emas di 100 Meter
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 11
dik/c2/ttg
J.013
Downhill Sapu Bersih
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/c11/aww
J.014
Akuatik Hanya Kebagian Tiga Perak
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
aam/c8/aww
J.015
Emas Aan untuk Almarhum Orangtua
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c7/aww
J.016
Ingin Prestasi Terus Berlanjut
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c8/aww
J.017
Pesta Besar Menuju Semifinal
Jawa Pos
Minggu, 13 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
ali/c9/aww
J.018
Depak Thailand, Indonesia ke Semifinal
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 13
ali/ttg
J.019
Kalah Postur, Gagal di Boulder
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
dik/tom
J.020
Pastikan Emas di Loncatan Bebas
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
dik/c4/aww
J.021
Sepatu Roda Sapu Bersih
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
dik/c8/aww
J.022
Hajar Kamboja, Incar Malaysia
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
aam/c7/aww
J.023
Laga Perdana Milik Singapura
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
aam/c9/tom
J.024
Yessy Pecahkan Rekor Akiko Thomson
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
aam/c12/aww
J.025
Pelari Putra Donasi Tiga Emas
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
dik/c8/aww
J.026
Peluang Kawinkan Gelar Juara
Jawa Pos
Senin, 14 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
ru/c12/aww
J.027
Emas Perpisahan Si Raja Tanjakan
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 11
ru/rdw/jpnn/c5/ttg
J.028
Sepatu Roda Sempurna
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
23
dik/c10/aww
J.029
Pesta Sembilan Emas
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
23
dik/c13/aww
J.030
Abudzar-Fitriyani Tercepat
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
23
dik/c13/aww
J.031
Wah, Beregu Putri Kalah
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
23
aam/c10/aww
J.032
Nana/Suci Bikin Bangga
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
23
dik/c13/aww
J.011
JUDUL ARTIKEL
SUMBER
PENULIS ARTIKEL
72 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
J.033
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Putra Menang, Putri Tumbang
NAMA KORAN Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
24
J.034
Raih 10 Emas, Karate Lampaui Target
Jawa Pos
Selasa, 15 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
24
ru/c2/tom
J.035
Bulu Tangkis Putra Sukses Ganyang Malaysia
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 15
aam/c4/nw
J.036
Emas Recurve Erwina untuk Sindir Inasoc
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/c12/aww
J.037
Bidikan Petembak Indonesia Meleset
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
mg42/jpnn/c11/aww
J.038
Wilda Berjaya di Lead Putri
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c12/aww
J.039
Vovinam Tambah Dua, Taekwondo Satu
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
aam/c8/aww
J.040
Kado Ulang Tahun
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c12/tom
J.041
Tambah Dua Emas, Hanya Runner-Up
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c13/tom
J.042
Lolos Semifinal, Kejar Juara Grup
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
ru/c2/aww/tom
J.043
Tak Diunggulkan, Dapat Emas
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c11/tom
J.044
Timnas Tidak Pilih Lawan
Jawa Pos
Rabu, 16 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
J.045
Siman dan Adit Hat-trick
Jawa Pos
Kamis, 17 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
J.046
Nazar Umrahkan Almarhum Ayah
Jawa Pos
Kamis, 17 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
ali/c13/tom dik/aam/ru/ c8/c12/aww dik/c9/tom
J.047
Tantang Thailand di Semifinal
Jawa Pos
Kamis, 17 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
ru/c9/tom
J.048
Hanya Bellatrix yang Gagal
Jawa Pos
Kamis, 17 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
aam/c2/tom
J.049
Semifinal Bakal Lebih Baik
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 19
ali/c4/ttg
J.050
Ski Air Indonesia Borong Emas
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
dik/c12/aww
J.051
Emas Lagi, Rekor Lagi
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
dik/ru/c9/aww
J.052
Panjat Tebing Terlalu Kuat
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
dik/c12/aww
J.053
Ada Peluang Lebihi Target
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
ru/c12/aww
J.054
Voli Putra Amankan Tiket Final
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
dik/c13/tom
J.055
Taufik Ingin Jumpa Simon
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
aam/c3/tom
J.056
Silat Juara Umum
Jawa Pos
Jumat, 18 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
aam/c6/tom
J.057
Happy Ending Panjat Tebing Indonesia
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
dik/c13/aww
J.058
Tiga Emas, Dua Rekor
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
dik/c8/aww
J.059
Juara Umum Tanpa Bantuan Inasoc
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
ru/c8/aww
ru/c8/c6/aww/tom
73 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
J.060
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Tiga Petinju Lolos ke Final
NAMA KORAN Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
J.061
Kado Emas Elga di Ultah ke-18
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
31
ru/c8/aww
J.062
Masih Incar Nomor Lain
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
aam/c13/tom
J.063
Peluang Rebut Lima Gelar
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
aam/c12/tom
J.064
Duh, Rony dkk Kalah Dramatis
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
ru/c3/tom
J.065
Voli Pantai Pastikan Emas
Jawa Pos
Sabtu, 19 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
32
dik/c3/tom
J.066
Ke Final Setelah 14 Tahun
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Headline (Berita Utama)
1 dan 11
ali/c4/ttg
J.067
Pengorbanan Aldy Berbuah Emas
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
aam/c8
J.068
Paralayang Terlalu Dominan
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
*/c4/aww
J.069
Putri Juru Kunci, Putra Fokus Perunggu
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/c13/aww
J.070
Susanto Buka Kans Juara
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
01/35/jpnn/c10/aww
J.071
Ricky Yang Penuhi Ekspektasi
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
mg14/jpnn/c13/aww
J.072
Myanmar Sapu Bersih Perahu Naga
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/kus/jpnn/c8/aww
J.073
Putri Antiklimaks, Putra Hat-Trick
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c6/tom
J.074
Nyaris Sapu Bersih Emas
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
aam/c3/tom
J.075
Christo dan Ayu ke Final
Jawa Pos
Minggu, 20 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
dik/c9/tom
J.076
Tampil di Kandang Kok Melempem
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
ru/c8/aww
J.077
Terima Kasih, Susyana
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
25
aam/c9/aww
J.078
Tradisi Emas Voli Berakhir
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
dik/c13/tom
J.079
Christopher-Ayu Kawinkan Gelar
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
dik/c9/tom
J.080
Nomor Trek Paceklik Emas
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
ru/c13/tom
J.081
Siapkan U-16 untuk 2013
Jawa Pos
Senin, 21 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
26
ru/c4/tom
J.082
Tim Perahu Naga Gagal Total
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/c8/aww
J.083
Susanto Juara, Irene Ketiga
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c8
J.084
Tinju Penuhi Ekspektasi
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c2
J.085
Novita Berjaya di Kelas 89 Kg
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c13/aww
J.086
Hat-trick Emas, Uyun Belum Mau Pensiun
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
ru/jpnn/c7/aww
dik/c13/aww
74 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
J.087
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Juara Umum dan Rekor
NAMA KORAN Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
mg43/jpnn/c11/aww
J.088
Penantian 40 Tahun
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
mg14/mg47/jpnn/ c6/aww
J.089
Duet Christo/Elbert Donasi Emas Keempat
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
27
dik/c13/aww
J.090
Apes Lagi Lawan Malaysia
Jawa Pos
Selasa, 22 November 2011
Sportainment (SEA Games 2011)
28
ali/c13/tom
T.001
Timnas U-23 Menang Telak
TopSkor
Selasa, 8 November 2011
Headline
1
jas
T.002
Performa Belum Sempurna
TopSkor
Selasa, 8 November 2011
SEA Games 2011
11
JUPRIANTO A. S./ ADYAKSA V. W.
T.003
Laos-Brunei Ricuh, Timor Leste Buka Peluang
TopSkor
Selasa, 8 November 2011
SEA Games 2011
11
sur
T.004
Ini Masih Normal di Laga Pertama
TopSkor
Selasa, 8 November 2011
SEA Games 2011
11
jas
T.005
TopSkor
Rabu, 9 November 2011
Olahraga
2
-
TopSkor
Kamis, 10 November 2011
Olahraga
12
jas
T.007
Yang Terpenting, Pertahankan Momentum Malaysia Hajar Thailand, Singapura Buka Peluang Myanmar-Vietnam Petik Kemenangan
TopSkor
Kamis, 10 November 2011
Olahraga
12
sur/ari
T.008
Polo Air Putri Berpeluang Emas
TopSkor
Jumat, 11 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.009
Menang Dramatis, "Azkals" Jaga Kans
TopSkor
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
SEA Games 2011
14
-
T.006
T.010
PODSI Terus Berambisi
TopSkor
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
SEA Games 2011
15
PUTRA PERMATA TEGAR IDAMAN
T.011
Putri Singapura Bekap Malaysia
TopSkor
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
SEA Games 2011
16
ck
T.012
Indonesia Lolos ke Semifinal
TopSkor
Senin, 14 November 2011
Headline
1
jas/vid
T.013
Lewati "Grup Neraka"
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
14
JUPRIANTO A. S./ ADYAKSA VIDI W.
T.014
Malaysia Mengintip Semifinal
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
14
sur
T.015
Tiket Semifinal Grup B Sudah Bertuan
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
14
sur
T.016
Atletik dan Sepatu Roda Menggila
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
15
LILY INDRIYANI SUKMAWATI
T.017
Sepatu Roda Sumbang Empat Emas Lagi
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.018
Nasrullah/Lutfi Terbaik di Hari Pertama
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
16
MUHAMMAD RAIS ADNAN
T.019
Indonesia Mendominasi
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
75 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
T.020
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Timnas Voli Buka Peluang
NAMA KORAN TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
16
T.021
Skuat Bridge Indonesia Bekap Filipina
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
16
lis
T.022
MTB Melewati Target
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
16
ega/sur
T.023
Kayak/Kano Tambah Tiga Emas
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.024
Raih Dua Perak, Indonesia Yakin
TopSkor
Senin, 14 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
T.025
Torehan 2009 Terulang
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
Headline
1
ega
T.026
Siman Bikin Kejutan
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
15
LILY INDRIYANI SUKMAWATI
T.027
Panjat Dinding Pasok Dua Emas dan Satu Perak
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.028
Rustang dan Aliansyah Berjaya
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.029
Tanpa Target, Maharani Sabet Emas
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.030
Emas Setelah 10 Tahun
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
SURYA SUMIRAT
T.031
Polo Air Putri Indonesia Hanya Dapat Perak
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
hus/ck
T.032
Myanmar Kejutkan "Merah-Putih"
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.033
Lagi, Anggar Putri Dibekap Vietnam
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
dim
T.034
Indonesia Juara Umum Karate
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
rai
T.035
Taekwondo Hampir Penuhi Target
TopSkor
Selasa, 15 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
T.036
Bulu Tangkis Putra Pertahankan Gelar
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
Headline
1
ega
T.037
Myanmar Gagal Pesta Gol
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
Olahraga
14
rai
-
Tim Putra Berjaya
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
15
LILY INDRIYANI SUKMAWATI
T.039
Franklin Cetak Hat-trick
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
15
lis
T.040
Siman Pecahkan Rekor 10 Tahun
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
15
lis
T.041
Amanda Kalah Pengalaman
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.042
Thailand Perkasa
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
SURYA SUMIRAT
T.043
Gulat Tambah Perunggu
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
-
T.044
Emas Pertama Bagi Erwina
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.045
Pencak Silat Menggeliat
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
T.038
76 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
T.046 T.047
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Di Anggar, Merah-Putih Tak Naik
NAMA KORAN TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
Rizal Genapkan Ambisi PBTI
TopSkor
Rabu, 16 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
dim
T.048
Atletik Fantastis
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
15
LILY INDRIYANI SUKMAWATI
T.049
Satu Emas dari Dayung
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
15
ady/rai
T.050
Bonus Amri untuk Rumah
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.051
Siman Dulang Emas Ketiga
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.052
Anggar Buat Sejarah
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
DIMAS ELFARISI
T.053
Harus Puas Tiga Perunggu
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
-
T.054
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
jas/ega
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.056
Indonesia Juara Grup B Belum Dapat Medali, Timnas Boling Tetap Yakin Lagi, Gulat Sabet Dia Emas
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
ck
T.057
Eni/Ketut Menangi Woman Self Defense
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.058
Skuat Panahan Belum Puas
TopSkor
Kamis, 17 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
T.059
Indonesia Ditakdirkan Bertemu Vietnam
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
Headline
1
rai/jas
T.060
Telan Pil Pahit
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
14
M. RAIS ADNAN/ JUPRIANTO A. S.
T.061
Vietnam Percaya Diri
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
14
brn
T.062
Debut Butut Yongky
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
14
jas
T.063
Timnas Renang Sukses
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
15
AGUSTIAN PRATAMA/ DEDHI PURNOMO
T.064
Ski Air Sumbang Empat Emas
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
15
ck
T.065
Gulat Buang Emas
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.066
Putri Gagal, Putra ke Final
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
15
lis
T.055
T.067
Silat Juara Umum
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
JUPRIANTO ALEXANDER SIANIPAR
T.068
Panjat Dinding Lewati Target
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
-
T.069
Takraw Putri Finis Kedua
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
-
77 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
T.070
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Kekuatan Dayung Setara
NAMA KORAN TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
T.071
Skuat Panahan Putri Indonesia Perkasa
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.072
Berkuda Sabet Emas Perdana
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
dim
T.073
Hanya Perak, Anggar Putra Dipuji
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
dim
T.074
Judo Langsung Tancap Gas
TopSkor
Jumat, 18 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.075
Panjat Dinding Tepis Rumor
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.076
Ingin Hattrick
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
15
LILY INDRIYANI SUKMAWATI
T.077
Eko dan Triyatno Jadi Bintang
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
15
ded
T.078
Kuda Cedera, Indonesia Gagal
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
15
dim/ady
T.079
Thailand Buyarkan Mimpi Indonesia
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
15
ega
ck/ded
Buamin-Elga Menang
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
PUTRA PERMATA TEGAR IDAMAN
T.081
Anggar Tak Capai Target
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
-
T.082
Petinju Indonesia Bertumbangan
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
-
T.083
Soft Tennis Rebut Dua Emas
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
dim/lis
T.084
Atlet Kempo Indonesia Kuasai Tiga Nomor
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
jas
T.085
Ganda Putra-Putri Pastikan Emas
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
brn
T.086
Heriyanto-Ivana Buka Keran Medali
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
sur
T.087
Pesta Perpisahan Peter Taslim
TopSkor
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2011
SEA Games 2011
16
ega
T.088
Tim Dayung Kandas
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
ady
T.089
Peta Persaingan Catur Sudah Berubah
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
-
T.090
Filipina Kuasai Sofbol dan Bisbol
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
ded/ck
T.091
Christo dan Ayu Terbaik
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
ck
T.092
Konsistensi Jadi Momok
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
ded
T.093
Dominasi Indonesia di Voli Putra Runtuh
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
14
lis
15
PUTRA PERMATA TEGAR IDAMAN
T.080
T.094
Horas Tunjukkan Kelas
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
78 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
T.095
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Renang Indah Dapat Perak
NAMA KORAN TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
-
T.096
Basket Putra Sabet Perunggu
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
ck/ega
T.097
Indonesia Gagal di Track
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
ega
T.098
Selangkah Lagi Kampiun
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
sur
T.099
Bulu Tangkis Tak Sekedar Lima Emas
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
ega
T.100
Hanya Tiga Emas pada Hari Terakhir
TopSkor
Senin, 21 November 2011
SEA Games 2011
15
jas
T.101
Emas pun Melayang
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
Headline
1
edu
T.102
Indonesia Harus Puas Berburu Perunggu
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
Nasional
13
sur
T.103
Futsal Putri Gagal Penuhi Target
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
Nasional
13
sur
T.104
Julio dan Alex Terbaik
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
14
ck
T.105
Ganda Putra Dulang Emas
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
14
ck
T.106
Uyun Perkasa
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
15
PUTRA PERMATA TEGAR IDAMAN
T.107
Ardi Sabet Perunggu
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
15
-
T.108
Takraw Putra Raih Emas
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
15
nug
T.109
Timnas Perahu Naga Berduka
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
15
ega
T.110
Skuat Wushu Juara
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
15
jas
SEA Games 2011
16
M. RAIS ADNAN/ AHMAD BACHRAIN
T.111
Indonesia Berduka
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
T.112
Myanmar Sukses Sabet Perunggu
TopSkor
Selasa, 22 November 2011
SEA Games 2011
16
rai
B.001
Belum Ada yang Dominan
BOLA
Senin-Rabu, 7-9 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
Ario Yosia
B.002
Kolaborasi Stevie-Tibo
BOLA
Kamis-Jumat, 10-11 November 2011
SEA Games XXVI
5
win
B.003
Berkah Cuaca Panas
BOLA
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
Ole! Nasional
26
Ario Yosia
B.004
Laos Disalip di Tikungan
BOLA
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
Ole! Nasional
26
yos
B.005
Liukan Tibo
BOLA
Sabtu-Minggu, 12-13 November 2011
Ole! Nasional
26
yos
B.006
Insiden Dua Kartu Merah
BOLA
Senin-Rabu, 14-16 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
Ario Yosia
B.007
Gol Indah: Kecermatan Tibo
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
win
B.008
Atletik Ciamik
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (Headline)
1
APRELIA WULANSARI
79 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
B.009
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Emas Setelah 12 Tahun
NAMA KORAN BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK
1
prel
B.010
Emas untuk Anak Istri
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
ROOSYUDHI PRIYANTO/ NF-6
B.011
Diah Masih Belajar
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
yuk
B.012
Penantian Panjang
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK
3
APRELIA WULANSARI
B.013
Berawal Sempurna
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
SEA Games XXVI
3
prel
B.014
Gagal Tembus Thailand
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK
3
nf-11
B.015
Kejar 2 Emas
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
SEA Games XXVI
3
anto
B.016
Putri Kurang Beruntung
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
SEA Games XXVI
3
anto
B.017
Langsung Lewati Target
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
DEDE ISHARRUDIN/ NF-5/NF-12
B.018
Emas Membayang
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
bhw
B.019
Gebrakan Lagi. Indra
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
8
APRELIA WULANSARI
B.020
Emas Yessy Bermakna Ganda
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
8
prel
B.021
Terus Jaga Keyakinan
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
8
anto
B.022
Terbuka Empat Emas
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLE! Nasional
9
bhw
B.023
Ayo Tambah Lagi
BOLA
Senin-Rabu. 14-16 November 2011
OLE! Nasional
9
yuk
B.024
The Azkals Menjejak Bumi
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLE! Nasional
5
Aning Jati
B.025
Arigato. Karateka
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (Headline)
1
ANDREW SIHOMBING/ NF-12
B.026
Sapu Bersih Silat Nomor Seni
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK
1
don
B.027
Penguasaan Materi. Masih di Trek
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
prel
B.028
Indonesia Kuasai Accuracy
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
*/dede
B.029
Cukup Satu Emas
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
prel
B.030
Menang Semangat
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
drew/nf-6
B.031
Didominasi Thailand
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
nf-13/don
B.032
Menanti Emas Terakhir
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
APRELIA WULANSARI
B.033
Harus Agresif
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
prel
80 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
B.034
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Keteteran Lawan Vietnam
NAMA KORAN BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
6
yuk
B.035
Smes Bernilai Rp 200 Juta
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
9
BROTO HAPPY W.
B.036
Tiga Emas Lagi
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
9
bhw
B.037
Berbagi Emas di Jalan Raya
BOLA
Kamis-Jumat. 17-18 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
10
BUDI KRESNADI
B.038
Pukulan Pelecut Motivasi
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
25
Aning Jati
B.039
Amankan Final
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
26
Respati Agung
B.040
Kalah Sejak Awal
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
26
rsa
B.041
Ganasnya Gajah Putih
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
Ole! Nasional
26
rsa
B.042
Revans atas Thailand
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
28
APRELIA WULANSARI/ HARYANTO
B.043
Eko dan Tri Pecahkan Rekor SEAG
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
28
prel
B.044
Tuan Rumah Raja Jalan Raya
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
29
BUDI KRESNADI
B.045
Masih di Jalur Juara
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
29
yok
B.046
Perang Saudara di Istora
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
30
BROTO HAPPY W.
B.047
Meleset di Eventing
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
30
nf-7
B.048
Duka di Britama Arena
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
30
erpe
B.049
Awal Gemilang
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
30
nf-5
B.050
Hanya Tiga ke Final
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
OLIMPIK
32
prel
B.051
Grup A Lebih Tangguh
BOLA
Sabtu-Minggu. 19-20 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
Erwin Fitriansyah
B.052
Petaka Saat Lengah
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
rsa
B.053
Runtuhkan Mental
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
win
B.054
Debutan Pompa Prestasi
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK
1
nf-5/nf-6
B.055
Sukses Sesuai Prediksi
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
APRELIA WULANSARI
B.056
Lebih Baik dari 2009
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
prel
B.057
Dihantam Thailand
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
anto
B.058
Lebih Berprestasi
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
prel
B.059
Imbas Minim Kompetisi
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
3
APRELIA WULANSARI
81 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
SUMBER
KODE TEKS
JUDUL ARTIKEL
B.060
PENULIS ARTIKEL
TANGGAL TERBIT
RUBRIK
HALAMAN
Emas Semata Wayang
NAMA KORAN BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
3
prel
B.061
Hasil Maksimal
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
3
prel
B.062
Sejarah 1997 Tak Terulang
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
3
prel
B.063
Lima Emas Penambah Semangat
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
BROTO HAPPY W.
B.063
Seperti Juara Grand Slam
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
yok
B.065
Ratu Baru Bernama Ayu
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
4
yok
B.066
Horas Dapat Emas
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
erpe
B.067
Lompati Target Emas
BOLA
Senin-Rabu. 21-23 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
5
don
B.068
Deja Vu. Trauma Mental
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
2
Erwin Fitriansyah
B.069
Kurang Berani Ambil Resiko
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
4
Ferryl Hattu
B.070
Akhir Sedih Vietnam
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
ning
B.071
Keyakinan Gunawan
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
5
ning
B.072
Gajah Putih Tak Tertahan
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
Ole! Nasional (SEA Games XXVI)
8
Respati Agung
B.073
Penantian 8 Tahun
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
APRELIA WULANSARI
B.074
Karamnya Sang Naga
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
yuk
B.075
Tertekan di Negara Sendiri
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
2
prel
B.076
Uyun. Terbaik Di Velodrome
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
6
BROTO HAPPY W.
B.077
Prestasi Menurun
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
6
prel
B.078
Sukses Juara Umum
BOLA
Kamis-Jumat. 24-25 November 2011
OLIMPIK (SEA Games XXVI)
6
nf-5
82 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
C. DATA VALENSI TEKS
83 Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
84
KODE TEKS B.008 B.009 B.010 B.013 B.014 B.015 B.019 B.020 B.023 B.026 B.027 B.029 B.031 B.032 B.034 B.037 B.043 B.044 B.047 B.049 B.054 B.055 B.058 B.067 B.076 B.077 J.009 J.012 J.013 J.015 J.016 J.020 J.021 J.024 J.025 J.027 J.028 J.029 J.030 J.032 J.036 J.038 J.039 J.040 J.041 J.045 J.046 J.050 J.051 J.052 J.053 J.057 J.058 J.059 J.061 J.062 J.067 J.068 J.077 J.085
KATEGORI 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01
VALENSI 2,67 2,70 2,72 2,67 2,66 2,68 2,70 2,74 2,61 2,57 2,68 2,59 2,75 2,71 2,64 2,75 2,75 2,72 2,79 2,71 2,64 2,73 2,67 2,73 2,69 2,72 2,76 2,69 2,68 2,67 2,67 2,68 2,74 2,80 2,75 2,72 2,81 2,72 2,70 2,73 2,73 2,79 2,66 2,69 2,80 2,71 2,70 2,73 2,72 2,78 2,61 2,73 2,75 2,68 2,67 2,65 2,78 2,78 2,69 2,72
KODE TEKS J.086 J.087 K.008 K.010 K.011 K.012 K.013 K.016 K.019 K.026 K.030 K.032 K.034 K.035 K.038 K.039 K.043 K.047 K.049 K.052 K.063 K.068 K.072 K.074 K.076 K.079 K.081 K.085 K.091 K.092 K.093 K.094 K.095 K.100 K.102 K.104 K.106 K.107 K.108 K.109 K.111 K.113 K.115 K.119 K.126 K.128 K.131 K.134 K.135 K.137 K.139 K.140 K.145 K.146 K.148 K.151 T.010 T.016 T.017 T.018
KATEGORI 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,68 2,79 2,68 2,70 2,70 2,68 2,79 2,73 2,71 2,71 2,79 2,77 2,75 2,72 2,75 2,77 2,79 2,75 2,73 2,77 2,69 2,73 2,70 2,75 2,65 2,75 2,77 2,70 2,80 2,72 2,76 2,82 2,71 2,68 2,76 2,76 2,70 2,71 2,76 2,72 2,75 2,76 2,79 2,77 2,73 2,76 2,79 2,77 2,78 2,77 2,77 2,74 2,71 2,74 2,72 2,69 2,66 2,69 2,79 2,68
85
KODE TEKS T.022 T.023 T.026 T.027 T.029 T.030 T.035 T.039 T.040 T.044 T.045 T.048 T.049 T.050 T.051 T.057 T.058 T.063 T.064 T.068 T.070 T.071 T.072 T.075 T.077 T.080 T.086 T.098 T.106 T.107 B.017 B.025 B.030 B.031 B.035 B.056 B.057 B.060 B.063 B.064 B.065 B.066 B.073 B.075 B.078 J.034 J.035 J.039 J.043 J.056 J.071 J.073 J.074 J.079 J.083 J.084 J.088 J.089 K.010 K.017
KATEGORI 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02
VALENSI 2,72 2,66 2,75 2,69 2,70 2,79 2,70 2,79 2,74 2,70 2,64 2,74 2,75 2,72 2,67 2,66 2,66 2,69 2,69 2,62 2,74 2,71 2,70 2,78 2,77 2,70 2,68 2,64 2,64 2,17 2,67 2,73 2,67 2,66 2,67 2,71 2,63 2,60 2,66 2,71 2,72 2,76 2,69 2,75 2,72 2,82 2,70 2,65 2,72 2,72 2,69 2,66 2,71 2,71 2,75 2,73 2,70 2,71 2,78 2,70
KODE TEKS K.019 K.023 K.037 K.045 K.046 K.054 K.056 K.060 K.061 K.063 K.070 K.081 K.092 K.099 K.103 K.111 K.117 K.118 K.122 K.124 K.129 K.141 K.144 K.145 K.150 K.153 T.019 T.028 T.034 T.035 T.036 T.038 T.047 T.052 T.056 T.067 T.074 T.083 T.084 T.087 T.091 T.094 T.099 T.100 T.104 T.105 T.108 T.110 B.072 J.078 J.081 J.083 K.023 K.061 K.068 K.100 K.152 T.043 T.058 T.093
KATEGORI 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,79 2,70 2,76 2,74 2,71 2,61 2,72 2,75 2,71 2,69 2,78 2,74 2,67 2,69 2,72 2,68 2,69 2,79 2,76 2,70 2,76 2,69 2,84 2,70 2,79 2,76 2,61 2,74 2,62 2,64 2,60 2,72 2,71 2,73 2,69 2,72 2,67 2,73 2,72 2,71 2,71 2,72 2,63 2,68 2,77 2,73 2,64 2,65 2,64 2,67 2,74 2,73 2,77 2,75 2,73 2,73 2,78 2,78 2,75 2,75
86
KODE TEKS T.094 T.096 B.018 B.035 B.042 B.046 B.050 B.064 J.045 J.055 J.060 J.063 J.065 J.066 J.070 J.075 K.017 K.029 K.037 K.048 K.052 K.070 K.082 K.088 K.095 K.097 K.100 K.111 K.116 K.117 K.124 T.076 T.085 B.002 B.003 B.005 B.006 B.007 B.012 B.021 B.028 B.033 B.036 B.039 B.045 B.049 B.051 B.071 J.003 J.005 J.008 J.009 J.011 J.018 J.022 J.033 J.042 J.047 J.048 J.050
KATEGORI 1.03 1.03 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05
VALENSI 2,84 2,75 2,81 2,58 2,64 2,70 2,79 2,65 2,79 2,69 2,78 2,85 2,65 2,77 2,66 2,75 2,77 2,71 2,81 2,75 2,71 2,79 2,86 2,72 2,77 2,74 2,72 2,67 2,77 2,74 2,76 2,70 2,69 2,85 2,78 2,83 2,79 2,79 2,66 2,80 2,71 2,79 2,48 2,77 2,67 2,70 2,85 2,73 2,77 2,72 2,76 2,64 2,82 2,78 2,74 2,86 2,69 2,75 2,65 2,74
KODE TEKS K.003 K.007 K.009 K.012 K.014 K.015 K.019 K.020 K.022 K.028 K.031 K.036 K.037 K.043 K.052 K.053 K.055 K.058 K.059 K.066 K.067 K.068 K.069 K.073 K.077 K.080 K.086 K.087 K.096 K.102 K.103 K.110 K.125 T.001 T.002 T.005 T.008 T.012 T.013 T.020 T.021 T.054 T.066 B.035 J.026 J.035 J.043 K.031 K.042 K.054 K.056 K.112 T.036 T.038 B.020 B.025 B.043 B.046 B.065 B.066
KATEGORI 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,71 2,75 2,80 2,75 2,63 2,79 2,74 2,81 2,72 2,74 2,77 2,78 2,68 2,76 2,69 2,84 2,78 2,66 2,78 2,73 2,73 2,60 2,78 2,89 2,72 2,79 2,66 2,74 2,64 2,71 2,72 2,67 2,69 2,74 2,82 2,73 2,72 2,76 2,74 2,71 2,57 2,73 2,71 2,59 2,68 2,66 2,73 2,82 2,70 2,67 2,69 2,69 2,57 2,71 2,73 2,65 2,69 2,90 2,68 2,55
87
KODE TEKS J.018 J.027 J.047 J.053 J.077 K.017 K.019 K.035 K.037 K.068 K.069 K.084 K.093 K.096 K.097 K.104 K.112 K.118 K.119 K.124 K.129 K.134 K.138 K.145 K.148 K.149 T.034 T.045 T.076 T.085 K.036 B.078 J.034 J.056 J.059 J.087 K.039 K.046 K.081 K.096 K.111 K.137 K.139 K.140 K.145 T.034 T.048 T.067 T.100 T.110 B.026 J.021 J.028 K.011 K.035 K.039 K.047 K.074 K.124 T.067
KATEGORI 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.07 1.08 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10
VALENSI 2,81 2,78 2,80 2,64 2,77 2,60 2,69 2,59 2,82 2,73 2,81 2,66 2,75 2,70 2,72 2,73 2,70 2,73 2,66 2,81 2,72 2,70 2,74 2,75 2,72 2,72 2,74 2,71 2,69 2,67 2,72 2,73 2,70 2,79 2,70 2,74 2,59 2,71 2,54 2,86 2,72 2,73 2,65 2,69 2,70 2,62 2,78 2,72 2,68 2,72 2,63 2,66 2,64 2,72 2,65 2,83 2,77 2,74 2,73 2,61
KODE TEKS J.003 K.009 K.010 K.028 K.073 K.096 K.100 K.123 K.134 K.135 T.054 T.080 T.084 J.039 J.056 K.019 K.035 K.049 K.081 K.145 T.016 B.022 K.015 K.052 K.136 B.008 B.010 B.012 B.013 B.015 B.027 B.029 B.032 B.034 B.037 B.047 B.059 B.061 B.067 B.074 B.076 B.077 B.078 J.009 J.013 J.014 J.019 J.025 J.027 J.037 J.050 J.053 J.054 J.058 J.067 J.077 J.080 J.082 J.085 K.012
KATEGORI 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.12 1.13 1.13 1.13 1.13 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,73 2,78 2,61 2,68 2,76 2,75 2,70 2,80 2,70 2,84 2,69 2,73 2,60 2,73 2,67 2,76 2,64 2,62 2,71 2,68 2,67 2,70 2,67 2,77 2,74 2,80 2,73 2,79 2,67 2,81 2,68 2,77 2,67 2,81 2,73 2,76 2,79 2,65 2,85 2,74 2,82 2,77 2,87 2,73 2,69 2,78 2,89 2,78 2,86 2,75 2,81 2,70 2,77 2,92 2,79 2,88 2,77 2,79 2,75 2,77
88
KODE TEKS K.015 K.016 K.018 K.020 K.026 K.032 K.033 K.034 K.035 K.038 K.047 K.049 K.051 K.057 K.062 K.063 K.064 K.074 K.075 K.076 K.078 K.083 K.085 K.093 K.096 K.098 K.101 K.107 K.114 K.115 K.119 K.121 K.123 K.126 K.127 K.128 K.131 K.132 K.133 K.134 K.136 K.139 K.142 K.143 K.146 K.147 K.148 K.149 K.151 T.010 T.018 T.022 T.026 T.030 T.039 T.040 T.042 T.046 T.050 T.055
KATEGORI 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01
VALENSI 2,78 2,86 2,82 2,79 2,87 2,90 2,77 2,73 2,79 2,78 2,77 2,77 2,81 2,77 2,78 2,80 2,78 2,69 2,80 2,73 2,81 2,82 2,83 2,76 2,85 2,81 2,85 2,75 2,77 2,80 2,86 2,74 2,77 2,82 2,75 2,93 2,76 2,79 2,80 2,91 2,75 2,85 2,89 2,78 2,71 2,85 2,73 2,82 2,86 2,74 2,77 2,84 2,76 2,92 2,73 2,76 2,81 2,75 2,73 2,78
KODE TEKS T.057 T.064 T.074 T.078 T.088 T.092 T.095 T.097 T.109 B.011 B.014 B.016 B.017 B.031 B.035 B.045 B.056 B.057 B.062 B.063 B.065 B.066 B.068 B.069 B.071 B.073 B.075 J.031 J.056 J.073 J.074 J.076 J.078 J.089 J.090 K.017 K.018 K.024 K.025 K.037 K.041 K.042 K.044 K.045 K.053 K.054 K.060 K.061 K.070 K.071 K.084 K.088 K.092 K.099 K.105 K.110 K.111 K.118 K.120 K.122
KATEGORI 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,82 2,86 2,87 2,78 2,75 2,73 2,66 2,70 2,78 2,72 2,83 2,82 2,72 2,81 2,87 2,94 2,72 2,73 2,82 2,82 3,12 2,91 2,82 2,81 2,73 2,74 2,72 2,76 2,87 2,84 2,87 2,82 2,75 2,73 2,76 2,87 2,81 2,77 2,85 2,82 2,79 2,75 2,79 2,99 2,81 2,78 2,77 2,80 2,92 2,75 2,77 2,78 2,87 2,83 2,69 2,76 2,76 2,80 2,86 2,67
89
KODE TEKS K.129 K.130 K.138 K.141 K.153 T.024 T.025 T.028 T.031 T.033 T.035 T.038 T.041 T.047 T.052 T.053 T.065 T.067 T.069 T.073 T.081 T.084 T.090 T.093 T.101 T.104 T.105 T.111 T.103 B.048 B.050 B.072 J.054 J.060 J.063 J.064 K.011 K.023 K.029 K.037 K.041 K.044 K.065 K.068 K.071 K.082 K.095 K.110 K.125 K.145 T.033 T.079 T.082 T.102 B.034 B.038 B.040 B.042 B.048 B.053
KATEGORI 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.03 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05
VALENSI 2,69 2,82 2,82 2,72 2,89 2,76 2,78 2,83 2,62 2,82 2,66 2,85 2,76 2,98 2,81 2,75 2,77 2,72 2,66 2,79 2,85 2,69 2,83 2,78 2,83 2,80 2,71 2,85 2,78 2,88 2,81 2,64 2,74 2,69 2,78 2,74 2,93 2,83 2,83 2,75 2,76 2,81 2,83 2,81 2,84 2,89 2,90 2,76 2,90 2,87 2,78 2,75 2,90 2,91 2,57 2,77 2,87 2,82 2,75 2,81
KODE TEKS J.033 J.042 J.048 J.049 J.069 K.021 K.025 K.047 K.050 K.055 K.059 K.062 K.066 K.073 K.077 K.081 K.085 K.090 K.096 K.110 K.145 T.032 T.046 T.059 T.060 T.062 T.066 J.026 J.031 J.035 J.043 K.042 K.054 K.056 K.105 K.112 T.025 T.036 T.038 B.021 B.029 B.057 B.058 B.065 B.075 J.031 J.066 J.090 K.017 K.018 K.043 K.044 K.060 K.104 K.106 K.113 K.144 T.093 T.097 T.101
KATEGORI 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,79 2,81 2,97 2,77 2,79 2,84 2,69 2,84 2,81 2,74 2,80 2,92 2,84 2,85 2,86 2,79 2,79 2,84 2,83 2,80 2,84 2,78 2,79 2,90 2,79 2,73 2,73 3,02 2,71 2,90 2,84 2,84 2,81 3,14 2,80 2,81 2,83 2,65 2,88 2,87 2,74 2,96 2,71 2,84 2,77 3,05 2,86 2,92 2,74 2,63 2,79 2,67 2,77 2,77 2,77 2,67 2,62 2,99 2,75 2,79
90
KODE TEKS K.064 K.100 B.029 J.041 J.071 J.082 K.060 T.057 J.057 J.072 J.074 J.082 B.031 J.009 J.049 J.069 K.005 K.058 K.062 K.085 K.090 K.092 K.109 K.144 K.149 T.035 T.048 T.060 J.037 B.018 B.026 B.027 B.050 J.018 J.023 J.031 J.033 J.048 J.063 K.018 K.029 K.035 K.039 K.040 K.054 K.074 K.079 K.088 K.103 K.111 K.116 K.117 T.038 T.047 T.066 B.017 B.027 B.032 B.034 B.036
KATEGORI 2.08 2.08 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.10 2.10 2.10 2.10 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.13 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02
VALENSI 2,79 2,82 2,72 2,85 2,73 2,79 2,75 2,75 2,79 2,78 2,76 2,78 2,71 2,69 2,78 2,80 2,72 2,71 2,73 2,87 3,05 2,67 2,69 2,67 2,76 2,71 2,76 2,63 2,80 2,69 2,94 2,68 2,75 2,77 2,57 2,69 2,74 2,66 2,74 2,90 2,85 2,78 2,76 2,74 2,86 2,74 2,73 2,87 2,80 2,82 2,80 2,81 2,85 2,74 2,77 2,71 2,69 2,67 2,77 3,02
KODE TEKS B.054 B.058 B.067 B.075 B.077 B.078 J.009 J.016 J.043 J.067 J.084 J.085 K.008 K.010 K.011 K.012 K.013 K.019 K.032 K.045 K.074 K.076 K.084 K.085 K.109 K.111 K.112 K.113 K.115 K.122 K.137 K.139 K.147 K.150 K.153 T.010 T.016 T.018 T.030 T.035 T.040 T.047 T.049 T.065 T.078 T.084 T.094 T.098 T.100 T.104 T.105 T.107 K.008 K.037 K.038 B.072 J.023 J.081 K.023 K.033
KATEGORI 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.02 3.04 3.04 3.04 4.01 4.01 4.01 4.01 4.01
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,59 2,76 2,67 2,79 2,74 2,80 2,67 2,71 2,78 2,76 2,69 2,76 2,71 2,73 2,81 2,69 2,66 2,78 2,77 2,78 2,78 2,74 2,81 2,62 2,86 2,71 2,85 2,77 2,70 2,85 2,69 2,68 2,76 2,72 2,77 2,81 2,76 2,60 2,76 2,79 2,77 2,82 2,63 2,66 2,77 2,71 2,83 2,84 2,74 2,75 2,81 2,72 2,77 2,75 2,68 2,74 2,60 2,77 2,86 2,81
91
KODE TEKS K.061 K.071 K.102 K.134 T.046 T.093 B.070 J.090 K.023 T.093 T.112 B.018 B.052 J.066 K.116 B.001 B.004 B.006 B.024 B.038 B.041 B.051 J.001 J.002 J.004 J.006 J.007 J.010 J.017 J.018 J.044 K.001 K.002 K.003 K.004 K.005 K.006 K.009 K.014 K.027 K.028 K.031 K.040 K.048 K.087 K.089 K.090 T.003 T.004 T.006 T.007 T.009 T.011 T.014 T.015 T.037 T.059 T.061 B.028 B.050
KATEGORI 4.01 4.01 4.01 4.01 4.01 4.01 4.02 4.02 4.02 4.02 4.02 4.03 4.03 4.03 4.03 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.04 4.06 4.06
VALENSI 2,69 2,72 2,70 2,77 2,64 2,53 2,80 2,66 2,78 2,56 2,73 2,78 2,74 2,65 2,78 2,78 2,75 2,68 2,78 2,84 2,70 2,65 2,73 2,72 2,73 2,76 2,73 2,71 2,73 2,82 2,71 2,73 2,79 2,77 2,77 2,86 2,77 2,69 2,64 2,73 2,75 2,70 2,87 2,77 2,74 2,85 2,83 2,70 2,76 2,63 2,69 2,68 2,72 2,59 2,73 2,85 2,84 2,72 2,86 2,83
KODE TEKS B.051 J.009 J.068 J.076 K.087 K.102 K.110 K.121 K.128 K.135 K.150 B.052 B.070 B.072 J.002 J.004 J.006 J.007 J.010 J.017 K.001 K.002 K.004 K.005 K.090 K.116 K.151 T.003 T.006 T.014 T.015 T.037 T.061 T.112 B.001 B.004 B.024 B.041 B.052 B.072 J.001 J.002 J.017 J.066 K.001 K.002 K.004 K.005 K.006 K.009 K.089 K.090 K.151 T.003 T.006 T.007 T.008 T.011 T.014 T.037
KATEGORI 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.06 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.07 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08 4.08
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,82 2,75 2,96 2,74 3,15 2,60 2,82 2,72 2,53 2,83 3,01 2,82 2,69 2,75 2,94 2,88 2,71 3,07 2,73 2,81 2,64 2,93 2,82 2,81 2,71 2,84 2,93 2,91 2,88 2,83 2,95 2,92 2,59 2,98 2,57 2,81 2,60 2,83 2,77 2,73 2,74 2,67 2,75 2,62 2,81 2,69 2,69 2,72 2,69 2,69 2,68 2,85 2,71 2,78 2,82 2,65 2,64 2,63 2,72 2,82
92
KODE TEKS T.061 T.112 B.001 J.002 J.006 K.003 K.006 K.061 T.006 B.001 B.003 B.008 B.009 B.013 B.014 B.015 B.018 B.019 B.021 B.023 B.024 B.027 B.032 B.033 B.034 B.036 B.039 B.040 B.041 B.042 B.043 B.046 B.047 B.050 B.051 B.052 B.057 B.059 B.061 B.063 B.066 B.073 B.074 B.075 J.009 J.015 J.022 J.024 J.027 J.031 J.035 J.042 J.049 J.051 J.055 J.056 J.060 J.062 J.063 J.066
KATEGORI 4.08 4.08 4.09 4.09 4.09 4.09 4.10 4.10 4.10 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01
VALENSI 2,82 2,76 2,75 2,64 2,70 2,72 2,60 2,71 2,75 2,58 2,93 2,58 2,85 2,42 2,52 2,78 2,69 2,57 2,79 2,52 2,60 2,60 2,70 2,77 2,72 2,64 2,81 2,69 2,61 2,72 2,63 2,65 2,54 2,59 2,77 2,72 2,71 2,80 2,71 2,50 2,75 2,85 2,64 2,81 2,70 2,70 2,73 2,67 2,58 2,66 2,73 2,74 2,53 2,79 2,66 2,76 2,61 2,57 2,48 2,67
KODE TEKS J.067 J.069 J.071 J.077 J.081 J.086 K.002 K.003 K.007 K.008 K.009 K.010 K.014 K.020 K.022 K.028 K.029 K.032 K.033 K.035 K.038 K.040 K.042 K.045 K.051 K.055 K.059 K.060 K.069 K.073 K.076 K.082 K.083 K.088 K.090 K.091 K.092 K.096 K.098 K.100 K.109 K.111 K.114 K.118 K.119 K.125 K.126 K.129 K.130 K.135 K.138 K.140 K.146 K.149 K.150 T.002 T.005 T.008 T.009 T.010
KATEGORI 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,58 2,75 2,65 2,69 2,76 2,55 2,65 2,69 2,69 2,66 2,75 2,75 2,72 2,70 2,66 2,78 2,73 2,80 2,86 2,75 2,81 2,68 2,82 2,66 2,62 2,73 2,64 2,66 2,52 2,77 2,76 2,82 2,56 2,70 2,80 2,59 2,69 2,62 2,79 2,57 2,61 2,67 2,64 2,79 2,61 2,69 2,68 2,85 2,67 2,68 2,71 2,76 2,67 2,95 2,77 2,80 2,77 2,79 2,75 2,63
93
KODE TEKS T.012 T.017 T.018 T.019 T.025 T.028 T.029 T.032 T.034 T.036 T.044 T.048 T.057 T.060 T.062 T.063 T.067 T.072 T.074 T.076 T.077 T.080 T.085 T.089 T.092 T.094 T.098 T.100 T.102 T.106 T.111 B.011 B.013 B.018 B.026 B.033 B.036 B.037 B.042 B.045 B.046 B.048 B.050 B.060 J.009 J.011 J.018 J.022 J.026 J.035 J.042 J.044 J.047 J.049 J.062 J.063 J.065 J.066 J.069 K.002
KATEGORI 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.01 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02
VALENSI 2,74 2,64 2,78 2,66 2,63 2,68 2,64 2,76 2,69 2,63 2,62 2,71 2,73 3,05 2,80 2,94 2,61 2,69 2,67 2,69 2,73 2,57 2,67 2,67 2,73 2,74 2,69 2,68 2,80 2,61 2,74 2,87 2,73 2,72 2,54 2,69 2,57 2,74 2,60 2,62 2,82 2,78 2,56 2,60 2,72 2,68 2,85 2,89 2,61 2,94 2,68 2,79 2,69 2,70 2,72 2,81 2,68 2,76 2,72 2,69
KODE TEKS K.006 K.007 K.008 K.009 K.010 K.014 K.017 K.020 K.028 K.029 K.031 K.037 K.040 K.043 K.045 K.049 K.056 K.061 K.065 K.069 K.073 K.077 K.088 K.089 K.096 K.101 K.102 K.106 K.111 K.133 K.135 K.137 T.001 T.012 T.014 T.015 T.019 T.023 T.026 T.030 T.035 T.044 T.045 T.058 T.061 T.064 T.066 T.075 T.076 T.078 T.085 T.088 T.098 B.001 B.015 B.017 B.021 B.023 B.029 B.032
KATEGORI 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.02 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,83 2,78 2,71 2,80 2,62 2,89 2,76 2,71 2,85 2,59 2,77 2,77 2,53 2,56 2,66 2,72 2,67 2,66 2,82 2,81 2,75 2,71 2,73 2,74 2,81 2,80 2,71 2,62 2,66 2,65 2,79 2,63 2,69 2,73 2,74 2,80 2,76 2,48 2,82 2,68 2,74 2,59 2,66 2,68 2,67 2,65 2,78 2,65 2,60 2,64 2,69 2,72 2,80 2,71 2,70 2,72 2,75 2,79 2,89 2,72
94
KODE TEKS B.042 B.046 B.054 J.009 J.018 J.023 J.041 J.042 J.044 J.053 J.060 J.077 J.086 K.005 K.009 K.022 K.035 K.040 K.044 K.048 K.049 K.051 K.053 K.055 K.073 K.076 K.081 K.086 K.090 K.092 K.098 K.099 K.101 K.102 K.105 K.117 K.119 K.134 K.150 T.008 T.011 T.020 T.028 T.032 T.037 T.059 T.089 T.097 T.098 B.009 B.010 B.012 B.019 B.020 B.025 B.028 B.030 B.032 B.039 B.040
KATEGORI 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.03 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04
VALENSI 2,75 2,59 2,84 2,63 2,67 2,76 2,76 2,73 2,57 2,61 2,64 2,42 2,61 2,87 2,68 2,61 2,70 2,74 2,69 2,85 2,67 2,73 2,76 2,60 2,75 2,74 2,68 2,60 2,76 2,72 2,73 2,72 2,68 2,72 2,72 2,56 2,73 2,74 2,78 2,69 2,66 2,46 2,75 2,65 2,79 2,77 2,58 2,62 2,72 2,67 2,82 2,63 2,72 2,83 2,71 2,83 2,81 2,85 2,73 2,86
KODE TEKS B.041 B.043 B.047 B.049 B.051 B.055 B.056 B.058 B.059 B.061 B.063 B.064 B.065 B.066 B.072 B.073 B.074 B.075 B.077 J.005 J.009 J.015 J.018 J.021 J.027 J.028 J.030 J.034 J.036 J.040 J.046 J.049 J.059 J.061 J.066 J.069 J.074 J.086 K.002 K.008 K.010 K.012 K.013 K.014 K.016 K.017 K.018 K.019 K.020 K.028 K.030 K.034 K.035 K.037 K.038 K.039 K.040 K.043 K.045 K.046
KATEGORI 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,82 2,58 2,72 2,74 2,58 2,77 2,77 2,75 2,87 2,74 2,81 2,80 2,84 2,66 2,64 2,79 2,70 2,70 2,89 2,75 2,67 2,69 2,89 2,84 2,72 2,90 2,71 2,63 2,77 2,67 2,57 2,77 2,69 2,94 2,80 2,73 2,54 2,70 2,77 2,83 2,76 2,83 2,86 2,82 2,76 2,80 2,77 2,79 2,78 3,01 2,65 2,72 2,73 2,75 2,74 2,64 2,73 3,06 2,79 2,69
95
KODE TEKS K.049 K.051 K.052 K.053 K.054 K.055 K.056 K.058 K.059 K.060 K.061 K.063 K.064 K.068 K.069 K.070 K.071 K.076 K.078 K.084 K.085 K.092 K.094 K.097 K.099 K.100 K.103 K.107 K.109 K.119 K.120 K.121 K.122 K.129 K.134 K.137 K.138 K.145 K.147 K.149 T.002 T.003 T.014 T.016 T.018
KATEGORI 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04
VALENSI 2,75 2,85 2,84 2,53 2,79 2,87 2,73 2,67 2,70 2,71 2,74 2,80 2,81 2,67 2,67 2,81 2,78 2,75 2,74 2,64 2,80 2,86 2,74 3,13 2,72 2,64 2,89 2,95 2,84 2,83 2,82 2,78 2,82 2,78 2,65 2,84 2,83 2,86 2,86 2,80 2,75 2,95 2,80 2,50 2,79
KODE TEKS T.019 T.027 T.034 T.045 T.050 T.051 T.052 T.056 T.060 T.064 T.075 T.086 T.087 T.111 B.042 K.007 K.018 K.040 K.047 K.066 K.088 K.094 K.135 K.144 K.146 T.050 T.075 B.020 B.022 B.023 B.042 B.067 K.010 K.011 K.017 K.019 K.036 K.040 K.055 K.069 T.058 T.064 T.086 T.104 T.105
KATEGORI 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.04 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.06 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07 5.07
Kalah atau..., Jacqueline Elizabeth, FPSI UI, 2012
VALENSI 2,53 2,77 2,73 2,66 2,55 2,73 2,69 2,66 2,72 2,76 2,80 2,76 2,65 2,97 2,67 2,75 2,75 2,68 2,85 2,75 2,77 2,84 2,70 2,73 2,70 2,63 2,79 2,78 2,68 2,78 2,62 2,70 2,74 2,75 2,71 2,82 2,83 2,62 2,72 2,81 2,67 2,72 2,68 2,74 2,87