Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
DRIFTING DALAM FILM THE FAST AND THE FURIOUS : TOKYO DRIFT MENDAPATKAN KEINDAHAN DARI PROSES IMAGING
MAKALAH NON-SEMINAR Oleh Yudha Suhardika, 0806394841 Program Studi Sastra Jepang
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2013
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa makalah penulisan ini saya susun tanpa tindakan plagiarsime yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia.
Jakarta, 28 Februari 2013
Yudha Suhardika
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Yudha Suhardika
Program Studi
: Sastra Jepang
Judul
: Drifting Dalam Film The Fast and The Furious : Tokyo Drift Mendapatkan Keindahan Dari Proses Imaging Penulisan ini berjudul “Drifting Dalam Film The Fast and The Furious :
Tokyo Drift Mendapatkan Keindahan Dari Proses Imaging”. Latar belakang penelitian ini didasari oleh ketertarikan peneliti akan adanya sebuah keindahan dalam seni membalap drifting yang terdapat di dalam film The Fast and The Furious : Tokyo Drift. Dengan membaca tulisan dan melihat mobil melakukan drifting, penulis banyak menemukan hal yang tidak langsung memperkaya ilmu pengetahuan peneliti akan proses imaging sebuah seni dalam film. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab tiga permasalahan, yaitu : (1) Menjelaskan sebuah image drifting yang dibangun dalam film tersebut; (2) Menjelaskan cara film tersebut membangun sebuah image drifting; (3) Memaparkan bagaimana caranya tanda dan image
tersebut mendapatkan nilai
keindahan.
Kata Kunci : Film, Image, Tanda, Drifting, Keindahan
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
ABSTRACT
Name
: Yudha Suhardika
Study Program
: Japanese Literature
Title : Drifting In the movie The Fast and The Furious: Tokyo Drift Getting Beauty From Imaging Process
The writing is titled "Drifting In the movie The Fast and The Furious: Tokyo Drift Getting Beauty From Imaging Process". The background of this research is based on the interest of researchers that there is a beauty in the art of drifting race present in the film The Fast and The Furious: Tokyo Drift. By reading the article and see the cars do drifting, authors find a lot of things that are not directly enrich science researchers will be in the process of imaging an art film.
The writing is done in order to address three issues, namely: (1) Describe a drifting image built in the film, (2) Explain how the film built an image drifting, (3) Describe how to mark and image of the beauty scores . Keyword
: Film, Image, Sign, Drifting, Beauty
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i ABSTRAK…………………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii
1.
PENDAHULUAN…………………………………………………………... 4 1.1. Latar Belakang…………………………………………………..………. 4 1.2. Perumusan Masalah………………………………………………………5 1.3.Metode Penulisan………………………………………………………... 6 1.4.Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 6
2.
INDUSTRI FILM………………………………………………………...… 7 2.1. Film Sebagai Industri Entertainment……………………………………. 7 2.2. Analisa Film The Fast and The Furious : Tokyo Drift…………………. 8
3.
APLIKASI PERMAINAN TANDA DAN PEMBENTUKAN TANDA… 9 3.1. Angle Kamera…………………………………………………………… 9 3.2.Pemilihan Mobil…………………………………………………………. 10
4.
KESIMPULAN…………………………………………………………….. 11
5.
DAFTAR REFERENSI……………………………………………………. 12
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang “Film swallows all” begitu menurut Susanne K Langer. Film dapat memasukan berbagai unsur seni, salah satunya yang paling menonjol dari kita melihat film adalah dari sisi keartistikan gambar dan musik latar. Dalam menonton film, panca indra yang selalu digunakan adalah penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga). Panca indra tersebut menghantarkan ke dalam diri kita berbagai perasaan yang ingin disampaikan film. Dari proses tersebut kita dapat merasakan sensasi estetik film. Sensasi yang muncul ini sama dengan yang dirasakan ketika kita melihat seni lainnya. Film hadir pada awal abad 20an. Film pada awalnya merupakan perkembangkan dari fotografi, yang rumus dasarnya adalah menangkap cahaya. Pengertian dari kata film itu sendiri lebih menunjuk ke medianya, sedangkan gambar yang bergerak dalam film disebut movie. Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat banyak istilah dalam film, kita lebih banyak mengambil bahasa serapan untuk istilah tertentu, seperti contoh kata film itu sendiri dan motion pictures. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif ( yang akan dibuat potret ) atau untuk tempat gambar positif ( yang akan dimainkan di bioskop ). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita ) gambar hidup. Hingga saat ini produksi film sudah sangat banyak sekali, baik film layar lebar ( box office ) maupun film serial drama. Salah satu film box office yang berjudul The Fast and The Furious : Tokyo Drift yang di rilis pada tanggal 16 Juni 2006 oleh Universal Studios merupakan film yang cukup menarik pada saat itu.Film yang dibintangi oleh Lucas Black sebagai Sean, Bow Wow sebagai Twinkie, Nathalie Kelley sebagai Neela, Brian Tee sebagai Takashi dan Sun Kang sebagai Han mengambil cerita di Tokyo, Jepang dan di Little Tokyo, Los Angeles.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
Di dalam film ini diceritakan seorang anak yang bernama Sean Boswell yang sangat menyukai balapan yang hingga akhirnya menyebabkan dirinya terusterusan berurusan dengan pihak berwenang karena sering melakukan balapan liar. Akhirnya ia dikirim ke Tokyo oleh ibunya yang lama-kelamaan tidak tahan dengan sikap liarnya tersebut. Di Tokyo ia tinggal bersama ayahnya, seorang tentara yang sedang bertugas di Jepang. Di Tokyo ternyata Sean berulah lagi, disaat setiap pulang sekolah ternyata ia selalu pergi bersama teman barunya yang bernama Twinkie ke sebuah tempat perkumpulan komunitas pembalap drift yang dimana tidak ia temukan sama sekali balapan seperti itu di Amerika. Hal itu sangat wajar ketika ia tidak mengetahui apa itu drifting, drifting tumbuh di Jepang sekitar pertengahan tahun 1960-an, dipelopori kalangan motorsport underground yang dijuluki Rolling Zoku. Mereka mempraktikkan teknik Opposite-Lock dari balap rally di jalan pegunungan yang berkelok-kelok dan beraspal licin di wilayah Rokkosan, Hakone, Irohazaka dan Nagano. Di dalam film ini banyak sekali dilakukannya teknik membalap drift tersebut, semua balapan yang ada di dalam film ini menggunakan teknik drifting. Drifting di dalam film ini sangat terlihat indah menurut kebanyakan orang yang telah menontonnya.
1.2 Perumusan Masalah Drifting di dalam film The Fast and The Furious : Tokyo Drift ini dianggap memiliki keindahan oleh banyak orang, itu dikarenakan ini adalah film Box Office yang dilempar ke pasaran yang akan ditonton oleh banyak orang dan selain itu film merupakan bagian dari industri, yaitu industri entertainment. Permasalahan yang akan diteliti antara lain sebagai berikut : 1. Apa image drifting yang dibangun dalam film tersebut ? 2. Bagaimana cara film tersebut membangun sebuah image drifting? 3. Bagaimana tanda dan image tersebut mendapatkan nilai keindahan dalam film tersebut ?
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
1.3 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode ekspalanatif yang akan menjelaskan fenomena drifting dengan menggunakan teori semiotika dan asumsi dasar postmodern.
1.4 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis sebuah permainan tanda dalam film The Fast and The Furious : Tokyo Drift.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
BAB 2 INDUSTRI FILM
2.1 Film Sebagai Industri Entertainment Sebagai sebuah karya seni kontemporer yang banyak digunakan di zaman modern saat ini, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni suara, dan arsitektur. Seni film sangat megandalkan teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal ekshibisi kehadapan penontonnya. Film merupakan penjelmaan keterpaduan antara berbagai unsur, sastra, teater, seni rupa, teknologi, dan sarana publikasi. Di dalam era postmodern ini terdapat perbedaan latar belakang pendidikan ( Pierre Bordieu, 1990 : 89 ), dan kebudayaan dalam masyarakat. Terjadinya perbedaan dalam masyarakat dimana dalam suatu masyarakat itu terdapat low culture society dan high culture society ( Theodore Adorn, 1991 : 7 ). Sementara di dalam sebuah industri film, sebuah film itu harus dapat mencakup semua golongan masyarakat baik low culture society maupun
high
culture society, jika melihat dari sudut pandang seperti itu maka akan terjadilah suatu proses globalisasi di dalam industri film. Oleh karena itu, kebanyakan sekarang film lebih mementingkan ideologi Consumer Society ( Marc Schuster, 2008:3 ) yang dimana lebih mementingkan semua konsumen dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.( Mudji Sutrisno, 2005 : 38 ) Selain itu, agar seluruh lapisan masyarakat pun dapat mencerna dan memahami apa yang ada di dalam film tersebut. Di dalam film yang berjudul The Fast and The Furious : Tokyo Drift, terlihat bahwa sutradara ingin memperlihatkan sebuah keindahan drifting dalam film tersebut dan membuat image bahwa drifting itu adalah sebuah seni mengendarai mobil yang indah yang membuat film ini dapat ditangkap keindahannya dan dimengerti oleh semua kalangan masyarakat.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
2.2 Analisa Film The Fast and The Furious : Tokyo Drift The Fast and The Furious : Tokyo Drift adalah film yang di produksi pada tahun 2006 yang di sutradarai oleh Justin Lin dan rilis pada tanggal 16 Juni 2006 di Amerika. Film ini merupakan sekuel dari film The Fast and The Furious (2001) tetapi film ini baru dirilis setelah film 2 Fast 2 Furious (2003), namun alur cerita sebenarnya film ini sebenarnya mengambil tempat setelah film Fast and Furious 4 (2009). Film ini mengambil cerita di Tokyo, Jepang dan di Little Tokyo, Los Angeles. Pada awalnya drifting tumbuh di Jepang dan bukan sebagai sarana untuk balapan, drifting sebenarnya adalah sebuah salah satu seni dalam mengendarai mobil dimana pada saat mengendarai mobil bagian belakang mobil itu harus meluncur selama mungkin. Pada saat itu, drifting adalah sebuah hobi dan selalu dilakukan di jalanan pegunungan karena bentuk jalanannya yang memiliki banyak belokan. Pada film tersebut, adegan drifting banyak sekali dilakukan, disaat terjadinya drifting terjadilah sebuah cara membawa mobil yang indah dan akan membentuk sebuah image bahwa drifting itu adalah sesuatu yang indah. Terjadilah proses pembentukan image atau tanda dalam pengertian disini, dimana dalam film tersebut terbentuklah tanda bahwa drifting itu indah. Dalam film The Fast and The Furious : Tokyo Drift para penonton yang menyaksikan film ini akan sangat terpukau dengan aksi drifting yang dilakukan aktor-aktor yang berada di dalam film tersebut. Kecepatan laju mobil, soundtrack film yang sangat enak didengar serta teknik membalap drift yang dapat dikatakan indah. Pada saat melihat seseorang melakukan drifting terjadilah proses peginderaan oleh yang melihatnya, dan dalam penginderaan tersebut terjadi pemaknaan, dimana salah satunya melahirkan pengalaman keindahan dan terbentuklah image atau tanda bahwa drifting itu indah.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
BAB 3 APLIKASI PERMAINAN TANDA DAN PEMBENTUKAN TANDA
3.1 Angle Kamera Film memiliki dua elemen, yaitu audio dan visual. Sehingga tidak dapat di pungkiri jika kamera sebagai alat untuk menyajikan elemen visual kepada penonton memiliki peranan penting dalam penyampaian pesan. Teknik pengambilan gambar memiliki tujuan serta mengandung makna pesan yang ingin disampaikan. Komposisi gambar yang baik akan mampu membuat gambar menyampaikan pesan dengan sendirinya. Komposisi itu antara lain framing ( pembingkaian gambar ), Illusion of Depth ( kedalaman dalam dimensi gambar ), subject or object ( subjek atau objek ). Dalam film ini objek yang disorot kamera adalah mobil, angle kamera sangat berpengaruh terhadap keindahan mobil-mobil dalam melakukan drift. Jika dilihat, banyak angle kamera yang mengambil dari sudut bagian atas sehingga membuat belokan yang dilakukan oleh mobil terlihat sangat jelas. Dalam adegan dimana Sean untuk pertama kalinya menantang Takashi untuk adu balap drift di suatu tempat parkir di dalam gedung, terjadi adegan Takashi mengemudikan mobil sambil melakukan drifting pada jalan menanjak yang sempit menuju atap gedung yang berbentuk sudut 180 derajat. Disini dengan indahnya Takashi melakukan drift tersebut, pada adegan ini angle kamera mengambil dari bagian atas mobil sehingga terlihat jelas mobil itu berbelok dan bahkan terlihat asap dari ban mobil yang makin menambah keindahannya. Terdapat nilai keindahan saat mobil-mobil tersebut melakukan belokan di halaman parkir yang menanjak dan tidak membentur tembok sama sekali ataupun di saat sedang terjadi balapan di jalanan kota yang pada saat itu kondisinya sedang Rush-Hour dimana orang-orang banyak yang sedang menyeberang jalanan dan tibatiba mobil-mobil yang sedang berkejaran memecah kerumunan orang dan berbelok dengan indahnya. Angle kamera tersebut akan memperlihatkan sebuah keindahan mobil pada saat melakukan drifting dan proses semiotika terjadi. Dimana akan terbentuklah sebuah image bahwa drifting itu indah.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
3.2 Penggunaan Mobil Dalam film ini, hampir semua objek yang digunakan adalah mobil. Penggunaan mobil pun berpengaruh dalam pembentukan suatu image atau tanda sebuah keindahan di film ini. Mobil yang digunakan oleh Sean pada saat melakukan drifting adalah Mitsubishi Lancer Evolution IX berwarna merah yang memang sebenarnya adalah mobil untuk balap rally yang menjadi cikal bakal adanya drift. Takashi yang didalam film tersebut memiliki julukan DK “Drift King” menggunakan mobil Nisan 350 Z tahun 2006 yang berwarna hitam dengan bentuk yang sangat indah. Neela menggunakan mobil Mazda RX-8 tahun 2006 yang berwarna hitam dikombinasikan dengan biru yang menggambarkan kesan wanita yang suka membalap, dan Han menggunakan mobil Mazda RX-7 yang telah dimodifikasi oleh Veilside yaitu perusahaan otomotif di Jepang. Satu mobil terakhir yaitu adalah Nissan Silvia S-15 tahun 2000, mobil ini adalah mobil milik Han yang hancur karena digunakan oleh Sean untuk menantang Takashi. Mobil-mobil tersebut bukan sembarang digunakan dalam film ini, mobil tersebut adalah mobil-mobil yang memiliki handling ( kemampuan berbelok ) yang sangat bagus. Karena di dalam film ini banyak melakukan drifting oleh karena itulah mobil-mobil itu digunakan. Selain itu, sutradara juga menggunakan mobil-mobil ini sebagai sebuah simbol keindahan karena mobil itu semua adalah mobil-mobil nomor satu dikelasnya. Body Kit yang digunakan pada mobil-mobil tersebut juga akan menambah keindahan sebuah mobil modifikasi, jika kita hanya melihat sebuah mobil standar buatan pabrik, kita akan hanya melihatnya sebagai mobil biasa saja. Tidak ada bagus-bagusnya dan tidak menarik sama sekali.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
BAB 4 KESIMPULAN
Film The Fast and The Furious : Tokyo Drfit secara keseluruhan merupakan film yang cukup menarik untuk ditonton. Dari segi kualitas, film ini mempertontonkan kualitas membalap nomor satu, dengan permainan angle kamera oleh kameramen serta pemilihan mobil yang dilakukan oleh sutradara. Diiringi dengan lagu hip-hop, di film ini tergambar dengan jelas kehidupan glamour yang penuh akan wanita seksi di dalamnya. Terlepas dari itu semua, film ini membentuk sebuah image atau tanda bahwa drifting itu adalah sesuatu yang indah dengan permainan angle kamera serta pemilihan mobil yang tepat, apalagi disaat sebuah mobil sedang melakukan drifting terjadilah proses penginderaan oleh yang melihatnya, dan terjadilah pembentukan makna keindahan. Tetapi karena film ini adalah film Box Office yang dilempar kepasaran yang ditonton oleh banyak orang, film ini dibuat agar semua orang dapat mengerti apa itu driting dan bagaimana bentuknya. Bagi masyarakat Low Culture Society akan langsung mengetahui dan mengerti drifting itu adalah sebuah cara membawa mobil yang indah, tetapi bagi masyarakat High Culture Society akan lebih dapat merasakan keindahan suatu drifting, karena masyarakat seperti itu lebih banyak mengetahui apa itu drifting dan tanpa sebuah angle kamera atau pemilihan mobil pun mereka dapat merasakan keindahan sebuah drifting. Dari keseluruhan cara imaging keindahan drifting yang ada pada film ini, film The Fast and The Furious : Tokyo Drift akan menimbulkan sebuah pengalaman estetik bagi penontonnya. Pengalaman ini akan diingat oleh orang-orang yang mengalaminya. Tidak heran jika kita melihat banyaknya event-event drifting di dunia yang diselenggarakan. Selain untuk memacu kecepatan mobil, para drifter ( orang yang melakukan drfting ) akan selalu berusaha untuk membuat para penonton yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan keindahan sebuah drifting.
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Buku Adorno, Theodor W. Jay M. Bernstein. 1991. The Culture Industry : Selected Essays on Mass Culture. Routledge Alexander , Jeffrey C. Steven Seidman. 1900. Culture and Society : Contemporary Debats. Cambridge University Press Bourdieu, Pierre. Jean-Claude Passeron. 1990. Reproduction in Education, Society and Culture. Second Edition. London : SAGE Publications Ltd. Bourdieu, Pierre.1984. Distinction : A Social Critique of the Judgement of Taste ( Translated by Richard Nice). USA. Harvard College and Routledge & Kegan Paul Ltd. Graham, Gordon. 2005. Philosophy Of The Arts : An Introduction to Aesthetics . Routledge Graham, Wiliam Gordon.Richard Abel. 1996. The Book in The United States Today. USA. Whurr Publisher Ltd. Schuster , Marc. 2008. Practical Ambivalence : Don DeLillo, Jean Baudlrillard, and the Consumer Conundrum. USA. Cambria Press. Sutrisno, Mudji. Hendar Putranto. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta. Kanisius.
Film The Fast and The Furious : Tokyo Drift ( 2006 ) Universal Studios
Jurnal dan Artikel http://fordiletante.wordpress.com/2008/04/15/kebudayaan-postmodern-menurutjean-baudrillard/ ( di akses tanggal 20 November 2012 pukul 20:13 ) http://panggiorest.wordpress.com/2012/03/07/teori-sosial-postmodern-ekstrem-jeanbaudrillard-tentang-hipperealitas/ ( di akses tanggal 20 November 2012 pukul 20:24 )
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013
http://zulkarnainyani.wordpress.com/2009/02/09/pengantar-teori-semiotik/ ( di akses tanggal 21 November 2012 pukul 08:11 ) http://filmstudiesforfree.blogspot.com/2010/09/cinematic-world-on-jean-baudrillardand.html ( di akses tanggal 22 November 2012 pukul 19:07 ) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pai_0700234_chapter2.1.pdf ( di akses tanggal 22 November 2012 pukul 19:49 ) http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/Bab%202__10-117.pdf ( di akses tanggal 22 November 2012 pukul 20:55 ) http://rumahfilsafat.com/2012/04/14/sosiologi-kritis-dan-sosiologi-reflektifpemikiran-pierre-bourdieu/ ( di akses tanggal 24 November 2012 pukul 14:56 ) http://www.topspeed.com/cars/the-fast-and-the-furious-tokyo-driftcars-ar11897.html ( di akses tanggal 24 November 2012 pukul 15:09 ) http://hanscappucino.blogspot.com/2011/03/awal-mula-sejarah-drift.html ( di akses tanggal 24 November 2012 pukul 16:21 )
Drifting dalam ..., Yudha Suhardika, FIB UI, 2013