MILLENNIUM CHALLENGE ACCOUNT - INDONESIA
PROYEK KEMAKMURAN HIJAU
Jendela Hibah 3A
CfP Ref No: CFP/GP-W3A/001/2014
UNDANGAN PENGAJUAN PROPOSAL UNTUK
HIBAH PROYEK ENERGI TERBARUKAN NON-JARINGAN PLN BERBASIS MASYARAKAT
29 NOVEMBER 2014
Catatan Penting: Apabila terdapat perbedaan pengertian dari terjemahan Undangan Pengajuan Proposal (“CfP”) dalam Bahasa Indonesia ini dengan versi asli yang menggunakan Bahasa Inggris, maka “CfP” yang menggunakan Bahasa Inggris lah yang akan menjadi acuan.
Akronim dan Singkatan
AMDAL APR CCOP CfP CLO COD DFS DRA ERR EPC ESIA ESMS FA FEED FS GHG GOI GP GP Facility GK H&S IC IST LOE MCA-Indonesia MCC MCCIE MOU MPR NDA NREL NRM O&M PA PCS PFS PLN PLUP PMC
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan “Annual Progress Report”, Laporan Akhir Tahun “Communications and Community Outreach Plan”, Komunikasi dan Rencana Penjangkauan Masyarakat “Call for Proposal”, Undangan Pengajuan Proposal “Community Liaison Officer”, Petugas Penghubung Masyarakat “Commercial Operation Date”, Tanggal Operasi Komersil “Detailed Feasibility Study”, Studi Kelayakan Terinci “District Readiness Assessment”, Penilaian Kesiapan Kabupaten “Economic Rate of Return”, Tingkat Pengembalian Ekonomi “Engineering, Procurement & Construction”, Enjineering, Pengadaan & Konstruksi “Environmental and Social Impact Assessment”, Penilaian Lingkungan dan Implikasi Sosial “Environmental and Social Management System”, Sistem Lingkungan dan Manajemen Sosial “Financial Agent”, Agen Finansial “Front End Engineering & Design”, Enjineering dan Perancangan Tahap Awal “Feasibility Study”, Studi Kelayakan “Green House Gas”, Gas Rumah Kaca “Government of Indonesia”, Pemerintah Indonesia “Green Prosperity”, Kemakmuran Hijau “Green Prosperity Facility”, Fasilitas Kemakmuran Hijau “Green Knowledge”, Pengetahuan Hijau “Health and Safety”, Kesehatan dan Keamanan “Investment Committee”, Komite Investasi “Implementation Support Team”, Tim Pendukung Implementasi “Level of Effort”, Tingkat Pencapaian Millennium Challenge Account – Indonesia Millennium Challenge Corporation Millennium Challenge Corporation Independent Engineer”, Insinyur Independent Millennium Challenge Corporation “Memorandum of Understanding”, Nota Kesepahaman “Monthly Progress Report”, Laporan Kemajuan Bulanan “Non-Disclosure Agreement”, Perjanjian Kerahasiaan National Renewable Energy Laboratory “Natural Resource Management”, Sumber Daya Alam “Operation & Maintenance”, Operasional & Perawatan “Procurement Agent”, Agen Pengadaan “Project Control Strategy”, Strategi Pengawasan Proyek “Pre-Feasibility Study”, Studi Kelayakan Awal Perusahaan Listrik Negara “Participatory Land Use Planning”, Perencanaan Penggunaan Lahan Partisipatif “Project Management Consultant”, Konsultan Proyek Manajemen
1
Table of Contents I.
PENGANTAR .................................................................................................................................... 3
II.
INFORMASI KELAYAKAN .................................................................................................................. 6
III.
GAMBARAN PROSES PEMBERIAN HIBAH ....................................................................................... 11
IV. KELAYAKAN NOTA KONSEP DAN PENGKAJIANNYA ......................................................................... 13 V.
APLIKASI LENGKAP DAN KRITERIA PENILAIAN ................................................................................ 15
VI. DOKUMEN APLIKASI, BATAS WAKTU, DAN INSTRUKSI PENGAJUAN................................................ 17
2
Millennium Challenge Account – Indonesia Undangan Pengajuan Proposal: Hibah Proyek Energi Terbarukan Non-Jaringan PLN Berbasis Masyarakat
I.
PENGANTAR
Pada tanggal 19 November 2011, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Millennium Challenge Corporation (MCC), menandatangani perjanjian (yang disebut Compact) dengan Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia melalui pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Indonesia mendirikan Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) untuk mengatur dan menerapkan Perjanjian Compact dalam tiga proyek atas nama Pemerintah Indonesia. Lima Tahun Perjanjian Compact tersebut mulai berlaku pada tanggal 2 April 2013. Di antara tiga proyek Compact tersebut adalah Proyek Kemakmuran Hijau (“Green Prosperity/GP”) yang mempunyai dua fungsi utama, yaitu: (1) Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan cara memperluas pembangkitan listrik yang berasal dari energi terbarukan; dan (2) Meningkatkan produktivitas dan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara meningkatkan praktek penggunaan lahan dan pengelolaan sumber daya alam. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Proyek Kemakmuran Hijau (“GP”) dan empat kegiatannya dapat dilihat di http://gp.mca-indonesia.go.id. Fasilitas Kemakmuran Hijau (“Green Prosperity Facility/GPF”) adalah satu dari empat aktifitas yang berada di bawah Proyek Kemakmuran Hijau (“GP”). Salah satu prioritas utama dari Fasilitas Kemakmuran Hijau (“GPF”) adalah mempromosikan energi terbarukan bagi masyarakat yang berada di daerah pedesaan yang terletak di dalam Provinsi Kemakmuran Hijau (lihat Tabel 2 dan Gambar 1) yang memiliki keterbatasan dalam akses pelayanan listrik melalui penyediaan Hibah Energi Terbarukan. Di bawah Fasilitas Kemakmuran Hijau (“GPF”), MCA-Indonesia meluncurkan sebuah Undangan Pengajuan Proposal (“Call for Proposals/CfP”) untuk mengidentifikasi para peminat yang tertarik terhadap Hibah Energi Terbarukan yang akan melakukan perancangan, pengembangan, pembangunan, serta pengoperasian pembangkit listrik dan proyek pendistribusian listrik berbasis masyarakat (yang disebut sebagai Proyek). Para peminat harus mengirimkan Aplikasi sebagai balasan dari “CfP” sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang disebutkan di bawah ini. Melalui “CfP” ini, MCA-Indonesia akan menyediakan Tiga Puluh Juta Dolar Amerika (US$ 30,000,000) dalam bentuk Hibah Energi Terbarukan untuk beberapa jenis proyek non-jaringan PLN. Otoritas MCAIndonesia untuk penyaluran hibah kepada proyek yang memenuhi syarat sesuai dengan dengan Perjanjian Compact dan tetap berlaku sesuai komitmen, namun perlu diingat bahwa MCA-Indonesia tidak bisa mencairkan dana setelah tanggal 1 April 2018. Proyek-proyek melalui “CfP” ini harus memiliki kapasitas antara 300 kW dan 3 MW1. Pengusul dapat menggabungkan beberapa proyek (aggregasi) dengan persyaratan kapasitas minimum 300 kW dan 3
pembangkit listrik tersebut tidak kurang dari 50 kW. Semua fasilitas energi terbarukan yang diagregasi tersebut harus terletak pada Kabupaten yang sama yang termasuk di dalam Kabupaten Kemakmuran Hijau.
A. Latar Belakang dan Tujuan dari CfP Mayoritas masyarakat pedesaan di Indonesia hidup dengan kemiskinan dengan rasio elektifikasi yang rendah. Pembangkitan listrik dengan menggunakan bahan bakar solar yang mahal dan tidak ramah lingkungan telah menjadi sumber listrik utama di daerah pedesaan. Selain itu, banyaknya masyarakat terpencil memiliki akses listrik yang kurang memadai dan memiliki sedikit harapan dari penyediaan listrik oleh PLN. Untuk masyarakat yang terisolasi, pembangkitan listrik menggunakan energi terbarukan yang dikembangkan dan dibangun dengan terencana dan berkesinambungan, dapat menjadi suatu solusi untuk meningkatkan kualitas hidup pada komunitas tersebut. Fasilitas ini harus dapat dimiliki, dikelola, dan dipelihara oleh masyarakat pedesaan tersebut. Untuk merealisasikannya, kurangnya permodalan untuk membangun fasilitas tersebut membutuhkan investasi dan dukungan teknis dari pihak ketiga.
Tujuan utama dari “CfP” ini adalah untuk mempercepat pembangunan fasilitas tenaga listrik berkapasitas kecil yang menggunakan energi terbarukan, yang nantinya dimiliki, dikelola, dipelihara, serta dioperasikan oleh masyarakat untuk komsumsi lokal di wilayah pedesaan tersebut yang biasanya merupakan daerah-daerah terpencil.”CfP” ini juga akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian hibah lainnya, yaitu Hibah Bantuan Teknis dan Persiapan Project (“Technical Assistance and Project Preparation/TAPP”). Hibah “TAPP” akan diberikan dalam bentuk pendanaan keuangan bagi Pengusul yang memenuhi persyaratan untuk mempersiapkan proyeknya sesuai standar-standar yang ditetapkan oleh MCAIndonesia. Hibah “TAPP” untuk “CfP” ini dapat mencapai US$ 250,000 per proposal. B. Undangan Para peminat diundang untuk dapat mengirimkan aplikasinya sehingga dapat memanfaatkan dana hibah dari MCA-Indonesia, di bawah Fasilitas Kemakmuran Hijau (“GPF”). Dana hibah ini dapat digunakan untuk merancang, mengembangkan, membangun, serta mengoperasikan proyek energi terbarukan berbasis masyarakat (non-jaringan PLN) sesuai persyaratan “CfP”. “CfP” ini juga tersedia dalam versi Bahasa Indonesia tetapi dalam hal ambiguitas maka yang berlaku adalah versi Bahasa Inggris. “CfP” dan dokumen-dokumen yang terkait dapat diunduh dari http://gp.mca-indonesia.go.id setelah melalui prosedur pendaftaran. Semua Aplikasi harus tertulis dalam Bahasa Inggris, kecuali untuk Nota Konsep dan Surat Dukungan Masyarakat dapat ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia. Sebagai preferensi MCAIndonesia, semua dokumentasi yang menggunakan Bahasa Indonesia seperti izin dan lisensi harus memiliki terjemahan Bahasa Inggris yang ditambahkan ke versi Bahasa Indonesia. Kami mengharapkan Pengusul memiliki (1) Pengalaman pelaksanaan proyek dengan teknologi tertentu (2) Surat perjanjian dan kerjasama dengan masyarakat. 1)
W pada “CfP” ini lebih mengarahkan kepada W listrik (We). Semua kapasitas berhubungan dengan keluaran bersih setelah beban parasitik dan kerugian internal. Pembangkit listrik mini hidro yang didefinisikan dalam “CfP” memiliki kapasitas bersih ≥ 1 MW & ≤ 3 MW dan mikro hidro < 1 MW. Untuk non energi listrik akan digunakan angka yang setara dengan We tersebut di atas.
4
Proses aplikasi melalui dua tahapan sebagai berikut: ·
TAHAP 1 – Pengiriman Nota Konsep Tahap 1 ini mengharuskan Pemohon yang mengajukan Nota Konsep seperti yang tercantum pada Lampiran 4, menyelesaikan daftar pelingkupan dan penjajakan yang terdapat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7 dan, jika tersedia, Studi Kelayakan Lengkap (“Detailed Feasibility Study/DFS”) untuk proyek tersebut. Bahan materi ini nantinya digunakan MCA-Indonesia untuk menentukan apakah Pengusul dan Proyek memenuhi semua persyaratan dan kebutuhan penilaian. Proposalproposal tersebut yang memenuhi persyaratan dan kriteria penilaian dan telah mengirimkan “DFS” yang memenuhi persyaratan akan dipromosikan ke Tahap 2 dan diundang untuk mengirimkan Aplikasi Lengkap melalui Panggilan A (“Call A”). Pengusul-pengusul yang memenuhi persyaratan dan kriteria penilaian namun tidak memiliki “DFS” atau memiliki “DFS” yang tidak memenuhi persyaratan MCA-Indonesia, akan dipromosikan ke Tahap 2 dan diundang untuk mengirimkan Aplikasi Lengkap melalui Panggilan B (“Call B”) seperti yang tercantum pada Tabel 3. Karena Panggilan B memiliki tenggat waktu lebih lama, maka diharapkan waktu yang berlebih dapat digunakan oleh Pengusul untuk memperbaiki “DFS” yang ada atau membuat “DFS” baru. Pengusul yang tidak memiliki “DFS” atau, didalam penilaian MCA-Indonesia, membutuhkan perbaikan terhadap “DFS”-nya, dapat memungkinkan untuk mendapatkan Hibah Bantuan Teknis dan Persiapan Project (“Technical Assistance and Project Preparation/TAPP”). Aplikasi yang tidak memenuhi persyaratan dan kriteria penilaian akan ditolak.
·
TAHAP 2 – Pengiriman Aplikasi Lengkap Tahap 2 ini membutuhkan “DFS” dan Aplikasi Lengkap untuk proyek yang diusulkan dengan menggunakan arahan seperti tercantum pada Lampiran 5. Aplikasi Lengkap ini akan dinilai, diurutkan, dan juga direkomendasikan untuk disetujui oleh Komite Investasi (“Investment Committee/IC”) berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan pada Bagian V dari “CfP” ini, atau pun ditolak bila tidak memenuhi persyaratan.
Mohon dilihat Bagian III, Tabel 3 pada “CfP” ini untuk jadwal yang terkait.
C. Informasi Tambahan Pada tahapan Nota Konsep diutamakan bagi Pemohon untuk memilih dan memberitahukan konsultan handal yang sesuai yang nantinya akan bertanggung jawab untuk persiapan “DFS” untuk proyek yang diusulkan, agar Nota Konsep tersebut dapat terpilih untuk mengajukan Aplikasi Lengkap. Pengusul harus telah menentukan konsultan untuk persiapan “DFS” ini segera setelah Pengusul dipromosikan ke tahapan Aplikasi Lengkap. Dalam hal Pengusul memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Hibah “TAPP”, maka Perjanjian Hibah “TAPP” akan diselesaikan berdasarkan daftar pelayanan konsultan dan pembiayaan yang akan dipublikasikan oleh MCA-Indonesia. Konsultan yang terpilih harus mendapatkan status Tidak Keberatan dari MCA-Indonesia. MCA-Indonesia menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ketersediaan serta pengalaman yang dibutuhkan untuk kesuksesan dalam pengembangan suatu proyek energi terbarukan mungkin saja tidak dimiliki oleh satu organisasi. Oleh karena itu, Pengusul dianjurkan untuk membentuk kemitraan yang strategis atau konsorsium yang mana anggota-anggotanya dan fokus bisnisnya dapat memberikan 5
perhatian yang lebih besar di dalam pengembangan proyek pembangkit energi terbarukan berbasis masyarakat. Sebagai catatan, “CfP” ini adalah salah satu dari serangkaian permintaan untuk pengajuan proyek energi terbarukan yang dikeluarkan oleh MCA-Indonesia.
Informasi Lebih Jauh Mengenai Hibah “TAPP” Hibah “TAPP” akan diberikan dalam bentuk hibah finansial kepada Pengusul yang memenuhi persyaratan untuk mendukung persiapan proyek yang berkualitas tinggi dan akan dipergunakan untuk jasa profesional seperti di bawah ini, namun tidak terbatas kepada: · Studi Kelayakan (“Feasibility Study/FS”) dan Studi Kelayakan Lengkap (”Detailed Feasibility Study/DFS”) serta Studi Perancangan; · Studi spesifik untuk menjembatani antara perancangan-perancangan yang kurang sempurna yang teridentifikasi pada Studi “FS/DFS” yang ada. Hal ini termasuk survey teknis dan investigasi; perancangan enjineering; analisis ekonomi dan finansial; kajian lingkungan, sosial dan gender, serta ruang lingkup kehidupan; · Peningkatan kapasitas masyarakat, pelatihan staf, dan jasa supervise yang dibutuhkan untuk kesuksesan persiapan implementasi proyek; · Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan standar-standar lingkungan dan kinerja sosial, ekonomi, dan analisis ruang lingkup kehidupan yang ditetapkan oleh IFC.
II.
INFORMASI KELAYAKAN
A. Kriteria Kelayakan Pengusul Sebelum mengirimkan aplikasi, Pengusul sangat dianjurkan untuk memeriksa Persyaratan Pengusul yang tercantum pada Lampiran 1. Sebagai tambahan Pengusul diharuskan memeriksa bahwa proyek yang diusulkan tidak tereliminasi dari Persyaratan Proyek seperti yang disebutkan pada Lampiran 2 dan semua persyaratan yang dipersyaratkan oleh Perjanjian Compact telah terpenuhi. Ringkasan dari Kelayakan Utama Pengusul tercantum di bawah ini namun Pengusul harus mengacu pada Lampiran 1 untuk dapat melihat seluruh persyaratan secara lengkap sebagai tanggapan terhadap “CfP” ini. Kelayakan Utama Pengusul tersebut adalah: ·
· ·
Pengusul dapat menunjukkan, melalui beberapa contoh pengalaman yang disampaikan dalam aplikasinya, keberhasilnya di dalam pengembangan, perancangan, pembangunan dan melakukan komisioning untuk dua atau lebih proyek energi terbarukan di wilayah Asia Tenggara yang memiliki persamaan ukuran, ruang lingkup, dan teknologi dengan Proyek yang diusulkan; Pengusul memiliki modal yang cukup untuk melaksanakan Proyek, baik dalam bentuk utang, sumbangan sponsor, kontribusi ekuitas, cadangan dana, sumbangan masyarakat dan lainnya selain semua hibah yang diberikan berdasarkan “CfP” ini; Pengusul dapat menunjukkan melalui beberapa contoh pengalaman di dalam aplikasinya, kemampuannya untuk: (a) Bernegosiasi melalui kontrak EPC yang dapat memitigasi risiko penyelesaian pekerjaan seperti pembengkakan biaya pembangunan dan wan-prestasi kontraktor EPC;
6
·
·
(b) Bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintahan dalam konteks regulasi sosial dan lingkungan di Indonesia; (c) Memastikan memiliki akses bebas ke lokasi Proyek tersebut; dan (d) Menyelesaikan Proyek tersebut sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan. Pengusul merupakan pengembang proyek yang memiliki badan usaha tunggal atau konsorsium dari beberapa badan usaha, baik sendiri (maupun bersama-sama, bila dalam bentuk konsorsium), memiliki kemampuan, struktur, dan permodalan finansial untuk bertindak atau mengatur kontraktor EPC dan terlibat di dalam kontrak EPC termasuk kontrak lainnya yang berhubungan; dan Pengusul memiliki permodalan dan keahlian untuk mengoperasikan Proyek dan melatih sumber daya lokal dengan keahlian “O&M” untuk Proyek tersebut.
B. Kriteria Kelayakan Proyek Daftar lengkap dari kriteria Kelayakan Proyek tercantum pada Lampiran 2. Ringkasan dari Kelayakan Utama Proyek disebutkan di bawah ini sesuai tipe tematik namun Pengusul harus mengacu pada Lampiran 2 ketika mempersiapkan Nota Konsep: ·
Geografis: Proyek harus terletak di salah satu dari tiga belas provinsi yang sudah ditetapkan oleh Proyek Kemakmuran Hijau yang tercantum pada Tabel 2 & Gambar 1.
·
Tipe Proyek: Proyek harus menggunakan teknologi energi terbarukan (lihat jenis teknologi yang ditargetkan pada Tabel 1).
·
Pengurangan Gas Rumah Kaca: Proyek harus memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi.
·
Biaya Proyek Favorit sebagai Rasio Manfaat: Proyek harus menunjukkan bahwa masyarakat telah terlayani dan menjadi penerima dari manfaat ekonomi yang dapat terukur dan Proyek tersebut memiliki nilai yang bagus dalam mencapai tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau.
·
Waktu Penyelesaian: Proyek diharapkan memiliki jadwal komisioning yang masuk akal dan dapat dilaksanakan sebelum 1 April 2018.
·
Kepemilikan: Proyek harus memiliki struktur kepemilikan melalui sebuah Special Purpose Vehicle (SPV) yang dibentuk untuk kepemilikan proyek tersebut, sehingga selamanya masyarakat memiliki ekuitas saham mayoritas di Proyek tersebut. Silahkan mengacu pada Bagian II.F pada “CfP” ini untuk informasi lebih jauh.
·
Kontribusi Masyarakat: Proyek harus memiliki struktur modal dengan minimum kontribusi masyarakat sebesar 4% dari Total Biaya Proyek (“Total Project Cost/TPC”) dimana 1% dari “TPC” harus dalam bentuk uang tunai; sisanya bisa dalam bentuk kontribusi in-kind yang sepenuhnya akan dihargai/dikapitalisasi dalam “DFS”.
7
·
Pengelolaan & Pemeliharaan: Proyek harus berkesinambungan melalui penyedian sumber daya lokal berupa tenaga ahli Pengelolaan & Pemeliharaan (“O&M”). Pendapatan dari penjualan tenaga listrik harus mencukupi untuk mendukung semua biaya “O&M” untuk kelangsungan proyek. Semua Pengusul harus dapat menunjukan bagaimana keberlanjutan dari “O&M” akan tercapai termasuk pelatihan lokal operator. Demikian pula dengan operasional Proyek harus dirancang untuk memaksimalkan keahlian dengan biaya minimum dan aplikasi harus dapat menunjukan bagaimana cara terbaik untuk mencapai hal ini.
·
Lingkungan dan Kinerja Sosial (“Environmental and Social Performance/ESP”)/Kajian Sosial dan Gender (“Social and Gender Assesment/SGA”): Proyek harus memenuhi tujuan utama untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial melalui kepatuhan terhadap ESMS, termasuk standar-standar kinerja IFC (lihat Lampiran 6), dan standar-standar SGA (lihat Lampiran 7). Sebagai contoh, Proyek harus menyediakan akses yang setara untuk wanita dan kelompok rentan lainnya di dalam Proyek atau manfaat-manfaatnya dan harus mengusahakan untuk memberikan listrik yang memadai, dapat diandalkan dan terjangkau atau pasokan energi lainnya untuk setiap rumah tangga pada daerah tertentu.
·
Kontrak EPC: Pada tahapan Nota Konsep, Proyek harus memiliki “turnkey” kontraktor Enjineering, Pengadaan, dan Konstruksi (“EPC”) yang kompeten, yang mampu menerima kontrak “EPC” atau kontrak kontruksi yang setara lainnya yang ditentukan berdasarkan tanggal tertentu, lump sum, harga tetap dan dengan ganti rugi yang sesuai untuk menutupi pinalti bila wan-prestasi. Kontraktorkontraktor EPC harus mengirimkan pembayaran muka dan jaminan kinerja untuk memastikan penyelesaian Proyek. Pengusul harus menunjukkan manfaat terbaik yang akan dicapai dari dana hibah energi terbarukan.
·
Rancangan Masa Proyek/Keberlangsungan: Masa Proyek harus dapat mencapai minimum 20 tahun rancangan masa proyek dengan metodologi yang dapat diterima.
C. Kategori Teknologi Energi Terbarukan MCA-Indonesia bermaksud untuk menyediakan spektrum yang luas untuk teknologi-teknologi energi terbarukan yang praktis dalam suatu portfolio proyek energi terbarukan berbasis masyarakat saat mengakomodir berbagai jenis bentangan. Harap dicatat bahwa semua proyek yang berbasis masyarakat dituntut untuk terkoneksi pada non-jaringan PLN dengan kemampuan terhubung pada jaringan PLN di kemudian hari apabila terdapat kesempatan tersebut.
Contoh-contoh berikut ini diberikan hanya sebagai ilustrasi dan telah dianggap sebagai jenis proyek dan jenis teknologi yang mungkin akan dilaksanakan dalam jangka waktu Compact yang terbatas. Pengusul dapat mengusulkan teknologi-teknologi selain yang tercantum di bawah ini selama teknologi tersebut dan proyek tersebut memenuhi semua persyaratan yang telah di tetapkan dalam “CfP” ini. Walaupun dokumen ini memiliki fokus kepada pembangkit tenaga listrik, namun prinsip-prinsip dasar tersebut dapat digunakan untuk pembangkit energi non-listrik seperti produksi, persiapan, dan aplikasi bioenergi/bahan bakar nabati. Pengajuan aplikasi untuk Proyek yang menggabungkan satu atau lebih ilustrasi kategori-kategori tidak akan menjamin keberhasilan aplikasi tersebut. 8
Tabel 1. Contoh-contoh Kelayakan Teknologi KATEGORI
TEKNOLOGI Biomasa melalui teknologi termal atau gasifikasi dari sumber-sumber yang berkelanjutan.
Biomasa
Proyek-proyek bioenergi yang menggunakan Palm Oil Mill Effluent (POME) atau sumber pertanian yang lainnya untuk pembakaran pada pembangkit listrik atau kompresi gas untuk konsumsi rumah tangga dari sumber-sumber yang berkelanjutan. Biogas dari kotoran hewan, bahan sampah organik atau sampah kota (“Municipal Solid Waste/MSW”) untuk pembangkit listrik. Sistem tenaga surya “photovoltaic” yang terhubung dengan non-jaringan PLN termasuk inverter, batrai, atau bentuk penyimpanan lainnya.
Tenaga Surya
“Mini-grid” yang terhubung ke fasilitas pembangkit listrik “photovoltaic”. Teknologi-teknologi tenaga surya berbasis termal atau dengan sistem terkonsentrasi.
Tenaga Air
Mikro hidro terkelompok (≥ 300 kW ≤ 3 MW non-jaringan PLN dengan pembangkit listrik individual yang besarnya ≥ 50 kW). Proyek-proyek mikro hidro yang terpisah, yang mana masing masing memiliki jaringan “mini-grid” secara individual, dapat dikelompokkan yang ditentukan oleh pendekatan relatif dari sebuah Kabupaten dan diatur dari sebuah lokasi. Mini hidro (≥1 MW tapi ≤ 3 MW).
Tenaga Angin
Sistem tenaga angin berbasis masyarakat termasuk aplikasi-aplikasi hibrid dengan “photovoltaic”.
Sistem Hibrid
Hibrid “photovoltaic” atau tenaga angin dengan hidro, biomasa atau sistem kapasitas batrai. Catatan: sistem hibrid dengan penyediaan mesin diesel baru yang saat ini belum tersedia akan menjadi proyek yang tidak layak.
D. Fokus Geografis untuk Proyek Kemakmuran Hijau Proyek Kemakmuran Hijau pada awalnya telah mengidentifikasi dan melakukan seleksi terhadap dua belas Provinsi (Provinsi Kemakmuran Hijau) yang memenuhi persyaratan untuk hibah energi terbarukan berbasis masyarakat yang didanai oleh Fasilitas Kemakmuran Hijau. Jumlah provinsi yang memenuhi persyaratan ini berubah menjadi tiga belas provinsi pada tanggal 25 Oktober 2012 dengan adanya pemekaran Kalimantan Utara yang dulunya adalah bagian dari Kalimantan Timur. Daftar provinsi-provinsi yang ditargetkan oleh Kemakmuran Hijau ini disediakan pada Tabel 2 dan diilustrasikan pada Gambar 1 di bawah ini. Semua proyek harus berada dan dibangun di dalam provinsi-provinsi Proyek Kemakmuran Hijau.
9
Tabel 2. Provinsi yang Layak untuk Proyek Energi Terbarukan Berbasis Masyarakat Provinsi Kemakmuran Hijau
Provinsi Kemakmuran Hijau 1 2 3 4 5 6 7
Jambi Sumatra Barat Bengkulu Riau Sumatra Selatan Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
8 9 10 11 12 13
Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Kalimantan Utara Kalimantan Timur
Figure 1. Provinsi Kemakmuran Hijau dan Kabupaten Kemakmuran Hijau
Sebagai suatu persyaratan dari MCA-Indonesia untuk Kabupaten Kemakmuran Hijau yang terpilih, Pemerintah Daerah harus melaksanakan hal-hal yang tercantum pada sebuah Nota Kesepahaman (“Memorandum of Understanding/MoU”) dengan MCA-Indonesia yang menyatakan bahwa kabupaten tersebut bersedia untuk memberikan jaminan tertentu misalnya untuk penerbitan izin-izin terkait secara terbuka dan transparan, dan lainnya. Sejumlah Kabupaten Kemakmuran Hijau telah melaksanakan “MoU” yang dapat diunduh dari website. Jika aplikasi yang diterima terdapat pada kabupaten yang belum melaksanakan “MoU”, maka hal ini akan dijadikan persyaratan sebelum pemberian hibah dapat dilakukan.
10
Pengusul harus dapat memahami bahwa meskipun mereka telah berhasil mendapatkan hibah, hibah tersebut akan tergantung pada pelaksanaan MoU tersebut. Dengan demikian akan menjadi resiko bagi Pengusul untuk kehilangan hibah tersebut apabila kabupaten yang terkait gagal melaksanakan “MoU”.
E. Contoh Proyek MCA-Indonesia Pada tahun 2012, National Renewable Energy Laboratory (NREL) telah ditugaskan untuk mempelajari potensial proyek untuk pengelolaan sumber daya alam dan energi terbarukan yang dapat memenuhi persyaratan MCA-Indonesia dan telah dilakukan Studi Kelayakan Awal (“Pre-Feasibility Studies/PFS”) pada contoh-contoh proyek tersebut. Studi-studi ini tersedia dan dapat diunduh setelah pendaftaran. Studi-studi tersebut dapat memberikan latar belakang informasi kepada Pengusul mengenai jenis-jenis potensial proyek dan parameter-parameter yang terkait.
F. Kepemilikan Proyek, Struktur, dan Kepegawaian Sebuah perusahaan khusus untuk proyek ini (“Special Purpose Vehicle/SPV”) akan didirikan sebagai pemiliki dari Proyek ini dan semua hal yang berhubungan dengan kontrak dan perizinan. “SPV” ini menjadi milik suatu organisasi masyarakat tertentu (seperti Koperasi atau pun lainnya) yang memungkinkan memiliki konjungsi dengan perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Daerah (seperti BUMD). Apabila terdapat partisipasi BUMD, maka dipersyaratkan BUMD tersebut memiliki saham maksimum 49% di dalam struktur saham “SPV” tersebut. “SPV” tersebut berperan sebagai pemilik Proyek setelah dilakukan serah terima dari MCA-Indonesia pada saat “Commercial Operation Date” (”COD”). Dalam kontraknya, “SPV” akan memegang kontrak EPC, jaminan garansi, lisensi-lisensi & izin-izin terkait dan kontrak “O&M” untuk Proyek setelah berakhirnya masa garansi kontruksi. Rincian lebih lanjut tentang Pengusul dan Kepemilikan Proyek dapat ditemukan pada Lampiran 11. “SPV” juga akan bertindak sebagai pihak yang memegang semua perjanjian penyediaan energi dengan pelanggan untuk daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dari Proyek tersebut. Untuk pengelompokan Proyek yang mencakup beberapa pembangkit listrik, kecuali dengan bukti kuat untuk menyatakan sebaliknya, “SPV” tunggal akan menjadi pemiliki semua pembangkit listrik tersebut. “SPV” harus dibentuk setelah penganugrahan hibah tetapi sebelum dimulainya segala pekerjaan pada Proyek tersebut.
Perlu dicatat bahwa bukan lah menjadi tanggung jawab dari MCA-Indonesia untuk mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan lisensi dan perizinan maupun pembentukan “SPV”. Tanggung jawab ini adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagi Pengusul dalam hubungannya terhadap masyarakat dan “SPV”.
III.
GAMBARAN PROSES PEMBERIAN HIBAH
MCA-Indonesia akan menyediakan pendanaan hibah energi terbarukan untuk Kelayakan Biaya Proyek seperti yang tercantum pada Lampiran 10. Sumber dana berasal dari MCA-Indonesia dalam bentuk hibah tunai yang tidak melebihi 96% dari Total Biaya Proyek (“Total Project Costs/TPC”) dan sisanya harus berasal dari swadaya masyarakat, baik dalam bentuk kontribusi tunai dan jenis kontribusi lainnya (baik 11
berupa dana masyarakat/koperasi atau dalam bentuk ekuitas dari investor social) yang jumlahnya tidak kurang 4% dari “TPC” untuk melengkapi 100% dari “TPC”. Gambaran skema dan jadwal untuk “CfP” ini dapat dilihat pada Tabel 3. MCA-Indonesia memiliki hak untuk memperpanjang waktu yang tercantum pada proses hibah di bawah ini tergantung kepada reaksi pasar, kompleksitas dari proses evaluasi, atau hal-hal lainnya.
Undangan Pengajuan Proposal yang kedua mungkin dilakukan pada tahun 2015, tergantung kepada jumlah proposal yang masuk pada “CfP” ini dan ketersediaan dana setelah Hibah Energi Terbarukan pada “CfP” ini tersalurkan. Setelah Aplikasi Lengkap dinilai, Proyek yang melewati ambang batas dengan nilai 70 (70%) akan dipresentasikan kepada Komite Investasi (“Investment Committee/IC”) untuk mendapatkan persetujuan awal, yang tergantung kepada Persyaratan Kondisi (“Conditions Precedent/CP”), seperti penyelesaian perizinan dan lisensi, penyelesaian rancangan konstruksi dan perhitungan biaya EPC. Apabila proposal disetujui, Perjanjian Hibah dalam kondisi bersyarat akan dikeluarkan. Perjanjian Hibah akan dinegosiasikan dan dilengkapi setelah Persyaratan Kondisi tersebut di atas terpenuhi berdasarkan targettarget yang tercantum di dalam Perjanjian Hibah. Pada tahap ini perangkat finansial diperlukan untuk mengamankan kontruksi dan garansi dari Proyek yang akan dilengkapi sewaktu melakukan kontruksi dan pengoperasian, rancangan kontrak perjanjian akan dilengkapi, dan Perjanjian Hibah telah dipastikan.
Tabel 3. Skema dan Jadwal untuk Hibah Energi Terbarukan Berbasis Masyarakat Tahapan Proses Pengajuan Nota Konsep Penerbitan “CfP” Penyampaian Pertanyaan
Indikasi Rentang Waktu
Batas Waktu
2 hari
29-November 2014 1-Desember 2014
Pertanyaan akan dikumpulkan setiap minggu dan akan dijawab pada minggu berikutnya hingga waktu yang dialokasikan untuk pertanyaan ditutup. Waktu Penutupan Pertanyaan Waktu Terakhir Penyampaian Jawaban Pengusul mengajukan Cover Letter, Nota Konsep dan dokumen-dokumen yang mendukung.
7 minggu 1 minggu
19-Januari 2015 26-Januari 2015
3 minggu
16-February 2015
Evaluasi Nota Konsep dan Penilaian oleh “Technical Appraisal Panel” (“TAP”) Nota Konsep dikaji dan dinilai oleh MCA-Indonesia. Pengusul yang lolos akan dipromosikan untuk mengirimkan Aplikasi Lengkap. Pengusul yang tidak lolos akan ditolak. · Pengusul yang mengajukan “DFS” yang lolos akan mengikuti proses Panggilan A 4 minggu (“Call A”) · Pengusul yang membutuhkan persiapan untuk “DFS” akan mengikuti proses Panggilan B (“Call B”) dan memungkinkan untuk mendapatkan dana Hibah “TAPP”.
16-March 2015
12
Pengajuan Aplikasi Lengkap, Evaluasi oleh “TAP”, Penerimaan atau Penolakan dari Komite Investasi dan Negosiasi Hibah. Call A Call B Call A Call B Penganugrahan Hibah “TAPP” kepada Pengusul 6-April yang berhasil untuk pengembangan “DFS” baru N/A 3 minggu N/A 2015 atau perbaikan “DFS” yang ada. Pengusul yang berhasil lolos mempersiapkan/ mengajukan Aplikasi Lengkap dengan “DFS” yang 27-April 27-July 6 minggu 16 minggu telah sempurna. Dimulainya pengkajian untuk 2015 2015 ESMS yang lengkap. Aplikasi Lengkap dinilai oleh MCA-Indonesia. 25-May 24-August Konfirmasi studi kelayakan/persyaratan atau pun 4 minggu 2015 2015 penolakan. 7Negosiasi kondisi-kondisi dan ketentuan dari Hibah 2 minggu 8-June 2015 September Energi Terbarukan. 2015 Komite Investasi melakukan penilaian dan 2122-June memberikan persetujuan komitmen bersyarat 2 minggu September 2015 untuk pemberian hibah. 2015 28Aplikasi yang lolos akan melewati proses persiapan 29-June 1 minggu September Perjanjian Hibah, yang tidak lolos akan ditolak. 2015 2015 Persiapan Dokumen Transaksi dan Melaksanakan Perjanjian Hibah 19-October Mempersiapkan dokumen transaksi 3 minggu 20-July 2015 2015 26-October Pelaksanaan Perjanjian Hibah 1 minggu 27-July 2015 2015 Penyaluran Perjanjian Hibah Melakukan pengawasan terhadap segala persyaratan dan memastikan semua persyaratan terpenuhi. Memulai penyaluran Hibah Energi Terbarukan
IV.
KELAYAKAN NOTA KONSEP DAN PENGKAJIANNYA
Proses dan Undangan Pengajuan: masing masing Pengusul diminta untuk mengajukan Nota Konsep yang menggunakan format seperti tercantum pada Lampiran 4. MCA-Indonesia akan mengkaji setiap Nota Konsep yang masuk untuk menentukan apakah pengajuan tersebut memenuhi persyaratan dari “CfP” atau tidak. Evaluasi: MCA-Indonesia akan melakukan evaluasi untuk memastikan apakah Pengusul telah memenuhi persyaratan dan Kelayakan Pengusul dan Kelayakan Proyek seperti yang tercantum pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Kajian ini khususnya akan memastikan bahwa Proyek atau Pengusul: 1. Berlokasi dalam satu atau lebih dari provinsi yang ditentukan Program Kemakmuran Hijau (lihat Tabel 2 & Gambar 1); 2. Menggunakan teknologi energi terbarukan (lihat area teknologi yang ditargetkan di Tabel 1); 3. Memberikan kontribusi secara langsung atau pun tidak langsung untuk mengurangi emisi gas rumah kaca; 13
4. 5. 6. 7. 8.
Mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil sebagai sumber energy; Akan dijalankan sebelum 1 April 2018; Memiliki modal kerja yang cukup untuk melaksanakan Proyek; Meningkatkan akses listrik; Dapat menunjukan keberlangsungan Proyek dalam hal, antara lain namun tidak terbatas pada, pasokan energi dan operasional & pemeliharaan.
Apabila Aplikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan pada “CfP”, maka akan dinilai berdasarkan informasi yang tersedia di dalam Nota Konsep melalui kriteria sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan organisasi dan pendekatan teknis yang diusulkan; Keuangan dan keberlangsungan Proyek secara keseluruhan; Tujuan Proyek Kemakmuran Hijau, kesiapan untuk melanjutkan, dan logika Proyek; Dampak lingkungan dan social; Nilai secara keseluruhan.
Bagian V di bawah ini menjelaskan gambaran secara rinci dari setiap kategori yang telah disebutkan di atas, dengan memperhatikan rincian informasi belum diperlukan pada tahapan Nota Konsep. Proyek yang diusulkan pada Nota Konsep harus memenuhi SEMUA persyaratan, yang akan dinilai oleh “Technical Appraisal Panel” (“TAP”). “TAP” akan menentukan apakah Proyek yang diusulkan Pengusul (i) menjamin undangan untuk pengajuan Aplikasi Lengkap (ii) membutuhkan Hibah “TAPP” untuk pengembangan atau perbaikan “DFS” yang ada (iii) harus ditolak. Nota Konsep akan memberikan penjelasan mengenai Proyek, informasi teknis, ekspektasi dampak lingkungan dan sosial yang diharapkan, latar belakang informasi mengenai pengelolaan, strategi pendanaan, dan perkembangan terakhir dari jadwal utama. Informasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan kelayakan secara umum baik kesiapan Proyek untuk melakasanakan dalam rentang waktu dari Perjanjian Compact ini. Kegagalan di dalam memenuhi persyaratan akan mengakibatkan penolakan dari aplikasi kecuali Pengusul dapat memberikan informasi tambahan dalam rentang waktu yang wajar untuk mengurangi kekurangan tersebut. MCA-Indonesia dan “TAP”-nya akan mengevaluasi setiap Nota Konsep berdasarkan faktor-faktor dan pembobotan yang terangkum pada Bagian V, namun MCA-indonesia dapat mewajibkan Pengusul untuk menyediakan sertifikasi tambahan atau pun dokumen pendukung sebagai bagian dari proses penilaian.
Contoh-contoh bagaimana nilai keseluruhan dapat dinilai termasuk estimasi biaya per MWh; pergantian bahan bakar penyebab polusi yang mahal, jumlah rumah tangga yang terhubung; dan biaya jaringan per rumah tangga. Bersamaan dengan Nota Konsep, Pengusul harus menyerahkan salinan dari setiap dan semua “PFS” dan/atau “DFS” yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk Proyek yang diusulkan. Jika Pengusul mengajukan Nota Konsep tetapi pada saat aplikasi belum mempersiapkan Studi Kelayakan, maka Hibah “TAPP” dapat disediakan untuk mendanai pengembangan “DFS”, setelah dipromosikan untuk pengajuan Aplikasi Lengkap melaui proses seleksi. Deskripsi mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat didanai melalui Hibah “TAPP”, akan ditentukan oleh MCA-Indonesia. Hibah “TAPP” akan diatur oleh MCA-Indonesia berdasarkan prosedur yang digariskan di dalam Perjanjian Hibah “TAPP” antara MCA-Indonesia dan Pengusul. Penyaluran hibah akan dilakukan melaui negosiasi termin pembayaran pada setiap Perjanjian Hibah “TAPP”. Setiap Perjanjian Hibah akan terdiri dari Kriteria Biaya-biaya Proyek, dan penerima hibah harus mendokumentasikan bagaimana dana hibah tersebut dibelanjakan sesuai dengan petunjuk14
petunjuk tertentu. Untuk setiap tugas utama di dalam Perjanjian Hibah, deskripsi kerja dan pencapaian akan ditentukan. Pengusul diharapkan untuk mematuhi deskripsi kerja dan rancangan biaya sewaktu menunjuk konsultan-konsultannya. Sebelum penyaluran dana pertama dari Hibah “TAPP”, Pengusul harus mendapatkan “No Objection” dari MCA-Indonesia yang termasuk di dalam Tim Konsultan dan di dalam ketentuan kontrak dan kondisi. Aplikasi yang telah memenuhi semua persyaratan dan kriteria penilaian, yang telah selesai dan yang memiliki “DFS” dapat mengajukan Aplikasi Lengkap sebelum batas waktu pertama dari Aplikasi Lengkap seperti yang dijelaskan oleh Tabel 3. Apabila terdapat perbedaan materi antara Aplikasi Lengkap dan informasi yang diberikan di dalam Nota Konsep, Pengusul harus memperbaharui dan memberitahukan MCA-Indonesia. Pengusul dapat mengirimkan lebih dari satu aplikasi dan dengan demikian akan mengajukan lebih dari satu Nota Konsep tetapi setiap pengajuan diharuskan terpisah. Pengecualian dalam hal pengelompokkan atau penggabungan Proyek mikro, meskipun rincian dari setiap fasilitas individu harus terdapat pada Nota Konsep yang berbeda, berkas ini harus diajukan sebagai aplikasi tunggal dengan tambahan Nota Konsep secara keseluruhan yang dapat menjelaskan alasan dibalik pengelompokkan fasilitas tersebut. Pengusul yang memenuhi persyaratan “CfP” disarankan dan diundang untuk mengajukan Aplikasi Lengkap. Pengusul yang ditolak akan diberitahukan dan dijelaskan mengenai alasan dari penolakan tersebut. Pengusul boleh mengajukan kembali pada “CfP” berikutnya, bila ada, setelah melakukan perbaikan terhadap alasan-alasan penolakan.
V.
APLIKASI LENGKAP DAN KRITERIA PENILAIAN
Pengusul yang diundang untuk mengirimkan Aplikasi Lengkap diminta untuk mengikuti arahan yang telah disediakan pada Lampiran 5. MCA-Indonesia akan meninjau setiap pengajuan untuk menentukan apakah pengajuan tersebut responsif terhadap persyaratan “CfP” atau tidak. Sebagai bagian dari proses pengkajian, MCA-Indonesia akan mengadakan tinjauan terhadap semua kriteria keuangan, teknis, hukum/program dan kriteria dampak lingkungan/social seperti terdapat di dalam uraian di bawah. Pedoman Kerja Lingkungan dan Social (Lampiran 6) dan Pedoman Penilaian Sosial & Gender (Lampiran 7) memberikan penjelasan dan struktur dari persyaratan MCA-Indonesia tersebut. Apabila terdapat perbedaan materi dari informasi yang diberikan kepada MCA-Indonesia dalam tahapan Nota Konsep, maka Pengusul harus menginformasikan kepada MCA-Indonesia secara tertulis, menggambarkan secara jelas dan mendiskusikan alasan-alasan dari perbedaan tersebut. MCA-Indonesia nanti akan meninjau perubahan tersebut dan memberikan pendapatnya, dalam kebijakan tunggal dan mutlak, apakah aplikasi boleh dilanjutkan atau ditolak. Sebagai bagian dari proses ulasan, MCA-Indonesia akan mangadakan kajian menyeluruh terhadap Aplikasi Lengkap dan menggunakan bobot dan poin maksimal per kategori untuk kriteria yang diberikan dalam aspek-aspek yang tertera dibawah ini.
15
Proyek harus memiliki skor dengan rating minimum 70% secara keseluruhan sebagai bagian dari skor akhir. Pelamar yang tidak mencapai batas ambang skor tersebut akan ditolak. Sebagai bagian dari evaluasi, “TAP” akan menilai: 1. Kemampuan Organisasi dan Pendekatan Teknis yang Diusulkan · Kewajaran batas waktu proyek; · Pengalaman kontraktor EPC; · Ketersediaan peralatan dan tenaga kerja untuk Proyek; · Status perizinan dan persetujuan peraturan; · Resiko “force majeure”, asumsi resiko kinerja, perhitungan manajemen resiko yang akan diterapkan oleh Pengusul, rincian kualitas dan level spesifikasi kontraktor, kondisi lokasi, prosedur pemantauan proyek, pengujian dan prosedur penerimaan; · Kekuatan dari kontrak EPC untuk mengurangi resiko di dalam penyelesaian serta terjadinya pembengkakan biaya; · Ketersedian tenaga kerja, pengelolaan kelompok operasional, rencana “O&M”, lingkungan, sosial, pemantauan & evaluasi pegawai, dan pelatihan dan penyediaan staf lokal untuk “O&M”; · Infrastruktur lokasi, kebutuhan air limbah, kebutuhan limbah padat, kebutuhan air; · Transportasi logistik untuk perlengkapan konstruksi Proyek & material, termasuk kebutuhan pelabuhan, kebutuhan jalan raya, kebutuhan perpipaan, persyaratan fasilitas penyimpanan/penanganan dan dukungan pemerintah untuk perbaikan infrastruktur; · Distribusi dan transmisi dari sisi ruang “Right of Way” (“RoW”). 2. Keuangan dan Keberlanjutan Proyek secara Keseluruhan · Kontribusi Ekuitas Masyarakat-tingginya level biaya serta berbagi resiko melalui tingginya kontribusi ekuitas masyarakat akan dinilai lebih di dalam tinjauan penilaian; · Kualitas kontraktor EPC, kekuatan keuangan dan kelayakan kredit; · Perhitungan pengelolaan resiko yang akan diterapkan oleh Pengusul, mitigasi pembengkakan biaya, dan kuatnya kontrak EPC untuk mengurangi resiko di dalam penyelesaian serta terjadinya pembengkakan biaya; · Sumber pendanaan jangka panjang, kualitas, kecakapan, ketersediaan, dan keberlanjutan dari teknologi yang diusulkan di dalam Proyek serta penyediaan sumber energi. Untuk pembangkit listrik tenaga air harus mencakup pertimbangan perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk biomasa/biogas harus mencakup keberlanjutan dan pengaturan dari sumber energi; · Keterjangkauan listrik dan kemampuan masyarakat untuk membayar biaya listrik tersebut, ketersediaan pasar, resiko yang harus diambil oleh penerima manfaat serta kepastian permintaan dari output yang dihasilkan; · Pemasukan, termasuk apakah total pendapatan tahunan dari penjualan listrik akan melampaui biaya kontrak “O&M” tahunan (termasuk asuransi) serta menyediakan kontribusi yang berarti untuk cadangan pendanaan. 3. Sasaran Proyek Kemakmuran Hijau, Kesiapan Menjalankan dan Logika Proyek · Tujuan dan Sasaran Proyek Kemakmuran Hijau, sebagaimana tertera pada Compact, apakah telah terpenuhi oleh Proyek yang diusulkan; · Kesiapan untuk menjalankan termasuk konfirmasi pengawasan lokasi, kelengkapan perizinan, dan evaluasi dari resiko hambatan; · Logika Proyek, apakah Proyek tersebut wajar atau tidak secara ekonomis dan teknis, termasuk apakah Proyek ini akan meningkatkan taraf hidup penerima manfaat atau tidak, berapa 16
banyak penerima manfaat dan apakah dengan masukan-masukan dari dana hibah akan memberikan keluaran yang terukur atau tidak berdasarkan tujuan yang ditetapkan melalui Proyek Kemakmuran Hijau dan “CfP” ini. 4. Manfaat Lingkungan dan Sosial · Dampak positif terhadap lingkungan dan sosial dari Proyek termasuk kesetaraan sosial dan gender berdasarkan protokol Tier 1 dan Tier 2 ESMS (lihat Lampiran 6) dan Rencana Integrasi Sosial dan Gender (“Social and Gender Integration Plan/SIGP”, lihat Lampiran 7). Pengusul yang dapat menunjukkan mekanisme yang jelas yang mendukung inklusi yang lebih baik dan/atau kesempatan-kesempatan untuk perempuan di dalam mengatur dan mengoperasikan Proyek akan diberikan nilai yang lebih tinggi berdasarkan elemen tersebut. 5. Manfaat Umum · Kewajaran biaya yang diajukan untuk biaya-biaya konstruksi EPC, jadwal kontruksi dan pembayaran serta jaminan-jaminan untuk menyelesaikan Proyek dengan rincian-rincian dan asumsi-asumsi yang mendukung; · Cadangan rencana yang mencukupi untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi selama kontruksi berlangsung; · Apakah proyek sudah terdokumentasi dengan baik, dasar integrasi Proyek dengan rincian data-data biaya pendukung termasuk pembiayaan pengelola; · Penyetaraan biaya listrik untuk proyek-proyek yang serupa dengan menggunakan teknologi yang sebanding.
VI.
DOKUMEN APLIKASI, BATAS WAKTU, DAN INSTRUKSI PENGAJUAN
A. Dokumen Aplikasi Pengajuan harus menyertakan dokumen-dokumen sebagai berikut: A. Surat Pengantar yang menyatakan keinginan Pengusul untuk melaksanakan sebuah Proyek sebagai bagian dari “Hibah Proyek Energi Terbarukan Non-Jaringan PLN Berbasis Masyarakat” di bawah mekanisme Energi Terbarukan Berbasis Masyarakat menggunakan format yang terdapat pada Lampiran 3. Dokumen ini harus ditulis dalam Bahasa Inggris. B. Nota Konsep yang menjelaskan organisasi Pengusul, Proyek itu sendiri dan pendekatannya untuk mendapatkan Proyek tersebut, menggunakan format yang tersedia pada Lampiran 4. Dokumen ini dapat ditulis dalam Bahasa Inggris atau pun Bahasa Indonesia. C. Dokumen Pendukung yang memadai untuk menunjukkan kemampuan, pengalaman, struktur dan pendanaan yang cukup agar Pengusul dapat menyelesaikan Proyek yang diusulkan. Dokumen in harus ditulis dalam Bahasa Inggris. D. Sebagai tambahan untuk Nota Konsep, Latar Belakang Informasi yang memadai seperti peta, salinan perizinan, lisensi, Surat Dukungan Komunitas dan keinginan masyarakat sekitarnya untuk menyediakan minimum kontribusi terhadap Total Biaya Proyek (“Total Project Costs/TPC”, lihat
17
rujukannya di Lampiran 12), dan lainnya yang semuanya mendukung Nota Konsep tersebut. Surat Dukungan Komunitas dapat ditulis dalam Bahasa Inggris ataupun Bahasa Indonesia. E . Apabila tersedia, “DFS” meliputi (dokumen ini harus ditulis dalam Bahasa Inggris): 1. Kajian terhadap sumber energi terbarukan yang akan dimanfaatkan, termasuk ketersediaan sepanjang tahun dan kapasitas yang tepat serta faktor intermiten; 2. Rincian dari gambaran Proyek yang diusulkan; 3. Kajian terhadap dampak lingkungan dan sosial dari Proyek yang diusulkan; 4. Analisa partisipatif bentang kehidupan yang menyediakan informasi kepada masyarakat, penerima manfaat yang ditargetkan, mata pencaharian penerima manfaat dan potensi untuk peningkatan peluang-peluang ekonomi; 5. Rincian teknis dan keuangan dari Proyek yang diajukan meliputi rencana bisnis dari Proyek tersebut; 6. Perencanaan lokasi dengan data topografi yang tepat yang terkonfirmasi melalui survei serta semua kontruksi yang diusulkan untuk mencapai hasil, termasuk jaringan distribusi listrik yang diusulkan sampai ke pengguna akhir; 7. Skema jaringan listrik untuk Proyek yang diusulkan; 8. Perhitungan yang mendukung (seperti data aliran hidrologi, sistem peralatan hidrolik, dan lain sebagainya) dan data penyelidikan, termasuk kondisi geoteknis sebagaimana yang terverifikasi dari investigasi yang sesuai; 9. Data penerima manfaat yang telah ada dan yang akan diusulkan (dipilah berdasarkan gender) untuk mendukung logika dari Proyek yang diusulkan; 10. Spesikasi yang dibayangkan untuk rangkaian konstruksi dan perlengkapan yang diusulkan termasuk contoh katalog produk untuk turbin yang diusulkan; 11. Perkiraan “Bill of Quantities” yang digunakan oleh kontraktor EPC untuk menentukan harga.
B. Batas Waktu Aplikasi dan Instruksi Pengajuan Pengusul harus mengacu pada Tabel 3 untuk Jadwal Proses Pemberian Hibah. Dalam rangka mendorong pengajuan Aplikasi yang lengkap sedini mungkin, batas waktu berikut ini telah ditentukan. Apabila tidak ditentukan sebaliknya, Aplikasi harus sudah diterima pada jam 12.00 siang, waktu Jakarta, pada batas waktu yang disebutkan seperti di bawah ini. Nota Konsep Aplikasi “CfP” yang lengkap (Surat Pengantar, Nota Konsep, Dokumen Pendukung dan Latar Belakang Informasi seperti tersebut di atas) harus dikirimkan dalam bentuk salinan document tercetak dan dokumen elektronik, yang harus diterima oleh MCA-Indonesia selambat lambatnya tanggal 16 Februari 2015. Aplikasi akan ditinjau secara sistematis langsung setelah diterima. Namun, seleksi akhir dari Pengusul yang memenuhi persyaratan tidak akan terjadi sebelum semua Aplikasi diterima sesuai dengan batas waktunya. Aplikasi tersebut akan dibandingkan dengan semua Aplikasi yang masuk.
Aplikasi yang diterima setelah waktu dan tanggal yang telah ditetapkan akan ditolak dan Aplikasi akan dikembalikan tanpa dibuka terlebih dahulu.
18
Jadwal yang telah ditentukan tertera di bawah ini, Pengusul yang berhasil akan dipromosikan untuk mengajukan Aplikasi Lengkap.
Aplikasi Lengkap Untuk Aplikasi dengan “DFS” yang memuaskan yang telah diselesaikan sebelum penyerahan Aplikasi, Aplikasi Lengkap harus diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 27 April 2015 (disebut Panggilan A/”Call A”). Untuk Pengusul lainnya yang telah memenuhi syarat namun “DFS” harus diperbaiki, maka Aplikasi Lengkap harus diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 27 July 2015 (disebut Panggilan B/”Call B”). Dalam hal Pengusul diundang oleh MCA-Indonesia untuk mengajukan Aplikasi Lengkap, maka Aplikasi Lengkap harus dapat diserahkan dalam bentuk salinan dokumen tercetak dan dokumen elektronik sebelum batas waktu seperti tersebut di atas.
Format Pengajuan 1. Salinan dokumen tercetak (1 set dokumen asli dan 3 set salinannya) dari Nota Konsep dan segala dokumen yang terkait dengan mencantumkan judul “CfP Community-RE GRANT” pada bagian kanan atas dari paket pengajuan dan ditujukan kepada: Grant Administrative Support Team MCA-INDONESIA MR21 Building, 6th Floor, Jl. Menteng Raya No. 21 Jakarta 10340, Indonesia Salinan dokumen elektronik dari aplikasi “CfP” lengkap dan semua lampiran yang diperlukan juga harus diserahkan ke alamat tersebut di atas dalam bentuk “portable memory drive” dan diserahkan bersamaan dengan salinan dokumen tercetak. MCA-Indonesia berhak untuk memperpanjang tanggal penyelesaian pada TAHAP 2, TAHAP 3 dan TAHAP 4 dalam Tabel 3 dari Bagian III dan untuk membatalkan “CfP” kedua tergantung pada level aplikasi dan pertimbangan lainnya. 2. Untuk pengajuan lainnya yang terkait dengan “CfP” ini, batas waktu dan “CfP” tambahan, bila ada, akan diumumkan dalam website MCA-Indonesia segera jika tersedia.
Pertanyaan Tertulis dan Jawaban Tertulis 1. MCA-Indonesia hanya menerima Pertanyaan Tertulis dan akan memberikan Jawaban Tertulis. Semua Pertanyaan dan Jawaban akan dipublikasikan dalam website MCA-Indonesia. 2. Pertanyaan tertulis, permintaan klarifikasi atau balasan yang berhubungan dengan “CfP” ini harus ditujukan kepada
[email protected], selama periode 1 Desember 2014 hingga 19 Januari 2015.
19
3. MCA-Indonesia akan membalas semua pertanyaan dan tanggapan dan akan dipublikasikan setiap minggu dalam periode tersebut di atas melalui daftar jawaban yang dapat dilihat pada http://gp.mcaindonesia.go.id/RE/community/questions-and-answers dan jawaban terakhir akan dipublikasikan pada tanggal 26 Januari 2015.
20
Catatan: Untuk terjemahan Lampiran 1 hingga Lampiran 12 baru dapat diakses pada tanggal 12 Januari 2015. Untuk sementara dapat dilihat versi Bahasa Inggris-nya yang dapat diunduh pada: http://gp.mca-indonesia.go.id/re/community
21