Dari Redaksi Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia, KSEI kerap menemui permasalah an terkait aset yang terlantar atau tidak bertuan. Beberapa penyebab munculnya jenis aset tersebut antara lain disebabkan nasabah pemilik aset yang sudah tidak dapat dihubungi Pemegang Rekening KSEI, penerbit Efek milik nasabah yang sudah delisting dan tidak dapat dihubungi atau bahkan Pemegang Rekening yang sudah tidak beroperasi. Ulasan tentang Unclaimed Assets tersebut dibahas tuntas dalam topik utama. Program perlindungan investor pasar modal Indonesia semakin lengkap dengan berdirinya P3IEI. Mekanisme perlindungan yang dise lenggarakan oleh lembaga tersebut, juga diangkat di Fokuss edisi kali ini. Sebagai salah satu negara yang pernah terhindar dari krisis ekonomi yang melanda Asia, sudah sepatut nya jika Indonesia belajar dari pe ngalaman pelaku pasar modal Taiwan. Melalui kunjungan delegasi KSEI pada bulan November 2013, simak pengetahuan apa saja yang menjadi oleh-oleh dari Taiwan. Penghujung tahun 2013 juga ditutup dengan kegiatan Shareholder Seminar 2013, serta pengundian grand prize Gemilang Investa Bursa dengan hadiah-hadiah yang sangat menarik. Selamat membaca,
Redaksi Website KSEI www.ksei.co.id �������������
������������� email �������������� ��������������
[email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
Unclaimed Assets Perlu Mendapat Perhatian
Ada sejumlah Efek yang tercatat di KSEI yang kepemilikannya tidak dapat diklaim karena beberapa alasan, terlebih sejak diberlakukannya scripless trading. Bagaimanakah penanganan aset tidak terurus tersebut di KSEI?
P
T Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan institusi yang diberikan wewenang sebagai Lem baga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal dengan menyediakan jasa
Kustodian sentral dan penyelesaian transak si yang teratur, wajar, dan efisien. Dengan adanya pemberian wewenang berdasar kan peraturan perundangan tersebut, maka KSEI menyimpan seluruh Efek yang diper dagangkan, baik di luar maupun di Bursa Efek. Untuk Efek yang diperdagangkan di
daftar isi 1 3
Unclaimed Assets Perlu Mendapat Perhatian
4
Berbagi Pengetahuan dari Taiwan
6
Shareholder Seminar 2013:
Menyongsong Kehadiran P3IEI
Depository Receipts and Post Trade Space Program Undian Gemilang Investa Bursa:
7
Upaya Meningkatkan Basis Investor Domestik
8
aktivitas & Statistik
06 Edisi
Tahun 2013
������������� ����������
Edisi 06, 2013
Bursa Efek, penyimpanan dilakukan me lalui mekanisme Penitipan Kolektif dan kemudian melaksanakan penyelesaian transaksi Efek dengan mekanisme pe mindahbukuan, yang telah dilakukan KSEI dalam bentuk scripless sejak tahun 2000. Saat ini di KSEI terdapat sekitar 13.000 Sub Rekening Efek yang terkait dengan 38 saham yang Penerbitnya sudah delisting dan tidak beroperasi, bahkan tidak dapat lagi dihubungi. Hal ini merupakan masalah yang muncul sejak lama, terlebih setelah ketentuan scripless diberlakukan. Aset yang “terkatung-ka tung” ini lazim disebut unclaimed assets atau aset yang tidak terurus.
Fokuss
“ Belum ada aturan dan payung hukum yang kuat terkait penanganan aset tidak terurus.”
Permasalahan semakin rumit apabila nasabah pemilik aset tidak dapat dihu bungi oleh Partisipan KSEI (Perusahaan Efek atau Bank Kustodian). Permasalahan lain seperti Penerbit Efek milik nasabah yang sudah delisting dan tidak dapat dihubungi, serta tidak adanya pihak yang mewakili Penerbit, juga merupakan salah satu penyebab makin kompleksnya masalah. Terlebih lagi jika Partisipan dari nasabah tersebut sudah tidak beroperasi, sehingga kewajiban penyimpanan aset nasabah beralih dari Partisipan ke KSEI. Permasalahan aset yang tidak terurus ini mengakibatkan antara lain timbulnya beban administrasi pihak-pihak terkait seperti misalnya Biro Administrasi Efek (BAE). Sudah selayaknya hal ini menjadi perhatian para pelaku pasar modal terutama regulator. Ditambah lagi, belum ada aturan dan payung hukum yang kuat yang mengatur permasalahan yang berkaitan dengan penanganan aset tidak terurus dikarenakan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini belum cukup lengkap dan memadai. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka pada tanggal 4 Desember 2013, KSEI mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Unclaimed Assets dengan harapan bahwa forum ini
akan membuahkan suatu terobosan baik berupa rekomendasi terhadap perubah an peraturan perundangan maupun solu si jangka pendek berkenaan dengan per masalahan aset yang tidak terurus ini. FGD tersebut dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahkamah Agung, Balai Harta Peninggalan (BHP) - Kementerian Hukum dan HAM, Self Regulatory Organization (BEI, KPEI dan KSEI), Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Mo dal (HKHPM) serta asosiasi-asosiasi yang terdapat di pasar modal. Turut hadir sebagai narasumber, Ratnawati Prasodjo, Mantan Direktur Perdata dan staf ahli Menteri, Kementerian Hukum dan HAM, Sudarsono, Kepala Subdirektorat Peraturan Perundangan, Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan serta Jennifer Tumbuan yang mewakili Fred Tumbuan, selaku ahli hukum perseroan dan pasar modal serta Tim Ahli Kementerian Hukum dan HAM, dari kantor konsultan hukum Tumbuan & Partners. Dalam diskusi tersebut, timbul beberapa hal yang harus dicermati. Seperti disampaikan Jennifer Tumbuan yang mengutip materi Fred Tumbuan, bahwa Efek dan dana yang dititipkan di lembaga Kustodian tidak dapat menjadi mi-
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Novian Harry Wibowo, Susiyanti, Adisty Widyasari, Dimas Prayoga • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Menyongsong Kehadiran P3IEI
Direktur Utama P3IEI Yoyok Isharsaya (kiri) dan Direktur P3IEI Hari Purnomo (kanan).
bagai penyelesaian jangka panjang. Tentunya segala rekomendasi maupun penanganan yang berkaitan de ngan pemindahan kepemilikan atas Efek maupun dana, baik dalam rekening Efek masing-masing nasabah maupun yang disimpan dalam rekening bersama (omnibus), yang pemiliknya tidak diketahui keberadaannya, tidak dapat dihubungi, atau tidak diakui oleh pemiliknya berdasarkan catatan yang ada, yang diharapkan akan dapat diikutsertakan ke dalam rancangan perubahan Undang-Undang Pasar Mo dal, haruslah tetap mengacu dan berjalan dalam koridor Undang-Undang Perseroan Terbatas, KUH Perdata maupun ketentuan Undang-Undang Pasar Modal. Tindak lanjut dan peran serta dari para pelaku pasar modal demi tersusunnya rekomendasi dan tercapainya solusi atas permasalahan aset nasabah yang tidak terurus di KSEI ini sangat diharapkan demi tercapainya kondisi pasar modal yang lebih menarik lagi bagi investor di masa yang akan datang. l
O
toritas Jasa Keuangan (OJK) ber sama Self Regulatory Organization (SRO) terus melengkapi berbagai kebutuhan infrastrukutur pa sar modal Indonesia. Bukti terbaru, sejak 11 September 2013, OJK telah memberikan Izin Usaha pada lembaga Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP), atau kerap disebut Investor Protection Fund (IPF). OJK telah menetapkan bahwa program perlindungan investor diselenggarakan oleh PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI). Perusahaan baru ini dikukuhkan melalui Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor Kep–43/D.04/2013. Dengan demikian, lembaga ini telah resmi menjadi pengelola dana perlindungan in vestor di lingkungan pasar modal Indonesia. Tugas P3IEI, sesuai mandat OJK yaitu menyelenggarakan dan mengelola Dana Perlindungan Pemodal (DPP). Hal itu diatur dalam Peraturan Nomor VI.A.4 dan VI.A.5, tentang Dana Perlindungan
Pemodal serta Penyelenggara Dana Per lindungan Pemodal. Ada sejumlah poin penting yang di atur dalam ketentuan OJK tersebut. Yang dimaksud dengan aset pemodal adalah Efek dan harta lain yang berkaitan de ngan Efek, dan/atau dana milik pemodal yang dititipkan pada Kustodian. Sedang
“P3IEI telah resmi menjadi pengelola dana perlindungan investor di lingkungan pasar modal Indonesia”.
Edisi 06, 2013
Lama ditunggu, lembaga yang ditugaskan khusus melindungi investor di pasar modal Indonesia akhirnya terbentuk. Lembaga ini dibentuk untuk melindungi investor terhadap aset yang dimilikinya.
Fokuss
lik lembaga tersebut. Apabila OJK akan membuat peraturan terkait Efek dan dana yang dititipkan di Kustodian, maka hal ini harus disesuaikan dengan ketentuan yang terkait dengan BHP. Sementara Ratnawati Prasodjo menyampaikan, OJK harus berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mengetahui status dari suatu perseroan terbatas. Beberapa rekomendasi yang dihasil kan dalam FGD tersebut antara lain akan dibentuk tim (working group) yang di pimpin perwakilan dari HKHPM yang ber anggotakan OJK, Kementerian Hukum dan HAM, institusi terkait serta perwakil an beberapa asosiasi yang hadir dalam FGD tersebut untuk menindaklanjuti diskusi ini. Diharapkan tim tersebut dapat memberikan rekomendasi kepada OJK mengenai penanganan unclaimed assets yang berada pada Kustodian dan BAE sebagai penyelesaian jangka pendek dan hal-hal apa saja yang akan diatur dalam peraturan OJK dan/atau rancangan per ubahan undang-undang pasar modal se-
kan DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari hilangnya Aset Pemodal. Pemodal atau investor yang mendapat perlindungan adalah nasabah dari Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dan Bank Kustodian. Kini, setelah Lembaga Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal resmi berdiri, pekerjaan penting yang menanti tidak lain sosialisasi dan edukasi. Tujuannya, selain agar masyarakat pasar modal mengetahui kehadiran lembaga ini, juga paham benar tentang peran dan fungsi lembaganya. Masyarakat perlu tahu, sampai batas mana lembaga ini berwenang melindungi aset nasabah. Manajemen P3IEI menyatakan sudah punya agenda sosialisasi dan edukasi sebagai program jangka pendek. Direktur Utama P3IEI, Yoyok Isharsaya mengatakan, materi paling penting yang harus diketahui publik tidak lain tentang fungsi perlindungan aset pemodal bila terjadi penggelapan (fraud). Akan tetapi, kerugian karena potential loss atau fluktuasi harga Efek pemodal bukan merupakan tanggung jawab P3IEI. Tugas perlindungan tersebut, me nurut Yoyok, dilaksanakan bertahap.
Periode 1 Januari 2014 hingga 31 Desem ber 2015 hanya mencakup nasabah Per antara Pedagang Efek (PPE) yang meng administrasikan rekening Efek nasabah. Selanjutnya, mulai 1 Januari 2016, Dana Perlindungan Pemodal memberikan ganti rugi kepada pemodal yang merupakan nasabah PPE yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dan nasabah Bank Kustodian. Menurut Yoyok, lembaga yang di pimpinnya baru melakukan pembayaran klaim setelah dikeluarkan surat ‘Pernya taan Tertulis’ dari OJK. Bila terjadi indikasi fraud, sebut saja terjadi ketidakcocokan antara data KSEI dengan laporan Anggota Bursa (AB), investor harus melapor kepada OJK. Selanjutnya akan dibentuk Komite Klaim bila memang ditemukan fraud. Berbekal surat itu, P3IEI akan melakukan proses klaim investor. Sebagai bekal awal menjalankan tu gasnya, P3IEI telah mengantungi dana berbentuk Dana Perlindungan Pemodal sebesar Rp 45 miliar. Dana tersebut merupakan kontribusi dari 3 pemegang saham yakni SRO (BEI, KPEI dan KSEI). Masingmasing memberi kontribusi Rp 15 miliar. Pada Januari 2014 mendatang, SRO kembali akan memberikan kontribusi DPP masing-masing Rp 5 miliar sehingga terkumpul Rp 60 miliar. Hingga tahun 2015, ketiga SRO akan berkontribusi sejumlah dana sebagai dana tahunan bagi lembaga ini. Selain itu P3IEI juga akan memungut iuran keanggotaan terhadap PPE yang mengadministrasikan rekening nasabah yang ditetapkan sebesar Rp 100 juta sebagai iuran keanggotan awal. Untuk pembayaran itu SRO akan membayarnya atas nama 114 AB. Pemasukan berikutnya datang dari iuran keanggotaan rutin yang dibayarkan pertahun, nilainya sebesar 1 per 100.000 kali nilai aset rata-rata pemodal bulanan dalam setahun sebelumnya atau 0,001%. “Jadi untuk pembayaran iuran tahunan di tahun 2014, nilai aset pemodal yang diperhitungkan menggunakan tahun 2013,” ujar Yoyok. Berdasarkan estimasi, pada akhir 2014 dana yang terkumpul dari setoran peserta yang disetorkan SRO akan mencapai hampir Rp 100 miliar. Jumlah itu tentu akan terus membesar seiring masuknya Bank Kustodian sebagai peserta mulai tahun 2016. Tentu saja semua pihak berharap industri pasar modal bisa lebih dipercaya oleh pemodal dengan hadirnya P3IEI. Ar tinya, secara preventif tidak terjadi fraud di pasar modal. l
Edisi 06, 2013
Undian Berhadiah Kartu AKSes Grand Prize
Fokuss
“P3IEI telah mengantungi dana berbentuk Dana Perlindungan Pemodal sebesar Rp 45 miliar .”
[Redaksi]
S
ebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan di bidang pasar modal, serta meningkatkan kerja sama bilateral antar pelaku pasar modal dari negara lain, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melakukan kunjungan ke beberapa pelaku pasar modal di Taiwan. Pada perjalanan yang berlangsung 26 - 27 November 2013 lalu, KSEI berkesempatan mengunjungi Taiwan Depository and Clearing Corporation (TDCC) dan Taiwan Stock Exchange (TWSE). TDCC terbentuk pada saat bertrans formasinya proses perdagangan bursa menjadi bentuk elektronik (scripless), yang saat ini sudah 100% diimplementasikan Taiwan. Perubahan ini turut mendukung upaya pemerintah Taiwan untuk melakukan penghematan energi dan mengurangi efek karbon. Fungsi dan peran TDCC dalam pasar modal di Taiwan yakni menjadi back-end dari TWSE, Gre Tai Securities Market, dan Taiwan Futures Exchange dimana ketiganya bernaung di bawah pengawasan Securiti es and Futures Bureau of Financial Supervisory Commission, serta Central Bank of the Republic of China. Pada tahun 2012, TDCC telah menangani penyimpanan Efek ber sifat ekuitas sebanyak 919 miliar lembar saham secara elektronik. TDCC tidak hanya memberikan layan an sebagai Kustodian Sentral tetapi juga memberikan layanan Delivery Versus Payment (DVP) dengan mengembangkan fungsi inter-bank transfer melalui sistem Central Bank of the Republic of China. Saat ini, TDCC sedang mengembangkan electronic voting platform untuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebuah sistem platform yang memungkinkan bagi pemegang saham untuk tetap dapat menggunakan hak pilihnya tanpa terkendala jarak dan waktu untuk menghadiri RUPS. Selain itu, TDCC telah membangun Taiwan Stock Exchange Museum yang me nyimpan bukti sejarah perkembangan pasar saham Taiwan. Museum ini dibuka untuk umum pertama kali pada Desem ber 2012. Bersamaan dengan kunjungan ter sebut, delegasi KSEI juga menghadiri The Taiwan Corporate Governance Forum (TOIGF) yang ke-9 pada 28 - 29 Novem ber 2013. Tema kali ini adalah Shaping Corporate Governance Culture and Raising Corporate Value dan Tapping Into Market Mechanisms, Strengthening Corporate Go vernance. Melalui tema tersebut, forum ini membahas peran dan profesionalitas dewan
Berbagai Pengetahuan dari Taiwan
ngan corporate governance dengan etika karyawan serta corporate social responsibi lity. Pada sesi kedua, pembicara undang an dari negara tetangga memaparkan peran corporate governance di negaranya masing-masing dalam mekanisme pasar keuangan, aktivitas pemegang saham, serta mekanisme perlindungan investor (pemegang saham minoritas). Agenda pada hari kedua, undangan yang sebagian besar merupakan regulator industri keuangan di kawasan Asia, duduk bersama dalam roundtable discussion yang dibuka dan dimoderatori oleh Sush-Der Lee, Presiden Direktur TWSE. Lee memberikan sharing penerapan corporate governance di TWSE, serta bagaimana reformasi corporate governance menjadi begitu penting dalam meraih kepercayaan publik dalam industri pasar modal. Panel pertama dipaparkan oleh Dr Paul S.C. Hsu yang merupakan Direktur Taiwan Institute of Director, yang memberikan gambaran dasar mengenai teoritikal corporate governance. Kemudian di panelis kedua aplikasi dan maksimalisasi corporate governance di Delta Elektronik oleh Yan Cei Hai selaku Direktur. Panelis ketiga dipaparkan oleh Yvonne Li Presiden Far East Tone yang telah mengintegrasikan corporate gover-
[Fitriyanto & Alexander B.W]
“Semakin banyak institusi yang memandang positif penerapan corporate governance.”
Fokuss
direksi, rapat pemegang saham, integritas, dan loyalitas karyawan. Isu corporate governance atau tata kelola perusahaan sudah sering didiskusikan dan semakin banyak institusi, baik swasta maupun pemerintah, yang memandang positif penerapan corporate governance ini. Masyarakat sendiri semakin menuntut ada nya standar tata kelola yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Forum dibuka oleh Wakil Presiden Taiwan, Den Yih Wu, yang menyampaikan tata kelola pemerintah Taiwan sehingga dapat meraih kepercayaan dari negara lain. Di sambung berturut-turut pembicara utama, Dr. Hong-Tu Tsai (Cathay Financial Holding) dan David Wright (International Organization of Securities Commission/IOSCO). Keduanya berbicara mengenai penerapan corporate governance yang memberikan kontribusi atas kelangsungan hidup per usahaan di dalam industri keuangan bahkan membantu perusahaan yang telah menerapkan dalam melewati krisis global. Selanjutnya pembicara panel, Dr. Erik Vermeulen, Jisoo Lee, Lora Ho, Victor Kung dengan moderator Ernst Ligteringen, mengangkat topik terkait peran rapat pemegang saham serta dewan direksi dalam membangun corporate governance, hubu
nance dengan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, yang mampu mengajak karyawannya untuk turut serta berpartisipasi, sehingga mampu menanamkan dan meningkatkan nilai-nilai perusahaan dalam diri karyawannya. Sesi kedua merupakan sesi final yang sangat menarik, dimana undangan diajak secara aktif untuk berpartisipasi dalam membahas kasus terkait sebuah perusahaan yang tidak mengindahkan tata kelola yang baik maupun transparansi publik. Case Study dipandu oleh Dr Edwards H. Chow, Profesor keuangan dari Universitas National Chengci, berlangsung dengan antusiasme dari para peserta. Dr Edwards mampu memancing para peserta untuk mengeluarkan pendapat dan berbagi pengalaman di perusahaan maupun bidangnya sendiri. Peserta pada akhirnya mampu memahami masalah dasar perusahaan tersebut dan membuka kemungkinan solusi yang mungkin dapat menghindarkan dari masalah-masalah yang timbul. Dengan case study ini diharapkan partisipan dapat belajar untuk menghadapi situasi-situasi ke depan, mengenali masalah-masalah, melakukan analisa dan mencari solusi yang efektif jika menemukan kasus serupa. l
Edisi 06, 2013
Sebagai salah satu dari sedikit negara yang tidak terpengaruh krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia, sudah sepantasnya Indonesia belajar dari negara yang juga dikenal dengan sebutan Cina Taipei ini.
Shareholder Seminar 2013:
Depository Receipts and Post Trade Space Negara-negara di kawasan Asia kini memiliki peluang investasi dan mengembangkan pasar modal di kawasan tersebut melalui cross border investing.
Edisi 06, 2013
P
Fokuss
ada awal Desember 2013, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali menyelenggarakan salah satu kegiatan yang telah menjadi agenda rutin perusahaan yaitu Shareholder Seminar. Acara yang diselenggarakan di Hotel Tentrem, Yogyakarta pada 5 - 8 Desember 2013 tersebut, dihadiri oleh 70 peserta yang merupakan perwakilan dari pemegang saham KSEI, Self Regulatory Organization (SRO), Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) serta Otoritas Jasa Ke uangan (OJK). Depository Receipts and Post Trade Space adalah tema yang diangkat kali ini. Acara dibuka oleh kata sambutan dari Heri Sunaryadi Direktur Utama KSEI. Da lam pidatonya, Heri menyampaikan rasa terima kasih kepada para peserta, un dangan, dan narasumber yang telah hadir. Kemudian, Deputi Komisioner Peng awasan Pasar Modal II OJK, M. Noor Rachman menyampaikan keynote speech yang menekankan bahwa para pelaku pasar modal Indonesia masih memiliki banyak tugas untuk memajukan pasar modal Indonesia. Noor Rachman menyebutkan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali peraturan-peraturan pasar modal yang ada saat ini.
“Para pelaku pasar modal masih memiliki banyak tugas untuk memajukan pasar modal Indonesia.”
Jeffrey M. Williams, Managing Director, Asia Pacific Regional Head of Direct Custody and Clearing Citibank N.A Hong Kong menjadi narasumber pada sesi pertama yang membahas mengenai Innovation in the Post Trade Space. Jeffrey mengajak para peserta untuk melihat peluang di Pasar Modal Asia, yang saat ini mulai menuju cross border investing. Kondisi ini sebelumnya banyak terjadi di negara Amerika dan Eropa dan mulai bergesar ke negara-negara Asia. Artinya, makin banyak kesempatan bagi negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia, untuk membuka peluang investasi dan mengembangkan pasar modal. Post Trade Space merupakan salah satu isu yang per lu dikaji terkait dengan peluang ini. Pada sesi kedua, Adrian Nye, Managing Director, Asia Pacific Regional Head of Issuer Services Citibank N.A Hong Kong memaparkan mengenai evolusi Deposito ry Receipts (DR) dari waktu ke waktu, perbandingan antara DR dengan Efek lainnya dan keuntungan bagi perusahaan yang mengeluarkan DR. Adrian juga memaparkan investor mana saja yang memiliki DR hingga macam-macam DR yang dapat beredar di pasar modal. Di Indonesia sen diri, saat ini telah terdapat 49 buah DR yang dua diantaranya merupakan DR de ngan jenis sponsored programs. Selain DR, Adrian juga membahas mengenai Global Depositary Notes (GDNs) terkait beberapa
isu yang dapat menjadi pertimbangan un tuk mengimplementasikan GDNs di suatu negara. Di sesi terakhir, Ona Retnesti Swami ningrum, Kepala Divisi Penilaian Perusa haan Jasa Keuangan OJK membahas me ngenai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bape pam-LK) No.IX.A.10 terkait dengan Pe nawaran Umum Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depositary Receipt). Peraturan yang telah di sahkan sejak tahun 1997 ini, menjelaskan mengenai definisi terkait Sertifikat Penitipan Efek Indonesia dan bagaimana tata cara aturan terhadap Efek tersebut. Pada setiap sesi juga diselenggarakan diskusi panel dengan moderator Margeret M. Tang, Direktur KSEI. Diskusi tersebut memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan terkait topik pada seminar tersebut. Pada penghujung acara, Heri menyampaikan harapannya agar informasi yang disampaikan selama kegiatan berlangsung dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan terkait pasar modal, khususnya mengenai tema yang diangkat. Beliau juga berharap penyelenggaraan seminar ini dapat lebih membantu para pelaku pasar modal untuk dapat mengembangkan pasar modal di Indonesia.l [Yulia Purnama S.]
Periode Undian Launching : 28 November 2012 Periode I : 3 Desember 2012 - 28 Februari 2013 Pengundian 5 Maret 2012 Periode II : 1 Maret - 31 Mei 2013 Pengundian 12 Juni 2013 Periode III : 3 Juni - 30 Agustus 2013 Pengundian 4 September 2013 Periode IV : 2 September - 30 November 2013 Pengundian 4 Desember 2013 Grand Prize : 3 Desember 2012 - 30 November 2013 Pengundian 4 Desember 2013 Mega Prize : 3 Desember 2012 - 30 November 2013 Pengundian 4 Desember 2013
Program Undian Gemilang Investa Bursa
Rangkaian Sosialisasi Basis Upaya Meningkatkan Fasilitas Domestik AKSes di Bulan Juli Investor
lokal, juga untuk mempererat hubungan antara investor dengan regulator pasar modal dan AB. Untuk semakin mendukung program Gemilang Investa Bursa, SRO tak henti untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pasar modal sepanjang tahun 2013. Tujuannya tak lain untuk memberikan edukasi, agar calon investor dan investor lama semakin yakin untuk menanamkan modalnya melalui investasi di pasar saham. Upaya ini pun memperoleh hasil yang cukup menggembirakan, terlihat dari adanya peningkatan jumlah investor sekitar 15% dari 279.182 pada awal periode pelaksanaan undian (November 2012) menjadi 319.912 di akhir periode (November 2013). Pengundian pemenang Periode IV Grand Prize dan Mega Prize telah dilakukan pada 4 Desember 2013 di kantor BEI di hadapan Notaris, Kepolisian, Departemen Sosial dan diliput oleh stasiun televisi RCTI. Tiga orang pemenang hadiah Grand Prize yang beruntung masing-masing mendapatkan hadiah berupa satu unit mobil Toyota Avanza Veloz adalah Eggi Herlambang (investor PT Daewoo Securities Indonesia), Wahyu Indrawan (investor PT Kiwoom Securities Indonesia) dan Isnawan (sales PT Daewoo Securi-
ties Indonesia), sedangkan pemenang hadiah Mega Prize berupa satu unit mobil Honda All New CRV jatuh kepada Piko Hendra (investor PT Danareksa Sekuritas) yang berdomisili di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Seremonial acara penyerahan hadiah kepada pemenang Periode IV, Grand Prize dan Mega Prize dilaksanakan pada 9 Desember 2013 secara live di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta. Hasil rekaman program pengundian ini kemudian ditayangkan di hari yang sama pada pukul 22.15 - 23.15 WIB. l [Redaksi]
“Untuk semakin mendukung program Gemilang Investa Bursa, SRO tak henti menyelenggarakan sosialisasi sepanjang tahun 2013”
Edisi 06, 2013
Sepanjang tahun 2013, BEI menyelenggarakan program undian bertajuk Gemilang Investa Bursa. Undian yang diadakan dalam empat periode ini merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak jumlah investor baru.
Fokuss
G
eliat pertumbuhan jumlah investor di pasar modal Indonesia hingga saat ini dirasakan masih sangat minim, Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga akhir tahun 2012 jumlah investor di pasar modal baru sebanyak 360.000 investor. Apabila mengacu pada data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun tercatat ditahun 2013 penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa. Ini berarti jumlah investor di pasar modal baru sebesar 0,14% di akhir tahun tahun 2012. Menyikapi hal ini, Self Regulatory Or ganization (SRO) yang terdiri dari BEI, KPEI dan KSEI, menyelenggarakan sebu ah program baru yang diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal. Sejak 3 Desember 2012 - 29 November 2013, SRO mengadakan kegiatan Gemilang Investa Bursa yang merupakan program undian berhadiah triwulanan yang diper untukkan bagi investor baru (khusus investor saham), investor lama yang meng ajak orang lain menjadi investor di pasar modal serta bagi para sales yang terdaftar di Perusahaan Efek. Peserta yang terbagi menjadi tiga ka tegori undian yaitu, New Investor, Investor Gets Investor (IGI) dan Sales berkesem patan meraih beragam hadiah menarik, terutama bagi calon investor. Untuk undian ini, tersedia berbagai hadiah seperti Honda CRV seri terbaru, 3 Toyota Avanza, 4 Sepeda Motor Piaggio Zip, serta sejumlah aneka hadiah menarik lainnya yang akan diundi dalam program tersebut. Program Gemilang Investa Bursa ini diharapkan dapat memotivasi Anggota Bursa (AB) dalam menjaring investor baru. Target utama dari program ini selain untuk meningkatkan jumlah investor
aktivitas Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan SRO (BEI, KPEI, dan KSEI) menggelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 pada tanggal 30 Desember 2013 lalu, yang sekaligus menandai penutupan perdagangan bursa di tahun 2013. Bertempat di Galeri BEI, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida didampingi M. Noor Rachman (Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK), Ito Warsito (Direktur Utama BEI), Hasan Fawzi (Direktur Utama KPEI) dan Heri Sunaryadi (Direktur Utama KSEI), menyampaikan kinerja pasar modal Indonesia pada tahun 2013. Acara ditutup dengan peresmian penutupan perdagangan Bursa tahun 2013 oleh Muliaman D. Hadad (Ketua Dewan Komisioner OJK), dengan Indeks Harga Saham Gabungan yang ditutup pada posisi 4.274,18. l
Penandatanganan Perjanjian KPEI dan KSEI dengan KSD
Kunjungan Central Securities Depository of Iran (CSDI)
Pada tanggal 19 Desember 2013, KPEI dan KSEI menan datangani Perjanjian Pengembangan Pinjam Meminjam Efek (PME) Bilateral dan Transaksi Repurchase Agreement (REPO) dengan Korea Securities Depository (KSD) di Main Hall, Bursa Efek Indonesia. Menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) antar ketiga lembaga tersebut, seluruh pihak sepakat meresmikan kerjasama lebih lanjut dalam bentuk Perjanjian Pengembangan PME dan REPO. Dengan kesepakatan ini, KPEI, KSEI dan KSD akan bekerja sama dalam menyediakan mekanisme untuk memfasilitasi pengembangan PME bilateral & REPO di pasar modal Indonesia. l
Edisi 06, 2013
Sebagai upaya untuk mengembangkan kerja sama bilateral dengan sesama Central Securites Depository dari negara lain, KSEI bersama KPEI menerima kunjungan Central Securities Depository of Iran (CSDI) pada 27 November 2013. Pada tahun sebelumnya, KSEI dan KPEI juga telah mela kukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pertukaran informasi antar sesama lembaga dengan CSDI. Di kesempatan tersebut, delegasi CSDI yang hadir melakukan sharing session dan kunjungan ke Investor Summit and Capital Market Expo 2013. l
statistik Total Distribusi Corporate Action (Periode Januari - Desember 2013)
������������������������������������������������������������������ ���������������������������������
Januari - Desember 2013
���
�������
Rp (Triliun)
USD (juta)
���
�������
Equity (Dividen/Exercise)
43,59
36,42
���
������� �������
Debt (Bunga/Pokok)
59,59
59,80
103,18
96,22
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
Fokuss
Dana
Total Dana Efek
(Jumlah Unit/Efek)
Saham
156.696.964.140
Waran
3.997.991.281
HMETD
71.472.174.721
���������������������������������� ��������������������������������� �����������������������
�������
��������
��������
��������
����������������������������������������������� ���������������������������������
�������� ��������
��������
�������
��������
�������� ��������
��������
��������
������� �������
�������� ������� �������
�������
������� ������� �������
�������
�������
�������
�������
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
������� ���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���