ULUL ALBÂB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Oleh: Ainol Yaqin (Dosen Tetap STAIN Pamekasan STAIN Pamekasan, jln. Pahlawan KM. 04 Pamekasan, email:
[email protected])
Abstrak: al-Qur’an adalah kitab sastra paling indah sepanjang masa. Sejak diturunkan hingga saat ini tidak ada seorang pun yang mampu membuat karya seindah tata bahasa sastra al-Qur’an. Kata demi kata teruntai indah mempesona. Kalimat demi kalimat tersusun anggun bagaikan intan permata. Ayat demi ayat tersambung indah bagaikan butir-butir tasbih yang terbuat dari mutiara. Tata bahasanya menakjubkan sesuai dengan obyek bahasan, sehingga menyentuh dan menggelorakan relung-relung hati bagi pembaca dan pendengarnya. Sungguh, al-Qur’an begitu indah bernilai sastra tinggi yang tiada bandingannya. Keteraturan, kesesuaian dan keanggunan antara satu ayat dengan ayat lainnya membuktikan ia bukanlah gubahan sastra Muhammad saw, melainkan wahyu ilahi yang diturunkan pada baginda Nabi untuk diinformasikan pada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup di dunia. Kitab suci ini memang bukanlah kitab induk semua ilmu pengetahuan, tetapi benih-benih ide dasar semua ilmu pengetahuan terangkum di dalamnya. Karenanya, setiapkali para ilmuwan ketika menghadapkan ide dasar yang terdapat dalam al-qur’an mesti sesuai dengan hasil teori dan konsep yang mereka temukan. Statemen ini menyiratkan pada penulis untuk berusaha mengetahui dan memahami konsep ulul albab yang termaktub di dalamnya. Tulisan ini bersifat tafsir tematik, dimana penulis berupaya mengumpulkan ayat-ayat yang setema, yaitu ayat-ayat ulul albab, kemudian melacak pada kitab-kitab tafsir klasik dan kontemporer. Telaah tafsir tematik ini dilakukan untuk mengetahui konsep ulul albâb secara utuh dalam pandangan al-Qur’an.
Kata kunci: Semantik al-Qur’an, ulul albâb dan tafsir tematik.
Pendahuluan Suatu waktu ditanya
oleh
menyangkut
nyata. Beliau dilihat di berbagai sudut Aisyah
seorang
akhlak
pernah sahabat
Rasulullah.
pandang sangatlah sempurna. Mulai membina
persoalaan
rumah
tangga
Ia
hingga
menjawab, akhlak Rasulullah adalah al-
rakyat
Qur‟an. Jika al-Qur‟an berupa tumpukan-
memiliki tahta, beliaulah menjadi suri
tumpukan kertas yang bernilai sastra,
tauladan yang paling utama. Manusia
maka
adalah
pilihan ini telah memberi tauladan pada
pengejewantahannya dalam kehidupan
umat manusia secara sempurna dalam
Rasulullah
mengurus jelata
negara,
sampai
sebagai
pejabat
yang
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin belbagai lini kehidupan supaya hidup
Ayat ini menerangkan bahwa
penuh berkah dan bahagia. Kita sebagai
ketetapan
umatnya tidak mungkin mengikuti jejak
mutiara
langkah beliau seluruhnya, karena kita
jaminan keberlangsungan hidup bagi
manusia biasa yang tidak luput dari
manusia.3
salah
mengetahui bahwa hukuman bagi orang
dan
dosa.
setidak-tidaknya semampunya
Oleh
karena
kita
untuk
itu,
berusaha
mensuritauladani
yang
hukum hikmah
qishash yang
agung,
Karena
membunuh,
terdapat yaitu
mereka mesti
yang dikenai
hukuman qishas, maka ia enggan untuk melakukan
baginda Rasul tercinta. Nabi dan Rasul
hikmah
terakhir ini merupakan potret manusia
albȃb, yaitu orang-orang yang memiliki
ideal, ulul albâb yang sempurna sebagai
akal dan pemahaman yang benar.5 Ulul
rujukan
albȃb juga ditafsiri dengan orang-orang
utama
bagi
seluruh
umat
tindak
kriminal.4Mutiara
pada salah satu aspek yang dicontohkan
hanya
terjangkau
mengobtimalkan
oleh
manusia dalam mengarungi bahtera
yang
kehidupan di pentas dunia.
berpikir secara murni pada hakikat sesuatu.6
Surat al-Baqarah ayat 179
ar-Rozi
akal
ulul
meyatakan
untuk yang
dimaksud ulul albab adalah orang-orang
ِ ِ ُوِل األلْب ِ ص اب َ ……… َولَ ُك ْم ِِف الْق َ ِ اص َحيَاةٌ ََي أ لَ ََّل ُك ْم ََتَّلَت ُق َن
yang mengetahui akibat suatu perbuatan sehingga
mereka 7
melanggarnya.
tidak
mau
Ada sebagian orang
yang menganggap bahwa
hukuman
Kata al-Albȃb adalah bentuk jama‟ dari
qishas adalah bentuk hukuman yang
lubb yang berarti inti sari atau bagian
kejam dan tidak berprikemanusiaan.
terpenting. Ada juga yang memberi arti
Kelompok ini menolak hukuman mati
lubb
adalah
akal.
1
al-Haroli
bagi
terpidana.
Anggapan
mereka
mengemukkan lubb adalah akal bagian
sejatinya bersumber dari logika berpikir
dalam
yang keliru sehingga melahirkan suatu
yang
dapat
memperhatikan
perintah Allah pada perkara-perkara yang terlihat, dan ia juga akal bagian luar yang dapat menyingkap hakikat ciptaan-ciptaan Allah swt. Ulul albȃb adalah orang-orang yang merenungkan ayat-ayat Tuhannya.2
1
Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, Jld II (Bairut: Dar al-Fikr, t.t ), hlm. 423. 2 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Nazdmu alDurar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar, Juz III (Kairo: Dar al-Kitab al-Islami, t.t ), hlm. 32
3
Ahmad Musthafa al-Marâghî, Tafsîr alMarâghî, Juz I (Bairut: Dar al-Fikr, t.t), hlm. 64. 4 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Tarsîr alQur’an al-‘Adhîm, Jld I (Bairut: Dar at-Thayyibah, t.th) hlm. 492, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri al-Qurthubî, Jld II, hlm. 256. Muhammad Bin Idris asy-Syâfi‟î, Tafsîr al-Imam asy-Syâfi’î, Jld I (Riyadh: Dar at-Tarmuadiyah, 2006), hlm. 265. 5 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld I, hlm. 492. 6 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, hlm. 32. 7 Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, at-Tafsîr al-Kabîr aw Mafâtif al-Ghaib, Jld III, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 2004), hlm. 50.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 18
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin kesimpulan yang keliru pula. Padahal setiap yang Allah swt. perintah mesti
perempuan
dan
berkata-kata
kotor
10
seperti mengumpat, mencaci.
memuat kemashlatan pada manusia dan
Ayat
ini
menegaskan
bahwa
setiap yang dilarang pasti berdampak
siapa saja yang telah memantapkan niat
mafsadat dan mudharat. Ulasan ini
untuk
menggambarkan
dengan memakai pakaian ihram, maka
ulul
albȃb
sebagai
beribadah
haji,
diawali
manusia yang memiliki perangai yang
hendaklah
adil
bercumbu rayu, mencium, berkata-kata
bijaksana
sehingga
ia
mampu
berpikir jernih dan mendalam hingga
kotor,
dapat
melakukan
menemukan
mutiara-mutiara
8
hikmah.
menjauhi
yang
dan
macam
rafats,
bersetubuh. al-fusȗq,
maksiat
yakni
Tidak
yakni
kepada
juga segala
Allah
swt.
Dilarang juga jidȃl, yakni perdebatan dan Surat al-Baqarah ayat 197
اْلَ َّلج فَ ََل ْ ض فِي ِه َّلن ْ ٌ اْلَ ُّج أَ ْش ُهٌر َم ْ ُ َم َ ات فَ َم ْن فََتَر اْلَ ِّج َوَما ََت ْف َ ُ ا ِم ْن ْ ث َوََل فُ ُس َق َوََل ِج َد َال ِِف َ ََرف الز ِاد الَّلَت ْق َى َخ ٍْْي يَتَ ْ َ ْموُ َّل اَّللُ َوََتَزَّلو ُدوا فَِإ َّلن َخْيَتَر َّل ِ ِ ُوِل ْاألَلْب اب َ ِ َوا َّلَت ُق ن ََي أ
perbantahan sehingga
dengan
berakibat
orang timbulnya
lain api
11
kemarahan. Kemudian penggalan ayat berikutnya menerangkan pengetahuan Allah swt. terhadap setiap perbuatan. Karena itu, setiap manusia diperintahkan untuk melakukan perbuatan yang baik
Kata ar-rafats berarti perkataan kotor,
dan meninggalkan segala perbuatan
cacian, dan bercumbu dengan wanita.
yang
Kata al-fusȗq bermakna setiap maksiat.
perbuatan akan diberi balasan seadil-
Kata
jidȃl memiliki arti perdebatan,
adilnya. Lalu al-Qur‟an juga berpesan
perbantahan dengan orang lain.9 Ada
untuk menyiapkan bekal, baik bekal
juga yang mengartikan kata ar-rafats
materi atau rohani sebelum menjalani
dengan mencium, bercumbu, menggauli
ibadah haji. Bekal materi berupa harta
buruk,
sebab
semua
amal
benda mulai berangkat hingga kembali ke kampung halamannya, sedangkan bekal rohani yaitu khusyu‟, taat dan 8
Isma‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld I, hlm. 492. Allah menjadikan qishash sebagai kehidupan dan pelajaran bagi ulul albâb, dan qishash sekaligus sebagai peringatan bagi orangorang yang bodoh dan lalai. Demikian pernyataan Abdu bin Hamid dari qatadah. Jalâluddin asSuyûthi, ad-Durru al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi alMa`tsûr, Jld. II (Kairo: Markaz Hajr li al-Buhuts wa ad-Dirasah al-Islamiah wa al-Islamiyah, t.t ), hlm. 159 9 Jalaluddin as-Suyûthî, Juz II, hlm. 383, Ahmad Musthafâ al-Marâqhî, Juz I, hlm. 99, Muhammad Rasyîd Ridâ, Tafsîr al-Manâr, Jld II (Bairut: Dar al-Fikr, t.t), hlm. 227.
taqwa.12 Salah satu yang amat penting untuk diketahui, ayat ini mengemukakan bahwa sesungguhnya sebaik-baik bekal 10
Jalâluddin as-Suyûthî, Juz II, 384, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri al-Qurthubî, , Jld II, hlm. 407-408, Muhammad bin „Umar arRôzî, Jld III, 140-142 11 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Juz I, 543546 12 Ibid., 548
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 19
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin adalah
takwa,
melaksanakan
yaitu Allah
dan
permusuhan.
Sedangkan,
dan
kedalaman spiritual terhunjam dalam
menjauhi segala laranganNya supaya
jiwanya akan pengawasan Allah swt
selamat dari siksa dan sanksiNya. Dan
terhadap
dapat
arti
diucapkan, baik berupa kebaikan atau
berrbekallah dan bertakwalah kepada
keburukan. Ia istiqomah membersih diri
Allah dalam menyiapkan dan membawa
dari
bekal itu. Bekal yang engkau persiapkan
melumuri
jangan diperoleh dari cara bathil atau
dapat lebih terarah kepada ketinggian
harta haram. Bekal yang
dibawa juga
rohani. kepekaan emosional terpantul
jangan berlebihan sehingga mubatdzir,
pada sifat saling bantu-membantu dan
pemborosan
sehat menasehati baik dalam bidang
juga
perintah
upaya
dipahami
dalam
dalam
membelanjakan
harta. Oleh karena itu, pesan ini diakhiri dengan takwa sekali lagi, yaitu pesan bertakwa yang dialamatkan kepada ulul albȃb, yaitu orang-orang yang memiliki akal
yang
bersih,
pemahaman-
pemahaman yang cemerlang dan murni yang
lepas
dari
ketergantungan membawa
pada
semua
jismiyah,
apa
yang
debu-debu
diperbuat
dosa
kebeningan
dan
yang
dapat
jiwanya
agar
material atau pun spiritual. Surat al-Baqarah ayat 269
ِْ اْلِكْمةَ من ي َشاء ومن يَت ْؤت ْمةَ فََت َق ْد َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ يَتُ ْؤِِت َ اْلك ِ ُوِت َخْيَترا َكثِْيا وما ي َّلذ َّلكر إَِل أُولُ األلْب ِ اب َ ُ َ ََ ً ً َ أ
belenggu
Kata al-Hikmah berarti mengetahui pada
sehingga
hakikat
keagungan
cahaya
taqwa. 13
sesuatu,
kemudian
14
diamalkannya. Ada yang juga yang mengartikan al-hikmah adalah ilmu yang
Keterangan
tersebut
bermanfaat yang meninggalkan bekas
adalah
dalam jiwa sehingga mendorongnya
manusia yang memiliki sifat keshalihan
melakukan suatu amal perbuatan.15 al-
individual, keshalihan sosial, kedalaman
Hikmah meliputi dua hal yaitu, ilmu yang
spiritual,
emosial.
relevan dan amal yang sesuai dengan
Keshalihan individual terwujud dalam
ilmu. al-Ashbani mengemukakan bahwa
keteguhan
untuk
manusia itu menjadi sempurnan (insan
memperoleh ridha Allah swt, sekalipun
kamil) apabila melakukan kedua hal
dengan mengorbankan raga, jiwa dan
tersebut. Keterangan ini berdasar ayat-
harta. keshalihan sosial tercermin dari
ayat
mendeskripsikan
dan niat
ulul
albȃb
kepekaan beribadah
yang
termaktub
dalam
al-
upaya agar terhindar dari perbuatan keji dan tercela, seperti : ucapan, perbuatan yang melenceng norma-norma sosila dan
agama,
perbantahan
yang
berdampak pada bara api perselisihan 13
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz II, 147.
14
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 94. Ahmad Mushtafâ al-Marâghî, Juz I, hlm. 40, Muhammad Rasyîd Ridhâ, Jld III, hlm. 75, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, al-Tafsîr alMunîr fî al-Aqidah wa asy-Syarî’ah wa al-Manhaj, Jld III (Bairut: Dar al-Fikr, 1998), hlm. 62. . Mahmud bin „Umar al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, Juz I (Kairo: Maktab al-„Ubaikan, t.t), hlm. 500. 15
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 20
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Qur‟an.16Ada
juga
yang
memahami
menghindarkan diri dari yang buruk.
bahwasanya al-hikmah adalah al-qur‟an
Potensi ini hanya dimiliki oleh ulul albȃb,
beserta kandungan isinya, akal, ilmu,
yaitu orang yang memahami petunjuk-
fiqh, perkatan yang benar, rasa takut
petunjuk Allah dengan merenungkan
17
kepada Allah swt.,
ketetapan-Nya, serta melaksanakannya.
Ayat sebelum ini diterangkan dua
Sedangkan yang menolaknya mesti ada
jalan terbentang, jalan Allah dan jalan
kerancuan
syaitan.
hanyalah
Siapa
yang
menggunakan
dalam ulul
cara
albȃb
berpikirnya, yang
dapat
anugerah akalnya untuk mengetahui
mengambil hakikat pelajaran, hikmah
kedua jalan itu mampu memilah dan
dari setiap fenomena yang terjadi, baik
memilih yang terbaik dan menempuhnya
bagi dirinya sendiri, lingkungan bahkan
serta mampu pula menjauhkan diri dari
alam semesta.
yang buruk, maka dia telah dianugerahi mutiara-mutiara hikmah. Akan tetapi, tidak
semua
orang
menggunakan
potensi akal, hati dan jiwanya guna meraih hikmah itu, hanya ulul albȃb yang dapat mengambil pelajaran, yaitu orang-orang yang memiliki akal yang jernih dari dorongan dan buaian nafsu, sehingga mereka menyadari tiada daya dalam meraih hasil dari segala sesuatu dengan hanya mengandalkan sebabsebabnya.18
Rasyid
Ridha
mengutarakan ulul albab adalah orangorang yang memiliki akal yang bersih dari kerancuan berpikir dan hati yang selamat dari segala penyakit.19 dan buruk merupakan potensi dasar melakukan
yang
baik
ِ َك الْ ِك ات َ ُى َ الَّل ِذي أ َ َنزل َعَْي ٌ ت ُُْم َك َم ٌ آَي َ َ ُاب مْنو ِ َّل ِ ِ َُى َّلن أ ُُّم الْ ِك ين ِِف ٌ َُخ ُر ُمَ َشاِب َ اب َوأ َ ات فَأ َّلَما الذ قَُت ُ ِبِِ ْم َزيْ ٌغ فََتيََتَّلبِ ُ َن َما َ َشابَوَ ِمْنوُ ابِْغَاءَ الْ ِفَْتنَ ِة الر ِاس ُخ َن َوابِْغَاءَ ََتْ ِويِ ِو َوَما يَتَ ْ َ ُم ََتْ ِويَوُ إَِل َّل اَّللُ َو َّل ِِف الْ ِْ ِم يَتَ ُق لُ َن َآمنَّلا بِِو ُكلٌّ ِم ْن ِعْن ِد َربِّنَا َوَما يَ َّلذ َّلك ُر ِ إَِل أُولُ األلْب اب َ Kata ayat muhkamȃt berarti ayat-ayat yang menetapkan hukum yang jelas. Ada pula memaknai ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang dhalalahnya jelas dan maknanya tidak diperselisihkan.
Pengetahuan mana yang baik untuk
Surat Ali ‘Imron ayat 7
dan
Kata
mutasyȃbihat
adalah
ayat-ayat
yang menerangkan Allah Yang Maha Haq
mengenai
dzatNya,
dan
sifat-
sifatNya yang tidak terjangkau oleh nalar 16
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 95. 17 Jalaluddin as-Suyûthî, Juz II, 287-290, Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Juz I, hlm. 700, Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Juz I, hlm. 42, Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, Jld III, hlm.59. 18 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 96, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld III, hlm. 63. 19 Muhammad Rasyîd Ridhâ, Jld III, hlm. 77.
akal manusia.20 Kata ar-Râsikhȗn berarti orang-orang yang memiliki ilmu yang menancap kuat di dadanya yang terhiasi
20
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 225-226, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld III, hlm. 150.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 21
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin yakin
dan
iman.
Kata
ar-Rosikhȗn
Allah dan orang-orang yang mendalam
terambil dari kata rasakha yang pada
ilmunya.
dasarnya dipahami turunnya sesuatu
memahaminya sekalipun tidak sampai
yang berat pada suatu benda yang
pada hakikatnya. Sebab itulah, mereka
21
Mereka
seraya
lunak.
Allah
berkata
“kami
dan
beriman
bahwa
dengannya semua dari sisi Tuhan kami”.
ayat-ayat
Dan tidak mengambil pelajaran dari
muhkamat, yaitu ayat-ayat yang jelas
semua yang termaktub dalam al-qur‟an,
maksudnya, tidak seorang pun tertutup
melainkan ulul albȃb yaitu orang-orang
kesamaran untuk memahaminya. Dan
yang memiliki saripati akal dan ilmu
ada pula ayat-ayat mutasyȃbihat, yaitu
yang
dalam
memberitahukan
mengetahui
terdapat
al-Qur‟an
menancap 23
kuat
di
dalam
ayat-ayat yang tidak dapat dipahami
dadanya.
oleh sebagian dan bahkan kebanyakan
dengan orang-orang yang memiliki akal
manusia.
ayat-ayat
sehat dan pemahaman yang lurus.24Ulul
mutasyabih itu dirujuk pada ayat yang
albab juga dijabarkan dengan orang-
jelas agar dapat dimengerti dan menjadi
orang
jelas
Hendaklah
maksudnya.
orang-orang terdapat
Oleh
yang
karena
dalam
kecenderungan
itu,
Ada juga menafsiri ulul albȃb
yang 25
sempurna.
memiliki
akal
yang
Selain itu, ada pula yang
hatinya
menafsiri ulul albab adalah orang-orang
kepada
yang memiliki mata hati yang cemerlang,
kesesatan, keluar dari yang haq menuju
akal
yang bathil, mereka mengikuti dengan
perenungan dan pemikirannya dapat
sungguh-sungguh dan berpegang teguh
membedakan
kepada
ayat-ayat
menjerumuskan
itu
pada
yang
dapat
maksud
yang
mereka
mempunyai
tangan
makhluk”,
karena
berkata, sama ada
kuat
sehingga antara
ayat-ayat
muhkamat dan mutasyabihat. Ulasan
tersebut
dengan
26
menunjukkan
22
bahwa ulul albȃb adalah orang-orang
“Allah
yang memiliki ilmu yang luas dan iman
dengan
yang kuat, atau bisa dikatakan sebagai
ayat
cendikiawan-ulama. Ilmu yang ia punya
salah dan penakwilan yang keliru. Misalnya,
yang
menerangkan “Tangan Allah di atas
bukan
tangan mereka” (QS. al-Fath: 10), tanpa
melainkan semakin menjadi rendah hati
menghubungkan
dengan
sebab ia menyadari bahwa ilmu adalah
firmanNya: “Tidak ada yang serupa
anugerah dari Allah swt yang mesti
dengan Allah” (QS. Asy-Syura: 11).
diajarkan pada orang lain, diamalkan
ayat
ini
membuatnya
bangga
diri,
Kemudian sambungan ayat berikutnya menyatakan bahwa tidak ada yang mengetahui hakikat takwilnya melainkan
21 22
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 247 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Juz II. 6-8.
23
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz III, 249 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld II, 13, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld III, 154. 25 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld IV, hlm.155. 26 Ahmad Mushtafâ al-Marâghî, Jld I, hlm., 102. 24
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 22
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin dan besok di hari kemudian akan
Setelah itu, beliau mengangkat kedua
dipertanggungjawabkan. Potensi akal,
tangannya dalam keadaan menangis
hati
sehingga
dan
jiwanya
secara
sungguh-
aku
melihat
air
matanya
sungguh diasah dan dikelola dengan
membasahi tanah. Setelah Bilal datang
sebaik-baiknya di bawah bimbingan dan
untuk azan shubuh dan melihat Nabi
tuntunan cahaya al-qur‟an as-sunnah.
saw menangis, Bilal sergah bertanya.
Karenanya, ia tidak terlena dengan
”Wahai
gemerlap kenikmatan dunia dan tidak
Rasulullah menangis, padahal Allah Swt
terpena dengan kemuliaan kedudukan,
telah mengampuni dosa kamu baik yang
pangkat dan tahta.
terdahulu maupun yang akan datang?”
Rasulullah!
Mengapakah
Nabi menjawab: ”Apakah saya ini bukan Surat Ali ‘Imron ayat 190-191
ِ ِض واخ ِ إِ َّلن ِِف خ ْ ِق َّل َلف الَّلْي ِل ْ َ ِ الس َم َاوات َواأل َْر َ ِ ِ َّل ٍ والنَتَّلها ِر آلَي ِ ت ين يَ ْذ ُك ُرو َن َّل َ َ َ َاَّلل َ ألوِل األلْبَاب * الذ ِِ قِيَ ًاما َوقَُت ُ ًدا َو َعَى ُجنُ ِب ْم َويَتَََت َف َّلك ُرو َن ِِف َخ ْ ِق ِ السماو ِ ات َواأل َْر ت َى َذا ََب ِطَل َ ض َربَتَّلنَا َما َخَ ْق َ َ َّل ِ َسبحان اب النَّلا ِر َ َ ُْ َ ك فَقنَا َع َذ
Ibnu
„Ubait
bertanya
pada
„Aisyah,
beritahukan padaku mengenai paling mengagumkan pada diri Rosulullah, lalu istri termuda Rasul menangis. Ia berkata :
“Setiap
aspek
pada
diri
beliau
mengagumkan”. Suatu malam beliau mendatangiku
dan
masuk
dalam
selimutku sehingga kulitnya menempel dengan kulitku. Beliau berkata padaku : “Wahai
‘Aisyah,
Apakah
engkau
mengizinkan aku pada malam ini untuk beribadah berkata:
kepada “Wahai
Tuhanku?
Aku
Rosulullah,
sesungguhnya aku cinta kepadamu dan suka pada maksudmu. Sungguh aku mengizinkanmu”,
Ia
berdiri
seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah Swt?” Dan bagaimana saya tidak menangis ? Pada malam ini Allah swt telah menurunkan ayat
kepadaku.
Selanjutnya
beliau
berkata,” Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini kemudian
tidak
memikirkan
dan 27
merenungkan kandungan artinya.”
Ayat ini berbicara tentang tandatanda yang jelas keesaan, kekuasaan, dan
keluasan
ilmu
Allah
swt.
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang
terdapat
tanda-tanda
kekuasaanNya bagi orang-orang yang berakal.
Dalam
ayat
ini
Allah
swt
menjelaskan bahwa sesungguhnya pada penciptaan
langit
keindahan,
dan
bumi
keteraturan
serta dan
keistimewaan penciptaannya, tinggi dan luasnya, merupakan
rendah
dan
tanda-tanda
tebalnya yang
jelas
dapat disaksikan dengan kasat mata.
menuju
geriba yang berisi air untuk berwudhu‟. Ia malaksanakan shalat dan membaca al-Qur‟an yang membuatnya menangis.
27
Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld II, hlm. 162, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld IV, hlm. 206, Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, Jld V, hlm. 109.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 23
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Bintang-bintang
yang
menghiasi
seisinya.
Tanda-tanda
kekuasaan,
cakrawala, lautan yang bergelombang,
keesaan dan keluasaan ilmu Allah swt
gunung-gunung tinggi menjulang, tanah,
terbentang luas di alam semesta dan
pohon, tanaman, buah-buahan dengan
jagad raya. Setiap ciptaan Allah swt
beraneka warna, rasa dan bau. Semua
mengagumkan dan terpendam mutiara
itu berada dalam ketentuan Allah Yang
hikmah yang nampak terang menderang
Maha Mulia dan Maha Bijak. Hal itu
bagi yang merenungkan, memikat hati
merupakan tanda-tanda keesaan dan
yang bersih dan membangkitkan akal
28
pikiran untuk
menerangi pada semua
yaitu orang-oang yang memiliki akal
tujuan-tujuan
Ilahiyah.
sempurna
merenungkan
kekuasaan Allah swt bagi ulul albâb, yang
mengetahui
hakikat
sesuatu secara jelas.
Jika
keagungan,
manusia keluasan,
keteraturan perjalanan dan gerak alam
Pada ayat lanjutannya Allah swt
semesta,
maka
mesti
menunjukkan
menjelaskan sebagian ciri-ciri ulul albâb,
keagungan, kebesaran, kekuasaan sang
yaitu
senantiasa
Pencipta. Kesempurnaan alam seisinya
berdzikir (mengingat) Allah swt dalam
dan keindahan ciptaannya menunjukkan
waktu dan keadaan apa pun, baik pada
pada hikmah dan keluasaan ilmu Allah
saat berdiri, duduk dan tidur berbaring.
swt. Allah swt mengistimewakan ulul
Begitu pula, mereka secara sungguh-
albâb dalam ayat ini karena merekalah
sungguh
berpikir
yang dapat mengambil „ibroh pelajaran
penciptaan
langit
orang-orang
yang
merenungkan dan
bumi
serta
berharga terhadap ayat-ayat kauniyah,
pergantian malam dengan siang. Yang
dengan
dimaksud dengan dzikir adalah dzikir
melalui akalnya bukan hanya sebatas
dengan lisan dan dzikir dengan hati.
mata
Namun
memikirkan ciptaan Allah swt akan
yang
lebih
mengumpulkan Sebagaimana „Aisyah
utama keduanya.
yang
bahwa
dikatakan “Rosulullah
berpikir
mempertebal tergoncangkan
saw
keraguan.
29
saat”.
merenungkan
penglihatannya.
oleh
berzikir/mengingat Allah dalam setiap
dan
keimanan kabut
Dengan yang
tidak
keraguan-
Dalil-dalil tauhid (keesaan Allah swt) ada dua macam, yaitu alam semesta dan
Ayat
ini
juga
mengandung
alam
jiwa.
Penelusuran
motivasi bagi seorang hamba untuk
keesaan-Nya
merenungkan
perenungan menyangkut alam semesta
penciptaan
langit
dan dan
memikirkan bumi
serta
Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld II, hlm. 162, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld IV, hlm. 207. 29 Muhammad bin „Umar ar-Rôzî , Jld V, hlm. 110-112.
penelitian
dan
merupakan perbuatan mulia dan agung, sebagaimana
28
melalui
bukti-bukti
firmanNya,
“penciptaan
langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia”. Oleh karenanya, Allah swt memerintahkan pada manusia untuk berpikir penciptaan langit dan
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 24
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin bumi. Suatu gambaran perenungan; Bila
semisal ini mesti mengarahkan pada
seseorang merenungkan daun yang
keagungan hikmah Allah dalam segenap
kecil dari dedaunan sebuah pohon.
ciptaan-Nya. Ia menerima bahwa setiap
Melihat pada pohon itu terdapat akar,
yang diciptakan mengandung hikmah
batang, ranting dan daun-daun. Akar
yang agung, meskipun terkadang akal
memiliki cabang akar-akar lain yang
tidak mampu memahaminya. Hal itu
banyak. Bercabang lagi akar kecil. Akar
akan membangkitkan kesadaran diri
kecil itu bercabang akar-akar yang halus
seraya
sehingga tidak terlihat mata. Maka ia
berkata:
Subhanaka
faqinâ
31
‘adzâb al-nâr.
akan mengetahui dan menyadari bahwa Kholiq sang pengatur daun itu penuh hikmah
yang
mengagumkan.
Dia
memberi kekuatan pada daun itu untuk menarik
sari
makanan
dari
tanah.
Kemudian sari makanan itu dijalankan pada akar-akar hingga dibagi-bagikan pada setiap bagian daun-daun menurut ketentuan Allah Yang Maha Mulia. Jika ia telah mengetahui bahwa akalnya tidak mampu memikirkan secara detail cara penciptaan
daun
yang
sekecil
itu.
Bagaimana dibandingkanalah syirik dan paling baiknya dari kebaikan adalah ma‟rifatullah dan taat.30 Pada ayat-ayat sebelumnya telah diterangkan larangan dan perintahNya. Setiap yang dilarang dan disuruh untuk dihindari pastilah berdampak buruk dan mudharat, dan yang diperintah serta dianjurkan m dengan langit dan bumi beserta isinya, seperti matahari, bulan, bintang,
lautan,
pohon,
tumbuhan,
gunung, hewan dan lain-lain. tahu
bahwa
dibandingkan
daun dengan
yang itu
Ia pun kecil semua,
tidaklah ada apa-apanya. Perenungan
Surat al-Ma`idah ayat 100
ِاْلَبِ ُ َّل ْ قُ ْل ََل يَ ْسَ ِي ُك َكثَْتَرة َ َب َولَ ْ أ َْع َجب ُ ّيث َوالطي ِ ِاْلَب ِ ُوِل ْاألَلْب اب لَ ََّل ُك ْم َتُ ْفِ ُح َن ْ يث فَا َتَّل ُق ا َّل َ ِ اَّللَ ََي أ
Yang dimaksud kata al-khabȋts adalah orang-orang musyrik. Sedangkan kata at-thayyib
adalah
32
mukmin. Ada
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î , Juz VII, 311, Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, Jld VI, hlm. 86.
meyatakan
al-
khabits adalah haram dan at-thayyib adalah halam.33 Buruk dan baik samasama mempunyai sisi
jasmani dan
rohani. Paling buruknya dari keburukan dari sisi rohani mesti memuat manfaat dan
mashlahah.
Kemudian
diperintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengingatkan bahwa katakanlah wahai Muhammad bahwa tidak sama yang buruk dengan hal-hal yang baik meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, yakni sedikit yang halal lagi bermanfaat lebih baik daripada banyak tapi haram dan memudharatkan. Oleh karena itu, bertakwalah kepada 31
Muhammad bin „Umar ar-Rôzî , Jld V,
hlm. 112. 32
30
yang
orang-orang
Jalaluddin as-Suyûthî, Juz V, hlm. 544, wahbâh az-Zuhailî, Juz VII, hlm. 74. 33 Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld III, hlm. 327.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 25
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Allah, wahai ulul Albȃb yaitu orang-
orang yang memiliki akal yang bersih
orang yang berakal bersih dari kotoran-
dari kekeruhan ide. Ada pula yang
kotoran nafsu sehingga dapat memilih
mengemuakan ulul albab adalah orang-
yang
baik,
sekalipun
sedikit
dalam
orang yang memiliki akal yang kuat dan
pancaindra
dan
bernilai
pikiran yang kokoh.37 Karenanya, ia
manfaat yang banyak daripada yang
mampu mengambil pelajaran dari kisah
buruk
banyak
umat-umat terdahulu guna mengarungi
menurut pancaindra dan sangat minus
kehidupan dengan penuh kehagiaan di
pandangan
sekalipun
nampak
34
manfaatnya. Ada pula menafsiri ulul
bawah naungan ilmu dan iman.38al-
albȃb dengan orang-orang yang memiliki
Qur‟an yang berisi kisah-kisah mereka
akal
sehat
lagi
35
lurus. Dengan
bukanlah
cerita
yang
dibuat-buat
menghindari dan meninggalkan yang
sebagaimana diklaim oleh mereka yang
haram serta menerima dan melakukan
tertutup akal dan mata hatinya, akan
yang halal supaya kamu mendapat
tetapi kitab suci itu membenarkan kitab-
keberuntungan di dunia dan akhirat.
kitab samawi dan peristiwa-peristiwa sebelumnya serta menerangkan segala
Surat Yusuf ayat 111
ِ ِ َلََق ْد َكا َن ِِف ق ِ ألوِل األلْب اب َما َكا َن َ َ ِ ٌصص ِه ْم عْبَتَرة ِح ِديثًا يَت ْفََترى ولَ ِكن َص ِديق الَّل ِذي بَتْي ي َديو ْ َ َ َْ َ ْ ْ َ َ ُ َ ٍ ِ ِ ِ يل ُك ِّل َش ْ ٍء َوُى ًدى َوَر ْ َةً ل َق ْ م يَتُ ْؤمنُ َن َ َوََت ْفص
sesuatu yang dibutuhkan umat manusia, yaitu hukum-hukum syari‟at seperti halal, haram,
sunnah,
makruh,
mubah;
perintah melaksanakan hal-hal yang wajib,
sunnah
dan
larangan
Kata qishas adalah bentuk jama‟ dari
mengerjakan yang haram dan makruh;
qisshah yang berarti cerita, kisah yang
pengetahuan tentang Tuhan dengan
berkesinambungan satu bagian dengan
sifat-sifat
bagian yang lain. Kata „ibroh bermakna
mensucikan
peringatan yang besar dan mulia. Ada
dengan makhluk. Kitab mulia itu sebagai
juga yang memahami kata „ibroh dengan
petunjuk
pengetahuan.36
menyelamatkan
Al-Qur‟an
sering
kali
dan
asma`Nya,
Dia
dari
yang
kesesatan
serta
penyamaan
membimbing hati
menuju
dan
dari
lembah
cahaya
hidayah,
menceritakan kisah-kisah para rasul
serta rahmat bagi orang yang beriman.39
sebelumnya dan kejadian-kejadian yang
Sebelum ayat ini menceritakan
dialami umat-umat terdahulu. Sungguh
kisah Nabi Yusuf as. dan kisah-kisah
pada
kisah-kisah
mereka
terdapat
pelajaran bagi ulul albȃb, yaitu orang-
37
Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld V,
38
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XIII,
hlm. 56. 34
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz VII, 311, Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld III, 38-39. 35 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld III, 203 36 Jalaluddin as-Suyûthî, Jld VIII, hlm. 357.
hlm. 260. 39
Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld IV, hlm. 427, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld V, hlm. 277, Prof. Dr. Wahbûh azZuhailî, Juz XIII, hlm. 91-92.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 26
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Rasul
yang
lain
sebelum
Nabi
petunjuk dan perumpaman-perumpaman mengitarinya.41
Muhammad saw. Diceritakan bahwa
yang
umat terdahulu ada yang taat dan ada
adalah janji yang kuat, baik berupa
pula yang durhaka. Mereka yang taat
perintah,
mendapatkan
kebagiaan,
larangan
durhaka
untuk
jurang
dikokohkan
dengan ketetapan akal. kata sirron wa ‘alaniyatan
dalam
yang
al-Mitsaq
42
kemashlahatan hidup, sedangkan yang terjerumus
kata
mengindikasikan
bershadaqah
motifasi
pada
kedua
kesempitan, kesukaran dan kehinaan di
keadaan itu dan sekaligus mengingatkan
dunia dan akhirat. Kisah-kisah para Nabi
untuk menjaga keiskhlasan.43
dan umat-umat terdahulu menjadi „ibroh
Allah berfirman tidaklah sama
(pelajaran) bagi ulul albȃb, yaitu orang-
orang yang mengetahui bahwa apa yang
orang
berenung,
diturunkan kepadamu hai Muhammad
mengambil pelajaran dan mengambil
dari Tuhanmu adalah kebenaran, tidak
yang
berpikir,
manfaat dari apa yang diketahuinya.
40
terdapat
keraguan,
kekaburan Surat ar-Ra’d ayat 19-22
ْ ك َ أَفَ َم ْن يَتَ ْ َ ُم أََّلَّنَا أ َ ِّك ِم ْن َرب َ ُنزل إِلَْي َ اْلَ ُّق َك َم ْن ُى ِ َّل ِ َِّل ين يُ فُ َن َ الذ19 أ َْع َمى إَّنَا يَتََ َذ َّلك ُر أُولُ األلْبَاب ِ َّل ِبِ ه ِد َّل ين َ َض َن الْ ِميث ُ اَّلل َوََل يَتَْنَت ُق َْ َ ) َوالذ20 ( اق ِِ ص ُ َن ما أَمر َّل ِي ص َل َوََيْ َش ْ َن َربَتَّل ُه ْم َ ُاَّللُ بو أَ ْن ي َ ََ َ ِ ِ ِ ِ َّل ْ ََوََيَافُ َن ُس ء َ ين َ ) َوالذ21 ( اْل َساب َصبََت ُروا ابْ غَاء ِ اى ْم ِسًّرا َو ْج ِو َرِّبِِ ْم َوأَقَ ُام ا َّل ُ َالص ََل َة َوأَنَْت َف ُق ا ِمَّلا َرَزقَْتن ك ََلُْم عُ ْق ََب َو َع ََلنِيَةً َويَ ْد َرءُو َن َِب ْْلَ َسنَ ِة َّل َ ِالسيِّئَةَ أُولَئ 22( الدَّلا ِر
dan
pertentangan
sempurna.
al-Haq
dapat
diketahui
dengan mata dan hati yang mampu
di
dalamnya. Semua kandungan al-Qur‟an adalah benar, sebagian ayat dengan ayat yang lain tidak terjadi perbedaan. Seluruh
berita-berita
yang
diterangkannya adalah benar. Perintah dan larangannya sejalan dengan nilainilai keadilan. Hanyalah ulul albȃb yang dapat mengambil pelajaran, yaitu orangorang yang memiliki akal yang bersih dan jernih serta akidah yang kokoh. Sebab itu, mereka dapat mererima peringatan
dengan
merenungkan tentang Kata al-Haq adalah kebenaran yang
kebimbangan,
berpikir
dan
sesuatu
yang
diturunkan di sisi Allah swt. Ayat-ayat
ini
44
menerangkan
sebagian ciri-ciri dari sifat ulul albab,
melihat secara jelas hakikat sesuatu. Karena itu, dengan mata dan hati seseorang bisa mengenali jalan petunjuk sehingga
ditempuhnya,
dan
jalan
kesesatan kemudian meninggalkannnya. Begitu pula, ia memahami petunjuk40
hlm.182
Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, Jld IX,
41
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Jld
XIII,
hlm. 327. 42
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Jld XIII,
hlm. 329. 43
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XIII, hlm. 330, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld V, hlm. 307-311. 44 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XIII, hlm. 327, Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld IV, hlm. 450.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 27
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin yaitu
a.
orang-orang
memenuhi
yang
janji
membatalkannya,
selalu
dan baik
tidak
mendalam
terhadap
setiap
ciptaan-
ciptaan Allah swt.
berkenaan
Allah menegaskan bahwa ini al-
pun
Qur‟an adalah penjelasan bagi manusia
pelaksanaannya, b. orang-orang yang
dan supaya mereka diberi peringatan
menjalin hubungan harmonis dengan
dengan mengambil pelajaran darinya
orang lain, lingkungan dan bahkan
dan supaya mereka mengetahui bahwa
binatang,
yang
Dia Yang Maha Esa, dengan cara
kepada
berpikir dan merenungkan hujjah-hujjah
dengan
waktu,
tempat
c.
senantiasa
atau
orang-orang
takut
(takwa)
Rabbnya dalam situasi dan kondisi apa
dan
pun,
kauniyah
d.
orang-orang
melaksanakan
yang
yang
dapat
atau
pun
mengantarkan
menjauhi
pada titik penyadaran diri bahwa Tiada
larangan serta menghadapi musibah
Tuhan kecuali Dia.46 Hal ini, sebagai
demi mengharap ridha Allah swt, e.
pelajaran bagi ulul albȃb, yaitu orang-
melaksanakan syari‟at islam dengan
orang yang memiliki akal yang murni lagi
sempurna,
dengan
sempurna, yang membuat mata hatinya
memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya,
terbuka sehingga mengetahui bahwa
dan menafkahkan rezekinya kepada
sesungguhnya kelalaian dan kelengahan
siapa pun yang membutuhkan, dan f.
tidak
menolak kejahatan dengan kebaikan,
tingkatan
baik penolakan itu dengan lisan atau
Tuhannya.
perbuatan. Hal ini, menggambarkan ulul
senantiasa
albab sebagai insan religious yang
merasa dalam pengawasan Tuhannya.47
berpikir cemerlang dengan kejernihan
Ketika al-Qur‟an menanamkan
hati
yang
perintah,
sabar
qur’aniah
ayat-ayat
seperti
tidak
shalat
diselubungi
nafsu
dapat
menyampaikan
yang
Sebab
mengamalkannya dan menjauhkan dari
memperhatikan langit,
diawali matahari,
gunung-gunung, Surat Ibrahim ayat 52
ِ ِ ِ ِ ِى َذا بَلغٌ ل ٌنَّلاس َوليَُتْن َذ ُروا بِو َوليََت ْ َ ُم ا أََّلَّنَا ُى َ إِلَو َ َ ِ ِ اح ٌد ولِي َّلذ َّلكر أُولُ األلْب اب َ َ َ َ َو
Kata ilȃhan wȃhida (Tuhan Yang Maha Esa) merupakan titik kesimpulan dari segala
aktivitas 45
perenungan
yang
Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Juz XIII, hlm.152-155.
hadapan
itu,
mereka diri
dan
nilai tauhid pada ayat 32-33 dalam Surat ini
keburukan dan kemungkaran.
di
mendekatkan
sehingga dapat meraih kebenaran dan 45
mulia
pada
dengan
mengajak
ciptaan-ciptaanNya, bumi,
bulan,
tumbuhan
laut, dan
sebagainya, guna mengantarkan kepada kesimpulan akhir yang diyakininya, yakni adanya pencipta. Bahkan hal-hal yang kecil sekalipun seringkali dihubungkan dengan keesaan dan kekuasaanNya. 46
Ismâ‟il bin „Umar Bin 523, Muhammad bin Ahmad Qurthubî, Jld V, hlm. 386, Prof. Zuhailî, Juz XIII, hlm.278-279 47 Ibrahim bin „Umar XIII,hlm. 443.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 28
Katsîr, IV, hlm. al-Anshâri alDr. wahbâh azal-Biqâ‟î,
Juz
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Surat Shad ayat 28-29
firmanNya “Pantaskah Kami menjadikan
ِ ك َوَما َخَ ْقنَا َّل َ ض َوَما بَتَْيَتنََت ُه َما ََب ِط ًَل َذل َ الس َماءَ َو ْاأل َْر ِ َِّل ِ َّل )27( ين َك َف ُروا ِم َن النَّلا ِر َ ين َك َف ُروا فََت َ يْ ٌل ل ذ َ ظَ ُّن الذ ِ أَم َّم ل الَّل ِذين آَمن ا وع ِم ُ ا َّل ِ اْل ات َ َ َُ َ ُ َ ْ ْ َ الص ِ ِِ ِ ين ِِف ْاأل َْر ْي َكالْ ُف َّلجا ِر َ ض أ َْم َّْم َ ُل الْ ُمَّلق َ َكالْ ُم ْفسد ِ ك ُمبَ َارٌك لِيَ َّلدبَتَّلُروا آَ ََي ِِو َ اب أَنَْتَزلْنَاهُ إِلَْي ٌ َ) ك28( ِ ولِيَتَ َذ َّلكر أُولُ ْاألَلْب (29( اب َ َ ََ
orang-orang
Kata
mubarakan
berarti
memuat
kebaikan dan manfaat yang melimpah, isinya tidak akan hilang selamanya dan tidak
dapat
dihapus
oleh
sesuatu
beriman
dengan
mengerjakan amal shalih, sama dengan para perusak di muka bumi? Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang bertakwa
sama
pendurhaka”.
dengan
Kehidupan
para duniawi
terkadang berlaku sebaliknya. Ada yang berbuat baik, justru menelan buah yang buruk dalam kehidupan duniawi ini. Dan ada juga sebaliknya, ada yang berbuat jahat memetik buah yang manis. Karena itu,
balasan
yang
seadil-adilnya
bukanlah dijumpai di dunia, tetapi di negeri akhirat. Lanjutan ayat berikutnya
apapun.48 Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan makhluk bukan dengan sia-sia,
yang
tanpa
bermakna.
tujuan
yang
Hanyasanya
sangat Dia
menciptakan makhluk untuk beribadah dan mengesakanNya, kemudian mereka dikumpulkan ganjaran
dengan sesuai
tujuan dengan
diberi amal
perbuatannya. Oleh karena itu, Allah berfirman “Dan kami tidak menciptakan
menunjukkan pada tujuan yang benar, yaitu bahwa al-Qur‟an yang engkau sampaikan
pada
umatmu
hai
Muhammad adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh berkah pada seluruh umat manusia supaya
manusia
memikirkan
ayat-
ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai
pikiran
memperoleh
49
pelajaran.
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan sia-sia. Itu
Surat Shad ayat 43
َوَوَىْبَتنَا لَوُ أ َْىَوُ َوِمثَْتَ ُه ْم َم َ ُه ْم َر ْ َةً ِمنَّلا َوِذ ْكَرى ِ ِ ُوِل ْاألَلْب اب َ ِ أل
anggapan orang-orang kafir”, yang tidak mempercayai adanya hari kebangkitan dan hari akhirat. Mereka hanya meyakini hidup dimulai dan berakhir di dunia saja.
Kata
Kemudian Allah Yang Maha Adil dan
peringatan yang agung.
Bijaksana menerangkan antara orang
dzikrâ Ayat
adalah sebelum
kemuliaan ini
dan
mengulas
mukmin dengan orang kafir tidaklah
nikmat kesembuhan yang diperoleh Nabi
sama.
Ayyub
Hal
48
itu,
ditegaskan
dalam
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XVI, hlm. 374, Prof. Dr. wahbâh az-Zuhailî, Juz XXIII, hlm. 193.
as.
49
Kemudian
dilanjutkan
Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, VII, hlm. 63,Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Juz XXIII, hlm. 193-195.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 29
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin menerangkan nikmat kehidupan rumah
beribadah secara istiqamah dan khusyu‟
tangganya. Ayat di atas menerangkan
di waktu-waktu malam51 dalam keadaan
bahwa
sujud,
Allah
menganugerahi
Nabi
berdiri,
ruku‟,
duduk
atau
Ayyub, keluarganya, yakni anak-anak
berbaring dibarengi dengan rasa takut
dan
telah
kepada siksa akhirat dan mengharap
terpencar, dan ditambahkan anugerah
rahmat Rabbnya dengan mereka yang
yang lain dengan pengikutnya semakin
baru berdo‟a saat ditimpa musibah dan
banyak. Annugerah itu sebagai rahmat
melupakanNya
dan
karena
nikmat serta menjadikan sekutu-sekutu
ketabahan,
bagi Allah? Penggalan ayat selanjutnya
menerima
juga menegaskan bahwa tidaklah sama
segala macam ujian. Perjalanan hidup
orang-orang yang mengetahui Allah dan
Nabi Ayyub yang dikisahkan al-Qur‟an
mengesakanNya dengan orang tidak
sebagai pelajaran bagi ulul albȃb, yaitu
mengetahui
orang-orang yang memiliki akal yang
mensekutukanNya. Hanya saja yang
bersih dan pemahaman yang lurus, agar
mengetahui perbedaan antara itu semua
tahu bahwa buah manis dari kesabaran
adalah ulul albȃb, yaitu orang-orang
istri
yang
kasih
sebelumnya
sayang
Allah
kesabaran, ketawadhu‟annya
dalam
adalah kesenangan dan kegembiraan.
50
bilamana
Allah
mendapat
dan
yang memiliki akal yang bersih dan pemahaman yang lurus.52 Ada juga yang
Surat al-Zumar ayat 9
ِ َأم من ى قَانِت آَنء الَّلي ِل س اج ًدا َوقَائِ ًما ََْي َذ ُر َ ْ َ َ ٌ َُ ْ َ ْ ِ َّل ِِ ِ ين َ اآلخَرَة َويَتَ ْر ُج َر ْ َةَ َربّو قُ ْل َى ْل يَ ْسَ ِي الذ ِ يَت ْ َم َن والَّل ِذين َل يَت ْ َم َن إَِّلَّنَا يَتَ َذ َّلكر أُولُ اْ األلْب اب َ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ
menafsiri ulul al-bȃb dengan orangorang yang memiliki akal yang murni dan hati yang jernih. 53 Paparan ini mengindikasikan ulul albȃb sebagai manusia yang alim dan abid,
berilmu
dan
mengamalkan
Kata qȃnith adalah orang yang selalu
ilmunya. Selain itu, ayat sebelumnya
ikhlas dalam beribadah.
dalam Surat yang sama menerangkan
Ayat sebelumnya membicarakan tentang
kecaman
dan
penciptaan langit dan bumi secara hak,
ancaman
sudah teratur dan terukur. Pergantian
terhadap orang-orang kafir, ayat di atas
malam dan siang, perputaran matahari
menyatakan
dan bulan pada orbitnya masing-masing.
perbedaan
prilaku
dan
ganjaran yang akan mereka rasakan dengan prilaku dan ganjaran bagi orangorang
beriman.
tidaklah 50
sama
Allah antara
menegaskan orang
yang
IIsmâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld VII, hlm. 75, Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld VIII, hlm. 125-126, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Juz XXIII, hlm. 208.
51
Ada yang mengatakan waktu tengah malam, diantara maghrib dan isya‟, dan awal, tengah dan akhir malam. Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, VII, 88, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri al-Qurthubî, Jld VIII, hlm. 239. 52 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, VII, hlm. 89. 53 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XVI, hlm. 468.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 30
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin Begitu
juga
diterangkan
asal
usul
hambaKu,
yaitu
mereka
yang
manusia yaitu berasal dari diri yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti
satu, Nabi Adam. Ditegaskan juga,
yang paling baik, yakni memahami dan
proses penciptaan manusia dalam perut
mengamalkan apa yang paling baik dari
ibunya. Karena itu, ulul albab juga dapat
yang didengar. Mereka itulah yang telah
dikatakan saintis muslim sejati. Ia dapat
mendapat petunjuk Allah di dunia dan
mengambil pelajaran dengan berpikir
akhirat. Merekalah ulul albȃb, yaitu
cerah dan berhati jernih terhadap setiap
orang-orang yang memiliki akal yang
makhluk Allah (ciptaan Allah swt) di
sehat dan fitrah yang lurus.56 Ada pula
muka bumi.
yang menafsiri ulul albȃb adalah orangorang yang memiliki akal yang bersih
Surat al-Zumar ayat 18
ِ َّل وىا َوأ َََنبُ ا إِ ََل َ ُاجََتنََتبُ ا الطَّلاغ َ ت أَ ْن يَتَ ْ بُ ُد ْ ين َ َوالذ ِ َّل ِ ِ ِ َِّل ين يَ ْسَ ِم ُ َن َ ) الذ17 ( اَّلل ََلُُم الْبُ ْشَرى فََتبَ ّش ْر عبَاد ِ الْ َق َل فََتيَتَّلبِ َن أَحسنو أُولَئِ َّل ين َى َد ُاى ُم َّل َ ُ ََ ْ ُ َ ْ ُاَّلل َ ك الذ ِ ِ ك ُىم أُولُ اْ األلْب 18 اب َ ْ َ َوأُولَئ
dari
yang
keruh.57Ahmad
al-Maraghi
mengemukakan
pikiran
Musthafa
ulul albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang sehat dan fitroh yang lurus. Mereka tidak menuruti hawa nafsu dan tidak diliputi keraguan. Karena itu, mereka mampu memilih yang terbaik dalam urusan agama dan dunianya.58
Kata at-thaghut dapat berarti syaithan, berhala, dukun atau setiap nama „ajami seperti, thaluth, jalut, harut dan marut.54 Ayat di atas menerangkan lawan orang-orang yang menyembah berhala, yaitu orang-orang yang menyembah Allah
dan
memurnikan
ketaatan
kepadaNya. Ayat tersebut menyatakan: bahwa
orang-orang
yang
menjauhi
Ulasan
tersebut
menunjukkan
ulul albab sebagai manusia yang bisa membuka dengan
diri
untuk
mendengarkan
sungguh-sungguh
perkataan
yang baik dan yang terbaik, kemudian berupaya mengamalkan yang terbaik. Tentunya, perkataan yang baik mesti bersumber
dari
al-qur‟an
dan
as-
Sunnah.
thaghut, yaitu segala yang disembah selain
Allah, 55
sebagainya,
seperti dan
berhala
mereka
dan
kembali
beribadah kepada Allah dengan penuh ketaatan, maka bagi mereka berita gembira di kehidupan dunia dan akhirat kelak. Sebab itu, bergembiralah hamba54
Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld VIII, hlm. 243, Ahmad Musthafâ alMarâghî, Jld VIII, 156 55 Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Jld. XXIII. hlm.263.
Surat al-Zumar ayat 21
ِ َنزل ِمن َّل ِ أ ََلْ ََتَر أ َّل يع َن َّل َ الس َماء َماءً فَ َسَ َكوُ يَتَنَاب َ َ اَّللَ أ ِ ِِ ض ُُثَّل َُيْر ِ ِ األر يج ْ ِِف ُ ِج بو َزْر ًعا ُمَُْ ًفا أَلْ َانُوُ ُُثَّل يَه ُ 56
Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Jld VII, hlm. 90, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Juz XXIII. hlm. 268. 57 Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz XVI, hlm. 430. 58 Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld VIII, 156-157.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 31
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin
ِ ك لَ ِذ ْكَرى َ ص َفًّرا ُُثَّل ََْي َ ُوُ ُحطَ ًاما إِ َّلن ِِف َذل ْ فََتََتَراهُ ُم ِ ألوِل األلْب اب َ ِ Kata yanabi’ adalah bentuk jama‟ dari yanbu’ yang bermakna sumber air.59 Ayat tentang
di
atas
sebagian
membicarakan
dari
tanda-tanda
kekuasaan Allah swt. Allah menegaskan
mendeskripsikan
ulul
albȃb
sebagai
saintis muslim sejati. Ia berpikir dan berenung
secara
cerah
tentang
fenomena alam sehingga mengantar dirinya pada tingkat kesadaran yang tinggi akan kekuasaan-Nya. Surat Ghafir ayat 54
Apakah engkau tidak memperhatikan
ِ ِ يل َ و ََلََق ْد آَََتْيَتنَا ُم َسى ا َْلَُدى َوأ َْوَرثَْتنَا بَِِن إ ْسَرائ ِ ِ ِ ِ ُوِل ْاألَلْب (54) اب َ َالْك َ ِ ) ُى ًدى َوذ ْكَرى أل53( اب
bahwa Allah menurunkan air dari langit,
Kata al-huda adalah segala sesuatu
kemudian Dia mengelurkan air dari
yang dapat dijadikan petunjuk, seperti
sumber-sumber sesuai dengan kadar
mu‟jizat, mushaf-mushaf dan syari‟at-
kebutuhannya. Kemudian dengan air itu
syari‟at.62
bahwa asal air yang ada di bumi adalah dari langit. sebagaimana firmanNya:
ditumbuhkan
yang
Ayat sebelum ini membicarakan
bermacam-macam bentuk, rasa, aroma
tentang pertolongan dan kemenangan
dan manfaatnya. Tanaman-tanaman itu
yang Allah anugerahkan kepada rasul-
menjadi kering lalu engkau melihatnya
rasul dan orang-orang beriman. Dan
berwarna
pada ayat ini Allah swt bersumpah
menjadi
tanaman-tanaman
kekuning-kuningan hancur
Sungguh
pada
dan
berderai-derai.
sesungguhnya
Kami
menganugerahkan Musa petunjuk dan
terdapat pelajaran bagi ulul albȃb, yaitu
cahaya sehingga perjalanan hidupnya
orang-orang yang mengambil pelajaran
selalu berada dalam tuntunan petunjuk
pada fenomena alam bahwa dunia dan
Kami. Juga kami wariskan kepada bani
seisinya berproses sebagaimana yang
isra‟il al-kitab, yaitu Taurat. Ayat ini juga
tergambar pada ayat tersebut. Dunia
dapat dipahami bahwa yang diwariskan
akan
kehancuran.
adalah negeri, harta, penghasilan dan
Pemuda beranjak dewasa lalu tua renta
tanah air Fir‟aun, sebab kesabaran
lemah dan berakhir dengan kematian.
mereka mentaati Allah dan mengikuti
Segala yang ada di dunia akan ada
Nabi Musa. Hal itu untuk menjadi
61
akhirnya.
dengan
Uraian
ini
alam
bahwa
itu
berujung
fenomena
60
juga
petunjuk dan peringatan bagi ulul albȃb, yaitu orang-orang yang berakal sehat,63
59
Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld VIII, hlm. 246, Ahmad Musthafâ alMarâghî, Jld VIII, 157 60 Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, VIII, hlm. 246, Prof. Dr. Wahbâh azZuhailî, Juz XXIII. hlm.273-274. 61 Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, VII, hlm. 93.
atau orang-orang yang memiliki akal
62
Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld VIII,
hlm. 81 63
Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, VII, 151, Prof. Dr. Wahbâh az-Zuhailî, Juz 24, hlm. 143
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 32
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin sehat yang terbebas dari taqlid dan 64
kekaburan.
bertakwalah kepada Allah, wahai ulul albȃb, yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman-pemahaman
Surat at-Thalaq ayat 10
ٍ ِ ت َع ْن أ َْم ِر َرِِّبَا َوُر ُسِ ِو ْ ََكأَيِّ ْن م ْن قََت ْريَة َع ِ اىا َع َذ ًاَب نُكًْرا ً اىا ِح َس ًاَب َشد َ َيدا َو َع َّلذبَْتن َ َاسْبَتن َ فَ َح ت َوََب َل أ َْم ِرَىا َوَكا َن َعاقِبَةُ أ َْم ِرَىا ُخ ْسًرا ْ َ) فَ َذاق8( ِ ِ اَّللَ ََي أ ُوِل يدا فَا َّلَت ُق ا َّل ) أ ََع َّلد َّل9( ً اَّللُ ََلُْم َع َذ ًاَب َشد ِ ِ َّل (10) اَّللُ إِلَْي ُك ْم ِذ ْكًرا ين آَ َمنُ ا قَ ْد أَنَْتَزَل َّل َ ْاألَلْبَاب الذ Ayat di atas menerangkan bahwa
Allah memberi ancaman kepada siapa saja
yang
mendustai
melanggar
perintahNya,
rasul-rasulNya,
melanggar
syari‟at-syari‟atNya. Sebab itu, umatumat terdaluhu ditimpa suatu musibah besar, sebagaimana dinyatakan dalam firmanNya : dan berapa banyak pula penduduk negeri yang sangat melaupaui batas terhadap perintah Tuhan dan rasul-rasulNya,
mereka
berpaling
dengan menyombongkan diri tidak mau mengikuti perintah Allah dan Rasulrasulnya. Maka Kami telah melakukan perhitungan terhadap penduduk negeri itu di dunia ini dengan perhitungan yang keras, dan kami telah menyiksa mereka dengan
siksa
yang
mengerikan.65
Mereka telah merasakan akibat buruk perbuatannya dan mereka menyesal yang tiada manfaatnya. Allah telah menyediakan bagi mereka siksa yang
yang
lurus,
atau orang-orang yang memiliki akal yang bersih yang dapat menembus perkara dhahir sampai bathin.66 Karena itu, mereka tidak melakukan semisal umat-umat terdahulu yang durhaka agar terhindar dari siksaNya di dunia dan akhirat.67 Penutup Penjabaran
ayat
per-ayat
dengan
pendekatan tafsir-tematik di atas dapat dinyatakan bahwa ulul albab merupakan suatu gelar yang bisa disematkan pada siapa saja, bergelut di bidang apapun, baik
ilmuwan,
negarawan,
cendikiawan,
ulama‟,
penegak
hukum,
pengusaha, rakyat biasa dan bahkan saintis.
Gelar
mulia
ini
hanya
diperuntukkan pada orang-orang yang memenuhi ciri-ciri sebagaimana berikut, yaitu: 1) Memiliki akal yang bersih, hati yang jernih, pikiran yang lurus dan dapat mengetahui
mutiara-mutiara
hikmah
pada setiap hukum yang Allah swt syari‟atkan, 2) Memiliki akal yang bersih, hati yang jernih, pikiran yang lurus dan dapat mengambil „ibrob (pelajaran) dari peristiwa setiap
umat-umat
fenomena
terdahulu
yang
terjadi,
dan 3)
Memiliki akal yang bersih, pikiran yang lurus
sehingga
dapat
membedakan
keras di akhirat kelak. Karena itu, 66 64
Ahmad Musthafâ al-Marâghî, Jld VIII,
Ibrahim bin „Umar al-Biqâ‟î, Juz
67
hlm. 82 65
Muhammad bin „Umar ar-Rôzî, Jld XV, hlm. 34-35.
XX,
hlm. 167. Ismâ‟il bin „Umar Bin Katsîr, Juz VIII, hlm. 155, Muhammad bin Ahmad al-Anshâri alQurthubî, Jld IX, hlm. 173.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 33
ULUL ALBAB SEBAGAI POTRET MANUSIA IDEAL (Studi Semantik al-Qur’an) Ainol Yaqin antara yang halal dengan yang haram,
Daftar Pustaka
yang hak dengan yang bathil dan yang
Biqâ‟î, Ibrahim bin „Umar al-. Nazdm alDurar fî Tanâsub al-Âyât wa asSuwar, Kairo: Dâr al-Kitab alIslami, t.t .
baik dengan yang buruk, 4) Berdzikir kepada Allah dengan lisan dan hati dalam waktu dan keadaan apapun, 5) Berpikir dan berenung pada ciptaanciptaan Allah sehingga mengetahui dan menyakini keesaan, kekuasaaNya, 6) Memenuhi janji dan tidak merusaknya, baik berkenaan dengan waktu, tempat atau pun pelaksanaannya, 7) Menjalin hubungan harmonis dengan orang lain, lingkungan dan bahkan alam semesta beserta
isinya,
8)
Takwa
kepada
Rabbnya dalam situasi dan kondisi apa pun, 9) Sabar melaksanakan perintah dan menjauhi larangan demi mengharap ridha
Allah
swt,
10)
Melaksanakan
syari‟at islam dengan sempurna, seperti shalat dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya, 11) Menafkahkan rezeki kepada siapa pun yang membutuhkan, dan
12)
Menolak
keburukan
dan
kejahatan
dengan
kebaikan,
baik
penolakan
itu
dengan
lisan
atau
Katsîr, Ismâ‟il bin „Umar Bin. Tafsîr alQur’an al-‘Adhîm. Bairut: Dâr atThayyibah, t.th Al-Marâghî, Ahmad Musthafa., Tafsîr alMarâghî. Bairut: Dar al-Fikr, t.t. Al-Qurthubî, Muhammad bin Ahmad alAnshâri, al-Jâmi’ li Ahkâm alQur’ân. Bairut: Dar al-Fikr, t.t. Ridâ, Muhammad Rasyîd. Tafsîr alManâr. Bairut: Dar al-Fikr, t.t Al-Râzî, Muhammad bin „Umar., atTafsîr al-Kabîr aw Mafâtih alGhayb, Bairut: Dâr al-Kutub alIlmiyyah, 2004. Al-Suyûthi, Jalâluddin., ad-Durr alMantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma`tsûr. Kairo: Markaz Hijr li al-Buhûts wa ad-Dirâsah al-Islâmiyyah, t.t. Al-Syâfi‟î, Muhammad Bin Idris., Tafsîr al-Imam asy-Syâfi’î. Riyadh: Dâr at-Tarmuradiyah, 2006.
perbuatan. Pendek kata, ulul albab adalah orang-orang muslim yang taat beribadah, yang bersungguh-sungguh mengobtimalkan hatinya
untuk
anugerah berpikir
akal
Al-Zamakhsyarî, Mahmud bin „Umar., alKasysyâf. Kairo: Maktab al„Ubaikan, t.t.
dan
(ayat-ayat
Qur‟aniah dan kauniah) dan berdzikir
Al-Zuhailî, Wahbâh., al-Tafsîr al-Munîr fî al-Aqidah wa asy-Syarî’ah wa alManhaj. Bairut: Dar al-Fikr, 1998.
(selalu mengingat Allah swt) dalam waktu dan keadaan apa pun.
OKARA, Vol. 1, Tahun X, Mei 2015 34