Ulil Albab Menebar Rahmah
Bekerja Dalam Ridho Ilahi
Ayo Bekerja Lebih Keras
Mewujudkan Sahabat Center 04
Edisi
40
TAHUN KE 4 Jumadil Awal 1430 H
ULIL ALBAB
03
Yahudi Pun Bersyahadat
09
Dipikul Sampai 7 KM
10
http://www.ulilalbab.org/
Anak Juga Punya Harga Diri 12
JALA ( Jaringan Layanan ) LKMS Sahabat s s Generasi Sahabat s Rumah Sehat Sahabat
Zakat Anda Bahagiakan Dhuafa
s Sahabat Pendidikan s Sahabat Dakwah
Rekening an.Yayasan Ulil Albab 149347965 1210015080 1060006716172
Kabar Assalamu’alaikum Wr.Wb Hingar bingar pemilu calon legistatif baru saja kita lewati. Ini belum selesai. Sebagaimana kita tahu, ini masih akan berlanjut dengan pemilihan presiden. Triliunan rupiah telah dihabiskan untuk membiayai semua itu. Hasilnya .. silakan masingmasing kita memberi penilaian. Donatur sekalian, bagi anda yang rutin mengikuti perkembangan UA, selama ini kami telah menyediakan media info dalam berbagai format. Ada dalam bentuk buletin, serta ada juga dalam b e n t u k s i t u s a t a u we b. A l a m a t n y a d i www.ulilalbab.org. Silakan donatur jalan-jalan .. moga-moga ada manfaat yang bisa diambil. Saat ini juga kami juga sedang memikirkan pengadaan info dalam bentuk lain, agar pengenalan khalayak terhadap keberadaan UA semakin meluas dan optimal. Selain itu, dalam rangka menjalin komunikasi yang lebih intens, kami juga berharap bila anda memiliki ide atau masukan terhadap media info tersebut, mohon agar tidak sungkansungkan menghubungi kami. Insya Allah kami menunggu masukan anda. Donatur, untuk aktifitas JaLa (Jaringan Layanan) UA khususnya di bidang ekonomi, dalam perkembangannya, walaupun UA telah memiliki LKMS Sahabat, ternyata tetap saja kantor UA banyak dikunjungi mustahik guna mencari tahu prosedur atau syarat-syarat untuk mendapatkan
2
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
pinjaman. Namun, p e r l u k a m i jelaskan disini, bahwa untuk l a y a n a n ekonomi khususnya pinjama n modal, UA tetap akan mengarahkan siapapun yang datang untuk langsung berhubungan dengan LKMS Sahabat. Kalaupun dalam sedikit kasus UA turun langsung menangani, itu artinya kami menganggap bahwa masalahnya sudah masuk dalam wilayah darurat. Akan tetapi, UA juga sangat menyadari realita yang ada. Dengan harapan serta beban yang terlalu besar kepada JaLa yang rata-rata baru seumur jagung, tentu belum memungkinkan untuk mengcover semua permohonan atau kebutuhan mustahik. Kami berharap kemakluman sekaligus kemaafan atas segala ketidakoptimalan tersebut. Akhirnya, dengan segala harapan dan beban yang dihadapkan pada kami, insya Allah menjadikan kami lebih bersemangat lagi untuk bekerja. Mohon agar donatur sekalian juga tetap setia mendampingi dan mendukung segala aktifitas Ulil Albab ... Wassalam
Cermin
Ayo Bekerja Lebih Keras Oleh : Munawar Sesungguhnya kita pantas risau dengan kondisi ummat Islam saat ini. Ketika kita bicara posisi, maka dapat dilihat bahwa ummat Islam lebih banyak berada pada posisi termarjinalkan dan cenderung menjadi subjek design pihak lain. Ketergantungan yang besar pada pihak di luar Islam masih terus terjadi. Akibatnya, kita pun menjadi tidak independen dalam bersikap. Ini yang terjadi di hampir seluruh dunia Islam. Dalam konteks ke-Indonesia-an, hal yang sama juga terjadi. Dampak dari beban hutang negara yang sangat besar yang berpadu dengan mental rendah diri dan tamak dari penguasa, maka kita dapat melihat betapa kebijakan pemerintahan pun cenderung didikte asing. Ujungnya, rakyat pun sulit merasakan kemakmuran di negara yang potensi alamnya sangat kaya ini. Bila kita coba menganalisa akar masalahnya, maka dapat dipastikan bahwa semua ini terjadi dikarenakan Islam telah ditinggalkan. Padahal, Islam telah member panduan serta solusi lengkap terhadap segala permasalahan yang ada. Ketika bicara kemakmuran, Islam telah mengajarkan pemeluknya untuk bekerja keras guna mewujudkan kemakmuran tersebut. Bekerja tidak hanya bicara upah atau uang, namun lebih dari itu. Dalam Islam bekerja adalah bagian dari ibadah dan ketaatan hamba kepada Allah. Dengan bekerja, tidak hanya materi yang bisa kita dapatkan, namun juga ganjaran pahala. Dalam sirah kita juga melihat bagaimana Rasulullah, sahabat, dan orang-orang shaleh sesudah mereka adalah para pekerja keras. Rasulullah saw adalah seorang pedagang. Banyak sahabat dekat beliau juga adalah para pekerja. Bahkan delapan sahabat yang dijamin masuk surga adalah para saudagar yang sukses. Ingat Abu Hanifah ulama besar peletak dasar mazhab Hanafi? Sekalipun ke'alimannya luar biasa dan jumlah muridnya banyak, namun kesibukan yang luar biasa tersebut tidak membuatnya tidak bekerja. Ia juga berdagang untuk mencukupi kebutuhannya. Baginya, belajar dan mengajar tidak menjadi alasan bahwa
bekerja menjadi ditinggalkan. Melihat contoh di atas, harusnya kita dapat mengaca. Adalah sebuah kewajaran bila ummat Islam dahulu dapat berjaya. Mereka adalah kumpulan para pekerja keras. Lalu apa yang terjadi dengan kita sekarang ? Mungkin saja sekarang kita telah bekerja. Namun kita bekerja belumlah sekeras dan seulet orang lain. Wajar saja kita kalah dan tertinggal dalam berbagai pertarungan kehidupan. Jadi, kekalahan itu kebanyakan lebih disebabkan faktor internal. Salah satunya ada pada persoalan etos kerja atau kekuranggigihan kita dalam berupaya atau bekerja. Padahal, pada dasarnya ummat Islam itu adalah ummat yang berkualitas. Lihat saja firman Allah pada QS. 3 : 110. atau QS. 8 : 65. Namun pada kenyataannya, pengakuan secara de jure itu tidak berbanding simetris dengan de facto kondisi ummat Islam saat ini. Terlepas dari kondisi yang ada, adalah menjadi tugas kita bersama untuk memperbaikinya. Tidak pada tempatnya lagi kita mengeluh dengan kekurangan kita. Makin keliru lagi bila kita lebih cenderung menyalahkan kelebihan pihak lain. Kesiapan untuk memperbaiki diri adalah salah satu kunci menyikapi kondisi yang ada. Bekerja lebih keras menjadi tahapan selanjutnya. Rumus mudahnya : Kerja keras saja belum tentu dapat merubah kondisi, konon lagi kita berleha-leha atau kurang serius bekerja. “Sesungguhnya A l l a h Ta ' a l a senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam mencari rezeki yang halal.” [HR. Ad-Dailami]. Wallahu'alam
U L I L A L B A B Edisi 40Tahun Ke-4 / Jumadil Awal1430 H
3
Selintas
Mewujudkan Sahabat Center Menindaklanjuti pemberian waqaf tanah yang berlokasi di daerah Sari Rejo Polonia Medan, saat ini UA sedang menyiapkan konsep besar pemanfaatan lahan tersebut. Wujud yang kami harapkan akan dapat direalisasikan adalah pendirian Sahabat Center (SC). Sesuai dengan namanya, SC nantinya akan menjadi center atau pusat dari seluruh aktifitas UA. Insya Allah di SC nantinya seluruh JaLa (Jaringan Layanan) akan berkantor dan beraktifitas. Mulai dari LKMS Sahabat, Generasi Sahabat, Sahabat Pendidikan, Sahabat Dakwah, serta Rumah Sehat/Klinik Sahabat akan hadir disini. Tidak kalah pentingnya, SC juga akan memiliki ruang pelatihan atau pertemuan guna mendukung aktifitas JaLa yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan SDM. Direncanakan, seluruh fasilitas yang ada nantinya, tidak hanya bersifat cost center namun juga akan ada fasilitas yang dioptimalkan menjadi profit center. Misalnya penyewaaan ruang pelatihan atau pertemuan bagi pihak di luar keluarga besar UA. Prakiraan awal, pastinya dibutuhkan dana mencapai ratusan juta guna mendirikan SC ini. Dana tersebut tidak hanya diperlukan untuk mendirikan fisik bangunan, namun juga guna melengkapi sarana pendukung lain, seperti meubleir, computer, dan lainnya. Selain itu, masing-masing JaLa juga tentunya memerlukan sarana lain. Seperti sarana ambulans,
4
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
Gambar Rancangan SAHABAT CENTER
dan sarana rawat inap pasien bagi Rumah Sehat Sahabat. Selain itu juga fasilitas yang mendukung proses pembinaan dan aktualisasi diri para adik asuh peserta program beasiswa, dan sebagainya. Melihat dari kemampuan yang ada pada UA, kami tidak berpikir akan mampu menang ani pembangunan SC ini secara mandiri. Berbagai alter natif pendanaan sedang dirancang. Keterlibatan serta dukungan pihak di luar UA menjadi hal yang tidak dapat ditawar. Pertama sekali UA akan mengundang donatur setia UA untuk berpartisipasi dalam bentuk waqaf tunai. Dalam hal ini akan disiapkan penerbitan sertifikat wakaf tunai yang akan diberikan kepada para muwaqif yang berpartisipasi. Adapun nilai nominal sertifikat waqaf akan diputuskan dalam waktu dekat. Semoga kedermawanan para donatur dalam mendukung program waqaf tunai pendirian SC ini dapat menjadi bekal amal jariyah di akhirat kelak bagi para donatur, amin
Selintas
Sentuhan Sahabat Pembiayaan bermasalah atau biasa disebut Non Performing Financing (NPF), adalah salah satu kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap lembaga keuangan. Betapa tidak, tingginya NPF dapat berdampak pada kinerja keseluruhan dari sebuah lembaga. Namun, pada kenyataannya NPF adalah suatu yang tidak dapat dihindari terjadinya. Masalahnya adalah bagaimana setiap lembaga dapat berupaya menekan jumlah pembiayaan bermasalah tersebut. Di LKMS Sahabat sendiri, prinsip kehati-hatian dan ketelitian dalam memilih calon nasabah penerima pembiayaan usaha menjadi hal yang sangat diperhatikan. Rambut sama hitam, namun cara berpikir tiap orang tentu tidak sama. Beragam latar belakang anggota Sahabat, otomatis beragam pula pola tingkah dan pola pikirnya dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai anggota maupun sebagai nasabah penerima pembiayaan. Dalam konteks ini juga, baru-baru ini Sahabat telah merekrut Sdr. Sutrisno, salah seorang tokoh pemuda yang berasal dari wilayah kerja Sahabat untuk bergabung dalam Divisi Pembiayaan. Diharapkan, pengenalan beliau akan lingkungan dan karakteristik masyarakat, dapat menjadi benteng bagi kemungkinan munculnya pembiayaan bermasalah dari para nasabah. Di bulan April 2009 ini juga, Sahabat terus berbenah guna merapikan dan memperbaiki kinerja lembaga. Mulai dari job description karyawan, schedule proses pembiayaan, sistem pencairan pembiayaan, sistem informasi akuntansi hingga revisi target kerja bulanan hingga tahunan menjadi bagian yang mendapat sentuhan
perbaikan. Selain benah-benah internal, Sahabat juga sedang fokus menata berbagai kegiatan pembinaan bagi anggota. Pembinaan yang direncanakan insya Allah akan dilakukan dalam bentuk pengajian, pelatihan kewirausahaan, manajemen keuangan, dll. Melalui pembinaan ini diharapkan para anggota dan nasabah dapat me-manage usahanya lebih rapi. Alhamdulillah rencana ini disambut baik oleh para anggota LKMS Sahabat. Mereka berharap dengan pembinaan seperti ini, akan banyak membantu mewujudkan kemandirian anggota Sahabat yang saat ini terdiri dari berbagai jenis usaha. Selain itu, ajang pembinaan ini juga diharapkan dapat mewujudkan penguatan jaringan usaha antar anggota, baik yang memiliki usaha yang sejenis ataupun tidak. Tidak kalah pentingnya, pembinaan tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan silaturrahmi sekaligus berbagi informasi antar anggota. Semoga segala upaya ini dimudahkan Allah, Amiin ■ Irma
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
5
Ibrah
Bekerja Dalam Ridho Ilahi Oleh : Ust. Irwansyahputra, M.A Allah Swt. berfirman: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. AlJumu'ah [62]: 10) Firman Allah di atas dengan tegas menyeru manusia, khususnya kaum muslimin untuk berusaha mencari karunia yang telah Allah sediakan di muka bumi yang terhampar luas membentang ini. Berkaitan dengan itu, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah ditanya: “Apa mata pencaharian yang paling baik?” Beliau menjawab: “Seseorang bekerja dengan tangannya dan tiap-tiap jual beli yang bersih”. Demikian disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bazzar dan dishahihkan oleh Hakim dari Rifa'ah bin Rafi'. Berdasarkan hadis ini, dapat diambil penjelasan bahwa bekerja dengan tangan sendiri, termasuk berdagang atau berjualan merupakan mata pencaharian yang utama disisi Allah. Namun hal itu tentunya harus dibarengi dengan adab-adab yang telah diatur oleh syariat Islam. Di sisi lain melalui hadis ini dapat diambil penjelasan bahwa Islam sesungguhnya senantiasa menyeru dan menuntut umatnya agar memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja keras. Islam tidak menghendaki umatnya untuk hanya berpangku tangan mengharapkan belas kasihan
6
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
orang lain, atau hanya berdo'a mengharap pertolongan Allah agar mendapatkan rezeki tanpa mau berusaha. Sebaliknya, Islam juga tidak menghendaki atau bahkan tidak membenarkan seseorang mengandalkan kemampuannya sendiri dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga melupakan pertolongan Allah dan enggan berdo'a memohon kepada-Nya. Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat mencari penghidupan. Banyak sekali ayat Al-Qur`an yang menyur uh manusia untuk beker ja dan memanfaatkan berbagai hal yang ada di dunia untuk bekal hidup dan mencari penghidupan di dunia, selain ayat 10 surat Al-Jumu'ah yang telah disebutkan diawal tadi, di antaranya adalah Firman Allah pada surat Al-A'raf [7] ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. Dan surat An-Naba' [78] ayat 11 yang artinya: “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”. Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum muslimin yang ingin mencapai kemajuan hendaklah harus bekerja keras. Telah menjadi sunnatullah di dunia bahwa kemakmuran akan dicapai oleh mereka yang mau bekerja keras dan mau memanfaatkan potensi yang ada untuk mencapai keinginannya. Sehingga tidaklah mengherankan
Ibrah bila banyak orang, sekalipun ia tidak beriman namun mau bekerja keras akan mencapai kemajuan dan kemakmuran di dunia, walaupun di akhirat tetap akan celaka. Sebaliknya, adapula orang yang beriman kepada Allah, tetapi tidak mau bekerja keras dan berusaha, sehingga ia sulit untuk mencapai kemakmuran. Namun demikian, sekalipun orang-orang yang tidak beriman tersebut mencapai kemakmuran, tanpa adanya keseimbangan dengan kehidupan akhirat, mereka pada hakekatnya tidak akan dapat merasakan nikmatnya hasil yang mereka peroleh itu. Karena apa yang mereka miliki tersebut digerogoti oleh ketidaktenangan jiwa mereka yang jauh dari fitrahnya bersama Allah. Oleh karena itu, seorang muslim selain mencari rezeki dengan sekuat tenaga, namun dalam bekerja mencari rezeki itu ia juga harus memperhatikan masalah halal dan haram yang telah diatur oleh syariat Islam. Baik itu menyangkut caranya, maupun materi yang dicari atau diusahakannya. Disinilah letak keseimbangan hidup seorang mukmin, mendapatkan bagian di dunia dengan tidak mengurangi atau melupakan bagian di akhirat. Mencari yang halal adalah wajib bagi setiap muslim. Sekarang ini banyak orang bodoh yang menyatakan bahwa yang halal itu tidak ada, susah dicari. Bahkan ada pameo di tengah masyarakat yang sengaja dimunculkan untuk membenarkan suatu pekerjaan yang haram dengan istilah “yang haram saja sulit dicari, apalagi yang halal”. Sehingga tidak sedikit orang yang menerjunkan diri mereka dalam hal-hal yang syubhat dan haram. Tentu saja ini adalah tindakan bodoh dan sama sekali tidak dilandasi ilmu. Padahal berdasarkan hadis dari An-Nu'man bin Basyir, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas pula, sedang diantara keduanya adalah perkara-perkara musytabihat”. (HR. Bukhari dan Muslim). Lebih tegas lagi, anjuran untuk mencari yang halal adalah sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nahl [16] ayat 114 yang artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. Dalam hal ini perlu diperhatikan, apapun pekerjaan kita dalam mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan hidup senantiasa akan mendapatkan keridhoan dan berkah dari Allah selama kita tetap terikat dalam empat hal. Pertama, dilakukan secara sah, yaitu dengan memperhatikan ketentuan atau syarat yang telah ditetapkan Allah. Kedua, dilakukan secara adil dan tidak berbuat zhalim, sehingga tidak ada seorangpun yang merasa dirugikan atau diganggu akibat usaha atau pekerjaan kita. Ketiga, melakukan muamalah atau jual beli secara baik, yaitu dengan cara-cara yang wajar, jujur, tidak dusta. Dan keempat, mementingkan agama, yaitu dengan niat yang baik sebagai ibadah, tidak lalai dalam menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah dan selalu dzikir, serta memperhatikan halal dan haram. Akhirnya, marilah kita senantiasa berusaha untuk bekerja keras sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang kita miliki dengan selalu meletakannya pada syariat yang telah digariskan Allah untuk mendapatkan ridho dan berkah-Nya. Pergunakanlah waktu yang masih ditakdirkan Allah bersama kita untuk mencari karunia-Nya yang terbentang luas di bumi-Nya yang terhampar penuh kenikmatan. Pergunakanlah sebaik-baiknya sebelum menjadi penyesalan. ULIL ALBAB
Edisi 40 Tahun Ke-4 Jumadil Awal 1430 H
7
Noktah H. ZAINAL ABIDIN JAMARIS (Majelis Syuro DDII Kota Medan) Di usia yang hampir mencapai 80 tahun, Ust. Jamaris begitu sapaan kesehariannya masih tetap bersemangat dalam menjalani aktivitasnya. Boleh dikata, ini merupakan buah dari tempaan hidup dimasa kecilnya yang melatih dan mengajarkannya untuk selalu giat dan bersemangat. Lihat saja, ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD) yang pada masa itu bernama HIS (Hollands Inlandse School), untuk pergi dan pulang sekolah ia harus menggunakan jasa angkutan kereta api (dari Langsa menuju Kuala Simpang) dengan jarak tempuh ± 34 Km. Dan ini ia jalani selama 6 tahun. Pada tahun 1944, ketika menginjak usia 15 tahun, ia telah bekerja di PTT/Telekom Padang. Masa ini bertepatan dengan era Perang Dunia Ke-2. Boleh dikata, selama bekerja ia termasuk yang tidak perduli pada Islam. Akibatnya, Surah Al Fatihah saja ia tidak tahu ! Di usia ke 17, ia baru mulai mengenal shalat. Ia belajar bersama teman satu pekerjaan. “Ketika itu Indonesia mengekspor beras ke India, lalu pemerintah India kembali mengirimkan kain (sarung) untuk Indonesia. Saat situlah saya belajar shalat dengan teman satu kerjaan saya”, kenang Ustadz kelahiran Langsa 1 Juni 1929 ini. Melalui perjuangan panjang, barulah ketika menginjak usia 30 tahun ia dapat membaca Al Qur'an. Selanjutnya ia makin serius belajar agama. Ia mulai rajin mengikuti pengajian di masjid-masjid. Menyambung keseriusannya, ia bergabung dalam Kursus Kader Dakwah yang dipelopori oleh Tengku Abdul Latif Husni (Juru Dakwah ternama di Sumatera Utara dan juga pernah menjabat sebagai Rektor UMSU).
8
ULIL ALBAB
Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
Tepatnya di tahun 1975 mulailah Ust. Jamaris bergabung di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Medan, yang beraktifitas di Masjid Muslimin Jalan Laksana Medan. Perjalanan dakwah pun dimulainya dengan terjun berdakwah ke desa-desa pedalaman. Boleh dikata, keluar masuk pelosok kampung sudah menjadi hal yang biasa baginya. Banyak sudah pengalaman yang ia dapatkan. Tidak hanya itu, berbekal interaksi serta perjalanannya ke kampung-kampung, banyak inspirasi-inspirasi yang muncul di pikirannya. Akhirnya semua itu beliau tuangkan melalui buku perdananya, “Da'i & Peternakan”. Di buku ini beliau memaparkan tentang bagaimana idealnya seorang da'i yang hidup di pedesaan. Harusnya, selain berdakwah membina masyarakat, mereka juga dapat mengembangkan potensi peternakan. Selain alasan masih besarnya potensi pasar ternak, juga luasnya sumber pasokan makanan ternak menjadi alasan lainnya. Menyinggung kemampuan pemahaman Al Qur'an ummat Islam, beliau melihat masih banyak orang muslim yang tidak merasakan betapa pentingnya belajar bahasa Al Qur'an. “Ketika Al Qur'an dibacakan kebanyakan orang hanya tunduk-tunduk saja. Bukan seperti itu, harusnya juga dipelajari dan kalau bisa diamalkan”, papar ayah dari 6 orang anak ini. Prihatin dengan kondisi ini, beliau pun menuliskan buku karangannya yang kedua berjudul “Pembelajaran Bahasa Al Qur'an”. Luar biasa memang semangat dan perjalanan hidup Ust. Jamaris. Tidak diduga, ternyata ucapan Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno, “ Hang Je Idealin aan de Sterem” yang artinya “ Gantungkan cita-citamu setinggi bintang-bintang (di langit)” ikut menjadi salah satu ruh penyemangatnya. Moga perjalanan hidupnya dapat menginspirasi banyak orang, amin ■ Dadan
Qudwah
Yahudi Pun Bersyahadat Oleh : Mutia Rini Di sudut pasar kota Madinah yang ramai, duduk seorang pengemis Yahudi buta yang sangat membenci Rasulullah. Selain mengemis, ia juga memprovokasi semua orang yang mendekatinya. "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu gila, pembohong, dan tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Di waktu yang sama, orang yang ia benci itu –Rasulullah- datang kepadanya dengan membawa makanan dan tanpa terucap sepatah kata pun Rasulullah menyuapinya setiap hari. Padahal Rasulullah langsung mendengar berita buruk tentangnya keluar dari lisan si Yahudi buta itu. Namun kebiasaan itu tetap beliau lakukan sampai beliau wafat. Dan setelah Rasulullah wafat, tak ada lagi seorangpun yang membawakan makanan untuknya. Suatu ketika Abu Bakar mengunjungi Aisyah dan bertanya suatu hal. “Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?”. Maka Aisyah menjawab, “wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abu Bakar. “Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke pasar dengan membawakan makanan untuk seorang
pengemis Yahudi buta," kata Aisyah. Maka esok harinya Abu Bakar pun mendatangi Yahudi itu dan melakukan apa yang biasa Rasulullah lakukan. Dan ketika ia menyuapinya, si Yahudi marah dan berteriak “siapa kamu?”. Abu Bakar menjawab, “aku orang biasa”. “Bukan! Kamu bukan orang yang biasa mendatangiku!” kata si Yahudi. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya," Yahudi itu melanjutkan. Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis dan berkata, “aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, ia pun menangis. “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan tiap pagi. Ia begitu mulia”. Pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar. “Laqod kaana lakum fie Rasulillahi uswatun hasanah….” Kami malu padamu Ya Rasulullah…
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
9
Muhibah
Dipikul Sampai 7 KM Program layanan dakwah UA terus bergerak dan diperluas. Beberapa desa rintisan baru telah mendapat giliran dikunjungi, seraya mereka berharap mendapat perhatian dalam bentuk pembinaan dari UA dan ummat Islam lainnya. Semoga semua aktifitas ini akan memberikan hasil yang baik bagi perkembangan dakwah di daerah-daerah tersebut … insya Allah. Donatur sekalian, tentu anda masih ingat Dusun Bangun Mulia bukan ? Ya, sebuah daerah yang beberapa bulan lalu profilnya pernah diangkat di buletin UA. Alhamdulillah, dakwah UA di sana sekarang mengembang ke dusun tetangganya. Dusun Dagang Pajoram namanya. Dusun ini berjarak lebih kurang 2 km dan terletak persis di atas Dusun Bangun Mulia. Penduduknya berjumlah 22 KK yang hidup terpisah di ladang-ladang. Mayoritas berasal dari suku Jawa dan hampir semua beragama Islam (kecuali 1 KK non muslim). Sebahagian besar masyarakatnya adalah petani
10 U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
coklat, karet dan lengkong. Ada juga sebagian kecil yang menjadi pembuat gula aren. Namun kondisi dusun ini setali tiga uang dengan kondisi dusun tetangganya. Taraf ekonomi masyarakat ser ta pemahaman ag amanya sung guh memprihatinkan.. Bukan perjalanan yang mudah untuk menuju dusun yang masih berada di kawasan Bukit Barisan Kab. Langkat ini. Jalan berbukit lengkap dengan kubangan lumpur di sertai dengan jurang dalam di sisi kanan kirinya adalah rute yang wajib di lewati. Di sisi atas jalan ada jalur khusus bagi sepeda motor. Jalannya begitu licin, sehingga jika sepeda motor sedikit saja tergelincir maka bisa di bayangkan bahaya yang akan menanti. Bahkan jika hujan turun, hampir tidak ada kendaraan yang berani melintas karena licinnya jalan. Dalam kondisi demikian, jika terjadi hal yang sangat darurat, seperti ada anggota masyarakat yang sakit keras atau ada seorang ibu yang akan melahirkan, maka tak jarang harus di pikul dengan menggunakan tandu menuju puskesmas terdekat yang berjarak sekitar 7 km ! Masya Allah… Di samping itu, ketiadaan sarana sekolah umum dan Madrasah/TPA, membuat anak-anak di dusun ini dan 2 dusun terdekat (Bangun Mulia dan Tanjung Morawa) harus rela datang lebih pagi dengan berjalan kaki. Dibutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai ke sekolah yang ada di Desa Blinteng.
Laporan Keuangan Agustus 2008 ”Agar tidak terlambat, anak sekolah di dusun ini terpaksa berangkat pukul 6 pagi. Terkadang kalau hari masih terlalu gelap mereka biasa meng gunakan obor sebagai alat bantu penerangan. Ini yang menjadi rutinitas mereka sehari-hari,” ujar Ibu Kasmiyah (ketua pengajian setempat). “Sebenarnya khusus di dusun ini ada puluhan anak muslim yang sebagiannya belum bisa
Muhibah
mengaji. Kami dengan senang hati akan siap membantu jika ada saudara kami yang bersedia mengajar di dusun ini guna membina anak-anak dan termasuk juga kami,” tambahnya. Moga keinginan dan harapan masyarakat muslim di pelosok desa ini dapat menjadi alat pengasah rasa kepedulian kita terhadap sesama..SIAPA BERSEDIA..!
Ketimbang Tidak...
Pengajian gabungan yang melibatkan ummat Islam di 3 dusun (Bangun Mulia, Dagang Pajoram, dan Tanjung Morawa) rutin di laksanakan setiap 2 mingguan di hari Jum'at siang. Relawan UA menjadi pengisi tetap pengisi kajian. Alhamdulillah sedikitnya 30-40 orang selalu aktif menghadiri kegiatan ini. Kedekatan yang sudah terjalin baik, keramahan khas masyarakat pedesaan serta antusiasnya mereka dalam merespon kegiatan ini membuat segala keletihan dan kesulitan ketika memasuki dusun ini terobati. Para ibu, bapak, hingga anakanak selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama. ”Sebenarnya, dulu ada ustadz yang menetap dan membimbing kami di sini. Ketika beliau berkeluarga dan sulitnya penghidupan di dusun ini maka beliau pindah ke daerah lain. Setelah itu masyarakat di sini sekarang hanya belajar sendirisendiri, dengan bekal ilmu seadanya. Ada juga masyarakat yang punya inisiatif mengumpulkan anak-anak untuk belajar membaca Al Qur'an ... ya
ketimbang gak sama sekali ...,” ujar beberapa umat Islam setempat menjelaskan kepada relawan UA. Setelah lebih dari 30 tahun Islam masuk, belum ada perubahan yang berarti dari tingkat pemahaman dan pengamalan Islam dari masyarakat muslim di dusun yang hingga kini belum mendapatkan penerangan listrik dari PLN tersebut. Hal ini disebabkan selama kurun waktu tersebut mereka lebih sering tidak terbina. Alhamdulillah kaum muslimin dusun ini telah memiliki sebuah masjid semi permanen nan mungil. Masjid Al Ikhlas namanya. Masjid ini dibangun sekitar tahun 70-an dari usaha gotong royong masyarakat muslim. Dengan adanya masjid yang sudah berkali-kali di rehab dan sangat minim fasilitas ini (tidak memiliki kamar mandi), setidaknya dapat menjadi sarana perbaikan dan pemersatu bagi umat sekaligus juga sebagai penegasan bahwa Islam dan umatnya ada di dusun ini !
ULIL ALBAB
Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
11
Konsultasi Pendidikan Anak Juga Punya Harga Diri Saya teringat suatu kejadian di sebuah pusat perbelanjaan ketika membawa kedua anak saya berbelanja. Mungkin peristiwa ini sangat biasa terjadi di sekeliling kita. Tetapi untuk yang ini sungguh berkesan bagi saya. Kejadiannya adalah ketika seorang ibu yang begitu bersemangat menawarkan berbagai model sepatu pada anaknya yang sepertinya cuek-cuek saja. Selanjutnya seolah tanpa sebab, betapa kagetnya saya dengan kegaduhan yang terjadi antara si ibu dan anak perempuannya yang kira-kira berusia 11 tahun. Kejadian tersebut berakhir dengan tamparan sang ibu yang mendarat di pipi anaknya. Dan semua itu terjadi tepat di depan mata saya dan anak saya. Terus terang saat itu hati saya tidak enak. Apalagi si ibu terus menceramahi anaknya yang terus menunduk malu campur kesal. Dengan bergegas saya segera menggiring anak-anak saya meninggalkan mereka dengan pikiran yang bercampur aduk. Jelas, betapa ibunya telah berhasil mempermalukan anaknya di depan umum. Hal yang tidak dapat dibenarkan walau dengan alasan apa pun. Seringkali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak juga memiliki harga diri yang harus kita hormati sebagai pembentuk konsep dirinya di kemudian hari. Dalam konteks kasus di atas, jelas sangat tidak dibenarkan melakukan kekerasan fisik di depan umum dengan alasan apapun. Apalagi bila alasan pembenaran yang dipakai adalah agar anak patuh dan hormat pada orang tua. Sementara pada sebagian orang tua lainnya, mereka berdalih menggunakan kekerasan (baik fisik maupun
12
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
Laila Sari, S.Psi
Pimpinan Sekolah Alam Medan
ancaman) dalam rangka mendisiplinkan anak atau sebagai perwujudan cinta untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan anak. Namun apapun alasannya, secara jujur dapat dikatakan, bahwa kekerasan cenderung lebih sebagai manifestasi kemarahan orang tua daripada kepentingan kebaikan anak. Dalam konteks kejiwaan, setiap orang tentunya membutuhkan lingkungan psikologis yang mengasihi, menyayangi, mendukung, mendorong dan menghargainya melalui sikap, tindakan, dan ucapan sesuai dengan tahap perkembangan pribadinya. Intinya, kasih sayang akan membuat sistem otak manusia membuka diri, berfungsi dengan baik, menerima, melakukan eksplorasi dan berkembang dengan sehat. Sebagian besar orang tua boleh jadi tidak menyadari, bahwa ia telah menjatuhkan harga diri anaknya dengan pelecehan emosional yang mungkin terjadi hanya karena masalah sepele atau karena perasaan jengkel dan marah atas tindakan anaknya. Padahal, dampak yang timbul pada si anak dapat berakibat fatal pada ketidakpercayaan diri serta dampak buruk lainnya yang terakumulasi pada luka batin anak. Realitanya, tidak ada satu pun kita sebagai orang tua yang tidak pernah melakukan kesalahan. Namun seharusnya kita cepat menyadari kesalahan tersebut. Lebih penting lagi, setiap kita harus bersedia untuk berubah menjadi pendidik yang terbaik untuk anak kita … Amin
Konsultasi ZIS Ust. Irwan Syahputra,M.A Dewan Pengawas Syari’ah Ulil Albab
Pertanyaan : Assalaamu'alaikum Wr. Wb. Seseorang memiliki penghasilan bulanan yang memenuhi kriteria wajib zakat. Namun ia juga memiliki kewajiban cicilan hutang, yang apabila dibayarkan otomatis membuat yang bersangkutan tidak lagi masuk kelompok wajib zakat. Apakah boleh yang bersangkutan tetap mengeluarkan zakat terlebih dahulu baru membayarkan cicilan hutangnya. Atau ia cukup hanya berinfaq. Mohon penjelasan Ustadz. (Hamba Allah - Medan ). Zakat dari penghasilan bulanan dihitung dari pendapatan atau gaji bersih. Hal ini dimaksudkan supaya hutang bisa dibayar bila ada dan biaya hidup terendah seseorang dan yang menjadi tanggungannya bisa dikeluarkan karena biaya terendah kehidupan seseorang merupakan kebutuhan pokok seseorang, sedangkan zakat diwajibkan atas jumlah senisab yang sudah melebihi kebutuhan pokok. Juga harus dikeluarkan biaya dan ongkos-ongkos untuk melakukan pekerjaan tersebut (misalnya transport dan sebagainya), berdasarkan pada pengqiyasannya kepada hasil bumi dan kurma serta sejenisnya. Bahwa biaya harus dikeluarkan terlebih
dahulu baru zakat dikeluarkan dari sisa. Ini adalah pendapat Atha' dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka sisa penghasilan setahun wajib zakat bila mencapai nisab uang. Sedangkan gaji dan upah setahun yang tidak mencapai nisab uang –setelah biaya seluruhnya di atas dikeluarkan- misalnya gaji pekerja-pekerja dan pegawai-pegawai kecil, tidak wajib zakat. Namun demikian, jika seseorang ingin mengeluarkan zakat terlebih dahulu baru membayarkan hutangnya tidaklah mengapa, bahkan dapat dianggap lebih baik. Jika sekiranya setelah dipotong hutangnya, jumlah penghasilannya ternyata belum mewajibkan ia berzakat, maka dengan sendirinya hal itu dapat dianggap infak. Bukankah infak juga merupakan amal yang diperintahkan pada setiap kali kita mendapat rezeki? Sebagaimana firman Allah Swt. “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orangorang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah [2] : 254). Wallâhu a'lam! ULIL ALBAB
Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
13
Laporan Keuangan April 2009 A PEMASUKAN Zakat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Deddy Rahman Dedi H/Manna Lubis Dr. Jamalatief Emilzam Lubis Fivi Damiri Fredi Matura Hamba Allah Hj. Nurlela Ir. M. Satria KS Khoirul Arifin Maya Sari Mekar Meilisa Amelia My Star Dig. Printing Syahid Syawal P Sirait Zulfadli
300.000 250.000 3.680.000 100.000 300.000 100.000 3.750.000 50.000 100.000 220.000 50.000 50.000 49.600 25.300 100.000 101.000
ZIS Da'wah/Da'i 1 2 3
A. Ridho Mode Fashion Group Ust. Shofwan Badrie
250.000 300.000 7.552.000
ZIS Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
H. Yahfin Siregar M. Arif Tri Wibowo Masytha PT ABS Suriadi Syarifah Fadhilah Syarifah Haflah Syarifah Hasmah Syarifah Mastura Toni Aditya
300.000 100.000 30.000 250.000 90.000 30.000 30.000 40.000 50.000 40.000
Infaq 1 2 3 4 5 6 7
14
9 Art Digital Printing Abd. Azzam Al Ghifari Abdul Aziz Tarigan Abu Ishak Muslim Al Albantani Ahmad Yani Akhwat Alya D Fadhila
ULIL ALBAB
102.300 25.000 40.100 7.600 35.000 30.000 50.000
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Andre Anggi Dwi Iswari Anwar Apotik Hanissah Aqua Project Marchandiser Arif K Ario Nugroho Asfara Astri Aswita Br Sembiring Asyuniar Baby Arlita Lubis Bagus Rukmantara Bahtera Sebayang Baihaqi Basyariah Nasution Betty Br Sembiring Bpk. Zaki Burger Fitri Café Bang Rajab Chairul Denny's Family Dilla Dimas Ponsel DJS Dodi Anshari DP Pergendangan Drg. H. M. Suparno KS DS Hidayat Dudi Rohyati Dupi Prakoso Edi R Edi S Edi Siregar Ekawaty Elsya Emilia Ramadhani Endang Kartini Endang Kusnadi Endang Sari Diana Erma Br Sembiring Fathia Craft Fauziatul Husna Fitri S
Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
28.100 20.100 84.000 29.000 19.700 3.500 31.800 275.300 22.600 31.000 20.000 100.000 50.000 19.000 95.950 10.000 30.000 50.000 30.300 38.000 48.000 250.000 31.500 9.500 40.500 100.000 5.000 60.200 63.300 8.750 38.300 49.500 54.500 10.000 45.000 20.000 42.600 33.800 100.000 68.000 35.800 7.000 5.600 46.600
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Gatot Subroto Gema Ruswinta Gunadi H. Bahrum Hamba Allah Hamdani Henny Widia Astuti Henry Purnama Heri Gunawan Herlina Fitri Hj. Maryam Usman Hj. Nurbaiti Ibnu Dzaka Daulay Ibnu Sukri Ibu Hadi Ibu Ita Ibu Khairani Ibu Nurdin Ibu Silviah Iffah Collection Imam Fauzan Ipong Irwan Hariyanto Ismah Khairani Ismail Ghafur Daulay Isman Harianda Jauhari Ginting Jepara Furniture Joko Handoko Jumaliati Kanthy W/Winda D Kari Kambing Cilinggung Kembang SR Khairul Fuad Klinik Bidan Mariani Kusmani Laila LP3I GM M. Ali Shodiqin M. Anshori M. Ayyub M. Azka Muflih M. Dahlan M. Ganti
30.000 142.500 46.500 74.200 50.000 8.000 300.000 116.400 3.000 30.000 38.700 50.000 197.000 29.400 53.800 15.100 117.000 13.750 10.600 45.000 23.700 13.500 50.000 10.600 87.600 59.100 222.100 28.750 25.000 124.000 4.100 5.000 57.400 27.700 72.000 28.000 70.000 54.000 152.500 19.000 5.000 191.100 50.400 30.000
Laporan Keuangan April2008 2009 Laporan Keuangan Agustus 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
M. Ilyas Tarigan M. Nur Dolok Saribu M. Yunus M. Zulfiansyah Lubis Madinah Syariah Maharani Masytha Mawardi Maya Maya Jamilah Medaxy Meyga Lestari Mifta Meirissa Mujahid Sunni Mulyono My Star Dig. Printing Nabila Nabillizer Distro Naini Dasriah Nana Indrayani Nasrun Daulay Nelly Ngadino Nina Nizamuddin Nova Novita Sari Nurdjani Nurhalimah Kaban Oriza Sativa PT ABS PT Bonita Jaya Suara Medan PT Era Husada PT Indra Karya PT WIS Puskom UMA Putra Radhial, ST Rafiqa Sadri Rahman Hidayat Rahmat Kaban Rais R Hakim Ratna Ginting
268.550 17.000 22.000 13.250 24.800 32.900 70.000 10.000 5.000 17.900 21.400 12.300 28.600 17.000 11.400 113.900 20.000 186.700 37.700 56.700 22.200 22.050 51.000 53.200 120.000 5.200 10.000 29.000 29.000 9.900 106.500 26.200 21.900 86.200 22.000 10.000 50.000 40.000 120.600 10.000 10.000 30.000 10.000
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181
Ratna Sari Harahap Ridha Amalia Ridha Yuanita S Rio Elcorino Riswandi Risza Setiawan RM Islam Roslina Rosmalia Devi Rudi S Ruswadi Safira Bianka Putri Sahirun SCG - 23 Sentosa Sebayang Septrianing Tyas Siti M Noor Sri Br. Ginting Sri Irianti Sri R Mulyati Sembiring Stivani Ismawira Subroto Sujianto Supardi Supomo Supriadi Suriana Susilawati Suwandi Suwarni Suwarno Syamsinar Ukur Teguh Adi Kasno Thantawi Jauhari Thurmizi Titik Wirdawati TM Sari Dandan Toko Harapan Baru Toko Roti & Kue Hafiza Toko Semoga Jaya Tugino Tukino UD Amanah
41.000 30.000 22.200 39.600 24.000 50.000 3.700 22.600 11.850 22.000 16.000 37.700 42.200 21.700 18.450 25.700 36.850 58.000 48.000 30.000 37.900 46.800 51.000 30.000 229.000 5.000 10.000 54.400 10.000 50.000 58.000 36.100 21.700 25.000 7.000 40.000 1.850 28.000 10.900 24.400 95.000 15.000 20.000
182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202
UD Mandiri UD Permai Ummu Fadilah Vhira Fujita Waroeng Qta-Qta Warung Erna Warung Mulia WEPE Widya Wildan H Windy Hairani Wiyah Sari Wulan Y E P Yona Yudal Mahyuni Yuliana Murni Yunita Wulandari Yusro Zainal Abidin Zaki
21.900 23.700 24.500 35.000 4.500 14.550 110.000 11.500 71.600 6.000 44.200 25.000 10.000 53.900 38.100 20.000 50.000 19.500 14.000 5.000 24.000
Pemasukan Lain 1 2
Pengembalian QH Penitipan Dana Modal UKM
Total Pemasukan
2.275.000 68.000.000
97.813.800
B PENGELUARAN 1.
Layanan Pendidikan/Training 9.170.000
2.
Layanan Da'wah/Masjid
3.
Layanan Ekonomi
4. Layanan Sosial
600.000 1.500.000 100.000
5. Amanah Khusus
1.390.000
6. Operasional/Administrasi
1.558.400
7. Publikasi/Promosi
1.570.000
8. Inventaris/Referensi
2.154.000
9. Amil
5.823.000
Total Pengeluaran
23.865.400
C Saldo Awal
14.202.350
D
88.150.750
Saldo Akhir
U L I L A L B A B Edisi 40 Tahun Ke-4 / Jumadil Awal 1430 H
15
Produk - Deposito - Tabungan Mudharabah - Tabungan Siswa Berjangka - Tabungan Walimah Berjangka - Tabungan Umrah - Tabungan Qurban - Kemitraan Produk Usaha
Generasi Sahabat Semua Untuk Menjadi Ummat Terbaik Jaringan layanan pendidikan untuk pembinaan SDM yang berkualitas dengan karakter : Islami, Mandiri, Berprestasi, dan Peduli
Paket Beasiswa SD SMP SMA Mahasiswa
Fasilitas asuh
bagi
Donasi/anak/bulan(Rp)
Donasi/anak/semester(Rp)
30.000 75.000 100.000 300.000
180.000 450.000 600.000 1.800.000
orang
tua
Laporan Prestasi s Nilai Raport/IP peserta program s Prestasi non akademik peserta program
Laporan Perkembangan s Aktifitas pendukung lain serta testimoni manfaat kegiatan s Dokumentasi pilihan
Pola Pembiayaan - Mudharabah - Musyarakah - Murabahah
LKMS Sahabat adalah JALA (Jaringan Layanan) Ulil Albab yang didirikan dalam rangka memberikan kemudahan akses pembiayaan dengan pola syariah khususnya kepada usaha kecil dan mikro
Manfaatkan layanan mudah menjadi orang tua asuh : v Layanan Jemput : w Hotline : 0614520042,081361392472 w SMS Ketik : gs_nama_alamat pengambilan+kota_ SD/SMP/SMU/MHS (pilih salah satu)_jumlah anak asuh_jumlah donasi Contoh : gs_yani_jl.ismailiyah256,medan_mhs_1_ 300.000 Kirim ke 081361392472 v Layanan via bank w Transfer rekening an.Yayasan Ulil Albab
Bank Mandiri BNI 46 BSM
No.Rekening 1060006716172 149347965 1210015080