UJI TOKSISITAS AKUT LC50-24 JAM DENGAN LIMBAH CAIR PADA BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasselti C.V.) Ade Khoerul Umam, Intan Nadifah, Ruli Aisyah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat 45363 Email :
[email protected]. ABSTRAK Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium MSP (Manjemen Sumber Daya Perairan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebenaran dari berbagai bahaya zat toksik yang digunakan (SSL, ABS, detergen formulasi dan limbah cair) dengan uji toksisitas akut (LC50-24 jam) terhadap ikan air tawar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) dan untuk memahami dan mampu melaksanakan persiapan, pemaparan dan pengamatan Uji Toksisitas Akut. Analisis data yang digunakan untuk menentukan nilai LC50-24 jam adalah Analisis Probit yang mengacu pada Hubert (1979). Hasilnya yaitu uji toksisitas akut (LC50- 24 jam) SLS, detergen formulasi dan limbah cair terhadap ikan air tawar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) diperoleh hasil negative atau tidak menyebabkan toksisitas akut (LC50-24 jam) pada konsentrasi 50 ppm. Adapun bahan toksik ABS dapat menyebabkan toksisitas akut (LC50-24 jam) pada konsentrasi 19,014 ppm berdasarkan metode probit. Kata kunci : ABS, detergen formulasi, , LC50 -24 jam, metode Probit, limbah cair, SSL. ABSTRACT This practical held at the laboratory of the MSP (Managing Aquatic Resources). The purpose of this research is to know the truth from various dangers of toxic substances that are used (SSL, ABS, laundry detergent formulations and liquid waste) and acute toxicity test (24-hour LC50) for freshwater fish Fish Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) and to understand and be able to carry out the preparation, exposure and Acute Toxicity Test observations. The analysis of the data used for determining the LC50 values24 hours is a Probit Analysis refers to Hubert (1979). Results of acute toxicity tests i.e. (24-hour LC50-) SLS, detergent formulations and liquid waste against Nilem Fish freshwater fish (Osteochilus hasselti C.V.) obtained results negative or not cause acute toxicity (LC50-24 hours) at a concentration of 50 ppm. As for the toxic material ABS can cause acute toxicity (LC50-24 hours) on the concentration of 19.014 ppm based on probit method.
Keywords: ABS, detergen formulations, Lc50 -24 hours, probit method, liquid waste, SSL.
PENDAHULUAN
Salah
satu
penyebab
penurunan
Ikan nilem (Osteochilus hasselti
kualitas lingkungan adalah pencemaran air,
C.V), adalah salah satu komoditas budidaya
dimana air yang kita pergunakan setiap
ikan air tawar yang terkonsentrasi di Pulau
harinya
Jawa
Priangan,
pencemaran yang diakibatkan oleh ulah
sementara sekarang pembudidayaan ikan
manusia juga. Beberapa bahan pencemar
tersebut
dilupakan/ditinggalkan.
seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus,
Tercermin dari data Statistik Perikanan
parasit), bahan organik (pestisida, detergen),
Budidaya 2002, dimana produksi ikan nilem
beberapa bahan inorganik (garam, asam,
terhadap produksi ikan budidaya lainnya
logam) serta bahan kimia lainnya sudah
dari tahun 1996 sampai 2000 persentasinya
banyak ditemukan dalam air yang kita
cenderung menurun berturut-turut 11,96;
pergunakan (Mason, 1991). untuk memberi
7,28; 7,28; 6,78 dan 6,96%. Padahal ikan
gambaran seberapa besar bahaya yang dapat
tersebut mempunyai potensi cukup besar
ditimbulkan
dalam pengembangannya dimasa yang akan
terhadap ikan budidaya, khususnya ikan air
datang
tawar, perlu dilakukan uji toksisitas akut
khususnya
di
hampir
karena
wilayah
memiliki
keunggulan
tidak
lepas
oleh
dari
pemakaian
pengaruh
pestisida
untuk mengetahui nilai LC50-24 jam dari
komparatif. Kegiatan budidaya
nilem sering
jenis
pestisida tertentu terhadap ikan air
dihadapkan pada permasalahan timbulnya
tawar. LC50- 24 jam merupakan singkatan
penyakit
dari
atau
kematian
ikan.
Nilem
Lethal
Concentration
50%,
merupakan jenis ikan yang rentan terhadap
menggambarkan konsentrasi toksikan yang
serangan bakteri dan jamur. Pada kegiatan
menyebabkan terjadinya kematian (lethal)
pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan
pada 50% hewan uji dalam suatu waktu
oleh adanya serangan organisme patogen
tertentu (Idris, 2013).
salah satunya adalah bakteri yang dapat
Uji
Toksisitas
Akut
merupakan
menimbulkan kerugian yang sangat besar
bagian dari Uji Toksisitas Kuantitatif yang
bagi
oleh
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat
penurunan kualitas lingkungan yang tidak
sebagai akibat dari pemaparan jangka
mendukung bagi kegiatan budidaya ikan
pendek terhadap suatu bahan toksik. Efek
nilem.
akut dapat terjadi dalam selang waktu
petani,
hal
ini
disebabkan
beberapa jam, hari atau minggu. Parameter
yang dapat diamati dari Uji Toksisitas Akut
berfungsi untuk mengambil bahan uji toksik
pada
sedikit
umumnya
adalah
Kematian
demi
sedikit,
saringan
untuk
(Mortality). Suatu bahan kimia dinyatakan
mengambil hewan uji, gelas ukur 5ml untuk
berkemampuan
aksi
mengukur banyaknya larutan, beaker glass
langsungnya mampu membunuh 50% atau
250ml sebagai wadah larutan uji, pengaduk
lebih populasi uji dalam selang waktu yang
kaca,
pendek, misal 24 jam, 48 jam s/d 14 hari.
perlakuan, sarung tangan untuk melindungi
toksik
akut
bila
kertas
sampel
untuk
menandai
Berdasarkan beberapa hal tersebut di
tangan agar tidak terkena larutan berbahaya
atas, untuk mengetahui kebenaran dari
dan juga hand counter. Adapun bahan-bahan
berbagai bahaya zat toksik tersebut maka
yang digunakan dalam praktikum ini adalah
dilakukan pula beberapa percobaan ini, yaitu
ikan nilem sebagai hewan uji, Alkyl
uji toksisitas akut (LC50-24 jam) terhadap
Benzene Sulfunate (ABS), Linier Alkyl
ikan air tawar Ikan Nilem (Osteochilus
Benzene Sulfunate (LAS), limbah somestik
hasselti C.V.). Adapun tujuan dari praktikum
(air), dan deterjen Formulasi sebagai larutan
ekotoksikologi perairan dalam uji toksisitas
LC50-24 jam.
akut ini adalah untuk memahami dan
Prosedur yang dilakukan dimulai
mampu melaksanakan persiapan, pemaparan
dari persiapan benih ikan nilem yang diawali
dan pengamatan Uji Toksisitas Akut.
dengan aklimatisasi benih selama 3 hari, dimasukkan masing-masing 10 ekor benih
DATA DAN PENDEKATAN Metode
yang
digunakan
dengan menggunakan saringan ke dalam dalam
toples yang telah diisi air medium sebanyak
penelitian ini adalah metode eksperimen
3
liter
Dimasukan
dengan menggunakan ikan nilem sebagai
(ABS/LAS/Limbah
hewan uji dan juga 4 larutan yang digunakan
Detergen
sebagai larutan LC50 yakni Alkyl Benzene
konsentrasi
Sulfunate (ABS), Linier Alkyl Benzene
ditentukan menggunakan Micropippet, sera
Sulfunate (LAS), limbah somestik (air), dan
dilakukan pengamatan dilakukan selama 24
deterjen Formulasi.
jam dengan selang pengamatan 15 menit, 30
Formulasi) yang
bahan
toksik
uji
Domestik
(Air),
dengan
variasi
masing-masing
telah
Pada percobaan ada beberapa alat-
menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam,
alat yang digunakan dalam percobaan ini
dan 24 jam mortalitas diamati dengan cara
yakni
menghitung jumlah benih yang yang mati.
botol
toples,
mikropipet
yang
LC50-24 jam = anti log m, dimana m=
5−a b
Keterangan : Y : Nilai Probit Mortalitas Gambar 1. Ilustrasi Pemaparan Uji Toksisitas Akut
n : banyaknya perlakuan a : konstanta
Prosedur Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menentukan nilai LC50-24 jam adalah Analisis Probit yang mengacu pada Hubert (1979) yaitu sebagai berikut :
X : Logaritma konsentrasi bahan uji
Hubungan
nilai logaritma konsentrasi bahan toksik uji dan nilai Probit dari persentase mortalitas hewan uji merupakan fungsi linear Y = a + bx. Nilai LC50-24 diperoleh dari anti log m, dimana m merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada Y = 5, yaitu nilai Probit 50% hewan uji, sehingga persamaan regresi menjadi : 5−a m= b
b : slope/ kemiringan m : nilai X pada Y = 5 LC50-24 jam : anti log m HASIL DAN DISKUSI Penelitian mengetahui
ini
tingkat
dilakukan toksisitas
untuk
beberapa
bahan toksik terhadap ikan air tawar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.). dengan mengukur LC50- 24 jam. Pembahasannya meliputi perbandingan karakteristik limbah cair dengan bahan toksik lainnya dengan cara menganalisis jumlah kematian hewan uji untuk mendapatkan nilai LC50-24 jam, serta menganalisis hubungan karakteristik
Dengan nilai a dan b diperoleh berdasarkan persamaan sebagai berikut :
bahan toksik yang menimbulkan kematian pada hewan uji. Uji Toksisitas Akut a. Uji toksisitas menggunakan SSL Berdasarkan data hasil praktikum, maksimal diperoleh data
Persamaan regresi = Y = a + bx
mortalitas
hanya
25%
yakni
pada
konsentrasi 50 ppm, dan konsentrasi
ambang ABS di perairan haruslah di
selainnya (1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan
bawah 19,014 ppm.
25 ppm) hampir semuanya memiliki nilai mortalitas 0%. perbedaan
yakni
Ada sedikit
kelas
C
dengan
c. Uji toksisitas menggunakan detergen formulasi Berdasarkan
data
hasil
perlakuan konsentrasi 25 ppm diperoleh
praktikum, maksimal diperoleh data
mortalitas 2,5%. Hal ini bisa disebabkan
mortalitas hanya 17,5% yakni pada
karena
karena
konsentrasi 50 ppm, dan konsentrasi
perlakuan karena pada dasarnya kelas
selainnya (1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan
lainnya menghasilkan mortalitas 0%. Pada uji SSL, meskipun
25 ppm) hampir semuanya memiliki
faktor
konsentrasi
luar,
yag
bukan
diberikan
hingga
mencapai 50 ppm, tidak diperoleh mortalitas ikan nilem hingga mencapai 50% dari total populasi 40 ekor ikan nilem
(Osteochilus
hasselti
C.V.).
Dengan demikian maka tidak dilanjutkan penelitian dengan uji probit karena tidak dihasilkannya mortalitas 50%. b. Uji toksisitas menggunakan ABS Berdasarkan data hasil
nilai mortalitas 0%.
Ada sedikit
perbedaan yakni kelas Kelautan dengan perlakuan konsentrasi 50 ppm diperoleh mortalitas
17,5%.
Hal
ini
bisa
disebabkan karena faktor luar, bukan karena perlakuan karena pada dasarnya kelas lainnya dengan perlakuan yang sama menghasilkan mortalitas 0%. Pada uji ini, meskipun konsentrasi
yag
diberikan
hingga
mencapai 50 ppm, tidak diperoleh
praktikum, diperoleh data mortalitas 5 %
mortalitas
pada konsentrasi 5 ppm dan mortalitas
hasselti C.V.)
67,5 % pada konsentrasi 25 ppm. Pada
dari total populasi 40 ekor ikan nilem
uji ABS, dapat diperoleh mortalitas ikan
(Osteochilus hasselti C.V.). Dengan
nilem (Osteochilus hasselti C.V.) hingga
demikian
mencapai 50% dari total populasi 40
penelitian dengan uji probit karena tidak
ekor ikan nilem (Osteochilus hasselti
dihasilkannya mortalitas 50%.
C.V.) dengan uji probit hingga diperoleh LC0-24 jam pada konsentrasi 19,014 ppm. Dengan demikian maka batas
ikan
nilem
(Osteochilus
hingga mencapai 50%
maka
tidak
dilanjutkan
d. Uji toksisitas menggunakan limbah cair
Berdasarkan data penelitian dan identifikasi
kelompok
B,
seluruh ikan nilem yang terpapar (10
dengan konsentrasi 1% diperoleh data
ekor) menghasilkan mukus yang normal
hasil
serta aktivitas renang yang gesit. Setelah 24 jam penelitian
pengamatan
Pengamatan menghitung
16
kelas
renang. Berdasarkan hasil penelitian,
selama
24
dilakukan jumlah
jam.
dengan
buka
tutup
operculum selama 1 menit. Ikan air tawar dengan kondisi lingkungan normal memiliki jumlah buka tutu operculum berkisar antara ± 51 - ± 118 kali/menit (Putriani,
2010).
Berdasarkan
pengamatan secara berkala, diperoleh jumlah buka tutup operculum dengan kisaran 48 – 168 kali/menit. Jumlah buka tutup operculum menunjukkan ikan nilem dalam kondisi baik. Perilaku fisiologis ikan bukan hanya buka tutup operculum. Perilaku fisiologis oksigen
ikan (buka
meliputi tutup
konsumsi operculum),
aktivitas makan, keseimbangan osmotik dan
ion, pencernaan,
ekskresi
dan
asimilasi, sekresi mucus serta aktivitas renang (Putriani, 2010). Hal-hal yang disebutkan diatas tidak dapat dilakukan penelitian
secara
langsung
karena
penelitian hanya dilakukan selama 24 jam tanpa diberi pakan, maka penelitian yang
mungkin
menghitung
buka
dilakukan tutup
selain
operculum
adalah sekresi mucus dan aktivitas
diperoleh nilai mortalitas 0%, artinya limbah cair dengan konsentrasi 1 ppm masih bisa ditoleransi oleh ikan nilem, bahkan
dapat
dikatakan
tidak
mempengaruhi aktivitas fisiologis ikan sama sekali. Hal ini bisa dibuktikan dengan dibandingkan ikan kontrol yang juga memiliki nilai mortalitas 0%. Uji toksisitas menggunakan limbah
cair
juka
dilakukan
pada
konsentrasi 5 ppm, 10 pm, 25 ppm, dan 50 ppm. Berdasarkan hasil penelitian tidak ditemukannya ikan yang mati. Artinya meskipun ikan nilem terpapar limbah
cair
hingga
50
ppm,
mortalitasnya
adalah
0%.
membuktikan
bahwa
bahan
toksik
digunakan
tidak
limbah
cair
yang
Hal
ini
berbahaya bagi ikan nilem. Pada uji limbah cair, meskipun konsentrasi
yag
diberikan
hingga
mencapai 50 ppm, tidak diperoleh mortalitas ikan nilem hingga mencapai 50% dari total populasi 40 ekor ikan nilem
(Osteochilus
hasselti
C.V.).
Dengan demikian maka tidak dilanjutkan
penelitian dengan uji probit karena tidak ada ikan nilem yang mati.
DAFTAR PUSTAKA Departemen
SIMPULAN
Kelautan
Statistik
dan
Perikanan.
Perikanan
Budidaya
Setelah dilakukan praktikum uji
Indonesia. 2000. Jakarta: Direktorat
toksisitas akut, dapat dipahami bagaimana
Jenderal Perikanan Budidaya. 104
cara melaksanakan persiapan, pemaparan
hlm.
dan
pengamatan
Uji
Toksisitas
Akut.
Berdasarkan penelitian hasil praktikum,
Idris. 2013. Studi Histopatol ogi P ada Ikan
telah diketahui mengetahui kebenaran dari
Lele Dumbo ( Clarias gariepinus )
berbagai bahaya zat toksik tersebut, yaitu uji
yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
toksisitas akut (LC50-24 jam) SLS, detergen
hydrophila
formulasi dan limbah cair terhadap ikan air
Indonesia.3(12) : 13-21.
tawar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) diperoleh
asil
negative
atau
tidak
menyebabkan toksisitas akut (LC50-24 jam) pada konsentrasi 50 ppm. Adapun bahan toksik ABS dapat menyebabkan toksisitas akut (LC50-24 jam) pada konsentrasi 19,014 ppm berdasarkan metode probit.
.
Jurnal
Mina
Laut
Mason, C.F. 1981. Biology of Fresh Water Pollution. Longman. New York. 351p. Putriani, N. (2010). Respon Organisme Akuatik Terhadap Variabel Lingkungan.
LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Alir Prosedur Kerja
Uji toksisitas akut Disiapkan benih ikan nilem yang diawali dengan aklimatisasi benih selama 3 hari Dimasukan masing-masing 10 ekor benih dengan menggunakan saringan ke dalam toples yang telah diisi air medium sebanyak 3 liter. Dimasukan bahan toksik uji (ABS/LAS/limbah domestik (air), detergen formulasi) ke dalam toples dengan konsentrasi yang telah ditentukan menggunakan micropipet Dilakukan pengamatan selama 24 jam dengan selang pengamatan 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam dan 24 jam. Diamati mortalitas dengan cara menghitung jumlah benih yang mati Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
Pengambilan larutan toksik
Larutan toksik dimasukan ke gelas ukur
Diperhatikan jumlahnya
Dimasukkan ke dalam akuarium
Proses pengambilan ikan
Proses memasukan ikan ke dalam akuarium
Lampiran 3. Data Angkatan Mortalitas Benih Ikan Nilem
Kelompo k 1A 2A 3A 4A 5A 6A 7A 8A 9A 10A 11A 12A 13A 14A 15A 16A 17A 18A 19A 20A 21A 1B 2B 3B 4B 5B 6B 7B 8B 9B 10B 11B 12B 13B
Konsentras i 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm
Jenis Bahan Toksik
SLS
ABS
Detergen Formulasi
Limbah Cair
SLS
ABS
Detergen Formulasi
Jumlah Larva Ikan yang terpapar 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 30 30 30 30 30 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Jumlah Larva Ikan yang Mati 0 0 0 0 10 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 10 10 0 0 0
Kelompo k 14B 15B 16B 17B 18B 19B 20B 21B 22B 23B 1C 2C 3C 4C 5C 6C 7C 8C 9C 10C 11C 12C 13C 14C 15C 16C 1K 2K 3K 4K 5K 6K 7K 8K 9K 10K 11K 12K 13K
Konsentras i 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm 25 ppm 50 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm
Jenis Bahan Toksik
Limbah Cair
SLS
ABS
Detergen Formulasi Limbah Cair
SLS
ABS
Detergen Formulasi
Jumlah Larva Ikan yang terpapar 40 40 40 30 30 30 30 30 30 30 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Jumlah Larva Ikan yang Mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10 0 1 0 7 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 1 0 10 0 0 0
Kelompo k 14K 15K 16K
Konsentras i 25 ppm 50 ppm 1 ppm
Jenis Bahan Toksik
Limbah Cair
Jumlah Larva Ikan yang terpapar 40 40 40
Jumlah Larva Ikan yang Mati 0 7 0
Lampiran 4. Data Angkatan Pengamatan Mortalitas Benih Ikan Nilem Kelompok
1B
2B
3B
Waktu Dedah 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Jam
0
8 Jam
0
16 Jam
0
24 Jam
0
Keterangan Ikan masih aktif. Bukaan operculum 57 kali/menit Ikan masih aktif dan tidak berlendir. Bukaan operculum 77 kali/menit Ikan masih aktif. Bukaan operculum 63 kali/menit Ikan sudah mulai lemas dan tidak berlendir. Bukaan operculum 74 kali/menit Ikan lemas dan tidak terlalu aktif. Bukaan operculum 64 kali/menit Ikan mulai aktif kembali. Bukaan operculum 63 Ikan aktif seperti semula. Bukaan operculum 73 kali/menit Ikan kembali aktif seperti awal. Bukaan operculum 71 kali/menit Ikan normal. Bukaan operculum 124 kali/menit Ikan normal. Bukaan operculum 107 kali/menit Ikan diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 108 kali/menit Ikan diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 161 kali/menit Ikan diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 45 kali/menit Ikan diam di dasar akuarium dan berlendir. Bukaan operculum 52 kali/menit Ikan diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 70 kali/menit Ikan aktif dan diam di bawah akuarium. Bukaan operculum 159 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 74 kali/menit Ikan mulai lambat bergerak. Bukaan operculum 72 kali/menit Ikan lambat bergerak. Bukaan operculum 69 kali/menit Ikan lambat bergerak dan berenang di dasar. Bukaan operculum 67 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan berenang di sekitar aerasi. Bukaan operculum 61 kali/menit Ikan tidak bergerak namun sesekali bergerak cepat dan berada di permukaan. Bukaan operculum 53 kali/menit Ikan bergerak lambat dan berdiam di sudut bawah akuarium. Bukaan operculum 45 kali/menit Ikan bergerak lambat tapi sesekali bergerak cepat di permukaan. Bukaan operculum
Kelompok
4B
5B
6B
Waktu Dedah
Larva Ikan Nilem yg mati
15 menit 30 menit 1 Jam
0 0 0
2 jam
0
4 Jam
0
8 Jam
0
16 Jam
0
24 Jam
0
15 menit
0
30 menit
2
1 Jam
4
2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam
4 -
0 0 0 0 0
Keterangan 40 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 74 kali/menit Ikan mulai lambat bergerak. Bukaan operculum 72 kali/menit Ikan lambat bergerak dan buih sabun meningkat. Bukaan operculum 69 kali/menit Ikan lambat bergerak dan berenang di dasar akuarium. Bukaan operculum 67 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan berenang di sekitar aerasi. Bukaan operculum 61 kali/menit Ikan tidak bergerak namun sesekali bergerak cepat & berada di dasar permukaan. Bukaan operculum 53 kali/menit Ikan bergerak lambat dan berdiam di sudut bawah akuarium. Bukaan operculum 45 kali/menit Ikan bergerak lambat tapi sesekali bergerak cepat di permukaan. Bukaan operculum 40 kali/menit Gerakan ikan lebih lambat dan 2 ekor ikan berada di dasar akuarium. Bukaan operculum 103 kali/menit Pergerakan ikan lebih lambat dari sebelumnya dan lebih tidak terarah. 6 ekor ikan tidak ada pergerakan. Ikan hanya melayang-layang & mendekati aerasi. Operculum sudah tidak terbuka Semua ikan mati dan terdampar -
Ikan bergerak aktif dan bergerombol. Bukaan operculum 62 kali/menit Ikan bergerak aktif dan bergerombol. Bukaan operculum 80 kali/menit Ikan bergerak aktif dan bergerombol. Bukaan operculum 73 kali/menit Ikan bergerak aktif dan berenang di dasar. Bukaan operculum 125 kali/menit Ikan bergerak aktif dan berenang di dasar. Bukaan operculum 141 kali/menit
Kelompok
7B
8B
9B
Waktu Dedah 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 jam
0
4 Jam
0
8 Jam
0
16 Jam
0
24 Jam
0
15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam
0 10 -
Keterangan Ikan aktif dan berenang di dasar. Bukaan operculum 143 kali/menit Ikan aktif tetapi sedikit lambat. Bukaan operculum 158 kali/menit Ikan aktif dan pergerakan lambat. Bukaan operculum 160 kali/menit Ikan bergerak agresif. Bukaan operculum 149 kali/menit Ikan lompat-lompat keluar dari permukaan. Bukaan operculum 131 kali/menit Kondisi ikan lebih tenang. Bukaan operculum 78 kali/menit Kondisi ikan lebih tenang. Bukaan operculum 75 kali/menit Kondisi ikan lebih tenang. Bukaan operculum 66 kali/menit Ikan mulai melemah. Bukaan operculum 60 kali/menit Semua ikan pasif (diam di dasar). Bukaan operculum 36 kali/menit Semua ikan pasif (diam di dasar). Bukaan operculum 24 kali/menit Pergerakan ikan dalam kondisi aktif. Bukaan operculum 75 kali/menit Pergerakan ikan amasih aktif. Bukaan operculum 65 kali/menit Pergerakan ikan tidak terlalu aktif. Bukaan operculum 54 kali/menit Gerakan ikan tidak terlalu aktif dan cenderung diam di dasar. Bukaan operculum 48 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan cenderung berada di dasar. Bukaan operculum 48 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan cenderung berada di dasar. Bukaan operculum 49 kali/menit Ikan cenderung berada di dasar dan pergerakannya lambat. Bukaan operculum 49 kali/menit Ikan cenderung berada di dasar dan pergerakannya lambat tapi maish aktif. Bukaan operculum 49 kali/menit Ikan mulai bergerak pasif dan 3 ekor ikan pingsan Ikan mati semua dan terdampar -
Kelompok
10B
11B
12B
Waktu Dedah 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 10 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan Gerakan ikan tidak seimbang. Bukaan tutup operculum 72 kali/menit Ikan mulai tidak seimbang kemudian mati seluruhnya -
Bukaan operculum 48 kali/menit Bukaan operculum 66 kali/menit Bukaan operculum 46 kali/menit Bukaan operculum 49 kali/menit Bukaan operculum 66 kali/menit Bukaan operculum 123 kali/menit Bukaan operculum 168 kali/menit Bukaan operculum 122 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 100 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 145 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 122 kali/menit Pergerakan ikan tidak terlalu aktif. Bukaan operculum 131 kali/menit Ikan cenderung diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 133 kali/menit Ikan cenderung diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 143 kali/menit Ikan cenderung diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 110 kali/menit
Kelompok
13B
14B
15B
16B
Waktu Dedah 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Jam
0
8 Jam 16 Jam
0 0
24 Jam
0
15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan Ikan cenderung diam di dasar akuarium. Bukaan operculum 132 kali/menit Bukaan operculum 129 kali/menit Bukaan operculum 123 kali/menit Bukaan operculum 136 kali/menit Bukaan operculum 141 kali/menit Bukaan operculum 138 kali/menit Bukaan operculum 161 kali/menit Bukaan operculum 133 kali/menit Bukaan operculum 127 kali/menit Ikan bergerak aktif, normal dan sehat. Bukaan operculum 81 kali/menit Ikan bergerak aktif, normal dan sehat. Bukaan operculum 158 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan berenang di dasar. Bukaan operculum 104 kali/menit Pergerakan lambat atau diam dan berenang di dasar. Bukaan operculum 108 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan berenang di dasar. Bukaan operculum 113 kali/menit Pergerakan ikan lambat dan berenang di dasar. Bukaan operculum 117 kali/menit Pergerakan ikan lambat, berenang di dasar kadang melompat ke permukaan. Bukaan operculum 120 kali/menit Ikan sehat dan pergerakan aktif. Bukaan operculum 110 kali/menit Ikan sehat dan pergerakan aktif. Bukaan operculum 105 kali/menit Pergerakan ikan aktif. Bukaan operculum 95 kali/menit Ikan diam di dasar dan pergerakannya pasif. Bukaan 101 kali/menit Ikan diam di dasar dan pergerakanya tenang. Bukaan 89 kali/menit Ikan diam di dasar dan pergerakanya tenang. Bukaan 80 kali/menit Ikan diam di dasar dan pergerakanya pasif. Bukaan 90 kali/menit Ikan diam di dasar dan pergerakanya pasif. Bukaan 88 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan
Kelompok
17B
18B
Waktu Dedah
Larva Ikan Nilem yg mati
30 menit
0
1 Jam
0
2 jam
0
4 Jam
0
8 Jam
0
16 Jam
0
24 Jam
0
15 menit
0
30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam
0 0 0 0 0
16 Jam
0
24 Jam
0
15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam
0 0 0 0
Keterangan operculum 48 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 66 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 46 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 49 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 66 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 123 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 168 kali/menit Ikan dalam kondisi normal dan tidak terlihatadanya gangguan fisiologis. Bukaan operculum 122 kali/menit Gerakan ikan aktif, masih naik turun di dalam akuarium. Bukaan tutup operculum 96 kali/menit Ikan masih bergerak aktif. Bukaan tutup operculum 86 kali/menit Ikan sedikit aktif dan kadang diam di tempat. Bukaan tutup operculum 82 kali/menit Ikan mulai sedikit aktif kembali. Bukaan tutup operculum 82 kali/menit Ikan masih aktif bergerak ke sisi akuarium. Bukaan tutup operculum 79 kali/menit Ikan masih bergerak aktif. Bukaan tutup operculum 94 kali/menit Gerakan ikan cenderung diam di dasar akuarium. Bukaan tutup operculum 99 kali/menit Gerakan ikan kembali aktif dan masih bergerak di dasar akuarium. Bukaan tutup operculum 86 kali/menit Bukaan operculum 129 kali/menit Bukaan operculum 87 kali/menit Bukaan operculum 93 kali/menit Bukaan operculum 82 kali/menit
Kelompok
19B
20B
21B
Waktu Dedah 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Jam
0
8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan Bukaan operculum 87 kali/menit Bukaan operculum 72 kali/menit Bukaan operculum 64 kali/menit Bukaan operculum 83 kali/menit Ikan masih sehat dan aktif. Bukaan operculum 208 kali/menit Pergerakan ikan lambat. Bukaan operculum 120 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 151 kali/menit Ikan berada di dasar. Bukaan operculum 146 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 146 kali/menit Pergerakan ikan lemah dan berada di bawah. Bukaan operculum 125 kali/menit Pergerakan ikan gesit. Bukaan operculum 130 kali/menit Pergerakan ikan gesit. Bukaan operculum 150 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 93 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 108 kali/menit Ikan bergerak aktif dan mulai mengeluarkan feses. Bukaan operculum 103 kali/menit Feses ikan mulai banyak. Bukaan operculum 98 kali/menit Feses mengendap dan ikan berada di dasar akuarium. Bukaan operculum 91 kali/menit Ikan sedikit pasif dan feses menjadi sedikit. Bukaan operculum 92 kali/menit Ikan diam di dekat aerasi. Bukaan operculum 106 kali/menit Ikan sedikit pasif dan berada di dasar akuarium. Bukaan operculum 94 kali/menit Ikan bergerak masih gesit. Bukaan operculum 117 kali/menit Ikan bergerak masih gesit. Bukaan operculum 107 kali/menit Ikan mulai sering berdiam di pojok akuarium. Bukaan operculum 103 kali/menit Ikan bergerak pasif sebagian. Bukaan operculum 67 kali/menit Pergerakan ikan pasif. Bukaan operculum 38 kali/menit Ikan bergerak pasif sebagian. Bukaan operculum 75 kali/menit Pergerakan ikan pasif. Bukaan operculum 69 kali/menit
Kelompok
22B
23B
Waktu Dedah 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam 15 menit 30 menit 1 Jam 2 jam 4 Jam 8 Jam 16 Jam 24 Jam
Larva Ikan Nilem yg mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan Pergerakan ikan pasif. Bukaan operculum 73 kali/menit Bukaan operculum 44 kali/menit Bukaan operculum 55 kali/menit Bukaan operculum 71 kali/menit Bukaan operculum 83 kali/menit Bukaan operculum 67 kali/menit Bukaan operculum 58 kali/menit Bukaan operculum 60 kali/menit Bukaan operculum 104 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 46 kali/menit Ikan bergerak aktif. Bukaan operculum 62 kali/menit Ikan bergerak normal. Bukaan operculum 51 kali/menit Pergerakan ikan normal. Bukaan operculum 38 kali/menit Pergerakan ikan normal. Bukaan operculum 44 kali/menit Pergerakan ikan aktif. Bukaan operculum 63 kali/menit Pergerakan ikan aktif. Bukaan operculum 113 kali/menit Ikan masih bergerak aktif. Bukaan operculum 139 kali/menit
Lampiran 5. Data Persentase Mortalitas (p) Benih Ikan Nilem per Konsentrasi
Kelas A B C Kelautan Rata-Rata
Kelas A B C Kelautan Rata-Rata
Kelas A B C Kelautan Rata-Rata
Kelas A B C Kelautan Rata-Rata
Konsentrasi SSL 1 ppm 5 ppm 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Konsentrasi ABS 1 ppm 5 ppm 0% 0% 0% 0% 0% 2,5% 0% 2,5% 0% 1,25%
10 ppm 0% 0% 0% 0% 0%
10 ppm 0% 0% 0% 2,5% 0,625%
Konsentrasi Detergen Formulasi 1 ppm 5 ppm 10 ppm 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Konsentrasi Detergen Formulasi 1 ppm 5 ppm 10 ppm 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
25 ppm 0% 0% 2,5% 0% 0,625%
50 ppm 25% 25% 25% 25% 25%
25 ppm 25% 25% 17,5% 0% 16,875%
50 ppm 25% 25% 25% 25% 25%
25 ppm 0% 0% 0% 0% 0%
50 ppm 0% 0% 0% 17,5% 4,375%
25 ppm 0% 0%
50 ppm 0% 0%
-
-
0%
0%