1
UJI ADAPTASI SEMBILAN GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN KULTIVAR SLAMET DAN NOKONSAWON DI LAHAN ASAM JASINGA
Oleh : Isnan Prasetyo Widodo G34101036
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
2
ABSTRAK ISNAN PRASETYO WIDODO. Uji Adaptasi Sembilan Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan Kultivar Slamet dan Nokonsawon di Lahan Asam Jasinga. Dibimbing oleh SUHARSONO dan MUHAMMAD JUSUF Tujuan penelitian ini adalah menguji daya adaptasi 9 galur harapan hasil persilangan kedelai kultivar Slamet dengan Nokonsawon di lahan asam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama adalah perlakuan pengapuran (pH 4.6-4.7 dan pH 6.4-7.0). Anak petak adalah sembilan galur harapan (KH 2, KH 3, KH 4, KH 6, KH 8, KH 31, KH 55, KH 58, dan KH 71) dan kultivar pembanding Slamet, Panderman, Wilis, dan Tanggamus. Setiap galur ditanam pada petak berukuran 3 x 2.5 m. Jarak tanam 20 x 40 cm. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi produksi antar galur. Hal ini disebabkan oleh kondisi lahan yang tidak seragam. Galur KH 2, KH 3 dan KH 8 merupakan galur yang toleran terhadap lahan asam dibandingkan dengan kultivar Slamet dan memiliki ukuran biji yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan Panderman. Ketiga galur ini adalah kandidat kultivar dengan produksi tinggi, toleran lahan asam dan berbiji besar.
ABSTRACT ISNAN PRASETYO WIDODO. Productivity test of Nine Soybean Lines Resulted from Crossing between Slamet and Nokonsawon Cultivars on the Acid Land. Under Direction of SUHARSONO and MUHAMMAD JUSUF. The objective of this research was to test the productivity of nine lines of soybean on the acid land. This experiment used split-plot design with three replications. The main plot was liming treatment (pH 4.6-4.7 and pH 6.4-7.0). The sub-plot was nine lines of soybean (KH 2, KH 3, KH 4, KH 6, KH 8, KH 31, KH 55, KH 58 and KH 71) and four cultivars i.e Slamet, Panderman, Wilis and Tanggamus. Each cultivars was grown on plot size 3 x 2.5 m. Planting distance was 20 x 40 cm. The result of this experiment showed that there was a variance of productivity among lines of soybean. This variations caused by the variation of land conditions. KH 2, KH 3 and KH 8 lines were tolerant to acid land compared with Slamet and had bigger seeds than Panderman. Thes e three lines were candidate of cultivars with high productivity, tolerant to acid soil and have big seeds.
3
UJI ADAPTASI SEMBILAN GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN KULTIVAR SLAMET DAN NOKONSAWON DI LAHAN ASAM JASINGA
Oleh : Isnan Prasetyo Widodo G34101036
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
4
Judul Nama NIM
: Uji Adaptasi Sembilan Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan Kultivar Slamet dan Nokonsawon di Lahan Asam Jasinga : Isnan Prasetyo Widodo : G34101036
Menyetujui : Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Suharsono, DEA NIP. 131664393
Dr. Ir. Muhammad Jusuf NIP. 130536687
Mengetahui : Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA NIP. 131578806 Tanggal Lulus :
5
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 4 Februari 1984. Anak pertama dari lima bersaudara. Dari ayah Sumaryoto dan ibu Siti Halimatul Wardiyah. Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 80 Jakarta dan diterima pada tahun yang sama di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Praktikum Botani Umum tahun ajaran 2003/2004 dan Asisten Praktikum Genetika Dasar tahun ajaran 2004/2005. Penulis juga pernah melaksanakan Praktik Lapang di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta dengan judul “Perawatan dan Pemeliharaan Burung Kakatua Jambul Kuning Besar (Cacatua galerita) di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta”. Selama perkuliahan penulis juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Bina Anak Islam Terpadu, DKM Al-Ghifari IPB.
6
PRAKATA Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dari-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Uji Adaptasi Sembilan Galur Harapan Kedelai Terhadap Cekaman pH Rendah dan Aluminium Hasil Persilangan Kultivar Slamet Dengan Nokonsawon Di Jasinga. Penelitian ini dibiayai oleh Hibah Bersaing Ditjen Dikti, Depdiknas, dengan topik Perbaikan genetik kedelai untuk produksi tinggi dan daya adaptasi terhadap pH rendah atas nama Dr. Ir. Muhammad Jusuf. Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2005 sampai dengan Mei 2006. Penanaman dilakukan di lahan penduduk Jasinga Kabupaten Bogor. Pengolahan pasca-panen dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Kampus IPB Darmaga. Terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Suharsono, DEA dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Jusuf atas bimbingannya selama penyusunan karya ilmiah ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Pak Adi, Pak Mulya dan Pak Zaenal atas segenap bantuan dan kerjasamanya. Ungkapan terimakasih kepada Bapak, Ibu dan Adik-adikku, Arief, Avi, Fauziyah dan Roni atas segala dukungan dan doa. Terimakasih juga kepada rekan-rekan As-Syabab, Mbah, Amir, Ahong, Bekti, Angga, Trio, dan Reizky, rekan-rekan Biologi 38, Nana, Dian, Intan, Rika, Lulu, Hijrah dan WT atas dorongan semangat yang diberikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor , September 2008
Isnan Prasetyo Widodo
7
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………..………………………………
vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..………………………...
vii
PENDAHULUAN ……………………………………………………………..…………...
1
Latar Belakang ………………………………………………………………..….
1
Tujuan ……………………………………………………………………………
1
Waktu dan Tempat ……………………………………………………………….
1
BAHAN DAN METODE ………………………………………………………………….
1
Bahan Tanaman …………………………………………………………………..
1
Bahan dan Alat ……………………………………………………………………
1
Penanaman ……………………………………………………………………….
1
Pemeliharaan ………………………………………………………….................
2
Pemanenan ……………………………………………………………………….
2
Pengamatan ………………………………………………………………………
2
Analisa Data …………………………………………………………………….
2
HASIL ………………………………………………..........................................................
3
Produksi Biji tiap Galur……………………………..………………………………..
3
Produksi Biji tiap Petak…………………………………………………………..
3
Produksi Tanaman Sampel……………………………………………………….
4
Reduksi Produksi………………………………………………………………………
5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………
5
SIMPULAN………………………………………………...................................................
6
SARAN ……………………………………………….......................................................
6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………
6
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………...
7
8
DAFTAR TABEL Halaman 1
Produksi biji/petak dan koefisien keragaman ……………………….……………… 3
2
Produksi biji tiap petak dan koefisien keragaman pada perlakuan kapur dan tidak dikapur………………………………......................................................................... 3
3
Produksi biji tiap kelompok ……………………………........................................... 4
4
Produksi biji tiap tanaman dan ukuran biji ………………………….....…............... 4
5
Produksi biji tiap tanaman pada perlakuan kapur dan tidak dikapur.......................... 4
6
Reduksi produksi pada petak dan tanaman.…………….…………….............……. 5
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Wilis, dan Tanggamus..…………….… 8
2
Hasil analisis tanah sebelum pengapuran…………………………………………… 9
3
Hasil analisis tanah setelah pengapuran…………………………………………..… 9
4
Denah lahan ………………………………………………………………………… 10
5
Analisis ragam produksi biji tiap petak……………………………………………… 11
6
Analisis ragam produksi biji tiap petak pada lahan yang dikapur……………..…… 11
7
Analisis ragam produksi biji tiap petak pada lahan yang tidak dikapur……….….… 11
8
Analisis ragam produksi biji tiap tanaman…………………………………….….… 11
9
Analisis ragam produksi biji tiap tanaman pada lahan yang dikapur……………..… 11
10
Analisis ragam produksi biji tiap tanaman pada lahan yang tidak dikapur………..… 11
11
Produksi biji dan jumlah tanaman tiap petak………………………………………… 12
12
Data umur panen, tinggi tanaman, jumlah polong, buku subur, jumlah cabang, produksi dan ukuran biji tanaman sampel…………………………………….….…. 13
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produksi kedelai tahun 2007 sebesar 592 530 ton biji kering yang apabila dibandingkan dengan produksi tahun 2006, terjadi penurunan sebanyak 155 080 ton atau 20.74% (BPS 2008). Kebutuhan kedelai Indonesia sebesar 1 800 000 - 2 000 000 ton per tahun dan Indonesia mengimpor rata-rata 65% dari kebutuhan nasional (Kompas 2008). Usaha untuk meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan dengan memperluas areal pertanaman termasuk penggunaan lahan marjinal. Salah satu lahan marjinal yang sangat potensial di Indonesia ialah lahan asam yang mengandung kadar aluminium yang tinggi. Lahan marjinal yang memiliki luasan cukup besar di Indonesia adalah tanah podsolik merah kuning yang mempunyai pH rendah (4.2-5.0) dan kelarutan aluminium tinggi. Aluminium bersifat racun bagi tanaman karena dapat merusak perakaran dan menghambat pertumbuhan bintil akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada kisaran pH antara 5.8–7.0. Oleh sebab itu, untuk dapat memanfaatkan tanah asam dengan kelarutan aluminium yang tinggi diperlukan kultivar kedelai yang toleran terhadap keadaan tersebut. Untuk mendapatkan kultivar toleran asam dan aluminium, Paserang (2003) telah melakukan persilangan beberapa kultivar. Salah satu persilangan yang diharapkan dapat menghasilkan kultivar unggul adalah persilangan antara kultivar Slamet dan Nokonsawon (Suharsono et al. 2006). Kultivar Slamet merupakan kultivar unggul yang memiliki produksi tinggi (2.26 ton/ha), berukuran biji sedang (12.5 g/100 biji), dan toleran terhadap asam (Sunarto 1995). Sedangkan kultivar Nokonsawon merupakan kultivar introduksi dari Thailand memiliki biji berukuran besar (19.6 g/100 biji), mempunyai biji berwarna kuning bersih, tetapi berproduksi rendah (1.1-2 ton/ha) (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian 1999). Dari persilangan ini diharapkan menghasilkan galur yang memiliki sifat unggul kedua tetuanya, yaitu toleran asam, produksi tinggi dan berbiji besar. Seleksi terhadap hasil persilangan ini telah dilakukan (Dasumiati 2003, Jambormias 2004, Suharsono et al. 2007). Pengujian terhadap 75 galur harapan pada tanaman
generasi seleksi 5 (F7) telah menunjukkan bahwa galur-galur tersebut telah seragam secara genetik (Bastanta 2004, Herdiana 2005 & Santoso 2004). Pengujian galur-galur harapan terhadap cekaman pH rendah dan kandungan aluminium yang tinggi pada media cair berdasarkan pertumbuhan vegetatif menunjukkan bahwa galur KH 3, 31, 40, 44, dan 55 merupakan galur yang lebih toleran pada pH 4 + 1.6 mM Al (Sari 2005). Penelitian ini merupakan lanjutan dari uji adaptasi galur harapan yang dilakukan oleh Gunawan (2005) dan Atmaji (2005). Tujuan Penelitian ini bertujuan menguji daya adaptasi 9 galur harapan hasil persilangan kedelai kultivar Slamet dan Nokonsawon di tanah asam dengan kandungan aluminium yang tinggi. BAHAN DAN METODE Bahan Tanaman Bahan tanaman yang digunakan ialah 9 galur kedelai terpilih dari persilangan kultivar Slamet x Nokonsawon yaitu KH 2, 3, 4, 6, 8, 31, 55, 58, dan 71. Kedelai kultivar Slamet, Panderman, Wilis, dan Tanggamus digunakan sebagai pembanding (Lampiran 1). Kultivar Slamet merupakan pembanding terhadap karakter toleran terhadap pH rendah dan Aluminium. Panderman digunakan sebagai pembanding kultivar yang menghasilkan biji besar dan produksi tinggi. Tanggamus diginakan sebagai pembanding kultivar yang memiliki karakter toleran terhadap pH rendah. Wilis merupakan kultivar yang banyak digunakan dan disukai oleh petani di Indonesia. Penanaman Kedelai ditanam pada dua tanah yang berbeda tingkat keasamannya, yaitu pH asam (4.6-4.7) (Lampiran 2) dan pH netral (6.4-7.0) (Lampiran 3). Peningkatan pH tanah menjadi netral dilakukan melalui pemberian kapur, dan kelompok tanpa pengapuran menjadi pH asam. Pemberian kapur dilakukan dengan menaburkan kapur, kemudian diaduk dan diinkubasi selama lebih kurang 1 bulan. Dosis kapur yang diberikan berdasarkan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanah Bogor. Setelah pengapuran pH tanah menjadi 6.4-7.0. Penelitian ini menggunakan Rancangan Percobaan Petak Terpisah (Split-Plot Design)
2
dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pH tanah dan faktor kedua adalah galur tanaman. Setiap petak utama dibagi ke dalam tiga kelompok dan di dalam kelompok terdapat sembilan anak petak galur berukuran 3 x 2.5 m (Lampiran 4). Benih ditanam dalam lubang yang dibuat dengan tugal, dengan jarak tanam 40 x 20 cm dan setiap lubang ditanam 2 biji. Pemeliharaan Pemupukan diberikan dua tahap yaitu ketika penanaman dan penyiangan pertama. Dosis pupuk yang diberikan adalah 150 kg/ha urea, 100 kg/ha TSP dan 100 kg/ha KCl. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada 3 dan 7 minggu setelah tanam (MST). Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian Furadan 3G pada lubang tanam ketika penanaman dan penyemprotan Thiodan dilakukan setiap minggu yang berlangsung dari 2 sampai dengan 8 MST. Pemanenan Pemanenan dilakukan ketika 90% polong sudah berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Pemanenan dilakukan dengan mencabut 10 tanaman sampel kemudian dimasukkan ke dalam kantung kertas terpisah untuk setiap tanaman sampel. Tanaman yang tersisa pada setiap petak dimasukkan ke dalam karung terpisah untuk setiap petak. Kemudian, tanaman dijemur hingga polongnya pecah. Selanjutnya, biji - biji yang diperoleh ditampi dan dibersihkan. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap tanaman sampel dan tanaman petak. Setiap petak diambil 10 tanaman secara acak sebagai sampel. Karakter-karakter yang diamati pada tanaman sampel adalah tinggi tanaman (cm), umur panen (hari), jumlah buku subur, jumlah cabang, bobot 100 biji (g), jumlah polong, produksi biji per tanaman (g). Pada tanaman petakan, karakter yang diamati adalah produksi biji tiap petak (g) dan jumlah tanaman tiap petak. Analisa Data Data Produksi biji per tanaman dan produksi biji per petak dilakukan analisis keragamannya menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) Rancangan Percobaan Petak Terpisah (Split-Plot Design) dengan model linier sebagai berikut : Yijk = µ + Ki + βj + σ ij + Gk + (KG)ik + єijk .
Keterangan : Yijk : Nilai pengamatan pada kapur ke-i, kelompok ke-j dan galur ke-k. µ : Rataan umum Ki : Pengaruh kapur ke-i βj : Pengaruh kelompok ke-j σij : Pengaruh komponen acak petak Gk : Pengaruh galur ke-k (KG)ik : Pengaruh interaksi kapur ke-i dengan galur ke-k : Pengaruh acak pada kapur ke-i, єijk kelompok ke-j dan galur ke-k. Dugaan produksi per hektar diperoleh dari : a. Produksi tiap Petak Produksi tiap petak dihitung dari jumlah produksi biji yang diperoleh dalam tiap petak. Dari hasil produksi tiap petak dapat dihitung produksi per ha dengan rumus : Produksi per hektar (P) P = Produksi per petak x 104 m2/ha Luas petakan b. Produksi rata-rata tanaman sampel : P = Produksi rataan tanaman sampel x N N = 250 000 (jumlah tanaman/ha dengan jarak tanam 40x20 cm) Reduksi Produksi Nilai reduksi produksi dihitung sebagai persentase reduksi yaitu perbandingan antara selisih rataan produksi pada petak dikapur dengan produksi petak tidak dikapur dibagi rataan produksi petak yang dikapur dikali 100%. Reduksi Produksi = PK – PTK x 100% PK PK = Produksi di tanah yang dikapur PTK = Produksi di tanah yang tidak dikapur
3
HASIL Produksi biji tiap galur Produksi biji per petak Analisis ragam menunjukkan bahwa produksi biji antar kelompok, antar perlakuan pengapuran dan antar galur berbeda nyata. Analisis ragam juga menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pengapuran dan galur tidak berbeda nyata (Lampiran 5). Variasi produksi biji terjadi akibat keragaman pada petak yang ditunjukkan oleh nilai koefisien keragaman yang lebih besar dari 20% (Tabel 1). Secara umum Tanggamus mempunyai produksi paling tinggi. KH 3 dan KH 4 mempunyai produksi biji per petak yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Slamet. Seluruh galur uji, kecuali KH 31 dan KH 2 Tabel 1 Produksi biji/petak dan koefisien keragaman Produksi per Dugaan Koefisien Galur Petak Produksi Keragaman Harapan (g) (ton/ha) (%) Tanggamus
732.17a
0.98
47.50
KH 3
643.17ab
0.86
38.42
KH 4
636.67ab
0.85
46.48
Slamet
623.17abc
0.83
54.02
KH 6
554.83abcd
0.74
28.73
KH 8
519.67abcde
0.69
54.88
KH 55
469.50bcde
0.63
35.29
Wilis
445.50bcdef
0.59
48.62
KH 71
432.83bcdef
0.58
61.83
KH 58
390.17cdef
0.52
79.44
Panderman
371.50def
0.50
35.43
KH 31
305.83ef
0.41
47.21
KH 2
229.67f
0.31
31.01
mempunyai nilai produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar Panderman (Tabel 1). Untuk mereduksi pengaruh keragaman petak pada data maka dilakukan pemisahan data antara petak yang dikapur dan petak yang tidak dikapur. Analisis ragam dari petak yang dikapur menunjukkan bahwa produksi biji antar kelompok tidak berbeda nyata sedangkan produksi biji antar galur berbeda nyata (Lampiran 6). Tanggamus berproduksi paling tinggi. KH 4, KH 3, KH 8, KH 71 dan KH 6 mempunyai produksi biji yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Tanggamus dan Slamet. Seluruh galur yang di uji kecuali KH 31 dan KH 2 memilki produksi biji yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Panderman dan produksi bijinya cenderung lebih tinggi daripada kultivar Panderman (Tabel 2). Analisis ragam pada petak yang tidak dikapur menunjukkan bahwa produksi biji antar kelompok berbeda nyata sedangkan produksi biji antar galur tidak berbeda nyata (Lampiran 7). KH 3 mempunyai produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar Tanggamus. Koefisien keragaman galur uji pada lahan yang dikapur berkisar antara 12-69% dan koefisien keragaman kultivar pembanding yang digunakan berkisar antara 6-29%. Sedangkan pada lahan yang tidak dikapur koefisien keragaman galur uji berkisar antara 11-69% dan koefisien keragaman kultivar pembanding berkisar antara 24-54% (Tabel 2). Analisis pengaruh tiap kelompok pada
Tabel 2 Produksi biji tiap petak dan koefisien keragaman pada perlakuan kapur dan tidak dikapur
KH 6
Tidak dikapur Produksi Dugaan Biji/petak Produksi (g) (ton/ha) 489a 0.65 450.33ab 0.60
11
Slamet
Kapur Produksi Dugaan Biji/petak Produksi (g) (ton/ha) 1029.67a 1.37 953.33ab 1.27
Tanggamus
434.67ab
0.58
54
KH 4
842.33abc
1.12
27
KH 4
431ab
KH 8
371ab
0.57
43
KH 3
797.33abcd
1.06
31
0.49
50
KH 8
668.33abcd
0.89
KH 55
43
343.67ab
0.46
28
KH 71
662.67abcd
0.88
28
Panderman
299ab
0.40
28
KH 6
659.33abcd
0.88
24
Slamet
293ab
0.39
24
Wilis
608.33bcde
0.81
27
Wilis
282.67ab
0.38
39
KH 55
595.33bcde
0.63
19
KH 2
257ab
0.34
32
KH 58
562bcde
0.52
59
KH 58
218.33b
0.29
69
Panderman
444cde
0.50
29
KH 71
203b
0.27
17
KH 31
417de
0.41
12
KH 31
194.67b
0.26
61
KH 2
202.33e
0.27
19
Galur Harapan KH 3
Koefisien Keragaman (%) 23
Galur Harapan Tanggamus
Koefisien Keragaman (%) 8 6
4
petak yang dikapur menunjukkan bahwa produksi biji tertinggi terjadi pada kelompok ke-2 dengan nilai produksi sebesar 753.38 g per petak. Sedangkan produksi biji terendah terjadi pada kelompok ke-3 dengan nilai produksi sebesar 593.62 g per petak. Pada petak yang tidak dikapur, produksi biji tertinggi terdapat pada kelompok ke-2 dengan nilai produksi sebesar 409.96 g per petak. Sedangkan produksi biji terendah terdapat pada kelompok ke-3 dengan nilai produksi sebesar 229.77 g per petak (Tabel 3). Tabel 3 Produksi biji tiap kelompok Kapur Produksi Dugaan per petak produksi (g) (ton/ha)
Tidak dikapur Produksi Dugaan per petak produksi (g) (ton/ha)
1
601.15a
0.80
345.54a
0.46
2
753.38a
1.00
409.46a
0.55
3
593.62a
0.79
229.77b
0.31
Blok
Produksi tanaman sampel Analisis ragam produksi biji tiap tanaman sampel menunjukkan bahwa produksi biji antar kelompok, antar perlakuan pengapuran, antar galur serta interaksi antara pengapuran dan galur berbeda nyata terhadap produksi biji tiap tanaman (Lampiran 8). DMRT terhadap nilai tengah produksi biji tiap tanaman menunjukkan bahwa KH 58, KH 3, KH 8, KH 4, KH 6 dan KH 55 secara statistik tidak berbeda nyata dengan kultivar Panderman. Walaupum demikian KH 58, KH 3, dan KH 8 memiliki nilai produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar Panderman, yakni berturut-turut memiliki nilai produksi sebesar 5.32; 5.27; dan 5.03 g per tanaman dengan nilai dugaan produksinya
berturut-turut sebesar 1.33; 1.32; dan 1.26 ton per ha. Kultivar Panderman sebagai pembanding memiliki produksi biji sebesar 4.61 g per tanaman dengan dugaan produksi biji sebesar 1.26 ton per ha. KH 2 pada uji yang sama memiliki nilai produksi biji yang berbeda nyata dan lebih tinggi daripada kultivar Panderman yaitu 6.47 g per tanaman atau 1.62 ton per ha. KH 2 juga memiliki produksi biji yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Tanggamus dan Slamet. Walaupun tidak berbeda nyata, KH 2 memiliki produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar Tanggamus dan Slamet (Tabel 4). Nilai produksi biji pada kultivar Slamet dan Tanggamus berturut-turut sebesar 6.12 dan 5.52 g dengan dugaan nilai produksi sebesar 1.53 dan 1.40 ton per ha. Tabel 4. Produksi biji tiap tanaman dan ukuran biji Produksi Ukuran Dugaan biji per produksi biji Galur Harapan tanaman (ton/ha) (g) (g) KH 2
6.47a
1.62
16.79
Tanggamus
6.13ab
1.53
9.09
Slamet
5.52abc
1.40
9.64
KH 58
5.32abcd
1.33
14.28
KH 3
5.28abcd
1.32
16.24
KH 8
5.03bcde
1.26
15.26
KH 4
4.66cdef
1.17
15.69
Panderman
4.61cdef
1.26
16.01
KH 6
4.33cdef
1.08
14.96
KH 55
4.13def
1.03
15.53
Wilis
3.87ef
0.97
9.43
KH 71
3.83ef
0.96
14.74
KH 31
3.57f
0.89
15.46
Tabel 5. Produksi biji tiap tanaman pada perlakuan kapur dan tidak dikapur
Galur Harapan
Kapur Produksi biji/tanaman (g)
Dugaan produksi (ton/ha)
Galur Harapan
Tidak dikapur Produksi biji/tanaman (g)
Dugaan produksi (ton/ha)
KH 2
9.49a
2.37
Panderman
3.93a
0.98
Slamet
8.57ab
2.14
Tanggamus
3.72a
0.93
Tanggamus
8.53ab
2.13
Wilis
3.61ab
0.90
KH 58
7.81ab
1.95
KH 2
3.46ab
0.86
7.30abc
1.83
KH 3
3.25abc
0.81
KH 8
7.20abcd
1.80
KH 4
3.02abc
0.76
KH 6
6.43bcde
1.61
KH 55
2.92abc
0.73
KH 4
6.30bcde
1.57
KH 8
2.85abc
0.71
KH 71
5.36cde
1.34
KH 58
2.82abc
0.71
5.34cde
1.34
Slamet
2.48bc
0.62
5.30cde
1.32
KH 71
2.30c
0.58
KH 31
4.86de
1.22
KH 31
2.28c
0.57
Wilis
4.13e
1.03
KH 6
2.24c
0.56
KH 3
KH 55 Panderman
5
DMRT terhadap nilai tengah produksi biji tiap tanaman pada petak yang dikapur menunjukkan bahwa KH 3, KH 8, KH 6, KH 4, KH 71 dan KH 55 memiliki nilai produksi biji yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Panderman. Nilai produksi bijinya berturutturut sebesar 7.30; 7.20; 6.42 dan 6.30; 5.36 dan 5.34 g per tanaman. Dan nilai dugaan produksi biji berturut-turut sebesar 1.83; 1.80; 1.61;1.57; 1.34; 1.34 ton per ha. Kultivar Panderman memiliki nilai produksi biji sebesar 5.30 g per tanaman dan nilai dugaan produksi biji sebesar 1.33 ton per ha. KH 2 juga memiliki produksi biji yang berbeda nyata dengan Kultivar Slamet dan Tanggamus serta produksi bijinya lebih tinggi daripada Slamet dan Tanggamus. Pada petak yang tidak dikapur, dibandingkan dengan kultivar Panderman, Tanggamus dan Wilis, KH 2, KH 3, KH 4, KH 55, KH 8 dan KH 58 memiliki nilai produksi yang tidak berbeda nyata. Namun galur-galur uji tersebut nilai produksinya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kultivar Panderman dan Tanggamus. Produksi biji tiap tanaman pada KH 2, KH 3, KH 4, KH 55, KH 8 dan KH 58 berturut-turut sebesar 3.46; 3.25; 3.02; 2.92; 2.85 dan 2.82 g per tanaman dengan nilai dugaan produksi sebesar 0.86; 0.81; 0.76; 0.73; 0.71 dan 0.71 ton per ha. Produksi tanaman sampel kultivar Panderman, Tanggamus dan Wilis berturutturut sebesar 3.39; 3.71 dan 3.61 g per tanaman dengan nilai dugaan produksi sebesar 0.98; 0.93 dan 0.90 ton per ha. Namun demikian, galur-galur tersebut mempunyai produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar Slamet (Tabel 5). Reduksi Produksi Umumnya galur yang diuji mengalami penurunan ketika ditanam di lahan yang tidak dikapur dibandingkan dengan lahan yang dikapur. KH 2 produksi biji tiap petaknya lebih tinggi pada lahan yang tidak dikapur sehingga nilai reduksi produksi biji pada petakannya bernilai negatif. Seluruh galur yang diuji memiliki nilai reduksi produksi biji yang lebih rendah daripada kultivar Slamet yang mempunyai nilai reduksi produksi sebesar 71% (Tabel 6). Karena galur-galur uji memiliki reduksi produksi yang lebih rendah daripada kultivar Slamet yang merupakan kultivar dengan karakter toleran terhadap tanah masam maka semua galur uji adalah toleran terhadap tanah asam.
Tabel 6. Reduksi produksi pada petak dan tanaman Petak Galur Reduksi Harapan (%) KH 2 -21
Tanaman Galur Reduksi Harapan (%) Wilis 13
KH 6
32
Panderman
Panderman
33
KH 55
26 45
KH 3
38
KH 4
52
KH 55
42
KH 31
53
KH 8
44
KH 3
55
KH 4
48
Tanggamus
56
KH 31
53
KH 71
57
Wilis
54
KH 8
60
Tanggamus
58
KH 2
64
KH 58
61
KH 58
64
KH 71
69
KH 6
65
Slamet
71
Slamet
71
PEMBAHASAN Analisis ragam menunjukkan bahwa produksi biji antar galur per petak tidak berbeda nyata secara statistik, walaupun nilai tengah produksi biji per petak bervariasi pada kisaran 229.67 hingga 732.17 g per petak. Tidak nyatanya perbedaan nilai tengah dimungkinkan oleh adanya keragaman antar petak dalam satu galur akibat ketidakseragaman kondisi lahan, karena pengolahan yang kurang intensif serta faktor alam seperti kemiringan lahan yang tidak merata. Adanya variasi produksi biji akibat ketidakseragaman lahan ini ditunjukkan oleh nilai koefisien keragaman yang bernilai lebih dari 20 pada tiap galur. Sedangkan nilai batas koefisien keragaman yang dapat diterima dalam pelepasan kultivar kacang-kacangan adalah kurang dari 20-25%. Pada penelitian ini kultivar pembanding yang seharusnya memiliki koefisien keragaman kurang dari 20% ternyata memiliki koefisien keragaman yang lebih dari 20%. Kultivar pembanding merupakan kultivar yang telah seragam secara genetik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keragaman dalam lingkungan tumbuh kultivar. Keragaman lingkungan tumbuh atau lahan penanaman dapat terjadi akibat perbedaan lapisan olah tanah, kemiringan lahan yang berbeda-beda yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Jumlah tanaman yang dipanen dari tiap petak juga bervariasi antara 61 sampai dengan 192 tanaman per petak (Lampiran 9). Variasi jumlah tanaman tiap petak ini mempengaruhi produksi biji secara keseluruhan. Hasil analisis kelompok menunjukkan bahwa produksi biji yang tinggi terdapat pada
6
kelompok ke-2 untuk petak dikapur dan tidak dikapur, dikarenakan kondisi fisik tanahnya yang lebih baik dengan kemiringan lahan yang lebih rendah daripada kelompok ke-1 dan ke-3. Kondisi seperti ini mengakibatkan unsur hara dari kelompok ke-1 dan ke-3 yang terbawa oleh aliran air hujan terakumulasi di kelompok ke-2. Hal ini meningkatkan kondisi kesuburan tanah kelompok ke-2 yang berpengaruh positif terhadap produksi biji. Kemiringan lahan ini juga mengakibatkan nilai produksi biji kelompok ke-1 dan ke-3 lebih rendah. Posisi lahan kelompok ke-1 dan ke-3 yang lebih tinggi mengakibatkan unsur hara mudah tercuci oleh aliran air hujan. Bahkan pada kelompok ke-3 yang memiliki nilai produksi terendah, daerah tepi luar petakannya ternaungi oleh pohon yang menghalangi cahaya matahari dan berpengaruh terhadap nilai produksinya. DMRT terhadap nilai tengah produksi biji tiap tanaman pada perlakuan kapur dan tidak dikapur, menunjukkan KH 2, KH 58, KH 3, KH 8 dan KH 4 cenderung memiliki potensi produksi yang lebih tinggi daripada kultivar Panderman tetapi, kecuali KH 2, galur-galur tersebut produksinya masih lebih rendah daripada Tanggamus dan Slamet. Pada petak yang dikapur potensi produksi yang lebih tinggi daripada kultivar Panderman ditunjukkan oleh KH 2, 58, 3, 8, 6, dan 4.Bahkan produksi biji KH 2 juga lebih tinggi daripada kultivar Slamet dan Tanggamus. Namun pada petak yang tidak dikapur, produksi biji tertinggi ditunjukkan oleh kultivar Panderman dan tidak ada galur yang memiliki nilai produksi yang lebih tinggi daripada kultivar Panderman. KH 2, 3, 4, 55, 8 dan 58 produksi bijinyanya cenderung lebih tinggi daripada Slamet. Kultivar Slamet pada lahan Jasinga pada penelitian ini mengalami penurunan produksi dibandingkan potensi produksinya. Kultivar Slamet memiliki potensi produksi 2.26 ton per ha. Pada penelitian ini produksi kultivar Slamet pada petak yang dikapur sebesar 2.14 ton per ha dan pada petak yang tidak dikapur produksinya sebesar 0.62 ton per ha. Penurunan produksi ini terjadi juga pada galur-galur lain yang diujikan. Menurut Bastanta dan Herdiana (2004) generasi F7 memiliki ukuran biji antara 13 hingga 14.8 g per 100 biji. Pada penelitian ini kesembilan galur memiliki ukuran biji berkisar antara 14.28 hingga 16.79 g per 100 biji. Ukuran biji kesembilan galur ini lebih besar daripada kultivar Tanggamus, Slamet dan Wilis yang memiliki ukuran biji 9.09;
9.64 dan 9.43 g per 100 biji pada penelitian ini. Sedangkan kultivar Panderman memiliki ukuran biji sebesar 16.01 g per 100 biji. Umumnya galur-galur yang diuji mengalami penurunan produksi ketika ditanam pada lahan yang tidak dikapur dibandingkan dengan lahan yang dikapur. Hal ini membuktikan bahwa kondisi lahan asam menyebabkan penurunan produksi. Kedelai dapat tumbuh optimal pada pH 5.5-6.5. Pengapuran pada lahan asam dilakukan untuk meningkatkan pH tanah dan memperbaiki sifat tanah sehingga berada pada kisaran optimal bagi pertumbuhan kedelai. Nilai reduksi produksi menunjukkan ketahanan galur terhadap kondisi pH tanah. Semakin tinggi persentasenya berarti galur tersebut semakin tidak toleran terhadap pH rendah. Sebaliknya, semakin rendah persentasenya berarti galur tersebut dapat beradaptasi baik terhadap pH rendah. Semua galur yang diuji memiliki persentase reduksi yang lebih rendah daripada kultivar Slamet. Hal ini menunjukkan bahwa galur tersebut lebih toleran terhadap kondisi pH rendah daripada kultivar Slamet. Berdasarkan pengamatan pada pertumbuhan vegetatif tanaman, KH 3, 31, 40, 44, 55 dan 38 adalah galur yang toleran terhadap pH rendah dan aluminium (Sari 2005). Pada penelitian ini KH 3 dan 55 juga menunjukkan sifat toleran terhadap pH rendah. Rendahnya pH tanah mengakibatkan penurunan suplai hara bagi tanaman. Akumulasi aluminium pada akar mengakibatkan kerusakan pada akar yang menjadikan proses penyerapan unsur hara menjadi terganggu sehingga terjadi penurunan produksi biji. Data umur panen, tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah buku subur, jumlah cabang, produksi dan ukuran biji disajikan pada lampiran 12. SIMPULAN Adanya ketidakseragaman pada lahan mengakibatkan produksi biji sangat bervariasi. Seluruh galur yang diuji mengalami penurunan produksi pada lahan yang tidak dikapur dibandingkan dengan produksi pada lahan yang dikapur. Persentase reduksi produksi galur-galur yang diuji lebih rendah daripada persentase reduksi produksi kultivar Slamet. Hal ini menunjukkan galur-galur uji tersebut lebih toleran terhadap pH rendah dibandingkan dengan kultivar Slamet. KH 2, KH 3 dan KH 8 memiliki produksi biji yang cenderung lebih tinggi daripada kultivar
7
Panderman dan lebih toleran terhadap pH rendah daripada kultivar Slamet. Sehingga galur tersebut menjadi kandidat kultivar dengan karakter biji besar, produksi tinggi dan toleran pH rendah. SARAN Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada lahan yang datar, tanpa naungan serta pengolahan lahan yang lebih baik sehingga diperoleh keseragaman lingkungan tumbuh. DAFTAR PUSTAKA Atmaji BP. 2005. Uji daya hasil delapan galur harapan kedelai hasil persilangan kultivar Slamet dengan Nokonsawon [skripsi]. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Press Releases Production of Paddy Maize And Soybeans, 2007. http://www.bps.go.id/ Releases/Production_of_Paddy_Maiz e_and_Soybeans/Bahasa Indonesia/ [1 Februari 2008] Bastanta ES. 2004. Seleksi dan uji kemantapan genetik galur-galur kedelai generasi S5 (F7) hasil persilangan Slamet X Nokonsawon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengutahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. [Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 1999. Kultivar Unggul Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Dasumiati. 2003. Seleksi peningkatan produksi biji kedelai dari generasi seleksi 1 (F3) dan seleksi 2 (F4) hasil persilangan varietas Slamet dan Nokonsawon [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Gunawan IMY. 2005. Uji daya hasil delapan galur harapan kedelai hasil persilangan kultivar Slamet dengan Nokonsawon [skripsi]. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Herdiana Y. 2005. Uji kemantapan genetik galur-galur kedelai generasi S5 (F7) hasil persilangan Slamet X Nokonsawon [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengutahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Jambormias E. 2004. Seleksi produksi biji dan ukuran biji kedelai (Glycine max L. Merril) generasi seleksi F5 dan F6 persilangan varietas Slamet dan Nokonsawon (dengan pendekatan kuantitatif) [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kompas. 15 Januari 2008. Pemerintah Harus Impor Kedelai. http://www.kompas.co.id/read.php?c nt=.xml.2008.01.15.1810468&chann el=1&mn=1&idx=17 [15 Januari 2008]. Paserang AP. 2003. Seleksi untuk peningkatan produksi kedelai dari generasi F2 hasil persilangan beberapa kultivar dan galur [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Santoso P. 2004. Seleksi dan uji kemantapan genetik galur-galur kedelai generasi S5 (F7) hasil persilangan Slamet x Nokonsawon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sari DL. 2005. Uji daya adaptasi kedelai terhadap cekaman pH rendah dan aluminium galur-galur harapan (F8) hasil seleksi dari turunan persilangan kultivar Slamet x Nokonsawon [skripsi]. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Suharsono, Jusuf M, Paserang AP. 2006. Analisis ragam, heritabilitas dan pendugaan seleksi populasi F2 dari persilangan kultivar Slamet dan Nokonsawon. J Tanaman Tropika 9(2) : 86-94. Suharsono, Jusuf M, Dasumiati. 2007. Analisis ragam dan seleksi populasi F3 dari persilangan kultivar Slamet dan Nokonsawon. J Tanaman Tropika 10(1) : 21-29. Sunarto. 1995. Pemuliaan kedelai untuk toleran terhadap tanah masam dan keracunan AL. J Industri dan Pangan. Vol. 4(1): 98-99.
8
Lampiran 1 Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Wilis, dan Tanggamus
1
No 1
Karakter Asal
Slamet1 Dempo x Wilis
Wilis2 Orba x No. 1682
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna biji Warna bunga Warna bulu Tipe tumbuh Tinggi tanaman Umur berbunga Umur polong masak Kerebahan Bobot 100 biji Kandungan protein Kandungan lemak Rata-rata hasil
Ungu Ungu Hijau Kuning Ungu Coklat Determinat 65 cm 37 hari 87 hari Tahan rebah 12.5 g 34% 15% 2.26 ton/ha
Ungu Ungu Hijau tua Kuning Ungu Coklat tua Determinat 50 cm 39 hari 85-90 hari Tahan rebah 10 g 37% 18% 1.6 ton/ha
Suhartina 2002; 2Balitkabi 1999
Tanggamus Kerinci x No 3911 Ungu Hijau Hijau Kuning Ungu Coklat Determinat 67 cm 35 hari 88 hari Tahan rebah 11 g 44.5% 12.9% 1.22 ton/ha
9
Lampiran 2 Hasil analisis tanah sebelum pengapuran (Balai Penelitian Tanah, 2005) Nomor Contoh Urut Pengirim
1 2 3 4
I II III IV
Ekstrak 1:5 pH H 2O KCl
KCl 1 N Al3+ H+
4.6 4.5 4.4 4.5
Cmol+/kg 2.91 0.56 2.93 0.39 4.76 0.74 2.10 0.28
3.9 3.9 3.8 3.9
Terhadap contoh kering 1050 C Kebutuhan Kapur (CaCO3) pH 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 Kw/ha 4.80 12.89 22.02 32.18 2.34 8.83 18.42 31.12 0.87 4.26 13.45 26.25 42.67 2.82 8.09 15.21 24.17
Lampiran 3 Hasil analisis tanah setelah pengapuran (Balai Penelitian Tanah, 2006) Nomor Contoh Urut Pengirim 1 2 3 4 5 6
U1K U2K U3K U1N U2N U3N
Seri No 11 1 2 3 4 5 6
Ekstrak 1:5 pH H 2O KCl 6.4 5.4 7.0 6.3 6.5 4.0 4.6 5.2 4.6 4.0 4.7 5.3
Terhadap contoh kering 1050C KCl 1N Al3+ H+ 0.00 0.14 0.00 0.20 1.55 0.30 0.04 0.23 1.92 0.32 0.00 0.08
7.0 43.38 46.92 62.70 34.98
10
ALAMI
Lampiran 4 Denah lahan
KAPUR
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
10
TG
40
SL
55
71
31
40
10
NS
28
71
42
35
38
4
6
WL
3
35
38
6
8
WL
38*
TG*
58*
WL*
11*
8*
9*
42*
2
PD
9
58
NS
28
11
SL
TG
PD
42
41
44
LM
3
10
PD
55
31
40
11
44
3
31
LM
8
58
9
4
2
LM
55
NS
4
SL
71
35
28
2
6
9
35
38
71
PD
3
71
NS
WL
6
8
28
LM
SL
55
58
WL
6
8
PD
35
44
40
42
TG
8
10
4
LM
31
9
SL
NS
4
2
3
40
9
11
71
LM
2
SL
31
6
NS
35
38
11
3
55
44
28*
42*
44*
31*
10*
38*
35*
TG*
55
4
58
10
28
WL
PD
40
TG
58
2
42
* = petak ternaungi
11
Lampiran 5 Analisis ragam produksi biji tiap petak Sumber keragaman db JK Kelompok 2 383849.718 Pengapuran (P) 1 2010904.821 Galur (G) 12 1546697.154 Pengapuran * Galur (P*G) 12 627082.846 Galat 50 1627916.949 Total 77 6196451.48
KT
F-hitung
191924.859 2010904.821 128891.429
5.895 61.763 3.959
0.005 0.000 0.000
52256.904 32558.339
1.605
0.121
Lampiran 6 Analisis ragam produksi biji tiap petak pada lahan yang dikapur Sumber keragaman db JK KT F-hitung Kelompok 2 211281.4 105640.7 2.242 Galur 12 1815105 151258.7 3.211 Galat 24 1130659 47110.8 Total 38 3157045 Lampiran 7 Analisis ragam produksi biji tiap petak pada lahan yang tidak dikapur Sumber keragaman db JK KT F-hitung Kelompok 2 215704.7 107852.3 5.7 Galur 12 358675.4 29889.62 1.58 Galat 24 454121.3 18921.72 Total 38 1028501 Lampiran 8 Analisis ragam produksi biji tiap tanaman Sumber keragaman db JK Kelompok 2 498.47 Pengapuran (P) 1 2629.262 Galur (G) 12 578.736 Pengapuran * Galur (P*G) 12 507.551 Galat 752 7614.47 Total 779 11828.49
P-hitung
KT
F-hitung
P-hitung 0.128 0.007
P-hitung 0.009 0.164
P-hitung
249.235 2629.262 48.228
24.614 259.664 4.763
0.000 0.000 0.000
42.296 10.126
4.177
0.000
Lampiran 9 Analisis ragam produksi biji tiap tanaman pada lahan yang dikapur Sumber keragaman db JK KT F-hitung Kelompok 2 243.881 121.940 7.519 Galur 12 967.993 80.666 4.974 Galat 375 6081.857 16.218 Total 389 7293.730 Lampiran 10 Analisis ragam produksi biji tiap tanaman pada lahan yang tidak dikapur Sumber keragaman db JK KT F-hitung Kelompok 2 396.116 198.058 53.391 Galur 12 118.294 9.858 2.657 Galat 375 1391.087 3.710 Total 389 1905.497
P-hitung 0.001 0.000
P-hitung 0.000 0.002
12
Lampiran 11 Produksi biji dan jumlah tanaman tiap petak
Galur Harapan KH 2 KH 3 KH 4 KH 6 KH 8 KH 31 KH 55 KH 58 KH 71 Slamet Wilis Panderman Tanggamus
Galur Harapan KH 2 KH 3 KH 4 KH 6 KH 8 KH 31 KH 55 KH 58 KH 71 Slamet Wilis Panderman Tanggamus
Kelompok 1 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 80 264 163 649 168 175 129 522 130 601 81 112 70 352 66 110 122 154 168 366 188 322 186 223 182 642
Tidak dikapur Kelompok 2 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 97 357 97 388 129 627 132 409 82 372 77 364 92 458 86 433 116 225 152 316 164 394 192 420 178 560
Kelompok 3 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 89 150 143 430 130 491 104 420 101 140 86 108 118 221 61 112 119 230 172 197 156 132 124 254 160 102
Kelompok 1 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 117 164 135 573 133 516 81 796 132 1021 101 354 150 594 93 336 158 396 186 1034 166 845 170 283 190 903
Kapur Kelompok 2 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 121 255 109 1143 149 959 104 751 125 669 94 417 133 740 96 1031 136 761 188 891 174 460 128 599 166 1118
Kelompok 3 Jumlah Produksi Tanaman Biji (g) 70 188 125 676 153 1052 66 431 125 315 82 480 121 452 78 319 125 831 144 935 144 520 138 450 154 1068
13
Lampiran 12 Data Umur panen, tinggi tanaman, jumlah polong, buku subur, produksi dan ukuran biji tanaman sampel Tanaman sampel kelompok 1 Galur Perlakuan No UP TT JP BS JC KH 2 kapur 1 73 33 16 4 2 43 8 5 0 3 83 57 24 5 4 82 40 20 4 5 66 20 12 3 103 6 79 28 13 3 7 102 39 21 3 8 70 33 18 4 9 91 31 15 3 10 82 49 23 4 Rata-rata 77.1 33.8 16.7 3.3 alami 1 53 40 20 2 2 42 11 7 0 3 64 31 17 2 4 52 24 14 2 5 53 28 14 1 103 6 62 31 17 2 7 51 19 8 2 8 50 27 11 1 9 63 46 22 3 10 55 11 6 1 Rata-rata 54.5 26.8 16.7 3.3 KH 3
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 4
kapur
1 2
96
jumlah cabang,
PB 4.55 0.79 7.11 5.72 3.07 2.93 5.87 4.69 2.92 4.75 4.24 4.13 1.93 3.42 2.74 2.67 1.51 2.40 0.76 4.83 3.77 2.82
61 56 57 85 82 64 101 83 61 69 71.9 62 73 74 52 82 76 66 54 53 74 66.6
21 21 14 34 35 33 39 24 23 23 26.7 22 52 16 8 31 21 12 12 8 17 19.9
15 13 9 26 21 16 20 14 13 10 13.6 11 25 9 8 17 14 7 8 6 10 15.7
3 2 2 7 4 3 5 2 2 1 1.6 3 3 3 1 2 3 1 1 1 2 3.1
2.28 1.82 2.59 7.78 7.22 4.89 9.50 5.80 3.35 4.61 4.98 4.50 8.82 3.08 2.70 5.56 6.40 2.78 2.67 2.17 1.87 4.06
74 80
32 41
16 19
3 3
4.83 7.84
UK
15.64
13.88
15.64
16.82
16.6
14
3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 6
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
93
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 8
kapur
1 2 3 4 5 6 7 8
96
82 65 55 67 62 65 58 69 67.7 54 59 46 50 40 60 51 49 55 61 52.5
56 33 17 33 29 41 17 33 33.2 18 15 16 11 10 29 13 8 6 14 14
25 16 11 17 14 23 12 16 16.9 11 8 8 6 4 13 7 6 4 12 7.9
4 4 2 3 4 4 1 3 3.1 1 2 1 0 0 3 0 0 0 2 0.9
8.87 4.47 3.05 6.28 5.86 5.36 2.47 5.30 5.43 0.88 1.10 0.68 0.80 1.01 1.78 0.78 0.58 0.54 1.58 0.97
71 74 93 88 53 59 82 92 42 66 72 77 74 55 58 80 67 83 81 78 53 70.6
25 47 43 45 47 39 52 53 34 25 41 27 19 13 20 27 19 32 26 37 20 24
11 18 19 20 21 15 25 19 18 13 17.9 12 12 7 9 10 9 14 11 13 8 10.5
0 3 3 3 4 1 3 4 3 2 2.6 2 2 2 0 0 0 2 1 1 1 1.1
5.20 9.38 11.82 9.97 5.85 5.04 6.43 12.26 6.40 4.59 7.69 3.48 1.80 2.24 1.01 1.70 2.94 5.65 3.64 3.72 2.79 2.90
102 102 84 105 96 82 88 79
64 50 54 59 46 26 43 29
31 22 20 21 18 16 18 23
4 3 4 2 2 1 2 4
16.63 14.37 11.50 14.15 11.43 6.71 10.16 10.96
10.38
14.91
17.26
15.48
15
9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
Rata-rata KH 31
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
89
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata KH 55
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3
96
100
78 87 90.3 62 81 77 62 73 80 74 73 65 62 70.9
28 41 44 20 37 27 18 20 26 40 32 20 22 26.2
12 22 20.3 10 20 15 12 12 12 21 19 12 14 14.7
1 3 2.6 1 2 3 1 2 0 2 2 2 2 1.7
8.44 10.34 11.47 3.52 5.77 4.87 2.89 3.35 4.02 6.57 7.02 2.82 4.41 4.52
56 57 43 45 48 54 45 52 43 38 48.1 43 50 42 41 38 44 47 46 42 47 44
48 56 15 30 22 37 16 61 21 17 32.3 30 23 15 25 15 26 17 21 26 24 22.2
26 26 10 19 16 17 19 28 16 11 18.8 14 13 10 12 9 14 10 11 11 12 11.6
3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3.1 3 2 1 2 1 3 0 2 2 0 1.6
6.01 7.06 1.60 3.64 3.29 3.81 1.50 6.35 4.69 2.22 4.02 2.31 1.42 0.53 2.28 1.26 1.35 1.20 1.02 1.52 1.49 1.44
102 85 98 89 98 95 102 94 94 79 93.6 52 49 39
63 43 27 45 73 38 41 39 41 44 45.4 12 15 14
25 15 11 21 31 12 15 12 17 19 17.8 7 8 7
6 3 0 4 7 0 2 2 3 4 3.1 2 0 0
9.07 3.74 5.60 7.90 11.32 1.79 4.98 3.44 5.58 7.49 6.09 1.95 3.73 2.50
14.9
15.84
14.62
17.97
17.21
16
4 5 6 7 8 9 10
44 55 48 50 49 41 52 47.9
14 26 17 13 7 13 11 14.2
7 14 8 8 7 7 8 8.1
0 2 0 1 0 2 1 0.8
3.35 5.15 2.60 3.03 2.67 2.29 2.50 2.98
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
89
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
56 78 52 60 63 70 80 51 60 62 63.2 72 56 63 70 57 70 60 52 47 63 61
31 76 26 28 44 55 62 50 50 48 47 50 39 33 40 25 40 17 18 23 22 30.7
16 32 15 17 23 17 28 24 22 21 21.5 17 13 11 12 11 15 8 11 9 9 11.6
2 4 2 2 3 0 3 2 2 2 2.2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.2
1.72 8.46 2.52 4.80 3.80 5.35 9.79 4.12 5.12 6.52 5.22 1.84 1.20 1.27 1.26 0.65 1.56 1.52 0.90 1.04 0.83 1.21
80 62 80 53 65 83 84 49 76 64 69.6 24 32 26 51 23 23 21 38 44
34 20 35 17 37 51 39 27 30 24 31.4 7 8 6 24 5 11 6 11 15
10 10 12 9 18 22 19 12 14 11 13.7 5 6 5 11 5 7 4 7 11
2 1 2 1 5 4 4 2 2 1 2.4 0 0 0 0 0 0 0 1 2
6.83 3.74 7.18 1.91 5.44 10.64 8.69 3.26 5.98 2.91 5.66 0.99 1.09 0.97 3.68 0.59 1.21 1.14 1.61 1.94
Rata-rata KH 58
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata KH 71
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9
89
103
13.61
9.88
17.33
13.65
17
10
22 30.4
8 10.1
6 6.7
0 0.3
1.02 1.42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
96 87 86 91 71 97 90 68 69 76 83.1 38 59 59 49 58 57 53 66 34 32 50.5
28 29 48 48 38 47 30 27 33 26 35.4 18 23 31 20 26 21 23 32 18 17 22.9
16 15 19 18 15 22 11 11 17 14 15.8 9 11 14 11 12 11 10 14 9 7 10.8
2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3.2 0 2 3 1 3 1 1 3 0 0 1.4
4.91 6.71 9.92 12.35 5.38 9.35 6.44 6.65 5.43 4.16 7.13 0.83 2.88 3.33 1.94 3.15 2.81 1.73 2.75 1.14 1.64 18.46
53 49 56 64 41 47 49 57 54 61 53.1 46 40 45 58 80 79 58 51 53 74 58.4
47 38 46 49 38 39 42 43 44 47 43.3 28 25 40 41 60 29 40 20 41 43 36.7
22 21 23 27 22 23 22 26 24 26 23.6 19 11 19 20 29 11 19 12 17 20 17.7
3 3 3 5 3 2 3 2 2 2 2.8 2 2 3 3 5 3 3 3 2 4 3
3.41 4.31 4.35 5.11 4.12 5.25 4.16 6.11 6.11 3.15 4.61 2.07 3.08 5.73 6.04 11.44 5.15 7.22 3.21 6.32 9.65 5.99
43 61 53
38 37 40
19 18 21
3 3 3
4.61 3.79 5.21
Rata-rata Slamet
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata Wilis
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata Panderman
kapur
1 2 3
103
10.43
9.32
9.61
9.21
17.71
18
4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata Tanggamus
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata
Keterangan UP = Umur Panen (hari) TT = Tinggi Tanaman (cm) JP = Jumlah Polong BS = Buku Subur
JC PB UK
58 64 49 49 34 42 35 48.8 74 57 59 29 44 41 42 34 42 43 46.5
36 23 26 23 11 15 11 26 57 34 53 8 18 14 21 10 32 29 27.6
19 11 12 11 7 9 6 13.3 23 16 24 7 9 8 9 7 11 12 12.6
3 2 3 2 0 2 0 2.1 5 2 6 0 0 1 2 0 2 2 2
3.11 1.21 3.34 3.96 2.27 2.38 1.86 3.17 7.86 7.25 10.48 1.41 4.35 3.14 4.51 2.03 7.54 6.15 5.47
67 53 60 54 83 82 78 87 91 3 65.8 58 62 59 56 52 63 58 58 49 56 57.1
30 43 26 39 46 57 32 35 41 42 39.1 31 43 21 29 24 44 33 21 26 31 30.3
11 25 13 19 17 21 18 19 21 29 19.3 20 24 16 22 15 31 21 12 19 23 20.3
1 3 2 2 2 3 2 2 1 4 2.2 2 2 2 4 4 4 3 1 4 3 2.9
4.48 5.74 3.56 5.13 6.32 7.86 5.82 6.91 9.51 7.04 6.24 4.27 5.72 3.53 6.44 3.05 10.78 5.77 3.37 5.22 5.77 5.39
= Jumlah Cabang = Produksi Biji (g) = Ukuran Biji (g/100 biji)
18.51
11.1
7.9
19
Tanaman sampel kelompok 2 Galur Perlakuan No KH 2 kapur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata KH 3
kapur
Rata-rata alami
UP
103
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata KH 4
kapur
1 2 3 4
100
TT 107 136 95 115 140 131 103 134 128 123 121.2 83 87 81 79 87 74 69 97 71 103 83.1
JP 61 100 68 106 112 78 51 87 82 51 79.6 29 20 31 86 42 67 28 35 50 60 44.8
BS 32 38 33 52 43 37 24 33 33 27 35.2 15 10 14 39 23 25 14 18 20 26 20.4
JC 61 100 68 106 112 78 51 87 82 51 79.6 29 20 31 86 42 67 28 35 50 60 44.8
PB 18.04 25.10 14.59 28.12 33.49 12.36 9.84 22.23 21.43 14.21 19.94 7.06 5.33 3.66 13.89 3.36 4.50 6.08 4.12 3.09 6.23 5.73
93 111 72 76 77 94 95 102 82 89 89.1 97 86 58 91 87 74 63 97 62 78 79.3
49 53 26 25 26 34 37 29 46 31 35.6 14 42 19 35 36 18 15 47 9 27 26.2
27 25 11 15 11 20 19 17 22 19 18.6 10 25 10 19 18 11 8 28 4 15 14.8
49 53 26 25 26 34 37 29 46 31 35.6 14 42 19 35 36 18 15 47 9 27 26.2
8.98 8.32 3.69 3.66 2.23 7.28 8.96 8.04 9.72 7.14 6.80 2.88 7.19 2.89 7.45 6.07 3.53 2.74 7.99 2.56 5.36 4.86
82 94 89 69
27 54 48 16
15 29 24 11
27 54 48 16
3.18 5.84 4.57 2.21
UK
21.99
16.38
18.85
15.35
19.27
20
5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 6
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
93
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 8
kapur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
93
109 73 72 67 64 40 75.9 64 86 66 77 68 63 92 67 91 60 73.4
25 22 24 25 24 13 27.8 16 29 15 22 20 15 30 19 38 13 21.7
17 17 13 18 14 8 16.6 9 23 10 15 11 10 20 13 21 9 14.1
25 22 24 25 24 13 27.8 16 29 15 22 20 15 30 19 38 13 21.7
4.82 2.38 2.40 3.52 2.82 1.64 3.33 3.03 6.44 2.64 4.07 3.41 2.33 3.94 2.98 7.86 2.77 3.94
81 80 77 74 67 98 88 71 82 83 80.1 54 61 71 60 64 65 77 54 57 54 61.7
54 57 43 41 38 26 56 46 36 37 43.4 39 13 21 20 19 23 18 6 11 10 18
30 17 15 19 15 23 20 16 18 19 19.2 9 10 17 13 8 12 11 6 10 8 10.4
54 57 43 41 38 26 56 46 36 37 43.4 39 13 21 20 19 23 18 6 11 10 18
11.03 8.45 7.55 7.48 6.74 8.00 10.20 6.31 6.02 7.09 7.88 3.82 2.15 3.39 1.57 2.76 1.70 3.11 0.68 1.17 2.11 2.24
77 75 78 87 73 70 74 89 88 73
19 32 54 42 17 40 27 21 52 31
10 20 21 18 10 21 14 11 21 16
19 32 54 42 17 40 27 21 52 31
4.49 6.63 9.60 7.01 3.72 6.36 5.12 4.17 6.75 6.21
15.06
13.98
13.66
16.31
21
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 31
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
Rata-rata KH 55
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5
96
100
78.4 40 56 71 46 48 57 55 57 31 22 48.3
33.5 10 21 39 36 23 19 12 28 5 5 19.8
16.2 7 10 24 19 15 12 10 17 4 5 12.3
33.5 10 21 39 36 23 19 12 28 5 5 19.8
6.00 2.15 2.30 6.65 2.86 1.89 1.90 1.25 2.97 0.90 0.76 2.36
69 92 75 83 74 72 79 74 86 73 77.7 62 72 36 62 58 49 68 50 79 65 60.1
43 137 24 38 72 48 84 23 65 32 56.6 25 40 12 13 17 14 27 17 61 47 27.3
16 51 11 21 33 24 37 8 29 14 24.4 19 23 8 10 13 13 17 15 30 21 16.9
43 137 24 38 72 48 84 23 65 32 56.6 25 40 12 13 17 14 27 17 61 47 27.3
4.18 21.40 1.86 4.53 11.98 8.86 9.30 1.17 7.83 6.20 7.73 5.15 6.92 2.25 2.02 4.25 2.35 5.09 2.92 9.59 5.73 4.62
89 102 70 78 57 64 97 66 80 92 79.5 75 56 77 93 86
35 62 13 35 22 40 83 38 80 54 46.2 19 16 34 34 26
17 31 9 16 12 17 33 17 35 18 20.5 10 11 17 12 19
35 62 13 35 22 40 83 38 80 54 46.2 19 16 34 34 26
3.60 11.80 1.61 4.68 1.43 3.29 15.14 3.84 8.13 8.15 6.16 2.13 2.82 3.80 5.26 5.26
15.04
18.73
13.01
15.51
13.99
22
6 7 8 9 10
101 92 80 100 104 86.4
26 31 36 33 34 28.9
15 19 20 19 15 15.7
26 31 36 33 34 28.9
4.85 5.56 4.65 5.75 4.51 4.45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
96 86 91 94 102 82 74 81 92 90 88.8 97 45 94 88 76 97 74 75 87 94 82.7
54 34 55 48 64 46 61 55 55 104 57.6 34 5 48 39 34 31 46 51 50 43 38.1
25 18 20 16 27 22 23 23 23 25 22.2 18 10 18 19 17 14 21 22 23 18 18
54 34 55 48 64 46 61 55 55 104 57.6 34 5 48 39 34 31 46 51 50 43 38.1
12.46 8.59 13.36 5.52 16.46 6.20 12.33 7.29 12.58 13.00 10.77 4.53 1.48 7.30 4.18 2.37 4.70 4.37 5.15 9.50 8.69 5.22
91 109 82 70 74 59 76 58 92 57 76.8 60 74 75 58 78 67 77 57 66 62 67.4
42 65 25 13 30 38 36 34 19 32 33.4 18 28 24 23 48 21 30 27 12 16 24.7
16 28 11 9 14 19 14 18 9 14 15.2 11 15 12 9 23 12 20 15 9 10 13.6
42 65 25 13 30 38 36 34 19 32 33.4 18 28 24 23 48 21 30 27 12 16 24.7
6.54 6.87 3.41 2.35 4.20 4.51 4.93 4.16 3.03 3.35 4.33 3.78 5.55 3.56 2.20 7.14 3.78 5.85 4.48 1.04 2.93 4.03
Rata-rata KH 58
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata KH 71
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
89
18.13
13.23
15.46
14.44
23
Slamet
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata Wilis
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
Rata-rata Panderman
kapur
1 2 3 4 5
96
94 82 100 94 95 94 64 103 97 94 91.7 52 72 63 58 60 64 41 59 62 62 59.3
36 30 42 41 44 36 31 46 42 44 39.2 27 21 38 13 14 18 16 15 17 11 19
19 11 16 19 20 19 11 20 19 21 17.5 13 15 13 6 10 10 8 8 12 9 10.4
3 2 4 4 4 2 3 3 4 3 3.2 1 1 1 0 0 3 0 0 2 1 0.9
6.09 4.75 10.76 8.07 6.71 4.06 6.79 10.04 6.49 6.11 6.98 2.58 3.13 5.03 1.59 2.49 1.88 0.86 1.53 1.95 1.01 2.20
56 63 63 59 61 70 61 63 64 61 62.1 70 73 60 57 43 60 53 45 47 42 55
31 36 36 34 31 28 29 33 36 32 32.6 23 40 36 23 14 40 35 29 13 34 28.7
21 19 20 19 18 13 10 11 19 20 17 14 28 24 20 11 19 16 17 11 18 17.8
0 3 3 2 1 1 1 2 3 4 2 4 3 6 4 1 4 3 5 1 5 3.6
3.65 4.01 4.02 3.74 3.06 3.01 2.96 2.98 3.71 3.65 3.47 5.37 5.44 3.01 2.95 1.5 5.58 4.31 3.48 1.56 3.28 3.64
64 62 61 58 58
24 40 84 59 45
11 19 33 29 19
3 2 5 4 2
5.51 7.46 14.55 9.22 7.18
11.1
8.28
9.76
9.17
14.33
24
6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata Tanggamus
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
67 53 51 48 53 57.5 61 48 47 33 61 37 43 42 40 44 45.6
27 52 58 33 32 45.4 50 21 30 27 60 22 39 35 30 35 34.9
19 16 25 15 9 19.5 23 10 13 9 32 9 17 18 11 17 15.9
8 3 5 3 2 3.7 5 0 2 1 6 0 3 2 2 2 2.3
5.04 7.64 7.77 9.53 6.99 8.08 5.64 3.16 4.4 4.45 6.72 3.33 3.95 6.81 3.73 4.86 4.70
75 74 80 80 77 64 76 88 61 81 75.6 59 85 55 93 68 62 60 48 60 50 64
65 35 46 49 46 40 60 33 40 42 45.6 44 42 41 32 42 35 47 29 45 55 41.2
25 17 20 22 21 19 27 13 18 27 20.9 24 21 24 18 26 19 21 14 21 23 21.1
3 3 5 6 3 5 5 2 2 6 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3.3
10.13 9.11 7.1 9.59 10.26 12.46 7.41 4.94 14.13 4.57 8.97 6.27 6.22 4.78 4.83 5.78 3.86 6.11 3.56 6.05 7.36 5.48
13.87
10.61
8.8
25
Tanaman sampel kelompok 3 Galur Perlakuan No KH 2 kapur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata KH 3
kapur
Rata-rata alami
UP
103
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 4
kapur
1 2 3
103
TT 69 78 77 74 69 67 85 75 78 66 73.8 79 61 52 60 55 60 57 77 71 56 62.8
JP 49 92 46 34 26 40 47 33 42 34 44.3 19 11 10 17 15 23 11 24 12 16 15.8
BS 22 35 20 19 14 19 19 15 19 15 19.7 13 9 7 14 10 15 7 16 7 10 10.8
JC 4 4 4 3 3 3 2 2 5 3 3.3 1 2 1 3 1 3 0 4 0 1 1.6
PB 2.59 9.93 5.34 3.40 3.17 2.81 3.32 4.92 4.32 2.98 4.27 2.04 0.74 0.88 1.29 1.13 1.92 1.43 4.23 2.24 2.34 1.82
93 102 112 114 56 99 82 104 116 84 96.2 40 51 48 52 47 38 38 43 47 45 44.9
75 86 58 42 24 66 43 38 51 40 52.3 4 6 8 18 6 9 10 13 8 10 9.2
28 37 26 15 13 32 18 18 26 20 23.3 3 4 5 8 4 5 6 8 4 8 5.5
4 5 3 3 3 5 3 2 3 3 3.4 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0.4
11.90 18.22 9.34 11.02 3.58 13.48 8.42 7.35 9.68 8.26 10.12 1.04 0.44 1.08 1.24 0.49 0.71 0.47 0.99 1.16 0.60 0.82
86 104 97
52 71 55
24 37 27
3 5 4
5.70 15.00 10.46
UK
17.39
15.48
16.42
14.34
18.2
26
4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 6
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata KH 8
kapur
1 2 3 4 5 6 7 8 9
100
116 92 89 83 91 79 117 95.4 75 76 90 84 56 81 83 89 76 83 79.3
82 58 51 29 96 20 74 58.8 14 13 40 17 20 30 22 44 36 38 27.4
29 22 17 17 41 12 32 25.8 8 7 17 10 9 18 15 24 21 16 14.5
3 3 1 3 5 2 4 3.3 0 1 2 0 1 3 3 5 3 2 2
16.35 8.57 10.49 4.93 13.91 4.19 11.60 10.12 1.70 1.62 4.44 3.04 1.96 4.52 4.35 6.20 8.47 5.23 4.15
75 110 77 108 90 94 81 64 112 75 88.6 37 54 38 57 54 48 57 61 44 48 49.8
38 74 48 47 28 26 32 37 101 24 45.5 13 15 11 17 21 19 20 35 13 7 17.1
18 33 17 20 16 14 16 17 38 12 20.1 7 11 6 7 9 8 10 13 9 4 8.4
4 3 3 2 3 2 3 3 5 2 3 0 3 0 1 1 0 0 1 1 0 0.7
2.84 5.14 4.91 4.93 3.02 2.41 3.88 2.04 5.57 2.21 3.69 1.33 1.83 1.13 1.12 2.05 1.33 1.49 3.24 1.52 0.83 1.58
98 93 71 69 73 89 64 100 88
44 26 29 17 25 38 19 44 29
20 15 14 11 11 16 13 23 11
3 2 3 2 4 2 3 5 1
5.33 3.60 3.49 2.76 4.46 5.14 4.05 6.48 3.79
14.63
16.28
13.68
15.54
27
10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Rata-rata KH 31
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata KH 55
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
96
100
71 81.6 55 82 76 44 57 60 47 61 60 89 63.1
19 29 6 33 21 11 13 16 12 22 21 34 18.9
7 14.1 6 15 8 4 7 8 7 10 8 15 8.8
3 2.8 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0.3
2.26 4.13 0.81 4.29 1.34 0.95 1.59 2.09 0.72 1.16 1.53 2.18 1.66
61 78 60 73 62 62 61 68 51 59 63.5 64 51 74 45 62 53 56 51 55 47 55.8
23 38 32 42 26 19 56 43 44 19 34.2 14 14 18 8 21 10 13 10 11 5 12.4
11 20 17 20 12 8 25 21 22 12 16.8 9 8 13 7 11 7 6 7 7 4 7.9
2 6 4 3 2 1 4 4 4 2 3.2 0 1 3 0 1 1 1 0 1 0 0.8
2.16 2.46 2.95 2.34 1.32 1.76 4.73 4.13 4.82 1.78 2.84 1.00 0.98 1.12 0.80 1.10 0.85 0.49 0.61 0.45 0.22 0.76
74 76 65 73 74 88 76 82 83 80 77.1 52 67 49 70
31 26 13 26 27 61 38 39 68 23 35.2 20 21 6 11
17 18 6 13 12 29 16 14 28 13 16.6 13 13 5 9
3 3 1 3 2 4 3 2 5 2 2.8 2 1 0 2
2.71 3.72 2.07 3.59 1.77 6.40 3.39 5.34 6.59 2.18 3.77 1.36 1.25 0.49 1.86
14.26
17.07
13.46
15.26
13.22
28
5 6 7 8 9 10
48 54 79 62 60 59 60
12 14 24 11 12 15 14.6
9 8 15 7 8 11 9.8
1 0 3 0 0 1 1
1.31 1.24 2.17 0.98 1.15 1.43 1.32
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
103 84 94 87 90 93 104 113 83 100 95.1 36 47 58 67 45 57 50 52 55 60 52.7
57 47 117 74 81 21 42 50 82 78 64.9 17 17 48 39 16 21 24 23 20 29 25.4
21 23 35 25 26 10 20 28 31 36 25.5 10 11 21 15 8 13 13 12 12 11 12.6
1 5 3 2 2 1 2 5 3 4 2.8 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0.3
5.94 7.31 16.62 11.70 2.78 1.83 3.78 9.93 8.15 6.38 7.44 1.15 1.70 3.53 3.63 1.03 2.75 2.08 1.69 1.66 1.08 2.03
79 62 78 49 75 50 60 52 80 85 67 64 56 52 41 64 66 44 57 60 40
53 31 73 23 48 32 39 18 52 40 40.9 25 21 23 17 37 25 20 11 15 14
28 16 27 13 23 14 13 9 16 17 17.6 14 12 14 10 189 14 10 8 10 9
5 3 4 2 4 2 1 1 4 3 2.9 7 1 2 0 2 2 0 0 2 0
6.58 4.97 11.93 2.59 8.97 2.76 5.74 3.68 5.33 8.23 6.07 2.94 1.48 1.75 0.88 2.53 0.96 1.44 0.76 1.21 0.57
Rata-rata KH 58
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata KH 71
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
18.51
12.3
15.91
11.67
29
Rata-rata Slamet
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
Rata-rata Wilis
kapur
Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
Rata-rata Panderman
kapur
1 2 3 4
96
54.4
20.8
29
1.6
1.45
90 70 62 79 80 81 82 94 62 98 79.8 53 50 53 57 73 57 70 43 58 59 57.3
121 88 52 107 43 91 72 37 61 53 72.5 20 24 13 27 18 16 58 25 26 17 24.4
29 24 25 33 24 31 32 20 21 26 26.5 11 10 9 13 11 13 27 13 11 8 12.6
5 5 5 6 2 5 4 3 3 3 4.1 1 2 1 1 1 2 4 2 1 0 1.5
19.55 13.17 8.98 19.4 6.74 14.41 11.55 5.66 7.67 8.66 11.57 2.17 2.72 1.12 2.79 2.56 2.01 7.01 3.04 4.04 2.75 3.021
49 61 47 50 57 63 49 56 37 55 52.4 34 26 39 37 50 45 45 63 41 29 40.9
54 71 15 44 57 23 16 42 35 26 38.3 9 5 8 41 12 17 17 15 15 6 14.5
30 24 13 28 31 17 12 26 18 17 21.6 5 5 6 20 6 11 11 11 12 5 9.2
4 6 2 4 4 3 1 5 3 3 3.5 0 0 3 4 4 0 2 1 3 0 1.7
6.44 7.42 2.15 5.58 6.64 3.12 1.71 4.54 3.13 2.34 4.30 0.97 0.47 0.41 1.59 0.99 1.47 1.58 2.41 1.69 0.39 1.19
52 57 45 55
36 41 37 36
19 20 18 16
3 2 2 2
4.39 6.23 4.9 5.39
10.41
8.31
9.74
9.07
17.01
30
5 6 7 8 9 10 Rata-rata alami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
Rata-rata Tanggamus
kapur
Rata-rata alami
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
51 46 50 50 49 59 51.4 44 43 38 28 41 40 34 27 41 45 38.1
31 27 26 16 8 27 28.5 24 27 21 19 18 17 19 9 16 17 18.7
11 10 10 7 5 9 12.5 10 11 9 7 7 8 7 4 6 6 7.5
1 2 1 1 0 1 1.5 2 3 1 2 1 0 0 0 0 0 0.9
4.11 3.6 4.8 3.4 2.2 7.24 4.62 2.21 0.7 0.57 3.33 1.99 1.39 1.96 0.98 1.25 1.85 1.62
71 79 67 73 74 73 61 65 69 57 68.9 40 43 35 43 38 22 41 42 31 29 36.4
41 39 32 37 44 42 38 38 46 26 38.3 13 21 13 16 11 7 15 21 17 7 14.1
21 21 18 18 21 21 17 16 22 11 18.6 6 6 6 7 5 3 5 7 6 4 5.5
5 5 3 3 4 6 3 0 6 2 3.7 1 1 0 0 0 1 0 2 2 1 0.8
7.67 8.1 13.77 15.97 6.97 9.51 14.01 5 6.4 16.57 10.39 0.2 0.46 0.21 0.42 0.14 0.4 0.11 0.24 0.56 0.04 0.27
14.6
8.69
7.41