ANALISIS KERAGAMAN FENOTIPE DAN KORELASI PADA HASIL SELEKSI TANAMAN KEDELAI (GL YCZNE MAX L. MERILL) PERSILANGAN VARIETAS SLAMET NOKONSAWON
AMELIA TANASALE
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya berjudul "Analisis Keragaman Fenotipe dan Korelasi pada Hasil Seleksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Persilangan Varietas Slamet x Nokonsawon" merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan tegas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 6 Januari 2006
Nama : Amelia Tanasale NIM : GI51020131
ABSTRAK AMELIA TANASALE. Analisis Keragaman Fenotipe dan Korelasi pada Hasil Seleksi Tanaman Kedelai (GZycine max L. Merill) Persilangan Varietas Slamet x Nokonsawon. Dibimbing oleh BARE1 dan MUHAMMAD JUSUF. Suatu rangkaian penelitian untuk mendapatkan varietas baru kedelai dengan hasil dan ukuran biji yang lebih baik, melalui persilangan varietas Slamet (hasil tinggi, tahan stress pH rendah) dengan Nokonsawon (ukuran biji besar) yang telah menghasilkan generasi F5 dan F6, menggunakan metode seleksi silsilah. Akibat dari seleksi adalah komposisi genetik tanaman akan mengalami perubahan yang dinyatakan dalam keragaman genotipenya. Digunakan analisis diskriminan untuk mengevaluasi keragaman fenotipe, dan analisis korelasi kanonik untuk mengevaluasi hubungan antara peubah konkomitan dan peubah seleksi. Hasil seleksi generasi F5 dan F6 pada peubah seleksi yaitu berat 100 biji dan berat biji per tanaman menunjukkan nilai yang lebih besar dari tetua Slamet. Dengan melakukan seleksi pada peubah seleksi ternyata diikuti pula oleh perbaikan sifat-sifat kuantitatif lainnya. Ragam kelompok silsilah generasi F5 dan F6 lebih besar dari ragam tetua Slamet. Terjadi penurunan ragam dari generasi F5 ke generasi F6. Terdapat keragaman antar dan intra kelompok silsilah dan kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6. Keragaman antar kelompok silsilah generasi seleksi F6 lebih besar dari generasi seleksi F5. Ada hubungan yang cukup erat antara peubah konkornitan dan peubah seleksi pada kelompok silsilah maupun kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6. Jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas berperanan dalam pembentukan berat biji per tanaman. Masih perlu dilakukan seleksi pada generasi-generasi lebih lanjut.
Judul Tesis
: Analisis Keragaman Fenotipe dan Korelasi pada Hasil Seleksi
Nama
Tanaman Kedelai (GZycine mar L. Merill) Persilangan Varietas Slamet x Nokonsawon. : Amelia Tanasale
NIM
: G151020131
Disetujui Komisi Pembimbing
.-c--c--
etua
Tanggal Ujian: 2 5 JAN 2W6
Anggota
Tanggal Lulus: 0 7 F E 0 2006
PRAKATA Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunia-Nya sajalah maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak April 2005 ini adalah penggunaan statistik peubah ganda pada data pemuliaan tanaman, dengan judul Analisis Keragaman Fenotipe dan Korelasi pada Hasil Seleksi Tanaman Kedelai (Glycine maw L. Merill) Persilangan Varietas Slamet x Nokonsawon. Penelitian dan penulisan hasil penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, yaitu: 1. Prof Dr. Ir. Barizi, MES dan Dr. Ir. Muhammad Jusuf, selaku pembimbing, atas bimbingan, saran, kritikan dan masukan sejak perencanaan penelitian sampai penulisan hasil penelitian ini. 2. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (PPSHB - IPB), atas izin penggunaan data hasil penelitian. 3. Edison Jambormias, atas informasi hasil penelitian Persilangan Kedelai Varietas Slamet x Nokonsawon. 4. Teman-teman S2 Statistika 2002: Vivi, Ine, Tonah, Wiwin, Aceng, Yenny, Yance; juga Bu Anik (S3 Statistika 2002) yang banyak membantu melalui ide-ide dan masukan bagi penulis selama menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini. 5. Keluarga tercinta: Mama, Jopie, dan Kenneth yang mendampingi penulis dalam pendidikan di Bogor. Khususnya Kenneth yang selalu memberikan semangat bagi penulis untuk lebih termotivasi menyelesaikan hasil penelitian ini. 6. Universitas Klabat yang telah membiayai pendidikan penulis di Bogor. Tuhan Sang Sumber Berkat dan Kasih sajalah yang dapat membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat Bogor, Januari 2006 Amelia Tanasale
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 26 Juni 1960 sebagai puteri kedua dari ayah Johanes Joseph Agus Tanasale (Alm) dan ibu Susana Takaria. Menamatkan pendidikan SMA di Arnbon pada tahun 1977, dan pada tahun 1978 mendaflar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon, dan lulus pada tahun 1984. Sejak tahun 1984 sampai saat ini penulis bekerja sebagai dosen di Universitas Klabat Manado, sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Tahun 1987 penulis menikah dengan Jopie Sahetapy dan telah dikaruniai Tuhan seorang anak laki-laki Kenneth August Sahetapy. Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa S2 pada Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dan pendidikan penulis dibiayai oleh Universitas Klabat dan BPPs-DIKTI.
DAFTAR IS1 Halaman
DAFTAR TABEL
.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR
....................................................................................
DAFTARLAMPIRAN
..............................................................................
ix x
xi
PENDAHULUAN .................................................................................... Latar Belakang .................................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................ ... Hipotesis yang akan DIUJI .....................................................................
1 1 3 3
TINJAUANPUSTAKA .............................................................................. Keragaman dan Seleksi pada Tanaman ................................................ Analisis Diskriminan ........................................................................... Analisis Korelasi Kanonik .....................................................................
5 5 8 12
METODE PENELITIAN ...................................................................... Data ...................................................................................................... Metode ...................................................................................................
15 15 16
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. Eksplorasi Data .................................................................................... Penilaian Keragaman Fenotipe ............................................................... Diferensiasi Kelompok Silsilah ...................................................... Diferensiasi Antar Kelompok Silsilah dalam Generasi F5 .......... Diferensiasi Antar Kelompok Silsilah dalam Generasi F6........... Diferensiasi Intra Kelompok Silsilah dalam Generasi F5 dan F6 .................................................................................... Diferensiasi Berdasarkan Klasifikasi Peubah Seleksi ..................... Diferensiasi Antar Kelompok Seleksi dalam Generasi F5 .......... Diferensiasi Antar Kelompok Seleksi dalam Generasi F6 .......... Diferensiasi Intra Kelompok Seleksi dalam Generasi F5 dan F6 ................................................................................. Hubungan Antara Peubah Seleksi dan Peubah Konkomitan .................. Hubungan Antara Peubah Seleksi dan Peubah Konkomitan Kelompok Silsilah ........................................................................... Analisis pada Generasi F5 ......................................................... Analisis pada Generasi F6 ......................................................... Hubungan Antara Peubah Seleksi dan Peubah Konkomitan Kelompok Seleksi ........................................................... Analisis pada Generasi F5 ......................................................... Analisis pada Generasi F6 .........................................................
vii
SIMPULAN .................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN
.................................................................................
.................................................................................................
71
...
Vlll
DAFTAR TABEL Halaman 1 Famili dan individu hasil seleksi pada generasi F5 dan F6
2
.................
Peubah dengan ragam yang tidak homogen antar silsilah dan ................................................................. seleksi generasi F5 dan F6
3 Koefisien fungsi diskriminan generasi F5 dan F6 berdasarkan .................................................................................................. Silsilah
21 23
.......................
25
5 Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F5 ................................................................................
26
4
Kesamaanlperbedaan antar kelompok silsilah dalam F5
17
6 Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F5 ............................................................................................ 28 7 Kesamaanlperbedaan antar kelompok silsilah dalam F6
.......................
31
8 Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 ............................................................................................
32
9 Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 ............................................................................................
33
10 Koefisien keragaman peubah seleksi kelompok silsilah dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................
35
11 Koefisien fungsi diskriminan kelompok silsilah dalam generasi F5danF6 ...............................................................................................
37
12 Centroid kelompok silsilah dalam generasi F5 dan F6
..........................
37
13 Koefisien hngsi diskriminan kelompok seleksi dalam F5 dan F6 ...........
48
14 Centroid kelompok F5 dan F6 berdasarkan silsilah ................................ 48 15 Perbandingan nilai tengah antar kelompok seleksi F5 dan tetua Slamet .....................................................................................................
48
16 Perbandingan nilai tengah antar kelompok seleksi F6 dan tetua
Slamet
.....................................................................................................
50
17 Koefisien hngsi diskriminan kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6 ...............................................................................................
51
18 Centroid kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6
52
..........................
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Gugus data hasil seleksi dan tetua Slamet generasi F5 ..........................
70
Gugus data hasil seleksi dan tetua Slamet generasi F6 ..........................
77
Klasifikasi individu berdasarkan kriteria seleksi ...................................
84
Statistik kelompok silsilah dan tetua Slamet pada generasi F5 dan F6 ................................... ........................................ . ...................
89
Statistik kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6 .............................. 93 Uji kehomogenan ragarn kelompok silsilah generasi F5 sebelum transformasi ............................................................................................
94
Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F5 sesudah transformasi ...........................................................................................
94
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F5 sebelum transformasi ........................................................................................
94
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F5 sesudah transformasi ........................................................................................
95
Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F6 sebelum transformasi .........................................................................................
95
Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F6 sesudah transformasi .........................................................................................
96
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F6 sebelum transformasi .............................................................................................
96
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F6 sesudah transformasi ........................................................................................... 96 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 14 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi ..... .. .......................... ............................. . 97 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 14 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ......... ...... .......... ................................... 97 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 16 pada generasi F5 dan F6 ............... .............................. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . ............... .
97
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 50 pada generasi F5 dan F6 ....................... .... ..........................................................................
98
Uji 'kehomogenan ragam kelompok seleksi 106 pada generasi F5 dan F6 ....................... ................................................................ .
98
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 125 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi ............................................................. 98
20 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 125 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ..................... ................ .. ........ .........
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 158 pada generasi F5 dan F6 . ...... ...... ...................... .......... .................. ......................... .. ..... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 200 pada generasi F5 dan F6 ................,........................................ ...................................... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 250 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi .......................................................
....
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 250 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ......... .............................................. .. ... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 290 pada generasi F5 dan F6 ........................................................... ................ .... ................ Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 297 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi ................................. .......................... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 297 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ........................................................... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 307 pada generasi F5 dan F6 ............... ................................ ...... .................. ........................ Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 15 pada generasi F5 dan F6 ............................................................................................... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 19 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi ................... ............................ ............ Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 19 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ................. ...................................... .... Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 353 pada generasi F5 dan F6 .............................................................................................. Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 359 pada generasi F5 dan F6 ..................... ........ ...........,,..... .... .. .....................................,.... Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 2 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi ....... .............. ...... .................... .. ............... Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 2 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi ....................................... ......................... Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 3 pada generasi F5 dan F6 sebelum transforrnasi ...................................................
.. .....
Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 3 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi .......................................................... Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 4 pada generasi F5 dan F6 ................................. .......................... .............,.,..................... .....
Grafik kelinieran peubah seleksi dengan peubah konkornitan generasi F5 ............................................................................................
99
40 Grafik kelinieran peubah seleksi dengan peubah konkomitan generasi F6 ....... .......... .. .. .. .... .. ...... .. ...................... .. ..............................
Uji peubah ganda kelompok silsilah pada generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test ... .... ........ .. ............ ................................ .......... .. Uji kesamaan rata-rata kelompok silsilah dalam F5
...........................
Peubah yang dimasukkanldikeluarkan pada kelompok silsilah dalam F5 ............... .... ........ .. .. .................... .................. .......... ..... .. .. .. .... Akar ciri F5 dan F6 berdasarkan silsilah .............................................. Wilks' lambda F5 dan F6 berdasarkan nomor silsilah
.........................
Struktur matriks kelompok silsilah pada F5 dan F6 ............................ Centroid kelompok silsilah generasi F5 dan F6
..................................
Perbandingan pasangan kelompok berdasar silsilah dalam F5 ............. Uji kesamaan rata-rata kelompok silsilah dalam F6 ............................ Peubah yang dimasukkan galam kelompok silsilah pada F6 ................ Perbandingan pasangan kelompok berdasar silsilah dalam F6 ............. Uji peubah ganda intra kelompok silsilah dalam generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test ..................... ......................................... Uji kesamaan rata-rata generasi F5 dan F6 dalam silsilah nomor 14
..... .
Peubah yang dimasukkan/dikeluarkan dalam silsilah nomor 14 pada generasi FS dan F6 . .. .... ............ .. .. .......... .. .....................,.......... Struktur matriks generasi F5 dan F6 dalam kelompok silsilah .............. Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 16 generasi F5 dengan generasi F6 ..... ............ .. .. .. .. ...... ...... .... .. .... .......... .......... ...... .... .............. Peubah yang dimasukkaddikeluarkan dalam silsilah nomor 16 pada generasi F5 dan F6 ....... .... .............. .. ...................... ............ .. .. .. .. .. Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 50 pada generasi F5 dan F6
... .. ...
Peubah yang dimasukkan dalam siisilah nomor 50 dalam generasi F5 dan F6 ..... .. .. .. .... .... .. .... .... .... .. . . .. .. .... ... . ,..... .. .. .. ...... .. .... . .. ..
,
Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 106 dalam generasi F5 dan F6 ... .... .. ...... .... ...... .. .. .. .. .. .... .. .... .. .... .. ...... .... .. .. .. .. .. .. ............... .. .. .. .... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 106 dalam generasi F5 dan F6 ... ...... .. .... .... .... ............ .... .... .... ................ .. ...... .. .. .. ... Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 125 dalam generasi F5 dan F6 ... .............. .. .. ...... .. .... ...... .... .. .... .. ................ .... .. ......... ...... .. ...... . ... . Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 125 dalam generasi F5 dan F6 . .... .. ...... .. .... .. ...................... .. ............ .......... ...... .. .. ... Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 158 dalam generasi F5 dan F6 ................................. ...... .. ..... ...................................................... ,
109
65 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 158 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ 121
Uji kesamaan rata-rata kelompok silsilah nomor 200 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Peubah yang dimasukkan dalarn silsilah nomor 200 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6 .................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6 ............................................................................... Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 290 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 290 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 297 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 297 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 307 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 307 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 3 15 dalam generasi F5 dan F6 .................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 3 15 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 3 19 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalarn silsilah nornor 3 19 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................
Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 353 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 353 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 359 dalam generasi F5 dan F6 ............................................................................................... Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 359 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................
Uji peubah ganda kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test ..........................................................................
...
Xlll
85 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi dalam F5
.............................
128
86 Peubah yang dimasukkan p ~ d kelompok a berdasarkan peubah
seleksi dalam generasi F5 ....................................................................... 87 Akar ciri F5 dan F6 berdasarkan seleksi
...............................................
88 Struktur matriks kelompok berdasar kelompok seleksi ..........................
89 Perbandingan pasangan kelompok seleksi dalam generasi F5 ............... 90 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi dalam F6 ............................. 9 1 Peubah yang dimasukkan pada kelompok berdasarkan peubah seleksi dalam generasi F6 .......................................................................
92 Perbandingan pasangan kelompok berdasarkan peubah seleksi dalarn generasi F6 ................................................................................... 93 Uji peubah ganda generasi F5 dan F6 dalam kelompok seleksi dengan Hotelling's test .......................................................................... 94 Uji kesamaan rata-rata kelompok 2 pada generasi F5 dan F6
..............
95 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 2 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ 9 6 Struktur matriks kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6 ..............
97 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi 3 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... 98 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 3 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ 99 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi 4 dalam generasi F5 dan F6 ..................................................................................................... 100 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 4 dalam generasi F5 dan F6 ................................................................................ 101 Akar ciri dan korelasi kanonik silsilah dalam F5
................................
102 Analisis pengurangan dimensi kelompok silsilah dalam F5
.................
103 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F5 .................................................................... 104 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F5 ..................................................... 105 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok silsilah dalam F5 .................................................................................................. 106 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok silsilah dalam F5 ................................................................................... 107 Akar ciri dan korelasi kanonik silsilah dalam F6
................................
108 Analisis pengurangan dimensi kelompok silsilah dalam F6 109 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok
................. 134
silsilah dalam F6 ............................................... .................. .... ............... . 110 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F6 ............................. .. .. .......... .. .. .............. .. .. .. 1 1 1 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok silsilah dalam F6 ................... .................................. ...... ............ .... .. ....... .... .. .. ..
135 112 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok silsilah dalam F6 ........................... .. ............ ............................ .. .. .. .. .. ... .. 113 Akar ciri dan korelasi kanonik kelompok seleksi dalam F5 ................ 114 Analisis pengurangan dimensi kelompok seleksi dalam F5
......... ........
115 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F5 ......................................................................................
116 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F5 ............................................. .........................................
1 17 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok seleksi dalam F5 ....................................................................... .. ........... .. ............ 1 18 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok seleksi dalam F5 ................................................................... ........ .... ....... 119 Akar ciri dan korelasi kanonik kelompok seleksi dalam F6 ................. 120 Analisis pengurangan dimensi kelompok seleksi dalam F6 ................... . 121 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F6 ............................... ............ .......... .............. 122 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F6 ........................................... .. .. .. .. .. .......... .. .. . 123 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok seleksi dalam F6 ................... ................................ .... .. .. .. ... . .... .......... ... 124 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok seleksi dalam F6 ........................................................... .. ........ .... .. .. .. ... .. ..
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kedelai (Glycirle max L. Merill) memiliki posisi strategi s dalam perdagangan produk pertanian dunia, sedangkan di Indonesia kedelai merupakan tanaman yang menduduki prioritas ketiga setelah padi dan jagung. Permintaan pasar dalam negeri untuk komoditi kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi atau bahan baku kebutuhan industri sampai saat ini belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sehingga peluang pasar masih terbuka lebar. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih hams terus melakukan impor yang rata-rata sebesar 40% dari kebutuhan kedelai nasional yang meningkat dari tahun ke tahun karena produksi dalam negeri masih relatif rendah dan memiliki kecenderungan terus menurun. ketergantungan
akan
kedelai
impor terus
Hal ini menyebabkan
berlangsung
dan
memiliki
kecenderungan terus meningkat (Departeman Pertanian, 2003). Usaha pemenuhan kedelai ini menghadapi kendala berupa semakin sempitnya lahan subur yang terdapat di Pulau Jawa akibat penggunaan lahan tersebut menjadi lahan non pertanian. Untuk mengatasi ha1 ini maka diusahakan pengembangan penanaman kedelai di luar pulau Jawa yang pada dasarnya merupakan lahan marginal. Kendala yang dihadapi lahan marginal ini salah satunya adalah kemasaman tanah, yang terjadi pada jenis-jenis tanah ultisol, hydrandepth, atau histosol (Kuswantoro H, 2004). Permasalahan yang dihadapi dalam pembudidayaan kedelai di Indonesia adalah produktivitasnya yang masih jauh di bawah potensi hasil yang sebenamya. Bila pengelolaan penanaman kedelai di Indonesia dilakukan secara baik dan benar ternyata produksinya masih dapat ditingkatkan hingga mencapai 4.3 tonlha. Sebagai perbandingan produktifitas di negara-negara penghasil utama seperti Arnerika Serikat dan Brazil dapat mencapai sampai 7 tonha (Batan, 2002). Untuk meningkatkan produksi kedelai maka dilakukan berbagai upaya dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas yang dapat menghasilkan produksi yang tinggi, dengan
2
berbagai keunggulan lain. Sejak tahun 1994 arah penelitian muiai ditujukan untuk memperoleh varietas berumur genjah hingga sedang (70 - 75 hari), ukuran biji sedang hingga besar (1 1 - 17 g r a d 1 0 0 biji), dan berdaya hasil tinggi (> 1.6 tonha).
Dari penelitian yang dilakukan telah dihasilkan 21 varietas baru, 9
varietas diantaranya telah mencapai keadaan ideal 3.5 tonha dengan kisaran 2.0 3.5 tonlha (Suhartina, 2003). Keadaan ini menunjukkan upaya perbaikan hasil melalui peningkatan ukuran biji memberikan peluang untuk memperoleh varietas-varietas baru berdaya hasil tinggi. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (PPSHB - ZPB) sejak tahun 2001 telah melakukan serangkaian penelitian yang melibatkan persilangan varietas Slamet x Nokonsawon, yang bertujuan untuk menghasilkan varietas baru dengan daya hasil tinggi, berukuran biji besar dan tahan ditanam pada kondisi lahan marginal yang ber-pH rendah. Varietas Slamet memiliki daya hasil tinggi dan tahan stress pH rendah, sedangkan varietas Nokonsawon memiliki ukuran biji besar.
Slamet merupakan varietas unggul
komersial dengan hasil rata-rata 2.26 tonha, ukuran biji sedang (12.5 g r a d 1 0 0 biji) dan toleran tanah masam, sedangkan Nokonsawon merupakan varietas introduksi dari Thailand dengan daya hasil 1.1 - 2 tonha dan bobot biji 19.6 gram1100 biji (Sunarto 1995; Paserang 2003; Jambormias 2004). Metode seleksi silsilah massa (mass pedigree selection) digunakan untuk memperbaiki hasil dan ukuran biji, dan telah mencapai generasi seleksi F7. Penggunaan metode seleksi silsilah memberikan manfaat tersedianya informasi kekerabatan antar individu pada setiap tahap generasi seleksi. Akibat dari seleksi adalah komposisi genetik tanaman akan mengalami perubahan yang dinyatakan dalam keragaman fenotipenya (Vaylay & van Santen 2002). Karena perbaikan daya hasil masih merupakan tujuan akhir dalam setiap program akhir pemuliaan tanaman, maka kriteria yang digunakan untuk seleksi ini adalah menggunakan peubah seleksi yaitu berat biji per tanaman yang merupakan prioritas pertarna dan diikuti dengan bobot 100 biji yang mencirikan ukuran biji. Perbaikan hasil ini sering diikuti pula oleh perbaikan sifat-sifat
3
kuantitatif lainnya, sehingga sifat-sifat ini dapai: diperbaiki secara serempaic dengan sifat yang menjadi tujuan perbaikan dalam program seleksi. Untuk menyelidiki keragaman fenotipe pada hasil seleksi maka hasil seleksi ini akan dianalisis dengan analisis diskriminan, dan untuk melihat hubungan antara 2 gugus peubah yaitu peubah seleksi dengan peubah konkomitan maka akan digunakan analisis korelasi kanonik. Analisis diskriminan merupakan teknik statistika yang dipergunakan untuk mencari peubah-peubah yang menyebabkan perbedaan antar kelompok dan mengelompokkan individu atau objek ke dalam suatu kelas atau kelompok berdasarkan sekumpulan peubah-peubah bebas. Dua gugus peubah yang diarnati dalam penelitian ini, yaitu peubah konkomitan dan peubah seleksi di mana antar peubah saling berpengaruh. Analisis korelasi kanonik merupakan teknik statistika peubah ganda yang menyelidiki hubungan antara dua gugus peubah, yang akan digunakan dalarn menyelidiki hubungan peubah konkomitan dan peubah seleksi. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: (1) apakah terdapat keragaman fenotipe antar dan intra kelompok silsilah dan kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6; (2) apakah terjadi penurunan ragam intra silsilah dan peningkatan
ragam antar silsilah dari generasi F5 ke generasi F6; (3) apakah seleksi untuk sifat produksi biji dan ukuran biji diikuti pula oleh perbaikan sifat-sifat kuantitatif lainnya; dan (4) apakah ada korelasi antara peubah-peubah konkomitan dengan masing-masing peubah seleksi. Hipotesis yang akan diuji 1
Akan tejadi penurunan ragam intra silsilah dan peningkatan ragam antar silsilah.
2 Akan terdapat keragaman fenotipe antar silsilah d m antar kelompok seleksi dalam generasi maupun antar generasi.
4
3
Seleksi terhadap karakter produksi biji akan berpengaruh terhadap karakter yang lain.
4 Terdapat korelasi antara peubah konkomitan dengan peubah seleksi.
TINJAUAN PUSTAKA Keragaman dan Seleksi pada Tanaman Tidak ada dua tanaman yang persis sama, walaupun dalam spesies yang sama. Tanaman berbeda dalam banyak cara. Keragaman pada tanaman yang merupakan keragaman fenotipe dapat terjadi karena pengaruh keragaman lingkungan dan keragaman genotipe, serta interaksi antara keduanya. Keragaman genotipe sangat penting bagi pemulia tanaman, karena penting dalam perbaikan genetik tanaman. Keragaman genotipe pada tanaman dapat disebabkan karena rekombinasi gen, keragaman dalam jumlah kromosom, dan mutasi (Poehlman & Sleper 1996). Rekombinasi gen dapat terjadi melalui hibridisasi yaitu persilangan antara tanaman yang berbeda secara genetik. Dalam hibridisasi ini distribusi gen pada keturunan dapat ditentukan melalui distribusi kromosom yang membawa gen. Melalui hibridisasi, pemulia tanaman dapat menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari tetua ke jenis tanaman baru. Keragaman dalam jumlah kromosom dapat terjadi melalui penggandaan perangkat kromosom (euploidi), atau melalui penambahan atau pengurangan satu kromosom atau suatu bagian dari perangkat kromosom (aneuploidi). Mutasi adalah perubahan struktur atau jumlah dari bahan genetik suatu organisme. Mutasi bisa terjadi pada gen maupun kromosom. Kebanyakan mutasi memberikan pengaruh yang merugikan bagi tanaman atau bahkan lethal. Mutasi dapat dideteksi melalui perubahan fenotipe tanaman, yaitu bila terjadi perubahan pada keturunan dari galur yang sudah seragam. Mutasi gen dapat terjadi secara resesif ( A 3 a) atau dominant (a 3 A). Bila mutasi gen resesif terjadi pada tanaman homozigot, pengaruhnya tidak langsung muncul sampai generasi berikutnya dari benih yang membawa gen mutan, tetapi akibat dari mutasi gen dominant dapat langsung diamati. Untuk rnemperbaiki populasi tanaman bila terdapat keragarnan genetik yang cukup tinggi dapat dilakukan seleksi. Seleksi dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan fiekuensi gen bagi sifat yang menjadi tujuan perbaikan
dalam program pemuliaan tanaman (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi ur.tuk memperbaiki populasi tanaman menyerbuk sendiri terdiri atas seleksi dalam populasi dan seleksi antar populasi.
Seleksi dalam populasi bertujuan untuk
memperbaiki populasi secara langsung atau untuk memurnikan varietas yang terkontaminasi. Tergolong dalam bentuk seleksi ini diantaranya adalah metode seleksi massa dan seleksi galur murni. Seleksi antar populasi bertujuan untuk memperbaiki hasil persilangan antar populasi atau memperbaiki galur hibrida yang berasal dari dua populasi terpilih. Secara genetik seleksi ini bertujuan untuk memperoleh segregan transgresif, yaitu genotipe barn yang penampakan fenotipenya melampaui kedua tetuanya. Tergolong dalam seleksi ini diantaranya adalah seleksi silsilah, seleksi single seed descent dan seleksi balik.
Berdasarkan nilai fenotipe individu dikenal beberapa prosedur seleksi. Diantaranya seleksi individu, seleksi famili, seleksi dalam famili, dan seleksi kombinasi (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi individu dilakukan bila nilai fenotipenya tersusun atas simpangan rata-rata fiimili dari rata-rata populasi yang diboboti sama dengan simpangan rata-rata individu dari rata-rata famili. Seleksifamili dilakukan bila nilai fenotipe ditentukan hanya oleh simpangan rata-rata famili dari rata-rata populasi, atau dengan kata lain simpangan rata-rata individu dari rata-rata farnili diboboti no].
Seleksi dalam famili dilakukan bila nilai
fenotipe ditentukan hanya oleh simpangan rata-rata individu dari rata-rata famili, atau dengan kata lain simpangan rata-rata famili dari rata-rata populasi diboboti no]. Sedangkan seleksi kombinasi merupakan seleksi yang mengkombinasikan seleksi famili dan seleksi dalam famili (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi individu digunakan pada keadaan heritabilitas yang tinggi di mana simpangan dalam famili dan antar famili besar, seleksi dalam famili pada keadaan heritabilitas sedang di mana simpangan dalam famili besar dan antar famili kecil,
dan seleksi famili pada keadaan heritabilitas yang rendah di mana simpangan dalam famili kecil dan antar famili cukup besar. Bila simpangan dalam famili berbeda-beda untuk setiap famili, maka dianjurkan untuk melakukan seleksi
kombinasi, yaitu kombinasi prosedur seleksi famili dan seleksi dalam famili (Falconer & Mackay 1996). Di antara berbagai metode untuk menangani hasil persilangan dari tanaman menyerbuk sendiri maka seleksi silsilah merupakan metode yang umum digunakan para pemulia tananam.
Seleksi silsilah merupakan suatu metode
seleksi yang memperhatikan nenek moyang setiap individu yang terlibat dalam seleksi, dan melibatkan sejumlah besar populasi famili-famili. Secara garis besar seleksi silsilah dimulai dari persilangan tetua, penanaman F1, dan seleksi mulai dilakukan pada generasi F2 karena pada generasi ini segregasi maksimum (Falconer & Mackay 1996) dan diteruskan pada generasi-genersi selanjutnya. Pencatatan dilakukan terhadap gugus individu-individu menurut tetua pada generasi sebelumnya dan gugus ini menyusun satu famili pada generasi yang hendak diperbaiki (Poehlman & Sleper 1996). Pada generasi F2, belum dapat dibentuk famili-famili, heritabilitas masih tergolong tinggi dan contoh berukuran kecil sehingga seleksi individu merupakan pilihan yang tepat. Sedangkan pada generasi pertengahan di mana heritabilitas mulai menurun dan contoh berukuran semakin besar, digunakan seleksi kombinasi antar- dan dalam famili. Akan tetapi pada generasi-generasi akhir seleksi di mana segregasi dianggap telah berakhir atau heritabilitas dalam famili sangat rendah, penggunaan seleksi famili merupakan pilihan yang tepat. Kedelai (Gtycine max L. Merill) merupakan tanaman diploid yang menyerbuk sendiri.
Dengan penyerbukan sendiri ini, maka hampir semua
individu tanamannya bersifat homozigot pada setiap lokus gen. Pasangan ale1 yang homozigot akan tetap homozigot, sedangkan yang heterozigot akan bersegregasi dan menghasilkan genotipe heterozigot dan homozigot dengan perbandingan yang sama.
Dengan penyerbukan sendiri terus menerus maka
keturunan tanaman F1 yang heterozigot akan menuju homozigositas. Menurut Poehlman dan Sleper (1996), tanaman yang menyerbuk sendiri dengan gen tunggal pada generasi selfing ke lima, secara teoritis populasi mengandung 96.875% homozigot dan 3.125% heterozigot. Dengan n pasang gen heterozigot, proporsi tanaman yang bersifat homozigot setelah m generasi serfing
adalah sebesar [(2"-1)/2"In
(Allard 1960).
Sehingga makin besar gen yang
berbeda (n) maka diperlukan generasi makin banyak (m) agar populasi terdiri dari suatu tanaman homozigot. Dengan makin banyaknya komposisi tanaman yang homozigot memberi manfaat pada pekejaan seleksi untuk memilih galur-galur homozigot, yakni pada generasi-generasi lebih lanjut.
Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (discriminatzt analysis) adalah teknik statistika yang dipergunakan untuk mengelompokkan individu atau objek ke dalam suatu kelas atau kelompok berdasarkan sekumpulan peubah bebas (Dillon dan Goldstein 1984).
Analisis diskriminan juga merupakan suatu analisis dengan tujuan
membentuk sejumlah fbngsi melalui kombinasi linier peubah-peubah asal, yang dapat digunakan sebagai cara terbaik untuk memisahkan kelompok-kelompok individu. Fungsi yang dibentuk dari analisis ini yang merupakan fbngsi linier dari peubah disebut sebagai fbngsi linier diskriminan (FLD). Metode diskriminan pertarna kali diperkenalkan oleh Fisher (1936) sebagai suatu teknik statistika yang berguna dalam bidang taksonomi, dan setelah itu banyak digunakan dalam bidang lainnya (Siswadi & Suharjo 1999). Andaikan diketahui dengan jelas adanya kelompok-kelompok objek dengan contohnya, masalah yang ditelusuri dalam analisis diskriminan ialah: (1) mencari cara terbaik untuk menyatakan perbedaan antar kelompok tersebut (masalah diskriminasi), serta (2) cara untuk mengalokasi suatu objek (baru) ke dalam salah satu kelompok tersebut (masalah klasifikasi).
Fungsi diskriminan akan
memberikan nilai-nilai yang sedekat mungkin dalam kelompok dan sejauh munglun antar kelompok.
Disamping dapat digunakan untuk menerangkan
perbedaan antar kelompok juga dapat digunakan dalam masalah klasifikasi. Cara terbaik yang digunakan dalam masalah klasifikasi merupakan cara yang mempunyai peluang terkecil kesalahan klasifikasi atau tingkat kesalahan pengalokasian objek dari kelompok-kelompok tersebut. Jadi adanya dua fbngsi yang berbeda dapat diperoleh karena tujuan kedua masalah tersebut juga berbeda.
Istilah lain bagi analisis ini adalah klasifikasi, alokasi, dan pengenalan pola (Siswadi & Suharjo 1999). Asumsi penting yang hams dipenuhi agar model diskriminan bisa digunakan adalah sebarannya normal peubah ganda, matriks koragam dari semua peubah bebas seharusnya sama, tidak ada interaksi antar peubah atau tidak ada multikolinieritas dan tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) (Timm 2002).
Menurut Dutoit et al. (2002), pendekatan fbngsi diskriminan tidak
mengasumsikan peubah-peubahnya memiliki sebaran peluang normal atau bentuk sebaran peluang lainnya. Asumsi ini akan diperlukan pada saat mengadakan pengujian secara statistik. Analisis diskriminan ini dapat pula digunakan untuk mencari peubah-peubah asal yang dianggap dominan untuk digunakan dalam membedakan antar kelompok.
Salah satu pendekatan yang relatif efisien dalam komputasi ialah
melalui penggunaan peubah secara bertatar yaitu menambahkan peubah satu per satu yang relatif dominan ke dalam fbngsi sampai suatu saat di mana penambahan peubah lainnya dianggap tidak menambah baik diskriminasinya. Analisis diskriminan kanonik bekerja dengan cara mereduksi dimensi seperti . halnya dalam analisis komponen utama, namun konteks ini hanya digunakan dalam analisis diskriminan dan digunakan untuk memberi representasi beberapa peubah dalam ruang yang berdimensi lebih kecil.
Analisis ini berusaha
memperoleh hanya sedikit peubah saja yang dapat membantu mendeskripsikan perbedaan antara beberapa populasi.
Peubah-peubah baru ini merupakan
kombinasi linear dari peubah asal yang diukur, dan disebut peubah kanonik. Untuk memperoleh peubah kanonik ini dari peubah asal tidak diperlukan asumsi sebaran normal ganda, namun analisis ini hanya bisa diterapkan jika semua populasi memiliki matriks koragam yang sama. Analisis diskriminan kanonik banyak digunakan sebagai alat analisis data dalam penelitian keragaman biologi, di mana keragaman biologi ini juga mencakup keragaman genotipe dan fenotipe pada populasi.
Bila analisis
dilakukan pada sifat-sifat morfologi maka tujuannya adalah untuk mempelajari keragaman fenotipe dan bila analisis dilakukan pada Erekwensi ale1 maka
tujuannya adalah untuk mempelajari keragaman gefietik
Penelitian yang
dilakukan oleh Vaylay dan van Santen (2002) untuk mengevaluasi keragaman genetik dari berbagai kelompok umur dan kultivar dari tanaman Tall Fescue (Festuca amtdinacea) dalam responsnya terhadap seleksi alam menggunakan
analisis diskriminan. Dengan menggunakan analisis diskriminan maka dapat dievaluasi adanya keragaman genetik antar kultivar dan juga antar kelompok umur dalam kultivar. Ni et al. (2002)mengadakan penelitian untuk mengevaluasi keragaman genetik dari berbagai koleksi padi (Oryza sativa L.) dan untuk menentukan perbedaan dalam pola keragaman dari 2 subspecies padi japonica dan indica, juga menggunakan analisis diskrimian. Dengan menggunakan analisis
diskriminan dapat dihasilkan matriks jarak genetik.
Yeater et al. (2004)
mengadakan penelitian untuk menilai sumber keragaman genotipe dan fenotipe dari tanaman penutup tanah hairy vetch (Vicia villosa Roth). Tiga belas sifat morfologi diukur pada 42 populasi K villosa. menggunakan analisis
diskriminan yang
Analisis dilakukan dengan
digabungkan dengan
analisis
penggerombolan. Misalkan xl, xz, . . ., 7 ~ adalah g g buah populasi yang saling bebas, dengan g matriks koragam C. Perbedaan vektor rataan berturut-turut PI, p2, . .., ~ l dengan
antara g buah populasi tersebut adalah perbedaan antara rataan populasi dengan 1 vektor rataan keseluruhan yaitu ,Z = - x p i . Suatu matriks A yang berisi jumlah g i=l
kuadrat dari hasil kali selisih antara rataan populasi dan rataan keseluruhan
akan dibandingkan dengan matriks koragam C. Suatu vektor pengamatan x yang berukuranp x 1 yang berasal dari suatu populasi, misalkan populasi ke-i. Ada juga suatu vektor lain, a, bukan vektor no1 yang berukuraq p x 1. Bila didefinisikan suatu populasi univariate ci
=
a'x, akan
memiliki nilai tengah a' pi d m ragam a'za. Dengan demikian dari g buah populasi multivariate kita dapatkan g buah populasi univariate yang masing-masing memiliki nilai tengah a ' p ~ ,atp2, ..., a'&, dan ragam a'Ca. Tujuan berikutnya
abalah memilih vekor a sehingga jika diletakkan g buah nilai tengah dalam suatu garis berdimensi satu, maka titik-titik yang ada akan diletakkan sejauh mungkin. Vektor a di pilih sehingga nilai a'Aa / a'Ca maksimum. Proses ini akan menghasilkan suatu vektor al, dan peubah
al'x yang merupakan peubah
cl =
kanonik pertama, yang diinterpretasikan sebagai peubah tunggal yang paling baik memisahkan g buah populasi yang ada. Peubah kanonik kedua,
c2,
dihasilkan
dengan cara yang sama kecuali penambahan kendala yaitu tidak berkorelasi dengan cl. Peubah ini adalah peubah terbaik kedua yang mampu rnemisahkan g buah populasi. Peubah kanonik berikutnya diperoleh dengan cara yang sama, dan
akan diperoleh sebanyak r = min @, g- 1) peubah kanonik yang tidak berkorelasi satu sama lain. Umurnnya hanya sedikit peubah kanonik saja yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan antar populasi. Plot dua dimensi antara c2 umumnya
cl
dan
sudah cukup jelas dan efektif
Dalam praktiknya, yang kita miliki adalah g buah contoh yang saling bebas yang masing-masing berukuran nl, n2, ..., n,, yaitu (XII, x12, . . ., Xlnl), (~21,~ 2 2 , .. ., ~2n2),..., (x,,,
xg2, . . .,
xgnl) yang diambil dari g buah populasi yang masingdan ragam C yang tidak diketahui.
masing memiliki vektor rataan PI, p2, ..., Selanjutnya dilakukan pendugaan 1 '
p, dengan Fl = - x x ,
; i = 1, 2, ..., g,
11, ,=I
1 R ji dengan F = -T,Cx, B
AII~F,
"8
D
(XI] - )(XI]- )' 1'
1'
, dan
J='
X
&n, )4 dengan D
x 6
=
,
?Ill
l
2
dengan S = '='
=-
=x g
"I
(E, - E)(Fi
Selanjutnya mencari vektor-vektor
vl,
- f)'
n,(2, - f ) ( f l - F)'
v2, . . ., v, (yang berpadanan dengan
vektor al, a2, .. ., a)dengan menyelesiikan permasalahan pengoptimuman
v 'Dv max -----v'Lyv ,fZ-11
dengan kendala vllSv, = 0 untuk i # j (kendala ini untuk memperoleh peubah kanonik yang korelasinya nol). Vektor-vektor vl, v2,
. . ., v,
memuat koefisien
peubah kanonik cl, c2, . . ., cr. Vektor v, dapat dibakukan (tanpa merubah makna) sehingga v,'Sv,
=
1. Dan dengan demikian peubah kanonik cl
=
v,'x akan
memiliki ragam sebesar 1. Jika masalah pemaksimuman di atas dapat diselesaikan, maka v, adalah vektor ciri dari matriks tak simetris S'D,yang berpadanan dengan akar ciri
w = v:Dv,. Peubah kanonik pertama akan dihasilkan jika vl merupakan vektor ciri yang berpadanan dengan akar ciri terbesar. Untuk menguji hipotesis perbedaan nilai tengah dalam rancangan MANOVA, dapat digunakan kriteria akar terbesar Roy, kriteria Wilks' Lambda, trace Hotteling, dan kriteria Pillai (Hair et a1 1998; Timm 2002).
Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi kanonik (AKK) dikembangkan oleh Hotelling (1936), untuk menyelidiki hubungan antara dua himpunan peubah dengan satu atau lebih himpunan koragam (Timm 2002).
AKK merupakan teknik statistika peubah
ganda yang menyelidiki hubungan antara dua gugus peubah (Dillon & Goldstein 1984). Dalam AKK, ha1 penting adalah menyelidiki hubungan antara dua himpunan peubah Y'
=
[Y,, Y2, . . ., Yp] dan X'
antara koragarn 2' = [Z,, Z2,
. . .,
=
[XI, Xz, . . ., Xq]. yang lainnya himpunan
Z,] dan W'
=
[ W1, W2, . . ., W,]. Tujuan AKK
adalah untuk membangun dua himpunan baru dari komponen kanonik U = a'Y dan V = B'X yang merupakan kombinasi linier dari peubah asli di mana korelasi antara U dan V adalah maksimal, dengan batasan bahwa setiap komponen kanonik
U dan Vmemiliki ragam unit (untuk menjamin keunikan, kecuali tanda) dan tidak berkorelasi dengan komponen yang dibangun daiam himpunan.
AKK adalah suatu analisis eksplorasi, pengurangan dimensi dan juga untuk pendugaan.
AKK dapat digunakan untuk menentukan apakah dua himpunan
peubah saling bebas dengan asumsi normal peubah ganda.
Sebagai alat
eksplorasi, digunakan sebagai metode pengurangan data. Dari sejumlah besar peubah, dapat ditempatkan beberapa komponen kanonik dalam setiap himpunan untuk mempelajari dan membangun kembali interkorelasi diantara peubah (Timm 2002) Asumsi yang hams dipenuhi dalam AKK adalah adanya hubungan linieritas yaitu koefisien korelasi antara dua peubah didasarkan pada hubungan linier dan korelasi kanonik memiliki hubungan linier antar komponen, perlunya normal peubah ganda, dan tidak ada multikolinieritas antar anggota kelompok peubah. Kenormalan bukanlah merupakan persyaratan yang ketat, tetapi banyak rekomendasi yang menganjurkan untuk mengevalusi semua peubah dalam ha1 kenormalannya dan dilakukan transformasi bila memungkinkan (Shugan 2003). Dari dua himpunan peubah Y'
=
[YI, Y2, ..., Y], dan X' = [XI,X2, . . ., Xq]
dengan koragam, matriks ,C dan , C di mana s = min (p, q), salah satu tujuan dari
AKK adalah untuk mengidentifikasi komponen kanonik U = aY dan V = B'X di mana korelasi antara U dan V adalah maksimal. Populasi matriks koragam bagi vektor gabungan (YI, Y2, ..., Yp XI,XZ,. . ., Xq) = (Y', X') didefinisikan sebagai
dan korelasi antara U dan V adalah
Pasangan pertarna dari peubah kanonik atau pasangan komponen kanonik pertama, yaitu pasangan kombinasi linier UI,VI yang memiliki unit ragam, yang memaksimumkan korelasi (2).
Pasangan komponen kanonik kedua, adalah
pasangan kombinasi linier U2,V2 yang memaksimumkan korelasi (2) diantara semua pilihan dan tidak berkorelasi dengan pasangan komponen kanonik pertama. .
Dengan demikian, maka pasangan komponen kanonik ke-k, adalah kombinasi linier pasangan Wk, V k yang memiliki unit ragam, yang memaksimurnkan korelasi (2) diantara semua pilihan dan tidak berkorelasi dengan pasangan komponen
kanonik k - 1 sebelumnya. Karena p,,, meliputi komponen kanonik U dan V , maka disebut korelasi kanonik. AKK tidak memerlukan pembentukan skala pengukuran, karena korelasi kanonik tidak berbeda terhadap perubahan lokasi dan skala. Jadi matriks koragam dapat digantikan dengan matriks korelasi populasi. Vektor cirinya yang berkaitan adalah
4 = (diag ~ , ) " ~ a i 4 = (diag ~ , ) " ~ f l di mana t i dan 6 adalah vektor ciri dari
Sering terjadi kasus bahwa beberapa korelasi kanonik pertama pl, n, ..., pk besar sementara yang lainnya
@+I,
pk+2,
..., pp kecil, maka interkorelasi dapat
dinyatakan oleh k komponen pertama. Dengan analisis peubah yang dibakukan, maka U i= cjZ, dan merupakan komponen kanoniknya.
= d;zx.
Komponen pembakuan digunakan untuk
mengevaluasi pengaruh dari tiap peubah terhadap komponen kanonik. Banyak penelitian dalam pemuliaan tanarnan yang xnempelajari keragaman genetik pada tanaman menggunakan analisis kanonik untuk melihat hubungan antara himpunan peubah yang diamati.
Metode ini digunakan oleh pemulia
tanaman untuk mendeterminasi sifat mana yang memberikan kontribusi untuk membedakan keragaman genetik, dan juga untuk menentukan sifat yang paling penting.
Ferreira dan Rezende (2004) mengadakan penelitian pada tanaman
jagung yang terdiri dari 28 varietas yang dievaluasi dengan 2 kelompok sifat, menggunakan analisis kanonik untuk mereduksi jumlah sifat melalui kombinasi liniernya tanpa kehilangan keragaman.
METODE PENELITIAN Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (PPSHB - IPB) yang dilakukan oleh Jambormias (2004). Data terdiri dari data seleksi individu-individu tanaman kedelai persilangan varietas Slamet dengan Nokonsawon generasi F5 dan F6 (lampiran 1 dan 2).
Percobaan dirancang
menurut bagan metode silsilah dengan pengacakan dilakukan sehingga familifamili dalam generasi lanjut tersarang dalam famili generasi sebelumnya. Dua gugus peubah yang diamati, yaitu peubah konkomitan yang terdiri dari 9 peubah dan peubah seleksi yang terdiri dari 2 peubah.
Kelompok peubah
konkomitan (X) adalah umur panen (hari, XI), tinggi tanaman (cm, X2), jumlah cabang (X9, jumlah buku (&), jumlah buku subur (Xs), jumlah polong (&), jumlah polong bernas (X7), jumlah biji (&) dan jumlah biji bernas (Xg); dan peubah seleksi (Y) adalah berat 100 biji (g, Y1) dan berat biji per tanaman (g, Y2)Analisis dilakukan selain pada kelompok silsilah, juga dilakukan pada kelompok seleksi yang menggunakan peubah seleksi sebagai kriteria klasifikasi. Klasifikasi berdasarkan berat biji per tanaman dilakukan dengan analisis gerombol yang membagi generasi F5 menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dengan berat biji per tanaman L 16.26 g dan kelompok dengan berat biji per tanaman > 16.26 g. Klasifikasi berdasarkan berat 100 biji dilakukan berdasarkan kriteria pemisahan biji besar dengan biji kecil yaitu 14 gr per 100 biji. Dari hasil klasifikasi ini terbentuk 4 kelompok seleksi, yaitu kelompok 1 dengan kriteria berat biji per tanaman 5 16.26 g dan berat 100 biji < 14 g, kelompok 2 dengan kriteria berat biji per tanaman L 16.26 g dan berat 100 biji 2 14 g, kelompok 3 dengan kriteria berat biji per tanaman > 16.26 g dan berat 100 biji < 14 g, dan kelompok 4 dengan kriteria berat biji per tanaman > 16.26 g dan berat 100 biji 2 14 g. Pada generasi F5 terbentuk 4 kelompok seleksi sedangkan pada generasi F6 hanya terbentuk 3 kelompok seleksi yaitu kelompok 2,3, dan 4.
16 Kelompok silsilah yang terseleksi pada generasi F5 berjumlah 18 kelompok dan pada generasi F6 hanya berjumlah 16 kelompok, karena kelompok silsilah 92 dan 97 tidak terseleksi lagi pada generasi F6. Kelompok silsilah yang tersusun atas famili-famili dan famili-famili yang tersusun atas individu dan jurnlah setiap individu disajikan pada Tabel 1. Metode
Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis diskriminan kanonik dan analisis korelasi kanonik. Perbandingan nilai tengah antar kelompok silsilah dengan tetua Slamet dilakukan dengan uji-t. Perbandingan ragam antar kelompok silsilah dilakukan dengan Levene's test dan ragam intra kelompok silsilah adalah dengan membandingkan koefisien keragamannya.
Pengolahan data menggunakan paket program SPSS dan
MINITAB. Untuk keperluan analisis silsilah maka diambil nomor silsilah dari generasi F3. Bila pengambilan nomor silsilah dilakukan mulai pada generasi F5, maka
setiap kelompok silsilah hanya memiliki anggota yang sangat sedikit sehingga analisis tidak bisa dilakukan. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan dilakukan untuk mengevaluasi keragaman fenotip antar dan intra kelompok silsilah dan kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6. Dengan analisis diskriminan dapat diketahui peubah-peubah
yang menyebabkan
keragaman antar generasi kelompok silsilah dan kelompok seleksi pada generasi
F5 dan F6
17
Tabel 1 Silsilah 14
Farnili dan individu hasil seleksi pada generasi F5 dan F6 Farnili 14-3
14-14 14-47 14-50
14-5 1 14-53
16
14 55 16-15 16-21 16-27
50
50-53 50-61
92 97 101 106
9219 97 20 101 48 106-10 106-46
125
125-9 125-1 1
Indwidu 14-3-3 14-3-4 14-3-6 14-3-12 14-3-1 5 14-3-22 14-3-23 14-3-26 14-3-35 14-14-41 14 14-42 14147-8 14-50-17 14-50-37 14-50-38 14-50-56 14-50-62 14-50-63 14-5 1-5 14-5 1-9 14-51-14 14-53-12 14-53-25 14-53-47 14 55 35 16-15-21 16-21-23 16-27-42 16-27-43 16 27 47 50-53-18 50-61-17 50 61 38 921927 97 20 4 101 48 13 106-10-45 106-46-13 106 16 18 125-9-34 125-1 1-7 125-1 1-9 125-11-14 125-11-15 125-11-18 125-11-21 125-11-36 125-11-37 125-11-39 125-11-40 1251141
Jumlah F5 F6 2 2 4 6 2 1 1 3 3 2 6 5 3 5 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 4 3 2 1 4 9 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
Silsilah
Farnili
Individu
125-17 12520
125-17-10 125-20-26 125-20-31 125-20-32 125 20 37 158-29-3 158-29-30 158-29-31 158-29-32 158-29-33 158 29-34 1 5 8 2 9 36 200 2 14 250-3-65 250-3-66 250-3-68 250-4-62 250-4-64 250-4-65 250-48-35 250-48-42 250 48 46 290-61-38 290-72-43 290 72 45 297-29-18 297 29 19 307-6-32 307-6-36 307-6-39 307-6-40 307-6-4 1 307-20-29 307-20-60 307-20-83 307-58-4 307-58-76 307-63-53 307-63 307 63 65 315-6911 3 15-69154 315-69-55 315-69-60 315 69 61 3 15169I80 315 71 50 319-24-13 319 24 31 353-4-10 353 5 26
158
158-29
200 250
200 2 2503 250-4 250-48
290
290-61 290-72
297
29729
307
307-6
2 2 1 -4 3 1 1 315 1 3 2 3 2 9 14 28 30 18 20 2 319 4 11 25 353 7 5
307-20
307-58 307-63 315-69
315 71 319-24 353-4 353 5
Jumlah F5 F6 5 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 2 3 5 11 7 3 1 6 8 5 12 3 5 2 2 1 5 4 3 8 2 1 1 2 4 32 1 3 2 3 4 6 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 7 2 1 5 1 1 5 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1
,
Famili
Silsilah
353-7
353-33 353-36
Individu 353-5-30 353-7-12 353-7-38 353-7-42 353-33-23 353-3328 353-36-38 353-36-42 353 36 45
Jumlah F5 F6 1 2 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1
Silsilah
Famili 353-38
35341 359-2
359
Individu 353-38-23 353-38-68 353-38-69 353-38-74 353-1113 359-2-9 359-2- 13 359-2-1 7
Jumlah F5 F6 1 1 4 5 1 1 1 2 3 3 1 2 1
Tahap-tahap analisis: 1. Menguji kehomogenan ragam antar kelompok.
Pengujian kehomogenan
ragam peubah ganda dilakukan dengan Box's M, dan bila menunjukkan ragam kelompok tidak homogen dilanjutkan dengan Levene's test untuk mengetahui peubah mana yang menyebabkan ketidakhomogenan ragam. Bila ragam kelompok tidak homogen dilakukan transformasi Box Cox. 2. Dilakukan uji peubah ganda untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar
kelompok. Dilakukan dengan Hotelling's Trace test. 3. Menguji kesamaan dari rata-rata grup untuk mengetahui peubah-peubah yang
menyebabkan perbedaan antar kelompok. 4. Menentukan peubah yang akan dimasukkan dalam analisis secara bertatar. 5 . Menghitung skor diskriminan dan fbngsi diskriminan. 6. Menentukan peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi diskriminan.
7. Menentukan nilai centroid dan jarak antar kelompok analisis.
Analisis korelasi kanonik AKK dilakukan untuk rnelihat hubungan korelasi antara peubah konkomitan
dengan peubah seleksi. Langkah-langkah dalam pembuatan analisis korelasi kanonik: 1. Menguji asumsi dalam korelasi kanonik
*
Linearitas - koefisien korelasi di antara dua peubah adalah didasarkan pada hubungan linear.
*
Koefisien korelasi memiliki hubungan linear di antara variate.
2. Mengidentifikasi komponen kanonik U
=
a'Y dan V
=
P'X di mana
korelasi antara U dan V adalah maksimal. Korelasi antara U dan V adalah
*
Menurunkan beberapa hngsi kanonik.
- Menghitung koragam, matriks C,,, dan C, dari 2 gugus peubah, yaitu peubah seleksi Y'
=
[YI, Yz] dan peubah konkomitan X'
=
[XI,x2, . . . ,x91. Populasi matriks koragarn bagi vektor gabungan (Yl,
Y2, Xl,
X2,
. . ., X9)= (Y', X') didefinisikan sebagai
- Menghitung korelasi Cov (Z) = p =
4\r
PYI'
LP_
P A
Z adalah peubah yang dibakukan.
-
Menentukan akar ciri (A,) dan vektor ciri e, yang bersesuaian yang diturunkan dari P;:'?P,, P_' Pn.P
1 2
- Menentukan nilai a.
- Nilai f3 ditentukan dengan mencari fl p = p: f l . Sehingga P
pL2p, pit2el dan
r p: p,,,a.
P hams diskalakan kembali sehingga Var (V) = Var (f3'~'"))= f3'pxy f3 = 1 Diperoleh pasangan pertama dari canonic variate U = a ' Z dan V = P'Z
- Korelasi kanoniknya adalah
fi.
3. Menginterpretasi fungsi kanonik
*
Menentukan fbngsi kanonik yang akan dianalisis lebih lanjut dengan kriteria korelasi kanoniknya > 70% dan uji F yang menguji signifikan fingsi kanonik < 0.05.
*
Menggunakan korelasi peubah konkomitan/seleksi dengan peubah kanonik dengan kriteria bila nilainya > 50% maka dinyatakan memiliki korelasi yang tinggi.
Korelasi kanonik ini mengukur
pengaruh keseluruhan dari peubah pada fbngsi kanonik.
*
Menggunakan koefisien korelasi kanonik dari data yang dibakukan untuk melihat kontribusi setiap peubah terhadap hngsi kanonik, di mana korelasi ini mengukur pengaruh individu.
Urutan besarnya
kontribusi ditunjukkan dengan urutan nilai-nilai koefisien kanonik.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Eksplorasi Data
Data yang digunakan adalah data seleksi sehingga beberapa peubah datanya tidak normal, dan ini juga berpengaruh kepada kehomogenan ragam yaitu beberapa peubah ragamnya tidak homogen. Untuk peubah yang menyebabkan ketidakhomogen di antara kelompok dilakukan transformasi. Peubah-peubah dengan ragam yang tidak homogen sebelum dan sesudah transformasi antar kelompok silsilah dan seleksi generasi F5 dan F6 disajikan pada Tabel 2 (Lampiran 6-13). Analisis kehomogenan ragam intra kelompok silsilah generasi F5 dan F6 menunjukkan beberapa kelompok silsilah mempunyai ragam yang tidak homogen, dan setelah transformasi maka semua kelompok silsilah dapat memiliki ragam yang homogen (Lampiran 14-33).
Analisis
kehomogenan ragam intra kelompok seleksi generasi F5 dan F6 menunjukkan beberapa kelompok seleksi mempunyai ragam yang tidak homogen, dan setelah transformasi maka semua kelompok seleksi dapat memiliki ragam yang homogen (Lampiran 34-38). Tabel 2 Peubah dengan ragam yang tidak homogen antar silsilah dan seleksi generasi F5 dan F6 Sebelum transformasi Sesudah transformasi Seleksi Peubah Silsilah Silsilah Seleksi F5 F6 F5 F6 F5 F6 F5 F6 J J Umur panen J J Tinggi tanaman
J
J
J
Jumlah cabang
J
Jumlah buku
J
J
Jumlah buku subur Jumlah p010ng Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
J
J c J
J
c
f
J
J
J
J
J
J
J
J
f
J
c/
Semua peubah konkomitan memiliki hubungan linier dengan peubah seleksi pada generasi F5 dan F6 (Lampiran 39 dan 40).
22
B. Penilaian Keragaman Fenotipe
Penilaian keragaman fenotipe dilakukan pada kelompok silsilah dan kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6. Analisis pada kelompok silsilah dilakukan untuk melihat perbedaan antar dan intra silsilah dalam generasi F5 dan F6, dan analisis pada kelompok seleksi untuk melihat perbedaan antar dan intra
kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6. Digunakan konsep jarak untuk mempelajari perubahan dalam keragaman fenotipe dari sifat morfologi dari generasi F5 dan F6 dalam respons terhadap seleksi yang dilakukan.
Untuk melihat perbedaan ini digunakan analisis
diskriminan kanonik. 1. Diferensiasi Antar Kelompok Silsilah
Silsilah nomor 92 (1 pengamatan) dan nomor 97 (1 pengamatan) tidak dimasukkan dalam analisis karena hanya ada pada generasi F5 tetapi tidak terdapat pada generasi F6. Peubah yang tidak dimasukkan dalam analisis karena menyebabkan ketidakhomogenan ragam antar kelompok silsilah adalah umur panen, tinggi tanaman, jumlah buku, dan jumlah buku subur. a. Diferensiasi Antar Kelompok Silsilah dalam Generasi F5
Hasil uji peubah ganda menunjukkan ada perbedaan antar kelompok silsilah dalam generasi F5 (Lampiran 41). Dari 7 peubah yang dimasukkan dalam analisis ternyata peubah jumlah polong dan berat biji per tanaman tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok, sedangkan 5 peubah lainnya yaitu jumlah cabang, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah biji bernas dan berat 100 biji menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 42). Tidak adanya perbedaan berat biji per tanaman antar kelompok silsilah dalam F5 karena berat biji per tanaman adalah peubah yang digunakan untuk seleksi tanaman, sehingga tanaman yang terseleksi adalah tanaman dengan berat biji yang relatif sama. Lima peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan yaitu jumlah biji, jumlah polong, berat biji per tanaman, jumlah cabang dan berat 100 biji.
(Lampiran 43). Lima fbngsi diskriminan yang terbentuk dan korelasi
kanonik yang mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok silsilah
dalam F5, menunjukkan 2 fbngsi diskriminan pertama memiliki angka korelasi yang cukup besar yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman antar silsilah yang dapat diterangkan sebesar 74.7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua fungsi diskriminan pertama ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok silsilah dalam F5 (Lampiran 44). Ada perbedaan yang nyata dari ratarata centroid dari kedua fbngsi diskriminan yang terbentuk (Lampiran 45). Tidak ada peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi 1, sedangkan peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi 2 adalah peubah jumlah cabang, jumlah biji, dan berat 100 biji (Lampiran 46). Koefisien dari kedua hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 3. Penyebaran nilai centroid dari dua fbngsi diskriminan kanonik pertama untuk kelompok silsilah dalam F5 disajikan pada Gambar 1 (Lampiran 47).
Jarak antara pasangan kelompok
silsilah ini ada yang nyata (P < 0.05) dan ada yang tidak nyata (P > 0.05) (Lampiran 48). Tabel 3 Koefisien hngsi diskriminan generasi F5 dan F6 berdasarkan silsilah Generasi F5 Peubah Generasi F6 1
Jumlah cabang Jumlah polong Jumlah biji Jumlah bij i bernas Berat 100 biji
Berat bijiltanaman (Constant)
.590
.034 -.108
2 .307 -.OX .074
2 1 -.308 1.072 .I86 .014
.026 -.010 688.589 54.839 26.142 14.220 ,638 -.295 -5.229 -1.297 -9.657 -2.479
Hubungan kesamaan dan perbedaan antar kelompok silsilah disajikan pada Tabel 4. Kelompok silsilah 50 berbeda dengan semua kelompok silsilah lainnya, kelompok silsilah 315 tidak berbeda hanya dengan kelompok silsilah 101 dan 3 19, sedangkan kelompok silsilah 3 19 hanya berbeda dengan kelompok silsilah
50, dan kelompok silsilah 297 hanya berbeda dengan kelompok silsilah 50 dan 3 15. Centroid kelompok silsilah hasil seleksi pada fungsi 1 semuanya lebih besar
dari centroid tetua Slamet, ini menunjukkan bahwa semua kelompok silsilah hasil seleksi mempunyai nilai yang lebih besar dari tetua Slamet.
U.
o.o/ 0
Slamet
200
O
359
0'353 307'
125 0
Fungsi 1
Gambar 1 Centroid kelompok silsilah dalam generasi F5 Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F5 disajikan pada Tabel 5. Untuk kedua peubah seleksi yaitu berat 100 biji dan berat biji per tanaman, nilai tengah semua kelompok silsilah menunjukkan perbedaan yang lebih besar dari nilai tengah tetua Slamet. Dengan memperhatikan peubahpeubah lainnya, maka dapat dikatakan bahwa dengan melakukan seleksi untuk perbaikan hasil, maka diikuti pula oleh perbaikan sifat-sifat kuantitatif lainnya. Umur panen umumnya berbeda nyata lebih kecil dari tetua; tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah buku subur umumnya berbeda nyata lebih besar dari tetua, sedangkan jumlah buku umumnya tidak berbeda nyata dengan tetua, dan jumlah polong, jumlah polong berms, jumlah biji, serta jumlah biji bernas untuk semua kelompok silsilah menunjukkan berbeda nyata lebih besar dari tetua.
Tabel 4 Kesamaanlperbedaan antar kelompok silsilah dalam F5
Silsilah 14 16 50 101 106 125 158 200 250 290 297 307 315 319 353 359 Jumlah silsilah
Yang
14
16
beda beda beda
beda beda
50
beda beda
sama
sama sama sama
beda beda beda beda beda beda beda beda beda beda beda beda beda
10
7
15
sama
beda beda beda beda beda sama sama
beda beda sama
beda
sama
beda sama sama
beda beda sama sama
beda
(semua)
101
106
sama
beda
beda beda
sama
beda sama
sama sama
beda beda sama sama sama
beda sama sama sama
sama sama sama sama sama sama sama
beda
125
beda beda beda sama sama
beda beda beda sama sama
beda beda
158
200
beda
beda
sama
sama
beda beda
beda beda
sama
sama
beda
beda sama
sama
beda beda
beda beda
sama sama
sama sama
beda
beda
sama
sama
beda
beda
beda
sama sama sama
sama
sama
sama sama sama
6
3
9
8
7
250
290
beda beda beda
sama
sama sama
sama sama sama
beda beda beda
beda beda
beda beda sama
297
307
315
319
353
359
sama sama
beda
beda beda beda
sama sama
beda
sama sama
beda
beda
sama
sama sama sama sama sama sama sama sama sama sama
sama sama
beda sama sama sama sama sama sama sama
sama
beda beda sama
beda sama sama
beda beda
sama sama
sama
beda beda
beda beda
sama
beda
beda
sama
sama
beda
beda
sama
sama
sama sama sama
sama sama sama
9
7
2
7
sama
beda beda beda beda beda beda beda beda sama
beda beda
sama
beda beda
sama sama
sama sama sama sama sama sama sama sama
beda
beda
sama
sama sama
beda beda sama
beda beda
sama sama
sama
1
7
Tabel 5 Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua slamet generasi F5 PeKelompok Silsilah Ubah 14 16 50 106 125 158 200 250 290 297 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y1 Y2
99.79* 55.56'" 5.05* 15.23* 12.46'" 68.07* 62.75* 127.79* 122.88* 12.28* 14.86*
97.57* 68.26* 3.43* 19.00* 16.14' 66.29* 61.86* 129.86" 113.57* 13.50* 14.23*
91.50* 54.25'" 4.25* 14.75'" 12.00'" 66.25* 62.25' 147.25* 120.75* 11.49* 13.86*
103.20'" 63.80* 3.00* 17.40'" 14.80* 61.80* 56.20* 1 1 1.20* 105.60* 12.96* 13.62*
98.83* 100.25* 76.09* 67.63* 3.56* 3.98' 17.v6.88'" 14.37* 14.19* 58.35* 57,25* 53.58* 54.13* 105.73* 115.69* 10 1.74* 108.44* 1292* 12.48* 13.01* 13.00*
98.86* 61.00* 3.291: 16.86'" 13.86* 76.00* 70.14* 144.00' 134.43* 13.04* 16.72*
103.74'" 95.67* 70.30* 65,67* 3.26* 4.33* 18.07' 17.00'" 14.37* 14.33* 57.37* 50.50* 51.33* 46.00* 101.26* 93.50' 94.78* 90.83* 14.55* 14.33* 13.36* 12.84*
98.17* 76.00* 4.83* 17.67'" 14,33* 70.67* 67.33* 135.33* 130.83* 12.28* 15.89*
307 97.63* 56.74'" 3.63* 16.37'" 13.67' 66.22* 58.37* 120.22* 109.89* 13.04* 13.78*
315 319 100.33'" 94.00* 84.33* 68.50* 4.42* 3.00'" 19.17* 17.00'" 15.42* 14.00'" 71.75* 45.50* 65.00* 42.50* 123.83* 86.00* 121.17* 77.00* 10.77* 16.91* 12.73* 11.40*
Tetua 353 359 Slamet 96.96* 99.00'" 102.18 55.57'" 58.40'" 53.63 1.82 3.65* 3.80* 15.52'" 16.20m 16.50 13.17* 13.00'" 11.92 66.48* 61.80* 33.76 59.52* 58.80* 26.32 116.65* 123.00* 59.39 109.26% 115.20* 54.58 9.13 12.59* 13.35* 13.21* 15.12* 4.96
Keterangan: XI = umur panen (hari), X2 = tinggi tanaman (cm), X3 = jumlah cabang, X4 = jumlah buku, X5 = jumlah buku subur, X6 = jumlah polong, X7 = jumlah polong bernas, X8 = jumlah biji, X9 = jumlah biji bernas, Y 1 = berat 100 biji (gr), Y2 = berat biji per ~~naman (gr). Tanda di belakang nilai tengah hitung kelompok silsilah adalah beda nilai tengah hitung kelompok silsilah dengan tetua Slamet. * = berbeda nyata pada nilai kritis 0.05 tn = tidak nyata.
27
Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F5 disajikan pada Tabel 6. Perbandingan ragam kelompok silsilah generasi F5 dengan tetua Slamet pada peubah seleksi berat biji per tanaman, umumnya berbeda nyata lebih besar dari ragam pada tetua Slamet, kecuali pada kelompok silsilah 3 15 dan 3 19 yang ragamnya tidak berbeda dengan ragam tetua Slamet. Peubah-peubah jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah biji bernas menunjukkan ragam yang lebih tinggi dari tetua Slamet. Tingginya keragaman pada kelompok seleksi mengindikasikan adanya individu-individu dalam kelompok seleksi yang memiliki nilai individu tinggi diantara gugusan individu lainnya yang bernilai rendah, dan ini menunjukkan bahwa keragaman genetik pada kelompok seleksi masih tinggi. Kelompok silsilah dengan nilai tengah dan keragaman yang tinggi dapat terus dikembangkan untuk diseleksi, untuk menghasilkan galur-galur harapan yang identik secara genetik.
b. Diferensiasi Antar Kelompok Silsilah dalam Generasi F6 Hasil uji peubah ganda menunjukkan ada perbedaan antar kelompok silsilah dalam generasi F6 (Lampiran 41). Dari 7 peubah yang dimasukkan dalam analisis ternyata semua peubah menunjukkan perbedaan pada kelompok silsilah yang terbentuk (Lampiran 49). Empat peubah digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan (Lampiran 50) yaitu jumlah polong, jumlah biji bernas, jumlah cabang, dan berat 100 biji;
peubah yang tidak digunakan dalam membentuk fbngsi diskriminan adalah jumlah polong bernas, jumlah biji, dan berat biji per tanaman. Empat fbngsi diskriminan yang terbentuk, tetapi hanya 2 fbngsi diskriminan pertama memiliki angka korelasi yang cukup besar yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman antar silsilah yang dapat diterangkan sebesar 94.00/0, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua fbngsi diskriminan pertama ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok silsilah dalam F6 (Lampiran 44). Ada perbedaan yang nyata dari rata-rata centroid dari kedua fbngsi diskriminan yang terbentuk (Lampiran 45).
Tabel 6 Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F5 PeKelompok Silsilah Ubah 14 16 50 X1 10.35* 5.95* 8.33*1 14.70'" 12.84* 19.67'" 28.81'" 13.43'" 6.67* 4.17*1 21.93'" 13.70'"
Tetua
0 359 Slamet 0.00*1 26.13'"
0.00* 14.14
Keterangan: X1 = umur panen (hari), X2 = tinggi tanaman (cm), X3 = jumlah cabang, X4 = jumlah buku, X5 = jumlah buku subur, X6 = jumlah polong, X7 = jumlah polong bernas, X8 = jumlah biji, X9 = jumlah biji bernas, Y l = berat 100 biji (gr), Y2 = berat biji per tanaman
Cgr). Tanda di belakang nilai tengah hitung kelompok silsilah adalah beda nilai tengah hitung kelompok silsilah dengan tetua Slamet. * = berbeda nyata pada nilai kritis 0.05 tn = tidak nyata.
Fungsi 1
Gambar 2
Centroid kelompok silsilah dalam generasi F6
Peubah yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan hngsi 1 adalah peubah jumlah biji bernas dan jumlah polong dan untuk hngsi 2 adalah jumlah cabang (Lampiran 46).
Koefisien dari 2 hngsi diskriminan yang terbentuk
disajikan pada Tabel 3. Penyebaran nilai centroid dari dua fungsi diskriminan kanonik pertama untuk kelompok silsilah dalam F6 disajikan pada Gambar 2 (Lampiran 47).
Jarak antara pasangan kelompok silsilah ini ada yang nyata (P < 0.05) dan ada yang tidak nyata (P > 0.05) (Lampiran 5 1). Hubungan kesamaan dan perbedaan
30
antar kelompok silsilah ini disajikan pada Tabel 7. Centroid kelompok silsilah hasil seleksi pada fungsi 1 semuanya lebih besar dari centroid tetua Slamet, ini menunjukkan bahwa semua kelompok silsilah hasil seleksi mempunyai nilai yang lebih besar dari tetua Slamet. Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 disajikan pada Tabel 8. Untuk kedua peubah seleksi yaitu berat 100 biji dan
berat biji per tanaman, nilai tengah semua kelompok silsilah menunjukkan perbedaan yang lebih besar dari nilai tengah tetua Slamet.
Dengan
memperhatikan peubah-peubah lainnya, maka dapat dikatakan bahwa dengan melakukan seleksi untuk perbaikan hasil, maka diikuti pula oleh perbaikan sifatsifat kuantitatif lainnya. Umur panen umumnya berbeda nyata lebih kecil dari tetua; tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong bemas, jumlah biji, dan jumlah biji bemas umumnya berbeda nyata lebih besar dari tetua, sedangkan jumlah cabang umumnya tidak berbeda nyata dengan tetua. Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 disajikan pada Tabel 9. Ragam kelornpok silsilah generasi F6 dengan tetua Slamet pada peubah seleksi berat biji per tanaman, semuanya lebih besar dari ragam tetua Slamet. Peubah-peubah konkomitan yang menunjukkan nilai ragam yang lebih besar dari tetua Slamet adalah peubah jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas. Tingginya keragaman pada kelompok seleksi mengindikasikan adanya individu-individu dalam kelompok seleksi yang memiliki nilai individu tinggi diantara gugusan individu lainnya yang bernilai rendah yang menunjukkan bahwa keragaman genetik pada kelompok silsilah masih tinggi. Kelompok silsilah dengan nilai tengah dan keragaman yang tinggi dapat terus dikembangkan untuk diseleksi, untuk menghasilkan galur-galur harapan yang identik secara genetik.
Tabel 7 Kesamaadperbedaan antar kelompok silsilah dalam F6 Silsilah 14 16 50 101 106 125 158 200 250 290 297 307 3 15 3 19 353 359
Jumlah silsiiah Yang berbeda
14
be& sama beda beda beda beda beda beda beda beda sama beda beda beda beda
16
50
101
106
125
158
beda
sama beda
beda sama beda
beda sama beda sama
beda beda beda sama sama
beda beda beda sama beda beda
beda sama sama beda beda sama beda beda sama beda sama beda sama beda
200
250
290
297
307
315
319
353
359
beda sama beda sama sama sama sama
beda beda beda sama sama beda beda sama
beda beda beda beda beda beda beda beda beda
beda sama sama sama sama beda beda sama beda beda
sama beda beda sama beda beda beda beda beda sama beda
beda sama beda sama sama beda sama sama beda beda sama beda
beda beda beda sama beda beda beda beda beda beda beda sama beda
beda sama beda sama sama beda beda sama beda beda sama beda sama beda
beda beda beda sama beda beda beda beda beda beda beda beda sama beda sama
beda beda beda beda beda beda beda sama beda beda beda sama beda
sama sama sama sama sama beda sama sama sama sama sama sama
sama sama sama sama beda sama beda sama beda beda beda
beda sama beda beda beda beda beda beda beda beda
sama beda beda beda beda sama beda beda beda
sama beda sama beda sama beda sama beda
beda beda beda beda beda beda beda
beda sama beda beda beda beda
beda sama beda sama beda
beda sama beda beda
beda sama sama
beda beda
sama
12
3
7
12
12
6
12
14
8
11
7
13
8
12
Tabel 8 Perbandingan nilai tengah kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 PeKelompok Silsilah Tetua ubah 14 16 50 106 125 359 Slamet 158 200 250 290 297 307 315 319 353 88.771' 89.38* 86.001: 91.83* 88.49* 89.11* 85.18* 89.80* 92.00* 89.20* 90.80* 95.67 X1 88.41* 86.60* 88.00* 92.67" X2 50.00' 73.20'" 46.00'" 66.00'" 62.71* 82.48* 75.00'" 75,27* 65.03'" 78.89* 45.73* 85.20* 73.40'" 59.13* 77.20* 65.58 1.97* 2.40* 4.00* .67'" 1.00'" 1.19'" 2.11* 2.40* .60'" 2.27* 3.20* 1.22 1.67'" 1.14'" 1.57'" 1.18'" X3 13.62'" 18.00* 12.00'" 16.33* 17.67* 17.24* 15.03* 15.44* 13.09* 21.00* 16.20* 15.67* 17.20* 13.86 16.54* 20.43* X4 X5 11.11* 16.40* 9.00'" 14.67* 14.0721* 17.71' 14.67* 14.68* 11.95'" 13.11'" 10.36* 18.80* 12.80'" 14.20* 15.60* 11.87 X6 53.57* 77.40* 59.00* 65.67* 63.19* 88.76* 76.00* 70.44* 42.62'" 73.44* 48.64* 86.00* 64.20* 86.60* 105.00* 44.61 X7 50.35* 76.00* 59.00* 62.67* 60.84* 86.76* 73.33* 67.20* 41.26'" 70.22* 46.91* 81.40* 55.80* 83.13* 101.00* 42.84 X8 102.84* 167.00* 105.00'" 155.00* 127.50* 186.95* 161.33* 134.76* 83.95* 149.00* 102.00* 188.20* 99.80'" 170.87* 195.60* 91.56 X9 99.16* 163.60* 102.00'" 147.33* 121.61* 178.19* 150.33* 126.00* 80.35* 139.33* 97.18'" 182.80* 89.00'" 164.27' 187.20* 87.41 8.48 Y1 18.51* 15.54* 16.56* 15.76* 17.33* 16.32* 16.74* 17.91* 20.16* 16.79* 19.07* 17.21* 20.64* 16.34* 17.22* 8.68 18.06* 30.47* 18.32* 26.05* 32.661' 25.45* 16.89* 25.05* 22.31* 15.88* 22.83* 17.95* 23.26* 20.90* 29.08* Y2 Keterangan: X1 = umur panen (hari), X2 = tinggi tanaman (cm), X3 = jurnlah cabang, X4 = jumlah buku, X5 = jumlah buku subur, X6 = jumlah polong, X7 = jumlah polong bernas, X8 = jumlah biji, X9 = jumlah biji bernas, Y 1 = berat 100 biji (gr), Y2 = berat biji per tanaman (gr). Tanda di belakang nilai tengah hitung kelompok silsilah adalah beda nilai tengah hitung kelompok silsilah dengan tetua Slarnet. * = berbeda nyata pada nilai kritis 0.05 tn = tidak npata.
Tabel 9 Perbandingan ragam kelompok silsilah dengan tetua Slamet generasi F6 Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y1 Y2
Kelompok Silsilah 14 16 106 158 200 250 125 290 297 315 307 319 353 359 Slamet 2.58'" 12.80'" 8.33'" 3.58"' 7.15'" 12.00'" 7.75'" 4.26'" 5.86' 23.76* 2.70'" 54.50* 14.89* 1 0 . 7 0 ~ 5.24 98.89m539.70' 244.00'" 70.12* 106.16~237.00'"100.15'" 51.69* 497.1 l* 271.62'" 202.20'"812.80* 131.55'" 16.70 '"149.08 1.30W 1.30'" 0.33'" 1.10'" 0.66* 2.33'" 1.00* 0.99' 0.86'" 0.76'" 0.30'" 0.30'" 0.64* 1.70m 1.19 6.24'" 18.00* 4.33W 5.89* 7.06* 6.33'" 4.49'" 6.08'" 9.53* 9.89* 8.00* 26.70* 6.95* 9.20'" 2.96 5.10'" 13.30* 10.33'" 5.56* 6.01m 2.33" 5.62* 6.94* 11.61* 9.05* 6.70'" 19.20* 6.03t" 8.30'" 3.17 147.42* 40.30'" 90.33W170.57* 33 1.49* 4 12.00*233.20* 196.08* 205.03* 145.46* 1749.50*277.20* 567.83* 534.00 * 49.98 145.62* 51.50'" 156.33'"173 34* 3 10.09* 472.33* 164.21* 184.67* 215.44* 138.89*1428.30* 199.70* 550.27* 455.50 * 44.76 693.36* 494.00'" 463.00L"757. 14*1 153.65*1692.34*945.39*792.22* 945.50* 1046.40*1122.20*213.70"2622.98*2488.30 *287.98 470.36'" 5 18.80'" 576.33'"734.98* 1189.46*1001.34'"802.45*766.90* 973.00*1139.96* 1039.70'" 121.50h2168.36*1907.20 *287.98 4.58* 0.50'" 0.27'" 2.05* 2.19* 0.63'" 4.66* 3.96* 8.60* 5.93* 17.40* 10.68* 5.26* 2.77 '" 0.90 9.43'" 15.32* 17.35"' 18.23* 40.13* 20.53'" 19.93* 20.23* 13.20'" 15.47'" 6.33'" 10.31'" 27.44* 115.51* 5.71 ---
-
-
-
--
-
Keterangan: XI = umur panen (hari), X2 = tinggi tanarnan (cm), X3 = jumlah cabang, X4 = jumlah buku, X5 = jumlah buku subur, X6 = jumlah polong, X7 = jumlah polong bemas, X8 = jumlah biji, X9 = jumlah biji bernas, Y1 = berat 100 biji (gr), Y2 = berat biji per tanaman (gr). Tanda di belakang nilai tengah hitung kelompok silsilah adalah beda nilai tengah hitung kelompok silsilah dengan tetua Slamet. * = berbeda nyata pa& nilai kritis 0.05 tn = tidak nyata.
c. Diferensiasi Intra Kelompok Silsilah dalam Generasi F5 dan F6
Dari uji kehomogenan ragam kelompok silsilah antar generasi F5 dan F6 didapatkan bahwa setelah transformasi masing-masing kelompok silsilah memiliki ragam yang homogen untuk semua peubah (Lampiran 14-33), sehingga untuk analisis intra kelompok silsilah akan dimasukkan semua peubah. Perbedaan koefisien keragaman intra kelompok silsilah dalam generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa terjadi penurunan ragam dari generasi F5 ke generasi F6 untuk peubah seleksi berat biji per tanaman dan berat 100 biji, kecuali untuk
peubah berat biji per tanaman pada kelompok silsilah 290 dan 319, dan untuk peubah berat 100 biji pada kelompok silsilah 297, 3 15, dan 359 yang mengalami peningkatan ragam (Tabel 10). Tetua Slarnet mengalami peningkatan ragam pada peubah berat biji per tanaman, sedangkan pada peubah berat 100 biji mengalami penurunan ragam. Jumlah kelompok silsilah yang saling berbeda umumnya menunjukkan adanya peningkatan dari generasi F5 ke generasi F6, kecuali pada kelompok silsilah 50, 101, 200, dan 3 15 (tabel 4 dan 7). Hal ini menunjukkan bahwa dengail seleksi menyebabkan perbedaan antar silsilah makin besar dari generasi F5 ke generasi F6. Keadaan ini juga ditunjukkan oleh gambar centroid kelompok
silsilah generasi F5 dan F6 (Gambar 1 dan 2), di mana posisi kelompok silsilah makin menyebar pada generasi F6 bila dibandingkan dengan generasi F5. Hasil uji peubah ganda intra kelompok silsilah generasi F5 dengan generasi F6 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara generasi F5 dengan F6 pada
kelompok-kelompok silsilah nomor 14, 125, 158, 200, 250, 290, 297, 307, 3 15, dan 353; sedangkan kelompok silsilah yang tidak berbeda adalah nomor 16, 50, 106,3 19, dan 359 (Lampiran 52).
Tabel 10 Koefisien keragaman peubah seleksi kelompok silsilah dalam generasi F5 dan F6
-
Peubah
Gen
Y1
F5 F6 F5 F6
Y2 L
14
16
22.74 33.53 11.56 4.54
106 4.27 3.27
125
158
Keterangan: Y 1 = berat 100 biji Y2 = berat biji per tanaman
250
290
297
307
315
319
15.11 11.90 6.46 16.10 17.83 48.40 12.05 9.87 17.47 12.77 24.23 15.84 23.19 42.66 32.99 13.97 38.05 32.69 15.21 3.47 8.26 17.53 21.79 18.09 20.01 28.32 15.91 21.92
13.02 20.25 8.26 9.06
34.88 27.58 32.10 25.59 17.01 15.38 17.91 20.43
200 16.06 4.75
353
359
14.13 14.04
5.33 9.67
22.30 20.11
37.49 32.91
Hsl Seleksi 15.55 17.92 11.20 12.52 22.78 29.99 27.53 27.37
Slamet
Silsilah nomor 14
Dari 1 1 peubah yang dimasukkan dalam analisis ternyata semua peubah menunjukkan perbedaan antar generasi F5 dan F6 (Lampiran 53). Lima peubah digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, berat biji per tanaman, jumlah biji, dan jumlah buku subur (Lampiran 54). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk. Korelasi kanonik yang mengukur hubungan antara skor diskriminan generasi F5 dan F6 pada silsilah nomor 14, menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5), yang signifikan (P < 0.01)dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar
loo%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa fingsi
diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan generasi F5 dan F6 dalam silsilah nomor 14, dan peubah yang berkorelasi tinggi dengan fungsi yang terbentuk adalah umur panen (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 1 1. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 14 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 198.302 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 14 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 14 pada generasi F6. Silsilah Nomor 16
Dari 1 1 peubah yang dimasukkan dalam analisis ada 2 peubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 yaitu peubah umur panen dan berat biji per tanaman (Lampiran 56). Ada 3 peubah yang digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, berat biji per tanaman, dan jumlah polong bernas (Lampiran 57). Satu fbngsi diskriminan yang terbentuk. Korelasi kanonik yang mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 16 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa fingsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang
cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar
loo%,
Tabel 11 Koefisien hngsi diskriminan kelompok silsilah dalam generasi F5 d m F6 Peubah
Nomor Silsilah 125 158 200 290 297 307 315 319 353 359 250 Umur panen 2037.819 .238 .215 .325 .526 -.809-.I82 .481 -.081 Tinggi tanaman -.023 .039 ,045 .226 Jumlah cabang .452 -.602 .753 1.336 1.382 3.875 Jumlah buku .557 Jurnlah buku subur .195 -.214 Jumlah polong .I66 -. 045 Jumlah polong bemas ,102 -. 150 Jumlah biji .021 -.047 Jumlah biji bemas ,027 Berat 100 biji 3.158 1.848 .442 -.530 -.202 -.245 -.809 .283 Berat biji per tanaman -.265 -.519 -. 154 -.I79 -.211 .294 -.784 .650 (Constant) -144.487-39.215-39.469-25.899 -28.566-17.354-12.925-26.355-41.231~6.3489.098r41.785-1.6072.195-15.354 14 16 50 3 1.226 ,452
106
Tabel 12 Centroid kelompok silsilah dalam generasi F5 d m F6 Generasi Nomor Silsilah 14 16 50 106 125 158 200 250 290 297 307 315 319 353 359 F5 2.675 3.888 -3.205-1.939-3.801 4.156 1.417-1.725 8.645-5.383-1.633 6.3882.143-2.543-2.129 F6 -4.122 -5.443 12.820 3.232 3.21 1-3.167-3.307) 1.136-1.402 3.588 3.860-15.332 -.857 3.90C 2.129
sehingga dapat disimpulkan bahwa fingsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 16 dalam generasi F5 dan F6. Tidak ada peubah-peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11.
Nilai centroid dari fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 16 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 67.725 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 16 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 16 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 50 Dari 1 1 peubah yang dimasukkan dalam analisis hanya 1 peubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 yaitu peubah berat 100 biji (Lampiran 58), dan hanya peubah tersebut yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan &iran 59). Hanya 1 fungsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 50 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki an&
korelasi
yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 50 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang digunakan dalam analisis yaitu peubah berat 100 biji
berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 50 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 205.429 dengan angka sig. 0.01, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 50 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 50 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 106
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis ada 4 peubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, berat 100 biji dan berat biji per tanaman (Lampiran 60), tetapi hanya peubah berat 100 biji yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan (Lampiran 6 1). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 106 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk rnemiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 106 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang digunakan dalam analisis yaitu peubah berat 100 biji berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 14. Jarak kelompok silsilah nomor 106 pada generasi F5 dengan. generasi F6 adalah 50.154 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 106 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 106 pada generasi F6. Silsilah Nomor 125
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis hanya peubah jumlah buku subur yang tidak menunjukkan perbedaan antara generasi F5 dengan F6 (Lampiran 62).
Ada 5 peubah yang
digunakan untuk membentuk hngsi
diskriminan, yaitu peubah umur panen, berat 100 biji, jumlah cabang, jumlah biji bernas, dan tinggi tanaman (Lampiran 63). Hanya 1 fbngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 125 pada generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar 10O0h, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi
diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 125 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan fungsi yang terbentuk adalah hanya peubah umur panen (Lampiran 55). Koefisien dari fhngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 1 1. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 125 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 476.332 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 125 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 125 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 158 Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa semua peubah menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 (Lampiran 64). Ada 4 peubah yang
digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu berat
bijikanaman, umur panen, jumlah cabang, dan jumlah buku subur (Lampiran 65). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 158 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa fungsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 158 dalam generasi F5 dan F6. Tidak ada peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari fkngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 158 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 101.303 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 158 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 158 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 200
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah umur panen dan berat 100 biji (Lampiran 66), dan keduanya digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan (Lampiran 67). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 200 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 200 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah umur panen (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 200 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 20.5 10 dengan angka sig. 0.001, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 200 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 200 pada generasi F6. Silsilah Nomor 250
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubah yang tidak menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah jumlah buku dan jumlah buku subur (Lampiran 68).
Lima peubah yang
digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, berat 100 biji, berat bijiltanaman, jumlah polong, dan jumlah polong bernas (Lampiran 69).
Hanya 1 fbngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah silsilah nomor 250 pada generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi
diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah umur panen (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari kngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 250 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 123.499 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 250 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 250 pada generasi F6. Silsilah Nomor 290
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubahpeubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah umur panen, jumlah cabang, jumlah buku subur, dan berat 100 biji (Lampiran 70). Empat peubah yang digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan, yaitu
peubah umur panen, jumlah cabang, berat 100 biji, dan berat biji per tanaman (Lampiran 7 1). Hanya 1 fungsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 250 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6. Tidak ada peubah yang berkorelasi tinggi dengan fungsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 290 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 120.854 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 290 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 290 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 297
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubahpeubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah umur panen, jumlah cabang, berat 100 biji dan berat biji per tanaman (Lampiran 72). Ada tiga peubah yang digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, jumlah buku, dan berat 100 biji (Lampiran 73). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 297 pada generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk merniliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar 100°?, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 297 dalam generasi F5 dan F6. Tidak ada peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 297 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 81.719 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 297 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 297 pada generasi F6. Silsilah Nomor 307
Dari 1 1 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubahpeubah yang tidak menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah jumlah biji dan jumlah biji bernas (Lampiran 74). Ada lima peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, tinggi tanaman, jumlah polong, berat 100 biji, dan berat biji per tanaman (Lampiran 75). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 307 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang
dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 307 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat 100 biji (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 307 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 41.319 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 307 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 307 pada generasi F6. Silsilah Nomor 315 Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubahpeubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah umur panen, jumlah cabang, jumlah biji, jumlah biji bernas, berat 100 biji dan berat biji per tanaman (Lampiran 76). Ada empat peubah yang digunakan untuk membentuk fingsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, tinggi tanaman,. jumlah cabang, dan berat biji per tanaman (Lampiran 77). Hanya 1 fbngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 315 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa hngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 3 15 dalam generasi F5 dan F6. Tidak ada peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 1 1. Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 315 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 333.020 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 3 15 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 3 15 pada generasi F6.
Silsilah Nomor 319
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubahpeubah yang menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah jumlah cabang dan berat biji per tanaman (Lampiran 78). Hanya satu peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu peubah jumlah cabang (Lampiran 79). Hanya 1 fingsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 319 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa fingsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fingsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 3 19 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah jumlah cabang (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11 Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 319 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 12.857 dengan angka sig. 0.016, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 319 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 3 19 pada generasi F6. Silsilah Nomor 353
Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubah yang tidak menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah tinggi tanaman, jumlah buku dan jumlah buku subur (Lampiran 80). Tiga peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu peubah umur panen, jumlah biji, d m berat biji per tanaman (Lampiran 81). Hanya 1 hngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 353 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) d m keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fingsi
diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 353 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 55). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 11. Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 353 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 118.669 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 353 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 353 pada generasi F6. Silsilah Nomor 359 Dari 11 peubah yang dimasukkan dalam analisis didapatkan bahwa peubah yang tidak menunjukkan perbedaan pada generasi F5 dan F6 adalah peubah jumlah cabang, jumlah buku, dan jumlah buku subur (Lampiran 82). Hanya satu peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan, yaitu peubah tinggi tanaman (Lampiran 83). Hanya 1 fbngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari silsilah nomor 359 pada generasi F5 dan F6, menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan silsilah nomor 359 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah tinggi tanaman (Lampiran 55). Koefisien dari hngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 1 1. Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 12. Jarak kelompok silsilah nomor 359 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 45.313 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok silsilah nomor 359 pada generasi F5 dengan kelompok silsilah nomor 359 pada generasi F6.
Kelompok silsilah yang tidak dapat dianalisis
Silsilah nomor 101, karena pada generasi F5 hanya terdiri dari 1 pengamatan dan pada generasi F6 juga hanya 1 pengamatan. 2. Diferensiasi Berdasarkan KIasifikasi Peubah Seleksi
a. Diferensiasi Antar Kelompok Seleksi dalam Generasi F5 Klasifikasi berdasarkan peubah seleksi menghasilkan 4 kelompok seleksi, yaitu, kelompok 1: berat biji per tanaman 5 16 g dan berat 100 biji < 14 g, 16 g dan berat 100 biji 2 14 g, kelompok 2: berat biji per tanaman I kelompok 3: berat biji per tanaman > 16 g dan berat 100 biji < 14 g, dan kelompok 4: berat biji per tanaman > 16 g dan berat 100 biji > 14 g. Analisis diskriminan hanya dilakukan pada peubah konkomitant untuk melihat perbedaan antar peubah tersebut pada kelompok seleksi yang berbeda. Semua peubah dimasukkan dalam analisis karena ragamnya homogen Hasil uji peubah ganda menunjukkan ada perbedaan antar kelompok seleksi dalam generasi F5 (Lampiran 84). Dari 9 peubah yang dimasukkan dalam analisis teniyata hanya peubah tinggi tanaman yang tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok, sedangkan 8 peubah iainnya yaitu umur panen, jumlah cabang, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 85). Dua peubah digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan, yaitu jumlah biji dan umur panen (Lampiran 86). Dua fbngsi diskriminan yang terbentuk dan korelasi kanonik yang mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok seleksi dalam F5, menunjukkan fingsi diskriminan pertarna memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5), yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar 98.2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok yang dibentuk (Lampiran 87). Peubah yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah jumlah biji bernas (Lampiran 88).
Koefisien dari fLngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 13 dan centroid dari kelompok seleksi dalam F5 disajikan pada Tabel 14. Kelompok 2 paling berbeda profilnya dengan kelompok 3, dan sebaliknya kelompok 1 dengan kelompok 4 mempunyai perbedaan yang terkecil, dan semua kelompok saling berbeda satu dengan yang lain (Lampiran 89).
Perbandingan nilai tengah
kelompok seleksi F5 disajikan pada Tabel 15. Tabel 13 Koefisien fbngsi diskriminan kelompok seleksi dalam F5 dan F6 F5 F6 Peubah Umur panen ~wnlahpolong Jurnlah biji Jurnlah biji bernas (Constant1
-.011 -.026 .041 -3.617
.043 -3.611
Tabel 14 Centroid kelompok F5 dan F6 berdasarkan silsilah Kelompok seleksi 1
F5
F6
-.272
Tabel 15 Perbandingan nilai tengah antar kelompok seleksi F5 dan tetua Slamet Peubah
Kelompok silsilaha' Tetua 1 2 3 4 Slamet Urnur panen 98.78a 100.33bc 99.12ab 101.63bc 102.18 c T'inggitanarnan 65.92a 65.90 a 69.84 a 73.13 a 53.63 b Jumlah cabang 3.96a 2.96 b 5.35 c 4.50ac 1.82 d Jurnlah buku 16.67a 16.27 a 17.59 b 18.25 b 16.50 a Jurnlah buku subur 13.77a 12.69 b 15.27 c 15.25 c 11.92 b Jumlah polong 59.52a 44.86 b 92.35 c 72.25 d 33.76 e Jurnlah polong berms 54.41a 40.04 b 85.20 c 68.13 d 26.32 e Jurnlah bij i 108.64a 79.33 b 176.57 c 136.25 d 59.39 e Jurnlah biji berms 103.24a 73.73 b 167.27 c 128.00 d 54.58 e Berat 100 biji 12.03a 16.15 b 12.23 a 16.31 b 9.13 c Berat biji/tanaman 12.29a 11.66 a 20.26 b 20.12 b 4.96 c Urntan hurufr&belakangnilai ten@ pada baris menunjukkan beda nilai tengah h h g , di rnana huruf yang sama menunjukkan tidak ada berbedaan dan huruf yang b e e rnenunjukkan ada perbedaan nilai tengah hitung.
"'
Umumnya semua kelompok seleksi berbeda dengan tetua Slamet. Nilai tengah peubah tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, jurnlah
biji bernas, berat 100 biji, dan berat biji per tanaman semua kelompok seleksi berbeda lebih besar dari tetua Slamet. b. Diferensiasi Antar Kelompok Seleksi dalarn Generasi F6 Setelah dilakukan pembentukan kelompok, hanya terbentuk 3 kelompok yaitu kelompok 2, 3, dan 4; sedangkan kelompok 1 tidak terbentuk. Semua peubah dimasukkan dalam analisis karena ragamnya homogen Hasil uji peubah ganda menunjukkan ada perbedaan antar kelompok seleksi dalam generasi F6 (Lampiran 84). Dari 9 peubah yang dimasukkan dalam analisis ternyata hanya peubah umur panen yang tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok, sedangkan 8 peubah lainnya yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah biji bernas, berat 100 biji dan berat biji per tanaman menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 90). Hanya 2 peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan yaitu jumlah polong dan jumlah biji bernas (lampiran 91).
Dua hngsi
diskriminan yang terbentuk, dan korelasi kanonik yang mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok seleksi dalam F6, menunjukkan hngsi diskriminan 1 memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5), yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar 84%. sedangkan fbngsi
diskriminan 2 memiliki angka korelasi yang rendah (< 0.5); sehingga dapat disimpulkan bahwa fbngsi diskriminan 1 ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok yang dibentuk (Lampiran 87). Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah jumlah biji bernas, dan jumlah polong (Lampiran 88). Koefisien hngsi diskriminan disajikan pada Tabel 13 Centroid dari kelompok seleksi F6 disajikan Tabel 14. Kelompok 2 paling berbeda profilnya dengan kelompok 4, dan sebaliknya kelompok 3 dengan kelompok 4 mempunyai perbedaan yang terkecil dan semua kelompok saling berbeda satu dengan yang lain (Lampiran 92). Perbandingan nilai tengah kelompok seleksi F6 disajikan pada Tabel 16. Nilai tengah jumlah cabang, jumlah biji, jumlah biji bernas, dan berat 100 biji
semua kelompok seleksi berbeda dengan tetua Slamet.
Semua peubah pada
kelompok seleksi 4 berbeda dengan tetua Slamet, kelompok seleksi 3 hanya tidak berbeda dengan tinggi tanaman, sedangkan dengan kelompok seleksi 2 peubahpeubah yang tidak berbeda dengan tetua Slamet adalah jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong bernas, dan berat biji per tanaman. Tabel 16 Perbandingan nilai tengah antar kelompok seleksi F6 dan tetua Slamet Peubah
2 88.47a 58.27a .90a 14.37a 11.37a 43.68a 40.60a 80.13a 74.39a 19.46a 14.28a
Umur vanen ~in~~i-tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat biji/tanaman ")
Kelompok Seleksi 3 4 90.00a 89.26a 66.85b 69.50b 1.51c 2.50b 16.71b 17.83b 14.32b 15.33b 70.06b 63.67b 67.45b 63.33b 139.98~ 191.83b 133.67~ 186.67b 17.51c 12.98b 23.07b 24.20b
Slarnet 95.6% 65.58b 1.22d 13.86a 11.87a 44.61a 42.84a 91.56d
87.41d 8.48d 8.68a
Urutan huruf dibelakang nilai tengah pada baris menunjukkan beda nilai tengah hitung, di mana huruf yang sama menunjukkan tidak ada berbedaan dan huruf yang berbeda menunjukkan ada perbedaan nilai tengah hitung.
c. Diferensiasi Intra Kelompok Seleksi dalam Generasi F5 dan F6 Kelompok 1 tidak dianalisis karena kelompok ini tidak terbentuk pada generasi F6.
Terjadi perbaikan dalam hasil seleksi yaitu penurunan jumlah
tanaman dengan berat 100 biji < 14 g dari 80.4 % menjadi hanya 1.9 % dan berat
I 16 g dari 61.1 % menjadi 20 %, sedangkan kenaikan terjadi pada berat 100 biji 2 14 g yaitu dari 19.6 % menjadi 98.1 % dart berat biji per
biji per tanaman
tanaman > 16 g dari 38.9 % menjadi 80.4 %. Dalam analisis kelompok seleksi antar generasi F5 dan F6, dimasukkan semua .peubah, karena setelah dilakukan transformasi ragam intra kelompok homogen (Lampiran 34
-
38).
Hasil uji peubah ganda menunjukkan ada
perbedaan intra kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6 (Lampiran 93).
Kelompok Seleksi 2
Dari 9 peubah konkomitan yang dimasukkan dalam analisis ternyata ada 4 peubah yang tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok yaitu peubah jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas; sedangkan 5 peubah lainnya yaitu peubah umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku, dan jumlah buku subur menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 94). Hanya 4 peubah yang digunakan untuk membentuk fbngsi diskriminan yang mempengaruhi perbedaan pada kelompok 2 antara generasi F5 dan F6 yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, jumlah biji bernas dan tinggi tanaman (Lampiran 95). Hanya 1 fbngsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok 2 dalam generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok 2 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah umur panen (Lampiran 96). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 17. Nilai centroid dari fbngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 18. Jarak kelompok seleksi 2 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 1 12.714 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok seleksi 2 pada generasi F5 dengan pada generasi F6. Tabel 17 Koefisien fbngsi diskriminan kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6 Peubah Kelompok Seleksi 2 3 4 ,238 .193 Umur panen Tinggi tanaman -.O 17 Jumlah cabang .665 .497 .035 Jumlah polong bernas Jumlah biji bernas -.O 17 -.033 iconstant) -21.231 -18.800
Tabel 18 Centroid kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6 Generasi Kelompok Seleksi 2
3
4
Kelompok Seleksi 3
Dari 9 peubah konkomitan yang dimasukkan dalam analisis ternyata ada 5 peubah yang tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok yaitu peubah tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah biji, dan jumlah biji bernas; sedangkan 4 peubah lainnya yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, jumlah polong, dan jumlah polong bernas menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 97). Hanya 4 peubah yang digunakan untuk membentuk hngsi diskriminan yang mempengamhi perbedaan pada kelompok silsilah 3 antara generasi F5 dan F6 yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, jumlah biji berms, dan jumlah
polong bernas (Lampiran 98). Hanya 1 fungsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok seleksi 3 dalam generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa fbngsi yang terbentuk memiliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.02)dm keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok seleksi 3 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah jumlah cabang (Lampiran 96). Koefisien dari fbngsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 17. Nilai centroid dari hngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 18. Jarak kelompok seleksi 3 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 26.552 dengan angica sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok seleksi 3 pada generasi F5 dengan pada generasi F6.
Kelompok Seleksi 4
Dari 9 peubah konkomitan yang dimasukkan dalam analisis ternyata ada 7 peubah yang tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok yaitu peubah tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas; sedangkan 2 peubah lainnya yaitu peubah umur panen dan jumlah cabang menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 99). Hanya 3 peubah yang digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan yang mempengaruhi perbedaan pada kelompok silsilah 4 antara generasi F5 dan F6 yaitu peubah umur panen, jumlah cabang, dan jumlah biji beinas (Lampiran
100). Hanya 1 fungsi diskriminan yang terbentuk.
Korelasi kanonik yang
mengukur hubungan antara skor diskriminan dari kelompok seleksi 4 dalarn generasi F5 dan F6 menunjukkan bahwa fungsi yang terbentuk merniliki angka korelasi yang cukup besar (> 0.5) yang signifikan (P < 0.01) dan keragaman yang dapat diterangkan sebesar loo%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kngsi diskriminan ini memiliki keeratan yang cukup tinggi dengan kelompok seleksi 4 dalam generasi F5 dan F6. Peubah yang berkorelasi tinggi dengan kngsi yang terbentuk adalah peubah umur panen dan jumlah cabang (Lampiran 96). Koefisien dari fungsi diskriminan yang terbentuk disajikan pada Tabel 17. Nilai centroid dari kngsi diskriminan kanonik yang terbentuk disajikan pada Tabel 18. Jarak kelompok seleksi 4 pada generasi F5 dengan generasi F6 adalah 80.546 dengan angka sig. 0.00, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok seleksi 4 pada generasi F5 dengan pada generasi F6. i
C. Hubungan Antara Peubah Seieksi dengan Peubah Konkomitan Untuk melihat hubungan antara peubah seleksi dan peubah konkomitan digunakan analisis korelasi kanonik (AKK). AKK akan dilakukan pada setiap kelompok silsilah dan kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6. 1. Hubungan Antara Peubah Seleksi dan Peubah Konkomitan Kelompok Siisilah
a. Analisis pada Generasi F5 Keseluruhan Generasi F5 Dua hngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.984) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00).
Fungsi 2 tidak
dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (4.244) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, dan jumlah cabang (Lampiran 104). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105),
dan untuk peubah
konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah buku subur, jumlah buku, jumlah polong, umur panen, jumlah cabang, jumlah polong bernas, dan tinggi tanaman (Lampiran 106). Persamaan yang menyatakan hubungan antara peubah konkomitan dengan masing-masing peubah seleksi adalah (data dibakukan):
+ .06099 tinggi tanaman + .01792 jumlah cabang - .09077 jumlah buku - .01599 jumlah buku subur - .06767 jumlah polong + .I9905 jumlah polong bernas + 0.93969 jumlah biji - 1.49423
Berat 100 biji
=
.I2684 umur panen
jumlah biji bernas.
Berat biji per tanaman
=
.07 151 umur panen + .03064 tinggi tanaman
+ .01917
jumlah cabang - .06109 jumlah buku + .00907 jumlah buku subur - .04064 jumlah polong
+ .08735 jumlah polong bernas + 0.36130 jumlah biji
-
.49241 jumlah biji bernas.
Silsilah Nomor 14 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 14, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (4.991) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (4.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya
< 0.7 (4.616) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah biji dan jurnlah polong (Lampiran 104). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fungsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105), d m untuk peubah konkomitan berturut-. turut adalah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah buku subur, jumlah buku, tinggi tanaman, umur panen, dan jumlah cabang (Lampiran 106).
Silsilah Nomor 125 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 125, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya L 0.70 ( 4 . 9 9 4 ) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya
< 0.7 (=0.616) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya > 0.05 ( 4 . 9 2 ) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah buku subur, dan jumlah cabang (Lampiran 104). Urutan
kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah buku, jumlah cabang, jumlah polong dan umur panen (Lampiran 106). Silsilah Nomor 158 Dua hngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 158, tetapi hanya fungsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.992) dan hasil uji F yang menguji signifikan fungsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena walaupun angka korelasi kanoniknya L 0.7 (=0.909) dan tetapi hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya > 0.05 (=0.69) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman dan berat 100 biji (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong, jumlah polong bernas, dan jumlah cabang (Lampiran 104)
Urutan
kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fungsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah polong, jumlah buku, jumlah cabang, jumlah buku subur, umur panen, dan tinggi tanaman (Lampiran 106). Silsilah Nomor 250 Dua hngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 250, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.996) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 ( 4 . 0 0 ) . Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.614) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya > 0.05 (=0.312) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah
konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, dan jumlah cabang (Lampiran 104). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105),
dan untuk peubah
konkomitan adalah berturut-turut jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah polong, jumlah buku, jumlah cabang, tinggi tanaman, jumlah buku subur, dan umur panen (Lampiran 106). Silsilah Nomor 307 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 307, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 1 0.70 (=0.988) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya
< 0.7 (=0.623) dan hasil uji F yang menguji signifikan fungsi kanoniknya > 0.05 (=0.326) (Lampiran 10 1, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah cabang, jumlah buku subur, jumlah buku, dan tinggi tanaman (Lampiran 104).
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi
terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105), dan untuk peubah konkornitan adalah berturutturut jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah polong, tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah cabang, umur panen dan jumlah buku subur (Lampiran 106). Silsilah Nomor 315 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 3 15, tetapi kedua fbngsi ini tidak dapat dianalisis lebih lanjut karena walaupun korelasi kanoniknya masing-masing untuk fbngsi 1 (=0.999) dan fbngsi 2 (=0.895) 2 0.70, tetapi hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya untuk fbngsi 1 (4.198) dan kngsi 2 (=589) < 0.05 (Lampiran 101, 102).
Silsilah Nomor 353 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 353, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.997) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya
< 0.7 (=0.556) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya > 0.05 (=0.667) (Lampiran 101, 102). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fhngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman dan berat 100 biji (Lampiran 103), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah buku, jumlah buku subur, tinggi tanaman,
clan jumlah cabang (Lampiran 104). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 105), dan untuk peubah konkomitan adalah berturut-turut jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah cabang, jumlah buku, tinggi tanaman, umur panen, jumlah buku subur (Lampiran 106).
Kelompok silsilah yang tidak bisa dianalisis Analisis korelasi kanonik tidak bisa dilakukan untuk kelompok silsilah yang jumlah kasusnya lebih kecil dari jumlah peubah. Beberapa kelompok silsilah yang tidak bisa dianalisis adalah silsilah nomor 16 (7 kasus), silsilah nomor 50 (7 kasus), silsilah nomor 101 (1 kasus), silsilah nomor 106 (5 kasus), silsilah nomor 200 (7 kasus), silsilah nomor 290 (6 kasus), silsilah nomor 297 (6 kasus), silsilah nomor 3 19 (2 kasus), dan silsilah nomor 359 (5 kasus). b. Analisis pada Generasi F6
Keseluruhan Generasi F5 Dua hngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.992) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00).
Fungsi 2 tidak
dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.362) (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman dan berat 100 biji (Lampiran 109), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah buku subur, dan jumlah buku (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11I), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah biji, jumlah buku subur, jumlah buku, umur panen, tinggi tanaman, dan jumlah cabang (Lampiran 1 12). Persamaan yang menyatakan hubungan antara peubah konkomitan dengan masing-masing peubah seleksi adalah (data dibakukan): Berat 100 biji
=
.02142 umur panen + .I6021 tinggi tanaman
+ ,02703 jumlah
cabang - .01534 jumlah buku - .04174 jumlah buku subur + .59792 jumlah polong - ,19792 jumlah polong bernas + 0.11 126 jumlah biji
-
1.09008
jumlah biji bernas. Berat biji per tanaman
=-
.00060 umur panen + .06148 tinggi tanaman + .00777
jumlah cabang + .00099 jumlah buku - ,01135 jumlah buku subur + ,16853 jumlah polong + .08645 jumlah polong bernas + 0.01434 jumlah biji
+
.67441 jumlah biji bernas.
Silsilah Nomor 14 Dua fkngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 14, dan kedua fingsi ini dapat dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanonik untuk fbngsi 1 (=993) dan fbngsi 2 (=719) adalah 1 0.70 dan hasil uji F yang menguji signifikan fingsi kanoniknya untuk hngsi 1 ( 4 . 0 0 ) dan fbngsi 2 (=0.006) < 0.05 (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi 1 adalah berat biji per tanaman dan untuk fbngsi 2 adalah berat 100 biji (Lampiran 109), sedangkan untuk peubah konkomitan yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi 1 adaiah jumlah biji bernas, jumlah biji, dan jumlah polong bernas, sedangkan untuk h n g s i 2
adalah peubah jumlah polong bernas dan jumlah polong (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi 1 adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11I), dan untuk peubah konkomitan pada fbngsi 1 adalah berturut-turut jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah polong, jumlah buku, umur panen, jumlah cabang, tinggi tanaman, dan jumlah buku subur (Lampiran 112). Silsilah Nomor 125 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 125, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.997) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.437) walaupun hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya =
0.05 (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 109), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11 l), dan untuk peubah konkomitan adalah berturut-turut jumlah biji bernas, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku, jumiah buku, dan umur panen (Lampiran 112). Silsilah Nomor 158 Dua hngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 158, dan kedua hngsi ini dapat dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanonik untuk fbngsi 1 (=999) dan fkngsi 2 (=85 1) adalah 2 0.70 dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya untuk hngsi 1 (4.00) dan hngsi 2 (=0.027) < 0.05 (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi 1 adalah berat biji per tanaman dan untuk hngsi 2 adalah berat 100 biji (Lampiran 109), sedangkan
untuk peiibzih konkomitan yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi 1 adalah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong, sedangkan untuk fungsi 2 adalah peubah jumlah polong (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap kngsi 1 adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11I), dan untuk peubah konkomitan pada fbngsi 1 adalah berturut-twut jumlah biji bernas, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah buku, jumlah buku subur, tinggi tanaman, jumlah cabang, dan umur panen (Lampiran 112). Silsilah Nomor 250 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.996) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.555) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya > 0.05 (= 0.133) (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran log), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11I), dan untuk peubah konkomitan berturutturut adalah jumlah biji bernas, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah biji, tinggi tanaman, umur panen, dan jumlah cabang (Lampiran 112). Silsilah Nomor 290 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 290, tetapi hanya kngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 1 0.70 (=0.999) dan hasil uji F yang menguji signifikan kngsi kanoniknya < 0.05 (4.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya
< 0.7 (=0.626) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya > 0.05 (= 0.063) (Lampiran 107,108).
Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 109), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah cabang, dan jumlah buku subur (Lampiran 110). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 11I), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jurnlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong, jumlah polong bernas, umur panen, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah cabang, dan tinggi tanaman (Lampiran 112).
Silsilah Nomor 353 Dua hngsi kanonik yang terbentuk pada silsilah nomor 353, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya
> 0.70
(=0.997) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena walaupun angka korelasi kanoniknya 2 0.7 (=0.927) tetapi hasil uji F yang menguji signifikan fiingsi kanoniknya > 0.05 (= 0.079) (Lampiran 107,108). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman dan berat 100 biji (Lampiran 109), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bemas, jumlah polong, tinggi tanaman, dan umur panen (Lampiran 1 10). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanarnan kemudian berat 100 biji (Lampiran 1 1 I), dan untuk peubah konkornitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah biji, jumlah cabang, umur panen dan tinggi tanaman (Lampiran 112).
Kelompok silsilah yang tidak bisa dianalisis Analisis korelasi kanonik tidak bisa dilakukan untuk kelompok silsilah yang jumlah kasusnya lebih kecil dari jumlah peubah. Beberapa kelompok silsilah
yang tidak bisa dianalisis adalah silsilah nomor 16 (5 kasus), silsilah nomor 50 (1 kasus), silsilah nomor 101 (1 kasus), silsilah nomor 106 (3 kasus), silsilah nomor 200 (3 kasus), silsilah nomor 297 (9 kasus), silsilah nomor 307 (1 1 kasus), silsilah nomor 3 15 (5 kasus), silsilah nomor 3 19 (5 kasus), dan silsilah nomor 3 59 (5 kasus). 2. Hubungan Antara Peubah Seleksi dan Peubah Konkomitan Kelompok Seleksi
a. Analisis pada Generasi F5 Kelompok 1 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 2 0.70 (=0.994) dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (4.00).
Fungsi 2 tidak
dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (4.210), dan hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya > 0.05 ( 4 . 3 7 7 ) (Lampiran 1 13, 114). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan fbngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 115), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas,
dan jumlah polong (Lampiran 116). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 117), dan untuk peubah konkomitan berturutturut adalah jumlah biji bernas, jumlah polong, jumlah polong bernas, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah biji, umur panen, jumlah buku, dan jumlah buku subur (Lampiran 1 18).
Kelornpok 2 Dua fbngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya
> 0.70 ( 4 . 9 9 4 ) dan hasil uji F
yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 ( 4 . 0 0 ) .
Fungsi 2 tidak
dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (4.674), walaupun hasil uji F yang menguji signifikan fbngsi kanoniknya < 0.05 (=0.001) (Lampiran 113, 114).
Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 115), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong (Lampiran 1 16). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fingsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 117), dan untuk peubah konkomitan berturutturut adalah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah buku, tinggi tanaman, umur panen, jurnlah buku subur, dan jumlah cabang (Lampiran 118). Kelompok 3 Dua hngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya hngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya
> 0.70 (=0.997) dan hasil uji F
yang menguji signifikan fingsi kanoniknya < 0.05 (=0.00).
Fungsi 2 tidak
dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.381), dan hasil uji F yang menguji signifikan fingsi kanoniknya > 0.05 (=0.567) (Lampiran 113, 114). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 115), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong (Lampiran 116). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 117), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah polong bernas, jumlah buku, jumlah polong, jurnlah biji, tinggi tanaman, umur panen, jumlah cabang dan jumlah buku subur (Lampiran 1 18). Kelompok yang tidak bisa dianalisis. Kelompok 4 tidak bisa dianalisis karena jurnlah anggota hanya 8 yang lebih kecil dari jumlah peubah.
b. Analisis pada Generasi F6
Kelompok 2 Dua hngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya 1 0.70 (4.996) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (4.384), dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya > 0.05 (=0.361) (Lampiran 119, 120). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman dan berat 100 biji (Lampiran 121), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, dan jumlah polong (Lampiran 122). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap fbngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 123), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas, jumlah buku, jumlah buku subur, jumlah polong bernas, tinggi tanaman, umur panen, jumlah biji, jumlah polong dan jumlah cabang (Lampiran 124).
Kelompok 4 Dua hngsi kanonik yang terbentuk, tetapi hanya fbngsi 1 yang akan dianalisis lebih lanjut karena korelasi kanoniknya > 0.70 (=0.992) dan hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00). Fungsi 2 tidak dianalisis lebih lanjut karena angka korelasi kanoniknya < 0.7 (=0.363), walaupun hasil uji F yang menguji signifikan hngsi kanoniknya < 0.05 (=0.00) (Lampiran 119, 120). Peubah seleksi yang berkorelasi tinggi dengan hngsi yang terbentuk adalah peubah berat biji per tanaman (Lampiran 121), sedangkan untuk peubah konkomitan adalah peubah jumlah biji bernas, jumlah biji, jumlah polong bernas, jumlah polong, dan jumlah buku subur (Lampiran 122). Urutan kontribusi relatif peubah-peubah seleksi terhadap hngsi kanonik yang terbentuk adalah berat biji per tanaman kemudian berat 100 biji (Lampiran 123), dan untuk peubah konkomitan berturut-turut adalah jumlah biji bernas,
jumlah polong bernas, jumlah polong, jumlah biji, jumlah buku, jumlah cabang, tinggi tanaman, jumlah buku subur dan umur panen (Lampiran 124). Kelompok yang tidak bisa dianalisis. Kelompok yang tidak dapat dianalisis adalah kelompok 1, karena kelompok ini tidak terbentuk; dan kelompok 3 karena hanya terdiri dari 6 anggota yang lebih kecil dari jumlah peubah.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil seleksi generasi F5 dan F6 pada peubah seleksi yaitu berat 100 biji dan berat biji per tanaman menunjukkan nilai tengah yang lebih besar dari tetua Slamet. 2. Dengan melakukan seleksi pada peubah seleksi ternyata diikuti pula oleh
perbaikan sifat-sifat kuantitatif lainnya. 3. Ragam kelompok silsilah generasi F5 dan F6 pada peubah jumlah polong,
jumlah polong bernas, jumlah biji, jumlah biji bernas, dan berat biji per tanaman lebih besar dari ragam tetua Slamet. 4. Terjadi penurunan ragam intra silsilah dan peningkatan ragam antar
silsilah. Jumlah perbedaan antar silsilah generasi F6 umumnya lebih banyak dari generasi F5, dan peubah yang berbeda antar silsilah pada generasi F6 lebih banyak dari generasi F5. 5. Terdapat hubungan yang cukup erat antara peubah konkomitan dan
peubah seleksi pada kelompok silsilah maupun kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6. Secara umum dapat disimpulkan bahwa jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah biji, dan jumlah biji bernas berperanan dalam berat biji per tanaman. Saran: Perlu dilakukan seleksi pada generasi-generasi lebih lanjut dengan menggunakan gabungan seleksi individu dan seleksi famili.
DAFTAR PUSTAKA Allard RW. 1960. Principles of Plant Breeding. New York: John Willey & Sons, Inc. Adisanvanto T, Wudianto R. 2002. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah Kering, Pasang Surut. Jakarta: Penebar Swadaya. Batan. 2002. Varietas Unggul Kedelai Hasil Pemuliaan Mutasi Radiasi. http://www.infomklir.com/tips/atomos.&lo. htm. Departemen Pertanian. 2003. Upaya khusus bangkit kedelai 2003. www.deptan.20.id~dtientm'ornanisa/kabi -ok/ Dillon WR, Goldstein M. 1984. Multivariate Analysis Methods and Aplication. John Willey & Sons. New York. Dudoit S, Fridlyand J dan Speed TP. 2002. Comparison of discrimination methods for classification of Tumors using gene expression data. J Amer Statist Assoc 97(459):77-87. Falconer DS, Mackay, TFC. 1996. Introduction to Quantitative Genetics (Ed 4). Harlow UK: Adison-Wesley Longman. Ferreira DF, DSP Rezende. 2004. Use of canonical variates in genetic divergence studies. http:/hvww.scielo.br/scielo.ph~?scr@t=sci -arttextdtpid Hair JF, Anderson RE, Tatham RL dan Black WC. 1998. Multivariate Data Analysis. Prentice-Hall, Inc. USA. Jambormias E. 2004. Seleksi Hasil dan Ukuran Biji Kedelai (Glycine mar L. Merrill) Generasi Seleksi Fs dan Fg Persilangan Varietas Slamet x Nokonsawon (dengan Pendekatan Kuantitatif). Tesis: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Tidak dzpublikasikan). Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice-Hall, Inc. USA. Kuswantoro H. 2004. Analisis Genetik Toleransi Kedelai (Glycine mmc (L.) Merrill) Terhadap Tanah Masam. Disertasi. Universitas Brawijaya. http:/(prrnetyabrawziq.ac.idhpr.04.htm/ (April, 2004). Ni J, Colowit PM, Mackill DJ. 2002. Evaluation of genetic diversity in rice subspecies using microsatellite markers. Crop Sci 42: 601-607
Paserang AP. 2002. Seleksi untuk Peningkatan Produksi Kedelai dari Generasi FZHasil Persilangan Kultivar Slamet x Nokonsawon dan Kultivar Slamet x Galur GH09. Tesis: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Tidak dipublikasi) . Poehlman JM, Sleper DA. 1996. Breeding Field Crops (Ed 4). Iowa: Iowa State University Press. Ramadhani E. 2003. Fungsi Diskriminan untuk Membedakan Keberhasilan Mahasiswa Fakultas MIPA Unsyiah. Tesis: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Tidak d@ublikasi). Rencher AC. 1995. Methods of Multivariate Analysis. Wiley, New York. Siswadi, Budi Suharjo 1999. Analisis Eksplorasi Data Peubah Ganda. Jurusan Matematika FMIPA Institut Pertanian Bogor. Srivastava MS. 2002. Methods of Multivariate Statistics. John Wiley & Sons, Inc., New York. Suhartina 2003. Perkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918 2002. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Sunarto 1995. Pemuliaan kedelai untuk toleransi terhadap tanah masam dan keracunan. Jurnal Tanaman Industri dan Pangan 4(1): 98-99. Timm NH. 2002. Applied Multivariate Analysis. Springer, New York. Vaylay R, E van Santen. 2002. Application of canonical discriminant analysis for the assesment of genetic variation in tall Fescue. Crop Sci 42:534-539. Yeater KM, Bollero GA, Bullock DG, Rayburn AL, Rodriguez-Zas S. 2004. Assessment of genetic variation in hairy vetch using canonical discriminant analysis. Crop Sci 44: 185-189. Zenglu Li, RL Nelson. 2001. Genetic Diversity among Soybean Accessions from Three Countries Measured by RAPDs. Crop Sci 4 1:1337-1347.
70
Lampiran 1 Gugus data hasil seleksi dan tetua Slamet generasi F5
Keterangan : X1 = umur panen (hari) X2 = tinggi tanaman (cm) X3 = jumlah cabang X4 = jumlah buku X5 = jumlah buku subur X6 = jumlah polong X7 =jumlah polong bernas X8 = jumlah biji X9 = jumlah biji bernas Y 1 = berat 100 biji (gr) Y2 = berat biji per tanaman (gr)
Lampiran 2 Gugus data hasil seleksi dan tetua Slamet generasi F6 No Individu 1
14-3-3-2- 11 14-3-3-11-1 14-3-4-1-1 14-3-4-1-11 14-3-4-1-17 14-3-4-2-23 14-3-4-13-21 14-3-4- 13-23 14-3-6-5-7 14-3-15-9-9 14-3-15-9-1 1 14-3-15-9-17 14-3-23-1-14 14-3-23-1-16 14-3-23-9-17 14-3-23-10-6 14-3-23-12-16 14-47-8-24-10 14-47-8-24- 18 14-50-37-3-10 14-50-37-3-1 1 14-50-56-1-12 14-50-56-1-13 14-5 1-9-12-20 14-53-12-4-8 14-53-12-20-1 9 14-53-12-20-20 14-53-25-4-15 14-53-47-2-1 14-53-47-2-4 14-53-47-10-5 14-53-47-10-6 14-53-47-10-12 14-53-47-10-21 14-53-47-10-22 14-53-47-1 0-26 14 53 47 14 23 16-15-21-4-6 16-21-23-16-15 16-27-42-11-17 16-27-43-2-2 1 16 27 43 3 16 50 53-18 15 2 101-48 13 9 3 106-4613-19-5 106-46-13-19-22 106 46 18 25 18
X1 2 88 88 82 91 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88 91 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88 91 88 88 88 91 88 88
91 91 91 88 88 84 82 88 91 88 88 91 %
91
X2
X3
X4
X5
3
4
5
6
47 49 47 53 46 47 52 56 84 34 50 42 46 50 40 36 51 36 41 41 43 73 65 46 42 54 60 46 49 51 57 48 46 64 51 56 51 69 76 36 94 91 46 58 48 76 74
2 14 1 13 3 19 2 13 1 1 1 1 16 4 14 4 14 2 20 0 11 1 14 1 10 13 3 13 2 1 10 12 2 4 14 1 13 12 2 1 13 14 2 18 2 1 17 2 20 12 2 14 2 13 2 1 12 2 13 1 14 4 13 1 12 12 4 15 4 2 10 0 14 3 12 3 17 2 21 4 11 1 20 2 21 4 12 0 16 14 0 1 18 1 17
11 11 15 11 9 12 10 10 15 11 10 8 10 11 9 10 12 12 8 11 12 17 15 17 10 13 10 11 11 10 11 9 10 11 7 11 10 17 19 10 18 18 9 14 11 17 16
X6 7
X7 8
55 57 48 49 46 46 11 53 78 44 62 41 39 66 51 47 62 52 52 52 50 70 70 61 76 60 62 66 51 48 64 42 57 57 50 45 42 82 85 74 69 77 59 78 66 75 56
X8 9
55 52 48 42 45 44 11 48 70 39 62 35 28 49 50 42 57 46 52 50 50 68 67 61 76 57 62 63 49 46 59 42 52 52 49 43 42 81 85 70 68 76 59 69 63 75 50
1
110 103 106 93 86 111 150 114 135 83 124 75 75 87 77 78 129 100 93 80 108 119 143 126 147 110 115 124 94 89 136 89 114
10 94 93 85 175 183 133 157 187 105 147 133 156 176
X9
Y1
Y2
0
11
12
100 17.32 17.32 93 17.7 16.46 94 16.17 15.2 80 20.12 16.09 83 19.5 16.19 102 17.33 17.68 150 12.1 18.15 109 16.85 18.37 130 14.7 19.11 81 18.27 14.8 107 18.09 19.36 75 18.63 13.97 70 20 14 74 21 15.54 73 19.83 14.48 61 21.2 12.93 124 15.29 18.96 91 17.83 16.23 91 16.94 15.41 74 23.85 17.65 104 18.29 19.02 106 17.29 18.33 129 17.16 22.13 125 16.17 20.21 145 18.3 26.53 104 19.9 20.7 115 20.76 23.88 120 20.11 24.13 84 20.82 17.49 89 18.74 16.67 132 17.62 23.25 87 18.66 16.24 109 18.75 20.43 99 20.17 19.97 20.4 17.95 88 89 18.72 16.66 82 20.35 16.69 174 16.51 28.73 182 14.95 27.2 128 15.58 19.95 154 14.78 22.76 180 15.89 28.61 102 16.56 16.89 134 16.95 22.72 123 15.24 18.75 148 16.27 24.08 171 15.77 26.96
Keterangan : X1 = umur panen (hari) X2 = tinggi tanaman (cm) X3 = jumlah cabang X4 = jumlah buku X5 = jumlah buku subur X6 = jumlah polong X7 = jumlah polong bernas X8 = jumlah biji X9 = jumlah biji bernas Y 1 = berat 100 biji (gr) Y2 = berat biji per tanaman (gr)
84
Lampiran 3 Klasifikasi individu berdasarkan kriteria seleksi Individu 1 14-3-3-2 14-3-3- 11 14-3-4- 13 14-3-4- 14 14-3-6-2 14 3 - 6 3 14-3-1 2-20 14-3-15-12 14-3- 15-9 14-3- 15-9 14-3-1 5-9 14-3-22- 11 14 3 23-8 14226-5 14-3-35-2 14-3-3 5-8 14-3-3 5-8 14- 14-42-5 14-47-8-16 14-47-8-24 14-47-8-24 14-50-1 7-8 14-5 0-3 7-3 14-5 0-3 7 3 14-5 0-63-4 14-5 1-9-2 14 53-12-4 14-53 12-4 14-5325-4 14-53 47 14 14-55352 1 1621>3116 16-27-42 11 16 27-432 5033-1 8-28 50-6 1-1 7-26 92- 19-2 7- 1 101-48-13-9 106-10-45-1 106-46-13-19 106-46-13-19 106-46- 18- 16 106 46-18-25 1253-34-3 1 125 9-34 31
Kelompok Seleksi F5 F6 2 3 1 4 1 4 I 3 4 1 1 1 4 1 1 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4
4 4 4 4 2 2
I
Individu 1 125-9-34-3 1 125-11 7-7 125-1 119-16 125-1 1-14-4 125-11-14-18 125-1 1-14-18 125-1 1-15-1 125-1 1-15-26 125-1 1-18-3 125-1 1-18-4 125-1 1-18-4 125-1 1-18-4 125-11-18 5 125-1 1-1819 125-1 1-18-1 1 125-1 1-18-1 1 125-1 1-18-1 1 125-11-21 3 125-1 1 2 1 9 125-1 1 2 1 3 125-11 21-11 125-1 1121-18 125-1 1-2 1-24 125-1 1 21-25 125-1 121-25 125-1 1-21-26 125-1 1-2 1-28 125-1 1-21-30 125-1 1-21-33 125-1 1-21-35 125-1 1-21-35 125-1 1-21-39 125-11-21-40 125-1 1-21-40 125-11-21-41 125-1 1-36-1 125-1 1-36-1 125-1 1-36-3 125-11-36-8 125-1 1-36-8 125-1 1-36-8 125-1 1-36-9 125-1 1-36-9 125-11-36-10 125-1 1-36-10 125-1 1-36 10
Keterangan: Klas 1 = berat biji per tanaman I 16.26 g dan berat 100 biji < 14 g Klas 2 = berat biji per tanaman 5 16.26 g dan berat 100 biji 2 14 g Klas 3 = berat biji per tanaman > 16.26 g dan berat 100 biji < 14 g Klas 4 = berat biji per tanaman > 16.26 g dan berat 100 biji 2 14 g.
umlah polong bernas
Tin@ tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat biji per tanaman 106 Umurpanen Tinggi tanaman
Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas
65.0C
."
6.00
." ."
18.00 16.00 75.00 67.00 101.OC 95.00 13.11 12.45 103.20 63.80 3.00 17.40 14.80 61.80 56.20
."
." ." ."
." ." ."
3.83 10.76 1.00 2.07 1.92 20.07 15.93
1
58.00
1
0.00
I I I 1 1 1
16.00 14.0C 78.0C 69.00 147.00 134.W 16.95 22.72 92.67 66.00 0.67 16.33 14.67 65.67 62.67
1
1 5 5 5 5 5 5 5
." a
a
." ."
1 1 1 1 1
1
."
1
a
1 1 1 3 3 3 3 3 3 3
."
." 2.89 15.62 0.58 2.08 3.21 9.50 12.50
urnlah buku subur
1 2 290 Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman 297 Umurpanen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku
3 93.50 90.83 14.33 12.84 98.17 76.00 4.83 17.67
4 16.21 16.85 1.71 1.79 2.04 18.71 2.56 3.08
5 6 6 6 6 6 6 6 6
6 83.95 80.35 20.16 15.88 89.11 78.89 2.11 15.44
7 28.15 27.69 1.99 4.50 2.42 22.30 0.93 3.09
8 37 37 37 37 9 9 9 9
Tin@ tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jurnlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman 315 Umur panen Tingg tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman 319 Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman 353 Umurpanen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur -J p0long Jumlah polong bemas
56.74 3.63 16.37 13.67 66.22 58.37 120.22 109.89 13.04 13.78 100.33 84.33 4.42 19.17 15.42 71.75 65.00 123.83 121.17 10.77 12.73 94.00 68.50 3.00 17.0C 14.00 45.501 42.50 86.00 77.00 16.91 11.4C 96.96 55.57 3.65 15.52 13.17 66.48 59.52
13.44 1.92 2.91 3.35 25.91 21.18 46.41 41.84 2.10 4.51 3.70 22.37 1.73 3.1C 3.45 14.67 13.83 26.42 24.84 1.92 1.94 0.00 4.95 1.41 1.41 1.41 10.61 12.02 45.25 39.60 8.18 0.40 5.11 14.90 1.3C 2.29 2.59 23.37 21.39
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 2
45.73 1.18 13.05 10.36 48.64 46.91 102.00 97.18 19.07 17.95 89.8C 85.20 2.40 21.00 18.80 86.00 81.40 188.20 182.80 17.21 30.47 92.00 73.40 0.60 16.20 12.80 64.2C 55.80 99.80 89.00 20.64 18.32 89.20 59.13 2.27 15.67 14.20 86.K 83.13
16.48 0.87 3.15 3.01 12.06 11.79 32.35 33.76 2.44 3.93 1.64 14.22 0.55 2.83 2.59 41.83 37.79 33.50 32.24 4.17 2.52 7.38
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28.51
5
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 23 23 23 23 23 23
0.55 5 5.17 5 4.38 5 16.65 5 14.13 5 14.62 5 11.02 5 3.27 5 3.21 5 3.86 15 11.47 15 0.80 15 2.64 15 2.46 15 23.83 15 23.46 15
umlah biji bernas erat 100 biji berat biji tanaman 359 bmur panen inggi:tamman umlah cabang umlah buku umlah buku subur umlah polong umlah polong bernas umlah biji umlah biji bernas erat 100 biii Berat biji tanaman Slamet Umur panen inggi tanaman umlah cabang umlah buku umlah buku subur umlah polong umlah polong bernas umlah biji umlah biji bernas erat 100 biji berat biji per tanaman
i i
a Insufficient data
Lampiran 5 Statistik kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6 -
KelomPeubah pok 1 Umurpanen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biii Berat biji/tanaman 2 Umurpanen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 b~ii Berat bijiltanaman 3 Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jurnlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat biji/t&man 4 Umur panen in^^;tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jurnlah polong bernas Jumlah biji Jumlah bi)i bemas Berat 100 biji Berat biji/tanaman
Generasi F5 Rata- Simpangan rata baku 98.78 4.10
N
---
Generasi F6 Rata- Simpangan N rata bak<
195
12.29 100.33
2.08 4.93
195 51
88.47
3.23 62
11.66 99.12 69.84 5.35 17.59 15.27 92.35 85.20 176.57 167.27 12.23 20.26 101.63
2.37 3.79
51 49
14.28 90.00
1.60 62 1.55 6
3.97 3.62
49 8
24.20 89.26
4.47 6 2.84 242
Lampiran 6 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F5 sebelum transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen ~ i ntanaman ~ ~ i Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanarnan
2.498
15
288
.002
Lampiran 7 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F5 sesudah transformasi F dfl df2 Sig. Peubah Umur panen Tinggi tanamana Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
2.498 1.677 1.616 2.569 2.884 1.586 1.381 1.388 1.587 1.342 1.400
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
288 288 288 288 288 288 288 288 288 288 288
,002 .05 1 .054 .001 .OOO .077 .077 .076 .076 .083 .074
" transformasi dengan h = -1 transformasi dengan h = -2 Lampiran 8 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F5 sebelum transformasi Peubah Umur panen ~in~~itanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
F 4.526
df 1 3
df2
299
Sig. .004
Lampiran 9
Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F5 sesudah transformasi
Peubah Umur panena in^^;tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polongb Jumlah polong bernasc Jumlah bij id Jumlah biji bernase Berat 100 bijie Berat biji per tanamane
F 2.630
dfl 3
df2 299
Sig. .050
" transformasi dengan h = -1 b
transformasi dengan h = - 0.5
" transformasi dengan h = - 0.3 d
transformasi dengan h = - 0.2 " transformasi dengan h = - 0.1 Lampiran 10 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah generasi F6 sebelum transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen ~ i ntanaman ~ ~ i Jumlah cabang Jumlah buku Jumlab buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
5.417
15
294
.OOO
Lampiran 1 1 Uji kehomogenan ragam kelompok siisiiah generasi F6 sesudah transformasi Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlab buku subur Jumlah polonga Jumlah polong bemasb Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 bijia Berat bijiltanaman
Sig.
.ooo
1.318
15
294
.I90
"transformasi dengan h = 0.7 transformasi dengan h = 0.5 Lampiran 12 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F6 sebelum transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen .987 2 307 .374 ~ i n g gtanaman i Jumlah cabang Jumlah buku Jumlab buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat bijutanaman
Lampiran 13 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi generasi F6 sesudah transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen .987 2 307 .374 Tinggi tanaman .060 2 Jumlah cabanga 1.049 2 Jumlah buku 1.648 2 Jumlab buku subur 2.722 2 Jumlah polonga Jumlah polong bernasa Jumlah bijia Jumlah biji bernasa Berat 100 biji Berat b i j i h m u n a
" transformasi dengan h = 0.5
.779 .523 .lo2 .lo0 1.681 1.245
2 2 2 2 2
2
Lampiran 14 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 14 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen ~ingg;tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah bij i Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji
8.085
1
92
.006
Lampiran 15 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 14 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi F dfl df2 Sig. Peubah Umur panena ~ i n g gtanaman i Jumlah cabang Jumlah bukub Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji
5.336
1
92
,059
" transformasi In transformasi dengan h = 2 Lampiran 16 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 16 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jurnlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji
F 1.261
dfl 1
dfL 10
Sig. .288
.065
1
10
.804
Lampiran 17 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 50 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijdtanaman
F
dfl
df2
2.104 1.539 1.089 1.513 1.200 1.608 1.582 1.610 1.500 1.017 2.184
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sig. ,242 ,303 .373 .306 ,353 .294 .297 .294 .308 .388 .236
Lampiran 18 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 106 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah bij i Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat bijdtanaman
Sig. .112
.001
1
6
.980
Lampiran 19 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 125 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiJtanaman
F 9.088
dfl 1
df2 208
Sig. .003
Lampiran 20 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 125 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panena Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji
4.536
1
208
.067
" transformasi dengan h = -1 Lampiran 2 1 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 158 pada generasi F5 dan F6 Sig. .070
Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biiittanaman
Lampiran 22 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 200 pada generasi F5 dan F6 Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen
in^^;tanaman
Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jurnlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijihmman
.694
1
8
.429
Lampiiaii 23 Uji kehomogenan raganr kelompok seleksi 250 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah bij i Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
F 4.875
dfl 1
df2 66
Sig. .065
Lampiran 24 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 250 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi Peubah Umur panen ~ i n ~tanaman ~ i Jumlah cabanga Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanarnan
Sig. .065
.090
1
66
.765
" tarnbah 1, kemudian transformasi In Lampiran 25 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 290 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
F 1.781 2.500 .021 .359 .085 .244 .436 1.568 1.257 .307 3.694
df l 1 1
1 1 1 1 1 1
df2 41 41 41 41 41 41 41 41
1
41
1
41 41
1
Sig. .189 .122 .886 .553 .772 .624 .513 .2 18 .269 .583 .062
Lampiran 26 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 297 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah Umur panen ~in~~i-tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah bij i Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijdtanaman
F .I84
dfl
df2
1
13
Sig. ,675
Lampiran 27 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 297 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi Peubah Umur panen ~ i ntanaman ~ ~ i Jumlah cabanga Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijdtanaman
F .I84 .308 3.899 .I68 .610 2.255 1.674 .4 13 .525 1.515 ,427
dfl
df2
1
13
Sig. .675
" tambah 1, kemudian transformasi dengan h = 0.5 Lampiran 28 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 307 pada generasi F5 dan F6 F df 1 dft Peubah Sig. .I35 1 36 .716 Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji/tanaman
Lampiran 29 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 15 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen ~ i n g g tanaman ; Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah bij i Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji/tanarnan
F 1.877
dfl 1
df2 15
Sig. .I91
Lampiran 30 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 19 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah Umur panen ~ i n gtanaman ; Jumlah cabang Jurnlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji/tanaman
F 2.333 8.195 40.238 4.434 1.955 1.727 ,814 12.388 14.674 5.188 15.199
dfl 1
df2 5
Sig. .I87
Lampiran 3 1 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 3 19 pads F5 dan ~6 sesudah transformasi Peu bah F dfl df2 Sig. Umur panen 2.333 1 5 .187 Tinggi tanaman Jumlah cabanga Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jurnlah polong bernas Jurnlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji,tanaman
" tambah 1, kemudian transformasi dengan h = 0.5
Lampiran 32 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 353 pada generasi F5 dan F6 Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jurnlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
2.310
1
36
.137
Lampiran 33 Uji kehomogenan ragam kelompok seleksi 359 pada generasi F5 dan F6 Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
5.266
1
8
.095
Lampiran 34 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 2 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah F dfl df2 Sig. Umur panen
Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijdtanarnan
24.087
1
111
.OOO
Lampiran 35 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 2 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi Peubah Umur panena p in^^;tanaman Jumlah cabangb Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijiltanaman
Sig. ,062
2.772
1
111
.099
"transformasi dengan h = -2 tarnbah 1, kemudian transformasi dengan h = 0.5 Lampiran 36 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 3 pada generasi F5 dan F6 sebelum transformasi Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijihnaman -
Sig. .489
Lampiran 37 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 3 pada generasi F5 dan F6 sesudah transformasi Peubah df df2 Sig. -F -- -1 Umur panen ,484 1 54 .489 ~inggi'tanaman ,544 1 54 .464 Jumlah cabang .029 1 54 ,865 Jumlah buku 4.180 1 54 ,060 Jumlah buku subura 4.247 1 54 .063 Jumlah polongb 3.926 1 54 .053 2.670 1 54 .lo8 Jumlah polong bernasc Jumlah biji .002 1 54 .963 Jumlah biji bernas .003 1 54 ,956 Berat 100biji 2.828 1 54 .098 .265 1 54 .609 Berat bijVtanarnan ...
. . --
" transformasi dengan h = 0.5 b
transformasi dengan h = 1.5
" transformasi dengan h = 2 Lampiran 38 Uji kehomogenan ragam kelompok silsilah 4 pada generasi F5 dan F6 Peubah F dfl df2 Sig. 2.956 1 248 .087 Umur ganen Tinggi tanaman .682 1 248 ,410 Jumlah cabang 3.735 1 248 .054 Jumlah buku .725 1 248 .395 Jumlah buku subur 2.116 1 248 .I47 Jumlah polong .331 1 248 .566 Jumlah polong bemas .209 1 248 .648 Jumlah biji .312 1 248 .577 .044 1 248 ,834 Jumlah biji bernas Berat 100biji 2.245 1 248 ,135 Berat bijVtanaman ,135 1 248 .713
Lampiran 39 Grafik kelinieran peubah seleksi dengan peubah konkomitan generasi F5 --- --
-
*-I O
Emat $00 Bq1- 8.76 + 0 03 'umur RSqurre = 0.00
I
1
33 00
I
' b a t 100 Biji = 13.35 + 0.01 'tinggi R S q u n = 0.00 I
L
I
00.00
25m
Umur panen
-
imm
75m
Tinggi Tanaman
1
o ~ r m e p l = u . n + 4 . r i . j ~ 1 ~
Baal 100 Blp 14.47 + -0.UI-lrncab R S q u u e = 0.07
-
15 Or?
'-.
m
z mm0
0
15W-
<
tow-
Jumlah Cabang
Jumlah Buku
I....--.
-
B s d 100 6111 (5.50
L
0
am
Jumlah Buku Subur
+ 0.04'Jmplp
0
so m
imm
Jumlah Polong
1eow
O
I
Bent 100 Biji = 15.70 + 4.02'jmbj I RSquars = 0.16
1
50 W
lW DO
150 W
Jumlah Pdong Bernas
0
Jumlah Biji
Barn 100 Biji = 15.99 + 0.03 ./mb)bne R S q u r s = 0.21
Jumlah Biji Bernas
Tinge1tanaman
Umur panen
Jumlah cabang
-
bill per I.namCh = 5.41 + 0.60 * lm*& RSqurre = 0.12 0 ~er.1
- 30
M i
Jumlah buku subur
Jumlah buku
Bentwl per bnarnan = 2.72 + O.le'Im@bn* RSquwe = 0.74 0
Jumlah polong
roam
m 00 Jumlah biji
Jumlah pdong bemas
.J
m m
/O lwrn
nu m
Jumlah biji barnas
1
Lampiran 40 Grafik kelinieran peubah seleksi dengan peubah konkomitan generasi F6 O
B a a l 100 Mil= 17.54 + 0.00 .umur R p r e = 0.00
85
J
Q
0 0 90
9s
rm
fm
O
Bent 100M11= 18.45 + 0.03'Unggl RSquare = 0.03
l o 00 I
0
'lM
w
60
40
Umur panen
IUO
12c
Tinggi tanaman
ad 100 biji = 18A6 + 9.46 'jmcb R-urs = OB5
0 0
10
Jumlah cabang
&mi I00 biji = 2121 = 0.12
15
20
Jumlah buku
0.25'W.b
Jumlab buku aubur
Jumlah pdong
211
0
',
00
0
12 W
m
100
0
Yn
Jumlah biji
Jumlah polong bemas
h i bijimnrrun = 4.60 + 0.35. umur R S q m -0.03 0
85
0
Tinggl tanaman
90
100
95
Umur panen
Jumiah biji bemas
2
4
Jumlah cabang
6
10
15
m
i
25
n
m
IS
10
Jumlah buku
Jumlab buku subur
MW
C 40W
C
I =-Jam
P
T
m mm
10
m M
100
Jumlah polong
1:
7
T - 7 . -
n
Y)
rw
75
rn
Jumlah polong bemas
tomm
f]
X E amDm-
'Om-
0
/ lm
Jumlah blji
m
Jumlah biji k m a s
w
Lampiran 4 1 Uji peubah ganda kelompok silsilah pada generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test Generasi
Value
F
Hypothesis Error df
Sig.
Lampiran 42 Uji kesamaan rata-rata kelompok silsilah dalam F5 Peubah Jumlah cabang Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .840 .922 .919 .90 1 .912 .836 .946
F
dbl
db2
Sig.
3.654 1.620 1.682 2.111 1.846 3.755 1.105
15 15 15 15 15 15 15
288 288 288 288 288 288 288
.OOO .068 .054 .010 .029 .OOO .351
Lampiran 43 Peubah yang dimasukkanldikeluarkan silsilah dalam F5
Step Peubah Statistik 1 Jumlah biji .OOO 2 Jumlah polong .031 3 Berat 100 biji .067 .163 4 Jumlah cabang 5 Jumlah biji bemas .284 6 Berat biji per tanaman .308 .I89 7 Jumlah biji bemas (dikeluarkan)
pada kelompok
Min. D Squared Diantara kelompok Statistic 101 dan 250 .OOO 106dan125 .073 106dan 307 .094 307 dan 353 ,500 307 dan 353 .696 307 dan 353 .627 307 dan 353 .463
Exact F dfl df2 1 2 3 4 5 6 5
288 287 286 285 284 283 284
Sig. .995 ,930 .964 .736 .626 .709 .804
Lampiran 44 Akar ciri F5 dan F6 berdasarkan silsilah Generasi F5 Fungsi Akar Kumu- Koreiasi % kanonik ciri ragam latif 1 .450 47.7 47.7 .557 2 .254 .455 27.0 74.7 3 15.8 90.5 .I49 .361 4 95.6 .047 .213 5.0 5 100.0 4.4 .042 .200
Generasi F6 Akar Kumu- Koreiasi % ciri ragam latif kanonik 1.811 81.4 81.4 .803 94.0 .280 12.6 .468 98.6 .lo1 4.5 .303 .032 1.4 100.0 .I75
Lampiran 45 Wilks' lambda F5 dan F6 berdasarkan nomor silsilah Generais F5 Wilks' ChiFungsi Lambda square 1-5 .438 241.246 2-5 .636 132.570 3-5 .797 66.283 4-5 .916 25.557 5 .960 11.994
df
Sig. Fungsi
75 56 39 24 11
.OOO .OOO .004 .376 .364
1- 4 2-4 3-4 4
Generasi F6 Wilks' ChiLambda square .245 420.949 .688 111.974 .880 38.152 .969 9.353
df
Sig.
60 42 26 12
.OOO ,000 .059 .673
Lampiran 46 Struktur matriks kelompok silsilah pada F5 dan F6 Peubah
Generasi F5 Generasi F6 Fungsi 1 Fungsi 2 Fungsi 1 Fungsi 2 .472 Jumlah cabang .509 .110 .961 .OOO Jumlah polong .312 .675 .162 Jumlah polong bernas .008" .379" .683" .125" Jumlah biji -.093 .520 .714" .22l a Jumlah biji bernas -025" .491a .728 .233 Berat 100 biji .210 .681 .416 .I28 Berat bijiltanaman -.021 .205 .604" .205" " Peubah yang tidak digunakan dalam analisis Lampiran 47 Centroid kelompok silsilah generasi F5 dan F6 Silsilah 14 16 50 101 106 125 158 200 250
290 297 307 3 15 3 19 353 359
Generasi F5 Fungsi 1 Fungsi 2 .694 .513 -1.335 .458 -2.359 2.157 1.866 -1.073 -.607 -.567 .280 -.212 -.645 .518 -1.363 -4,301E-02 -.338 -.861 .582 -.423 .lo7 .471 -.729 -7.679E-02 .874 .481 -.507 -.584 -.428 -.164 -.492 1.269E-03
Generasi F6 Fungsi 1 Fungsi 2 -1.289 .752 1.562 .875 -1.363 3.049 1.332 -1.532 1.210 -.877 6.852E-02 -.258 2.458 -. 189 1.185 .lo8 .424 -.461 -2.192 -5.055E-02 .715 .705 -1.358 -. 128 2.072 .609 -.966 -.723 1.815 .695 2.583 1.433
Sig. 106 125
F
Sig.
F Sig.
158
F Sig.
200
F Sig.
250
F Sig.
290
F Sig.
297
F Sig.
307
F Sig.
315 319 353 359
F Sig. F Sig. F Sig.
F Sig.
.099 2.839 .016 5.745 .OW 5.425 .OOO 6.303 .OOO 10.71s ,000 1.707 .I33 .459 .806 9.361 .OOO 4.372 .001 1.270 .277 7.392 .OOO 1.918 .09 1
.OOO .009 ,966 5.324 .439 .OOO 4.002 10.042 ,002 .OOO .741 4.123 .001 .593 ,614 4.362 .689 .OO 1 3.055 9.598 ,011 .OOO 3.471 7.427 .005 ,000 1.528 4.768 .OOO .I81 .832 5.953 .OOO .528 5.566 10.080 .OOO .OOO .753 2.989 ,012 .584 1.603 7.096 ,000 .I59 .957 4.259 .445 .OO1
.064 2.109 .064 1.810 .I11 3.102 .01C 3.172 .008 2.070 .06q 1.628' .153 1.971 .083 2.281 .047 1.620 ,155 1.804 .I12 1.888 .09C 2.602 .025
1.081 .371 1.205 ,307 .732 .600 .336 $91 1.629 .152 1.143 .338 .424 ,832 3.086 ,010 .311 .906 .456 .809 .614 .690
.I11 1.081 .371
4.177 ,001 4.765 .OOO 3.558 .004 .902 ,480 .961 .442 5.275 .OOO 5.719 .OOO .438 .822 3.651 .003 1.222 ,299
.010 1.205 .307 4.177 .001
2.148 .060 4.499 .001 2.663 .023 1.116 .352 2.091 .067 6.224 .OOO .505 .773 2.829 .016 .702 .623
.008 .732 ,600 4.765 .OOC 2.148 .06C
2.658 .023 4.02s ,002 1.887 .097 1.260 .281 6.334 .OOO 1.027 .402 1.981 .082 1.015 .409
,069 ,336 .891 3.558 .004 4.499 ,001 2.658 .023 1.620 .I55 2.054 .071 2.642 .024 8.853 .OOO .232 .948 2.588 .026 1.018 .408
.153 1.629 .I52 .902 .480 2.663 .023 4.029 .002 1.620 .155
1.039 .395 3.111 .009 4.458 .001 .441 .820 2.970 .012 1.054 .386
.083 1.143 .338 .961 .442 1.116 .352 1.887 .097 2.054 .071 1.039 .395 1.439 .2 1C 2.778 .018 .732 ,600 1.561 .I71 .477 .793
.047' ,424 .832 5.275 .OOC 2.091 .067 1.260 .281 2.642 .024 3.111 .009 1.439 .210 6.738 .OOC .517 .763 .463 .804 1.112 .354
.I55 3.086 .010 5.719 .OOO 6.224 .OOO 6.334 .OOO 8.853 ,000 4.458 ,001 2.778 .018 6.738 .OOO
2.196 .055 4.376 .001 4.297 .OO 1
.I12 .311 .906 .438 .822 SO5 ,773 1.027 .402 .232 .948 .441 .820 .732 ,600 .517 .763 2.196 .055
.634 .674 .332 .893
.096 .025 .456 .614 .809 .690 3.651 l . m .003 .299 .702 2.829 ,016 .623 1.981 1.015 ,409 .082 2.588 1.018 .408 .026 2.970 1.054 .386 .012 .477 1.561 ,171 .793 .463 1.112 .354 .804 4.376 4.297 .001 ,001 .634 .332 .893 .674 1.613 ,157 1.613 ,157
Lampiran 49 Uji kesamaan rata-rata kelompok silsilah dalam F6 Peubah Jumlah cabang Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .779 ,537 .535 .506 SO3 .719 .568
F
df 1
df2
Sig.
5.555 16.892 17.024 19.152 19.356 7.673 14.935
15 15 15 15 15 15 15
294 294 294 294 294 294 294
,000 ,000 ,000 .OOO .OOO .OOO .OOO
Lampiran 50 Peubah yang dimasukkan dalam kelompok silsilah pada F6 Statistik Step Peubah 1 Jumlah polong 2 Jumlah biji b& 3 Jumlahcabang 4 Berat 100 biji
.002
.I17 .298 .4 16
Min. D Squared Antara Exact F kelompok Statistik dfl df2 .015 1 294 16 clan 101 .495 2 293 14 clan 307 292 2.957 3 125 dan 250 3.086 4 291 125 dan 250
Sig. .903 .610 .033 .016
Lampiran 5 1 Perbandingan pasangan kelompok berdasar silsilah dalam F6 Silsilah 14
16 50 101 106 125 158 200 250 290 297 307 315 319 353 359
50 16 101 9.247 1.439 2.940 .OOO .221 .021 9.247 2.861 1.366 .OOC .024 .246 1.439 2.861 3584 007 .221 .024 2.940 1.366 3.584 .021 .246 .007 6.724 1.545 4.267 .370 .OOC .I89 .002 .830 19.846 4.369 3.323 .845 .OOO .002 .011 .498 49.962 2.518 6.269 ,811 .OOO .042 .OOO .519 4.507 .505 2.992 .544 .002 .732 .019 .703 21.743 4.319 4.017 .490 .OOO ,002 .003 .743 7.42C 17.040 2.846 3.602 .OOO .OOO .024 .007 7.263 .778 2.279 1.235 .OOO 340 .061 .296 1.816 8.416 2.553 2.167 .I26 .OOO .039 .073 12.960 .773 4.156 1.262 .OOO .544 .003 ,285 4.238 7.655 3.642 1.437 .002 .000 .007 .222 25.467 .482 3.807 1.225 .OOO ,749 .005 .300 18.552 2.858- 4.538- 2.388 .OOO ,024 .OO1 .051 14
F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig. F Sig.
106 125 158 6.724 19.846 49.962 .OOO .OOO .OOO 1.545 4.369 2.518 ,189 ,002 .042 4267 3.323 6.269 .002 .011 ,000 .370 .845 .811 ,830 .498 .519 1.661 2.073 .I59 .084 1.661 25.922 .I59 .OOO 2.073 25.922 .084 .OOO .688 1.042 1.142 .601 .386 .337 1.668 3.086 15.057 .I58 .016 .OOO 9.312 37.128 71.766
.OOO 1.927 .lo6 4.662 .OO1 2.015 ,092 4.478 ,002 2.389 .051 5.490 .OOO
.OOO
.OOO
2.807 6.465 .026 .OOO 5.342 26.071 .OOO ,000 6.393 .941 .OOO .440 3.957 13.531 .004 .000 13.123 2.865 .OOC .024 13.237 3.817 .OOO ,005
250 200 290 307 315 297 4.507 21.743 7.420 7.263 1.816 12.960 ,002 .OOO .OOO .OOO ,126 ,000 .505 4.319 17.04C ,778 8.416 ,773 .732 .002 .OOO .540 .OOO ,544 2.992 4.017 2.846 2.279 2.553 4.156 .019 .003 ,024 ,061 .039 003 .544 ,490 3.602 1.235 2.167 1.262 .703 .743 .007 .296 .073 .285 ,688 1.668 9.312 1.927 4.662 2.015 ,601 .I58 .OOO .lo6 .001 .092 1.042 3.086 37.128 2.807 5.342 6.393 .386 .O16 .OOO .026 .OOO .OOO 1.142 15.057 71.766 6.465 26.071 .941 .337 ,000 .OOO .OOO .OOO .440 .718 7.89C .386 3.811 .639 .580 ,000 .819 .005 .635 34.429 3.076 7.508 4.946 ,718 .OOO .017 .000 ,001 .580 7.890 34.42 16.776 1.581 20.481 .OOO .OO .OOO .I79 ,000 .386 3.076 16.776 6.349 2.133 .819 .017 .OOO .OOO .077 10.662 3.811 7.508 1.581 6.349 .OOO .005 .OOO .I79 .OOO .639 4.946 20.481 2.133 10.662 .635 .001 .OOO .077 .OOO 3.239 3.180 3.621 5.430 1.989 8.143 .013 .014 .007 .OOC .096 ,000 ,480 9.079 44.232 1.769 17.017 .587 ,000 ,000 .I35 .OOO .672 .751 10.06028.371 4.806 16.580 1.473 2.402 ,050 .OOO .OOO .OO1 .OOO .210
319 353 359 4.238 25.467 18.552 .002 ,000 .OOO 7.655 .482 2.858 .OOC .749 .024 3.642 3.807 4.538 ,007 ,005 ,001 1.437 1.22 ,222 .30 4.478 2.38 .002 .05 3.957 13.12 .004 .OO 13.531 2.86 .OOO .02 3.239' .480 2.402 .013 .751 050 3.180 9.079 10.060 .014 .OOO .OOO 3.621 44.232 28.371 .007 .OOO .OOO 5.430 1.769 4.806 .OOO .I35 .001 1.989 17.017' 16.580 ,096 .OOO .000 8.143 .587 1.473 .OOO ,672 .210 10.382 10.797 .OOO .OOO 2.356 10.382 054 .OOO 10.797 2.356 ,000 .054
Lampiran 52 Uji peubah ganda intra keiompok silsilah dalam generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test Silsilah
Value
14 16 50 106 125 158 200 250 290 297 307 315 319 353 359
12.654 83.922 1.001 566.596 11.885 18.306 16118.066 11.167 14.438 475.676 6.575 209.695 31.012 13.880 55.130
F 94.332 8.392 ,334 94.433 213.930 41.605 2014.758 56.850 40.688 129.730 15.541 95.316 6.202 32.806 6.891
Hypothe Error df sis df 11 82 10 1 3 1 6 1 11 198 11 25 8 1 11 56 11 31 11 3 11 26 11 5 5 1 11 26 8 1
Sig. O . OO .263 .818 .079 O . OO .OOO
.017 O . OO O . OO .001 .OOO .OOO .295 O . OO .287
Lampiran 53 Uji kesamaan rata-rata generasi F5 dan F6 dalam silsilah nomor 14 Peubah Umur paoen Tinggi tamman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .I74 .936 .426 .886 .885 362 .88 1 .885 .891 ,408 .889
dfl
Sig. .ooo
1
Lampiran 54 Peubah yang dimasukkan/dikeluarkan dalam silsilah nomor 14 pada generasi F5 dan F6 Min. D Squared Statistic S ~ P Peubah 1 Umurpanen 2 Jumlah cabang 3 Berat biji 4 Jumlah biji 5 Jurnlab buku subur
19.432 24.353 32.49 1 40.98 1 46.201
Diantara kelompok F5 clan F6 F5 danF6 F5 dan F6 F5 dan F6 F5 dan F6
Exact F
Statistic 435.983 270.221 237.709 222.371 198.302
dfl 1 2 3 4 5
df2 Sig. 92.000 1.484E-18 91.000 .000 90.000 1.196E-42 89.000 1.885E-45 88.0002.5 16E-46
Lampiran 55 Struktur matriks generasi F5 dan F6 dalam kelompok silsilah Nomor Silsilah
Peubah Umur panen Tinpsi tanaman Jumlah cabanp; .Tumlahb ~ k ~ Jumlah buku subur Jumlah polong , Jumlahpolong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji pertanaman Canonical correlation F level of significance Keragaman
14 ,649 .207a -.428 .156" .lo7 .064' .029" ,108 .I08 a -.428 v . -.I05 .958 .OOO 1.000
16 50 .399 -.693 a .140a -.041a .046a -.138a -.030a .078a -.229 a .I64 a -.Oaa .006~ -.078 .I86 a -.050 a .282 a -.173 a .067 a 4 6 3 a 1.000 -.039 -.307 .993 .981 ,000 .000 1.000 1.000
a Peubah yang tidak digunakan dalam analisis
106 -.390 a .785a -.182~ .403a ,404 a -.132~ -.095 a -.244 a --.203a 1.000 -.034 a .945 .OW 1.000
125 ,555 -.I95 -.374 -.054a -.019 a ,091' ,098 ' .130a .lo8 ,415 .283 a .960 ,000 1.000
158 200 ,420 .549 -.362a .557a .257 .211a -.248a .05ga .320a -.232 -.256' .34ga -.251 a .324 a -.180a .368' -.189 a .352 a -.218 a -.422 -.424 .300 a .924 .966 .OW ,000 1.000 1.000
250 .593 .120a .083a -.072a -.I76 a -.119 -.I59 -.161a -.176a -.243 -.317 ,953 .000 1.000
290 297 .355 -.442 .lOSa -.261a .321 .098a .003' -.080 .I14 a -.081 a .074' .021a .049 " ,057 .018 a .I32 a ,037 a ,086 ' -.297 ,213 -.071 .14ga .963 .978 .OOO ,000 1.000 1.000
359307 315 319 353 -.482 .I48 .303a -.258 -.059a -.I49 .486a -.028a 1.000 -.002 -.243a ,062 1.000 -.037a .393a -.202' -.114a .450a -.070a ,613' -.228a -.122a .479a .014a .568a -.I73 -.112a .214a .102a .628a -.128' -.183a .248a .0818 .670a .743a -.091a .173a .733a ,185 .7;!8' -.072a .157a .789a .174a .523 -.348' -.840a .242a .OIOa .592a -.I71 -.388 -.112a ,499 ,922 ,932 ,849 .9% .955 ,000 ,000 .000 .017 .000 1.000 1.000 1.000 1.000 ~.o(x)
Lampiran 56 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 16 generasi F5 dengan generasi F6 Peubah Wilks' F dfl df2 Sig. Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jurnlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Lambda .I98 ,970 .829 .974 .997 ,922 .867 .777 .689 .911 .295
40.394 .308 2.069 .265 .025 .850 1.540 2.872 4.509 .978 23.863
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
,000 .591 ,181 ,618 .877 .378 .243 .121 .060 .346 ,001
Lampiran 57 Peubah yang dimasukkan/dikeluarkan dalam silsilah nomor 16 pada generasi F5 dan F6 Statistik Antara kelompok Umur panen 13.850 F5 dan F6 ~umlahcabang 25.972 F5 clan F6 Berat biji 49.433 F5 dan F6 Jumlah polong bemas 95.174 F5 dan F6 Jumlah cabang 87.075 F5 danF6 (dikeluarkan)
Step Peubah
1 2 3 4 5
Min. D Squared Exact F Statistic dfl df2 40.394 1 10 34.088 2 9 38.448 3 8 48.578 4 7 67.725 3 8
Sig. 8.291E-05 6.315E-05 4.240E-05 3.432E-05 4.99 1E-06
Lampiran 58 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 50 pada generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bemas Jumlah biji Jurnlah biji bemas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .718 .828 .990 .709 .455 .920 .969 201 .840 .014 .725
F 1.176 .622 .032 1.231 3.600 .26 1 .097 .744 .57 1 205.429 1.136
Dfl
df2
Sig.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
.358 .488 ,870 .348 ,154 .644 .776 .452 SO5 .001 .365
Lampiran 59 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 50 dalam generasi F5 dan F6 Min. D Squared Step
Peubah
1
Berat 100 biji
Statistik 256.786
Diantara kelompok F5 clan F6
Statistic dfl 205.429 1
Exact F df2 3
Sig. 7.361E-04
Lampiran 60 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 106 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen ~ i n ~ g tanaman jiJumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .266
F
dfl
df2
Sig. -
16.540
1
6
.007
Lampiran 61 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 106 dalam generasi F5 dan F6 Statistik step 1
Peubah Berat 100 biji
26.749
Min. D Squared Diantara Exact F kelompok Statistic dfl Df2 Sig. F5 dan F6 50.154 1 6.0003.975E-04
Lampiran 62 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 125 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat bijihinarnan
Wilks' Lambda .218
F
dfl
df2
Sig.
748.290
1
208
.OOO
Lampiran 63 Peubah yang dirnasu'kkan ciaiam silsilah nomor 125 dalam generasi F5 dan F6 Statistik Step Peubah 1 Umurpanen 2 Berat 100 biji 3 Jumlah cabang 4 Jumlah biji bernas 5 Tinggi tanaman
14.300 23.801 30.121 44.124 46.406
Min. D Squared Diantara Exact F kelompok Statistik dfl Df2 F5 dan F6 748.290 1 208 F5 danF6 619.738 2 207 F5 danF6 520.336 3 206 F5 dan F6 568.910 4 205 F5 danF6 476.332 5 204
Sig. 3.521E-20 ,000 7.837E-96 9.666-110 2.209-110
Lampiran 64 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 158 dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Wilks' Lambda .290 Umur panen Tinggi tanaman .622 .521 Jumlah cabang Jumlah buku .612 Jumlah buku subur .572 Jumlah polong .528 Jumlahpolongbernas .506 .500 Jumlah biji Jumlah biji bernas .488 Berat 100 biji .511 Berat biji per tanaman .286
F 85.736 21.301 32.242 22.188 26.229 31.259 34.136 34.971 36.655 33.510 87.449
dfl
df2
Sig.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
.OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO
Lampiran 65 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 158 dalam generasi F5 dan F6
Min.D Squared Statistik Step Peubah 1 Berat biji/tanaman 2 Umur panen 3 Jumlah cabang 4 Jumlah buku subur
9.630 24.250 44.687 53.623
Diantara kelompok F5 dan F6 F5 dan F6 F5 danF6 F5 dan F6
Statistic 87.449 106.961 127.540 111.303
Exact F df2
dfl 1 2 3 4
Sig. 35 2.266E-14 34 .OOO 33 3.069E-18 32 2.495E-18
Lampiran 66 Cjjr kesamaan rata-rata kelompok silsilah nomor 200 dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Wilks' Lambda Umur panen .362 Tinggi tanaman .665 Jumlah cabang .8 14 Jumlah buku .934 Jurnlah buku subur .961 Jumlah polong 1.ooo Jumlah polong bernas .997 Jumlah biji .981 Jumlah biji bernas .983 Berat 100 biji .489 Berat biji per tanarnan .704
F
df 1
dfL
Sia.
14.107 4.025 1.828 .564 .328 .ooo .023 .157 .I40 8.353 3.365
Lampiran 67 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 200 dalam generasi F5 dan F6
Min.D Squared Statistik Step Peubah 1 Umurpanen 2 Berat 100 biji
6.718 22.324
Diantara kelompok F5 dan F6 F5 dan F6
Exact F Sig. Statistic dfl df2 14.107 1 8 5.576E-03 20.510 2 7 1.183E-03
Lampiran 68 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Wilks' Lambda Umur panen .222 Tinggi tanaman .938 Jumlah cabang .573 Jumlah buku .968 Jumlah buku subur .996 Jumlah polong .876 Jumlah polong bernas .799 Jumlah biji .809 Jumlah biji bernas 316 Berat 100 biji .630 Berat biji/tanaman SO0
F
dfl
df2
Sig.
23 1.331 4.356 49.216 2.195 .274 9.334 16.553 15.586 14.878 38.716 66.061
1
66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
.OOO .041 .OOO .I43 .602 ,003 .OOO .OOO .OOO .OOO .OOO
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 69 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 250 dalam generasi F5 dan F6 Min. D Squared Statistik Step Peubah 1 Umurpanen 2 Berat 100 biji 3 Berat biji~tanaman 4 Jumlah polong 5 Jumlah polong bemas
14.210 20.863 27.660 33.959 40.378
Exact F kelompok Statistic dfl df2 F5 dan F6 231.331 1 66 F5 dan F6 167.244 2 65 F5 dan F6 145.549 3 64 F5 dan F6 131.928 4 63 F5 dan F6 123.499 5 62 Diantara
Lampiran 70 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 290 generasi F5 dan F6 Peubah Wilks' F dfl dfL Lambda .412 Umur panen 58.490 1 41 Tinggi tanaman .999 .031 1 41 Jumlah cabang .433 53.642 1 41 Jumlah buku .921 3.537 1 41 .901 Jurnlah buku subur 4.5 15 1 41 .960 Jumlah polong 1.708 41 1 .677 Jumlah polong bernas .984 1 41 Jumlah biji .984 ,648 1 41 Jumlah biji bernas .98 1 .80 1 1 41 .472 Berat 100 biji 45.862 1 41 Berat biji per tanaman .939 2.643 1 41
Sig. 7.275E-18 .OOO 1.536E-28 6.765E-30 6.996E-31
dalam Sig. .OOO .862 .OOO .067 .040 .I99 .415 .426 ,376 .OOO .I12
Lampiran 71 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 290 dalam generasi F5 dan F6 Statistik Step 1 2 3 4
Peubah Umur panen ~umlahcabang Berat biji per tanaman Berat 100 biji
11.329 48.020 85.993 101.027
Min. D Sauared Diantara Exact F kelompok Statistic dfl df2 Sig. F5 dan F6 58.490 1 41 4.058E-10 F5 dan F6 120.936 2 40 ,000 F5 dan F6 140.769 3 39 5.668E-21 F5 danF6 120.854 4 38 4.318E-21
Lampiran 72 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 297 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jurnlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji ~ e r abiji t per tanaman
Wilks' Lambda ,187 .995 .585 .874 .959 .995 .995 .970 .988 .496 .624
F
dfl
df2
Sig.
56.669 .068 9.240 1.871 .554 .064 .069 .405 .I56 13.207 7.825
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
.OOO .798 .009 .I95 .470 .804 .798 .536 .699 .003 .015
Lampiran 73 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 297 dalam generasi F5 dan F6 Min. D Squared Exact F Between Groups Statistic dfl df2 Sig. 15.741 F5 h F6 56.669 1 13 4.324E-06 25.093 F5danF6 41.693 2 12 3.964E-06 80.481 F5 h F 6 81.719 3 11 8.383E-08
Statistic step Peubah 1 Umur panen 2 Berat 100 biji 3 Jumlah buku
Larnpiran 74 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 307 dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Wilks' Lambda Umur panen .393 Tinggi tanaman .872 Jumlah cabang .636 .774 Jumlah buku Jumlah buku subur .763 Jumlah polong .834 Jurnlah polong bernas 379 Jumlah biji .937 Jurnlah biji bernas .959 Berat I00 biji .354 Berat biji per tanaman 337
F
dfl
df2
Sig.
54.109 5.160 20.068 10.228 10.893 6.990 4.817 2.370 1SO8 63.778 6.803
1 1
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
.OW .029
1
1 1 1 1 1 1 1 1
.OOO
.003 .002 .012 .035 .133 .228 .OOO .013
Lampirar, 75 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 307 dalam generasi F5 dan F6 Statistic Step Peubah 1 Berat 100 blji 2 Umur panen3 Berat biji per tanaman 4 Jumlah polong 5 Tinggi tanarnan
8.251 13.370 22.218 26.036 30.176
Min. D Squared Between Exact F Groups Statistic dfl df2 F5 dan F6 63.778 1 35 F5danF6 50.198 2 34 F5 danF6 53.974 3 33 F5 dan F6 45.999 4 32 F5 danF6 41.319 5 31
Sig. 1.398E-10 .OOO 7.769E-13 7.340E-13 8.244E-13
Lampiran 76 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 315 dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Wilks' Lambda Umur panen .292 Tinggi tanaman 1.OOO Jumlah cabang .704 Jumlah buku .921 Jumlah buku subur .796 Jumlah polong .929 Jumlah polong bernas .892 Jumlah biji .454 Jurnlah biji bernas .450 Berat 100 blJi .429 Berat biji per tanaman .057
F
dfl
df2
Sig. -
36.378 .006 6.3 11 1.293 3.842 1.148 1.822 18.031 18.368 19.940 250.327
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
.OOO .938 .024 .273 .069 .301 .197 .001 .OO 1 .OOO ,000
Lampiran 77 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 3 15 dalam generasi F5 dan F6 Statistic step Peubah 1 Berat biji per tanaman 2 Jumlah cabang 3 Umurpanen 4 Tinggi tanaman
70.926 103.280 270.406 471.779
Min. D Squared Between Exact F Groups Statistic dfl df2 F5 danF6 250.327 1 15 F5 danF6 170.109 2 14 F5 dan F6 275.708 3 13 F5 danF6 333.020 4 12
Sig. 9.122E-11 1.507E-10 4.782E-12 3.012E-12
Lampiran 78 Uji kesarnaan rata-rata silsilah nomor 3 19 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanarnan Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Wilks' Lambda .974
F .13 1
dfl
df2
Sig.
1
5
.732
Lampiran 79 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 3 19 dalam generasi F5 dan F6 Min. D Sauared Statistic Diantara Exact F step Peubah generasi Statistic dfl dt2 Sig. 1 Jumlah cabang 9.000 F5 dan F6 12.857 1 5 1.578E-02
Lampiran 80 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 3 53 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Wilks' F dfl df2 Sig. Lambda Umur panen Tinggi tanaman Jurnlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jurnlah biji bernas Berat 100 biji Berat biji per tanaman
Lampiran 8 1 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 353 dalam generasi F5 dan F6 Statistic step Peubah 1 Berat biji per tanaman 2 Jumlah biji 3 Umurpanen
10.325 36.182 41.519
Min. D Squared Diantara Exact F generasi Statistic dfl df2 Sig. F5 dan F6 93.736 1 36 1.688E-15 F5 dan F6 159.686 2 35 .OOO F5 danF6 118.669 3 34 4.281E-18
Lampiran 82 Uji kesamaan rata-rata silsilah nomor 359 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen ~ i ntanaman ~ ~ i Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bemas Berat 100 biji Berat biji per tanarnan
Wilks' Lambda .203
F
dfl
df2
Sig.
3 1.421
1
8
.001
Lampiran 83 Peubah yang dimasukkan dalam silsilah nomor 359 dalam generasi F5 dan F6
Min.D Sauared Statistic Step
EnteredIRemoved
Diantara generasi
Exact F Statistic dfl df2
Sig.
Lampiran 84 Uji peubah ganda kelompok seleksi pada generasi F5 dan F6 dengan Hotelling's test Value F Hypothesis df Error df Sig. Generasi F5 F6
1.304 3.167
14.137 62.630
27 27
878 1601
.OOO .OOO
Lampiran 85 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi dalam F5 Peubah
Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bemas
Wilks' F Lambda .973 2.775 .986 1.397 .789 26.624 .960 4.146 .889 12.407 .507 96.757 .461 116.592 .406 145.592 .417 139.188
dbl 3 3 3 3 3 3 3 3 3
db2
Sig.
302 .042 302 .244 302 .OOO 302 .007 302 .OOO 302 .OOO 302 .OOO 302 .OOO 302 .OOO
Lampiran 86 Peubah yang dimasukkan pada kelompok berdasarkan peubah seleksi dalam generasi F5 Min. D Squared
Diantara Step Peubah 1 Jurnlah biji
Statistik kelompok 1.270 1dm 4
Exact F Statistic dfl df2 Sig. 9.762 1 299 1.956E-03
Lampiran 87 Akar ciri F5 dan F6 berdasarkan seleksi Fungsi 1 2
Generasi F5 Akar % Kumu- Korelasi ciri ragam latif kanonik 1.464 98.2 98.2 .771 .026 1.8 100.0 .I60
Generasi F6 Akar % Kumu- Korelasi ciri ragam latif kanonik .713 84.0 84.0 .645 .I36 16.0 100.0 .346
Tahei 88 Struktur matriks kelompok berdasar kelompok seleksi Peubah Umur oanen Tiw; tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jurnlah biji bernas
Gen F5 Gen F6 -.031 .059 " .045" .382" .37ga .306" .I39 a .397 " -.267 a .479 " .859" .630 .905 "667 " .999 .916" .936 a -965
" Peubah yang tidak digunakan dalam analisis
Lampiran 89 Perbandingan pasangan kelompok seleksi dalam generasi F5 Klas
2 3 1.861 .OOO
1
F Sig. F Sig. F Sig. F Sig.
1
2 3 4
31.861 ,000 150.104 .OOO 6.536 .OOO
197.745 .OOO 18.862 .OOO
3 150.104 .OOO 197.745 .OOO
4 6.536 .002 18.862 .OOO 10.610 .OOO
10.610 .OOO
Lampiran 90 Uji kesamaan rata-rata keiompok seleksi dalam F6 Wilks' F dfl dfL Sig.
Peubah
Lambda Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
.986 943 .934 .904 350 .732 .704 .629 .597
Lampiran 91 Peubah yang dimasukkan pada keiompok berdasarkan peubah seleksi dalam generasi F6
Step Peubah 1 Jumlah bilji bernas 2 ~umlah~&lon~
Min. D Sauared Diantam Exact F Statistic kelompok Statistic dfl df2 Sig. 2.924 3 dan 4 17.119 1 307 4.539E-05 3.672 2 dan 4 90.319 2 306 .OOO
Lampiran 92 Perbandingan pasangan kelompok berdasarkan peubah seleksi dalam generasi F6 Klas 2 3 4
2
F Sig. F Sig. F Sin.
61.688 .000 90.319 .OOO
3 61.688 .OOO
34.806 .OOO
4 90.319 .OOO 34.806 .OOO
Lampiran 93 Uji peubah ganda generasi F5 dan F6 dalam kelompok seleksi dengan Hotelling's test Seleksi Kelompok 2 ~elompok3 Kelompok 4
Value 40.400 2.500 1.131
F 50.35 1 10 24.462
Hypothesis df 9 11 11
Error df 103 44 238
Sig. .OOO .OOO .OOO
Lampiran 94 Uji kesamaan rata-rata kelompok 2 pada generasi F5 dan F6 Peubah Wilks' F dfl df2 Sig. Umur panen in^^;tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jurnlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jurnlah biji bernas
Lambda .307
251.109
1
111
.OOO
Lampiran 95 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 2 dalam generasi F5 dan F6
Step Peubah 1 Umurvanen 2 ~uml&cabang 3 Jumlah biji bernas 4 Tinggi tanaman
Min. D Squared Diantara Exact F Statistic generasi Statistic dfl df2 Sig. 8.444 F5 dan F6 236.283 1 111 6.121E-19 14.589 F5 dan F6 202.280 2 110 .OOO 15.631 F5danF6 143.170 3 109 1.149E-37 16.560 F5 dan F6 112.714 4 108 1.230E-37
Lampiran 96 Struktur matriks kelompok seleksi dalam generasi F5 dan F6 Peubah
Kelompok 2 3 4 Umur panen .714 .013 .769 .125 .005a .143a Tinggi tanaman Jumlah cabang .455 .452 .464 Jumlah buku .059" -.119" -.005" Jumlah buku subur -.025" -.056" -.012" Jumlah polong .062" .259" .068" Jumlah polong bernas .OIOa .224 .044" Jurnlah biji .0Ola -.155" -.049" Jumlah biji bernas -.010 -.I15 -.029 Canonical correlation .898 .822 .704 F level of significance .OOO O . OO .OW Keragaman 1.000 1.000 1.000 a Peubah yang tidak digunakan dalarn analisis
Lampiran 97 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi 3 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jurnlah polong berms Jumlah biji Jumlah biji bemas
Wilks' Lambda .612
F
dfl
df2
Sig.
34.213
1
54
.OOO
Lampiran 98 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 3 dalam generasi F5 dan F6
Min.D Squared Diantara step Peubah Statistic generasi Statistic 1 Umur panen 6.386 F5 danF6 34.213 2 Jumlahcabang 10.489 F5 dan F6 27.576 3 Jumlah biji bemas 16.222 F5 dan F6 27.895 4 Jumlah polong bernas 20.992 F5 dan F6 26.552
Exact F dfl df2 1 54 2 53 3 52 4 51
Sig. 2.960E-07 6.187E-09 6.655E-11 5.878E-12
Lampiran 99 Uji kesamaan rata-rata kelompok seleksi 4 dalam generasi F5 dan F6 Peubah Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
Wilks' Lambda .632 .994 325 .992 .997 1.OOO 1.000 1.OOO .999
F 144.179 1.546 52.508 2.023 .792 .I14 .012 .081 .212
dfl
df2
Sig.
1 1 1 1 1 1 1 1 1
248 248 248 248 248 248 248 248 248
.215 ,000 .I56 .374 .736 .913 .776 .646
.OOO
Lampiran 100 Peubah yang dimasukkan pada kelompok silsilah 4 dalam generasi F5 dan F6
step Peubah 1 Umurpanen 2 Jumlah cabang 3 Jumlah biji be-m
Statistic 18.618 27.291 31.457
Min. D Sauared Diantara Exact F generasi Statistic dfl df2 Sig. F5 danF6 144.179 1 248 1.652E-20 F5 dan F6 105.244 2 247 4.441E-14 F5 dan F6 80.546 3 246 5.107E-15
Lampiran 101 Akar ciri dan korelasi kanonik silsilah dalam F5 Silsilah No akar Akar ciri Pct. Canon.Cor Sq. Cor Semua
1
29.953
99.789
.984
.968
Lampiran 102 Analisis pengurangan dimensi kelompok silsilah dalam F5 Seleksi Akar Wilks L. F Hypoth. DB DB galat Sig. of F Semua
1ke2
.03038
153.68991
18.00
584.00
,000
Lampiran 103 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F5 Peubah Seleksi
Silsilah Seluruh 14 125 158 250 307 353 Berat 100 biji -.465 -.277 -0.324 -.742 -.512 -.573 .811 Berat biji per tanaman .910 .900 0.903 -.878 .955 .927 -.972
Lampiran 104 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F5 Peubah Konkomitan Umur panen ~ i ntanaman ~ ~ i Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
Seluruh .042
Silsilah 14 125 158 .345 -.076 -.257
Lampiran 105 Koefisien korelasi kanonik kelompok silsilah dalam F5 Peubah Seleksi
250 307 .032 ,223
peubah
353 -. 187
seleksi
Silsilah Seluruh 14 125 158 250 307 353 Berat 100 biji -.415 -.443 -.433 .508 -.512 -.385 .308 Berat biji per tanaman .887 .975 .952 -.710 .955 .841 -.771
Lampiran 106 Koefisien korelasi kanonik peubah konkornitan kelompok silsilah dalam F5 Peubah Konkomitan Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biii bernas
Seluruh .011
14 .024
125 .002
Silsilah 158 .05 1
250 .008
307 .007
353 .033
Lampiran 107 Akar ciri dan korelasi kanonik silsilah dalarn F6 Silsilah
Sernua
No akar 1
Akar ciri 60.125
Pct. 99.750
Canon.Cor Sq. Cor .992 .984
Lampiran 108 Analisis pengurangan dimensi kelompok silsilah dalam F6 Seleksi Akar Semua 1 ke2 2 ke 2 14 1 ke2 2 ke 2 125 1ke2 2 ke 2 158 1ke2
Wilks L. F Hypoth. .01422 245.41332 .86896 5.65497 .00651 32.92245 .48358 3.60417 .00513 144.04490 .80874 2.98570 .00037 56.99095
DB DB galat Sig. of F 18.00 598.00 .000 8.00 300.00 .OOO 18.00 52.00 .OOO 8.00 .006 27.00 18.00 200.00 .000 8.00 101.00 .005 18.00 20.00 .OOO
Lampiran 109 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F6 Peubah Seleksi Semua Berat 100 biji Berat biji per tanaman
-.607 .940
14 1 -.615 .846
125 2 .788 .533
-.451 .933
Silsilah 158 1 2 -.010 1.000 .897 .443
250
290
353
-.438 .851
-.558 .754 .966 -.967
Lampiran 110 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok silsilah dalam F6 Peubah Seleksi
Semua Umur panen Tinggi tanaman Jumlahcabang Jumlah buku Jumlah buku S U ~ W Jumlah polong Jumlahpolongbernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
.I44 .451 .415 SO6 .613 .856 .881 .980 .999
14
125 2 .533 -.024 -.I42 -.419 -.225 .600 .610 -.218 -.091
1 -.010 .434 .330 .431 .375 .417 -506 .770 .994
.042 .327 .416 .210 .324 .795 .856 .975 .999
Silsilah 158 1 2 .302 -.234 .I75 .339 .318 .408 .I99 .I69 .199 .096 .846 .505 .858 .456 .960 .I56 .999 .015
250
290
353
-.a1 .276 .362 .325 .399 .717 .771 .970 .997
-.388 .028 .776 .441 .617 .954 .963 .989 .996
-.651 -.746 -.397 -.320 -.469 -.946 -.923 -.979 -.989
Lampiran 111 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok silsilah dalam F6 Peubah Seleksi Semua Berat 100 biji Berat bijipertanamau
-.356 .833
14 1 -.536 .792
Silsilah 158 1 2 -.363 -.491 .995 .897 1.110 .011 125
2 .850 .618
250
290
353
-.528 .904
-.273 .878
,308 -.794
Lampiran 112 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok silsilah dalam F6 Peubah Seleksi
Silsilah Semua
Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku S U ~ U Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
-.008 -.006 -.003 .008 .011 -.073 .144 -.028 .958
125
14 1 -.021 -.007 -.018 -.036 -.003 -.047 .I65 -.055 1.010
2 .254 -.037 .lo9 -.856 .388 -.I80 1.048 -.361 .029
.004 .017 .012 .005 -.O12 -.227 .192 .073 .938
158 1 -.011 -.030 -.023 -.051 .048 .I63 -.I31 -.I19 1.106
250
290
353
2
-.038 .I16 .075 .781 -.793 2.505 -.695 -.415 -1.154
.024 .057 -.027 .018 -.011 -.019 .I11 .052 -.lo7 -.026 -.304 .233 .280 -.I52 .084 -.420 .942 1.375
,025 -.023 .031 .495 -.479 -.265 .372 -.I49 -.902
Lampiran 113 &ar ciri dan korelasi kanonik kelompok seleksi dalam F5 Kelompok No akar 1 1
Akar ciri 89.910
Pct. 99.949
Cum. Pct. Canon.Cor Sq. Cor 99.949 .994 .989
Lampiran 114 Analisis pengurangan dimensi kelompok seleksi dalam F5 Seleksi Akar 1 1 ke2
Wilks L. F Hypoth. .01051 180.89290
DB DB galat Sig. of F 18.00 372.00 .000
Lampiran 115 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F5 Peubah seleksi
Kelompok seleksi 1
2
-
3
Berat 100 biji -.508 -.593 -.457 Berat biii uer tanaman ,822 .851 .879
Lampiran 116 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F5 Peubah konkomitan Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah bii i bernas
Kelompok seleksi 1 2 3
Lampiran 1 17 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok seleksi dalam F5 Peubah seleksi
Kelompok seleksi
1 2 3 Berat 100 biji -.571 -.527 -.477 Berat biji per tanaman 263 308 390
Lampiran 118 Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok seleksi dalam F5 Peubah konkomitan Umur panen
Kelom~okseleksi 1 -.006
2 .018
3 .006
~in~~i-tanaman
Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
Lampiran 119 Akar ciri dan korelasi kanonik kelompok seleksi dalam F6 Kelompok No akar Akar ciri 2 1 120.312
Pct. 99.856
Cum. Pct. Canon.Cor Sq. Cor 99.856
.996
.992
Lampiran 120 Analisis pengurangan dimensi kelompok seleksi dalam F6 Seleksi Akar Wilks L. 2 l k e 2 .00702
F Hypoth. 61.94269
DB 18.00
DB galat Sig. of F 102.00
.000
Lampiran 121 Korelasi peubah seleksi dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F6 Peubah Kelomaok seleksi seleksi 2 4 Berat 100 biji .774 -.486 Berat biji per tanaman -24 1 .914
Lampiran 122 Korelasi peubah konkomitan dengan peubah kanonik kelompok seleksi dalam F6 Peubah konkomitan Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong beJumlah biji Jumlah biji bernas
Kelom~okseleksi 2 4 ,087 .125
Lampiran 123 Koefisien korelasi kanonik peubah seleksi kelompok seleksi dalam F6 Peubah Kelom~okseleksi seleksi 2 4 Berat 100 biii .569 -.406 Berat biji tanaman -.665 378
Lampiran 124
Koefisien korelasi kanonik peubah konkomitan kelompok seleksi dalam F6 Peubah konkomitan
Umur panen Tinggi tanaman Jumlah cabang Jumlah buku Jumlah buku subur Jumlah polong Jumlah polong bernas Jumlah biji Jumlah biji bernas
Kelompok seleksi