Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: • Bulan kering (BK): Bulan dengan C < 100 mm. • Bulan Lembab (BL : Bulan dengan CH antara 100-200 mm. • Bulan Basah (BB) : Bulan dengan CH > 200 mm
III.BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur pada bulan Mei 2005 sampai November 2006. Pengumpulan data dilakukan di Dinas Pertanian dan survey dilakukan di lokasi studi sebagai pembanding. 3.2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data produksi dan produktivitas tanaman pertanian utama tiap kecamatan tahun 1999-2005 (Sumber: Dinas Pertanian) 2. Data ketinggian seluruh kecamatan di kabupaten Cianjur (Sumber : BPS Cianjur, 2003) 3. Data curah hujan bulanan tahun 2000-2004 untuk Kecamatan Sindangbarang, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Pacet (Sumber: BPP, Kecamatan) 4. Data potensi kecamatan Alat yang digunakan: 1. Altimeter 2. Seperangkat komputer 3.3. Metode Penelitian. Penelitian ini secara umum terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama adalah pengumpulan data sekunder yang diperlukan diantaranya data produksi (ton) dan produktivitas (ton/ha/tahun) tanaman pertanian, data potensi kecamatan, data curah hujan, dan data ketinggian tempat (m dpl) tiap kecamatan dicatat dari monografi BPS dan dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan altimeter. Tahapan kedua adalah melakukan analisis ketinggian tempat berdasarkan potensi lahan pertanian. Tahap ketiga adalah melakukan observasi lapang (survey) untuk mengetahui kondisi dilapangan yang digunakan sebagai pembanding dan pelengkap data. Tahap keempat adalah analisis data diantaranya analisis kondisi iklim
lokasi studi dan pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas tanaman pertanian utama.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perubahan Suhu Udara Terhadap Ketinggian Tempat di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil penelitian Sakaida Kiyotaka, Heny Suharsono dan Arifin Hadi Susilo pada tahun 1999 – 2001 Lapse Rate di kabupaten Cianjur pada musim kering (MeiSeptember) sebesar 0,59oC/100m dan pada musim hujan (Oktober-Februari) sebesar 0,47oC/100m. Jadi rata-rata lapse rate untuk Cianjur sebesar 0,53oC/100m. Suhu rata-rata tahunan di kabupaten Cianjur 21oC, sedangkan suhu rata-rata musim kering dan musim hujan sama sebesar 21oC pada ketinggian 1250 mdpl (lampiran 24). Persamaan Brak (1929) Tz1 = (26,3 – 0,61 x h ) oC Jika Tz1 = 210C (Suhu rata-rata tahunan) Lapse rate = 0,53oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Tt) 21 = (Tt – 0,53 x 12,5) oC 21 = (Tt – 6,625) oC Tt = 21 + 6,625 oC Tt = 27,625 oC Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 27,6 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) : Tz1 = (27,6 – 0,53 x h ) oC Jika Tz2 = 210C (Suhu rata-rata musim kering) Lapse rate = 0,59oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Tk) 21 = (Tk – 0,59 x 12,5) oC 21 = (Tk – 7,375) oC Tk = 21 + 7,375 oC Tk = 28,375 oC Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 28,4 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) : Tz1 = (28,4 – 0,59 x h ) oC
3
Tz1 = (26,9 – 0,47 x h ) oC 4.2.Analisis Pembagian Ketinggian Tempat Berdasarkan Potensi Lahan Pertanian. Menurut Potensi Kecamatan Pacet (2004), ketinggian tempat maksimum yang dapat ditanami tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur adalah 1500 m dpl. Oleh karena itu, ketinggian yang ditanami tanaman pertanian berkisar antara 0-1500 m dpl. Dari hasil yang diperoleh ternyata, data sekunder dan data primer ketinggian tempat tiap kecamatan di kabupaaten Cianjur tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan data ketinggian tempat tersebut, kecamatan-kecamatan di Cianjur dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: Tabel 1. Kelas Empat Ketinggian Tempat No
Kelas Ketinggian (m dpl )
1
0 – 300
2
301 – 600
3
601 – 900
4
> 900
Kecamatan Agrabinta Sindangbarang Cidaun Karangtengah Cianjur Pagelaran Sukaresmi, Sukanagara Campaka Campaka Mulya Pacet
Luas (ha) 29.477 16.795 32.073 3.925 2.344 23.550 11.331 16.484 13.930 5.611 11.204
Pengelompokan ketinggian selang 300 m dpl dengan lapse rate 0,53o C/100 m akan menyebabkan perbedaan suhu udara 1,6 o C. Hal ini telah mulai memberikan pengaruh terhadap proses metabolisme dan membawa dampak pada perbedaan produksi. 4.3. Keadaan Khusus di Empat Lokasi Contoh Ketinggian 4.3.1. Kecamatan Sindangbarang (0 – 280 m dpl) Kecamatan Sindangbarang terletak di daerah pantai selatan dengan jarak 110 km
dari ibukota kabupaten Cianjur. Batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah Utara Kecamatan Cibinong Sebelah Timur Kecamatan Cidaun Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah Barat Kecamatan Agrabinta Luas wilayah sindangbarang 16.795 ha mencakup 9 desa, yang terdiri dari 932 ha sawah dan lahan darat 15.863 ha. Jenis tanah di Sindangbarang sebagian besar asosiasi regosol, dengan tingkat keasaman tanah pH 4,5-6,5. ketinggian tempat 0-275 mdpl serta topografi 50% datar, 26% bergelombang dan 24% berbukit. Jumlah penduduk Sindangbarang terdapat 48.168 orang, terdiri dari 24.270 orang laki-laki dan 23.898 orang perempuan. Dari jumlah penduduk Sindangbarang terdapat 11.111 KK (Kepala Keluarga) tani dan 1.621 KK non tani. Beberapa pola tanam di Sindangbarang: a) Padi-Padi-Bera b) Padi- Palawija-Bera c) Palawija- Palawija-Bera Tabel 2. Penggunaan Lahan Sindangbarang Pengunaan Tanah Luas Sawah pengairan teknis pengairan ½ teknis pengairan pedesaan sawah tadah hujan Lahan darat pekarangan tegal/kebun perkebunan rakyat hutan rakyat kolam Sumber: BPP Sindangbarang, 2005
Luas (Ha) 88 844 886 9.708 2.797 2.463 9
700 600 500 mm
Jika Tz3 = 210C (Suhu rata-rata musim hujan) Lapse rate = 0,47oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Th) 21 = (Th – 0,47 x 12,5) oC 21 = (Th – 5,875) oC Th = 21 + 5,875 oC Th = 26,875 oC Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 26,9 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) :
400 CH
300 200 100 0 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES BULAN
Gambar 1. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sindangbarang Tahun 2000-2004
Kecamatan Sindangbarang termasuk dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Sindangbarang sangat signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Desember dan yang terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan SchmidthFerguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Sindangbarang terdapat 6 Bulan Basah (BB) dan 3 Bulan Kering (BK).
4
Sedangkan menurut Oldeman terdapat 4 Bulan Basah dan 4 Bulan Kering (gambar 1). 4.3.2. Kecamatan Pagelaran (300-1650 m dpl) Kecamatan Pagelaran terletak di wilayah bagian tengah kabupaten Cianjur. Jarak dari ibukota kabupaten Cianjur 60 km. batas wilayah Pagelaran sebagai berikut : Sebelah Utara Kecamatan Sukanagara Sebelah Timur Kabupaten Bandung Sebelah Selatan Kecamatan Tanggeung Sebelah Barat Kecamatan Kadupandak Jumlah penduduk kecamatan Pagelaran sebanyak 83.108 orang dengan jumlah lakilaki 42.897 orang dan perempuan 40.211 orang. Luas wilayahnya 23.550 ha yang terdiri dari luas sawah 5651 ha dan luas lahan darat 17.899 ha. Topografi daerah Pagelaran 15% datar, 45% miring, dan 40% bergelombang. Jenis tanah Pagelaran 65% merupakan podsolik merah kuning, 20% grumosol dan 15% latosol. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) padi-padi-padi b) padi-padi-palawija c ) padi-palawija-palawija Tabel 3. Penggunaan Lahan Pagelaran Pengunaan Tanah Luas Sawah pengairan teknis pengairan ½ teknis pengairan pedesaan sawah tadah hujan Lahan darat pekarangan tegal/kebun perkebunan rakyat hutan rakyat kolam lainnya Sumber: BPP Pagelaran, 2005
Luas (Ha) 1.095 1.612 1.251 1.693 698 3.022 5.910 1.914 999 5356
700 600
mm
500 400 CH
300 200 100
bulan Juli. Berdasarkan Schmidth-Ferguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 10 BB dan 1 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 1 Bulan Kering (gambar 2). 4.3.3. Kecamatan Sukaresmi (560-920 m dpl) Kecamatan Sukaresmi terletak di wilayah bagian utara kabupaten Cianjur. Wilayah ini meliputi 11 desa dan 60 kedusunan dengan batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah Utara Kabupaten Bogor Sebelah Timur Kec. Cikalong Kulon Sebelah Selatan Kecamatan Mande Sebelah Barat Kecamatan Pacet Kecamatan Sukaresmi merupakan dataran tinggi dengan ketinggian antara 560920 m dpl, topografi dataran sebagian berbukit dengan luas daerah keseluruhan 13.331 ha yang terdiri dari lahan sawah 2601 ha dan lahan darat 10.730 ha (sawah 20% dan darat 80%). Jenis tanah alluvial assosiasi latosol (5% : 95%). Jumlah penduduk di kecamatan Sukaresmi pada bulan Desember 2004 tercatat 75.457 orang yang terdiri dari laki-laki 38.304 orang dan perempuan 37.153, dengan jumlah KK seluruhnya 17.915 KK. Dari jumlah tersebut terdiri dari 12.580 KK tani dan 5.335 KK non tani. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) Padi-padi-palawija b) Padi-palawija/sayuran c) Palawija-sayuran Tabel 4. Penggunaan Lahan Sukaresmi Pengunaan Tanah Luas Sawah pengairan teknis pengairan ½ teknis pengairan pedesaan sawah tadah hujan Lahan darat pekarangan tegal/kebun perkebunan rakyat Kolam Lainnya Sumber BPP Sukaresmi, 2005
Luas (Ha) 263 2.177 161 268 4.636 910 58 3.792
700
0 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
600
BULAN
Kecamatan Pagelaran sepertinya termasuk dalam kategori pola hujan jenis lokal. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Pagelaran tidak terlalu signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Ratarata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan terendah pada
500 mm
Gambar 2. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pagelaran Tahun 2000-2004
400 CH 300 200 100 0 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES BULAN
Gambar 3. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sukaresmi Tahun 2000-2004
5
4.3.4. Kecamatan Pacet (920-2962 m dpl) Kecamatan Pacet terletak di wilayah bagian utara kabupaten Cianjur. Jarak dari ibukota kabupaten Cianjur 20 km. batas wilayah Pacet sebagai berikut : Sebelah Utara Kabupaten Bogor Sebelah Timur Kecamatan Sukaresmi Sebelah Selatan Kecamatan Cugenang Sebelah Barat Kabupaten Sukabumi Jumlah penduduk kecamatan Pacet sebanyak 182.278 orang dengan jumlah lakilaki 93.527 orang dan perempuan 88.751 orang. Luas wilayahnya 11.204 ha yang terdiri dari luas sawah 760 ha dan luas lahan darat 10.444 ha. Topografi daerah Pacet 15% datar,
50% miring, dan 35% bergelombang. Wilayah ini memiliki ketinggian tempat diatas 880 mdpl. Jenis tanah Pacet alluvial dan latosol. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) padi-padi-palawija b) palawija-sayuran c) sayuran-sayuran Kecamatan Pacet termasuk dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Pacet cukup signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan Schmidth-Ferguson curah hujan rata-rata dari
tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 10 BB dan 1 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 1 Bulan Kering (gambar 4). Tabel 5. Penggunaan Lahan Pacet Pengunaan Tanah Luas Sawah pengairan teknis pengairan ½ teknis pengairan pedesaan sawah tadah hujan Lahan darat pekarangan tegal/kebun perkebunan rakyat hutan rakyat kolam lainnya
Luas (Ha) 280 390 90 855 3.059 1.512 1.169 103 3.746
Sumber: BPP Pacet, 2005 700 600 500 mm
Kecamatan Sukaresmi termasuk dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Sukaresmi cukup signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan Schmidth - Ferguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 9 BB dan 2 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 2 Bulan Kering (gambar ).
400 CH
300 200 100 0 JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOP DEC BULAN
Gambar 4. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pacet Tahun 2000-2004
4.4. Hubungan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama dengan Ketinggian Tempat 4.4.1. Padi Jika dilihat berdasarkan ketinggian tempat produksi rata-rata padi terbesar di Cianjur terdapat di kecamatan Pagelaran sebesar 43.106 ton (1999-2003) dan meningkat menjadi 53.274 ton (2004-2005). Peningkatan produksi tersebut diiringi dengan bertambahnya luas tanam, luas panen dan peningkatan penerapan teknologi pertanian di kecamatan Pagelaran dari 63% menjadi 72% (Tabel 6). Berbeda dengan kecamatan lain, Pagelaran merupakan daerah yang memiliki
6
dan jagung dalam bentuk pipilan. Di daerah dataran tinggi jagung manis biasanya dikonsumsi manusia dalam bentuk tongkol. Jika dilihat dari tahun 1999-2003 dan 20042005 terjadi peningkatan produktivitas yang disebabkan peningkatan penerapan teknologi, akan tetapi perubahan tersebut tidak mengubah bentuk kurva produktivis pada tahun 1999-2003 dan 2004-2005. Meskipun terjadi perbedaan jenis dan bentuk pengukuran, ketinggian tempat cukup memberikan pengaruh terhadap produktivitas tanaman jagung di Cianjur. 4.10 3.80 3.50 Ton/Ha/Tahun
lahan sawah paling luas jika dibandingkan dengan kecamatan lain. Dengan demikian, Pagelaran merupakan salah satu sentra produksi di Kabupaten Cianjur. Produksi ratarata padi kecamatan Sindangbarang sebesar 7.573 ton (1999-2003) dan 8.898 ton (20042005), kecamatan sukaresmi sebesar 13.218 ton (1999-2003) dan 22.096 ton (2004-2005), dan kecamatan Pacet sebesar 3.486 ton (19992003) dan 2.854 ton (2004-2005). Produktivitas tanaman padi di kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dengan bertambahnya ketinggian tempat sampai pada ketinggian maksimum yaitu dengan ketinggian antara 560 – 920 m dpl di kecamatan Sukaresmi (gambar 5). Produksi turun kembali dengan bertambahnya ketinggian tempat. Dengan demikian, bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan perbedaan produktivitas rata-rata padi di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,12 ton/ha/tahun.
3.20
Rat 99-03 Nasional
2.90
Rat 04-05
2.60 2.30 2.00 0 - 300
301 - 600
601 - 900
> 901
m dpl
Gambar 6. Grafik Rata- rata Produktivitas Jagung Pada empat ketinggian Tempat
5.60
5.20 Rat 99-03 Nasional
5.00
rat 04-05 4.80 4.60 4.40 0 - 300
301 - 600
601 - 900
> 901
m dpl
Gambar 5. Grafik Rata- rata Produktivitas Padi pada empat ketinggian Tempat
Untuk tanaman padi di Cianjur dengan bertambahnya ketinggian sampai ke ketinggian maksimum tidak menyebabkan produktivitasnya menjadi maksimum. Hasil Padi optimum terdapat pada ketinggian ratarata 750 mdpl, yaitu di kecamatan Sukaresmi. Jika dilihat dari gambar diatas secara keseluruhan produktivitas tanaman padi di tiap ketinggian tempat Cianjur berada diatas rata-rata produktivitas nasional 4,57 ton/ha/tahun. Tanaman padi di Kabupaten Cianjur merupakan tanaman pertanian utama. 4.4.2. Jagung Produktivitas tanaman jagung di Cianjur tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan dengan berubahnya ketinggian tempat pada daerah dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi terjadi perubahan signifikan (gambar 6). Berdasarkan hasil survei di lapangan di temukan perbedaan pemanfaatan hasil produksi jagung. Pada daerah dataran rendah merupakan jagung jenis hibrida yang digunakan untuk pembuatan makanan ternak
Dengan demikian, penurunan suhu ratarata tahunan sebesar 1,6oC atau perubahan ketinggian tempat 300 m cukup memberikan pengaruh di dataran tinggi dan dataran rendah terhadap produktivitas rata-rata tanaman jagung di Cianjur. Tanaman jagung di Cianjur biasanya merupakan bagian dari rotasi tanaman padi di dataran rendah dan sayuran di dataran tinggi. Tanaman jagung di Cianjur tidak dijadikan sebagai tanaman pertanain utama. 4.4.3. Kedelai 1.40
1.30 Ton/Ha/Tahun
Ton/Ha/Tahun
5.40
Rat 99-03
1.20
Nasional Rat 04-05
1.10
1.00
0.90 0 - 300
301 - 600
601 - 900
> 901
m dpl
Gambar 7. Grafik Rata- rata Produktivitas Kedelai Pada empat Ketinggian Tempat
Produktivitas kedelai di Cianjur berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat. Dengan demikian, bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan penurunan produktivitas rata-rata kedelai di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,04 ton/ha/tahun tahun 1999-2003. Pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan produktivitas tanaman kedelai di setiap ketinggian atau
7
kecamatan. Hal tersebut karena adanya peningkatan penerapan teknologi pertanian secara menyeluruh di tiap kecamatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahun 2004-2005 di kabupaten Cianjur bertambahnya ketinggian tempat sebesar 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC menyebabkan penurunan tingkat produktivitas tanaman kedelai. Hal yang sama terjadi pada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, ketinggian tempat memberikan pengaruh terhadap perubahan produktivitas tanaman kedelai di Cianjur. Produktivitas tanaman kedelai tertinggi terdapat di daerah dataran rendah tepatnya berada di kecamatan Sindangbarang sebesar 1,32 ton/ha/tahun. Dan hanya di kecamatan Sindangbarang dan Sukanagara produktivitasnya diatas produktivitas nasional. Secara keseluruhan produktivitas tanaman kedelai di Cianjur masih dibawah rata-rata produktivitas nasional sebesar 1,3 ton/ha/tahun. Hal tersebut menyebabkan perlunya usaha yang lebih dalam meningkatkan penerapan teknologi pertanian untuk tanaman kedelai agar dapat dijadikan sebagai tanaman pertanian utama. 4.4.4. Kacang Tanah 1.28
Ton/Ha/Tahun
1.25 1.22 Rat 99-03 Kabupaten
1.19
Rat 04-05 1.16 1.13 1.10 0 - 300
301 - 600
601 - 900
> 900
m dpl
Gambar 8. Grafik Rata- rata Produktivitas Kacang Tanah Pada empat Ketinggian Tempat
Produktivitas kacang tanah berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat. Bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan penurunan produktivitas rata-rata kacang tanah di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,06 ton/ha/tahun (gambar 8). Peningkatan penerapan teknologi pertanian untuk kacang tanah tidak mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan. Pada ketinggian diatas 900 m dpl kacang tanah tidak dilakukan penanaman. Pada daerah tersebut para petani dan ppl sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa kacang tanah tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada dataran tinggi. Jika dilihat dari produktivitasnya hanya di kecamatan Sindangbarang produktivitas kacang tanah
diatas rata-rata kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, kecamatan Sindangbarang dijadikan sentra penanaman kacang tanah di kabupaten Cianjur.
V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis iklim baik menurut Schmidth-Ferguson maupun Oldeman, Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten yang sangat berpotensi untuk ditanami tanaman pertanian utama. Hal ini dapat dilihat dari segi ketersediaan airnya, dimana Kabupaten Cianjur memiliki jumlah bulan kering yang relatif sedikit. Kabupaten Cianjur memiliki topografi yang sangat beragam. Ketinggian tempat maksimum yang dapat ditanami tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Analisis pengaruh produktivitas tanaman pertanian utama terhadap ketinggian di Kabupaten Cianjur dapat diwakili oleh empat kecamatan diantaranya: Sindangbarang, Pagelaran, Sukaresmi dan Pacet. Secara umum, produktivitas tanaman padi meningkat sering dengan bertambahnya ketinggian. Produktivitas padi Optimum terdapat pada ketinggian 600 – 900 m dpl, sedangkan untuk jagung, kedelai dan kacang tanah produktivitas akan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya ketinggian tempat. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah dilakukan dengan cara peningkatan penerapan teknologi pertanian. Dari tahun 1999-2003 dan 2004-2005 terjadi peningkatan penerapan teknologi pertanian rata-rata sebesar 8 % di tiap kecamatan. Pada berbagai ketinggian tempat produktivitas tanaman padi selalu berada diatas produktivitas nasional, sedangkan untuk kedelai, jagung dan kacang tanah tidak demikian. Pada ketinggian tertentu produktivitasnya masih dibawah produktivitas nasional. Hal tersebut menjadikan tanaman padi sebagai tanaman pertanian utama untuk Kabupaten Cianjur, sedangkan untuk kedelai, kacang tanah dan jagung hanya sebagai tanaman rotasi bagi tanaman padi. Berdasarkan analisis pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas ternyata bertambahnya ketinggiaan tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1.6 o C akan berpengaruh terhadap produktivitas
8